Anda di halaman 1dari 116

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

SISWA SMP NEGERI 1 BARANGKA

DITINJAU DARI LANGKAH POLYA

HASIL PENELITIAN

OLEH

WAODE HUSRIAWATI
A1I2 16 096

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

SISWA SMP NEGERI 1 BARANGKA

DITINJAU DARI LANGKAH POLYA

HASIL PENELITIAN

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Matematika

OLEH:

WAODE HUSRIAWATI

A1I2 16 096

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021

i
i
ABSTRAK

WAODE HUSRIAWATI (A1I216096) “Analisis Kemampuan Pemecahan


Masalah Matematis Siswa SMP Negeri 1 Barangka Ditinjau dari Langkah Polya”.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap secara mendalam
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
Barangka. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Barangka tahun ajaran 2020/2021. Subjek dalam
penelitian ini adalah kelas VIII₁ sebanyak 26 orang siswa, dan subjek yang
diwawancarai dalam penelitian ini terdiri atas 3 siswa. Analisis data dilakukan
melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikkan kesimpulan dan verifikasi
data. Validasi data dilakukan dengan Triangulasi data. Pedoman yang digunakan
untuk melakukan analisi kemampuan pemecahan masalah matematis adalah
pemecahan masalah matematis ditinjau dari langkah Polya. Hasil yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah 1) Siswa kemampuan tinggi dalam menyelesaikan
masalah memiliki pemecahan masalah yang sangat baik, karena mampu
memahami masalah secara lengkap, merencanakan penyelesaian dengan tepat,
melaksanakan rencana dengan melakukan substitusi dan perhitungan secara tepat,
dan mampu menyimpulkan serta melakukan pengecekan pada proses dan
penyelesaian masalah secara tepat,; 2) Siswa kemampuan sedang dalam
menyelesaikan masalah memiliki kemampuan pemecahan masalah yang cukup
karena mampu memahami masalah secara lengkap, merencanakan penyelesaian
dengan tepat, melaksanakan rencana dengan melakukan substitusi dan
perhitungan secara tepat, dan mampu menyimpulkan serta melakukan pengecekan
pada proses dan penyelesaian secara tepat. Namun, siswa dengan kemampuan
sedang terkadang kurang cermat dalam memilih rencana penyelesaian, sehingga
pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian dan melihat kembali mengalami
kesulitan,; 3) Siswa kemampuan rendah dalam menyelesaikan masalah memiliki
kemampuan pemecahan masalah yang sangat kurang karena belum mampu
memahami masalah secara lengkap, merencanakan penyelesaian dengan kurang
tepat, tidak mampu melaksanakan rencana, dan menyimpulkan serta melakukan
pengecekan pada proses dan penyelesaian masalah secara tepat, karena kesulitan
dalam memahami masalah dan merencanakan penyelesaian.

Kata kunci : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Langkah Polya.

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa


Ta’ala, atas segala rahmat dan hidayah yang diberikan kepada penulis sehingga
penyusunan Skripsi dengan judul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa SMP Negeri 1 Barangka ditinjau dari Langkah Polya” dapat
terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa selama penyusunan Skripsi
ini, penulis dihadapkan dengan berbagai macam hambatan dan kendala, namun
berkat izin Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan bantuan berbagai pihak serta kerja
keras akhirnya penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun
sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan nasional sekaligus sebagai syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Matematika,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan arahan para pembimbing dan penguji. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Kodirun., M.Pd.
selaku pembimbing I sekaligus pembimbing akademik penulis, atas arahan dan
bimbingan yang diberikan mulai dari awal semester hingga sampai dengan
penyusunana skripsi. Tak mengurangi rasa terima kasih penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rahmat, S.Pd., M.Pd. selaku
pembimbing II penulis yang telah memberikan banyak arahan dan saran demi
terselesainya Skripsi ini. Kepada penguji penulis: Ibu Dra. Hj. Arvyaty., M.Si.,
M.Pd., Dr. Hafiludin S., S.Si., M.Si., Drs. La Arapu, M.Si., dan Ibu Dr. Rosdiana,
M.Pd., terima kasih telah meluangkan waktu demi memberikan arahan kepada
penulis.
Teristimewa rasa hormat dan terimakasih yang tak terhingga kepada
ayahanda La Ode Uni dan Wa Ruku atas segala cinta, kasih sayang, doa,
dukungan, semangat, motivasi, dan pengertiaanya demi kesuksesan penulis. Tak
lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada kakak – kakak tercinta La Ode
Abdul Ma’ruf dan istrinya Wa Ode Uta, Wa Ode Siti Kadarsih S.Kep., Ners serta

iv
suami Wahyudin Setiawan serta adik – adik tersayang Wa Ode Siti Nurzakiah dan
Wa Ode Liput Bintari. Serta ucapan terimakasih kepada La Ode Muhammad
yusuf Bonte seseorang yang memberikan dukungan moral, materi serta tenaga
untuk membantu suksesnya Skripsi ini.
Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak,
baik yang secara langsung maupun secara tak langsung telah banyak membantu
penulis mulai dari awal studi hingga Skripsi ini.
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun F., S.Si., M.Si., M.Sc. selaku Rektor
Universitas Halu Oleo.
2. Bapak Dr. H. Jamiluddin, M.Hum. selaku Dekan FKIP UHO,
3. Bapak Dr. Awaludin, M.Pd. dan Bapak Dr. La Ode Ahmad Jazuli, M.Pd.
selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo periode 2020-2024
atas bantuan dan arahannya selama penulis menempuh pendidikan.
4. Bapak Drs. La Masi, M.Pd. dan Bapak Dr. H. Kodirun, M.Pd. selaku Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo periode 2016-2020 atas bantuan
dan arahannya selama penulis menempuh pendidikan.
5. Bapak Dr. La Misu, M.Pd., Ibu Hj. Hasnawati S.Si., M.Si., Ibu Wa Ode Siti
Sanawiah, S.Pd., dan bapak Muhammad Nur Holis S.Pd. yang telah bersedia
menjadi panelis dan Investigator dalam penelitian penulis.
6. Dosen pengajar serta staf administrasi dalam lingkup Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.
7. Bapak La Pelita, S.Pd., M.M. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Barangka
yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut. Ibu
Wa Ode Siti Sanawiah, S.Pd. selaku guru mata pelajaran matematika SMP
Negeri 1 Barangka, terima kasih atas dukungan, dan bantuan yang diberikan
kepada penulis selama melakukan penelitian.
8. Guru-guru serta Staf Tata Usaha SMP Negeri 1 Barangka yang telah
memberikan bantuan selama penulis melaksanakan penelitian

v
9. Peserta didik kelas VIII₁ SMP Negeri 1 Barangka yang telah turut
berpartisipasi dan aktif selama penulis melaksanakan penelitian.
10. Sanak keluarga yang telah memberikan dukungan moral maupun materi serta
dukungan selama ini, Yakni paman saya La Lumanto S.Pd, bibi Wa Ndoiwu,
Ade Royana Taati S.Pd., Gitaria Lumanto S.pt. Abadi Faisal S.Pd. Jalaludin
Kambanada S.Pd., M.Pd serta Ayu Ningsih S.Pd.
11. Sahabat terbaik penulis semasa kuliah Grub Sodara Sedarah yakni, Vira
Yuniar Sofyan Azi, Sri Risky Manurani S.Pd, Fitran, Sujatman, Roman dan
Pebri Tri Susanto. Terima kasih telah memberi semangat, bantuan, dan
dukungan dalam perkuliahan serta berbagai kenangan yang diberikan selama
ini.
12. Teman – teman Se-Jurusan pendidikan Matematika angkatan 2016 terkhusus
Siti Risnawati dan Rini Maharani serta adik adik mulai dari 2017-2019 yang
telah banyak memberikan dukungan dan motivasi selama ini.
13. Teman teman Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mulai dari Komisariat
FKIP, BPL HMI Cabang Kendari yang telah memberikan banyak
pengalaman serta pembelajaran selama memasuki Status Mahasiswa.
14. Teman – teman pengurus UKM Pers Universitas Halu Oleo mulai periode
2017/2019 sampai periode 2019/2021.
15. Pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, semangat, serta doa untuk
penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maafkan bila penulis
tidak bisa menyebutkan satu per satu.

Mungkin saja Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga penelitian ini
dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan penelitian, terutama di
bidang pendidikan matematika.Terima kasih.
Kendari, Februari 2021

vi
Penulis

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7


A. Kajian Teori 7
1. Hakikat Matematika 7
2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 9
a. Masalah Matematis 9
b. Pemecahan Masalah Matematis 10
c. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 11
d. Langkah-langkah Pemecahan Masalah Menurut Polya 13
B. Hasil Penelitian yang Relevan 16
C. Kerangka Berpikir 17
BAB III METODE PENELITIAN 19
A. Jenis Penelitian 19
B. Lokasi Penelitian 19
C. Subjek Penelitian 19
D. Instrumen Penelitian 20
E. Teknik Pengumpulan Data 21
F. Teknik Analisis Data 22
G. Keabsahan Data 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24

vii
A. Hasil Penelitian 24
B. Pembahasan 52
BAB V PENUTUP 60
A. Kesimpulan 60
B. Saran 61
DAFTAR PUSTAKA 62
LAMPIRAN 67

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1Nilai Rata-Rata nilai Ulangan Tengah Semester kelas VII SMP Negeri 1
Barangka tahun 2019/20204
Tabel 2.1Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Polya 15
Tabel 2.2Penelitian yang Relevan 17
Tabel 3.1 Kriteria Pengelompokan Siswa Berdasarkan Nilai Rapor Semester
Ganjil Tahun Ajaran 2020/2021 20
Tabel 3.2 Tabel hasil validasi panelis 79
Tabel 3.3 Rubrik Skor tes pemecahan masalah matematis siswa 23

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nama – nama Siswa Kelas VIII₂ Tahun Ajaran 2020/2021
67
Lampiran 2. Penentuan Subjek Penelitian 68
Lampiran3. Kisi – kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 70
Lampiran4. Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 71
Lampiran 5. Kunci Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
72
Lampiran 6. Pedoman Wawancara Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
74
Lampiran 7. Nama – nama Instrumen Tes Pemecahan Masalah Matematis 75
Lampiran 8. Jawaban Subjek Penelitian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis 76
Lampiran 9. Transkip Hasil Wawancara Berbasis Tugas yang Telah Divalidasi
79
Lampiran10. Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dari
hasil Validasi Oleh Panelis 97
Lampiran11. Dokumentasi 98
Lampiran 12. Surat Pernyataan Validasi Data 100
Lampiran 13. Surat izin penelitian 102
Lampiran 14. Surat izin setelah meneliti 103

x
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum, matematika berperan dalam pengembangan sumber daya
manusia, sehingga perlu adanya manajemen dalam pengoptimalannya. Nampak
bahwa karakter sumber daya manusia, misalnya teliti, akan berhubungan dengan
cerdas, taat melakukan prosedur perhitungan, dengan diulang-ulang sebanyak
iterasi tertentu, tergantung dari proses penyelesaian permasalahan yang dihadapi.
Hal ini menunjukan bahwa faktor-faktor yang ada pada sumber daya manusia
masih saling berpengaruh antar yang satu dengan yang lainnya.
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang
sangat pesat, baik materi maupun kegunaanya. Dengan demikian setiap upaya
pengajaran matematika sekolah haruslah selalu mempertimbangkan
perkembangan matematika. Pembelajaran matematika merupakan upaya
mengorganisasikan lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi siswa,
yang kegiatannya dirancang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi
antar siswa, siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam
menelaah bentuk, struktur, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang abstrak
serta hubungannya, dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Oleh karena itu,
pembelajaran matematika perlu dikembangkan demi tercapainya tujuan
pembelajaran. Salah satu tujuan mata pelajaran matematika untuk Sekolah
Menengah Pertama menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) yaitu
agar siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah
Kemampuan pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum
matematika yang sangat penting, karena dalam proses pembelajaran maupun
penyelesaian soal, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan
pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada
pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Menurut Polya yang dikutip oleh
Hudojo (Rahayu & Afriansyah, 2015: 15) pemecahan masalah adalah sebagai
usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak
dengan segera dicapai. Selanjutnya Polya menyatakan bahwa pemecahan masalah

1
2

merupakan suatu tingkat aktivitas intelektual untuk mencari penyelesaian masalah


yang dihadapi dengan menggunakan bekal pengetahuan yang sudah dimiliki.
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) pada tahun 2000
(Widjajanti, 2009:405) mengemukakan bahwa pemecahan masalah merupakan
proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya pada situasi
yang baru dan berbeda. Selain itu, NCTM menyebutkan bahwa memecahkan
masalah bukan saja merupakan suatu sasaran belajar matematika, tetapi sekaligus
merupakan alat utama untuk melakukan pembelajaran. Oleh karena itu,
kemampuan pemecahan masalah menjadi fokus pembelajaran matematika di
semua jenjang dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dengan mempelajari
pemecahan masalah didalam matematika, para siswa akan mendapatkan cara-cara
berfikir, kebiasaan tekun, dan keingintahuan serta kepercayaan diri didalam
situasi-situasi tidak biasa, sebagaimana situasi yang akan mereka hadapi di luar
ruang kelas matematika.
Pentingnya pencapaian kemampuan pemecahan masalah oleh siswa dalam
matematika ditegaskan oleh Branca (Lestari, 2015) sebagai berikut :
1. Kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan umum pengajaran
matematika.
2. Pemecahan masalah yang meliputi metode, prosedur dan strategi merupakan
proses inti dan utama dalam kurikulum matematika.
3. Pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam pembelajaran
matematika.
Ruseffendi dalam ( Effendi, 2012) mengemukakan bahwa: “kemampuan
pemecahan masalah amat penting dalam matematika, bukan saja bagimereka
yang di kemudian hari akan mendalami atau mempelajari matematika,
melainkan juga bagi mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi
lain dandalam kehidupan sehari-hari.” Oleh karena itu, siswa harus terbiasa
mengasah kemampuan tersebut untuk digunakan dalam menghadapi berbagai
permasalahan, baik masalah dalam matematika maupun masalah dalam
kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks.
3

Wawancara dengan salah satu guru SMPN 1 BARANGKA guru


matematika kelas VIII diperoleh data bahwa siswa kesulitan dalam memahami
arti kalimat-kalimat dalam soal, kurang mampu memisalkan apa yang
diketahui, apa yang ditanyakan, kurang bisa menghubungkan unsur-unsur yang
diketahui untuk menyelesaikan masalah, sehingga kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa masih rendah. Dalam hal menjawab persoalan, siswa
hanya dapat menjawab dalam perhitungan saja tetapi ketika dihadapkan dengan
soal kontekstual, siswa mulai menemukan kesulitan. Selain itu kebanyakan siswa
tidak dapat membuat model matematika dari permasalahan yang diberikan,
sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan soal tersebut sampai pada tahap akhir
atau penyelesaian akhir.
Wawancara yang dilakukan terhadap salah satu siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Baragka diperoleh bahwa siswa kadang tidak bisa menyelesaikan soal
soal kontekstual dikarenakan mulai malas saat membaca soal-soal yang panjang,
serta siswa takut untuk menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu pengalaman
yang ia dapatkan saat belajar matematika adalah menghafal rumus belaka tanpa
memahaminya dan meninjau kembali.
Sehubungan dengan hal-hal yang terjadi terkait kurangnya kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa, maka salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan memaksimalkan penggunaan soal-soal kontekstual, khususnya
pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) karena hasil belajar
masih rendah. Dampak dari kurangnya kemampuan pemecahan masalah
matematik adalah rendahnya nilai ulangan tengah, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 1.1
Nilai Rata-Rata nilai Ulangan Tengah Semester kelas VII SMP Negeri 1
Barangka tahun 2019/2020
KELAS
VII 1 VII 2 VII 3 VII 4
Rata-Rata 60,74 55,65 54,46 47,26
Tabel 1.1 di atas memperlihatkan hasil belajar yang dicapai siswa kelas
VII SMP Negeri 1 Barangka, dimana hasil belajar tersebut merupakan gambaran
4

langsung mengenai kemampuan siwa yang dinyatakan dengan nilai. Nilai rata-rata
yang tercantum pada Tabel 1.1 di atas masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 67. Namun, nilai rata-rata yang diperoleh siswa seperti
pada tabel di atas belum dapat mengukur kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa pada materi SPLDV, karena jenis tes ulangan tengah semester
yang digunakan oleh guru yaitu tes ulangan tengah semester yang mencakup
campuran beberapa materi matematika dan campuran soal pilihan ganda dan
uraian. Selain itu, tes yang disajikan tidak menggunakan soal-soal kontekstual
sebagai alat ukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Sehubungan dengan hal-hal yang terjadi tentang kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa, maka guru sangat berperan penting untuk menciptakan
siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik. Peran guru yang
baik akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa yang baik pula, dan tujuan
pembelajaran yang ditetapkan tercapai secara maksimal. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan penggunaan soal-soal
kontekstual, khususnya pada materi SPLDV karena hasil belajar materi SPLDV
masih di bawah KKM.
Berkaitan dengan soal-soal kontekstual yang merupakan wujud aplikasi
matematika dalam kehidupan sehari-hari, Polya mengemukakan bahwa solusi soal
pemecahan masalah memuat empat langkah penyelesaian. Langkah pertama
memahami masalah, tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan,
siswa tidak mungkin mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar.
Langkah kedua adalah menyusun rencana penyelesaian masalah. Selanjutnya
adalah langkah ketiga yaitu menyelesaikan masalah sesuai rencana. Kemampuan
menyelesaikan langkah ketiga yaitu menyelesaikan masalah sesuai rencana.
Kemampuan menyelesaikan langkah ketiga ini sangat tergantung pada
pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah. Semakin bervariasi pengalaman
mereka, ada kecenderungan siswa lebih kreatif dalam menyusun rencana
penyelesaian suatu masalah, dilanjutkan penyelesaian masalah sesuai rencana
yang dianggap paling tepat. Langkah terakhir dari proses penyelesaian masalah
5

menurut Polya adalah melakukan pengecekan atas apa yang telah dilaksanakan
mulai dari langkah pertama sampai langkah penyelesaian ketiga.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan suatu
penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP Negeri 1 Barangka Ditinjau Dari Langkah Polya“
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP Negeri 1
Barangka yang berkemampuan tinggi ditinjau dari langkah Polya?
2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP Negeri 1
Barangka yang berkemampuan sedang ditinjau dari langkah Polya?
3. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP Negeri 1
Barangka yang berkemampuan rendah ditinjau dari langkah Polya?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk memperoleh gambaran kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa SMP Negeri 1 Barangka yang berkemampuan tinggi ditinjau dari
langkah Polya.
2. Untuk memperoleh gambaran kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa SMP Negeri 1 Barangka yang berkemampuan sedang ditinjau dari
langkah Polya.
3. Untuk memperoleh gambaran kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa SMP Negeri 1 Barangka yang berkemampuan rendah ditinjau dari
langkah Polya.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara teoritis
Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
kepada guru mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada
materi Sistem Persamaan Lineral Dua Variabel (SPLDV)
6

2. Secara praktis
Manfaat praktis yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Memberikan informasi bagi sekolah dalam pengembangan pembelajaran
khususnya pada mata pelajaran matematika.
b. Bagi guru, pembelajaran berbasis masalah memberikan alternatif yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa.
c. Bagi siswa, memberikan kesan baru dalam pembelajaran matematika dan
memudahkan siswa untuk memahami konsep matematika sehingga terjadi
peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
d. Bagi peneliti, memberikan pengalaman yang berharga untuk membagun
inovasi dalam dunia pendidikan melalui pembelajaran yang efektif dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis.
e. Bagi dunia pendidikan, dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang
pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Matematika
Matematika merupakan suatu ilmu yang ada di setiap jenjang pendidikan,
mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Melalui pendidikan
matematika diharapkan siswa dapat menumbuhkan kemampuan berpikir
kritis, sistematis, logis, kreatif, bekerjasama secara efektif. Kompetensi tersebut
diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan
yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Hal ini jelas merupakan tuntutan
yang sangat tinggi yang tidak mungkin dapat dicapai hanya dengan hafalan,
mengerjakan soal-soal latihan, serta proses pembelajaran yang biasa.
Utari dkk (2013) mengemukakan bahwa matematika merupakan suatu
mata pelajaran yang memiliki peranan cukup penting, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun untuk membantu siswa mengkaji sesuatu secara logis,
kreatif dan sistematis. Oleh karena itu, pembelajaran matematika harus
mengutamakan untuk berpikir sistematis, kritis dan kemampuan pemecahan
masalah.
Lenner dkk dalam (Tombokan & Kandou, 2014) mengatakan “matematika
tidak dapat disamakan dengan berhitung atau aritmetika”. Aritmatika atau
berhitung adalah pengetahuan tentang bilangan dan merupakan bagian dari
matematika. Pemusatan pelajaran matematika sering hanya pada keterampilan
berhitung saja seperti penjumlahan, perkalian, pembagian, dll dan
beranggapan bahwa jika anak telah menguasai berhitung maka dia telah
menguasai semua kompetensi matematika.
Beberapa definisi matematika akan diberikan. Johnson dan Rising
(dalam Tombokan & Kandou, 2014) mengatakan sebagai berikut:

7
8

1. Matematika adalah pengetahuan terstruktur, dimana sifat dan teori dibuat


secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak
didefinisikan dan berdasarkan aksioma, sifat, atau teori yang telah
dibuktikan kebenarannya.
2. Matematika ialah bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan
menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas, dan
akurat.
3. Matematika adalah seni, dimana keindahannya terdapat dalam
keterurutan dan keharmonisan.
(Shadiq, 2014) mengatakan bahwa Matematika dapat dilihat sebagai
bahasa yang menjelaskan tentang pola-baik pola di alam dan maupun pola yang
ditemukan melalui pikiran. Pola-pola tersebut bisa berbentuk real (nyata)
maupun berbentuk imajinasi, dapat dilihat atau dapat dalam bentuk mental,
statis atau dinamis, kualitatif atau kuantitatif, asli berkait dengan kehidupan nyata
sehari-hari atau tidak lebih dari hanya sekedar untuk keperluan reaksi.
Banyak hal dikehidupan kita yang sangat erat kaitanya dengan
matematika. Hal ini dijelaskan dalam firmal Allah Subhanawataala dalam surah
Yunus ayat 5 yang artinya :
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah
tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”.
Dengan mengemukakan berbagai pengertian matematika akan jelas
bahwa matematika bukan hanya mempelajari tentang berhitung. Matematika
sangat erat kaitanya dengan kehidupan sehari-hari manusia, dimanapun dan
kapanpun itu. Pengertian matematika yang tepat tidak dapat ditentukan secara
pasti. Hal ini karena cabang-cabang matematika semakin bertambah dan
semakin berbaur satu dengan yang lainnya, baik itu bidang sosial ekonomi
maupun budaya matematika ada di semua lini kehidupan.
9

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis


a. Masalah Matematis
Permasalahan matematik selalu dijumpai dalam kehidupan sehari – hari.
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut
menampakan diri dalam bentuk keluhan, keresahan, kerisauan, atau kecemasan
(Thobroni, 2016: 273). Sementara itu, Suherman (Faiziin, 2014:25)
mengemukakan bahwa masalah biasanya memuat situasi yang mendorong
seseorang untuk menyelesaikanya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa
yang harus dikerjakan untuk menyelesaikanya. Jika suatu masalah tersebut gagal
diselesaikan dengan suatu cara penyelesaian, maka penyelesainya harus dicoba
lagi dengan cara lainya.
Hudojo (Nirmalasari, 2015:9) mengemukakan bahwa suatu pertanyaan
(soal) merupakan masalah apabila seseorang tidak mempunyai aturan yang
digunakan untuk menyelesaikan pertanyaan tersebut. Sementara itu, (Widjajanti
2009) menyatakan bahwa soal/pertanyaan disebut masalah tergantung kepada
pengetahuan yang dimiliki penjawab. Jika suatu masalah diberikan kepada
seseorang dan dia langsung mengetahui cara menyelesaikanya dengan benar,
maka soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah bagi orang itu.
Berbanding terbalik jika dengan yang tidak bisa langsung menjawab.
Sejalan dengan pendapat diatas, Shadiq (Syar, 2015 : 23) mengemukakan
bahwa suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu
menunjukan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan melalui suatu
prosedur rutin yang sudah diketahui sipelaku, maka untuk menyelesaikan suatu
masalah diperlukan waktu yang relatif lebih lama dari proses pemecahan soal
rutin. Hal ini sama dengan yang didefenisikan oleh Stanic & Kilpatrick (Syar,
2015:22) bahwa masalah sebagai suatu keadaan pada saat seseorang melakukan
tugasnya yang tidak ditemukan pada waktu sebelumnya. Hal ini menunjukan
bahwa suatu tugas merupakan masalah bergantung kepada individu dan waktu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masalah matematis
adalah suatu persoalan yang dihadapi oleh siswa yang cara penyelsaianya tidak
menggunakan cara-cara rutin yang telah diketahui sebelumnya.
10

b. Pemecahan Masalah Matematis


Memecahkan suatu masalah merupakan suatu aktivitas dasar bagi
manusia. Banyak situasi yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Polya
(Yuwono, 2010: 37) mendefenisikan “Solving a problem means finding way out
adifficulty”. Maksud dari kutipan tersebut adalah pemecahan masalah sebagai
usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan. (Hendriana & Soemarmo, 2014 :
23) mendefenisikan pemecahan masalah sebagai salah satu tujuan penting dalam
pembelajaran matematika bahkan proses pemecahan masalah matematis
merupakan jantungnya matematika.
Hudojo (Kurniawati & Siswono, 2014: 37), pemecahan masalah matematis
merupakan hal yang penting dalam pembelajaran matematika. Hal ini karena
pemecahan masalah membangkitkan siswa untuk merespon pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan, siswa menjadi terampil memilih dan mengidentifikasi
kondisi dan konsep yang relevan, mencari generalisasi, merumuskan rencana
penyelesaian dan pengorganisasian keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya.
Sedangkan Sumarno (Nirmalasari, 2015:9) mengemukakan bahwa pemecahan
masalah dapat dipandang dari dua sudut pandang berbeda, yakni (1) sebagai
pendekatan pembelajaran, artinya pemecahan masalah digunakan untuk
menentukan dan memahami materi matematika, (2) sebagai tujuan, dalam arti
pemecahan masalah ditujukan agar siswa dapat merumuskan masalah dari situasi
sehari-hari dan matematika, menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai
masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau luar matematika, menjelaskan
hasil yang diperoleh sesuai dengan permasalahan awal, mampu menyusun model
matematika dan mampu menyelesaikanya untuk masalah nyata, dan dapat
menggunakan matematika secara bermakna.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah
matematis adalah suatu proses mencari jalan keluar dari kesulitan dengan
menggunakan konsep-konsep dan aturan-aturan yang diperoleh dengan
mengidentifikasi kondisi dan konsep yang relevan, mencari generalisasi,
merumuskan rencana penyelesaian dan mengorganisasikan keterampilan yang
telah dimiliki sebelumnya.
11

c. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis


Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan kemampuan
yang harus dimiliki siswa, karena pemecahan masalah memberikan manfaat
yang besar kepada siswa dalam melihat relevansi antara matematika dengan
mata pelajaran yang lain, serta dalam kehidupan nyata. Branca Sumartini
menjelaskan tentang kemampuan pemecahan masalah sebagaimana yang
dikutip Sapitri (2019) bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah
kemampuan dasar dalam belajar matematika, sehingga kemampuan tersebut
harusnya diberikan, dilatih, dan dibiasakan kepada peserta didik sedini
mungkin. Hal ini sejalan dengan pendapat Suji dikutip Sapitri (2019) yang
mengatakan bahwa pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika
harus dikembangkan dalam proses pembelajaran siswa dan perlu dibiasakan
untuk memecahkan masalah, baik masalah matematis maupun masalah
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kemampuan pemecahan masalah
merupakan kemampuan yang wajib dimiliki oleh setiap siswa.
Pendapat Ulvah dikutip Putra (2018) bahwa siswa yang terlibat aktif
dalam proses pembelajaran memiliki kemampuan pemecahan masalah yang
lebih baik daripada siswa yang tidak terlibat dalam pembelajaran. Melalui
aktivitas pembelajaran yang baik, siswa tidak akan jenuh belajar sehingga
kemampuan pemecahan masalah mereka dapat berkembang. Pemecahan
masalah merupakan kemampuan penting untuk dikuasai oleh siswa. Dikatakan
bahwa siswa yang memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah juga akan
memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi masalah, memilih informasi yang
relevan, menyusun, menganalisis, mengevaluasi, dan mencerminkan hasil.
Sejalan dengan pernyataan diatas Ruseffendi (dalam Effendi, 2012)
mengemukakan bahwa: “kemampuan pemecahan masalah amat penting dalam
matematika, bukan saja bagi mereka yang di kemudian hari akan mendalami
atau mempelajari matematika, melainkan juga bagi mereka yang akan
menerapkannya dalam bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-hari.”
Oleh karena itu, siswa harus terbiasa mengasah kemampuan tersebut untuk
digunakan dalam menghadapi berbagai permasalahan, baik masalah dalam
12

matematika maupun masalah dalam kehidupan sehari-hari yang semakin


kompleks. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP
berdasarkan langkah Polya.
Menurut Charles dan lester (Priansa, 2015: 193-194), faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kemampuan siswa memecahkan masalah matematika yaitu :
1. Kognisi yaitu meliputi pengetahuan konseptual (pemahaman) dan strategi
dalam menerapkan pengetahuan pada situasi yang sesungguhnya.
2. Afeksi yaitu mempengaruhi kepribadian peserta didik untuk memecahkan
masalah.
3. Metakognisi yaitu meliputi relugasi diri mengenai kemampuan untuk berpikir
melalui masalah pada diri sendiri.
Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kemampuan seseorang dalam
menyelesaikan masalah matematis dengan cara menerapkan pengetahuan yang
telah dimilikinya kedalam situasi yang baru ditemui yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah faktor kognisi, faktor afeksi dan faktor
metakognisi.
d. Langkah – Langkah Pemecahan Masalah Menurut Polya
Secara garis besar tahap-tahap penyelesaian masalah menurut polya
ada 4 langkah yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan suatu
masalah, dapat diuraikan sebagai berikut (1) Memahami Masalah. Pada aspek
memahami masalah, siswa perlu mengidentifikasi apa yang diketahui, apa saja
yang ada, jumlah, hubungan dan nilai-nilai yang terkait serta apa yang sedang
mereka cari. (2) Membuat Rencana. Pada aspek ini, siswa perlu
mengidentifikasi operasi yang terlibat untuk menyelesaikan masalah yang
diberikan. (3) Melaksanakan Rencana. Pada aspek ini, hal yang diterapkan
tergantung pada apa yang telah direncanakan sebelumnya, mengartikan
informasi yang diberikan kedalam bentuk matematika, dan melaksanakan
rencana selama proses dan perhitungan yang berlangsung. (4) Memeriksa
Kembali. Pada tahap ini hal yang perlu diperhatikan adalah mengecek kembali
13

informasi yang penting, mengecek semua perhitungan yang sudah terlibat,


mempertimbangkan apakah solusinya logis, melihat alternative lain, dan membaca
pertanyaan kembali dan bertanya kepada diri sendiri apakah pertanyaannya
sudah benar-benar terjawab. Adapun gambaran umum dari kerangka kerja Polya
(Atiqoh, 2011:14-16) adalah sebagai berikut.
1. Pemahaman pada masalah (to understand the problem)
Langkah pertama adalah membaca soalnya dan meyakinkan diri bahwa
anda memahaminya secara benar. Tanyalah diri anda dengan pertanyaan :
1). Apa yang tidak diketahui ?
2). Kuantitas apa yang diberikan pada soal ?
3). Kondisinya bagaimana ?
4). Apakah ada kekecualian ?
5). Untuk beberapa masalah akan sangat berguna untuk membuat diagramnya dan
mengidentifikasi kuantitas-kuantitas yang diketahui dan dibutuhkan pada
diagram tersebut. Biasanya dibutuhkan.
6). Membuat beberapa Notasi
Tahap pemahaman soal ini meliputi: mengenali soal, menganalisis soal,
dan menerjemahkan informasi yang diketahui termasuk membuat gambar atau
diagram untuk membantu siswa membayangkan kondisinya.
2. Membuat Rencana Pemecahan Masalah (to make a plan)
Carilah hubungan antara informasi yang diberikan dengan yang tidak
diketahui yang memungkinkan anda untuk menghitung variabel yang tidak
diketahui. Akan sangat berguna untuk membuat pertanyaan : “Bagaimana saya
akan menghubungkan hal yang diketahui untuk mencari hal yang tidak
diketahui?” jika anda tidak melihat hubungan secara langsung, gagasan berikut ini
mungkin akan menolong dalam membagi masalah ke sub masalah.
1) Membuat sub masalah
Pada masalah yang komplek, akan sangat berguna untuk membantu jika
anda membaginya kedalam beberapa sub masalah, sehingga anda dapat
membangunya untuk menyelesaikan masalah.
2) Cobalah untuk mengenali sesuatu yang sudah dikenali.
14

Hubungkan masalah tersebut dengan hal yang sebelumnya sudah dikenali.


Lihatlah pada hal yang tidak diketahui dan cobalah untuk mengingat masalah
yang mirip atau memiliki prinsip yang sama.
3) Cobalah untuk mengenali polanya
Beberapa masalah dapat dipecahkan dengan cara mengenali polanya.
4) Gunakan analogi
Cobalah untuk memikirkan analogi dari masalah tersebut, yaitu masalah
yang mirip, masalah yang berhubungan, yang lebih sederhana sehingga
memberikan anda petunjuk yang dibutuhkan dalam memecahkan masalah yang
lebih sulit.
a. Masukan sesuatu yang baru
Mungkin suatu saat perlu untuk memasukan sesuatu yang baru, peralatan
tambahan, untuk membuat hubungan antara data dengan hal yang tidak diketahui.
b. Buatlah kasus
Kadang-kadang kita harus memecah sebuah masalah kedalam beberapa
kasus dan pecahkan setiap kasus tersebut.
c. Mulailah dari akhir (Asumsikan jawabanya)
Sangat berguna jika kita membuat pemisahan solusi masalah, tahap demi
tahap mulai dari jawaban masalah sampai ke data yang diberikan.
3. Melaksanakan Rencana (carry out a plan)
Dalam melaksanakan rencana yang tertuang pada langkah kedua, kita
harus memeriksa tiap langkah dalam rencana dan menuliskannya secara detail
untuk memastikan bahwa tiap langkah sudah benar. Sebuah persamaan tidaklah
cukup.
4. Lihatlah kembali (looking back)
Kritisi hasilnya. Lihatlah kelemahan dari solusi yang didapatkan (seperti:
ketidak konsistenan atau ambiguitas atau langkah yang tidak benar).
Adapun indikator kemampuan pemecahan masalah menurut Polya
disajikan pada tabel berikut.
15

Tabel 2.1
Indikator kemampuan pemecahan masalah polya

Tahapan Pemecahan
Masalah Menurut Polya Indikator
1.1. menentukan apa yang diketahui dan
1. Memahami masalah ditanyakan.
1.2. Menceritakan kembali masalah (soal)
dengan bahasanya sendiri.
1.3. Mempresentasikan masalah kedalam bentuk
gambar, grafik atau persamaan.
2. Merencanakan 2.1 mengetahui keterkaitan antara yang
penyelesaian diketahui dan yang ditanyakan.
2.2 Menggunakan semua informasi yang
penting pada soal.
2.3 Menentukan rumus yang akan digunakan.
3. Melaksanakan rencana 3.1 menggunakan langkah-langkah secara
benar.
3.2 Menggunakan rumus yang telah dipikirkan.
3.3 Terampil dalam algoritma dan ketepatan
menjawab soal.
4. Melihat kembali 4.1 menggunakan informasi yang ada untuk
memeriksa kembali hasil pemecahan
masalah.
4.2 Menentukan kembali hasil pemecahan
masalah.
(Priansa, 2015 : 193)

B. Penelitian yang Relevan 2.2


Berikut ini adalah perbandingan antara penelitian yang relevan dan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Tabel Penelitian yang Relevan
Nama Hasil Temuan Perbedaan
Sidabalok, Evi, Setiap subjek dalam menyelesaikan Yang membedakan
T.K (2016) soal cerita berdasarkan tahapan dengan proposal ini
Polya, mampu mencapai hasil yang adalah subjek yang
berbeda-beda, ada subjek yang digunakan sebanyak 4
mampu mencapai memahami siswa sedangkan
masalah, ada subjek yang mampu penelitian ini
mencapai rencana penyelesaian, ada sebanyak 3 orang
subjek pada tahap penyelesaian dan diambil secara terurut
ada subjek yang mampu mencapai berdasarkan nilai
pengecekan kembali. rapor dari 1 kelas
16

VIII₁ SMP Negeri 1


Barangka.
Bahwa subjek penelitian dengan Metode yang
hasil belajar tinggi melaksanakan digunakan dalam
tiga langkah pemecahan dalam penelitian saya adalah
menyelesaikan soal yang diberikan. penelitian eksploratif.
Subjek penelitian dengan hasil
belajar rendah juga melaksanakan
tiga langkah dalam memecahkan
masalah. Ketiga langkah yang
Imroatun
dilakukan memahami masalah,
(2014)
membuat rencana pemecahan
masalah dan melaksanakan rencana
pemecahan masalah. Sedangkan
langkah melihat kembali tidak
dilaksanakan baik subjek penelitian
dengan hasil belajar tinggi maupun
subjek penelitian dengan hasil belajar
rendah
Kemampuan pemahaman konsep Didalam penelitian
matematis dan kemampuan saya adalah untuk
Suraji, pemecahan masalah matematis mengetahui
Maimunah, siswa SMP pada materi SPLDV pemecahan masalah
Saragih (2018) masih rendah terutama dalam matematis siswa SMP
mengaplikasikan dalam kehidupan pada materi SPLDV.
sehari-hari.
menganalisis kemampuan Perbedaan nya adalah
pemecahan masalah matematika tidak mencari
berdasarkan langkah-langkah Polya kesalahan siswa.
dan penyebab kesalahan siswa dalam
pemecahan masalah matematika.
Tahapan pemecahan masalah Polya
Timbul terdiri dari tahap memahami
Yuwono, masalah, merencanakan pemecahan,
Mulya melakukan rencana
Supanggih, pemecahan, dan memeriksa
Rosita Dwi kembali. Penelitian ini
Ferdiani(2018) menggunakan 6 subjek dari 25
siswa kelas VIII SMP Terpadu
Turen. Pengumpulan data
dilakukan dengan tes dan
wawancara. Uji keabsahan data
dilakukan dengan teknik
triangulasi.
Netriwati Mahasiswa dengan tingkat Penelitian ini
(2016) pengetahuan awal tinggi berpikir bertujuan untuk
17

secara algoritmik dalam mendeskripsikan


menyelesaikan soal pemecahan kemampuan
masalah matematis yaitu mampu mahasiswa dalam
memahami masalah dengan benar memecahkan
dan lancar. Untuk mahasiswa dengan masalah matematis
tingkat pengetahuan awal sedang menurut teori polya.
mereka berpikir Sedangkan penelitian
secara algoritmik dan belum saya tentang analisis.
sempurna dalam menyelesaikan
soal pemecahan masalah.
Kemudian mahasiswa dengan
tingkat pengetahuan awal rendah
berpikir secara heuristik
dalam menyelesaikan soal
pemecahan masalah matematis.

C. Kerangka Berpikir
Pemecahan masalah merupakan salah satu tujuan dalam proses
pembelajaran dari aspek kurikulum. Proses pemecahan masalah matematis
merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa. Pentingnya
kemampuan pemecahan masalah karena salah satu tujuan penting dalam
pembelajaran matematika serta salah satu dari komponen matematika yang
penting dalam pembelajaran yang berkaitan dengan tahap menyelesaikan masalah.
Hal ini disebabkan karena kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari masalah.
Meskipun pemecahan sangat penting, tetapi kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa masih kurang. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan dengan Guru SMP N 1 Barangka bahwa kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa SMP N 1 Barangka masih kurang diperhatikan oleh
guru khusunya pada materi SPLDV.
Secara garis besar tahap-tahap penyelesaian masalah menurut polya
ada 4 langkah yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan suatu
masalah, dapat diuraikan sebagai berikut (1) Memahami Masalah. Pada aspek
memahami masalah, siswa perlu mengidentifikasi apa yang diketahui, apa saja
yang ada, jumlah, hubungan dan nilai-nilai yang terkait serta apa yang sedang
mereka cari. (2) Membuat Rencana. Pada aspek ini, siswa perlu
mengidentifikasi operasi yang terlibat untuk menyelesaikan masalah yang
18

diberikan. (3) Melaksanakan Rencana. Pada aspek ini, hal yang diterapkan
tergantung pada apa yang telah direncanakan sebelumnya, mengartikan
informasi yang diberikan kedalam bentuk matematika, dan melaksanakan
rencana selama proses dan perhitungan yang berlangsung. (4) Memeriksa
Kembali. Pada tahap ini hal yang perlu diperhatikan adalah mengecek kembali
informasi yang penting, mengecek semua perhitungan yang sudah terlibat,
mempertimbangkan apakah solusinya logis, melihat alternative lain, dan membaca
pertanyaan kembali dan bertanya kepada diri sendiri apakah pertanyaannya
sudah benar-benar didapatkan.
Tahap-tahap pemecahan masalah seperti yang dijelaskan Polya dapat
dijadikan sebagai landasan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa SMP N 1 Barangka dan diharapkan dapat memberikan
gambaran kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP N 1 barangka.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis yang bertujuan untuk
mengeksplorasi pertanyaan penelitian dan tidak bermaksud untuk menawarkan
solusi akhir dan konklusif untuk masalah yang ada. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif-kualitatif.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Barangka Tahun Ajaran yang
terletak di desa Lapolea, Kec. Barangka, Kab. Muna Barat. Waktu pelaksanaan
penelitian adalah pada pada tanggal 14 – 17 Desember 2020, semester ganjil
Tahun Ajaran 2020/202.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIII1 SMP Negeri 1
Barangka yang berjumlah 3 orang siswa dari jumlah siswa sebanyak 26 orang
yang diambil dari setiap masing-masing siswa dengan kemampuan pemecahan
masalah dengan kategori tinggi, kategori sedang, kategori rendah dan telah
mempelajari materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Adapun
langkah-langkah penentuan subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data siswa kelas VIII₁ berupa nilai rapor siswa semester I
untuk mata pelajaran matematika tahun ajaran 2019/2020.
2. Mencari nilai rata-rata dan simpangan baku data tersebut.
3. Menentukan Batas kelompok.

19
20

Tabel 3.1
Kriteria pengelompokan siswa berdasarkan nilai rapor semester ganjil
2020/2021
Skor (s) Kelompok
s ≥( x́+ DS) Tinggi
¿ – DS) ˂ s ˂ (x́ + DS¿ Sedang
s ≤( x́−DS) Rendah
(Sudijono, 2011:126)
Keterangan :
s = Skor Subjek
x́ = Rata – Rata
DS = Standar Deviasi
Subjek dipilih dari masing-masing siswa dengan kemampuan
pemecahan masalah dengan kategori tinggi, kategori sedang, kategori
rendah, dengan mempertimbangkan kemampuan dalam menerapkan
langkah Polya dalam memecahkan masalah matematis serta mampu
mengkomunikasikan pendapat atau jalan pikiran secara lisan. Pemberian
kriteria bertujuan untuk mengetahui kategori kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah matematis.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ada dua macam, yaitu instrumen utama
dan instrumen bantu. Instrumen utama adalah peneliti sendiri. Arikunto
(Sujarweni, 2015:21) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif
peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul data sehingga
keberadaanya tidak terpisahkan dengan apa yang diteliti. Sedangkan
instrumen bantu ada 2 (dua), yaitu Tes Pemecahan Masalah (TPM) dan
pedoman wawancara.
1. Tes Pemecahan Masalah
Tes pemecahan masalah matematis merupakan instrumen bantu pertama
yang digunakan. Tes ini adalah soal uraian tentanng SPLDV (Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel) yang terdiri atas 2 (dua) soal. Pemberian 2 (dua) soal pada
materi SPLDV (Sistem Persamaan Linear Dua Variabel) karena berdasarkan
21

pembagian SPLDV (Sistem Persamaan Linear Dua Variabel) pada materi SPLDV
(Sistem Persamaan Linear Dua Variabel) dengan menggambar grafik, substitusi,
eliminasi dan pemodelan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Tes ini
sebelum digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa, di lakukan dengan uji validitasnya. Tes pemecahan masalah ini terdiri dari
dua butir soal yang akan divalidasi terlebih dahulu oleh tiga orang panelis. Panelis
dalam pengujian validitas instrumen ini adalah tiga orang ahli yang terdiri dari
dua orang dosen pendidikan matematika dan satu orang guru mata pelajaran
matematika Kelas VIII SMP Negeri 1 Barangka. Validitas yang diterapkan yaitu
validitas isi yang bertujuan untuk melihat kecocokan materi, konstruksi serta
bahasa yang digunakan. Kriteria validitas yang digunakan adalah jika sekurang-
kurangnya dua dari tiga panelis menyetujui bahwa dari segi kejelasan butir
pertanyaan dan kesesuaian pertanyaan dapat mengungkapkan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa. Setelah instrumen divalidasi dengan
memperhatikan kriteria validitas, maka selanjutnya instrumen diberikan kepada
subjek penelitian.
Analisis validitas penilaian panelis digunakan untuk mengetahui validitas
konsep instrumen melalui penilaian panelis dengan menggunakan rumus Aiken’s
(Arikunto, 2015:39) sebagai berikut.

V=
∑ n i [ i−I o ]
[N ( c −1 ) ]

Dimana:

V =¿indeks validitas isi


ni = banyak nilai pada i = 1,2,3,4 & 5
i=¿angka yang diberikan oleh seorang penilai
Io=¿angka penilaian validitas yang rendah (dalam hal ini = 1)
c=¿angka penilaian validitas yang tertinggi (dalam hal ini = 5)
N=¿ jumlah nilai yang diperoleh
22

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Aiken’s (Arikunto,


2015:39) menunjukan kedua butir soal tersebut dinyatakan valid, dapat dilihat
pada pada lampiran 11.

Data yang diperoleh melalui instrumen ini selanjutnya dianalisis


menurut tahapan pemecahan masalah berdasarkan langkah – langkah
Polya dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut.
Rubrik Skor Tes Pemecahan Masalah Matematis Siswa

No. Tahapan Kriteria Skor


1. Memahami Tidak menuliskan apa yang
0
masalah diketahui dan apa yang ditanyakan
Menuliskan apa yang diketahui
tanpa menuliskan apa yang 1
ditanyakan atau sebaliknya
Menuliskan apa yang diketahui dan
2
apa yang ditanyakan secara tepat
2. Merencanakan
Tidak ada strategi 0
penyelesaian
Terdapat strategi tetapi jawaban
1
tidak relevan/salah perhitungan
Terdapat strategi serta jawaban
2
tidak selesai
Terdapat strategi serta jawaban
3
selesai dan benar
3. Melaksanakan Tidak ada jawaban sama sekali 0
rencana Menuliskan jawaban tetapi jawaban
salah atau hanya sebagian kecil 1
jawaban benar
Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban setengah atau 2
sebagian besar jawaban benar
Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban dengan lengkap 3
dan benar
4. Melihat Tidak menuliskan kesimpulan dan
kembali tidak melakukan pengecekan 0
terhadap proses juga hasil jawaban
Menuliskan kesimpulan dan/atau
melakukan pengecekan terhadap 1
proses dengan kurang tepat
Menuliskan kesimpulan dan 2
23

No. Tahapan Kriteria Skor


melakukan pengecekan proses
dengan tepat

( Sulaiman, 2012 : 40).

2. Pedoman Wawancara
Instrumen bantu kedua yang digunakan pada penelitian ini adalah
pedoman wawancara. Instrumen ini disusun oleh peneliti sebagai alat
bantu yang digunakan peneliti ketika mengumpulkan data melalui tanya
jawab dengan siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan
siswa secara mendalam dalam menyelesaikan tes pemecahan masalah
matematis.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan dengan cara sebagai
berikut :
1. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data kualitatif sejumlah
besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumen. (Sujarweni,
2015:32). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang berupa daftar
nama-nama siswa kelas VIII₁ sebagai subjek dalam penelitian ini, nilai rapor siswa
kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 serta gambar/foto pada saat
melakukan wawancara.
2. Pemberian Tes
Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus
ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites (Jihad &
Haris, 2012:67). Metode pemberian tes dalam penelitian ini digunakan untuk
mendapatkan data mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
ditinjau dari langkah Polya. Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
soal uraian pada materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Tes dapat
dilihat pada lampiran 4.
3. Wawancara
24

Wawancara adalah proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan


yang diwawancarai (interviewee) secara langsung; atau dapat juga dikatakan
sebagai proses percakapan tatap muka antara interviewer dan interviewee dimana
pewawancara bertanya tentang suatu aspek yang dinilai dan telah dirancang
sebelumnya (Yusuf, 2015:108). Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data secara langsung mengenai kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa ditinjau dari langkah Polya. Peneliti menggunakan pedoman
wawancara sebagai acuan dalam pelaksanaan wawancara. Wawancara dilakukan
terhadap subjek penelitian dengan menggunakan Hand Phone sebagai alat
perekam sehingga hasil wawancara menunjukan keabsahan dan dapat diorganisir
dengan baik untuk analisis selanjutnya. Pedoman wawancara dapat dilihat pada
lampiran 6.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2016: 335), analisis data adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan
kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan analisis data
Model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2016: 337), menyatakan bahwa
aktivitas dalam anlisis data, yaitu :
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Setelah melakukan pengumpulan data, diperoleh data-data yang jumlahnya
cukup banyak, untuk itu maka perlu di catat secara teliti dan rinci. Data-data
tersebut kemudian dianalisis melalui reduksi data. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Tahap reduksi data yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah :
25

a. Menganalisis hasil tes pemecahan masalah dan hasil wawancara kemudian


ditransformasikan pada catatan.
b. Hasil wawancara disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik dan rapi,
kemudian ditransformasikan kedalam catatan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Miles and Huberman (Sugiyono, 2016:341) menyatakan bahwa dalam
penelitian kualitatif, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Pada tahap ini data
yang diperoleh akan dipilah dan disajikan dalam bentuk teks naratif berdasarkan
tahapan pemecahan masalah Polya untuk setiap subjek penelitian.
3. Conclusing Drawing/ Verification
Langkah ketiga dalam analisis kualitatif menurut Miles and Huberman
(Sugiyono, 2016:345) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pada tahap ini
akan ditarik kesimpulan kemampuan pemecahan masalah matematis yang
dikuasai oleh setiap subjek penelitian. Akan tetapi, kesimpulan yang diperoleh
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
G. Keabsahan Data
Salah satu teknik yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data dalam
penelitian ini adalah menggunakan Triangulasi. Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data.
Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan Triangulasi investigator
(penyidik). Denzin yang dikutip oleh Bachri (2010 : 57) menyatakan bahwa
triangulasi investigator adalah penggunaan beberapa evaluator atau ilmuwan
sosial yang berbeda. Dalam penelitian ini akan memanfaatkan penelitian atau
pengamat lainnya untuk pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Adapun
investigator dalam penelitian ini adalah dua orang sarjana pendidikan matematika.
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Kegiatan pengambilan data tes kemampuan pemecahan masalah matematis
dilakukan dikelas VIII₁ SMP Negeri 1 BARANGKA. Sebelum tes kemampuan
pemecahan masalah dilakukan, siswa dikelompokan dalam tiga kelompok (tinggi,
sedang, rendah) berdasarkan nilai rapor pelajaran matematika siswa semester
ganjil tahun ajaran 2019/2020. Setelah itu mencari nilai rata-rata dan simpangan
baku, selanjutnya menentukan batas batas kelompok berdasarkan pengkategorian
kemampuan pemecahan masalah. Setelah terbentuk kelompoknya, peneliti
membuat kesepakatan waktu dengan guru mata pelajaran matematika kelas VIII ₁
untuk melakukan tes berbasis tugas dan wawancara dan disepakati hari Senin,
Selasa dan Rabu tanggal 14-16 Desember 2020 dikarenakan siswa pada saat itu
telah melakukan ulangan tengah semester. Adapun tujuan dilakukan nya tes
pemecahan masalah berbasis tugas ini adalah untuk mengetahui dan melihat
kemampuan siswa dalam menerapkan langkah pemecahan masalah polya pada
saat menyelesaikan masalah matematis.
Hasil pengelompokan siswa berdasarkan nilai rapor siswa semester ganjil
tahun ajaran 2019/2020 dan menghitung rata-rata dan standar deviasi serta
pengelompokan menurut tabel 3.1, diperoleh kelompok siswa dengan kemampuan
tinggi sebanyak 4 (siswa), kelompok siswa dengan kemampuan sedang sebanyak
14 (siswa), dan kelompok siswa dengan kemampuan rendah sebanyak 5 (siswa).
Sedangkan hasil tes diperoleh 3 (tiga) dari 4 (empat) siswa dengan kemampuan
tinggi yang mampu menerapkan langkah polya secara lengkap dan benar dalam
menyelesaikan masalah matematis, 9 (sembilan) dari 14 (empat belas) siswa
dengan kemampuan sedang yang mampu menerapkan langkah Polya secara
lengkap dan benar dalam menyelesaikan masalah matematis serta 2 (dua) dari 5
(lima) siswa dengan kemampuan rendah yang mampu menerapkan langkah Polya
secara lengkap dan benar dalam menyelesaikan masalah matematis.
Berdasarkan hasil tes, siswa yang mampu menerapkan langkah Polya
secara lengkap dan benar menjadi subjek dalam penelitian ini. Dari hasil tersebut,

26
27

dipilih satu siswa pada masing-masing kelompok tinggi, sedang dan rendah untuk
diwawancarai dengan berdasarkan hasil jawaban siswa, serta meminta pendapat
dari guru mata pelajaran matematika kelas VIII₁, hal ini dikaenakan guru lebih
mengerti dan mengetahui kemampuan dan keadaan siswanya, dengan
pertimbangan siswa dapat mengkomunikasikan pendapat atau jalan pikirannya
secara lisan. Pertimbangan ini dimaksudkan dengan tujuan peneliti mendapatkan
informasi yang lebih banyak dari pada subjek yang kurang dalam hal kemampuan
mengkomunikasikan pendapat atau jalan pikirannya secara lisan pada saat
wawancara.
Pada penelitian ini, pengambilan data utama adalah wawancara berbasis
tugas. Wawancara ini di lakukan karena peneliti mendapatkan data yang lebih
banyak dan mendalam untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa. Pada saat wawancara peneliti memberikan lembar tugas
pemecahan masalah kepada subjek penelitian, kemudian peneliti meminta subjek
untuk menjawab permasalahan yang diberikan pada lembar jawab, lalu peneliti
meminta subjek untuk menjelaskan proses pemecahan masalahnya secara lisan.
Adapun instrumen bantu yang digunakan saat wawancara berupa lembar
tugas pemecahan masalah serta pedoman wawancara.
Adapun hasil data wawancara berbasis tugas sebagai berikut.
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis untuk Indikator
Memahami Masalah
1) Data Hasil Wawancara
a) Siswa Berkemampuan Tinggi (SP – 09 )
Pemecahan masalah matematis dari SP - 09 untuk indikator memahami
masalah berdasarkan tahap pemecahan masalah matematis Polya pada materi
persamaan linear dua variabel diperoleh dari kemampuan SP – 09 dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan.
28

Soal 1 :
1. Bu Riska, Bu Kajol dan Bu Dian pergi ke Mall bersama-sama.
Sesampainya di Mall Bu Riska membeli dua baju dan satu kaos
dan ia membayar Rp 170.000, Di toko yang sama Bu Dian
membeli satu baju dan tiga kaos dan ia membayar uang Rp
185.000, Bu Kajol membeli tiga baju dan dua kaos, berapa ia
harus membayar ?

Berikut jawaban tertulis dari SP - 09 untuk indikator memahami masalah


pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 1.

Berikut kutipan wawancara SP – 09 soal nomor 1 untuk indikator


memahami masalah :

Ket :

P adalah Peneliti
S adalah Subjek

P : “ apakah adik bisa memahami permasalahan soal nomor 1 ?”


S : “ bisa”
P : “ jika memahami coba buatkan dengan bahasamu sendiri !”
S : “ Bu Riska, bu Kajol dan bu Dian bersama – sama pergi di mall, sesampainnya
di mall, bu Riska membeli dua baju dan satu kaos seharga Rp. 170.000, di
toko yang sama bu Dian membeli satu baju dan tiga kaos seharga Rp.
29

185.000, bu Kajol membeli tiga baju dan dua kaos, berapa ia harus
membayar? ”
P : “ bisa buatkan model matematikanya ? “
S:

P : “ apa yang ditanyakan dari soal itu ?”


S : “ berapa bu Kajol harus membayar jika membeli tiga baju dan dua kaos “
Berdasarkan indikator memahami masalah data hasil jawaban dan kutipan
kutipan wawancara SP – 09 mampu memahami masalah. Hal ini terlihat
mampunya subjek menyatakan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
secara tepat dan benar. Subjek SP – 09 juga mampu menjelaskan maksud dari soal
dengan bahasanya sendiri.
Soal 2 :
2. Nunik membeli 1 kg daging sapi dan 2 kg ayam potong dengan
harga Rp100.000,00. Nanik membeli 3 kg ayam potong dan 2 kg
daging sapi dengan harga Rp210.000,00. Jika harga 1 kg daging
sapi dinyatakan dengan x dan 1 kg ayam dinyatakan dengan y,
tentukan model sistem persamaan linear dua variabel yang
berkaitan dengan pernyataan di atas ?

Berikut jawaban tertulis dari SP – 09 untuk indikator memahami masalah


pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 2.
30

Berikut kutipan wawancara SP - 09 soal nomor 2 untuk indikator


memahami masalah :
P : “ apakah adik bisa memahami soal nomor 2 ? “
S : “ bisa kak “
P : “ coba adik buatkan permasalahan nomor 2 dengan bahasa sendiri “
S : “ diketahui nunik membeli satu kilogram daging sapi dan dua kilogram ayam
potong dengan harga Rp. 100.000. Nanik membeli tiga kilogram ayam
potong dan dua kilogram daging sapi dengan harga Rp. 210.000. tentukan
model sistem persamaan linear dua variabel yang berkaitan dengan
pernyataan diatas. “
Berdasarkan indikator memahami masalah data hasil jawaban dan kutipan
kutipan wawancara SP – 09 mampu memahami masalah. Hal ini terlihat dari
mampunya subjek menyatakan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, serta
mampu menggunakan bahasa sendiri.
b) Siswa Berkemampuan Sedang (SP – 10)
Pemecahan masalah matematis dari SP - 10 untuk indikator memahami
masalah berdasarkan tahap pemecahan masalah matematis Polya pada materi
persamaan linear dua variabel diperoleh dari kemampuan SP - 10 dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan.
Soal 1 :
1. Bu Riska, Bu Kajol dan Bu Dian pergi ke Mall bersama-sama.
Sesampainya di Mall Bu Riska membeli dua baju dan satu kaos
dan ia membayar Rp 170.000, Di toko yang sama Bu Dian
membeli satu baju dan tiga kaos dan ia membayar uang Rp
31

185.000, Bu Kajol membeli tiga baju dan dua kaos, berapa ia


harus membayar ?

Berikut jawaban tertulis dari SP - 10 untuk indikator memahami masalah


pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 1.

Berikut kutipan wawancara SP – 10 soal nomor 1 untuk indikator


memahami masalah :
P : “ apakah adik memahami soal nomor 1 ?”
S : “iya”
P : “ coba tuliskan masalahnya dengan bahasamu sendiri “
S:

P : “ apa yang diketahui dari soal tersebut ? “


S:

P : “ apa yang ditanyakan dari soal itu ? “


32

S : “ berapa bu Kajol harus membayar “


Berdasarkan indikator memahami masalah data hasil jawaban dan kutipan
kutipan wawancara SP – 10 mampu memahami masalah. Hal ini terlihat dari
mampunya subjek SP – 10 menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan dari
soal dengan benar.
Soal 2 :
2. Nunik membeli 1 kg daging sapi dan 2 kg ayam potong dengan
harga Rp100.000,00. Nanik membeli 3 kg ayam potong dan 2 kg
daging sapi dengan harga Rp210.000,00. Jika harga 1 kg daging
sapi dinyatakan dengan x dan 1 kg ayam dinyatakan dengan y,
tentukan model sistem persamaan linear dua variabel yang
berkaitan dengan pernyataan di atas ?

Berikut jawaban tertulis dari SP – 10 untuk indikator memahami masalah


pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 2.

Berikut kutipan wawancara SP – 10 soal nomor 2 untuk indikator


memahami masalah :
P : “ apakah adik memahami soal ini ? “
S : “iya kak”
P : “ apa yang adik pahami yang diketahui dan ditanyakan dalam soal ini ? “
S:
33

Berdasarkan indikator memahami masalah data hasil jawaban dan kutipan


kutipan wawancara SP – 10 mampu memahami masalah. Hal ini terlihat dari
mampunya subjek menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal
secara tepat.
c) Siswa Berkemampuan Rendah (SP – 14)
Pemecahan masalah matematis dari SP - 14 untuk indikator memahami
masalah berdasarkan tahap pemecahan masalah matematis Polya pada materi
persamaan linear dua variabel diperoleh dari kemampuan SP - 14 dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan.
Soal 1 :
1. Bu Riska, Bu Kajol dan Bu Dian pergi ke Mall bersama-sama.
Sesampainya di Mall Bu Riska membeli dua baju dan satu kaos
dan ia membayar Rp 170.000, Di toko yang sama Bu Dian
membeli satu baju dan tiga kaos dan ia membayar uang Rp
185.000, Bu Kajol membeli tiga baju dan dua kaos, berapa ia
harus membayar ?

Berikut jawaban tertulis dari SP - 14 untuk indikator memahami masalah


pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 1.

Berikut kutipan wawancara SP – 14 soal nomor 1 untuk indikator


memahami masalah :
34

P : “ apakah adik memahami soal yang nomor satu ?”


S : “tidak kak”
P : “ apakah adik bisa mengetahui yang diketahui?”
S : “ dik : bu Riska beli dua baju dan satu kaos ,
Bu Dian membeli satu baju dan tiga kaos”
P : “ apa yang ditanyakan dari soal itu ? “
S : “ mmmm.. tidak ada kak.”
P : “ masa tidak ada, coba baca kalimat terakhir dari soal itu !”
S : “berapa bu Kajol harus membayar “
P : “ menurut adik kalimat apa itu ?
S : “ kalimat bertanya”
Berdasarkan indikator memahami masalah data hasil jawaban dan kutipan
kutipan wawancara SP – 14 mampu memahami masalah. Hal ini terlihat dari
mampunya subjek SP – 14 menyebutkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan
dari soal dengan perlahan – lahan dan kiasan pancingan.
Soal 2 :
2. Nunik membeli 1 kg daging sapi dan 2 kg ayam potong dengan
harga Rp100.000,00. Nanik membeli 3 kg ayam potong dan 2 kg
daging sapi dengan harga Rp210.000,00. Jika harga 1 kg daging
sapi dinyatakan dengan x dan 1 kg ayam dinyatakan dengan y,
tentukan model sistem persamaan linear dua variabel yang
berkaitan dengan pernyataan di atas ?

Berikut jawaban tertulis dari SP – 14 untuk indikator memahami masalah


pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 2.
35

Berikut kutipan wawancara SP – 14 soal nomor 2 untuk indikator


memahami masalah :
P : “ apakah adik memahami soal ini ? “
S : “ tidak kak”
P : “ apa yang adik pahami yang diketahui dan ditanyakan ? “
S : “ Nunik membeli 1 kilogram daging sapi dan 2 kg ayam potong dengan harga
100.000.00, Nanik membeli 3kg ayam potong dan 2 kg daging sapi dengan
harga 210.000,00, jika harga 1 kg daging sai dinyatakan dengan x dan 1 kg
ayam dinyatakan dengan y, mencari model sistem persamaan linear dua
variabel nya”
Berdasarkan indikator memahami masalah data hasil jawaban dan kutipan
kutipan wawancara SP – 14 mampu memahami masalah. Hal ini terlihat dari
mampunya subjek SP – 14 menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan pada
soal secara tepat, meskipun pertanyaan awal tidak menjawab dengan benar.
2) Validasi Data
Dalam data penelitian ini divalidasi oleh dua orang guru matematika kelas
VIII SMP Negeri 1 Barangka yaitu bapak Muhammad Nur Holis dan ibu Wa ode
Siti Sanawiah. Kedua guru tersebut bertindak sebagai investigator untuk
mengecek keabsahan data. Adapun keabsahan data yang dimaksud adalah
kecocokan antara data hasil transkip wawancara berbasis tugas dengan data dalam
bentuk rekaman dan foto. Dari hasil penyidikan oleh kedua investigator tersebut
diperoleh hasil yang sama yaitu adanya kecocokan antara data hasil transkip
wawancara dengan data dalam bentuk rekaman dan video. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data tersebut valid.
2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis untuk Indikator
Menyusun Rencana Penyelesaian.
1) Data Hasil Wawancara
a) Siswa Berkemampuan Tinggi (SP – 09 )
Pemecahan masalah matematis dari SP - 09 untuk indikator menyusun
rencana penyelesaian berdasarkan tahap pemecahan masalah matematis Polya
36

pada materi persamaan linear dua variabel diperoleh dari kemampuan SP – 09


dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.
Soal 1 :
1. Bu Riska, Bu Kajol dan Bu Dian pergi ke Mall bersama-sama.
Sesampainya di Mall Bu Riska membeli dua baju dan satu kaos
dan ia membayar Rp 170.000, Di toko yang sama Bu Dian
membeli satu baju dan tiga kaos dan ia membayar uang Rp
185.000, Bu Kajol membeli tiga baju dan dua kaos, berapa ia
harus membayar ?
Berikut jawaban tertulis dari SP - 09 untuk indikator menyusun rencana
penyelesaian pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 1:

Berikut kutipan wawancara SP – 09 soal nomor 1 untuk indikator


menyusun rencana :
P : “ mengapa kamu menggunakan metode eliminasi dan substitusi ?”
S : “ karena saya akan mencari nilai x dan y kak”.
Berdasarkan indikator menyusun rencana penyelesaian masalah data hasil
jawaban dan kutipan kutipan wawancara SP – 09 mampu menyusun rencana
penyelesaian masalah. Hal ini terlihat mampunya subjek SP – 09 menyusun
rencana penyelesaian masalah dan menjawab rencana penyelesaian dengan tepat
dan benar.

Soal 2 :
2. Nunik membeli 1 kg daging sapi dan 2 kg ayam potong dengan
harga Rp100.000,00. Nanik membeli 3 kg ayam potong dan 2 kg
daging sapi dengan harga Rp210.000,00. Jika harga 1 kg daging
sapi dinyatakan dengan x dan 1 kg ayam dinyatakan dengan y,
tentukan model sistem persamaan linear dua variabel yang
37

berkaitan dengan pernyataan di atas ?


Berikut jawaban tertulis dari SP – 09 untuk indikator menyusun rencana
pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 2.

Berikut kutipan wawancara SP – 09 soal nomor 2 untuk indikator


menyusun rencana :
P : “ materi apa yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut ?”
S : “ model matematika”
Berdasarkan indikator menyusun rencana penyelesaian data hasil jawaban
dan kutipan kutipan wawancara SP – 09 mampu menyusun rencana penyelesaian
masalah. Hal ini terlihat mampunya subjek SP – 09 menyusun rencana
penyelesaian masalah dan menjawab rencana penyelesaian dengan tepat dan
benar.
b) Siswa Berkemampuan Sedang (SP – 10)
Pemecahan masalah matematis dari SP - 10 untuk indikator menyusun
rencana penyelesaian berdasarkan tahap pemecahan masalah matematis Polya
pada materi persamaan linear dua variabel diperoleh dari kemampuan SP – 10
dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.

Soal 1 :
1. Bu Riska, Bu Kajol dan Bu Dian pergi ke Mall bersama-sama.
Sesampainya di Mall Bu Riska membeli dua baju dan satu kaos
dan ia membayar Rp 170.000, Di toko yang sama Bu Dian
membeli satu baju dan tiga kaos dan ia membayar uang Rp
185.000, Bu Kajol membeli tiga baju dan dua kaos, berapa ia
38

harus membayar ?
Berikut jawaban tertulis dari SP - 10 untuk indikator menyusun rencana
penyelesaian pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 1:

Berikut kutipan wawancara SP – 10 soal nomor 1 untuk indikator


menyusun rencana :
P : “ mengapa kamu menuliskan model matematika diatas ?”
S : ” sudah seperti itu diajarkan kak. “
Berdasarkan indikator menyusun rencana penyelesaian masalah data hasil
jawaban dan kutipan kutipan wawancara SP – 10 mampu menyusun rencana
penyelesaian sesuai dengan masalah meskipun alasan nya tidak rasional serta
tidak mampu menjelaskan rencana penyelesaiannya.
Soal 2 :
2. Nunik membeli 1 kg daging sapi dan 2 kg ayam potong dengan
harga Rp100.000,00. Nanik membeli 3 kg ayam potong dan 2 kg
daging sapi dengan harga Rp210.000,00. Jika harga 1 kg daging
sapi dinyatakan dengan x dan 1 kg ayam dinyatakan dengan y,
tentukan model sistem persamaan linear dua variabel yang
berkaitan dengan pernyataan di atas ?
Berikut jawaban tertulis dari SP – 10 untuk indikator menyusun rencana
pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 2.

Berikut kutipan wawancara SP – 10 soal nomor 2 untuk indikator


menyusun rencana penyelesaian :
P : “ maksud dari yang adik tulis itu apa ?”
S : “ memisalkan tiap diketahui dari soal kak “
P : “ apa memisalkan cukup untuk menentukan modelnya ?”
39

S : “ iya kak”
Berdasarkan indikator menyusun rencana penyelesaian data hasil jawaban
dan kutipan kutipan wawancara SP – 10 mampu menyusun rencana penyelesaian
masalah. Hal ini terlihat dari mampunya subjek SP – 10 dalam menjawab
pertanyaan dari peneliti secara tepat serta mampu menuliskan rencana
penyelesaiannya.
c) Siswa Berkemampuan Rendah (SP – 14)
Pemecahan masalah matematis dari SP - 14 untuk indikator menyusun
rencana penyelesaian berdasarkan tahap pemecahan masalah matematis Polya
pada materi persamaan linear dua variabel diperoleh dari kemampuan SP – 14
dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.
Soal 1 :
1. Bu Riska, Bu Kajol dan Bu Dian pergi ke Mall bersama-sama.
Sesampainya di Mall Bu Riska membeli dua baju dan satu kaos
dan ia membayar Rp 170.000, Di toko yang sama Bu Dian
membeli satu baju dan tiga kaos dan ia membayar uang Rp
185.000, Bu Kajol membeli tiga baju dan dua kaos, berapa ia
harus membayar ?
Berikut jawaban tertulis dari SP - 14 untuk indikator menyusun rencana
penyelesaian pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 1:
Jawaban dari subjek SP – 14 tidak di temukan dan tidak terdapat dalam lembaran
jawaban nya.
Berikut kutipan wawancara SP – 14 soal nomor 1 untuk indikator
menyusun rencana :
P : “ materi apa yang adik gunakan untuk menyelesaikan soal ini?”
S : ”(diam) mungkin model matematika kak. “
Berdasarkan indikator menyusun rencana penyelesaian masalah data hasil
jawaban dan kutipan kutipan wawancara SP – 14 mampu menyusun rencana
penyelesaian sesuai dengan masalah dengan menuliskannya, akan tetapi subjek SP
– 14 masih ragu – ragu dengan jawabannya.
Soal 2 :
40

2. Nunik membeli 1 kg daging sapi dan 2 kg ayam potong dengan


harga Rp100.000,00. Nanik membeli 3 kg ayam potong dan 2 kg
daging sapi dengan harga Rp210.000,00. Jika harga 1 kg daging
sapi dinyatakan dengan x dan 1 kg ayam dinyatakan dengan y,
tentukan model sistem persamaan linear dua variabel yang
berkaitan dengan pernyataan di atas ?

Berikut jawaban tertulis dari SP – 14 untuk indikator menyusun rencana


pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 2.

Berikut kutipan wawancara SP – 14 soal nomor 2 untuk indikator


menyusun rencana penyelesaian :
P : “ adik pernah mendapatkan soal model seperti ini ?”
S : “ oh iya kalau tidak salah pernah kak”
P : “ apakah adik tahu cara mencari model matematika ?”
S : “ oh iya kak ( dengan raut wajah bingung) “
Berdasarkan indikator menyusun rencana penyelesaian data hasil jawaban
dan kutipan kutipan wawancara SP – 14 mampu menyusun rencana penyelesaian
masalah tetapi masih mengalami kebingungan dalam menjelaskan rencana
penyelesaiannya secara tepat dan benar.
2) Validasi Data
Dalam data penelitian ini divalidasi oleh dua orang guru matematika kelas
VIII SMP Negeri 1 Barangka yaitu bapak Muhammad Nur Holis dan ibu Wa ode
Siti Sanawiah. Kedua guru tersebut bertindak sebagai investigator untuk
mengecek keabsahan data. Adapun keabsahan data yang dimaksud adalah
kecocokan antara data hasil transkip wawancara berbasis tugas dengan data dalam
bentuk rekaman dan foto. Dari hasil penyidikan oleh kedua investigator tersebut
diperoleh hasil yang sama yaitu adanya kecocokan antara data hasil transkip
41

wawancara dengan data dalam bentuk rekaman dan video. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data tersebut valid.

3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis untuk Indikator


Melaksanakan Rencana Penyelesaian.
1) Data Hasil Wawancara
a) Siswa Berkemampuan Tinggi (SP – 09 )
Pemecahan masalah matematis dari SP - 09 untuk indikator melaksanakan
rencana penyelesaian berdasarkan tahap pemecahan masalah matematis Polya
pada materi persamaan linear dua variabel diperoleh dari kemampuan SP – 09
dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.
Soal 1 :
1. Bu Riska, Bu Kajol dan Bu Dian pergi ke Mall bersama-sama.
Sesampainya di Mall Bu Riska membeli dua baju dan satu kaos
dan ia membayar Rp 170.000, Di toko yang sama Bu Dian
membeli satu baju dan tiga kaos dan ia membayar uang Rp
185.000, Bu Kajol membeli tiga baju dan dua kaos, berapa ia
harus membayar ?
Berikut jawaban tertulis dari SP - 09 untuk indikator melaksanakan
rencana penyelesaian pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 1:

Berikut kutipan wawancara SP – 09 soal nomor 1 untuk indikator


melaksanakan rencana penyelesaian :
P : “ berapa harga satuan dari baju dan kaos ?”
S : “ harga 1 baju = Rp. 65.000 dan harga 1 kaos = Rp. 40.000.”
42

P : “ coba adik jelaskan kepada kak cara adik memperoleh nilai harga 1 baju dan 1
kaos!”
S : “harga satu baju diperoleh menggunakan metode substitusi sedangkan satu
kaos menggunakan metode eliminasi kak”
Berdasarkan indikator melaksanakan rencana penyelesaian masalah data
hasil jawaban dan kutipan kutipan wawancara SP – 09 mampu melaksanakan
rencana penyelesaian terlihat bahwa subjek SP – 09 mampu melaksanakan
rencana dan menyatakan perhitungan secara runtut dan benar dalam
menyelesaiakan masalah.
Soal 2 :
2. Nunik membeli 1 kg daging sapi dan 2 kg ayam potong dengan
harga Rp100.000,00. Nanik membeli 3 kg ayam potong dan 2 kg
daging sapi dengan harga Rp210.000,00. Jika harga 1 kg daging
sapi dinyatakan dengan x dan 1 kg ayam dinyatakan dengan y,
tentukan model sistem persamaan linear dua variabel yang
berkaitan dengan pernyataan di atas ?

Berikut jawaban tertulis dari SP – 09 untuk indikator melaksanakan


rencana pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 2.

Berikut kutipan wawancara SP – 09 soal nomor 2 untuk indikator


melaksanakan rencana penyelesaian :
P : “ coba adik jelaskan sama kakak cara adik memperoleh jawaban tersebut!”
S : “dari soal telah diberikan pemisalan kak bahwa satu kilogram daging sapi
dinyatakan dengan x dan satu kilogram ayam dinyatakan dengan y.”
43

Berdasarkan indikator melaksanakan rencana penyelesaian data hasil


jawaban dan kutipan kutipan wawancara SP – 09 mampu melaksanakan rencana
penyelesaian terlihat bahwa subjek SP – 09 mampu melaksanakan rencana dan
menyatakan perhitungan secara runtut dan benar dalam menyelesaiakan masalah.
b) Siswa Berkemampuan Sedang (SP – 10 )
Pemecahan masalah matematis dari SP - 10 untuk indikator melaksanakan
rencana penyelesaian berdasarkan tahap pemecahan masalah matematis Polya
pada materi persamaan linear dua variabel diperoleh dari kemampuan SP – 10
dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.
Soal 1 :
1. Bu Riska, Bu Kajol dan Bu Dian pergi ke Mall bersama-sama.
Sesampainya di Mall Bu Riska membeli dua baju dan satu kaos
dan ia membayar Rp 170.000, Di toko yang sama Bu Dian
membeli satu baju dan tiga kaos dan ia membayar uang Rp
185.000, Bu Kajol membeli tiga baju dan dua kaos, berapa ia
harus membayar ?

Berikut jawaban tertulis dari SP - 10 untuk indikator melaksanakan


rencana penyelesaian pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 1:
44

Berikut kutipan wawancara SP – 10 soal nomor 1 untuk indikator


melaksanakan rencana penyelesaian :
P : “ berapa harga satuan dari baju dan kaos ?”
S : “ harga 1 baju = Rp. 65.000 dan harga 1 kaos = Rp. 40.000.”
P : “ coba adik jelaskan kepada kaka cara adik memperoleh nilai harga 1 baju dan
1 kaos!”
S : “harga satu baju diperoleh menggunakan metode memasukan sedangkan satu
kaos menggunakan metode menghilangkan kak”
Berdasarkan indikator melaksanakan rencana penyelesaian masalah data
hasil jawaban dan kutipan kutipan wawancara SP – 10 mampu melaksanakan
rencana penyelesaian masalah dengan baik. Hal ini terlihat dari mampunya subjek
SP – 10 menjelaskan dan menghitung dengan benar dan jelas langkah – langkah
yang dikerjakan pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian masalah. Selain
itu, subjek SP – 10 juga mampu menentukan hasil akhir dari masalah tersebut
dengan benar

Soal 2 :
2. Nunik membeli 1 kg daging sapi dan 2 kg ayam potong dengan
harga Rp100.000,00. Nanik membeli 3 kg ayam potong dan 2 kg
daging sapi dengan harga Rp210.000,00. Jika harga 1 kg daging
sapi dinyatakan dengan x dan 1 kg ayam dinyatakan dengan y,
tentukan model sistem persamaan linear dua variabel yang
berkaitan dengan pernyataan di atas ?

Berikut jawaban tertulis dari SP – 10 untuk indikator melaksanakan


rencana pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 2.
45

Berikut kutipan wawancara SP – 10 soal nomor 2 untuk indikator


melaksanakan rencana penyelesaian :
P : “ coba adik jelaskan sama kakak cara adik memperoleh jawaban tersebut!”
S : “diam”
P : “kenapa bisa adik dapatkan jawabannya”
S : “dilakukan pemisalan dari yang diketahui kak”
Berdasarkan indikator melaksanakan rencana penyelesaian data hasil
jawaban dan kutipan kutipan wawancara SP – 10 mampu melaksanakan rencana
penyelesaian masalah dengan baik. Hal ini terlihat dari mampunya subjek SP – 10
menjelaskan dan menghitung dengan benar dan jelas langkah – langkah yang
dikerjakan pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian masalah. Selain itu,
subjek SP – 10 juga mampu menentukan hasil akhir dari masalah tersebut dengan
benar tetapi kadang masih menggunakan bahasa sendiri
c) Siswa Berkemampuan Rendah (SP – 14)
Pemecahan masalah matematis dari SP - 14 untuk indikator melaksanakan
rencana penyelesaian berdasarkan tahap pemecahan masalah matematis Polya
pada materi persamaan linear dua variabel diperoleh dari kemampuan SP – 14
dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.
Soal 1 :
1. Bu Riska, Bu Kajol dan Bu Dian pergi ke Mall bersama-sama.
Sesampainya di Mall Bu Riska membeli dua baju dan satu kaos
dan ia membayar Rp 170.000, Di toko yang sama Bu Dian
46

membeli satu baju dan tiga kaos dan ia membayar uang Rp


185.000, Bu Kajol membeli tiga baju dan dua kaos, berapa ia
harus membayar ?
Berikut jawaban tertulis dari SP - 14 untuk indikator melaksanakan
rencana penyelesaian pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 1:
Subjek SP – 14 tidak menuliskan penyelesaian pada soal nomor satu.
Berikut kutipan wawancara SP – 10 soal nomor 1 untuk indikator
melaksanakan rencana penyelesaian :
Subjek SP - 14 tidak menjawab pertanyaan
Berdasarkan indikator melaksanakan rencana penyelesaian masalah data
hasil jawaban dan kutipan kutipan wawancara SP – 14 belum mampu
melaksanakan rencana penyelesaian masalah.
Soal 2 :
2. Nunik membeli 1 kg daging sapi dan 2 kg ayam potong dengan
harga Rp100.000,00. Nanik membeli 3 kg ayam potong dan 2 kg
daging sapi dengan harga Rp210.000,00. Jika harga 1 kg daging
sapi dinyatakan dengan x dan 1 kg ayam dinyatakan dengan y,
tentukan model sistem persamaan linear dua variabel yang
berkaitan dengan pernyataan di atas ?

Berikut jawaban tertulis dari SP – 14 untuk indikator melaksanakan


rencana pada tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 2.

Berikut kutipan wawancara SP – 14 soal nomor 2 untuk indikator


melaksanakan rencana penyelesaian :
P : “ coba adik jelaskan sama kakak cara adik memperoleh jawaban tersebut!”
S : “diam”
47

P : “kenapa bisa adik dapatkan jawabannya”


S : “tidak tahu kak”
Berdasarkan indikator melaksanakan rencana penyelesaian data hasil
jawaban dan kutipan kutipan wawancara SP – 14 mampu melaksanakan rencana
penyelesaian dengan baik, tetapi tidak bisa menjelaskan penyelesainnya.
2) Validasi Data
Dalam data penelitian ini divalidasi oleh dua orang guru matematika kelas
VIII SMP Negeri 1 Barangka yaitu bapak Muhammad Nur Holis dan ibu Wa ode
Siti Sanawiah. Kedua guru tersebut bertindak sebagai investigator untuk
mengecek keabsahan data. Adapun keabsahan data yang dimaksud adalah
kecocokan antara data hasil transkip wawancara berbasis tugas dengan data dalam
bentuk rekaman dan foto. Dari hasil penyidikan oleh kedua investigator tersebut
diperoleh hasil yang sama yaitu adanya kecocokan antara data hasil transkip
wawancara dengan data dalam bentuk rekaman dan video. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data tersebut valid.

4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis untuk Indikator Melihat


kembali.
1) Data Hasil Wawancara
a) Siswa Berkemampuan Tinggi (SP – 09 )
Pemecahan masalah matematis dari SP - 09 untuk indikator melihat
kembali berdasarkan tahap pemecahan masalah matematis Polya pada materi
persamaan linear dua variabel diperoleh dari kemampuan SP – 09 dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan.
Soal 1 :
1. Bu Riska, Bu Kajol dan Bu Dian pergi ke Mall bersama-sama.
Sesampainya di Mall Bu Riska membeli dua baju dan satu kaos
48

dan ia membayar Rp 170.000, Di toko yang sama Bu Dian


membeli satu baju dan tiga kaos dan ia membayar uang Rp
185.000, Bu Kajol membeli tiga baju dan dua kaos, berapa ia
harus membayar ?
Berikut jawaban tertulis dari SP - 09 untuk indikator melihat kembali
pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 1:
Tidak menuliskan tahap melihat kembali.
Berikut kutipan wawancara SP – 09 soal nomor 1 untuk indikator melihat
kembali :
P : “ kalau begitu coba adik periksa hasil perhitungannya!”
S : “ memasukan nilai baju dan kaos disetiap model matematika nya kak.
Misalkan bu Riska 2x + y = 170.000, dimasukan tiap tiap variabel nya
dengan nilai yang telah diperoleh tadi. 2(65.000) + 40.000 = 170.000. begitu
juga dengan model matematika bu Dian dan bu Kajol.”
P : “ apakah setelah adik melihat kembali, adek sudah tahu hasilnya benar atau
salah ?”
S : “iya kak. Hasilnya benar”
P : “mengapa adik bisa mengatakan benar ?”
S : “karena..... tidak ada yang salah perhitunganku kak. (tersenyum)”
P : “sekarang coba adik tuliskan kesimpulan untuk soal itu !”
S:

Berdasarkan indikator melihat kembali data hasil jawaban dan kutipan


kutipan wawancara SP – 09 belum mampu melihat kembali. Hal ini terlihat dari
belum mampunya subjek SP – 09 dalam menjelaskan langkah yang harus
diperiksa dan unsur yang harus diperiksa serta belum mampu menjelaskan
49

tulisannya dari tahap melihat kembali. Subjek SP – 09 mampu menyatakan


kesimpulan secara tepat.
Soal 2 :
2. Nunik membeli 1 kg daging sapi dan 2 kg ayam potong dengan
harga Rp100.000,00. Nanik membeli 3 kg ayam potong dan 2 kg
daging sapi dengan harga Rp210.000,00. Jika harga 1 kg daging
sapi dinyatakan dengan x dan 1 kg ayam dinyatakan dengan y,
tentukan model sistem persamaan linear dua variabel yang
berkaitan dengan pernyataan di atas ?
Berikut jawaban tertulis dari SP – 09 untuk indikator melihat kembali pada
Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 2.

Berikut kutipan wawancara SP – 09 soal nomor 2 untuk indikator melihat


kembali :
P : “apakah jawaban yang adek peroleh benar atau salah”
S : “ insya allah benar kak “
P : “ jadi bagaimana kesimpulannya ?”
S : “ Nunik : x + 2y = 100.000
Nanik : 2x + 3y = 210.000”
Berdasarkan indikator melihat kembali data hasil jawaban dan kutipan
kutipan wawancara SP – 09 belum mampu melaksanakan tahap melihat kembali
dengan benar. Hal ini terlihat dari belum mampunya subjek SP – 09 menjelaskan
langkah yang harus diperiksa dan unsur yang harus diperiksa pada tahap melihat
kembali serta belum mampu menjelaskan tulisannya dari tahap melihat kembali.
Subjek SP – 09 juga menuliskan kesimpulan untuk soal tersebut.
b) Siswa Berkemampuan Sedang (SP – 10 )
Pemecahan masalah matematis dari SP - 10 untuk indikator melihat
kembali berdasarkan tahap pemecahan masalah matematis Polya pada materi
persamaan linear dua variabel diperoleh dari kemampuan SP – 10 dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan.
50

Soal 1 :
1. Bu Riska, Bu Kajol dan Bu Dian pergi ke Mall bersama-sama.
Sesampainya di Mall Bu Riska membeli dua baju dan satu kaos
dan ia membayar Rp 170.000, Di toko yang sama Bu Dian
membeli satu baju dan tiga kaos dan ia membayar uang Rp
185.000, Bu Kajol membeli tiga baju dan dua kaos, berapa ia
harus membayar ?
Berikut jawaban tertulis dari SP - 10 untuk indikator melihat kembali
pada Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 1:
Tidak menuliskan jawaban melihat kembali.
Berikut kutipan wawancara SP – 10 soal nomor 1 untuk indikator melihat
kembali :
P : “ apakah adik tahu jawabanya sudah benar atau tidak ?”
S : “memasukan nilai baju dan kaos disetiap model matematika nya kak.
Misalkan bu Riska 2x + y = 170.000, dimasukan tiap tiap variabel nya dengan
nilai yang telah diperoleh tadi. 2(65.000) + 40.000 = 170.000. begitu juga
dengan model matematika bu Dian dan bu Kajol.”
P : “apakah jawabanmu adik yakini sudah benar ?”
S : “iya kak. Hasilnya benar”
P : “sekarang coba adik tuliskan kesimpulan untuk soal itu !”
S:

Berdasarkan indikator melihat kembali data hasil jawaban dan kutipan


kutipan wawancara SP – 10 belum mampu melaksanakan tahap melihat kembali
dengan benar. Hal ini terlihat dari belum mampunya subjek SP – 10 menjelaskan
langkah yang harus diperiksa dan unsur yang harus diperiksa pada tahap melihat
kembali. Subjek SP – 10 juga menuliskan kesimpulan untuk soal tersebut.
Soal 2 :
2. Nunik membeli 1 kg daging sapi dan 2 kg ayam potong dengan
51

harga Rp100.000,00. Nanik membeli 3 kg ayam potong dan 2 kg


daging sapi dengan harga Rp210.000,00. Jika harga 1 kg daging
sapi dinyatakan dengan x dan 1 kg ayam dinyatakan dengan y,
tentukan model sistem persamaan linear dua variabel yang
berkaitan dengan pernyataan di atas ?
Berikut jawaban tertulis dari SP – 10 untuk indikator melihat kembali pada
Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 2.
Tidak menuliskan tahap melihat kembali
Berikut kutipan wawancara SP – 10 soal nomor 2 untuk indikator melihat
kembali :
P : “bagaimana adik bisa mengetahui jawabannya benar ?”
S : “mungkin tinggal dimasukan pemisalan dari jawaban kak. (sambil tersenyum)”
P : “jadi bagaimana kesimpulannya?
S : “ jadi persamaanya adalah
Nunik : x + 2y = 100.000
Nanik : 2x + 3y = 210.000”
Berdasarkan indikator melihat kembali data hasil jawaban dan kutipan
kutipan wawancara SP – 10 mampu melaksanakan tahap melihat kembali dengan
benar. Hal ini terlihat dari belum mampunya subjek SP – 10 menjelaskan langkah
yang harus diperiksa dan unsur yang harus diperiksa pada tahap melihat kembali
serta subjek tidak menuliskan tahap melihat kembali.
c) Siswa Berkemampuan Rendah (SP – 14)
Pemecahan masalah matematis dari SP - 14 untuk indikator melihat
kembali berdasarkan tahap pemecahan masalah matematis Polya pada materi
persamaan linear dua variabel diperoleh dari kemampuan SP – 14 dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan.
Soal 1 :
1. Bu Riska, Bu Kajol dan Bu Dian pergi ke Mall bersama-sama.
Sesampainya di Mall Bu Riska membeli dua baju dan satu kaos
dan ia membayar Rp 170.000, Di toko yang sama Bu Dian
membeli satu baju dan tiga kaos dan ia membayar uang Rp
52

185.000, Bu Kajol membeli tiga baju dan dua kaos, berapa ia


harus membayar ?

Berikut jawaban tertulis dari SP - 14 untuk indikator melihat kembali pada


Tes Pemecahan Masalah Matematis nomor 1:
Subjek SP – 14 tidak menuliskan tahap melihat kembali pada soal nomor satu.
Berikut kutipan wawancara SP – 14 soal nomor 1 untuk indikator melihat
kembali :
P : “coba adik jelaskan kepada kakak cara adik memperoleh nilai harga 1 baju dan
1 kaos!”
S : “harga satu baju diperoleh menggunakan metode substitusi sedangkan satu
kaos menggunakan metode eliminasi kak.”
P : “apakah adik tahu jawaban yang sudah benar atau salah ?”
S : “tidak kak,”
P : “apa yang harus adik lakukan supaya bisa tahu jawabannya benar atau salah ?”
S : “tidak tahu kak.”
Berdasarkan indikator melihat kembali data hasil jawaban dan kutipan
kutipan wawancara SP – 14 belum mampu melaksanakan tahap melihat kembali
serta belum mampu menuliskan kesimpulan.
Soal 2 :
2. Nunik membeli 1 kg daging sapi dan 2 kg ayam potong dengan
harga Rp100.000,00. Nanik membeli 3 kg ayam potong dan 2 kg
daging sapi dengan harga Rp210.000,00. Jika harga 1 kg daging
sapi dinyatakan dengan x dan 1 kg ayam dinyatakan dengan y,
tentukan model sistem persamaan linear dua variabel yang
berkaitan dengan pernyataan di atas ?

Berikut jawaban tertulis dari SP – 14 untuk indikator melihat kembali tes


Pemecahan Masalah Matematis nomor 2.
Tidak menuliskan tahap melihat kembali
53

Berikut kutipan wawancara SP – 14 soal nomor 2 untuk indikator melihat


kembali :
P : “apakah adik sudah mengetahui jawaban yang adik peroleh bernilai benar atau
bernilai salah ?”
S : “belum kak.”
P : “bagaimana caranya adik bisa tahu jawabannya benar atau masih salah ?”
S : “dilihat kembali mungkin kak.”
P : “apa yang dilihat kembali ?”
S : “tidak tau kak.”
Berdasarkan indikator melihat kembali data hasil jawaban dan kutipan
kutipan wawancara SP – 14 belum mampu melaksanakan tahap melihat kembali
dengan benar. Hal ini terlihat dari belum mampunya subjek SP – 14 menjelaskan
langkah yang harus diperiksa dan unsur yang harus diperiksa pada tahap melihat
kembali.
2) Validasi Data
Dalam data penelitian ini divalidasi oleh dua orang guru matematika kelas
VIII SMP Negeri 1 Barangka yaitu bapak Muhammad Nur Holis dan ibu Wa ode
Siti Sanawiah. Kedua guru tersebut bertindak sebagai investigator untuk
mengecek keabsahan data. Adapun keabsahan data yang dimaksud adalah
kecocokan antara data hasil transkip wawancara berbasis tugas dengan data dalam
bentuk rekaman dan foto. Dari hasil penyidikan oleh kedua investigator tersebut
diperoleh hasil yang sama yaitu adanya kecocokan antara data hasil transkip
wawancara dengan data dalam bentuk rekaman dan video. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data tersebut valid.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan paparan dan analisis data dari hasil tes pemecahan masalah
matematis dan wawancara, diperoleh temuan yang dapat dijabarkan sebagai
berikut

1. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berkemampuan tinggi


54

1) Memahami masalah
Berdasarkan data hasil wawancara berbasis SP – 09 mampu
memahami masalah dengan indikator yang ada, hal ini terlihat dari
mampunya SP – 09 menjawab pertanyaan dari peneliti secara tepat
yang merujuk pada kemampuan memahami masalah yang sesuai
dengan indikator dalam memahami masalah yaitu menentukan apa
yang diketahui dan ditanyakan pada soal serta mampu menjelasakan
kembali maksud soal menggunakan bahasanya sendiri secara rinci dan
jelas, serta cakap dalam menjawab pertanyaan peneliti.
2) Merencanakan penyelesaian masalah
Tahap kedua yang dilakukan oleh SP – 09 setelah memahami masalah
adalah merencanakan penyelesaian masalah. Pada permasalahan satu SP
– 09 mampu menyusun rencana penyelesaian dengan cepat dan tepat. Hal
ini terbukti ketika peneliti bertanya tentang konsep apa yang dipakai
untuk menyelesaikan soal subjek SP – 09 menjawab dengan spontan
metode Eliminasi dan Substitusi meskipun ia masih kesulitan alasan
kenap harus menggunakan metode itu, tetapi setelah peneliti menanyakan
kembali SP – 09 dengan mudah memahami alasan harus mengetahui
menggunakan metode apa. Hal ini sesuai dengan indikator dalam
merencanakan penyelesaian yaitu mengetahui keterkaitan antara syarat
cukup dan syarat perlu, menggunakan semua informasi yang penting
pada soal serta menentukan semua metode yang akan digunakan.
3) Melaksanakan rencana penyelesaian
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh SP – 09 adalah
melaksanakan rencana penyelesaian yang sudah dipikirkan dan
dituliskan. Pada tahap ini SP – 09 mencoba menyelesaikan masalah di
kertas jawaban yang disediakan.
4) Melihat kembali
Tahap terakhir yang dilakukan SP – 09 adalah melihat kembali hasil
pemecahan masalah. Pada permasalahan satu SP – 09 belum mampu
55

menjelaskan tulisannya dari tahap melihat kembali. subjek SP – 09


mampu menyatakan kesimpulan secara tepat.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berkemampuan sedang
1) Memahami masalah
Berdasarkan data hasil wawancara berbasis tugas terhadap SP – 10
mampu memahami masalah hal ini terlihat ketika subjek SP – 10 dapat
menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan secara lengkap pada
soal serta mampu menjelasakan kembali maksud soal menggunakan
bahasanya sendiri secara rinci dan jelas, serta mampu menuliskan apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan dilembar jawabannya.
2) Merencanakan penyelesaian masalah
Tahap kedua yang dilakukan oleh SP – 10 setelah memahami
masalah pada permasalahan adalah menyusun rencana penyelesaian
masalah. Kemampuan menyusun rencana penyelesaian oleh SP – 10
cukup bagus, karena mampu mengetahui keterkaitan antara yang
diketahui dan ditanyakan pada soal meskipun alasannya tidak rasional
serta tidak mampu menjelaskan rencana penyelesaianya dan mampu
menggunakan semua informasi yang penting pada soal serta dapat
menentukan model yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.

3) Melaksanakan rencana penyelesaian


Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh SP – 10 adalah mampu
melaksanakan rencana penyelesaian yang benar dan jelas langkah –
langkah yang dikerjakan pada tahp melaksanakan rencana penyelesaian.
Pada tahap ini SP – 10 menyelesaikan masalah dengan tepat dan
mampu mencari hasil akhir
4) Melihat kembali
Tahap terakhir yang dilakukan oleh SP – 10 adalah melihat
kembali proses pemecahan masalah. Subjek SP – 10 melakukan
56

pemeriksaan pada pekerjaanya dengan menghitung kembali hasil akhir


yang diperoleh serta mampu menjelaskan langkah yang diperiksa.

3. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berkemampuan Rendah.


1. Memahami masalah
Berdasarkan data hasil wawancara berbasis tugas subjek SP – 14
membaca soal berulang – ulang kali untuk dapat menyebutkan apa yang
diketahui secara rinci dan dapat menyebutkan apa yang ditanyakan
ketika peneliti memberikan pertanyaan pancingan. Pada saat
menjelaskan maksud soal dengan bahasanya sendiri, subjek SP – 14
harus membaca ulang lagi soalnya serta mampu menggunakan bahasa
sendiri.
2. Merencanakan penyelesaian masalah
Tahap selanjutnya setelah memahami masalah adalah menyusun
rencana penyelesaian masalah. Subjek SP – 14 pada permasalahan satu
mampu menyusun rencana penyelesaian masalah secara ketika peneliti
memberikan pertanyaan pancingan agar subjek SP – 14 mengetahui
keterkaitan antara apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Dengan
pertanyaan tersebut serta dengan menggunakan semua informasi yang
penting pada soal, SP – 14 mampu menentukan model yang akan
digunakan untuk menyelesaikan masalah.

3. Melaksanakan rencana penyelesaian masalah


Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh SP – 14 adalah
melaksanakan rencana penyelesaian yang sudah dipikirkan dan
dituliskan. Pada tahap ini SP – 14 belum mampu melaksanakan rencana
penyelesaian dengan baik dan benar.
4. Melihat kembali
Tahap terakhir yang dilakukan oleh SP – 14 adalah melihat kembali
hasil pemecahan masalah. Pada permasalahan satu SP – 14 ketika
peneliti menanyakan bagaimana mengetahui nilai kebenaran dari
57

jawabannya, spontan ia menjawab dilihat kembali. namun pada saat


peneliti bertanya apa yang dilihat kembali ia menjawab dengan spontan
tidak tahu. Serta tidak menuliskan kesimpulan untuk soal tersebut.

Berdasarkan dengan temuan yang dilakukan oleh (Hikma , 2020) dengan


judul dalam penelitiannya diketahui bahwa dalam Tahap memahami masalah
dalam kategori siswa kemampuan tinggi dalam menyelesaikan masalah cukup
baik itu sejalan dengan penelitian ini. Berdasarkan tahap menyusun rencana
mampu menuliskan atau membuat rencana penyelesaian masalah yang relevan
dengan baik sejalan dengan penelitian ini. Tahap melaksanakan rencana mampu
melaksanakan rencna dengan tepat dan benar, begitupula dengan melihat kembali.
Berdasarkan dengan temuan yang dilakukan oleh (Devi Eganinta Tarigan,
2012) dengan judul dalam penelitiannya diketahui bahwa dalam Tahap memahami
masalah dalam kategori siswa kemampuan sedang (1) dapat menentukan syarat
cukup dan syarat perlu dalam memahami masalah; (2) dapat menentukan
keterkaitan syarat cukup dan syarat perlu dalam tahap perencanaan masalah; (3)
dapat menyelesaikan masalah dengan langkah yang benar dan te

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta mengacu pada perumusan
masalah bahwa gambaran kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Negeri 1 Barangka kelas VIII₁ ditinjau dari langkah Polya adalah sebagai berikut :
1. Siswa kemampuan tinggi dalam menyelesaikan masalah memiliki
kemampuan pemecahan masalah yang sangat baik, karena mampu memahami
58

masalah secara lengkap dan dapat menyebutkan apa yang diketahui dan
ditanyakan pada soal serta menjelaskan kembali maksud dari soal dengan
menggunakan bahasanya sendiri dengan jelas. Pada tahap merencanakan
penyelesaian dengan tepat dan benar serta menggunakan semua informasi
yang ada pada soal serta mengetahui keterkaitan antara yang diketahui pada
soal dan yang ditanyakan pada soal. Melaksanakan rencana dengan
melakukan substitusi dan eliminasi dan perhitungan secara tepat, dan mampu
menyimpulkan serta melakukan pengecekan pada proses dan penyelesaian
masalah secara tepat.
2. Siswa kemampuan sedang dalam menyelesaikan masalah memiliki
kemampuan pemecahan masalah yang cukup, karena mampu memahami
masalah secara lengkap, merencanakan penyelesaian dengan tepat,
melaksanakan rencana dengan melakukan substitusi dan eliminasi dan
perhitungan secara tepat, dan mampu menyimpulkan dan melakukan
pengecekan pada proses dan penyelesaian masalah secara tepat. Namun,
siswa dengan kemampuan sedang terkadang kurang cermat dalam memilih
rencana penyelesaian, sehingga pada tahap melaksanakan rencana
penyelesaian dan melihat kembali mengalami kesulitan.
3. Siswa kemampuan rendah dalam menyelesaikan masalah memiliki
kemampuan pemecahan masalah yang sangat kurang, karena belum mampu
memahami masalah secara lengkap, merencanakan penyelesaian dengan
kurang tepat, tidak mampu melaksanakan rencana menyimpulkan serta
melakukan pengecekan pada proses dan penyelesaian masalah secara tepat,
karena kesulitan dalam memahami masalah dan merencanakan penyelesaian
serta tidak mampu menuliskan melihat kembali dan kesimpulan.
B. SARAN
Terkait hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang telah
dipaparkan, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Sebaiknya siswa diarahkan untuk memeriksa kembali jawabannya setiap
menyelesaikan soal – soal matematika untuk melatih ketelitian siswa. Dalam
59

menyelesaikan soal serta meminimalisir kesalahan siswa dalam


menyelesaikan soal.
2. Sebaiknya guru lebih memperhatikan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswanya dengan cara melatih siswa – siswanya mengerjakan soal
– soal tipe pemecahan masalah matematis.
3. Sebaiknya guru melatih siswa dalam menerapkan langkah – langkah Polya
dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematis.
4. Sebaiknya sekolah mensosialisasikan kepada guru untuk melatih kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa – siswa nya dan menyediakan fasilitas
bagi siswa untuk melatih kemampuan pemecahan masalahnya. Fasilitas yang
dimaksud adalah buku – buku soal – soal pemecahan masalah yang sesuai
dengan tahap perkembangan siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Al Qur'an Qarim Q.S Yunus:5

Arikunto, S. 2010, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Bandung:


Rineka Cipta.

Atiqoh. 2011, Pengaruh Model Pemecahan Masalah Polya Terhadap Kemampuan


Analisis Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis, Skripsi Pada FITK
UIN Syarif Hidayatullah,.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/2
057

Departemen Agama RI,2005, Al Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: PT.


Karya Toha Putra Semarang, hal. 306

Dwijanto, W. A. 2019, Peran Ethnomatematika pada Pembelajaran Visualization,


Auditory, Kinesthetic (VAK) Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis. SEMINAR NASIONAL PASCASARJANA .

Effendi. 2012, Pembelajaran Matematika Dengan Metode Penemuan


Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi
Dan Pemecahan Masalah Matematis SiswaSMP.Jurnal
Penelitian Pendidikan. diunduh dari
http://jurnal.upi.edu/file/Leo_Adhar.pdf pada tanggal 13
september 2015.

Faiziin. 2014, Analisis Kemampuan Problem Solving Siswa Kelas VIII Smp I
Nurul Islam Yogyakarta Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar,
Skripsi Pada Fmipa. https://eprints.uny.ac.id/12317/

Hendriana, H, & Soemarmo, U. 2014, Penilaian Pembelajaran Matematika,


Refika Aditama, Bandung.

Herlambang. 2013, Analisi Kemampuan Pememcahan Masalah Matematika Siswa


Kelas VII-A SMP Negeri 1 Kapahiang Tentang Bangun Datar
Ditinjau Dari Teori Van Hiela, Pada Tesis Fkip Universitas
Bengkulu Dilihat Pada 23 November 2016.

Hikma, 2020, Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Smp


Negeri 9 Kendari, Pada, Skripsi Fkip Universitas Halu Oleo,
Kendari.
Imroatun.S. 2014, Strategi Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas Vii Smp
Kristen 2 Salatiga Ditinja Dari Langkah Polya,Skripsi Pada Fkip
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Jihad, A. & Haris, A. 2012, Evaluasi Pembelajaran, Multi Presindo, Yogyakarta.

Kurniawati, A.D & Siswono, T.Y.E. 2014, Pengaruh Kecemasan Dan Sel
Efficacy Siswa Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Materi Segiempat Siswa Kelas VII Mts Negeri Ponorogo. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol 3, No. 2,

Lestari, K.E 2015, Penerapan Model Pembelajaran M-APOS Untuk


Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP. Jurnal Pendidikan UNSIKA ISSN 2338-2996.

Mendikbud. 2016, Permendikbud No. 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi


Pendidikan Dasar Dan Menengah, Pengembangan Media
Kurikulum, Jakarta.

Nadila Rustyani, S. M. July 2018, Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematis Siswa SMP Kelas IX Pada Materi Bangun Datar.
SJME (Supremum Journal of Mathematics Education) , Vol 2, No
2 Hal 77-83.
Netriwati. 2016, Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Berdasarkan Teori Polya Ditinjau dari Pengetahuan Awal
Mahasiswa IAIN Raden Intan Lampung. Al-Jabar: Jurnal
Pendidikan Matematika , 181-190.

Nirmalasari, 2015, Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa


SMP Negeri Se-Kota Kendari Ditinjau Dari Gaya Kognitif,
Skripsi Pada FKIP UHO Kendari.

Novitasari, L., & Leonard, L. 2018, Pengaruh Kemampuan Pemahaman


Konsep Matematika Terhadap Hasil Belajar Matematika.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika, 3.

Nur Izzati, L. R. 2020, ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH


MATEMATIS SISWA. Student Onlaine Jurnal , Vol 1, No 1 Hal
616-623.

Pitriana Tandililing, M. M. 2017, profil kemampuan siswa dalam menyelesaikan


masalah matematika pada materi SPLDV berdasarkan langkah-
langkah Polya di SMP YPPK Santu Paulus Abepura. jurnal
ilmiah matematika dan pembelajaranya , volume 1, No 1 Hal 43-
53.

Pratama, S.C. 2014, Efektifitas Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap


Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 4 Kendari, Skripsi Pada FKIP UHO Kendari.

Priansa, J.D. 2015, Manajemen Peserta Didik Dan Model Pembelajaran ,


Alfabeta, Bandung.

Putra, H. D., Thahiram, N. F., Ganiati, M. & Nuryana, D. 2018 ,


“Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Smp Pada
Materi Bangun Ruang. (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika).
6(2):83.

Rahayu, D.V. & Afriansyah, E.A. 2015,"Meningkatan Kemampuan Pemecahan


Masalah Matematik Siswa Melalui Model Pembelajaran Pelangi
Matematika",Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5, No 1.

Rosita Dwi Ferdiani, M. S. 2018, Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematika dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan
Prosedur Polya. Jurnal Tadris Matematika 1(2) Tersedia online
di http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/jtm , 137-144.

Sapitri, Y. Utami, C. Mariyam. 2019,“Analisis Kemampuan Pemecahan


Masalah Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Open-
Ended Pada Materi Lingkaran Ditinjau Dari Minat Belajar”.
VARIABEL. 2(1):16.

Sehatta Saragih, M. S. 2018, Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep


Matematis dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP padaMateri Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV). Suska Journal of Mathematics Education (p-ISSN:
2477-4758|e-ISSN: 2540-9670) , vol 4, No 1 Hal 9-16.

Shadiq. 2014, Pembelajaran Matematika; Cara Meningkatkan Kemampuan


Berpikir Siswa, Yogyakarta: Graha Ilmu, hal. 7

Sidabolak, E.T.K. 2016, Analisis Penyelesaian Soal Cerita Berdasarkan Tahapan


Polya Materi Irisan Dan Gabungan Himpunan Pada Siswa Kelas
VII SMP Kristen Satya Wacana, Skripsi Pada FKIP Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga.

Siti Khabibah, T. W. (n.d.). ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN


MASALAH MATEMATIKA SISWA . 151-156.
Sudijono. 2011, Pengantar Envaluasi Pendidikan, Rajawali [Ers, Jakarta.

Sugiyono. 2016, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


Dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Sujarweni. V.W. 2015, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, Pustaka Baru
Press, Yogyakarta.

Sukayasa. 2012, 'Pengembangan MDL. Pembelajarab Berbasis Fase-Fase Polya


Untuk Meningkatkan Komunikasi Penalaran Siswa Siap Dalam
Memecah Masalah Matematika' Jurnal Ilmiah Vol.1, No 1.

Sulaiman, M. 2012, Pengaruh Pendekatan Open-Ended terhadap Kemampuan


Pemecahan Masalah Matematis Siswa.Jurnal Pendidikan
Matematika.

Suraji, Maimunah, Saragih, 2018, Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep


Matematis Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Smp Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV). Suska Journal Of Mathematics Education , Hal 9-16
Vol 4.

Syar, R. 2015, Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika


Melalui Strategi Pembelajaran Scaffolding Siswa Kelas VIII-D
SMP Negeri 5 Kendari, Skripsi Pada FKIP UHO Kendari.

Tarigan, D.E, 2012, Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik


Berdasarkan Langkah - Langkah Polya Pada Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel. Bagi Siswa Kelas VIII Smp
Negeri Surakarta Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran Siswa,
Tesis pada Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Timbul Yuwono, Mulya, 2010, Profil Sma Dalam Memecahkan Masalah


Matematika Ditinjau Dari Tipe Kepribadian, Tesis Pada
Universitas Sebelas Maret Surakarta,

Thobroni. 2016, Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Praktek, Ar-Ruzz. Media,
Yogyakarta.

Tombokan & Kandou. 2014, Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak


Berkesulitan Belajar, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, hal.28 Ibid

Ulvah, S. & Afriansyah, E. A. 2016, “Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematis Siswa Ditinjau Melalui Model Pembelajaran SAVI
dan Konvensional”. Jurnal Riset Pendidikan. 2(2): 145.
Utari, R. S., Saleh, T., & Indrayanti. 2013, Pelaksanaan Pembelajaran
Matematika Dengan Model Project Based Learning (Pbl) Di
Kelas X Sma Negeri 1 Indralaya. Retrieved February 8, 2018,

Widjayanti, D.B. 2009, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa


Calon Guru Matematika: Apa Dan Bagaimana
Mengembangkanya, Prosiding : 978-979-16353-3-2, dilihat 12
Desember 2019, <https://core.ac.uk/download/pdf/11064623.pdf>

Yusuf, A.M. 2015, Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan, Prenadamedia Grop,


Jakarta.
LAMPIRAN

66
Lampiran 1.
Daftar Nama-nama siswa kelas VIII₁ tahun ajaran 2020/2021
No Nama Siswa Kode Subjek
1. Adinda Nur islamiah S.01

2. Asni S.02

3. Cail S.03

4. Chindi Eka Putri S.04

5. Dian Pamungkas S.05

6. Elvin Elmiani S.06

7. Hainal S.07

8. Intan S.08

9. Laode Muhammad ramadhan S.09

10. Laode Abdul Kadir Munajat S.10

11. Laode Muhammad Ashar S.11

12. Laode Muhammad refandika S.12

13. Martawati Jubi S.13

14. Melia Sari S.14

15. Muhammad Amin S.15

16. Mustabang S.16

17. Muhammad Sahrul Ramadan S.17

67
18. Nur Rahmadani S.18

19. Salsa Nabila Putri S.19

20. Siti Kalbia Mutmainah S.20

21. Tomi S.21

22. Waode Mul Safau Usania S.22

23. Waode Ririn S.23

Lampiran 2.
Penentuan Subjek Penelitian
No Kode Subjek Xi Xi 2
1. S.01 71 5.041
2. S.02 80 6.400
3. S.03 70 6.400
4. S.04 78 6.084
5. S.05 85 7.225
6. S.06 72 5.184
7. S.07 70 4.900
8. S.08 80 6.400
9. S.09 95 9.025
10. S.10 78 6.084
11. S.11 72 5.184
12. S.12 80 6.400
13. S.13 85 7.225
14. S.14 70 4.900
15. S.15 80 6.400
16. S.16 75 5.625
17. S.17 70 4.900
18. S.18 85 7.225
19. S.19 80 6.400

68
20. S.20 82 6.724
21. S.21 75 5.625
22. S.22 70 4.900
23. S.23 80 6.400
Jumlah 1.783 139.151

Dari tabel tersebut dapat diketahui :


n

∑ xi=1.783
i=1

∑ x i=¿ 139.151¿
2

i=1

(∑ )
i=1
x i ² = (1.783)² = 3.179.089

Rata-rata nilai siswa/Mean ( X́ ) =


∑ xi
i=1
n
1.783
X́ =
23
X́ =77.5
n n

Deviasi Standart (DS) =


√ n (∑ )
i=1
2
x −m(∑ x i) ²
i

n( n−1)
i=1

23 ( 139.151 )−3.179 .089


=
√ 23.22

21.384
= √ 506
= √ 42.26
~
¿6.5
Penentuan batas kelompok :
Kelompok Tinggi : s ≥ 84
Kelompok Sedang : 71 ˂ s ˂ 84

69
Kelompok rendah : s ≤ 71

Penentuan subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :


Kelompok Jumlah Diwakili
Tinggi 4 Siswa S.09
Sedang 14 Siswa S.10
Rendah 5 Rendah S.14

Lampiran 3
KISI-KISI TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

Satuan pendidikan : SMP Negeri 1 barangka


Mata pelajaran : matematika
Kelas/semester : VIII/1
Kurikulum : 2013
Waktu : 2x40 menit
Jumlah soal : 2 butir
Penyusun : peneliti

Kompetensi Dasar Indikator soal Materi Nomor Bentuk


pokok soal soal
1. Menjelaskan sistem 1. Siswa mampu SPLDV 1,2 Uraian
persamaan linear menyelesaikan
dua variabel dan permasalahan
penyelesaiannya terkait penerapan
yang dihubungkan metode eliminasi
dengan masalah pada materi
kontekstual. SPLDV.
2. Menyelesaikan 2. Siswa akan
masalah yang mampu
berkaitan dengan menyelesaikan
sistem persamaan permasalahan
linear dua variabel. model
matematika dari
masalah yang
berkaitan dengan
SPLDV beserta
penyelesaianya.

70
3. Siswa akan
mampu
menyelesaikan
permaslahan
yang berkaitan
dengan SPLDV

Lampiran 4
TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PETUNJUK :
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas.
2. Kerjakan dikertas yang telah disediakan.
3. Jangan lupa tulis nama dan kelas.

1. Bu Riska, Bu Kajol dan Bu Dian pergi ke Mall bersama-sama. Sesampainya


di Mall Bu Riska membeli dua baju dan satu kaos dan ia membayar Rp
170.000, Di toko yang sama Bu Dian membeli satu baju dan tiga kaos dan ia
membayar uang Rp 185.000, Bu Kajol membeli tiga baju dan dua kaos,
berapa ia harus membayar ?
2. Nunik membeli 1 kg daging sapi dan 2 kg ayam potong dengan harga
Rp100.000,00. Nanik membeli 3 kg ayam potong dan 2 kg daging sapi
dengan harga Rp210.000,00. Jika harga 1 kg daging sapi dinyatakan dengan x
dan 1 kg ayam dinyatakan dengan y, tentukan model sistem persamaan linear
dua variabel yang berkaitan dengan pernyataan di atas ?

71
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS
1. Langkah I (Memahami Masalah)
Dik : Bu Riska : 2 baju dan 1 kaos = 170.000
Bu Dian : 1 baju dan 3 kaos= 185.000
Dit : Harga 3 baju dan 2 kaos Bu kajol .
Langkah II (Menyusun Rencana Penyelesaian)
Model matematika dari soal tersebut
Misalkan :
Baju =x
Kaos =y
Harga 2 baju dan 1 kaos = 170.000
Harga 1 baju dan 3 kaos= 185.000
Langkah III (Melaksanakan Rencana Penyelesaian)
2x + y = 170.000 |x3| = 6x + 3y = 510.000
x + 3y = 185.000 |x1| = x + 3y = 185.000 -
5x = 325.000
x = 325.000/5
= 65.000
Substitusikan nilai x
x + 3y = 185.000
65.000 + 3y = 185.000
3y = 185.000 – 65.000

72
3y = 120.000
y = 120.000/3
= 40.000
Untuk harga 3 baju dan 2 kaos
Harga = 3(65.000) + 2(40.000) = 195.000+80.000 = 275.000
Langkah IV (Melihat Kembali)
Jadi harga 1 baju adalah 65.000
Harga 1 kaos adalah 40.000
2. Langkah 1 (Memahami Soal)
Dik : Harga 1 kg daging sapi : x
Harga 1 kg ayam : y
Dit : model matematika ?
Langkah II ( Menyusun Rencana Penyelesaiaan)
* Nunik membeli 1 kg daging sapi dan 2 kg ayam potong dengan harga Rp
100.000,00
* Nanik membeli 3 kg ayam potong dan 2 kg daging sapi dengan harga Rp
210.000,00
Langkah III (Melaksanakan Rencana Penyelesaian)
* Nunik membeli 1 kg daging sapi dan 2 kg ayam potong dengan harga Rp
100.000,00
Model matematika:
x + 2y = 100.000
* Nanik membeli 3 kg ayam potong dan 2 kg daging sapi dengan harga Rp
210.000,00
Model matematika:
3y + 2x = 210.000 atau 2x +3y = 210.000
Langkah IV (Melihat Kembali)
Memasukan pemisalan :
Harga 1 kg daging sapi : x
Harga 1 kg ayam : y
Setelah itu mengganti kalimat menjadi model matematika.

73
Jadi, model matematika dari soal adalah
x + 2y = 100.000 dan 2x + 3y = 210.000

Lampiran 6.
PEDOMAN WAWANCARA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS
1. Memahami masalah
a. Apakah anda memahami permasalahan tersebut ?
b. Jika memahami, dapatkah anda membayangkan permasalahan tersebut ?
c. Coba ceritakan maksud soal ini dengan kalimat dan bahasamu sendiri?
d. Apakah dari materi yang sudah didapatlan sebelumnya, cukup untuk
menyelesaikan soal itu ?
2. Menyusun rencana penyelesaian
Apakah anda dapat membuat model matematika dari permasalahan
tersebut?
3. Melaksanakan rencana untuk menyelesaikan masalah
a. Dari model matematika yang telah anda buat, bagaimana cara
penyelesainya?
b. Dari model matematika yang telah anda buat, apakah bisa diganti dengan
simbol-simbol matematika ?
c. Prinsip atau konsep apa yang anda gunakan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut ?
4. Melihat kembali
a. Setelah selesai mengerjakan permasalahan itu, apakah anda sudah tahu
jawabanya benar atau salah ?
b. Bagaimana anda mengetahui kebenaran dari jawaban anda ?

74
c. Apakah setiap kali mengerjakan permasalahan, anda selalu mengecek
jawaban yang anda peroleh.

Lampiran 7
Nama-nama Panelis Instrumen Tes Pemecahan Masalah Matematis.
No Nama Pekerjaan
1. Drs. La Misu, M.Pd Dosen Jurusan Pendidikan
Matematika
2. Hj. Hasnawati, S.Si., M.Si. Dosen Jurusan Pendidikan
Matematika
3. Wa ode Siti Sanawiah Guru Matematika SMP
Negeri 1 Barangka

75
Lampiran 8
Jawaban Tes Subjek Penelitian :
1. Jawaban tes Pemecahan masalah SP – 09

76
2. Jawaban tes pemecahan masalah SP – 10

77
3. Jawaban tes pemecahan masalah SP – 14

78
Lampiran 9

Transkip Hasil Wawancara Berbasis Tugas yang telah Di Validasi


Keterangan :
P adalah peneliti
S adalah subjek
Wawancara berbasis tugas dengan SP – 09
P : assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
S : waalaikum salam warahmatullahi wabaraktuh.
P : kalau kakak boleh tau adik namanya siapa ?
S : Laode Muhammad Ramadhan, biasa dipanggil Rama kak
P : dek Rama apa kabarnya hari ini ?

79
S : alhamdulillah baik kak.
P : alhamdulillah, adek sudah tahu hari ini kita mau ngapain ?
S : sudah kak,
P : kita mau ngapain ?
S : wawancara kak.
P : apakah kamu sudah tau wawancara itu bagaimana ?
S : sudah kak, diberikan pertanyaan-pertanyaan oleh kakak.
P : apakah adik sudah siap?
S : siap kak.
P : sekarang coba baca soal nomor satu
S : (membaca soal)
P : sudah ?
S : sudah kak.
P : apakah adik bisa memahami soalnya ?
S : bisa kak
P : jika memahami apakah permasalahnnya bisa adik bayangkan ?
S : bisa kak
P : sekarang coba ceritakan maksud soal ini dengan bahasamu sendiri.
S : “ Bu riska, bu Kajol dan bu Dian bersama – sama pergi di mall,
sesampainnya di mall, bu Riska membeli dua baju dan satu kaos seharga Rp.
170.000, di toko yang sama bu Dian membeli satu baju dan tiga kaos seharga
Rp. 185.000, bu Kajol membeli tiga baju dan dua kaos, berapa ia harus
membayar?
P : apa yang diketahui dari soal tersebut ?
 Memahami soal
S : Bu Riska = 2x + y = 170.000
Bu Dian = x + 3y = 185.000
P : x itu apa dan y itu apa ?
S : x melambangkan baju dan y adalah kaos kak
P : selain itu apakah masih ada lagi yang diketahui ?
S : (diam) menurutku tidak ada kak.

80
P : apa yang ditanyakan dari soal itu ?
S : berapa bu Kajol harus membayar jika membeli tiga baju dan dua kaos.
P : baik, apakah adik sudah pernah menyelesaikan soal seperti ini ?
S : belum.
P : apakah adik sudah mempelajari materi yang berkaitan dengan soal ini ?
S : sudah kak
P : untuk menyelesaikan soal ini, materi atau konsep apa yang digunakan ?
 Merencanakan penyelesaian
S : sistem persamaan linear dua variabel kak, materi terakhir sebelum
ulangan.
P : apakah adik sudah mempelajari materinya SPLDV ?
S : Iya sudah kak.
P : konsep atau metode apa yang kamu pakai untuk menyelesaikan soal ini ?
S : metode eliminasi dan substitusi.
P : mengapa kamu menggunakan metode eliminasi dan substitusi ?
S : karena saya akan mencari nilai x dan y kak.
P : apakah harus menggunakan metode eliminasi dan substitusi ?
S : iya kak.
P : coba adik tunjukan atau tuliskan dengan menggunakan metode eliminasi
dan substitusi dari soal.
 Melaksanakan rencana penyelesaian soal.

81
S:
P : berapa harga satuan dari bajo dan kaos ?
S : harga 1 baju = Rp 65.000 dan harga 1 kaos = Rp. 40.000
P : coba adik jelaskan kepada kakak cara adik memperoleh nilai harga 1 baju
dan 1 kaos!
 Melihat kembali
S : harga satu baju diperoleh menggunakan metode substitusi sedangkan satu
kaos menggunakan metode eliminasi kak.
P : apakah adik tahu jawaban yang sudah benar atau salah ?
S : belum kak,
P : apa yang harus adik lakukan supaya bisa tahu jawabannya benar atau salah
?
S : diperiksa kak.
P : siapa yang periksa ?
S : saya kak.
P : apa yang diperiksa ?
S : jawabannya kak.
P : jawaban yang mana ?
S : hasil perhitungan kak.

82
P : langkah keberapa hasil perhitungan ?
S : setelah menentukan diketahui dan ditanyakan kak.
P : mengapa langkah ketiga yang diperiksa ?
S : karena langkah ketiga kadang sering salah hitung dan kadang salah
menempatkan simbol matematikanya kak.
P : apakah langkah diketahui dan ditanyakan tidak ada kemungkinan terjadi
kesalahan ?
S : tidak karena langkah diketahui dan ditanyakan bukan perhitungan kak.
P : kalau begitu coba adik periksa hasil perhitungannya!
S : memasukan nilai baju dan kaos disetiap model matematika nya kak.
Misalkan bu Riska 2x + y = 170.000, dimasukan tiap tiap variabel nya
dengan nilai yang telah diperoleh tadi. 2(65.000) + 40.000 = 170.000.
begitu juga dengan model matematika bu Dian dan bu Kajol.
P : apakah setelah adik melihat kembali, adek sudah tahu hasilnya benar atau
salah ?
S : iya kak. Hasilnya benar
P : mengapa adik bisa mengatakan benar ?
S : karena..... tidak ada yang salah perhitunganku kak. Hehehe
P : sekarang coba adik tuliskan kesimpulan untuk soal itu !
S:

P : bisa kita pindah pada soal nomor 2 ?


S : iya bisa.
P : coba adek baca soal nomor dua
S : (membaca soal)
P : apakah adik memahami soal ini ?

83
S : bisa kak.
P : kalau sudah memahami, apa yang diketahui pada soal tersebut.
 Memahami soal
S : - Nunik membeli satu kilogram daging sapi dan dua kilogram ayam
potong dengan harga seratus ribu rupiah.
- Nanik membeli tiga kilogram ayam potong dan dua kilogram daging
sapi dengan harga dua ratus sepuluh ribu rupiah.
P : apa yang ditanyakan disoal itu ?
S : jika harga satu kilogram daging sapi dinyatakan dengan x dan satu
kilogram ayam dinyatakan dengan y buatlah persamaanya.
P : coba adik ceritakan sama kakak permasalahan pada soal tersebut
menggunakan bahasa adik sendiri !
S : Nunik membeli satu kilogram daging sapi dan dua kilogram ayam potong
dengan harga seratus ribu rupiah, Nanik membeli tiga kilogram ayam
potong dan dua kilogam daging sapi dengan harga dua ratus sepuluh ribu.
P : materi apa yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut ?
 Merencanakan penyelesaian
S : model matematika
P : apakah adik sudah pernah mempelajari materi model matematika ?
S : iya sudah kak.
P : kalau begitu langkah apa yang akan adik lakukan untuk menentukan
model sistem persamaan linear dua variabel disoal ini ?
S : membaca soal berulang – ulang
P : apa manfaanya bagi adik ketika membaca soal berulang – ulang?
S : lebih mudah memahami pertanyaan kak.
P : apakah adik dapat membuat model matematika dari soal itu ?
 Melaksanakan rencana penyelesaian soal
S : bisa kak.
P : silahkan
S:

84
P : coba adik jelaskan sama kakak cara adik memperoleh jawaban tersebut !
S : dari soal telah diberikan pemisalan kak bahwa satu kilogram daging sapi
dinyatakan dengan x dan satu kilogram ayam dinyatakan dengan y.
P : apakah jawaban yang adek peroleh benar atau salah ?
 Melihat kembali
S : insya allah benar kak.
P : apakah masih ada kesalahan ?
S : tidak ada kak. Yakin.
P : jadi bagaimana kesimpulannya?
S : jadi persamaanya adalah
Nunik : x + 2y = 100.000
Nanik : 2x + 3y = 210.000
P : terimakasih adik sudah berpartipasi dalam wawancara.
S : sama – sama kak.

Wawancara berbasis tugas dengan SP – 10


P : assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
S : waalaikum salam warahmatullahi wabaraktuh.
P : kalau kakak boleh tau adik namanya siapa ?

85
S : Laode Abdul Kadir Munajat
P : biasa dipanggil apa ?
S : Abdul kak.
P : kenapa bukan Kadir atau Munajat?
S : tidak tahu kak (sambil senyum)
P : kalau begitu kakak panggil adik yah.
S : iya kak.
P : adik bagaimana kabarnya hari ini ?
S : alhamdulillah sehat – sehat kak.
P : alhamdulillah. Sudah tahu pagi ini kita mau buat apa ?
S : seperti teman saya sebelumnya kak, yaitu wawancara.
P : apakah sebelumnya adek sudah pernah diwawancarai ?
S : belum pernah kak.
P : apakah adik sudah pernah menyaksikan kegiatan wawancara ?
S : iya pernah.
P : bagaimana itu kegiatan wawancara yang pernah adik saksikan ?
S : ada yang bertanya dan ada yang menjawab kak.
P : nah, pagi ini kakak yang akan bertanya dan adik yang menjawab, apakah
adik siap untuk diwawancarai ?
S : iya kak siap.
P : oke kita mulai ya.
S : iya kak.
P : apakah adik memahami soalnya ?
S : (diam)
P : tidak apa – apa kamu jawab yang kamu tahu, kakak tidak akan
menyalahkan karena kakak buka guru. Bisa ?
S : bisa kak.
P : bisa dipahami soalnya ?
S : bisa kak.
P : sekarang coba baca soal nomor satu
S : (membaca soal)

86
P : sudah ?
S : sudah kak.
P : apakah adik memahami soalnya ?
S : bisa kak
P : jika memahami apakah permasalahnnya bisa adik bayangkan ?
S : (diam)
P : bisa dibayangkan masalah nya apa ?
S : insya allah bisa kak.
P : sekarang coba ceritakan maksud soal ini dengan bahasamu sendiri.
S:

P : apa yang diketahui dari soal tersebut ?


 Memahami soal
S:

P : x itu apa dan y itu apa ?


S : pemisalan baju dan kaos kak
P : selain itu apakah masih ada lagi yang diketahui ?
S : tidak ada kak.
P : apa yang ditanyakan dari soal itu ?

87
S : berapa bu Kajol harus membayar jika membeli tiga baju dan dua kaos.
P : baik, apakah adik sudah pernah menyelesaikan soal seperti ini ?
S : belum kak.
P : apakah adik sudah mempelajari materi yang berkaitan dengan soal ini ?
S : (diam)
S : Iya sudah kak.
P : biasanya konsep atau metode apa yang kamu pakai untuk menyelesaikan
soal ini ?
 Merencanakan penyelesaian
S : metode mengganti dan menghilangkan kalau tidak salah kak, tapi saya
lupa namanya.
P : mengapa kamu menggunakan metode itu ?
S : (diam).
P : pada saat kapan metode yang adik sebutkan itu digunakan ?
S : pada saat mencari harga yang sudah diketahui hasilnya tetapi belum
disebutkan tiap barangnya kak.
P : apakah harus menggunakan metode yang adik sebutkan ?
S : iya kak.
P : coba adik tunjukan atau tuliskan dengan menggunakan metode yang telah
adik sebutkan.
 Melaksanakan rencana penyelesaian
S:

88
P : berapa harga satuan dari bajo dan kaos ?
S : harga 1 baju = Rp 65.000 dan harga 1 kaos = Rp. 40.000
P : coba adik jelaskan kepada kakak cara adik memperoleh nilai harga 1 baju
dan 1 kaos!
S : harga satu baju diperoleh menggunakan metode memasukan sedangkan
satu kaos menggunakan metode menghilangkan kak.
P : apakah adik tahu jawaban yang sudah benar atau salah ?
S : iya kak,
P : apa yang harus adik lakukan supaya bisa tahu jawabannya benar atau salah
?
S : saya kurang tau kak,
P : apakah adik tahu jawabanya sudah benar atau tidak ?
S : mungkin kakak yang periksa (sambil senyum)
P : apa yang kamu lakukan untuk mengetahui hasilnya ?
 Melihat kembali
S : memasukan nilai baju dan kaos disetiap model matematika nya kak.
Misalkan bu Riska 2x + y = 170.000, dimasukan tiap tiap variabel nya
dengan nilai yang telah diperoleh tadi. 2(65.000) + 40.000 = 170.000.
begitu juga dengan model matematika bu Dian dan bu Kajol.
P : apakah setelah adik melihat kembali, adek sudah tahu hasilnya benar atau
salah ?
S : iya kak. Hasilnya benar

89
P : mengapa adik bisa mengatakan benar ?
S : karena saya hitungnya dengan teliti kak.
P : sekarang coba adik tuliskan kesimpulan untuk soal itu !
S:

P : oke, bisa kita melangkah soal nomor 2 ?


S : bisa kak.
P : coba adek baca soal nomor dua
S : (membaca soal)
P : apakah adik memahami soal ini ?
S : bisa kak.
P : kalau sudah memahami, apa yang diketahui pada soal tersebut.
 Memahami soal
S:

P : ada lagi diketahui selain itu ?


S : tidak ada kak.
P : apa yang ditanyakan disoal itu ?

S:
P : coba adik ceritakan sama kakak permasalahan pada soal tersebut
menggunakan bahasa adik sendiri !

90
S : nunik membeli satu kilogram daging sapi dan dua kilogram ayam potong
dengan harga seratus ribu rupiah, nanik membeli tiga kilogram ayam
potong dan dua kilogam daging sapi dengan harga dua ratus sepuluh ribu.
P : ketika adik coba menjawab soal ini langkah apa yang adik lakukan?
 Merencanakan penyelesaian
S : memisalkan tiap tiap diketahui kak.
P : apa memisalkan cukup untuk menentukan model nya?
S : iya kak, selain itu lebih mudah memahami pertanyaan kak.
P : apakah adik dapat membuat model matematika dari soal itu ?
S : bisa kak.
P : silahkan adik
 Melaksanakan rencana penyelesaian
S:

P : coba adik jelaskan sama kakak cara adik memperoleh jawaban tersebut !
S : (diam).
P : kenapa bisa adik dapatkan jawabannya ?
S : dilakukan pemisalan dari yang diketahui kak.
P : apakah jawaban yang adek peroleh benar atau salah ?
 Melihat kembali
S : insya allah benar kak.
P : bagaimana adik bisa mengetahui jawabannya benar ?

91
S : mungkin tinggal dimasukan pemisalan dari jawaban kak. (sambil
tersenyum)
P : apakah masih ada kesalahan ?
S : tidak ada kak. Yakin.
P : jadi bagaimana kesimpulannya?
S : jadi persamaanya adalah
Nunik = x + 2y = 100.000
Nanik = 2x + 3y = 210.000
P : terimakasih adik sudah berpartipasi dalam wawancara ini yah.
S : sama – sama kak.

Wawancara dengan SP – 14
P : assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
S : waalaikum salam warahmatullahi wabaraktuh.
P : kalau kakak boleh tau adik namanya siapa ?
S : Meliasari, biasa dipanggil Meli kak. (suara pelan)
P : oh iya adik meli bisa ditambah volume suaranya ?
S : bisa kak.
P : adik bagaimana kabarnya hari ini.
S : baik kak.
P : alhamdulillah, adek sudah tahu hari ini kita mau ngapain ?
S : belum kak,
P : hari ini kakak akan wawancara adik. Adik tau apa itu wawancara ?
S : tau kak, tanya jawab begitu mungkin kak. (sambil senyum)
P : apakah adik sudah siap?
S : takut kak (sambil membungkukan kepala).
P : tidak apa apa. Kakak percaya adik bisa.
S : siap kak (sambil senyum)
P : sekarang coba baca soal nomor satu
S : (membaca soal)
P : sudah ?

92
S : sudah kak.
P : apakah adik bisa memahami soalnya ?
S : maksudnya kak ? (sambil mengerutkan kening).
P : setelah membaca soal nomor 1 apa yang adik pahami ?
S : (diam)
P : apa yang adik pahami tentang soal nomor 1 ?
S:

P : coba adik buatkan permasalahan dengan kata – kata adik sendiri


S : maksudnya kak ?
P : dari masalah diatas adik bisa membuatkan permasalahan dengan kata –
kata adik sendiri ?
S : bisa kak
P : silahkan ditulis kembali.
S:

P : apa yang diketahui dari soal tersebut ?


 Memahami soal
S : “ bu Riska beli dua baju dan satu kaos.

93
bu Dian membeli 1 baju dan 3 kaos
P : selain itu apa lagi yang diketahui ?
S : tidak ada kak.
P : yakin sudah tidak ada ?
S : (diam)
P : apakah dari soal ada lagi yang diketahui ?
S : tidak ada kak.
P : apa yang ditanyakan dari soal itu ?
S : mmmm.. tidak ada kak.
P : masa tidak ada, coba baca kalimat terakhir dari soal itu.
S : berapa bu kajol harus membayar ?
P : menurutnya adik kalimat apa itu ?
S : kalimat bertanya kak.
P : apa pertanyaan nya ?
S : berapa bu Kajol harus membayar tiga baju dan dua kaos kak.
P : berarti yang ditanyakan adalah ?
S : menentukan harga baju bu Kajol yang ia beli kak.
P : apakah adik pernah menyelesaikan soal seperti ini sebelumnya ?
S : tidak
P : materi apa yang adik gunakan untuk menyelesaikan soal ini ?
 Merencanakan penyelesaian
S : (diam) . mungkin model matematika kak.
P : buatkan pemisalan dari yang diketahui tadi.
 Melaksanakan rencana penyelesaian
S : Bu Riska = 2x + y = 170.000
Bu Dian = x + 3y = 185.000
P : dari kedua persamaan setelah itu diapakan ?
S : dicari nilai x dan y kak.
P : bagaimana caranya ?
S : (diam) tidak tahu kak.
P : baik, apakah adik sudah pernah menyelesaikan soal seperti ini ?

94
S : belum.
P : apakah adik sudah mempelajari materi yang berkaitan dengan soal ini ?
S : sudah kak
P : untuk menyelesaikan soal ini, materi atau konsep apa yang digunakan ?
S : tidak tahu kak.
P : oke, bisa kita melangkah ke soal nomor dua ?
S : iya bis kak.
P : coba adek baca soal nomor dua
S : (membaca soal)
P : apakah adik memahami soal ini ?
S : tidak kak.
P : coba adik baca soalnya berulang – ulang.
S : (membaca soal)
P : apa yang adik pahami ?
S : maksudnya bagaimana kak ?
P : dari soal nomor dua ini apa yang adik pahami ?
S : oh iya insya allah bisa kak.
P : coba buatkan dalam bentuk bahasamu sendiri.

S:
P : apa yang diketahui dari soal tersebut ?
 Memahami soal
S:

95
P : selain itu ada lagi yang diketahui ?
S : tidak tahu kak.
P : ada lagi yang ditanyakan selain yang adik tulis ?
S : tidak ada kak.
P : apakah adik pernah mempelajari materi seperti soal ini ?.
 Merencanakan penyelesaian
S : belum kak.
P : adik pernah mendapatkan soal model seperti ini ?
S : oh iya kalau tidak salah pernah kak,
P : apakah adik tahu cara mencari model matematika ?
S : yang bagaimana itu kak ?
P : model matematika seperti soal diatas,
S : oh iya bisa kak (dengan raut wajah yang bingung)
P : kok sepertinya adik tidak yakin dengan dengan jawabannya dan kenapa
bingung seperti itu ?
S : karena saya masih bingung dengan memisahkan soal soal diatas kak.
P : coba adik baca sekali lagi
S : (membaca dengan pelan – pelan )
P : apakah adik sudah tau apa yang akan dikerjakan ?
S : oh iya sudah kak.
P : silahkan dik.
S : memisalkan tiap tiap diketahui kak.
P : apa memisalkan cukup untuk menentukan model nya?
S : iya kak, selain itu lebih mudah memahami pertanyaan kak.
P : apakah adik dapat membuat model matematika dari soal itu ?

96
 Melaksanakan Rencana Penyelesaian
S : bisa kak.

P : apakah adik sudah mengetahui jawaban yang adik peroleh bernilai benar
atau bernilai salah ?
 Melihat Kembali
S : belum kak.
P : bagaimana caranya adik bisa tahu jawabannya benar atau masih salah ?
S : dilihat kembali mungkin kak.
P : apa yang dilihat kembali ?
S : tidak tau kak.
P : oke terimakasih dik.

Lampiran 10
Instrumen Tes pemecahan masalah dari hasil validasi oleh panelis
dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Paneli Nomor
1 ni(ni-io) 2 ni(ni-io)
s
1 5 20 4 12
2 4 12 5 20
3 5 20 5 20
N 14 52 14 52
N(c- 56 56

97
1)
V- 0,9 0,92
aiken 2
Ket. Valid Valid
Keterangan :
Nilai V antara 0 dan 1 (Valid ≥ 0,6)
Perhitungan Validitas untuk item No. 1
∑ n ᵢ( nᵢ−ᵢo)
V=
N (c−1)
5 ( 5−1 ) +4 ( 4−1 ) +5 ( 5−1 )
=
(5+4 +5)(5−1)
20+12+20
=
14(4)
52
=
56
= 0,928.

Perhitungan Validitas untuk item No. 2


∑ n ᵢ( nᵢ−ᵢo)
V=
N (c−1)
4 ( 4−1 )+ 5 ( 5−1 ) +5 ( 5−1 )
=
(4+ 5+5)(5−1)
12+ 20+20
=
14(4)
52
= = 0,928
56
Lampiran 11
DOKUMENTASI

98
Gambar 1.
Semua siswa mengerjakan soal pemecahan masalah matematis untuk
penentuan subjek yang diwawancara

Gambar 2
Peneliti dan SP – 09 pada saat Wawancara

99
Gambar 3.
Peneliti dan subjek SP – 10 pada saat Wawancara

Gambar 4
Peneliti dan Subjek SP – 14

100
Lampiran 12.
Surat Pernyataan Validasi Data

101
102
Lampiran 13.
Surat Izin Penelitian

103
Lampiran 14.
Surat Keterangan Setelah Penelitian

104

Anda mungkin juga menyukai