Anda di halaman 1dari 110

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP

SIKAP KEBIASAAN BELAJAR YANG BAIK BAGI PESERTA


DIDIK SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 2 PALU

FADLILAH ADELIA
A 501 18 056

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
THE IMPACT OF TUTORING SERVICES ON GOOD
STUDY HABITS OF XI-IPS 2 GRADE STUDENTS IN SMA
NEGERI 2 PALU

FADLILAH ADELIA
A 501 18 056

SKRIPSI

Submitted as a partial fulfilment of the requirements for the degree of Sarjana


Pendidikan at Guidance and Counselling Study Program
Education Science Department
Teacher Training and Education Faculty
Tadulako University

GUIDANCE AND COUNSELLING STUDY PROGRAM


EDUCATION SCIENCE DEPARTMENT
TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY
TADULAKO UNIVERSITY
2022
ii
iii
ABSTRAK

Fadlilah Adelia, 2021. “Pengaruh Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Sikap


Kebiasaan Belajar Yang Baik Bagi Peserta Didik Siswa Kelas XI IPS 2 SMA
Negeri 2 Palu”. Skripsi. Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu
Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako,
Pembimbing Ridwan Syahran.

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah meningkatkan sikap


kebiasaan belajar yang baik pada siswa. Tujuan utama penelitian ini adalah
menjelaskan pengaruh bimbingan belajar terhadap peningkatan sikap kebiasaan
belajar yang baik pada siswa. Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Alat pengumpulan data menggunakan angket kebiasan belajar, dan
dokumentasi. Sampel penelitian ini berjumlah 20 siswa. Data diolah dan dianalisis
secara deskriptif dan inferensial. Pengujian hipotesis dilakukan melalui analisis
statistik menggunakan rumus Wilcoxon Sign Rank Test pada taraf kepercayaan
95% ( =0,05). ). Hasil analisis deskriptif sesudah mengikuti layanan bimbingan
belajar bahwa 10% siswa memiliki sikap kebiasaan belajar yang baik klafikasi
sangat tinggi, 75% siswa memiliki sikap kebiasaan belajar yang baik klafikasi
tinggi. Hasil analisis inferensial uji Wilcoxon Sign Rank Test memperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,000 > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa H0 ditolak
dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan ada pengaruh layanan bimbingan belajar
terhadap peningkatan sikap kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik siswa
kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 2 Palu.

Kata Kunci: Sikap Kebiasan Belajar Yang Baik, Layanan Bimbingan Belajar

iv
ABSTRACT

Fadlilah Adelia. 2021. The Impact of Tutoring Services on Good Study Habits
of XI-IPS2 Grade Students in SMA Negeri 2 Palu. Skripsi. Guidance and
Counselling Study Program. Education Science Department. Teacher Training
and Education Faculty. Tadulako University. Under the supervision of Ridwan
Syahran.

The main research problem is to increase students' attitudes toward


excellent study habits. The research objective is to explain the impact of tutoring
on enhancing students' study habits. This research used a quantitative design and
questionnaires on study habits and documentation to collect the data. The research
sample was 20 students. The collected data were analyzed descriptively and
inferentially. Hypothesis testing was carried out through statistical analysis using
the Wilcoxon Sign Rank Test formula at a 95% confidence level (=0.05). The
descriptive analysis results after attending tutoring services indicated that 10% of
students have good study habits at a very high classification, and 75% of students
have good study habits at a high classification. The results of the inferential
analysis of the Wilcoxon Sign Rank Test obtained a significance value of 0.000 >
0.05. The results showed that H0 was rejected, and Ha was accepted. Therefore it
can be concluded that tutoring services impact on good study habits of XI-IPS2
grade students at SMA Negeri 2 Palu.

Keywords: good learning habits, tutoring services

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Sikap Kebiasaan Belajar Yang

Baik Bagi Peserta Didik Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Palu” untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak dapat

terselesaikan tanpa bimbingan, doa, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak

yang bersifat moril maupun material. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih yang tulus dan sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya Bapak Umar

Lawado dan Ibu Yanti yang telah mengasuh, mendidik, merawat, membesarkan

penulis dengan limpahan cinta kasih yang tulus dan tak ada batasnya serta

senantiasa selalu berdoa dan mengorbankan segalanya demi penyelesaian studi

penulis. Terima kasih kepada saudara-saudara penulis yaitu kakak Reza Setiawan

yang senantiasa memberikan dukungan lebih kepada penulis.

Penghargaan dan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan tulus kepada

Bapak Ridwan Syahran, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya dan sabar dalam membimbing serta mengarahkan penulis

sejak penulisan proposal sampai pada penyusunan skripsi ini hingga layak

diujikan Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Durrotunnisa,

vi
S.Ag., M.Si selaku pembahas I serta Bapak Hasan, S.Pd., M.Pd selaku pembahas

II pada saat penulis melaksanakan seminar proposal sampai saat ini, pembahas

telah memberikan saran kepada penulis yang berguna bagi perbaikan skripsi ini.

Melalui kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan terimakasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Mahfudz MP, selaku Rektor Universitas Tadulako.

2. Bapak Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan

Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

3. Bapak Dr. H. Nurhayadi, M. Si, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

4. Bapak Abdul Kamaruddin, S. Pd., M.Ed., Ph. D, selaku Wakil Dekan Bidang

Umum dan Keuangan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas

Tadulako.

5. Bapak Iskandar, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

6. Ibu Dr. Nurhayati, S.Ag, M.Pd.I. dan Dr. Hj. Durrotunnisa, S.Ag., M.Si

selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan

Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

7. Bapak Ridwan Syahran, S.Pd, M.Pd., selaku Koordinator Program Studi

Bimbingan dan Konseling.

8. Bapak dan ibu dosen FKIP Universitas Tadulako terkhusus pada program

Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan ilmu pengetahuan

yang sangat berguna selama proses perkuliahan.

vii
9. Bapak/Ibu staf tata usaha dilingkungan FKIP Universitas Tadulako yang telah

membantu dalam keperluan administrasi.

10. Kakak Rahmat Subarkah, S.Pd selaku staf program studi bimbingan dan

konseling yang telah membantu dan memudahkan penulis dalam mengurus

keperluan administrasi terkait dengan penyelesaian studi.

11. Bapak Drs. Eddy Siswanto, M.Si., selaku Kepala sekolah SMA Negeri 2

Palu yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan

penelitian di sekolah tersebut.

12. Terima kasih kepada bapak Noval Rizal, S.Pd selaku Guru Bimbingan dan

Konseling yang telah memandu dan membimbing pelaksanaan dan penelitian,

sehingga penelitian berjalan dengan baik.

13. Siswa/i SMA Negeri 2 Palu yang telah ikut berpartisipasi dalam membantu

penulis selama penelitian.

14. Sahabat-sahabatku Ilham Tane, Wisra, Enda Cahya Fahira, Khana Febriani

Dan Lutfia, S.Pd yang telah banyak membantu serta memberikan dukungan

dan semangat. Terima kasih untuk persahabatan yang tulus seperti keluarga.

15. Terima kasih untuk teman geng omginshow Nurul, Jeje, Pita, Sitti, Intan,Fira,

Mayang, Rika, Shalsa, Sugali, Osyo, Adna yang selalu memberikan

dukungan, semangat dan membantu penulis meyelesaikan tugas akhir ini dari

awal pembuatan skripsi.

16. Terima kasih untuk teman geng Crush Nadhila, Siska, Chika, Anisa Yunus,

Niscill dan terkhusus saudara Ardiansyah Ladjidji, Vhyra Ladjidji yang telah

banyak membantu serta memberikan dukungan dan semangat.

viii
17. Sahabat SMA Bibitsku Mentari, Ratih, Desty, Murniati, Aisyah, Iyan, Syima.

18. Teman-teman seperjuangan Program Studi Bimbingan dan konseling

angkatan 2018. Terima kasih atas bantuan, dukungan, semangat serta canda

dan tawa pada penulis selama menyelesaikan skripsi.

19. Kakak-kakak senior Bimbingan dan Konseling Diaz gathan ansrangi S.Pd,

Fikri Rezaldi, S.Pd, terima kasih telah banyak membantu selama

menyelesaikan skripsi.

20. Semua pihak dan teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, terima kasih atas segalanya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

diharapkan.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan dan kekuatan kepada

mereka dan seluruh kebaikan mendapatkan pahala dan rahmat dari Allah SWT.

Aamiin.

Palu, 23 November 2021


Penulis

Fadlilah Adelia
A 501 18 056

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

PENGESAHAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 4

1.3. Tujuan Penilitian 5

1.4. Manfaat Penilitian 5

1.5. Batasan Istilah 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGAKA PEMIKIRAM DAN


HIPOTESIS
2.1. Penilitian Yang Relevan 7

2.2. Kajian Pustaka 8

2.3. Kerangka Pemikiran 28

2.4 Hipotesis 30

BAB III METODE PENILITIAN

3.1. Jenis Penilitian 31

x
3.2. Rancangan Penilitian 31

3.3. Tempat dan Waktu Penilitian 32

3.4. Variabel Penilitian (Objek Penilitian) 32

3.5. Subjek Penilitian 33

3.6 Definisi Operasional 33

3.7. Prosedur Penilitian 33

3.8. Prosedur Pelaksanaan Layanan 33

3.9. Jenis dan Sumber Data 34

3.10. Teknik Pengumpulan Data 35

3.11. Instrumen Penilitian 36

3.12. Teknik Pengolahan Data 37

3.13. Teknik Analisis Data 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 41

4.2 Pembahasan 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 53

5.2 Saran 54

DAFTAR RUJUKAN 55

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Klasifikasi Dan Persentase kebiasaan belajar yang

baik bagi peserta didik di SMA Negeri 2 Palu

sebelum diberikan layanan Bimbingan Belajar 41

4.2 Klasifikasi Dan Persentase kebiasaan belajar yang

baik bagi peserta didik di SMA Negeri 2 Palu

sesudah diberikan layanan Bimbingan Belajar 42

4.3 Peningkatan kebiasaan belajar yang baik bagi

peserta didik di SMA Negeri 2 Palu sebelum dan

sesudah diberikan layanan Bimbingan Belajar 43

4.4 Hasil uji T Wilcoxon belajar yang baik bagi

peserta didik di SMA Negeri 2 Palu sebelum dan

sesudah diberikan layanan Bimbingan Belajar 45

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 30

3.1 Rancangan Penelitian 32

4.1 Grafik Persentase 49

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Angket 58
2. Angket 59
3. RPL Bimbingan Belajar 61
4. RPL Bimbingan Belajar 68
5. Hasil Angket Kebiasaan Belajar Yang Baik
Sebelum Diberikan Layanan Bimbingan Belajar 76
6. Hasil Angket Kebiasaan Belajar Yang Baik
Sesudah Diberikan Layanan Bimbingan Belajar 77
7. Klafikasi dan presentase sebelum dan sesudah
di berikan layanan bimbingan belajar 78
8. Tabel Peningkatan kebiasaan belajar 79
9. Grafik Peningkatan kebiasaan belajar 80
10. Uji T Wilcoxon Kebiasaan Belajar 81
11. Uji Validasi & Rehabilitas 82
12. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian 86
13. Dokumentasi 87
14. SK Pembimbing 91
15. Surat Izin Penelitian 92
16. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian 93
17. Pernyataan Keaslian Tulisan 94
18. Biodata/Curriculum Vitae 95

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Langeveld (dalam Suriansyah, A. 2011:1) Mengatakan

pendidikan adalah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk

mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan meningkatkan ilmu

pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan

anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar anak tesebut

memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukannya dapat

bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.

Selain dari itu Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat

melakukan tugas hidupnya secara mandiri dan bertanggung jawab dan

pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam membimbing manusia

yang belum dewasa menuju kedewasaan.

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun

2003 “ mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Dalam mencapai tujuan pendidikan

tersebut,mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan

1
2

kelangsungan kehidupan manusia karena pada dasarnya pendidikan

merupakan upaya menyiapkan individu (peserta didik) dimasa mendatang.

Kebiasaan belajar merupakan cara atau teknik yang menetap pada diri

siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas,

dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan. Kebiasaan belajar

merupakan suatu cara atau metode yang dilakukan oleh seseorang secara

berulang-ulang, dan pada akhirnya menjadi suatu ketepatan dan bersifat

otomatis.

Menurut Yusuf. S, (2006) kebiasaan belajar adalah “perilaku (kegiatan)

belajar yang relative menetap, karena sudah berulang-ulang (rutin) dilakukan,

baik cara, strategi belajar, maupun pendekatan yang digunakan dalam

belajar”. Menurut Prayitno (2004) kebiasaan adalah sebagai berikut: Tingkah

laku yang cenderung selalu ditampilkan oleh individu dalam menghadapi

keadaan tertentu, atau ketika berada dalam keadaan tertentu.

Selanjutnya, menurut Sulaeman (dalam Achyanadia, S. 2013:5)

kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara-cara atau teknik yang mantap

yang dilakukan siswa pada waktu ia menerima pelajaran dari guru, membaca

buku dan mengerjakan tugas-tugas sekolah, serta pengaturan waktu untuk

menyelasaikan kegiatan-kegiatan tersebut.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, diantaranya Dachmiati, S.

(2017:15) diketahui bahwa kebiasaan belajar yang diperoleh adalah sikap

belajar negatif khususnya sikap terhadap tugas, sikap terhadap guru mata

pelajaran, sikap belajar di kelas, sikap menghadapi ujian/ulangan. Selain itu


3

kebiasaan belajar siswa masih negatif khususnya kebiasaan menggunakan

waktu luang untuk belajar dan kebiasaan belajar di rumah. Selanjutnya

penelitian Albarado, A. P., & Eminita, V. (2020). kebiasaan belajar dikarena

kan adanya tuntutan atau kemauan belajar dari pihak intern atau ekstern yang

mengakibatkan kebiasaan belajar sedemikian rupa dan akankah memiliki

dampak yang seimbang pada prestasi belajar atau tidak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Syamsu Alam, S.Pd pada

tanggal 06 mei 2021 di SMA Negeri 2 Palu, beliau sampaikan bahwa di

kelas XI IPS 2, siswa – siswi tersebut biasanya tidak mengikuti proses

pembelajaran dan siswa memiliki sikap belajar negatif khususnya sikap

terhadap tugasseperti siswa jarang mengumpulkan tugas, siswa sering

bermain ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, siswa hanya

menghayal. Siswa menghadapi ujian/ulangan santai dan cuek sehingga hasil

belajar siswa menjadi rendah. Melihat permasalahan tersebut, maka perlu

adanya alternatif penyelesaian masalah yang harus diberikan kepada siswa

untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya yaitu

pemberian layanan bimbingan belajar yang dianggap sebagai pengentasan

masalah yang tepat. Maka, peneliti berupaya untuk memperbaiki kebiasaan

belajar siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas perlu dilakukan bimbingan dan

konseling yang diharapkan dapat memberikan perubahan dalam hal ini,

keterampilan, sikap belajar siswa yang dimaksud yaitu bagaimana cara

mengikuti pelajaran, cara belajar, cara membaca, menghafal dan membuat


4

rangkuman serta mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Cara yang

dilakukan siswa berbeda-beda, artinya keterampilan dalam belajar yang

dilakukan oleh siswa juga berbeda. Siswa akan menyadari bagaimana cara

belajar yang baik, sehingga siswa tersebut menjadi lebih bertanggungjawab

akan kegiatan belajarnya.

Kebiasaan belajar yang baik akan menjadi suatu cara yang melekat pada

diri siswa, sehingga siswa akan melakukannya dengan senang dan tidak ada

paksaan, sehingga memperoleh hasil belajar yang baik. Salah satu layanan

yang tepat untuk membantu siswa dalam kebiasaan belajar yang baik, peneliti

menggunakan layanan bimbingan belajar membantu peserta didik untuk

mengembangkan aspek-aspek belajar yang menyangkut keterampilan,sikap

dan kebiasaan belajar serta motivasi belajar sesuai tahapannya. Sesuai dengan

tujuan dan fungsi layanan bimbingan dan konseling yang terkait bimbingan

belajar.

Kebiasaan belajar merupakan cara atau teknik yang menetap pada diri

siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas,

dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan. Kebiasaan belajar

merupakan suatu cara atau metode yang dilakukan oleh seseorang secara

berulang-ulang, dan pada akhirnya menjadi suatu ketepatan dan bersifat

otomatis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


5

1. Bagaimana kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik Di SMA

Negeri 2 palu sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan belajar?

2. Apakah ada pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap peningkatan

kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik siswa kelas XI IPS 2 di

SMA Negeri 2 Palu ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi peningkatan kebiasaan belajar yang baik bagi

peserta didik siswa kelas XI IPS 2 Di SMA Negeri 2 Palu sebelum dan

sesudah diberikan layanan bimbingan belajar.

2. Untuk menjelaskan pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap

peningkatan kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik siswa kelas XI

IPS 2 Di SMA Negeri 2 Palu.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi

pengembangan ilmu pendidikan khususnya bimbingan dan konseling di

sekolah.

2. Manfaat Praktis
6

a. Menjadi bahan acuan bagi guru pembimbing untuk memberikan

layanan Bimbingan Belajar kepada siswa dalam meningkatkan

kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik.

b. Membantu siswa dalam meningkatkan kebiasaan belajar yang baik,

apabila diatur dan direncanakan khususnya Bimbingan Belajar secara

tepat.

1.5 Batasan Istilah

1. Layanan Bimbingan belajar merupakan seperangkat usaha bantuan kepada

peserta didik agar dapat membuat pilihan, mengadakan penyesuaian, dan

memecahkan masalah- masalah pendidikan dan pengajaran atau belajar

yang dihadapinya. Artinya, bimbingan belajar adalah upaya guru

pembimbing membantu siswa dalam mengatasi berbagai permasalahan

belajar saat proses belajar mengajar berlangsung.

2. Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang dari waktu kewaktu

dengan cara yang sama, dalam rangka menambah ilmu pengetahuan baik

disekolah maupun dirumah. Kebiasaan belajar yang bersifat positif atau

baik akan membantu siswa untuk menguasai materi pelajaran, sehingga

dengan memiliki kebiasaan belajar yang baik maka seseorang akan

menentukan keberhasilan didalam belajarnya.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Penelitian Yang Relevan


Penelitian yang releven merupakan penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti sebelumnya dengan tujuan untuk mendapatkan hasil tertentu

sesuai dengan kondisi yang ada. Penelitian yang releven bermanfaat bagi

peneliti pemula sebagai acuan serta pembanding untuk melaksanakan

penelitian berikutnya. Adapun penelitian yang relevan terkait dengan judul

yang diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Nawawi, K. (2016). Dalam skripsi

yang berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap

Hasil Belajar Siswa Kelas V Sd Gugus Dewi Sartika Dan Gugus Hasanudin

Kota Tegal”. Hasil penelitiannya yaitu, di temukan bahwa kebiasaan belajar

dan motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar.

Penelitian yang dilakukan oleh Damsi. D (2018:104). Dalam

penelitian yang berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar

Pendidikan Agama Islam Kelas X Di SMAN Tamansiswa Teluk Betung”.

Hasil penelitiannya yaitu bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan kebiasan

belajar terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam kelas X Di SMANS

Tamansiswa Teluk Betung.

Penelitian yang dilakukan oleh Maryanisa, S. (2019). Dalam penelitiannya

yang berjudul “Pengaruh Layanan Bimbingan Belajar Dengan Teknik

Konseling Dan Kebiasaan Belajar yang baik Pada Peserta Didik Kelas

7
8

X Ips 3 SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun 2018/2019”. Hasil

penelitiannya yaitu kebiasaan belajar menjadi lebih baik sesudah diberikan

layanan bimbingan belajar.

Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat salah satu variabel dari

masing-masing penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan. Pemaparan

yang diuraikan di atas juga menunjukkan adanya penelitian yang akan

dilakukan peneliti dengan hasil penelitian-penelitian yang sudah dilakukan.

Oleh karena itu peneliti mengangkat judul terkait “Pengaruh Layanan

Bimbingan Belajar Terhadap Sikap Kebiasaan Belajar yang Baik Siswa Kelas

XI IPS 2 SMA Negeri 2 Palu”.

2.2 kajian pustaka

2.2.1 Kebiasaan Belajar Yang Baik

1. Pengertian Kebiasaan Belajar Yang Baik Bagi Siswa

Pengertian Kebiasaan Belajar bertujuan untuk mendapatkan

pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan yang dilalui siswa agar

menjadi kebiasaan Slameto (2013:82).

Djaali (2008: 128) mengartikan “kebiasaan adalah cara bertindak yang

diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang yang pada akhirnya menjadi

menetap dan bersifat otomatis”. Sementara itu, Burghardt (dalam Fitriyani, W.

2020) berpendapat bahwa “kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan

kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulangulang”.

Maksud dari penyusutan kecenderungan respons adalah pembiasaan


9

pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Proses penyusutan atau

pengurangan ini muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap

dan otomatis. Kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku siswa pada

setiap mereka melakukan kegiatan belajar.

Djaali (2008: 128) mengungkapkan tentang “kebiasaan belajar diartikan

sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima

pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk

menyelesaikan kegiatan”. Sedangkan menurut Aunurrahman (2011)

mendefinisikan “kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang

telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam

aktivitas belajar yang dilakukannya”.

Sementara itu, Syah M (2013: 128) mengemukakan bahwa “kebiasaan

belajar adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan

kebiasaan-perbaikan yang telah ada”. Tujuannya agar siswa memeroleh sikap-

sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif

dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu.

Pendapat lain dikemukakan Sudjana, N. (2014 : 173) “keberhasilan

siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung kepada kebiasaan belajar

yang teratur dan berkesinambungan”. Berdasarkan pengertian para ahli

tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar adalah proses

pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru dalam aktivitas belajar siswa dengan

waktu yang lama agar muncul suatu pola tingkah laku baru yang relatif

menetap dan otomatis. Perbuatan menyenangkan dalam belajar cenderung


10

untuk diulang. Oleh karena itu, tindakan kebiasaan belajar akan memengaruhi

siswa dalam mempraktikkan belajar dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan

belajar yang baik bagi siswa yaitu untuk mendapatkan pengetahuan dan

keterampilan di peroleh dengan cara berulang-ulang yang pada akhirnya

menjadi menetap dan bersifat otomatis dan kebiasaan belajar adalah proses

pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru dalam aktivitas belajar siswa dengan

waktu yang lama agar muncul suatu pola tingkah laku baru yang relativ

menetap, tindakan kebiasaan belajar akan memengaruhi siswa dalam

mempraktekan belajar dalam kehidupan sehari-hari.

2. Peranan Kebiasaan Belajar dalam Kegiatan Belajar

Kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku siswa pada setiap

mereka melakukan kegiatan belajar. Hal ini disebabkan kebiasaan sebagai cara

yang mudah dan tidak memerlukan konsentrasi dan perhatian yang besar.

Djaali (2008 :129) merumuskan cara belajar yang efisien adalah dengan usaha

sekecil-kecilnya memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi perkembangan

individu yang belajar. Mengenai cara belajar yang efisien belum menjamin

keberhasilan dalam belajar. Namun, yang paling penting siswa mampu

memraktikkannya dalam belajar sehari-hari, sehingga lama-kelamaan menjadi

kebiasaan, baik di dalam kelas maupun di luar sekolah.

Syah, M. (2013) mengungkapkan peranan kebiasaan belajar agar siswa

memeroleh sikap-sikap perbuatan baru yang lebih positif dalam arti selaras

dengan kebutuhan waktu dan ruang. Arti positif tersebut selaras dengan norma
11

dan tata nilai moral yang berlaku, baik yang bersifat religius maupun

tradisional dan kultural. Kebiasaan belajar dapat diberlakukan untuk

menopang pendidikan karakter.

Djaali (2008 : 128) mengungkapkan peranan kebiasaan belajar menjadi

dua, yaitu: delay avoidan dan work methods. Delay Avoidan (menghindari

keterlambatan) merupakan kebiasaan belajar yang merujuk pada ketepatan

waktu penyelesaian tugas-tugas akademis, menghindarkan diri dari hal-hal

yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas, dan menghilangkan

rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi dalam belajar. Work Methods

(cara kerja) merupakan kebiasaan belajar yang menunjuk kepada penggunaan

cara (prosedur) belajar yang efektif dan efisien dalam mengerjakan tugas

akademik dan keterampilan belajar.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peranan

kebiasaan belajar dalam kegiatan belajar dapat dilakukan dengan pembuatan

jadwal merupakan langkah awal yang tepat dalam membina kebiasaan belajar.

Jadwal adalah pembagian waktu untuk kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa

tiap harinya kegiatan belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil jika

siswa mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur.

3. Kebiasaan Tidak Baik dalam Belajar dan Cara Mengatasi

Melihat kondisi nyata yang ada dalam kegiatan sehari-hari ditemukan

adanya kebiasaan belajar yang kurang baik pada diri siswa.

Menurut Dimyati dan Mudjiono, (2009). “Kebiasaan tersebut antara

lain berupa: (1) belajar pada akhir semester; (2) belajar tidak teratur; (3)
12

menyia-nyiakan kesempatan belajar; (4) bersekolah hanya untuk bergengsi;

(5) datang terlambat bergaya pemimpin; (6) bergaya jantan seperti merokok;

(7) sok menggurui teman; dan (8) bergaya minta “belas kasihan” tanpa

belajar”.

Senada dengan pendapat tersebut, Aunurrahman (2011:185)

mengungkapkan ada beberapa bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan

tidak baik dalam belajar diantaranya:

(1) belajar tidak teratur; (2) daya tahan belajar rendah


(belajar secara tergesa-gesa); (3) belajar ketika menjelang
ulangan atau ujian; (4) tidak memiliki catatan pelajaran
yang lengkap; (5) tidak terbiasa membuat ringkasan; (6)
tidak memiliki motivasi untuk memperkaya materi
pelajaran; (7) senang menjiplak pekerjaan teman dan
kurang percaya diri di dalam menyelesaikan tugas; (8)
sering datang terlambat; dan (9) melakukan kebiasaan-
kebiasaan buruk, seperti merokok.

Jenis-jenis kebiasaan belajar tersebut merupakan bentuk-bentuk yang

tidak baik dalam belajar karena akan memengaruhi aktivitas belajar siswa

yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Maka

dibutuhkan cara mengatasi atau mengubah sikap siswa yang tidak baik dalam

belajar menjadi caracara yang baik dalam belajar. Crow and Crow (dalam

Purwanto 2011: 116) mengemukakan cara-cara belajar yang baik, diantaranya:

(1) adanya tugas-tugas yang jelas dan tegas; (2) belajar


membaca yang baik; (3) gunakan metode keseluruhan dan
metode bagian; (4) pelajari dan kuasai bagian-bagian yang
sukar dari bahan yang dipelajari; (5) buat catatan-catatan
pada waktu belajar; (6) kerjakan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan; (7) hubungkan bahan-bahan baru
dengan bahan yang lama; (8) gunakan berbagai sumber
belajar; (9) pelajari baik-baik tabel, peta, grafik, dan
gambar; serta (10) membuat rangkuman.
13

Menurut Nawawi, K. (2016) cara mengatasi kebiasan tidak baik

dalam belajar yaitu :

1) Perbaikan sikap siswa dengan adanya tugas yang jelas dan tegas. Adanya

tugas-tugas yang jelas dari guru akan membentuk kebiasaan belajar yang

efektif. Tugas yang jelas membuat perhatian siswa dapat diarahkan kepada

hal-hal khusus mana saja yang perlu dipelajari dengan baik dan bagaimana

cara mempelajarinya. Semakin jelas tugas yang diberikan oleh guru,

semakin besar pula perhatian dan kemauan siswa untuk mengerjakan atau

mempelajarinya.

2) Kemampuan membaca seseorang memengaruhi pencapaian hasil belajar

yang baik. Kepandaian membaca sangat diperlukan untuk memeroleh

pengetahuan dan benar-benar mengerti apa yang dibacanya. Bahan-bahan

dalam buku bukan hanya untuk dimengerti kata demi kata atau kalimat

demi kalimat, tetapi harus diusahakan mengetahui apa isi buku tersebut.

Bahkan lebih baik lagi jika pembaca dapat mengerti apa dan bagaimana

pandangan pengarang dengan tulisanya itu. Membaca cepat dan efektif

dapat tercapai dengan latihan terus-menerus.

3) Pemilihan metode yang tepat merupakan hal yang penting dalam belajar.

Pemilihan metode belajar harus berdasarkan tingkat keluasan dan tingkat

kesulitan materi atau bahan yang dipelajari. Misalnya untuk mempelajari

materi yang luas mungkin kurang sesuai jika menggunakan metode

keseluruhan. Namun, untuk mempelajari bab demi bab lebih sesuai

menggunakan metode keseluruhan. Mempelajari sebuah bab kurang tepat


14

jika menggunakan metode bagian karena pengertian yang kita peroleh

menjadi terpecah-pecah sehingga tidak menjadi satu kebulatan. Setelah

bab demi bab dikuasai, baru kita gabungkan lagi menjadi keseluruhan isi

buku tersebut.

4) Pada tiap pelajaran biasanya terdapat bagian-bagian yang sukar dan

membutuhkan perhatian dan pengerjaan yang lebih teliti. Bagian-bagian

yang sukar itu harus dipelajari baik-baik agar dapat menguasai

keseluruhan pengetahuan dari bahan pelajaran yang dipelajari. Pembuatan

ringkasan (summary) dalam belajar sangat diperlukan. Selain itu, guru

juga harus memberikan petunjuk atau pengarahan agar siswa mengetahui

bagian-bagian yang penting.

5) Catatan-catatan tentang materi bacaan atau pelajaran sangat membantu

siswa itu sendiri. Catatan-catatan tersebut disusun ke dalam bentuk outline

yang dapat menggambarkan garis besaar keseluruhan dari apa yang telah

dipelajari. Outline dan catatan-catatan yang tersusun itu akan membantu

siswa pada saat mereka akan mengulangi pelajaran ketika akan

menghadapi ujian. Mereka tidak perlu lagi membaca seluruh buku yang

akan memerlukan waktu lebih lama.

6) Pada tiap akhir bab buku pelajaran terdapat beberapa pertanyaan yang

bermaksud untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari serta

memperluas pengetahuan mereka tentang sesuatu yang berhubungan

dengan isi bab itu. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikerjakan dengan

sebaik-baiknya. Sebelum siswa mempelajari tugas untuk hari berikutnya,


15

dia harus mengulangi pelajaran-pelajaran yang lampau yang ada

hubungannya dengan bahan pelajaran yang akan dipelajarinya. Sumber

yang digunakan dalam belajar tidak hanya satu saja. Berbagai macam

sumber belajar akan dapat memperluas dan memperdalam pengetahuan

mereka. Siswa tidak sekedar biasa membaca tabel, peta, grafik, dan

gambar tetapi siswa juga harus paham. Guru memiliki tugas untuk

membimbing siswa bagaimana menginterpretasikan gambar, grafik, tabel,

dan peta yang ada di dalam buku pelajaran serta bagaimana menyusun

atau mengambil kesimpulan. Melalui penjelasan guru, siswa dapat

membuat rangkuman yang baik dan mudah dipahami. Semakin pandai

siswa membuat rangkuman, maka semakin mudah untuk melakukan

review atau mengulang kembali pelajaran yang telah diterimanya.

Rangkuman dan review berfungsi untuk merefleksikan, mengingat

kembali, dan mengevaluasi isi pengetahuan yang telah dikuasai.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan

tidak baik dalam belajar yaitu datang terlambat pada saat guru sudah ada

dikelas,belajar pada akhir semester, menyia-nyiakan kesempatan belajar, tidak

terbiasa membuat ringkasan, kurang percaya diri dalam menyelasaikan tugas,

kebiasaan tersebut tidak baik dan cara mengatasinya yaitu mulailah untuk

menyukai pelajaran, karena jika rasa suka sudah muncul maka tidak akan

terlalu sulit untuk mengerti dan di pahami.


16

4. Aspek Kebiasaan Belajar

Menurut Nasution, N. (dalam Herlianah, M. 2019 : 136) semakin

tinggi usiannya anak menjadi lebih bertanggung jawab atas proses

belajar karena kebiasaan termasuk di dalamnya sehingga kebiasaan belajar

yang baik menjadi semakin penting. Berkenaan dengan kebiasaan belajar ini

ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a. Target atau hasil kerja yang realistis antara lain rencana kerja yang terinci

lebih baik dari pada yang besar-besar (ambisius),

b. Hadiah (rewards) atas hasil pekerjaan perlu diperhatikan agar

memperkuat minat dan semangat belajar,

c. Ketepatan waktu dalam belajar/bekerja,

d. Belajar keseluruhan dan bagian,

e. Pengorganisasian bahan belajar yang baik, dan

f. Penyempurnaan program belajar-mengajar sesuai dengan kebutuhan.

Rochman Natawidjaja dan L. J. Moleongn (dalam Herlianah, M. 2019 :

137) mengemukakan asal mula terbentuknya kebiasaan itu ada dua cara:

(1) terjadinya adalah melalui kecenderungan orang


untuk mengikuti upaya yang kurang hambatannya.
Maksudnya, pada mulanya seseorang melakukan
sesuatau maka hal itu dilakukannya menurut suatu
cara tertentu karena cara itu adalah cara yang
termudah dan tidak mengalami suatu gangguan. (2)
melalui suatu tindakan dengan sengaja dan hati-hati
untuk membentuk pola reaksi secara otomatis. Hal itu
terjadi apabila seseorang dengan sengaja mengganti
kebiasaan lama dengan suatu kebiasaan yang baru.
17

Menurut Nana Sudjana (dalam Herlianah, M. 2019 : 137) ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar,yaitu:

1) Cara mengikuti pelajaran

Cara mengikuti pelajaran di sekolah merupakan bagian penting dari

proses belajar, siswa dituntut untuk dapat menguasai bahan pelajaran.

Jika guru memberikan pekerjaan rumah, ajaklah teman untuk diskusi

pokok-pokok tugas yang diberikan.

2) Cara belajar mandiri di rumah

Belajar mandiri di rumah merupakan tugas pokok setiap siswa.

Syarat utama belajar di rumah adalah keteraturan belajar yaitu

memiliki jadwal belajar meskipun waktunya terbatas. Bukan

lamanya belajar tetapi kebiasaan teratur dan rutin melakukan belajar

setiap harinya meskipundengan jam yang terbatas.

3) Cara belajar kelompok

Cara belajar sendiri di rumah sering menimbulkan kebosanan

dan kejenuhan. Perlu adanya variasi cara belajar seperti belajar bersama

dengan teman yang bisa dilakukan di sekolah, perpustakaan,

dirumah teman ataupun tempat-tempat yang nyaman untuk belajar.

Pikiran dari banyak orang lebih baik dari pikiran satu orang itulah

manfaat belajar bersama.

4) Mempelajari buku teks

Buku adalah sumber ilmu, oleh karena itu keharusan bagi siswa

untuk membaca buku. Kebiasaan membaca buku harus dibudayakan


18

oleh siswa agar lebih memahami bahan pelajaran dan dapat pula

lebih tahu terlebih dahulu sebelum bahan pelajaran tersebut diberikan

guru.

5) Menghadapi ujian

Keadaan yang paling mencemaskan bagi siswa adalah saat

menghadapi tes, ulangan atupun ujian. Cemas, sibuk kurang

istirahat karena mengejar belajar untuk ujian sehingga

menimbulkan ketegangan psikologis yang berakibat kepercayaan diri

menurun. Bagi yang sudah mempersiapkan diri dari awal, ujian adalah

hal biasa. Ada beberapa hal yang sebenarnya ujian itu lebih mudah dari

cara belajar atau kebiasaan belajar yang dilakukan. Oleh karena itu

ujian bukan merupakan kekhawatiran dan ketegangan melainkan

sebaliknya

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat kita simpulkan kebiasaan

belajar dimulai dari cara mengikuti pelajaran, belajar mandiri di rumah,

belajar kelompok, cara mempelajari buku dan sikap dalam menghadapi

ujian/ulangan/tes. Cara atau kebiasaan belajar diatas harus dimulai oleh

diri sendiri dengan membiasakan diri dan mendisiplinkan diri dalam

belajar. Hindari belajar dalam tempo dan kadar belajar yang berat saat akan

ujian sebab kurang membantu dalam keberhasilan belajar. Kebiasaan belajar

harus dimulai sejak dini kepada seorang siswa. Hal ini dimaksudkan agar

siswa merasa terbiasa melakukan kegiatan belajar dalam kesehariannya.


19

5. Dimensi dan Indikator Kebiasaan Belajar

Dimensi dan indikator kebiasaan belajar yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan pengembangan pendapat Slameto (2013) yaitu: (1)

pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, indikatornya pembuatan jadwal

belajar dan melaksanakan jadwal belajar secara teratur; (2) membaca dan

membuat catatan dari buku teks, indikatornya membaca buku teks atau buku

pelajaran dan membuat catatan atau rangkuman; (3) penyelesaian tugas,

indikatornya mengerjakan tugas di sekolah dan menyelesaikan tugas PR; (4)

cara mengikuti pelajaran, indikatornya konsentrasi mengikuti pelajaran dan

aktif dalam proses pembelajaran; (5) cara belajar kelompok; serta (6) cara

belajar mandiri di rumah.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa indikator-

indikator kebiasaan belajar meliputi: (1) Kebiasaan dalam mengikuti

pelajaran, (2) Kebiasaan dalam memantapkan pelajaran, (3) Kebiasaan dalam

membaca buku, (4) Kebiasaan dalam menghadapi ujian.

2.2.2. Layanan Bimbingan Belajar

1. Pengertian Bimbingan Belajar

Secara harfiah, istilah bimbingan berasal dari bahasa inggris yaitu

“guidance”. Guidance dapat diartikan sebagai bimbingan, bantuan, pimpinan,

arahan, pedoman, petunjuk. Guidance sendiri berasal dari kata “(to) guide”

yang berarti menuntun, mempedomi, menjadi petunjuk jalan, mengemudikan.


20

Adapun pembahasan dalam buku ini kata guidance dipergunakan untuk

pengertian bimbingan atau bantuan.

Secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses

pemberian kepada individu atau kelompok yang dilakukan secara

berkesinambungan supaya individu atau kelompok tersebut dapat memahami

dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak

secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,

keluarga, masyarakat dan kehidupannya.

Menurut Surya. M (2003 : 17) bimbingan adalah “Suatu proses

pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada

yang di bimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan

perwujudan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan

penyesuaian diri dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Prayitno dan

Amti. E, (2004) merumuskan arti Bimbingan adalah proses pemberian bantuan

yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang

individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing

dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan

memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan

berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Bimbingan merupakan salah satu bidang dan program dari pendidikan,

dan program ini ditunjukkan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan.

Menurut Tolbert (dalam Syauqi, A. E. F. 2021) bimbingan adalah suatu program

atau kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan dalam
21

membantu agar mereka dapat menyusun dan melaksanakan rencana serta

melakukan penyesuaian diri dalam semua aspek kehidupannya sehari-hari.

Dalam ruang lingkup pendidikan di sekolah, tidak lagi di peruntukan

kepada siapa saja, melainkan lebih dibatasi dengan batasan lingkup sekolah.

Fokus pada bimbingan di lingkungan adalah dalam sekolah yang dilakukan oleh

orang-orang dewasa yang relative matang (guru atau konselor), dengan harapan

dapat berkembang maksimal mencapai dewasa dan matang, sehingga dia lebih

berdaya guna lagi bagi diri dan lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 Pasal

27:“Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.”

Bimbingan belajar dalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah

merupakan usaha yang dimaksudkan agar mengenal kekuatan dan kelemahan

dirinya sendiri, serta menerima secara positif dan dinamis sebagai modal

pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka merencanakan masa

depan dimaksudkan agar mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan

tentang masa depan dirinya sendiri, baik yang menyangkut bidang pendidikan,

bidang karier, maupun keluarga atau kemasyarakatan.

Menurut Winkel, N. S. (2004) Bimbingan belajar adalah satu bantuan

dari pembimbing kepada individu dalam hal menemukan cara belajar yang

tepat, dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi

kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di insitusi

pendidikan.
22

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, layanan

bimbingan belajar adalah bermakna suatu bantuan dari pembimbing kepada

terbimbing dalam menghadapi dan memecahkan masalah belajar. Layanan

bimbingan belajar yang memungkinkan para secara memperoleh berbagai

berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor)

yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik sebagai individu

maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk

pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

2. Fungsi dan Bimbingan Belajar

Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai

layanan diciptakan dan diselenggarakan. Dimana layanan yang diadakan itu

memberikan manfaat untuk memperlancar dan memberikan dampak positif

terhadap perkembangan yang menjadi pokus dalam bidang layanan tersebut.

Suatu layanan dikatakan memiliki fungsi positif jika terdapat kegunaan,

manfaat, atau keuntungan yang diberikan. Suatu layanan dapat dikatakan tidak

berfungsi jika tidak memperliatkan kegunaan ataupun tidak memberikan fungsi

atau keuntungan tertentu. Menurut Thahir, A., & Hidriyanti, B. (2014:58)

terdapat empat fungsi yang akan diperoleh dari adanya pelaksanaan layanan

bimbingan belajar, diantaranya adalah:

a. Fungsi pemahaman

Fungsi yang diperoleh dalam hal ini artinya adalah pemahaman yang

dihasilkan oleh layanan bimbingan atas permasalahan orang lain.


23

b. Fungsi pencegahan

Pencegahan merupakan suatu upaya mempengaruhi dengan cara yang positif

dan bijaksana yang dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian sebelum

kesulitan itu benar-benar terjadi. Dalam hal ini lingkungan merupakan focus

pertama yang dipahami, karena lingkungan yang baik akan memberikan

pengaruh positif terhadap individu. Misalnya, sarana belajar yang kurang

memadai, hubungan guru-murit yang kurang serasi,semuanya akan

menimbulkan kesulitan dan kerugian bagi peserta didik dalam

mengembangkan diri secara optimal di sekolah.

c. Fungsi pengentasan

Fungsi pengentasan adalah fungsi yang dilakukan untuk menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi oleh seorang baik , karyawan, maupun yang

lainnya.

d. Fungsi pemeliharaan

Fungsi pemeliharaan adalah memelihara segala sesuatu yang baik yang ada

pada diri individu, baik yang merupakan pembawaan maupun hasilhasil

perkembangan yang telah dicapai sebelumnya. Seperti intelejensi yang

tinggi, bakat istimewa, minat yang menonjol untuk hal-hal yang positif dan

produktif, sikap dan kebiasaan yang telah terbina dalam bertindak dan

bertingkah laku, cita-cita yang tinggi realistik, dan aspek positif lainnya dari

individu perlu dipertahankan dan dipelihara.

Akan tetapi secara khusus hanya terdapat tiga fungsi dengan adanya

layanan bimbingan belajar menurut Gideon, S. (2018: 171). yaitu:


24

a. Fungsi pemahaman individu bimbingan akan membantu para di dalam

pemahaman individu, baik dirinya sendiri maupun pemahaman pada

individu orang lain. Dalam membantu memahami dirinya, pertama-tama

konselor haruslah berusaha untuk dapat memahami kondisi,

kemampuan, dan sifat-sifatnya peserta didik itu sendiri.

b. Fungsi pencegahan dan pengembangan memilii sejumlah potensi dan

sifat-sifat yang dapat berkembang kea rah yang positif ataupun negatif.

c. Fungsi membantu penyesuaian diri Agar perkembangan individu lancer

dan dapat menikmati kesejahtraan hidip maka harus dapat menyesuaikan

diri, mencari keserasian atau keharmonisan dengan segala tuntutan dan

kondisi baik dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya.

Selain adanya fungsi yang diperoleh bagi para peserta bimbingan,

terdapat pula beberapa tujuan dari diadakannya program bimbingan belajar.

Dimana Attia Mahmud Hana (dalam Puspita Rini, E. 2012) menjelaskan bahwa

secara umum tujuan bimbingan belajar dapat diartikan sebagai suatu proses

teknis yang teratur, yang bertujuan untuk menolong individu dalam memilih

penyelesaian yang cocok terhadap kesukaran yang dihadapinya, serta

menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar secara berkelompok

maupun mandiri.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, bimbingan

belajar bertujuan untuk membantu para siswa agar dapat menyelasaikan

masalah kesulitan belajar di sekolah. Dengan begitu, aktivitas belajar mengajar


25

akan lebih evisien sehingga dapat lebih optimal mengembangkan

kemampuannya.

3. Prinsip Bimbingan Belajar

Prinsip merupakan panduan hasil kajian teoritik dan kajian lapangan

yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.

Menurut Van Hoose (dalam Thahir, A., & Hidriyanti, B. 2014:58)

menjelaskan bahwa prinsip dalam layanan bimbingan belajar adalah:

a. Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak

terkandung kebaikan-kebaikan, mempunyai potensi diri dan pendidikan

hendaknya mampu membantu anak memanfaatkan potensinya tersebut.

b. Bimbingan di dasarkan pada ide bahwa setiap anak berbeda dari yang

lainnya.

c. Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam

pertumbuhan dan perkembangan mereka agar menjadi pribadi yang sehat.

d. Bimbingan merupakan usaha membantu mereka yang memerlukan untuk

mencapai apa yang menjadi idaman masyarakat dan kehidupan umum.

e. Bimbingan adalah pelayanan, yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dengan

latihan khusus, dan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan diperlukan

minat pribadi khusus pula.

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, prinsip-prinsip

bimbingan belajar merupakan bagain dari perkembangan siswa, kegiatan

belajar berlangsung pada setiap waktu&tempat, bimbingan belajar harus


26

menggunakan tekhnik yang bervariasi, bimbingan belajar dapat di berikan

dalam situasi belajar di sekolah/luar sekolah, pelayanan bimbingan& konseling

membantu siswa mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam

menguasai pengetahuan dan keterampilan.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Bimbingan Belajar

Septi maryanisa (dalam Thahir, A., & Hidriyanti, B. 2014:59) secara

global, faktor-faktor yang mempengaruhi balajar peserta didik dapat kita

bedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri ), yakni keadaan/kondisi jasmani

dan rohani peserta didik. Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri

meliputi dua aspek, yakni:

1. Aspek fisiologis yakni kondisi umum jasmani yang menandai tingkat

kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, yang dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas dalam mengikuti pelajaran.

Kondisi organ tubuh yang lemah, apabila kualitas rendah cipta

(kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya tidak berbekas.

2. Aspek Psikologis yang meliputi:

a) Intlegensi.

b) Sikap.

c) Bakat.

d) Minat peserta didik

e) Motivasi
27

b. Faktor eksternal (faktor dari luar ), yakni kondisi lingkungan disekitarnya

Ada dua aspek, yaitu:

1. Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan

teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar peserta

didik disekolah. Yang termasuk lingkungan sosial adalah masyarakat

dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan

tersebut. Kondisi masyarakat dilingkungan kumuh yang serba

kekurangan dan anak-anak penganggur, akan sangat mempengaruhi

aktifitas belajar , paling tidak tersebut akan menemukan kesulitan

ketika memerlukan teman belajar atau berdikusi dan meminjam alatalat

belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya. Lingkungan sosial

yang paling banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan

keluarga itu sendiri, sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga.

2. Lingkungan nonsosial yang termasuk dalam faktor lingkungan

nonnasional ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal

keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dam waktu

belajar yang digunakan.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajr

peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk

melakukan kegiatan mempelajari matare-materi pelajaran,. Dapat

dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan dalam

menunjang keefektifan dan efesiensi proses mempelajari matateri tertentu.

Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang


28

direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai

tujuan belajar tertentu.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, faktor yang

mempengaruhi bimbingan belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal,

faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis

adalah faktor yang berhubungan dengan keadaan dan fungsi jasmani

sedangakan faktor psikologis terdiri dari motif, bakat, minat, konsentrasi dan

perhatian. Faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan sosial dan faktor

lingkungan non sosial. Faktor lingkungan sosial dibagi menjadi tiga yaitu

faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan

masyarakat. Sedangkan faktor lingkungan non sosial meliputi faktor alamiah

dan faktor materi pelajaran.

2.3 Kerangka Pemikiran

Sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penting dalam

belajar. Sebagian dari hasil belajar ditentukan oleh sikap dan kebiasaan yang

dilakukan peserta didik dalam belajar. Sebagian dari sikap dan kebiasaan

belajar peserta didik dapat diketahui dengan mengadakan pengamatan di dalam

kelas. Misalnya dalam mengerjakan tugas, membaca buku, membuat catatan

dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan belajar peserta didik.

Setiap peserta didik diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar

yang efektif, tetapi tidak menutup kemungkinan ada peserta didik yang

mengamalkan sikap dan kebiasaan yang tidak diharapkan atau tidak efektif.

Apabila peserta didik memiliki sikap dan kebiasaan seperti itu, maka di
29

khawatirkan peserta didik yang bersangkutan tidak akan mencapai hasil belajar

yang baik, karena hasil belajar yang baik itu diperoleh melalui usaha atau

bahkan perjuangan yang keras. Sikap dan kebiasaan belajar yang tidak baik

akan mempengaruhi hasil belajar, misalnya belajar tidak teratur, sering

terlambat, melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk, tidak mengerjakan tugas dan

menyianyiakan kesempatan belajar

Sebagian siswa memang memerlukan bantuan untuk mampu melihat

secara kritis sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan belajar yang mereka miliki.

Sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan,

melainkan sering kali perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang terencana,

terutama oleh guru-guru konselor, dan orang tua peserta didik. Menurut

Prayitno dan Amti, (2009: 287) Untuk itu hendaknya siswa dibantu dalam hal :

a. Memiliki motif-motif yang tepat dalam belajar

b. Memelihara kondisi kesehatan yang baik

c. Mengatur waktu belajar, baik di sekolah maupun di rumah

d. Memilih tempat belajar yang baik

e. Belajar dengan menggunakan sumber belajar yang kaya, seperti buku-

buku teks dan referensi lainnya

f. Membaca secara baik dan sesuai kebutuhan

g. Tidak segan-segan bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui kepada

guru, teman atau siapapun.


30

Adapun kerangka pemikiran dalam penulisan ini adalah :

Proses Layanan Kebiasaan


Belajar Bimbingan Belajar
Belajar

Gambar 2.1 kerangka pemikiran

2.4 Hipotesis

Dalam sebuah penulisan, hipotesis sangat penting untuk menemukan

jawaban sementara dari masalah yang diteliti, jawaban sementara tersebut dapat

dijadikan acuan dalam penulisan yang dilaksanakan walaupun belum cukup

tersedian bukti yang ril.

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

sampai ada bukti melalui penyajian data. Hipotesis penulisan ini adalah:

Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk

menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada

hubungannya dengan masalah-masalah penulisan yang belum Belajar Proses

Belajar Sikap dan kebiasaan

Hipotesis dalam penulisan ini diajukan oleh penulis dengan: Pengaruh

Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Pembentukan Sikap dan Kebiasaan

Belajar Yang Baik Pada Peserta Didik kelas XI IPS 2 SMA N 2 Palu :

a. Ada Pengaruh Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Sikap Kebiasaan

Belajar Yang Baik Bagi Peserta Didik Siswa Kelas XI IPS 2 Di SMA

Negeri 2 Palu.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai macam cara dan sudut

pandang. Seperti yang dikemukakan oleh Azwar (dalam Andy, 2013: 3)

“penelitian dibagi atas dua macam yaitu penelitian kualitatif dan penelitian

kuantitatif”. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif karena

menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah

dengan metode statistika.

Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental yaitu ada

perlakuan dalam bentuk layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada

siswa sebagai subyek penelitian dimana kebiasaan belajar yang baik sebagai

variabel terikat.

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

desain kelompok tunggal (tanpa pembanding) pretest-posttest. Pengumpulan

data penelitian dibagi dalam dua tahap yaitu pemberian angket tahap pertama

sebelum diberikan layanan bimbingan belajar sikap kebiasaan belajar yang

baik dan pemberian angket tahap kedua sesudah layanan bimbingan belajar

sikap kebiasaan belajar yang baik. Lebih jelasnya rancangan penelitian

digambarkan sebagai berikut:

31
32

T1 X T2 (Suryabrata, S. 2012: 102)

Gambar 3.1. Rancangan Penelitian

Keterangan:

T1 : Pemberian angket sikap kebiasaan belajar yang baik sebelum

diberikan layanan bimbingan belajar

T2 : Pemberian angket sikap kebiasaan belajar yang baik sesudah

diberikan layanan bimbingan belajar

X : Layanan Bimbingan belajar

3.3 Tempat dan Waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Palu yang berlokasi di jalan

Tanjung Dako Kec Palu Selatan, Provinsi Sulawesi Tengah. Waktu

Penelitian.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini di mulai pada tanggal 23 November sampai tanggal 18

Desamber tahun 2021, Semester ganjil tahun ajaran 2021/2022.

3.4 Variabel Penelitian (objek penelitian)

Variabel dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan belajar sebagai

variabel bebas (X), dan sikap kebiasaan belajar yang baik (Y).
33

3.5 Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2

Palu yang terdaftar pada tahun pelajaran 2021/2022. Jumlah subyek dalam

penelitian adalah 20 siswa.

3.6 Definisi Operasional

1. Layanan Bimbingan belajar suatu proses pemberian kepada individu atau

kelompok yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu atau

kelompok tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia

sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai

dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat

dan kehidupannya.

2. Kebiasaan belajar keterampilan sebagai cara atau teknik yang menetap

pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku,

mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.

3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi dalam tiga tahap

yaitu

a. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Menentukan lokasi dan subjek penelitian

2) Mencari dan mengumpulkan literatur

3) Menyusun proposal penelitian

4) Menyajikan materi
34

5) Menyususn instrumen yang digunakan dalam penelitian

6) Membuat RPL

7) Melaksanakan seminar proposal penelitian

8) Memberbaiki proposal yang telah diseminarkan

9) Mengurus surat izin penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan:

1) Pemberian angket pertama kepada subjek penelitian sebelum diberikan

layanan bimbingan belajar

2) Pemberian bimbingan belajar sebanyak tiga kali pertemuan

3) Pemberian angket kedua kepada subjek penelitian empat minggu

setelah diberikan bimbingan belajar

4) Pengelolahan dan analisis data.

c. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

1) Membuat laporan hasil penelitian dalam bentuk skripsi

2) Melaksanakan seminar hasil penelitian

3) Menyusun artikel penelitian

4) Melaksanakan ujian tugas akhir (skripsi)

3.8 Prosedur Pelaksanaan Layanan

1) Kegiatan pendahuluan

(a) Memberi salam dan memperkenalkan diri

(b) Mengabsen siswa


35

(c) Menjelaskan manfaat kegiatan pemberian layanan bimbingan belajar

2) Kegiatan inti

(a) Menjelaskan materi layanan bimbingan belajar

(b) Tanya jawab.

3) Kegiatan penutup

(a) Membuat kesimpulan tentang informasi yang disampaikan serta hasil

tanya jawab dengan siswa.

(b) Memberikan laiseg kepada seluruh subjek penelitian.

(c) Mengucapkan terima kasih kepada siswa atas perhatian dan respon

yang diberikan selama proses pemberian layanan berlangsung.

(d) Memberikan salam.

3.9 Jenis dan Sumber Data

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden (subjek

penelitian). Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari angket yang diisi langsung oleh siswa.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada (peneliti sabagai tangan kedua). Data

sekunder dalam penelitian ini adalah observasi langsung kegiatan subjek

penelitian serta wawancara langsung dengan pengelola perpustakaan dan

wali kelas.

3.10 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data

adalah sebagai berikut:


36

1. Teknik Angket

Angket digunakan untuk memperoleh data tentang kebiasaan

belajar yang baik. Teknik ini di laksanakan dengan memberi angket

kepada siswa yang menjadi subjek penelitian untuk di isi sesuai dengan

keadaan diri masing-masing siswa. Pemberian angket dilakukan di

kelas. Sebelum pemberian angket, terlebih dahulu peneliti menjelaskan

maksud dan tujuan dari pemberian angket tersebut dan menjelaskan

cara pengisian angket. Setelah angket selesai diisi, kemudian angket

dikumpul oleh peneliti untuk selanjutnya diolah dan dianalisis.

2. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono (2015:329) adalah suatu cara yang

digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku,

arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta

keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan

untuk mengumpulkan data kemudian di telaah.

Dokumentasi di gunakan sebagai teknik penunjang untuk

memperoleh sejumlah data atau informasi misalnya terkait foto-foto

selama pemberian Layanan Bimbingan belajar, hal ini dilakukan untuk

melengkapi hasil penelitian yang berkaitan dengan sampel penelitian

untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan belajar

dalam menikatkan kebiasaan belajar yang baik pada siswa.


37

3.11 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah angket. Angket

tersebut berisi tentang pernyataan sikap kebiasaan belajar yang baik yang

terdiri dari 9 item positif dan 6 item negatif. Setiap pernyataan dilengkapi

dengan empat alternatif pilihan jawaban yaitu selalu (SL), sering (S),

kadang-kadang (KD) dan tidak pernah (TP).

3.12 Teknik Pengolahan Data

Sebelum dilakukan analisis data, maka terlebih dahulu dilakukan

pengolahan data dengan merubah data kualitatif menjadi data kuantitatif.

Caranya adalah setiap pilihan jawaban diberi bobot sebagai berikut :

Pernyataan Positif yaitu:

a. Selalu : 3

b. Sering : 2

c. Kadang-kadang : 1

d. Tidak pernah : 0

Pernyataan negatif yaitu :

a. Selalu : 0

b. Sering : 1

c. Kadang-kadang : 2

d. Tidak Pernah : 3

Dengan demikian Skor tertinggi pada angket ini 3 x 15= 45 dan skor

terendah 0 x 15 = 0.
38

3.13 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan

menggunakan 2 teknik, yaitu:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran

mengenai kebiasaan belajar yang baik bagi siswa kelas XI IPS 2 SMA

Negeri 2 Palu sebelum dan sesudah diberikan layanan Bimbingan belajar.

Adapun rumus yang dilakukan untuk menghitung persentasenya

adalah sebagai berikut:

f
P  X 100 % (Sudijono, A 2003: 40)
N
Keterangan:

P = Persentase

f = Frekuensi

N = Jumlah responden

Selanjutnya dibuat klasifikasi untuk mendeskripsikan hasil

penelitian dengan pedoman klasifikasi sikap kebiasaan belajar yang

baik sebagai berikut:

80 % – 100 % = Sangat tinggi

60 % – 79 % = Tinggi (Thalib, M. 2007)

40 % – 59 % = Rendah

Kurang dari 40 % = Sangat Rendah


39

2. Analisis Inferensial

Setelah di laksanakan layanan bimbingan belajar maka langkah

selanjutnya dalam penelitian ini adalah melakukan pengujian hipotesis

statistik untuk menguji: Ada Pengaruh Layanan Bimbingan Belajar

Terhadap Peningkatan Kebiasaan Belajar Yang Baik Bagi Peserta Didik

Siswa Kelas XI IPS 2 Di SMA Negeri 2 Palu, maka teknik analisis data

dalam penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank. Penelitian

ini akan menguji Pretest dan posttest. Dengan demikian peneliti dapat

melihat perbedaan nilai antara pretest dan posttest melalui uji Wilcoxon

ini. Analisis data ini menggunakan bantuan program SPSS (Statistical

Product and Service Solution) versi 24.

Hipotesis yang diuji Sesuai dengan pengembangan hipotesis, maka dapat

diuraikan beberapa hipotesis, sebagai berikut:

1. Hipotesis yang diuji

- H0 : Tidak ada pengaruh Layanan Bimbingan Belajar

Terhadap Peningkatan Kebiasaan Belajar Yang Baik Bagi

Peserta Didik Siswa Kelas XI IPS 2 Di SMA Negeri 2 Palu.

- Ha : Ada pengaruh layanan Layanan Bimbingan Belajar

Terhadap Peningkatan Kebiasaan Belajar Yang Baik Bagi

Peserta Didik Siswa Kelas XI IPS 2 Di SMA Negeri 2 Palu.

2. Menentukan level of significant ( )

- Level of significant yang digunakan yaitu = 0,05.


40

3. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS

24.

4. Kriteria pengujian :

- Jika nilai probabilitasnya < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha

diterima.

- Jika nilai probabilitasnya > 0.05, maka H0 diterimah dan Ha

ditolak.

5. Kesimpulan

- Apabila sign. < (5%) maka Ha diterima, artinya ada Pengaruh

Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Peningkatan Kebiasaan

Belajar Yang Baik Bagi Peserta Didik Siswa Kelas XI IPS 2 Di

SMA Negeri 2 Palu.

- Apabila sign. > (5%) maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya

tidak ada Pengaruh Layanan Bimbingan Belajar Terhadap

Peningkatan Kebiasaan Belajar Yang Baik Bagi Peserta Didik

Siswa Kelas XI IPS 2 Di SMA Negeri 2 Palu.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif

a) Deskripsi Data Kebiasaan Belajar Yang Baik Bagi Peserta Didik Di SMA
Negeri 2 Palu Sebelum Diberikan Layanan Bimbingan Belajar

Hasil analisis deskripsi kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik

di SMA Negeri 2 Palu sebelum diberikan layanan Bimbingan Belajar dapat di

lihat pada tabel tabel berikut ini:

Tabel 4.1 : Klasifikasi Dan Persentase Kebiasaan Belajar Yang Baik Bagi
Peserta Didik Di SMA Negeri 2 Palu Sebelum Diberikan Layanan
Bimbingan Belajar.

No Klasifikasi Kebiasaan Belajar yang baik F %


1 Sangat Tinggi 0 0
2 Tinggi 0 0
3 Rendah 15 75
4 Sangat Rendah 5 25
Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui klasifikasi kebiasan

belajar yang baik dari 20 siswa yang menjadi subjek penelitian, tidak ada

atau 0% siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik dengan klafikasi

sangat tinggi, tidak ada atau 0% siswa memiliki kebiasaan belajar yang baik

dengan klafikasi tinggi, 15 atau 75% siswa memiliki kebiasaan belajar yang

baik dengan klafikasi rendah dan 5 atau 25% siswa yang memiliki kebiasaan

belajar yang baik dengan klafikasi sangat rendah.

41
42

b) Klasifikasi Dan Persentase Kebiasaan Belajar Yang Baik Bagi Peserta


Didik Di SMA Negeri 2 Palu Sesudah Diberikan Layanan Bimbingan
Belajar

Hasil analisis deskripsi kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik

di SMA Negeri 2 Palu sesudah diberikan layanan Bimbingan Belajar dapat di

lihat pada tabel tabel berikut ini:

Tabel 4.2 : Klasifikasi dan Persentase kebiasaan belajar yang baik bagi
peserta didik di SMA Negeri 2 Palu sesudah diberikan layanan Bimbingan
Belajar.

No Klasifikasi Kebiasaan Belajar yang baik F %


1 Sangat Tinggi 2 10
2 Tinggi 18 90
3 Rendah 0 0
4 Sangat Rendah 0 0
Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui klasifikasi kebiasan

belajar yang baik dari 20 siswa yang menjadi subjek penelitian, 2 atau 10%

siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik dengan klafikasi sangat

tinggi, 18 atau 90% siswa memiliki kebiasaan belajar yang baik dengan

klafikasi tinggi, tidak ada siswa memiliki kebiasaan belajar yang baik

dengan klafikasi rendah dan tidak ada siswa yang memiliki kebiasaan

belajar yang baik dengan klafikasi sangat rendah.

c) Deskripsi Peningkatan Kebiasaan Belajar Yang Baik Bagi Peserta Didik


Di SMA Negeri 2 Palu Sebelum Dan Sesudah Diberikan Layanan
Bimbingan Belajar.

Peningkatan kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik di SMA

Negeri 2 Palu sebelum dan sesudah diberikan layanan Bimbingan Belajar dapat

di lihat pada tabel 4.3 berikut ini:


43

Sebelum Diberikan Sebelum Diberikan


Layanan Bimbingan Layanan Bimbingan
No Nama Belajar Belajar Keterangan
% Klafikasi % Klafikasi
1 NR 33,3 Sangat Rendah 62,2 Tinggi Meningkat
2 F 53,3 Rendah 73,3 Tinggi Meningkat
3 KA 55,5 Rendah 66,6 Tinggi Meningkat
4 MA 51,1 Rendah 71,1 Tinggi Meningkat
5 AM 37,7 Sangat Rendah 60 Tinggi Meningkat
6 FA 51,1 Rendah 64,4 Tinggi Meningkat
7 MR 57,7 Rendah 71,1 Tinggi Meningkat
8 NR 40 Rendah 77,7 Tinggi Meningkat
9 GA 46,6 Rendah 68,8 Tinggi Meningkat
10 MR 28,8 Sangat Rendah 73,3 Tinggi Meningkat
11 DK 51,1 Rendah 73,3 Tinggi Meningkat
12 FR 53,3 Rendah 82,2 Sangat Tinggi Meningkat
13 AK 53,3 Rendah 64,4 Tinggi Meningkat
14 MJ 57,7 Rendah 66,6 Tinggi Meningkat
15 FJ 42,2 Rendah 62,2 Tinggi Meningkat
16 ES 40 Rendah 60 Tinggi Meningkat
17 MB 57,7 Rendah 80 Tinggi Meningkat
18 JC 24,4 Sangat Rendah 71,1 Tinggi Meningkat
19 A 37,7 Sangat Rendah 80 Sangat Tinggi Meningkat
20 D 44,4 Rendah 75,5 Tinggi Meningkat

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui peningkatan kebiasaan

belajar yang baik dari 20 siswa yang menjadi subjek penelitian, ada 5 orang

siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik dengan klasifikasi rendah

mengalami peningkatan kebiasaan belajar yang baik setelah mengikuti layanan

bimbingan belajar, 15 orang siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik

dengan klasifikasi rendah mengalami peningkatan kebiasaan belajar yang baik

setelah mengikuti layanan bimbingan belajar. Untuk lebih jelasnya deskripsi

peningkatan kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik di SMA Negeri 2

Palu sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan belajar dapat di lihat

pada grafik di bawah ini:


44

PERSENTASE
Pretes Postes

82.2 80 80
77.7 75.5
73.3 71.1 71.1 73.3 73.3 71.1
66.6 68.8
62.2 64.4 64.4 66.6 62.2
60 57.7 57.7 6057.7
53.3 55.5 51.1 51.1 51.1 53.3 53.3
46.6 44.4
40 42.2 40
37.7 37.7
33.3
28.8
24.4

NR F KA MA AM FA MR NR GA MR DK FR AK MJ FJ ES MB JC A D

Gambar 4.1 Deskripsi Peningkatan Kebiasaan Belajar

4.1.2 Hasil Analisis Inferensial

Pengujian hipotesis dilakukan melalui analisis secara statistik dengan

menggunakan rumus wilcoxon sign rank test. Perhitungan analisis tersebut

menggunakan bantuan aplikasi SPSS 24 T Wilcoxon sebagai berikut.

Hipotesis statistik yang diuji dalam penelitian ini adalah :

- H0 : Tidak ada pengaruh Layanan Bimbingan Belajar Terhadap sikap

Kebiasaan Belajar Yang Baik Bagi Peserta Didik Siswa Kelas XI IPS 2

Di SMA Negeri 2 Palu.

- Ha : Ada pengaruh Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Sikap

Kebiasaan Belajar Yang Baik Bagi Peserta Didik Siswa Kelas XI IPS 2

Di SMA Negeri 2 Palu.


45

Dasar pengambilan keputusan adalah yang pertama jika nilai

signifikansi atau Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, maka Ha diterima, yang

artinya ada perbedaan yang signifikansi hasil sebelum dan sesudah

diberikan layanan Bimbingan Belajar. Sebaliknya, jika nilai signifikansi

atau Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka Ha ditolak dan H0 diterima,

yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikansi hasil sebelum dan

sesudah diberikan layanan Bimbingan Belajar.

Tabel 4.4 : Hasil uji T Wilcoxon Kebiasaan Belajar Yang Baik Bagi
Peserta Didik Di SMA Negeri 2 Palu Sebelum Dan Sesudah
Diberikan Layanan Bimbingan Belajar.

Berdasarkan tabel di 4.1, data hasil perhitungan dengan menggunakan

test statistik dari uji Wilcoxon Signed Ranks menggunkan SPSS 24

diperoleh nilai signifikansi sig.(2-tailed) sebesar 0,000. Menururt hipotesis)

dan dasar pengambilan keputusan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Hal ini dikarenakan karenakan signifikansi atau

Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari pada 0,05 ini menunjukkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan ada pengaruh

layanan bimbingan belajar terhadap sikap kebiasaan belajar yang baik bagi

peserta didik siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 2 Palu.


46

4.1.3 Pelaksanaan Layanan Bimbingan Belajar

a. Pertemuan Pertama

Pretest dilaksanakan pada hari Selasa 16 November 2021 di kelas XI

IPS 2 di SMA Negeri 2 Palu untuk mengetahui gambaran atau kondisi

awal mengenai kebiasaan belajar yang baik pada siswa dengan

menyebarkan instrumen (angket) kebiasaan belajar. Hasil penyebaran

angket kebiasaan belajar pada kelas XI IPS 2 didapat 15 siswa berada

pada kategori rendah dan 5 siswa pada ketegori sangat rendah.

b. Pertemuan Kedua

Hari/Tanggal : Senin, 22 November 2021

Waktu : 09:00 – 09.45

Tempat : Ruang Kelas SMA Negeri 2 Palu

Pada pertemuan kedua ini peneliti menjelaskan kegiatan layanan yang

akan dilakukan yaitu bimbingan belajar. Bimbingan belajar dilaksanakan

diruang kelas SMA Negeri 2 Palu. Peneliti membuka pertemuan kedua ini

dengan mengucapkan salam kepada siswa-siswa dan dilanjutkan dengan

berdoa agar pelaksanaan bimbingan belajar berjalan dengan lancar dan

diridhoi oleh allah SWT. Peneliti selanjutnya memperkenalkan diri seperti

menyebutkan nama, alamat, tempat tanggal lahir, asal dan sebagainya

kemudian diteruskan pada siswa-siswa yang lainnya. Setelah itu

menjelaskan kegiatan layanan yang akan dilakukan dan mengidentifikasi

kondisi awal konseli sebelum menerima perlakuan bimbingan belajar.

Kemudian dilanjutkan dengan permainan agar menghangatkan suasana


47

pembelajaran sehingga tercipta suasana keakraban dan kehangatan dalam

proses konseling berlangsung. Tujuan dari permainan juga agar sebelum

pelaksanaan bimbingan belajar siswa merasa rileks dan tidak tegang

dengan begitu siswa dapat mengungkapkan masalah-masalah yang

dialami.

Pada tahap peralihan peneliti menanyakn kesiapan siswa dalam

mengikuti bimbingan belajar setalah itu masuk ke topik materi yang akan

di bahas.

Pada tahap kegiatan peneliti memberikan materi tentang kebiasan

belajar yang baik pada siswa. Materi ini diberikan dengan harapan siswa

dapat mengetahui macam-macam kebiasan belajar yang baik, sehingga

secara tidak langsung dapat mengurangi kesulitan belajar siswa. Peneliti

menjelaskan bahwasannya kebiasan belajar yang baik dapat

mempengaruhi prestasi belajar yang baik.

Pada pengakhiran peneliti memberikan kesimpulan, memberikan

kesempatan pada siswa untuk bertanya dari proses pembelajaran sampai

akhir pembelajaran menanyakan pemahaman apa yang sudah diperoleh

dari pertemuan yang dilakukan, pemahaman apa dan bagaimana perasaan

serta kesan yang didapat selama kegiatan bimbingan belajar. Selanjutnya

dan diakhiri dengan doa serta salam.

c. Pertemuan Ketiga

Hari/Tanggal : Selasa, 30 Desember 2021

Waktu : 09.00 – 09.45


48

Tempat : Ruang kelas SMA Negeri 2 Palu

Pada pertemuan ketiga ini Peneliti membuka pertemuan ini dengan

mengucapkan salam kepada siswa-siswa dan dilanjutkan dengan berdoa

agar pelaksanaan bimbingan belajar berjalan dengan lancar dan diridhoi

oleh allah SWT. menjelaskan kegiatan layanan yang akan dilakukan dan

mengidentifikasi kondisi awal konseli sebelum menerima perlakuan

bimbingan belajar. Kemudian dilanjutkan dengan permainan agar

menghangatkan suasana pembelajaran sehingga tercipta suasana keakraban

dan kehangatan dalam proses bimbingan belajar berlangsung.

Pada tahap peralihan peneliti menanyakan kesiapan siswa dalam

mengikuti bimbingan belajar setalah itu masuk ke topik materi yang akan

di bahas.

Pada tahap kegiatan peneliti memberikan materi tentang strategi

belajar pada siswa. Materi ini diberikan dengan harapan siswa dapat

mengetahui strategi belajar, sehingga secara tidak langsung dapat

memudahakan siswa untuk belajar.

Pada pengakhiran peneliti memberikan kesimpulan, memberikan

kesempatan pada siswa untuk bertanya dari proses pembelajaran sampai

akhir pembelajaran menanyakan pemahaman apa yang sudah diperoleh

dari pertemuan yang dilakukan, pemahaman apa dan bagaimana perasaan

serta kesan yang didapat selama kegiatan bimbingan belajar. Selanjutnya

dan diakhiri dengan doa serta salam.


49

d. Pertemuan Keempat

Hari/Tanggal : Selasa, 7 Desember 2021

Waktu : 09.00 – 09.45

Tempat : Ruang kelas SMA Negeri 2 Palu

Post dilaksanakan pada hari Selasa 14 Desember 2021 di kelas XI IPS

2 di SMA Negeri 2 Palu untuk mengetahui gambaran atau kondisi akhir

setelah di berikan layanan bimbingan belajar Hasil penyebaran angket

kebiasaan belajar pada kelas XI IPS 2 didapat 2 siswa berada pada kategori

sangat tinggi dan 18 siswa pada ketegori rendah.

4.2 Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk mengetahui kebiasan belajar yang baik

peserta didik kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 2 Palu maka diberikan terlebih

dahulu kuesioner skala kebiasan belajar kepada seluruh kelas XI IPS 2

dengan begitu peneliti bisa mengetahui ada berapa jumlah peserta didik yang

mengalami kebiasaan belajar kurang baik. Berdasarkan hasil analisis

deskriptif skor angket kebiasaan belajar siswa sebelum di berikan layanan

bimbingan belajar dari 20 siswa diketahui bahwa tidak ada siswa atau (0%)

mendapatkan klafikasi sangat tinggi, tidak ada siswa atau (0%) mendapatkan

klafikasi tinggi, 15 siswa atau (75%) mendapatkan klafikasi rendah, dan 5

siswa atau (25%) mendapatkan klafikasi sangat rendah. Setelah mengikuti

layanan bimbingan belajar dari 20 siswa diketahui bahwa 2 siswa atau (10%)

mendapatkan klafikasi sangat tinggi, 18 siswa atau (90%) mendapatkan

klafikasi tinggi, tidak ada siswa atau (0%) mendapatkan klafikasi rendah, dan
50

tidak siswa atau (0%) mendapatkan klafikasi sangat rendah. Berdasarkan

analisis deskriptif tersebut, kebiasaan belajar siswa yang baik meningkat

setelah mengikuti layanan bimbingan belajar.

Bimbingan belajar merupakan bagian terpenting bagi peserta didik,

mengingat pada saat ini peserta didik dituntut untuk bisa

berkompetensi.Selain itu, manfaat dari bimbingan belajar adalah dapat

membuat siswa semakin kreatif pada kegiatan belajar mengajar, dan dapat

meningkatkan prestasi pada sekolahnya. Menurut Syamsu Yusuf (dalam

Erica, D., & Lasmono, I. D. 2019) Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu

proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara

berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya

sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak

secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,

keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Maka sangat penting

bagi peserta didik untuk mengikuti bimbingan belajar untuk meningkatkan

kebiasan belajar yang baik, agar mereka mampu bersaing dengan tuntutan

zaman pada saat ini. Dengan membiasakan belajar dengan baik maka siswa

akan dapat memperoleh berbagai manfaat. Adapun manfaat dari kebiasaan

belajar menurut Donald A. Laird (dalam Zakiyah, A. F. 2016) Menyatakan

bahwa kegunaan kebiasaan ialah: (1) penghematan waktu (economy of

time); (2) meningkatkan efisiensi manusia (human efficiency); (3) membuat

seseorang menjadi lebih cermat; (4) membantu seseorang menjadi ajeg.

Pelaksanaan layanan bimbingan belajar di lakukan 2 kali hal ini


51

menunjukan adanya perkembangan perilaku ke arah yang positif atau lebih

baik. Siswa yang mengalami peningkatan kebiasan belajar yang baik di

karenakan kesediaan untuk mengikuti setiap layanan yang di berikan dengan

penuh perhatian dan atusias selain itu adanya kemauan dari siswa untuk

merubah diri menjadi lebih baik.

Selanjutnya menurut penelitian yang pernah di lakukan oleh Thahir,

A., & Hidriyanti, B. (2014). Dengan judul “Pengaruh Bimbingan Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pondok Pesantren Madrasah Aliyah Al-

Utrujiyyah Kota Karang Bandar Lampung” hasil penelitian menunjukan

analisis Uji T, dimana pada analisis tersebut nilai thitung > ttabel sebesar

7,973 > 2,074. Hal ini menjelaskan bahwa dalam hipotesis yang diterima

pada uji T adalah Ha. Dimana arti dari Ha adalah bimbingan belajar

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa di MA

Al-Utrujiyyah. Selain itu penelitian Sari, Y. W. (2015). Dengan judul

“Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Kelas IV di Sekolah Dasar” hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh

yang signifikan antara pemberian perlakuan berupa layanan bimbingan

belajar terhadap hasil belajar matematika siswa.

Selanjutnya analisis inferensial menunjukan bahwa adanya

peningkatan kebiasaan belajar yang baik pada kelas XI IPS 2 di SMA

Negeri 2 Palu setelah di berikan layanan bimbingan belajar di mana hasilnya

menunjukan nilai signifikansi sig.(2-tailed) sebesar 0,000. Menururt

hipotesis dan juga dasar pengambilan keputusan maka dapat ditarik


52

kesimpulan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini dikarenakan

karenakan signifikansi atau Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari

pada 0,05 ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat

disimpulkan ada pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap peningkatan

kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik siswa kelas XI IPS 2 di SMA

Negeri 2 Palu.
BAB V

KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai

pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap sikap kebiasaan belajar yang

baik bagi peserta didik siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Palu, maka dapat

di tarik kesimpulan sebagai berikut

1. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata skor sebelum diberikan layanan

bimbingan belajar hasil skor pretest 25% (klafikasi sangat rendah, 75%

(klafikasi rendah) dan setelah di berikan layananan hasil skor posttest

10% (klafikasi sangat tinggi) dan 90% (klafikasi tinggi). Terjadi

peningkatan nilai skor setelah diberikan layanan bimbingan belajar.

2. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon dengan menggunkan aplikasi spss 24

diperoleh nilai signifikansi sig.(2-tailed) sebesar 0,000. Menururt

hipotesis (dugaan) dan juga dasar pengambilan keputusan maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini dikarenakan

karenakan signifikansi atau Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari

pada 0,05 ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat

disimpulkan ada pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap

peningkatan kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik siswa kelas

XI IPS 2 di SMA Negeri 2 Palu

53
54

5.2 Saran

Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang peneliti ajukan

adalah sebagai berikut:

1. Guru bimbingan dan konseling agar lebih mengoptimalkan kegiatan

layanan bimbingan belajar terhadap peserta didik secara optimal untuk

membantu menyelesaikan masalahnya atau mengutarakan masalah yang

sedang dialami. Konselor diharapkan mampu menggunakan layanan

bimbingan belajar yang sesuai dengan permasalahan dan tidak menutup

kemungkinan untuk menggabungkan bimbingan belajar yang digunakan

dengan teknik yang lain sebagai teknik pendukung.

2. Bagi Peserta didik hendaknya berusaha untuk meningkatkan prestasi

belajar dengan cara yang lebih efektif dalam belajar di sekolah, dirumah

maupun diluar lingkungan sekolah.


DAFTAR RUJUKAN

Achyanadia, S. (2013). Hubungan Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar dengan


Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ciseeng. Jurnal
teknologi pendidikan, 2(2).
Albarado, A. P., & Eminita, V. (2020). Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Di Mts Khazanah Kebajikan. FIBONACCI: Jurnal
Pendidikan Matematika dan Matematika, 6(2), 167-174.

Anonim, (1990). PP Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.


Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dachmiati, S. (2017). Program bimbingan kelompok untuk mengembangkan


sikap dan kebiasaan belajar siswa. Faktor: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 2(1), 10-21.
Damsi, D. (2018). PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP HASIL
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X DI SMAS
TAMANSISWA TELUK BETUNG (Doctoral dissertation, UIN Raden
Intan Lampung).
Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem
pendidikan nasional.

Dimyati dan Mudjiono (2009) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka


Cipta.

Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Djaali. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Erica, D., & Lasmono, I. D. (2019). Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap


Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus SMA Mulia Buana Parung
Panjang). NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 6(1), 51-65.
Fitriyani, W. (2020). Pengaruh Motivasi Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas V Sd Negeri Se-Gugus Jenderal
Sudirman Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal (Doctoral dissertation,
Universitas Negeri Semarang).

55
56

Gideon, S. (2018). Peran media bimbingan belajar online Ruangguru dalam


pembelajaran IPA bagi siswa SMP dan SMA masa kini: Sebuah
pengantar. Jurnal Dinamika Pendidikan, 11(2), 167-182.
Herlianah, M. (2019). Hubungan Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar dengan
Hasil Belajar PKn Siswa Kelas VI Sekolah Dasar di Gugus VI
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor. MODELING: Jurnal Program
Studi PGMI, 6(1), 129-145.
Maryanisa, S. (2019). Pengaruh Layanan Bimbingan Belajar Dengan Teknik
Konseling Kelompok Terhadap Pembentukan Sikap Dan Kebiasaan
Belajar Yang Baik Pada Peserta Didik Kelas X IPS 3 SMA NegerI 14
Bandar Lampung Tahun 2018/2019 (Doctoral dissertation, UIN Raden
IntanLampung).

Nawawi, K. (2016). Pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap


hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal (Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Semarang).
Prayitno dan Amti. E, (2004). Dasar-daras Bimb ingan dan Konseling.Jakarta:
Rineka Cipta.

Prayitno. (2004). Layanan Bimbingan Kelompok Dan Konseling Kelompok.


Padang: Universitas Negeri Padang.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.

Sudijono, A. (2003). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.
Sudjana N (2011). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:


Alfabeta.

Suryabrata, S. ( 2012). Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suriansyah, A. (2011). Landasan pendidikan.Banjarmasin: Comdes


Surya, M. (2003). Teori-Teori Konseling. B andung: Pustaka Bani Quraisy.
57

Syah M (2013), Psikologi Pendidikan,Dengan Pendekatan Baru , Bandung PT


Remaja Rosdakarya.

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan,Dengan Pendekatan Baru , Bandung PT


Remaja Rosdakarya

Syauqi, A. E. F. (2021). Bimbingan keorganisasian untuk meningkatkan


kedisiplinan waktuv: Peneliatian pada Dema Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung (Doctoral dissertation, UIN Sunan
Gunung Djati Bandung).
Thahir, A., & Hidriyanti, B. (2014). Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Pondok Pesantren Madrasah Aliyah Al-Utrujiyyah
Kota Karang Bandar Lampung. KONSELI: Jurnal Bimbingan dan
Konseling (E-Journal), 1(2), 55-66.
Thalib, M, M. (2007). Materi Diklat PLPG Bagi Guru Pembimbing. Palu: Panitia
Sertifikasi Guru Rayon 25 Sulawesi Tengah.
Winkel, W. S. (2004). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Yusuf, S. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Zakiyah, A. F. (2016). Hubungan antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar


Siswa di Kelas IV SDN Gugus Muwardi Kecamatan
Kaliwungu (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).
58

Lampiran 1

KISI-KISI ANGKET

No varibel Indikator No Item Klasifikasi

Positif Negatif SL S KK TP

1 Kebiasan 1. pembuatan 12
belajar jadwal dan
yang baik pelaksanaann
bagi ya
peserta 2. membaca dan 2,3,9
didik membuat
siswa catatan
kelas XI
IPS 2 3. mengulangi 1
bahan
pelajaran
4. konsentrasi 7,13,14 4,5,10,11
5. mengerjakan 8,15 6
tugas.
59

Lampiran 2

ANGKET

KEBIASAAN BELAJAR YANG BAIK BAGI PESERTA DIDIK


Petunjuk pengisian
1. Bacalah petunjuk cara pengerjaan angket ini sebelum anda mengerjakan
angket tersebut.
2. Bacalah dengan seksama pernyataan yang tersedia dalam kolom dibawah
ini.
3. Isilah pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek (√) pada jawaban
yang anda anggap benar-benar sesuai dengan kondisi yang ada pada diri
anda, dengan pilihan jawaban sebagai berikut:
a. Selalu (SL)
b. Sering (S)
c. Kadang-kadang (KK)
d. Tidak pernah (TP)
4. Apabila anda salah memilih jawaban berikan tanda sama dengan (=) pada
pilihan jawaban yang dianggap salah, dan cek jawaban yang anda anggap
benar.
5. Jika ada yang kurang jelas silahkan tanyakan sebelum mengerjakan angket
ini.

NO Pernyataan SL S KK TP
1 Saya harus membaca berulang kali untuk mengerti
materi pelajaran
2 Saya membaca dengan suara keras untuk dapat
mengingat
3 Saya lebih banyak mencatat penjelasan
gurudaripada mendengarkan penjelasan guru
4 Saya mengalami kesulitan untuk konsentrasi dalam
60

belajar
5 Saya cenderung melamun dan mengantuk saat
belajar
6 Saya sering tidak mengerjakan tugas tepat waktu
7 Saya lebih paham materi pelajaran dengan belajar
bersama teman
8 Saya selalu mengerjakan soal-soal yang lebih
mudah
9 Saya membuat ringkasan materi pelajaran
10 Saya dapat belajar dengan baik apabila sambil
mendengarkan musik atau makan makanan ringan
11 Saya tidak senang dengan mata pelajaran tertentu
karena gurunya
12 Saya biasanya lambat dalam mengikuti
pembelajaran dikelas
13 Saya senang mengikuti pembelajaran ketika
mendapatkan guru yang humoris
14 Saya senang ketika proses pembelajaran yang tidak
terlalu formal
15 Saya biasanya mencatat tugas yasng diberikan guru
(PR)
61

Lampiran 3
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 2 PALU
JL. Tanjung Dako No. 9 Tlp. (0451) 421-094 Palu Website www.sman2palu.com

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN BELAJAR
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Komponen : Layanan Dasar


Bidang Layanan : Belajar
Topik / Tema Layanan : Kebiasaan belajar yang baik
Kelas / Semester : 11 / Ganjil
Alokasi Waktu : 1 x 40 menit

A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian kebiasan belajar
yang baik bagi Peserta didik
2. Peserta didik/konseli dapat memahami kebiasaan belajar tidak baik,
dan cara mengatasinya.
3. Peserta didik/konseli dapat memahami aspek kebiasaan belajar
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : Power Point tentang Kebiasaan belajar yang baik
C. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban
kepada peserta didik, kemudian mengajak peserta didik untuk
mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memperkenalkan diri
62

1.3. Guru BK menanyakan kabar siswa


1.4. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan
Bimbingan dan Konseling
1.5. Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat
suasana kegiatan menjadi lebih semangat/bergairah dengan diawali
ice breaking. (Mencairkan kebekuan di kelas)
2. Tahap Inti
2.1. Guru pembimbing memberikan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan tersebut diatas melalui
Whatsapp.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan
serta Guru BK mengajak peserta didik berdialog interaktif tentang
contoh penerapannya.
2.3. Guru BK mengajak curhat pendapat dan tanya jawab
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan
yang telah dilakukan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik untuk selalu mau rajin belajar
untuk meraih masa depan
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan
mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
a. Penilaian Proses :
1. Program sesuai dengan permasalahan anak, yaitu belum
bisa mengatur kebiasaan belajar yang baik dengan
permainan bola pingpong dan beras yang mengajarkan anak
untuk mengerjakan kegiatan utama seperti belajar baru dengan
kegiatan selingan agar dapat memanfaatkan kebiasaan belajar
yang baik.
2. Siswa antusias mengikuti simulasi permainan siapakah kamu.
3. Sarana dan prasarana yang ada mendukung simulasi.
63

4. Kebermanfaatan dan kebermaknaan kegiatan

b. Penilaian hasil :
1. Siswa mampu menyangkutkan isi materi dan tujuan cerita
dalam simulasi permainan.
2. Siswa aktif dalam permainan.
3. Siswa mampu memanajemen waktu belajar yang efektif dan
efisien kebiasan belajar yang baik
4. Siswa mampu mengetahui pengertian, kebiasaan tidak baik,
dan aspek yang menumbuhkan kemampuan kebiasaan belajar
yang baik

Palu, 23 November 2021


64

MATERI

1. Pengertian kebiasaan belajar

Pengertian Kebiasaan Belajar bertujuan untuk mendapatkan

pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan yang dilalui siswa agar

menjadi kebiasaan (Slameto 2013: 82).

Witherington dalam Djaali (2008: 128) mengartikan “kebiasaan

adalah cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang

yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis”. Sementara itu,

Burghardt (1973) dalam Syah (2013: 121) berpendapat bahwa “kebiasaan itu

timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan

stimulasi yang berulangulang”. Maksud dari penyusutan kecenderungan

respons adalah pembiasaan pengurangan perilaku yang tidak diperlukan.

Proses penyusutan atau pengurangan ini muncul suatu pola bertingkah laku

baru yang relatif menetap dan otomatis.Kebiasaan belajar cenderung

menguasai perilaku siswa pada setiap mereka melakukan kegiatan belajar.

2. Kebiasaan Tidak Baik dalam Belajar dan Cara Mengatasi

Melihat kondisi nyata yang ada dalam kegiatan sehari-hari

ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik pada diri siswa.

Kebiasaan tersebut antara lain berupa: (1) belajar pada akhir semester; (2)

belajar tidak teratur; (3) menyia-nyiakan kesempatan belajar; (4) bersekolah

hanya untuk bergengsi; (5) datang terlambat bergaya pemimpin; (6) bergaya

jantan seperti merokok; (7) sok menggurui teman; dan (8) bergaya minta “belas
65

kasihan” tanpa belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 246). Senada dengan

pendapat tersebut, Aunurrahman (2011: 185) mengungkapkan ada beberapa

bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan tidak baik dalam belajar

diantaranya: (1) belajar tidak teratur; (2) daya tahan belajar rendah (belajar

secara tergesa-gesa); (3) belajar ketika menjelang ulangan atau ujian; (4) tidak

memiliki catatan pelajaran yang lengkap; (5) tidak terbiasa membuat

ringkasan; (6) tidak memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran; (7)

senang menjiplak pekerjaan teman dan kurang percaya diri di dalam

menyelesaikan tugas; (8) sering datang terlambat; dan (9) melakukan

kebiasaan-kebiasaan buruk, seperti merokok.

Jenis-jenis kebiasaan belajar tersebut merupakan bentuk-bentuk yang

tidak baik dalam belajar karena akan memengaruhi aktivitas belajar siswa yang

pada akhirnya menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Maka dibutuhkan

cara mengatasi atau mengubah sikap siswa yang tidak baik dalam belajar

menjadi caracara yang baik dalam belajar. Crow and Crow (t.t) dalam

Purwanto (2011: 116-120) mengemukakan cara-cara belajar yang baik,

diantaranya: (1) adanya tugas-tugas yang jelas dan tegas; (2) belajar membaca

yang baik; (3) gunakan metode keseluruhan dan metode bagian; (4) pelajari

dan kuasai bagian-bagian yang sukar dari bahan yang dipelajari; (5) buat

catatan-catatan pada waktu belajar; (6) kerjakan dan menjawab pertanyaan-

pertanyaan; (7) hubungkan bahan-bahan baru dengan bahan yang lama; (8)

gunakan berbagai sumber belajar; (9) pelajari baik-baik tabel, peta, grafik, dan

gambar; serta (10) membuat rangkuman.


66

Cara yang pertama dalam perbaikan sikap siswa adalah dengan

adanya tugas yang jelas dan tegas. Adanya tugas-tugas yang jelas dari guru

akan membentuk kebiasaan belajar yang efektif. Tugas yang jelas membuat

perhatian siswa dapat diarahkan kepada hal-hal khusus mana saja yang perlu

dipelajari dengan baik dan bagaimana cara mempelajarinya. Semakin jelas

tugas yang diberikan oleh guru, semakin besar pula perhatian dan kemauan

siswa untuk mengerjakan atau mempelajarinya.

3. Aspek Kebiasaan Belajar

Sudjana (2014: 165-173) mengemukakan ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam proses belajar, yaitu: cara mengikuti pelajaran, cara belajar

mandiri di rumah, cara belajar kelompok, mempelajari buku teks, dan

menghadapi ujian. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah cara mengikuti

pelajaran. Cara mengikuti pelajaran di sekolah merupakan bagian penting dari

proses belajar, siswa dituntut untuk dapat menguasai bahan pelajaran. Pada saat

pembelajaran, siswa berkosentrasi menerima pelajaran, mencatat pokok-pokok

materi, dan mencatat hal yang tidak jelas untuk ditanyakan guru.

Cara belajar mandiri di rumah besar pengaruhnya dengan kebiasaan

belajar. Belajar mandiri di rumah merupakan tugas pokok setiap siswa. Syarat

utama belajar di rumah adalah keteraturan belajar yaitu memiliki jadwal belajar

meskipun waktunya terbatas. Belajar bukan merujuk lamanya tetapi kebiasaan

teratur dan rutin melakukan belajar setiap harinya meskipun dengan jam yang

terbatas.
67

Cara belajar sendiri di rumah sering menimbulkan kebosanan dan

kejenuhan. Perlu adanya variasi cara belajar lain seperti belajar bersama atau

belajar kelompok dengan teman yang bisa dilakukan di sekolah, perpustakaan,

di rumah teman ataupun tempat-tempat yang nyaman untuk belajar. Dengan

belajar kelompok, siswa dapat memecahkan soal dengan kelompoknya.

Keadaan yang paling mencemaskan bagi siswa adalah saat

menghadapi tes, ulangan, ataupun ujian. Cemas, sibuk, dan kurang istirahat

karena mengejar belajar untuk ujian sehingga menimbulkan ketegangan

psikologis yang berakibat kepercayaan diri menurun. Siswa yang memiliki

kebiasaan belajar yang baik pada saat menghadapi ujian akan dapat

menyelesaikannya dengan tenang.

Belajar merupakan cara yang harus dilalui siswa demi mendapatkan

pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Cara atau jalan yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan

belajar juga akan memengaruhi hasil belajar itu sendiri. Slameto (2013: 82-91)

mengungkapkan kebiasaan belajar yang dapat memengaruhi hasil belajar,

meliputi: (1) pembuatan jadwal dan pelaksanaannya; (2) membaca dan

membuat catatan; (3) mengulangi bahan pelajaran; (4) konsentrasi; dan (5)

mengerjakan tugas.
68

lampiran 4
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 2 PALU
JL. Tanjung Dako No. 9 Tlp. (0451) 421-094 Palu Website www.sman2palu.com

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN BELAJAR
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Komponen : Layanan Dasar


Bidang Layanan : Belajar
Topik / Tema Layanan : Strategi belajar sesuai dengan gaya
belajar
Kelas / Semester : 11 / Ganjil
Alokasi Waktu : 1 x 40 menit

A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian belajar menurut
para ahli
2. Peserta didik/konseli dapat memahami gaya belajar
3. Peserta didik/konseli dapat memahami modalitas belajar, ciri-ciri
serta strategi belajarnya
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : Power Point tentang Strategi belajar sesuai dengan gaya
belajar
C. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban
kepada peserta didik, kemudian mengajak peserta didik untuk
69

mengawali kegiatan dengan berdo’a.


1.2. Guru BK memperkenalkan diri
1.3. Guru BK menanyakan kabar siswa
1.4. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan
Bimbingan dan Konseling
1.5. Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat
suasana kegiatan menjadi lebih semangat/bergairah dengan diawali
ice breaking. (Mencairkan kebekuan di kelas)
2. Tahap Inti
2.1. Guru pembimbing memberikan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan tersebut diatas melalui
Whatsapp.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan
serta Guru BK mengajak peserta didik berdialog interaktif tentang
contoh penerapannya.
2.3. Guru BK mengajak curhat pendapat dan tanya jawab
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan
yang telah dilakukan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik untuk selalu mau rajin belajar
untuk meraih masa depan
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan
mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
a. Penilaian Proses :
1. Siswa antusias mengikuti simulasi permainan siapakah kamu.
2. Sarana dan prasarana yang ada mendukung simulasi.
3. Kebermanfaatan dan kebermaknaan kegiatan

b. Penilaian hasil :
1. Siswa mampu menyangkutkan isi materi dan tujuan cerita
70

dalam simulasi permainan.


2. Siswa aktif dalam permainan.
3. Siswa mampu memanajemen waktu belajar yang efektif dan
efisien kebiasan belajar yang baik
5. Siswa mampu mengetahui pengertian, kebiasaan tidak baik,
dan aspek yang menumbuhkan kemampuan kebiasaan belajar
yang baik.

Palu, 23 November 2021


71

MATERI

STRATEGI BELAJAR SESUAI DENGAN GAYA BELAJAR


1. Pengertian belajar menurut para ahli
James O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar)
Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman.
Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
R. Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar) Belajar adalah
suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan,
kebiasaan dan tingkah laku.
2. Ciri-ciri Belajar - Hakikat belajar
Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
 Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan
sikap (afektif).
 Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat
disimpan.
 Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha.
Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
 Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan

Hakekat belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar dan
terus menerus melalui bermacam-macam aktivitas dan pengalaman guna
memperoleh pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku
yang lebih baik. Perubahan tersebut bisa ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti perubahan dalam hal pemahaman, pengetahuan, perubahan sikap,
72

tingkah laku dan daya penerimaan. Strategi adalah sebuah cara yang dipakai
oleh seseorang dalam melakukan sesuatu smart (cerdik)
3. Tentang Gaya Belajar
Gaya belajar atau learning style sering diartikan sebagai karakteristik dan
preferensi atau pilihan individu mengenai cara mengumpulkan informasi,
menafsir kan, mengorganisasi, merespon, dan memikirkan informasi tersebut.
Gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam
pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika Kamu
sudah bisa mengenal gaya belajar Kamu yakni bagaimana Kamu menyerap dan
mengolah informasi, maka Kamu akan dapat menjadikan belajar dan
berkomunikasi lebih mudah sesuai dengan gaya belajar Kamu sendiri.
Ada tiga macam gaya belajar, yaitu :
1. Gaya Belajar Visual; yaitu gaya belajar yang lebih banyak menggunakan
indra mata sebagai alat untuk menyerap informasi. Orang-orang visual
banyak mengikuti ilustrasi atau membaca instruksi sendiri.
2. Gaya Belajar Auditorial; yaitu gaya belajar yang banyak menggunakan
telinga sebagai alat untuk menyerap informasi yang masuk. Orang-orang
auditorial lebih senang informasi itu dia dengarkan dari orang lain
3. Gaya Belajar Kinestetik, yaitu gaya belajar yang lebih menekankan
praktik langsung atas apa yang sedang dipelajari. orang-orang kinestetik
lebih senang kalau dibiarkan mengerjakan sendiri atau praktik langsung.
4. Modalitas Belajar dan Ciri-cirinya
Lingkungan belajar memberi pengaruh besar pada keberhasilan belajarmu.
Karena itu, ciptakanlah suasana belajar yang nyaman, sehat, dan santai.
Lingkungan yang nyaman bersifat subjektif karena terkait dengan modalitas
belajar.
Jika Anda adalah seorang dengan modalitas VISUAL, pengingat-pengingat
visual seperti poster, akuarium atau lukisan akan membuatmu memiliki sikap
positif dalam belajar.
73

Jika Anda memiliki modalitas AUDITORIAL, penggunaan musik untuk


belajar atau suasana yang tenang tanpa suara merupakan syarat mutlak untuk
membantu Anda lebih berkonsentrasi.
Jika Anda memiliki modalitas KINESTETIK, biasanya senam ringan
diperlukan sebelum belajar. Bahkan, sekadar melompat-lompat di ruang belajar
dapat membantu Anda berkonsentrasi dalam belajar.
Setiap modalitas memiliki ciri-ciri tersendiri, adapun ciri-ciri tersebut
sebagai berikut :
Ciri-ciri Orang dengan Modalitas Visual
1. Rapi dan teratur
2. Berbicara dengan cepat
3. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
4. Teliti terhadap detail
5. Mementingkan penampilan
6. Pengeja yang baik dan dapat melikat kata-kata yang sebenarnya dalam
pikiran mereka
7. Lebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
8. Mengingat dengan asosiasi visual
9. Biasanya tidak terganggu oleh keributan
10. Mempunyai masalah untuk menginat instruksi verbal kecuali ditulis dan
seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
11. Pembaca cepat dan tekun
12. Lebih suka membaca daripada dibacakan
13. Memerlukan pandangan hidup dan tujuan yang menyeluruh serta sikap
waspada sebelum secara mental merasa pasti mengenai suatu masalah atau
proyek
14. Mencorat-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat
15. Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
16. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat “ya” atau “tidak”
17. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
18. Lebih suka seni lukis daripada seni musik
74

Strategi Belajar Efektifnya :


a. Belajar dengan gambar, diagram dan peta
b. Membuat coretan, simbol, tanda-tanda penting
c. Gunakan video, gambar-gambar berwarna
d. Membuat pengelompokan
Ciri-ciri Orang dengan Modalitas Auditorial
1. Berbicara kepada diri sendiri pada saat bekerja
2. Mudah terganggu oleh keributan
3. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca
4. Senang membaca dengan keras dan mengdengarkan
5. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, irama dan warna suara
6. Merasa kesulitas untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
7. Berbicara dalam irama yang terpola
8. Biasanya merupakan pembicara yang fasih
9. Lebih suka seni musik daripada seni lukis
10. Belajar dengan mendengarkan dan lebih mengingat apa yang didiskusikan
daripada yang dilihat
11. Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu dengan panjang
lebar
12. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan
visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain.
13. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskan sesuatu
14. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
Strategi Belajar Efektifnya :
a. Membaca dengan suara / cerita
b. Menulis ulang yang dipelajari / ringkasan
c. Diskusi, berdebat, wawancara
d. Mendengar melalui kaset, seminar, lokakarya
Ciri-ciri Orang dengan Modalitas Kinestetik
1. Berbicara dengan perlahan
75

2. Menanggapi perhatian fisik


3. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
4. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
5. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
6. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
7. Belajar melalui manipulasi dan praktik
8. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
9. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
10. Banyak menggunakan isyarat tubuh
11. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
Strategi Belajar Efektifnya :
a. Melakukan Praktek
b. Mengamati demo / contoh konkret
c. Drama, permainan, aktivitas lapangan
d. Menggunakan model, lego, alat praktik, kerajinan tangan, puzzle
e. Menggunakan gerak dalam belajar
Lampiran05

Tabel Hasil Angket Kebiasaan Belajar Yang Baik Bagi Peserta Didik Di SMA Negeri 2 Palu

Sebelum Diberikan Layanan Bimbingan Belajar.

Nomor Item Angket


No Nama Jumlah
1 2 3 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 NR 0 0 0 1 1 1 2 2 1 0 1 0 1 3 2 15
2 F 1 0 1 1 2 2 2 1 1 3 3 0 3 3 1 24
3 KA 2 1 0 1 1 1 2 3 1 3 1 1 3 2 3 25
4 MA 0 1 1 2 2 1 2 3 0 3 3 0 2 0 3 23
5 AM 2 0 1 1 1 2 1 1 1 1 0 1 2 1 2 17
6 FA 2 1 1 2 2 2 3 3 1 1 2 1 0 2 0 23
7 MR 2 0 3 1 1 2 1 0 3 3 0 1 3 3 3 26
8 NR 2 1 2 1 1 0 0 1 3 0 0 0 1 3 3 18
9 GA 1 0 3 0 0 2 1 2 3 0 3 0 1 2 3 21
10 MR 1 0 1 1 1 1 0 1 1 2 0 0 1 0 3 13
11 DK 1 2 2 1 1 2 2 3 1 1 1 1 0 3 2 23
12 FR 3 1 1 1 1 1 1 3 1 2 0 1 3 3 2 24
13 AK 1 0 1 2 3 1 1 2 2 2 0 0 3 3 3 24
14 MJ 3 0 2 1 1 1 3 3 2 3 1 1 3 1 1 26
15 FJ 1 0 2 1 2 1 0 3 1 2 1 1 1 1 2 19
16 ES 2 1 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 2 2 0 18
17 MB 2 3 3 2 2 1 0 3 3 3 0 2 0 2 0 26
18 JC 0 1 0 1 1 1 2 2 2 0 0 1 0 0 0 11
19 A 1 0 1 0 1 0 1 1 1 3 0 0 3 2 3 17
20 D 2 0 1 1 0 1 3 3 2 1 0 0 2 1 3 20

76
Lampiran 6

Tabel Hasil Angket Kebiasaan Belajar Yang Baik Bagi Peserta Didik Di SMA Negeri 2 Palu

Sesudah Diberikan Layanan Bimbingan Belajar

Nomor Item Angket


No Nama Jumlah
1 2 3 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 NR 3 2 2 2 3 0 0 0 2 2 3 0 3 3 3 28
2 F 3 2 3 2 0 2 2 3 2 3 2 0 3 3 3 33
3 KA 3 2 3 0 0 1 3 3 3 3 0 0 3 3 3 30
4 MA 2 2 3 0 0 0 3 3 3 1 3 3 3 3 3 32
5 AM 2 1 1 0 3 0 2 3 2 1 1 3 3 3 2 27
6 FA 2 2 3 0 0 0 2 3 2 3 1 2 3 3 3 29
7 MR 0 1 3 1 1 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 32
8 NR 3 0 2 3 3 3 2 1 3 2 3 3 1 3 3 35
9 GA 3 0 3 2 1 1 1 3 2 0 3 3 3 3 3 31
10 MR 3 0 3 2 0 0 3 3 3 3 3 1 3 3 3 33
11 DK 2 1 2 3 3 1 1 3 2 1 3 3 3 2 3 33
12 FR 2 2 1 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 37
13 AK 3 3 1 3 3 3 1 3 0 0 2 0 1 3 3 29
14 MJ 3 2 2 1 1 1 2 3 2 3 0 1 3 3 3 30
15 FJ 1 3 3 0 2 1 1 3 3 1 3 0 2 2 3 28
16 ES 0 0 2 3 1 0 2 3 3 2 3 1 3 1 3 27
17 MB 3 3 3 2 2 1 3 3 2 3 1 3 3 1 3 36
18 JC 0 2 3 2 2 3 2 2 3 1 2 3 3 2 2 32
19 A 2 3 3 3 0 3 1 3 3 3 3 0 3 3 3 36
20 D 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 2 2 3 34

77
Lampiran 7

Klasifikasi dan Persentase kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik di SMA Negeri 2 Palu

sebelum diberikan layanan Bimbingan Belajar.

No Klasifikasi Kebiasaan Belajar yang baik F %


1 Sangat Tinggi 0 0
2 Tinggi 0 0
3 Rendah 15 75
4 Sangat Rendah 5 25
Jumlah 20 100

Klasifikasi dan Persentase kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik di SMA Negeri 2 Palu

sesudah diberikan layanan Bimbingan Belajar.

No Klasifikasi Kebiasaan Belajar yang baik F %


1 Sangat Tinggi 2 10
2 Tinggi 18 90
3 Rendah 0 0
4 Sangat Rendah 0 0
Jumlah 20 100

78
Lampiran 8

Peningkatan kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik di SMA Negeri 2 Palu

sebelum dan sesudah diberikan layanan Bimbingan Belajar

Sebelum Diberikan Sebelum Diberikan


Layanan Bimbingan Layanan Bimbingan
No Nama Belajar Belajar Keterangan
% Klafikasi % Klafikasi
1 NR 33,3 Sangat Rendah 62,2 Tinggi Meningkat
2 F 53,3 Rendah 73,3 Tinggi Meningkat
3 KA 55,5 Rendah 66,6 Tinggi Meningkat
4 MA 51,1 Rendah 71,1 Tinggi Meningkat
5 AM 37,7 Sangat Rendah 60 Tinggi Meningkat
6 FA 51,1 Rendah 64,4 Tinggi Meningkat
7 MR 57,7 Rendah 71,1 Tinggi Meningkat
8 NR 40 Rendah 77,7 Tinggi Meningkat
9 GA 46,6 Rendah 68,8 Tinggi Meningkat
10 MR 28,8 Sangat Rendah 73,3 Tinggi Meningkat
11 DK 51,1 Rendah 73,3 Tinggi Meningkat
12 FR 53,3 Rendah 82,2 Sangat Tinggi Meningkat
13 AK 53,3 Rendah 64,4 Tinggi Meningkat
14 MJ 57,7 Rendah 66,6 Tinggi Meningkat
15 FJ 42,2 Rendah 62,2 Tinggi Meningkat
16 ES 40 Rendah 60 Tinggi Meningkat
17 MB 57,7 Rendah 80 Tinggi Meningkat
18 JC 24,4 Sangat Rendah 71,1 Tinggi Meningkat
19 A 37,7 Sangat Rendah 80 Sangat Tinggi Meningkat
20 D 44,4 Rendah 75,5 Tinggi Meningkat

79
Lampiran 9

Grafik Peningkatan kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik di SMA Negeri 2 Palu

sebelum dan sesudah diberikan layanan Bimbingan Belajar

PERSENTASE
Pretes Postes

82.2
80 80
77.7
75.5
73.3 73.3 73.3
71.1 71.1 71.1
68.8
66.6 66.6
64.4 64.4
62.2 62.2
60 60
57.7 57.7 57.7
55.5
53.3 53.3 53.3
51.1 51.1 51.1
46.6
44.4
42.2
40 40
37.7 37.7
33.3
28.8
24.4

NR F KA MA AM FA MR NR GA MR DK FR AK MJ FJ ES MB JC A D

80
Lampiran 10

Hasil uji T Wilcoxon Kebiasaan Belajar Yang Baik Bagi Peserta Didik Di SMA Negeri 2 Palu

Sebelum Dan Sesudah Diberikan Layanan Bimbingan Belajar

81
Lampiran 11

UJI VALIDASI & RELIABILITAS

Dasar pengambilan keputasan uji validasi

1) Melihat nilai signifikansi (sig) 2) melihat nilai rhitung dan rtabel N = 41 pada singnifikan 5% rtabel = 0,308
1. Jika nilai signifikansi < 0,05 = valid 1. jika rhitung > rtabel = valid
2. Jika nilai signifikansi > 0,05 = tdk valid 2. Jika rhitung < rtabel = tdk valid

Correlations
Tot Keterang
X01 X02 X03 X04 X05 X06 X07 X08 X09 X10 X11 X12 X13 X14 X15 al an
X0 Pearson 1 ,325 ,392 0,30 ,319 0,25 0,12 0,12 - ,321 0,19 ,315 0,22 0,26 0,09 ,508
* * * * * **
1 Correlati 0 8 7 7 0,06 3 6 6 9
on 7
Sig. (2- 0,03 0,01 0,05 0,04 0,10 0,43 0,42 0,67 0,04 0,22 0,04 0,15 0,09 0,53 0,00
tailed) 8 1 6 2 4 0 9 9 1 7 5 5 3 9 1 Valid
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X0 Pearson ,325 1 0,23 0,25 0,22 0,25 0,07 0,22 - ,411 0,13 0,22 ,312 ,409 0,16 ,499
* ** * ** **
2 Correlati 1 0 6 0 4 7 0,02 8 8 0
on 2
Sig. (2- 0,03 0,14 0,11 0,15 0,11 0,64 0,15 0,89 0,00 0,39 0,15 0,04 0,00 0,31 0,00
tailed) 8 6 5 6 5 7 3 3 8 1 1 7 8 8 1 Valid
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X0 Pearson ,392 0,23 1 - 0,01 - ,367 0,26 ,438 0,23 0,05 - 0,23 0,16 0,21 ,392
* * ** *
3 Correlati 1 0,08 2 0,19 6 9 4 0,01 2 2 1
on 7 4 6
Sig. (2- 0,01 0,14 0,58 0,93 0,22 0,01 0,09 0,00 0,13 0,73 0,92 0,14 0,31 0,18 0,01
tailed) 1 6 7 9 3 8 3 4 2 8 1 5 2 6 1 Valid
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

82
X0 Pearson 0,30 0,25 - 1 ,591 ,496 0,22 ,601 - ,486 ,461 ,490 ,373 ,330 ,348 ,706
** ** ** ** ** ** * * * **
4 Correlati 0 0 0,08 7 0,01
on 7 4
Sig. (2- 0,05 0,11 0,58 0,00 0,00 0,15 0,00 0,93 0,00 0,00 0,00 0,01 0,03 0,02 0,00
tailed) 6 5 7 0 1 4 0 2 1 2 1 6 5 6 0 valid
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X0 Pearson ,319 0,22 0,01 ,591 1 ,487 0,12 0,30 0,10 ,519 ,496 ,526 ,355 ,434 0,12 ,697
* ** ** ** ** ** * ** **
5 Correlati 6 2 6 5 1 3
on
Sig. (2- 0,04 0,15 0,93 0,00 0,00 0,43 0,05 0,53 0,00 0,00 0,00 0,02 0,00 0,44 0,00
tailed) 2 6 9 0 1 3 3 1 1 1 0 3 5 2 0 valid
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X0 Pearson 0,25 0,25 - ,496 ,487 1 0,04 0,24 - ,358 ,348 ,588 0,13 0,23 0,10 ,522
** ** * * ** **
6 Correlati 8 0 0,19 8 3 0,18 5 7 4
on 4 2
Sig. (2- 0,10 0,11 0,22 0,00 0,00 0,76 0,12 0,25 0,02 0,02 0,00 0,40 0,13 0,51 0,00
tailed) 4 5 3 1 1 6 5 4 1 6 0 1 6 8 0 valid
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X0 Pearson 0,12 0,07 ,367 0,22 0,12 0,04 1 ,380 0,17 0,17 0,09 0,00 0,28 0,21 0,20 ,409
* * **
7 Correlati 7 4 7 6 8 3 1 7 2 4 5 2
on
Sig. (2- 0,43 0,64 0,01 0,15 0,43 0,76 0,01 0,27 0,28 0,54 0,98 0,07 0,17 0,20 0,00
tailed) 0 7 8 4 3 6 4 9 5 5 9 2 8 6 8 valid
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X0 Pearson 0,12 0,22 0,26 ,601 0,30 0,24 ,380 1 0,24 0,25 ,357 0,26 ,570 ,392 0,26 ,652
** * * ** * **
8 Correlati 7 7 6 5 3 0 3 3 3
on
Sig. (2- 0,42 0,15 0,09 0,00 0,05 0,12 0,01 0,13 0,11 0,02 0,09 0,00 0,01 0,09 0,00
tailed) 9 3 3 0 3 5 4 0 1 2 7 0 1 6 0 valid
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

83
X0 Pearson - - ,438 - 0,10 - 0,17 0,24 1 0,28 0,28 - 0,16 0,10 0,24 ,333
** *
9 Correlati 0,06 0,02 0,01 1 0,18 3 0 0 3 0,01 6 1 7
on 7 2 4 2 9
Sig. (2- 0,67 0,89 0,00 0,93 0,53 0,25 0,27 0,13 0,07 0,07 0,90 0,30 0,53 0,11 0,03
tailed) 9 3 4 2 1 4 9 0 6 3 6 1 1 9 3 Valid
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X1 Pearson ,321 ,411 0,23 ,486 ,519 ,358 0,17 0,25 0,28 1 ,448 ,415 0,26 ,455 0,14 ,708
* ** ** ** * ** ** ** **
0 Correlati 9 1 3 0 7 4
on
Sig. (2- 0,04 0,00 0,13 0,00 0,00 0,02 0,28 0,11 0,07 0,00 0,00 0,09 0,00 0,36 0,00
tailed) 1 8 2 1 1 1 5 1 6 3 7 1 3 8 0 Valid
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X1 Pearson 0,19 0,13 0,05 ,461 ,496 ,348 0,09 ,357 0,28 ,448 1 ,395 ,374 ,557 0,04 ,648
** ** * * ** * * ** **
1 Correlati 3 8 4 7 3 8
on
Sig. (2- 0,22 0,39 0,73 0,00 0,00 0,02 0,54 0,02 0,07 0,00 0,01 0,01 0,00 0,76 0,00
tailed) 7 1 8 2 1 6 5 2 3 3 1 6 0 4 0 Valid
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X1 Pearson ,315 0,22 - ,490 ,526 ,588 0,00 0,26 - ,415 ,395 1 0,06 0,24 - ,543
* ** ** ** ** * **
2 Correlati 8 0,01 2 3 0,01 7 2 0,16
on 6 9 4
Sig. (2- 0,04 0,15 0,92 0,00 0,00 0,00 0,98 0,09 0,90 0,00 0,01 0,67 0,12 0,30 0,00
tailed) 5 1 1 1 0 0 9 7 6 7 1 9 8 4 0 Valid
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X1 Pearson 0,22 ,312 0,23 ,373 ,355 0,13 0,28 ,570 0,16 0,26 ,374 0,06 1 ,403 ,404 ,612
* * * ** * ** ** **
3 Correlati 6 2 5 4 6 7 7
on
Sig. (2- 0,15 0,04 0,14 0,01 0,02 0,40 0,07 0,00 0,30 0,09 0,01 0,67 0,00 0,00 0,00
tailed) 5 7 5 6 3 1 2 0 1 1 6 9 9 9 0 Valid
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

84
X1 Pearson 0,26 ,409 0,16 ,330 ,434 0,23 0,21 ,392 0,10 ,455 ,557 0,24 ,403 1 0,15 ,646
** * ** * ** ** ** **
4 Correlati 6 2 7 5 1 2 1
on
Sig. (2- 0,09 0,00 0,31 0,03 0,00 0,13 0,17 0,01 0,53 0,00 0,00 0,12 0,00 0,34 0,00
tailed) 3 8 2 5 5 6 8 1 1 3 0 8 9 7 0 valid
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
X1 Pearson 0,09 0,16 0,21 ,348 0,12 0,10 0,20 0,26 0,24 0,14 0,04 - ,404 0,15 1 ,383
* ** *
5 Correlati 9 0 1 3 4 2 3 7 4 8 0,16 1
on 4
Sig. (2- 0,53 0,31 0,18 0,02 0,44 0,51 0,20 0,09 0,11 0,36 0,76 0,30 0,00 0,34 0,01
tailed) 9 8 6 6 2 8 6 6 9 8 4 4 9 7 3 valid
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
Tot Pearson ,508 ,499 ,392 ,706 ,697 ,522 ,409 ,652 ,333 ,708 ,648 ,543 ,612 ,646 ,383 1
** ** * ** ** ** ** ** * ** ** ** ** ** *
al Correlati
on
Sig. (2- 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01
tailed) 1 1 1 0 0 0 8 0 3 0 0 0 0 0 3 valid
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

Uji RELIABILITAS

Jika nilai crobabach alpha > 0,6

jadi nilai cronbach’s alpah 0,836 > 0,6 yang artinya RELIABILITAS

85
Lampiran12

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN

NO HARI/TANGGAL KELAS TEMPAT KEGIATAN


Ruang kelas SMA
1 Selasa 16 November 2021 XI IPS 2 Pemberian Angket Pertama
Negeri 2 Palu
Ruang kelas SMA Pelaksanan Bimbingan
2 Senin, 22 November 2021 XI IPS 2
Negeri 2 Palu Belajar
Ruang kelas SMA Pelaksanan Bimbingan
3 Selasa 30 Desember 2021 XI IPS 2
Negeri 2 Palu Belajar
Ruang kelas kelas
4 Selasa 7 Desember 2021 XI IPS 2 SMA Negeri 2 Pemberian Angket Pertama
Palu

86
87

Lampiran 13

DOKUMENTASI

Pembagian angket pertama lewat google form


88

Pelaksanaan Bimbingan Belajar

Membuka kegiatan pembelajaran serta pengakrapan

Do’a

Ice breaking
89

Pemberian Materi

Diskusi tanya jawab

Penutup

Kesan dan pesan berdo’a sebelum pulang


90

Pembagian angket kedua lewat google form


91

Lampiran14
92

Lampiran15
93

Lampiran 16
94

Lampiran 17
95

Lampiran 18

Biodata/Curriculum Vitae

I. UMUM

1. Nama : FADLILAH ADELIA

2. Tempat & Tanggal Lahir : PALU,17 September 2000

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Nama Orang Tua

a. Ayah : UMAR LAWADO

b. Ibu : YANTI

5. Alamat : BTN LASOANI ATAS Blok Y N0.16 PALU

II. PENDIDIKAN

1. TK : TK NEGERI PEMBINA PALU

2. SD : SDN INPRES 2 LASOANI

3. SMP : SMP NEGERI 14 PALU

4. SMA : SMA Negeri 2 PALU

5. PT : Universitas Tadulako

FKIP, Prodi Bimbingan dan Konseling

Anda mungkin juga menyukai