Anda di halaman 1dari 120

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN HASIL

BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV


SD INPRES 1 DONGGULU

USWATUN HASANAH

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN HASIL
BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV
SD INPRES 1 DONGGULU

USWATUN HASANAH
A 401 17 037

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
ABSTRAK
Uswatun Hasanah, 2021, Hubungan Antara Minat Baca dengan Hasil Belajar
Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Donggulu. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Dosen Pembimbing: Azizah, S.Si.,M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara minat baca dengan
hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Jenis penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan desain penelitian korelasi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV
SD Inpres 1 Donggulu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket
untuk mengukur minat baca siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah
statistik deskriptif, uji normalitas, korelasi product moment dan koefisien determinasi
(KD). Hasil perhitungan korelasi product moment menunjukkan bahwa rhitung >
rtabel (0,508 > 0,468), maka Ha diterima dan H0 ditolak. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil
belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu. Hasil penelitian
menunjukkan minat baca siswa kelas IV pada kriteria tinggi dengan presentase
sebesar 55,56%, pada kriteria sangat tinggi sebesar 27,78%, pada kriteria sedang
sebesar 16,66% dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa berada pada kriteria baik
sekali dengan presentase sebesar 61,11% dan pada kriteria baik dengan presentase
sebesar 38,89%. Hubungan antara minat baca dengan hasil belajar Bahasa Indonesia
siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu memiliki tingkat hubungan sedang dan jika di
presentasekan sebesar 26%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 74% dipengaruhi oleh
faktor lainnya.

Kata Kunci: Minat Baca, Hasil Belajar Bahasa Indonesia

i
ABSTRACT

Uswatun Hasanah, 2021, The Relationship Between Reading Interest and


Indonesian Language Learning Outcomes For Fourth Grade Students Of SD Inpres 1
Donggulu. Thesis. Elementary School Teacher Education Study Program Department
of Education. Faculty of Teacher Training and Education. Tadulako University.
Supervisor: Azizah, S.Si,.M.Pd.

This study aims to determine the relationship between reading interest and
students’ Indonesian learning outcomes. This type of research uses quantitative
methods with a correlation research design. This research was conducted in the
fourth grade of SD Inpres 1 Donggulu. The instrument used in this research is a
questionnaire to measure students’ reading interest. The data analysis technique used
is descriptive statistics, normality test, product moment correlation and coefficient of
determination. The result of the product moment correlation calculation shows that
rcount > rtable (0,508 > 0,468), then Ha is accepted and H0 is rejected. The results
showed that there was a significant relationship between reading interest and
Indonesian language learning outcomes for fourth grade students of SD Inpres 1
Donggulu. The results showed that fourth grade students' reading interest was in the
high criteria with a percentage of 55,56%, in the very high criteria of 27,78%, in the
medium criteria of 16.66% and the Indonesian language learning outcomes of
students were in the very good criteria with a percentage by 61.11% and in the good
criteria with a percentage of 38.89%. The relationship between reading interest and
Indonesian language learning outcomes for fourth grade students of SD Inpres 1
Donggulu has a moderate level of relationship and if it is presented it is 26%, while
the remaining 74% is influenced by other factors.

Keywords : Reading Interest, Indonesian Language Learning Outcomes

ii
UCAPAN TERIMA KASIH

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah

SWT, karena segala limpahan rahmat, ridho serta kasih sayang-Nya, penulis bisa

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Hubungan Antara Minat

Baca dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Inpres 1

Donggulu”. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini, tak hanya kekurangan tapi hambatan dan segala cobaan yang

berusaha penulis lakukan dan berhasil penulis lewati. Namun semua itu dapat

diselesaikan berkat dorongan, bantuan, motivasi, serta bimbingan dai semua pihak .

Dengan adanya skripsi ini, penulis mengaharapkan agar saran, ide, serta kritik yang

bersifat positif guna menambah dan memperkaya wawasan penulis. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana strata satu (S1)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

Syukur Alhamdulillah atas segala nikmat, karunia, kesehatan,kemudahan,

keselamatan, kesabaran dan juga kekuatan yang Allah SWT beikan kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan harapan

penulis khususnya harapan dari orang tua. Sesuatu yang sangat berarti dan sangat

membanggakan bagi penulis adalah mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini

sebagai bentuk tanggung jawab dan apresiasi penulis kepada orang tua tercinta atas

iii
harapan mereka selama ini kepada penulis. Sembah sujud dan lantunan do‟a yang

mereka panjatkan di setiap sujud mereka agar penulis bisa sukses dan membanggakan

mereka, tidak lupa Ananda persembahkan kepada yang utama untuk ibunda tercinta

Jarwiati dan almarhum bapak tercinta Musiran, dan bapak sambung saya Mingun

terima kasih atas kasih sayang, do‟a, pengorbanan serta segala usaha dan semangat

yang telah diberikan kepada penulis di setiap harinya. Tak kalah penting adik tercinta

my brooo Ozi yang sudah ada dan menemani ibu selama penulis berjuang untuk

pendidikan di tanah orang. Teruntuk tante tersayang almarhum Kartini yang selama

di tanah rantau ini mau dan mampu merawat hingga akhirnya penulis dapat lanjut ke

pendidikan tinggi ini. Dan juga kepada keluarga saya yang ada di Sulawesi maupun

yang ada di Jawa, terima kasih do‟a dan dukungannya. Semoga Allah SWT

memberikan balasan atas segala dukungan dan do‟a yang terucap dan sehat selalu

buat kalian (Aamiiin). Serta penulis juga mengucapkan banyak-banyak terima kasih

kepada Ibu Azizah, S.Si, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah membantu dan

membimbing dengan penuh kesabaran, serta segala arahan yang diberikan mulai dari

penyusunan proposal, hasil sampai penyusunan skripsi.

Penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan

penelitian ini tidak luput dari izin dan rahmat Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak akan selesai

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada yang terhomat:

iv
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Mahfudz MP, Rektor Universitas Tadulako

2. Bapak Dr. Ir. Ammirudin Kade, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Tadulako

3. Bapak Dr. H. Nurhayadi,, M.Si, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

4. Bapak Abdul Kamarudin, S.Pd, M.Ed Ph.D, Wakil Dekan Bidang Umum

dna Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tadulako

5. Bapak Dr. Iskandar M.Hum, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

6. Ibu Dr. Nurhayati, S.Ag, M.Pd.I, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

7. Ibu Azizah, S.Si., M.Pd, dosen pembimbing yang selalu membimbing dan

mengarahkan.

8. Bapak Abdul Rahman, S.Pd., M.Pd, sebagai dosen pembahas

9. Ibu Sarintan N Kaharu, S.Pd., M.Pd, sebagai sekretaris

10. Bapak Rizal, S.Ag, M.Pd, Koordinator Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tadulako

11. Bapak/Ibu Dosen di lingkungan Universitas Tadulako, terutama dosen

FKIP Universitas Tadulako khususnya dosen Program Studi Pendidikan

v
Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan

selama proses perkuliahan.

12. Kedua orang tua tercinta, Ibu tersayang Jarwiati, almarhum Bapak tercinta

Musiran, Bapak sambung Mingun dan my brother Ozi yang selalu

memberikan do‟a dan semangat ke penulis selama penulis menempuh

pendidikan.

13. Ibu Hj. Ni‟ma, S.Pd, kepala sekolah SD Inpres 1 Donggulu, penulis

mengucapkan terima kasih atas izin dan waktunya juga bantuannya selama

penulis melaksanakan penelitian di SD Inpres 1 Donggulu.

14. Kepada guru-guru di SD Inpres 1 Donggulu, khususnya guru wali kelas

IV yang memberikan informasi dan bantuannya selama masa penelitian.

15. Kepada siswa-siswi SD Inpres 1 Donggulu khususnya kelas IV, terima

kasih atas kerjasama dan ketersediaannya untuk menjadi subjek penelitian.

16. Kepada keluarga bapak Karib Kandu dan Ibu Ni‟ma yang sudah

memberikan bantuan kepada penulis selama masa penelitian.

17. Kepada keluarga tante saya Ma tua (Kartini), papoh, mba ika, amat, andra

dan adi, terima atas semuanya selama hampir 7 tahun mau dan menerima

saya tinggal di rumah dan selalu memberikan dukungan dan do‟anya.

18. Teruntuk keluarga dan sahabat saya yang ada di jawa, terima kasih

semangat dan do‟a nya yang diberikan ke penulis selama menempuh studi.

19. Teristimewa kepada sahabat sekaligus teman seperjuangan di tanah abadi

a.k.a Abadi Forever yaitu Iga, Sinta, Nisa, Ria dan Isti, terima kasih sudah

vi
mau menjadi sahabat dan teman penulis selama menempuh studi di

Universitas Tadulako dan saat sedang di kos.

20. Kepada sahabat-sahabatku di “Wonder Woman” (Iga, Sinta, Isti, Nisa,

Ria, Ita, Alda dan Sri) yang selalu bersemangat dalam melakukan segala

hal kebaikan, thanks dukungannya.

21. dan tanpa mengurangi rasa sayang dan kasih, penulis ucapkan pula terima

kasih kepada teman-teman kelas A PGSD 2017 yang sudah penulis

anggap seperti saudara tak sedarah yang selalu memberikan semangat

perjuangan dengan sekuat tenaga dan full power, saling mendo‟akan satu

sama lain.

22. Kepada Iga, Sinta, Nisa,Isti dan Ria, my best friend, terima kasih selama

ini sabar mengahadapi saya, terima kasih atas tumpangan motornya,

berkat kalian dan motor kalian selama akhir semester ini sangatlah

membantu penulis dalam mengurus segala hal.

23. Terima kasih kepada pemerintah yang telah membantu kelancaran penulis

dalam menempuh studi.

24. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

namanya satu persatu yang juga telah banyak membantu penulis serta

memberikan motivasi dalam menyelesaikan studi di perguruan tinggi ini.

Penulis sangat berterima kasih atas semua do‟a dan bantuan baik itu materi

maupun tenaga yang dengan ikhlas telah membantu penulis dalam menjalani

semuanya selama diperguruan tinggi ini. Mudah-mudahan segala bantuan dan

vii
dukungan yang diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari Allah SWT dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan bagi penulis dan

pembaca. Aaaaammmmmiiiiinnnnnn YA ROBBAL „ALAMIN.

Palu, 06 Agustus 2021

Penulis

Uswatun Hasanah

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
UCAPAN TERIMA KASIH iv
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Tujuan Penelitian 5

1.4 Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori 7


2.1.1 Minat 7
2.1.2 Indikator Minat Belajar 8
2.1.3 Membaca 9
2.1.4 Minat Membaca 15
2.1.5 Indikator Minat Baca 16
2.1.6 Hasil Belajar 17
2.1.7 Jenis-jenis Belajar 18
2.1.8 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar 20
2.1.9 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD 23

ix
2.1.10 Hubungan Minat Baca dengan Hasil Belajar 28
2.2 Penelitian Relevan 29
2.3 Kerangka Berpikir 30
2.4 Hipotesis Penelitian 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian 33


3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 35
3.3 Jenis dan Sumber Data 35
3.4 Variabel Penelitian 37
3.5 Teknik Pengumpulan Data 38
3.6 Instrumen Penelitian 39
3.7 Uji Coba Instrumen 40
3.8 Teknik Analisis Data 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian 47
4.2 Pembahasan 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan 60
5.2 Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 62
LAMPIRAN 64

x
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Skor untuk butir pada Skala Likert 38

3.2 Kisi-kisi Instrumen Minat Baca Siswa 40

3.3 Interpretasi Nilai r 43

3.4 Uji Signifikansi 46

3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi 46

4.1 Deskripsi Data Minat Baca Bahasa Indonesia 49

4.2 Hasil Presentase Minat Baca Siswa 49

4.3 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa 51

4.4 Keterangan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa 52

4.5 Hasil Uji Normalitas Data 53

4.6 Analisis Korelasi Minat Baca dan Hasil Belajar Bahasa 54


Indonesia

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Berpikir 31

3.1 Desain Penelitian 33

4.1 Diagram Batang Minat Baca Siswa 50

4.2 Diagram Batang Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa 52

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Angket Minat Baca (Uji Coba) 65


2. Data Sampel Uji Coba Angket 69
3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Minat Baca 70
Siswa
4. Data Responden Penelitian 72
5. Angket Penelitian Minat Baca Siswa (Setelah di Uji Coba) 73
6. Hasil Angket Minat Baca Siswa 75
7. Data Variabel X Minat Baca Siswa 87
8. Data Skor Variabel Y (Hasil Belajar Bahasa Indonesia) 88
9. Rekapitulasi Total Skor Minat Baca dan Hasil Belajar 89
Bahasa Indonesia
10. Hasil Deskriptif Data Minat Baca dan Hasil Belajar Bahasa 90
Indonesia
11. Hasil Uji Normalitas 91
12. Hasil Koefisien Korelasi Minat Baca dan Hasil Belajar 92
Bahasa Indonesia
13. Tabel r Product Moment pada Sig. 0,05 Nilai-nilai r 93
Product Moment
14. Dokumentasi Penelitian 94

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat

tetap ada dan berkembang (Reskia et al., 2014). Pada hakikatnya, pendidikan

berlangsung seumur hidup dan merupakan tangung jawab bersama antara keluarga,

masyarakat, dan pemerintah. Fungsi dan peranan pendidikan, baik sendiri-sendiri

maupun bersama-sama, merupakan faktor penting dalam pencapaian tujuan, yaitu

membangun manusia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya manusia yang

bermutu (Andriani et al., 2014). Oleh karena itu, pemerintah Indonesia

mencanangkan program wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun untuk

meratakan kesempatan pendidikan bagi seluruh warga Negara Indonesia. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 47 tahun 2008 tentang wajib belajar,

di jelaskan bahwa wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus

diikuti oleh Warga Negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah

daerah. Pendidikan minimal yang dimaksud yaitu dari tingkat SD dan sederajat

sampai SMP dan sederajat atau selama Sembilan tahun.

Elfika et al., (2014) mengemukakan bahwa sekolah sebagai lembaga

pendidik harus mampu mendayagunakan segenap sumber daya pendidikan untuk

sebesar-besarnya, meningkatkan kemampuan belajar, baik kemampuan belajar

murid, pengajar, pengelola maupun kemampuan belajar sekolah itu sendiri sebagai

1
2

suatu organisme, jika sekolah telah memiliki kemampuan tersebut, maka mutu

pendidikan sekolah telah meningkat.

Sekolah Dasar (SD) termasuk bagian dari program wajib belajar sembilan

tahun, dan merupakan lembaga pendidikan pertama yang menekankan siswa untuk

belajar membaca, menulis, dan berhitung. Keterampilan tersebut merupakan

landasan dan syarat bagi siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

penguasaan keterampilan siswa akan mengalami kesulitan untuk menguasai ilmu

pengetahuan. Selain penguasaan keterampilan tersebut, hal yang paling mendasar

untuk menguasai sebuah ilmu pengetahuan adalah dengan menguasai bahasa.

Menurut BSNP (2006) bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan

intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan

dalam mempelajari semua bidang studi.

Pembelajaran bahasa diharapkan membantu siswa mengenal dirinya,

budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,

berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan

menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginative yang ada

dalam dirinya. Oleh karena itu, di SD seluruh Indonesia dilaksanakan pembelajaran

Bahasa Indonesia. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD mencakup

empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu mendengar atau menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis.

Dalam permendiknas nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

Lulusan (SKL), disebutkan (SKL) untuk SD (Sekolah Dasar)/MI (Madrasah


3

Itidaiah)/SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa)/Paket A antara lain adalah menunjukkan

kegemaran mebaca dan menulis, serta menunjukkan keterampilan menyimak,

berbicara, membaca, menulis, dan berhitung. Dengan demikian, kegiatan membaca

penting untuk ditanamkan sejak dini pada anak untuk membantu proses belajarnya.

Dalam dunia pendidikan, membaca merupakan faktor penting dalam sebuah proses

pembelajaran di sekolah. Membaca juga merupakan salah satu pintu utama untuk

dapat mengakses pengetahuan dan informasi. Hodgson dalam Tarigan (2008)

mengemukakan bahwa membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan

oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak di sampaikan oleh penulis

melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Jadi dengan membaca, siswa dapat

memperoleh pengetahuan yang disediakan penulis. Semakin seorang siswa

membaca, maka pengetahuan dan wawasan yang dimilikinya akan semakin luas. Hal

ini dapat mempengaruhi proses belajar dan pola pikir siswa yang bersangkutan.

Kebiasaan membaca yang dilakukan oleh seseorang ditentukan oleh berbagai

faktor, salah satunya minat. Minat adalah kecenderungan untuk menaruh perhatian

dan menikmati beberapa kegiatan. Minat merupakan faktor internal yang

mempengaruhi seseorang untuk berbuat sesuatu, salah satunya membaca. Orang

yang memiliki minat dalam kegiatan membaca akan cenderung menyukai dan

menaruh perhatiannya pada kegiatan tersebut. Sebaliknya, jika orang yang memiliki

minat baca yang kurang, maka orang tersebut tidak akan melakukan kegiatan

tersebut dengan rasa suka. Lilawati dalam Sudarsono (2010) mengemukakan bahwa

minat baca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan
4

senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan individu untuk membaca

dengan kemauannya sendiri. Minat baca merupakan salah satu kunci penting bagi

seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat siswa SD terutama di

daerah perkotaan dan berasal dari keluarga mampu, sudah memiliki akses internet

dengan bebas melalui telepon seluler pribadi mereka. Selain itu ada game online dan

PS (Play Station) yang digemari siswa SD. Di Indonesia, tayangan televisi yang

semakin hari semakin menyajikan tontonan yang beragam, baik yang layak maupun

kurang layak tonton bagi siswa usia SD, menjadi pengalih perhatian siswa dari

membaca buku. Kurangnya budaya baca di lingkungan juga dapat mempengaruhi

minat siswa untuk membaca. Ada siswa yang lebih memilih bermain telepon seluler,

game, menonton televisi, dan bermain dengan teman-temannya dibandingkan dengan

membaca buku. Selain itu, ada juga siswa yang hanya membaca buku jika ada tugas

atau ulangan dari gurunya.

Peniliti melakukan observasi di SD Inpres 1 Donggulu, Kecamatan Kasimbar,

Kabupaten Parigi Moutong. Perpustakaan di sekolah tersebut tertata dengan baik dan

koleksinya sudah bervariasi. Jumlah koleksi bukunya sekitar ratusan buku lebih.

Fasilitas perpustakaan juga terlihat sudah baik dan memadai. Siswa berkunjung ke

perpustakaan, guru memberikan penugasan untuk meminjam buku dan membacanya.

Saat istirahat ada siswa yang berkunjung ke perpustakaan dan ada siswa yang lebih

suka bermain di halaman sekolah atau duduk di baruga yang ada di depan kelas

mereka.
5

Salah satu permasalahaan yang terjadi di SD Inpres 1 Dongulu pada kelas

tinggi yaitu kurangnya minat membaca. Siswa hanyalah membaca jika di suruh dan

hanya ketika ada perintah untuk membaca di buku tugas mereka. Bahkan ada

beberapa siswa yang masih merasa malu untuk membaca di depan kelas.

Perpustakaan yang merupakan tempat membaca buku terlihat sepi karena jarang

dikunjungi oleh siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui

hubungan antara minat baca dengan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV

SD Inpres 1 Donggulu. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan kedepannya agar

guru dapat menumbuhkan minat membaca siswa dengan melakukan berbagai cara

dan metode agar budaya baca tidak punah, karena pentingnya membaca yaitu kita

dapat melihat dunia tanpa bepergian. Dari uraian latar belakang tersebut, maka

peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “ Hubungan Antara Minat Baca

dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Donggulu” .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut, apakah ada hubungan antara minat baca dengan hasil belajar

bahasa indonesia siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan dari penelitian ini,

yaitu untuk mengetahui Hubungan Antara Minat Baca Dengan Hasil Belajar Bahasa

Indonesia Siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu.


6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Secara Teoritik

1) Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangan wawasan

dan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan

guru sekolah dasar yang nantinya setelah menjadi guru dapat membantu

siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya di sekolah.

2) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengadakan

penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.

1.4 2 Secara Praktis

1) Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa

tentang manfaat membaca, sehingga siswa dapat meningkatkan minat

bacanya.

2) Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk

memahami pentingnya membaca dan hubungan antara minat baca siswa

dengan hasil belajar mereka.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Minat

Menurut Djamarah (2011) menyatakan bahwa “minat adalah kecenderungan

yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang

yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperlihatkan aktivitas itu secara

konsisten dengan rasa senang”. Adapun Sukardi dalam Susanto (2013) mengartikan

minat sebagai suatu kesukaan, kegemaran, atau kesenangan akan sesuatu. Sedangkan

menurut Slameto (2013) menjelaskan bahwa “minat adalah suatu rasa lebih suka dan

rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.

Selanjutnya Crow dan Crow dalam Djaali (2014) mengatakan bahwa minat

berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau

berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan

itu sendiri. Secara sederhana Syah dalam Rozikin et al., (2018) mendefinisikan

minat sebagai kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa minat adalah

kecenderungan seseorang untuk menaruh perhatian lebih serta menyukai suatu hal

atau kegiatan tertentu tanpa ada paksaan dari pihak lain. Hal tersebut dapat terlihat

dari partisipasi siswa pada aktivitas yang ia sukai.

7
8

Selanjutnya, Hurlock dalam Susanto (2013) menyebutkan ada tujuh ciri-

ciri minat, sebagai berikut.

1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental;

2) Minat bergantung pada kegiatan belajar;

3) Minat bergantung pada kesempatan belajar;

4) Perkembangan minat mungkin terbatas;

5) Minat dipengaruhi budaya;

6) Minat berbobot emosional (berhubungan dengan perasaan);

7) Minat berbobot egosentris (jika seseorang senang terhadap sesuatu maka akan

timbul hasrat untuk memiliki).

2.1.2 Indikator Minat Belajar

Indikator Minat belajar yang diutarakan oleh Djaali (2014) yang

menyebutkan bahwa “indikator pada minat belajar siswa ada empat yaitu perasaan

senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa dan keterlibatan siswa”. Berikut ini

penjelasan dari masing-masing indikator yang dapat memunculkan minat belajar bagi

seorang siswa:

1. Perasaan senang, seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka

terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari

ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk

mempelajari bidang tersebut.


9

2. Ketertarikan siswa, berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk

cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa

pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

3. Perhatian siswa, merupakan kosentrasi atau aktivitas jiwa terhadap

pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada

itu. Siswa yang memiliki minat belajar pada objek tertentu, dengan sendirinya

akan memperhatikan objek tersebut.

4. Keterlibatan siswa, ketertarikan seseorang akan suatu objek yang

mengakibatkan orang terebut senang dan tertarik untuk melakukan atau

mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.

Indikator tersebut di atas dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam peningkatan

minat belajar siswa.

2.1.3 Membaca

2.1.3.1 Pengertian Membaca

Terdapat beberapa pengertian membaca menurut para ahli seperti berikut.

Anderson dalam Tarigan (2008) berpendapat bahwa membaca adalah suatu proses

penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding presess),

berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian

(encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-

kata tertulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang

mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.


10

Hodgson dalam Tarigan (2008) menjelaskan bahwa membaca adalah suatu

proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan

yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu

proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan

terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan

dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat

tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan

baik.

Finochiaro dan Bonomo dalam Tarigan (2008) menjelaskan bahwa Reading

adalah bringing meaning to and getting meaning from printed ow written material,

yang artinya memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam di

dalam bahan tertulis.

Dari ketiga definisi yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa membaca adalah proses pemahaman tulisan untuk mendapatkan pesan atau

makna dari sebuah tulisan.

2.1.3.2 Tujuan Membaca

Membaca hendaknya memiliki tujuan, karena dengan tujuan tersebut

seseorang akan cenderung lebih memahami apa yang dia baca. Blanton, dkk. dan

Irwin dalam Farida (2011) menyebutkan bahwa ada sembilan tujuan membaca, yaitu

1) kesenangan; 2) menyempurnakan membaca nyaring; 3) menggunakan strategi

tertentu; 4) memperbarui pengetahuannya tentang sebuah topik; 5) mengaitkan

informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya; 6) memperoleh informasi


11

untuk laporan lisan atau tertulis; 7) mengonfirmasikan atau menolak prediksi; 8)

menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari

suatu teks dalam beberapa cara lain dan memelajari tentang struktur teks; dan 9)

menjawab pertanyaan yang spesifik.

Dalam kegiatan membaca, pembaca harus dapat 1) mengamati lambang yang

disajikan dalam teks; 2) menafsirkan lambang atau kata; 3) mengikuti kata tercetak

dengan pola linear, logis, dan gramatikal; 4) menghubungkan kata dengan

pengalaman langsung untuk memberi makna terhadap kata tersebut; 5) membuat

inferensi (kesimpulan) dan mengevaluasi materi bacaan; 6) mengingat yang

dipelajari pada masa lalu dan menggabungkan ide-ide dan fakta-fakta dengan isi teks;

7) mengetahui hubungan antara lambang dan bunyi, serta antarkata yang dinyatakan

dalam teks; dan 8) membagi perhatian dan sikap pribadi pembaca yang berpengaruh

terhadap proses membaca.

2.1.3.3 Manfaat Membaca

Ditinjau dari manfaatnya, banyak hal yang bisa diperoleh dari kegiatan

membaca, menurut Naim (2013) menyebutkan tentang “manfaat membaca, antara

lain 1) membaca merupakan cara paling efektif untuk menjawab segala rasa ingin

tahu; 2) meluaskan cakrawala pembaca; 3) menjadikan diri senantiasa tumbuh dan

berkembang menjadi lebih baik; 4) membaca sangat menguntungkan otak; 5)

mengubah paradigma pembaca; 6) mengembangkan kreativitas pembaca; 7)

menguatkan kepribadian pembaca; 8) membaca adalah proses pemeriksaan, sehingga


12

membuat pembaca dapat berpikir kritis; dan 9) buku dapat membuat pembaca

menemukan jati dirinya”.

Harjanto (2011) mengemukan bahwa “buku serta aneka jenis bacaan lain,

memiliki fungsi atau manfaat praktis bagi perkembangan anak. Beberapa di

anataranya adalah, 1) mengajarkan keterampilan membaca; 2) mengembangkan

kreativitas anak; 3) mengajarkan ilmu pengetahuan; 4) membina moral anak; 5)

melatih kemampuan berbahasa; dan 6) relaksasi”.

2.1.3.4 Hambatan Membaca

1) Tidak Punya Waktu

Salah satu penyebab rendahnya minat membaca adalah persoalan waktu

luang. Membaca memang mensyaratkan adanya waktu yang kosong. Ketika

membaca, orang harus menghentikan kegiatan-kegiatan lainnya. Jika dihubungkan

dengan minat membaca masyarakat Indonesia berarti kebanyakan masyarakat

Indonesia tidak memiliki waktu luang yang cukup untuk membaca. Kesibukan

bekerja yang menyita banyak waktu tidak lagi memberi kesempatan bagi mereka

untuk membaca (Naim, 2013).

2) Tidak Memanfaatkan Waktu Luang

Waktu luang sebaiknya dimanfaatkan untuk melakukan hal-hal positif, seperti

membaca. Membaca dan waktu luang merupakan sebuah rangkaian yang saling

membutuhkan. Membaca tidak bisa dilakukan tanpa adanya waktu luang. Namun,

banyak yang kurang memanfaatkan waktu luang mereka dengan baik. Waktu
13

luang justru digunakan untuk kegiatan yang kurang bermanfaat. Pada kondisi ini,

waktu luang justru menjadi hambatan untuk membaca (Naim, 2013).

3) Terlalu Banyak Menonton Televisi

Televisi telah mendominasi kehidupan sehari-hari sebagian besar warga

masyarakat. Televisi bukan hanya sebatas sebagai media hiburan dan tontonan,

tetapi juga menjadi penyemai nilai-nilai, media bergosip, dan berbagai peran

lainnya. Kehadiran televisi memiliki berbagai efek, di antaranya mengurangi

waktu bermain, tidur, dan waktu membaca. Anak-anak merupakan kelompok

paling rawan sekaligus paling tanggap dalam menangkap pesan-pesan dari

televisi. Dengan kekuatan imajinasi ditambah lemahnya sistem saringan nilai yang

ada pada mereka, pesan-pesan tersebut akan sangat mudah terekam dalam tingkah

laku sehari-hari. Menonton televisi dalam taraf yang wajar bukanlah sesuatu yang

perlu dikhawatirkan. Selain itu diperlukan pendampingan, bimbingan, dan arahan

dari orang tua untuk meminimalkan dampak negatif dari televisi. Televisi juga

merupakan sebuah tantangan bagi orang tua dalam membina minat baca anak.

Melihat gambar yang beragam tentu lebih menarik daripada melihat deretan

tulisan yang tidak bergerak. Pada kondisi ini membaca menghadapi tantangan

yang semakin berat (Naim, 2013).

4) Keasyikan Menonton Bola

Hampir semua orang memiliki hobi. Hobi membuat hidup manusia menjadi

lebih menyenangkan. Salah satu hobi yang sudah memasyarakat adalah menonton

sepak bola. Jika dicermati, tontonan pertandingan sepak bola memberikan efek
14

berkurangnya kegiatan membaca. Bagi pengembangan minat baca, waktu yang

digunakan untuk menonton sepak bola menjadi sebuah hambatan (Naim, 2013).

5) Harga Buku Mahal

Salah satu keluhan umum berkaitan dengan minimnya tradisi membaca

adalah harga buku yang mahal. Dibandingkan dengan kebutuhan hidup lainnya,

buku bisa dinilai cukup mahal. Banyak orang yang berpikir untuk mengeluarkan

dana ketika akan membeli buku. Mahalnya harga buku menjadi salah satu

penghambat kemampuan masyarakat untuk memiliki buku. Jika buku dijual

dengan harga murah, besar kemungkinan minat masyarakat untuk membelinya

kian besar (Naim, 2013).

6) Mitos

Banyak mitos negatif seputar membaca yang menjadi hambatan dalam

kegiatan membaca, misalnya mitos membaca hanya milik orang yang

berpendidikan tinggi. Membaca merupakan hak setiap orang, tanpa memandang

jenis pendidikannya. Mitos lain menyebutkan bahwa membaca membuang-buang

waktu dan tenaga. Jika dilihat dari bentuk aktivitasnya, membaca terlihat seperti

aktivitas yang pasif. Tetapi membaca memiliki manfaat yang sangat besar. Mitos

yang paling umum adalah membaca membuat mengantuk. Hal ini muncul karena

psikologis seseorang tidak memiliki daya tarik atau semangat untuk membaca.

jika kegiatan membaca menjadi aktivitas yang dinikmati maka semua mitos

negatif tentang membaca tidak akan menjadi penghambat dalam kegiatan

membaca (Naim, 2013).


15

2.1.4 Minat Membaca

Minat baca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dalam

rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri untuk menemukan makna

tulisan dan menemukan informasi untuk mengembangkan intelektualitas yang

dilakukan dengan penuh kesadaran dan perasaan senang yang timbul dari dalam

dirinya. Minat membaca juga didefinisikan sebagai bentuk perilaku terarah guna

melakukan kegiatan membaca sebagai tingkat kesenangan yang kuat. Disini minat

membaca dapat diartikan seagai keinginan yang kuat dari diri seseorang untuk

membaca. Oleh sebab itu, semakin tinggi minat membaca seseorang, maka semakin

kuat pula keinginannya untuk membaca (Dalman, 2014).

Menurut Rahim dalam Dalman (2014) menyatakan bahwa minat membaca

merupakan kemampuan seseorang berkomunikasi dengan diri sendiri untuk

menangkap makna yang terkandung dalam tulisan sehingga memberikan pengalaman

emosi akibat dari bentuk perhatian yang mendalam terhadap makna bacaan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat membaca

adalah suatu rasa lebih suka dan rasa lebih ketertarikan pada kegiatan penafsiran

yang bermakna terhadap bahasa tulis (membaca) dengan menunjukkan rasa senang

serta menaruh perhatian lebih dalam kegiatan membaca karena adanya motivasi dari

dalam diri.

Adapun Harjanto (2011) menyebutkan bahwa ada “Beberapa tips jitu untuk

menumbuhkan minat baca pada anak, yaitu 1) membiasakan membaca buku sejak

anak masih dalam kandungan; 2) membiasakan membaca buku setelah anak lahir; 3)
16

mintalah anak untuk menceritakan ulang bacaan yang didengar atau dibacanya; 4)

membacakan buku cerita sebelum tidur; 5) jadilah model atau panutan bagi anak; 6)

menjadikan buku sebagai pusat informasi; 7) mengajak anak ke toko buku atau

perpustakaan; 8) membeli buku yang sesuai dengan minat atau hobi anak; 9)

mengatur keuangan dalam membeli buku; 10) bertukar buku dengan teman; 11)

memberi hadiah yang memperbesar semangat membaca; 12) menjadikan buku

sebagai hadiah untuk anak; 13) membuat buku sendiri; 14) menempatkan buku pada

tempat yang mudah dijangkau; 15) menunjukkan tingginya penghargaan kita kepada

buku dan kegiatan membaca; 16) menjadi orang tua yang gemar bercerita; 17)

menonton film dan membaca bukunya; dan 18) membuat perpustakaan keluarga”.

2.1.5 Indikator Minat Baca

Menurut Bastiano dan Sudarsono (2010) ada empat aspek yang digunakan

untuk mengetahui tingkat minat baca seseorang, yaitu :

1) Kesenangan Membaca

Minat adalah kecenderungan seseorang untuk menaruh perhatian lebih serta

menyukai suatu hal atau kegiatan tertentu tanpa ada paksaan dari pihak lain.

Minat baca adalah keinginan kuat yang mendorong sesorang untuk melakukan

kegiatan membaca atas kemauannya sendiri dan didasari dengan perasaan

senang. Rasa senang akan menjadi dasar yang kukuh untuk menjalankan sebuah

aktivitas dengan penuh kenikmatan.


17

2) Kesadaran akan manfaat membaca

Untuk membangun kebiasaan membaca, langkah yang penting adalah dengan

membangun kesadaran seseorang. Penyadaran akan menimbulkan paradigma

baru dari menganggap membaca bukan hal yang penting.

3) Frekuensi membaca

Hal ini diartikan sebagai frekuensi (keseringan) dan waktu yang digunakan

seseorang untuk membaca. Seseorang yang memiliki minat baca sering kali

akan banyak melakukan kegiatan membaca.

4) Kuantitas Bacaan

Orang yang memiliki minat baca akan berusaha membaca bacaan yang

variatif. Mereka tidak hanya membaca bacaan yang mereka butuhkan pada saat

itu tetapi juga membaca bacaan yang mereka anggap penting.

2.1.6 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang

mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar sering digunakan sebagai ukuran untuk

mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil

belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Anak-anak yang berhasil dalam belajar ialah berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran atau tujuan instruksional (Azizah, 2020).

Bloom dalam Suprijono Agus (2010) menyebutkan Hasil belajar mencakup

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Gagne dan Medsker dalam

Sukardi (2012) mengemukakan bahwa perubahan dalam perilaku anak didik


18

mencakup 5 kompetensi penting, yakni kemampuan informasi verbal (menyatakan,

menceritakan, atau menggambarkan informasi yang telah di simpan sebelumnya);

keterampilan intelektual (menerapkan konsep-konsep dan aturan-aturan yang dapat

digeneralisasikan untuk menyelesaikan masalah); strategi kognitif (mengelola proses

berpikir dan belajar pada diri anak itu sendiri); sikap-sikap (memilih wacana aksi

pribadi); dan keterampilan gerak (mengeluarkan tindakan fisik secara tepat dan pada

waktu yang pas).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa

akibat proses belajar yang dilaluinya secara komprehensif, meliputi aspek

pengetahuan, keterampilan dan sikap. Hasil belajar yang diperoleh siswa berlangsung

secara bertahap, dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Hasil

belajar ini dapat digunakan sebagai evaluasi dari proses pembelajaran yang telah

berjalan selama ini. Dalam penelitin ini, peneliti memfokuskan hail belajar pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Adapun indikator pengukuran hasil belajar siswa kelas

IV ini adalah nilai siswa dalam UTS (Ujian Tengah Semester) mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

2.1.7 Jenis-jenis Hasil Belajar

Bloom dalam Sudjana (2011) membagi hasil belajar dalam 3 ranah, yakni

ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

a. Ranah Kognitif

Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek, yakni:
19

1) Pengetahuan (Knowledge)

Tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah. Namun, tipe

hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar yang berikutnya.

Hal ini berlaku bagi semua bidang studi pelajaran. Misalnya hafal suatu

rumus akan menyebabkan paham bagaimana menggunakan rumus

tersebut; hafal kata-kata akan memudahkan dalam membuat kalimat.

2) Pemahaman

Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menjelaskan

sesuatu masalah atau pertanyaan.

3) Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi

khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk

teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.

Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi

pengetahuan hafalan atau keterampilan.

4) Analisis

Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atas

bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis

merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan

dari ketiga tipe sebelumnya.


20

5) Sintesis

Penyatun unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh

disebut sintesis. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen dimana

menyatukan unsur-unsur menjadi integritas.

6) Evaluasi

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin

dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan metode, dll.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif

tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap

pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan belajar dan

hubungan social.

c. Ranah Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak dalm bentuk keterampilan (skill) dan

kemampuan bertindak individu.

2.1.8 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keberhasilan dari suatu pembelajaran banyak ditentukan oleh berbagai faktor,

baik faktor dalam (intern) maupun faktor luar siswa (ekstern). Dalam melaksanakan

pembelajaran, maka guru harus mampu merancang dan memanajemen apa yang

distandarkan menjadi pembelajaran yang berhasil dan efektif (Azizah & Wanda Sari,

2020).
21

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia

menerima pengalaman pembelajaran. Sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta

didik mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar mempunyai

peranan penting dalam proses pembelajaran karena akan memberikan sebuah

informasi kepada guru tentang kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan-

tujuan belajarnya melalui proses kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya setelah

mendapat informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan

peserta didik lebih lanjut baik untuk individu maupun kelompok belajar. Menurut

Slameto (2013) menyatakan bahwa “Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan

faktor eksternal”.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto (2013)

antara lain :

a. Faktor Internal

Faktor Internal ini meliputi antara lain :

1) Faktor Fisiologis. Secara umum kondissi fisiologis, seperti kesehatan

yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan

cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta

didik dalam menerima materi pelajaran.

2) Faktor Psikologis, setiap individu dalam hal ini peserta didik pada

dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini

turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi


22

intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan

daya nalar peserta didik.

b. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal meliputi antar lain :

1) Faktor Instrumental

Faktor Instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya

dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini

diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-

tujuan belajar yang direncanakan. Faktor instrumental ini berupa

kurikulum, sarana dan guru.

2) Faktor Eksternal

Faktor Eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar seseorang yaitu sifatnya berasal dari luar diri seseorang tersebut.

Yang termasuk faktor-faktor eksternal yaitu keadaan lingkungan

keluarga, keadaan lingkungan sekolah dan keadaan lingkungan

masyarakat.
23

Adapun kategori nilai hasil belajar siswa menurut Arikunto dalam Indarti

Anis Sollikhah (2016), yaitu:

Angka 100 Angka 10 Keterangan


80-100 8,0-10,0 Baik Sekali
66-79 6,6-7,9 Baik
56-65 5,6-6,5 Cukup
40-55 4,0-5,5 Kurang
30-39 3,0-3,9 Gagal

2.1.9 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Supriyono Agus dalam Solikhah (2016) mengatakan bahwa pembelajaran

berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, dan perbuatan mempelajari. Pada

pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan

terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru

menyediakan fasilitas belajar bagi siswa untuk mempelajarinya. Jadi subjek

pembelajaran adalah siswa. Pembelajaran berpusat pada siswa, dan pembelajaran

merupakan dialog interaktif antara guru dan siswa.

Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan pertama yang menekankan siswa

untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung serta keterampilan lain yang

bermanfaat bagi siswa sesuai tingkat perkembangan mereka. Keterampilan tersebut

juga menjadi bekal bagi para siswa untuk menjalani pendidikan di jenjang yang lebih

tinggi. Mutu pendidikan yang baik di sekolah dasar akan memengaruhi mutu

pendidikan di tingkat selanjutnya. Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan

pendidikan harus piawai dalam mengadakan pembelajaran yang bermakna bagi


24

siswa. Selain cara mengajar, guru sekolah dasar harus menguasai materi

pembelajaran, dan juga dapat memahami karakteristik siswa dan behubungan baik

dengan mereka. Guru seharusnya menjadikan siswa menjadi subjek dalam

pembelajaran, bukan objek. Dengan demikian, diharapkan melalui proses

pembelajaran siswa dapat mengembangkan diri sesuai potensinya dalam berbagai

aspek (kognitif, afektif, dan psikomotorik).

Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah membentuk sebuah kurikulum

yang menjadi dasar dalam pelaksanaan proses pembelajaran di setiap satuan

pendidikan. Menurut Permendikbud nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan

Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013 dijelaskan bahwa satuan pendidikan

dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester

pertama tahun pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan Kurikulum tahun 2006

mulai semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari

kementerian untuk melaksanakan Kurikulum 2013. Sedangkan. satuan pendidikan

dasar dan pendidikan menengah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 selama 3

(tiga) semester tetap menggunakan Kurikulum 2013.

Salah satu keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa SD adalah

keterampilan berbahasa yang baik, karena bahasa merupakan salah satu modal

penting bagi manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Pembelajaran

bahasa Indonesia di SD tidak lepas dari empat keterampilan berbahasa yakni,

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan tersebut erat

sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka
25

ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu

hubungan urutan yang teratur: mula-mula, pada masa kecil, kita belajar menyimak

bahasa, kemudian berbicara; sesudah itu kita belajar membaca dan menulis.

Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan

membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Setiap keterampilan tersebut erat sekali

berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa

seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa,

semakin cerah dan jelas jalan pikirannya (Tarigan, 2015). Menyimak dan membaca

erat berhubungan karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi.

Berbicara dan menulis erat berhubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan cara

untuk mengekspresikan makna atau arti (Tarigan, 2015).

Setiap keterampilan tersebut erat sekali berhubungan dengan proses-proses

berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya.

Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya

(Tarigan, 2015). Menyimak dan membaca erat berhubungan karena keduanya

merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis erat

berhubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan

makna atau arti (Tarigan, 2015).

Dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 dijelaskan struktur kurikulum SD/MI

meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan

selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum
26

SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata

pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran (Pendidikan Agama, Pendidikan

Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan

Keterampilan, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan), muatan

lokal dan pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler

untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan

potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat

dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal

ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan mata

pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap siswa

sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan

atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat

dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan

diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan

masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir

siswa.

b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA Terpadu”

dan “IPS Terpadu”.


27

c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,

sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata

pelajaran.

d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana

tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan

menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara

keseluruhan.

e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38

minggu.

Menurut Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah BSNP

(2006) mengemukakan bahwa “Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi

terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia”. Mata pelajaran Bahasa

Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berikut.

1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

baik secara lisan maupun tulis;

2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara;

3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif

untuk berbagai tujuan;


28

4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,

serta kematangan emosional dan sosial;

5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa;

6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya

dan intelektual manusia Indonesia.

2.1.10 Hubungan Minat Baca dengan Hasil Belajar

Proses belajar seorang siswa ditentukan oleh banyak faktor. Slameto (2013)

menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua yaitu faktor

internal dan eksternal. Hasil belajar seorang siswa tidak lepas dari kebiasaan yang dia

lakukan di dalam kesehariannya untuk mendukung proses belajarnya. Kegiatan

positif tentu akan memberi dampak yang baik bagi hasil belajar siswa. Salah satu

kebiasaan yang baik itu adalah membaca.

Seperti disebutkan Farr dalam Dalman (2014), membaca merupakan jantung

pendidikan. Semakin sering seorang siswa membaca, maka pengetahuan dan

wawasan yang dimilikinya akan semakin luas. Hal ini aka berbanding lurus dengan

kemajuan pendidikannya. Harjanto (2011) juga mengemukakan bahwa “membaca

merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pendidikan. Secara efektif kita

memperoleh sebagian besar ilmu pengetahuan dari membaca”. Kita juga bisa

memperoleh informasi dari membaca. Tanpa membaca, sulit dibayangkan bagaimana

hasil proses pembelajaran dan pendidikan.


29

Tak bisa dipungkiri, kegiatan membaca tak pernah terlepas dari proses belajar.

Dari membaca segala informasi dan pengetahuan akan didapatkan oleh siswa. Siswa

yang senang membaca wawasannya akan bertambah luas. Hal itu juga

mempengaruhi proses belajarnya. Siswa yang minat bacanya tinggi, maka

pengetahuannya juga tinggi, dan hasil belajarnya akan baik. Begitu pula sebaliknya,

jika minat baca rendah, maka pengetahuan yang dimiliki kurang dan hal itu akan

berpenaruh terhadap hasil belajar seorang siswa. Oleh karena itu, kegiatan membaca

perlu dibudidayakan sejak dini pada siswa, karena hal dapat mendukung proses

belajar siswa.

2.2 Penelitian Relevan

1) Penelitian Tri Apriyati, Joharman, dan Harun Setyo Budi tahun 2013 berjudul

Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Minat Membaca terhadap Hasil Belajar

Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

perhatian orang tua terhadap hasil belajar bahasa Indonesia sebesar 43,92%,

antara minat membaca terhadap hasil belajar bahasa Indonesia sebesar

34,22% dan antara perhatian orang tua dan minat membaca secara bersama-

sama terhadap hasil belajar bahasa Indonesia sebesar 78,15%.

2) Penelitian yang dilakukan Yublina Kuanaben tahun 2016 dengan judul

Hubungan Minat Membaca dengan Kemampuan Menulis Karangan pada

Siswa Kelas V SDN Jarakan Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul

menunjukkan hasil bahwa minat membaca berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap kemampuan menulis karangan pada siswa kelas V SDN


30

Jarakan Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul dengan sumbangan sebesar

9,9%. Artinya semakin besar minat membaca siswa, semakin besar pula

kemampuan menulis karangan. Oleh karena itu minat membaca perlu

ditingkatkan sejak dini pada anak agar anak mudah mengungkapkan ide dan

gagasan dalam bentuk sebuah tulisan atau karangan.

2.3 Kerangka Berpikir

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat di era sekarang

berpengaruh terhadap minat baca anak. Anak lebih suka bermain game ataupun

mengakses internet dengan gawai (telepon selular, netbook, laptop, dan sebagainya)

miliknya. Anak usia sekolah dasar juga lebih suka bermain dengan teman-temannya

ataupun jajan di kantin saat istirahat sekolah. Selain itu, tontonan televisi dan tempat-

tempat hiburan yang makin beragam membuat minat anak teralih dari membaca buku

menjadi menikmati hiburan yang telah tersedia. Kebanyakan anak-anak membaca

buku saat ada tuntutan tugas atau ulangan dari sekolah. Terlebih lagi, faktor kondisi

sosial ekonomi masyarakat juga berpengaruh terhadap minat baca individu.

Salah satu permasalahaan yang terjadi di SD Inpres 1 Dongulu pada kelas

tinggi yaitu kurangnya minat membaca. Siswa hanyalah membaca jika di suruh dan

hanya ketika ada perintah untuk membaca di buku tugas mereka. Bahkan ada

beberapa siswa yang masih merasa malu untuk membaca di depan kelas.

Perpustakaan yang merupakan tempat membaca buku terlihat sepi karena jarang

dikunjungi oleh siswa. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan kedepannya agar

guru dapat menumbuhkan minat membaca siswa dengan melakukan berbagai cara
31

dan metode agar budaya baca tidak punah, karena pentingnya membaca yaitu kita

dapat melihat dunia tanpa bepergian. Harapan peneliti dalam penelitian ini yaitu agar

siswa bisa lebih sering membaca, adanya dorongan dari guru juga diperlukan,

ketersediaan buku-buku yang menarik minat baca siswa juga agar diperbanyak dan

kalau bias diperbarui.

Berdasarkan hal tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa minat baca

seorang siswa memiliki hubungan dengan hasil belajar siswa tersebut. Dapat

digambarkan dalam kerangka berpikir sebagai berikut.

Hubungan Minat Baca dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa

Minat Baca (X) Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Siswa (Y)

1. Kesenangan Membaca;

2. Kesadaran akan manfaat


Nilai hasil belajar siswa dalam mata
membaca;
pelajaran Bahasa Indonesia
3. Frekuensi Bacaan;

4. Kuantitas Bacaan.

Ada atau tidak ada hubungan antara minat baca dan hasil belajar Bahasa Indonesia

siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu


32

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa “hipotesis dalam penelitian

dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di

mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan”.

Terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha).

Dalam penelitian ini, hipotesis benar jika hipotesis alternatif (Ha) terbukti.

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil belajar

Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu

H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil belajar

Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

3.1.1 Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang data

penelitiannya berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik. Desain

penelitian yang akan digunakan adalah penelitian korelasi. Menurut Gay dalam

Sukardi (2012) penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan

pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan

antara dua variabel atau lebih.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara minat baca dengan

hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu. Pada penelitian

ini peneliti hanya ingin mengetahui hubungan dari variabel X dan Y dengan cara

menyebar angket kepada responden.

X Y

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

X = Minat Baca Siswa

Y = Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa

(Sugiyono, 2013a)

33
34

3.1.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres 1 Donggulu, Kecamatan Kasimbar,

Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2021

semester genap tahun ajaran 2020/2021.

3.1.3 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langah dalam melakukan sebuah penelitian.

Prosedur penelitian adalah sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

Tahap ini meliputi pengajuan identifikasi masalah, penyusunan proposal

penelitian, penyusunan kisi-kisi instrumen dan instrumen penelitian, serta

konsultasi pada dosen pembimbing, dan izin tempat pelaksanaan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini meliputi uji coba instrumen penelitian di luar populasi penelitian.

Pengambilan data sesuai dengan instrumen yang telah diuji validitas dan

reliabilitasnya.

3. Tahap Penyelesaian

Tahap ini meliputi analisis data dan penyusunan laporan penelitian. Analisis

data meliputi statistik deskriptif, uji normalitas, korelasi product moment, dan

koefisien determinasi (KD).


35

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018). Adapun populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas tinggi yaitu kelas IV dan V SD Inpres 1

Donggulu yang berjumlah 42 siswa.

3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2018) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV

SD Inpres 1 Donggulu yag berjumlah 18 siswa.

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah Random Sampling.

Random Sampling adalah teknik sampel acak yang memerlukan cara penamaan atau

penomoran populasi target dan kemudian menggunakan beberapa jenis metode

undian untuk memilih mereka yang akan dijadikan sampel (Syahrum & Salim,

2012).

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data

kualitatif.
36

1. Data kuantitatif berupa data dalam bentuk angka seperti jumlah siswa dan

data yang diukur langsung sebagai variabel angka atau bilangan. Dalam

penelitian ini menggunakan data kuantitatif yaitu dengan menggunakan

angket.

2. Data kualitatif berupa data informasi yang berbentuk kalimat verbal. Dalam

penelitian ini menggunakan data kualitatif karena data yang didapatkan

berupa informasi dari wali kelas IV berupa nilai hasil belajar UTS mata

pelajaran Bahasa Indonesia.

3.3.2 Sumber Data

Data-data yang diuraikan dalam penelitian ini bersumber dari:

1. Data Primer

Data primer merupakan data-data yang diperoleh peneliti dari lokasi

penelitian melalui observasi terhadap informan peneliti yaitu siswa kelas IV

SD Inpres 1 Donggulu mengenai minat baca siswa.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh melalui penelitian

kepustakaan dan dokumen-dokumen penting, data arsip, catatan laporan dan

catatan lainnya sesuai kebutuhan peneliti yaitu tentang hasil belajar Bahasa

Indonesia siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu.


37

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013) Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

3.4.1 Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2013) variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat. Variabel ini disebut juga variabel independen. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah minat baca.

3.4.2 Variabel Terikat

Menurut Sugiyono (2013) variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel ini disebut

juga variabel dependen. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar

Bahasa Indonesia siswa kelas IV.

3.4.3 Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu minat baca (X) dan hasil

belajar Bahasa Indonesia siswa (Y). Variabel-variabel tersebut didefinisikan secara

operasional sebagai berikut.

a. Minat Baca (X)

Untuk mengetahui tinggi dan rendahnya minat baca siswa dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan indikator minat baca yang meliputi kesenangan


38

membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekeunsi membaca, dan

kualitas bacaan.

b. Hasil Belajar (Y)

Hasil belajar siswa yang diambil dari dokumentasi nilai UTS siswa kelas IV

SD Inpres 1 Donggulu dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada

semester 1 tahun pelajaran 2019/2020.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Angket (Kuesioner)

Angket atau Kuesioner merupakan metode pengumpulan data untuk

mengetahui adanya hubungan antara minat membaca dengan hasil belajar siswa

dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis yang berjumlah 13 kepada

siswa-siswi di SD Inpres 1 Donggulu.

Responden diminta untuk memilih kategori jawaban dengan memberikan

tanda centang (V) pada kolom yang tersedia. Angket menggunakan skala Likert

dengan 4 alternatif pilihan jawaban. Skor untuk setiap butir soal adalah sebagai

berikut.

Tabel 3.1

Skor untuk Butir pada Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif


Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
(Sugiyono, 2013)
39

3.5.2 Dokumentasi

Dokumentasi atau studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan

data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen baik tertulis gambar, maupun

elektronik. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil

belajar peserta didik yang diperoleh dari nilai UTS Bahasa Indonesia kelas IV pada

semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.

3.6 Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya dalam melakukan sebuah penelitian tentunya harus memiliki

alat ukur yang baik. Alat ukur dalam sebuah penelitian biasanya dinamakan

instrument penelitian. Sugiyono (2015) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun social yang

diamati”.

Pada penelitian ini, instrument penelitian yang digunakan adalah angket

hubungan minat baca siswa. Adapun pengukuran instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu skala likert dengan empat skala yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju

(S), Tidak Setuju (TS), da Sangat Tidak Setuju (STS).

Untuk memudahkan penyusunan instrument berupa pernyataan-pernyataan,

maka dibuat kisi-kisi instrument. Adapun kisi-kisi instrument angket yag digunakan

dalam penelitian ini yaitu merujuk pada teori Diana Baumrid dalam (Najibah, 2017).

Berikut adalah kisi-kisi instrument angket minat baca siswa.


40

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Minat Baca Siswa

Butir Soal
Variabel Indikator Deskriptor Jumlah
Positif Negatif
Rasa senang dalam 1, 3, 4 2 dan 5 5
Kesenangan kegiatan membaca
Membaca Membaca atas 7 6 2
kemauan sendiri
Kesadaran Kesadaran akan 8 dan 9 10 3
akan manfaat pentingnya membaca
membaca
Kesadaran sebagai 13 11 dan 3
siswa untuk 12
Minat membaca
Baca Frekuensi Intensitas Membaca 14 15 2
Membaca
Banyak waktu yang 16 dan 18 3
digunkan untuk 17
membaca
Kuantitas Jumlah da 19 dan 21 3
Bacaan keberagaman bacaan 20
Usaha untuk 24 dan 22 dan 4
mendapatkan sumber 25 23
bacaan
Jumlah 25
3.7 Uji Coba Instrumen

Agar suatu instrumen dapat memperoleh hasil yang baik, maka instrumen harus

memenuhi suatu kriteria yang baik pula. Kriteria tersebut adalah dengan mengukur

tingkat validitas dan reliabilitas dari instrumen yang digunakan. Sebelum angket

digunakan untuk mengumpulkan data dari subjek penelitian, terlebih dahulu harus

dilakukan uji coba instrumen. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh alat ukur yang

valid dan reliabel. Dalam penelitian ini, uji coba instrumen akan mengambil

responden pada populasi penelitian .


41

3.7.1 Uji Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2013) “validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran

tentang variabel yang dimaksud”.

Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini berupa validitas empiris,

karena instrumen penelitiannya berupa non tes. Untuk mengukur validitas empiris

dapat dilakukan dengan cara uji coba langsung instrument penelitian ke siswa,

tujuannya untuk melihat instrumen yang disusun sudah sesuai dengan kisi-kisi dan

tujuan yang akan dicapai atau belum. Setelah dinyatakan valid, maka angket bisa

diujicobakan.

Kemudian hasil ujia coba angket dihitung validitasnya menggunakan aplikasi

SPSS 25. Sebuah soal dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar

terhadap skor total. Dengan kata lain, sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika

skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat

diartikan dengan korelasi.

Hasil analisis rxy dari tiap butir pernyataan dikonsultasikan dengan harga r

product moment untuk taraf signifikan (α) yaitu 5%. Apabila harga r xy > rtabel , maka

soal dikatakan valid. Soal-soal yang digunakan untuk mengambil data berupa soal
42

yang valid. Soal-soal yang tidak valid tidak digunakan. Dalam penelitian ini, n=18

dan taraf signifikan 5%, maka rtabel = 0,468.

Untuk menghitung validitas angket digunaka bantuan SPSS 25 dengan langkah

sebagai berikut, klik Analyze > Correlate > Bivariate. Dari perhitungan tersebut

diperoleh hasil 13 pernyataan valid dari 25 pernyataan.

3.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Sugiono (2012) menyatakan bahwa “Reliabilitas alat penilaian adalah

ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya”. Menurut

Sukardi (2012) “suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas

yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam

mengukur yang hendak diukur. Jadi reliabilitas merupakan alat untuk mengukur

sejauh mana alat ukur digunakan dapat dipercaya, dengan memberikan hasil yang

relatif sama kapanpun alat atau instrumen penelitian tersebut digunakan”. Dalam

penelitian ini, uji reliabilitas digunakan rumus alpha cronbach. Reabilitas berarti

bahwa instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrument tersebut sudah baik.

Untuk meginterpretasikan tingkat koefisien yang diperoleh dari instrument,

digunakan patokan sebagai berikut.


43

Tabel 3.3

Interpretasi Nilai r

Besarnya nilai r Interpretasi


Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi
Antara 0,600 sapai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah (Tak berkorelasi)
Sumber : (Arikunto, 2013)

Selanjutnya, hasil rhitung dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikan

5%. Instrumen dikatakan reliabel jika harga r hitung > rtabel. Penghitungan reliabilitas

angket dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 25 dengan langkah sebagai

berikut, klik Analyze > Scale > Reliability Analysis. Pada kotak dialog Reability

Analysis, masukkan data variabel yang valid pada kotak Items. Kemudian pilih menu

Statistic dan beri tanda centang (√) pada Scale if item deleted, pilih Continue, klik

OK.

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS, diperoleh nilai r adalah 0,759.

Berdasarkan Interpretasi Nilai r, nilai r hitung yang diperoleh masuk dalam kategori

cukup. Sedangkan jika dibandingkan dengan rtabel (taraf signifikan 5% dan n=18)

yaitu 0,468, maka rhitung > rtabel (0,759 > 0.468), sehingga instrument dikatakan

reliable dan dapat digunakan untuk mengambil data.


44

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran

mengenai prestasi pengukuran terhadap kedua variabel, yakni hubungan minat baca

dan hasil belajar siswa. Dalam analisis deskriptif ini untuk menghitung persentase

nilai dari instrument peneliti digunakan rumus sebagai berikut:

P = x 100%

Keterangan :

P = Persentase

f = jumlah nilai angket minat baca

n = jumlah sampel

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk jawaban hasil angket mengenai minat

baca siswa kelas IV SDN Inpres 1 Donggulu untuk keperluan analisis kuantitatif.

Menurut Arikunto (2013) maka jawaban itu dapat diberi skor sebagai berikut:

a. 81 – 100 : Sangat Tinggi

b. 61 – 80 : Tinggi

c. 40 – 60 : Sedang

d. 21 – 40 : Rendah

e. 0 – 20 : Sangat Rendah
45

Analisis deskriptif juga dimaksudkan untuk hasil belajar siswa yang diperoleh

dari nilai UTS Bahasa Indonesia. Menurut Arikunto (2013) dapat diberi skor dengan

klasifikasi masing-masing variable sebagai berikut:

a. 80 – 100 : Baik Sekali

b. 66 – 79 : Baik

c. 56 – 65 : Cukup

d. 40 – 55 : Kurang

e. 30 – 39 : Gagal

3.8.2 Analisis Data Awal

3.8.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data

yang digunakan dalam penelitian. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan

program SPSS versi 25 dengan uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel tiap-tiap kelas

kurang dari 50 responden.

3.8.3 Analisis Inferensial

Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis nol (H0) yang dimaksud untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan minat baca (X) terhadap hasil belajar siswa (Y)

menggunakan bantuan apikasi SPSS 25. Sugiyono (2010) menyatakan bahwa

“analisis inferensial untuk mengetahui apakah hipotesis nol diterima atau ditolak”.

Menentukan apakah ada hubungan yang signifikan anatara minat baca (X)

terhadap hasil belajar (Y) digunakan uji signifikasinsi dengan mengacu pada

koefisien korelasi yaitu sebagai berikut:


46

Tabel 3.4

Uji Signifikansi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,80-1,00 Sangat Kuat
0,60-0,79 Kuat
0,40-0,59 Cukup
0,20-0,39 Rendah
0,00-0,19 Sangat Rendah
Sumber : (Sugiyono, 2013b)

Kemudian koefisien korelasi atau rhitung dapat diinpretasikan sesuai tabel

berikut. Adapun tabel interpetasi Koefisien Korelasi menurut Arikunto dalam

(Sollikhah, 2016) yaitu:

Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,000-0,199 Sangat Rendah
0,200-0,399 Rendah
0,400-0,599 Sedang
0,600-0,799 Kuat
0,800-1,000 Sangat Kuat

Kriteria pengujian jika rhitung > rtabel maka ada hubungan antara minat baca

terhadap hasil belajar siswa, sedangkan jika r hitung < rtabel maka tidak ada hubungan

antara minat baca terhadap hasil belajar siswa.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi da Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Inpres 1 Donggulu, Kecamatan

Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong. SD Inpres 1 Donggulu terdiri dari kelas 1

sampai 6, dengan jumlah siswa mencapai 145 siswa. Terdapat 6 ruang kelas. Tenaga

kependidikan 11 orang yaitu 6 PNS dan 5 Honorer. Populasi penelitian ini berjumlah

18 siswa dari kelas V, sedangkan subjek penelitian berjumlah 18 siswa dari kelas IV.

4.1.2 Analisis Data

4.1.2.1 Statistik Deskriptif

Pada penelitian ini data yang dipaparkan meliputi data hasil angket minat baca

siswa yang diperoleh melalui angket dan nilai hasil belajar Bahasa Indonesia siswa

kelas IV SD Inpres 1 Donggulu di Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong

yang di peroleh dari hasil dokumentasi.

1. Minat Baca Siswa

Variable minat baca siswa (X) terdiri atas empat indicator, yaitu

kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca

dan kuantitas bacaan. Angket terdiri dari 13 butir pernyataan dan dibagikan

kepada 18 siswa yang menjadi responden. Setiap butir pernyataan memiliki

empat alternative jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat

47
48

tidak setuju. Untuk pernyataan yang bernilai positif, skor jawaban sangat

setuju adalah 4, setuju 3, tidak setuju 2 dan sangat tidak setuju 1. Sedangkan

untuk pernyataan yang bernilai negative skor jawaban sangat setuju adalah 1,

setuju 2, tidak setuju 3 dan sangat tidak setuju 4. Skor terendah yang bisa

diperoleh adalah 13 dan skor tertinggi adalah 52 (data bisa dilihat pada

lampiran ).

Kemudian tiap total skor dihitung presentase skornya menggunakan

rumus sebagai berikut:

Pk = x 100 %

Data angket minat baca siswa diolah statistik deskriptifnya menggunakan

SPSS 25 dengan langkah klik Analyze > Descrptive Statistics Frequencies.

Pada kotak dialog Frequencies, masukkan variabel, klik Statistics, beri tanda

centang (√) pada deskriptor yang diinginkan, klik Continue, OK. Hasil bisa

dilihat di lampiran.
49

Tabel 4.1

Deskripsi Data Minat Baca Bahasa Indonesia Siswa

Skor Total
N Valid 18
Missing 0
Mean 73,83
Median 77.00
Modus 79
Std. Deviasi 12.430
Minimum 94
Maximum 48

Dari tabel statistik deskriptif tersebut, diketahui rata-rata (Mean) 73,83, nilai

tengah (Median) 77, nilai yang sering muncul (Modus) 79, standar deviasi

12.430, nilai terendah 48 dan nilai tertinggi 94.

Kemudian data skor minat baca dibuat dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.2

Hasil Presentase Minat Baca Siswa

Skor Kriteria Frekuensi Persentase


0 - 20 Sangat Rendah 0 0
21 - 40 Rendah 0 0
41- 60 Sedang 3 16,66
61 - 80 Tinggi 10 55,56
81 - 100 Sangat Tinggi 5 27,78
Jumlah 18 100%
(Sumber : Arikunto, 2013)

Dari tabel tersebut, diketahui 3 responden (16,66%) termasuk kriteria sedang,

10 responden (55,56%) masuk kriteria tinggi dan 5 responden (27,78%) masuk

kriteria sangat tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh melalui angket, siswa
50

yang kategori minat bacanya sedang disebabkan oleh kurangnya kesadaran

tentang pentingnya membaca, malas dan jarang membaca buku. Berdasarkan

data yang diperoleh melalui angket, siswa yang kategori minat bacanya tinggi

di sebabkan karena sebagian siswa ada yang tidak senang membaca, ada yang

jarang membaca dan ada sebagian pula yang tidak suka mengunjungi

perpustakaan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui angket, siswa yang

minat bacanya sangat tinggi disebabkan oleh suka membaca, mereka tahu

bahwa membaca itu penting, suka mengunjungi perpustakaan dan ada usaha

dari mereka untuk selalu mendapatkan sumber bacaan. Dapat disimpulkan

minat baca siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu berada pada kategori tinggi.

12

10

0
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 4.1 Diagram Batang Minat Baca Siswa

2. Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa mencakup nilai kognitif, afektif dan

psikomotorik siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu Kecamatan Kasimbar

Kabupaten Parigi Moutong pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil


51

belajar siswa diambil dari dokumentasi nilai UTS siswa dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia pada semester I tahun pelajaran 2019/2020. Kemudian hasil

belajar Bahasa Indonesia siswa diolah dan dikategorikan berdasarkan

pedoman berikut.

Data hasil belajar tersebut diolah statistik deskriptifnya menggunakan

SPSS 25, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa

Skor Total
N Valid 18
Missing 0
Mean 79
Median 80
Modus 80
Std. Deviasi 4.777
Minimum 70
Maximum 87

Dari tabel statistik deskriptif tersebut, diketahui rata-rata (mean) 79,

nilai tengah 80, nilai yang sering muncul (modus) 80, standar deviasi 4,777,

nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 87.

Kemudian data hasil belajar Bahasa Indonesia siswa tersebut dibuat dalam

tabel sebagai berikut.


52

Tabel 4.4

Keterangan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa

Angka 100 Keterangan Frekuensi Persentase (%)


80-100 Baik Sekali 11 61,11
66-79 Baik 7 38,89
56-65 Cukup 0 0
40-55 Kurang 0 0
30-39 Gagal 0 0
Jumlah 18 100%
(Sumber : Arikunto, 2013)

Dari data tersebut, diperoleh hasil 11 (61,1%) responden masuk dalam

kriteria baik sekali dan 7 (38,89%) responden masuk dalam kriteria baik.

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD

Inpres 1 Donggulu termasuk dalam kriteria baik sekali.

12

10

0
Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal

Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa

4.1.2.2 Analisis Data Awal (Uji Normalitas Data)

Uji normalitas angket minat baca dengan hasil belajar digunakan untuk

mengetahui item angket yang akan diuji cobakan berdistribusi normal atau tidak.
53

Setelah uji reabilitas kemudian dilakukan uji normalitas dengan berbantuan SPSS

versi 25 Shapiro-Wilk.

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas Data

Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Minat Baca 0,960 18 0,598
Hasil Belajar 0,960 18 0,073

Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa variable Minat Baca (X)

mempunyai nilai sig = 0,598 yang berarti lebih dari 0,05 atau dapat disimpulan

bahwa variable X mempunyai sebaran data yang normal, sedangkan variable hasil

belajar (Y) mempunyai nilai sig = 0,073 yang berarti lebih dari 0,05 yang berarti

bahwa variable Y mempunyai sebaran data yang normal.

4.1.2.3 Analisis Data Akhir

1. Analisis Korelasi

Dalam penelitian ini, analisis korelasi menggunakan analisis korelasi

product moment dengan batuan SPSS 25, yaitu input data kemudian klik

Analyze > Correlate > Bivariate. Dari pengolahan data tersebut diperoleh hasil

sebagai berikut.
54

Tabel 4.6

Tabel Analisis Korelasi Minat Baca dan Hasil Belajar

X Y
Varibael X Pearson Correlation 1 0,508*
(Minat Baca) Sig.(2-tailed) 0,031
N 18 18
Variabel Y Pearson Correlation 0,508* 1
(Hasil Belajar Sig.(2-tailed) 0,031
Bahasa Indonesia) N 18 18

Dari tabel di atas dapat dilihat terdapat Pearson Correlation pada kolom

variabel X adalah 1 dan variabel Y adalah 1, maka artinya ada korelasi

sempurna. Berdasarkan nilai signifikansi Sig.(2-tailed), jika nilai Sig.(2-

tailed) < 0,05 maka terdapat korelasi antar veriabel yang dihubungkan.

Sebaliknya jika nilai Sig.(2-tailed) > 0,05 maka tidak terdapat korelasi. pada

kolom variable X adalah 0,031 dan variabel Y adalah 0,031, maka artinya

terdapat hubungan ang signifikan antar variable X dan variabel Y.

Berdasarkan tanda bintang (*) yang terdapat pada Pearson Correlation, maka

artinya antara variable X dan variable Y yang di analisis terjadi korelasi.

Kemudian N merupakan banyaknya responden dalam penelitian ini yaitu 18

siswa.

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka

nilai rhitung dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung

lebih besar dari rtabel maka Ha diterima dan H0 ditolak, namun jika rhitung lebih

kecil dari rtabel maka Ha ditolak dan H0 diterima. Berdasarkan tabel di atas
55

Pearson Correlation atau rhitung yaitu 0,508 bertanda positif dan rtabel yaitu

0,468, maka nilai rhitung 0,508 > rtabel 0,468. Hal ini menunjukkan bahwa Ha

diterima dan H0 ditolak yang artinya ada hubungan yang signifkan antara

minat baca dengan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Inpres 1

Donggulu.

Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi, maka hubungan

antara minat baca dengan hasil belajar Bahasa Indonesisa siswa kelas IV SD

Inpres 1 Donggulu memiliki tingkat hubungan sedang (0,511).

2.Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variable X dan Y yang

dinyatakan dalam bentuk persentase, maka harus dihitung koefisien

determinasinya dengan rumus berikut.

KD = r2 X 100%

Keterangan:

KD = nilai koefisien determinasi

R (r) = nilai koefisien korelasi

KD = (0,511)2 X 100%

= 0,26 X 100%

= 26 %

Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 26%.

Hal ini dapat diartikan bahwa minat baca menentukan hasil belajar Bahasa
56

Indonesia siswa sebesar 26% dan faktor lain yang mempengaruhi sebanyak

74%.

4.2 Pembahasan

Penelitian yang dilakukan di SD Inpres 1 Donggulu bertujuan untuk melihat

hubungan antara minat baca dengan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV

SD Inpres 1 Donggulu. Angket dibagikan ke kelas sampel berdasarkan teknik

pengambilan sampel random sampling yaitu kelas IV. Angket yang berjumlah 13

pernyataan di bagikan kepada 18 siswa.

Setelah data yang didapatkan melalui angket, peneliti menemukan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil belajar Bahasa Indonesia

siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu. Setelah dihitung menggunakan aplikasi SPSS

25 yaitu analisis korelasi, diperoleh bahwa hubungan minat baca dan hasil belajar

Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu memiliki tingkat hubungan

sedang. Hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Inpres 1

Donggulu berada dalam kriteria baik sekali dengan presentase sebesar 61,11% dan

dalam kriteria baik sebesar 38,89%. Sedangkan minat baca siswa berada dalam

kriteria tinggi dengan persentase sebesar 55,56%, pada kriteria sangat tinggi dengan

persentase sebesar 27,78% dan pada kriteria sedang dengan persentase sebesar

16,66%.

Kebiasaan membaca yang dilakukan oleh seseorang ditentukan oleh berbagai

faktor, salah satunya minat. Minat adalah kecenderungan untuk menaruh perhatian
57

dan menikmati beberapa kegiatan. Minat merupakan faktor internal yang

mempengaruhi seseorang untuk berbuat sesuatu, salah satunya membaca. Orang

yang memiliki minat dalam kegiatan membaca akan cenderung menyukai dan

menaruh perhatiannya pada kegiatan tersebut. Sebaliknya, jika orang yang memiliki

minat baca yang kurang, maka orang tersebut tidak akan melakukan kegiatan

tersebut dengan rasa suka. Menurut Lilawati dalam Sudarsono (2010) minat baca

adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang

terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan individu untuk membaca dengan

kemauannya sendiri. Minat baca merupakan salah satu kunci penting bagi seseorang

untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi.

Minat merupakan salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa. Menurut Slameto dalam Hapnita et al., (2018) menerangkan bahwa

minat memiliki pengaruh yang besar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari

tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar sungguh-sungguh. Minat

seseorang dapat tumbuh dengan adanya rasa suka maupun senang serta menaruh

perhatian lebih kepada suatu kegiatan atau hal yang dilakukan.

Hasil belajar seorang siswa tentu tidak lepas dari kebiasaan yang dia lakukan

di dalam kesehariannya untuk mendukung proses belajarnya, kegiatan positif tentu

akan memberi dampak yang baik bagi hasil belajar siswa. Salah satu kebiasaan yang

baik itu adalah membaca. Farr dalam Dalman (2014) menyebutkan bahwa Reading is

the heart of education, yang artinya membaca merupakan jantung pendidikan.

Semakin sering seseorang membaca, maka pengetahuan dan wawasannya akan


58

semakin bertambah dan semakin luas. Pengetahuan dan wawasan yang dimiliki siswa

akan memiliki pengaruh yang sangat positif terhadap keberhasilan belajar siswa

tersebut.

Hubungan antara minat baca dengan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa

kelas IV SD Inpres 1 Donggulu memiliki tingkat hubungan sedang yaitu 0,508 atau

jika dipresentasikan sebesar 26%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 74% dipengaruhi

oleh faktor lainnya. Minat baca seorang siswa akan sangat mempengaruhi hasil

belajar siswa. Kuatnya minat baca siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu salah

satunya dipengaruhi oleh adanya perpustakaan. Di dalam perpustakaan tersebut

terdapat berbagai macam buku bacaan, seperti komik, buku cerita, majalah dan buku

pelajaran lainnya.

Penelitian ini di perkuat oleh Kuanaben (2016) yang berjudul, Hubungan

Minat Membaca dengan Kemampuan Menulis Karangan Siswa Kelas V SDN Jarakan

Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa

minat membaca berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemampuan

menulis karangan pada siswa kelas V dengan sumbangan terbesar 9,9%. Artinya

semakin besar minat membaca siswa, semakin besar pula kemampuan menulis

karangan. Oleh karena itu minat membaca perlu ditingkatkan sejak dini pada anak

agar anak mudah mengungkpakan ide dan gagasan dalam bentuk sebuah tulisan atau

karangan.

Berdasarkan hasil penelitian, minat baca memiliki hubungan dengan hasil

belajar Bahasa Indonesia siswa. Minat tidak dibawa sejak lahir, tapi harus
59

ditumbuhkan. Cara menumbuhkan minat baca menurut (Naim, 2013) : harus dimulai

sejak dini dan secara intensif dalam lingkungan keluarga serta sekolah. Selanjutnya

membangun kecintaan terhadap buku, kecintaan tersebut akan membuat seseorang

tidak merasa bosan atau capek. Yang terakhir dengan jalan menyediakan bahan

bacaan, yang bisa diperoleh dari took buku, perpustakaan, pameran, toko buku

loakan, internet dan juga kliping.

Hal ini didasarkan pada pendapat Harjanto (2011) yang menyatakan bahwa

salah satu cara untuk menumbuhkan minat baca pada anak yaitu: 1) membiasakan

anak untuk membaca buku; 2) mengajak anak ke toko buku atau perpustakaan; 3)

membeli buku yang sesuai dengan minat atau hobi anak; 4) bertukar buku dengan

teman; 5) menempatkan buku pada tempat yang mudah dijangkau; 6) menambah

koleksi berbagai macam buku bacaan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa

minat baca siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu kecamatan kasimbar, kabupaten

Parigi Moutong berada dalam kriteria tinggi dengan persentase sebesar 55,56%, pada

kriteria sangat tinggi dengan persentase sebesar 27,78% dan pada kriteria sedang

dengan persentase sebesar 16,66%. Sedangkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa

berada pada kriteria baik sekali dengan presentase 61,11% dan pada kriteria baik

dengan presentase sebesar 38,89%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil belajar bahasa Indonesia

siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu dan memiliki tingkat hubungan sedang,

diketahui bahwa rhitung lebih besar dari rtabel dengan nilai signifikasi 0,508 > 0,468 dan

bertanda positif maka Ha diterima dan H0 ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil belajar Bahasa Indonesia

siswa kelas IV SD Inpres 1 Donggulu, Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi

Moutong.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian dan kesimpulan adalah

sebagai berikut:

60
61

1. Guru

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada guru

mengenai pentingnya minat baca terhadap hasil belajar siswa, tidak hanya

pada mata pelajaran bahasa Indonesia saja, tapi penting pada semua mata

pelajaran.

2. Siswa

Melalui penelitian ini, diharapkan siswa semakin termotivasi untuk

belajar baik di sekolah maupun di rumah sehingga pengetahuan dan

pengalamannya dapat bertambah dengan tujuan meningkatkan hasil belajar

dalam mata pelajaran apapun.

3. Sekolah

Perlunya motivasi dari para guru untuk siswa agar senang membaca

dimanapun mereka berada serta menambah koleksi buku bacaan, tidak hanya

buku pelajaran saja, tapi harus di tambahkan dengan buku bacaan lainnya

seperti buku komik, buku cerita bergambar, serta majalah di perpustakaan dan

diharapkan dari pihak sekolah dapat membuat lemari buku bacaan di setiap

kelas.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Rizal, & Palimbong, A. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Pembelajaran PKN Kelas V Melalui Metode Diskusi Di SDN No 1 Loli Londo.
Elementary School of Education E-Journal, Universitas Tadulako. 2(1), 51.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azizah, & Wanda Sari, A. (2020). The Application Model Learning Games ABC to Improve
Result Of Learning. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran, Universitas Tadulako.
4(Nomor 5).

BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. BSNP.

Dalman. (2014). Keterampilan Membaca. Bandung: Rajawali Press.

Djaali. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S. . (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Elfika, Tandi, H. Y., & Firmansyah, A. (2014). Pengunaan Buku Paket Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Tondo. Elementary School of Education E-Journal,
Universitas Tadulako. 2(2), 63.

Farida, R. (2011). Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Hapnita, W., Abdullah, R., Gusmareta, Y., & Rizal, F. (2018). Faktor Internal dan Eksternal
Yang Dominan Mempengaruhi Hasil Belajar Menggambar Dengan Perangkat Lunak
Siswa Kelas IX Teknik Gambar Bangunan SMKN 1 Padang Tahun 2016/2017. CIVED
JURUSAN TEKNIK SIPIL, Universitas Negeri Padang. 5(1), 2176.

Harjanto, B. (2011). Merangsang dan Melejitka Minat Baca Anak Anda. Yogyakarta: Manika
Books.

Kuanaben, Y. (2016). Hubungan Minat Membaca Dengan Kemampuan Menulis Karangan


Siswa Kelas V SDN Jarakan. Jurnal Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka. 5(2), 62.

Naim, N. (2013). The Power Of Reading. Jakarta: Aura Pustaka.

Reskia, S., Herlina, & Zulnuraini. (2014). Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Di SDN Inpres 1 Birobuli. Elementary School of Education E-
Journal, Universitas Tadulako. 2(2), 84.

Rozikin, S., Amir, H., & Rohiat, S. (2018). Hubungan Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia di SMA Negeri 1 Tebat Karai dan SMA
Negeri 1 Kabupaten Kepahiang. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Kimia, Universitas
Bengkulu. 2(1), 79.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka

62
63

Cipta.

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sollikhah, I. A. (2016). Hubungan Minat Baca dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Siswa Kelas V SDN Gugus Dipayuda Kecamatan Banjarnegara Kabupaten
Banjarnegara. Universitas Negeri Semarang.

Sudarsono, B. (2010). Pembinaan Minat Baca. Universitas Terbuka.

Sudjana. (2011). Jenis-jenis Hasil Belajar. Jakarta: Nusantara Press.

Sugiono. (2012). Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung:
Alfabeta.

Sugiyono. (2013a). Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013b). Statistik Nonparametris. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya.


Yogyakarta: Bumi Aksara.

Suprijono Agus. (2010). Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Syahrum, & Salim. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif (R. Ananda (ed.)). Bandung:
Citapustaka Media.

Tarigan, H. G. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:


Angkasa.

Tarigan, H. G. (2015). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:


Angkasa.
64

LAMPIRAN
65

Lampiran 1

INSTRUMEN ANGKET MINAT BACA (UJI COBA)

A. Identitas Responden

Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin :

Hari/Tanggal :

B. Petunjuk Pengisian

1. Isilah identitas adik-adik dengan benar.

2. Bacalah secara cermat terlebih dahulu setiap pernyataan sebelum adik-adik

menjawabnya di kolom jawaban.

3. Apapun pilihan jawaban adik-adik tidak mempengaruhi nilai pelajaranmu.

4. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan diri adik-adik dengan cara

memberi tanda check list (√) pada alterative jawaban-jawaban yang ada.

Pilihan Jawaban :

a. SS : jika kamu SANGAT SETUJU dengan pernyataan tersebut

b. S : jika kamu SETUJU dengan pernyataan tersebut

c. TS : jika kamu TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut

d. STS : jika kamu SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut


66

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya senang membaca di manapun saya

berada

2. Saya malas membaca buku

3. Saya suka mengunjungi perpustakaan

4. Saya lebih suka membaca buku daripada

menonton televisi

5. Saya lebih suka bermain game daripada

membaca buku

6. Saya hanya membaca buku jika di suruh

orang tua

7. Saya membaca karena keinginan saya

sendiri

8. Ketika saya membaca buku, maka

pengetahuan saya bertambah

9. Saya harus membaca buku, karena

membuat saya pintar

10. Saya tidak memperoleh manfaat apapun

dari membaca buku

11. Saya membaca buku jika ada tugas atau

ulangan saja
67

12. Sebagai siswa SD, saya tidak harus

membaca buku

13. Membaca buku dapat membantu saya

memahami pelajaran

14. Saya selalu membaca buku setiap pergi ke

perpustakaan

15. Saya jarang membaca buku

16. Walaupun hari libur, saya tetap membaca

buku

17. Dalam sehari, minimal saya membaca satu

buku bacaan

18. Dalam sehari, saya tidak selalu membaca

buku

19. Saya suka membaca bermacam-macam

buku

20. Saya memiliki banyak koleksi buku bacaan

di rumah

21. Saya hanya membaca buku-buku yang

berkaitan dengan tugas sekolah

22. Saya lebih suka membeli mainan atau jajan

daripada buku bacaan


68

23. Saya tidak suka mengoleksi buku

24. Jika teman saya memiliki buku baru, saya

akan meminjamnya

25. Saya suka menabung untuk membeli buku

baru
69

Lampiran 2

DATA SAMPEL UJI COBA ANGKET

No. Nama L/P

1 Moh. Rizki L

2 Meisya Belia P

3 Fatima P

4 Difana P

5 Sisi P

6 Nawaf L

7 Afizah P

8 Iksan L

9 Airin P

10 Nofi P

11 Rifaldi L

12 Fahmi L

13 Hermansiyah L

14 Agim L

15 Nur Ain P

16 Abdul Wahid L

17 Abdul Latif L

18 Fitria P
70

Lampiran 3

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

ANGKET MINAT BACA SISWA

1. Uji Validitas

NO. Pernyataan rtabel rhitung Keterangan

1 Pernyataan 1 0,468 0,355 Tidak Valid


2 Pernyataan 2 0,468 0,756 Valid
3 Pernyataan 3 0,468 0,583 Valid
4 Pernyataan 4 0,468 0,343 Tidak Valid
5 Pernyataan 5 0,468 0,776 Valid
6 Pernyataan 6 0,468 0,619 Valid
7 Pernyataan 7 0,468 0,257 Tidak Valid
8 Pernyataan 8 0,468 0,490 Valid
9 Pernyataan 9 0,468 0,087 Tidak Valid
10 Pernyataan 10 0,468 0,651 Valid
11 Pernyataan 11 0,468 0,547 Valid
12 Pernyataan 12 0,468 0,771 Valid
13 Pernyataan 13 0,468 0,002 Tidak Valid
14 Pernyataan 14 0,468 0,052 Tidak Valid
15 Pernyataan 15 0,468 0,781 Valid
16 Pernyataan 16 0,468 0,144 Tidak Valid
17 Pernyataan 17 0,468 0,333 Tidak Valid
18 Pernyataan 18 0,468 0,198 Tidak Valid
19 Pernyataan 19 0,468 0,533 Valid
20 Pernyataan 20 0,468 0,055 Tidak Valid
21 Pernyataan 21 0,468 0,486 Valid
22 Pernyataan 22 0,468 0,661 Valid
23 Pernyataan 23 0,468 0,364 Tidak Valid
24 Pernyataan 24 0,468 0,157 Tidak Valid
25 Pernyataan 25 0,468 0,470 Valid
71

2. Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's
N of Items
Alpha

.759 13
72

Lampiran 4

DATA RESPONDEN PENELITIAN

NO NAMA L/P

1 Illi L

2 Abdiatul P

3 Galang L

4 Heni P

5 Amira P

6 Riski L

7 Sela P

8 Eka P

9 Parlan L

10 Zahira P

11 Rembulan Sinar Ramadani P

12 Andi Gibran L

13 Ahmad Fahri L

14 Nur Fadilah P

15 Asyillah P

16 Topan L

17 Abdul Majid L

18 Muh. Al-Furqan L

N 18
73

Lampiran 5

ANGKET PENELITIAN MINAT BACA SISWA (SETELAH DI UJI COBA)

A. Identitas Responden

Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin :

Hari/Tanggal :

B. Petunjuk Pengisian

1. Isilah identitas adik-adik dengan benar.

2. Bacalah secara cermat terlebih dahulu setiap pernyataan sebelum adik-

adik menjawabnya di kolom jawaban.

3. Apapun pilihan jawaban adik-adik tidak mempengaruhi nilai

pelajaranmu.

4. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan diri adik-adik dengan cara

memberi tanda check list (√) pada alternative jawaban-jawaban yang ada.

Pilihan Jawaban :

SS : jika kamu SANGAT SETUJU dengan pernyataan tersebut

S : jika kamu SETUJU dengan pernyataan tersebut

TS : jika kamu TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut

STS : jika kamu SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan tersebut


74

1. Saya malas membaca buku

2. Saya suka mengunjungi perpustakaan

3. Saya lebih suka bermain game daripada


membaca buku
4. Saya hanya membaca buku jika di suruh
orang tua
5. Ketika saya membaca buku, maka
pengetahuan saya bertambah
6. Saya tidak memperoleh manfaat apapun
dari membaca buku
7. Saya membaca buku jika ada tugas atau
ulangan saja
8. Sebagai siswa SD, saya tidak harus
membaca buku
9. Saya jarang membaca buku

10. Saya suka membaca bermacam-macam


buku
11. Saya hanya membaca buku-buku yang
berkaitan dengan tugas sekolah
12. Saya lebih suka membeli mainan atau jajan
daripada buku bacaan
13. Saya suka menabung untuk membeli buku
baru
75

Lampiran 6

HASIL ANGKET MINAT BACA SISWA


76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87

Lampiran 7

DATA VARIABEL X MINAT BACA SISWA

N P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 Jumlah Nilai

1 3 4 1 1 4 1 1 4 3 3 3 4 4 36 69

2 3 3 3 1 3 2 2 4 3 3 3 3 3 36 69

3 3 4 4 1 4 4 3 4 1 3 1 4 4 40 77

4 4 4 3 1 4 3 1 3 3 4 3 4 4 41 79

5 4 4 4 2 3 4 2 4 4 3 1 4 4 43 83

6 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 48 92

7 4 4 3 2 3 4 1 4 4 3 2 4 3 41 79

8 3 4 4 1 4 4 1 4 4 4 3 4 4 44 85

9 4 4 3 1 4 4 2 4 4 4 1 4 4 43 83

10 4 3 4 2 3 4 2 4 2 3 2 4 4 41 79

11 3 2 3 3 4 4 3 4 2 3 3 2 4 40 77

12 1 3 2 1 3 3 4 4 3 3 1 2 2 32 62

13 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 4 1 25 48

14 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 94

15 1 3 3 4 1 3 1 1 2 3 4 3 3 32 62

16 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 30 58

17 1 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 13 30 58

18 3 4 4 2 4 4 1 4 3 1 4 4 1 39 75
88

Lampiran 8

DATA SKOR VARIABEL Y (HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA)

N Nilai

1 71

2 79

3 80

4 81

5 73

6 87

7 80

8 86

9 78

10 80

11 82

12 70

13 80

14 84

15 80

16 79

17 72

18 80
89

Lampiran 9

REKAPITULASI TOTAL SKOR


MINAT BACA SISWA DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
N Minat Baca Hasil Belajar

1 69 71
2 69 79
3 77 80
4 79 81
5 83 73
6 92 87
7 79 80
8 85 86
9 83 78
10 79 80
11 77 82
12 62 70
13 48 80
14 94 84
15 62 80
16 58 79
17 58 72
18 75 80
90

Lampiran 10

HASIL DESKRIPTIF DATA


MINAT BACA SISWA DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

1. Minat Baca Siswa

2. Hasil Belajar Bahasa Indonesia


91

Lampiran 11

HASIL UJI NORMALITAS


92

Lampiran 12

HASIL KOEFISIEN KORELASI


MINAT BACA SISWA DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
93

Lampiran 13

TABEL r PRODUK MOMENT PADA SIG. 0,05


NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT
94

Lampiran 14

DOKUMENTASI PENELITIAN
95
96
97
98
99
100
101

BIODATA PENULIS

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Uswatun Hasanah

Tempat/Tanggal Lahir : Nganjuk, 31 Agustus 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Orang Tua

a. Ayah : Musiran

b. Ibu : Jarwiati

II. JENJANG PENDIDIKAN

SD : SDN Ngrami 1

SMP : SMP Negeri 1 Sukomoro

SMA : SMA Negeri 3 Poso Kota

PT : Universitas Tadulako

Anda mungkin juga menyukai