PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
WINDI RAHMASARI
A1I1 17 059
OLEH
WINDI RAHMASARI
A1I1 17 059
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahaui,
a.n. Dekan FKIP
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................... 6
A. Kajian Teori................................................................................... 6
1. Pembelajaran Matematika............................................................... 6
2. Hasil Belajar ................................................................................... 7
3. Sikap Disiplin.................................................................................. 9
a. Pengertian Sikap Disiplin......................................................... 9
b. Macam-macam Sikap Disiplin.................................................. 11
c. Ciri-ciri Sikap Disiplin.............................................................. 12
4. Fasilitas Belajar................................................................................. 13
a. Pengertian Fasilitas Belajar ........................................................ 13
b. Fasilitas Belajar Sebagai Sarana dan Prasarana.......................... 14
c. Macam-macam Fasilitas Belajar................................................. 15
B. Penelitian Relevan........................................................................... 17
C. Kerangka Berfikir............................................................................ 18
ii
D. Hipotesis.......................................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 21
A. Jenis Penelitian................................................................................ 21
B. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 21
C. Populasi dan Sampel....................................................................... 21
D. Variabel Penelitian.......................................................................... 22
E. Instrumen Penelitian....................................................................... 23
F. Validasi dan Reabilitas .................................................................. 26
G. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 28
H. Teknik Analisis Data....................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 36
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... 40
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini sudah mengalami
banyak kemajuan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
kemakmuran penduduknya terutama dalam pendidikan. Namun, dibalik keberhasilan
itu masih terdapat kekurangan yang terletak pada rendahnya hasil belajar matematika.
Realita menunjukkan hasil belajar belum sesuai harapan, sehingga perlu ditingkatkan.
Pendidikan adalah proses yang mana seseorang diajar bersikap setia dan taat
dan juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pernyataan tersebut merupakan salah
satu konsep pendidikan yang menekankan betapa penting dan kuatnya peranan
pendidikan dalam pembinaan manusia. Artinya pendidikan sebagai suatu kegiatan
pembinaan sikap dan mental yang akan menentukan tingkah laku seseorang.
Pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas dan
bertanggung jawab serta mampu mengantisipasi masa depan. Sekolah sebagai
lembaga formal merupakan tempat yang paling memungkinkan seseorang
meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah membina generasi muda yang
dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat.
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar. yang mempunyai peran penting
dalam dunia pendidikan. Matematika diberikan kepada siswa agar tertata nalar nya
dalam kehidupan kelak (Soedjadi, 2000:45).
1
tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang tidak kompeten. Hasil belajar
matematika yang belum memuaskan dilihat dari penurunan nilai rata-rata Ulangan
Akhir Semester (UAS) kelas VIII tahun 2020 dimana terdapat penurunan 0,17%
sehingga rata rata nilai UAS menjadi 54,06. Oleh karena itu, perlu dilakukan cara
untuk meningkatkan hasil belajar matematika.
Hasil belajar merupakan indikator yang penting dalam proses belajar
mengajar, karena dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui tercapainya
kompetensi yang telah ditetapkan. Menurut Sudjana (2012: 22) hasil belajar adalah
suatu kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar juga sebagai objek penilaian yang pada hakikatnya menilai penguasaan
siswa terhadap tujuan tujuan instruksional. Hasil belajar yang harus dikuasai siswa
berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah menerima atau menyelesaikan
pengalaman belajarnya.
Hasil belajar matematika yang bervariasi dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor tersebut salah satunya bersumber dari siswa dan alat. Faktor yang
bersumber dari dalam diri siswa salah satunya adalah sikap disiplin . Sikap disiplin
adalah suatu perilaku yang taat terhadap peraturan yang didasari atas kesadaran dari
dalam diri. Sikap disiplin sebaiknya ditanamkan pada diri anak-anak sejak dini,
karena dapat membentuk karakter yang baik pada anak dan bisa membawa dalam
keberhasilan.
Perilaku disiplin sangat diperlukan dalam pembinaan perkembangan anak untuk
menuju masa depan yang lebih baik. Disiplin dapat melahirkan semangat menghargai
waktu, Orang-orang yang berhasil dalam belajar dan berkarya disebabkan mereka
selalu menempatkan disiplin di atas semua tindakan dan perbuatan. Semua jadwal
pelajaran yang telah disusun mereka taati dengan ikhlas. Mereka melaksanakannya
dengan penuh semangat. Rela mengorbankan apa saja demi perjuangan menegakkan
disiplin pribadi. Untuk menanamkan kedisiplinan siswa harus dimulai dari dalam diri
kita sendiri, barulah kita dapat mendisiplinkan orang lain sehingga akan tercipta
ketenangan, ketentraman, dan keharmonisan. Sikap disiplin dapat melahirkan hal-hal
2
seperti; dapat menepati jadwal belajar di sekolah dan di rumah yang dibuat sendiri,
dapat mengatasi godaan yang akan menunda waktu belajar, dapat menjaga kondisi
fisik sebagai persiapan belajar, dapat disiplin terhadap diri, dapat menyelesaikan
tugas pada waktunya, dapat belajar dengan menyicil, dapat menunjukkan sikap
antusias dalam belajar, tidak melakukan hal-hal yang dilarang guru dan dapat belajar
secara kontinu. Somayeh, Jaafari, dan Sharif (2013:4) menyimpulkan bahwa sikap
disiplin memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Penerapan sikap
disiplin di sekolah dapat meningkatkan komitmen siswa untuk belajar. Berdasarkan
pernyataan tersebut, maka sikap disiplin siswa memiliki peranan terhadap hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Faktor yang berasal dari alat yaitu fasilitas belajar. Fasilitas belajar adalah sarana dan
prasarana pendidikan yang digunakan untuk mempermudah dan menunjang aktifitas
belajar siswa serta meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran. Proses
pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila tersedia fasilitas belajar yang
lengkap dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan dengan sebaik mungkin. Fasilitas belajar
sangat penting dalam proses pembelajaran untuk mendukung kegiatan pengajaran dan
juga dapat menumbuhkan minat dan perhatian dari siswa untuk mempermudah
penyampaian materi pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar memerlukan adanya
fasilitas agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan teratur. Pemenuhan
fasilitas belajar yang baik dapat mendorong siswa untuk rajin belajar. Fasilitas belajar
yang dimiliki siswa yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan belajar
berupa buku paket yang dimiliki siswa, buku catatan, alat tulis, meja dan kursi
belajar, ruang tempat belajar, penerangan cukup komputer dan sebagainya. Semua
fasilitas belajar di atas akan sangat membantu siswa dalam belajar. Paling tidak akan
memperkecil kesulitan belajar. Selain itu, dengan adanya fasilitas yang memadai
siswa akan lebih giat dan termotivasi untuk belajar. Penelitian yang dilakukan
Owoeye dan Philias (2011) menyebutkan bahwa fasilitas sekolah memiliki pengaruh
penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Ketersediaan fasilitas yang memadai
akan meningkatkan proses belajar mengajar dan hasil belajar yang tinggi.
3
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Pengaruh Sikap Disiplin dan Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Lawa Tahun Ajaran 2020/2021.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini, dirumuskan menjadi tiga.
1. Apakah sikap disiplin berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VIII SMPN 1 LAWA ?
2. Apakah fasilitas belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VIII SMPN 1 LAWA ?
3. Apakah sikap disiplin dan fasilitas belajar secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 1
LAWA?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Sikap disiplin berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas VIII SMPN 1 LAWA.
2. Fasilitas belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas VIII SMPN 1 LAWA.
3. Sikap disiplin dan fasilitas belajar secara bersama berpengaruh secara signifikan
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 1 LAWA.
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat baik secara teoritis maupun
praktis. Manfaat tersebut antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut.
a) Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan menambah
referensi dibidang pendidikan dan memberikan informasi tentang pengaruh
sikap disiplin dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.
4
b) Penelitian ini dapat dijadikan sumber bacaan dan bahan kajian lebih lanjut bagi
penulis selanjutnya khususnya di bidang pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini memberikan manfaat bagi penulis, siswa, guru,dan
pihak sekolah. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.
a) Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang sikap disiplin
dan fasilitas belajar yang dapat memengaruhi hasil belajar siswa.
b) Bagi Siswa
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan
sikap disiplin dan menggunakan fasilitas belajar serta dapat menjadi masukan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
c) Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah masukan bagi guru untuk
meningkatkan sikap disiplin siswa dan penggunaan fasilitas belajar dalam
meningkatkan hasil belajar.
d) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan membantu
pihak sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan hasil
belajar siswa.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun
oleh guru untuk membangun kreativitas berpikir siswa yang dapat mengembangkan
kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi matematika.
Menurut Hamalik (2008: 3), pembelajaran adalah prosedur dan metode yang
ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi siswa untuk melakukan
kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 17), pembelajaran adalah proses,
cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Dimyati & Mudjiono
(2002: 157), mengemukakan pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh
guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan
memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran berupaya mengubah
masukan berupa siswa yang belum terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan
tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Demikian pula siswa
yang memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan
eksistensi dirinya sebagai pribadi baik atau positif, menjadi siswa yang memiliki
sikap, kebiasaan dan tingkah laku yang baik. Jadi dapat dikatakan bahwa
pembelajaran merupakan suatu proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Dalam berbagai kajian dikemukakan bahwa petunjuk atau pembelajaran
sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang
berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Keberhasilan sebuah pembelajaran tidak hanya diwujudkan dalam sebuah hasil
prestasi siswa di sekolah, namun pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran
6
yang mampu mengembangkan apa yang telah dipelajari di sekolah dan
mengaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari.
Adapun tujuan pembelajaran pelajaran matematika adalah sebagai berikut.
1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui
kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan,
perbedaan, konsisten dan inkonsisten.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil rasa ingin tahu,
membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.
4. Mengembangkankemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan
gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram dalam
menjelaskan gagasan (Depdiknas, 2005: 21).
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pembelajaran matematika di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah proses atau kegiatan guru mata
pelajaran matematika dengan mengajarkan matematika kepada siswa yang di
dalamnya terkandung upaya untuk meningkatkan iklim dan pelayanan terhadap
kemampuan potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa tentang matematika yang
amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara
siswa dengan siswa lainnya.
2. Hasil Belajar
Berbicara tentang hasil belajar tidak lepas dari proses belajar. Seseorang telah
mengalami proses belajar tentunya akan memperoleh hasil belajar. Secara
institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi atau
pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari.
Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai
dengan proses mengajar. Ukurannya semakin baik mutu guru mengajar akan semakin
baik pula mutu perolehan pelaku belajar yang kemudian dinyatakan dalam skor. Hasil
belajar terdiri dari dua kata, yaitu “hasil” dan “belajar”. Oleh karena itu, ada baiknya
7
pembahasan diarahkan pada masing-masing permasalahan makna kata hasil dan
belajar. Di bawah ini akan dikemukakan pengertian hasil dan belajar.
Menurut Gagne dalam Suprijono (2009:5), hasil belajar siswa merupakan
informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampila motorik, dan
sikap. Bentuk hasil belajar siswa menurut Gagne tersebut tidak hanya pengetahuan
saja, namun hasil belajar dapat berupa informasi verbal, keterampilan, dan sikap.
Jihad dan Haris (2013: 14) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah
pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.
Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan
tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Nana Sudjana
(2009: 3) mendefenisikan hasil siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencangkup bidang kognitif,
afektif dan psikomotorik. Hamalik (2004: 49) mengemukakan hasil belajar sebagai
tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang
mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Selanjutnya Slameto (2010:54)
mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai
berikut.
1. Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor
intern terdiri dari:
a) Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).
b) Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motifasi, kematangan
dan kesiapan).
c) Faktor kelelahan.
8
2. Faktor ekstern yaitu faktor yang yang ada diluar individu yang sedang belajar.
Faktor ekstern terdiri dari:
a) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar
belakang kebudayaan).
b) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, dan tugas rumah).
c) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman
bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Sugandi (2004: 11) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan uraian untuk
menjawab pertanyaan “apa yang harus digali, dipahami, dan dikerjakan oleh siswa?”.
Hasil belajar ini merefleksikan keleluasaan, kedalaman, dan kompleksitas dan
gambaran secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu.
Perbedaan tentang kompetensi dan hasil belajar terdapat pada batasan dan patokan-
patokan kinerja siswa yang dapat diukur. Hasil belajar erat kaitannya dengan
pemahaman, karena hasil belajar dapat diukur dari apa yang telah dipahami oleh
siswa dan kinerja-kinerja siswa selama dalam proses pembelajaran.
9
Disiplin berasal dari bahasa latin “disciplina” yang menunjukkan pada kegiatan
belajar mengajar. Istilah tersebut sangat dekat dengan istilah dalam bahasa inggris
“disciple” yang berarti mengikuti orang untuk belajar di bawah pengawasan. Tu’u
(2004: 32) menyatakan disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental
individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap
peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari
dalam hatinya. Yang dimaksud dengan sikap disiplin dalam penelitian ini adalah
sikap atau tingkah laku siswa yang taat dan patuh untuk dapat menjalankan
kewajibannya untuk belajar, baik belajar di sekolah maupun belajar di rumah.
Djamarah (2008: 17) disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Disiplin adalah suatu tata
tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin timbul
dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib. Dengan demikian
dapar dipahami bahwa disiplin adalah tata tertib, yaitu ketaatan (kepatuhan) pada
peraturan tata tertib dan sebagainya. Berdisiplin berarti menaati (mematuhi) tata
tertib.
Djamarah (2002:12) disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur
tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Kedisiplinan mempunyai peranan penting
dalam mencapai tujuan pendidikan. Sofyan (2013: 155) Kedisiplinan menyangkut
giatnya usaha dan memenuhi target serta waktu yang tepat. Berarti disiplin dalam
bekerja dan disiplin waktu. Orang yang tidak disiplin, bekerjanya asal-asalan,
membuang-buang waktu dan hasilnya tidak memuaskan. Sebagai contoh, seorang
pelajar tidak pernah belajar di rumah, kerjanya duduk-duduk di tempat sewaan
internet sepulang dia dari sekolah. Kalau ada PR dia menyontek saja dari temannya
diwaktu pagi-pagi di sekolah, sebelum pelajaran dimulai.
Berdasarkan beberapa pendapat tesebut di atas maka dapat disimpulkan
bahwa sikap disiplin adalah sikap individu yang terbentuk dari serangkaian perilaku
yang menunjukkan ketataan dan keteraturan berdasarkan acuan nilai moral individu
untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang mencakup perubahan berfikir, sikap
10
dan tindakan yang sesuai denga standar sosial. Sikap disiplin adalah keadaan sikap
atau perilaku yang sesuai dengan aturan atau tata tertib sehingga tercipta ketertiban
atau keteraturan, sehingga siswa dapat menunaikan tugas dan kewajibannya dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
b. Macam-macam Sikap Disiplin
1) Dapat Mengatur Waktu Belajar
Tu’u (2004: 104) Waktu merupakan rangkaian ketika proses perbuatan atau
keadaan sedang berlangsung. Waktu juga sebagai saat yang ada untuk melakukan
sesuatu. Slameto (2010: 82-83) mengatakan bahwa mengatur waktu sama halnya
dengan membuat jadwal belajar sendiri. Jadwal belajar disekolah sudah diatur di
sekolah sedangkan perlu adanya jadwal belajar tambahan di rumah. Karena itu
perlunya siswa untuk membuat jadwal belajar yang baik dengan cara berikut ini,
antara lain: memperhitungkan waktu setiap hari, menyelidiki dan menetukan waktu-
waktu yang tersedia setiap hari, merencanakan penggunaan belajar dengan
menetapkan jenis-jenis pelajarannya dan urutan-urutan yang harus dipelajari.
11
sedang berlangsung. Apabila tidak diikuti dengan perhatian yang baik, kegiatan
pembelajaran tidak dapat mencapai hasil yang optimal ketika pembelajaran berjalan,
siswa memiliki kecenderungan yang besar pada pelajaran, disertai perhatian yang
baik. Sehingga nantinya akan memberi hasil belajar yang baik.
4) Ketertiban Diri saat Belajar di Kelas
Tu’u (2004: 106-107) kelas yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran adalah
kelas yang tenang dan tertib. Siswa yang ada di kelas diharapkan agar masing-masing
menjaga ketertiban dan ketenangan kelas. Apabila siswa tertib di dalam kelas, kelas
menjadi tenang dan kondusif bagi pelajaran. Hal itu memberi kontribusi bagi
tercapainya hasil belajar yang baik. Tanpa pengaturan tata tertib yang baik di kelas,
kelas akan terganggu kegiatan pembelajarannya.
c. Ciri-ciri Sikap Disiplin
Sikap disiplin sebagaimana dijelaskan sebelumnya adalah sikap siswa yang
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, dan keteraturan berdasarkan acuan nilai moral individu untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang mencakup perubahan berfikir, sikap dan tindakan yang
sesuai dengan standar sosial. Ini berarti, bahwa sikap disiplin yang ada pada siswa
terbentuk berdasarkan nilai moral dimana individu diidentifikasikan. Dalam
penelitian ini, sikap disiplin pada siswa mencakup disiplin belajar di rumah dan di
sekolah. Siswa yang disiplin dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah akan
berperilaku sesuai dengan peraturan yang ada dan akan menunjukkan ketaatan dan
keteraturan dalam kegiatan belajarnya.
12
belajar. Dalam hal ini sikap patuh siswa ditunjukkan pada peraturan yang ditetapkan.
Siswa yang disiplin belajar akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan terhadap
kegiatan belajarnya serta taat terhadap peraturan yang ada di sekolah.
Dalam melaksanakan kegiatan belajar siswa diwajibkan untuk melaksanakan
hal-hal berikut: (a) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, motivasi
dan kemampuannya. (b) Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang
tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. (c) Menyediakan semua peralatan
belajar yang diperlukan. (d) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan
kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu
yang ditetapkan. (e) Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin
keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.
13
Fasilitas adalah hal-hal yang berguna atau bermanfaat, yang berfungsi untuk
mempermudah suatu kegiatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan
bahwa fasilitas adalah sesuatu yang dapat membantu, memudahkan pekerjaan, tugas
dan sebagainya. Fasilitas sekolah identik dengan sarana dan prasarana pendidikan.
Sarana pendidikan adalah semua perangkat, peralatan, bahan, dan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah dan prasarana pendidikan
adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang
pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.
14
1) Sarana pendidikan adalah segala fasilitas bisa berupa peralatan, bahan dan perabot
yang langsung dipergunakan dalam proses belajar di sekolah. Dilihat dari
fungsinya, sarana dibedakan menjadi alat pelajaran, alat peraga, dan media
pembelajaran.
2) Prasarana pendidikan adalah perangkat yang menunjang keberlangsungan proses
pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai. Prasarana dibedakan menjadi dua
yaitu: (a) Prasarana yang secara langsung digunakan untuk proses mengajar,
seperti ruang praktek keterampilan dan ruang laboratorium. (b) Prasarana yang
tidak digunakan secara langsung untuk proses belajar mengajar.
Menurut “Bafadal (2003 : 2)“ perlengkapan sekolah atau juga sering di sebut
dengan fasilitas sekolah dapat dikelompokan menjadi dua kelompok diantaranya
yaitu : (1) sarana pendidikan (2) prasarana pendidikan”.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkann Sarana
pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan. Sedangkan prasarana dapat
diklasifikasikan menjadi dua macam, prasarana pendidikan secara langsung
digunakan, prasarana yang keberadaanya tidak digunakan secara langsung tetapi
secara langsung menunjang terjadinya proses kegiatan belajar mengajar.
c. Macam-Macam Fasilitas Belajar
Menurut Djamarah (2008:149), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penyediaan fasilitas belajar di sekolah antara lain sebagai berikut:
1) Gedung
Gedung sekolah merupakan tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Gedung sekolah yang bersih dan terawat akan
senantiasa memberikan kenyamanan bagi siswa dalam proses belajar.
2) Ruang Kelas
Suatu sekolah yang kurang ruang kelas, sementara jumlah siswa yang dimiliki
dalam jumlah yang banyak melebihi daya tampung kelas, akan banyak
menemukan masalah. Kegiatan belajar mengajar berlangsung kurang kondusif.
15
Pengelolaan kelas kurang efektif. Konflik antar siswa secara proporsional sering
terabaikan. Pertimbangan materiil yang menerima siswa yang masuk dalam
jumlah yang banyak, melebihi kapasitas kelas adalah kebijakan yang cenderung
mangabaikan aspek kualitas pendidikan.
3) Laboratorium
Lengkap tidaknya fasilitas sekolah membuka peluang bagi guru untuk lebih
kreatif mengajar. Guru dapat membimbing siswa melakukan percobaan di
laboratorium. Dengan adanya laboratorium disekolah siswa dapat aktif belajar
dengan berbagai percobaan yang tidak hanya lewat kata-kata saja tetapi dapat
dibuktikan secara langsung.
4) Perpustakaan
Kelengkapan buku-buku di perpustakaan sekolah ikut menentukan kualitas suatu
sekolah. Perpustakaan sekolah adalah laboratorium ilmu. Tempat ini harus
menjadi sahabat karib siswa. Di sekolah, kapan dan dimana ada waktu luang
siswa harus datang kesana untuk membaca buku atau meminjam buku demi
keberhasilan belajar.
5) Ruang BK
Bahwa seorang siswa yang belajar di sekolah tidak bisa lepas dari suatu masalah,
siswa dapat menyelesaikan setiap permasalahan disekolah dengan berkonsultasi
pada guru BK. Dalam menyelesaikan masalah diperlukan ruangan yang nyaman
dalam membicarakan permasalahan sehingga siswa dapat menceritakan masalah
yang dihadapi tanpa canggung.
6) Buku-buku Pelajaran
Buku pegangan siswa harus lengkap sebagai penunjang kegiatan belajar. Dengan
pemilikan buku sendiri siswa dapat membaca sendiri kapan dan dimanapun ada
kesempatan. Pihak sekolah dapat membantu siswa dengan meminjami anak
sejumlah buku yang sesuai dengan kurikulum. Dengan pemberian fasilitas
belajar tersebut diharapkan kegiatan belajar siswa lebih bergairah.
16
Dari teori yang ada dapat disimpulkan fasilitas belajar merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Interaksi yang terjadi dalam
proses belajar mengajar akan semakin produktif dan aktif apabila antara siswa, guru,
dan materi pelajaran didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai serta
pemanfaatan yang baik sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna.
Fasilitas yang memadai dan mendukung dapat menimbulkan motivasi tersendiri bagi
siswa untuk giat belajar, karena dengan tampilan yang menarik dan cara penyampaian
materi yang berbeda dapat membuat siswa tertarik untuk belajar.
17
6,5%, Sumbangan sikap disiplin, fasilitas belajar, lingkungan belajar dan
signifikan terhadap prestasi belajar matematika, dengan sumbangan 7,3%.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan penyajian deskripsi teoritis dapat disusun suatu kerangka berpikir
untuk memperjelas arah dan maksud penelitian. Kerangka berpikir ini disusun
berdasarkan variabel yang dipakai dengan penelitian yaitu disiplin belajar dan hasil
belajar matematika siswa.
Sikap Disiplin
(X1)
Fasilitas Belajar
(X2)
Gambar 1. Hubungan Antar Variabel
18
disiplin merupakan suatu hal yang perlu dimiliki oleh siswa dalam proses belajarnya.
Tanpa adanya sikap disiplin siswa tidak akan memiliki keteraturan dalam belajarnya
baik di sekolah maupun di rumah. Oleh karena itu, dibutuhkan sikap disiplin yang
baik sebagai dasar mendapatkan hasil belajar yang baik.
Fasilitas belajar merupakan segala bentuk sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk menunjang proses belajar mengajar agar terlaksana dengan baik.
Fasilitas yang memadai sesuai kebutuhan akan menjadikan kegiatan pembelajaran
berjalan dengan lebih baik dan lancar terutama dalam mendukung proses belajar
mengajar kearsipan yang didalamnya membutuhkan fasilitas untuk praktik. Apabila
fasilitas kurang memadai maka akan mempersulit jalannya proses belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa sikap disiplin dan fasilitass
belajar sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran, maka merupakan faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah penulis
paparkan, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
19
2. Fasilitas belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lawa. Secara statistik dapat
dirumuskan sebagai berikut.
H0: β2 = 0; lawan H1: β2 ≠ 0
a) H0 (Fasilitas belajar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lawa).
b) H1 (Fasilitas belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri Lawa).
3. Sikap disiplin dan fasilitas belajar secara bersama sama berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Lawa. Secara statistik dapat dirumuskan sebagai berikut.
H0: β1= β2 = 0; lawan H1: β1, β2 ≠ 0
a) H0 (Sikap disiplin dan fasilitas belajar secara bersama sama tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lawa).
b) H1 (Sikap disiplin dan fasilitas belajar secara bersama sama
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lawa).
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah ex-post facto, karena dalam penelitian ini tidak
dibuat perlakuan atau manipulasi variabel penelitian tetapi hanya mengungkap fakta
berdasarkan pengukuran gejala yang telah ada pada diri responden (Sukardi, 2008:
171).
Jenis penelitian ini digunakan karena penelitian ini tidak dapat mengontrol
variabel bebasnya melalui manipulasi atau perlakuan secara eksperimen sebab
perlakuan telah ada atau telah terjadi pada orang lain sebelunya, bukan peneliti.
Peneliti tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran karena kegiatan pembelajaran
telah terjadi yang dilakukan oleh guru bidang studi pendidikan matematika yang
mengajar di sekolah yang bersangkutan.
21
Table 3.1. Data populasi penelitian
No
Kelas Jumlah (orang)
.
1. VIII.1 27
2. VIII.2 28
3. VIII.3 25
4. VIII.4 28
5. VIII.5 28
Jumlah 136
(Sumber: SMP Negeri 1 Lawa)
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimilki oleh populasi
yang digunakan untuk penelitian (Sujarweni, 2014: 65). Sampel yang digunakan
dalam penelitian diambil dengan teknik pengambilan sampel yaitu Purposive
Sampling, sehinggal sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII.2.
D. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2017: 61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Penelitian ini menggunakan dua macam variabel yaitu variabel bebas (independent)
dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas yaitu sikap disiplin (X1) dan fasilitas
belajar (X2) sedangkan variabel terikat yaitu hasil belajar matematika siswa (Y).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk menangkap data
penelitian. Dalam pengumpulan data penelitian kualitatif, peneliti dapat
menggunakan instrument penelitian antara lain tes, angket, pedoman wawancara,
pedoman observasi.
22
Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data (instrumen) berupa angket dan
tes. Butir butir pernyataan dalam angket dikembangkan berdasar atas teori pembelajaran dan
teori peningkatan hasil belajar yang relevan dengan masing masing variabel penelitian.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan
demikian jumlah instrumen yang digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah
variabel yang diteliti. Peneliti menggunakan instrumen berupa angket dan tes untuk
mengumpulkan data lapangan dan untuk mengetahui data tentang sikap disiplin, fasilitas
belajar dan hasil belajar siswa. Pertanyaan dalam angket akan dikembangkan dari indikator
berdasarkan teori yang relevan dengan masing masing variabel penelitian.
1. Instrumen Sikap Disiplin
a. Definisi Konseptual
Sikap disiplin adalah keadaan sikap atau perilaku yang sesuai dengan aturan
atau tata tertib sehingga tercipta ketertiban atau keteraturan, sehingga siswa dapat
menunaikan tugas dan kewajibannya dalam mencapai tujuan pembelajaran.
b. Defenisi Operasional
Disiplin siswa yang dimaksud dalam penelitian ini keseluruhan skor yang
diperoleh siswa dari instrumen sikap yang diukur melalui empat indikator antara
lain: a) Ketaatan terhadap tata tertip sekolah, b) Ketaatan terhadap kegiatan belajar di
sekolah, c) Ketaatan dalam mengerjakan tugas tugas pelajaran, d) Ketaatan terhadap
kegiatan belajar di rumah.
c. Kisi kisi Instrumen Sikap Disiplin
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket Sikap Disiplin
Nomor
No Indikator Pernyataan Jumlah
Positif Negatif
Ketaatan Terhadap Tata Tertib
1 1 2 2
Sekolah
Ketaatan Terhadap Kegiatan
2 3,5 4 3
Belajar disekolah
3 Ketaan Dalam Mengerjakan 6,8 7 3
23
Tugas tugas pelajaran
Ketaatan Terhadap Tata Tertib
4 9,11 10,12 4
Dirumah
Positif (+) 4 3 2 1
Negatif (-) 1 2 3 4
b. Defenisi operasional
Fasilitas belajar terdiri dari sarana dan prasarana. Sarana belajar meliputi
semua peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam pendidikan di
sekolah. Prasarana merupakan semua komponen yang secara tidak langsung
menunjang jalannya PBM serta pendidikan sekolah yang diukur melalui empat
indikator antara lain: a) Tempat Belajar, b) Penerangan, c) Buku Pegangan, d)
Kelengkapan Peralatan Praktik.
24
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Fasilitas Belajar
no Nomor Pernyataan Jumlah
Indikator Positif Negatif
1 Tempat Belajar 1,5,6 2,3,4 6
2 Penerangan 7,9 8 3
3 Buku Pegangan 11 10,12 3
Positif (+) 4 3 2 1
Negatif (-) 1 2 3 4
25
Tingkat Kesukaran
Kompetensi Dasar Indikator Soal Jumlah
C1 C2 C3 C4
4.6. Menyelesaikan 4.6.3. Menghitung
masalah yang panjang diagonal 3 1
berkaitandengan bangun datar
teorema
Pythagoras dan 4.6.4. Menyelesaikan
tripel pythagoras masalah dalam
kehidupan nyata 4 1 2 2
yang berkaitan
dengan teorema
Pythagoras
Keterangan :
Dalam rangka untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu item angket, perlu
adanya uji coba (Try Out). Untuk itu angket terlebih dahulu di uji cobakan kepada 21
responden. Yang menjadi objek uji coba ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 1
Lawa.
26
Berdasarkan hasil uji validitas, maka angket yang valid dari hasil uji coba berjumlah
12 item dari keseluruhan 12 item angket sikap disiplin. Dengan demikian, angket
sikap disiplin yang akan disebarkan kepada sampel penelitian adalah 12 item. Adapun
hasil analisis validitas angket sikap disiplin dapan dilihat pada Tabel 3.6.
Berdasarkan hasil uji validitas, maka angket yang valid dari dasil uji coba
berjumlah 12 item dari keseluruhan 12 item angket. Dengan demikian, angket sikap
disiplin yang akan disebarkan kepada objek penelitian berjumlah 12 item.
Dalam rangka untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu item angket, perlu
adanya uji coba (Try Out). Untuk itu angket terlebih dahulu di uji cobakan kepada 21
responden. Yang menjadi objek uji coba ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 1
Lawa.
Berdasarkan hasil uji validitas, maka angket yang valid dari hasil uji coba berjumlah
12 item dari keseluruhan 12 item angket fasilitas belajar. Dengan demikian, angket
fasilitas belajar yang akan disebarkan kepada sampel penelitian adalah 12 item.
Adapun hasil analisis validitas angket fasilitas belajar dapat dilihat pada Tabel 3.7.
27
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Angket Fasilitas Belajar
Berdasarkan hasil uji validitas, maka angket yang valid dari dasil uji coba
berjumlah 12 item dari keseluruhan 12 item angket. Dengan demikian, angket
fasilitas belajar yang akan disebarkan kepada objek penelitian berjumlah 12 item.
V i=
∑ n i|i−i0|
N ( c−1 )
28
Keterangan :
Vi : validitas isi
ni : jumlah panelis yang memilih i
i : skor pilihan setiap butir instrumen
i0 : skor paling rendah yaitu 1
N : jumlah penelis
c : skor pilihan yang tertinggi yaitu 5
Perhitungan validitas untuk butir soal nomor 1 adalah sebagai berikut.
2 ( 4−1 ) +1 ( 5−1 )
V=
(3 )( 5−1 )
6+4 10
¿ ¿
12 12
= 0,83
Validitas tiap butir soal hasil belajar matematika siswa ditentukan oleh nilai
V i dengan kriteria pengujian, jika V i≥ 0,60 maka butir tersebut valid dan jika V i ≤
0,60 maka butir tersebut tidak valid. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 3.6.
29
Berdasarkan hasil analisis uji validitas tes hasil belajar matematika yang
diberikan melalui 3 orang panelis dapat dikatakan bahwa dari 4 butir soal yang
diberikan, semua soal dinyatakan valid. Jadi semua butir soal dapat digunakan dalam
penelitian ini.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu pengukuran
dapat memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali pada
subjek yang sama. Rumus untuk mengukur reliabilitas instrumen dalam penelitian ini
yaitu dengan rumus Cronbach Alpha. Adapun rumus Cronbach Alpha (Lestari &
Yudhanegara, 2017: 206) adalah sebagai berikut:
2
k ∑σ
r 11 = ( )(
k −1
1− 2 b
σt )
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
Σ σb = jumlayggh varians butir
2
σt = varians total
Untuk menentukan tinggi rendahnya reliabilitas instrument dalam penelitian
ini digunakan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas
r11 ≤ 0.20 Tingkat reliabilitas sangat rendah,
0.20 < r11 ≤ 0.40 Tingkat reliabilitas rendah,
0.40 < r11 ≤ 0.60 Tingkat reliabilitas sedang,
0.60 < r11 ≤ 0.80 Tingkat reliabilitas tinggi,
0.80 < r11 ≤ 1.00 Tingkat reliabilitas sangat tinggi
30
(Arikunto, 2013: 164)
Berdasarkan Tabel 3.6 Kriteria Reabilitas , dapat disimpulkan bahwa
reabilitas instrument reliable jika r11>0,40 dan tidak reliable jika r11<0,40.
Perhitungan koefisien reabilitas instrumen tes hasil belajar diawali dengan
menghitung varian butir pada table 3.7.
Tabel 3.7 Varian Tiap Butir Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika
Nomor Butir Soal Varian Butir
1 3,69
2 1,63
3 3
4 3,69
Jumlah 12,01
.762 4
Dari 4 butir soal yang disajikan melalui panelis, berdasarkan kriteria yang
diberikan, diperoleh koefisien reliabilitas (r11) sebesar 0,762 sesuai dengan kriteria
reabilitas yakni, 0.60 < r11 ≤ 0.80 sehingga rebilitasnya berada pada kategori tinggi.
Dengan kata lain, tes hasil belajar matematika dikatakan reliable, artinya instrumen
tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur untuk dapat mengukur hasil belajar
matematika siswa.
31
Tes merupakan serangkaian pertanyaan/latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu/kelompok (Riduwan, 2006: 37).
Tes hasil belajar merupakan salah satu alat ukur yang paling banyak
digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan. Tes pada
penelitian ini menggunakan tes essai yang akan digunakan untuk memperoleh data
tentang hasil belajar matematika Zainul dan Nasoetion (2001).
2. Pemberian Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden
untuk dijawab (Sujarweni, 2014: 75). Jenis angket yang digunakan dalam penelitian
ini adalah angket tertutup yakni angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan
karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (׿ atau tanda checklist
(√). Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket sikap disiplin dan
fasilitas belajar. Angket ini juga merupakan angket langsung, yaitu responden
menjawab tentang dirinya sendiri. Setelah angket diisi, jawaban masing-masing
responden diperiksa kemudian diberikan skor sesuai jawaban responden. Adapun
penskoran setiap butir menggunakan skala likert yang mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu analisis deskriptif dan
analisis inferensial.
1. Analisis Deskriptif
Analisis statistik deskriptif diperlukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan karakteristik distribusi masing-masing data variabel (Sikap disiplin,
fasilitas belajar dan hasil belajar matematika) berupa mean, median, modus, nilai
minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi.
32
Keperluan analisis deskriptif sikap disiplin dan fasilitas belajar siswa
digunakan pedoman sebagai berikut.
Tabel 3.9 Pedoman Analisis Deskriptif Sikap Disiplin dan Fasilitas
Belajar
Analisis hasil angket sikap disiplin dan fasilitas belajar peserta didik
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a) Menghitung jumlah skor per indikator pada setiap butir pernyataan pada tiap
siklus dengan acuan pedoman penskoran yang telah ditetapkan.
33
b) Menunjukkan skor indikator ke-i (skor ideal) dari setiap aspek pernyataan. Skor
ideal adalah skor maksimal yang diperoleh jika siswa menjawab setiap
pernyataan dan mendapat skor 5.
Menghitung persentase per indikator angket sikap disiplin dan fasilitas belajar
dengan menggunakan rumus:
jumlah skor indikator aspek ke−i
persentase= × 100 %
jumlah skor maksimal indikator aspek ke−i
Keterangan:
i = 1,2,3,...
c) Setelah mendapatkan persentase hasil sikap disiplin dan fasilitas belajar peserta
didik per indikator, dilakukan pemberian kategori skor untuk mengetahui
peningkatan kategori per indikator aspek-aspek pernyataan.
Rujukan kriteria untuk hasil belajar matematika siswa dapat dlihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.10 Rujukan Kriteria Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 1 Lawa
Interval Kriteria
2. Analisis Inferensial
Analisis inferensial yang dilakukan yaitu analisis regresi. Analisis regresi ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel
terikat (Y). Sebelum dilakukan analisis regresi, dilakukan uji persyaratan analisis
regresi yaitu:
34
a) Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk keperluan ini, teknik yang
digunakan untuk menguji normalitas data dengan menggunakan teknik kolmogorov-
smirnov dengan bantuan SPSS. Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku
adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2009: 137).
1) Tetapkan taraf signifikan uji misalnya α = 0,05.
2) Bandingkan ρ dengan taraf signifikan yang diperoleh.
3) Jika signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari α, maka sampel berasal dari
populasi yang tidak berdistribusi normal.
4) Jika signifikansi yang diperoleh lebih besar dari α, maka sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 = Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 = Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.
Uji normalitas secara manual untuk disiplin belajar dan hasil belajar
matematika menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Langkah-langkah yang
diperlukan adalah sebagai berikut:
1) Data hasil pengamatan disusun mulai skor pengamatan nilai terkecil sampai skor
pengamatan nilai terbesar,
2) Data skor pengamatan tersebut kemudian disusun distribusi frekuensi kumulatif
relatif dan dinotasikan dengan Fa (Y),
Y −μ
3) Menghitung nilai Z dengan rumus: Z = , dimana μ adalah mean dan σ adalah
σ
standar deviasi,
4) Menghitung distribusi frekuensi kumulatif teoritis berdasarkan arah kurva normal
dinotasikan dengan Fe (Y),
5) Menghitung selisih antara Fa (Y) dan Fe (Y),
35
6) Menghitung angka selisih maksimum dan dinotasikan dengan D, dan D = Maks
|Fa ( Y )−Fe(Y )|(Sugiyono, 2007: 64),
7) Bandingkan nilai D yang diperoleh dengan nilai Dα (tabel nilai D untuk uji
kolmogorov-smirnov).
b) Uji Lienearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah sikap disiplin, fasilitas
belajar dan hasil belajar matematika mempunyai hubungan garis linear. Uji linearitas
pada penelitian ini menggunakan program SPSS.
Pasangan hipotesis yang digunakan:
H0 = Data variabel X dan variabel Y memiliki hubungan yang linear
H1 = Data variabel X dan variabel Y memiliki hubungan yang tidak linear
c) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah antar variabel bebas
yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna. Salah satu ciri
adanya gejala multikolinieritas adalah model mempunyai koefisien determinasi ( R 2 )
yang tinggi.
Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dilakukan
dengan mengkorelasikan variabel dan apabila korelasinya signifikan maka antar
variabel bebas tersebut terjadi multikolinieritas. Pengujian multikolinieritas dapat
dilihat dari nilai toleransi dan nilai variance inflatio factor (VIF) melalui program
SPSS 23. Menurut Ghozali (2011: 106) ”antara variabel bebas dikatakan terjadi
multikolinieritas apabila nilai toleransi <0,10 dan nilai VIF>10, sebaliknya jika antara
36
variabel bebas dikatakan tidak terjadi multikolinieritas apabila nilai toleransi >0,10
dan nilai VIF <10”.
d) Uji Regresi Liniar Berganda
Analisi regresi adalah teknik statistika yang berguna untuk memerikasa dan
memodelkan hubungan diantara variabel-variabel. Regresi berganda sering kali
digunakan untuk mengatasi permasalahan analisi regresi yang mengakibatkan
hubungan dari dua atau lebih variabel bebas. Model persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
b = koefisien regresi
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Sikap Disiplin dan Fasilitas belajar.
Sedangkan variabel terikatnya adalah Hasil Belajar Matematika. Metode analisis ini
menggunakan program SPSS (Statistic Product and Service Solution). Adapun bentuk
persamaannya yaitu :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
a = Konstanta
37
X1 = Variabel Sikap Disiplin
e = Standar Eror
Untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
diukur dari nilai statistik T dan nilai statistik F
e) Pengujian Hipotesis
1. Uji Simultan (uji F)
Uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel bebas yang
terdapat dalam model secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel terikat.
Variabel sikap displin (X1) dan fasilitas belajar (X2) berpengaruh secara bersama-
sama terhadap hasil belajar (Y).
Hipotesis yang diajukan yaitu:
Ho : β1 = β2 = 0, artinya X1 dan X2 secara simultan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Y.
Ha : β 1 ≠ β 2 ≠ 0, artinya X1 dan X2 secara simultan berpengaruh secara signifikan
terhadap Y.
Apabila dari perhitungan menggunakan SPSS 21 diperoleh sig < 0,05, atau F
hitung > F tabel maka Ho ditolak dan dapat dikatakan bahwa variabel bebas dapat
menerangkan variabel terikat secara bersama-sama. Sebaliknya apabila sig > 0,05,
atau F hitung < F tabel maka Ho diterima dan dapat dikatakan bahwa variabel bebas
dari model regresi berganda tidak mampu menjelaskan variabel terikatnya secara
bersama-sama.
Setelah pengujian normalitas data, dan linearitas data dilanjutkan dengan
pengujian hipotesis penelitian yaitu menggunakan korelasi linear sederhana dan
analisis regresi linear sederhana.
2. Uji Parsial (Uji t)
38
Uji parsial digunakan untuk menguji kemaknaan variabel bebas secara sendiri-
sendiri terhadap variabel terikat menggunakan uji t. Variabel disiplin belajar (X1) dan
fasilitas belaj ar (X2), berpengaruh secara parsial terhadap hasil belajar (Y). Hipotesis
yang diajukan yaitu:
Ho : β 1 = 0, i =X1X2, artinya X1 dan X2 secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Y.
Ha : β 1 ≠ 0, i = X1X2, artinya X1 dan X2 secara parsial berpengaruh secara signifikan
terhadap Y
39
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Uji Validitas dan Reabilitas Angket
Setelah diadakan uji coba (Try Out) pada angket penelitian maka untuk
mengetahui hasil uji coba diakadan uji validitas dan rebilitas angket.
40
41
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris dan Jihad Asep. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Adkon, Riduwan. (2006). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
42
Depdiknas.2005. Panduan Pengembangan Model Pembelajaran
BerbasisKompetensi. Jakarta: Direktorat PPTK dan KPT Dirjen Dikti.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Ciptadan
Depdikbud.
Jihad, Asep., & Abdul, Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Listyowati, Nunuk and , Prof. Dr. Sutama, M.Pd (2018) Dukungan Orang Tua dan Fasilitas
Belajar Terhadap Motivasi Belajar dan Dampaknya Pada Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas VII SMP N 5 Surakarta Tahun 2017/2018. Skripsi thesis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PTRemaja
Rosdakarya.
43
Patih Tandri. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa
Sekolah Menengah Pertama dengan Menggunakan Pendekatan Open-
Ended.Skripsi.Kendari: UHO
Sudijono. 2005. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipta. Jakarta.
Sudjana, Nana. 2012. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
44
. 2017. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D). Bandung:CV Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM. Surabaya:
Pustaka Pelajar.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Prilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta : PT.
Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution. (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
45
Lampiran 1. Angket Sikap Disiplin dan Fasilitas Belajar
ANGKET PENELITIAN
Nama : ……………………………..
No.Absen : ……………………………..
Kelas : ……………………………..
C. Petunjuk pengisisan angket:
Pada pernyataan dibawah ini saudara dimohon untuk memberi tanda checklist
(√) pada salah satu jawaban yang tersedia yang paling sesuai menurut Saudara
tentang sikap disiplin dan fasilitas belajar dengan ketentuan sebagai berikut:
46
2. Angket/ Kuisioner Fasilitas Belajar
SS : Sangat Setuju, apabila pernyataan tersebut menurut saudara
sangat sesuai dengan keadaan yang saudara temui
S : Setuju, apabila pernyataan tersebut menurut saudara sering
saudara temui
KS : Kurang Setuju, apabila pernyataan tersebut menjelaskan hal yang
menurut saudara kurang sesuai/jarang saudara temui atau
rasakan
TS : Tidak Setuju., apabila pernyataan tersebut menjelaskan hal yang
sama sekali tidak pernah saudara temui
A. Sikap Disiplin
Ketaatan terhadap tata tertib sekolah
No Pernyataan SL SR KK TP
No Pernyataan SL SR KK TP
47
No Pernyataan SL SR KK TP
No Pernyataan SL SR KK TP
B. Fasilitas Belajar
Tempat Belajar
No Pernyataan SS S KS TS
1. Ruang belajar yang ada di sekolah selalu
bersih sehingga saya merasa nyaman
untuk belajar
2. Fasilitas seperti: Whiteboard, meja kursi
belajar dan lain-lain yang diberikan di
48
dalam ruang belajar dalam keadaan tidak
baik
3. Ketika hujan ruang kelas tidak bocor
sehingga tidak mengganggu proses
belajar mengajar
4. Pengaturan suhu dan sirkulasi udara
di ruang kelas saya tidak baik,
sehingga tidak nyaman untuk
belajar
5. Letak ruang kelas jauh dari
pabrik/lapangan olahraga sehingga tidak
terdengar suara gaduh yang menganggu
konsentrasi belajar
6. Kesediaan ruang perpustakaan sangat
tidak nyaman dan kurang bersih
sehingga saya tidak dapat merasa
nyaman dan berkonsentrasi pada saat
membaca buku
Penerangan
No Pernyataan SS S KS TS
49
dengan jelas
Buku Pegangan
No Pernyataan SS S KS TS
50
Lampiran 2. Tes Hasil belajar Siswa
Nama : ………………….
Kelas : ………………….
51
Tentukan panjang AD!
4. Sebuah kapal berlayar sejauh 100 km ke arah barat, kemudian berbelok ke
arah selatan sejauh 75 km. Tentukan Jarak terpendek kapal tersebut dari titik
keberangkatan!
***Selamat Bekerja***
Kunci jawaban
Jawab:
52
Diketahui
Tinggi menara = 120 m
Jarak Perahu A dengan menara = 130 m
Jarak Perahu B dengan menara = 150 m
Ditanyakan
Jarak perahu A ke perahu B ?
Penyelesaian
=√ 1302 −1202
=√ 16.900−14.400
=√ 2500
=50 m
53
Panjang garis BD (jarak perahu B ke dasar menara) dapat ditentukan dengan
Teorema Pythagoras pada segitiga siku-siku BCD
BD=√ BC 2 −CD 2
=√ 1502 −1202
=√ 22.500−14.400
=√ 8100
=90 m
Jarak kedua perahu adalah
AB=BD −AD
=90 m−50 m
=40m
Jadi Jarak perahu A ke perahu B adalah 40 m
2) Kebun berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonal 10 m dan 24 m akan
dipasang kawat di sekelilingnya sebanyak 3 putaran. Jika harga 1 m kawat
Rp5.000,00. Berapa harga seluruh kawat yang diperlukan?
Jawab:
Diketahui
Panjang diagonal kebun = 10m dan 24 m
54
Segitiga ABO merupakan segitiga siku-si ku
Panjang sisi belah ketupat (AB) dapat ditentukan dengan teorema Pythagoras
AB=√ OA 2 +OB 2
=√ 52 +122
=√ 25+144
=√ 169
=13 m
Karena kawat dipasangkan disekililing bangun belah ketupat sebanyak 3
putaran, maka panjang kawat yang dibutuhkan adalah
K=4×AB
=4×13
=52 m
Sehingga panjang kawat yang dibutuhkan adalah
55
p=3×52 m
=156 m
Dengan demikian, harga seluruh kawat yang diperlukan sebesar
=Rp 5 .000 ,00×156=Rp 780 .000 ,00
Rp780.000,00
Jadi harga seluruh kawat yang diperlukan adalah
Diketahui
Panjang AB = 12 cm
Panjang BC = 9 cm
Panjang CD = 8 cm
Ditanyakan
Panjang AB?
Penyelesaian
Sebelum mencari panjang AD, kita cari dulu panjang AC
56
AC=√ BC 2 + AB 2
AC=√ 92 +122
AC=√ 81+144
AC=√ 225
AC=15 cm
Selenjutnya kita tentukan panjang AD
AD=√ AC 2 +CD 2
AD=√15 2 +82
AD=√225+64
AD=√289
AD=17 cm
Jadi panjang AD adalah 17 cm
4) Sebuah kapal berlayar sejauh 100 km ke arah barat, kemudian berbelok ke
arah selatan sejauh 75 km. Tentukan Jarak terpendek kapal tersebut dari titik
keberangkatan!
Jawab:
Diketahui
kapal berlayar ke arah barat sejauh 100 km
kapal berbelok ke arah selatan sejauh 75 km
Ditanyakan
Jarak terpendek kapal tersebut dari titik keberangkatan?
Penyelesaian
Perhatikan gambar di bawah
57
Jarak terpendek kapal tersebut dari titik keberangkatan dapat dicari dengan
menggunakan teorema pythagoras.
58