HASIL PENELITIAN
OLEH
OKI OKTAPIA NINGSI
A1G1 17 018
ABSTRAK
iii
4
ABSTRACT
OKI OKTAPIA NINGSI (A1G117018) "Description of the Difficulty of Students
in solving math problems for Class IV SD Negeri 1 Lembo, North Konawe
Regency". Department of Elementary School Teacher Education, Faculty of
Teacher Training and Education, Halu Oleo University. Supervised by Mr. Dr.
Muhammad Yasin, S.Pd., M.Pd as supervisor I and Drs. La Ode Kaimudin S.Pd.,
M.Pd., as supervisor II.
The purpose of this study is to describe the difficulties of students in solving math
problems, the factors that cause difficulties in learning mathematics, and the
teacher's way of overcoming students' difficulties in solving math problems.
This research is a qualitative research with 20 students as the subject who
indicated difficulties in solving math problems. The technique used to collect data
is observation, interviews, and documents from the even semester IV test results.
Data analysis was carried out by reducing data, presenting data, and drawing
conclusions.
The results of this study indicate that students of SD Negeri 1 Lembo, Lembo
District, North Konawe Regency from the results of descriptive analysis show that
50% of students are in the complete category and 50% of students are in the
incomplete category with an average score of 64.50. Based on these data, it can be
concluded that the mathematics learning achievement of SD Negeri 1 Lembo
students is in the low category with each difficulty experienced by students.
iv
5
1. Prof. Dr. Muhammad Zamrun F., S.Si., M.Si., M.Sc., selaku Rektor
Universitas Halu Oleo yang telah berperan penting dalam penyelenggaraan
pendidikan di Universitas Halu Oleo.
2. Dr. H. Jamiludin, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan universitas halu oleo yang telah memberikan izin penelitian dan
kebijakan dalam mengarahkan mahasiswanya khususnya mahasiswa PGSD
untuk menjadi calon guru yang berkompetensi.
v
6
3. Dr. Izlan Sentryo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu
Oleo yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan segala sesuatu
yang berkaitan dengan perkuliahan.
4. Dr. La Ili, S.Pd. M.Pd., selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah
menyelenggarakan administrasi akademik di Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar dengan baik.
5. Dosen dan Staf Administrasi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar dalam
lingkungan FKIP Universitas Halu Oleo yang telah membantu selama
perkuliahan.
6. Drs. H. Amiruddin B, M.Kes selaku ketua penguji, Dr. La Ili, S.Pd. M.Pd.,
selaku sekretaris penguji, Dr. Nana Sumarna S.Pd., M.Kes, Dra. Yoo Eka
Yana Kansil, M.Pd selaku anggota penguji yang memberikan kritikan dan
masukan sebagai perbaikan hasil penulis.
7. Sutra S.Ag, selaku kepala sekolah SD Negeri 1 Lembo, dan Ibu Sarpia S.Pd
selaku guru kelas IV SD Negeri 1 Lembo terima kasih atas kerjasamanya dan
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SD Negeri 1 Lembo, serta
siswa kelas IV SD Negeri 1 Lembo yang telah membantu terlaksananya
penelitian ini dengan lancar.
8. Ibu Rita Erhani Mekuo S.Pd. M.M., Irwanto S.E, Yusniatin S.Pd, Edi
Setiawan S.H, Marleni, serta keluarga lainnya yang selalu memberikan
dukungan moral, materi, maupun do’a yang tulus kepada penulis selama
kuliah sampai pada tahap menyelesaikan hasil ini.
9. Teruntuk adik-adikku yang terkasih Rey Fraditya Purnama, Ivan Fairuz, Rifki
Fadilah Ramadhan, Nurul Azkiya Mekuo, Reva Frasilia, Adelia Nur
Fatmawati, terima kasih atas dukungan yang selalu di berikan selama ini.
10. Kepada sahabat seperjuangan saya Sarmina, Giska Aprilia, Tri Putri Delegina
Tawakkal, Sinarwati, Neni Amalia, Suhirnan S.Pd, Nasrawati S.Pd, yang
vi
7
kurang lebih 4 tahun lamanya berjuang untuk sampai di titik ini dengan penuh
suka dan duka.
11. Sahabatku Asbar AM.d Kep, Perdinan Mulkia Hakim, Abdul Kailullah sidik,
Irfan Sabdillah Sahar, Aprilianto, Irwansyah, Rusli, Samsul inchu, Ika
Yulistian, Nita Oktaviani Safitri, Irma Ulfi Sari, Windi Cindiani, Wulan
Purnama Safitri, Putri Handayani, terima kasih untuk selalu bersama sejak
duduk di bangku sekolah dasar sampai sekarang ini.
12. Kepada Yusman S.T, Muh. Irwan Nur S.Pd, M.Pd., Oscar Sumardin S.Pd,
M.Pd., Aristo Helvalex mekuo S.H, Sunardin, Hikmawati Muis AM.d Gz,
Dina Desinta S.Pd, Siti Wahida S.E, Mirdan Sabdillah Sahar S.Sos, seniorku
yang tidak pernah lelah memberikan dukungan, motivasi serta nasehat kepada
penulis selama kuliah.
13. Rekan-rekan mahasiswa jurusan PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan terkhusus angkatan 2017 Dufan Tandri Pratama S.Pd, Okin S.Pd,
Fasarudin S.Pd, Anggi Ustika Dewi S.Pd, Umi Ikra Putriani S.Pd, Luthfiana
Herawati S.Pd, Yusniawati S.Pd, Andi Tendri Rahmawati Tunru dan yang
tidak bisa penulis sebutkan namanya terima kasih atas motivasi yang selalu di
berikan kepada penulis hingga bisa menyelesaikan tugas akhir ini.
14. Andi Wahyuni Ramli S.Pd, Rahmi Maimun Zilla S.Pd, Titin Purnama S.Pd,
Asfian Ansar S.Pd, terima kasih banyak untuk waktu yang kurang lebih 1
bulan kita bersama dan Seluruh teman-teman KKN di Kelurahan Benu-benua,
kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari.
15. Kepada teman-teman sepembimbingku Novaline Angel Allorerung, Rusni
S.Pd, Nur Hasanah, Niluh ika Damayanti, Muslimin dan Syawaludin terima
kasih selama ini telah memberikan ruang kepada penulis untuk berproses dan
berkembang menjadi lebib baik.
Terima kasih untuk semua pihak, semoga segala bantuan yang telah diberikan
mendapat pahala disisi Allah swt. Dengan segala kerendahan hati penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan hasil ini, sehingga saran
vii
8
dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat dibutuhkan demi
kesempurnaan dan perbaikan.
viii
9
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 3
C. Tujuan penelitian.................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 3
ix
10
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 41
A. Kesimpulan........................................................................................... 41
B. Saran..................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 43
LAMPIRAN
x
11
DAFTAR LAMPIRAN
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
karena itu, semua orang tentu membutuhkan ilmu matematika, secara sadar maupun
tidak kita telah banyak memanfaatkan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Mengingat betapa pentingnya matematika, maka di dalam kurikulum
pendidikan Nasional, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib
diberikan kepada siswa. Namun, kenyataanya matematika selalu menjadi momok
bagi siswa terutama siswa sekolah dasar. Di sekolah dasar mata pelajaran matematika
masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami. Hal tersebut sesuai
dengan keadaan yang ada di SD Negeri 1 Lembo proses kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru dan peserta didik dalam kelas sudah berhasil akan tetapi dilihat dari
hasil belajar siswa masih ada yang pekerjaannya atau jawaban benar tetapi cara kerja
dalam menyelesaikan soal tidak benar langkah-langkah penyelesaian soalnya.
Berdasarkan permasalahan diatas sesuai dengan hasil wawancara guru kelas
IV SD Negeri 1 Lembo mengatakan bahwa pada saat ini prestasi belajar matematika
siswa masih rendah, di tandai dari nilai ulangan semester di sekolah. Dari rendahnya
prestasi belajar matematika siswa tersebut disebabkan beberapa faktor baik yang
internal maupun eksternal yang di hadapi oleh siswa.
Kesulitan belajar khususnya pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Lembo
merupakan salah-satu faktor penghambat hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
matematika. Maka berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
mengetahui lebih dalam kesulitan belajar matematika, sehingga perlu dikaji lebih
dalam tentang kesulitan belajar tersebut dengan tujuan agar prestasi belajar
matematika siswa kelas IV dapat lebih meningkat kedepannya.
Berdasarkan uraian diatas, Peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian
dengan judul “Deskripsi kesulitan siswa menyelesaikan soal matematika kelas IV SD
Negeri 1 Lembo Kabupaten Konawe Utara”.
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Pada rumusan masalah yang telah diutarakan sebelumnya, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika
kelas IV SD Negeri 1 Lembo Konawe Utara.
2. Untuk mengetahui cara guru mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika siswa SD Negeri 1 Lembo Kabupaten Konawe Utara.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini mampu memberikan informasi tentang kesulitan
siswa dalam menyelesaikan soal matematika serta cara mengatasi kesulitan tersebut
dalam proses pembelajaran dikelas baik itu kepada tenaga pengajar atau guru, dan
peneliti selanjutnya maupun pembaca.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
Pengalaman diperoleh oleh seseorang dalam interaksi dengan lingkungan, baik yang
tidak direncanakan maupun yang direncanakan sehingga menghasilkan perubahan
yang bersifat relatif menetap.
Burton mengemukakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan
tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan
individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu
berinteraksi dengan lingkungannya (Susanto 2013: 1-3). Jadi dapat disimpulkan
belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan sikap yang bersifat relatif konstan dan terjadi dalam jangka waktu
tertentu. Belajar akan berhasil bila terjadi interaksi yang baik antara siswa dan guru
serta di dukung dalam situasi yang kondusif.
1. Kesulitan Belajar
Dalam proses pembelajaran yang dilakukan dikelas, masih ditemukan
siswa yang kesulitan belajar matematika. Secara harfiah, kesulitan belajar
didefinisikan sebagai rendahnya kepandaian yang dimiliki seseorang dibandingkan
dengan kemampuan yang seharusnya dicapai orang itu pada umur tersebut.
Maksudnya adalah seorang anak berumur 10 tahun yang berbicara seperti anak
berumur 6 tahun, kemungkinan mengalami kesulitan berbicara dan berbahasa,
kesulitan belajar ini berarti suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar
secara wajar, yang disebabkan adanya ancaman, hambatan, atau gangguan dalam
belajar. (Wood 2007:44).
Hal tersebut sejalan dengan Ahmadi dan Suprijono (2003:77),
mengemukakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana siswa tidak
dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar juga merupakan suatu kondisi
dimana siswa tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan adanya gangguan yang
dialami siswa sehingga tidak dapat berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Siswa
yang mengalami kesulitan belajar tentunya akan mengalami hambatan dalam
mencapai hasil belajarnya, sehingga prestasi yang dicapainya berada di bawah
kriteria, prestasi belajar yang rendah merupakan salah satu bukti adanya kesulitan
dalam belajar siswa.
6
D. Kerangka Berpikir
Dalam proses pembelajaran tidak luput dari sebuah permasalahan. Salah
satu permasalahan yang kerap kali muncul dalam proses pembelajaran yaitu
kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa. Salah satunya berupa kesulitan
dalam mengerjakan soal dan langkah-langkah penyelesaiannya.
16
Observasi awal
Guru
Solusi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif. Di sebut penelitian deskriptif kualitatif karena data-
data yang diperoleh dari lapangan dideskripsikan secara sistematis, faktual dan
akurat. Data-data yang diperoleh dari objek di interpretasikan apa adanya secara
objektif (secara faktual).
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas IV SD Negeri 1 Lembo, guru
dipilih karena guru berperan besar dalam pembelajaran disekolah. Selanjutnya,
subjek penelitian ini siswa kelas IV, pemilihan subjek berdasarkan pada siswa-siswi
yang teridentifikasi mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika pada
mata pelajaran matematika menurut hasil belajar. Dengan jumlah sampel 20 baik
laki-laki maupun perempuan.
17
18
1. Observasi
Dalam penelitian, observasi diartikan sebagai pengamatan terhadap pola
perilaku manusia dalam situasi tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang
fenomena yang diinginkan. (Sugiyono, 2018: 235).
Observasi yang dilakukan yaitu: a) mengamati aktivitas belajar siswa di
sekolah, b) menanyakan buku matematika (buku paket) yang diwajibkan disekolah,
c) apakah di rumah tersedia buku belajar matematika atau sering menonton siaran
yang memuat pelajaran matematika, d) mengamati cara belajarnya, apakah
sendiri/kelompok atau belajar bimbingan les privat, e) apakah ada ketersediaan
sumber-sumber belajar seperti alat peraga yang memuat pelajaran matematika, f)
apakah orang tua ikut serta dalam menunjang kebutuhan belajarnya, seperti
menyediakan waktu untuk belajar, memebeli buku, serta melarang terlalu bermain
sehingga lupa belajar.
2. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV untuk mengetahui
faktor penyebab kesulitan siswa menyelesaikan soal matematika serta upaya yang
telah dilakukan untuk mengatasi kesulitan matematika. Peneliti juga melakukan
wawancara kepada siswa yang teridentifikasi mengalami kesulitan belajar pada
pembelajaran matematika.
3. Studi Dokumen
Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil pekerjaan
ulangan siswa kelas IV pada semester genap tahun ajaran 2020/2021.
19
E. Instrumen Penelitian
1. Peneliti
Peneliti adalah seseorang yang sedang melakukan aktivitas tertentu untuk
memperoleh pengetahuan. Sejalan dengan Sugiyono (2018: 373) menjelaskan bahwa
peneliti merupakan “instrumen kunci dalam penelitian kualitatif”. Dalam penilitian
ini, peneliti berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai
sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.
2. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu
pedoman wawancara tidak terstruktrur karena hanya memuat garis besar pertanyaan
yang akan ditanyakan, selanjutnya pewawancaralah yang akan mengembangkan
pertanyaan saat wawancara sesuai kesalahan yang ditemui masing-masing siswa.
F. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah untuk dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono,
2018: 401-402).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakanan anlisis data model Miles and
Huberman. Miles and Huberman (dalam Sugiyono 2018:133) menjelaskan bahwa
analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis
data yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya. Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
20
2. Penyajian Data
Miles and Huberman (dalam sugiyono, 2018: 133) menyatakan bahwa dalam
penelitian kualitatif, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan penyajian data
maka data akan terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan mampu menjawab permasalahan
dalam penelitian ini.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum mengenai
deskripsi kesulitan siswa menyelesaikan soal matematika. Peneliti melakukan riset di
SD Negeri 1 Lembo yang terletak di Jln.Trans Sulawesi kelurahan Lembo,
kecamatan Lembo, Kabupaten Konawe Utara dengan jumlah sampel sebanyak 20
siswa kelas IV baik laki-laki maupun perempuan. Pengambilan data melalui hasil
pekerjaan siswa pada ulangan semester genap tahun ajaran 2020/2021. Penelitian ini
dilaksanakan mulai tanggal 19 juli – 26 juli 2021.
Hasil penelitian ini diperoleh melalui hasil pekerjaan siswa kelas IV pada
ulangan semester genap yang telah dikerjakan setiap siswa dan telah diperiksa oleh
guru. Selanjutnya, peneliti mengumpulkan semua data untuk dianalisis secara
deskripsi kualitatif kemudian peneliti menyajikan analisis data dalam bentuk
kualiatif. Berikut adalah diagram ketuntasan mata peajaran matematika siswa pada
ulangan semester genep tahun ajaran 2020/2021 SD Negeri 1 Lembo Kabupaten
Konawe Utara.
22
KKM : 70 21
NILAI ULANGAN
NO. NAMA SISWA
SEMESTER GENAP
1. KAYLILA ZADAM MAULIDIANA 75
2. FADLAN FAUZI 70
3. ABIDLAN DZAKY 60
4. NURUL ASKIA 70
5. MUHAMAD RIZAL ZUKDI 50
6. NABILA AZAHRA 70
7. ELSA WAHYUNI 60
8. NUR FADILAH 60
9. SAFIRA RAHMAWATI 50
10. ANGGA SAPUTRA 50
11. ANA ANGRIA 70
12. SRI MAULINA KIA 70
13. MUHAMAD AIDIL YUSUF 75
14. KHAIRUL ANAM 60
15. NUH. ANDRE SAPUTRA 60
16. FADILLA RAYNA YUTA 70
17. INAYAH CAHYA 65
18. ALETAH NINDI EFINA 75
19. AIRIN RAHMI 70
20. ALIF ALWI 60
Jumlah 1,290
Persentase Ketuntasan Secara Klasikal 50 %
Persentase belum tuntas secara klasikal 50 %
Rata-rata 64,50
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Persentase Ketuntasan Secara Persentase belum tuntas secara
Klasikal klasikal
23
Gambar 4.1
(Data Lengkap Terlampir Pada Lampiran 1 Hal. 54)
Siswa diminta mengurutkan bilangan 245, 225, 265, 235, 255 dari yang
terkecil. Siswa menjawab salah dengan jawaban 255, 225, 245, 265, 235, seharusnya
siswa menjawab 225, 235, 245, 255, dan 265 karena semakin kecil bilangan
menunjukkan bahwa nilainya juga semakin kecil. Jawaban yang ditulis siswa tersebut
dapat mengindikasikan bahwa konsep siswa tentang bilangan masih kurang.
Gambar 4.2
(Data Lengkap Terlampir Pada Lampiran 1 Hal. 71)
Gambar 4.3
(Data Lengkap Terlampir Pada Lampiran 1 Hal. 64)
Dapat dilihat pada gambar bahwa siswa menjumlahkan semua kue yang
dimakan Dodi. Siswa juga menjawab salah yaitu dengan menuliskan kue yang
25
dimakan 5 dimana jika ia mengerjakan dengan cara yang benar maka seharusnya
12
jawabannya adalah .
5
Siswa melakukan kesalahan karena tidak memahami apa yang ditanyakan
pada soal tersebut sehingga mereka kesulitan dalam mengerjakannya. Kesulitan
siswa dalam memecahkan masalah yaitu tidak memahami maksud dari soal cerita,
dan juga siswa kurang memaknai kalimat dalam soal tersebut.
siswa yang mendapat perhatian dan juga dukungan dari orang tua cenderung
mempunyai motivasi yang kuat.
Motivasi siswa pada saat mengikuti pelajaran matematika cenderung rendah,
terlihat pada saat observasi siswa tidak menyiapkan buku pelajaran mereka, siswa
tidak memperhatikan dengan baik, siswa kebanyakan sibuk dengan temannya,
padahal di awal pembelajaran guru sudah memberikan motivasi untuk belajar dengan
baik karena tidak lama lagi ujian akhir semester akan dilaksanakan. Selain itu,
motivasi siswa dapat diketahui dari persiapan dalam belajar matematika. Siswa
dengan motivasi yang kuat akan senang belajar meskipun tidak ada PR ataupun
ulangan di keesokan harinya. Namun, siswa yang terindikasi kesuliatan belajar
matematika memiliki motivasi yang rendah, mereka tidak mengulang kembali materi
yang telah disampaikan.
Pada umumnya guru memberikan motivasi kepada siswa secara lisan melalui
kata-kata dan contoh nyata siswa yang telah berhasil dalam pembelajaran agar siswa
yang masih kesulitan dapat meniru temannya. Selain memberi motivasi secara lisan
guru juga memberikan penghargaan agar siswa yang belum bisa terdorong untuk
semangat dalam belajarnya. Namun motivasi dari guru tanpa adanya dukungan orang
tua tidak akan mampu memberikan dampak yang berarti bagi siswa.
3. Kesehatan tubuh
Kesehatan adalah salah satu faktor yang penting dalam menjalankan aktivitas
belajar matematika. Siswa yang kurang sehat akan mengalami kesulitan dalam
belajarnya. Siswa yang mengantuk dan tidak konsentrasi saat pembelajaran
berlangsung dapat menyebabkan kondisi siswa kurang fit. Keadaan tersebut,
menyebabkan siswa tidak dapat menyerap dengan baik materi yang disampaikan saat
pembelajaran. Keadaan tubuh siswa yang tidak sehat dapat mengganggu konsentrasi
belajar siswa. Selain itu, kesehatan yang buruk dapat membuat siswa sering tidak
masuk sekolah yang berdampak pada siswa tertinggal materi pelajaran. Kondisi
tersebut turut menjadi menyebab siswa mengalami kesulitan pelajaran matematika.
4. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan faktor yang penting dalam menunjang
proses belajar siswa. Keadaan ekonomi keluarga menjadi salah satu penyebab orang
tua kurang memberikan perhatian pada siswa. Di SD Negeri 1 Lembo orang tua
siswa kebanyakan bekerja sebagai petani dan baru pulang pada sore hari sehingga
jarang mendampingi siswa untuk belajar di rumah. Contoh kurangnya perhatian
orang tua pada pembelajaran siswa disekolah yaitu PR yang tidak dikerjakan.
Pekerjaan rumah yang diberikan guru bertujuan agar siswa mengulang kembali
materi yang telah diberikan disekolah dan dapat bertanya kepada orang tua jika siswa
mengalami kesulitan, namun guru menemui siswa yang kesulitan belajar matematika
dengan tidak mengerjakan PR yang telah diberikan, hal tersebut dapat menjadi
indikasi kurangnya perhatian orang tua.
Selain keadaan ekonomi, suasana rumah turut mempengaruhi proses belajar
siswa. Di SD Negeri 1 Lembo terdapat siswa yang kesulitan belajar matematika
karena suasana rumah yang kurang mendukung, siswa tersebut mempunyai dua
orang adik yang jaraknya tidak terpaut jauh dengannya, adik siswa yang pertama
duduk dikelas 2 disekolah yang sama, sedangkan adik siswa yang kedua masih balita.
Suasana rumah dengan banyak adik yang masih kecil membuat perhatian orang
tuanya lebih tertuju kepada adik-adiknya, terkadang siswa tersebut juga ikut menjaga
kedua adiknya sehingga kegiatan belajar dirumah kurang maksimal. Hal tersebut
diketahui peneliti berdasarkan penuturan guru kelas IV.
Dari penuturan diatas, lingkungan keluarga berperan penting bagi siswa.
Lingkungan keluarga yang tidak mendukung membuat siswa tidak dapat belajar
dengan maksimal dirumah. Orang tua yang memberikan perhatian kepada siswa dan
mengarahkan siswa untuk selalu belajar dapat membimbing siswa apabila mengalami
kesulitan belajar matematika, serta mendorong siswa agar dapat mencapai prestasi
belajar secara optimal.
Mengatasi kesulitan belajar tidak terlepas dari faktor penyebab kesulitan, untuk
itu perlu dilihat penyebab yang melatarbelakangi kesulitan yang dialami siswa.
Berikut adalah upaya-upaya yang peneliti temukan untuk mengatasi kesulitan siswa
dalam menyelesaikan soal matematika.
1. Upaya Mengatasi Kesulitan dari Guru
Guru kelas IV SD Negeri 1 Lembo telah berupaya mengatasi kesulitan belajar
matematika yang dialami siswanya, salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan
meluangkan waktu untuk memberi pelajaran tambahan setelah pulang sekolah. Siswa
yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mengikuti pelajaran
tambahan setiap hari jum’at saat pulang sekolah. Namun, tidak semua siswa merasa
antusias dengan pelajaran tambahan yang diberikan, terkadang siswa tidak ikut
pelajaran tambahan, sehingga kesulitan belajar matematika belum dapat diatasi
dengan baik. Selain itu untuk mengurangi kesulitan memahami konsep, guru
berusaha menghadirkan media dalam pembelajaran karena guru sudah menyadari
pentingnya media dan menghindari anak berpikir abstrak. Sedangkan untuk
mengurangi kesulitan belajar yang disebabkan faktor dari dalam diri siswa, guru
senantiasa memotivasi siswa karena guru memahami bahwa tugas guru bukan hanya
memberi pengetahuan tapi juga mendidik siswa menjadi lebih baik.
Secara umum, guru sudah berupaya untuk melakukan perbaikan dan
bimbingan khusus untuk mengatasi kesulitan belajar matematika siswa. Namun,
sebagian besar upaya yang dilakukan masih terbatas pada tercapainya kriteria
ketuntasan minimal. Upaya yang dilakukan belum menyeluruh dikarenakan banyak
faktor penyebab siswa kesulitan belajar matematika.
2. Upaya Mengatasi Kesulitan dari Siswa
Perbaikan yang dilakukan guru disekolah saja tidak cukup untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa. Perlu ada upaya dari dalam diri siswa untuk mengatasi
kesulitan belajar matematika yang mereka alami. Berdasarkan hasil wawancara
diketahui langkah yang dilakukan siswa untuk mengatasi kesulitan belajar
matematika yaitu dengan mengikuti tambahan pelajaran matematika diluar jam
pelajaran.
31
Pada bagian ini menunjukkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikaitkan
dengan teori. Hasil penelitian tentang jenis kesulitan belajar matematika dianalisis
dengan memperhatikan cakupan studi matematika yang dikemukakan oleh Lenner
(dalam Abdurrahman, 2012) bahwa matematika hendaknya mencakup tiga
komponen yaitu konsep, keterampilan, dan pemecahan masalah. Analsisis data hasil
wawancara dan dokumen lembar jawaban siswa dilakukan dengan langkah-langkah
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kegiatan reduksi pada
penelitian ini yaitu menyederhankan hasil wawancara menjadi susunan bahasa yang
baik dan rapi. Penyajian data dalam penelitian ini berupa deskripsi kesulitan belajar
matematika yang dialami siswa. Setalah dilakukan analisis kesulitan belajar siswa
diperoleh sebagai berikut.
memecahkan masalah pada soal cerita menunjukkan bahwa siswa tidak mampu
memaknai kalimat pada soal cerita dan tidak menentukan langkah pemecahan
masalah dengan tepat sehingga tidak dapat menyelesaikan soal dengan benar. Contoh
kasus yang ditemukan adalah siswa tidak mengerjakan soal pecahan sesuai dengan
informasi yang ada pada soal dan tidak mengerjakan soal dengan langkah yang
benar. Hal itu diduga karena strategi yang digunakan oleh guru kurang tepat.
Penggunaan strategi yang kurang tepat dan penguasaan yang kurang dalam
membuat anak kesulitan dalam belajar.Hal ini sejalan dengan pendapat Jamaris
(2015:188) bahwa anak yang kesulitan belajar matematika mempunyai ciri
pemahaman bahasa matematika yang kurang.Kurangnya pemahaman tersebut
mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam membuat hubungan-hubungan
yang bermakna matematika, seperti yang terjadi dalam memecahkan masalah
hitungan soal yang disajikan dalam bentuk cerita.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian ditemukan bahwa jenis kesulitan
belajar matematika yang dialami siswa adalah kesulitan memahami konsep pecahan,
kesulitan dalam menghitung pada bilangan bulat, dan kesulitan memecahkan masalah
pada soal cerita.
belajar adalah sikap. Sikap positif terhadap suatu mata pelajaran adalah awal yang
baik untuk proses pembelajaran. Sebaliknya, sikap negatif terhadap mata pelajaran
akan berpotensi menimbulkan kesulitan belajar atau membuat hasil belajar yang
kurang maksimal. Dari penyataan siswa dalam hasil wawancara, siswa tidak
menyukai pelajaran matematika dan mempunyai sikap negatif terhadap pembelajaran
matematika sehingga siswa tidak mengikuti pembelajaran dengan baik sikap tersebut
ditunjukkan dengan bertindak gaduh dan tidak memperhatikan ketika pembelajaran
matematika berlangsung. Selain itu, sikap negatif juga ditunjukkkan dengan siswa
tidak antusias, siswa cenderung tidak aktif dalam pembelajaran.
Sikap siswa pada pembelajaran matematika dipengaruhi oleh sikap guru yang
mengajar. Guru yang mengajar dengan menyenangkan dan memberi perhatian akan
menimbulkan sikap positif bagi siswa sehingga siswa mengikuti pembelajaran
dengan baik. Hal ini sejalan dengan Paul Mutodi (2014) bahwa faktor psikologi
mempengaruhi pencapaian siswa dan praktik umum mereka. Untuk itu, guru perlu
menanamkan sikap positif kepada siswa melalui pembelajaran matematika yang
menyenangkan, serta memberikan keyakinan pada siswa akan kebermanfaatan
pelajaran matematika sehingga diharapkan muncul sikap positif pada pelajaran
matematika.
b. Motivasi Belajar
Motivasi berfungsi mengarahkan perbuatan siswa dalam belajar. Hasil
analisis menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih rendah. Siswa tidak
mempersiapkan alat tulis dan buku pelajaran matematika ketika pembelajaran
matematika dimulai. Siswa juga tidak mempelajari kembali materi yang telah
diajarkan disekolah ketika dirumah dan siswa tidak belajar matematika ketika tidak
ada ulangan. Rendahnya motivasi siswa juga mengakibatkan siswa tidak antusias
mengikuti pembelajaran matematika sehingga menimbulkan kesulitan belajar
matematika. Hal ini sesuai pendapat Ahmadi dan Supriyono (2013) bahwa siswa
yang motivasinya lemah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa dan perhatiannya
tidak tertuju pada pelajaran akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar. Motivasi
siswa yang rendah diduga karena motivasi dari dalam diri siswa tidak ditanamkan
dengan baik oleh orang tua dirumah. Orang tua yang tidak memberikan perhatian
35
secara maksimal akan berdampak pada rendahnya motivasi belajar siswa disekolah.
Motivasi dari dalam diri siswa sendiri atau motivasi intrinsik mempengaruhi hasil
belajar siswa.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Anis Susanti (2015) bahwa motivasi
intrinsik siswa mempunyai pengaruh lebih besar terhadap prestasi belajar matematika
dari motivasi ekstrinsik. Pemberian motivasi telah dilakukan guru secara lisan
dengan memberikan contoh-contoh sikap yang perlu ditiru agar berhasil dalam
belajar. Guru juga memberikan penghargaan untuk memotivasi siswa, namun belum
berdampak secara signifikan. Untuk itu, guru dan orang tua perlu memberi perharian
lebih serta bekerja sama untuk selalu meningkatkan motivasi siswa sehingga siswa
tidak mengalami kesulitan belajar matematika.
c. Kesehatan Tubuh
Kesulitan belajar matematika siswa dapat ditimbulkan oleh faktor fisiologis.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak semua siswa mengalami kesulitan belajar
matematika yang disebakan masalah kesehatan. Namun terdapat beberapa siswa yang
sering tidak masuk kelas karena sakit sehingga berdampak pada tertinggalnya materi
pelajaran matematika masalah kesehatan yang sering muncul dan berdampak pada
siswa adalah kondisi fisik siswa yang kurang sehat. Siswa tidak konsentrasi belajar
dan mengantuk ketika pelajaran matematika mengindikasikan kondisi fisik tidak
dalam keadaan yang optimal. Keadaan tubuh yang tidak optimal mempengaruhi
penerimaan siswa terhadap informasi yang disampaikan.
Secara umum, tidak banyak siswa yang mengalami masalah kesehatan.
Namun faktor kesehatan tetap perlu menjadi perhatian, guru dapat mengarahkan
siswa untuk menjaga kesehatan. Tidak cukup sampai disitu, sebaliknya orang tua
juga menjaga pola makan serta mengatur jam istirahat anak sehingga mereka selalu
dalam keadaan tubuh yang sehat dan dapat menyerap pelajaran matematika dengan
baik.
2. Faktor Penyebab Kesulitan Secara Eksternal
a. Variasi Mengajar Guru
Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa guru telah berupaya
menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran matematika. Penggunaan
36
metode yang dipilih juga telah disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
Namun, sikap dan cara belajar siswa juga mempengaruhi keberhasilan guru dalam
mengajar. Semenarik apapun model pembelajaran yang digunakan guru, jika siswa
mempunyai sikap negatif pada pelajaran matematika siswa tidak akan bersemangat
mengikuti pelajaran. Selanjutnya, cara belajar siswa yang kurang sesuai dengan
model pembelajaran yang digunakan juga membuat siswa kurang antusias mengikuti
pelajaran.
b. Penggunaan Media Pembelajaran
Guru kelas IV SD Negeri 1 Lembo, Kecamatan Lembo Kabupaten Konawe
Utara sudah menyadari pentingnya media sebagai sarana untuk menyampaikan
informasi agar siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Namun kedala
yang ditemukan dilapangan yaitu kurangnya pemahaman guru terhadap media
pembelajaran inovatif yang sesuai dengan materi, seperti guru belum menemukan
media yang cocok untuk mengajarkan materi bilangan bulat sehingga materi tersebut
dijelaskan melalui analogy. Kurangya pemahaman guru terhadap media
pembelajaran inovatif berdampak pada kurangnya pemahaman konsep pada siswa
karena tidak adanya contoh konkrit yang membantu siswa untuk lebih mudah
menerima materi. Penggunaan media konkrit dalam pembelajaran sangatlah penting
karena siswa berada dalam tahap operasional konkrit dan belum bisa berpikir secara
abstrak (Heruman,2008).
Dari paparan diatas dapat disimpulkan pentingnya penggunaan media dalam
pembelajaran matematika. Oleh karena itu, guru hendaknya selalu menambah
pengetahuan tentang media pembelajaran inovatif dan interaktif yang dapat
digunakan untuk menambah motivasi siswa serta memudahkan siswa dalam
menerima materi yang diajarkan.
c. Sarana dan Prasarana di Sekolah
Sarana dan prasarana disekolah telah mendukung pembelajaran matematika.
Kondisi bangunan dapat dikatakan baik karena gedung yang digunakan adalah
bangunan permanen sehingga aman untuk belajar. Ruang kelas yang dilengkapi
dengan ventilasi memungkinkan pertukaran udara sehingga kelas tidak pengap dan
nyaman untuk belajar. Kondisi yang kurang mendukung untuk pembelajaran
37
matematika adalah papan tulis yang kotor dan menyebabkan siswa kurang melihat
tulisan di papan tulis dengan jelas. Situasi yang kurang baik seperti itu
mengakibatkan siswa kurang konsentrasi dan dapat memungkinkan pelajaran
terhambat.
d. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama bagi siswa. Bimbingan
dari orang tua serta perhatian menjadi faktor penting dalam keberhasilan belajar
siswa. Dari hasil analisis yang dilakukan diketahui siswa yang terindikasi kesulitan
belajar matematika tidak selalu mendapat perhatian dari orang tua dirumah.
Kurangnya perhatian dari orang tua disebabkan karena orang tua sibuk bekerja
sehingga kurang memperhatikan pelajaran anak di sekolah. Salah satu contoh
kurangnya perhatian orang tua yaitu seringnya siswa tidak mengerjakan PR yang
diberikan. Suasana rumah turut mempengaruhi proses belajar siswa. Contoh kasus
yang ditemukan yaitu suasana yang kurang mendukung siswa untuk belajar secara
optimal adalah siswa yang memiliki dua orang adik dengan usia yang tidak terpaut
jauh sehingga ia ikut menjaga adik-adiknya.
Kondisi tersebut juga membuat perhatian orang tua berkurang karena terbagi
dengan adiknya yang masih kecil dan kurang memperhatikan perkembangan
pelajaran matematika siswa disekolah. Hal ini sesuai dengan penuturan Ahmadi dan
Supriyono (2013) bahwa anak yang tidak mendapat pengawasan atau bimbingan dari
orang tua kemungkinan akan banyak mengalami kesulitan belajar. Hubungan yang
baik antara orang tua dan siswa perlu di bangun agar orang tua senantiasa mengerti
kebutuhan dan kesulitan yang dialami oleh siswa. Hubungan yang baik dapat
dibangun dengan komunikasi dan meluangkan waktu serta mendampingi siswa
dalam belajar. Selain itu, orang tua perlu berkomunikasi secara teratur dengan guru
tentang perkembangan belajar anaknya disekolah sehingga kesulitan belajar yang
dialami siswa dapat diatasi.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian ditemukan bahwa faktor yang
menyebabkan kesulitan belajar matematika terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi sikap negatif siswa dalam belajar matematika,
motivasi belajar siswa yang masih rendah, dan kesehatan tubuh yang tidak optimal.
38
Sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar siswa antara lain kurangnya variasi
mengajar guru, penggunaan media pembelajaran yang belum maksimal, sarana dan
prasarana disekolah, serta lingkungan keluarga.
Dari pernyataan tersebut, diharapkan guru berusaha agar siswa tidak merasa
kesulitan dalam belajar matematika. Ada bermacam-macam cara yang dapat
dilakukan oleh guru agar siswa tidak menganggap matematika sebagai pelajaran
yang sulit diantaranya sebagi berikut: a.) Memastikan kesiapan siswa untuk belajar
matematika; b) pemakaian media belajar yang mempermudah pemahaman anak; c)
permasalahan yang diberikan merupakan masalah dalam kehidupan sehari-hari; d)
tingkat kesulitan soal yang diberikan pada siswa sesuai dengan kemampuan siswa; e)
peningkatan kesulitan masalah sedikit demi sedikit; dan f) memberi kebebasan
kepada siswa untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi dengan memakai
cara sendiri (Pitadjeng, 2006:49).
2. Menggunakan media pembelajaran yang konkrit
Siswa sekolah dasar mengacu pada teori perkembangan kognitif Piaget berada
pada tahap operasional konkrit. Pada tahap tersebut siswa berpikir dengan apa yang
dilihat atau benda konkrit dan belum bisa berpikir abstrak.
Untuk itu media pembelajaran yang konkrit penting dihadirkan dalam pembelajaran
matematika. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan guru tidak selalu
menggunakan media pembelajaran yang konkrit dalam pembelajaran segingga siswa
belum memahami dengan baik konsep yang diajarkan yang mengakibatkan siswa
kesulitan dalam memahami konsep.
3. Memperbanyak Latihan Soal
Salah satu kesulitan belajar matematika siswa adalah kesulitan dalam
keterampilan dan kesulitan memecahkan masalah. Keterampilan dalam matematika
adalah proses dalam menggunakan operasi dalam penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian. Untuk mengatasi kesulitan dalam keterampilan dan
memecahkan masalah perlu di adakan latihan praktik yang terus-menerus. Hal ini
mengacu pada teori Thorndike yang menekan banyak member praktik dan latihan
(drill and practice) kepada siswa agar konsep dan prosedur dapat mereka kuasai
dengan baik (Muhsetyo, dkk. 2009).
Untuk itu guru perlu memberikan latihan soal yang lebih banyak kepada
siswa yang kesulitan belajar matematika karena dengan semakin banyak berlatih
siswa akan semakin paham. Cara memberikan latihan soal yang lebih banyak pun
40
tidak harus dilakukan dikelas, latihan soal bisa diberikan sebagai pekerjaan rumah
untuk selanjutnya dipantau perkembangan kemampuan siswa.
4. Menjalin Kerja Sama dengan Orang Tua
Faktor internal penyebab kesulitan belajar matematika yang berasal dari siswa
antara lain sikap, motivasi, dan kesehatan tubuh. Berdasarkan hasil analisis yang
telah dilakukan orang tua mempunyai peran penting dalam memberikana motivasi
bagi siswa. Siswa yang diberi perhatian dengan baik dirumah akan mempunyai
motivasi belajar yang baik disekolah. Untuk itu orang tua perlu senantiasa
memberikan perhatian pada perkembangan belajar matematika siswa.Selain itu,
orang tua juga perlu memperhatikan pola makan dan jam istirahat agar siswa
mempunyai kondisi tubuh yang optimal dalam mengikuti pembelajaran matematika
di sekolah. Orang tua dan guru perlu bekerja sama meningkatkan motivasi siswa.
Peningkatan motivasi siswa oleh guru dapat dilakukan dengan saran dari Gage dan
Berliner (dalam slameto, 2010) sebagai berikut.
a. Perguanakan pujian verbal seperti mengucapkan kata bagus, baik, setelah siswa
melakukan tingkah laku yang diinginkan merupakan pembangkit motivasi yang
besar.
b. Pergunakan tes dalam nilai secara bijaksana yaitu memberikan informasi pada
siswa dan untuk menilai menguasaan dan kemajuan siswa, bukan untuk
menghukum atau membanding-bandingkannya dengan siswa lain.
Penyalahgunaan tes dan nilai akan mengakibatkan menurunnya keinginan siswa
untuk berusaha dengan baik.
c. Bangkitkan rasa ingin tahu siswa dan keinginannya untuk mengadakan eksplorasi.
d. Pergunakan permainan yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian ditemukan bahwa upaya yang dapat
dilakukan untuk mengurangi kesulitan belajar matematika berdasarkan kesulitan
yang dialami dan faktor yang melatarbelakangi antara lain mengajarkan matematika
sesuai teori belajar matematika, menggunakan media pembelajaran yang konkrit,
memperbanyak latihan soal, dan menjalin kerja sama dengan orang tua siswa.
41
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan deskripsi kesulitan siswa
menyelesaikan soal matematika kelas IV SD Negeri 1 Lembo Kabupaten Konawe
Utara diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kesulitan siswa menyelesaikan soal matematika yang dialami siswa terdiri dari
tiga komponen yaitu kesulitan memahami konsep, kesulitan dalam keterampilan,
dan kesulitan memecahkan masalah.
2. Faktor yang menyebabkan kesulitan siswa menyelesaikan soal matematika berasal
dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang berasal dari siswa meliputi
sikap siswa dalam belajar matematika, motivasi belajar siswa yang masih rendah,
dan kesehatan tubuh yang tidak optimal. Sedangkan faktor eksternal yang berasal
dari luar siswa antara lain kurangnya variasi mengajar guru, penggunaan media
pembelajaran yang belum maksimal, sarana prasarana disekolah, serta lingkungan
keluarga.
3. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesulitan belajar matematika
berdasarkan kesulitan yang dialami dan faktor yang melatarbelakangi antara lain
mengajarkan matematika dengan menyenangkan, menggunakan media
pembelajaran yang konkrit, memperbanyak latihan soal, dan menjalin kerjasama
dengan orang tua siswa.
B. SARAN
1. Bagi Guru
Guru sebaiknya mengajarkan matematika dengan bervariasi yang sesuai
dengan teori belajar matematika disertai penggunaan alat peraga yang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Bagi Siswa
42
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Aryanti, E. M., & Sutrisno, B. (2020).Kompetensi Soft Skill Ditinjau dari Motivasi
Berprestasi dan Kreativitas Belajar pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK
Negeri 1 Pedan Klaten (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Depdiknas. 2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta:
Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Heruman, 2007.Model Pembelajaran Matemataika di Sekolah Dasar.Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Jamaris, Martini. 2015. Kesulitan Belajar: Perspektif, Asesmen, dan
penanggulangannya. Bogor : Ghalia Indonesia.
Jong, Willem De. 2017. Pendekatan Peadegogik & Didaktik Pada Siswa dengan
Masalah Gangguan Perilaku. Depok: Prenada.
J. Tombokan Runtukahu dan Selpius Kandou. 2014. Pembelajaran Matematika
Dasar Bagi Anak Bekesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Khadijah. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Cita Pustaka Media.
Kemendiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas. Jakarta.
Kusdaryani, Wiwik dan Trimo. 2009. Landasan Kependidikan. IKIP PGRI Semarang
Press.
Matodi, Paul. 2014. Exploring Mathematics Anxiety: Mathematics Students
Esperiences. Mediterranean Journal of Social Scinences.MCSER Publishing.Vol
5 No 1.E-ISSN 2039-2117.ISSN 2039-9340.
Mardianto. 2017. Psikologi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.
Muhsetyo, Gatot, dkk. 2010. Pembelajaran matematika SD. Jakarta:Universitas
Terbuka
44
LAMPIRAN
45
1. Ibu Ima mempunyai sebuah kue. Kue tersebut dipotong menjadi 12 bagian
yang sama. Deni makan 5 bagian, angka pecahan yang menunjukkan berapa
banyak kue yang dimakan Deni adalah ?
1) Diketahui:
Ibu Ima mempunyai sebuah kue. Kue tersebut dipotong menjadi 12
bagian yang sama.
Deni makan 5 bagian
2) Ditanyakan:
Angka pecahan yang menunjukkan berapa banyak bagian kue yang
dimakan Deni…….?
3) Penyelesaian:
1
1 kue dibagi menjadi 12 bagian = Besar tiap bagian menjadi
12
1 1 1 1 1 5
Deni makan 5 bagian = + + + + =
12 12 12 12 12 12
Jadi angka pecahan yang menunjukkan berapa banyak kue yang dimakan
5
Deni adalah .
12
46
B. ESSAY
1. Ibu Ima mempunyai sebuah kue. Kue tersebut dipotong menjadi 12 bagian
yang sama. Dodi makan 5 bagian , angka pecahan yang menunjukkan berapa
banyak kue yang dimakan Dodi adalah ……?
3
2. Pak Anas menjual tanah kepada tiga orang tetanggaya yaitu pak Rois seluas
8
1 1
hektar, pak Wanto hektar dan pak Gani hektar. Dari ketiga tetangga pak
8 4
Anas tersebut yang membeli tanah paling luas adalah …..
3. Edo memiliki 3 pak buku tulis. Settiap satu pak buku tulis berisi 12 buah. Buku
yang sudah dipergunakan ada 6 buku tulis. Berapakah jumlah buku Edo yang
belum dipergunakan…….?
4. Saya tiba di sekolah pukul 07.00. tiga jam jam kemudian pukul …..?
5. Ibu membeli 3 lusin gelas. Harga 1 lusin gelas adalah Rp. 30.000,-. Jika ibu
membayar dengan menggunakan uang sepuluh ribu, berapa lembarkah ibu
harus memberikan uang tersebut…..?
47
47
DOKUMENTASI PENELITIAN