D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya yang telah
dilimpahkan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pentingnya mempelajari penggunaan Bahasa Indonesia yang efektif bagi
dosen dan Mahasiswa” yang berperan penting dalam kehidupan manusia karena bahasa
merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Akhir kata saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan senang hati.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. PERTANYAAN PENELITIAN
a) Pertanyaan untuk Dosen
1. Apa saja yang anda lakukan pertama kali masuk di dalam kelas ?
2. Apa saja upayah anda agar mahasiswa yang kurang aktif dapat menjadi aktif dalam
kelas?
3. Bagaimana upayah anda agar bisa menjalin komunikasi yang baik kepada
mahasiswa?
4. Apa saja yang menjadi permasalahan anda saat berhadapan dengan mahasiswa?
5. Upayah yang anda lakukan dalam membangun dan mendidik karakter seorang
mahasiswa?
6. Bagaimana upayah anda dalam merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif?
b) Pertanyaan untuk mahasiswa
1. Apa yang membuat anda memilih untuk kuliah di Universitas Audi Indonesia?
2. Apa yang kamu rasakan ketika pertamakali menginjakan kaki di Universitas Audi
Indonesia?
3. Bagaimana sikap anda ketika jumpa dengan dosen?
4. Upayah apa yang anda lakukan ketika di berikan tugas oleh dosen?
5. Apa saja yang menjadi kesulitan anda dalam perkuliahan setiap hari?
6. Pernahkah kamu berpikir untuk berhenti kuliah ketika di berikan tugas banyak oleh
dosen?
7. Bagaimana cara kamu menjalani komunikasi yang baik dengan teman sekelas mu?
D. Tujuan Penelitian
1. Pengertian Bahasa
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara di Negara Kesatuan
Republik Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat dominan dalam segala aspek di
dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa Indonesia harus dipelajari, dikembangkan, dan
dioptimalkan penggunaannya maupun fungsinya. Melalui mata pelajaran Bahasa
Indonesia diharapkan tumbuh sikap bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia
sehingga akan tumbuh juga kesadaran akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung di
dalam bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang wajib diberikan dari jenjang sekolah
dasar sampai dengan perguruan tinggi. Hal itu dikarenakan bahasa Indonesia merupakan
bahasa nasional sekaligus bahasa Negara di Indonesia. Menurut Oka (dalam Muslich,
2009: 108), menyatakan bahwa sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai : lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu
bangsa, dan sebagai alat perhubungan antar budaya atau daerah.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional di Indonesia memiliki fungsi yang beragam, diantaranya adalah sebagai
lambang kebanggaan nasional karena dipakai secara luas dan sangat djunjung tinggi,
sebagai lambang identitas nasional, alat untuk mempersatukan seluruh 2 bangsa, dan
sebagai alat perhubungan antar budaya atau daerah karena bahasa Indonesia dapat
dipakai oleh suku-suku bangsa yang berbeda bahsanya sehingga mereka dapat saling
berhubungan.
Untuk mewujudkan fungsi bahasa Indonesia, perlu diadakannya suatu pembinaan
dan pengembangan bahasa Indonesia dengan harapan bahasa Indonesia bisa diakui oleh
setiap warga negara Indonesia. Pengembangan bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan
upaya yang strategis melalui pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembinaan dan
pengembangan yang berhasil akan memberikan suatu dampak yang positif bagi
kemajuan berbagai aspek bangsa Indonesia.
Untuk meningkatkan mutu dalam penggunaan bahasa Indonesia, pengajarannya
dilakukan mulai sejak dini, yakni mulai dari sekolah dasar yang nantinya digunakan
sebagai landasan atau dasar pendidikan ke dalam jenjang yang lebih tinggi. Penguasaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diketahui dari keterampilan berbahasa yang
terdiri dari ketrampilan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan (Muslich,
2009:109).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penguasaan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar dapat diketahui dari keterampilan yang dimiliki
seseorang dalam aspek membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan. Setiap
ketrampilan dalam bahasa mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Bahasa adalah sebagai alat komunikasi bagi manusia. Bahasa memegang peranan
penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa manusia dapat berinteraksi dan
berbicara tentang apa saja. Bahasa juga sebagai alat menyampaikan pikiran, gagasan,
konsep ataupun perasaan. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang digunakan suatu
masyarakat untuk bekerjasama, berinterksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana,
1982: 17). Bahasa adalah sistem lambang yang bersifat arbitrer, yang dipakai para
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi.
Batasan pengertian bahasa yaitu (a) bahasa merupakan suatu sistem, (b) sebagai sistem,
bahasa bersifat arbitrer, dan (c) sebagai sistem arbitrer, bahasa dapat digunakan untuk
berinteraksi, baik dengan orang lain maupun diri sendiri (Kridalaksana, 1994 dalam
Sarwiji, 2008: 24)
Bahasa adalah salah satu alat untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran,
keinginan, dan perasaan kita. Hal itu sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Pateda (2008:10) bahasa adalah ucapan pikiran, kemauan, dan perasaan manusia yang
bersistem yang dihasilkan oleh alat bicara dan digunakan untuk berkomunikasi. Jadi
bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat pemesatu bangsa.
Pengungkapan bahasa yang baik dapat bersifat komunikatif antara pembicara dan
pendengar. Komunikasi adalah kunci keberhasilan berinteraksi dalam kehidupan sehari-
hari. Apabila komunikasi berjalan dengan efektif, maka informasi yang disampaikanpun
akan berjalan lancar sehingga dapat mempercepat suatu proses penyelesaian pekerjaan.
Sebaliknya komunikasi terhambat, arus informasipun tersendat, dan akibatnya tentu
akan membuat suatu pekerjaan juga terlambat diselesaikan.
Perkembangan bahasa Indonesia lisan maupun tulisan berkembang mulai pada saat
terbentuknya, yaitu pada 28 Oktober 1928, bersamaan dengan momen Sumpah Pemuda.
Setelah terbentuk, bahasa Indonesia terus berkembang seiring berlakunya ejaan Van
Ophuijsen, Soewandi, Melindo bahkan hingga ke Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Ini
2 adalah beberapa contoh sederhana bagaimana bahasa Indonesia dengan pesat
mengalami perkembangan. Bahasa Indonesia yang telah dikenal oleh khalayak umum
merupakan bahasa Melayu yang menjadi lingua franca atau bahasa perhubungan di
Nusantara kala itu. Bahasa Melayu telah ada dan digunakan terlebih dahulu. Keberadaan
bahasa Melayu pun dapat ditilik dalam saat persiapan Kongres Pemuda tahun 1926, para
pemuda masih mempermasalahkan tentang sebutan bahasa persatuan Indonesia.
Kemudian M. Tabrani mengusulkan bahasa Melayu diganti dengan istilah bahasa
Indonesia dan hal ini pun disetujui bersama pada 2 Mei 1926. Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam
laman resminya telah mencantumkan bahwa bahasa Melayu telah berada di kawasan
Asia dan khususnya Asia tenggara sejak abad ketujuh. Pernyataan ini juga tentu
didukung oleh adanya beberapa prasasti sepeti prasasti Talang Tuo di Palembang,
bahkan prasasti Karang Brahi di Jambi. Keberadaan prasasti-prasasti ini telah ada sejak
tahun 680-an. Selanjutnya, untuk sejarah perkembangan bahasa Indonesia dapat disoroti
melalui zaman Sriwijaya yang menggunakan bahasa Melayu untuk menjadi bahasa
pembelajaran kebudayaan dan hingga pada saat penyebaran agama Kristen oleh para
pendeta-pendeta dan orang Belanda pada saat masih berada di Indonesia. Bahasa
Melayu yang merupakan cikal bakal bahasa Indonesia telah berkembang dengan sangat
pesat di Indonesia, bahkan sebelum bahasa Indonesia pertama kali resmi di umumkan
pada sumpah pemuda.
Bahasa Indonesia sejak dahulu telah membentuk bangsa dan mempersatukan
keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki tingkat kemajemukan yang sangat
tinggi. Bahasa pada dasarnya adalah media untuk berkomunikasi ternyata memiliki
eksistensi yang lebih lagi. Bahasa mencakup hampir seluruh lapisan masyarakat, bahkan
kebudyaan itu sendiri. Banyak sumber yang mengupas fungsi bahasa Indonesia, salah
satunya Arifin (2008:12) kedudukan bahasa Indonesia memiliki fungsi berikut. 1)
Lambang kebanggaan bangsa. Bahasa Indonesia mencerminkan setiap nilai-nilai yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia. 2) Lambang identitas nasional. Bahasa Indonesia
merupakan identitas ataupun jati diri dari orang-orang ataupun penduduk Indonesia. 3)
Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya. Bahasa Indonesia
menghindarkan segala aktifitas yang dapat menimbulkan kesalahpahaman di tengah
masyarakat yang majemuk. 3 4) Alat pemersatu suku budaya dan bahasanya. Bahasa
Indonesia mempersatukan setiap suku-suku di Indonesia yang memiliki bahasa dan
kebudayaan yang berbeda dengan total tujuh ratusan bahasa daerah, bahasa Indonesia
pun menyatukan. Dengan demikian, peranan bahasa Indonesia adalah krusial dalam
menunjang bangsa dan negara serta setiap dari pada rakyat Indonesia. Perkembangan
bahasa Indonesia telah melalui sejarah yang cukup teramat panjang. Melalui kilas balik
sejarah yang telah dipaparkan di atas, dapat dengan jelas diketahui bahwa bahasa
Indonesia telah menjadi begitu kuat hingga saat ini karena telah melalui proses yang
unik. Berawal dari bahasa Melayu, kontak dengan budaya asing yang kemudian
menggunakan bahasa Melayu dan menjadi bahasa yang akhirnya diganti dengan istilah
bahasa Indonesia pada tahun 1926. Bahasa Indonesia kemudian masuk ke dalam tiga
kategori perkembangan, yaitu 1) Bahasa pemersatu. Bahasa Indonesia pada awalnya
diikarkan oleh para pemuda kembali pada tahun 1928 pada tanggal 28 Oktober dalam
sumpah pemuda yang berbunyi: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe
bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia Kami poetra dan poetri Indonesia
mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia Kami poetra dan poetri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia Dengan sangat jelas bahasa
Indonesia pertama kali digunakan ataupun diikrarkan sebagai bahasa pemersatu pada
butir ketiga. Bahasa Indonesia kemudian mulai diterima oleh masyarakat Indonesia.
Dengan diterimanya bahasa Indonesia, secara harfiah bahasa ini menjadi bahasa
pemersatu Indonesia. Diterimanya bahasa Indonesia juga dapat tercermin dari
diadakannya Kongres Bahasa Indonesia (KBI) pada tanggal 25 —28 Juni 1938 di Solo.
2) Bahasa resmi negara. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang digunakan selama
54 sejak ditetapkan dalam pasal 36 UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus. Hal ini ditandai
dengan pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang
membuat fase awal bahasa Indonesi sebagai bahasa pemersatu menjadi bahasa resmi
negara. Adapun pergantian ejaan dari ejaan Van Ophuijsen (dari masa jajahan Belanda)
menjadi ejaan Suwandi karena dianggap lebih menunjukan rasa nasionalisme yang
tinggi. 3) Bahasa internasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional merupkan
fase lanjutan dari dua fase yang ada. Hal ini telah dicanangkan dan dilakukan terbukti
dengan adanya Kongres Internasional IX Bahasa Indonesia yang mengambil tempat di
Jakarta pada tanggan 28 Oktober hingga 1 November 2018. Undang-undang Nomor 4 24
Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
juga ikut mendukung bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, khususnya pasal
44 ayat 1. Salah satu bukti dari tindak lanjut untuk fase ini adalah adanya tenaga dan
buku-buku Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing.
a. Pengertian Ejaan
Dalam buku Cermat Berbahasa Indonesia, Prof. Dr. H. Zaenal Arifin,M.Hum.
dan Drs.S. Amran Tasai, M.Hum. (2010), Ejaan adalah
keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar
hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam
suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf,
kata, pemakaian tanda baca
b. Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia
Dalam rangka menunjang pembakuan bahasa, baik yang
menyangkut pembakuan
tata bahasa maupun kosa kata da peristilahan, ejaan mempunyaifungsi yang cukup
penting. Oleh karena itu, pembakuan ejaan perlu
diberi prioritas lebih dahulu. Dalam hubungan itu, ejaan antara lain, berfungsisebaga
i Landasan pembakuan tata bahasa dan Landasan pebakuan kosakata dan
peristilahan.
Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasaIndonesia.Di
samping ketiga fungsi yang telah disebutkan di atas, ejaan
sebenarnya juga mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk
membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan
secara tertulis. Dalam hal ini fungsi praktis itu dapat di capai jikasegala ketentuan
yang terdapat di dalam kaidah telah diterapkan dengan baik
c. Perkembangan ejaan dalam pengembangan bahasa
1. Van Ophusyen
Pada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin,
yangdisebut Ejaan Van Ophuijsen. Van Ophuijsen merancang ejaan itu yang
dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma‟moer dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan Van Ophuijsen adalah sebagai berikut.
a. Huruf j dipakai untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, dan sajang
b. Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer
c. Tanda diakritik, seperti koma, ain dan tanda trema, dipakai untukmenuliskan
kata-kata ma‟moer, „akal, ta‟, pa‟. dinamai‟
2. Soewandi
Ejaan Soewandi diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 untuk
menggatikanEjaan van Ophuijsen. Ejaan Soewandi dikenal juga dengan Ejaan
Republik.Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan Ejaan Soewandi adalah
sebagai berikut.
a. Huruf oe digati dengan u. Seperti pada kata goeroe menjadi guru, itoemenjadi
itu, oemoer menjadi umur.
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata tak, pak,
maklum, dan rakjat.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti anak2, berjalan2, ke-barat2-an.
d. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis dengan kata
yangmengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun,
disamakandengan imbuhan di- pada ditulis, dikarang.
3. Melindoa.
Apakah yang di maksud dengan ejaan melindo ?
Melindo ialah akronim dari Melayu-Indonesia. Merupakan ejaan yang
disusun atas kerja sama antara pihak Indonesia Slamet Muljana dan
pihakPersekutuan Tanah Melayu (malaysia) di pimpin oleh Syed Nasir bin
Ismail.Yang tergabung dalam Panitia Kerja Sama Bahasa Melayu-Bahasa
Indonesia.Tahun 1959 berhasil merumuskan ejaan yaitu ejaan Melindo. Awalnya
EjaanMelindo di maksudkan untuk menyeragamkan ejaan yang di gunakan
dikedua negara tersebut. Namun karena pada masa itu terjadi ketegangan
politikantara Indonesia dan malaysia, Ejaan itupun akhirnya gagal
diresmikan.Sebagai akibatnya pemberlakuaan ejaan itu tidak pernah di
umumkan.
Hal-hal apakah yang terdapat dalam konsep ejaan melindo?
Dalam ejaan melindo tidak jauh beda dengan ejaan pembaharuan,
karenaejaan itu sama-sama berusaha menyederhanakan ejaan dengan
menggunakansistem fonemis.Hal yang berbeda ialah dalam ejaan Melindo
gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta di ganti dengan c menjadi cinta.
Juga gabungan konsonan nj,seperti pada kata njonja di ganti dengan huruf nc
yang sama sekali masih baru.
d. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Pada tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Republik Indonesia
Soehartomeresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru
itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan
Kebudayan menyebarkan buku kecil yang berjudul
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,
sebagai patokan pemakaian ejaan itu.Karena penuntun itu perlu dilengkapi,
Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia,Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
yang dibentuk oleh Menteri Pendidikandan Kebudayaan dengan surat putusannya
tanggal 12 Oktober 1972,
Fungsi dari Bahasa Indonesia Sebagai bahasa yang memiliki fungsi dasar sejak
pendiriannya. Adanya fungsi membuat bahasa Indonesia tumbuh besar dan dikenal oleh
negara lain. Bahasa Indonesia berfungsi dasar sebagai (1)alat pemersatu, (2)sebagai
penguhubung antar masyarakat berbeda daerah, (3)identitas/tanda pengenal bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia yang mempersatukan bangsa. Bahasa Indonesia
menyatukan berbagai perbedaan di Indonesia. Indonesia memiliki pulau yang tersebar
melintang dari pulau dari sabang hingga merauke yang mempunyai kebudayaan dan
keunikannya masing-masing.
Bahasa Indonesia menyatukan segala keunikan dan kebudayaan tersebut menjadi
satu tanpa adanya perbedaan. Bahasa Indonesia sebagai penghubung antar masyarakat
daerah. Indonesia memiliki ratusan bahasa daerah yang membuatnya memiliki ciri khas.
Setiap pulau di Indonesia memiliki cara komunikasi daerah tersendiri yang dituturkan
kepada ruang lingkup daerahnya. Misal pulau sumatera utara dengan Ibu Kota Medan
menggunakan bahasa daerah medan untuk berkomunikasi. Pada provinsi Sumatera Utara
terdapat banyak bahasa daerah didalamnya seperti bahasa Melayu, Batak Toba,
Mandailing, KAro, Simalungung, Nias, PAkpak dan Pesisir Sibolga-Tapanulis Tengah.
Dengan banyaknya bentuk komunikasi yang berada pada pulau medan membuat
komunikasi menjadi lambat antara masyarakat yang berbeda bahasa.
Jika seorang masyarakat menuturkan bahasa batak kepada orang yang berbahasa
melayu, maka orang yang berbahasa melayu akan sulit memahami maksud dari
perkataan orang yang berbahasa batak dan begitu pun sebaliknya. Maka ditetapkan nya
bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional untuk mempermudah komunikasi dan
mempermudah memahami maksud dari orang yang berkomunikasi.
Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa. Identitas adalah jati diri. Bahasa
Indonesia menjadi identitas jika bangsa Indonesia menggunakannya dan menjadikan nya
memiliki ciri khas. Bahasa Indonesia menjadi identitas agar mudah dikenali oleh negara
lain. Dengan adanya bahasa Indonesia yang khas dapat menumbuhkan rasa penasaran
terhadap negara lain untuk mempelajarinya lebih dalam. Bahasa Indonesia sudah dikenal
luas oleh berbagai negara dan dijadikan sebagai pembelajaran seperti Vietnam, Jepang,
Ukraina, dan Korea Selatan. Pentingnya Bahasa Indonesia Bagi Mahasiswa Sebagai
warga Indonesia sudah sepatutnya kita menghargai tanah air, salah satunya dengan
menggunakan bahasa yang tepat. Bahasa Indonesia yang tepat merupakan bahasa yang
sesuai aturan yang ada pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Dalam lingkup pendidikan mahasiswa memiliki peran untuk menggunakan bahasa
Indonesia yang tepat dan mengajak warga lain untuk menerapkannya. Bahasa indonesia
memiliki banyak maanfaat untuk mahasiswa salah satunya dalam penulisan artikel
ilmiah, makalah, ataupun proposal. Kaidah penulisan yang digunakan haruslah sesuai
dan tidak menyimpang dari PUEBI. Kaidah bahasa adalah peraturan dalam penggunaan
bahasa, bunyi, dan pengucapan bahasa. Contoh kaidah bahasa Indonesia dalam
penulisan adalah menggunakan huruf kapital diawal kalimat.
Mahasiswa sebagai penerus bangsa memiliki peran untuk menyebarluaskan
pemakaian bahasa Indonesia yang tepat kemudian melestarikannya pada keturunan
selanjutnya karena jika tidak ada yang meneruskan maka bahasa akan perlahan hilang
tergantikan oleh bahasa-bahasa lain. Oleh karena itu bahasa Indonesia dijadikan mata
pelajaran wajib di perguruan tinggi agar mahasiswa tidak melupakan identitas bangsa.
Bahasa Indonesia harus dijaga agar tidak tertutup oleh budaya dan bahasa asing. Zaman
sekarang banyak yang melupakan penggunaan bahasa yang benar karena menurutnya
menggunakan bahasa luar (asing) lebih keren. Mempelajari bahasa luar (asing) tidak
salah tetapi jangan sampai melupakan bahasa nasional, yaitu bahasa indonesia. Karena
itu sebagai mahasiswa yang menjadi generasi selanjutnya gunakanlah bahsa Indonesia
yang sesuai dan tidak pernah melupakan identitas bangsa tersebut. Pentingnya Bahasa
Indonesia Bagi Perguruan Tinggi Bahasa Indonesia memiliki arti penting jika berlanjut
dan terus diajarkan di semua jenjang pendidikan, tak terkecuali untuk perguruan tinggi.
Tujuannya jelas dengan terus menunjukkan usia negara yang semakin maju, dipercaya
bahasa Indonesia akan tetap ada hingga kapanpun. Salah satu tujuan diajarkannya
bahasa Indonesia di lingkungan pendidikan ialah untuk membuat rasa bangga akan tanah
air ketika menggunakan bahasa Indonesia. Perguruan tinggi sebagai tempat pelajar
mencari ilmu dan meningkatkan pengetahuannya dapat mewadahi pelajarnya untuk
menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai kaidah dalam pembuatan artikel ilmiah
ataupun proposal. Adanya pembelajaran bahasa tentu memiliki alasan.
pembelajaran ini dimaksudkan untuk menjadikan pelajar berbakat dan
memanfaatkan bahasa Indonesia secara tepat, efektif, baik secara lisan maupun tulisan,
sebagai aliran pemikiran dalam karya ilmiah. Berikut beberapa manfaat diajarkannya
bahasa indonesia:
1. Menimbulkan sifat positif terhadap bahasa Indonesia.
2. Mempersatukan ragam bahasa daerah yang menjadi satu, bahasa Indonesia.
3. Menambahkan rasa bangga, setia, dan nasionalis terhadap Negara Indonesia.
a. Dosen
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 37 tahun 2009 pasal 1 tentang
dosen menyatakan bahwa : dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat (Himpunan Peraturan Perundang-undangan, 2011). Dosen adalah
tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di
sekolah. Dosen adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan
keilmuan yang dimilikinya dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang
cerdas (Djamarah, 2010). Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa dosen
adalah tenaga pendidik yang mempunyai tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
kepada peserta didik melalui pendidikan.
Kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran dosen sebagai
agen pembelajaran, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta
pengabdi kepada masyarakat berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional (Himpunan Peraturan Perundang-undangan, 2011). Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 45 mengemukakan bahwa dosen
wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani
dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan
tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2005 Pasal 60, dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen
berkewajiban (Himpunan Peraturan Perundang-undangan, 2011) :
b. Mahasiswa
Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai metode penelitian. Hal-hal yang berkaitan dengan
metode penelitian meliputi (1) jenis penelitian, (2) subjek penelitian, (3) metode dan teknik
pengumpulan data, (4) instrument penelitian, (5) teknik analisi data, (6) triangulasi.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Selain itu, semua yang
dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan
demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran
penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara,catatan
lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi
lainnya (Moleong.2008:11). Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan prilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor, 1993:30 dalam Prastowo, 2014:22).
Berdasarkan kedua pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena apa
adanya dengan menggunakan kata-kata yang dilakukan oleh peneliti dengan
mengumpulkan data ilmiah atau alami.
A. SIMPULAN
Berdasarkan temuan dari hasil pelaksanaan tindakan dan didukung dengan penelitian
terdahulu dan berbagai pendapat pakar, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa
Indonesia lisan baik dan benar kalangan mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Unvic
Sorong dapat meningkatkan kompetensi pendidik dan mahasiswa terutama dalam penggunaan
aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian pada mahasiswa prodi pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia Unvic Sorong, dengan hasil bahwa kalangan mahasiswa dapat meningkatkan
penggunaan bahasa Indonesia lisan baik dan benar. Oleh karena itu, penulis memberi saran
sebagai berikut.
a) Untuk mengembangkan kemampuan penggunaan bahasa Indonesia diperlukan sikap
dan keterampilan dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan memerlukan
banyak latihan.
b) Pendidik perlu melakukan pendekatan untuk memberi motivasi sehingga terbentuk
rasa percaya diri pada kalangan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
c) Perubahan tingkah laku merupakan tujuan pembelajaran yang digunakan oleh peserta
didik sebagai terapan dan pengembangan kemampuan berbicara.
d) Nilai sikap belajar untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap materi belajar
digunakan untuk salah satu bahan intropeksi seorang pendidik terhadap usaha-usaha
yang dilakukan dalam proses pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Waridah, Ernawati. 2008. EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta: Kawan Pustaka.
Arifin, dkk. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: AKAPRESS.
Puspitasari, A. (2017). Menumbuhkan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar Dalam
Pendidikan Dan Pengajaran. Tamaddun, 16(2), 81–87.
Artati,b.2010. Panduan Pendidikan Bahasa Indonesia.Klaten: Intan Pariwara. Arikunto, S. 2010.
Penelitian Belajar Mengajar. Jogjakarta: Aditya Media. Emzir.2010. Metodologi Penelitian
Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Grapindo Persada. Gorys, 1969.Tata Bahasa
Indonesia.Jakarta: Nusa Indah. Gorys. 1970.Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.
DOKUMENTASI