Anda di halaman 1dari 6

RESUME

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah

“Pendidikan Bahasa Indonesia di SD”

Dosen Pengampu:Drs.Abd. Hafid,S.Pd.,M.Pd

Di susun oleh :

IRNA NAZIRA

31 A

(210407562041)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
A. Definisi Pembelajaran Bahasa Indonesia

➢ Menurut KTSP 2006 (Depdiknas, 2006: 317), secara mendasar Bahasa Indonesia
merupakan pelajaran yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
yang berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia.
Karena itu, standar kompetensi yang terdapat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
harus dikuasai oleh peserta didik, karena standar kompetensi merupakan persyaratan
tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi peserta didik.

➢ Menurut Ahmad Susanto (2013: 245) tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di SD


antara lain bertujuan agar siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra
untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Adapun tujuan khusus
pengajaran Bahasa Indonesia, antara lain agar siswa memiliki kegemaran membaca,
meningkatkan karya sastra untuk meningkatkan kepribadian, mempertajam kepekaan,
perasaan, dan memperluas wawasan kehidupannya.

Berdasarkan penjelasan mengenai definisi di atas dapat saya simpulkan bahwa


pembelajaran bahasa indonesia merupakan pembelajaran yang disarankan untuk
meingkatkan kemampuan berkomuikasi dalambahasa indonesiayag baik dan benar,.
baik secara lisan maupun tulisan

B. Kondisi/Kelemahan Pembelajaran Bahasa Indonesia saat ini


dengan menggunakan sumber (artikel,buku,dll)

➢ Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki problem khususnya berkenaan karakter


siswa yaitu sikap terhadap Bahasa Indonesia, kebingungan memasukkan
pendidikan karakter di dalam pembelajaran, ketidakjelasan indicator penilaian
karakter, pengaruh budaya asing yang kian semakin gencar karena perkembangan
teknologi
➢ Problematika terkait dengan sikap bahasa. Siswa kurang bergairah saat belajar
bahasa Indonesia. Dia merasa sudah bisa. Dibandingkan dengan pembelajaran
bahasa Inggris, pembelajaran bahasa Indonesia dianggap kurang elit.

C. Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Berdasarkan uraian di atas, karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia adalah


sebagai berikut.
1. Pembelajaran dilakukan secara terintegrasi atau terpadu, mengingat bahasa
merupakan sistem.
2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan komunikatif.
3. Kegiatan pembelajaran mendasarkan diri pada teori pemerolehan bahasa.
4. Pelaksanaan pembelajaran lebih menekankan pada komponen praktik berbahasa
daripada teori kebahasaan.
5. Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual.
6. Dalam pembelajaran, baik “yang diajarkan” maupun “ media ajarnya” sama, yaitu
bahasa Indonesia.

C. Teori Belajar Bahasa Indonesia

1. Teori Behaviorisme
Menurut teori ini, semua perilaku, termasuk tindak balas (respons) ditimbulkan
oleh adanya rangsangan (stimulus). Jika rangsangan telah diamati dan diketahui
maka gerak balas pun dapat diprediksikan.
2. Teori Nativisme
Istilah nativisme dihasilkan dari pernyataan mendasar bahwa pembelajaran
bahasa ditentukan oleh bakat. Bahwa setiap manusia dilahirkan sudah memiliki
bakat untuk memperoleh dan belajar bahasa.
3. Teori Kognitivisme
Menurut teori ini perkembangan bahasa harus berlandaskan pada atau diturunkan
dari perkembangan dan perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam
kognisi manusia. Dengan demikian urutan-urutan perkembangan kognisi seorang
anak akan menentukan urutan-urutan perkembangan bahasa dirinya.
4. Teori Fungsional
Para peneliti bahasa mulai melihat bahwa bahasa merupakan manifestasi
kemampuan kognitif dan efektif untuk menjelajah dunia, untuk berhubungan dengan
orang lain dan juga keperluan terhadap diri sendiri sebagai manusia lebih
mengutamakan pada bentuk bahasa dan tidak pada tataran fungsional yang lebih dari
makna yang dibentuk dari interaksi sosial.
5. Teori Konstruktvisme
Pembelajaran harus dibangun secara aktif oleh pembelajar itu sendiri dari pada
dijelaskan secara rinci oleh orang lain. Dengan demikian pengetahuan yang
diperoleh didapatkan dari pengalaman. Namun demikian, dalam membangun
pengalaman siswa harus memiliki kesempatan untuk mengungkapkan pikirannya,
menguji ide-ide tersebut melalui eksperimen dan percakapan atau tanya jawab, serta
untuk mengamati dan membandingkan fenomena yang sedang diujikan dengan
aspek lain dalam kehidupan mereka.
6. Teori humanisme
Dalam pengajaran bahasa pernah diimplementasikan dalam sebuah kurikulum
pengajaran bahasa dengan istilah Humanistic curriculum yang diterapkan di
Amerika utara di akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Kurikulum ini
menekankan pada pembagian pengawasan dan tanggungjawab bersama antar seluruh
siswa didik. Humanistic curiculum menekankan pada pola pikir, perasaan dan
tingkah laku siswa dengan menghubungkan materi yang diajarkan pada kebutuhan
dasar dan kebutuhan hidup siswa.

Anda mungkin juga menyukai