PROPOSAL
Disusun Oleh :
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, dengan berkat dan rahmat
101777 Saentis”. penyelesaian proposal ini merupakan salah satu syarat untuk
Peneliti menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi isi maupun tata bahasanya. Oleh karna itu peneliti
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, dalam upaya perbaikan
kendala, namun semua dapat diselesaikan dengan baik karna bantuan tulus yang
diberikan, baik bersifat moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu
kepada :
2. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
3. Ibu Nani Barorah Nasution, S.Psi., M.A., Ph.D. selaku Wakil Dekan
1
PAGE \* MERGEFORMAT 7
Ibu Dr. Zuraidah Lubis, M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan
4. Ibu Elvi Mailani, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Jurusan PPSD Fakultas Ilmu
6. Ibu Imelda Free Unita Manurung, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing
proses perkuliahan.
8. Seluruh Bapak/Ibu dosen serta staf jurusan PGSD dan staf tata usaha
proses perkuliahan.
10. Wali kelas VI serta Bapak dan Ibu guru yang telah banyak memberikan
11. Kedua orangtua Ayahanda Rahim Sitepu, S,Pd dan Ibunda Suyanti yang
mereka, selalu sabar dan ikhlas serta dukungan baik material maupun
moral yang takkan bisa terbalaskan sampai kapanpun, serta kasih sayang
yang tiada hentinya agar penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi
ini.
12. Abang saya Ardian Rahma Nanda Sitepu,Ricky Septa Sitepu dan
Apriansyah Putra Sitepu serta kaka ipar saya Ari dan Rani yang telah
13. Teman terbaik yaitu Mega Ayu Pratiwi, Tri Ayyu Hamdillah, yang
skripsi ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis banyak mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak dalam berperan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membutuhkan . Terima Kasih.
PAGE \* MERGEFORMAT 7
Penulis,
1193311128
PAGE \* MERGEFORMAT 7
DAFTAR ISI
PAGE \* MERGEFORMAT 7
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
terutama pada anak menegah sekolah dasar. Pendidikan bukan hanya membuat
peserta didik pandai menghapal dan membaca yang lebih penting ialah
tingkah laku yang sendirinya memerlukan waktu dan usaha yang optimal.
sebagaimana kebudayaan itu sendiri sulit untuk diubah dalam sekejab mata. Oleh
PAGE \* MERGEFORMAT 7
Pendidikan berarti suatu proses humanisasi,sebab itu perlu menghormati hak asasi
manusia. Anak didik bukanlah robot tetapi manusia yang harus dibantu didalam
proses pendewasaanya agar dia dapat mandiri dan dapat berfikir secara kritis
usia dini hingga dewasa. Perkembangan anak tidak dapat diukur tetapi dapat
dirasakan. Usia dini adalah masa yang paling tepat untuk menstimulasi
perkembangan moral anak pada awal masa kanak-kanaknya masih dalam tingkat
abstrak tentang hal yang benar dan hal yang salah dan tidak memiliki dorongan
tetapi yang lebihpenting ialah menjadikannya manusia, atau dalam istilah kata
masyarakat yang berbudaya kini dan masa depan ( Tilaar, 2000, h. 20). Pada tahap
usia dikenal dengan masa pendidikan sekolah dasar,ini dikarenakan pada tahap ini
sebelumnya setiap anak unik dan memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-
PAGE \* MERGEFORMAT 7
beda. Tidak terkecuali perkembangan kognitif sering kali menjadi acuan pada
Berdasarkan teori diatas maka pada anak yang berada tingkat sekolah
dasar berada pada fase yaitu oprasional konkret dan oprasional formal. Pada tahap
ini anak sudah mampu berfikir secara logis dan konkret, mereka sudah mampu
dengan hal lainnya. Penalaran anak masih terbatas meskipun, mereka mampu
menalar secara logis dan memahami hubungan kausal, mereka belum mampu
menalar hipotesis atau absrak. Anak hanya mampu menyelesaikan persoalan yang
perubahan bentuk benda ( benda cair, membeku, meguap). oleh sebab itu guru
harus mampu membangun suasana belajar yang konkret bagi anak agar anak
mudah berfikir logis dan serta dapat melatih kemampuan pemecahan masalah.
Setiap guru harus benar-benar paham bahwa setiap anak berbeda-beda memiliki
ciri khas sendiri dan mereka memili kelebihan dan kekurangannya masing-
Agar pembelajaran berjalan dengan baik maka guru atau seorang pendidik
biasanya disusun berdasarkan prinsip dan teori pengetahuan. Para ahli menyusun
psikologis, sosiologis , analisis sistem, atau teori lain yang mendukung. Model
bahwa model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan
Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan artinya para guru memilih model
mempengaruhi daya ingat peserta didik dalam keberhasilan dalam proses belajar
mengajar. Agar proses belajar mengajar berjalan baik guru atau pendidik bisa
kemampuan kognitif siswa, banyak permasalahan yang ada yaitu proses belajar
yang sangat monoton sehingga peserta didik tidak tertarik untuk mengikuti
oleh LKPD berbasis problem solving. LKPD (lembar kerja peserta didik)
mengajar sehingga terbentuk interaksi efektif antara peserta didik dengan pendidik
dan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar peserta didik (Muslimmah,
melatih anak mengahdapi berbagai masalah baik itu masalah perorangan maupun
kelompok yang harus dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Guru juga
terinteregasi dengan PPK sehingga yang aktif mengerjakan hanya beberapa siswa
kembangkan karakter tanggung jawab pada diri anak di siplin dan jujur perlu
diinteregasikan dalam LPKD. Maka dari itu perlu pembaharuan dalam materi
yang di sampaikan melalui berbantuan LKPD berbasis problem solving agar siswa
dapat lebih menarik, sehingga peserta didik bisa meningkatkan kemampuan dan
kemandiriannya dengan lebih baik dan meningkatkan hasil belajar peserta didik
keterampilan dan kecakapan intelektual yang dinilai sebagai hasil belajar yang
pemecahan masalah itu dapat dilihat baik dari banyaknya perhatian berbagai
para pelajar akan memperoleh beberapa aturan yang lebih tinggi tingkatnya atau
aturan yang kompleks. Masalah yang dihadapi anak tidak sama dengan masalah
PAGE \* MERGEFORMAT 7
yang dihadapi orang dewasa, tetapi anak harus memiliki kemampuan problem
solving yang bisa membantu mereka mengatasi masalah tersebut dengan baik,
kemampuan kognitif siswa. Anak usia dini perlu memiliki kemampuan problem
solving yang bertujuan untuk membantu mengatasi persoalan dengan baik dalam
mainan dengan teman sebayanya (Lina Dani Lestari, 2020, h.09). Berbicara
tentang tercapainnya kopetensi peserta didik yaitu kognitif, dapat diartikan bahwa
untuk melakukan tugas apapun dari sederhana hingga yang paling kompleks.
kognitif yang perlu dikembangkan untuk anak usia dini salah satu nya adalah
konsep sains sederhana yang ada dilingkungan sekitar anak. Dalam hal ini
bosan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari aktivitas pembelajaran
yang dilakukan oleh guru masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan
materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Oleh karna itu, siswa
sulit untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Akibatnya hasil
belajar siswa rendah, hal ini dapat dilihat melalui data yang diperoleh peneliti dari
guru kelas IV SDN 101777 Saentis hasil ujian tengah semester siswa kelas IV A
dan IV B pada mata pelajaran Matematika masih banyak siswa yang belum
mencapai nilai diatas 70 yang sesuai dengan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
1. VI A ≥ 70 10 33%
2. ≤ 70 21 66%
3. 70 VI B ≥ 70 4 70%
4. ≤ 70 25 29%
NEGERI 101777 SAENTIS pada tanggal 11 Januari 2023 didapatkan bahwa saat
ini guru masih menggunakan media bahan ajar buku siswa dan buku guru, proses
memberikan materi tanpa ada timbal balik pertanyaan dari siswa, jadi
PAGE \* MERGEFORMAT 7
berakibat rendahnya hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan dengan judul
didik dapat disimpulkan bahwa mendapatkan nilai yang memuaskan untuk peserta
memilih model pembelajaran yang tepat agar siswa lebih mudah mengerti dan
B. Identifikasi Masalah
didefenisikan ialah :
2. Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga agak sulit
C. Batasan Masalah
Matematika, dan Bahasa Indonesia saja, maka batasan masalah dalam penelitian
ini yaitu dibatasi hanya untuk meneliti tentang pengaruh model pembelajaran
D. Rumusan Masalah
kognitif siswa ? “
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
belajar siswa.
1. Bagi Siswa
Sebagai bahan masukkan bagi para siswa agar terbiasa belajar secara aktif
2. Bagi Sekolah
3. Bagi Peneliti
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Model Pembelajaran
dengan bentuk ataupun berbagai macam gaya. Menurut Joyce & Weil (Rusman, 2012, h.133)
berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas. Menurut (Arend dalam Triyanto, 2014,
h.51) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam tutorial. Dan menurut (Suprijono, 2015, h.46) model pembelajaran dapat
sistematis agar mencapai tujuan pembelajaran. Dengan cara begitu pendidik perlu memahami
model pembelajaran agar dapat melaksanakan pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Setiap strategi pembelajaran mempunyai tujuan, tekanan utama serta prinsip
yang berbeda. Begitu pula peserta didik mempunyai tingkat berfikir dan kesulitan yang berbeda-
beda dalam menyelesaikan masalah, dengan demikian keterampilan yang dimiliki oleh peserta
didik diharapkan bisa menjadi model yang tepat sehingga peserta didik dapat menguasai
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah cara
atau teknik sistematis yang digunakan oleh pendidik dalam mengorganisasikan pengalaman
Menurut (Komalasari, 2010) ada beberapa jenis-jenis model pembelajaran yang dapat
Menurut (Amir, 2010) salah satu metode pembelajaran yang diharapkan yang dapat
mempersiapkan siswa berfikir kritis dan analitis, mencari dan menggunakan sumber belajar
yang tepat.
Menurut ( Al-Tabany, 2014) pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu pendekatan
pendidikan yang efektif dengan fokus pada pemikiran yang kreatif dalam memecahkan
sebuah masalah antar teman sebaya agar dapat menciptakan pengetahuan yang baru.
pembelajaran kolaboratif yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil agar siswa dapat
bekerja sama untuk memaksimalkan kondisi belajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
pada hubungan antara materi pelajaran dengan dunia nyata siswa. Hal ini dapat
kehidupan sehari-hari.
1. Tahap orientasi peserta didik pada masalah : yaitu pengenalan awal kepada peserta
didik terkait materi yang akan dipelajari, indikator, tujuan pembelajaran, serta cakupan isi
PAGE \* MERGEFORMAT 7
materi, kegiatan yang akan dilakukan selama proses dan permasalahan yang akan
2. Tahap mengorganisasi peserta didik dalam belajar : mengelompokkan peserta didik secara
heterogen dalam suatu kelompok diskusi yang beranggotakan 5-6 orang dan menyiapkan
3. Tahap membimbing penyelidikan secara individu maupun kelompok :yaitu guru memberikan
pengarahan kepada setiap kelompok terkait permasalahan yang akan didiskusikan dan hal
4. Tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya : yaitu setiap kelompok berdiskusi
diberikan oleh guru dengan mencari berbagai referensi dari buku pelajaran maupun sumber
Model pembelajaran ASSURE adalah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa
bahan serta evaluasi. Model ASSURE merupakan pembelajaran yang dijadikan rujukan bagi
peserta didik yang mempelajarkan peserta didik. Desain dan rancangan pembelajaran adalah
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan dari pembelajaran adalah untuk
komptensi peserta didik setelah ia selesai belajar. Desain pembelajaran perlu pemanduan
kebutuhan peserta didik dengan kompetensi yang harus dia kuasai setelah selesai belajar
( Muh,Sahid,2017)
PAGE \* MERGEFORMAT 7
Metode yang terkait dengan pembelajaran sebaiknya dirancang dengan baik agar proses
pembelajaran berjalan dengan baik dan mulus. Dalam desain pembelajaran langkah ini sangat
penting karna metode inilah menentukan situasi belajar yang sesungguhnya. Berdasarkan
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model ASSURE sebagai sebuah model pembelajaran
yang dapat dijadikan panduan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas.
datar?” datar”.
menjawab menemukan
masing-masing
menyampaikan
ditemukan
dan revisi jika ada kesalahan apa yang mereka penguatan dari hasil
siswa guru
( Ambar Fidianingsih,2019)
Alasan mengapa mengambil model pembelajaran ASSURE yaitu karena mudah untuk
dikembangkan oleh setiap pengajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa,mengembangkan
PAGE \* MERGEFORMAT 7
imajinasi para siswa, dan membantu perkembangan kekuatan penalaran siswa. Selain itu juga
model pembelajaran ASSURE ini memiliki kegiatan belajar mengajar yang lengkap.
Menganalisis karakteristik siswa merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk
memperoleh pemahaman tentang; tuntutan, bakat, minat, kebutuhan dan kepentingan siswa,
Menentukan tujuan pembelajaran adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi,
dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
Tujuan pembelajaran merupakan arah yang ingin dituju dari rangkaian aktivitas yang
Memilih metode, media dan strategi pembelajaran merupaka salah satu metode atau alat
yang digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Hal ini dilakukan untuk
Bahan ajar merupakan sumber materi penting bagi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Tanpa bahan ajar, tampaknya guru akan mengalami kesulitan dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Pada prinsipnya, guru harus selalu menyiapkan bahan ajar dalam
pembelajaran.
Proses pembelajaran dapat membantu memproleh sebuah data dengan baik. Yaitu dengan
cara (1) diskusi pendidik dengan peserta didik menanyankan apakah peserta didik menyukai
belajar dengan cara mandiri waktu presentasi kelompok. (2) diskusi dengan ahli media akan
memusatkan perhatian peserta didik dalam sebuah pembelajaran hal tersebut diharapkan agar
dapat meningkatkan proses pembelajaran di masa mendatang. Adapun langkah terakhir yaitu
dengan melihat hasil dari data evaluasi yang akan dikumpulkan. Pendidik seharusnya melakukan
sebuah refleksi pembelajaran dalam tiap komponen pembelajaran, dengan cara membuat catatan
(Prawiradilaga,2008) :
kegiatan kelas
termasuk didalamnya.
Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sarana untuk membantu
dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi
yang efektif antara peserta didik dengan pendidik, sehingga dapat meningkatkan aktifitas
salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator
dalam kegiatan pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan
sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi.
b. LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sangat penting dibuat, karena kegiatan
pembelajaran dengan LKPD menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu kegiatan
pembelajaran juga lebih terpusat pada siswa, sehingga dalam hal ini guru menjalankan peran
pembuatannya dengan baik dan tepat agar LKPD bisa berfungsi dengan baik dan
1. Menyiapkan judul
menyiapkan judul terlebih dahulu. Judul yang digunakan harus sesuai dengan materi
pokok yang akan diajarkan kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran nanti .
menuliskan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai oleh siswa pada kegiatan
Kompetensi (IPK). Akan lebih baik jika indikator yang ditulis memuat dua indikator
4. Tujuan pembelajaran
Anda juga harus menuliskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik.
Untuk tujuan pembelajaran yang ditulis dalam LKPD harus memuat aspek ABCD
peserta didik dapat mengerjakan tugas sesuai waktu yang telah ditentukan. Dengan
PAGE \* MERGEFORMAT 7
begitu, peserta didik bisa memaksimalkan waktu yang telah ditentukan dan mereka
6. Penilaian
Guru juga harus menentukan teknik penilaian tersendiri yang akan digunakan
dalam proses pengerjaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Teknik penilaian ini
Dalam LKPD juga harus tertulis petunjuk penggunaan LKPD, agar peserta
didik bisa memahami cara menggunakan atau mengerjakan kegiatan yang ada dalam
lembar kerja peserta didik tersebut. Tanpa petunjuk, sistem pengerjaannya akan tidak
Guru juga harus menentukan dan menuliskan alat dan bahan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan LKPD. Tujuannya agar peserta didik bisa mempersiapkan alat
dan bahan yang dibutuhkan selama pengerjaan LKPD nantinya. Sehingga proses
a. Tugas-tugas yang terdapat dalam LKPD hanya berupa soal tanpa ada contoh yang jelas.
b. LKPD kurang menarik sehingga peserta didik menjadi cepat bosan. Hal tersebut
a) Guru dapat menggunakan lembar kerja peserta didik sebagai media pembelajaran
metode mnegajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving
dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada
mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar
yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari
materi yang disampaikan oleh guru. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam
melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikutu
1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa
4. Menguji kebenaran jawaban semetara siswa tersebut. Dan langkah ini siswa
yang sesuai dengan kurikulum yang ada. Bahan ajar yang digunakan salah satunya adalah LKPD.
Penggunaan bahan ajar seperti LKPD dapat mendukung kemampuan analisis peserta didik. Hal
penggunaan bahan ajar yang tepat serta tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik
starategi berfikir dan memecah masalah. Dalam hal ini peserta didik dihadapkan pada suatu
masalah kemudian diminta untuk memecahkannya sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada
perkembangan dalam fase-fase yang berbeda menurut para ahli psikologi. Dalam proses belajar,
PAGE \* MERGEFORMAT 7
banyak anak mengalami kesulitan untuk memahami sesuatu yang bersifat abstrak dengan kata
lain anak tersebut memerlukan objek yang konkret agar dapat berfikir logis.
Salah satu keberhasilan seorang siswa dapat diketahui berdasarkan prestasi yang
diprolehnya. Prestasi dalam penilaian mencakup tiga aspek salah satunya adalah aspek kognitif
yang merupakan proses mengingat dan berfikir yang dijadi didalam otak, sehingga kemampuan
Menurut ( Dana Priyanto, 2013) tentang indikator kemampuan kognitif adalah sebagai
berikut :
Kemampuan pemahaman matematika adalah suatu tujuan yang sangat penting, dapat
memberikan materi-materi kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih untuk
pemahaman siswa agar dapat lebih mengerti akan konsep materi pembelajaran. Bloom
mengklarifikasi kejenjang kognitif kedua yang menggambarkan suatu pengertian, sehingga siswa
mampu memahami ide-ide matematika jika mereka menggunakan beberapa kaidah yang relavan.
Dalam hal ini siswa diharapkan mengetahui bagaimana komunikasi dan menggunakan idenya
untuk berkomunikasi. Dalam pemahaman tidak hanya sekedar memahami sebuah informasi tetapi
hanya sekedar memahami keobjektifan,sikap dan makna yang mengandung sebuah informasi.
tentunya para guru mengharapkan pemahaman yang dicapai siswa tidak terbatas pada
pemahaman yang bersifat dapat menghubungkan. Artinya siswa dapat mengaitkan antara
Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat disampaikan dari
suatu pesan ke penerima untuk memberitahu, pendapat ataupun perilaku baik secara
lisan,maupun tak langsung melalui media. Sedangkan kemampuan komunikasi dapat dirtikan
sebagai salah satu kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui
PAGE \* MERGEFORMAT 7
pristiwa yang di ketahui melalui pristiwa yang terjadi dilingkungan. Untuk mengembangkan
suatu komunikasi seseorang dapat menyampaikan dengan berbagai bahasa termasuk bahasa
sistematis. Pihak yang terlibat dalam komunikasi yaitu guru dan siswa. Cara pengalihan pesannya
antara guru dengan siswa, antara buku dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Gagasan
tersebut harus disesuikan dengan kemampuan seseorang saat diajak komunikasi. Kita harus
2. Kemampuan memahami dan mengevaluasi suatu ide matematika baik secara lisan maupun
virtual.
Kemampuan komunikasi sangat penting bagi siswa, sebab jika siswa melakukan diskusi
menanyakan serta bekerja sama sehingga dapat membawa siswa pada pemahaman yang
mendalam tentang matematika. Anak-anak yang diberikan kesempatan untuk bekerja dalam suatu
kelompok dapat menyimpulkan dan menyajikan data, mereka menunjukkan kemampuan yang
sangat baik disaat mereka saling mengeluarkan ide saat kerja kelompok dan mendiskusikan
kemampuan dengan orang lain saat diajak komunikasi lalu menyimpulkan ide-ide yang mereka
dapat.
C. Kemampuan representasi
Kemampuan representasi matematis adalah salah satu standar proses yang perlu
ditumbuhkan dan harus dimiliki setiap anak. Standar proses ini hendaknya disampaikan selama
menggunakan representasi.
Penalaran adalah proses berfikir yang dilakukan dengan suatu cara untuk menarik
kesimpulan yang ada. Kesimpulan tersebut dapat ditarik dari kasus-kasus yang bersifat
individual. Tetapi dapat pula sebaliknya, dari hal yang bersifat individual menjadi kasus yang
sangat umum.
Dilihat dari prosesnya penalaran terdiri atas penalaran dedukatif dan penalaran indukatif.
Penalaran dedukatif adalah proses penalaran yang diturunkan secara mutlak menurut premis-
dari serangkaian yang terdiri dari proposisi yang bersifat terstruktur, sedangkan perbedaan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Arif Budiman pada tahun 2021 dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran ASSURE Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V SD Negeri 177 Bengkulu Utara
Tahun 2021” dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran ASSURE sebagai
strategi pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
kelas V di SDN 177 Bengkulu Utara kecamatan Ulok Kupai kabupaten Bengkulu Utara,
hal ini dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa dari trasiklus, siklus 1 dan siklus
2, setelah dilakukan proses kegiatan belajar mengajar dan pemberian soal setelah
melakukan kegiatan belajar mengajar kepada siswa kelas V SDN 177 Bengkulu Utara.
Pada siklus 2 terdapat dua siswa yang belum mencapai KKM, siswa yang bernama Lionel
tidak mencapai KKM dikarenakan siswa tersebut tidak memperhatikan saat guru
PAGE \* MERGEFORMAT 7
menjelaskan pembelajaran,siswa yang bernama Perdian tidak mencapai KKM karna anak
penelitian sampai siklus 2 karna pada siklus 2 berdasarkan presentase ketuntasan belajar
sudah berhasil dan sudah sesuai yang diharapkan maka tidak perlu diadakan siklus
selanjutnya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nuraini pada tahun 2021 dengan judul “ Penerapan Model
Pembelajaran ASSURE Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Inpres
6/75 Ta’ Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun Ajaran 2020-2021 ”
berdasarkan rumusan masalah, analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa melalui penerapan model pembelajaran ASSURE ini dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas IV SD inpres 6/75 Ta’ Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten
Bone. Hal ini dapat dilihat darii hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan setiap
siklus. Kualifikasi pada tindakan siklus I yaitu dinilai cukup ( C ) dan peningkatan siklus II
3. Penelitian yang dilakukan oleh Gita Verawati pada tahun 2021 dengan judul “ Pengaruh
Model Pembelajaran ASSURE Terhadap Kemampuan Kognitif Peserta Didik Pada Konsep
bahwa Model ASSURE berpengaruh terhadap kemampuan kognitif peserta didik pada
konsep gelombang cahaya. Dapat dinyatakan berpengaruh karena telah terlihat hasil uji
hipotesis statistik terhadap data menggunakan Uji T yang dibantu dengan aplikasi SPPS 20
nilai signifikan sebesar 0,23, dari hasil tersebut dapat diartikan nilai signifikan
F. Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan model dan metode yang
konvensional, selain itu penggunaan media pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar
masih kurang dan bahkan masih ada yang belum menggunakan media pembelajaran dalam
PAGE \* MERGEFORMAT 7
proses belajar mengajar sehingga siswa kurang mengerti dan tidak memahami materi yang
bersifat sukur,yang diberikan guru dan bahkan siswa kurang bersemangat dan tidak termotivasi
dalam belajar karna media yang digunakan seorang guru kurang menarik dan menyenangkan
bagi siswa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan kognitif peserta didik, namun
dalam penelitian ini yang akan dilakukan hanya dipengaruhi oleh model pembelajaran.
Sedangkan model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran ASSURE berbantuan LKPD pada kelas eksperimen dan model pembelajaran
Proses pembelajaran yang akan diginakan untuk kelas pertama yakni kelas eksperimen
akan digunakan perlakuan dengan model pembelajaran ASSURE berbantuan LKPD, sedangkan
pada kelas kontrol digunakan tindakan dengan meneraplan model pembelajaran konvensional.
Demikian, peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen dibagi menurut kategori gaya
belajar peserta didik menggunakan angket penilaian berdasarkan gaya belajar. Model
pembelajaran ASSURE berbantuan LKPD ini akan memberi kesempatan peserta didik untuk
pengkajian dengan menggabungkan kemampuan yang dimiliki peserta didik serta dapat
menekan perserta didik supaya lebih aktif dan kreatif untuk memecahkan suatu masalah.
Menggunakan model pembelajaran ASSURE berbantuan LKPD peserta didk akan dapat
memecahkan persoalan matematika sesuai dengan informasi yang diperolehnya dan peserta
didik akan memperoleh umpan balik sesuai dengan pengetahuannya. Setelah materi
pembelajaran dibahas dalam masing-masing kelas peserta didikakan diberikan penilaian dalam
bentuk tes untuk melihat pengaruh model pembelajaran ASSURE berbantuan LKPD dalam
Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat
Kurikulum 2013
Sekolah
Student center
Teacher center
Model pembelajaran yang
inovatif dan efektif
Model pembelajaran
konvensional
G. Hipotesis
dalam penelitian ini sampai terbukti kebenarannya melalui data yang telah terkumpul dan telah
diuji. Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir yang telah ditemukan diatas, maka
Keterangan :
Ho > Ha = ditolak apabila tidak ada pengaruh model pembelajaran ASSURE berbantuan
BAB III
METODE PENELITIAN
Jalan Saentis, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Waktu penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah selurih siswa kelas IV SD Negeri 101777 Saentis yang berjumlah dan
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek atau wakil yang diteliti. Di dalam
penelitian ini, sampel yang digunakan adalah teknik purposiv sampling, adalah teknik penentuan
PAGE \* MERGEFORMAT 7
sampel yang berdasarkan pada pertimbangan peneliti mengenai sampel-sampel mana yang
paling sesuai ( Arikunto, 2013:174 ). siswa kelas IV SD Negeri 101777 Saentis terdapat 2 kelas.
siswa/siswi
siswa/siswi
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan desktiptif. Penelitian ini tidak tidak dilakukan perlakuan, tetapi
data yang diungkapkan berdasarkan fakta yang telah terbentuk sebelumnya. Penelitian ini
melibatkan dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol menggunakan
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu mengetahui pengaruh model pembelajaran
ASSURE berbantuan LKPD berbasis problem solving terhadap kemampuan kognitif siswa
maka digunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian korelasional yang
merupakan penelaah hubungan antara dua variabel atau lebih pada suatu kelompok objek.
Eksperimen O1 Xe O2
Kontrol O1 Xk O2
PAGE \* MERGEFORMAT 7
Keterangan :
1. Variabel penelitian
menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah “ Model Pembelajaran ASSURE “ Variabel
terikat ( variabel yang dipengaruhi) yang dilambangkan dengan Y, yang menjadi variabel terikat
dalam penelitian ini adalah “ Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa “ Subjek penelitian,
adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 101777 Saentis.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di berkaitan dengan variabel yang digunakan
kontruktivisme. Model pembelajaran ASSURE ini lebih menekankan aktivitas siswa untuk
2. LKPD merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk menunjang proses
pembelajaran yang terdiri dari materi dan soal-soal. Dalam hal ini LKPD sarana untuk
membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk
pemahaman yang dimiliki siswa. Guru menggunakan model pembelajaran ASSURE dalam
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu tahapan persiapan, tahap pelaksanaan,
1. Tahap Persiapan
a. Membuat surat izin kepada kepala sekolah mengenai penelitian yang akan
dilaksanakan
e. Mempersiapkan instrumen penilaian yaitu tes soal dalam bentuk pilihan berganda
sebanyak 30 soal
dikelas eksperimen
2. Tahap Pelaksanaan
c. Melaksanakan tes awal (pretest) untuk dapat mengetahui kemampuan awal yang
dimiliki siswa
pembelajaran ASSURE
e. Melaksanakan test akhir (posttest) untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
3. Tahap Akhir
Tes awal atau pretest dilakukan sebelum treatmen, pretest dilakukan untuk mengetahui
kemampuan akademik yang dimiliki oleh siswa sebelum menggunakan model pembelajaran
ASSURE. Untuk mengetahui hsil belajar siswa kelas IV dengan menggunakan model
kemampuan kognitif siswa pada materi tentang bangun datar kita tema 5 sub tema 1, maka
1. Tes awal
Test awal atau pretest dilakukan sebelum treatmen, pretest dilakukan untuk
mengetahui kemampuan akademik yang dimiliki oleh siswa sebelum menggunakan model
pembelajaran ASSURE.
2. Angket
pertanyaan secara tertulis dan kemudian di berikan kepada responden untuk dijawab.
PAGE \* MERGEFORMAT 7
Angket dapat diberikan secara langsung antara peneliti dengan responden atau dikirim
3. Observasi
mengamati aktivitas belajar siswa dikelas. Sedangkan guru sebagai pengamat model
G. Instrumen Penelitian
ASSURE berbantuan LKPD berbasis problem solving untuk meningkatkan kemampuan kognitif
siswa, maka instrumen yang dilakukan oleh peneliti adalah tes hasil belajar dan lembar observasi.
1. Tes
Instrumen penelitian ini berbentuk tes hasil belajar dan indikator yang disesuaikan
oleh kurikulum. Pre-test diberikan sebelum pembelajaran dan post-test diberikan sesudah
pemblejaran. Test ini dilakukan dengan soal dengan bentuk pilihan berganda. Membuat kisi-kisi
soal yang akan diberikan adalah instrumen untuk meningkatkan kognitif siswa.
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah kemampuan digolongkan pada dominan kognitif.
digunakan yaitu dalam bentuk teks tertulis berupa 30 soal pertanyaan dalam bentuk pilihan
ganda. Dimana nilai akhir siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
cm
adalah
C6 14
14. Siswa menganalisis keliling
bagaimana jajargenjang
PAGE \* MERGEFORMAT 7
kesimpulan
kualitatif
kaki.
trapesium
sama panjang
sama
nya adalah
2. Angket
Angket merupakan salah satu instrumen penilaian yang dimana terdapat serangkaian
Jumlaℎ jawaban ya
N= x 100 %
Jumlaℎ pernyataan
datar
tersebut
dan jajargenjang
datar
datar
3. Lembar Observasi
Salah satu instrumen non tes yang digunakan untuk mengetahui secara langsung aktivitas
beljar guru dan siswa adalah lembar observasi. Observasi ini dilakukan untuk melngetahui
bagaimana keadaan siswa selama belajar. Dengan menggunakan rumus, data hasil observasi
. 1 2 3 4 Total
PAGE \* MERGEFORMAT 7
pembelajaran
Memberi apersepsi
tahap orientasi
tahap pemunculan
gagasan
gagasan
tahap pemantapan
gagasan
Melaksanakan penilaian
diakhir pembelajaran
Merangkum
pembelajaran
Jumlah Skor
Keterangan :
penilaian
1 2 3 4
diberikan guru
bekerja kelompok
peristiwa
tanggapan
an mempresentasikan hasil
kerja/diskusi
Jumlah Skor
Keterangan:
PAGE \* MERGEFORMAT 7
Adapun cara menghitung presentase kegiatan siswa yaitu dengan menggunakan rumus:
1. Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas butir-butir angket dapat diuji dengan menggunakan Korelasi
Product Moment seperti yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (2006: 168) menyatakan
validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen.
Cara menghitung validitas butir soal tes dalam penelitian ini, menggunakan rumus product
moment.
r xy =N ∑ XY ¿ ¿ ¿ Arikunto (2019:213)
Keterangan:
N = banyaknya sampel
Jika item tersebut memenuhi kriteria tes dan memiliki taraf signifikan 5%, apabila dari
hasil perhitungan didapat rhitung ≥ r tabel maka dikatakan butir soal itu telah siginifikan atau valid.
PAGE \* MERGEFORMAT 7
2. Uji Reliabilitas
kecermatan pengukuran (Saifuddin Azwar, 2007: 4). Sama halnya dengan Suharsimi Arikunto
(2006: 178) mengatakan bahwa reliabilitas adalah tingkat keterandalan atau terpercayanya suatu
instrumen. Reliabilitas instrumen merupakan derajat keajegan skor yang diperoleh oleh subjek
penelitian dengan instrument yang sama dalam kondisi yang berbeda. Reliabilitas dianggap
memuaskan apabila koefisiennya mencapai 0.600, namun demikian, terkadang suatu koefisien
yang tidak setinggi itu masih bisa digunakan bersama-sama dengan skala lain dalam suatu
Untuk menghitung reliabitas tes dalam penelitian ini menggunakan rumus K-R. 20 (Kuder
( )( s − ∑ pq
)
2
n
r 11= 2
n −1 s
Keterangan:
n = banyak item
Dengan rumus varians yakni r11 > rtabel pada taraf signifikan 95% atau alpa 5%
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya,
tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
siswa untuk masing-masing kelompok penelitian. Analisis ini meliputi rata-rata, standar deviasi,
Disamping itu hasil belajar siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil belajar secara
individual dan klasikal. Ketuntasan belajar dapat dicapai jika nilai yang diperoleh siswa minimal
sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah,sedangkan
Jumlah siswa
Adapun kategori standar ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 101777
pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji nirmalitas dan uji homogenitas.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahuii data yang telah diolah berdistribusi
normal atau tidak. Data di uji normalitas diambil dari hasil pretest hasil belajar siswa kelas IV
SDN 101777. Data hasil belajar siswa akan berdistribusi normal jika signifikan > 0,07.
sebaliknya dikatakan tidak terdistribusi normal signifikan < 0,07. dengan demikian taraf
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi,
yaitu sama atau tidaknya variasi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji
homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Fisher dengan rumus
sebagai berikut:
variasi terbesar
F=
variasi terkecil
Kriteria pengujian:
Kesimpulan:
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran ASSURE
berbantuan LKPD berbasis problem solving untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa
yang diberi perlakuan berbeda antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Jika distribusi kelas
PAGE \* MERGEFORMAT 7
eksperimen dan kelas kontrol seragam, pengujian hipotesis dapat dilakukan. Uji hipotesis yang
digunakan yaitu uji t. Uji t yang digunakan dengan rumus sebagai berikut:
X1− X2
t=π
√
S 1
+
1
n1 n 2
Keterangan:
t = harga t perhitungan
5. Jabwal Penelitian
N Kegiatan Bulan
1 1 1 1 7 8 9 1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 0
1 Penulisan
Proposal
2 Seminar
Proposal
PAGE \* MERGEFORMAT 7
3 Perbaikan
Proposal
4 Penelitian
5 Mengump
ul
Kan Data
6 Analisis
7 Sidang
(RPP)
Kelas/ Semester : IV / 1
Pembelajaran ke :1
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
bangun datar.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendahuluan 1. Apersepsi
berdoa
pelajaran sebelumnya.
teman-temannya.
PAGE \* MERGEFORMAT 7
menjawab pertanyaan-pertanyaan.
C. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Sikap
2. Pengetahuan
3. Keterampilan
Kepala Sekolah
19670922190072004 197207271996112003
PAGE \* MERGEFORMAT 7
Pembelajaran ke :1
Nama kelompok :
Anggota :
Hari / tanggal :
d. A dan b salah
c. A dan b benar
5. Apakah ada ciri segitiga sama sisi yang tidak dimiliki segitiga sama kaki ?...
a. Tidak ada
d. A dan c salah
6. Mengapa segitiga sama sisi juga dinamakan dengan segitiga sama kaki ?....
a. Karna semua ciri yang dimiliki segitiga sama kaki ada pada segitiga sama sisi
d. B dan c benar
d. A dan c benar
9. Berapa besar sudut yang terbentuk dari hasil perpotongan kedua diagonal tersebut ?....
a. 90o (siku-siku)
PAGE \* MERGEFORMAT 7
b. 50o ( siku-siku)
c. 80o C (siku-siku)
d. 70o C (siku-siku)
a. Boleh, sebab semua ciri pada layang-layang ada pada belah ketupat
d. A dan b salah
a. karena ada ciri pada jajargenjang yang tidak dimiliki trapesium yaitu “sisi-sisi
d. A dan c benar
tegak lurus
d. A dan c benar
c. karena ada ciri layang-layang yang tidak dimiliki jajargenjang yakni “diagonal-
d. A dan b benar
a. 40 cm
b. 48cm
c. 80cm
d. 88 cm
15. Keliling persegi panjang EFGH yang berukuran panjang 13 cm dan lebar 9 cm adalah...
a. 40 cm
b. 44 cm
c. 28 cm
d. 22 cm
16. Jika keliling suatu persegi 96 cm, maka panjang setiap sisinya adalah...
a. 12 cm
b. 18 cm
c. 20 cm
d. 24 cm
PAGE \* MERGEFORMAT 7
17. Diketahui bangun di bawah kelilingnya 56 cm. Panjang sisi QR sama dengan...
a. 28 cm
b. 24 cm
c. 18 cm
d. 12 cm
Diantara bangun persegi panjang berikut yang kelilingnya sama dengan bangun PQRS
adalah...
20. Meja belajar Najma panjangnya 9 dm dan lebarnya 7 dm. Keliling meja belajar Najma
adalah...
a. 30 dm
b. 32 dm
c. 34 dm
d. 36 dm
PAGE \* MERGEFORMAT 7
21. Diketahui lebar suatu persegi panjang 9 dm. Jika kelilingnya 44 dm, maka panjangnya
adalah...
a. 15 dm
b. 14 dm
c. 13 dm
d. 12 dm
22. Sebuah trapesium yang mempunyai luas 560 cm² dan tinggi 20 cm. Maka panjang sisi
alas (a) dan panjang sisi atas (b) pada trapesium tersebut adalah ...
a. 32 cm dan 24 cm
b. 34 cm dan 26 cm
c. 36 cm dan 28 cm
d. 40 cm dan 22 cm
23. Luas trapesium dengan panjang (a + b) = 68 cm dan tinggi 28 cm adalah .... cm²
a. 952
b. 964
c. 968
d. 970
lapangan tersebut 3 kali. Maka jarak yang ditempuh Andi adalah .... meter.
a. 562,5
b. 565,2
c. 565,5
d. 565,8
25. Sebuah persegi memiliki panjang sisi 28 cm. Luas dan keliling dari persegi tersebut
adalah ....
26. Sebuah lantai berbentuk persegi dengan panjang sisinya 12 m. Lantai tersebut akan
a. 1.400
b. 1.450
c. 1.500
d. 1.600
27. Keliling jajargenjang adalah 50 cm. Jika panjang dua sisinya 30 cm, maka panjang sisi
a. 5
b. 10
c. 12
d. 15
28. Sebuah jajargenjang luasnya 450 cm². Jika panjang alas jajargenjang tersebut 6x dan
tingginya 3x, maka panjang alas dan tinggi jajargenjang tersebut adalah ....
a. 25 cm dan 18 cm
b. 30 cm dan 15 cm
c. 35 cm dan 18 cm
d. 40 cm dan 15 cm
29. Diketahui suatu layang-layang memiliki luas 221 cm². Jika panjang salah satu
a. 24
b. 26
c. 28
d. 30
PAGE \* MERGEFORMAT 7
30. Panjang diagonal-diagonal suatu belah ketupat diketahui berturut-turut 26 cm dan (3x +
5) cm. Jika luas belah ketupat tersebut 377 cm², maka nilai x adalah .... cm
a. 4
b. 6
c. 8
d. 10
3. Apakah hasil belajar siswa Ada beberapa siswa yang hasil belajarnya
selama ini sudah baik? sudah memenuhi KKM. Namun ada juga
4. Apakah siswa aktif dalam Ada beberapa siswa yang aktif dalam
Mengetahui
197207271996112003 1193311128
PAGE \* MERGEFORMAT 7
Angket Siswa
A. Identitas Siswa
Kelas : …………………………………………..
No : …………………………………………..
B. Petunjuk Pengisian
2. Bacalah dengan cermat setiap pertanyaan dan pilihlah jawaban yang tersedia
3. Berilah tanda ( V ) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling
C. Uraian Pertanyaan
Kadang Pernah
pelajaran dimulai ?
pada waktunya ?
kelas ?
pulang ?
6. Apakah jadual belajar yang anda yang
belajar ?
tempatnya ?
24
PAGE \* MERGEFORMAT 31
yang ada ?
di sekolah ?
seksama ?
anda pahami ?
guru ?
ditentukan ?
dikerjakan ?
DAFTAR PUSTAKA
PAGE \* MERGEFORMAT 31
Jamaluddin & Didin (2010). Metode Pendidikan Anak (Teori dan Praktek)
Lina Dani Lestari (2020). Pentingnya Mendidik Problem Solving Pada Anak
Melalui Bermain
Learning )
V SD Gugus IV Kediri,Tabanan.
Learning)
Matematika.