Anda di halaman 1dari 101

PENGARUH KEGIATAN FINGER PAINTING TERHADAP

KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B1 TK


MANTIKULORE LASOANI KECAMATAN
PALU TIMUR KOTA PALU

Oleh

DESINTA
A 411 16 076

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana
Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Unniversitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2020
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Penelitian : Pengaruh Kegiatan Fingger Painting Terhadap Kreativitas

Anak di Kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani Kecamatan

Palu Timur Kota Palu

Nama : Desinta

Nomor Stambuk : A 411 16 076

Program Studi : PG PAUD

Telah diperiksa dan dipertanggungjawabkan di hadapan dewan penguji

Palu, September 2020

Menyetujui,

Pembimbing Koordinator Program Studi


PG PAUD FKIP UNTAD

Besse Nirmala, S.Pd., M.Pd Dr. Andi Agusniatih, M.Si


NIP.19881220 201504 2 003 NIP. 1969128 2001 12 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan


FKIP Universitas Tadulakos

Dr. Nurhayati, S.Ag, M.Pd. I


NIP. 19730909 2009 122002

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Panitia Ujian Skripsi Progran Studi Strata Satu (S1) Universitas Tadulako,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Tadulako, menerima
dan mengesahkan Skripsi dengan judul “Pengaruh Kegiatan Fingger Painting
Terhadap Kreativitas Anak di Kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani
Kecamatan Palu Timur Kota Palu” yang telah dipertanggungjawabkan oleh
mahasiswa, atas nama : Desinta, Nomor Stambuk : A 411 16 076, pada hari
Jumat, tanggal 19 Juni tahun 2020, maka atas nama Panitia Ujian Skripsi Strata
Satu (SI) menerima dan mengesahkan :

PANITIA UJIAN

No Jabatan Nama / NIP Tanda Tangan

1. Ketua/ Pembimbing/ Besse Nirmala, S.Pd., M.Pd 1 ..........................


Penguji I NIP. 19881220 201504 2 003

2. Skretaris/ Amrullah, S.Pd., M.Pd 2 ..........................


Penguji II NIP. 19911226 201903 1 014

3. Anggota/ Drs. I Putu Suwika M.Si 3 ..........................


Penguji III NIP. 19591001 198503 1 003

Mengetahui,
Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendiidkan
Universitas Tadulako

Dr Ir Amiruddin Kade S.pd, M.si


NIP. 19600703 199403 1 004

iii
ABSTRAK

DESINTA (2020). Pengaruh Kegitan Finger Painting Terhadap Kreativitas


Anak Di Kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani Kecamatan Palu Timur Kota
Palu. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini,
Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Pembimbing Besse Nirmala.

Masalah dalam penelitian ini yaitu masih rendahnya kreativitas anak di


kelompok BI TK Mantikulore Lasoani, Kecamatan Palu Timur Kota Palu. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kegiatan finger painting terhadap
kreativitas anak Desain penelitian yang digunakan adalah “One Groups Pre-tes
post-test Design” dengan jenis penelitian eksperimen. Subjek penelitian ini adalah
anak di kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani, berjumlah 15 anak yang terdiri
dari 6 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan
teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengelolaan data dilakukan
dengan teknik persentase dan uji t (paired sample t-test). Berdasarkan dari hasil
analisis data tentang kreativitas anak dari hasil rekapitulasi sebelum perlakuan
dalam tiga aspek yang diamati diperoleh data rata-rata persentase kategori sangat
tinggi (ST) 6.66%, kategori tinggi (T) 15,55%, kategori sedang (S) 42.22% dan
kategori rendah (R) 35,55%. Sedangkan hasil pengamatan sesudah perlakuan
menunjukkan presentase hasil rata-rata kategori sangat tinggi (ST) 39.99%,
kategori tinggi (T) 33.33%, kategori sedang (S) 19.99% dan kategori rendah ( R)
6,66%. Berdasarkan hasil pengamatan sebelum dan sesudah perlakuan maka dapat
disimpulkan bahwa kegiatan finger pinting dapat mempengaruhi kreativitas anak
di kelompok B1 TK Mantilulore Lasoani Kecamatan Palu Timur Kota Palu.
Berdasarkan hasil perhitungan data uji t di peroleh nilai thitung ≥ ttabel (9.738 ≥
1,761), dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H 0
ditolak dan H₁ diterima, yang berarti terdapat pengaruh kegiatan finger painting
terhadap kreativitas anak di Kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani Kecamatan
Palu Timur Kota Palu.

Kata Kunci : Finger Painting, Kreativitas, Anak Usia Dini, Eksperimen

iv
ABSTRACK

v
UCAPAN TERIMAH KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul “Pengaruh kegiatan finger painting terhadap kreativitas

anak di kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani Kecamatan Palu Timur Kota

Palu”. Penyusunan skripsi dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

Terima kasih yang tak terhingga peneliti ucapkan kepada oarng tua,

Bapak Piter dan Ibu Aseni yang telah membesarkan peneliti denga penuh cinta,

kasih sayang serta selalu memberikan dukungan doa, moral maupun materi

sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Kiranya Tuhan

selalu memberikan kesehatan, kekuatan, umur panjang, kebahagian kepada Bapak

dan Ibu tercinta.

Ucapan terimakasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya peneliti

ucapkan kepada Ibu Besse Nirmala, S.Pd, M.Pd yang merupakan dosen wali

sekaligus dosen pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan yang tentunya sangat membantu

peneliti, dengan penuh kesabaran selama proses penyusunan skripsi ini. Kiranya

Tuhan yang membalas semua kebaikan beliau yang senantiasa menyempatkan

berbagi ilmu kepada peneliti.

vi
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari

kerja sama dan bantuan dari semua pihak, maka pada kesempatan ini peneliti

mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang

telah memberikan bantuan dan motivasi bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi

ini, untuk itu dengan segala kerendahan hati yang tulus peneliti menyampaikan

terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof Dr. Ir. H.Mahfudz, MP Rektor Universitas Tadulako.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

3. Dr. H Nuhayadi, M.Si, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

4. Abdul Kamarudin, S.Pd, M.Ed, Ph, D Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

5. Dr. Iskandar, M.Hum, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

6. Dr. Nurhayati, S. Ag, Pd.I, Dan Dr. Hj. Durrotunnisa, S.Ag, M.Si, Sebagai

Ketua dan Sekretaris Jurusan dan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas

Tadulako

7. Dr. Andi Agusniatih. M.Si, Koordinator Program Studi PG PAUD FKIP

Universitas Tadulako.

8. Drs. I Putu Suwika, M.Si, Sebagai Penguji Utama yang selalu member

motivasi dan saran dalam penyelesaikan skripsi.

vii
9. Seluru bapak dan ibu staf Dosen Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan

Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tadulako.

10. Seluruh Staf Pengelola Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tadulako, yang telah memberikan pelayanan secara administrasi dalam

program penyelesaian studi akhir.

11. Ibu Musliha BT Dariseh, S.Pd selaku kepala sekolah TK Mantikulore Lasoani

Kecamatan Palu Timur Kota Palu. Yang telah memberikan izin kepada

peneliti untuk melakukan penelitian, serta rekan guru yang telah banyak

membantu dalam proses penelitian.

12. Seluruh keluarga besar yang telah memberi dukungan dan bantuan, baik

secara moral maupun materi dalam penyelesaian penelitian ini.

13. Teman-teman seangkatan 2016, prodi PGPAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan,

khusunya Ni Made Suwidi Ariani, Lia Oktavin Monginsihi, Aprianti Haris,

Husni, serta teman-teman yang lain yang tidak sempat penulis satu persatu.

Peneliti mengucapkan terima kasih.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan serta pengalaman

peneliti.

Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang

sifatnya membangun untuk penyempurnaan selanjutnya.

viii
Akhirnya peneliti berharap dengan selesainya skripsi ini dapat

memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukan dan bila ada

kesalahan-kesalahan dengan rendah hati peneliti mohon maaf yang sebesar-

besarnya. Peneliti berdoa semoga semua pihak yang telah membantu dalam proses

dari awal hingga akhir penelitian ini selalu diberkati oleh Tuhan.

Palu, juni 2020

DESINTA

A 411 16 076

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
1.4.2 Manfaat Praktis
1.5 Batasan Istilah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN


HIPOTESIS
2.1 Penelitian Yang Relevan
2.2 Kajian Pustaka
2.2.1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD
2.3 Hakeket kreativitas
2.3.1 Pengertian kreativitas
2.3.2 Ciri-ciri Kreativitas

x
2.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas
2.3.4 Manfaat Kreativitas
2.4 Hakekat Finger Painting
2.4.1 Pengertian Finger Painting
2.4.2 Manfaat Kegiatan Finger Painting
2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Kegiatan Finger Painting
2.4.4 Alat dan Bahan Finger Painting
2.5 Kerangka Pemikiran
2.6 Hipotesis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian
3.2 Desain atau Rancangn Penelitian
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3.1 Lokasi Penelitian
3.3.2 Waktu Penelitian
3.4 Subjek Penelitian
3.5 Jenis Dan Sumber Data
3.5.1 Jenis Data
3.5.2 Sumber Data
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.7 Instrumen Penelitian
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Analisis Deskriptif
3.8.2 Analisis Inferensial
3.9 Prosedur Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Pengamatan Sebelum Kegiatan Finger Painting
4.1.2 Hasil Pengamatan Sesudah Kegiatan Finger Painting
4.1.3 Hasil Uji Analisis Inferensial

xi
4.2 Data Hasil Wawancara
4.3 Pembahasan
4.3.1 Kegiatan finger painting
4.3.2 Pengembangan Kreativitas Kelancaran Berfikir (Fluency of
thinking)55
4.3.3 Aspek Kerincian Pikiran (Elaboration of thinking)
4.3.4 Keaslian Berpikir (Originality of thinking)
4.4 Hubungan Kreativitas dan Kegiatan Finger Painting

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kelancaran Berpikir (Fluency Of Thinking) 41
Tabel 4.2 Kerincian berpikir (Elaboration of thinking) 42
Tabel 4.3 Keaslian Berpikir (Originality of thingking) 42
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Sebelum Perlakuan 43
Tabel 4.5 Kelancaran Berfikir (Fluency Of Thinking) 45
Tabel 4.6 Kerincian berpikir (Elaboration of thinking) 45
Tabel 4.7 Keaslian Berpikir (Originality of thinking) 46
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Sesudah Perlakuan 46
Tabel 4.9 Tests of Normalitas 49
Tabel 4.10 Paired Samples Statistik 49
Tabel 4.11 Paired Samples Correlasi 50
Tabel 4.12 Paired Samples Test 51

xiii
DAFTAR GAMBAR

(Gambar 2.1) Alur Kerangka Pemikiran 33


(Gambar 3.1) Desain Penelitian 35
(Gambar 3.8) Analisi Deskriptif 38
(Gambar 4.1) Histogram sebelum diberikan kegiatan finger painting 44
(Gambar 4.2) Histogram sesudah diberikan kegiatan finger painting 48

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rubrik penilaian 69


Lampiran 2 Rencana proses pembelajaran harian (RPPH) sebelum perlakuan 70
Lampiran 3 Rencana proses pembelajaran harian (RPPH) sesudah perlakuan 72
Lampiran 4 Lembar aktivitas guru 74
Lampiran 5 Lembar observasi anak sebelum perlakuan 75
Lampiran 6 Lembar observasi anak sesudah perlakuan 76
Lampiran 7 Hasil pengamatan kreativitas anak sebelum dan sesudah perlakuan 77
Lampiran 8 Panduan wawancara 78
Lampiran 9 T tabel 79
Lampiran 10 Dokumentasi 80
Lampiran 11 Sk Pembimbing 81
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian 83
Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian 84
Lampiran 14 Pernytaan Keaslian Tulisan 85
Lampiran 15 Riwayat Hidup 86
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh

karena itu, setiap warga negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan,

baik jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

maupun pendidikan tinggi. Pendidikan juga merupakan suatu wahana dalam

mendidik dan mempersiapkan anak bangsa menjadi generasi penerus yang cerdas

baik secara fisik maupun psikis, memiliki kedewasaan dan mampu bersaing.

Disamping, itu pendidikan juga berperan dalam membentuk karakter dan moral

para anak. Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran kepada anak agar

memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya menjadi seorang yang

kritis dalam berfikir.

Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003, “Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak

mulia, serta keterampilan yang perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Dengan adanya pendidikan dapat mengembangkan potensi didalam diri anak.

Dengan pertumbuhan kecerdasan dan potensi diri maka setiap anak bisa memiliki

ilmu dan rohani, kepribadian yang baik, mandiri dan menjadi anggota masyarakat

yang bertanggung jawab.


2

Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab

1 pasal 1 ayat (14) menyatakan bahwa “ Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai

dengan usia enam tahun yang dilaksanakan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut”.

Undang-undang No 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang sistem

pendidikan nasional menyebutkan bahwa tujuan pendidikan yaitu

mengembangkan potensi dasar peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Anak usia dini merupakan anak yang berusia 0 – 6 tahun atau sering

disebut dengan usia emas (golden age). Pada usia ini anak mengalami

perkembangan yang sangat pesat, anak sangat mudah menyerap informasi yang

ada di sekitarnya, sehingga apa yang guru ajarkan akan mempengaruhi tumbuh

kembang anak selanjutnya. Pemilihan metode pembelajaran, alat APE, yang tepat

dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. salah satunya adalah

perkembangan kreativitas anak.

Kreativitas menurut Santrock yaitu kemampuan untuk memikirkan sesuatu

dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan solusi yang unik terhadap

masalah-masalah yang dihadapi. Sit, Masganti dkk (2016:1). Oleh karena itu

perlunya untuk mengembangkan kreativitas anak sejak dini agar anak memiliki
3

kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesain terhadap

suatu masalah, serta dapat meningkatkan kualitas hidup anak dimasa depan.

Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di kelompok B1 TK

Mantikulore Lasoani peneliti menemukan bahwa masih rendahnya kreativitas

anak. Contohnya dalam hal menciptakan suatu produk baru atau yang beragam.

Misalnya pada saat kegiatan mewarnai gambar, dari keseluruhan anak, hanya

beberapa anak yang mewarnai gambar tanpa bertanya dengan guru warna apa

yang akan digunakan dalam mewarnai setiap gambar yang ada, anak belum

mampu menceritakan gambar yang anak warnai, anak hanya mewarnai seadanya

saja tanpa ada inisiatif untuk memperindahnya. Seorang anak yang kreatif akan

mencoba sesuatu yang baru atau memodifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi

sesuatu yang unik. Selain itu, anak juga dapat bercerita pada guru tentang bentuk

yang telah anak buat. Sementara anak yang lain dalam hal mewarnai gambar

masih sering bertanya tentang warna apa yang akan anak gunakan, misalnya

dalam mewarnai daun. Hal ini bisa terjadi di karenakan kegiatan yang dilakukan

oleh guru belum efisien dan efektif untuk mengembangkan kreativitas anak.

Adapula metode atau model pembelajaran yang kurang variatif, media, sumber

belajar, APE, maupun sarana prasarana yang kurang memadai. Berdasarkan hal

tersebut peneliti maka peneliti tertarik untuk menggunakan kegiatan finger

painting atau melukis dengan jari untuk mengembangkan kretivitas anak.

Kegiatan finger painting adalah jenis kegiatan melukis yang dilakukan secara

langsung menggunakan jari-jari tangan dalam kegiatan finger painting tidak ada

aturan baku yang harus dipelajari sehingga anak bisa bebas berkreasi. Selain
4

menyenangkan kegiatan finger painting juga dapat merangsang imajinasi anak.

Kegiatan finger painting juga dapat mengasah kreativitas anak melalui permainan

warna. Secara tidak langsung mereka akan belajar mengenai kombinasi warna-

warna primer yang menghasilkan warna yang berbeda sebagai turunannya. Oleh

karena itu, peneliti memutuskan untuk uji coba kegiatan finger painting atau

melukis dengan jari untuk mengembangkan kreativitas anak di kelompok B1 TK

Mantikulore Lasoani kecamatan Palu Timur Kota Palu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah

yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan kegiatan finger painting di kelompok B1 TK

Mantikulore Lasoani?

2. Bagaimana perkembangan kreativitas anak di kelompok B1 TK Mantikulore

Lasoani?

3. Apakah ada pengaruh kegiatan finger painting terhadap kreativitas anak di

kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani?

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan tentunya memiliki tujuan yang akan hendak di capai. Oleh

karena itu, berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan penelitian ini

yaitu:

1. Untuk mengetahui kreativitas anak di kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan kegiatan finger painting di

kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani


5

3. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan finger painting terhadap kreativitas anak

di kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarakan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan

mempunyi manfaat dalam bidang pendidikan, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Adapun manfaat penelitian ini yaitu:

1.4.1 Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis yaitu sebagai referensi belajar peneliti dalam menuangkan

ide atau gagasan untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam

bidang pendidikan dan untuk menambah wawasan akademik dalam

mengembangkan kreativitas anak melalui kegiatan finger painting.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Untuk anak, yaitu dapat mengembangkan kreativitas melalui kegiatan finger

painting

2. Untuk guru, yaitu dapat dijadikan contoh dalam proses pembelajaran dan

dapat menjadikan guru lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan.

3. Untuk kepala TK, yaitu sebagai bahan pertimbangan untuk memperhatikan

kreativitas anak melalui hasil karya anak dari pembelajaran yang telah

dilakukan

4. Untuk peneliti lain, yaitu dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam

melakukan penelitian, untuk melihat pengaruh atau hubungan masalah yang

diteliti
6

5. Untuk peneliti, yaitu dapat menambah wawasan atau pengetahuan dan

pengalaman untuk menjadi seorang calon guru.

1.5 Batasan Istilah

1. Kreativitas anak, yaitu kemampuan seorang anak dalam menciptakan, baik

gagasan ataupun hasil karya yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru

2. Kegiatan finger painting, yaitu teknik melukis dengan menggoreskan bubur

warna menggunakan jari atau telapak tangan secara bebas di atas media datar

sehingga menghasilkan lukisan yang unik dan orisinil. Alat dan bahan yang

digunakan adalah berupa cat pasta berwarna 3 warna (merah,kuning, dan

biru), kertas putih dan mangkok untuk tempat cat.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Penelitian Yang Relevan

Ni Luh Putu Srinadi. (2018). Pengaruh Kegiatan finger painting Terhadap

Kreativitas Anak Di Kelompok B1 TK Negeri Model Terpadu Madani Provinsi

Sulawesi Tengah. Latar belakang penelitian ini adalah kreativitas anak belum

berkembang dengan optimal karena kurangnya kesempatan dan kebebasan dalam

mengembangkan idenya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

kegiatan finger painting. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian deskriptif untuk menggambarkan keadaan sesungguhnya untuk

menarik kesimpulan. Subjek penelitian ini adalah seluruh anak di kelompok B1

TK Negeri Model Terpadu Madani Provinsi Sulawesi Tengah yang berjumlah 16

orang peserta didik, terdiri dari 7 orang anak laki-laki, dan 9 orang anak

perempuan. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan taknik observasi,

dokumentasi dan wawancara. Pengolahan data dilakukan dengan teknik

presentase.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa untuk aspek kelancaran

melukis bentuk gambar, ada 4 anak (25%) kategori Berkembang Sangat Baik

(BSB), 7 anak (43,75%) kategori Berkembang Sesuia Harapan (BSH), 4 anak

(25%) kategori Mulai Berkembang (MB), dan 1 anak (6,25%) kateori Belum

Berkembang (BB). Untuk kombinasi warna, ada 3 anak (18,75%) kategori

Berkembang Sangat Baik (BSB), 7 anak (43,75%) kategori Berkembang Sesuai

Harapan (BSH), 5 anak (31,25%) kategori Mulai Berkembang (MB), dan 1 anak
8

(6,25%) kategori Belum Berkembang (BB). Untuk menceritakan hasil gambar,

ada 5 anak (31,25%) dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), 7 anak

(43,75%) kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 3 anak (18,75%) kategori

Mulai Berkembang (MB), dan 1 anak (6,25%) kategori (BB). Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kegiatan finger painting terhadap

kreativitas anak di kelompok B1 TK Negeri Model Terpadu Madani Provinsi

Sulawesi Tengah.

Relevansi penelitian Niluh Putu Srinadi dengan peneliti yaitu memiliki

permasalahan yang sama mengenai kreativitas dan solusi yang digunakan pun

sama yaitu dengan menggunakan kegiatan finger painting untuk mengembangkan

kreativitas anak, sedangkan perbedaannya yaitu pada subjek dan lokasi penelitian.

Nia Kurnia Mulyawati. (2018). Penggaruh Kegiatan Mozaik Terhadap

Kreativitas Anak Di Kelompok B1 Alkhairat Tondo Kecamatan Mantikulore.

Latar belakang penelitin ini adalah kurangnya kreativitas anak di kelompok B1

TK Alkhairat Tondo kecamatan Mantikulore. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah ada pengaruh kegiatan Mozaik terhadap kreativitas anak di

kelompok B1 TK Alkhairat Tondo kecamatan Mantikulore. Jenis penelitian ini

adalah penelitian deskriptif untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

Subjek dalam penelitian ini adalah 15 anak di kelompok B1 TK Alkhairat Tondo

kecamatan Mantikulore, teknik pengumpulan data yaitu menggunakan teknik

observasi, dokumentasi, dan wawancara.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa untuk aspek kreativitas anak

mengkombinasikan bahan mozaik ada 4 anak (26,66%) dalam kategori


9

Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 5 anak (33,33%) dalam kategori

Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 6 anak (40%) kategori Mulai

Berkembang (MB), dan tidak ada anak dalam kategori Belum Berkambang (BB).

Aspek kreativitas anak membuat karya mozaik, ada 5 anak (33,33) dalam kategori

Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 2 anak (13,13%) dalam kategori

Berkembang Sesuai Harapan (BSH)), ada 6 anak (40%) dalam kategori Mulai

Berkembang (MB), dan tidak ada anak dalam kategori Belum Berkembang (BB).

Aspek kreativitas anak membaut corak mozaik, terdapat 5 anak (33,33%) dalam

kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 6 anak (40%) dalam kategori

Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 4 anak (26,66%) dalam kategori Mulai

Berkembang (MB) dan tidak ada anak dalam kategori Belum Berkembang (BB).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kegiatan mozaik dan

kreativitas anak di kelompok B1 TK Alkhirat Tondo kecamatan Mantikulore.

Relevansi penelitian Nia Kurnia Mulyawati dengan peneliti yaitu memiliki

permasalahan yang sama dan tehnik pengumpulan data yang sama. Sedangkan

perbedaan penelitian ini dengan peneliti yaitu terdapat pada kegiatan yang

dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak, peneliti sebelumnya

menggunakan kegiatan mozaik sedangka peneliti memilih kegiatan finger

painting.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

2.2.1.1 Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


10

Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh usaha dan

tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan,

pengasuhan, dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan

dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperoleh

dari lingkungannya, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang

berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan

anak.

Menurut Mansur (2008:88) menyatakan bahwa “anak usia dini adalah

kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang

bersifat unuk”. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang

khusus sesuai dengan tingkat pertimbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini

merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang.

Menurut Sujiono, (2009:7) “anak usia dini adalah anak yang baru lahir

sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam

pembentukan karakter dan kepribadian anak”. Usia dini merupakan salah satu

bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar

kearah perkembangan agama moral, kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial

emosional dan seni untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya sebagai

upaya pencapaian tujuan pendidikan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

anak usia dini merupakan anak yang berusia sejak lahir sampai 6 tahun yang
11

berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dan

merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan

kepribadian anak.

2.2.1.2 Landasan Pendidikan Anak Usia Dini

Menurut Muhammad Fadilla (2016:67) menyatakan bahwa landasan

pendidikan anak usia dini yaitu sebagai berikut:

1) Landasan Yuridis

Landasa yuridis adalah landasan hukum yang dijadikan pijakan dalam

penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Pada UU No. 20 tahun 2003 pasal 1

butir 14 disebutkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Sedangkan untuk UU No. 23 tahun 2002 pasal 9 ayat 1, dijelaskan bahwa

setiap anak berhak mendapat pendidikan dan pelajaran dalam rangka

pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan

bakatnya.

2) Landasan Filosofis

Landasan Filosifi ialah landasan yang berkaitan dengan hakikat pendidikan

anak usia dini. Hakikat anak ini dimaksudkan bahwa masa usia dini merupakan
12

masa yang sangat tepat untuk menanamkan pendidikan kepadanya sebab, pada

saat itu seorang anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa

(the golden ages). Oleh karenanya, segala bentuk pembelajaran yang dilakukan

harus mengarah pada pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini tersebut.

3) Landasan Psikologis

Landasan psikologis merupakan landasan yang berpandangan bahwa anak

usia dini memiliki berbagia keunikan atau karakteristik yang khas.

4) Landasan Keilmuan

Landasan keilmuan dimaksudkan sebagai suatu landasan yang mendasari

pentingnya pendidikan anak usia dini didasarkan pada penemuan para ahli tentang

pertumbuhan dan perkembangan anak. Di antara kerangka keilmuan pendidikan

anak usia dini, yaitu psikologis, fisiologi, ilmu pendidikan anak (pedagogi),

sosiologi, antropologi, humaniora, menajemen, kesehatan, dan gizi, seta

neurosains (ilmu tentang perkembangan otak manusia).

5) Landasan Empiris

Landasan empiris ini didasarkan pada kenyataan yang ada masyarakat

bahwa banyak anak usia dini yang belum dapat terlayani dengan baik dalam hal

pendidikan. Tidak hanya dipendesaan, tetapi dikota-kota besarpun demikian. Hal

ini sunggu disayangkan, padahal anak-anak merupakan masa yang tepat untuk

dilakukan pengembangan kemampuan, dalam rangka menyiapkan sumber daya

manusia yang berkualitas dimasa yang akan datang.

6) Landasan sosiologis
13

Salah satu upaya pendidikan anak usia dini ialah mempersipkan anak-anak

untuk dapat menghadapi pendidikan lebih lanjut. Untuk menjalin hubungan

dengan lingkungan. Bagaimana berhubungan dengan orangtua, keluarga, teman,

maupun masyarakat lebih luas? Semua dapat diproleh melalui pendidikan sejak

kecil. Oleh karenanya, pendidikan harus dirancang dan diarahkan untuk

mempersiapkan anak-anak kehidupan masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan

anak usia dini adalah landasan yuridis, landasan filosofis, landasan psikologis,

landasan keilmuan,landasan empiris, dan sosiologis.

2.2.1.3 Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

Menurut Sujiono (2009:15-16) menyatakan bahwa kelembagaan

pendidikan anak usia dini di Indonesia memiliki peranan yang penting dalam

memacu peningkatan angka partisipasi anak usia dini yang mungkin layanan

pendidikan anak usia dini. Lembaga PAUD ini tersebar diberbagai lingkungan

pendidikan. Mulai dari pendidikan informal, formal dan nonformal.

Lembaga pendidikan anak usia dini adalah suatu lembaga yang

memberikan layanan pengasuhan, pendidikan dan pengembangan bagi anak lahir

sampai enam tahun dan atau enam sampai delapan tahun, baik yang

diselenggarakan oleh instansi pemerintah dan non pemerintah.

Kelembagaan pendidikan anak usia dini di atur oleh Undang-undang RI

Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Disebut bahwa setiap

penyelenggaraan pendidikan anak usia dini memiliki ciri khusus sesuai dengan
14

jalur pendidikan dimana lembaga tersebut berada. Dalam Undang-undang RI

Nomor 20 Tahun 2003 pada Bab VI pasal 28 menyatakan bahwa:

1) Pendidikan anak usia dini deselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.

2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan

formal, nonformal dan informal.

3) PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk TK, RA atau bentuk lain yang

sederajat.

4) PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk KB, TPA atau bentuk lain

yang sederajat.

5) PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau

pendidikan yang diselenggarakan oleh pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan

anak usia dini merupakan suatu lembaga yang memberikan layanan pengasuhan,

pendidikan dan pengembangan bagi anak lahir sampai enam tahun dan atau enam

sampai delapan tahun, baik yang diselanggarakan oleh pemerintah non

pemerintah.

2.2.1.4 Jenis Satuan Pendidikan Anak Usia Dini

Jenis satuan pendidikan bagi anak usia dini merupakan lembaga PAUD

yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia lahir sampai 6 tahun.

Menurut Sujiono (2009:22-27), terdapat berbagai lembaga PAUD yang selama ini

telah dikenali oleh masyarakat luas, antara lain:

1) Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Alfhal (RA)


Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
bagi anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat
15

tahun sampai enam tahun. Pendidikan Taman Kanak-kanak


adalah anak usia 4-6 tahun, yang dibagi kedalam dua kelompok
belajar berdasarkan usia yaitu kelompok A untuk anak usia 4-5
tahun dan kelompok B untuk anak usia 5-6 tahun.
2) Kelompok Bermain (KB)
Kelompok bermain (KB) adalah salah satu bentuk PAUD pada
jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program
pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2
sampai dengan 4 tahun.
3) Taman Penitipan Anak (TPA)
Taman penitipan anak (TPA) adalah salah satu bentuk PAUD ini
jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program
pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan anak sejak
lahir sampai dengan usia 6 tahun. Atau dengan perkataan lain,
taman penitipan anak (TPA) adalah wahana pendidikan dan
pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti
keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tua
berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam
mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain.
4) Pos PAUD : Sebagai salah satu satuan PAUD sejenis
Pos PAUD adalah anak usia 0-6 tahun yang tidak melayani
PAUD lainnya. Orang tua wajib memperhatikan kegiatan anak
selama pos PAUD agar dapat melanjutkan dirumah. Pendidikan
pos PAUD, dapat disebut kader atau sebutan lain yang sesuai
dengan kebiasaan setempat. Jumlah kader PAUD disesuaikan
dengan jumlah dan usia anak yang dilayani.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis satuan

pendidikan anak usia dini yaitu 1. Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul

Alfhal (RA), 2. Kelompok Bermain (KB), 3. Taman Penitipan Anak (TPA), 4. Pos

PAUD: sebagai salah satu satuan PAUD sejenis.

2.2.1.5 Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini

UU RI NO. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa arah dan tujuan pendidikan

anak usia dini adalah sesuai dengan fungsi pendidikan nasional yaitu

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa,

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusiaa

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,
16

berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan anak usia dini yang ingin dicapai untuk

mengembangkan pengetahuan dan pemahaman orang tua dan guru serta pihak-

pihak yang terkait dengan pendidikan dan perkembangan anak usia dini. Secara

khusus tujuan yang ingin dicapai menurut Sujiono (2009:42) adalah 1) dapat

mengidentifikasi perkembangan fisiologis anak usia dini dan mengaplikasikan

hasil identifikasi tersebut dalam pengembangan fisiologis yang bersangkutan, 2)

dapat memahami perkembangan kreativitas anak usia dini dan usaha-usaha yang

terkait dengan pengembangannya, 3) dapat memahami kecerdasan jamak dan

kaitannya dengan perkembangan anak usia dini, 4) dapat memahami arti bermain

bagi perkembangan anak usia dini, dan 5) dapat memahami pendekatan

pembelajaran dan aplikasinya bagi pengembangan anak usia kanak-kanak.

Tujuan pendidikan anak usia dini secara umum menurut Sujiono (2009:42-

43) adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan

untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara khusus

kegiatan pendidikan bertujuan agar :

1) Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan

Tuhan dan mencintai sesama.

2) Agar anak mampu mengelola keterampilan tubuhnya termasuk

gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan

gerakan kasar, serta mampu menerima rangsangan sensorik (panca

indra).
17

3) Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif

dan dapat berkomunikasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat

untuk berfikir dan belajar.

4) Anak mampu berfikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan

masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.

5) Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan

masyarakat dan menghargai keagamaan, sosial dan budaya serta

mampu mengembangkan konsep diri yang positif dan control diri.

6) Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, barbagi bunyi,

bertepuk tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif.

Selain itu tujuan pendidikan anak usia dini menurut Sujiono (2009:43)

adalah:

1) Untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang

tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya

sehingga memiliki kesiapan yang optimal didalam memasuki

pendidikan dasar serta mengurangi kehidupan dimasa dewasa.

2) Untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar

(akademik) disekolah.

3) Intervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat

menumbuhkan potensi-potensi yang tersembunyi (hidden potency)

yaitu dimensi perkembangan anak (bahasa, intelektual, emosi, sosial,

motorik, konsep diri, minat dan bakat).


18

4) Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan

dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki

anak.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

pendidikan anak usia dini adalah untuk untuk mengembangkan pengetahuan dan

pemahaman orang tua dan guru serta pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan

dan perkembangan anak usia dini, untuk mengembangkan mengembangkan segala

potensi yang dimiliki anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selain itu, dapat meningkatkan mutu

pendidikan yang berkualitas dan menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki karakter serta peradaban bangsa yang

bermartabat

2.2.1.6 Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini

Terdapat sejumlah prinsip pembelajaran pada pendidikan anak usia dini

menurut Sujiono, (2009:90-94), beberapa akan dipaparkan pada bagian berikut ini

diantaranya:

1) Anak Sebagai Pembelajar Aktif


Pendidikan hendaknya mengarahkan anak untuk menjadi pembelajar
yang aktif. Pendidikan yang dirancang secara kreatif akan
menghasilkan pembelajar yang aktif. Anak-anak yang terbiasa belajar
dan mempelajari berbagai aspek pengetahuan, ketrampilan dan
kemampuan melalui berbagai aktivitas mengamati, mencari,
menemukan, mendiskusikan, menyimpulkan dan mengemukakan
sendiri berbagai hal yang ditemukan pada lingkungan sekitar.
2) Anak Belajar Melalui Sensori Dan Panca indra
Anak memperoleh pengetahuan melalui sensorinya, anak dapat
melihat melalui bayangan ditangkap matanya, anak dapat mendengar
bunyi melalui telinganya, anak dapat merasakan panas dan dingin
lewat perabaannya, anak dapat membedakan bau melalui hidung dan
anak dapat mengetahui anake rasa melalui lidahnya. Oleh karenanya,
19

pembelajaran pada anak anak hendaknya mengarahkan anak pada


berbagai kemampuan yang dapat dilakukan oleh seluruh indranya.
3) Anak Membangun Pengetahuannya Sendiri
Sejak lahir anak diberikan berbagai kemampuan. Dalam konsep ini
anak dibiarkan belajar melalui pengalaman-pengalaman dan
pengetahuan yang dialaminya sejak anak lahir dan pengetahuan yang
telah anak dapatkan selama hidup. Konsep ini diberikan agar anak
dirangsang untuk menambah pengetahuan yang telah diberikan
melalui materi-materi yang disampaikan oleh guru dengan caranya
sendiri. Anak diberikan fasilitas yang dapat menunjang untuk
membangun pengetahuannya sendiri.
4) Anak Berpikir Melalui Benda Kongkrit
Dalam konsep ini anak harus diberikan pembelajaran dengan benda-
benda yang nyata agar anak tidak menerawang atau bingung.
Maksudnya adalah anak dirangsang untuk berfikir dengan metode
pembelajaran dengan menggunakan benda nyata sebagai contoh
materi pembelajaran. Terciptanya pengalaman melalui benda nyata
diharapkan anak lebih mengerti maksud dari materi-materi yang
diajarkan oleh guru.
Pada kegiatan ini anak diharapkan berfikir melalui media-media
(benda-benda kongkrit) atau yang terdekat dengan anak secara
langsung. Anak usia dini dapat menyerap pengalaman dengan mudah
melalui benda-benda yang bersifat kongkrit (nyata). Oleh karena itu,
sebaiknya menggunakan media yang nyata untuk memberikan
pembelajaran kepada anak.
5) Anak Belajar Dari Lingkungan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan sengaja dan
terencana untuk membantu anak mengembangkan potensi secara
optimal sehingga anak dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
Pengertian tersebut mengandung makna bahwa esensi yang hakiki dari
tujuan akhir pendidikan adalah kemampuan anak untuk melakukan
adaptasi dengan lingkungan dalam arti yang luas. Dengan demikian
tujuan pendidikan seharusnya menjadi dasar untuk mengerahkan
berbagai proses pendidikan (pembelajaran) agar mendekatkan anak
dengan lingkungan. Dengandemikian pendidikan yang diberikan akan
dapat dimaknai dan berguna bagi anak ketika beradaptasi dengan
lingkungannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip

pembelajaran anak usia dini meliputi: 1) anak sebagai pembelajar aktif, 2) anak

belajar melalui sensori dan panca indra, 3) anak membangun pengetahuannya


20

sendiri, 4 anak berpikir melalui benda kongkrit, dan 5) anak belajar dari

lingkungan.

2.3 Hakeket kreativitas

2.3.1 Pengertian kreativitas

Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki setiap manusia. Dalam

kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu

kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Menurut KBBI

(Kamus Besar Bahasa Indonesia) kreativitas berasal dari kata kreatif yang berarti

“memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan”. Menurut

Semiawan, (2009:44) mengemukakan bahwa “kreativitas adalah modifikasi

sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru”. Dengan kata lain, terdapat dua

konsep lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru. . Sedangkan

menurut Munandar Yuliani dan Bambang, (2010:38) kreativitas berhubungan

dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, yang belum ada

sebelumnya.

Hal senada juga dikemukakan oleh Barron Ngalimun dkk (2013:44)

bahwa “kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru”.

Menurut Chaplin (Dalam Rahmawati, dan Euis 2005:16) mengutarakan bahwa

“kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni, atau dalam

permesinan atau dalam pemecahan masalah-masalah dengan metode-metode

baru”.

Sedangkan Pamadhi, (2008: 3.21) mengemukakan bahwa “kreativitas

akan muncul pada diri seseorang yang memiliki motivasi, rasa ingin tahu, dan
21

imajinasi karena mereka selalu mencari jawaban”. Menurut Rothemberg (Mutiah,

2010 : 42) kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide/gagasan dan

solusi yang baru dan berguna untuk memecahkan masalah dan tantangan yang

dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah

sebuah hasil dari berpikir kreatif baik berupa gagasan atau produk yang cenderung

berbeda pada umumnya baik yang bersifat baru atau yang sudah ada sebelumnya

menjadi sebuah konsep baru serta berguna untuk pemecahan masalah dalam

kehidupan sehari-hari.

2.3.2 Ciri-ciri Kreativitas

Kebermaknaan kreativitas terletak pada hakekat dan perannya sebagai

dimensi yang memberi ciri-ciri keunggulan bagi pertumbuhan anak usia dini yang

sehat, produktif dan inovatif. Guilford (Dalanm Mutiah, 2010 : 42)

mengemukakan sifat-sifat yang menjadi ciri kemampuan berfikir kreatif yaitu:

1) Kelancaran (fluency), yaitu suatu kemampuan untuk menghasilkan banyak

gagasan.

2) Keluwesan (flexibility), yaitu kemampuan untuk mengemukakan berbagam

pemecahan masalah.

3) Keaslian (orginality), yaitu merupakan kemampuan untuk mencetuskan

gagasan dengan cara-cara yang asli.

4) Kerincian (elaboration), yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara

terperinci.
22

Ihat Hatimah ( dalam sit, dkk 2016:9-10) mengemukakan beberapa bentuk

kreativitas pada anak usia dini, yaitu:

1) Gagasan/berpikir kreatif, yang meliputi: a) berpikir luwes yaitu


anak yang mampu mengungkapkan pengertian lain yang
mempunyai sifat sama, mampu memberikan jawaban yang tidak
kaku, mampu berinisiatif. b) berpikir orisinil yaitu anak mampu
mengungkapkan jawaban yang baru, anak mampu mengimajinasi
bermacam fungsi benda. c) berpikir terperinci yaitu anak yang
mampu mengembangkan ide yang bervariasi, mampu mengerjakan
sesuatu dengan tekun, mampu mengerjakan dan menyesuaikan
tugas dengan teliti dan terperinci. d) berpikir menghubungkan yaitu
anak yang memiliki tingkat kemampuan mengingat masa lalu yang
kuat, memiliki kemampuan menghubungkan masa lampau dan
masa kini.
2) Aspek sikap, yang meliputi: a) rasa ingin tahu yaitu anak
tersebut senang menanyakan sesuatu, terbuka terhadap situasi
asing, senang mencoba hal-hal yang baru. b) ketersedian untuk
menjawab pertanyaanp ertanyaan yang dilontarkan guru, tertarik
untuk memecahkan masalah-masalah baru. c) keterbukaan yaitu
anak yang senang beragumentasi, senang terhadap pengalaman
orang lain. d) percaya diri yaitu anak yang berani melontarkan
berbagai gagasan, tidak mudah dipengaruhi orang lain, kuat
pendirian, memiliki kebebasan berkreasi. e) berani mengambil
resiko yaitu anak yang tidak ragu mencoba hal baru, selalu
berusaha untuk berhasil, dan berani mempertahankan.
3) Aspek karya, yang meliputi: a) permainan yaitu anak yang
berani memodifikasi berbagai mainan, mampu menyusun berbagai
bentuk mainan. b) karangan yaitu anak mampu menyusun
karangan, tulisan atau cerita, mampu menggambar hal yang baru,
memodifikasi dari yang telah ada.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri- ciri

kemampuan berfikir kreatif yaitu: 1) kelancaran berfikir, keluwesan berfikir,

keaslian berfikir dan kerincian berfikit. 2) aspek gagasan, aspek sikap, dan aspek

karya.

2.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas

Faktor yang mempengaruhi kreativitas menurut Sit, dkk (2006:12) yaitu:


23

1) Faktor internal individu, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang

dapat mempengaruhi kreativitas, diantaranya: 1) keterbukaan terhadap

pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu, 2) keterbukaan

terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi

dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada

usaha defense, tanpa kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut.

dengan demikian individu kreatif adalah individu yang mampu menerima

perbedaan, 3) evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai

produk yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri,

bukan karena kritik dan pujian dari orang lain. walaupun demikian individu

tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain, 4)

kemampuan untuk bermain dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur,

bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang

sudah ada sebelumnya.

2) Faktor eksternal (Lingkungan) yaitu yang dapat mempengaruhi kreativitas

individu adalah lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan

kebebasan psikologis. Peran kondisi lingkungan mencakup lingkungan dalam

arti kata luas yaitu masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan dapat

mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil

bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat.

Adanya kebudayaan creativogenic, yaitu kebudayaan yang memupuk dan

mengembangkan kreativitas dalam masyarakat, antara lain: 1) tersedianya

sarana kebudayaan, misal ada peralatan, bahan dan media, 2) adanya


24

keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan bagi semua lapisan masyarakat,

3) menekankan pada becoming dan tidak hanya being, artinya tidak

menekankan pada kepentingan untuk masa sekarang melainkan berorientasi

pada masa mendatang, 4) memberi kebebasan terhadap semua warga negara

tanpa diskriminasi, terutama jenis kelamin 5) adanya kebebasan setelah

pengalaman tekanan dan tindakan keras, artinya setelah kemerdekaan

diperoleh dan kebebasan dapat dinikmati, 6) keterbukaan terhadap rangsangan

kebudayaan yang berbeda, 7) adanya toleransi terhadap pandangan yang

berbeda, 8) adanya interaksi antara individu yang berhasil. 9) adanya insentif

dan penghargaan bagi hasil karya anak.

Sedangkan menurut Hurlock, (1991:8), faktor-faktor yang mempengaruhi

kreativititas yaitu:

1) Jenis kelamin, akan berpengaruh terhadap kreativitas. Anak laki-laki

cenderung lebih besar kreativitasnya daripada anak perempuan, terutama

setelah masa kanak-kanak. Hal ini di sebabkan adanya perbedaan perlakuan

antar anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki dituntut untuk lebih

mandiri, sehingga anak laki-laki biasanya lebih berani engambil resiko

dibandingkan dengan nak perempaun.

2) Urutan kelahiran, anak sulung, anak tengah, dan anak bungsu akan berbeda

tingkat kreativitasnya. Anak yang kahir ditengah cenderung lebih kreatif

dariada anak yang lahir pertama. Hal ini terjadi karena biasanya anak sulung

lebih ditekan untuk lebih enyesuiakan diri oleh aturan orang tua sehingga

anak lebih penurut dan kreativitasnya mati.


25

3) Intelegensi, anak yang tinggi pada setiap tahapan perkembangan cenderung

menunjukan tongkat kreativitas yang tinggi dibandingkan anak yang

intelegensinya rendah. Anak yang pandai lebih banyak mempunyai gagasan

baru untuk menyelesaikan konflik sosial dan mampu merumuskan

penyelesaian konflik tersebut.

4) Tingkat pendikan orang tua, anak yang orang tuanya berpendidikan tinggi

cenderung lebih kreatif dibandingkan yang pendidikannya rendah. Hal ini

disebabkan karena banyaknya prasarana serta tingginya dorongan dari orang

tua sehingga memupuk anak untuk menampilkan daya inisiatif dan

kreativitasnnya.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang

dapat mempengaruhi kreativitas anak usia dini yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dalam diri anak, misalnya

intelegensi. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar

misalnya lingkungan keluarga, sekolah, ataupun budaya sekitar.

2.3.4 Manfaat Kreativitas

Kreativitas memiliki peran penting dalam bagi kehidupan anak

dikemudian hari. Menurut Sit, dkk (2006:25) mengemukakan bahwa sebab

didalam jiwa seorang anak yang kreatif memiliki nilai-nilai kreativitas yaitu :

1) Kreativitas memberikan anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang yang

sangat besar pengahargaannya yang mempunyai pengaruh nyata terhadap

perkembangan kepribadiannya. Misalnya tidak ada yang dapat memberi

anak rasa puas yang lebih besar daripada menciptakan sesuatu sendiri,
26

apakah itu berbentuk rumah, yang dibuat dari kursi yang dibalik dan

ditutupi selimut atau gambar seekor anjing. Dan tidak ada yang lebih

mengurangi harga dirinya daripada kritik atau ejekan terhadap kreasi itu

atau pertanyaan apa sesungguhnya bentuk yang dibuatnya itu.

2) Menjadi kreatif penting bagi anak kecil untuk menambah bumbu dalam

permainannya pusat kegiatan hidup mereka, jika kreativitas dapat membuat

permainan menyenangkan, mereka akan merasa bahagia dan puas, ini

sebaliknya akan menumbuhkan penyesuaian pribadi dan sosial yang baik.

3) Prestasi merupakan kepentingan utama dalam penyesuaian hidup mereka,

maka kreativitas membantu mereka untuk mencapai keberhasilan di bidang

yang berarti bagi mereka dan dipandang baik oleh orang yang berarti

baginya akan menjadi sumber kepuasan ego yang besar.

4) Nilai kreativitas yang penting dan sering dilupakan ialah kepemimpinan,

pada setiap tingkatan usia.

Sedangkan menurut Munandar mengungkapkan mengenai manfaat

kreativitas bagi anak yaitu kreativitas yang memungkinkan manusia

meningkatkan kualitas hidupnya, dalam era pembangunan ini tidak dapat

dipungkiri bahwa kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung

pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan

teknologi baru dari anggota masyarakatnya, untuk mencapai hal itu, perlulah sikap

dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini, agar anak didik kelak tidak hanya menjadi

konsumen pengetahuan baru dan pencari kerja, tetapi mampu menciptakan

pekerjaan baru (wiraswasta) Sit, dkk (2006:26).


27

Kreativitas perlu dipupuk sejak dini dalam diri peserta didik agar:

1) Karena dengan berkreasi orang dapat perwujudan diri/ aktualisasi, dimana hal

ini merupakan kebutuhan pokok pada tingkat ketujuh dari delapan kebutuhan

dalam kehidupan manusia. Kreativitas merupakan manifestasi dari individu

yang berfungsi sepenuhnya.

2) Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-

macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk

pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam

pendidikan. Di sekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan pengetahuan,

ingatan dan penalaran.

3) Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi

lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasan pada individu. Dari wawancara

terhadap tokoh-tokoh yang telah mendapat penghargaan karena berhasil

menciptakan sesuatu yang bermakna, yaitu para seniman, ilmuwan, dan ahli

penemu, ternyata faktor kepuasan ini amat berperan bahkan lebih dari

keuntungan material semata-mata.

4) Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam

era pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara

bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-

penemuan baru, dan teknologi baru.

Berdasarkan teori di atas pengembangan kreativitas harus dilakukan sejak

usia dini agar kelak mereka dapat menciptakan suatu hal yang baru dikemudian

hari, baik itu berupa produk dalam bentuk gagasan yang dapat diterapkan untuk
28

pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat unsur-unsur yang

sudah ada sebelumnya. Di samping itu anak dapat mengaktualisasikan dirinya

yang merupakan kebutuhan pokok tertinggi dalam hidup manusia

2.4 Hakekat Finger Painting

2.4.1 Pengertian Finger Painting

Finger Painting atau melukis dengan jari merupakan kegiatan

menggambar yang dilakuakn tanpa menggunakan kuas lukis karena yang

diigunakan untuk melukis yaitu jari atau telapak tangan.

Menurut Pamadhi, (2009:3.35) mengemukakan bahwa:

finger painting, yaitu tehnik melukis secara langsung tanpa


menggunakan bantuan alat, yakni seseorang mengganti kuas
dengan jari-jari tangan secara langsung. Sedangkan teknik ini
dimanfaatkan dalam praktek melukis untuk anak dengan bahan
pewarna yang murah dengan campuran lem cair. Caranya dalah
mencampurkan bahan pewarna dengan lem cair ke dalam mangkok
sejumlah warna yang dibubuhkan. Selanjutnya warna yang sudah
bercampur secara sempurna dapat digunakan untuk melukiskan
secara langsung dengan jari-jari.

Sedangkan menurut Sumanto, (2005:53) mengemukakan bahwa

“mengggambar dengan jari atau finger painting merupakan jenis kegiatan

membuat gambar yang dilakukan dengan cara menggoreskan adonan warna

(bubur warna) secara langsung dengan jari tangan secara bebas di atas bidang

gambar. Batasan jari disni adalah semua jari tangan, telapak tangan, sampai

pergelangan tangan”. Selanjutnya menurut Solehuddin, (2004:24), menyatakan

bahwa:

finger painting adalah teknik melukis dengan mengoleskan kanji


pada kertas satu karton dengan jari atau telapak tangan. Dalam
aktivitas ini dapat digunakan berbagai media warna, dapat
menggunakan tepung kanji, adonan kue, pasir dan sebagainya.
29

Aktivitas ini penting dilakukaan sebab akan memberikan sensasi


pada jari sehingga dapat merasakan control jarinya dan membentuk
konsep gerak membaut huruf.

Jalongo, (2007: 261), mengemukakan bahwa “finger painting atau melukis

dengan jari membantu anak untuk mengekplorasi dalam membuat tanda di atas

kertas karena tidak memerlukan latihan untuk melaksanakannya”. Downs,

(2008:57) mengemukakan “ finger painting adalah melukis dengan jari, melatih

pegembangan imajinasi, memperhalus kemampuan motorik halus, dan mengasah

bakat seni rupa”.

Berdasarkan uraian diatas finger painting yaitu sebuah kegiatan melukis

menggunakan jari dengan menggunakan bahan warna yang, kemudian digoreskan

diatas bidang datar atau kertas. Melalui kegiatan ini anak dapat merasakan

pengalaman secara langsung dalam menggambar menggunakan jarinya serta

bebas mengeksplorasikan dirinya serta menggambar sesuai dengan imajinasi

mereka.

2.4.2 Manfaat Kegiatan Finger Painting

Setiap kegiatan yang akan dilakukan tentunya memiliki tujuan yang akan

dicapai serta manfaat bagi anak usia dini. Kegiatan finger painting memiliki

banyak tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh atau dirasakan oleh anak usia

dini. Suparman mengemukakan bahwa melukis dengan jari atau finger painting

memiliki manfaat bagi anak usia dini diantaranya; melatih otot-otot tangan atau

jari-jemari, koordinasi mata dan tangan, melatih kecakapan untuk memupuk

perasaan terhadap gerak tangan dan perasaan keindahan. Sit, dkk ( 2006:172).

Tujuan dari kegiatan ini adalah:


30

1) Dapat melatih motorik halus pada anak yang melibatkan gerak otototot kecil

dan kematangan syaraf.

2) Mengenal konsep warna primer (merah, kuning, biru). Dari warnawarna yang

terang kita dapat mengetahui kondisi emosi anak, kegembiraan dankondisi-

kondisi emosi mereka.

3) Mengenalkan konsep pencampuran warna primer, sehingga menjadi warna

yang sekunder dan tersier.

4) Mengendalkan estetika keindahan warna.

5) Melatih imajinasi dan kreatifitas anak.

Selanjutnya menurut Pamadhi, (2010:3.10) mengemukakan bahwa

melukis memiliki beberapa menfaat yaitu:

Melukis sebagai media mencurahkan perasaan, melukis sebagi alat


bercerita (Bahasa Visual/Bentuk), melukis berfungsi sebagai alat
bermain, melukis dapat melatih ingatan, melukis dapat melatih
berpikir komprehensif (menyeluruh), melukis sebagai media
sumblimasi perasaan, melukis dapat melatih keseimbangan,
melukis dapat melatih kreativitas anak dan melukis
mengembangkan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi.

Sedangkan menurut Montolalu, (2009:3.17) mengemukakan bahwa:

“mengembangkan fantasi, imajinasin dan kreasi, mengembangkan ekspresi

melalui media lukis dengan gerakan tangan, melatih otot-otot tangan/jari,

koordinasi otot dan mata dan melatih kecakapan, mengkombinasikan warna dan

memupuk perasaan keindahan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan finger

painting memiliki manfaat untuk mengembangkan aspek motorik halus, kognitif,


31

imajinasi, kreativitas, serta mengenalkan berbagai macam-macam warna kepada

anak.

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Kegiatan Finger Painting

Setiap kegiatan tentunya memiliki keunggulan dan kekurangan, begitupun

dengan kegiatan finger painting ini. Adapun kelebihan dan kekurangan kegiatan

finger painting yaitu:

Menurut Sumanto, (2005: 65) mengemukakan bahwa terdapat kelebihan

dan kekurangan finger painting yaitu:

1) Kelebihan, yaitu memberikan sensasi pada jari sehingga dapat merasakan

kontrol gerakan jarinya dan membentuk konsep gerakan membuat huruf.

Disamping itu kegiatan finger painting juga mengajarkan konsep warna dan

mengembangkan bakat seni.

2) Kekurangan yaitu, bermain kotor dan terkadang anak merasa jijik dan geli

karena kanji yang digunakan sebagai media lengket pada jari-jemari anak.

untuk media pasir anak harus dikontrol jangan sampai pasir masuk kemata

anak.

Kegiatan finger painting mempunyai kelebihan yaitu memberi pengalaman

langsung kepada anak sedangkan kelemahan kegiatan finger painting yaitu

terkadang anak merasa jijik dengan bubur warna yang melengket pada jari-jari

anak.

2.4.4 Alat dan Bahan Finger Painting

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan finger painting untuk

anak usia dini haruslah aman tidak berbahaya bagi anak sehingga dalam
32

pengaplikasiannya tidak menimbulkan masalah bagi anak maupun gurunya.

Menurut Rachmawati, dan Euis (2011 : 3. 17), mengemukakan bahwa alat dan

bahan yang digunakan untuk kegiatan finger painting yaitu, tepung kanji, tepung

terigu, serbuk pewarna, air, serta kertas gambar”. Pendapat serupa diungkapkan

oleh Montolalu, (2009:3.17) mengemukakan bahwa alat dan bahan yang

digunakan untuk bermain finger painting yakni plastik untuk alas, kertas putih,

cat dengan 4-8 warna, celemek serta tepung sagu (kanji).

Langkah-langkah dalam kegatan finger painting menurut Rachmawati, dan

Euis (2010:84),

1) Anak beserta guru mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan

2) Guru memandu anak-anak untuk membaut adonan terlebih dahulu sebelum

membuat finger painting.

3) Cara membuat bahan untuk finger painting yaitu : Tepung kanji dan tepung

terigu diaduk sampai rata. Masukan air aduk sampai rata sehingga adonan

terlihat encer. Langkah selanjutnya adonan dimasak hingga mendidih sambil

diaduk terus hingga adonan mengental seperti lem. Setelah itu angkat dan

dinginkan. Setelah dingin guru dapat membantu anak untuk membagi adonan

dalam beberapa tempat untuk di beri warna sesuai kebutuhan anak.

4) Guru menyiapkan kertas gambar besar (ukuran kertas sesuaikan dengan

situasi, kertas ini dapat pula berbentuk binatang dinosaurus yang besar)

kemudian anak dapat menggambar dengan menggunakan jari yang

sebelumnya sudah di lumuri dengan adonan finger painting.

5) Diakhir kegiatan anak-anak menceritkan lukisan yang dibuatnya.


33

Sebelum melakukan kegiatan finger painting terlebih dahulu tentang

kegiatan yang akan dilakukan dan jelaskan satu persatu tentang alat dan bahan

yang digunakan dalam kegiatan. Guru juga dapat memberikan pola atau batasan

garis pada kertas untuk anak menggambar agar anak dapat mengggambar tidak

melewati batas garis.

2.5 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti menemukan

bahwa masih kurang hal ini disebabkan karena media atau kegiatan yang

digunakan kurang efektif untuk mengembangkan kreativits anak. Oleh karena itu

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan kegiatan finger

painting untuk mengembangkan kreativitas anak di kelompok B1 TK Mantikulore

Lasoani kecamatan Palu Timur Kota Palu. Kegiatan bermain finger painting yang

dilakukan diharapkan dapat berpengaruh terhadap kreativitas anak. Pada saat

bermain anak dibebaskan untuk bereksplorasi melalui media yang ada di

lingkungan sekitar ataupun media yang telah disediakan oleh guru sebelumnya.

Anak membuat lukisan jari bedasarkan ide yang dimiliki, anak dibebaskan untuk

bereskperimen dengan melakukan pencampuran warna sehingga anak dapat

menemukan pengetahuan baru dan mengembangkan kreativitas yang anak miliki.

Melalui kegitan finger painting diharapkan anak dapat belajar tahap

kognitif melalui pengetahuan dalam pembelajaran yang dilakukan di sekolah

seperti belajar menggerakan jari jemari menggunakan cat warna, belajar mengenai

warna-warna, mengembngkan fantasi, imajinasi serta kreativitas anak.

Masih kurangnya
Observasi awal di kreativitas anak di
kelompok B1 TK kelompok B1 TK
Mantikulore Lasoani Mantikulore Lasoani

2.2.2 H
34

(Gambar 2.1) Kerangka pemikiran

2.6 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian ini yaitu :

H1 : Ada pengaruh kegiatan finger painting terhadap kreativitas anak di kelompok

B1 TK Mantikulore Lasoani.

HO : Tidak ada pengaruh kegiatan finger painting terhadap kreativitas anak di

kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian

eksperimen. Penelitian eksperimen ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa

sifat penelitian eksperimental, yaitu mencoba suatu untuk pengaruh atau akibat

dari perlakuan serta untuk mengetahui pengaruh sebelum diberikan perlakuan dan

sesudah diberi perlakuan.

3.2 Desain atau Rancangn Penelitian

Desain atau rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu dari Sugiyono (2009 : 66) yaitu pre-test dan post-test atau sebelum dan

sesudah diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih

akurat, karena dapat membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberi

perlakuan. Oleh karena itu, peneliti mengadaptasi desain penelitian dari Sugiyono

yaitu sebagai berikut:


O1 x O2
(Gambar 3.1) Desain Penelitian

Keterangan :

O1 = Sebelum perlakuan
X = Perlakuan
O2 = Sesudah perlakuam
36

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dillakukan di kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani

yang beralamat di Jl. Bulumasomba No. 05 Palu Kel. Lasoani, Sulawesi Tengah.

Peneliti meneliti di kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani karena berdasarkan

hasil observasi awal yang dilakukan peneliti menemukan masalah terkait tingkat

kreativitas anak masih rendah di kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani

Kecamatan Palu Timur Kota Palu

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 minggu, yaitu dari tanggal 02

Desember 2019 sampai pada tanggal 11 Januari 2020, setelah melakukan seminar

proposal dan mendapatkan surat izin penelitian.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu seluruh anak di kelompok B1 TK Mantikulore

Lasoani yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 9 orang anak perempuan dan 6

orang anak laki-laki.

3.5 Jenis Dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data deskriptif yang bersumber dari

lembar observasi aktivitas guru dan anak pada saat pembelajaran berlangsung

yang dideskripsikan melalui data sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan.


37

3.5.2 Sumber Data

1) Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh melalui lembar pengamatan

(observasi) terhadap subjek yang diteliti, yaitu anak di Kelompok B1 TK

Mantikulore Lasoani

2) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari perpustakan maupun

dari layanan internet mengenai buku-buku tentang PAUD maupun buku tentang

kegiatan finger painting dan buku tentang kreativitas, serta berbagai rujukan

skripsi dan jurnal yang relevan dengan penelitian.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu;

1) Teknik observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan

pengamatan an pencatatan untuk mengetahui masalah yang akan diteliti di

kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani. Dalam hal ini sehingga dapat melihat

secara langsung bagaimana kreativitas anak saat pembelajaran.

2) Teknik wawancara, yaitu melakukan wawancara dengan menggunakan

panduan berupa pertanyaan terstruktur denang semua pihak yang terkait

dengan masalah yang diteliti, agar dapat mengungkapkan fakta yang terjadi

dilapangan.

3) Teknik dokumentasi, yaitu salah satu faktor pendukung untuk memperoleh

hasil penelitian yang menggambarkan situasi dalam proses pembelajaran yang

sedang berlangsung.
38

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data. Tujuan dari penggunaan instrumen adalah

untuk memudahkan peneliti dalam mengambil dan mengolah data serta melihat

seberapa keberhasilan kegiatan finger painting mempengaruhi kreativitas anak.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: lembar pengamatan

(observasi), pedoman wawancara, rubrik penilain, rencana pelaksanaan

pembelajaran harian (RPPH), dan kamera sebagi alat bantu dalam

mendokumentasikan gambar-gambar atau aktivtas yang dilakukan oleh anak dan

peneliti.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini merupakan dalam proses penelitian yang

sangat penting. Adapun analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif dan analisis inferensial.

3.8.1 Analisis Deskriptif

Data yang telah diperoleh akan dikelola secara deskriptif untuk

mendapatkan data kualitatif dari lembar observasi. Teknik analisis data yang

digunakan untuk mengukur kemampuan anak, sesuai dengan rubrik penilaian

yang telah ditetapkan, jika kreativitas sangat tinggi maka diberikan kategori

sangat (ST) tinggi atau skor 4, jika kreativitas anak tinggi maka diberi kategori

tinggi (T) atau skor 3, sedangkan, anak yang memiliki tingkat kretivitas sedang

diberi kategori sedang (S) atau skor 2 dan tingkat kreativitas anak yang masih

rendah diberi kategori rendah (R) atau skor 1.


39

Sesuai uraian di atas, untuk tabel distribusi frekuensi dan persentase serta

penjelasannya sesuai gambar. Depdiknas (2010:11), sebagai berikut:

Kategori Skor
Sangat Tinggi (ST) 4
Tinggi (T) 3
Sedang (S) 2
Rendah (R) 1

Analisis deskriptif berujuan untuk mendeskripsikan data penelitian

meliputi distribusi, presentase, yang bertujuan untuk membaca data yang

diperoleh dari lapangan, berupa kegiatan finger painting dan kreativitas anak.

rumus yang dugunakan dari Arikunto (2006:42), untuk menghitung presentase

(%), yaitu:

f
P= X 100 %
N

Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi hasil observasi
N = Jumlah frekueinsi keseluruhan

3.8.2 Analisis Inferensial

Hipotesis (H1) yang diuji dalam penelitian ini adalah setelah diberikan

layanan kegiatan finger painting, kemampuan kreativitas anak tidak lebih baik

dibandingkan sebelum diberikan layanan kegiatan finger painting. Pengujian

hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan statistik uji t dengan rumus sebagai

| x1− x2|
t=

√ ∑ d2
berikut: , (Suharsimi Arikunto, 2002:244)
N (n−1)

Keterangan :
t : Uji t
x1 : Rata-rata skor pilihan peserta didik sebelum diberikan kegiatan finger
40

painting
x2 : Rata-rata skor pilihan peserta didik sesudah diberikan kegiatan finger
painting
∑d 2
: Jumlah deviasi kuadrat selisi dari nilai pilihan peserta didik
sebelum dan
sesudah diberikan layanan kegiatan Finger Painting
N : Jumlah siswa.

Rumus diatas untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan oleh peneliti

yaitu “Pengaruh Kegiatan Finger Painting Terhadap Kreativitas Anak di

kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani” diterima atau ditolak , maka hasil nilai

thitung dikonsultasikan dengan nilai ttabel pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05%)

apabila t hitung ≤ t tabel maka hipotesis nol(H ¿¿ 0)¿ ditolak atau jika t hitung ≥ t tabel

maka hipotesis (H ¿¿ 1)¿ diterima.

3.9 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini, yaitu:

1) Tahap Persiapan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: menentukan

lokasi penelitian, mencari literatur yang berkaitan dengan penelitian,

menyusun proposal dan instrumen penelitian dan mengadakan surat izin

penelitian dari Fakultas.

2) Tahapan Peleksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

menyerahkan surat dari program studi sekaligus meminta izin mengumpulkan

data, mengumpulkan data penelitian, mengurus surat keterangan penelitian

dari pihak TK, pengelolaan dan analisis penelitian.

3) Tahap Akhir. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengelolaan dan

analisis data, serta dokumentasi sebagai bukti dari penelitian menyusun

proposal.
41
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Mantikulore Lasoani yang bertempat Jl.

Bulumasomba No. 05 Palu Kel. Lasoani, Sulawesi Tengah. Penelitian ini

dilaksanakan di kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani, yang bertanggung jawab

dikelas ini adalah Ibu Sutrisna. Penilitian ini dilakukan selama empat minggu

mulai pada tanggal 02 Desember 2019 sampai dengan tanggal 11 Januari 2020

dengan jumlah 15 anak yang menjadi subjek penelitian. Dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh kegiatan finger painting terhadap perkembangan

kreativitas pada anak di TK Mantikulore Lasoani yaitu melalui penelitian dengan

melihat tiga aspek: kelancaran berpikir (fluency of thinking), kerincian

(elaboration), dan keaslian berpikir (originality).

4.1.1 Hasil Pengamatan Sebelum Kegiatan Finger Painting

Hasil perkembangan kreativitas anak diperoleh melalui metode observasi.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti sebelum diberikan

perlakuan, disajikan pada tabel dibawah ini berdasarkan aspek yang diamati,

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Kelancaran Berpikir (Fluency of Thinking)

No Kategori Frekuensi Persentase %


1 Sangat tinggi (ST) 1 6.66
2 Tinggi (T) 4 26.66
3 Sedang (S) 6 40
4 Rendah (T) 4 26.66
Jumlah 15 100 %
43

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui dari 15 anak yang menjadi subyek

penelitian, terdapat 1 anak atau (6.66%) yang masuk dalam kategori sangat tinggi

(ST), 4 anak atau (26.66%) yang masuk dalam kategori tinggi (T) , 6 anak atau

(40%) yang masuk dalam kategori sedang (S) dan 4 anak atau (26.66%) yang

masuk dalam kategori rendah (T) dalam aspek kelancaran berfikir (fluency of

thinking).

Tabel 4.2 Kerincian berpikir (Elaboration of thinking)

No Kategori Frekuensi Persentase %


1 Sangat tinggi (ST) 1 6.66
2 Tinggi (T) 2 13.33
3 Sedang (S) 7 46.66
4 Rendah (T) 5 33.33
Jumlah 15 100 %

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui dari 15 anak yang menjadi subjek

penelitian, terdapat 1 anak atau (6,67%) yang masuk dalam kategori sangat tinggi

(ST), 2 anak atau (13.33%) yang masuk dalam kategori tinggi (T) , 7 anak atau

(46.66%) yang masuk dalam kategori sedang (S), dan 5 anak atau (33,33%) yang

masuk dalam kategori rendah (R) dalam aspek kerincian berpikir (elaboration of

thinking).

Tabel 4.3 Keaslian Berpikir (Originality of thinking)

No Kategori Frekuensi Persentase%


1 Sangat tinggi (ST) 1 6.66
2 Tinggi (T) 1 6.66
3 Sedang (S) 6 40
4 Rendah 7 46,66
Jumlah 15 100 %

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui dari 15 orang anak yang menjadi subyek

penelitian, terdapat 1 anak atau (6.66%) kategori sangat tinggi (ST), 1 anak atau
44

(6.66%) termasuk dalam kategori tinggi (T), 6 anak atau (40 %) yang termasuk

dalam kategori sedang (S), dan 7 anak atau (46.66%) yang masuk dalam kategori

rendah (R) dalam aspek keaslian berpikir (originality of thinking).

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Sebelum Diberikan Perlakuan

Aspek Yang Diamati


Kelancaran Kerincian Keaslian
berpikir (elaboration berpikir Rata-rata
Kategori
fluency of of thinking) (orginality of %
thinking) thinking)
F % F % F %
ST 1 6.66 1 6.66 1 6.66 6,66
T 4 26.66 2 13.33 1 6.66 15,55
S 6 40 7 46.66 6 40 42.22
R 4 26.66 5 33.33 7 46,66 35.55
Jumlah 15 100 15 100 15 100 100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, diketahui dari 15 anak yang menjadi subyek

penelitian sebelum perlakuan, untuk aspek kreativitas kelancaran berfikir (fluency

of thinking), terdapat 1 anak atau (6.66%) yang masuk dalam kategori sangat

tinggi (ST), 4 anak atau (26.66%) yang masuk dalam kategori tinggi (T) , 6 anak

atau (40%) yang masuk dalam kategori sedang (S) dan 4 anak atau (26.66%)

yang masuk dalam kategori rendah (T). Dan untuk aspek kerincian berpikir

(elaboration of thinking), terdapat 1 anak atau (6.66%) yang masuk dalam

kategori sangat tinggi (ST), 2 anak atau (13.33%) yang masuk dalam kategori

tinggi (T) , 7 anak atau (46.66%) yang masuk dalam kategori sedang (S), dan 5

anak atau (33,33%) yang masuk dalam kategori rendah (R). Serta untuk aspek

keaslian berpikir (originality of thinking), terdapat 1 anak atau (6.66%) kategori

sangat tinggi (ST), 1 anak atau (6.66%) termasuk dalam kategori tinggi (T), 6 atau
45

anak (40%) yang termasuk dalam kategori sedang (S), dan 7 anak atau (46.66%)

yang masuk dalam kategori rendah (R).

Berdasarkan tabel 4.4 hasil pengamatan sebelum perlakuan menunjukkan

presentase kategori sangat tinggi (ST) hanya mencapai 6.66%, presentase untuk

kategori tinggi (T) mencapai 15,55%, kategori sedang (S) mencapai 42.22% dan

kategori rendah (R) mencapai 35,55%.

Selanjutnya, peneliti akan menjelaskan pengamatan tingkat kreativita anak

anak dalam bentuk histogram pada tiga aspek yang telah diamati dari hasil

rekapitulasi sebelum diberikan perlakuan berupa kegiatan fingger painting.

Gambar 4.1 Histogram tingkat kreativitas anak sebelum diberikan

perlakuan

Tingkat kreativits anak sebelum perlakuan


7
6 6
6
4
2
0
g) g) ng
)
kin kin ki
in hi
n in
th t t h
of of of
y n y
enc atio alit
f lu or in
( ab rg
ir (e
l (o
r f ik r ki
r
Be ki pi
pi r
an be be
ar n n
an
c cia slia
el in ea
K er K
K Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah

Berdasarkan histogram 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 15 anak

yang dijadikan subjek penelitian, untuk kategori sangat tinggi (ST) ditandai

dengan diagram warna biru dari semua aspek yang diamati, mulai dari aspek
46

kelancaran berfikir (fluency of thinking), aspek kerincian berpikir (elaboration of

thinking), dan aspek keaslian berpikir (orginality of thinking). Kemudian diagram

warna kuning adalah kategori tinggi (T), lalu diagram warna ungu adalah kategori

sedang (S), dan terakhir diagram warna merah adalah kategori rendah (R).

Berdasarkan hasil dari histogram gambar 4.1, pada ketiga aspek yang telah

diamati, terlihat bahwa diagram warna merah atau kategori rendah (R) dan ungu

atau kategori sedang (S) terlihat sangat menonjol, serta warna biru kategori sangat

tinggi (ST) dan warna kuning atau kategori tinggi (T) tidak terlalu menonjol.

4.1.2 Hasil Pengamatan Sesudah Kegiatan Finger Painting

Adapun hasil pengamatan setelah diberikan perlakuan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 4.5 Kelancaran Berfikir (Fluency Of Thinking)

No Kategori Frekuensi Persentase%


1 Sangat tinggi (ST) 7 46.66
2 Tinggi (T) 5 33.33
3 Sedang (S) 2 13.33
4 Rendah 1 6.66
Jumlah 15 100

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui dari 15 anak yang menjadi subjek

penelitian, terdapat 7 anak atau (46.66%) yang masuk dalam kategori sangat

tinggi (ST), 5 anak atau (33.33%) yang masuk dalam kategori tinggi (T), 2 anak

atau (13,33%) masuk dalam kategori sedang (S), dan terdapat 1 anak (6,66%)

masuk dalam kategori rendah (R), dalam aspek kelancaran berfikir (fluency of

thinking).

Tabel 4.6 Kerincian berpikir (Elaboration of thinking)

No Kategori Frekuensi Persentase%


47

1 Sangat tinggi (ST) 6 40


2 Tinggi (T) 6 40
3 Sedang (S) 2 13.33
4 Rendah (R) 1 6,66
Jumlah 15 100

Berdasarkan tabel 4.6 data yang berhasil dikumpulkan dari 15 orang anak

yang menjadi subyek penelitian terdapat 6 anak atau (40%) masuk dalam kategori

sangat tinggi (ST), 6 anak atau (40%) masuk dalam kategori tinggi (T), 2 anak

atau (13.33%) masuk dalam kategori sedang (S), dan 1 anak atau (6,66%) yang

masuk dalam kategori rendah (R) dalam aspek kerincian berpikir (elaboration of

thinking).

Tabel 4.7 Keaslian Berpikir (Originality of thinking)

No Kategori Frekuensi Persentase%


1 Sangat tinggi (ST) 5 33.33
2 Tinggi (T) 4 26.66
3 Sedang (S) 5 33.33
4 Rendah 1 6,66
Jumlah 15 100

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui dari 15 orang anak yang menjadi subjek

penelitian terdapat 5 anak atau (33.33%) masuk dalam kategori sangat tinggi (ST),

4 anak atau (26.66%) masuk dalam kategori tinggi (T), 5 anak atau ( 33.33%)

masuk dalam kategori sedang (S), dan 1 anak atau (6,66%) yang masuk dalam

kategori rendah (R), dalam aspek keaslian berpikir (originality of thinking).

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Sesudah Diberikan Perlakuan

Aspek Yang Diamati


Kelancaran Kerincian Keaslian
berpikir berpikir berpikir Rata-rata
Kategori
fluency of (elaboration (originality of %
thinking) of thinking) thinking)
F % F % F %
48

ST 7 46.66 6 40 5 33.33 39.99


T 5 33.33 6 40 4 26.66 33.33
S 2 13.33 2 13.33 5 33.33 19.99
R 1 6.66 1 6,66 1 6,66 6.66
Jumlah 15 100 15 100 15 100 100

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dari 15 orang anak yang menjadi subjek

penelitian sesudah perlakuan, untuk aspek kelancaran berfikir (fluency of

thinking). terdapat 7 anak atau (46.66%) yang masuk dalam kategori sangat

tinggi (ST), 5 anak atau (33.33%) yang masuk dalam kategori tinggi (T), 2 anak

atau (13,33%) masuk dalam kategori sedang (S), dan terdapat 1 anak (6,66%)

masuk dalam kategori rendah (R). Dan dalam aspek kerincian berpikir

(elaboration of thinking) terdapat 6 anak atau (40%) masuk dalam kategori sangat

tinggi (ST), 6 anak atau (40%) masuk dalam kategori tinggi (T), 2 anak atau

(13.33%) masuk dalam kategori sedang (S), dan 1 anak atau (6,66%) yang masuk

dalam kategori rendah (R) Serta dalam aspek keaslian berpikir (originality of

thinking) terdapat 5 anak atau (33.33%) masuk dalam kategori sangat tinggi (ST),

4 anak atau (26.66%) masuk dalam kategori tinggi (T), 5 anak atau ( 33.33%)

masuk dalam kategori sedang (S), dan 1 anak atau (6,66%) yang masuk dalam

kategori rendah (R).

Berdasarkan tabel 4.8 di atas hasil pengamatan sesudah perlakuan

menunjukkan presentase kategori sangat tinggi (ST) mencapai 39.99%, presentase

untuk kategori tinggi (T) mencapai 33.33%, kategori sedang (S) mencapai 19.99%

dan kategori rendah ( R) mencapai 6,66%.


49

Jika ditampilkan dalam gambar, maka akan terlihat histogram Nilai-nilai

Agama anak sesudah diberikan perlakuan berupa Kegiatan Bernyanyi, dalam tiga

aspek yang telah diamati, sebagai berikut:

Gambar 4.2 Histogram tingkat kreativitas anak sesudah diberikan

perlakuan

Tingkat kreativits anak sesudah perlakuan


5
6
4 2 2
2
0

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah

Berdasarkan hasil dari histogram gambar 4.2, pada ketiga aspek yang telah

diamati, terlihat bahwa diagram warna biru kategori sangat tinggi (ST) dan warna

kuning atau kategori tinggi (T) terlihat sangat menonjol sedangkan warna merah

atau kategori rendah (R) dan ungu atau kategori sedang (S) terlihat tidak terlalu

menonjol. Berbeda dengan hasil sebelum perlakuan yang menunjukan hasil

sebaliknya.
50

4.1.3 Hasil Uji Analisis Inferensial

Sebelum masuk ke uji-T, terlebih dahulu harus masuk ke uji normalitas,

Saeful dan Bahrudin (2014, 133) menyatakan bahwa uji normalitas dilakukan

untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data yang nantinya hal ini

menjadi penting untuk diketahui karena berkaitan dengan uji statistik yang tepat

untuk digunakan .

Tabel 4.9 Tests of Normalitas


Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum perlakuan .205 15 .090 .893 15 .073
*
Sesudah perlakuan .138 15 .200 .907 15 .122
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan dari tabel 4.9 di atas, dapat diambil kesimpulan yaitu bahwa

data variabel sebelum perlakuan berdistribusi normal karena nilai sig > 0,05 (nilai

sig lebih besar dari 0,05) yaitu diperolah nilai sig.0,073, sama halnya dengan data

variabel sesudah perlakuan juga berdistribusi normal karena nilai sig > 0,05 (nilai

sig lebih besar dari 0,05) yaitu diperoleh nilai sig.0,122, maka uji normalitas pada

kedua variabel memperoleh data yang berdistribusi normal.

Tabel 4.10 Paired Samples Statistik


51

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Sebelum
5.80 15 2.077 .536
perlakuan
Sesudah
9.20 15 2.569 .663
perlakuan

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, diperlihatkan ringkasan hasil statistik

deskriptif dari kedua sampel yang diteliti yakni nilai sebelum perlakuan dan

sesudah perlakuan . Untuk nilai sebelum perlakuan diperoleh mean atau nilai rata

rata sebesar 5.80, sedangkan untuk nilai sesudah perlakuan diperoleh mean atau

nilai hasil belajar sebesar 9.20. Jumlah responden atau anak yang digunakan

sebagai sampel penelitian yaitu sebanyak 15 anak. Untuk nilai Std Deviation

(standar deviasi) pada sebelum perlakuan sebesar 2.077 dan pada sesudah

perlakuan sebesar 2.569. Untuk nilai Std. Error mean untuk sebelum perlakuan

sebesar 0.536 dan Std. Error mean untuk sesudah perlakuan sebesar 0.663.

Karena nilai rata-rata hasil sebelum dan sesduah perlakuan 580 < 9.20 , maka

dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata hasil belajar antara sebelum dan

sesudah perlakuan. Selanjutnya untuk membuktikan apakah ada perbedaan

tersebut benar-benar nyata (signifikan) atau tidak, maka kita perlu menafsirkan

hasil uji paired sample t test yang terdapat pada tabel output “Paired Samples

Test”.

Tabel 4.11 Paired Samples Correlasi


Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Sebelum perlakuan & sesudah
15 .851 .000
perlakuan
52

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, menunjukkan korelasi antara dua variabel

sebelum dan sesudah perlakuan. Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai

koefisien korelasi (Correlation) sebesar 0.851 dengan nilai signifikan (sig)

sebesar 0.000. Karena nilai signifikan 0.000 < probabilitas 0.05, maka dapat

dikatakan bahwa ada hubungan antara variabel sebelum perlakuan dan sesudah

perlakuan .

Tabel 4.12 Paired Samples Test Paired Samples Test


Paired Differences
95%
Confidence
Std. Std. Interval of the
Mea Deviati Error Difference
Sig. (2-
n on Mean Lower Upper thitung Df tailed)
Pa Sebelum
- 4-
ir perlakuan –
3.40 1.352 .349 -4.149 -2.651 9.73 14 .000
1 Sesudah
0 8
perlakuan
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, diketahui t hitung bernilai negatif yaitu

sebesar -9.738. thitung bernilai negatif ini disebabkan karena nilai rata-rata hasil

belajar sebelum perlakuan lebih rendah dari pada rata-rata hasil belajar sesudah

perlakuan. Akan tetapi nilai thitung negatif dapat bermakna positif. Sehingga nilai

thitung menjadi 9.738. Selanjutnya adalah tahap mencari ttabel dan nilai ttabel yang

ditemukan pada distribusi nilai ttabel statistik yaitu 1,761.

Berdasarkan data tersebut maka nilai thitung ≥ ttabel (9.738 ≥ 1,761), maka

sebagaimana dasar pengambilan keputusan di atas dapat disimpulkan bahwa H 0

ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-

rata antara hasil belajar sebelum dan sesudah perlakuan yang artinya ada pengaruh
53

kegiatan finger painting terhadap kreativitas anak di kelompok B1 TK

Mantikulore Lasoani.

4.2 Data Hasil Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini merupakan suatu proses dalam

memperoleh data tentang bagaimana kreativitas anak sebelum dan sesudah

menggunakan kegiatan finger painting. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah wawancara guru, yakni ibu Sutrisna, A.Ma. Pd selaku guru di kelompok

B1 TK Mantikulore Lasoani pada tanggal 08 Januari 2019, bertempat di ruang

kelas kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani. Wawancara yang dilakukan

merupakan wawancara terstruktur sebab peneliti menggunakan panduan

wawancara berupa lembar wawancara (Lam 8 hal:78 ). Adapun hasil wawancara

sebagai berikut :

Hasil deskripsi tersebut ialah tingkat kreativitas anak sudah mulai

berkembang dengan baik walaupun masih ada beberapa anak yang setiap aspek

perkembangannya masih dibantu oleh guru untuk melakukanya dan bahkan ada

yang anak yang tidak mau mengerjakan tugas sama sekali. Selama ini metode

yang digunakan dalam meningkatkan kreativitas anak di kelompok B1 TK

Mantikulore Lasoani yaitu kegiatan menggambar, dan mewarnai yang

menyebabkan anak cepat merasa bosan.

Setelah peneliti melaksanakan penelitian di kelompok BI TK Mantikulore

Lasoani Palu kurang lebih 4 minggu, hasil yang diperoleh dalam aspek-aspek

kreativitas anak mulai meningkat. Hal ini sesuai dengan tanggapan Ibu Sutrisna,

A. Ma. Pd selaku guru di kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani Palu bahwa


54

sebelum melakukan kegiatan finger painting anak cenderung pasif. Namun setelah

penggunaan kegiatan finger painting kreativitas anak mulai meningkat. Hal ini

dapat dilihat pada saat anak melukis dengan jari jika sebelumnya anak masih

sering bertanya dengan guru tentang warna apa yang akan digunakan, bentuk apa

yang harus digunakan namun setelah menggunakan kegiatan finger painting anak

mampu berinisiatif dalam menggunakan warna, anak sudah mampu menggambar

secara detail, dan anak mampu dan anak mampu menggambar lebih dari satu

gambar serta mampu menceritakan gambar yang anak buat.

Hambatan dalam penggunaan kegiatan finger painting untuk

meningkatkan kreatvitas anak yang guru hadapi yaitu: ada karena ada salah satu

anak yang merasa jijik menggunakan tangan secara langsung dalam melukis

menggunakan bubur warna yang telah disediakan. Namun guru terus

menggunakan kegiatan finger painting selama 2-4 kali kemudian guru

memberikan dukungan dan motivasi anak sehingga anak merasa apa yang

dikerjakannya sangat berarti dan anak merasa dihargai serta puas dengan

pekerjaannya. Sehingga Kreativitas anak mulai meningkat.

Berdasarkan hasil deskripsi wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa

kegiatan finger painting memiliki pengaruh terhadap perkembangan kreativitas

anak di kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani Palu.

4.3 Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di TK Mantikulore Lasoani, khususnya di

kelompok B1 dan guru yang bertanggung jawab dikelas ini atas nama ibu

Sutrisna, A. Ma. Pd. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 minggu mulai dari
55

tanggal 2 Desember 2019 sampai tanggal 11 Januari 2020. Tujuan penelitian ini

yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kegiatan finger painting

terhadap kreativitas anak di TK Mantikulore Lasoani Palu

Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian berlangsung di TK

Mantikulore Lasoani Palu, dengan sampel penelitian yaitu anak yang berada di

Kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani yang berjumlah 15 anak, memperoleh

hasil ada pengaruh kegiatan finger painting terhadap kreativitas anak . Penelitian

di atas juga dapat menunjukan hasil yang baik jika pemanfaatannya benar dan

dilakukan secara terus menerus sebagai pembelajaran untuk anak sehingga tingkat

kreativitas anak semakin meningkat.

Pelaksanaan pembelajaran di TK Mantikulore Lasoani dimulai dari hari

Senin sampai dengan Sabtu. Waktu pelaksanaan pembelajaran dimulai dari jam

08.00-10.30. Pembelajaran dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, istrahat dan

kegiatan akhir. Sesuai dengan hasil pengamatan. Pada kegiatan awal guru

biasanya memulai pembelajaran dengan penjelasan tentang apa yang akan

dipelajari kemudian dilanjutkan dengan memberi arahan atau mendemonstrasikan

cara mengerjakan tugas dengan memperlihatkan contoh konkret atau nyata.

Setelah itu pada kegiatan inti guru membagikan lembar kerja anak (LKA).

Kegiatan finger painting pada saat pembelajaran akan lebih memudahkan guru

dalam mengembangkan kreativitas pada anak dan aspek-aspek perkembangan

yang lain juga ikut berkembang seperti kognitif, fisik motorik, nilai agama moral,

sosial emosional, bahasa, seni dan mampu meminimalisir berbagai hambatan

yang didapatkan selama proses pembelajaran berlangsung.


56

4.3.1 Kegiatan finger painting

Kegiatan finger painting yaitu melukis dengan jari secara langsung tanpa

menggunakan alat, yang memberikan kebebasan bagi anak untuk menuangkan ide

menjadi sebuah melalui karya. Kurnia, (2015:294) mengemukakn bahwa finger

painting dapat membantu anak untuk mengeksplor kre ativitas yang ada dalam

dirinya. Hal senada juga diungkapkan oleh, Montolalu, (2009:17), mengatakan

melalui kegiatan finger panting dapat mengembangkan ekspresi melalui media

lukis dengan gerakan tangan, mengembangkan fantasi, imajinasi, dan kreasi,

melatih otot-otot tangan jari, koordinas dan mata, melatih kecakapan

mengkombinasukan warna, memupuk perasaan terhadap gerakan tangan dan

memupuk keindahan”.

Kegiatan finger painting memberikan kebebasan bagi anak dalam

menuangkan pemikirannnya melalui gambar, memberikan kesempatan pada anak

untuk mengeksplorasi kemampuannya. Melalui kegiatan ini anak dapat

menghasilkan suatu karya yang baru yang berbeda dengan yang lainnya. Kegiatan

finger painting bukan hanya mampu menciptakan suatu hal yang dan mampu

berimajinasi namun juga mampu melatih kelenturan tangan/jari, melatih perasaan

akan keindahan seni.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan finger

panting menjadi salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengembangkan

kreativitas anak, melalui kegiatan finger painting anak dapat merasakan

pengalaman belajar yang baru serta menyenangkan Hal ini akan memiliki nilai

atau kesan tertentu pada anak dalam proses pembelajarannya dengan rangsangan
57

imajinasi-imajinasi yang diperoleh pada saat melukis menggunakan jari secara

langsung. Melalui melukis menggunakan jari secara langsung anak dapat

meraskan sensasi yang berbeda disetiap sentuhan karya yang anak buat.

4.3.2 Pengembangan Kreativitas Kelancaran Berfikir (Fluency of thinking)

Ada banyak metode atau kegiatan yang efektif untuk mengajar anak-anak

yang dapat diterapakan pada saat pembelajaran, salah satunya melalui kegiatan

finger paintting khusunya dalam merangsang kelancaran berfikir (fluency of

thinking) anak.

Kemampuan berfikir merupakan salah satu hal yang paling penting

dikembangkan sejak dini. Anak usia dini merupakan anak yang masih berada pada

proses pertumbuhan dan perkembangan, maka hal yang membutuhkan koordinasi

motorik kasar dan motorik halus, intelegensi berupa daya pikir, kecerdasan emosi,

kecerdasan spritual, dengan aspek sosial emosional, dan bahasa yang digunakan

sesuai petumbhan dan perkembangannya. Kemampuan berfikir dapat diartikan

dengan proses mengembangkan berbagai pola berpikir yang membantu anak

memperoleh pemahaman yang mendalam sehingga dengan pemahamannya anak

dapat mengeksplorasi dunianya dan lingkungan sekitar. Namun, keterampilan

berfikir tersebut tentunya tidak didapatkan begitu saja, sehingga perlu

dikembangkan.

Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.8 (Hal: 43 & 46) serta hasil karya anak

sebelum dan sesudah perlakuan (Lam 10 cd 02 & cd 04) terbukti bahwa dengan

kegiatan finger painting adanya pengembangan kreativitas anak dalam aspek

kelancaran berfikir (fuency 0f thinhking) . Terdapat 1 anak atau (6.66%) yang


58

masuk dalam kategori sangat tinggi (ST), 4 anak atau (26.66%) yang masuk

dalam kategori tinggi (T) , 6 anak atau (40%) yang masuk dalam kategori sedang

(S) dan 4 anak atau (26.66%) yang masuk dalam kategori rendah (T) dan setelah

perlakuan diperoleh hasil pengamaatan dari masing-masing yaitu, terdapat 7

anak atau (46.66%) yang masuk dalam kategori sangat tinggi (ST), 5 anak atau

(33.33%) yang masuk dalam kategori tinggi (T), 2 anak atau (13,33%) masuk

dalam kategori sedang (S), dan terdapat 1 anak (6,66%) masuk dalam kategori

rendah (R). Maka dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan kegiatan finger

painiting kemampuan keativitas anak mulai meningkat.

Menurut Munandar, (1985: 50) ciri fluency atau kelancaran berfiki yaitu

mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesain masalah, banyak

pertanyaan dengan lancar, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan

berbagai hal,dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Gorman, (1974: 275)

kelancaran muncul dengan jumlah besar gagasan, kata-kata dan cara

mengekspresikan sesuatu. Kelancaran berhubungan dengan kemampuan

menghasilkan banyak gagasan alternatif pemecahan masalah dalam waktu yang

singkat. Kelancaran tidak hanya berhubungan dengan jumlah jawaban, tapi juga

kesesuian jawaban dengan masalahnya. Kemampuan berfikir dapat diartikan

dengan proses mengembangkan berbagai pola berpikir yang berpikir yang akan

membantu anak memperoleh pemahaman yang mendalam sehingga dengan

pemahamannya anak dapat megeksplorasi lingkugan sekitar.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan finger

painting berperan penting dalam pengembangan kreativitas anak dalam aspek


59

kelancaran berfikir (fluency of thinking) pada anak seiring berjalannya waktu dan

dilakukan secara berkesinambungan.

4.3.3 Aspek Kerincian Pikiran (Elaboration of thinking)

Elaborasi (elaboration) dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

menguraikan sebuah objek tertentu secara detail. Elaborasi (elaboration)

ditunjukan oleh sejumlah tambahan dan detail yang bisa dibuat untuk stimulus

sederhana serta membuatnya lebih kompleks. Tambahan-tambahan tersebut bisa

dalam dekorasi, warna, bayangan aatau desain dan sebagainya.

Berdasarkan tabel 4.4 dan 4.8 (Hal: 43 & 46) serta hasil karya anak

sebelum dan sesudah perlakuan terbukti bahwa dengan kegiatan finger painting

adanya pengembangan kreativitas anak dalam aspek elaborasi (elaboration)

mulai dari sebelum perlakauan terdapat 1 anak atau (6.66%) yang masuk dalam

kategori sangat tinggi (ST), 2 anak atau (13.33%) yang masuk dalam kategori

tinggi (T) , 7 anak atau (46.66%) yang masuk dalam kategori sedang (S), dan 5

anak atau (33,33%) yang masuk dalam kategori rendah (R) dan sesudah diberikan

perlakuan. terdapat 6 anak atau (40%) masuk dalam kategori sangat tinggi (ST), 6

anak atau (40%) masuk dalam kategori tinggi (T), 2 anak atau (13.33%) masuk

dalam kategori sedang (S), dan 1 anak atau (6,66%) yang masuk dalam kategori

rendah (R).

Munandar, (1974:50) mengemukakan bahwa ciri-ciri elaboration yaitu:

mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, menambah

atau memperinci detil-detil atau menguraikan secara runtut dari suatu objek,

gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. Yuan dan Sriraman,
60

(2011:7) elaborasi dalam pemikiran berarti kemampuan seseorang untuk

menghasilkan langkah-langkah rinci untuk membuat rencana kerja. Gorman,

(1974:275) elaborasi dapat memperkaya pengalaman melalui rincian. Detail

tambahan akan meningkatkan minat dan pemahaman akan topik tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat bahwa ada pengaruh kegiatan

finger painting sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan.

4.3.4 Keaslian Berpikir (Originality of thinking)

Berdasarkan teori di atas keaslian juga melibatkan penyampaian informasi

dengan cara yang baru. Keaslian berfikir mengacu pada keunikan respon apapun

yang diberikan. Orsinalitas yang ditunjukan oleh sebuah respon yang tidak biasa,

unik dan jarang terjadi

Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.8 (Hal 43 % 46) terbukti bahwa dengan

kegiatan finger painting adanya pengembangan kreativitas anak dalam aspek

keaslian berpikir (originality of thinking) mulai dari sebelum perlakauan terdapat

1 anak atau (6.66%) kategori sangat tinggi (ST), 1 anak atau (6.66%) termasuk

dalam kategori tinggi (T), 6 atau anak (40%) yang termasuk dalam kategori

sedang (S), dan 7 anak atau (46.66%) yang masuk dalam kategori rendah (R)dan

sesudah perlakuan terdapat 5 anak atau (33.33%) masuk dalam kategori sangat

tinggi (ST), 4 anak atau (26.66%) masuk dalam kategori tinggi (T), 5 anak atau

( 33.33%) masuk dalam kategori sedang (S), dan 1 anak atau (6,66%) yang masuk

dalam kategori rendah (R), dalam aspek keaslian berpikir (originality of thinking).

Maka dapat disimpulkan bahwa ada kreatinitas anak dalam keaslian berikir mengalami

perkembangan.
61

Munandar, (2009:12) mengutarakan bahwa “kreativitas adalah hasil

interaksi individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi

baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal

sebelumnya yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh

seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari

lingkungan masyarakat. (Sit, dkk 2016) mengemukakan kreativitas ialah

kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menghasilkan suatu ide/ produk

yang baru/original yang memiliki nilai kegunaan, dimana hasil dari ide/produk

tersebut diperoleh melalui proses kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang

hasilnya bukan hanya perangkuman, tetapi mencakup pembentukan pola baru dan

gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan finger

painting berperan penting dalam pengembangan kreativitas anak dalam aspek

keaslian berpikir (originality of thinking) pada anak

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan ibu Sutrisna

selaku guru di kelas BI TK Mantikulore Lasoani yang mengatakan bahwa

kreativitas anak mulai berkembang. Hal ini dapat dilihat pada saat anak melukis

dengan jari jika sebelumnya anak masih sering bertanya dengan guru tentang

warna apa yang akan digunakan, bentuk apa yang harus digunakan namun setelah

menggunakan kegiatan finger painting anak mampu berinisiatif dalam

menggunakan warna, anak sudah mampu menggambar secara detail, dan anak

mampu dan anak mampu menggambar lebih dari satu gambar serta mampu

menceritakan gambar yang anak buat. Maka dari pernyataan tersebut dapat
62

disimpulkan bahwa kegiatan finger painting dapat menngkatkan kreativitas anak

di kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani. (Lamp 8, hal: 78).

Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.8 (Hal: 43 & 46) terdapat satu anak

yang tingkat kreativitasnya tidak mengalami perkembangan baik sebelum dan

sesudah diberi kegiatan finger painting. Hal ini disebabkan anak tidak memiliki

minat dalam melukis menggunakan jari, anak merasa jijik menggunakan jari

tangan secara langsung untuk melukis sehingga pada saat kegiatan fiinger

painting diterapkan anak hanya menjadi penonton. Namun, bukan berarti

kreatvitas anak tidak dapat berkembang masih terdapat banyak kegiatan yang bisa

diterapkan untuk mengembangkan kreativitas anak tersebut. Misalnya dengan

media plastisin, mewarnai gambar dan lain sebagainya.

Berdasarkan penjelasaan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan

kegiatan finger painnting berpengaruh terahadap kreativitas anak, karena melalui

kegiatan finger painting anak bebas mengekspresikan apa yang anak anak rasakan

melalui sebuah lukisan, membantu anak dalam mengenal warna dan

mengkombinasikan warna, mengenalkan keindahan, mengembangkan imajinasi

anak, melatih kelancaran berfikir anak serta dapat menghasilkan sebuah karya yan

unik . Hal ini terbukti dengan dari hasil penelitian sebelum diberikan perlakuan

menunjukan presentase hasil pengamatan untuk kategori sangat tinggi (ST) hanya

mencapai 6.66%, presentase untuk kategori tinggi (T) mencapai 15,55%, kategori

sedang (S) mencapai 42.22% dan kategori rendah (R) mencapai 35,55%.

Sedangkan presentase hasil pengamatan sesudah perlakuan menunjukkan


63

presentase kategori sangat tinggi (ST) mencapai 39.99%, presentase untuk

kategori tinggi (T) mencapai 33

.33%, kategori sedang (S) mencapai 19.99% dan kategori rendah ( R) mencapai

6,66%.

4.4 Hubungan Kreativitas dan Kegiatan Finger Painting

Anak usia dini dikenal sebagai pribadi yang memiliki rasa ingin tahu yang

besar, suka berfantasi dan berimajinasi serta belajar melalui pengalaman yang

meraka dapatkan. Pengembangan kreativitas sejak usia dini sangat penting karena

melalui kemampuan kreativitasnya manusia dapat memberi sumbangan bermakna

pada ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesejahteran bangsa pada umumnya.

Rachmawati, dan Euis (2010:84) mengemukakan bahwa “ finger painting

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan berbuat kreatif, serta

mengembangkan kemampuan dalam mengungkapkan nilai-nilai estetika dengan

menggambar karya-karya kreatif”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan finger

painting merupakan kegiatan yang sesuai untuk mengembagkan kreativitas pada

anak, dengan alat dan bahan yang diguanakan juga aman bagi anak usia dini.

Kreativitas akan muncul melalui ide-ide yang di tuangkan dalam gambar tersebut.
64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani

Kecamatan Palu Timur Kota Palu mengenai pengaruh kegiatan finger painting

terhadap krativitas anak, maka dapat disimpulkan seebagai berikut:

1) Penerapan kegiatan finger painting kurang diterapkan dalam proses

pembelajaran sehingga anak masih kurang familiar dengan kegiatan tersebut.

Pada umumnya kegiatan yang sering dilakukan dalam proses pembelajaran

yaitu menggambar dan mewarnai.

2) Perkembangan krativitas anak masih terbilang masih rendah hal ini dapat

dilihat dari hasil pengamatan sebelum perlakuan yaitu untuk aspek kreativitas

kelancaran berfikir (fluency of thinking), terdapat 1 anak atau (6.66%) yang

masuk dalam kategori sangat tinggi (ST), 4 anak atau (26.66%) yang masuk

dalam kategori tinggi (T) , 6 anak atau (40%) yang masuk dalam kategori

sedang (S) dan 4 anak atau (26.66%) yang masuk dalam kategori rendah (T).

Dan untuk aspek kerincian berpikir (elaboration of thinking), terdapat 1 anak

atau (6.66%) yang masuk dalam kategori sangat tinggi (ST), 2 anak atau

(13.33%) yang masuk dalam kategori tinggi (T) , 7 anak atau (46.66%) yang

masuk dalam kategori sedang (S), dan 5 anak atau (33,33%) yang masuk

dalam kategori rendah (R). Serta untuk aspek keaslian berpikir (originality of

thinking), terdapat 1 anak atau (6.66%) kategori sangat tinggi (ST), 1 anak

atau (6.66%) termasuk dalam kategori tinggi (T), 6 atau anak (40%) yang
65

termasuk dalam kategori sedang (S), dan 7 anak atau (46.66%) yang masuk

dalam kategori rendah (R).

3) Berdasarkan hasil peneltian terbukti bahwa ada pengaruh kegiatan finger

painting terhadap kreativitas anak di kelompok B1 TK Mantikulore Lasoani

Kecamatan Palu Timur Kota Palu. Hal ini didasari dari hasil analisis

deskriptif, sebelum diberikan perlakuan presentase nilai rata-rata kategori

sangat tinggi (ST) hanya mencapai 6.66%, untuk kategori tinggi (T) mencapai

15,55%, kategori sedang (S) mencapai 42.22% dan kategori rendah (R)

mencapai 35,55% dan selanjutnya, sesudah perlakuan menunjukkan nilai rata-

rata kategori sangat tinggi (ST) mencapai 39.99%, kategori tinggi (T)

mencapai 33.33%, kategori sedang (S) mencapai 19.99% dan kategori rendah

( R) mencapai 6,66%. Sedanglan dari uji t dapat dijelaskan bahwa nilai t hitung

sebesar -9.738 dengan signifikan 0.000. Karena sig < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh

kegiatan finger panting terhadap kreativitas anak.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu tentang kegiatan

finger painting terhadap kreativitas anak, maka peneliti mengemukakan beberapa

saran sebagai berikut:

1) Anak : Diharapkan anak lebih mengembangkan krativitasnya , karena sangat

penting bagi perkembangan pada tahap berikutnya.

2) Guru : Saat proses pembelajaran hendaknya guru tidak hanya memberikan

tugas-tugas untuk di kerjakan anak tetapi juga harus diselingi dengan kegiatan
66

bermain agar anak dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan tidak

cepat bosan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

3) Kepala TK : Agar selalu mendukung para guru untuk melakukan perbaikan

pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan sebagai guru yang

professional.

4) Para peneliti lain : Untuk menjadikan peneliti ini sebagai acuan atau

pertimbangan dalam merancang peneliti yang sama atau berbeda.

5) Peneliti : Dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman

dalam mengajar agar menjadi lebih bik lgi untuk kedepannya.


67

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktek.


Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta

______, (2006) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Downs, C. (2008) Finger Painting: it’s Not Jus for Kids Anymore. Amerika
Serikat: Copyright Carolina Parent.

Fadillah, Muhammad. (2016). Desain Pembelajaran PAUD. Jokjakarta . AR-


RUZZ Media.

Gorman, R. M. (1974) The psychology of classroom learning. Columbus: Charles


E Merrill Publishing Company.

Hurlock, B. E. (1991). Psikologi Perkembangan. Jakarta . Erlangga.

Jalongo, M.R. (2007) Early Childhood Language Arts. USA

Jamaris, M (2006) Proses Kreativitas Anak. jakarta: Airlangga.

Mansur.(2005). Pendidikan dalam islam / mansur.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mutiah, Diana (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: KENCANA.

Munandar, Utami (1985). Mengembangkan bakat dan kreativtas anak sekolah.


Jakarta: Gramedia.

____ (2009). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta:Rineka cipta.

Montolalu dkk. (2009). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Nngalimun, dkk. (2013). Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas.


Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Nia Kurnia Mulyawati. (2018). Penggaruh Kegiatan Mozaik Terhadap


Kreativitas Anak Di Kelompok B2 Alkhairat Tondo Kecamatan
Mantikulore. Skirpsi Program Studi Pndidikan Guru Pendidikan Anak Usia
Dini Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universittas Tadulako : Tidak
Diterbitkan.

Ni Luh Putu Srinadi. (2018) Pengaruh Kegiatan Finger Painting Terhadap


Kreativitas Anak Di Kelompok B2 Negeri Model Terpadu Madani Provinsi
Sulawesi Tengah. Skirpsi Program Studi Pndidikan Guru Pendidikan Anak
68

Usia Dini Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universittas Tadulako:


Tidak Diterbitkan.

Pamadi, Hajar. (2009). Belajar dan Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.


Bandung: Yrama Widya.

Racmawati. Yeni & Euis Kurniati. (2005). Strategi Pengembangan Kreativitas


Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak.Jakarta: Depdikbud.

__________. (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman


Kanak-kanak.Jakarta: Kencana.

Semiawan, Cony.R. (2009). Kreativitas Dan Keterbakatan. Jakarta : PT. Indeks

Sit, Masganti dkk. (2006). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Medan:
PERDANA PUBLISHING

Sumanto. (2005). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak. Jakarta :


Depdiknas.

Sudjiono, A. (2012). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo:


Persada.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta.
Sujiono. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usi Dini. Jakarta :PT Indeks

Solehhudin, M. (2004). Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan. 2. 77-80. Bandung:


FIP. UPI.

Sofia, Hartati.(2005). Perkembangan belajar pada anak usia dini.


Jakarta:departemen pendidikan nasional

Undang-Undang Repoblik Indonesia No.20 Tahun 2003. Tentang System


Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas Dirjen Luar Sekolah dan
Menengah

Yuan, X. & Sriraman. (2011). An Exploratory Study of Relationships Between


Students’ Creativity and Mathematical Problem-Posing Abilities. Dalam
Sriraman, Bharat & Kyeong Hwa Lee (Eds.), The Element of Creativity
and Giftedness in Mathematics (pp.6-28). Rotterdam: Sense Publishers.

Wahyuni. (2001). Perkembangan Kreativitas. Jakarta : Universitas Terbuka.


69

N
70

Lampiran 1
RUBRIK PENILAIAN
1. Kelancaran berpikir (fluency of thinking)
Indikator Deskripsi Skor
Sangat Tinggi (ST) Anak mampu melukis 6-5 gambar bebas 4
Tinggi (T) Anak mampu melukis 4-3 gambar bebas 3
Sedang (S) Anak mampu melukis 2-1 gambar bebas 2
Rendah (R) Anak belum mampu melukis gambar bebas 1

2. Kerincian berpikir (Elaboration of thinking)


Indikator Deskripsi Skor
Sangat Tinggi Anak mampu melukis pohon dan melengkapi 4
(ST) 3 bagian-bagianya dengan inisiatif sendiri
Anak mampu melukis pohon dan melengkapi 3
Tinggi (T)
2 bagian-bagianya dengan inisiatif sendiri
Anak mampu melukis pohon dan melengkapi 2
Sedang (S)
1 bagian-bagianya dengan inisiatif sendiri
Anak belum mampu melukis pohon dan 1
Rendah (R) melengkapi bagian-bagianya dengan inisiatif
sendiri

3. Keaslian berpikir (Originality of thinking)


Indikator Deskripsi Skor
Sangat Tinggi Anak mampu menceritakan 3 karya yang anak 4
(ST) buat secara lancar dan dengan ekspresif
Anak mampu mampu menceritakan 2 karya 3
Tinggi (T)
yang anak buat dengan lancer
Anak mampu mampu menceritakan 1 karya 2
Sedang (S)
yang anak buat
Anak belum mampu menceritakan karya yang 1
Rendah (R)
anak buat

Keterangan :
ST : Sangat Tinggi
T : Tinggi
S : Sedang
R : Rendah
Peneliti

Desinta
71

A 411 16 076

Lampiran 2
72
73
74
75

Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Nama TK : TK Mantikulore Lasoani


Kelompok : B1
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda ceklis (√) pada kolom skor yang sesuai
dengan pengamatan

Keterangan:
1 = Kurang, 2 = Sedang, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
1. Penampilan guru √
2. Melaksanakan kegiatan
a. Kegiatan awal
1. Menyiapkan alat peraga √
2. Memotivasi anak √
b. Kegiatan inti
1. Membagi murid dalam kelompok √
2. Memberi penjelasan sebelum membagi √
tugas yang akan dikerjakan anak
c. Kegiatan akhir
1. Menyimpulkan hasil belajar √
2. Evaluasi pembelajaran √
3. Memberi pujian atau penghargaan √
3 Keterampilan menggunakan alat peraga √
4 Volume suara dalam menyampaikan materi √
5 Ketepatan waktu yang digunakan kegiatan √
pembelajaran
Jumlah 0 0 15 24
Total Skor 39
Rata-rata% 88,63%
Kriteria Sangat baik

Pengamat

DESINTA
Stambuk. A 411 16 076
76

Lampiran 5
Lembar Observasi Anak Sebelum Perlakuan

TK : TK Mantikulore Lasoani
Kelompok : B1
Petunjuk : Berilah tanda cek (√) pada kolom yang disediakan sesuai
hasil pengamatan
No Nama
anak Keluwesa Berpikir Kerincian berpikir Keaslian Berpikir
(Flexibility) (Elaboration) (Orginality)

S T S R S T S R S T S R
T T T
1 Fatah √ √ √
2 Lio √ √ √
3 Fikran √ √ √
4 Husen √ √ √
5 Ibrahim √ √ √
6 Roid √ √ √
7 Niluh √ √ √
8 Melati √ √ √
9 Bunga √ √ √
10 Salsabila √ √ √
11 Dita √ √ √
12 Nadya √ √ √
13 Zahra √ √ √
14 Fany √ √ √
15 Mila √ √ √
1 4 6 4 1 2 7 5 1 1 6 7

Keterangan:
ST : Sangat tinggi Peneliti
T : Tinggi
S : Sedang
R : Rendah
Desinta
Stambuk. A 411 16 076
77

Lampiran 6
Lembar Observasi Anak Sesudah Perlakuan

TK : TK Mantikulore Lasoani
Kelompok : B1
Petunjuk : Berilah tanda cek (√) pada kolom yang disediakan sesuai
hasil pengamatan
No Nama
anak Keluwesa Berpikir Kerincian berpikir Keaslian Berpikir
(Flexibility) (Elaboration) (Orginality)

S T S R S T S R S T S R
T T T
1 Fatah √ √ √
2 Lio √ √ √
3 Fikran √ √ √
4 Husen √ √ √
5 Ibrahim √ √ √
6 Roid √ √ √
7 Niluh √ √ √
8 Melati √ √ √
9 Bunga √ √ √
10 Salsabila √ √ √
11 Dita √ √ √
12 Nadya √ √ √
13 Zahra √ √ √
14 Fany √ √ √
15 Mila √ √ √
7 5 2 1 6 6 2 1 5 4 5 1

Keterangan:
ST : Sangat tinggi Peneliti
T : Tinggi
S : Sedang
R : Rendah
Desinta
Stambuk. A 411 16 076
78

Lampiran 7
Hasil Pengamatan Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Sebelum perlakuan Sesudah perlakuan
No Nama anak
(O1) (O2)
1 Fatah 6 12
2 Lio 9 12
3 Fikran 5 8
4 Husen 3 8
5 Ibrahim 3 7
6 Roid 6 11
7 Niluh 9 12
8 Melati 3 3
9 Bunga 8 12
10 Salsabila 6 9
11 Dita 3 6
12 Nadya 6 9
13 Zahra 6 9
14 Fany 7 10
15 Mila 7 10
Jumlah 87 138
79

Lampiran 8
HASIL WAWANCARA
(GURU TK)
PENGARUH KEGIATAN FINGER PAINTING TERHADAP KRETIVITAS
ANAK DI KELOMPOK B1 TK MANTIKULORE LASOANI

Nama Guru : Sutrisna, A.Ma. Pd


Pendidikan Terakhir : S1
Jabatan : Guru kelas di kelompok B1
Hari Tanggal : Rabu, 08 Januari 2020
Tempat : TK Mantikulore Lasoani

No Pertanyaan Jawaban
Tingkat kreativitas anak masih rendah hal
1. Bagaimana tingkat kreativitas ini dapat dilihat dari beberapa anak pada
anak di kelompok B1 TK saat mengerjakan tugas yang diberikan
Mantikulore Lasoani? masih dibantu oleh guru untuk
melakukanya
Sejauh ini kegiatan yang dilakukan untuk
2. Kegiatan apa yang ibu meningkatkan kreativitas anak yaitu
terapkan untuk meningkatkan dengan kegiatan menggambar bebas, dan
kreativitas anak? mewarnai

Ibu Sutrisna mengutarakan, kegiatan


Bagaimana pendapat ibu
finger painting cukup baik digunnakan
mengenai kegiatan finger
3. mengembangkan kreativitas anak, karena
painting untuk meningkatkan
dalam kegiatan ini tidak ada aturan yang
kreativitass anak ?
mengikat sehingga anak bebas berkreasii
sesuai dengan imajinasi anak
Hambatan atau kesulitan dalam
4. meningkatkan kreativitas anak yaitu ada
Apa hambatan atau kesulitan karena ada salah satu anak yang merasa
guru dalam meningkatkan jijik menggunakan tangan secara
keativitas anak di kelompok langsung dalam melukis menggunakan
B1 TK Mantikulore Lasoani? bubur warna yang telah disediakan,
sehingga hal ini menjadi tantangan
tersendiri bagi seorang guru.

Apakah setelah melakukan Ibu Sutrisna mengutarakan bahwa:


80

5. kreativitas anak mulai meningkat. Hal ini


dapat dilihat pada saat anak melukis
dengan jari jika sebelumnya anak masih
sering bertanya dengan guru tentang
warna apa yang akan digunakan, bentuk
kegiatan finger painting apa yang harus digunakan namun setelah
tingkat kreativitas anak mulai menggunakan kegiatan finger painting
meningkat: anak mampu berinisiatif dalam
menggunakan warna, anak sudah mampu
menggambar secara detail, dan anak
mampu dan anak mampu menggambar
lebih dari satu gambar serta mampu
menceritakan gambar yang anak buat.
81

Lampiran 9 t tabel
Α
Df 0.05 0.025 0.01 0.001
1 6.314 12.706 31.821 63.657
2 2.920 4.303 6.965 9.925
3 2.353 3.182 4.541 5.841
4 2.132 2.776 3.747 4.604
5 2.015 2.571 3.365 4.032
6 1.943 2.447 3.143 3.707
7 1.895 2.365 2.998 3.499
8 1.860 2.306 2.896 3.355
9 1.833 2.262 2.821 3.250
10 1.812 2.228 2.764 3.169
11 1.796 2.201 2.718 3.106
12 1.782 2.179 2.681 3.055
13 1.771 2.160 2.650 3.012
14 1.761 2.145 2.624 2.977
15 1.753 2.131 2.602 2.947
16 1.746 2.120 2.583 2.921
17 1.740 2.110 2.567 2.898
18 1.734 2.101 2.552 2.878
19 1.729 2.093 2.539 2.861
20 1.725 2.086 2.528 2.845
21 1.721 2.080 2.518 2.831
22 1.717 2.074 2.508 2.819
23 1.714 2.069 2.500 2.807
24 1.711 2.064 2.492 2.797
25 1.708 2.060 2.485 2.787
26 1.706 2.056 2.479 2.779
27 1.703 2.052 2.473 2.771
28 1.701 2.048 2.467 2.763
29 1.699 2.045 2.462 2.756
30 1.697 2.042 2.457 2.750
31 1.696 2.040 2.453 2.744
32 1.694 2.037 2.449 2.738
33 1.692 2.035 2.445 2.733
34 1.691 2.032 2.441 2.728
35 1.690 2.030 2.438 2.724
36 1.688 2.028 2.434 2.719
37 1.687 2.026 2.431 2.715
38 1.686 2.024 2.429 2.712
39 1.685 2.023 2.426 2.708
40 1.684 2.021 2.423 2.704
82

Lampiran 10
Dokumentasi
1. Observasi awal (Cd 01)

2. Anak melukis bentuk bebas sebelum perlakuan (cd 02)


83

3. Anak melukis pohon sebelum perlakuan (cd 03)

4. Anak melukis gambar bebas sesudah perlakuan (cd 04)


84

5. Hasil karya anak menggambar pohon sesudah perlakuan (cd 05)

6. Hasil karya anak sesudah kegiatan finger painting (cd 06)


85

7. Hasil karya anak sesudah kegiatan finger painting (cd 07)


90

PERNYTAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Desinta

No. Stambuk : A 411 16 076

Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/PG-PAUD

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas : Tadulako

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa SKRIPSI yang saya buat ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan

tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa SKRIPSI ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Palu, September 2020


Saya yang membuat pernyataan

DESINTA
A411 16 076

Anda mungkin juga menyukai