Oleh
DESINTA
A 411 16 076
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana
Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Unniversitas Tadulako
Nama : Desinta
Menyetujui,
Mengetahui,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia Ujian Skripsi Progran Studi Strata Satu (S1) Universitas Tadulako,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Tadulako, menerima
dan mengesahkan Skripsi dengan judul “Pengaruh Kegiatan Fingger Painting
Terhadap Kreativitas Anak di Kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani
Kecamatan Palu Timur Kota Palu” yang telah dipertanggungjawabkan oleh
mahasiswa, atas nama : Desinta, Nomor Stambuk : A 411 16 076, pada hari
Jumat, tanggal 19 Juni tahun 2020, maka atas nama Panitia Ujian Skripsi Strata
Satu (SI) menerima dan mengesahkan :
PANITIA UJIAN
Mengetahui,
Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendiidkan
Universitas Tadulako
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACK
v
UCAPAN TERIMAH KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Terima kasih yang tak terhingga peneliti ucapkan kepada oarng tua,
Bapak Piter dan Ibu Aseni yang telah membesarkan peneliti denga penuh cinta,
kasih sayang serta selalu memberikan dukungan doa, moral maupun materi
ucapkan kepada Ibu Besse Nirmala, S.Pd, M.Pd yang merupakan dosen wali
peneliti, dengan penuh kesabaran selama proses penyusunan skripsi ini. Kiranya
vi
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari
kerja sama dan bantuan dari semua pihak, maka pada kesempatan ini peneliti
telah memberikan bantuan dan motivasi bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi
ini, untuk itu dengan segala kerendahan hati yang tulus peneliti menyampaikan
4. Abdul Kamarudin, S.Pd, M.Ed, Ph, D Wakil Dekan Bidang Umum dan
6. Dr. Nurhayati, S. Ag, Pd.I, Dan Dr. Hj. Durrotunnisa, S.Ag, M.Si, Sebagai
Tadulako
Universitas Tadulako.
8. Drs. I Putu Suwika, M.Si, Sebagai Penguji Utama yang selalu member
vii
9. Seluru bapak dan ibu staf Dosen Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan
Tadulako.
10. Seluruh Staf Pengelola Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
11. Ibu Musliha BT Dariseh, S.Pd selaku kepala sekolah TK Mantikulore Lasoani
Kecamatan Palu Timur Kota Palu. Yang telah memberikan izin kepada
peneliti untuk melakukan penelitian, serta rekan guru yang telah banyak
12. Seluruh keluarga besar yang telah memberi dukungan dan bantuan, baik
Husni, serta teman-teman yang lain yang tidak sempat penulis satu persatu.
peneliti.
Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang
viii
Akhirnya peneliti berharap dengan selesainya skripsi ini dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukan dan bila ada
besarnya. Peneliti berdoa semoga semua pihak yang telah membantu dalam proses
dari awal hingga akhir penelitian ini selalu diberkati oleh Tuhan.
DESINTA
A 411 16 076
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
1.4.2 Manfaat Praktis
1.5 Batasan Istilah
x
2.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas
2.3.4 Manfaat Kreativitas
2.4 Hakekat Finger Painting
2.4.1 Pengertian Finger Painting
2.4.2 Manfaat Kegiatan Finger Painting
2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Kegiatan Finger Painting
2.4.4 Alat dan Bahan Finger Painting
2.5 Kerangka Pemikiran
2.6 Hipotesis Penelitian
xi
4.2 Data Hasil Wawancara
4.3 Pembahasan
4.3.1 Kegiatan finger painting
4.3.2 Pengembangan Kreativitas Kelancaran Berfikir (Fluency of
thinking)55
4.3.3 Aspek Kerincian Pikiran (Elaboration of thinking)
4.3.4 Keaslian Berpikir (Originality of thinking)
4.4 Hubungan Kreativitas dan Kegiatan Finger Painting
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kelancaran Berpikir (Fluency Of Thinking) 41
Tabel 4.2 Kerincian berpikir (Elaboration of thinking) 42
Tabel 4.3 Keaslian Berpikir (Originality of thingking) 42
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Sebelum Perlakuan 43
Tabel 4.5 Kelancaran Berfikir (Fluency Of Thinking) 45
Tabel 4.6 Kerincian berpikir (Elaboration of thinking) 45
Tabel 4.7 Keaslian Berpikir (Originality of thinking) 46
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Sesudah Perlakuan 46
Tabel 4.9 Tests of Normalitas 49
Tabel 4.10 Paired Samples Statistik 49
Tabel 4.11 Paired Samples Correlasi 50
Tabel 4.12 Paired Samples Test 51
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
karena itu, setiap warga negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan,
baik jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah,
mendidik dan mempersiapkan anak bangsa menjadi generasi penerus yang cerdas
baik secara fisik maupun psikis, memiliki kedewasaan dan mampu bersaing.
Disamping, itu pendidikan juga berperan dalam membentuk karakter dan moral
para anak. Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran kepada anak agar
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
mulia, serta keterampilan yang perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Dengan pertumbuhan kecerdasan dan potensi diri maka setiap anak bisa memiliki
ilmu dan rohani, kepribadian yang baik, mandiri dan menjadi anggota masyarakat
1 pasal 1 ayat (14) menyatakan bahwa “ Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai
mengembangkan potensi dasar peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Anak usia dini merupakan anak yang berusia 0 – 6 tahun atau sering
disebut dengan usia emas (golden age). Pada usia ini anak mengalami
perkembangan yang sangat pesat, anak sangat mudah menyerap informasi yang
ada di sekitarnya, sehingga apa yang guru ajarkan akan mempengaruhi tumbuh
kembang anak selanjutnya. Pemilihan metode pembelajaran, alat APE, yang tepat
dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan solusi yang unik terhadap
masalah-masalah yang dihadapi. Sit, Masganti dkk (2016:1). Oleh karena itu
perlunya untuk mengembangkan kreativitas anak sejak dini agar anak memiliki
3
suatu masalah, serta dapat meningkatkan kualitas hidup anak dimasa depan.
anak. Contohnya dalam hal menciptakan suatu produk baru atau yang beragam.
Misalnya pada saat kegiatan mewarnai gambar, dari keseluruhan anak, hanya
beberapa anak yang mewarnai gambar tanpa bertanya dengan guru warna apa
yang akan digunakan dalam mewarnai setiap gambar yang ada, anak belum
mampu menceritakan gambar yang anak warnai, anak hanya mewarnai seadanya
saja tanpa ada inisiatif untuk memperindahnya. Seorang anak yang kreatif akan
mencoba sesuatu yang baru atau memodifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi
sesuatu yang unik. Selain itu, anak juga dapat bercerita pada guru tentang bentuk
yang telah anak buat. Sementara anak yang lain dalam hal mewarnai gambar
masih sering bertanya tentang warna apa yang akan anak gunakan, misalnya
dalam mewarnai daun. Hal ini bisa terjadi di karenakan kegiatan yang dilakukan
oleh guru belum efisien dan efektif untuk mengembangkan kreativitas anak.
Adapula metode atau model pembelajaran yang kurang variatif, media, sumber
belajar, APE, maupun sarana prasarana yang kurang memadai. Berdasarkan hal
Kegiatan finger painting adalah jenis kegiatan melukis yang dilakukan secara
langsung menggunakan jari-jari tangan dalam kegiatan finger painting tidak ada
aturan baku yang harus dipelajari sehingga anak bisa bebas berkreasi. Selain
4
Kegiatan finger painting juga dapat mengasah kreativitas anak melalui permainan
warna. Secara tidak langsung mereka akan belajar mengenai kombinasi warna-
warna primer yang menghasilkan warna yang berbeda sebagai turunannya. Oleh
karena itu, peneliti memutuskan untuk uji coba kegiatan finger painting atau
Mantikulore Lasoani?
Lasoani?
Setiap kegiatan tentunya memiliki tujuan yang akan hendak di capai. Oleh
karena itu, berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan penelitian ini
yaitu:
mempunyi manfaat dalam bidang pendidikan, baik secara langsung maupun tidak
ide atau gagasan untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam
painting
2. Untuk guru, yaitu dapat dijadikan contoh dalam proses pembelajaran dan
dapat menjadikan guru lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan suasana
kreativitas anak melalui hasil karya anak dari pembelajaran yang telah
dilakukan
4. Untuk peneliti lain, yaitu dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam
diteliti
6
gagasan ataupun hasil karya yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru
warna menggunakan jari atau telapak tangan secara bebas di atas media datar
sehingga menghasilkan lukisan yang unik dan orisinil. Alat dan bahan yang
Sulawesi Tengah. Latar belakang penelitian ini adalah kreativitas anak belum
kegiatan finger painting. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
orang peserta didik, terdiri dari 7 orang anak laki-laki, dan 9 orang anak
presentase.
melukis bentuk gambar, ada 4 anak (25%) kategori Berkembang Sangat Baik
(25%) kategori Mulai Berkembang (MB), dan 1 anak (6,25%) kateori Belum
Harapan (BSH), 5 anak (31,25%) kategori Mulai Berkembang (MB), dan 1 anak
8
ada 5 anak (31,25%) dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), 7 anak
Mulai Berkembang (MB), dan 1 anak (6,25%) kategori (BB). Dengan demikian,
Sulawesi Tengah.
permasalahan yang sama mengenai kreativitas dan solusi yang digunakan pun
kreativitas anak, sedangkan perbedaannya yaitu pada subjek dan lokasi penelitian.
Berkembang (MB), dan tidak ada anak dalam kategori Belum Berkambang (BB).
Aspek kreativitas anak membuat karya mozaik, ada 5 anak (33,33) dalam kategori
Berkembang Sesuai Harapan (BSH)), ada 6 anak (40%) dalam kategori Mulai
Berkembang (MB), dan tidak ada anak dalam kategori Belum Berkembang (BB).
Aspek kreativitas anak membaut corak mozaik, terdapat 5 anak (33,33%) dalam
kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 6 anak (40%) dalam kategori
Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 4 anak (26,66%) dalam kategori Mulai
Berkembang (MB) dan tidak ada anak dalam kategori Belum Berkembang (BB).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kegiatan mozaik dan
permasalahan yang sama dan tehnik pengumpulan data yang sama. Sedangkan
perbedaan penelitian ini dengan peneliti yaitu terdapat pada kegiatan yang
painting.
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh usaha dan
tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan,
pengasuhan, dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan
anak.
kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang
khusus sesuai dengan tingkat pertimbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini
merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang.
Menurut Sujiono, (2009:7) “anak usia dini adalah anak yang baru lahir
sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam
pembentukan karakter dan kepribadian anak”. Usia dini merupakan salah satu
anak usia dini merupakan anak yang berusia sejak lahir sampai 6 tahun yang
11
berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dan
kepribadian anak.
1) Landasan Yuridis
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Pada UU No. 20 tahun 2003 pasal 1
butir 14 disebutkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
bakatnya.
2) Landasan Filosofis
anak usia dini. Hakikat anak ini dimaksudkan bahwa masa usia dini merupakan
12
masa yang sangat tepat untuk menanamkan pendidikan kepadanya sebab, pada
saat itu seorang anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa
(the golden ages). Oleh karenanya, segala bentuk pembelajaran yang dilakukan
harus mengarah pada pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini tersebut.
3) Landasan Psikologis
4) Landasan Keilmuan
pentingnya pendidikan anak usia dini didasarkan pada penemuan para ahli tentang
anak usia dini, yaitu psikologis, fisiologi, ilmu pendidikan anak (pedagogi),
5) Landasan Empiris
bahwa banyak anak usia dini yang belum dapat terlayani dengan baik dalam hal
ini sunggu disayangkan, padahal anak-anak merupakan masa yang tepat untuk
6) Landasan sosiologis
13
Salah satu upaya pendidikan anak usia dini ialah mempersipkan anak-anak
maupun masyarakat lebih luas? Semua dapat diproleh melalui pendidikan sejak
anak usia dini adalah landasan yuridis, landasan filosofis, landasan psikologis,
pendidikan anak usia dini di Indonesia memiliki peranan yang penting dalam
memacu peningkatan angka partisipasi anak usia dini yang mungkin layanan
pendidikan anak usia dini. Lembaga PAUD ini tersebar diberbagai lingkungan
sampai enam tahun dan atau enam sampai delapan tahun, baik yang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Disebut bahwa setiap
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini memiliki ciri khusus sesuai dengan
14
3) PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk TK, RA atau bentuk lain yang
sederajat.
4) PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk KB, TPA atau bentuk lain
yang sederajat.
anak usia dini merupakan suatu lembaga yang memberikan layanan pengasuhan,
pendidikan dan pengembangan bagi anak lahir sampai enam tahun dan atau enam
pemerintah.
Jenis satuan pendidikan bagi anak usia dini merupakan lembaga PAUD
yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia lahir sampai 6 tahun.
Menurut Sujiono (2009:22-27), terdapat berbagai lembaga PAUD yang selama ini
pendidikan anak usia dini yaitu 1. Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul
Alfhal (RA), 2. Kelompok Bermain (KB), 3. Taman Penitipan Anak (TPA), 4. Pos
anak usia dini adalah sesuai dengan fungsi pendidikan nasional yaitu
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,
16
berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman orang tua dan guru serta pihak-
pihak yang terkait dengan pendidikan dan perkembangan anak usia dini. Secara
khusus tujuan yang ingin dicapai menurut Sujiono (2009:42) adalah 1) dapat
dapat memahami perkembangan kreativitas anak usia dini dan usaha-usaha yang
kaitannya dengan perkembangan anak usia dini, 4) dapat memahami arti bermain
Tujuan pendidikan anak usia dini secara umum menurut Sujiono (2009:42-
43) adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan
untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara khusus
indra).
17
Selain itu tujuan pendidikan anak usia dini menurut Sujiono (2009:43)
adalah:
(akademik) disekolah.
anak.
pendidikan anak usia dini adalah untuk untuk mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman orang tua dan guru serta pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan
potensi yang dimiliki anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat
pendidikan yang berkualitas dan menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki karakter serta peradaban bangsa yang
bermartabat
menurut Sujiono, (2009:90-94), beberapa akan dipaparkan pada bagian berikut ini
diantaranya:
pembelajaran anak usia dini meliputi: 1) anak sebagai pembelajar aktif, 2) anak
sendiri, 4 anak berpikir melalui benda kongkrit, dan 5) anak belajar dari
lingkungan.
kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Menurut KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) kreativitas berasal dari kata kreatif yang berarti
sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru”. Dengan kata lain, terdapat dua
dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, yang belum ada
sebelumnya.
“kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni, atau dalam
baru”.
akan muncul pada diri seseorang yang memiliki motivasi, rasa ingin tahu, dan
21
solusi yang baru dan berguna untuk memecahkan masalah dan tantangan yang
sebuah hasil dari berpikir kreatif baik berupa gagasan atau produk yang cenderung
berbeda pada umumnya baik yang bersifat baru atau yang sudah ada sebelumnya
menjadi sebuah konsep baru serta berguna untuk pemecahan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
dimensi yang memberi ciri-ciri keunggulan bagi pertumbuhan anak usia dini yang
gagasan.
pemecahan masalah.
terperinci.
22
keaslian berfikir dan kerincian berfikit. 2) aspek gagasan, aspek sikap, dan aspek
karya.
1) Faktor internal individu, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang
dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada
bukan karena kritik dan pujian dari orang lain. walaupun demikian individu
tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain, 4)
kreativititas yaitu:
antar anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki dituntut untuk lebih
2) Urutan kelahiran, anak sulung, anak tengah, dan anak bungsu akan berbeda
dariada anak yang lahir pertama. Hal ini terjadi karena biasanya anak sulung
lebih ditekan untuk lebih enyesuiakan diri oleh aturan orang tua sehingga
4) Tingkat pendikan orang tua, anak yang orang tuanya berpendidikan tinggi
kreativitasnnya.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang
dapat mempengaruhi kreativitas anak usia dini yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dalam diri anak, misalnya
intelegensi. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar
didalam jiwa seorang anak yang kreatif memiliki nilai-nilai kreativitas yaitu :
anak rasa puas yang lebih besar daripada menciptakan sesuatu sendiri,
26
apakah itu berbentuk rumah, yang dibuat dari kursi yang dibalik dan
ditutupi selimut atau gambar seekor anjing. Dan tidak ada yang lebih
mengurangi harga dirinya daripada kritik atau ejekan terhadap kreasi itu
2) Menjadi kreatif penting bagi anak kecil untuk menambah bumbu dalam
yang berarti bagi mereka dan dipandang baik oleh orang yang berarti
teknologi baru dari anggota masyarakatnya, untuk mencapai hal itu, perlulah sikap
dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini, agar anak didik kelak tidak hanya menjadi
Kreativitas perlu dipupuk sejak dini dalam diri peserta didik agar:
1) Karena dengan berkreasi orang dapat perwujudan diri/ aktualisasi, dimana hal
ini merupakan kebutuhan pokok pada tingkat ketujuh dari delapan kebutuhan
pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam
3) Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi
menciptakan sesuatu yang bermakna, yaitu para seniman, ilmuwan, dan ahli
penemu, ternyata faktor kepuasan ini amat berperan bahkan lebih dari
usia dini agar kelak mereka dapat menciptakan suatu hal yang baru dikemudian
hari, baik itu berupa produk dalam bentuk gagasan yang dapat diterapkan untuk
28
(bubur warna) secara langsung dengan jari tangan secara bebas di atas bidang
gambar. Batasan jari disni adalah semua jari tangan, telapak tangan, sampai
bahwa:
dengan jari membantu anak untuk mengekplorasi dalam membuat tanda di atas
diatas bidang datar atau kertas. Melalui kegiatan ini anak dapat merasakan
mereka.
Setiap kegiatan yang akan dilakukan tentunya memiliki tujuan yang akan
dicapai serta manfaat bagi anak usia dini. Kegiatan finger painting memiliki
banyak tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh atau dirasakan oleh anak usia
dini. Suparman mengemukakan bahwa melukis dengan jari atau finger painting
memiliki manfaat bagi anak usia dini diantaranya; melatih otot-otot tangan atau
perasaan terhadap gerak tangan dan perasaan keindahan. Sit, dkk ( 2006:172).
1) Dapat melatih motorik halus pada anak yang melibatkan gerak otototot kecil
2) Mengenal konsep warna primer (merah, kuning, biru). Dari warnawarna yang
koordinasi otot dan mata dan melatih kecakapan, mengkombinasikan warna dan
anak.
dengan kegiatan finger painting ini. Adapun kelebihan dan kekurangan kegiatan
Disamping itu kegiatan finger painting juga mengajarkan konsep warna dan
2) Kekurangan yaitu, bermain kotor dan terkadang anak merasa jijik dan geli
karena kanji yang digunakan sebagai media lengket pada jari-jemari anak.
untuk media pasir anak harus dikontrol jangan sampai pasir masuk kemata
anak.
terkadang anak merasa jijik dengan bubur warna yang melengket pada jari-jari
anak.
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan finger painting untuk
anak usia dini haruslah aman tidak berbahaya bagi anak sehingga dalam
32
Menurut Rachmawati, dan Euis (2011 : 3. 17), mengemukakan bahwa alat dan
bahan yang digunakan untuk kegiatan finger painting yaitu, tepung kanji, tepung
terigu, serbuk pewarna, air, serta kertas gambar”. Pendapat serupa diungkapkan
digunakan untuk bermain finger painting yakni plastik untuk alas, kertas putih,
Euis (2010:84),
3) Cara membuat bahan untuk finger painting yaitu : Tepung kanji dan tepung
terigu diaduk sampai rata. Masukan air aduk sampai rata sehingga adonan
diaduk terus hingga adonan mengental seperti lem. Setelah itu angkat dan
dinginkan. Setelah dingin guru dapat membantu anak untuk membagi adonan
situasi, kertas ini dapat pula berbentuk binatang dinosaurus yang besar)
kegiatan yang akan dilakukan dan jelaskan satu persatu tentang alat dan bahan
yang digunakan dalam kegiatan. Guru juga dapat memberikan pola atau batasan
garis pada kertas untuk anak menggambar agar anak dapat mengggambar tidak
bahwa masih kurang hal ini disebabkan karena media atau kegiatan yang
digunakan kurang efektif untuk mengembangkan kreativits anak. Oleh karena itu
Lasoani kecamatan Palu Timur Kota Palu. Kegiatan bermain finger painting yang
lingkungan sekitar ataupun media yang telah disediakan oleh guru sebelumnya.
Anak membuat lukisan jari bedasarkan ide yang dimiliki, anak dibebaskan untuk
seperti belajar menggerakan jari jemari menggunakan cat warna, belajar mengenai
Masih kurangnya
Observasi awal di kreativitas anak di
kelompok B1 TK kelompok B1 TK
Mantikulore Lasoani Mantikulore Lasoani
2.2.2 H
34
B1 TK Mantikulore Lasoani.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian
sifat penelitian eksperimental, yaitu mencoba suatu untuk pengaruh atau akibat
dari perlakuan serta untuk mengetahui pengaruh sebelum diberikan perlakuan dan
yaitu dari Sugiyono (2009 : 66) yaitu pre-test dan post-test atau sebelum dan
sesudah diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
perlakuan. Oleh karena itu, peneliti mengadaptasi desain penelitian dari Sugiyono
Keterangan :
O1 = Sebelum perlakuan
X = Perlakuan
O2 = Sesudah perlakuam
36
yang beralamat di Jl. Bulumasomba No. 05 Palu Kel. Lasoani, Sulawesi Tengah.
hasil observasi awal yang dilakukan peneliti menemukan masalah terkait tingkat
Desember 2019 sampai pada tanggal 11 Januari 2020, setelah melakukan seminar
Lasoani yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 9 orang anak perempuan dan 6
Jenis data yang digunakan adalah data deskriptif yang bersumber dari
lembar observasi aktivitas guru dan anak pada saat pembelajaran berlangsung
1) Data primer
Mantikulore Lasoani
2) Data Sekunder
dari layanan internet mengenai buku-buku tentang PAUD maupun buku tentang
kegiatan finger painting dan buku tentang kreativitas, serta berbagai rujukan
dengan masalah yang diteliti, agar dapat mengungkapkan fakta yang terjadi
dilapangan.
sedang berlangsung.
38
untuk memudahkan peneliti dalam mengambil dan mengolah data serta melihat
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: lembar pengamatan
peneliti.
Analisis data dalam penelitian ini merupakan dalam proses penelitian yang
mendapatkan data kualitatif dari lembar observasi. Teknik analisis data yang
yang telah ditetapkan, jika kreativitas sangat tinggi maka diberikan kategori
sangat (ST) tinggi atau skor 4, jika kreativitas anak tinggi maka diberi kategori
tinggi (T) atau skor 3, sedangkan, anak yang memiliki tingkat kretivitas sedang
diberi kategori sedang (S) atau skor 2 dan tingkat kreativitas anak yang masih
Sesuai uraian di atas, untuk tabel distribusi frekuensi dan persentase serta
Kategori Skor
Sangat Tinggi (ST) 4
Tinggi (T) 3
Sedang (S) 2
Rendah (R) 1
diperoleh dari lapangan, berupa kegiatan finger painting dan kreativitas anak.
(%), yaitu:
f
P= X 100 %
N
Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi hasil observasi
N = Jumlah frekueinsi keseluruhan
Hipotesis (H1) yang diuji dalam penelitian ini adalah setelah diberikan
layanan kegiatan finger painting, kemampuan kreativitas anak tidak lebih baik
hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan statistik uji t dengan rumus sebagai
| x1− x2|
t=
√ ∑ d2
berikut: , (Suharsimi Arikunto, 2002:244)
N (n−1)
Keterangan :
t : Uji t
x1 : Rata-rata skor pilihan peserta didik sebelum diberikan kegiatan finger
40
painting
x2 : Rata-rata skor pilihan peserta didik sesudah diberikan kegiatan finger
painting
∑d 2
: Jumlah deviasi kuadrat selisi dari nilai pilihan peserta didik
sebelum dan
sesudah diberikan layanan kegiatan Finger Painting
N : Jumlah siswa.
Rumus diatas untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan oleh peneliti
thitung dikonsultasikan dengan nilai ttabel pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05%)
apabila t hitung ≤ t tabel maka hipotesis nol(H ¿¿ 0)¿ ditolak atau jika t hitung ≥ t tabel
1) Tahap Persiapan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: menentukan
3) Tahap Akhir. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengelolaan dan
proposal.
41
BAB IV
dikelas ini adalah Ibu Sutrisna. Penilitian ini dilakukan selama empat minggu
mulai pada tanggal 02 Desember 2019 sampai dengan tanggal 11 Januari 2020
dengan jumlah 15 anak yang menjadi subjek penelitian. Dengan tujuan untuk
perlakuan, disajikan pada tabel dibawah ini berdasarkan aspek yang diamati,
sebagai berikut:
penelitian, terdapat 1 anak atau (6.66%) yang masuk dalam kategori sangat tinggi
(ST), 4 anak atau (26.66%) yang masuk dalam kategori tinggi (T) , 6 anak atau
(40%) yang masuk dalam kategori sedang (S) dan 4 anak atau (26.66%) yang
masuk dalam kategori rendah (T) dalam aspek kelancaran berfikir (fluency of
thinking).
penelitian, terdapat 1 anak atau (6,67%) yang masuk dalam kategori sangat tinggi
(ST), 2 anak atau (13.33%) yang masuk dalam kategori tinggi (T) , 7 anak atau
(46.66%) yang masuk dalam kategori sedang (S), dan 5 anak atau (33,33%) yang
masuk dalam kategori rendah (R) dalam aspek kerincian berpikir (elaboration of
thinking).
Berdasarkan tabel 4.3, diketahui dari 15 orang anak yang menjadi subyek
penelitian, terdapat 1 anak atau (6.66%) kategori sangat tinggi (ST), 1 anak atau
44
(6.66%) termasuk dalam kategori tinggi (T), 6 anak atau (40 %) yang termasuk
dalam kategori sedang (S), dan 7 anak atau (46.66%) yang masuk dalam kategori
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, diketahui dari 15 anak yang menjadi subyek
of thinking), terdapat 1 anak atau (6.66%) yang masuk dalam kategori sangat
tinggi (ST), 4 anak atau (26.66%) yang masuk dalam kategori tinggi (T) , 6 anak
atau (40%) yang masuk dalam kategori sedang (S) dan 4 anak atau (26.66%)
yang masuk dalam kategori rendah (T). Dan untuk aspek kerincian berpikir
kategori sangat tinggi (ST), 2 anak atau (13.33%) yang masuk dalam kategori
tinggi (T) , 7 anak atau (46.66%) yang masuk dalam kategori sedang (S), dan 5
anak atau (33,33%) yang masuk dalam kategori rendah (R). Serta untuk aspek
sangat tinggi (ST), 1 anak atau (6.66%) termasuk dalam kategori tinggi (T), 6 atau
45
anak (40%) yang termasuk dalam kategori sedang (S), dan 7 anak atau (46.66%)
presentase kategori sangat tinggi (ST) hanya mencapai 6.66%, presentase untuk
kategori tinggi (T) mencapai 15,55%, kategori sedang (S) mencapai 42.22% dan
anak dalam bentuk histogram pada tiga aspek yang telah diamati dari hasil
perlakuan
yang dijadikan subjek penelitian, untuk kategori sangat tinggi (ST) ditandai
dengan diagram warna biru dari semua aspek yang diamati, mulai dari aspek
46
warna kuning adalah kategori tinggi (T), lalu diagram warna ungu adalah kategori
sedang (S), dan terakhir diagram warna merah adalah kategori rendah (R).
Berdasarkan hasil dari histogram gambar 4.1, pada ketiga aspek yang telah
diamati, terlihat bahwa diagram warna merah atau kategori rendah (R) dan ungu
atau kategori sedang (S) terlihat sangat menonjol, serta warna biru kategori sangat
tinggi (ST) dan warna kuning atau kategori tinggi (T) tidak terlalu menonjol.
penelitian, terdapat 7 anak atau (46.66%) yang masuk dalam kategori sangat
tinggi (ST), 5 anak atau (33.33%) yang masuk dalam kategori tinggi (T), 2 anak
atau (13,33%) masuk dalam kategori sedang (S), dan terdapat 1 anak (6,66%)
masuk dalam kategori rendah (R), dalam aspek kelancaran berfikir (fluency of
thinking).
Berdasarkan tabel 4.6 data yang berhasil dikumpulkan dari 15 orang anak
yang menjadi subyek penelitian terdapat 6 anak atau (40%) masuk dalam kategori
sangat tinggi (ST), 6 anak atau (40%) masuk dalam kategori tinggi (T), 2 anak
atau (13.33%) masuk dalam kategori sedang (S), dan 1 anak atau (6,66%) yang
masuk dalam kategori rendah (R) dalam aspek kerincian berpikir (elaboration of
thinking).
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui dari 15 orang anak yang menjadi subjek
penelitian terdapat 5 anak atau (33.33%) masuk dalam kategori sangat tinggi (ST),
4 anak atau (26.66%) masuk dalam kategori tinggi (T), 5 anak atau ( 33.33%)
masuk dalam kategori sedang (S), dan 1 anak atau (6,66%) yang masuk dalam
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dari 15 orang anak yang menjadi subjek
thinking). terdapat 7 anak atau (46.66%) yang masuk dalam kategori sangat
tinggi (ST), 5 anak atau (33.33%) yang masuk dalam kategori tinggi (T), 2 anak
atau (13,33%) masuk dalam kategori sedang (S), dan terdapat 1 anak (6,66%)
masuk dalam kategori rendah (R). Dan dalam aspek kerincian berpikir
(elaboration of thinking) terdapat 6 anak atau (40%) masuk dalam kategori sangat
tinggi (ST), 6 anak atau (40%) masuk dalam kategori tinggi (T), 2 anak atau
(13.33%) masuk dalam kategori sedang (S), dan 1 anak atau (6,66%) yang masuk
dalam kategori rendah (R) Serta dalam aspek keaslian berpikir (originality of
thinking) terdapat 5 anak atau (33.33%) masuk dalam kategori sangat tinggi (ST),
4 anak atau (26.66%) masuk dalam kategori tinggi (T), 5 anak atau ( 33.33%)
masuk dalam kategori sedang (S), dan 1 anak atau (6,66%) yang masuk dalam
untuk kategori tinggi (T) mencapai 33.33%, kategori sedang (S) mencapai 19.99%
Agama anak sesudah diberikan perlakuan berupa Kegiatan Bernyanyi, dalam tiga
perlakuan
Berdasarkan hasil dari histogram gambar 4.2, pada ketiga aspek yang telah
diamati, terlihat bahwa diagram warna biru kategori sangat tinggi (ST) dan warna
kuning atau kategori tinggi (T) terlihat sangat menonjol sedangkan warna merah
atau kategori rendah (R) dan ungu atau kategori sedang (S) terlihat tidak terlalu
sebaliknya.
50
Saeful dan Bahrudin (2014, 133) menyatakan bahwa uji normalitas dilakukan
untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data yang nantinya hal ini
menjadi penting untuk diketahui karena berkaitan dengan uji statistik yang tepat
untuk digunakan .
Berdasarkan dari tabel 4.9 di atas, dapat diambil kesimpulan yaitu bahwa
data variabel sebelum perlakuan berdistribusi normal karena nilai sig > 0,05 (nilai
sig lebih besar dari 0,05) yaitu diperolah nilai sig.0,073, sama halnya dengan data
variabel sesudah perlakuan juga berdistribusi normal karena nilai sig > 0,05 (nilai
sig lebih besar dari 0,05) yaitu diperoleh nilai sig.0,122, maka uji normalitas pada
deskriptif dari kedua sampel yang diteliti yakni nilai sebelum perlakuan dan
sesudah perlakuan . Untuk nilai sebelum perlakuan diperoleh mean atau nilai rata
rata sebesar 5.80, sedangkan untuk nilai sesudah perlakuan diperoleh mean atau
nilai hasil belajar sebesar 9.20. Jumlah responden atau anak yang digunakan
sebagai sampel penelitian yaitu sebanyak 15 anak. Untuk nilai Std Deviation
(standar deviasi) pada sebelum perlakuan sebesar 2.077 dan pada sesudah
perlakuan sebesar 2.569. Untuk nilai Std. Error mean untuk sebelum perlakuan
sebesar 0.536 dan Std. Error mean untuk sesudah perlakuan sebesar 0.663.
Karena nilai rata-rata hasil sebelum dan sesduah perlakuan 580 < 9.20 , maka
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata hasil belajar antara sebelum dan
tersebut benar-benar nyata (signifikan) atau tidak, maka kita perlu menafsirkan
hasil uji paired sample t test yang terdapat pada tabel output “Paired Samples
Test”.
sebesar 0.000. Karena nilai signifikan 0.000 < probabilitas 0.05, maka dapat
dikatakan bahwa ada hubungan antara variabel sebelum perlakuan dan sesudah
perlakuan .
sebesar -9.738. thitung bernilai negatif ini disebabkan karena nilai rata-rata hasil
belajar sebelum perlakuan lebih rendah dari pada rata-rata hasil belajar sesudah
perlakuan. Akan tetapi nilai thitung negatif dapat bermakna positif. Sehingga nilai
thitung menjadi 9.738. Selanjutnya adalah tahap mencari ttabel dan nilai ttabel yang
Berdasarkan data tersebut maka nilai thitung ≥ ttabel (9.738 ≥ 1,761), maka
ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-
rata antara hasil belajar sebelum dan sesudah perlakuan yang artinya ada pengaruh
53
Mantikulore Lasoani.
ini adalah wawancara guru, yakni ibu Sutrisna, A.Ma. Pd selaku guru di kelompok
sebagai berikut :
berkembang dengan baik walaupun masih ada beberapa anak yang setiap aspek
perkembangannya masih dibantu oleh guru untuk melakukanya dan bahkan ada
yang anak yang tidak mau mengerjakan tugas sama sekali. Selama ini metode
Lasoani Palu kurang lebih 4 minggu, hasil yang diperoleh dalam aspek-aspek
kreativitas anak mulai meningkat. Hal ini sesuai dengan tanggapan Ibu Sutrisna,
sebelum melakukan kegiatan finger painting anak cenderung pasif. Namun setelah
penggunaan kegiatan finger painting kreativitas anak mulai meningkat. Hal ini
dapat dilihat pada saat anak melukis dengan jari jika sebelumnya anak masih
sering bertanya dengan guru tentang warna apa yang akan digunakan, bentuk apa
yang harus digunakan namun setelah menggunakan kegiatan finger painting anak
secara detail, dan anak mampu dan anak mampu menggambar lebih dari satu
meningkatkan kreatvitas anak yang guru hadapi yaitu: ada karena ada salah satu
anak yang merasa jijik menggunakan tangan secara langsung dalam melukis
memberikan dukungan dan motivasi anak sehingga anak merasa apa yang
dikerjakannya sangat berarti dan anak merasa dihargai serta puas dengan
4.3 Pembahasan
kelompok B1 dan guru yang bertanggung jawab dikelas ini atas nama ibu
Sutrisna, A. Ma. Pd. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 minggu mulai dari
55
tanggal 2 Desember 2019 sampai tanggal 11 Januari 2020. Tujuan penelitian ini
Mantikulore Lasoani Palu, dengan sampel penelitian yaitu anak yang berada di
hasil ada pengaruh kegiatan finger painting terhadap kreativitas anak . Penelitian
di atas juga dapat menunjukan hasil yang baik jika pemanfaatannya benar dan
dilakukan secara terus menerus sebagai pembelajaran untuk anak sehingga tingkat
Senin sampai dengan Sabtu. Waktu pelaksanaan pembelajaran dimulai dari jam
08.00-10.30. Pembelajaran dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, istrahat dan
kegiatan akhir. Sesuai dengan hasil pengamatan. Pada kegiatan awal guru
Setelah itu pada kegiatan inti guru membagikan lembar kerja anak (LKA).
Kegiatan finger painting pada saat pembelajaran akan lebih memudahkan guru
yang lain juga ikut berkembang seperti kognitif, fisik motorik, nilai agama moral,
Kegiatan finger painting yaitu melukis dengan jari secara langsung tanpa
menggunakan alat, yang memberikan kebebasan bagi anak untuk menuangkan ide
painting dapat membantu anak untuk mengeksplor kre ativitas yang ada dalam
memupuk keindahan”.
menghasilkan suatu karya yang baru yang berbeda dengan yang lainnya. Kegiatan
finger painting bukan hanya mampu menciptakan suatu hal yang dan mampu
panting menjadi salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
pengalaman belajar yang baru serta menyenangkan Hal ini akan memiliki nilai
atau kesan tertentu pada anak dalam proses pembelajarannya dengan rangsangan
57
meraskan sensasi yang berbeda disetiap sentuhan karya yang anak buat.
Ada banyak metode atau kegiatan yang efektif untuk mengajar anak-anak
yang dapat diterapakan pada saat pembelajaran, salah satunya melalui kegiatan
thinking) anak.
dikembangkan sejak dini. Anak usia dini merupakan anak yang masih berada pada
motorik kasar dan motorik halus, intelegensi berupa daya pikir, kecerdasan emosi,
kecerdasan spritual, dengan aspek sosial emosional, dan bahasa yang digunakan
dikembangkan.
Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.8 (Hal: 43 & 46) serta hasil karya anak
sebelum dan sesudah perlakuan (Lam 10 cd 02 & cd 04) terbukti bahwa dengan
masuk dalam kategori sangat tinggi (ST), 4 anak atau (26.66%) yang masuk
dalam kategori tinggi (T) , 6 anak atau (40%) yang masuk dalam kategori sedang
(S) dan 4 anak atau (26.66%) yang masuk dalam kategori rendah (T) dan setelah
anak atau (46.66%) yang masuk dalam kategori sangat tinggi (ST), 5 anak atau
(33.33%) yang masuk dalam kategori tinggi (T), 2 anak atau (13,33%) masuk
dalam kategori sedang (S), dan terdapat 1 anak (6,66%) masuk dalam kategori
rendah (R). Maka dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan kegiatan finger
Menurut Munandar, (1985: 50) ciri fluency atau kelancaran berfiki yaitu
pertanyaan dengan lancar, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan
berbagai hal,dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Gorman, (1974: 275)
singkat. Kelancaran tidak hanya berhubungan dengan jumlah jawaban, tapi juga
dengan proses mengembangkan berbagai pola berpikir yang berpikir yang akan
kelancaran berfikir (fluency of thinking) pada anak seiring berjalannya waktu dan
ditunjukan oleh sejumlah tambahan dan detail yang bisa dibuat untuk stimulus
Berdasarkan tabel 4.4 dan 4.8 (Hal: 43 & 46) serta hasil karya anak
sebelum dan sesudah perlakuan terbukti bahwa dengan kegiatan finger painting
mulai dari sebelum perlakauan terdapat 1 anak atau (6.66%) yang masuk dalam
kategori sangat tinggi (ST), 2 anak atau (13.33%) yang masuk dalam kategori
tinggi (T) , 7 anak atau (46.66%) yang masuk dalam kategori sedang (S), dan 5
anak atau (33,33%) yang masuk dalam kategori rendah (R) dan sesudah diberikan
perlakuan. terdapat 6 anak atau (40%) masuk dalam kategori sangat tinggi (ST), 6
anak atau (40%) masuk dalam kategori tinggi (T), 2 anak atau (13.33%) masuk
dalam kategori sedang (S), dan 1 anak atau (6,66%) yang masuk dalam kategori
rendah (R).
atau memperinci detil-detil atau menguraikan secara runtut dari suatu objek,
gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. Yuan dan Sriraman,
60
dengan cara yang baru. Keaslian berfikir mengacu pada keunikan respon apapun
yang diberikan. Orsinalitas yang ditunjukan oleh sebuah respon yang tidak biasa,
Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.8 (Hal 43 % 46) terbukti bahwa dengan
1 anak atau (6.66%) kategori sangat tinggi (ST), 1 anak atau (6.66%) termasuk
dalam kategori tinggi (T), 6 atau anak (40%) yang termasuk dalam kategori
sedang (S), dan 7 anak atau (46.66%) yang masuk dalam kategori rendah (R)dan
sesudah perlakuan terdapat 5 anak atau (33.33%) masuk dalam kategori sangat
tinggi (ST), 4 anak atau (26.66%) masuk dalam kategori tinggi (T), 5 anak atau
( 33.33%) masuk dalam kategori sedang (S), dan 1 anak atau (6,66%) yang masuk
dalam kategori rendah (R), dalam aspek keaslian berpikir (originality of thinking).
Maka dapat disimpulkan bahwa ada kreatinitas anak dalam keaslian berikir mengalami
perkembangan.
61
baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal
seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menghasilkan suatu ide/ produk
yang baru/original yang memiliki nilai kegunaan, dimana hasil dari ide/produk
tersebut diperoleh melalui proses kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang
hasilnya bukan hanya perangkuman, tetapi mencakup pembentukan pola baru dan
kreativitas anak mulai berkembang. Hal ini dapat dilihat pada saat anak melukis
dengan jari jika sebelumnya anak masih sering bertanya dengan guru tentang
warna apa yang akan digunakan, bentuk apa yang harus digunakan namun setelah
menggunakan warna, anak sudah mampu menggambar secara detail, dan anak
mampu dan anak mampu menggambar lebih dari satu gambar serta mampu
menceritakan gambar yang anak buat. Maka dari pernyataan tersebut dapat
62
Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.8 (Hal: 43 & 46) terdapat satu anak
sesudah diberi kegiatan finger painting. Hal ini disebabkan anak tidak memiliki
minat dalam melukis menggunakan jari, anak merasa jijik menggunakan jari
tangan secara langsung untuk melukis sehingga pada saat kegiatan fiinger
kreatvitas anak tidak dapat berkembang masih terdapat banyak kegiatan yang bisa
kegiatan finger painting anak bebas mengekspresikan apa yang anak anak rasakan
anak, melatih kelancaran berfikir anak serta dapat menghasilkan sebuah karya yan
unik . Hal ini terbukti dengan dari hasil penelitian sebelum diberikan perlakuan
menunjukan presentase hasil pengamatan untuk kategori sangat tinggi (ST) hanya
mencapai 6.66%, presentase untuk kategori tinggi (T) mencapai 15,55%, kategori
sedang (S) mencapai 42.22% dan kategori rendah (R) mencapai 35,55%.
.33%, kategori sedang (S) mencapai 19.99% dan kategori rendah ( R) mencapai
6,66%.
Anak usia dini dikenal sebagai pribadi yang memiliki rasa ingin tahu yang
besar, suka berfantasi dan berimajinasi serta belajar melalui pengalaman yang
meraka dapatkan. Pengembangan kreativitas sejak usia dini sangat penting karena
pada ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesejahteran bangsa pada umumnya.
anak, dengan alat dan bahan yang diguanakan juga aman bagi anak usia dini.
Kreativitas akan muncul melalui ide-ide yang di tuangkan dalam gambar tersebut.
64
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kecamatan Palu Timur Kota Palu mengenai pengaruh kegiatan finger painting
2) Perkembangan krativitas anak masih terbilang masih rendah hal ini dapat
dilihat dari hasil pengamatan sebelum perlakuan yaitu untuk aspek kreativitas
masuk dalam kategori sangat tinggi (ST), 4 anak atau (26.66%) yang masuk
dalam kategori tinggi (T) , 6 anak atau (40%) yang masuk dalam kategori
sedang (S) dan 4 anak atau (26.66%) yang masuk dalam kategori rendah (T).
atau (6.66%) yang masuk dalam kategori sangat tinggi (ST), 2 anak atau
(13.33%) yang masuk dalam kategori tinggi (T) , 7 anak atau (46.66%) yang
masuk dalam kategori sedang (S), dan 5 anak atau (33,33%) yang masuk
dalam kategori rendah (R). Serta untuk aspek keaslian berpikir (originality of
thinking), terdapat 1 anak atau (6.66%) kategori sangat tinggi (ST), 1 anak
atau (6.66%) termasuk dalam kategori tinggi (T), 6 atau anak (40%) yang
65
termasuk dalam kategori sedang (S), dan 7 anak atau (46.66%) yang masuk
Kecamatan Palu Timur Kota Palu. Hal ini didasari dari hasil analisis
sangat tinggi (ST) hanya mencapai 6.66%, untuk kategori tinggi (T) mencapai
15,55%, kategori sedang (S) mencapai 42.22% dan kategori rendah (R)
rata kategori sangat tinggi (ST) mencapai 39.99%, kategori tinggi (T)
mencapai 33.33%, kategori sedang (S) mencapai 19.99% dan kategori rendah
( R) mencapai 6,66%. Sedanglan dari uji t dapat dijelaskan bahwa nilai t hitung
sebesar -9.738 dengan signifikan 0.000. Karena sig < 0,05, maka dapat
5.2 Saran
tugas-tugas untuk di kerjakan anak tetapi juga harus diselingi dengan kegiatan
66
bermain agar anak dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan tidak
professional.
4) Para peneliti lain : Untuk menjadikan peneliti ini sebagai acuan atau
DAFTAR PUSTAKA
Downs, C. (2008) Finger Painting: it’s Not Jus for Kids Anymore. Amerika
Serikat: Copyright Carolina Parent.
Mutiah, Diana (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: KENCANA.
Sit, Masganti dkk. (2006). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Medan:
PERDANA PUBLISHING
N
70
Lampiran 1
RUBRIK PENILAIAN
1. Kelancaran berpikir (fluency of thinking)
Indikator Deskripsi Skor
Sangat Tinggi (ST) Anak mampu melukis 6-5 gambar bebas 4
Tinggi (T) Anak mampu melukis 4-3 gambar bebas 3
Sedang (S) Anak mampu melukis 2-1 gambar bebas 2
Rendah (R) Anak belum mampu melukis gambar bebas 1
Keterangan :
ST : Sangat Tinggi
T : Tinggi
S : Sedang
R : Rendah
Peneliti
Desinta
71
A 411 16 076
Lampiran 2
72
73
74
75
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
Keterangan:
1 = Kurang, 2 = Sedang, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
1. Penampilan guru √
2. Melaksanakan kegiatan
a. Kegiatan awal
1. Menyiapkan alat peraga √
2. Memotivasi anak √
b. Kegiatan inti
1. Membagi murid dalam kelompok √
2. Memberi penjelasan sebelum membagi √
tugas yang akan dikerjakan anak
c. Kegiatan akhir
1. Menyimpulkan hasil belajar √
2. Evaluasi pembelajaran √
3. Memberi pujian atau penghargaan √
3 Keterampilan menggunakan alat peraga √
4 Volume suara dalam menyampaikan materi √
5 Ketepatan waktu yang digunakan kegiatan √
pembelajaran
Jumlah 0 0 15 24
Total Skor 39
Rata-rata% 88,63%
Kriteria Sangat baik
Pengamat
DESINTA
Stambuk. A 411 16 076
76
Lampiran 5
Lembar Observasi Anak Sebelum Perlakuan
TK : TK Mantikulore Lasoani
Kelompok : B1
Petunjuk : Berilah tanda cek (√) pada kolom yang disediakan sesuai
hasil pengamatan
No Nama
anak Keluwesa Berpikir Kerincian berpikir Keaslian Berpikir
(Flexibility) (Elaboration) (Orginality)
S T S R S T S R S T S R
T T T
1 Fatah √ √ √
2 Lio √ √ √
3 Fikran √ √ √
4 Husen √ √ √
5 Ibrahim √ √ √
6 Roid √ √ √
7 Niluh √ √ √
8 Melati √ √ √
9 Bunga √ √ √
10 Salsabila √ √ √
11 Dita √ √ √
12 Nadya √ √ √
13 Zahra √ √ √
14 Fany √ √ √
15 Mila √ √ √
1 4 6 4 1 2 7 5 1 1 6 7
Keterangan:
ST : Sangat tinggi Peneliti
T : Tinggi
S : Sedang
R : Rendah
Desinta
Stambuk. A 411 16 076
77
Lampiran 6
Lembar Observasi Anak Sesudah Perlakuan
TK : TK Mantikulore Lasoani
Kelompok : B1
Petunjuk : Berilah tanda cek (√) pada kolom yang disediakan sesuai
hasil pengamatan
No Nama
anak Keluwesa Berpikir Kerincian berpikir Keaslian Berpikir
(Flexibility) (Elaboration) (Orginality)
S T S R S T S R S T S R
T T T
1 Fatah √ √ √
2 Lio √ √ √
3 Fikran √ √ √
4 Husen √ √ √
5 Ibrahim √ √ √
6 Roid √ √ √
7 Niluh √ √ √
8 Melati √ √ √
9 Bunga √ √ √
10 Salsabila √ √ √
11 Dita √ √ √
12 Nadya √ √ √
13 Zahra √ √ √
14 Fany √ √ √
15 Mila √ √ √
7 5 2 1 6 6 2 1 5 4 5 1
Keterangan:
ST : Sangat tinggi Peneliti
T : Tinggi
S : Sedang
R : Rendah
Desinta
Stambuk. A 411 16 076
78
Lampiran 7
Hasil Pengamatan Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Sebelum perlakuan Sesudah perlakuan
No Nama anak
(O1) (O2)
1 Fatah 6 12
2 Lio 9 12
3 Fikran 5 8
4 Husen 3 8
5 Ibrahim 3 7
6 Roid 6 11
7 Niluh 9 12
8 Melati 3 3
9 Bunga 8 12
10 Salsabila 6 9
11 Dita 3 6
12 Nadya 6 9
13 Zahra 6 9
14 Fany 7 10
15 Mila 7 10
Jumlah 87 138
79
Lampiran 8
HASIL WAWANCARA
(GURU TK)
PENGARUH KEGIATAN FINGER PAINTING TERHADAP KRETIVITAS
ANAK DI KELOMPOK B1 TK MANTIKULORE LASOANI
No Pertanyaan Jawaban
Tingkat kreativitas anak masih rendah hal
1. Bagaimana tingkat kreativitas ini dapat dilihat dari beberapa anak pada
anak di kelompok B1 TK saat mengerjakan tugas yang diberikan
Mantikulore Lasoani? masih dibantu oleh guru untuk
melakukanya
Sejauh ini kegiatan yang dilakukan untuk
2. Kegiatan apa yang ibu meningkatkan kreativitas anak yaitu
terapkan untuk meningkatkan dengan kegiatan menggambar bebas, dan
kreativitas anak? mewarnai
Lampiran 9 t tabel
Α
Df 0.05 0.025 0.01 0.001
1 6.314 12.706 31.821 63.657
2 2.920 4.303 6.965 9.925
3 2.353 3.182 4.541 5.841
4 2.132 2.776 3.747 4.604
5 2.015 2.571 3.365 4.032
6 1.943 2.447 3.143 3.707
7 1.895 2.365 2.998 3.499
8 1.860 2.306 2.896 3.355
9 1.833 2.262 2.821 3.250
10 1.812 2.228 2.764 3.169
11 1.796 2.201 2.718 3.106
12 1.782 2.179 2.681 3.055
13 1.771 2.160 2.650 3.012
14 1.761 2.145 2.624 2.977
15 1.753 2.131 2.602 2.947
16 1.746 2.120 2.583 2.921
17 1.740 2.110 2.567 2.898
18 1.734 2.101 2.552 2.878
19 1.729 2.093 2.539 2.861
20 1.725 2.086 2.528 2.845
21 1.721 2.080 2.518 2.831
22 1.717 2.074 2.508 2.819
23 1.714 2.069 2.500 2.807
24 1.711 2.064 2.492 2.797
25 1.708 2.060 2.485 2.787
26 1.706 2.056 2.479 2.779
27 1.703 2.052 2.473 2.771
28 1.701 2.048 2.467 2.763
29 1.699 2.045 2.462 2.756
30 1.697 2.042 2.457 2.750
31 1.696 2.040 2.453 2.744
32 1.694 2.037 2.449 2.738
33 1.692 2.035 2.445 2.733
34 1.691 2.032 2.441 2.728
35 1.690 2.030 2.438 2.724
36 1.688 2.028 2.434 2.719
37 1.687 2.026 2.431 2.715
38 1.686 2.024 2.429 2.712
39 1.685 2.023 2.426 2.708
40 1.684 2.021 2.423 2.704
82
Lampiran 10
Dokumentasi
1. Observasi awal (Cd 01)
Nama : Desinta
Universitas : Tadulako
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa SKRIPSI yang saya buat ini benar-
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa SKRIPSI ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
DESINTA
A411 16 076