Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

(COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
KELAS IV SEKOLAH DASAR

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat penyusunan skripsi

Oleh:
Feni Fuji Lestari
1500599

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative
Integrated Reading And Composition) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Shalawat serta salam
senantiasa tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallaahu ‘alayhi wa
sallam, kepada para sahabatnya, keluarganya, dan kita selaku umatnya hingga
akhir zaman. Aamiin
Penulisan proposal skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Pendidikan Indonesia. Proposal skrispi ini memberikan penjelasan
mengenai penelitian yang dilaksanakan di kelas IV SD dalam meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman dengan pemecahan masalah yang diterapkan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.
Penyusun menyadari bahwa proposal ini masih jauh kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang
membangun untuk menjadikan motivasi demi kesempurnaan penyusunan
proposal ini. Semoga proposal ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.

Bandung, Februari 2019

Penulis

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu komponen kehidupan yang sangat
penting, melalui pendidikan seseorang dapat memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk hidup dengan lebih baik. Pendidikan dapat diperoleh oleh
seseorang kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja. Pendidikan memiliki
peranan yang dapat menentukan bagaimana seseorang dapat berfikir dengan
cermat dengan menggunakan pengetahuannya untuk melakukan kegiatan sehari-
hari. Menurut UU No 20 Tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan sebuah usaha yang dilakukan seseorang dalam berinteraksi
dengan lingukangannya. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
umum ada di masyarakat. Sekolah menjadi salah satu tempat seseorang untuk
belajar dalam menuntut ilmu dengan kegiatan pembelajaran guna mendapatkan
kecakapan hidup dan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Belajar merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memiliki
perubahan tingkah laku, belajar dapat dilakukan seseorang sepanjang hidupnya.
Sedangkan pembelajaran merupakan sebuah interaksi antara siswa, guru,
lingkungan dan sumber belajar, sehingga pembelajaran menjadi sebuah istilah
yang erat kaitannya dengan lingkungan sekolah. Dalam kegiatan pembelajaran
tentunya memerlukan kecakapan yang baik dalam hal berkomunikasi.
Kemampuan dalam berkomunikasi tersebut sangat berpengaruh terhadap
keberlangsungan hidup seseorang, karena dengan adanya komunikasi maka
kegiatan sehari-hari yang dilakukan seseorang dapat terjalin dengan baik.
Sehingga, komunikasi menjadi salah satu komponen yang dipelajari di sekolah
melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang
ada di setiap jenjang pendidikan. Pembelajaran bahasa indonesia sangat penting
dipelajari oleh siswa, karena bahasa indonesia merupakan salah satu identitas
bangsa dan sebagai mepersatu bangsa Indonesia. Bahasa indonesia sebagai bahasa
pengantar dalam kehidupan untuk berkomunikasi dengan baik, dan melalui
berbahasalah seseorang memiliki penguasaan ilmu pengetahuan. Berbahasa
menjadi sebuah dasar dan penunjang kehidupan dalam mempelajari ilmu
pengetahuan lainnya, tanpa berbahasa tentunya manusia tidak akan mampu
menjalani kehidupan dengan baik dan belum tentu mampu menguasi ilmu
pengetahuan lainnya.
Menurut Tarigan (2013, hlm. 1) komponen yang terdapat di dalam bahasa
Indonesia terdiri dari 4 keterampilan yaitu keterampilan menyimak (listening
skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading
skills) dan keterampilan menulis (writing skills). Keterampilan menulis dan
berbicara bersifat aktif sedangkan keterampilan membaca dan menyimak bersifat
reseptif. Maksudnya, yang dikatakan aktif tersebut dapat menunjukan adanya
aktivitas yang menonjol atau yang dihasilkan, sedangkan maksudnya reseptif
adalah kegiatan yang mungkin tidak dapat dilihat atau tidka berupa sebuah hasil.
Keempat komponen tersebut sangat erat kaitannya dan memiliki kedudukan yang
sama pentingnya untuk dipelajari. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai
oleh siswa adalah keterampilan membaca.
Keterampilan membaca erat kaitannya dengan keterampilan bahasa lainnya.
Melalui membaca seseorang dapat berbicara, melalui membaca seseorang dapat
menyimak, dan melalui membaca seseorang dapat menulis. Jika seseorang tidak
bisa membaca maka ia akan kesulitan untuk mengerti dan memperoleh ilmu.
Membaca menjadi dasar seseorang untuk belajar dan memahami pengetahuan
lainnya, karena sebagain besar dari pengetahuan disajikan dengan bahasa tulis.
Sehingga membaca menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting. Sesuai
dengan peribasa yang mengatakan bahwa “membaca adalah jendela dunia”,
karena memang orang yang gemar membaca akan memiliki pengetahuan yang
lebih luas dibandingkan dengan orang yang jarang membaca. Karena jika
seseorang rajin membaca maka tak hanya pengetahuan yang meningkat namun

3
melatih dan menjadikan refensi seseorang untuk menulis, sehingga tak jarang
melihat orang yang gemar membaca maka akan pandai menulis. Oleh karena itu,
keterampilan membaca harus mendapatkan perhatian yang cukup untuk siswa
yang masih duduk di sekolah dasar guna memperoleh pengetahuan dan cakap
berbahasa untuk kehidupan yang akan datang.
Menurut Tarigan (2013, hlm. 7) membaca merupakan suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan atau
informasi, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau
bahasa tulis. Sehingga, membaca adalah suatu proses kegiatan mendapatkan
informasi dari suatu bacaan yang berbentuk tertulis. Membaca sudah mulai
dipelajari di bangku sekolah dasar, hanya saja terdapat tingkatan yang
membedakan setiap levelnya, untuk kelas rendah cukup mempelajari dan
mengenal huruf hingga siswa mampu membaca dengan lancar, sedangkan untuk
kelas tinggi diharapkan siswa mampu membaca pemahaman atau membaca cepat.
Setiap siswa memiliki potensi untuk membaca namun tidak semua siswa
dapat memahami makna yang terkandung pada bacaan. Jika siswa tidak
memahami makna dari apa yang telah ia baca maka siswa tersebut belum
mencapai tujuan dalam membaca. Sejalan dengan penyataan Resmini dan Juanda
(2007, hlm. 77) bahwa memahami makna atau maksud dari sebuah informasi
adalah bukti bahwa seseorang sudah mencapai tujuan dari membaca dan ini
membuktikan bahwa kemampuan membaca pemahaman sangat penting dimiliki
oleh siswa.
Membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca dengan penuh
perhatian untuk memahami suatu bacaan. Selajan dengan pernyataan Tarigan
(20130 bahwa memba pemahaman adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk
memahami standar-standar atau norma-norma kesastaraan, resensikritis, drama
tulis, pola-pola fiksi. Membaca pemahaman merupakan kunci penting dalam
pembelajaran, karena sebagian besar kegiatan belajar mengajar berkaitan dengan
membaca dan menulis. Jika siswa paham terhadap suatu materi yang disajikan
dalam bentuk tulisan berarti siswa tersebut mampu menangkap makna yang ada
dalam tulisan tersebut, jika siswa mampu berbicara ketika guru memintanya untuk
menceritakan kembali isi wacana yang telah ia baca berarti siswa membaca

4
dengan penuh perhatian sehingga ia paham terhadap apa yang telah ia baca.
Membaca pemahaman memang menjadi salah satu topik materi yang ada dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia, namun dalam mata pelajaran lain siswa akan di
dorong untuk memahami pengetahuan lain melalui kegiatan membaca, sehingga
membaca pemahaman sangat diperlukan untuk menunjang keterpahaman siswa
terhadap pengetahuan yang lain. Kegiatan membaca dapat dikatakan berhasil
apabila siswa memahami makna yang terkandung di dalam suatu bacaannya.
Melihat pentingnya membaca pemahaman bagi siswa, maka seharusnya
guru mampu membuat rancangan pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan
minat baca siswa dan meningkatkan keterapahaman siswa terhadap suatau bacaan.
Guru dapat menerapkan model pembelajaran yang menarik dan variatif sehingga
siswa termotivasi untuk belajar dan tidak merasa jenuh ketika diminta untuk
membaca teks. Semakin sering siswa melatih daya kemampuannya untuk
membaca teks dengan sungguh sungguh maka keterpahaman siswa terhadap
bacaan akan semakin baik, siswa akan terbiasa dan mudah untuk memahami teks
bacaan. Namun pada kenyataannya, hal tersbeut tidak sesuai dengan kondisi di
lapangan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di kelas
IV SDN 194 Sukajadi menunjukan bahwa kemampuan membaca pemahaman
siswa masih rendah. Sebagian besar siswa belum mampu memahami teks bacaan
yang telah dibacanya. Sehingga siswa kesulitan untuk menjawab pernyataan yang
berkaitan dengan teks tersebut. Pada saat proses pembelajaran berlangsung guru
masih menggunakan metode konvensional dan bersifat teacher center, sehingga
aktivitas siswa hanya mengikuti perintah guru saja dan hanya mendengarkan
penjelasan guru ketika penyampaian konten materi yang dipelajari. Siswa
cendurung pasif, tidak aktif bertanya, dan terlihat siswa kurang bekerjasama
dnegan temannya ketika keiatan diskusi berlangsung. Ketika guru meminta siswa
untuk membaca teks masih banyak siswa yang lebih mengutamakan membaca
cepat dan sekilas, serta beberapa siswa terlihat malas untuk membaca. Selain itu,
ketika guru meminta siswa untuk menceritakan kembali teks yang telah dibacanya
siswa terlihat kesulitan, ketika guru memberikan pertanyaan yang berkaitan
dengan teks yang telah di baca hanya beberapa orang siswa yang aktif saja yang

5
dapat menjawab pernyataan dari guru, sesekali siswa terlihat membuka buku dan
membaca kembali untuk dapat menjawab pertanyaan. Banyak kesulitan yang
terjadi dalam pembelajaran seperti siswa sulit menjawab pertanyaan, siswa sulit
mengungkapkan gagasan pokok dari bacaan, siswa sulit meceritakan kembali teks
yang telah dibacanya, siswa terlihat ragu ragu untuk menyampaikan hasil
pekerjaan yang berkaitan dengan teks yang telah di bacanya, hal tersebut
menunjukan bahwa pada dasarnya siswa tidak memahami makna yang terdapat di
dalam teks yang telah dibacanya.
Permasalahan diatas dapat terjadi karena beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi siswa dalam membaca baik internal maupun eksternal. Faktor
internal atau psikologi dari dalam diri siswa itu sendiri seperti kurangnya motivasi
dan minat baca siswa yang masih rendah rendah, siswa tidak berkonsentrasi saat
membaca dan menganggap membaca sebagai formalitas ketika sedang belajar
dikelas, faktor intelektual pula dapat melatarbelakangi siswa yang tidak bisa
menentukan ide pokok dari suatu bacaan sehingga siswa tidak dapat membedakan
mana yang penting dan mana yang menjadi kalimat pendukung dalam suatu
bacan. Faktor eksternal yang dapat memepengaruhi kegiatan membaca siswa yaitu
dari bahan bacaan yang terlalu rumit dan menggunakan bahasa/kalimat yang sulit
dan berbelit-belit, adanya gangguan dari teman-temannya serta faktor eksternal
lainnya seperti pembelajaran yang menggunakan metode konvensional, guru
kurang membantu siswa dalam memahami suatu bacaan serta penugasan yang
berpacu pada buku atau sesuai dengan tugas yang ada di dalam buku, sehingga
guru kurang melatih siswa untuk menggali informasi yang lebih dalam dari suatu
bacaan.
Untuk mengatasi permasalahan diatas agar tidak berkelanjutan maka
seorang guru harus menentukan modle pembelajaran yang cocok untuk digunakan
dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman sisw ayang bersifat
student center. Sehingga penentuan modle pembelajaran yang digunakan sangat
penting terhadap efektivitas kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Beberapa model pembelajaran dapat diterapkan untuk mengatasi
masalah membaca pemahaman diantaranya model pembelajaran PQ4R, SQ3R dan
CIRC. Dari ketiga model pembelajaran tersebut dikaji terlebih dahulu mana yang

6
lebih selaras dengan indikator membaca pemahaman dan sesuai dengan
karakteristik siswa. Permasalahan yang terjadi pada siswa membutuhkan tindakan
yang menyenangkan untuk membaca pemahaman. Model pembelajaran PQ4R
(Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) adalah model pembelajaran
yang akan membatu siswa mengingat apa yang telah mereka baca, dalam langkah
pembelajarannya banyak langkah yang harus dilakukan oleh siswa diantaranya
membaca selintas terlebih dahulu kemudian dilajutkan dengan mengajukan
pertanyaan pada diri sendiri dengan kata tanya “apa, siapa, kapan, bagaimana”
kemudian dilanjutkan dengan membaca dan menginterpreasikan informasi yang
ada pada teks lalu meningat kembali informasi yang telah dibaca kemudian yang
terakhir siswa membuat intisari bacaan, dari langkah tersebut memungkinkan
siswa akan merasa bosan karena siswa hanya akan terfokus pada buku atau teks
yang dibaca sehingga kurangnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Begitupun dengan model pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite,
Review), model pembelajaran tersebut hampir sama dengan model pembelajaran
PQ4R hanya saja pada model pembelajaran ini tidak ada kegiatan Reflect
(menginterpreasikan bacaan). Sehingga, peneliti memilih model kooperatif tipe
CIRC (Cooperative Integrated Reading Composition) untuk meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman siswa karena langkah pembelajarannya
melibatkan kegiatan disksui sehingga siswa akan lebih aktif dalam belajar.
Model pembelajaran CIRC merupakan sebuah program yang komprehensif
untuk mengajari pelajaran membaca., menulis dan seni berbahasa pada kelas
yang lebih tinggi di sekolah dasar. (Slavin, 2005 hlm. 200)
Model pembelajaran CIRC bertujuan untuk membantu siswa memahami isi
bacaan melalui kegiatan diskusi sehingga pembelajaran tidak bersifat teacher
center. Menurut Slavin (2010, hlm. 202) tujuan penggunakan model pembelajaran
CIRC yang pertama adalah membaca lisan yaitu meningkatkan kesempatan siswa
untuk membaca dalam satu tim sehingga mendorong siswa untuk saling
merespon, yang kedua kemampuan memahami bacaan yaitu dengan adanya
kegiatan diskusi akan lebih membantu siswa untuk memahami bacaan yang
diaplikasikan secara luas, dan yang ketiga adalah menulis dan seni berbahasa yang
akan melatih siswa untuk menulis dalam menuangkan informasi yang telah di
dapat dalam bentuk tulisan.

7
Menurut Slavin dalam Suyitno (2005, hlm. 6) kelebihan dari model
pembelajaran CIRC yaitu: (1) CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan
siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah; (2) dominasi guru dalam
pembelajaran berkurang; (3) siswa termotivasi pada hsil secara teliti, karena
bekerja dalam kelompok; (4) para siswa dapat memhami makna soal dan saling
mengecek pekerjaanya; (5) membantu siswa yang lemah.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik sekaligus
melatarbelakangi penulis untuk mengkaji lebih dalam tentang model pembelajaran
CIRC (Cooperative Integrated Reading Composition) dan berencana untuk
melakukan penlitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading Composition) untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusna masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “ Bagimanakah
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated
Reading Composition) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
siswa selas IV Sekolah Dasar?”
Rumusan masalah tersebut, dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan
penelitian, yaitu:
1. Bagaimanakah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative
Integrated Reading Composition) untuk meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa selas IV Sekolah Dasar?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading
Composition) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa
selas IV Sekolah Dasar?
3. Bagaimanakah peningkatan membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah
Dasar setelag diterapkannya model pembelajaran CIRC (Cooperative
Integrated Reading Composition)?

8
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading
Composition) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa selas
IV Sekolah Dasar. Adapun tujuan khusus penelitian ini yaitu untuk
mendeskripsikan:
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading
Composition) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa
selas IV Sekolah Dasar
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading Composition) untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa selas IV Sekolah
Dasar
3. Peningkatan membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar setelag
diterapkannya model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading
Composition)

1.4 Manfaat Penelitian


Secara umum manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan yang terkait digunakannya model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC (Cooperative Integrated Reading Composition) untuk meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman siswa. Secara khsuus manfaat dari penelitian
ini diantaranya:
1. Bagi Siswa
a. Menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa sehingga siswa tidak
merasa bosan dan jenuh pada saat pembelajaran
b. Meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
c. Menumbuhkan sikap kerjasama, disiplin dan aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran
d. Memudahkan siswa untuk memahami isi dari suatu bacaan
e. Melatih siswa untuk berani mengkomunikasikan ide-idenya
2. Bagi Guru

9
a. Memberikan referensi kepada guru ketika mendapatkan masalah yang
sama di dalam kelasnya
b. Membantu guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan
meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar
c. Membantu guru untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan
menarik dan menyenangkan
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai bahan masukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran agar
lebih efektif dan efisien
b. Menjadi masukan bagi guru-guru bahwa model pembelajaran itu sangat
beragam sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah
yang bersangkutan
4. Bagi Peneliti
a. Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan melalui pengalaman langsung dengan melaksanakan
parktek pembelajaran di kelas
b. Mendapatkan pengetahuan berkaitan dengan model pembelajaran yang
tepat untuk memecahkan permasalahan yanga da
c. Menjadikan suatu referensi untuk pembelajaran yang lebih baik

10
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated


Reading Composition)
2.1.1 Definisi model pembelajaran kooperatif
2.1.2 Karakteristik pembelajaran kooperatif
2.1.3 Tujuan pembelajaran kooperatif
2.1.4 Definisi model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated
Reading Composition)
2.1.5 Karakteristik model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated
Reading Composition)
2.1.6 Tujuan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated
Reading Composition)
2.1.7 Langkah-langkah model pembelajaran CIRC (Cooperative
Integrated Reading Composition)
2.1.8 Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran CIRC
(Cooperative Integrated Reading Composition)
2.2 Hakikat Keterampilan Membaca
2.2.1 Definisi membaca
2.2.2 Tujuan membaca
2.3 Keterampilan Membaca Pemahaman
2.3.1 Definisi membaca pemahaman
2.3.2 Tujuan membaca pemahaman
2.3.3 Jenis-jenis membaca pemahaman
2.3.4 Indikator membaca pemahaman
2.4 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
2.5 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC (Cooperative
Integrated Reading Composition)
2.6 Penelitian Terdahulu yang Relevan
2.7 Kerangkan Berfikir
2.8 Definisi Operasional

11
2.8.1 Model pembelajaran koopertif tipe CIRC(Cooperative Integrated
Reading Composition)
2.8.2 Membaca Pemahaman

12
BAB III

METODE PENELITIAN

13

Anda mungkin juga menyukai