Anda di halaman 1dari 74

SKRIPSI

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN Contextual Teaching and Learning


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA DI
KELAS IV SD INPRES SONDAKEN”

(Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ).

OLEH :

RANTI M. V PANGAU

19 105 171

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PGSD

2023

PAGE \* MERGEFORMAT 2
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Nama : RANTI MEYLANI VERGINIA PANGAU


NIM : 19105171
Judul Skripsi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI GAYA DI KELAS IV SD INPRES SONDAKEN
Di SD GMIM IV TOMOHON
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim pembimbing untuk diajukan pada Ujian Skripsi Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Manado

TIM PEMBIMBING
PEMBIMBING 1 PEMBIMBING II

Prof. Dr. Moses M. Wullur, M.Pd Dra. Lucia A. M Pati, M.Pd


NIP. 19600310 198602 1 001 NIP. 19630825 199005 2 003

MENGETAHUI

KETUA JURUSAN PGSD KETUA PROGRAM STUDI PGSD

Dr Roos M. Tuerah, S,Si M,Pd Dr. Widdy H, F Roripandey S,TP


NIP. 19700905 200501 2 001 NIP. 198106102006041003

DEKAN

Prof. Dr. Harold R Lumapow, M.Pd


NIP. 19600310 198602 1 001
PAGE \* MERGEFORMAT 2
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ranti Meylani Verginia Pangau


NIM : 19105171
Program Studi : PGSD
Lokasi Penelitian : SD INPRES SONDAKEN
Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya di
Kelas IV SD Inpres Sondaken

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun ini sebagai
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Program Studi
PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Manado, seluruhnya
merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil
karya orang lain, dituliskan sumbernya secara jelas dengan norma, kaidah dan etika penulisan
karya ilmiah.
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk digunakan seperlunya.

Tomohon, Desember 2022


Peneliti

Ranti Meylani Verginia Pangau


NIM. 19105171

PAGE \* MERGEFORMAT 2
MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah


dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur.”

*Filipi 4 : 6

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa Syukur, kupersembahkan Skripsi ini untuk :


 Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menuntun, membimbing,
memelihara, menyertai, memberikan berkat kesehatan, kekuatan,
kemampuan dan menjadi penolong serta pelindung yang begitu berharga
dalam kehidupan saya.
 Orang tuaku tercinta, dan tersayang Papa Recky Pangau dan Mama Neti
Siow yang sudah mendidik, membiayai pendidikan saya serta turut
mendoakan dan memberi semangat untuk keberhasilanku.
 Adikku terkasih (Jonathan Pangau) yang selalu memberikan motivasi
serta turut mendoakan keberhasilanku.
 Opa terkasih (Alm. Wellem Wengkang Siow) yang sudah mendidik,
memberikan motivasi, dukungan serta membantu saya dalam penyelesaian
studi selama Alm masih hidup.
 Almamaterku tercinta, Program Studi PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan
dan Psikologi Universitas Negeri Manado.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur hormat dan Pujian hanya bagi Tuhan Yesus Kristus
yang adalah Juruselamat dan penolong bagi saya yang senantiasa memberikan
kesehatan, kekuatan, perjuangan yang besar dalam penyelesaian skripsi ini dengan
Judul : “Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching dan Learning
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya di Kelas IV SD
Inpres Sondaken”.

Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik dalam menyelesaikan program Strata 1 (S1) untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Universitas Negeri Manado.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat


dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima
kasih kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung memberikan
kontribusi dalam menyelesaikan skripsi ini. Secara khusus dalam kesempatan ini
dengan rasa hormat yang dalam penulis juga mengucapkan terima kasih
sebanyak- banyaknya kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menopang dan memberikan hikmat


kebijaksanaan selama penulis menempuh Pendidikan di Universitas
Negeri Manado

2. Prof. Dr. Deitje A. Katuuk, M.Pd ,selaku Rektor UNIMA

3. Prof. Dr. Orbanus Naharia, M.Si ,selaku Wakil Rektor I Bidang I


Akademik UNIMA

4. Prof. Dr. Sanusi Gugule, M.S ,selaku Wakil Rektor II Bidang


Administrasi umum dan keuangan UNIMA

5. Drs. Donal Matheos Ratu, M. Hum ,selaku Wakil Rektor III Bidang
Kemahasiswaan UNIMA

6. Prof. Dr. Harold R. Lumampouw , M.Pd ,selaku Dekan FIPP UNIMA

7. Dr. Tellma Monna Tiwa, M.Si ,selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik
PAGE \* MERGEFORMAT 2
FIPP UNIMA

8. Dr. Meisie L. Mangantes, M.Pd ,selaku wakil Dekan II Bidang


Administrasi Umum dan Keuangan FIPP UNIMA

9. Dr. Mersty E. Rindengan, M.Pd ,selaku wakil Dekan III Bidang


Kemahasiswaan FIPP UNIMA

10. Dr. Roos M. S Tuerah, S.Si, M.Pd ,selaku ketua jurusan Pendidikan
Dasar FIPP UNIMA

11. Margareta O. Sumilat, S.Pd, M.Pd, selaku sekertaris jurusan Pendidikan


Dasar FIPP UNIMA

12. Dr. Widdy H.F Rorimpandey ,S.TP, M.Pd , selaku Koordinator program
studi PGSD FIPPSI UNIMA

13. Prof. Moses M Wullur, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan masukan, dukungan, bimbingan dan arahan kepada saya.

14. Lucia A. M Pati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah


memberikan masukan, dukungan, bimbingan, dan arahan kepada saya.

15. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan
dan Psikologi Universitas Negeri Manado.

16. Orang tua tercinta, Papa (Recky Pangau) dan Mama (Neti Siow), yang
selalu memberikan semangat, arahan, motivasi, dukungan dan dukungan
yang tulus serta doa demi kelancaran penulisan skripsi ini.

17. Keluarga Besar SD Inpres Sondaken yang telah memberikan kesempatan


kepada penulis untuk melaksanakan Penelitian.

18. Madonna Damopolii S.Pd sebagai Guru Wali Kelas di SD Inpres


Sondaken yang selalu mendukung dan memberikan arahan kepada saya.

19. Keluarga saya yang sangat saya cintai Opa (Alm. Wellem Wengkang
Siow) dan Oma (Neng Rori) yang selalu memberikan semangat dan
motivasi. Keluarga saya (Trini Siow, Aron Siow, Intan Repi) dan adik
saya (Jonathan Pangau) yang selalu memberikan semangat, doa, motivasi
dukungan dan membantu saya dalam penyelesaian studi.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
20. Teman-teman sengkatan dan seperjuangan (angkatan 2019) khususnya
Kelas i Prodi PGSD FIPP UNIMA.

21. Teman-teman saya Rina Makahenggeng, Reka Parengkuan, Regita Pelle,


Tamara Tasik, Juniver Pesak, Yacinta Kilare, Rima Ondang dan Melan
Gani yang selalu memberikan semangat, dan dukungan untuk saya.

22. Semua pihak yang selalu membantu saya, memberikan bimbingan serta
motivasi dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa
yang membacanya dan dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang
berarti bagi pengembangan ilmu pendidikan khususnya di lingkungan Pordi
PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Manado.

Tomohon, Januari 2023

Penulis

Ranti M. V Pangau
NIM. 19105171

PAGE \* MERGEFORMAT 2
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA DI KELAS IV SD INPRES
SONDAKEN

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas IV SD Inpres Sondaken)


Ranti M. V Pangau1, Mosses M. Wullur2, Lucia A. M Pati3
1(Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar)
2
(Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar)
3
(Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar)

ABSTRAK

Hasil observasi yang dilakukan di kelas IV SD Inpres Sondaken dimana


siswa kurang dalam menerima materi yang ada, karena yang dilakukan guru
dan siswa umumnya masih menggunakan metode ceramah atau
konvensional dan masih ada siswa yang belum secara maksimal melakukan
interaksi dengan teman kelas, sehingga siswa kurang menciptakan hal-hal
baru, ide-ide baru, dan masih belum bertanggung jawab, sehingga hal ini
berdampak pada hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Gaya di SD
Inpres Sondaken dengan penerapan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian Tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD
Inpres Sondaken yang jumlahnya 9 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam
II siklus, masing-masing siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I diperoleh nilai rata – rata
yaitu 58.5 dan ketuntasan klasikal adalah 40% dimana peserta didik yang
tuntas belajar 3 siswa, dan peserta didik yang belum tuntas ada 6 siswa
peserta didik dengan memperoleh nilai dibawah KKM, sedangkan pada
siklus II hasil diperoleh nilai rata – rata 87,22 dan ketuntasan secara klasikal
adalah 100% dimana seluruh peserta didik telah mencapai nilai KKM.
Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada
Materi Gaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SD Inpres
Sondaken tahun ajaran 2022/2023.

Kata Kunci : Kontekstual, Hasil Belajar

PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PEMBIMBING...................................................................i

SURAT PERNYATAAN.......................................................................................................................ii

MOTO DAN PERSEMBAHAN..........................................................................................................iii

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................iv

ABSTRAK.............................................................................................................................................vii

DAFTAR ISI........................................................................................................................................viii

DAFTAR TABEL...................................................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................................................4

A. Landasan Teori............................................................................................................................................4
B. Model Pembelajaran....................................................................................................................................6
C. Metode Pembelajaran..................................................................................................................................6
D. Teknik Pembelajaran...................................................................................................................................7
E. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)............................................................................7
F. Komponen-Komponen Model Pembelajaran Kontekstual..........................................................................9
G. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Kontekstual................................................................11
H. Pengertian Hasil Belajar............................................................................................................................12

PAGE \* MERGEFORMAT 2
I. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam..........................................................................................................13
J. Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 1...........................................................................................................14
K. Kerangka erpikir........................................................................................................................................19
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................................20
A. Rancangan Penelitian................................................................................................................................20
B. Langkah-langkah Pembelajaran CTL........................................................................................................20
C. Lokasi Penelitian.......................................................................................................................................22
D. Subjek Penelitian.......................................................................................................................................22
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................................................22
F. Metode Analisis Data................................................................................................................................22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................................24

A. Hasil Penelitian..........................................................................................................................................24
B. Pembahasan...............................................................................................................................................27
BAB V PENUTUP................................................................................................................................30

A. Kesimpulan................................................................................................................................................30
B. Saran..........................................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................31

LAMPIRAN……………………………………………………………………………………….

PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Perolehan Nilai Post-test Siswa Siklus I……………………………..24

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I………………………….25

Tabel 4.3 Hasil Perolehan Nilai Post-test Siswa Siklus II……………………………26

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II…………………………27

PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gaya Gravitasi……………………….……………….…….15
Gambar 2.2 Gaya Gesek…………………………………………………16
Gambar 2.3 Gaya Magnet………………………………………………..17
Gambar 2.4 Gaya Listrik (kipas angin)…………………………………..18
Gambar 2.5 Gaya Otot (Tarik)……………………………………………
18
Gambar 2.6 Gaya Otot (Dorong)…………………………………………19
Gambar 3.1. Desain PTK model Kemmis dan Mc.Taggart………………
21

PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Observasi

Lampiran 2. RPP

Lampiran 3. Silabus

Lampiran 4. LKPD

Lampiran 5. Soal Post-test Siklus

Lampiran 6. Soal Post-test Siklus 2

Lampiran 7. Kunci Jawaban

Lampiran 8. Dokumentasi

PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan/atau latihan. Yang berlangsung di sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan
peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di
masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam
bentuk pendidikan formal, non formal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang
berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang
pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,
adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Menurut Wisudawati dan Sulistyowati (2015:22) “IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki
karekteristik khusus yaitu mempelajari fenomenal alam yang factual (factual), baik berupa
kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebabakibatnya”. Menurut Sukarno
(dalam Wisudawati dan Sulistyowati 2015:23) “IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini”.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan melakukan observasi,dan percobaan
yang di lakukan oleh manusia. Hasil belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku siswa dari
yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari yang tidak bisa
menjadi bisa yang diperoleh dari proses kegiatan belajar. Hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Dalam proses
pembelajaran, selama ini pencapaian hasil belajar mengalami penurunan disebabkan proses belajar
mengajar yang ada disekolah di mana peserta didik yang malas pergi ke sekolah sehingga
menyebabkan peserta didik kesulitan dalam memahami pembelajaran. Proses pembelajaran seperti
ini membuat hasil belajar siswa rendah.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 yang
menyebutkan bahwa: Salah satu prinsip penilaian dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan
adalah beracuan kriteria. Hal ini berarti bahwa penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian

PAGE \* MERGEFORMAT 2
kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, satuan pendidikan harus menetapkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap mata pelajaran sebagai dasar dalam menilai pencapaian
kompetensi peserta didik.
Pendekatan Kontekstual adalah konsep belajar dan mengajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan kehidupan nyata peserta didik sehari-hari baik di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dengan tujuan untuk menemukan makna materi
tersebut bagi kehidupannya. Belajar dalam pendekatan kontekstual tidak hanya sekedar mencatat
dan mendengarkan saja melainkan ikut berproses didalamnya secara langsung. Sehingga
diharapkan peserta didik mampu mengembangkan tidak hanya dari aspek kognitif, tetapi juga dari
aspek afektif dan psikomotor.
Berdasarkan hasil observasi di SD Inpres Sondaken Kabupaten Minahasa Selatan pada
bulan desember khususnya Materi tentang Gaya di kelas IV masih banyak didapati masalah-
masalah dalam proses pembelajaran antara lain : peserta didik malas pergi ke sekolah sehingga
menyebabkan peserta didik kesulitan dalam memahami pembelajaran, kurangnya perhatian siswa
dalam proses pembelajaran, peserta didik malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR), metode
penyampaian materi dalam pembelajaran IPA kurang bervariasi.
Rendahnya hasil belajar siswa nampak pada nilai yang ditentukan oleh guru yaitu berada di
bawah nilai rata-rata dari yang diharapkan sebesar 75% (KKM). Hal ini yang menyebabkan masih
banyak peserta didik tidak mencapai KKM “Kriteria Ketuntasan Minimal” pada mata pelajaran
IPA dikelas IV SD Inpres Sondaken. Oleh karena itu perlu di lakukan upayah untuk meningkatkan
kemampuan belajar siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching
and Learning).
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI GAYA DI KELAS IV SD INPRES SONDAKEN”

B. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada materi IPA dengan penerapan model
pembelajaran Contextual, Teaching and Learning (CTL) di kelas IV SD Inpres Sondaken?

C. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi IPA dengan penerapan model
pembelajaran Contextual, Teaching and Learning (CTL) di kelas IV SD Inpres Sondaken.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi peneliti : Menambah pengalaman dalam pembelajaran dan dalam
mengembangkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
2. Bagi guru : Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui model-model
pembelajaran dan dapat dijadikan referensi dalam pembelajaran IPA.
3. Bagi sekolah : Sebagai masukan dalam rangka meningkatkan proses belajar mengajar.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar Menurut Wittaker (1999) dalam Ahmadi dan Supriyono (2004) mengatakan
bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, menalar,
mencoba, mengkomunikasikan dan memahami sesuatu. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh
dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa.
Menurut Hilgard (1975) dalam Suryabrata (1984), belajar merupakan proses perbuatan
yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian akan menimbulkan perubahan yang
ditimbulkan oleh lainnya. Sedangkan menurut Daryanto (2009) belajar sebagai suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Maka dapat disimpulkan bahwa belajar dan pembelajaran adalah proses yang aktif,
proses yang merealisasi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, dan suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang, sebagai hasil pengalaman sendiri.

2. Belajar dan Mengajar


Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya
karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan
dalam arti belajar.
Adapun ciri-ciri kegiatan belajar adalah :
 Belajar merupakan aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang
belajar.
 Perubahan itu didapatkannya perubahan baru, yang berlaku dalam jangka waktu yang
relatif lama.
 Perubahan terjadi karena usaha.

Setiap guru seharusnya dapat belajar di depan kelas. Bahkan mengajar itu dapat
dilakukan pada sekelompok peserta didik diluar kelas atau dimana saja. Mengajar merupakan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
salah satu komponen dari kompetensi guru. Dan setiap guru harus menguasainya serta terampil
melaksanakan mengajar itu.
Adapun pembelajaran diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
terjadinya proses belajar mengajar. Menurut Smith dan Ragan (1993) dalam Rusmono (2014)
menyatakan bahwa pembelajaran merupakan aktivitas penyampaian informasi dalam
membantu siswa mencapai tujuan, khususnya tujuan belajar. Berdasarkan pengertian-
pengertian tentang pembelajaran dinyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya
untuk menciptakan suatu kondisi bagi terciptanya suatu kegiatan belajar yang memungkinkan
siswa untuk memperoleh pengalaman belajar yang memadai.

3. Strategi Belajar-mengajar
Dalam perkembangan selanjutnya strategi tidak lagi hanya seni, tetapi sudah
merupakan ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari. Dengan demikian istilah strategi yang
diterapkan dalam dunia pendidikan, khususnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu seni dan
ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah
dicapai dapat diterapkan secara efektif dan efesien.
Tujuan pengajaran itu sendiri ditetapkan dalam perencanaan pengajaran atau yang kita
kenal dengan kurikulum. Di samping tujuan pengajaran, baik dalam arti tujuan instruksional
maupun tujuan noninstruksional, kurikulum memuat isi dan pengalaman belajar yang
semuanya turut menentukan pemilihan strategi belajar mengajar.

Pendekatan
Menurut Sagala (2009) macam-macam pendekatan pembelajaran yang sudah umum dipakai
diantaranya sebagai berikut :

1) Pendekatan Konsep
Pendekatan Konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung
menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati
bagaimana konsep itu diperoleh.
2) Pendekatan Proses
Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran dengan memberi kesempatan
kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep
sebagai suatu keterampilan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
3) Pendekatan Deduktif
Pendekatan Deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke
keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan
aturan, prinsip umum diikuti dengan contoh-contoh khusus atau penerapan aturan,
prinsip umum itu kedalam keadaan khusus.
4) Pendekatan Induktif
Pendekatan Induktif adalah pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan
sejumlah keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu fakta, prinsip
atau aturan.
5) Pendekatan Ekspositori
Pendekatan Ekspositori digunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran secara utuh
atau menyeluruh, lengkap dan sistematis dengan penyampaian secara verbal.
6) Pendekatan Heuristik
Pendekatan Heuristik adalah pendekatan pengajaran yang menyajikan sejumlah data
dan siswa untuk membuat kesimpulan menggunakan data tersebut dan
implementasinya menggunakan penemuan inkuiri.

B. Model Pembelajaran
Model pembelajaran perlu dipahami oleh guru agar dapat melaksanakan pembelajaran
secara efektif dan meningkatkan hasil belajar siswa yang sesuai dengan hasil belajar yang
ditetapkan. Model pembelajaran sebagai suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Sebagaimana diungkapkan oleh Joice dan Weil (2002) dalam Isjoni, (2010)
bahwa model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan
sedemikian rupa dan dignakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran dan
memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.
Menurut Arend (2001) dalam Trianto, (2007) ada enam model pengajaran yang sering
dan praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu : presentasi, pengajaran langsung,
pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah, dan diskusi
kelas.

C. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam bentuk kegiatan nyata agar tujuan
yang telah di susun tercapai secara optimal.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Metode menunjukkan cara yang digunakan guru untuk mengarahkan siswa kepada
tujuan yang akan dicapai. Hal yang penting dalam metode adalah bahwa setiap metode
pembelajaran yang digunakan bersamaan dengan tujuan belajar yang ingin di capai (Sanjaya,
2008).

D. Teknik Pembelajaran
Teknik Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara sepsifik.
Macam-macam teknik pembelajaran berdasarkan pengembangan kecakapan kognitif
antara lain : cooperative script, example, dembate, make and match, artikulasi, think pair share,
two stray dsb.

E. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)


Menurut Blanchard (dalam Trianto, 2008 : 10) menyatakan bahwa CTL merupakan
suatu konsepsi yang membantu pendidik untuk menghubungkan konten materi ajar dengan
situasi-situasi dunia nyata dan memotivasi peserta didik untuk membuat hubungan antara
pengetahuan dan penerapannya ke dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga
negara, dan tenaga kerja. Dari penetilian yang sudah dilakukan maka peneliti memperoleh
hasil data tentang penerapan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)
sebagai obat yang sesuai dengan permasalahan yang terjadi di Sekolah. Keberhasilan
penerapan model pembelajaran CTL untuk meningkat hasil belajar siswa juga di dukung
dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti terdahulu.
Pembelajaran CTL melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu
siswa untuk mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka
hadapi. Dengan mengaitkan keduanya, para siswa melihat makna di dalam materi yang di
pelajari di sekolah. Siswa dapat menemukan makna dari materi pelajaran tersebut ketika
mereka secara aktif memilih, menyusun, mengatur, menyentuh, merencanakan, meyelidiki,
mencari informasi, dan menarik kesimpulan dari kegiatan yang mereka lakukan sendiri.
Model pembelajaran CTL memiliki sintaks yang terdiri dari 6 tahap. Menurut Julianto,
dkk (2011:77) sintaks model pembelajaran CTL yaitu: (1) Melaksanakan kegiatan inkuiri
untuk semua topik; (2) Mengembangkan sikap ingin tahu; (3) Menciptakan masyarakat belajar;
(4) Menghadirkan model; (5) Melakukan refleksi; (6) Melakukan penilaian yang sebenarnya.
Dalam proses pembelajaran terdapat tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai setiap
siswa setelah mengikuti pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil
PAGE \* MERGEFORMAT 2
belajar siswa. Menurut Abdurrahman (dalam Jihad dan Haris, 2013: 14) hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan tingkah laku. Dalam kegiatan pembelajaran, guru menetapkan tujuan belajar yang
harus dicapai siswa. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-
tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional tersebut. Benyamin S. Bloom (dalam Jufri, 2013:
59) mengelompokkan hasil belajar ke dalam tiga ranah atau domain yaitu: (1) kognitif, (2)
afektif, dan (3) psikomotorik
Pengertian kontekstual dalam Depdiknas (2013) menjabarkan kata kontekstual
(contextual) berasal dari kata context yang berarti ”hubungan, konteks, suasana dan keadaan
(konteks)” Adapun pengertian CTL menurut Tim Penulis Depdiknas adalah sebagai berikut:
Pembelajaran Konstektual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni:
konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat
belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection) dan penelitian
sebenarnya (authentic assessment).
Model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching And Learning) adalah
merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk
memahami makna materi ajar dan mengaitkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-
hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan
yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya
(Hasibuan, Idris. 2014).
Komalasari (dalam Su’Udiah. Firdaus, dkk, 2016) mendefinisikan pembelajaran
kontekstual sebagai pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari
dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, maupun warga negara. Meyer (dalam Sosiloningsih, Wahyu2016), mengatakan
karakteristik Pembelajaran CTL:
1. Menghubungkan (relating) adalah belajar dalam suatu konteks sebuah pengalaman
hidup yang nyata atau awal sebelum pengetahuan itu diperoleh siswa.
2. Mencoba (experiencing) bisa juga mereka tidak mempunyai pengalaman langsung
berkenaan dengan konsep tersebut.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
3. Mengaplikasi (applying) merupakan belajar dengan menerapkan konsep-konsep.
Kenyataannya siswa mengaplikasi konsep-konsep ketika mereka berhubungan dengan
aktivitas penyelesaian masalah yang hands-on dan proyek-proyek.
4. Bekerja sama (cooperating) bekerja sama- belajar dalam konteks saling berbagi,
merespon, dan berkomunikasi dengan siswa lainnya adalah strategi instruksional yang
utama dalam pengajaran kontekstual.
5. Proses transfer ilmu (transfering) adalah strategi mengajar yang kita definisikan sebagai
penggunaan pengetahuan dalam sebuah konteks baru atau situasi baru suatu hal yang
belum teratasi/ diselesaikan dalam kelas.
6. Penilaian autentik (authentic assesment) pembelajaran yang mengukur, memonitor, dan
menilai semua aspek hasil belajar baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu
proses pembelajaran maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas dan
perolehan belajar selama proses pembelajaran di dalam kelas ataupun di luar kelas.

F. Komponen-Komponen Model Pembelajaran Kontekstual


Pembelajaran (CTL) Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan anatara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilkinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen
pembelajaran kontekstual yakni :

1) Kontrukstivisme
Kontrukstivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu
bahwa pengetahuan di bangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya di peroleh
melalui konteks yang terbatas (sempit) bukan secara tiba-tiba.
2) Inkuiri
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual,
dimana pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh, siswa bukan hasil mengingat
seperangkat fakta-fakta tetapi hasil menemukan sendiri. Guru diharapkan merancang kegiatan
yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkan. Proses menemukan
suatu konsep yang sudah ada atau yang dikenal dengan inkuiri diwujudkan dalam bentuk
kegiatan melengkapi lembar kerja siswa.
3) Bertanya
Merupakan strategi utama pembelajaran kontekstual. Guru menggunakan pertanyaan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
untuk menuntun siswa berfikir, bukannya penjejalan berbagai informasi penting yang harus
dipelajari siswa. Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk
menganalisis dan mengeksplorasi gagasan-gagasan. Pertanyan peertanyaan spontan yang di
ajukan siswa dan digunakan untuk merangsang siswa berfikir, berdiskusi dan berspekulasi.
Sistem bertanya ini dapat diterapkan saat proses belajar berlangsung, agar peserta didik
terbiasa berfikir kreatif dan spontan.
4) Masyarakat belajar
Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja
sama dengan orang lain, sharing antar teman, antara kelompok, dan antar yang tahu dengan
yang belum tahu. Dalam masyarakat belajar terjadi proses komunikasi dua arah, dua kelompok
belajar atau lebih, yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran. Dalam kontekstual hasil
pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain, teman, antar kelompok, sumber
lain dan bukan hanya guru.
5) Pemodelan
Pemodelan merupakan proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai
contoh yang dapat ditiru oleh semua siswa. Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan
yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan para siswa nya untuk
belajar, dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswa siswinya melakukan. Pemodelan
dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar. Dalam
pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model, model dapat dirancang dengan
melibatkan siswa.
6) Refleksi
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir kebelakang
tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru
dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi
dari pengetahuan sebelumnya.
7) Penilaian autentik

Penilaian autentik adalah prosedur penilaian dalam pembelajaran kontekstual. Dengan


penilaian autentik ini siswa dinilai kemampuannya dengan berbagai cara. Tugas karya bentuk
refleksi ahir materi akhlak terpuji juga merupakan salah satu wujud penilaian autentik, karena
dalam kontekstual penilaian tidak hanya berasal dari satu sumber atau hasil tes tulis kemudian
kinerja dalam kelompok, inisiatif dalam kelas, tes ahir pertemuan, tugas rumah dan ulangan
akhir. Namun yang lebih penting penilaian dalam kontekstual ini bukan hanya didasarkan pada
PAGE \* MERGEFORMAT 2
hasil melainkan pada proses perolehan pengetahuan anak juga.

G. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Kontekstual


Adapun beberapa keunggulan dari pembelajaran kontekstual adalah :
1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan real artinya siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini
sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan
nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi
yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak mudah dimudah
dilupakan.
2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa
karena metode pembelajaran kontekstual menganut aliran kontruktivisme, dimana seorang
siswa dituntut untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis
konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”
3) Kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara
penuh, baik fisik maupun mental.
4) Kelas dalam pembelajaraan kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi,
akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan
5) Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa bukan hasil pemberian
6) Penerapan kontekstual dapat menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna
Sedangkan kelemahan dari pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah
sebagai berikut :
1) Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran kontekstual berlangsung.
2) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yang
kurang kondusif
3) Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam metode Contextual Teaching And
Learning (CTL) guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi tugas guru adalah mengelola
kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat
perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru
bukanlah sebagai instruktur atau penguasa yang memaksa kehendak melainkan guru adalah
pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri
ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi-
strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan
perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan
apa yang diterapkan semula.
Dengan mempunyai kelebihan dan kekurangaan pada pembelajaran Contextual
Teaching And Learning (CTL) sebagai guru yang baik guru harus mampu mengatasi beberapa
kelemahan pada pembelajaran Contextual Teaching And Learning sehingga guru dapat
memberikan pengalaman nyata kepada pembelajaran dan memberikan keterampilan kepada
anak dalam mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.

Solusi untuk mengantisipasi kekurangan antara lain dengan :


1) Setiap peserta didik harus mencari jawaban secara mandiri kemudian hasil pencariannya
didiskusikan dengan kelompoknya hasil pencarian individu dari kelompok dikumpulkan
sebagai bukti.
2) Pendidik memberikan pertanyaan atau melakukan tanya jawab kepada peserta didik.
3) Guru memantau jalannya diskusi sambil memberikan solusi bagi kelompok yang merasa
kesulitan.

H. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009)
mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dimyati dan Mudjiono (2006) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses
belajar.
Bloom (2006) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan
dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori,
prinsip, atau metode.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.
c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi
masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga
struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi
bagian yang telah kecil.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan
menyusun suatu program.
f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan
kriteria tertentu. Misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil
belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data
pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yang
mencakup tiga tingkatan yaitu :
a. pengetahuan (C1),
b. pemahaman (C2), dan
c. penerapan (C3).
Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah tes.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar :


Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak
terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk.
(2007) menyebutkan faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:
a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor
internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi:
faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

I. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam


A. Pengertian IPA

PAGE \* MERGEFORMAT 2
IPA merupakan cabang ilmu yang fokus kajiannya adalah alam dan proses-proses yang
ada di dalamnya (Ina Fitriyana, 2010 : 11). Pembelajaran IPA merupakan studi tentang
manusia atau studi tentang masalah-masalah bagaimana manusia mengembangkan satu
kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan sains menekankan pada pemberian secara langsung dan kegiatan praktis
untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga
dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar.
Sedangkan menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD (2006:484) bahwa: IPA
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang bersifat fakta – fakta, konsep – konsep, prinsip
– prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan
dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan ke dalam kehidupan sehari – hari.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa IPA bukan hanya sekedar teori tapi IPA
lebih menekankan proses di mana kita harus menemukan konsep dan menghubungkan dengan
pengalaman yang sudah kita alami sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.

J. Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 1


A. IPA
 Pengertian Gaya
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang menyebabkan suatu benda atau objek tertentu
mengalami perubahan gerak. Gerak adalah perpindahan posisi suatu benda.
 Pengaruh gaya terhadap benda
Adalah Untuk melakukan sebuah gaya, dibutuhkan energi atau tenaga. Sebuah benda
akan bergerak jika diberikan gaya. Gaya dapat menyebabkan benda yang diam
menjadi bergerak atau sebaliknya Bola yang diam akan bergerak jika ditendang.
Tendangan pada bola merupakan gaya yang mengenai bola tersebut.

B. Macam-macam gaya
1. Gaya Gravitasi

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Coba lempar bola ke atas! Apa yang terjadi dengan bola tersebut? Pada mulanya bola
bergerak ke atas, kemudian bola akan jatuh ke bawah. Bola yang bergerak tersebut memiliki
energi gerak. Mengapa bola tersebut akhirnya jatuh ke bawah? Bola jatuh ke bumi karena
pengaruh gaya gravitasi. Gaya gravitasi menarik semua benda ke tanah.

Gambar 2.1 Gaya Gravitasi


Jika kita menjatuhkan kelereng dan kerikil secara bersamaan, maka kedua benda ini
akan sampai di bumi secara bersamaan. Adapun kelereng dan bulu ayam yang dijatuhkan
secara bersamaan maka yang akan sampai dahulu di bumi adalah kelereng. Gerak jatuh benda
dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya gesek. Gaya gesek menahan gerakan benda. Arah
gaya gesek ke atas. Adapun gaya gravitasi arahnya ke bawah. Jadi gaya gesekan ini
memperlambat kecepatan jatuhnya benda. Luas permukaan bulu ayam lebih besar daripada
kelereng. Oleh karena itu gaya gesekan udara terhadap bulu ayam lebih besar dibandingkan
pada kelereng. Ini menyebabkan kelereng lebih dulu sampai ke bumi.
Tata surya kita tersusun atas beberapa planet dan matahari sebagai pusat orbitnya. Setiap
planet berada dalam garis edarnya mengelilingi matahari. Mengapa planet-planet tersebut
dapat mengorbit pada lintasannya masing-masing? Mengapa planet-planet tersebut tidak
bertabrakan atau jatuh ke bumi? Salah satunya adalah karena adanya gaya gravitasi yang di
alami planet-planet tersebut terhadap matahari. Dengan adanya gaya gravitasi planet-planet
tetap pada orbitnya.

2. Gaya Gesek
Pernahkah kamu melihat seorang main ski es? Mengapa saat berjalan atau berlari mereka
mudah tergelincir? Atau pernahkah kamu melihat seorang pendaki gunung es memakai sepatu
yang alasnya runcing? Adakah hubungannya dengan gaya?
Apakah kamu memiliki mobil mainan yang bertenaga baterai? Coba jalankan mobil
tersebut di atas lantai keramik yang halus. Kemudian jalankan mobil tersebut di halaman
PAGE \* MERGEFORMAT 2
dengan permukaan tanah. Perhatikan bagaimana gerakan mobil di kedua tempat berbeda
tersebut! Mobil-mobilan dapat bergerak karena mempunyai energi. Sebagai sumber energinya
adalah baterai. Gerakan mobil di lantai lebih cepat dan lebih lincah daripada di halaman
(tanah) mengapa demikian? Gaya gesek antara roda dengan lantai lebih kecil daripada gaya
gesek antara roda dengan tanah.
Hal ini dikarenakan permukaan lantai lebih halus daripada permukaan tanah. Jadi gaya
gesek dipengaruhi permukaan tempat benda bergerak. Selanjutnya gaya gesek akan
mempengaruhi gerak benda.
Gaya gesek adalah gaya yang timbul pada dua permukaan benda yang saling
bersinggungan. Dan salah satu atau benda tersebut bergerak. Lalu bagaimana kita merasakan
adanya gaya gesek? Dan kemana arah gayanya? Saat kita mendorong atau menarik meja akan
timbul bunyi.
Bunyi merupakan salah satu bentuk energi. Bunyi timbul karena gesekan kaki meja dengan
permukaan lantai. Bunyi ini menunjukkan adanya gaya gesek. Arah gaya gesek berlawanan
dengan arah gerak meja. Gesekan antara dua benda juga dapat menimbulkan energi panas.
Gaya gesek dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Besarnya gaya diperlukan untuk menarik benda di permukaan berbeda. Untuk menarik di
tempat yang permukaannya kasar memerlukan gaya lebih besar. Sebaliknya untuk menarik
benda di tempat yang permukaannya halus memerlukan gaya lebih kecil. Jadi besarnya gaya
dipengaruhi permukaan bidang sentuh. Semakin licin permukaan bidang sentuh, semakin kecil
gaya geseknya.

Gambar 2.2 Gaya Gesek

Besarnya gaya gesek juga dipengaruhi luas permukaan bidang singgung. Semakin luas
bidang singgungnya semakin besar gaya geseknya. Gaya gesek dikatakan menguntungkan jika
gaya gesek itu memang diperlukan. Misalnya gaya gesek jalan dengan roda kendaraan. Gaya
gesek ini diperlukan agar kendaraan tidak tergelincir saat melaju di jalan.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Oleh karena itu roda kendaraan dibuat bergerigi. Contoh lain gaya gesek yang
menguntungkan adalah gaya gesek sepatu sepak bola dengan lapangan. Dan gaya gesek pada
sistem rem kendaraan. Di samping menguntungkan ternyata gaya gesek juga merugikan.
Sebagai contoh gaya gesek antara onderdil mesin kendaraan. Gesekan ini juga
menimbulkan energi panas. Untuk memperkecil gaya gesek maka permukaan onderdil tersebut
dibuat lebih halus dan diberi pelumas. Cara lain mengurangi gaya gesek adalah memperkecil
luas bidang singgung. Misalnya menggunakan bantalan peluru atau bantalan gulir pada roda
sepeda.

3. Gaya Magnet

Magnet sudah dikenal manusia sejak dulu. Saat itu orang Yunani menemukan sejenis batu
yang dapat menarik benda-benda ringan yang terbuat dari logam. Daerah tersebut dinamakan
Magnesia. Oleh karena itu batu yang dapat menarik benda-benda yang terbuat dari logam
disebut magnet.

Gambar 2.3 Magnet

Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan. Benda dapat ditarik magnet berarti benda
tersebut dikenai gaya magnet. Magnet batang diletakkan di atas kertas karton. Selanjutnya
serbuk besi ditaburkan di atasnya. Serbuk besi akan membentuk suatu pola seperti arah
pergerakan. Pola itu menunjukkan garis-garis gaya magnet.
Arah garis-garis gaya magnet dari kutub magnet satu ke kutub magnet lainnya. Untuk
membedakan kedua kutub tersebut, para ilmuwan sepakat menyebutnya sebagai kutub utara
dan kutub selatan. Jadi gaya magnet terbesar terdapat pada kutub-kutub magnet.
Kutub-kutub magnet memiliki sifat-sifat seperti berikut.
1. Bila dua magnet yang kutubnya berlainan didekatkan (kutub utara dan kutub selatan) maka
kedua magnet tersebut akan saling tarik menarik.
2. Bila dua magnet yang kutubnya sama didekatkan (kutub utara dengan utara atau kutub
selatan dengan selatan) maka kedua magnet tersebut akan saling tolak menolak.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
4. Gaya Listrik
Gaya listrik dihasilkan oleh benda-benda bermuatan listrik. Contoh gaya listrik dalam
kehidupan sehari-hari yaitu menyalakan alat elektronik tenaga listrik yang dihasilkan dari gaya
listrik seperti AC, TV, kipas angin dan masih banyak lagi. kipas angin yang semula diam
menjadi bergerak karena adanya listrik. Selain itu, blender yang dapat menghaluskan buah
karena bergerak dengan adanya energi listrik.

Gambar 2.4 Kipas Angin

5. Gaya Otot
Gaya otot adalah tarikan atau dorongan terhadap suatu benda yang dihasilkan oleh otot.
Gaya otot merupakan jenis gaya yang dimiliki oleh makhluk hidup berotot seperti manusia
atau hewan. Secara umum gaya otot sangat memengaruhi gerak benda. Ini karena, gaya otot
berinteraksi pada suatu benda. Interaksi dengan gaya otot bisa membuat benda yang awalnya
diam menjadi bergerak. Misalnya seperti seseorang yang mendorong atau menarik suatu
benda, maka orang tersebut menggunakan gaya otot. Gaya otot digunakan untuk mendorong
serta menarik suatu benda.
Contoh gaya otot dalam kehidupan sehari-hari adalah kuda menarik kereta, mendorong
gerobak, bermain Tarik tambang dan orang mendorong mobil atau motor dan lain sebagainya.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Gambar 2.5 Gaya Otot (Tarik Tambang)

Gambar 2.6 Gaya Otot (Dorong Mobil)

K. Kerangka erpikir
Dalam proses pembelajaran, selama ini pencapaian hasil belajar mengalami penurunan
disebabkan oleh kurangnya perhatian siswa saat proses pembelajaran dan metode penyampaian
materi dalam pembelajaran IPA masih kurang bervariasi.

Hasil Belajar Siswa


Rendah

Penerapan Model Pembelajaran


Contextual Teaching and
Jika Learning(CTL) Untuk
Berhasil Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas IV di SD Inpres Sondaken

Lanjutkan
ke siklus II PAGE \* MERGEFORMAT 2
Jika Belum Berhasil

Hasil Belajar
Siswa Meningkat

BAB III

PENUTUP

A. Rancangan Penelitian
Karena penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas maka penelitian ini dilakukan
dengan 4 tahap (Yudhistira, 2012) yaitu:
a. Perencanaan
Guru mempersiapkan kelas sebelum memulai pembelajaran. Observer menempatkan diri di
tempat yang memungkinkan untuk memantau seluruh aktifitas siswa selama proses
pembelajaran dan tidak mempengaruhi atau menganggu jalannya proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan /Tindakan
Guru membuka pelajaran, memberikan apersepsi serta menanyakan kepada siswa
mengenai kesiapannya mengikuti pembelajaran. Selanjutnya guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan di dalam RPP. Dimana
pada siklus pertama metode pembelajaran masih menggunakan metode konvensional.
Setelah tahapan inti pembelajaran, guru memberikan tes hasil belajar kepada seluruh siswa.
c. Observasi
Guru observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. Pelaksanaan
pengamatan dilakukan selama satu jam pelajaran penuh.
d. Refleksi
Proses dan hasil pembelajaran pada prasiklus, secara umum dapat dianalisis bahwa selama
dua pertemuan pelajaran aktivitas belajar siswa belum muncul dan bervariasi, sehingga
mengakibatkan hasil belajar cenderung kurang memuaskan. Berdasarkan refleksi tersebut
guru merancang metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada
pembelajaran berikutnya, diharapkan dengan penggunaan pembelajaran Contextual
Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara umum.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
B. Langkah-langkah Pembelajaran CTL
1) Modeling
Di sini guru akan mengutarakan kompetensi dan tujuan, bimbingan dan motivasi.
Tanamkan pola pikir bahwa para siswa akan lebih memahami pelajaran dengan belajar
secara mandiri, menemukan ilmu secara mandiri, mengkonstruksi gagasan secara mandiri.
2) Inquiry
Terdiri dari pengidentifikasian, analisis, observasi, hipotesis. Lakukan aktivitas
inquiry untuk berbagai teori dan konsep.
3) Questioning
Langkah ini mencakup mengarahkan, eksplorasi, menuntun, evaluasi, inquiry dan
generalisasi. Tanamkan karakter ingin tahu pada pembelajar dengan bertanya.
4) Learning community
Cakupan pada bagian ini adalah belajar kelompok/grup, siswa diminta untuk
bekerja sama, melaksanakan berbagai aktivitas dan penelitian.
5) Constructivisme
Terdiri dari membuat pengertian secara mandiri, tesis-sintesis, konstruksi teori dan
pemahaman.
6) Reflection
Pada bagian ini siswa diminta untuk mengulas dan merangkum materi pada sesi
akhir pertemuan.
7) Authentic Assessment
Ini merupakan proses akhir pembelajaran di mana siswa dinilai dan menilai secara
objektif agar siswa bisa mewujudkan kompetensi yang telah disampaikan pada awal sesi.

Gambar 3.1. Desain PTK model Kemmis dan Mc.Taggart

PAGE \* MERGEFORMAT 2
C. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Inpres Sondaken, Kec. Tatapaan, Kab.
Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.

D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Inpres Sondaken tahun ajaran 2021/2022 yang
jumlahnya 9 peserta didik terdiri dari 5 siswa perempuan dan 4 siswa laki-laki.

E. Teknik Pengumpulan Data


Jenis data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah data kuantitatif dan data kualititatif.
Teknik pengumpulan untuk data kuantitatif diambil dari hasil pekerjaan siswa dalam
mengerjakan soal tes (evaluasi) pada siklus 1 dan 2. Sedangkan teknik untuk mengumpulkan
data kualitatif dilakukan dengan lembar observasi dari setiap siklus sebagai evaluasi untuk
siklus selanjutnya.

F. Metode Analisis Data


1. Analisis data kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil test setelah dilakukan tindakan, baik pada siklus 1
dan siklus 2, dan dianalisis dengan mengunakan ketuntasan belajar berdasarkan kurikulum
K13.
a. Analisis data hasil Observasi
Rumusan yang digunakan untuk menghitung presentase ketuntasan belajar siswa
berdasarkan indikator kinerja adalah :

x 100%

Keterangan :

p = Hasil belajar / ketuntasan belajar siswa secara klasikal


f = Jumlah siswa yang belajar tuntas secara individual
n = Jumlah siswa secara keseluruhan
PAGE \* MERGEFORMAT 2
(Arikunto, 2011)

2. Analisis data kualitatif


Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi yang telah diisi oleh observer yang
menjadi kekurangan dalam siklus 1 menjadi evaluasi untuk melaksanakan siklus 2. Yang
menjadi observer dalam penelitian ini adalah guru kelas IV SD Inpres Sondaken.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Dari perhitungan hasil evaluasi berupa Post-test siklus I belajar siswa dari 9 siswa,
yang tuntas dalam proses pembelajaran dari jumlah siswa yaitu untuk mengetahui pemahaman
dan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran Contextual Teaching
And Learning.
Hasil Post-test dapat dilihat pada Tabel 4.1 hasil post-test siklus I berikut ini :
Tabel 4.1 Hasil Perolehan Nilai Post-test Siswa Siklus I
No Nama Nilai Nilai KKM Keterangan
1. Misilidia Ruata 80 75 Tuntas
2. Patrisiya Tangkuman 82 75 Tuntas
3. Marvel Kumayas 50 75 Tidak Tuntas
4. Andre Sili 40 75 Tidak Tuntas
5. Angelo Karwur 80 75 Tuntas
6. Sasa Kamalaheng 50 75 Tidak Tuntas
7. Fitra Rori 50 75 Tidak Tuntas
8. Asda Waraba 40 75 Tidak Tuntas
9. Mouriska Pananggung 45 75 Tidak Tuntas
Jumlah Skor 527 Tuntas = 3
Rata-Rata 58,5 Tidak Tutas = 6

Dari hasil tes siklus I, peningkatan hasil belajar siswa belum mencapai target. Nilai yang
diperoleh siswa sebagai hasil belajar sebagai berikut :
1. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 82
2. Nilai terendah siswa adalah 40
3. Siswa yang memperoleh nilai < 75 ada 6 siswa
4. Siswa yang memperoleh nilai > 75 ada 3 siswa

Dari hasil di atas, rumus yang digunakan untuk menghitung presentase pencapaian secara
klasikal adalah :

PAGE \* MERGEFORMAT 2
x 100%
x 100%
= 33,3
Dimana p = hasil belajar/ketuntasan belajar siswa secara klasikal
f = jumlah siswa yang tuntas secara individu
n = jumlah peserta secara keseluruhan

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I


Jumlah Peserta Didik Presentase Keterangan

3 40 % Tuntas
6 60 % Tidak Tuntas
9 100 %

Berdasarkan kedua Tabel 4.1 dan Tabel 4.2, hasil pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus I, dari 9
siswa yang mengikuti evaluasi akhir pelaksanaan siklus hanya 3 orang yang mendapat nilai diatas 75
(standar KKM 75) sedangkan 6 siswa lainnya belum berhasil mencapai ketuntasan belajar sehingga
klasikalnya hanya 40, Ketidakberhasilan ini disebabkan oleh karena guru belum dapat menerapkan
langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning yang sudah dirancang dan guru belum mampu menguasai kelas dalam proses pembelajaran
berlangsung. Keberhasilan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I hanya mencapai 40%. Hal ini
disebabkan masih ada siswa yang hanya bermain disaat proses pembelajaran, sehingga tugas yang
diberikan tidak dikerjakan dan diselesaikan dengan serius. Melihat hasil evaluasi Tindakan Penelitian
Siklus I belum mendapat hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, penilaian ini dilanjutkan pada tahap
selanjutnya melalui kegiatan pembelajaran siklus II.

2. Siklus II
Pada hasil evaluasi (Post-test) siklus II, dengan menggunakan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) . Melihat hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus I belum mencapai
ketuntasan secara klasikal, dan nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas IV masih dibawah 70, maka
penelitian ini masih dilanjutkan ke siklus II. Persentase pencapaian evaluasi hasil belajar (Post-Test)
siswa yang diperoleh pada siklus II berdasarkan hasil rekapitulasi adalah sebesar 100% atau 9 siswa

PAGE \* MERGEFORMAT 2
semua tuntas belajar secara klasikal.
Data hasil belajar siswa dan rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada
Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 berikut ini :

Berikut merupakan hasil dari Post-Test Siklus II.


Tabel 4.3 Hasil Perolehan Nilai Post-test Siswa Siklus II
No Nama Nilai Nilai KKM Keterangan
1. Misilidia Ruata 90 75 Tuntas
2. Patrisiya Tangkuman 92 75 Tuntas
3. Marvel Kumayas 89 75 Tuntas
4. Andre Sili 80 75 Tuntas
5. Angelo Karwur 93 75 Tuntas
6. Sasa Kamalaheng 86 75 Tuntas
7. Fitra Rori 80 75 Tuntas
8. Asda Waraba 90 75 Tuntas
9. Mouriska Pananggung 85 75 Tuntas
Jumlah Skor 785
Rata-Rata 87,2 Tidak Tutas = 0

Nilai yang diperoleh siswa sebagai hasil belajar sebagai berikut:


1. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 93
2. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 80

3. Siswa yang hasil belajarnya di atas 75 adalah 9

Dari hasil diatas , rumus yang digunakan untuk menghitung presentase


pencapaian secara klasikal adalah sebagai berikut :

x 100%
x 100%
= 100
Dimana p = hasil belajar/ketuntasa belajar siswa secara
klasikal f = Jumlah siswa yang tuntas secara individu
n = Jumlah peserta secara keseluruhan.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Jumlah Peserta Didik Persentase Keterangan
Tabel 4.4
9 100% Tuntas
Rekapitulasi Hasil
0 0% Tidak Tuntas
Belajar Peserta Didik
9 100%
Siklus II

Berdasarkan kedua Tabel 4.3 dan 4.4, hasil pelaksanaan Tindakan penelitian
Siklus II, dari 9 siswa yang mengikuti evaluasi akhir pada Siklus II semuanya
mencapai KKM, dapat dikatakan bahwa proses penelitian tindakan kelas pada Siklus
II telah berhasil dimana standar meningkat dari 40% menjadi 100% yang berarti telah
mencapai ketuntasan belajar selanjutnya.
Pada siklus II ini peneliti sudah melaksanakan upaya-upaya untuk
memperbaiki proses pembelajaran pada siklus II. Hasil belajar kognitif siswa pada
siklus II ini mengalami peningkatan melebihi target yang ditentukan yaitu mencapai
persentase ketuntasan 100%.

B. Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian maka dapat dikatakan hasil evaluasi belajar
peserta didik pada siklus I sesuai dengan Tabel 4.1 (hal ) dan Tabel 4.2 (hal. )
diperoleh nilai rata – rata yaitu 58,5 dan ketuntasan klasikal adalah 40% dimana
peserta didik yang tuntas belajar 3 siswa peserta didik dengan memperoleh nilai
sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) ≥ 75 atau diatas rata – rata KKM
dan peserta didik yang belum tuntas ada 6 siswa peserta didik dengan memperoleh
nilai dibawah KKM ≤ 75.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa hasil belajar
peserta didik belum mencapai hasil yang memuaskan dan belum mencapai
ketuntasan secara klasikal, karena masih banyak peserta didik yang belum tuntas baik
secara individual maupun klasikal.
Hasil penelitian Tok (2016) juga menunjukkan bahwa bahwa siswa
menghadapi lebih banyak kesulitan dalam mempelajari sejarah karena materi yang
telalu banyak, metode pengajaran yang masih konvensional, penggunaan bahan ajar
yang tidak memadai dan kurangnya umpan balik setelah ujian. Dari hasil penelitian
Ermawati Lia (2018), berpendapat bahwa pembelajaran yang sagat umum diterapkan
guru adalah pembelajaran konvensional yang lebih bersifat teacher-centered dan
PAGE \* MERGEFORMAT 2
transmisif dimana guru mentransfer konsep- konsep secara langsung kepada siswa,
sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima. Hal ini disebabkan karena peserta
didik sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang konvensional dan masih
beluum aktif secara keseluruhan sehingga harus menyesuaikan dengan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan
dari kurikulum yang saat ini, yakni kurikulum 2013 dimana proses pembelajaran
menginginkan siswa harus terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Melihat hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus I belum mencapai hasil
yang memuaskan dan belum mencapai ketuntasan secara klasikal, dan nilai rata-rata
hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres Sondaken masih dibawah 75. Oleh karena itu,
penilaian ini dilanjutkan pada tahap selanjutnya melalui kegiatan pembelajaran siklus
II. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I, peneliti bersama guru wali kelas
melakukan refleksi. Refleksi dilakukan guna perbaikan perencanaan dan pelaksanaan
siklus II. Pada siklus II diupayakan mengurangi faktor yang menimbulkan masalah
pada siklus sebelumnya dengan melibatkan masukkan dari observer kemudian
diupayakan solusi atau jalan keluar untuk memperbaiki jalan siklus selanjutnya.
Berdasarkan data hasil evaluasi belajar siswa pada siklus II sesuai dengan
tabel 4.3 dan tabel 4.4 diperoleh nilai rata – rata 87,2 dan ketuntasan secara klasikal
adalah 100% dimana seluruh peserta didik telah mencapai nilai KKM ≥75.
Berdasarkan data hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa penerapan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa terhadap materi Gaya.
Hasil belajar kognitif siswa pada siklus II ini mengalami peningkatan
melebihi target yang ditentukan yaitu mencapai persentase ketuntasan 100%. Pada
ranah hasil belajar yang dilakukan oleh observer juga mengalami peningkatan.
Pembagian kelompok yang dilakukan oleh peneliti ternyata memberikan dampak
positif yang cukup besar untuk siswa.
Berdasarkan deskripsi data dan analisis komparasi, terjadi peningkatan
partisipasi belajar pada setiap tahapnya. Peneliti mengharapkan dengan
diterapkannya pembelajaran Contextual Teaching and Learning adanya peningkatan
partisipasi siswa, dimana siswa akan mencapai target minimum yang telah di
tetapkan yaitu 75 atau masuk dalam kategori baik.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Dimyati

PAGE \* MERGEFORMAT 2
dan Mudjiono (2015) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
tindak mengajar yang dimana dengan adanya hasil belajar merupakan akibat
terjadinya suatu interaksi antara guru dan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran. Sanjaya (2008) juga mengemukakan bahwa siswa yang belajar
menggunakan pembelajaran kooperatif akan memiliki partisipasi tingggi sehingga
menghasilkan peningkatan kemampuan akademik dan kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa
dengan penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning mampu
membuat peserta didik aktif dalam proses belajar mengajar sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Penerapan Model
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA khususnya materi Gaya
pada siswa Kelas IV SD Inpres Sondaken

B. Saran
1. Kepada Guru, tidak semua materi cocok diajarkan dengan pembelajaran atau
metode yang sama. Maka perlu adanya pemilihan metode pembelajaran atau
model pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran lebih menarik
serta membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Bagi sekolah, hendaknya dapat meningkatkan peran aktif serta dapat


memberikan fasilitas media pembelajaran yang memadai sehingga tujuan dari
proses pembelajaran bisa tercapai.

3. Bagi siswa, lebih aktif serta meningkatkan keinginan untuk belajar, baik
secara individual maupun kelompok.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dan Supriyono, 2004.Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta


Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: AV
Publisher

Depdiknas, Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual, (Jakarta:Direktorat Sekolah


Lanjutan Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah: 2003)
Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Meningkatkan kecerdasan antar Peserta
didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Idrus Hasibuan, 2014. Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)
Logaritma Vol. II, No. 01 Januari 2014.
Julianto dkk. 2011. Teori dan Implementasi Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surabaya:
Unesa University Press.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran SAINS. Bandung: Penerbit Pustaka Reka
Cipta.
Rusmono. 2014. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu.
Bogor: Ghalia.

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Sahri

Sanjaya, W. 2008. Strategi pembelajaran berorientasi standar prosespendidikan.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Su’ Udin Firdaus, dkk. 2016. Pengembangan Buku Teks Tematik Berbasis Kontekstual.
Jurnal Pendidikan EISSN: 2502- 471X: Teori, Penelitian, dan Pengembangan
Volume: 1 Nomor: 9 September 2016 Halaman: 1744-1748.

Susiloningsih Wahyu. Model Pembelajaran Ctl (Contextual Teaching And Learning)


Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pgsd Pada Matakuliah Konsep
IPS Dasar.,Jurnal Pedagogia ISSN 2089 -3833 Volume. 5, No. 1, Februari 2016.

Sudjana, Nana, 2009. Mendefinisikan Hasil Belajar Siswa, bumi aksara : Jakarta

Sugihartono, dan kawan-kawan. (2007), Faktor-faktor yang Menpeganruhi Hasil


Belajar. Bumi aksara: Jakarta
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran iInovatif berorientasi kontruktivistik.
Suryabrata Sumadi, 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Prestasi Pustaka: Jakarta.
Trianto.2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.

Tok, B. R. (2016). Learning problems in history subject among the secondary


school-students of papum-pare district of Arunach Pradesh. IRA
PAGE \* MERGEFORMAT 2
International Journal of Education and Multidisciplinary Studies, 5(2),
133–139.

Ermawati, Lia. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Three Stheep Interview


dengan Strategi Concept Learning terhadap pemahaman konsep siswa.
Vol 15 No.1 https://scholar.google.co.id/scholar?
q=Pengaruh+Model+Pembelajaran+
Three+Step+Interview+dengan+Strategi+Concept+Learning+terhadap+p
emahaman+konsep+siswa&hl=en&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart
Diakses pada tanggal 22 Oktober 2021

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sanjaya, W. 2008. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
LAMPIRAN – LAMPIRAN

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Lampiran 1
Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa Pada Siklus I

DILAKUKAN
No ASPEK YANG DIAMATI Kurang Cukup Baik
1 2 3
1. Kegiatan awal

 Siswa menanggapi apersepsi serta tujuan
pembelajaran.
2. Konstruktivisme

 Siswa menggali pengetahuan awal
mengenai materi pembelajaran.
 Siswa mengungkapkan fakta-fakta
tentang suatu permasalahan. √
3. Inquiri (Menemukan Sendiri)
 Siswa belajar menggunakan ketrampilan

berpikir kritis sehingga bisa menemukan
jawaban.
 Siswa bisa merumuskan masalah,
mengamati, menganalisis dan √
mengkomunikasikan.
4. Question (Bertanya)
 Siswa menciptakan situasi yang dapat

memudahkan munculnya pertanyaan
terhadap suatu permasalahan
5. Learning Community (Masyarakat Belajar)
 Siswa saling bekerja sama dengan teman

tanpa merasa segan, malu untuk bertanya
 siswa memiliki pengetahuan, pengalaman
atau keterampilan yang berbeda yang √
perlu di pelajari.
6. Modeling (Pemodelan)
 Siswa menampilkan pembelajaran yang

PAGE \* MERGEFORMAT 2
bisa dilihat, dirasa dan ditiru oleh siswa.

 Siswa mendatangkan model dari luar atau
siswa yang dianggap mampu dalam kelas
sebagai model pembelajaran

7. Reflection (Refleksi)
 Siswa merespon terhadap kejadian,

aktivitas atau pengetahuan yang baru
diterima.
 Siswa mengakhiri proses pembelajaran
untuk setiap pertemuan. √
8. Tahap Authentic Assesment (Penilaian yang
sebenarnya)
 Siswa mengetahui dan memastikan
bahwa telah mengalami proses

pembelajaran yang benar.
 Siswa mengambil Tindakan yang tepat
agar siswa dapat menguasai kompetensi √
yang telah ditetapkan
 Siswa menarik kesimpulan pembelajaran
dengan bimbingan guru. √
Jumlah Skor 6 18 0
Total Skor 24
Kriteria Kurang
Kategori Penilaian ;
15-25 = Kurang
26-35 = Cukup
36-45 = Baik
Jadi hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I masih termasuk dalam kategori kurang dengan skor
total 24 dan perlu di tingkatkan lagi.
Guru Wali Kelas 4

Madona C. Damopolii, S.Pd


NIP.

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada siklus II


PAGE \* MERGEFORMAT 2
DILAKUKAN
NO ASPEK YANG DIAMATI Kurang Cukup Baik
1 2 3
2. Kegiatan awal

 Siswa menanggapi apersepsi serta tujuan
pembelajaran.
3. Konstruktivisme

 Siswa menggali pengetahuan awal
mengenai materi pembelajaran.
 Siswa mengungkapkan fakta-fakta
tentang suatu permasalahan.

4. Inquiri (Menemukan Sendiri)
 Siswa belajar menggunakan ketrampilan
berpikir kritis sehingga bisa menemukan

jawaban.
 Siswa bisa merumuskan masalah,
mengamati, menganalisis dan √
mengkomunikasikan.
5. Question (Bertanya)
 Siswa menciptakan situasi yang dapat

memudahkan munculnya pertanyaan
terhadap suatu permasalahan
6. Learning Community (Masyarakat Belajar)
 Siswa saling bekerja sama dengan teman

tanpa merasa segan, malu untuk bertanya
 siswa memiliki pengetahuan, pengalaman
atau keterampilan yang berbeda yang √
perlu di pelajari.
7. Modeling (Pemodelan)
 Siswa menampilkan pembelajaran yang
bisa dilihat, dirasa dan ditiru oleh siswa.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
 Siswa mendatangkan model dari luar atau

siswa yang dianggap mampu dalam kelas

sebagai model pembelajaran

8. Reflection (Refleksi)
 Siswa merespon terhadap kejadian,
aktivitas atau pengetahuan yang baru √
diterima.
 Siswa mengakhiri proses pembelajaran

untuk setiap pertemuan.
9. Tahap Authentic Assesment (Penilaian yang
sebenarnya)
 Siswa mengetahui dan memastikan

bahwa telah mengalami proses
pembelajaran yang benar.
 Siswa mengambil Tindakan yang tepat
agar siswa dapat menguasai kompetensi √
yang telah ditetapkan
 Siswa menarik kesimpulan pembelajaran √
dengan bimbingan guru.

Jumlah Skor 0 10 30
Total Skor 40
Kriteria Baik
Kategori Penilaian ;
15-25 = Kurang
26-35 = Cukup
36-45 = Baik
Jadi hasil observasi kegiatan siswa pada siklus II telah mengalami peningkatan dengan skor total 40
dan sudah masuk dalam kategori baik.

Guru Wali Kelas 4

Madona C. Damopolii, S.Pd


NIP.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SD Inpres Sondaken


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : IV/Genap
Materi Pokok : Gaya
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung ajwab, santun, peduli dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, benda- benda yang
dijumpainya dirumah dan sekolah.
KI4 : Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Muatan
No Kompetensi Dasar Indikator
Pelajaran
1 IPA 3.4 Menghubungkan gaya 1. Menganalisis pengaruh gaya
dengan gerak pada terhadap gerak (C4)
peristiwa lingkungan 2. Mengkatagorikan gaya dorong
sekitar. dan gaya tarik (C4)
4.4 Menyajikan hasil percobaan Mendemonstrasikan gaya otot
tentang hubungan antara dengan dorongan dan tarikan
gaya dan gerak.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan berdiskusi tentang perbedaan gaya dan gerak, peserta didik dapat menganalisis jenis
gaya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dengan berdiskusi tentang perbedaan gaya dan gerak, peserta didik dapat mengkatagorikan
gaya dorong dan gaya tarik dengan benar.
3. Dengan mendorong dan menarik meja, peserta didik dapat mendemonstrasikan jenis-jenis
gaya dengan baik.

D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian gaya dan gerak
2. Jenis-jenis gaya

E. Metode Pembelajaran
 Metode : Tanya Jawab, Diskusi, Percobaan
 Model : Contextual Teaching and Learning (CTL)

F. Media, Alat dan Sumber Belajar


1. Media
 Slide PPT
2. Alat
 Ruang kelas
 Pintu kelas
 Jendela kelas
 Kursi
 Kertas
 Bola
 Kelereng
 Tali
 Magnet
 Sepeda motor
 Buku Tematik
3. Sumber Belajar

PAGE \* MERGEFORMAT 2
 Gambar terkait materi gaya
 Lingkungan sekolah
 Internet

A. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan I
1. Pendahuluan
 Guru membagikan peserta didik kedalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari
tiga orang.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dan guru
menanamkan pola pikir bahwa siswa akan belajar secara mandiri.
2. Kegiatan Inti
 Guru meminta peserta didik untuk mengamati d a n m e n g i d e n t i f i k a s i
g a mbar macam-macam gaya dalam kehidupan sehari-hari.
 Guru menjelaskan pengertian dan hubungan antara gaya dengan gerak serta
macam-macam gaya (magnet, listrik, gravitasi, gesek dan otot).
 Guru membimbing peserta didik melakukan percobaan di lingkungan sekolah
sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh guru terkait macam- macam gaya
dalam kehidupan sehari-hari. Dan apa saja contoh gaya dalam kehidupan sehari-
hari.
 Peserta didik bekerjasama dalam kelompoknya membuktikan adanya pengaruh
gaya terhadap benda dari beberapa bahan yang sudah dibagikan seperti:
- Menggerakkan benda diam
- Menghentikan benda bergerak
 Peserta didik bekerjasama dalam kelompok menyusun hasil laporan kegiatan
mendemonstrasikan gaya berdasarkan perintah yang terdapat pada LKPD
 Perwakilan masing-masing kelompok menyampaikan hasil kerja kelompoknya.
 Siswa diminta untuk menarik kesimpulan atau mencari makna pembelajaran secara
mandiri.
3. Kegiatan Penutup
 Guru bersama peserta didik memberikan kesimpulan dan siswa diminta untuk
mengulas atau merangkum kembali terkait materi yang telah dipelajari.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Pertemuan II
1. Pendahuluan
 Guru membagikan peserta didik kedalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari
tiga orang.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dan guru
menanamkan pola pikir bahwa siswa akan belajar secara mandiri.
2. Kegiatan Inti
 Guru meminta peserta didik untuk mengamati d a n m e n g i d e n t i f i k a s i
g a mbar macam-macam gaya dalam kehidupan sehari-hari.
 Guru menjelaskan pengertian dan hubungan antara gaya dengan gerak serta
macam-macam gaya (magnet, listrik, gravitasi, gesek dan otot).
 Guru membimbing peserta didik melakukan percobaan di lingkungan sekolah
sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh guru terkait macam- macam gaya
dalam kehidupan sehari-hari. Dan apa saja contoh gaya dalam kehidupan sehari-
hari.
 Peserta didik bekerjasama dalam kelompoknya membuktikan adanya pengaruh
gaya terhadap benda dari beberapa bahan yang sudah dibagikan seperti:
- Menggerakkan benda diam
- Menghentikan benda bergerak
 Peserta didik bekerjasama dalam kelompok menyusun hasil laporan kegiatan
mendemonstrasikan gaya berdasarkan perintah yang terdapat pada LKPD
 Perwakilan masing-masing kelompok menyampaikan hasil kerja kelompoknya.
 Siswa diminta untuk menarik kesimpulan atau mencari makna pembelajaran secara
mandiri.
3. Kegiatan Penutup
 Guru bersama peserta didik memberikan kesimpulan dan siswa diminta untuk
mengulas atau merangkum kembali terkait materi yang telah dipelajari.

B. Penilaian Hasil Pembelajaran


 Penilaian Sikap: Observasi, penilaian diri.
 Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis dan penugasan
PAGE \* MERGEFORMAT 2
 Penilaian Keterampilan: Diskusi presentasi

Tomohon, November 2022

Guru Wali Kelas Mahasiswa

Madona C Damopolii, S.Pd Ranti M. V Pangau


NIP. NIM. 19105171

Mengetahui
Kepala Sekolah SD Inpres Sondaken

Sjiane Ratu, M.Pd


NIP.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Lampiran 3
SILABUS
Satuan Pendidikan : SD INPRES SONDAKEN
Mata Pelajaran : IPA
Kelas : IV (Empat)
Semester : Genap
Standar Kompetensi : Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung ajwab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan
guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati (mendengar, melihat membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, benda- benda yang dijumpainya dirumah dan sekolah.
KI 4 : Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa
yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi Sumber/Alat


Indikator Penilaian
Dasar Pokok Pembelajaran Waktu /Bahan
7.1 Menyimpulkan Percobaan Siswa melakukan 7.1.1 Menyimpulka Jenis penilaian 2 x 35 Sumber :
hasil percobaan gaya percobaan dengan n hasil percobaan - Non tes menit Tim Bina
bahwa gaya dapat bimbingan guru, bahwa gaya dapat (Unjuk Karya Guru.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
dorongan dan mengubah kemudian menyebabkan Kerja) 2010.
tarikan gerak mengamati benda diam - Tes lisan Sience: for
benda hasilnya, menjawab menjadi bergerak. - Tes Elementary
pertanyaan diskusi, 7.1.2 Menyimpulka tertulis Svhool Year
dan membuat n hasil percobaan IV Semester
kesimpulan. bahwa gaya dapat Bentuk 2. Esis.
menyebabkan penilaian : Jakarta.
benda bergerak - Lembar Alat dan
menjadi diam. observasi bahan :
7.1.3 Menyimpulka - Daftar Bola, tali,
n hasil percobaan pertanyaan kelereng.
bahwa gaya dapat
- Pilihan
menyebabkan
jamak
benda bergerak
- Essay
berubah arah.
7.1.4 Menyimpulka
n hasil percobaan
bahwa gaya dapat
menyebabkan
benda bergerak
menjadi makin
cepat.
7.1.5 Menyimpulka
n hasil percobaan
bahwa gaya dapat

PAGE \* MERGEFORMAT 2
menyebabkan
benda bergerak
menjadi makin
lambat.
7.2 Menyimpulkan Percobaan Siswa melakukan 7.2.1 Menentukan Jenis Penilaian 2 x 35 Sumber :
hasil percobaan gaya percobaan dengan posisi benda di air - Non tes menit Tim Bina
bahwa gaya dapat bimbingan guru, akibat adanya gaya (unjuk Karya Guru,
(Dorongan dan mengubah kemudian dorong ke atas oleh air. kerja) 2010.
Tarikan) dapat bentuk mengamati hasilnya, 7.2.2 Menyimpulkan - Tes lisan Science:for
mengubah benda. menjawab hasil percobaan bahwa - Tes Elementary
bentuk suatu pertanyaan diskusi, gaya dapat mengubah tertulis School Year
benda. dan membuat bentuk benda. IV Semester
kesimpulan. Bentuk 2. Esis.

penilaian : Jakarta.

- Lembar
observasi Alat dan
Bahan :
- Daftar
Pensil,
pertanyaan
penghapus,
- Pilihan
kertas, peniti.
jamak
- Essay

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Lampiran 4
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
Siklus I Pertemuan 1
Materi Gaya dan Gerak

Nama Kelompok : ……………


1. ………………………………
2. ………………………………
3. ………………………………

Kompetensi dasar : 3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa lingkungan sekitar.
4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dan gerak.
Tujuan pembelajaran :
1. Dengan berdiskusi tentang perbedaan gaya dan gerak, peserta didik dapat Menganalisis gaya dan gerak
dengan benar.
2. Dengan berdiskusi tentang perbedaan gaya dan gerak, peserta didik dapat mengkatagorikan gaya dorong dan
gaya tarik dengan benar.
3. Dengan mendorong dan menarik meja, peserta didik dapat mempraktikkan gaya dorongan dan tarikan dengan
baik.

1. Jelaskan yang dimaksud dengan gaya dan gerak !


……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Apa yang terjadi ketika benda diberikan gaya !
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Sebutkan macam-macam gaya !
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Sebutkan 3 contoh gaya tarik !
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Sebutkan 3 contoh gata dorong!
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
PAGE \* MERGEFORMAT 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
Siklus I Pertemuan 2
Materi Gaya dan Gerak
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu menyebutkan dan membedakan macam-macam gaya

SOAL !

1. Apa yang menyebabkan mobil pada gambar di


samping dapat bergerak ?

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Jawaban :

2. Apa yang menyebabkan lampu dapat menyala ?


Jawaban :

3. Apa yang menyebabkan jarum menempel pada


batang magnet ?
Jawaban :

4. Apa yang menyebabkan buah jatuh dari pohon ?


Jawaban :

5. Apa yang menyebabkan kursi mudah dipindahkan ?


Jawaban :

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD)
Siklus II Pertemuan 1
Materi Gaya dan Gerak
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu menganalisis pengertian gaya berdasarkan gambar dan
mengelompokkan gaya berdasarkan gambar.
Nama Kelompok : ……………
1. ………………………………
2. ………………………………
3. ………………………………
5.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Petunjuk mengerjakan :
1. Amatilah beberapa gambar ilustrasi dibawah ini !
2. Analisislah pengertian gaya berdasarkan gambar tersebut dan kelompokkan macam-macam
gaya berdasarkan gambar tersebut!
3. Tulislah jawabanmu pada kolom dibawah ini!

Pengertian Gaya :
---------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------

NO Jenis Gaya Contoh


1.
2.
3.
4.
5.
6.

“Selamat Mengerjakan”

PAGE \* MERGEFORMAT 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
Siklus II Pertemuan 2
Materi Gaya dan Gerak

Nama kelompok :
1. ………………………………
2. ………………………………
3. ………………………………

Kompetensi dasar : 3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak


pada peristiwa lingkungan sekitar.
4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang
hubungan antara gaya dan gerak.
Tujuan pembelajaran :
1. Dengan berdiskusi tentang perbedaan gaya dan gerak, peserta
didik dapat Menganalisis gaya dan gerak dengan benar.
2. Dengan berdiskusi tentang perbedaan gaya dan gerak, peserta
didik dapat mengkatagorikan gaya dorong dan gaya tarik
dengan benar.
3. Dengan mendorong danPAGE menarik\*meja,
MERGEFORMAT 2
peserta didik dapat
mempraktikkan gaya dorongan dan tarikan dengan baik.
Agar kamu lebih memahami lagi mengenai gaya dorong dan gaya tarik, lakukanlah percobaan
berikut !

Langkah kegiatan :
1. Letakkan meja di tempat yang cukup luas.
2. Doronglah meja tersebut kemudian amati yang terjadi pada meja itu.
3. Tariklah meja tersebut kemudian amati yang terjadi pada meja itu.

Diskusikanlah hasil percobaanmu dengan menjawab pertanyaan-


pertanyaan berikut.
1. Apa yang terjadi pada meja saat didorong dan ditarik !
2. Ke mana arah meja saat didorong dan ditarik !
3. Sebutkanlah gaya yang terjadi pada percobaan diatas !
4. Tuliskan contoh lain dari kegiatan mendorong dan menarik dalam
kehidupan sehari- hari !

Lampiran 5
Soal Post-Test Siklus I
A. Pilihan Ganda
1. Gaya dapat diartikan juga sebagai …
a. Tabrakan atau benturan
b. Percikan atau tekanan
c. Lemasan atau lenturan
d. Dorongan atau tarikan
G. Peristiwa pada gambar di bawah ini menunjukkan adanya gaya …

PAGE \* MERGEFORMAT 2
a. Gaya pegas
b. Gaya gravitasi
c. Gaya gesek
d. Gaya otot
H. Randy menendang bola hingga bola itu bersarang di gawang lawan. Berhentinya bola yang sedang
bergerak karena adanya …
a. Gaya pegas
b. Gaya gravitasi
c. Gaya gesek
d. Gaya otot
I. Perhatikan gambar berikut!

Jenis gaya yang digunakan pada gambar tersebut adalah …


a. Gravitasi
b. Dorong
c. Otot
d. Gerak
J. Peristiwa yang berhubungan dengan gaya adalah ….
a. Ade menonton pertandingan sepak bola
b. Neni melihat bola menggelinding
c. Iwan menggeser meja

PAGE \* MERGEFORMAT 2
d. Dian menyaksikan pertandingan bulutangkis
K. Bola basket yang dilempar ke dalam ke keranjang dan kembali jatuh ke bawah disebabkan gaya
….
a. Gaya otot
b. Gaya dorong
c. Gaya gravitasi
d. Gaya gesek
L. Perhatikan gambar berikut!

Air di bagian permukaan daun lama-kelamaan akan bergerak ke bawah kemudian jatuh ke
tanah. Gaya yang bekerja pada air tersebut adalah …
a. Gaya gravitasi
b. Gaya listrik
c. Gaya gesek
d. Gaya magnet
M. Contoh gaya gesek adalah antara ….
a. Ban mobil dan jalan raya
b. Kipas angin dan tembok
c. Buah kelapa jatuh dan tanah
d. Dua magnet yang berdekatan
N. Anak panah yang dilepaskan dari busurnya termasuk contoh gaya ….
a. Gaya magnet
b. Gaya gravitasi
c. Gaya gesek
d. Gaya pegas
O. Dua kutub magnet yang sama jika didekatkan akan ….
a. Saling menolak

PAGE \* MERGEFORMAT 2
b. Saling mendekat
c. Saling terkait
d. Saling menempel

B. Essay
1. Apakah yang dimaksud dengan gaya?
2. Jelaskan macam-macam gaya yang Anda ketahui!
3. Bagaimana gaya gesek dapat terjadi?

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Lampiran 6
Soal Post-Test Siklus II
A. Pilihan Ganda
1. Semua bentuk tarikan atau dorongan dalam IPA disebut ....
a. Daya
b. Gaya
c. Aksi
d. Reaksi
2. Lemari akan bergeser bila didorong. Hal ini menunjukan gaya
mempengaruhi ...
a. Bentuk benda
b. Gerak benda
c. Wujud benda
d. Warna benda
3. Pada saat kamu melempar batu, maka gaya yang kamu berikan ke
batu berbentuk ...
a. Tarikan
b. Tolakan
c. Dorongan
d. Pegas
4. Kelereng yang menggelinding akan berhenti karena adanya gaya ...
a. Gesek
b. Pegas
c. Otot
d. Magnet
5. Contoh olahraga yang memanfaatkan gaya tarik adalah ...
a. Tarik tambang
b. Sepak bola
c. Basket
d. Lari
6. Kereta kuda dapat bergerak karena adanya gaya ...
a. Tarik
b. Dorong
c. Magnet
d. Pegas
7. Menutup pintu dari dalam rumah ruangan membeutuhkan gaya yang
berupa ...
a. Dorongan
b. Tarikan
c. Tolakan
d. Lemparan
8. Ketika kita bermain bola, apabila bola yang kita lempar ke atas maka
bola akan kembali lagi ke bawah. Hal ini adanya terjadi gaya ...
a. Gravitasi bumi

PAGE \* MERGEFORMAT 2
b. Gesek
c. Pegas
d. Gaya dorongan
9. Di bawah ini yang merupakan bahwa gaya dapat mempengaruhi
gerak sebuah benda adalah ...
a. Meja didorong
b. Bola dilempar maka akan bergelinding
c. Bermain kelereng
d. Jawaban a, b dan c benar
10. Contoh gaya dapat mengubah arah benda adalah ...
a. Menyetir mobil
b. Melempar buah
c. Membuat kue
d. Menanak nasi

B. ESSAI

1. Apakah gaya selalu dapat mengubah bentuk benda?


2. Tulislah tiga akibat adanya gaya terhadap benda yang bergerak...
3. Gaya dalam ilmu pengetahuan alam dapat diartikan sebagai...
4. Meja yang didorong oleh satu orang bergerak lebih .... dari pada meja yang
didorong oleh dua orang.
5. Buah dapat jatuh ke tanah karena adanya gaya ...

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Lampiran 7
Kunci Jawaban
Soal Post-Test Siklus I
 Objektif
1. D
2. B
3. C
4. C
5. C
6. C
7. A
8. A
9. D
10. A
 Essai

1. Gaya adalah tarikan atau dorongan yang menyebabkan sebuah


benda atau objek tertentu mengalami perubahan gerak.

2. Macam-macam gaya :

- Gaya gravitasi adalah gaya Tarik bumi

- Gaya gesek adalah gaya yang terjadi akibat adanya


dua permukaan yang saling bersinggungan

- Gaya magnet adalah gaya yang menarik semua benda


yang terbuat dari logam

- Gaya listrik adalah semua benda akan bergerak jika


ada aliran listrik

- Gaya otot adalah gaya tarikan atau dorongan yang


memerlukan energi atau otot.

3. Gaya gesek akan terjadi jika ada dua permukaan yang saling
bersinggungan.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Kunci Jawaban
Post-test Siklus II
 Objektif
1. B
2. B
3. C
4. A
5. A
6. A
7. A
8. A
9. D
10. B

 Essai
1. Ya, karena gaya dapat mempengaruhi arah gerak suatu
benda diam menjadi bergerak, gaya dapat
menyebabkan perubahan bentuk benda.

2. Meja yang didorong, melempar bola dan bermain


kelereng.

3. Sebagai tarikan atau dorongan.

4. Pelan

5. Gaya gravitasi bumi.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Lampiran 8

Dokumentasi Penelitian

PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Anda mungkin juga menyukai