Anda di halaman 1dari 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC UNTUK

MENINGKATKANKEMAMPUANMEMBACAPEMAHAMANBAHASA

INDONESIA DAN SIKAP KERJASAMA KELAS IV SD NEGERI

TOMBOLO.K, KABUPATEN GOWA

Proposal
Diajukansebagaisalahsatu Persyaratan dalam

RangkaPenelitianuntukpenyusunanProposaldalamProgramStudiPendidikanGuru Sekolah

Dasar

Oleh
REZKY AULYA YUSUF
105401108120

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

KEGURUANDANILMUPENDIDIKANUNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUNAKADEMIK2023
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWarahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil‘alamin tiada kata yang lebih indah selain ucapan

syukur kepada allah subuhanna wa‗ta ala atas Rahmat dan karunia-Nya yang

menganugrahkan kehidupan dan kemampuan serta kesehatan baik itu sehat fisik

maupun akal fikiran yang tak pernah ternilai, sehingga mampu untuk melanjutkan

hidup dan menyelesaikan segala urusan.

Tak lupa pula sholawat serta salam penulis hanturkan kepada Nabi

Muhammad Shallallahu alaihiwa salam keluarga sahabat serta pengikutnya yang

saleh. Nabi yang mampu menggulung bendera kekafiran dan mengibarkanbendera

keislaman sehingga kita dapat merasakan indahnya islam dan manisnya iman.

Teristimewa peneliti ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang

telah menyekolahkan peneliti sampai sekarang serta do‘a yang tidak putus-

putusnya demi kesuksesan dan masa depan peneliti yang lebih baik kedepannya.

Semoga keduanya diberikan kesehatan dan rahmat dari Allah Subhanawata‘ala.

Syukur alhamdulillah kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilakukan oleh salah satu mahasiswa/guru SD NEGERI TOMBOLO.K untuk

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan sikap kerjasama

menggunakan model pembelajaran CIRC kelas IV yang diselenggarakan di SD

NEGERI TOMBOLO.K telah selesai dikerjakan dengan harapan agar proses

pembelajaranyangdilaksanakansemakinberkualitasyangpadaakhirnyadapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian yang telah dilaksanakan tersebut

dengan judul ―PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA

INDONESIA DAN SIKAP KERJASAMA”.

Mudah-mudahan hasil penelitian tindakan ini dapat bermanfaat bagi guru,

sekolah dan dunia pendidikan sebagai alternatif metode dalam pelaksanaan

pembelajaran demi terwujudnya tujuan pendidikan.

Makassar20Desember2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUA

A. LatarBelakang

Pembelajaranbahasadisekolahdasarterdiri dari empatkemampuan

yaitu membaca, menulis, menyimak serta berbicara. Keempat kemampuan

ini sangat perlu dikuasai siswa. Salah satunya yaitu mengenai kemampuan

membaca. Kegiatan membaca termasuk suatu kegiatan yang

sangatpentinguntukdilakukan.

Sebabkegiatanmembacamerupakansebuahcara yang dilakukan guna

mendapatkan suatu pesan maupun informasi, membaca bukan hanya

sekedar memperoleh informasi, namun melalui membaca kita juga dapat

memahami informasi yang ada pada suatu teks bacaan sehingga dapat

menjadi ilmu pengetahuan bagi pembaca (Patiung, 2016). Dalam suatu

Pendidikan formal sangat perlu menguasaiketrampilan membaca karena

keberhasilan dalam pembelajaran sangat ditentukan oleh kemampuan

membaca yang dimiliki peserta didik(Purwati et al., 2016).

Membaca termasuk dalam suatu proses interaktif dimana seorang

pembaca harus dapat memahami makna dari teks yang ia baca secara

efektif. Kegiatan membaca secara efektif dilakukan agar pembaca secara

fokus memahami apa yang telah dibaca dan mengetahui dengan baik

mengenai isi tekstersebut (Gilakjani, 2016). Untuk dapat memahami suatu

informasi bacaan dibutuhkan suatu kemampuan yaitu membaca

pemahaman,sehinggadalamhalinisiswasangatperlumenguasai
kemampuan dalam membaca pemahaman, sebab kemampuan membaca

adalah suatu hal yang utama agar mendapat suatu pengetahuan beserta

informasi baru.

Membaca pemahaman termasuk dalam sebuah kegiatan yang

dilakukan untuk memahami suatu bacaan maupun isi teks baik secara

tersirat maupun tersurat. Tiap siswa pastinya memiliki suatu kemampuan

memahami suatu bacaan yang berbeda (Lutfiyana et al., 2019).

Kemampuan dalam memahami isi bacaan tidak dapat dipisahkan dalam

kegiatan membaca pemahaman sehingga apa yang dibaca harus memiliki

makna.Siswaperlumempunyai kemampuanmembacapemahamankarena

nantinya mampu meningkatkan kemampuan membaca yang dimiliki.

Namun faktanya kemampuan membaca pemahaman yang dimiliki siswa

masih rendah. Faktor yang menyebabkan kemampuan membaca

pemahaman siswa rendah yaitu siswa belum memiliki kesadaran dalam

membaca. Biasanya siswa hanya membaca tanpa mengatahui maknadalam

teks yang telah baca. Proses pembelajaran yang monoton akan

menyebabkan siswa tidak termotivasi dan merasa jenuh pada saat

mengikuti pembelajaran.

Masalah lain juga terjadi saat siswa diminta guru untuk membaca,

kemudian secara spontan siswa diberikan pertanyaan oleh guru, nyatanya

beberapa siswa tidak mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru,

hal itu juga dapat disebabkan karena siswa kurang konsentrasi pada saat

membacadansecaratidaklangsungdapatdikatakanbahwasiswamasih
kesulitan dalam memahami isi bacaan dan menentukan suatu informasi

yang telah dibaca. Kemudian pada saat siswa mengerjakan soal mengenai

teks wacana guru harus turun tangan untuk membimbing siswa agar

mereka dapat mengerjakan soal karena jika tidak ada bimbingan dari guru

siswaakan kesulitanpadasaatmengerjakansoal. Hallainterjadijugapada saat

membaca siswa kesulitan mengetahui makna dalam kata karena terkadang

siswa menemukan kata baru yang artinya belum merekaketahui, biasanya

jika hal ini terjadi siswa akan bertanya kepada guru mengenai kata sukar

yang tidak diketahui artinya. Dalam pengerjaan soal yang didalamnya

memuat tentang menentukan pernyataan dalam isibacaan biasanya siswa

masih kesulitan karena siswa kurang memahami bacaan dan siswa kurang

teliti dalam mengerjakan. Selain itu dalam menarik kesimpulan pada

bacaan siswa masih kesulitan karena biasanya siswa sedikit kebingungan

dan terkadang terkecoh dengan beberapa opsi jawaban yang ada.

Sedangkan kegiatan pembelajaran berkelompok hanya sekali

duakali dilakukan. Dalam kegiatan berkelompok sikap kerjasama siswa

tergolong masih rendah. Siswa yang tergolong pintar cenderung tidak mau

berkelompok dengan siswa yang biasa, siswa yang tergolong pintar

biasanya hanya mau berkelompok bersama siswa yang pintar sehingga

terkadang seluruh siswa belum dapat terlibat secara aktif pada kegiatan

berkelompok. Dalam pembelajaran berkelompok terkadang terdapat siswa

yangbelumbisamenghargaihasilkerjatemandanterkadang
menyebabkan kegaduhan didalam kelompok, namun masih terdapat siswa

yang pasif didalam kelompok bahkan tidak ikut serta memberikanmasukan

dalam kelompoknya. Kemampuan siswa dalam berbagi tugasjuga masih

rendah, sehingga guru harus turun tangan untuk membantu siswa agar

kegiatan kelompok berjalan dengan baik. Selain itu kondisi kelas pada saat

pembelajaran berkelompok cenderung gaduh sehinggaguru kesulitan pada

saat mengkondisikan kelas dan kegiatan pembelajaran berjalan kurang

efektif.

Dari uraian permasalahan diatas, sehingga dibutuhkan suatu model

agar dapat mengatasi masalah tersebut. Model pembelajaran yang dapat

digunakan yaitu model Cooperative Integrated Reading Composition

(CIRC), model pembelajaran ini adalah model pembelajaran khusus mata

pelajaran Bahasa Indonesia. model CIRC juga dikatakan sebagai model

pengajaran membaca dan menulis pada jenjang sekolah dasar di kelas

tinggi. Kegiatan pembelajaran menggunakan model CIRC dilakukansecara

berkelompok dengan 4-5 orang untuk memahami suatu bacaan

(Kusumawardani et al., 2020). Model pembelajaran CIRC dianggap

mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan sikap

kerjasama siswa karena melalui model CIRC akan mempermudah siswa

dalam memahami bacaan, selain itu dapat membantu siswa yang

kemampuan membacanya masih rendah, sebab pada pelaksanaan kegiatan

pembelajaran siswa nantinya dibentuk kelompok secara heterogen,

sehingga siswa yang memiliki kemampuan tinggi akan ikut mendominasi


siswa yang kemampuan membaca pemahamannya rendah, sehingga

mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman setiap. Selainitu

model pembelajaran ini juga mampu mengembangkan interkasi sosial

siswa seperti bekerjasama, karena dalam pelaksanaannya sikap kerjasama

antar siswa sangat dibutuhkan.

Jika penelitian ini berhasil tentunya akan menjadi suatu solusiuntuk

guru agar dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan

sikap kerjasama siswa. Sehingga perlu untuk melakukan sebuah penelitian

tindakan kelas tentang Penerapan Model Pembelajaran CIRC untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman BahasaIndonesia dan

Sikap Kerjasama Kelas IV SD NEGERI TOMBOLO.K

B. RumusanMasalah
Berdasarkanpadalatarbelakangmasalahtersebutmakarumusanmasalah

dalam penelitian ini adalah:

1. ApakahmodelpembelajaranCIRCdapatmeningkatkankemampuan

membaca pemahaman kelas IV di SD NEGERI TOMBOLO.K?

2. ApakahmodelpembelajaranCIRCdapatmeningkatkansikapkerjasama kelas

IV di SD NEGERI TOMBOLO.K?

C. TujuanPenelitian
Berdasarkanpadarumusanmasalahtersebutmakatujuandalampenelitian ini

adalah:

1. Untukmengetahuipeningkatankemampuanmembacapemahamankelas IV di

SD NEGERI TOMBOLO.K menggunakan model CIRC.


2. Untuk mengetahui peningkatan sikap kerjasama kelas VI di SD NEGERI

TOMBOLO.K menggunakan model CIRC.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagisekolah

a. Hasildalam penelitian ini diharapkan mampu memberi tambahan

informasi mengenai model pembelajaran CIRC

b. Meningkatkan mutu pembelajaran khususnya dalam pembelajaran

bahasa indonesia.

2. Bagiguru

a. Mampu menjadikan penelitian ini sebagai suatu masukan untuk

melakukan proses pembelajaran dengan lebih baik, khususnya

pembelajaran membaca.

b. Menambah wawasan guru mengenai model pembelajaranmembaca.

3. Bagisiswa

a. Mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa

terhadap pembelajaran bahasa indonesia.

b. Mampumeningkatkansikapkerjasamasiswa

4. Bagipeneliti

a. Hasil dalam penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumbangsih

pemikiran tentang penggunaan model pembelajaran CIRC guna

membantu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan

sikap kerjasama siswa.


b. Hasildaripenelitianinidiharapkanbisamenjadisuaturefrensi maupun

sumber informasi.
BAB II

KAJIANPUSTAKA

A. KajianTeori

1. ModelPembelajaranCooperativeIntegratedReadingComposition
(CIRC)
a. PengertianModelPembelajaranCIRC

Model pembelajaran CIRC adalah suatu model yang inovatif dan saat ini

kian dikembangkan. Model pembelajaran ini pada awalnya dikembangkan oleh

Madden, Stevens, dan Slavin pada tahun 1986. Model Cooperative Integrated,

Reading and Composition (CRIC) merupakan model pembelajaran mata

pembelajaran khusus bahasa dalam rangka membaca menemukan ide pokok,

pokok pikiran atau tema sebuah wacana.Model pembelajaran CIRC menjadisuatu

model pembelajaran yang dipergunakan sebagai model pengajaranmembaca yang

dianggap efektif bagi siswa yang mempunyai kemampuan membacaberbedabeda.

Model pembelajaran CIRC ini dikembangkan berdasarkan kerjasama dengan

Universitas Johns Hopkins dan sekolah-sekolah umum yang berada di amerika

serikat pada tahun 1986-1988 (Hakim, 2020). Model pembelajaran CIRC biasanya

digunakan untuk mengajarkan kepada siswa mengenai membaca dan menulis.

Model pembelajaran CIRC biasanya memfokuskan kegiatan pembelajaran

dalam pemahaman bacaan dan penyelesaian dalam bentuk soal cerita. Dengan

tekniskegiatanyaitukegiatanmembacadenganberpasangan,mencarimasalah,
memeproleh kata kunci, dan pengecekan hasil pekerjaan yang dituliskan padahasil

kolaborasi pekerjaan dalam kelompok (Rahmadani et al., 2019).

Jadi dapat dikatakan bahwa model pembelajaran CIRC yaitu suatu model

pengajaran membaca dan menulis yang efektif digunakan pada proses

pembelajaran, dalam pelaksanaanya model pembelajaran CIRC melibatkan

keaktifan siswa. model ini difokuskan untuk membantu siwa memahami suatu isi

bacaan maupun membantu siswa dalam menulis.

a. CiriModelPembelajaran CIRC

Menurut(Sumarni,2013)ciridarimodelpembelajaranCIRCyaitu:

1. Memilikitujuandalamkelompok.

2. Tiapindividumemilikitanggungjawabmasing-masing.

3. Tidakterdapattugaskhususpadakelompok.

4. Setiapanggotakelompoksama-samamemiliki kesempatanuntuksukses.

5. Setiapanggotakelompokmemerlukankesesuaiandiri.

a. Unsur-UnsurModelPembelajaranCIRC

Terdapat unsur-unsur penting dalam model pembelajaran CIRC. menurut

Slavin dalam Sumarni (Sumarni, 2013) Unsur penting dalam model CIRC yaitu:

1. Kelompokmembaca

Pada kelompok membaca nantinya siswa dapat dibentuk dalam

berbagai kelompok dengan 4-5 anggota dengan kemampuan membaca

yang berbeda.
2. Tim

Siswa dibagi secara berpasangan, kemudian pasangan ini dibagi

pada suatu tim yang berasal dari 2 tingkat kelompok membaca yang

berbeda.

3. Kegiatanyangberhubungandengancerita

Siswa dapat memakai bahan bacaan biasa maupun novel atau buku

cerita, kemudin cerita tersebut secara secara bersama-sama siswa

melakukan kegiatan diskusi sesuai arahan dari guru.

4. Pemeriksaanolehpasangan

Setalahitupasanganmerekaharusmemberikan formulirtugas yang

menjelaskan jika mereka sudah menyelesaikan tugas.

5. Tes

Pada akhir kegiatan pembelajaran siswa akan diberikan suatu tes

untuk menguji pemahaman dalam cerita. Dalam pelaksanaan tes ini siswa

tidak boleh bekerjasama satu sama lain.

b. KelebihanModelPembelajaranCIRC

MenurutChristina&Kristin(2016)kelebihandarimodelpembelajaran CIRC

adalah:

1. Model ini sangat cocok digunakan untuk meningkatkan ketrampilan siswa

dalam penyelesaian soal pemecahan masalah.

2. Padakegiatanpembelajarangurutidakbegitumendominasisiswa,sehingga

nantinya siswa tidak bergantung oleh guru.


3. Pekerjaan siswa akan dilakukan secara teliti, karena dilakukan secara

berkelompok.

4. Siswamampumendalamisoaldansalingcekpekerjaan.

5. Mampumembantusiswayangmemiliki kemampuanlemah.

6. Hasilbelajarsiswadapatmeningkat

c. LangkahPembelajaranCIRC

Langkah dalam proses pembelajaran CIRC menurut Rahman (2016) terdiri

dari 6 langkah. Langkah pembelajaran tersebut meliputi:

1. Siswa dibagi secara berkelompok oleh guru, setiap kelompok

beranggotakan 4-5 secara acak.

2. Siswa diberikan teks wacana oleh guru sesuai materi pembelajaran yang

akan dibahas.

3. Setiap siswa saling membacakan teks bacaan dan bersama-sama mencari

ide pokok kemudian memberi respon mengenai bacaan kemudian

dituliskan pada lembar jawaban.

4. Perawakilansiswamembacakanhasil kerjakelompokmereka.

5. Bersama dengan murid guru membuat kesimpulan menganai teks wacana

yang telah didiskusikan.

6. Gurumembacakanhasilkesimpulanyangtelahdibuatbersamadengan siswa.

DarilangkahkegiatanpembelajaranCIRCdiatasmakadapatdiketahui bahwa

proses pembelajaran menggunakan model CIRC nantinya

dapat
membangun pengetahuan siswa, karena siswa melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan berkelompok. Nantinya siswa yang tergolong pintar akan

membantu siswa yang lemah, sehingga mampu menghasilkan kontribusi yang

positif antar anggota.

2. KemampuanMembacaPemahaman

a. PengertianMembaca

Kegiatan membaca dapat dikatakan sebagai suatu proses untuk

memperkenalkan huruf, memberikan suatu pemahaman mengenai sebuah

kata sehingga nantinya dapat memahami suatu makna yang terdapat pada

sebuah kalimat dalam bacaan yang telah dibaca (Setyowati et al., 2021).

Membaca memiliki arti yang penting bagi siapapun, melalui kegiatan

membaca seseorang akan mengetahui hal baru maupun memperoleh

pengetahuan dan informasi.

b. PengertianMembacaPemahaman

Membaca pemahaman tergolong dalam suatu proses untuk mencari

arti secara aktif melalui teks agar dapat memahami setiap hal baru yang

telah dibaca. Terdapat 3 bagian penting didalam membaca pemahaman,

yaitu: 1) Pengetahuan mengenai suatu hal baru 2) Mengetahui berbagai

struktur dalam teks bacaan 3) Mencari arti secara aktif (Fauziah, 2013).

Disamping itu membaca pemahaman juga menjadi suatu kegiatan

membaca yang tujuannya agar memehami isi bacaan. Menurutnyapembaca

tidak hanya diminta untuk melafalkan huruf, namun juga diminta

mampumemahamiisibacaandariteksyangtelahdibaca.Artilaindari
membaca pemahaman yaitu suatu proses berfikir yang didasarkan pada

aspek pemahaman meliputi kemampuan untuk memahami ataumengetahui

ide pokok, kemampuan untuk memahami hal yang dibaca, kemampuan

memahami fakta, dan kemampuan memahami informasi yang tepat dan

sesuai makna didalam bacaan (Dalman, 2014).

c. TujuanMembacaPemahaman

Pada suatu kegiatan pastinya memiliki suatu tujuan yang akan

dicapai. Dalam hal ini tujuan utama membaca yaitu untuk mendapatkan

informasi, dimana informasi tersebut mencakup isi pada bacaan yangtelah

dibaca, selain itu membaca juga bertujuan untuk memperoleh atu makna

maupun untuk mewujudkan kembali makna dari penulis. MenurutTaringan

dalam Herliyanto (2019) hal terpenting dalam tujuan membaca yaitu:

1. Mendapatfakta-faktadalambacaan

2. Memperolehideutamapadabacaan

3. Mengetahuiurutandalamcerita

4. Dapatmenyimpulkanisi bacaan

5. Dapatmengelompokkan

6. Dapatmenilai

7. Dapatmembandingkan

d. TingkatMembacaPemahaman`

MenurutparaahlidalamKaban&Lutnia(2015)tingkatdalammembaca

pemahaman meliputi:
1. Pemahamanliteral

Pemahaman literal merupakan suatu kegiatan membaca agar

memahami makna denotative dalam kata tersurat. Artinya, tidak hanya

menangkap informasi pada teks tanpa mencari dan mendalami maknanya.

Namun, pembaca juga memiliki kemampuan untuk menjelaskan urutan

peristiwa dalam teks.

2. Pemahamaninterpretative

Pemahaman interpretative merupakan kegiatan membaca yang

bertujuan dapat menganalisis makna konotatif dalam kata tersirat,

mengetahui perbedaan kalimat utama dengan penjelas, dan menjabarkan

suatu hubungan sebab dan akibat.

3. Pemahamankritis

Pemahaman kritis adalah suatu kemampuan membaca agar dapat

menjelaskan ide pokok dalam bacaan, membedakan fakta serta

membedakan kebenaran informasi pada teks.

4. Pemahamankreatif

Pemahaman kreatif adalah suatu kegiatan pembaca guna

menyebutkan informasi, fakta, menggali masalah dalam kehidupan sehari-

hari di dalam bacaan, serta mengetahui kesimpulan.

e. IndicatorMembacaPemahaman

MenurutHasibuan&Rambe(2021)Indikatorkemampuanmembacapemahama

n yaitu:

1. Mengetahuiinformasimengenai fakta.
2. Mengetahuimaknadalam suatu kata maupun suatuistilah.

3. Mengetahuihubungandalam bacaan.

4. Mengetahui organisasi bacaan mengenai ide pokok dan penjelas. kalimat

pokok dan penjelas.

5. Mengetahuitemadantopikdalam bacaan.

6. Dapat menarik suatu kesimpulan mengenai hal, konsep, masalah dan suatu

pendapat.

Indikatormembacapemahamanmenurutputrietal(2019)yaitu:

1. Dapatmenentukangagasanutamadalambacaan.

2. Dapatmenentukaninformasidaribacaanyangtelah dibaca.

3. Dapatmenemukansuatu faktamaupunopini dalambacaan.

4. Dapatmenariksuatukesimpulanmelalui teks yangtelahdibaca.

Indikatormembacapemahamanmenurut Safitrietal(2021)yaitu:

1. Menentukansuatu idepokokyangadapadaparagraf.

2. Menariksuatukesimpulan yangadadalambacaan

3. Mampumenentukansuataupernyataanyangsesuaidenganisipada bacaan.

Daribeberapaindikatormembacapemahamanyangadadiatas,indikator indikator

membaca pemahaman dalam penelitian ini yaitu:


1. Dapatmenentukaninformasi daribacaan.

2. Mengetahui maknadalamkata.

3. Dapatmenentukanpernyataanyangsesuaidengan isibacaan.

4. Dapatmenarikkesimpulandalambacaan.

3. PembelajaranBahasaIndonesiadiSekolahDasar

Bahasa menjadi peran paling utama untuk perkembangan pengetahuan,

emosional, dan sosial siswa. bahasa indonesia juga dijadikan sebagai penopang

keberhasilan dalam mempelajari berbagai mata pelajaran lainnya. Degan adanya

pembelajaran bahasa indonesia diharapkan peserta didik mampu mengenali

dirinya, budayanya maupun budaya orang lain, mengutarakan pendapat dan

perasaan, keterlibatan pada masyarakat sebagai pengguna Bahasa tersebut, dan

menggunakan ketrampilan analisis yang dimiliki dirinya (Anzar & Mardhatillah.,

2017).

Arti pembelajaran bahasa indonesia disekolah dasar yaitu suatu upaya

pendidikdalam merubah perilaku siswadalamberbahasaindonesia.Perubahanini

mampu tercapai jika pendidik mengajarkan siswa sesuai pada tujuan dalam

pembelajaran bahasa indonesia. Dengan memberikan mata pelajaran bahasa

indonesia disekolah dasar nantinya siswa dapat mengembangkan kemempuan

berbahasannya secara baik dan benar ((Nurul Hidayah, 2015).

Setiapprosespembalajaranpastinyamemilikitujuanyangingindicapai.

Menurutdepdikdastujuandalampembelajaranbahasaindonesiayaitu:
1. Secara lisan dan tulisan dmampu berkomunikasi secara baik sesuai dengan

kode etik.

2. BahasaIndonesiadipergunakansebagaiBahasapersatuan.

3. BahasaIndonesiadipergunakansecaratepat.

4. Dapatmeningkatkankemampuanintelektualmelaluibahasaindonesia.

5. Memperluas pngetahuan, budi pekerti, dan kemampuan berbahasa melalui

karya sastra.

6. Menghormati dan membanggakan sastra indonesia.(Anzar

& Mardhatillah., 2017).

4. SikapKerjasama

a. PengertianKerjasama

Menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Jhonson dalam Marlina

(2021) kerjasama merupakan suatu penggolongan maupun

pengelompokkan diantara makhluk hidup. Kegiatan kerjasama maupun

belajar bersama merupakan kegiatan berkelompok dimana setiap anggota

kelompok saling mendukung dan mengandalkan agar memperoleh suatu

kesepakatan. Ruang kelas merupakan sebuah tempat yang baik guna

meningkatkan kemampuan kelompok yang dibutuhkan didalamkehidupan.

b. Hal YangMempengaruhi Sikap Kerjasama

MenurutSetiyanti(2012)halyang mempengaruhiKerjasamakelompok yaitu:

1. Rasasalingpercaya
Suatu hal yang perlu ada pada suatu kelompok yaitu rasa saling

percaya, hal ini bergunaagarterhindardarikonflik.Jikasetiap anggota

kelompok memiliki rasa saling percaya maka akan memahami bahwa

mereka merupakan satu kesatuan sehingga kerjasama kelompok akan

menjadi baik.

2. Keterbukaan

Sikap keterbukaan mengarah dalam pembentukan sikap

seseorang. Sikap keterbukaan ini memfokuskan dimana seseorang

dapat mengetahui mengenai dirinya. Dalam sikap keterbukaan perlu

adanya sikap positif dalam proses interaksi.

3. Realisasidiri

Realisasi diri dapat dikatakan sebagai suatu kebutuhan dalam

diri seseorang yang sangat dicari. Melalui adanya realisasi diri

diharapkan ketepatan diri dalam masyarakat dapat diakui didalam

lingkungannya. Sebab dalam diri seseorang pasti memiliki peran yang

melekat pada dirinya.

4. Salingketergantungan.

Saling ketergantungan dapat dipengaruhi dalam ikatan antara

individu. Agar saling ketergantungan berjalan baik maka perlu adanya

suatu hubungan harmonis. Karena adanya ketergantungan didalam

kelompok, maka diperlukan sebuah upaya untuk dapat menerima

pendapat satu sama lain dalam kelompok.

c. ManfaatSikapKerjasama
kerjasama siswa dapat dilihat dari suatu kegiatan belajar bersama

dalam berkelompok. Dalam Kegiatan belajar secara berkelompok pastinya

dapatmemberimanfaatbagisiswa.Manfaatkerjasamabagisiswa yaitu:1)

Sikap saling membantu akan tertaman dalam diri siswa melalui kegiatan

belajar secara berkelompok., 2) Melalui kegiatan berkelompok maka

kekompakan dan keakraban siswa akan terbentuk, 3) Siswa akan memiliki

kemampuanberkomunikasidanmenyelesaikanpermasalahandenganbaik,

4) Kemampuan akademik dan sikap positif siswa akan meningkat, selain

itu dapat mengurangi sikap negatif dari hal kompetisi (Setiabudi, 2022).

SedangkanmenurutWatietal(2020)manfaatkerjasamabagisiswa yaitu

1) melalui kerjasama akan mempermudah siswa dalam menyelesaikan

tugas kelompok, 2) sikap percaya diri siswa akan terbentuk dari proses

Kerjasama 3) kemampuan berinteraksi yang dimiliki siswa menjadi baik.

4) Melalui kerjasama siswa akan mudah beradaptasi dengan lingkungan

baru, karena ketrampilan sosial yang dimiliki sudah baik.Dari beberapa

manfaat kerjasama diatas maka dapat dikatakan bahwa melalui kerjasama

sikap sosial dan sikap percaya diri dalam diri siswa akan terbentuk dengan

baik, jika sikap sosial siswa terbentuk dengan baik maka akan

mempermudah siswa dalam berinteraksi. Selain itu melaluikerjasama akan

mempermudah siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok.

d. IndikatorSikapKerjasama
MenurutkumawarnidalamAzizah&Ikhlas(2021)indikatorsikapkerjasama yaitu:

1. Salingmembantuantara anggotakelompok.

2. Mampu memecahkan masalah agar dapat mencapai suatu kesepakatan

bersama.

3. Dapatmenghargaikontribusi yangdiberikanolehkelompok.

4. Anggotakelompokdapatmemdapatbagiandalamberbagaitugas.

5. Padasaatkegiatanberlangsungberadadalamkelompok.

6. Mampubertanggungjawabdalammengerjakantugas.

7. Mendorong anggota kelompok agar dapat berpartisipasi dalam

kelompoknya.

8. Mengerjakantugastepatwaktu.

SedangkanmenurutSetiawan&Jayanti,(2019)indikatordalamsikapkerjasama terdiri

dari:

1. Ikutberpartisipasidalammenyelesaikantugaskelompok.

2. Memilikisikapperdulidengantemansatukelompok.

3. Memiliki semangat dalam menyelesaikan tugas kelompok agar dapat

memenuhi target yang telah ditentukan.

Berdasarkan pendapat diatas, berdasarkan masalah yang terdapat di SDn

146 Barambang 1 maka indikator sikap kerjasama yang dipakai dalam penelitian

adalah:

1. Memilikiketerlibatansecaraaktifdalammengerjakantugaskelompok.
2. Menghargaipendapatdanhasilkerjateman.

3. Memberimasukankepadakelompok.

4. Salingmembantuanataranggotakelompok.

B. KerangkaBerpikir

Kemampuan membaca pemahaman sangat dibutuhkan oleh siswa.

Membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang dilakukan agar dapat

memperoleh suatu informasi, memahami arti, dan mengetahui makna tersirat pada

bacaan yang telah dibaca. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas

bahwasannya pada proses pembelajaran guru belum mempergunakan model

pembelajaran CIRC pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas IV SD NEGERI

TOMBOLO.K.Kemampuanmembacapemahamansiswamasihtergolongrendah. Hal

ini dibuktikan dengan beberapa siswa yang belum lancar dalam membaca,saat

siswa secara spontan diberikan pertanyaan oleh guru siswa tidak dapat

menjawabnya, selain itu pada saat mengerjakan soal dalam bentuk teks wacana

guru harus membimbing siswa untuk mengerjakan soal tersebut.

Dari kegiatan pembelajaran guru masih memakai model pembelajaran

kovensional yang didominasi oleh ceramah. Dalam hal ini nantinya dapat

mengakibatkan siswa merasa jenuh saat belajar. Guru juga jarang sekali

menggunakan model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, sehingga

sikap kerjasama siswa masih rendah, siswa yang tergolong pintar hanya ingin

berkelompok dengan siswa yang sama-sama pintar. Dalam hal pembagian tugas

dalam kelompok kemampuan siswa tegolong masih rendah, biasanyaguru harus


turun tangan untuk membantu siswa.Dari karakteristik dan suatu kelebihan pada

modelpembelajaranCIRC,sehinggadiperlukansuatutindakanuntukmenerapkan

model pembelajaran ini. Melalui model pembelajaran CIRC diharapkan

kemampuan membaca pemahaman bahasa indonesia dan sikap kerjasama siswa

menjadi meningkat dan tentunya dapat menambah pengetahuan guru kelas agar

dapat meningkatkan profesionalisme dan kualitas guru.

Berdasarkan kondisi awal yang telah diuraikan diatas maka diperlukan

model CIRC dalam proses pembelajaran. dalam kondisi akhir diharapkan

kemampuan membaca pemahaman bahasa indonesia dan sikap kerjasama siswa

dapat meningkat daripada sebelum menggunakan model pembelajaran CIRC.


Adapunkerangkaberfikirdalampenelitianinisebagaiberikut:

KONDISI
AWAL 1. Kemampuanmembaca
pemahamansiswa
masih rendah
2. Sikapkerjasamasiswa
masih rendah

TINDAKAN
Menggunakanmodel
pembelajaran
(acting)
CIRC.

Langkah-langkahmodelCIRC:

1) Guru membagi siswa


dalamkelompokdengan
Siklus(n)
anggota 4-5 anggota
2) Gurumemberi 1) Perencanaan
wacanasesuaimateri 2) Pelaksanaan
3) Siswasalingberdiskusi 3) Observasi
4) Perwakilan siswa 4) refleksi
membacakanhasil
pekerjaan
kelompok
5) Secarabersamagurudan
siswamembuat
kesimpulan

1) Kemampuanmembaca
KONDISI pemahamansiswameningkat
AKHIR
2) Sikapkerjasamasiswa

Gambar2.1BaganKerangkaPikir
BAB III

METODEPENELITIAN

A. SettingPenelitian

1. TempatPenelitian

PenelitianinidilakukandikelasIVSDNEGERITOMBOLO.K

,beralamat di JL. Benteng Somba Opu Tombolo, Kelurahan Jenetallasa ,

Kec. Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Alasan pemilihan

tempat penelitian ini karena dalam proses pembelajaran Bahasa indonesia

di SD NEGERI TOMBOLO.K khususnya di kelas IV kemampuan

membacapemahaman dansikapkerjasamasiswa yergolongmasih rendah,

sehingga dengan menggunakan model pembelajaran CIRC diharapkan

kemampuan membaca pemahaman dan sikap kerjasama siswa akan

mengalami peningkatan.

2. WaktuPenelitian

Penelitianinidilaksanakanpadasemesterganjiltahunajaran2023

– 2024. Dengan jadwal pembelajaran sesuai dengan sekolah

tersebut.Sebelum melakukan penelitian hal yang dilakukan terlebih

dahulu yaitu melakukan observasi awal ke sekolah,meminta ijin pihak

sekolah terutama kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian, dan

melakukan kegiatan wawancara dengan guru kelas IV SD NEGERI

TOMBOLO.K.
B. JenisPenelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas.

Penelitiantindakankelasmerupakankegiatanilmiahmaupunkajianbermetode

yang dilakukan oleh guru maupun peneliti pada suatu kelas dengan

menggunakantindakangunameningkatkanprosesmaupunhasilpembelajaran.

penelitian tindakan merupakan suatu penelitian yang didalamnya terdiri dari

suatu siklus. Siklus dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi yang berjalan dan akan memperoleh siklus

baru sampai penelitian ini dapat dihentikan (Azizah, 2021). Dalam hal ini

penelitian direncanakan akan dilakukan melalui dua siklus. Namun jika

penelitian belum berhasil maka akan melanjutkan siklus dalam penelitian

selanjutnya.

C. SubjekPenelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD NEGERI TOMBOLO.K

Kabupaten Gowa tahun ajaran2023/2024 siswakelas IV SD NEGERI TOMBOLO.K

yang berjumlah 28 siswa. terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

D. TeknikDanAlatPengumpulanData

1. TeknikPengumpulanData

Agar memperoleh data penelitian dari SD NEGERI TOMBOLO.K

kelas IV, maka dibutuhkan teknik pengumpulan data dimana teknik

pengumpulan data nantinya disesuaikan dengan kondisi kelas yangakan

diteliti agar perolehandata sesua dan dapat dipertaggungjawabkan

kebenarannya.

Teknikpengumpulandata yangdigunakanyaitu:
a. TeknikTes

Secara sederhana tes memiliki arti yaitu suatu himpunan

pertanyaan yang harus dijawab, dipilih, ataupun dilengkapi guna

mengukur suatu aspek dari peserta didik (Magdalena, 2021).

Tes yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur

kemampuan siswa yaitu tes tertulis. Tes dilakukan pada setiap akhir

siklusIdanII.Tesinidipergunakanagardapatmengetahuipeningktan

kemampuan membaca pemahaman siswa melalui model pembelajaran

CIRC.

b. TeknikNonTes.

1. Angket

Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

memberikan suatu pertanyaan maupun pernyataan secara tertulis

kepada reponden, tugas dari responden ini yaitu menjawab

pertanyaan pada angket yang telah diberikan. Dalam kegiatan

pembelajaran dikelas reponden ini yaitu peserta didik. Sedangkan

guruberperansebagaipembuatangket(Magdalena,2021).angket

digunakanuntukmendapatkaniformasi mengenai tanggapansiswa

tentang sikap kerjasama siswa dikelas. Disini siswa dapat

mengungkapkan pendapatnya tentang sikap kerjasama dengan

menggunakan model pembelajaran CIRC.

2. Observasi

Observasimerupakansuatucarauntukmalakukansuatuanalisis

danpencatatandalamsuatutingkahlakudenganmelakukan
pengamatan secara langsung. Alat yang dipergunakan dalam

kegiatanobservasidisebutdenganpedomanobservasi (Magdalena,

2021).melaluikegiatanobservasimakadapatmengetahuiaktivitas

gurudansiswadalamkegiatanpembelajaranpembelajaran.
B.Langkah-LangkahPembuatanPerangkatPembelajaranInovatif

seperti RPP dan Alat Evaluasi

Padatahappembelajaran yanginovatifpeneliti memilihjenispenelitian

yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk mengetahui

peningkatan kemampuan membaca pemahaman dan pengingkatan sikap kerja

sama siswa kelas IV menggunakan model CIRC meliputi perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi secara berulang, yaitu dengan menggunakan 2

siklus, setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Peneliti melakukan beberapa

langkah-langkah dalam pembuatan perangkat pembelajaran sebagai salah satu

cara efektifnya proses pembelajaran yang akan berlangsung di kelas.

1. RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP)

a. PengertianRencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk

mencapai satukompetensidasar yangditetapkan dalam Standar Isidan

dijabarkan dalam silabus. RPP adalah rancangan pembelajaran mata

pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di

kelas. Berdasarkan RPP inilah seorangguru (baik yang menyusun RPP

itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan bisa

menerapkan pembelajaran secara deprogram. Sebagaimana rencana

pembelajaranpada umumnya, rencanapembelajaran secara terprogram


melalui pendekatan kontekstual dirancang oleh guru yang akan

melaksanakan berbasis kompetensi kelas yang berisi skenario tentang

apa yang akan melaksanakan pembelajaran di topik yang akan di

pelajarannya.

b. KomponenRencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP)

1) IdentitasMataPelajaran

2) AlokasiWaktu

3) StandarKompetensi

4) KompetensiDasar

5) IndicatorPencapaianKompetensi

6) TujuanPembelajaran

7) MateriAjar

8) Metodepembelajaran

9) KegiatanPembelajaran

10) SumberBelajar

11) PenilaianHasilBelajar

c. Langkah-LangkahMenyusunRPP

1) Mengisikolomidentitas

2) Menentukanalokasiwaktuyangdibutuhkanuntukpertemuanyang

telah ditetapkan

3) MenentukanSK,KD,danindikator yangakandigunakan
4) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam

pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan indikator yang telah

ditentukan

5) Menentukan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada

siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran,sumber

belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks

pembelajarandarilingkungansekitar yangdikelompokkan menjadi

materi untuk pembelajaran normal, pengayaan, dan remedial.

6) Menentukan metode pembelajaran yang dapat mendukungsifatsifat

materi dan tujuan pembelajaran.

7) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari

kegiatan awal, inti, dan akhir.

8) Menentukan alat, bahan, sumber belajar yang digunakan dalam

pembelajaran secara konkrit untuk setiap bagian unit pertemuan.

9) Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal,

teknik perskoran, contoh insturumen penilaian dan lain-lain. Yang

akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar

atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan

Jika instrumen penilaian berbentuk tugas rumuskan tujuan tersebut secara

jelas dan bagaimana rambu-rambu penilaiannya. Jika instrumen penilaian

berbentuksoalcantungkansoal-soaltersebutdantentukanramburambu
penilaiannyaataukuncijawabannya.Jikapenilaiannyaberbentukprosessusunlah rubrik

dan indikatornya masing-masing

1. AlatEvaluasi

Evaluasi adalah proses pembelajaran yang dilakukan untuk menentukan

kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil

pembelajaran.Evaluasi adalah penentuan nilai suatu program dan penentuan

pencapaian tujuan suatu program.

a. Langkah-Langkahpenyusunanalatevaluasi(tes)

1) Penentuantujuantes

2) Penyusunankisi-kisites

3) Penulisansoal

4) PenelaahanSoal(validasisoal)

5) Perakitansoalmenjadiperangkattes

6) Ujicobasoaltermasukanalisisnya

7) Penyajianteskepadasiswa

8) Skoring(pemeriksaanjawabansiswa)

b. Pengembangankisi-kisi

1) Fungsi

a) Pedomanpenulisansoal

b) Pedomanperakitansoal
2) Syaratkisi-kisi

a) Mewakiliisi kurikulum

b) Singkatdanjelas

c) Soaldapatdisusunsesuaidenganbentuksoal

3) KomponenKisi-kisi

a) Identitas

b) SK/KD/IP

c) MateriPembelajaran

d) IndikatorSoal

e) BentukTes

f) NomorSoal

C.Implementasi RPPdan EvaluasidiKelas

Padasaat peneliti melaksanakan proses pembelajaran dikelas makapeneliti

melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan perangkat pembelajaran yang

telah peneliti siapkan sebelumnya seperti RPP dan perangkat pembelajaranlainnya

seperti bahan ajaran dan alat evaluasi.Setelah menyusun Rencana Pelakasanaan

Pembelajaran (RPP), maka proses belajar mengajar pun dapat dimulai.

Implementasi dariRPPmeliputiPembukaansesuai dengankegiatan yang telah

dibuat, penjelasan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, menyampaikan

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, penyampaian metode pembelajaran

yang dilaksanakan, penyampaian materi,membuat kesimpulan dan

penutup.Evaluasidikelasdilaksanakandalambentuktugasindividu,tugas
kelompok dan tes siklus. Selanjutnya dapat dilihat pada lampiran mengenai RPP

dan alat evaluasi. Apabila dalam proses pembelajaran siklus satu belum memadai

dan masih kurang maka pada siklus dua peneliti perlu memperbaiki perangkat

pembelajaran siklus satu yaitu RPP dan cara menerapkannya dalam kelas

pembelajaran inovatif, dan yang perlu diperhatikan adalah keaktifan siswa dalam

belajardan kemampuansiswadalammembaca permulaan sehinggatercapai siswa

aktif dan lancar dalam membaca sesuai ketentuan media cetak.

Prosedur pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu

siklus I dan siklus II. Setiap siklus dilaksanakan selama 3 kali pertemuan yaitu 2

pertemuan tatap muka dan 1 kali pertemuan untuk tes siklus. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk itu, setiap akhir

siklus diberikan tes untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam membaca

permulaan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan

ini adalah sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Tahapperencanaan

Kegiatanyangdilakukanpadatahapperencanaan,meliputi:

1) Menyusunrencanapelaksanaanpembelajaranmelaluimodelpembelajaran

berbasis kurikulum merdeka yang akan diajarkan dengan media cetak

2) Membuatmediapembelajaranyangsesuaidenganmateri ajar.

3) Membuatlembarobservasimuriddanguruuntukmengamatijalannya proses

pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas.


4) Membuat alat evaluasi (tes) untuk mengetahui tingkat keberhasilan murid

dalam proses pembelajaran pada setiap akhir siklus.

b. PelaksanaanTindakan

Bentuk–bentuktindakanyangdilakukandalampenelitian ini,yaitu:

1) Pengajarandenganpembahasanyangsesuai.

2) Mengamatiaktivitas–aktivitasmuriddalamprosespembelajaranuntuk

mengetahui kemampuan membaca permulaan murid terhadap materi ajar

3) Pemberiantugasuntukmengetahuipencapaianindikatorhasilbelajar setelah

proses pembelajaran.

4) PemberianPRuntukmelatihmengerjakantugas.

5) Perbaikan jawaban murid terhadap indikator yang belum dicapai di atas

suatu tugas yang diberikan sampai indikator tersebut tercapai dan

menuliskan komentar tentang kekurangan dan kelebihan murid terhadap

tugas yang dikerjakan.

6) Tiap pertemuan guru mencatat semua kejadian yang dianggap penting

seperti kehadiran murid dan keaktifan murid mengikuti pelajaran.

c. Observasi

Pada dasarnya observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat untuk

mengamati aktivitas guru dan aktivitas murid. Evaluasi dilaksanakan pada akhir

siklus, untuk mengetahui hasil belajar murid dalam membaca permulaan yang

diperoleh pada siklus I melalui media cetak.


d. Refleksi

Tahap refleksi ini sebagai pengajar bersama guru dan parner yangbertindak

sebagai observer mengkaji kekurangan dari tindakan yang telah diberikan. Hal ini

dilakukan dengan cara melihat hasil observasi pada siklus I.Jika refleksi

menunjukkan bahwa tindakan siklus I memperoleh hasil yang belum optimal yaitu

tidak tercapai ketuntasan secara individu maka dilakukan siklus berikutnya.

2. Siklus II

Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II relatif sama dengan

perencanaan pada siklus I. Hasil yang diperoleh pada siklus I digunkan sebagai

refleksi untuk menindak lanjuti pelaksanaan penelitian pada siklus II denganupaya

untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang

terjadi pada siklus I. siswa yang belum mampu menguasai materi atau menguasai

kosakata, belum mengenal huruf yang ada dalam materi dengan baik maka

diberikan perhatian khusus dan diberikan pengertian terhadap kesalahan yang

dilakukan pada siklus I. Hasil yang didapat dari siklus II ini, diharapkanakan lebih

baik dari siklus sebelumnya. Selanjutnya akan diadakan evaluasi untuk mengukur

keberhasilan pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media cetak

sehingga dapat diketahui terjadinya peningkatan kemampuan membaca intensif

siswa. Tahapan siklus II sama dengan siklus I yaitu tahap perencanaan (planning),

tindakan, observasi, dan refleksi.


DAFTAR PUSTAKA

Afandi. M. (2013). Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar. Unissula Press.Alzu•bi.

M, (2019). The Impact Of Text Length On Efl Students' Reading

Comprehension. Jurnal Folio, /9(1 69—75.

Anzar. S. Febri„ & Mardhatillah. (2017). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada

Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V Sd Negeri 20 Meulaboh

Kabupaten Aceh Barat Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnalbina Gogik, 441

Maret 2017). 5344

Aqib,Z(2017). Penelirian TinamKelas (Prk)Sd/Mi. Ar.RuzzMedia.

Azizah. A. (2021). Peatingnya Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru Dalam

Pembelajaran, Auladuna Jurnal Prodi Pendidikan Guru Madrasah

lbtidaiyah. 3<1). 15 22.

Azizah. Ikhlas. R. H. (202 Keeiéktifan Penihelajaran Nobangan Terhadap Nilai

Kerja Sama Siswa Sekolah I)asar. Jurnal Basicedu. 5(6). 5161-3173.

Babashawi. p, Bolandifar. S, & Shakib. N. (2013). Vari(R1s Models For Reading

Conqz-ehenqtcn Proces. International Journal O/ A"ied Linguistics And

English 150-154.

Christina. L V & Kristin. F. (2016). Efektivitas Model Perntklajaran Tipe Group

(Gi) Dan Coolh•rative Integn'ted Reading And Composition (Circ) Dalam


MeningkatkanKreativitasBerlikirKritisDanHasilBelajarIpsSiswa Kelas 4.

&-holariu : Jornal Pendidikan mn 6(3). 217. VO:B .P217-230

Dalman.(2014).KerrampilanMembaca.Pt.RajaGrofindoPersada.

Faizah. D. U.. Sufyadi. S.. Anggraini. L. Waluyo. Dewayani. S.. Muldian. W.. &

Roosaria, D. R. (2016). Panduan Gerukan Lirerasi Sekolah Di Sekolah

Dosar. Dilektorat Jenderal Pendldikan Dasar Dan Menengah Kernenterian

Pendidikan Dan Kebudayaan.

Farzaneh. N.. & Nejadansari, D. (2014). Students' Attitude Towards Using

Cooperative Learning For Teaching Reading Comprehension. Journal

Theory And Practice In Language Studies, 4(2). 287—292.

Https•WDoi.Org/10.4304rrp1s.4.2.287-292

Fauziah, S. (2013). Kemampuan Membaca Pemahaman Literal Dan Interpretatif

Melalui Pendekatan Konstruktivisme. Jurnal Pendidikan. 6(2).

Gilakjani. A. P. (2016). HOW Can Students Their Reading Comprehension Skill?

JournalOfStudiesInEducation.6<2).229.

Https:UDoi.Org/lO.5296/Jse.V6i2.9201

Hakim. L Al. (2020). Metode Kqeratii Terpadu Membaca Dan Menulis (Circ)

Sebagai Melode Peningkaian Etektivitas Pengajaran Membaca (Reading).

Jurnal Ibniah PendiUikan.


Setiyanti, S. W. (2012). Membangun Kerja Sama Tim (KelomBik), Jurnal Stie

Semarang, 66/3). 37-39. H tkipkieraha.Ac.

WindexPhp'Pendas/Article/View/192

Setyowati. N. Aulia, Yustiana, S.. & Ulia. N. (2021). Pengembangan Buku

Membaca permulaan Berbasis Metcxle Global Sebagai Buku Pendampmg

Guru Kelas I Sekolah Dasar, Junta/ Riset Pendidikan Dasar. 2. 23—32.

Simanungkalit. E. & Tarigan. A. L (2019). Liani Nilawati (2018) Universitas

Pendidikan IndonesiaDengan Judul"Penerapan MetodeCirc(Cooperative

Integreted Reading And C..ßition) Untuk Meningkatkan Kemampuan

Membaca Pcmaharnan Siswa Kelas IV." Elementary School Journal, I j.

Sumarni. Y. (2013). Reading And Commjsition (Circ) Dalant Pemhelaj ar-an

Membxn Pernahünan. Jumal Encephale. l). Hittp:nmR. (2014). Statistika

Penelilitian PendiÆlan. cv.

W.. &W (2019). problem Based Learning As An Alternflive Method TO InstillA

Research Study. Education And 2018). 534-537. 2019 93

Syarifudin. F. (2020). Pengaruh Baca DM Pemahaman Terhadap Kemampuan

Cerita Pendek Pada Siswa VII Smpn 2 Margaasih Kabupaten Wiqara,

Iii(2). 132-145. Https://J.Ac.Wlr&x.PtWWBtza/ArticleNiewt3735

Wati.Kurnia Eka.En&fSn Martuti, & Melik (2020). Kerjasama Dalam

Keterampilan Sosial Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4(2),97—

Anda mungkin juga menyukai