Anda di halaman 1dari 79

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ASSURE BERBANTUAN LKPD

BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS IV

SD NEGERI 101777 SAENTIS

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

Desy Rahayu Sitepu


NIM. 1193311128

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, dengan berkat dan rahmat

hidayahnya peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul “

Pengaruh Model Pembelajaran ASSURE Berbantuan LKPD Berbasis Problem

Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Siswa Kelas IV SDN

101777 Saentis”. penyelesaian proposal ini merupakan salah satu syarat untuk

memproleh gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Peneliti menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari kata

sempurna, baik dari segi isi maupun tata bahasanya. Oleh karna itu peneliti

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, dalam upaya perbaikan

dan kesempurnaan proposal ini.

Dalam proses penyelesaian proposal ini, peneliti banyak menemukan

kendala, namun semua dapat diselesaikan dengan baik karna bantuan tulus yang

diberikan, baik bersifat moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu

dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, peneliti ucapkan terimakasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syamsul Gultom, SKM., M.Kes. selaku Rektor

Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan pada

peneliti melaksanakan studi di Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Nani Barorah Nasution, S.Psi., M.A., Ph.D. selaku Wakil Dekan

Bidang Akademik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan,

1
PAGE \* MERGEFORMAT 7

Ibu Dr. Zuraidah Lubis, M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan

dan kepegawaian Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan,

dan Ibu Kamtini S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Elvi Mailani, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Jurusan PPSD Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Medan

5. Bapak Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan PPSD

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

6. Ibu Imelda Free Unita Manurung, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah meluangkan waktu dan mengarahkan, membimbing,

memotivasi, serta memberikan nasihat yang baik kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Fahrur Rozi, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik

yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama

proses perkuliahan.

8. Seluruh Bapak/Ibu dosen serta staf jurusan PGSD dan staf tata usaha

Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah banyak membantu penulis selama

proses perkuliahan.

9. Ibu Kepala Sekolah SD Negeri 101777 Saentis yang telah memberikan

izin melakukan observasi.

10. Wali kelas VI serta Bapak dan Ibu guru yang telah banyak memberikan

bantuan dan kerja sama selama peneliti melakukan observasi.

11. Kedua orangtua Ayahanda Rahim Sitepu, S,Pd dan Ibunda Suyanti yang

telah mendidik penulis, yang begitu luar biasa memberikan doa,


PAGE \* MERGEFORMAT 7

perhatian, motivasi yang selalu tercurah, nasehat, serta arahan dari

mereka, selalu sabar dan ikhlas serta dukungan baik material maupun

moral yang takkan bisa terbalaskan sampai kapanpun, serta kasih sayang

yang tiada hentinya agar penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi

ini.

12. Abang saya Ardian Rahma Nanda Sitepu,Ricky Septa Sitepu dan

Apriansyah Putra Sitepu serta kaka ipar saya Ari dan Rani yang telah

memberi doa serta dukungan selama menyelesaikan skripsi.

13. Teman terbaik yaitu Mega Ayu Pratiwi, Tri Ayyu Hamdillah, yang

sedang berjuang sama-sama mengejar S-1. Terimakasih atas doa dan

dukungan selama penulis menyelesaikan skripsi.

14. Untuk pacar saya yaitu Stevanus Kurniawan Setiadi Tampubolon

terimaksih atas support ,dukungan dan doa selama penulis menyelesaikan

skripsi ini.

15. Teman-teman seperjuangan J-Eksistensi PGSD 2019 yang sudah saling

mendukung dan mendoakan. Terimakasih untuk kebersamaan kita selama

proses perkuliahan. Semangat dan sukses selalu untuk kita semua.

16. Semua pihak yang telah membantu mendoakan dan memberikan

dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini yang

namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis banyak mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak dalam berperan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membutuhkan . Terima Kasih.
PAGE \* MERGEFORMAT 7

Medan, juli, 2023

Penulis,

Desy Rahayu Sitepu

1193311128
PAGE \* MERGEFORMAT 7

DAFTAR ISI
PAGE \* MERGEFORMAT 7

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Matematika

Tabel 2.1 Tahap Pelaksanaan Model Pembelajaran ASSURE

Tabel 3.1 Jumlah Sampel

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes

Tabel 3.4 Angket Penelitian

Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru

Tabel 3.6 Lembar Observasi Siswa

Tabel 3.7 Kategori Standar Yang Diterapkan Kementrian Pendidikan Indonesia

Tabel 3.8 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar

Tabel 3.9 Jabwal Penelitian


PAGE \* MERGEFORMAT 7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model ASSURE

Gambar 2.2 Problem Solving

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir

Gambar 2.4 Rancangan Penelitian

Gambar 2.5 Data Nama Siswa Kelas IV SDN 101777 Saentiis


PAGE \* MERGEFORMAT 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di indonesia menjadi bahan evaluasi bagi instansi terkait agar

mampu mencari solusi memecahkan permasalahan pendidikan diindonesia.

Perkembangan pendidikan di indonesia bisa berkembang dengan pesat, apabila

tenaga pendidik mendapatkan kebebasan megolah pembelajaran serta pemerataan

pembelajaran yang meyeluruh. Bukan hanya untuk memecahkan setiap

permasalahan tetapi pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

kemajuan teknologi dikarenakan dapat membentuk setiap karakter seseorang

terutama pada anak menegah sekolah dasar. Pendidikan bukan hanya membuat

peserta didik pandai menghapal dan membaca yang lebih penting ialah

menjadikannya sebagai manusia yang dimana peserta didik diajarkan bagaimana

memanusiakan manusia. Pendidikan dapat didefenisikan mampu mengembangkan

potensi seseorang secara optimal untuk kepentingan dalam membangun individu

yang lebih baik.

Dalam hal ini perubahan arah pendidikan merupakan suatu peubahan

tingkah laku yang sendirinya memerlukan waktu dan usaha yang optimal.

Pendidikan merupakan aspek dari kebudayaan tidak mudah untuk diubah

sebagaimana kebudayaan itu sendiri sulit untuk diubah dalam sekejab mata. Oleh
PAGE \* MERGEFORMAT 7

sebab itu, perubahan pendidikan haruslah bertahap yang harus memperhitungkan

beberapa potensi,kelemahan,kekuatan, dan kemungkinan yang terbuka. Dalam

pengembangan nilai-nilai tersebut harus menjiwai didalam seluruh kegiatan

pemdidikan termasuk sistemnya,kurikulumnya, dan metodologi yang digunakan.

Pendidikan berarti suatu proses humanisasi,sebab itu perlu menghormati hak asasi

manusia. Anak didik bukanlah robot tetapi manusia yang harus dibantu didalam

proses pendewasaanya agar dia dapat mandiri dan dapat berfikir secara kritis

( Baharuddin, 2018, h.09).

Setiap individu mengalami perkembangan. Perkembangan terjadi sejak

usia dini hingga dewasa. Perkembangan anak tidak dapat diukur tetapi dapat

dirasakan. Usia dini adalah masa yang paling tepat untuk menstimulasi

perkembangan individu. Susanto (2015, h. 67-69) menjelaskan bahwa

perkembangan moral anak pada awal masa kanak-kanaknya masih dalam tingkat

rendah, karna perkembangan intelektual anak belum mampu menerapkan prinsip

abstrak tentang hal yang benar dan hal yang salah dan tidak memiliki dorongan

untuk mengikuti emosional yang ada pada individu.

Pendidikan bukan hanya sekedar membuat peserta didik pandai menghapal

tetapi yang lebihpenting ialah menjadikannya manusia, atau dalam istilah kata

pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia. Pendidikan merupakan

hominisasi dan proses humanisasi seseorang dalam kehidupan keluarga,

masyarakat yang berbudaya kini dan masa depan ( Tilaar, 2000, h. 20). Pada tahap

usia dikenal dengan masa pendidikan sekolah dasar,ini dikarenakan pada tahap ini

anak sudah memasuki bersekolah yang sebenarnya. Sebagaimana disebutkan

sebelumnya setiap anak unik dan memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-
PAGE \* MERGEFORMAT 7

beda. Tidak terkecuali perkembangan kognitif sering kali menjadi acuan pada

tujuan pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan berfikir. Berdasarkan

teori berfikir Piaget perkembangan kognitif memiliki 4 fase perkembangan yaitu :

Tahap sesori motor usia 0 sampai 12 tahun,tahap pra-oprasional usia 2 sampai 7

tahun,tahap oprasional konkret usia 7 sampai 12 tahun, dan tahap oprasional

formal usia 12 tahun hingga dewasa ( Desmita, 2009, h.101 ).

Berdasarkan teori diatas maka pada anak yang berada tingkat sekolah

dasar berada pada fase yaitu oprasional konkret dan oprasional formal. Pada tahap

ini anak sudah mampu berfikir secara logis dan konkret, mereka sudah mampu

menggunakan akal nya sehingga mereka mampu menghubungkan suatu hal

dengan hal lainnya. Penalaran anak masih terbatas meskipun, mereka mampu

menalar secara logis dan memahami hubungan kausal, mereka belum mampu

menalar hipotesis atau absrak. Anak hanya mampu menyelesaikan persoalan yang

menyangkut dengan objek konkret yang dapat dirasakan oleh pancaindranya.

Sebagai contoh dalam pembelajaran disaat mereka diminta untuk menyebutkan

perubahan bentuk benda ( benda cair, membeku, meguap). oleh sebab itu guru

harus mampu membangun suasana belajar yang konkret bagi anak agar anak

mudah berfikir logis dan serta dapat melatih kemampuan pemecahan masalah.

Setiap guru harus benar-benar paham bahwa setiap anak berbeda-beda memiliki

ciri khas sendiri dan mereka memili kelebihan dan kekurangannya masing-

masing. Mereka juga memiliki tingkatan yang berbeda-beda sehingga jangan

disamaratakan ( Desmita, 2009, h.101).

Agar pembelajaran berjalan dengan baik maka guru atau seorang pendidik

harus menyusun sebuah desain pembelajaran. Model-model pembelajaran


PAGE \* MERGEFORMAT 7

biasanya disusun berdasarkan prinsip dan teori pengetahuan. Para ahli menyusun

model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori

psikologis, sosiologis , analisis sistem, atau teori lain yang mendukung. Model

pembelajaran tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Joyce dan Wiel berpendapat

bahwa model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan

untuk membentuk kurikulum ( rencana pembelajaran jangka panjang ), merancang

bahan-bahan pembelajaran, membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain.

Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan artinya para guru memilih model

pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk mencapai tujuan pendidikannya

( Syah & Muhibbin, 2010, h.04).

Penggunaan model dan metode pembelajaran yang sangat tepat dapat

mempengaruhi daya ingat peserta didik dalam keberhasilan dalam proses belajar

mengajar. Agar proses belajar mengajar berjalan baik guru atau pendidik bisa

menggunakan salah satu model pembelajaran yang efektif yaitu model

pembelajaran ASSURE. Model pembelajaran ASSURE adalah model

pembelajaran yang dirancang untuk terciptanya pembelajaran yang efektif dan

efesien khususnya pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan media dan

teknologi. Jika pendidik menciptakan pembelajaran yang menarik dengan

menggunakan salah satu model pembelajaran salah satunya adalah pembelajaran

ASSURE. Pembelajaran dengan ASSURE dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan kognitif siswa, banyak permasalahan yang ada yaitu proses belajar

yang sangat monoton sehingga peserta didik tidak tertarik untuk mengikuti

pelajaran ( Afandi & Muhammad, 2011, h.04).


PAGE \* MERGEFORMAT 7

Pembelajaran ASSURE akan lebih efektif dan efesien jika berbantuan

oleh LKPD berbasis problem solving. LKPD (lembar kerja peserta didik)

merupakan sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar

mengajar sehingga terbentuk interaksi efektif antara peserta didik dengan pendidik

dan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar peserta didik (Muslimmah,

2020, h.03). Problem solving adalah kegiatan memecahkan permasalahan dan

melatih anak mengahdapi berbagai masalah baik itu masalah perorangan maupun

kelompok yang harus dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Guru juga

sering meminta mengerjakan LKPD secara berkelompok namun karna belum

terinteregasi dengan PPK sehingga yang aktif mengerjakan hanya beberapa siswa

saja, sedangkan yang lain hanya bergantung temannya. Untuk menumbuh

kembangkan karakter tanggung jawab pada diri anak di siplin dan jujur perlu

diinteregasikan dalam LPKD. Maka dari itu perlu pembaharuan dalam materi

yang di sampaikan melalui berbantuan LKPD berbasis problem solving agar siswa

dapat lebih menarik, sehingga peserta didik bisa meningkatkan kemampuan dan

kemandiriannya dengan lebih baik dan meningkatkan hasil belajar peserta didik

(Widoyoko, 2009, h.06)

Pemecahan masalah (problem solving) merupakan bagian dari

keterampilan dan kecakapan intelektual yang dinilai sebagai hasil belajar yang

penting dan signifikansi dalam proses pendidikan. Signifikansi kecakapan

pemecahan masalah itu dapat dilihat baik dari banyaknya perhatian berbagai

aliran terhadap kecakapan ini. Dalam memecahkan masalah melalui pembelajaran

para pelajar akan memperoleh beberapa aturan yang lebih tinggi tingkatnya atau

aturan yang kompleks. Masalah yang dihadapi anak tidak sama dengan masalah
PAGE \* MERGEFORMAT 7

yang dihadapi orang dewasa, tetapi anak harus memiliki kemampuan problem

solving yang bisa membantu mereka mengatasi masalah tersebut dengan baik,

sehingga kemampuan tersebut akan terus berkembang, salah satunya dalam

kemampuan kognitif siswa. Anak usia dini perlu memiliki kemampuan problem

solving yang bertujuan untuk membantu mengatasi persoalan dengan baik dalam

mengatasi permaslaahan dalam kehidupan sehari-hari seperti masalah berebut

mainan dengan teman sebayanya (Lina Dani Lestari, 2020, h.09). Berbicara

tentang tercapainnya kopetensi peserta didik yaitu kognitif, dapat diartikan bahwa

kemampuan kognitif merupakan keterampilan berbasis otak yang diperlukan

untuk melakukan tugas apapun dari sederhana hingga yang paling kompleks.

Kemampuan kognitif salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan

dengan pengetahuan yaitu segala proses psikologis yang berkaitan dengan

bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Kemampuan

kognitif yang perlu dikembangkan untuk anak usia dini salah satu nya adalah

pengembangan sains pemulaan yang menjelaskan bahwa melalui sebuah

percobaan atau demonstrasi dapat mengembangkan konsep klasifikasi atau

pengelompokkan, memprediksi suatu percobaan, beragumentasi dari hasil

percobaan yang telah dilakukan, mengukur, dan bereksplorasi mengenal konsep-

konsep sains sederhana yang ada dilingkungan sekitar anak. Dalam hal ini

permainan sains dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak. Penerapan

permainan sains merupakan sebuah permainan yang memanfaatkan media

pembelajaran sederhana yang mampu dijadikan sebagai sarana bermain dan

belajar anak sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak (Hasan

Basari, 2018, h.18).


PAGE \* MERGEFORMAT 7

Kendala guru dalam menggunakan media pembelajaran tersebut, hingga

sedikitnya dalam model pembelajaran yang bervariasi membuat siswa cenderung

bosan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari aktivitas pembelajaran

yang dilakukan oleh guru masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan

materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Oleh karna itu, siswa

belum siap untuk mengkomunikasikan pemikirannya di depan kela, dan siswa

sulit untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Akibatnya hasil

belajar siswa rendah, hal ini dapat dilihat melalui data yang diperoleh peneliti dari

guru kelas IV SDN 101777 Saentis hasil ujian tengah semester siswa kelas IV A

dan IV B pada mata pelajaran Matematika masih banyak siswa yang belum

mencapai nilai diatas 70 yang sesuai dengan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal), hal tersebut dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:

Tabel 1 1 Nilai Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Matematika

No. KKM Kelas Nilai Jumlah Siswa Presentasi Ketuntasan

1. VI A ≥ 70 10 33%

2. ≤ 70 21 66%

3. 70 VI B ≥ 70 4 70%

4. ≤ 70 25 29%

Lebih lanjut, berdasarkan hasil observasi dengan wali kelas IV di SD

NEGERI 101777 SAENTIS pada tanggal 11 Januari 2023 didapatkan bahwa saat

ini guru masih menggunakan media bahan ajar buku siswa dan buku guru, proses

pembelajaran belum menggunakan bahan ajar berbasis teknologi. Guru hanya

memberikan materi tanpa ada timbal balik pertanyaan dari siswa, jadi
PAGE \* MERGEFORMAT 7

pembelajaran didalam kelas hanya berfokus ke satu arah. Kemudian pendidik

masih menggunakan bahan ajar dan model pembelajaran konvensional sehingga

siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran didalam kelas,dan

berakibat rendahnya hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan dengan judul

pengaruh model pembelajaran ASSURE bisa mempengaruhi prolehan peserta

didik dapat disimpulkan bahwa mendapatkan nilai yang memuaskan untuk peserta

didik sehingga sangat berpengaruh dan bisa digunakan dalam pembelajaran

dikelas oleh pendidik.Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru harus bisa

memilih model pembelajaran yang tepat agar siswa lebih mudah mengerti dan

paham terhadap pembelajaran. Sesuai latar belakang diatas maka akan

dilaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran

ASSURE Berbantuan LKPD Berbasis Problem Solving Untuk Meningkatkan

Kemampuan Kognitif Siswa Kelas IV”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat

didefenisikan ialah :

1. Proses pembelajaran masih cenderung menggunakan model pembelajaran

yang konvensional yaitu masih menggunakan metode ceramah dan

pelajaran berbasis CBSH (catat buku sampai habis) yang dapat

memperlambat perkembangan berfikir anak saat proses belajar dikelas.

2. Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga agak sulit

membentuk interaksi antara peserta didik dengan pendidik.

3. Hasil belajar siswa masih rendah.


PAGE \* MERGEFORMAT 7

C. Batasan Masalah

Batasan masalah sangat diperlukan agar masalah yang diteliti tidak

meluas, peneliti hanya melakukan penelitian pada mata pelajaran IPA,

Matematika, dan Bahasa Indonesia saja, maka batasan masalah dalam penelitian

ini yaitu dibatasi hanya untuk meneliti tentang pengaruh model pembelajaran

ASSURE berbantuan LKPD berbasis problem solving untuk meningkatkan

kemampuan kognitif siswa kelas IV SD negeri 101777 saentis.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan sesuai dengan yang diidentifikasi maka

rumusan masalahnya adalah : “Apakah pengaruh model pembelajaran ASSURE

berbantuan LKPD berbasis problem solving dapat meningkatkan kemampuan

kognitif siswa ? “

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan,maka tujuan dari

penelitian ini adalah : “Mengetahui pengaruh model pembelajaran ASSURE

berbantuan LKPD berbasis problem solving terhadap kemampuan kognitif siswa.”

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,

adapun manfaat dari penelitian ini ialah sebagai berikut :

1.1 Secara Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih

pengetahuan bagi guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran khususnya


PAGE \* MERGEFORMAT 7

pengetahuan tentang model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil

belajar siswa.

1.2 Secara Praktis

Adapun manfaat pratktis dari penelitian ini yaitu :

1. Bagi Siswa

Sebagai bahan masukkan bagi para siswa agar terbiasa belajar secara aktif

sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya dan mengembangkan wawasannya.

2. Bagi Sekolah

Sebagai motivasi bagi pendidik disekolah untuk menggunakan model

pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas dan wawasan pembelajaran

sehingga dapat menciptakan lulusan terbaik.

3. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan yang baru tentang model

pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta menambah

pengetahuan peneliti tentang model pembelajaran ASSURE.

4. Bagi Peneliti Lainnya

Sebagai bahan masukkan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan

penelitian pada permasalahan yang relavan.


PAGE \* MERGEFORMAT 7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Model Pembelajaran

A. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan sebuah cara untuk melaksanakan proses pembelajaran

dengan bentuk ataupun berbagai macam gaya. Menurut Joyce & Weil (Rusman, 2012, h.133)

berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan

untuk membentuk kurikulum ( rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan

pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas. Menurut (Arend dalam Triyanto, 2014,

h.51) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam tutorial. Dan menurut (Suprijono, 2015, h.46) model pembelajaran dapat

defenisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Model pembelajaran berfungsi sebagai perancangan untuk melaksanakan kegiatan

pembelajaran dan juga didefenisikan sebagai kerangka untuk menggambarkan prosedur

sistematis agar mencapai tujuan pembelajaran. Dengan cara begitu pendidik perlu memahami

model pembelajaran agar dapat melaksanakan pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan

hasil belajar siswa. Setiap strategi pembelajaran mempunyai tujuan, tekanan utama serta prinsip

yang berbeda. Begitu pula peserta didik mempunyai tingkat berfikir dan kesulitan yang berbeda-

beda dalam menyelesaikan masalah, dengan demikian keterampilan yang dimiliki oleh peserta

didik diharapkan bisa menjadi model yang tepat sehingga peserta didik dapat menguasai

pembelajaran yang di inginkan (Udin & Hermawan, 2006, h.01-03)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah cara

atau teknik sistematis yang digunakan oleh pendidik dalam mengorganisasikan pengalaman

proses pembelajaran agar mencapai hasil yang di inginkan.


PAGE \* MERGEFORMAT 7

B. Jenis-jenis Model Pembelajaran

Menurut (Komalasari, 2010) ada beberapa jenis-jenis model pembelajaran yang dapat

digunakan dalam pembelajaran, yaitu :

1. Model pembelajaran berbasis masalah (problem-based, learning )

Menurut (Amir, 2010) salah satu metode pembelajaran yang diharapkan yang dapat

meningkatkan aktivitas siswa adalah pembelajaran berbasis masalah. Metode ini

mempersiapkan siswa berfikir kritis dan analitis, mencari dan menggunakan sumber belajar

yang tepat.

2. Model pembelajaran berbasis proyek ( project-based, learning )

Menurut ( Al-Tabany, 2014) pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu pendekatan

pendidikan yang efektif dengan fokus pada pemikiran yang kreatif dalam memecahkan

sebuah masalah antar teman sebaya agar dapat menciptakan pengetahuan yang baru.

3. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning )

Menurut (Sugiyanto & Hartanto, 2018 ) pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

pembelajaran kolaboratif yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil agar siswa dapat

bekerja sama untuk memaksimalkan kondisi belajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang

diinginkan.

4. Model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning )

Menurut (Mulyasa, 2008) pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan

pada hubungan antara materi pelajaran dengan dunia nyata siswa. Hal ini dapat

memungkinkan siswa untuk menghubungkan dan menerapkan keterampilan mereka dalam

kehidupan sehari-hari.

C. Langkah-langkah Model Pembelajaran

Berikut adalah langkah-langkah model pembelajaran menurut ( Olivia Sabat,2021) :

1. Tahap orientasi peserta didik pada masalah : yaitu pengenalan awal kepada peserta

didik terkait materi yang akan dipelajari, indikator, tujuan pembelajaran, serta cakupan isi
PAGE \* MERGEFORMAT 7

materi, kegiatan yang akan dilakukan selama proses dan permasalahan yang akan

diselesaikan oleh peserta didik.

2. Tahap mengorganisasi peserta didik dalam belajar : mengelompokkan peserta didik secara

heterogen dalam suatu kelompok diskusi yang beranggotakan 5-6 orang dan menyiapkan

bahan dan alat yang dibutuhkan selama proses diskusi

3. Tahap membimbing penyelidikan secara individu maupun kelompok :yaitu guru memberikan

pengarahan kepada setiap kelompok terkait permasalahan yang akan didiskusikan dan hal

apa saja yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok.

4. Tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya : yaitu setiap kelompok berdiskusi

dengan anggota kelompok masing-masing dalam menyelesaikan permasalahan yang

diberikan oleh guru dengan mencari berbagai referensi dari buku pelajaran maupun sumber

lain seperti internet.

2. Model Desain Pembelajaran ASSURE

A. Pengertian model pembelajaran ASSURE

Model pembelajaran ASSURE adalah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa

membantu untuk merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan

bahan serta evaluasi. Model ASSURE merupakan pembelajaran yang dijadikan rujukan bagi

peserta didik yang mempelajarkan peserta didik. Desain dan rancangan pembelajaran adalah

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan dari pembelajaran adalah untuk

memenuhi kompetensi tertentu. Rumusan tujuan pembelajaran dikembangkan berdasarkan

komptensi peserta didik setelah ia selesai belajar. Desain pembelajaran perlu pemanduan

kebutuhan peserta didik dengan kompetensi yang harus dia kuasai setelah selesai belajar

( Muh,Sahid,2017)
PAGE \* MERGEFORMAT 7

Gambar 2.1 Model ASSURE

Metode yang terkait dengan pembelajaran sebaiknya dirancang dengan baik agar proses

pembelajaran berjalan dengan baik dan mulus. Dalam desain pembelajaran langkah ini sangat

penting karna metode inilah menentukan situasi belajar yang sesungguhnya. Berdasarkan

penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model ASSURE sebagai sebuah model pembelajaran

yang dapat dijadikan panduan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas.

Tabel 2.1 Tahap Pelaksanaan Model Pembelajaran ASSURE

No. Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterangan

1. Analisa Guru bertanya Siswa menjawab Siswa menjawab

peserta kepada siswa “apa bergantian, antara pertanyaan guru

didik saja materi lain: “apa saja yang

mengenai bangun ada di bangun

datar?” datar”.

2. Menetapkan Guru Siswa Guru meminta siswa

tujuan mendemonstrasika memperhatikan dan untuk

pembelajara n di dalam kelas menyimak hal-hal mendemonstrasikan

n mengenai bangun yang dilakukan


PAGE \* MERGEFORMAT 7

datar oleh guru kembali

3. Memilih Guru Siswa berdiskusi Semua anggota

materi dan mengintruksikan dengan kelompok kelompok aktif

media siswa untuk nya untuk berdiskusi

menjawab menemukan

pertanyaan yang jawaban dari

ada pada kelompok pertanyaan tersebut

masing-masing

4. Menggunak Mengamati dan Diskusi kelompok Memeriksa jawaban

an materi membimbing untuk menjawab yang belum

dan media kegiatan siswa pertanyaan konsisten

5. Pasrtisipasi Guru meminta Siswa Guru memberi

peserta salah satu siswa menyampaikan penguatan dari hasil

didik untuk hasil diskusi diskusi siswa

menyampaikan

hasil diskusi dari

jawaban yang telah

ditemukan

6. Evaluasi Guru memperbaiki Siswa memahami Guru memberi

dan revisi jika ada kesalahan apa yang mereka penguatan dari hasil

hasil diskusi yang diskusikan setelah diskusi siswa

telah disampaikan di perbaiki oleh

siswa guru

( Ambar Fidianingsih,2019)

Alasan mengapa mengambil model pembelajaran ASSURE yaitu karena mudah untuk

dikembangkan oleh setiap pengajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa,mengembangkan
PAGE \* MERGEFORMAT 7

imajinasi para siswa, dan membantu perkembangan kekuatan penalaran siswa. Selain itu juga

model pembelajaran ASSURE ini memiliki kegiatan belajar mengajar yang lengkap.

B. Langkah-langkah pembelajaran ASSURE

Tahapan tersebut menurut (Prawiradilaga,2008) merupakan penjabaran dari model

ASSURE, yaitu sebagai berikut :

1. Menganalisis karakteristik siswa

Menganalisis karakteristik siswa merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk

memperoleh pemahaman tentang; tuntutan, bakat, minat, kebutuhan dan kepentingan siswa,

berkaitan dengan suatu program pembelajaran tertentu.

2. Menentukan tujuan pembelajaran

Menentukan tujuan pembelajaran adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi,

dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.

Tujuan pembelajaran merupakan arah yang ingin dituju dari rangkaian aktivitas yang

dilakukan dalam proses pembelajaran.

3. Memilih metode, media, dan strategi pembelajaran

Memilih metode, media dan strategi pembelajaran merupaka salah satu metode atau alat

yang digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Hal ini dilakukan untuk

merangsang pola belajar, mendukung keberhasilan proses belajar mengajar, dan

memungkinkan kegiatan belajar mengajar dapat mencapai tujuannya secara efektif.

4. Menggunakan bahan pembelajaran

Bahan ajar merupakan sumber materi penting bagi guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Tanpa bahan ajar, tampaknya guru akan mengalami kesulitan dalam mencapai

tujuan pembelajaran. Pada prinsipnya, guru harus selalu menyiapkan bahan ajar dalam

pelaksanaan proses pembelajaran.

5. Melakukan evaluasi dan revisi.


PAGE \* MERGEFORMAT 7

Melakukan evaluasi dan revisi yaitu proses mengumpulkan, menganalisis, dan

menginterpretasi informasi secara sistematis untuk menetapkan ketercapaian tujuan

pembelajaran.

Proses pembelajaran dapat membantu memproleh sebuah data dengan baik. Yaitu dengan

cara (1) diskusi pendidik dengan peserta didik menanyankan apakah peserta didik menyukai

belajar dengan cara mandiri waktu presentasi kelompok. (2) diskusi dengan ahli media akan

memusatkan perhatian peserta didik dalam sebuah pembelajaran hal tersebut diharapkan agar

dapat meningkatkan proses pembelajaran di masa mendatang. Adapun langkah terakhir yaitu

dengan melihat hasil dari data evaluasi yang akan dikumpulkan. Pendidik seharusnya melakukan

sebuah refleksi pembelajaran dalam tiap komponen pembelajaran, dengan cara membuat catatan

sebelum mengimplementasikan pembelajaran. Jika hasil data evaluasi menunjukkan adanya

kelemahan, maka peserta didik harus merencanakan atau merevisi kembali.

C. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran ASSURE

Berikut adalah kelebihan dan kelemahan model pembelajaran ASSURE menurut

(Prawiradilaga,2008) :

1. Kelebihan model pembelajaran ASSURE

a) Lebih banyak komponennya dibandingkan dengan model pembelajaran dengan

model materi ajar.

b) Sering diadakan pengulamgan kegiatan dengan tujuan evaluate and review.

c) Turut mengutamakan partisipasi pembelajar dalam poin require learner

particpation, sehingga diadakan pengelompokkan-pengelompokkan kecil.

d) Menyiratkan untuk para guru untuk menyampaikan materi dan mengelola

kegiatan kelas

e) Model ini dapat diterapkan sendiri oleh guru.

2. Kelemahan model pembelajaran ASSURE

a) Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu


PAGE \* MERGEFORMAT 7

b) Komponen relatif banyak, namun tidak semua komponen desain pembelajaran

termasuk didalamnya.

3.LKPD (lembar kerja peserta didik)

A. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD )

Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sarana untuk membantu

dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi

yang efektif antara peserta didik dengan pendidik, sehingga dapat meningkatkan aktifitas

peserta didik dalam peningkatan prestasi belajar.

Widjajanti (2008:1) mengatakan lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan

salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator

dalam kegiatan pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan

sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi.

B. .Tujuan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Berikut adalah tujuan LKPD menurut (Umbaryati,2016,h.221) :

a. LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep

b. LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep

yang telah ditemukan

c. LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar

d. LKPD yang berfungsi sebagai penguatan

e. LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.

C. Langkah-langkah Mmembuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sangat penting dibuat, karena kegiatan

pembelajaran dengan LKPD menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu kegiatan

pembelajaran juga lebih terpusat pada siswa, sehingga dalam hal ini guru menjalankan peran

sebagai fasilitator dan motivator. Dengan begitu,kegiatan pembelajaran akan terasa

menyenangkan dan efektif bagi siswa.


PAGE \* MERGEFORMAT 7

Namun sebelum menggunakan LKPD, guru harus mengetahui langkah-langkah

pembuatannya dengan baik dan tepat agar LKPD bisa berfungsi dengan baik dan

memudahkan kegiatan pembelajaran. Adapun berikut adalah langkah-langkah yang bisa

dilakukan untuk menyusun LKPD menurut (Epin Supini,2021), yaitu:

1. Menyiapkan judul

Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk menyusun LKPD yaitu

menyiapkan judul terlebih dahulu. Judul yang digunakan harus sesuai dengan materi

pokok yang akan diajarkan kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran nanti .

2. Kompetensi dasar (KD)

Setelah menyiapkan judul LKPD, Anda juga harus mengetahui dan

menuliskan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai oleh siswa pada kegiatan

pembelajaran nanti. Dalam LKPD memuat kompetensi dasar pengetahuan dan

kompetensi dasar keterampilan .

3. Indikator pencapaian kompetensi (IPK)

Selain Kompetensi Dasar, dalam LKPD juga terdapat Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK). Akan lebih baik jika indikator yang ditulis memuat dua indikator

pencapaian kompetensi pada masing-masing Kompetensi Dasar.

4. Tujuan pembelajaran

Setelah menuliskan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi,

Anda juga harus menuliskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik.

Untuk tujuan pembelajaran yang ditulis dalam LKPD harus memuat aspek ABCD

(Audience, Behavior, Condition dan Degree).

5. Waktu penyelesaian LKPD

Dalam LKPD juga dituliskan Waktu penyelesaian LKPD. Tujuannya agar

peserta didik dapat mengerjakan tugas sesuai waktu yang telah ditentukan. Dengan
PAGE \* MERGEFORMAT 7

begitu, peserta didik bisa memaksimalkan waktu yang telah ditentukan dan mereka

memiliki pembagian waktunya sendiri.

6. Penilaian

Guru juga harus menentukan teknik penilaian tersendiri yang akan digunakan

dalam proses pengerjaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Teknik penilaian ini

tentu harus sesuai, objektif dan bisa melihat kemampuan siswa.

7. Menulis petunjuk LKPD

Dalam LKPD juga harus tertulis petunjuk penggunaan LKPD, agar peserta

didik bisa memahami cara menggunakan atau mengerjakan kegiatan yang ada dalam

lembar kerja peserta didik tersebut. Tanpa petunjuk, sistem pengerjaannya akan tidak

jelas dan membuat peserta didik bingung.

8. Menuliskan alat dan bahan LKPD

Guru juga harus menentukan dan menuliskan alat dan bahan yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan LKPD. Tujuannya agar peserta didik bisa mempersiapkan alat

dan bahan yang dibutuhkan selama pengerjaan LKPD nantinya. Sehingga proses

pengerjaan LKPD bisa berjalan baik dan efektif.

D. Kelebihan dan Kelemahan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

1. Berikut kekurangan LKPD

Menurut ( Agus Kurniawan,2015,h.15) kekurangan LKPD yaitu :

a. Tugas-tugas yang terdapat dalam LKPD hanya berupa soal tanpa ada contoh yang jelas.

b. LKPD kurang menarik sehingga peserta didik menjadi cepat bosan. Hal tersebut

menunjukan tidak terpenuhinya syarat dikdatik LKPD yang baik.

2. Berikut kelebihan dari LKPD

Berikut kelebihan dari LKPD menurut ( Nurdin & Adriantoni, 2016,h.116-117) :

a) Guru dapat menggunakan lembar kerja peserta didik sebagai media pembelajaran

mandiri bagi siswa

b) Meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar


PAGE \* MERGEFORMAT 7

c) Kegiatan belajar menjadi beragam dengan lembar kerja peserta didik.

4.Pemecahan Masalah atau Problem Solving

A. Pengertian Problem Solving

Metode problem solving ( motode pemecahan masalah ) bukan hanya sekedar

metode mnegajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving

dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada

menarik kesimpulan. Model pembelajaran problem solving adalah model yang

mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar

yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari

materi yang disampaikan oleh guru. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam

Shoimin,2017,h.135) bahwa problem solving adalah suatu model pembelajaran yang

melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikutu

dengan penguatan keterampilan.

Gambar 2.2 Problem Solving

B. Langkah-langkah Problem Solving

Berikut adalah langkah-langkah motode atau model pembelajaran problem solving

menurut (Aina Mulyana, 2020) sebagai berikut :


PAGE \* MERGEFORMAT 7

1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa

sesuai dengan taraf kemampuannya.

2. Mencari data dan keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah tersebut. Misalnya dengan cara membaca buku-buku, meneliti,

bertanya dan lain-lain.

3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.

4. Menguji kebenaran jawaban semetara siswa tersebut. Dan langkah ini siswa

harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa

jawaban tersebut itu betul-betul cocok.

5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir

tentang jawaban dari masalah tadi.

5. LKPD ( lembar kerja peserta didik) Berbasis Problem Solving

Pengembangan bahan ajar sangat diperlukan untuk mendukung kegitan pembelajaran

yang sesuai dengan kurikulum yang ada. Bahan ajar yang digunakan salah satunya adalah LKPD.

Penggunaan bahan ajar seperti LKPD dapat mendukung kemampuan analisis peserta didik. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan (Nurliawati,2017) yang menyatakan bahwa kurangnya

penggunaan bahan ajar yang tepat serta tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik

menyebabkan kurangnya kemampuan menganalisis terhadap proses pemecahan masalah

(problem solving). Pembelajaran dengan menggunakan mdel problem solving merupakan

starategi berfikir dan memecah masalah. Dalam hal ini peserta didik dihadapkan pada suatu

masalah kemudian diminta untuk memecahkannya sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada

pada diri peserta didik.

6.Kemampuan Kognitif Siswa

Kognitif merupakan kemampuan dalam bentuk gambaran seseorang ataupun dalam

bentuk simbol, gagasan,nilai ataupun pertimbangan. Dalam aspek kognitif memiliki

perkembangan dalam fase-fase yang berbeda menurut para ahli psikologi. Dalam proses belajar,
PAGE \* MERGEFORMAT 7

banyak anak mengalami kesulitan untuk memahami sesuatu yang bersifat abstrak dengan kata

lain anak tersebut memerlukan objek yang konkret agar dapat berfikir logis.

Salah satu keberhasilan seorang siswa dapat diketahui berdasarkan prestasi yang

diprolehnya. Prestasi dalam penilaian mencakup tiga aspek salah satunya adalah aspek kognitif

yang merupakan proses mengingat dan berfikir yang dijadi didalam otak, sehingga kemampuan

kognitif dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

7.Indikator Kemampuan Kognitif

Menurut ( Dana Priyanto, 2013) tentang indikator kemampuan kognitif adalah sebagai

berikut :

A. Kemampuan pemahaman matematika

Kemampuan pemahaman matematika adalah suatu tujuan yang sangat penting, dapat

memberikan materi-materi kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih untuk

pemahaman siswa agar dapat lebih mengerti akan konsep materi pembelajaran. Bloom

mengklarifikasi kejenjang kognitif kedua yang menggambarkan suatu pengertian, sehingga siswa

mampu memahami ide-ide matematika jika mereka menggunakan beberapa kaidah yang relavan.

Dalam hal ini siswa diharapkan mengetahui bagaimana komunikasi dan menggunakan idenya

untuk berkomunikasi. Dalam pemahaman tidak hanya sekedar memahami sebuah informasi tetapi

hanya sekedar memahami keobjektifan,sikap dan makna yang mengandung sebuah informasi.

Pemahaman matematis sangat penting untuk pembelajaran matematika secara bermakna,

tentunya para guru mengharapkan pemahaman yang dicapai siswa tidak terbatas pada

pemahaman yang bersifat dapat menghubungkan. Artinya siswa dapat mengaitkan antara

pengetahuan yang ia punyai dengan keadaan lain sehingga belajar memahami.

B. Kemampuan komunikasi matematika

Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat disampaikan dari

suatu pesan ke penerima untuk memberitahu, pendapat ataupun perilaku baik secara

lisan,maupun tak langsung melalui media. Sedangkan kemampuan komunikasi dapat dirtikan

sebagai salah satu kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui
PAGE \* MERGEFORMAT 7

pristiwa yang di ketahui melalui pristiwa yang terjadi dilingkungan. Untuk mengembangkan

suatu komunikasi seseorang dapat menyampaikan dengan berbagai bahasa termasuk bahasa

sistematis. Pihak yang terlibat dalam komunikasi yaitu guru dan siswa. Cara pengalihan pesannya

dapat secara lisan maupun tertulis.

Di dalam pembelajaran matematika di kelas, komunikasi matematika dapat berlangsung

antara guru dengan siswa, antara buku dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Gagasan

tersebut harus disesuikan dengan kemampuan seseorang saat diajak komunikasi. Kita harus

mampu menyesuaikan dengan sistem representasi yang mampu mereka gunakan.

Sedangkan indikator kemampuan siswa dalam komunikasi matematis dalam pembelajaran

matematika dapat dilihat dari :

1. Kemampuan mengapresiasi suatu ide matematika melalui lisan, tertulis, dan

mendemonstrasikannya serta meggambarkan secara visual.

2. Kemampuan memahami dan mengevaluasi suatu ide matematika baik secara lisan maupun

virtual.

Kemampuan komunikasi sangat penting bagi siswa, sebab jika siswa melakukan diskusi

dimana siswa diharapkan mampu menyatakan, menjelaskan ,menggambarkan, mendengar,

menanyakan serta bekerja sama sehingga dapat membawa siswa pada pemahaman yang

mendalam tentang matematika. Anak-anak yang diberikan kesempatan untuk bekerja dalam suatu

kelompok dapat menyimpulkan dan menyajikan data, mereka menunjukkan kemampuan yang

sangat baik disaat mereka saling mengeluarkan ide saat kerja kelompok dan mendiskusikan

kemampuan dengan orang lain saat diajak komunikasi lalu menyimpulkan ide-ide yang mereka

dapat.

C. Kemampuan representasi

Kemampuan representasi matematis adalah salah satu standar proses yang perlu

ditumbuhkan dan harus dimiliki setiap anak. Standar proses ini hendaknya disampaikan selama

proses belajar mengajar terutama pada pelajaran matematika. Karakteristik pendidikan


PAGE \* MERGEFORMAT 7

matematika realistik (PMR) berpotensi dapat membelajarkan siswa menciptakan dan

menggunakan representasi.

D. Kemampuan penalaran matematika

Penalaran adalah proses berfikir yang dilakukan dengan suatu cara untuk menarik

kesimpulan yang ada. Kesimpulan tersebut dapat ditarik dari kasus-kasus yang bersifat

individual. Tetapi dapat pula sebaliknya, dari hal yang bersifat individual menjadi kasus yang

sangat umum.

Dilihat dari prosesnya penalaran terdiri atas penalaran dedukatif dan penalaran indukatif.

Penalaran dedukatif adalah proses penalaran yang diturunkan secara mutlak menurut premis-

premisnya. Sedangkan penalaran indukatif adalah proses penalaran dalam memproleh

kesimpulan umum yang didasarkan pada data empatis.

Penalaran dedukatif dan penalaran indukatif adalah kedua-duanya merupakan argumen

dari serangkaian yang terdiri dari proposisi yang bersifat terstruktur, sedangkan perbedaan

keduanya adalah terdapat pada sifat kesimpulan yang diturunkannya.

E. Penelitian yang Relavan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Arif Budiman pada tahun 2021 dengan judul “Penerapan

Model Pembelajaran ASSURE Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V SD Negeri 177 Bengkulu Utara

Tahun 2021” dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran ASSURE sebagai

strategi pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

kelas V di SDN 177 Bengkulu Utara kecamatan Ulok Kupai kabupaten Bengkulu Utara,

hal ini dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa dari trasiklus, siklus 1 dan siklus

2, setelah dilakukan proses kegiatan belajar mengajar dan pemberian soal setelah

melakukan kegiatan belajar mengajar kepada siswa kelas V SDN 177 Bengkulu Utara.

Pada siklus 2 terdapat dua siswa yang belum mencapai KKM, siswa yang bernama Lionel

tidak mencapai KKM dikarenakan siswa tersebut tidak memperhatikan saat guru
PAGE \* MERGEFORMAT 7

menjelaskan pembelajaran,siswa yang bernama Perdian tidak mencapai KKM karna anak

tersebut mengalami masalah perkembangan mentalnya. Peneliti hanya melakukan

penelitian sampai siklus 2 karna pada siklus 2 berdasarkan presentase ketuntasan belajar

sudah berhasil dan sudah sesuai yang diharapkan maka tidak perlu diadakan siklus

selanjutnya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nuraini pada tahun 2021 dengan judul “ Penerapan Model

Pembelajaran ASSURE Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Inpres

6/75 Ta’ Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun Ajaran 2020-2021 ”

berdasarkan rumusan masalah, analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa melalui penerapan model pembelajaran ASSURE ini dapat meningkatkan hasil

belajar IPA siswa kelas IV SD inpres 6/75 Ta’ Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten

Bone. Hal ini dapat dilihat darii hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan setiap

siklus. Kualifikasi pada tindakan siklus I yaitu dinilai cukup ( C ) dan peningkatan siklus II

yang kualifikasi dinilai baik ( B ).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Gita Verawati pada tahun 2021 dengan judul “ Pengaruh

Model Pembelajaran ASSURE Terhadap Kemampuan Kognitif Peserta Didik Pada Konsep

Gelombang Cahaya Di SMA N Depok Tahun Ajaran 2020/2021 ” dapat disimpulkan

bahwa Model ASSURE berpengaruh terhadap kemampuan kognitif peserta didik pada

konsep gelombang cahaya. Dapat dinyatakan berpengaruh karena telah terlihat hasil uji

hipotesis statistik terhadap data menggunakan Uji T yang dibantu dengan aplikasi SPPS 20

nilai signifikan sebesar 0,23, dari hasil tersebut dapat diartikan nilai signifikan

>0,05sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.

F. Kerangka Berfikir

Proses pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan model dan metode yang

konvensional, selain itu penggunaan media pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar

masih kurang dan bahkan masih ada yang belum menggunakan media pembelajaran dalam
PAGE \* MERGEFORMAT 7

proses belajar mengajar sehingga siswa kurang mengerti dan tidak memahami materi yang

bersifat sukur,yang diberikan guru dan bahkan siswa kurang bersemangat dan tidak termotivasi

dalam belajar karna media yang digunakan seorang guru kurang menarik dan menyenangkan

bagi siswa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan kognitif peserta didik, namun

dalam penelitian ini yang akan dilakukan hanya dipengaruhi oleh model pembelajaran.

Sedangkan model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran ASSURE berbantuan LKPD pada kelas eksperimen dan model pembelajaran

konvensional pada kelas kontrol.

Proses pembelajaran yang akan diginakan untuk kelas pertama yakni kelas eksperimen

akan digunakan perlakuan dengan model pembelajaran ASSURE berbantuan LKPD, sedangkan

pada kelas kontrol digunakan tindakan dengan meneraplan model pembelajaran konvensional.

Demikian, peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen dibagi menurut kategori gaya

belajar peserta didik menggunakan angket penilaian berdasarkan gaya belajar. Model

pembelajaran ASSURE berbantuan LKPD ini akan memberi kesempatan peserta didik untuk

pengkajian dengan menggabungkan kemampuan yang dimiliki peserta didik serta dapat

menekan perserta didik supaya lebih aktif dan kreatif untuk memecahkan suatu masalah.

Menggunakan model pembelajaran ASSURE berbantuan LKPD peserta didk akan dapat

memecahkan persoalan matematika sesuai dengan informasi yang diperolehnya dan peserta

didik akan memperoleh umpan balik sesuai dengan pengetahuannya. Setelah materi

pembelajaran dibahas dalam masing-masing kelas peserta didikakan diberikan penilaian dalam

bentuk tes untuk melihat pengaruh model pembelajaran ASSURE berbantuan LKPD dalam

meningkatkan kemampuan kognitif siswa.

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :


PAGE \* MERGEFORMAT 7

Rendahnya kemampuan kognitif siswa

Harapan dari kenyataan dari

Kurikulum 2013

Sekolah

Student center
Teacher center
Model pembelajaran yang
inovatif dan efektif

Model pembelajaran
konvensional

Mengatasi masalah dari sekolah


Model Pembelajaran ASSURE

Berbantuan LKPD Berbasis Problem Solving


PAGE \* MERGEFORMAT 7

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap permasalahan yang penulis angkat

dalam penelitian ini sampai terbukti kebenarannya melalui data yang telah terkumpul dan telah

diuji. Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir yang telah ditemukan diatas, maka

peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran ASSURE berbantuan LKPD berbasis

problem solving untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa

Ha : Adanya pengaruh model pembelajaran ASSURE berbantuan LKPD berbasis problem

solving untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa

Keterangan :

Ho > Ha = ditolak apabila tidak ada pengaruh model pembelajaran ASSURE berbantuan

LKPD berbasis problem solving untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa

Ho < Ha = diterima apabila ada pengaruh model pembelajaran ASSURE berbantuan

LKPD berbasis problem solving untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa.


PAGE \* MERGEFORMAT 7

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 101777 Saentis tepatnya beralamat di

Jalan Saentis, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Waktu penelitian

ini dilakukan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2023/2024.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, adapun yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah selurih siswa kelas IV SD Negeri 101777 Saentis yang berjumlah dan

terdiri dari 2 kelas yaitu kelas IV-A dan kelas IV-B.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek atau wakil yang diteliti. Di dalam

penelitian ini, sampel yang digunakan adalah teknik purposiv sampling, adalah teknik penentuan
PAGE \* MERGEFORMAT 7

sampel yang berdasarkan pada pertimbangan peneliti mengenai sampel-sampel mana yang

paling sesuai ( Arikunto, 2013:174 ). siswa kelas IV SD Negeri 101777 Saentis terdapat 2 kelas.

Tabel 3.1 Jumlah Sampel

Kelas IV-A Berjumlah ada 31

siswa/siswi

Kelas IV-B Berjumlah ada 29

siswa/siswi

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan desktiptif. Penelitian ini tidak tidak dilakukan perlakuan, tetapi

data yang diungkapkan berdasarkan fakta yang telah terbentuk sebelumnya. Penelitian ini

melibatkan dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol menggunakan

pembelajaran konvensional sedangkan kelas eksperimen menggunakan menggunakan model

pembelajaran ASSURE berbantuan LKPD.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu mengetahui pengaruh model pembelajaran

ASSURE berbantuan LKPD berbasis problem solving terhadap kemampuan kognitif siswa

maka digunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian korelasional yang

merupakan penelaah hubungan antara dua variabel atau lebih pada suatu kelompok objek.

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Kelas Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen O1 Xe O2

Kontrol O1 Xk O2
PAGE \* MERGEFORMAT 7

Keterangan :

O1 = Pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

O2 =Posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

Xe = Perlakuan dengan model Pembelajaran ASSURE

Xk = Perlakuan dengan model pembelajaran konvensional

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Oprasional

1. Variabel penelitian

Variabel bebas (variabel yang mempengaruhi ) yang dikembangkan dengan X, yang

menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah “ Model Pembelajaran ASSURE “ Variabel

terikat ( variabel yang dipengaruhi) yang dilambangkan dengan Y, yang menjadi variabel terikat

dalam penelitian ini adalah “ Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa “ Subjek penelitian,

adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 101777 Saentis.

2. Defenisi operasional variabel penelitian

Untuk menghindari hal-hal yang tidak di berkaitan dengan variabel yang digunakan

dalam penelitian ini, maka defenisi operasional penelitian ini yaitu :

1. Model pembelajaran ASSURE merupakan model pembelajaran menggunakan pendekatan

kontruktivisme. Model pembelajaran ASSURE ini lebih menekankan aktivitas siswa untuk

mengemukakan pendapat, memecahkan dan mendiskusikan masalah yang ada, dan

membangun konsep dari pengamatan.

2. LKPD merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk menunjang proses

pembelajaran yang terdiri dari materi dan soal-soal. Dalam hal ini LKPD sarana untuk

membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk

interaksi yang efektif antara peserta didik dan pendidik


PAGE \* MERGEFORMAT 7

3. Kemampuan kognitif siswa merupakan kemampuan gambaran seseorang dan tingkat

pemahaman yang dimiliki siswa. Guru menggunakan model pembelajaran ASSURE dalam

kegiatan pembelajaran Matematika tema 5 subtema 1 mengenal bangun datar.

E. Prosedur dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu tahapan persiapan, tahap pelaksanaan,

dan tahap akhir. Adapun langkah tahapan ini adalah :

1. Tahap Persiapan

a. Membuat surat izin kepada kepala sekolah mengenai penelitian yang akan

dilaksanakan

b. Menyusun jabwal penelitian tahap perencanaan

c. Memilih materi pokok yang hendak di teliti

d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menetapkan materi

pembelajaran yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

e. Mempersiapkan instrumen penilaian yaitu tes soal dalam bentuk pilihan berganda

sebanyak 30 soal

f. Mempersiapkan media pembelajaran yang hendak digunakan dikelas kontrol dan

dikelas eksperimen

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menggunakan validasi tes

b. Menentukan sampel dan populasi yang ada

c. Melaksanakan tes awal (pretest) untuk dapat mengetahui kemampuan awal yang

dimiliki siswa

d. Melakukan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model

pembelajaran ASSURE

e. Melaksanakan test akhir (posttest) untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

menggunakan model pembelajaran ASSURE


PAGE \* MERGEFORMAT 7

3. Tahap Akhir

a. Mengelolah data hasil penelitian yang di peroleh selama penelitian

b. Melakukan analisis terhadap seluruh hasil penelitian yang didapatkan

c. Menyimpulkan hasil analisis data

d. Menyusun laporan penelitian ( SKRIPSI )

Adapun gambar rancanan penelitian ini dapat dilihat dibawah ini :

Gambar 2.3 Rancangan Penelitian

Tahap Persiapan a. Membuat surat izin kepada kepala sekolah mengenai


penelitian yang akan dilaksanakan
b. Menyusun jabwal penelitian tahap perencanaan
c. Memilih materi pokok yang hendak di teliti
d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan menetapkan materi pembelajaran
yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
e. Mempersiapkan instrumen penilaian yaitu tes soal
dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 30 soal
f. Mempersiapkan media pembelajaran yang hendak
digunakan dikelas kontrol dan dikelas eksperimen
PAGE \* MERGEFORMAT 7

a. Menggunakan validasi tes


b. Menentukan sampel dan populasi yang ada
Tahap Pelaksanaan c. Melaksanakan tes awal (pretest) untuk dapat
mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa
d. Melakukan pembelajaran pada kelas eksperimen
dengan menggunakan model pembelajaran ASSURE
e. Melaksanakan test akhir (posttest) untuk mengetahui
hasil belajar siswa setelah menggunakan model
pembelajaran ASSURE

a. Mengelolah data hasil penelitian yang di peroleh


selama penelitian
Tahap Akhir b. Melakukan analisis terhadap seluruh hasil penelitian
yang didapatkan
c. Menyimpulkan hasil analisis data
d. Menyusun laporan penelitian ( SKRIPSI )

F. Teknik Pengumpulan data

Tes awal atau pretest dilakukan sebelum treatmen, pretest dilakukan untuk mengetahui

kemampuan akademik yang dimiliki oleh siswa sebelum menggunakan model pembelajaran

ASSURE. Untuk mengetahui hsil belajar siswa kelas IV dengan menggunakan model

pembelajaran ASSURE berbantuan LKPD berbasis problem solving untuk meningkatkan

kemampuan kognitif siswa pada materi tentang bangun datar kita tema 5 sub tema 1, maka

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Tes awal

Test awal atau pretest dilakukan sebelum treatmen, pretest dilakukan untuk

mengetahui kemampuan akademik yang dimiliki oleh siswa sebelum menggunakan model

pembelajaran ASSURE.

2. Angket

Angket adalah metode pengumpulan data, dimana terdapat beberapa serangkaian

pertanyaan secara tertulis dan kemudian di berikan kepada responden untuk dijawab.
PAGE \* MERGEFORMAT 7

Angket dapat diberikan secara langsung antara peneliti dengan responden atau dikirim

melalui pos atau internet.

3. Observasi

Peneliti melakukan observasi langsung terhadap proses belajar mengajar dan

mengamati aktivitas belajar siswa dikelas. Sedangkan guru sebagai pengamat model

pembelajaran ASSURE berbantuan LKPD berbasis problem solving untuk meningkatkan

kemampuan kognitif siswa.

G. Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV menggunakan model pembelajaran

ASSURE berbantuan LKPD berbasis problem solving untuk meningkatkan kemampuan kognitif

siswa, maka instrumen yang dilakukan oleh peneliti adalah tes hasil belajar dan lembar observasi.

1. Tes

Instrumen penelitian ini berbentuk tes hasil belajar dan indikator yang disesuaikan

oleh kurikulum. Pre-test diberikan sebelum pembelajaran dan post-test diberikan sesudah

pemblejaran. Test ini dilakukan dengan soal dengan bentuk pilihan berganda. Membuat kisi-kisi

soal yang akan diberikan adalah instrumen untuk meningkatkan kognitif siswa.

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah kemampuan digolongkan pada dominan kognitif.

Soal disusun berdasrkan tingkat kognitif yaitu C1 (mengingat), C2 (memahamai), C3

(mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mengingat). Instrumen yang

digunakan yaitu dalam bentuk teks tertulis berupa 30 soal pertanyaan dalam bentuk pilihan

ganda. Dimana nilai akhir siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Jumlaℎ jawaban benar


NA = x 100 %
Jumlaℎ soal

Indikator Literasi Indikator Soal Aspek Nomor

Sains Kognitif Soal

Mengidentifikasi 1. Siswa membaca teks yang C4 1

pendapat ilmiah yang terdapat pada soal kemudian


PAGE \* MERGEFORMAT 7

valid menjawab soal nomor 1.

2. Siswa membaca teks yang

terdapat pada soal kemudian C4 2

menjawab soal nomor 2.

3. Siswa membaca teks yang

terdapat pada soal kemudian C4 3

menjawab soal nomor 3.

4. Siswa membaca teks yang

terdapat pada soal kemudian C4 4

menjawab soal nomor 4.

5. Siswa membaca teks yang

terdapat pada soal kemudian C4 5

menjawab soal nomor 5.

6. Siswa membaca teks yang

terdapat pada soal kemudian C4 6

menjawab soal nomor 6.

7. Siswa membaca teks yang

terdapat pada soal kemudian C4 7

menjawab soal nomor 7.

8. Siswa membaca teks yang

terdapat pada soal kemudian C4 8

menjawab soal nomor 8.

9. Siswa membaca teks yang

terdapat pada soal kemudian C4 9

menjawab soal nomor 9.

10. Siswa membaca teks yang

terdapat pada soal kemudian C4 10


PAGE \* MERGEFORMAT 7

menjawab soal nomor 10.

Melakukan 11. Siswa menganati berapa luas C4 11

penelusuran literature trapesium dengan panjang

yang efektif ( a+b) = 68cm dan tinggi 28

cm

12. Siswa menganalisis keliling C4 12

jajargenjang adalah 50 cm.

Jika panjang dua sisinya 30

cm, maka panjang sisi satunya

adalah

Membuat grafik 13. Siswa menganalisis gambar C6 13

secara tepat dari data persegi panjang

C6 14
14. Siswa menganalisis keliling

bangun persegi ABCD

Memahami elemen- 15. Siswa mengamati tentang C4 15

elemen desain mengapa trapesium tidak

penelitian dan boleh disebut sebagai

bagaimana jajargenjang
PAGE \* MERGEFORMAT 7

dampaknya terhadap 16. Siswa mengamati gambar C4 16

temuan atau pada soal

kesimpulan

Memecahkan 17. Siswa menganalisis gambar C5 17

masalah pada soal

menggunakan 18. Siswa menganalisis contoh C5 18

keterampilan yang terdapat pada teks

kualitatif

Memahami dan 19. Siswa menganalisis C4 19

menginterprestasikan pengertian dari segitiga sama

statistik dasar kaki soal

20. Siswa menganalisis apa saja C4 20

ciri-ciri dari segitiga sama

kaki.

21. Siswa menganalisis ciri-ciri C4 21

trapesium

22. Siswa menganalisis berapa C4 22

pasang sisi yang bedekatan

sama panjang

23. Siswa menganalisis gambar C4 23

tidak termasuk keliling yang

sama

24. siswa menganalisis luas dan C4 24

keliling dari segitiga


PAGE \* MERGEFORMAT 7

Melakukan infrensi, 25. Siswa meyebutkan nilai x C5 25

prediksi, dan yang terdapat dalam soal

penarikan kesimpulan 26. Siswa menyebutkan panjang C5 26

berasarkan data diagonal layang-layang

kualitatif 27. Siswa menyebutkan panjang C5 27

alas dan tinggi jajargenjang

28. Siswa menyebutkan berapa C5 28

ubin yang diperlukan pada

panjang sisi 12m dan persegi

berukuran 30cm x 30cm.

29. Siswa menyebutkan berapa C5 29

panjang sisi alas (a) dan

panjang sisi alas (b).

30. Siswa menyebutkan keliling C5 30

persegi 44dm maka panjang

nya adalah

2. Angket

Angket merupakan salah satu instrumen penilaian yang dimana terdapat serangkaian

pertanyaan tertulis yang kemudian diberikan kepada responden untuk dijawab.

Jumlaℎ jawaban ya
N= x 100 %
Jumlaℎ pernyataan

Tabel 3.4 Angket Penelitian

No. Pernyataan Ya Tidak

1. Saya dapat mengetahui apa saja bangun datar

2. Saya dapat mengetahui apa saja ciri-ciri dari bangun


PAGE \* MERGEFORMAT 7

datar

3. Saya dapat mengetahui bentuk dari bangun datar

tersebut

4. Saya dapat mengetahui rumus-rumus bangun datar

5. Saya mengetahui perbedaan antara pentuk trapesium

dan jajargenjang

6. Saya dapat mengetahui ciri-ciri yang dimiliki belah

ketupat tapi tidak dimiliki oleh layang-layang

7. Saya dapat mengetahui ciri-ciri yang dimiliki oleh

persegi yang tidak dimiliki oleh persegi panjang

8. Saya dapat mengetahui beragam bentuk dari bangun

datar

9. Saya dapat mengetahui ciri-ciri dari setiap bangun

datar

10. Saya dapat mengetahui proses pembutan bangun datar

dengan menggunakan origami

3. Lembar Observasi

Salah satu instrumen non tes yang digunakan untuk mengetahui secara langsung aktivitas

beljar guru dan siswa adalah lembar observasi. Observasi ini dilakukan untuk melngetahui

bagaimana keadaan siswa selama belajar. Dengan menggunakan rumus, data hasil observasi

dianalisis sebagai berikut:

Jumlaℎ skor yang diperoleℎ


N= x 100 %
Skor maksimum

Lembar 3.5 Observasi Guru

No Indikator Aspek yang diamati Skala Penilaian Skor

. 1 2 3 4 Total
PAGE \* MERGEFORMAT 7

1. Kegiatan Menarik perhatian

pendahuluan Menyampaikan tujuan

pembelajaran

Memberi apersepsi

2. Kegiatan inti Membimbing siswa pada

tahap orientasi

Membimbing siswa pada

tahap pemunculan

gagasan

Membimbing siswa pada

tahap penyusunan ulang

gagasan

Membimbing siswa pada

tahap penerapan gagasan

Membimbing siswa pada

tahap pemantapan

gagasan

3. Kegiatan penutup Melaksanakan penilaian

saat proses pembelajaran

Melaksanakan penilaian

diakhir pembelajaran

Merangkum

pembelajaran

Jumlah Skor

Keterangan :

Skor 1 : Dilaksanakan oleh guru tetapi kurang baik

Skor 2 : Dilaksanakan oleh guru dengan cukup baik

Skor 3 : Dilaksanakan oleh guru dengan baik


PAGE \* MERGEFORMAT 7

Skor 4 : Dilaksanakan guru dengan sangat baik

Tabel 3.6 Lembar Observasi Siswa

No. Indikator Aspek yang diamati Skala Skor

penilaian

1 2 3 4

1. Mengerjakan Ketekunan siswa dalam

tugas mengerjakan tugas yang

diberikan guru

2. Kerja sama Kerja sama dengan teman dalam

bekerja kelompok

3. Melakukan Keaktifan siswa dalam

percobaan melakukan percobaan

4. Menganalisis Usaha siswa dalam menganalisis

penyebab terjadinya suatu

peristiwa

5. Mengajukan Keberanian siswa dalam

pertanyaan mengajukan pertanyaan kepada

guru atau siswa lain

6. Mengemukakan Keberanian siswa dalam

pendapat mengemukakan pendapat atau

tanggapan

7. Mempresentasik Keberanian siswa dalam

an mempresentasikan hasil

kerja/diskusi

Jumlah Skor

Keterangan:
PAGE \* MERGEFORMAT 7

Skor 1 : Dilaksanakan oleh siswa tetapi kurang baik

Skor 2 : Dilakusanakan oleh siswa dengan cukup baik

Skor 3 : Dilaksanakan oleh siswa dengan baik

Skor 4 : Dilaksanakan oleh siswa dengan sangat baik

Adapun cara menghitung presentase kegiatan siswa yaitu dengan menggunakan rumus:

Skor yang diperoleℎ


Presentase= x 100 %
Skor maksimal

H. Uji Coba Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas butir-butir angket dapat diuji dengan menggunakan Korelasi

Product Moment seperti yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (2006: 168) menyatakan

validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen.

Cara menghitung validitas butir soal tes dalam penelitian ini, menggunakan rumus product

moment.

r xy =N ∑ XY ¿ ¿ ¿ Arikunto (2019:213)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

N = banyaknya sampel

∑X = jumlah dari skor x

∑Y = jumlah dari skor y

∑ XY = jumlah hasil perkalian antara x dan y


∑ X2 = jumlah kuadrat dari skor x

∑Y2 = jumlah kuadrat dari skor y

Jika item tersebut memenuhi kriteria tes dan memiliki taraf signifikan 5%, apabila dari

hasil perhitungan didapat rhitung ≥ r tabel maka dikatakan butir soal itu telah siginifikan atau valid.
PAGE \* MERGEFORMAT 7

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna

kecermatan pengukuran (Saifuddin Azwar, 2007: 4). Sama halnya dengan Suharsimi Arikunto

(2006: 178) mengatakan bahwa reliabilitas adalah tingkat keterandalan atau terpercayanya suatu

instrumen. Reliabilitas instrumen merupakan derajat keajegan skor yang diperoleh oleh subjek

penelitian dengan instrument yang sama dalam kondisi yang berbeda. Reliabilitas dianggap

memuaskan apabila koefisiennya mencapai 0.600, namun demikian, terkadang suatu koefisien

yang tidak setinggi itu masih bisa digunakan bersama-sama dengan skala lain dalam suatu

perangkat pengukuran (Saifuddin Azwar, 2007).

Untuk menghitung reliabitas tes dalam penelitian ini menggunakan rumus K-R. 20 (Kuder

Richardson) sebagai berikut:

( )( s − ∑ pq
)
2
n
r 11= 2
n −1 s

Keterangan:

r11 = reliabitas tes

p = proporsi subjek yang menjawab item benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)

pq = jumlah hasil perkalian p dan q

n = banyak item

s = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar variasi)

Dengan rumus varians yakni r11 > rtabel pada taraf signifikan 95% atau alpa 5%

maka soal seluruh angket dianggap reliabel.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis Statistik Deskriptif


PAGE \* MERGEFORMAT 7

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi

gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya,

tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan kognitif

siswa untuk masing-masing kelompok penelitian. Analisis ini meliputi rata-rata, standar deviasi,

nilai maksimum, dan nilai minimum.

Selanjutnya data hasil belajar dikategorikan secara kuantitatif berdasarkan teknik

kategorisasi yang telah diterapkan.

Tabel 3.7 kategori standar yang diterapkan kementerian pendidikan nasional

Nilai Hasil Belajar Kategori

0< x <55 Sangat rendah

55< x <65 Rendah

65< x <70 Sedang

75< x <85 Tinggi

85< x <100 Sangat tinggi

Disamping itu hasil belajar siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil belajar secara

individual dan klasikal. Ketuntasan belajar dapat dicapai jika nilai yang diperoleh siswa minimal

sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah,sedangkan

ketuntasan klasikal tercapai minimal 65% siswa mencapai skor 75%.

Ketuntasan belajar klasikal jumlah siswa dengan skor > 70

Jumlah siswa

Adapun kategori standar ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 101777

Saentis adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8 kriteria ketuntasan hasil belajar

Nilai hasil belajar kriteria

70< x < 100 Tuntas


PAGE \* MERGEFORMAT 7

0< x < 65 Tidak tuntas

Statistik inferensial digunakan sebagai menguji hipotesis penelitian. Sebelum dilakukan

pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji nirmalitas dan uji homogenitas.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahuii data yang telah diolah berdistribusi

normal atau tidak. Data di uji normalitas diambil dari hasil pretest hasil belajar siswa kelas IV

SDN 101777. Data hasil belajar siswa akan berdistribusi normal jika signifikan > 0,07.

sebaliknya dikatakan tidak terdistribusi normal signifikan < 0,07. dengan demikian taraf

kesalahan yang digunakan 0,07.

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi,

yaitu sama atau tidaknya variasi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji

homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Fisher dengan rumus

sebagai berikut:

variasi terbesar
F=
variasi terkecil

Kriteria pengujian:

Jika Fhitung ≥ Ftabel, yang berarti tidak homogen

Jika Fhitung ≤ Ftabel, yang berarti homogen

Kesimpulan:

Tidak homogen : analisis uji komparatif tidak dapat dilakukan

Homogen : analisis uji komparatif dapat dilakukan

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran ASSURE

berbantuan LKPD berbasis problem solving untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa

yang diberi perlakuan berbeda antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Jika distribusi kelas
PAGE \* MERGEFORMAT 7

eksperimen dan kelas kontrol seragam, pengujian hipotesis dapat dilakukan. Uji hipotesis yang

digunakan yaitu uji t. Uji t yang digunakan dengan rumus sebagai berikut:

X1− X2
t=π


S 1
+
1
n1 n 2

Keterangan:

t = harga t perhitungan

X1 = rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

X2 = rata-rata hasil belajar kelas kontrol

n1 = jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = jumlah siswa kelas kontrol

S2 = varians kelas belajar gabungan dua kelas

5. Jabwal Penelitian

Adapun jabwal penelitian dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 3.9 Jadwal Penelitian

N Kegiatan Bulan

o Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 1 1 1 7 8 9 1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 2 3 4 0

1 Penulisan

Proposal

2 Seminar

Proposal
PAGE \* MERGEFORMAT 7

3 Perbaikan

Proposal

4 Penelitian

5 Mengump

ul

Kan Data

6 Analisis

7 Sidang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN 101777 SAENTIIS

Kelas/ Semester : IV / 1

Tema : 5 Bangun Datar

Subtema : 1 Mengenal Bangun Datar

Pembelajaran ke :1

Mata Pelajaran : Matematika

Alokasi Waktu : 25 menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kegiatan mengamati dan berdiskusi, siswa mampu menyebutkan peristiwa-

peristiwa atau tindakan pada teks nonfiksi dengan benar.

2. Melalui kegiatan melakukan pengamatan, siswa mampu mengidentifikasi mengenal

bangun datar.

3. Melakukan kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat peta pikiran mengenai

mengenal bangun datar.


PAGE \* MERGEFORMAT 7

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAP RINCIAN KEGIATAN

Pendahuluan 1. Apersepsi

 Memberi salam,menyapa siswa dan

berdoa

 Mengulas sedikit tentang materi

pelajaran sebelumnya.

 Menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai hariini.

2. Siswa mengamati gambar yang terdapat

pada halaman 1 buku siswa

3. Dengan bimbingan guru, siswa

mengidentfikasi berbagai bangun datar pada

gambar. Guru mengaitkan kegiatan ini

dengan judul tema bangun datar.

INTI 1. Guru dapat memberikan beberapa

pertanyaan untuk memstimulus ketertarikan

siswa tentang topik ciri-ciri bangun datar.

2. Siswa membaca pengantar mengenai

bangun datar dan mengidentifikasi tentang

bangun datar .Siswa diajak bertanya jawab

mengenai bangun datar

3. Siswa menuliskan peristiwa-peristiwa

yang terdapat pada teks dalam bentuk peta

pikiran. Kemudian secara bergantian siswa

menunjukkan peta pikirannya dihadapan

teman-temannya.
PAGE \* MERGEFORMAT 7

4. Guru mengondisikan siswa untuk

melakukan kegiatan diskusi, dengan

membuat kelompok-kelompok dan

menjawab pertanyaan-pertanyaan.

PENUTUP Sebagai kegiatan penutup, guru memimpin

diskusi kelas dan membantu siswa membuat

kesimpulan tentang kegiatan-kegiatan yang

terkait dengan materi pembelajaran hari itu.

C. PENILAIAN PEMBELAJARAN

1. Sikap

Sikap siswa yang muncul ketika proses pembelajaran

2. Pengetahuan

Melalui tes tulis, menggunakan pertanyaan-pertanyaan dalam buku siswa

3. Keterampilan

Medan, 08 Febuari 2023

Mengetahui Guru kelas IV

Kepala Sekolah

Ponisa,. P.Pd Nurliani,. S.Pd

19670922190072004 197207271996112003
PAGE \* MERGEFORMAT 7

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Tema 5 : Bangun Datar

Subtema 1 ` : Mengenal Bangun Datar

Muatan pelajaran : Matematika

Pembelajaran ke :1

Nama kelompok :

Anggota :

Hari / tanggal :

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !

1. Apa pengertian bangun datar berdasarkan ciri yang dimiliki ?

2. Bagaimana menyusun bangun datar

3. Cara menguraikan bangun datar


PAGE \* MERGEFORMAT 7

SOAL PILIHAN BERGANDA

1. Segitiga samakaki adalah .....

a. Segitiga yang memiliki 2 sisi sama panjang

b. Persegi yang memiliki sisi sama panjang

c. Segitiga yang tidak memiliki sisi sama panjang

d. Persegi yang tidak memiliki sisi sama panjang

2. Apa yang kamu ketahui mengenai segitiga ….

a. Persegi yang memiliki sisi sama panjang

b. Bangun datar memiliki 3 sisi

c. Segitiga yang memiliki 2 sisi sama panjang

d. A dan b salah

3. Ciri apa saja yang dimiliki segitiga sama kaki ? ....

a. Memiliki dua sisi sama panjang

b. Memiliki tiga sisi sama panjang

c. A dan b benar

d. Memiliki 10 sisi sama panjang


PAGE \* MERGEFORMAT 7

4. Ciri apa saja yang dimiliki segitiga sama sisi ?...

a. Segitiga yang memiliki 2 sisi sama panjang

b. Memiliki tiga sisi sama panjang

c. Persegi yang memiliki sudut pandang

d. A,b dan, c salah

5. Apakah ada ciri segitiga sama sisi yang tidak dimiliki segitiga sama kaki ?...

a. Tidak ada

b. Ada, karna ketiga sisi nya sama panjang

c. Bangun datar memiliki banyak sisi

d. A dan c salah

6. Mengapa segitiga sama sisi juga dinamakan dengan segitiga sama kaki ?....

a. Karna semua ciri yang dimiliki segitiga sama kaki ada pada segitiga sama sisi

b. Karna sudah ketentuan

c. Karna saling melengkapi

d. B dan c benar

7. Apa yang kalian ketahui mengenai segitiga lancip ? ....

a. Karna memiliki 3 sisi

b. Segitiga yang 3 sudutnya merupakan sudut lancip

c. Segitiga yang sudutnya ada satu

8. Berapa pasang sisi yang berdekatan sama panjang?....

a. Dua pasang, yaitu AD=AB ; CB=CD

b. Dua pasang, yaitu P x L

c. Tiga pasang, yaitu ABCD

d. A dan c benar

9. Berapa besar sudut yang terbentuk dari hasil perpotongan kedua diagonal tersebut ?....

a. 90o (siku-siku)
PAGE \* MERGEFORMAT 7

b. 50o ( siku-siku)

c. 80o C (siku-siku)

d. 70o C (siku-siku)

10. Bolehkah belah ketupat disebut juga sebagai layang-layang?

a. Boleh, sebab semua ciri pada layang-layang ada pada belah ketupat

b. Boleh, sebab semua sama

c. Boleh, sebab layang-layang ada pada jajargenjang

d. A dan b salah

11. Mengapa trapesium tidak boleh disebut sebagai jajargenjang?

a. karena ada ciri pada jajargenjang yang tidak dimiliki trapesium yaitu “sisi-sisi

yang berhadapan sejajar

b. Karna ada ciri pada layang-layang

c. Karna ada ciri pada trapesium dan jajargenjang

d. A dan c benar

12. Perhatikan kalimat berikut: “Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus”.

Apakah ciri-ciri tersebut dimiliki oleh trapesium?sebutkan !

a. Lurus kedepan, dan memiiki sisi berhadapan sejajar

b. Tidak; karena pada trapesium diagonal-diagonalnya berpotongan tetapi tidak

tegak lurus

c. Diagonal trapesium tidak tegak lurus

d. A dan c benar

13. Mengapa jajargenjang tidak boleh disebut layang-layang?

a. Karna tidak memiliki sama sisi

b. Karna tidak layang-layang berbeda bentuk dengan jajargenjang

c. karena ada ciri layang-layang yang tidak dimiliki jajargenjang yakni “diagonal-

diagonalnya berpotongan tegak lurus


PAGE \* MERGEFORMAT 7

d. A dan b benar

14. Keliling bangun persegi ABCD di bawah adalah...

a. 40 cm

b. 48cm

c. 80cm

d. 88 cm

15. Keliling persegi panjang EFGH yang berukuran panjang 13 cm dan lebar 9 cm adalah...

a. 40 cm

b. 44 cm

c. 28 cm

d. 22 cm

16. Jika keliling suatu persegi 96 cm, maka panjang setiap sisinya adalah...

a. 12 cm

b. 18 cm

c. 20 cm

d. 24 cm
PAGE \* MERGEFORMAT 7

17. Diketahui bangun di bawah kelilingnya 56 cm. Panjang sisi QR sama dengan...

a. 28 cm

b. 24 cm

c. 18 cm

d. 12 cm

18. Bangun-bangun di bawah ini memiliki keliling yang sama, kecuali...

19. Perhatikan gambar berikut!


PAGE \* MERGEFORMAT 7

Diantara bangun persegi panjang berikut yang kelilingnya sama dengan bangun PQRS

adalah...

20. Meja belajar Najma panjangnya 9 dm dan lebarnya 7 dm. Keliling meja belajar Najma

adalah...

a. 30 dm

b. 32 dm

c. 34 dm

d. 36 dm
PAGE \* MERGEFORMAT 7

21. Diketahui lebar suatu persegi panjang 9 dm. Jika kelilingnya 44 dm, maka panjangnya

adalah...

a. 15 dm

b. 14 dm

c. 13 dm

d. 12 dm

22. Sebuah trapesium yang mempunyai luas 560 cm² dan tinggi 20 cm. Maka panjang sisi

alas (a) dan panjang sisi atas (b) pada trapesium tersebut adalah ...

a. 32 cm dan 24 cm

b. 34 cm dan 26 cm

c. 36 cm dan 28 cm

d. 40 cm dan 22 cm

23. Luas trapesium dengan panjang (a + b) = 68 cm dan tinggi 28 cm adalah .... cm²

a. 952

b. 964

c. 968

d. 970

24. Sebuah lapangan berbentuk lingkaran berdiameter 60 m. Andi berlari mengelilingi

lapangan tersebut 3 kali. Maka jarak yang ditempuh Andi adalah .... meter.

a. 562,5

b. 565,2

c. 565,5

d. 565,8

25. Sebuah persegi memiliki panjang sisi 28 cm. Luas dan keliling dari persegi tersebut

adalah ....

a. Luas dan keliling persegi = 784 cm2 dan 112 cm

b. Luas dan keliling persegi = 794 cm2 dan 122 cm


PAGE \* MERGEFORMAT 7

c. Luas dan keliling persegi = 804 cm2 dan 122 cm

d. Luas dan keliling persegi = 814 cm2 dan 132 cm

26. Sebuah lantai berbentuk persegi dengan panjang sisinya 12 m. Lantai tersebut akan

dipasang ubin berbentuk persegi berukuran 30 cm x 30 cm. Banyaknya ubin yang

diperlukan untuk menutup lantai adalah .... ubin.

a. 1.400

b. 1.450

c. 1.500

d. 1.600

27. Keliling jajargenjang adalah 50 cm. Jika panjang dua sisinya 30 cm, maka panjang sisi

yang satunya adalah .... cm

a. 5

b. 10

c. 12

d. 15

28. Sebuah jajargenjang luasnya 450 cm². Jika panjang alas jajargenjang tersebut 6x dan

tingginya 3x, maka panjang alas dan tinggi jajargenjang tersebut adalah ....

a. 25 cm dan 18 cm

b. 30 cm dan 15 cm

c. 35 cm dan 18 cm

d. 40 cm dan 15 cm

29. Diketahui suatu layang-layang memiliki luas 221 cm². Jika panjang salah satu

diagonalnya adalah 17 cm, maka panjang diagonal satunya adalah .... cm

a. 24

b. 26

c. 28

d. 30
PAGE \* MERGEFORMAT 7

30. Panjang diagonal-diagonal suatu belah ketupat diketahui berturut-turut 26 cm dan (3x +

5) cm. Jika luas belah ketupat tersebut 377 cm², maka nilai x adalah .... cm

a. 4

b. 6

c. 8

d. 10

LEMBAR WAWANCARA DENGAN GURU KELAS IV

SEBELUM MELAKUKAN PENELITIAN TINDAKAN

KELAS DI SDN 101777 SAENTIS

TAHUN AJARAN 2022/2023

Nama guru : Nurliani,.S.Pd

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai pembelajaran matematika sebelum

menggunakan model pembelajaran ASSURE berbantuan LKPD berbasis problem solving.

Hari/tanggal : 11 Januari 2023

Pukul : 09:00 WIB

Tempat : SDN 101777 SAENTIS

NO Pertanyaan wawancara Jawaban

1. Bagaimana cara mengajar Selama ini saya berusaha menerapkan

yang Ibu terapkan selama pembelajaran yang menarik. Namun dalam

ini? pelaksanaanya masi kesulitan dan memakan


PAGE \* MERGEFORMAT 7

waktu belajar yang lebih lama. Dalam

mengajar biasanya saya mengajar

menggunakan metode konvensional/ceramah.

2. Adakah kesulitan yang ibu Ada, saya kesulitan dalam menggunakan

temui dalam mengajarkan model pembelajaran inovatif yang dapat

Matematika khususnya membangkitkan keaktifan siswa. Saya lebih

pada materi bangun datar ? suka menggunakan model konvensional

seperti ceramah dan menghafal. Karena

dengan cara itu, siswa tidak ramai dan tidak

memakan waktu belajar yang lama.

3. Apakah hasil belajar siswa Ada beberapa siswa yang hasil belajarnya

selama ini sudah baik? sudah memenuhi KKM. Namun ada juga

yang dibawah KKM yaitu nilainya 50.

Padahal KKM mata pelajaran Matematika di

SD 2 Jurang termasuk rendah yakni 65.

4. Apakah siswa aktif dalam Ada beberapa siswa yang aktif dalam

pembelajaran? pembelajaran, misalnya ada yang aktif

bertanya. Namun kebanyakan siswa tidak

mau bertanya apabila mengalami kesulitan

belajar. Terkadang juga ada beberapa siswa

yang ramai dan bicara sendiri saat saya

sedang menjelaskan materi

5. Apakah dalam Saya pernah menggunakan metode diskusi

pembelajaran Matematika, kelompok. Tapi dalam pelaksanaannya

ibu pernah menerapkan memakan waktu yang lama. Siswa justru

metode diskusi dalam ramai sendiri dan kurang bisa bekerjasama

kelompok? dalam kelompok. Sehingga apabila


PAGE \* MERGEFORMAT 7

diterapkan pembelajaran tidak akan efektif.

6. Menurut ibu, bagaimana Cara untuk meningkatkan prestasi belajar

cara untuk meningkatkan siswa adalah dengan memberikan soal-soal

prestasi belajar siswa dalam yang bervariasi sehingga siswa terbiasa

mata pelajaran Matematika? mengerjakan soal-soal. Selain itu, siswa yang

mendapat nilai dibawah KKM, harus

mendapat perhatian khusus. Guru juga bisa

menggunakan model pembelajaran yang

dapat membangkitkan minat siswa dalam

belajar. Agar nantinya siswa mudah

memahami materi yang diajarkan.

Medan, 11 Januari 2023

Mengetahui

Guru kelas IV, Peneliti

Nurliani,. S.Pd Desy Rahayu Sitepu

197207271996112003 1193311128
PAGE \* MERGEFORMAT 7

Angket Siswa

A. Identitas Siswa

Nama Lengkap : …………………………………………..

Kelas : …………………………………………..

No : …………………………………………..

B. Petunjuk Pengisian

1. Isilah identitas anda pada tempat yang telah disediakan

2. Bacalah dengan cermat setiap pertanyaan dan pilihlah jawaban yang tersedia

3. Berilah tanda ( V ) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling

sesuai dengan keadaan anda sebenarnya


PAGE \* MERGEFORMAT 7

C. Uraian Pertanyaan

NO Pertanyaan Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak

Kadang Pernah

1. Apakah anda datang di sekolah sebelum

pelajaran dimulai ?

2. Apakah anda mengikuti pelajaran tepat

pada waktunya ?

3. Pada waktu istirahat apakah anda keluar

dari lingkungan sekolah ?

4. Apabila waktu istirahat telah selesai,

apakah anda langsung masuk ke ruang

kelas ?

5. Ketika semua pelajaran telah berakhir,

apakah anda langsung bergegas untuk

pulang ?
6. Apakah jadual belajar yang anda yang

buat anda laksanakan?

7. Apakah anda menentukan waktu yang

terbaik yang memungkinkan agar dapat

belajar ?

8. Apakah anda tetap belajar di malam

harinya meskipun tidak ada ulangan

harian esok hari ?

9. Ketika anda sedang bermain dengan

teman dan tiba waktunya untuk belajar,

apakah anda segera pulang untuk belajar?

10. Apakah anda berpindah-pindah tempat

dan berganti-ganti teman duduk?

11. Setelah selesai belajar, apakah peralatan

seperti buku, pensil dan alat tulis yang

lain anda rapikan kembali ?

12. Sepulang sekolah apakah anda

meletakkan baju, sepatu dan tas pada

tempatnya ?

13. Ketika belajar di rumah apakah anda

24
PAGE \* MERGEFORMAT 31

menempati tempat belajar tertentu ?

14. Bila anda berhalangan hadir di sekolah,

apakah anda menulis surat izin ?

15. Apakah anda mengikuti upacara bendera

yang dilaksankan setipa hari Senin ?

16. Apakah dalam berpakaian atau

berpenampilan anda mengikuti ketentuan

yang ada ?

17. Apakah anda memepersiapkan semua

peralatan yang diperlukan untuk belajar

di sekolah ?

18. Jika guru sedang menjelaskan materi

pelajaran, apakah anda mengikuti dengan

seksama ?

19. Apakah anda mencatat dengan baik

penjelasan yang diberikan oleh guru ?

20. Apakah anda bertanya apabila materi

pelajaran yang disampaiakan sulit untuk

anda pahami ?

21. Apakah anda memepelajari kembali

materi pelajaran yang disampaiakan oleh


PAGE \* MERGEFORMAT 31

guru ?

22. Pada saat ulangan berlangsung, apakah

anda tetap mengerjakan dengan jujur

meskipun tidak ada pengawas ?

23. Jika mengerjakan tugas, apakah anda

mengerjakan tepat waktu yang telah

ditentukan ?

24. Jika mengerjakan tes apakah anda

berusaha untuk mengerjakannya sendiri ?

25. Selesai ulangan harian, apakah anda

mendiskusiakan dengan teman-teman

soal-soal yang sulit dan tidak bisa

dikerjakan ?

Gambar 2.4 Data Nama Siswa Kelas IV SDN 101777 Saentis


PAGE \* MERGEFORMAT 31

DAFTAR PUSTAKA
PAGE \* MERGEFORMAT 31

Afandi & Muhammad. (2011). Perencanaan Pembelajaran Di SD Dengan

Masukan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.

Agus Kurniawan (2015). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik

Penyelesaian Soal Cerita Matematika Materi Bangun Datar

Menggunakan Model Pembelajaran Bruner di Kelas V Sekolah Dasar.

Al-Tabany (2014). Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-

Based,Learning) Dan Penerapannya Pada Anak Usia Dini

Aima Mulyana (2020). Model Pembelajaran Problem Solving

Ambar Fidianingsih (2019). Model ASSURE (Konsep dan Contoh penerapan ).

Amir (2010). Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based,Learning)

Baharuddin (2018). Pedagogik,Pemberdayaan,Reorientasi Peserta Didik, Dan

Pendidik. Journal Visi Pena.

Desmita (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik.

Dana Priyanto (2013). Indikator Kemampuan Kognitif.

Hasan Basari (2018). Kemampuan Kognitif Dalam Meningkatkan Efektivitas

Pembelajaran Ilmu Sosial Bagi Siswa Sekolah Dasar.

Jamaluddin & Didin (2010). Metode Pendidikan Anak (Teori dan Praktek)

Lina Dani Lestari (2020). Pentingnya Mendidik Problem Solving Pada Anak

Melalui Bermain

Muh. Sahid (2017). Model ASSURE (Menciptakan Pengalaman Belajar)

Mulyasa (2008). Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teching And

Learning )

Olivia Sabat (2021). Mengenal Metode Pembelajaran Problem Based Learning.


PAGE \* MERGEFORMAT 31

Prawiradilaga (2008). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran ASSURE

Berbantuan Media Audiovisual Terhadap Hasil Belajar PKN Siswa Kelas

V SD Gugus IV Kediri,Tabanan.

Sugiyanto & Hartanto (2018). Model Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative

Learning)

Syah & Muhibbin (2010). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.

Umbaryani (2016). Pentingnya LKPD Pada Pendekatan Secnitific Pembelajaran

Matematika.

Anda mungkin juga menyukai