Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DAN SASTRA SD KELAS RENDAH

“PENGAJARAN BAHASA INDONESIA TERPADU”

Disusun Oleh
Ramah Dinni

Dosen Pengampu :

Fefril Dani, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MUARA BUNGO

2023
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “Pengajaran Bahasa Indonesia Terpadu” dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari
Bapak Adi Saputra, M.Pd pada mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra SD di
Kelas Rendah.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Adi Saputra, M.Pd selaku dosen
pengampu,berkat tugas yang diberikan ini dapat menambah wawasan penulis berkaitan
dengan topic yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah masih banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharapkan adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Muara Bungo, 24 Maret 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

Latar Belakang........................................................................................................................1

Rumusan Masalah..................................................................................................................2

Tujuan.....................................................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terpadu.................................................................3

Keterkaitan Materi Pembelajaran Menyimak dan Berbicara di Kelas Rendah......................5

Keterkaitan Materi Pembelajaran Berbicara dan Membaca di Kelas Rendah........................7

Keterkaitan Materi Pembelajaran Membaca dan Menulis di Kelas Rendah..........................8

BAB III....................................................................................................................................10

PENUTUP...............................................................................................................................10

KESIMPULAN....................................................................................................................10

SARAN.................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia terpadu adalah suatu proses pembelajaran
yang menghubungkan beberapa cara dan konsep serta menggunakan berbagai macam
pendekatan untuk mencapai sebuah tujuan dari suatu pembelajaran.
Contoh dari sebuah pembelajaran bahasa indonesia terpadu adalah ; Pembelajaran
yang menggunakan strategi jaring laba-laba. Dimana proses ini saling mengaitkan dan
menciptakan sebuah tematik atau pendekatan sebuah tema, sebagai acuan dalam
pembelajaran

Para siswa dituntut untuk terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak,


membaca, berbicara, dan menulis.Pembelajaran terpadu adalah konsep yang merujuk
pada pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa, sehingga siswa akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman secara langsung
dan dapat menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka
pahami.Pembelajaran terpadu adalah upaya memadukan berbagai materi belajar yang
berkaitan, baik dalam ilmu maupun dengan kehidupan dan kebutuhan nyata para
siswa, sehingga proses belajar anak menjadi sesuatu yang bermakna dan
menyenangkan bagi anak.
Pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Pembelajaran berpusat pada anak
Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak
karena merupakan suatu system pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada
siswa, baik secara individu maupun kelompok.
2. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang
membentuk semacam jalinan antar skema yang dimiliki siswa, sehingga akan
berdampak pada makna dari materi yang dipelajari oleh siswa.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hakikat pembelajaran bahasa Indonesia terpadu?
2. Bagaimana keterkaitan materi pembelajaran menyimak dan berbicara di kelas
rendah?
3. Bagaimana keterkaitan materi pembelajaran berbicara dan membaca di kelas
rendah?
4. Bagaimana keterkaitan materi pembelajaran membaca dan menulis di kelas
rendah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran bahasa Indonesia terpadu
2. Untuk mengetahui keterkaitan materi pembelajaran menyimak dan berbicara di
kelas rendah
3. Untuk mengetahui keterkaitan materi pembelajaran berbicara dan membaca di
kelas rendah
4. Untuk mengetahui keterkaitan materi pembelajaran membaca dan menulis di kelas
rendah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terpadu


Pendekatan terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah model
pembelajaran kegiatan berbahasa berdasarkan fungsi utama bahasa sebagai alat untuk
berkomunikasi. Para siswa dituntut untuk terampil berbahasa, yaitu terampil
menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa
tersebut harus dilakukan secara terpadu dalam satu proses pembelajaran dengan fokus
satu keterampilan. Misalnya, para siswa sedang belajar keterampilan berbicara maka
ketiga keterampilan yang lainnya harus dilatihkan juga, tetapi kegiatan tersebut tetap
difokuskan untuk mencapai peningkatan kualitas berbicara.

Secara singkat dapat dismpulkan bahwa pada hakikatnya pembelajaran


terpadu adalah upaya memadukan berbagai materi belajar yang berkaitan, baik dalam
satu displin ilmu maupun antar disiplin ilmu dengan kehidupan dan kebutuhan nyata
para siswa, sehingga proses belajar anak menjadi sesuatu yang bermakna dan
menyenangkan anak. Hubungan antara empat keterampilan berbahasa Empat
keteramilan bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis memiliki
hubungan danmasing – masing mempunyai ciri tertentu. Dalam proses komunikasi,
semua aspekberbahasa, baik lisan dan tertulis sangat penting. Pengalaman adalah
dasar darimakna yang disampaikan dan dipahami dalam bahasa tertentu. Anak yang
memiliki pengalaman berbahasayang cukup luas bisa mengungkapkan maksudnya
dan memahami maksud orang lain dengan mudah. Kemampuan menyimak, berbicara,
membaca dan menulis semua bergantung pada kekayaan kosakatayang dimiliki.

o Karakteristik Pembelajaran Terpadu

pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Pembelajaran berpusat pada anak.

Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada


anak karena merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan
pada siswa, baik secara individu maupun kelompok.
2. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.

Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek


yang membentuk semacam jalinan antar skema yang dimiliki siswa, sehingga akan
berdampak pada makna dari materi yang dipelajari oleh siswa.

3. Belajar melalui pengalaman secara langsung

Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa
yang mereka alami, bukan hanya sekedar informasi dari gurunya.

4. Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata.

Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquri


(penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi.

5. Sarat dengan muatan yang berkaitan

Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian


suatu peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus.

Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran bahasa ditentukan oleh


beberapa faktor di antaranya: guru, siswa, media, model dan metode, teknik, suasana
belajar, dan teknologi pembelajaran. Masing-masing unsur saling terkait dan secara
bersama-sama akan berkolaborasi dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Namun,
salah satu unsur yang sangat perlu mendapatkan perhatian adalah kemampuan guru
dalam mengadopsi model, metode, teknik, dan strategi inovatif, agar pembelajaran
lebih terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran berbahasa.

Pembelajaran bahasa yang mencakup keterampilan membaca, menulis,


berbicara, dan menyimak adalah masalah yang dihadapi oleh guru Bahasa Indonesia
karena hanya mereka saja yang berusaha dalam pembinaan dan pengembangan
Bahasa Indonesia di sekolah.

Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia memegang prinsip bahwa bahasa itu


merupakan kesatuan yang utuh, bukan merupakan serpihan-serpihan yang tersebar.
Artinya secara struktur Bahasa memang bisa terbagi-bagi dalam fonologi, morfologi,
isintaksis, dan kosakata.

4
Akan tetapi, dalam proses belajar-mengajar bagian-bagian itu harus
dipadukan. Pembelajar Bahasa harus menguasai keempat keterampilan berbahasa,
yaitu mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Dalam pembelajaran bahasa,
minimal dua keterampilan dari empat keterampilan itu harus dipadukan dalam satu
kegiatan berturutan.

B. Keterkaitan Materi Pembelajaran Menyimak dan Berbicara di Kelas Rendah


1. Pengertian Pembelajaran Menyimak dan Berbicara

Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan


simakan.Karena itu dapatlah kita simpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah
menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam
bahan simakan. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat
berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi,
penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dengan teman
sekerja, sekelas dan sebagainya.

Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi


bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya.”Menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan,
penghayatan, ingatan, pengertia. Bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang
disimak pun harus diperhitungkan dalam menentukan maknanya. Melalui proses
menyimak, orang dapat menguasai pengucapan fonem, kosa kata, dan
kalimat.Pemahaman terhadap fonem, kata dan kalimat ini sangat membantu yang
bersangkutan dalam kegiatan berbicara, membaca, ataupun menulis.

Penyimak yang baik apabila individu mampu menggunakan waktu ekstra


untuk mengaktifkan pikiran pada saat menyimak. Ketika para siswa menyimak,
perhatiannya tertuju pada objek bahan simakan. Pada saat itulah akan didapatkan
proses menyimak yang efektif, menyimak yang lemah, dan menyimak yang kuat.

Berbicara yaitu keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.


Keterampilan berbicara menunjang keterampilan menyimak, membaca dan menulis.
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi- bunyi artikulasi atau kata- kata
untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan. Sebagai perluasan dari batasan ini dapat kita katakan bahwa berbicara

5
merupakan suatu system tanda- tanda yang dapat di dengar (audible) dan yang
kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan manusia demi
maksud dan tujuan gagasan- gagasan atau ide- ide yang dikombinasikan.

Lebih jauh lagi, berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang
memanfaatkan faktor- faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistic
sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang
paling penting bagi kontrol sosial.

2. Kaitan Antara Menyimak dan Berbicara

Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang


langsung, merupakan komunikasi tatap muka atau face to face communication. Antara
menyimak dan berbicara terdapat hubungan yang erat dari hal-hal berikut:

a) Ujaran(speech)biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru(imitasi)

b) Kata-kata yang akan dipakai atau dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan
oleh perangsang(stimuli) yang ditemuinya.

c) Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalam


masyarakat tempat hidupnya

d) Anak yang masih kecil masih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih
panjang dan rumit daripada kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya

e) Meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula membantu meningkatkan


berbicara seseorang

f) Bunyi atau suara seseorang merupakan suatu factor penting dalam meningkatkan
cara pemakaian kata-kata sang anak.

g) Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan penangkapan


informasi yang lebih baik pada pihak penyimak. Umumnya sang anak
mempergunakan/meniru bahasa yang didengarnya.

Dipandang dari segi bahasa, menyimak dan berbicara dikategorikan sebagai


keterampilan berbahasa lisan.Dari segi komunikasi, menyimak dan berbicara
diklasifikasikan sebagai komunikasi lisan. Melalui berbicara orang menyampaikan

6
informasi melalui ujaran kepada orang lain. Melalui menyimak orang menerima
informasi dari orang lain. Kegiatan berbicara selalu diikuti kegiatan menyimak, atau
kegiatan menyimak pasti ada di dalam kegiatan berbicara. Dua-duanya fungsional
bagi komunikasi, dua-duanya tidak  terpisahkan.

C. Keterkaitan Materi Pembelajaran Berbicara dan Membaca di Kelas Rendah


1. Pengertian Berbicara dan Membaca
Berbicara yaitu keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.
Keterampilan berbicara menunjang keterampilan menyimak, membaca dan menulis.
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi- bunyi artikulasi atau kata- kata
untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan.
Sebagai perluasan dari batasan ini dapat kita katakan bahwa berbicara
merupakan suatu system tanda- tanda yang dapat di dengar (audible) dan yang
kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan manusia demi
maksud dan tujuan gagasan- gagasan atau ide- ide yang dikombinasikan. Lebih jauh
lagi, berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-
faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistic sedemikian ekstensif,
secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi
kontrol sosial.
Pembelajaran membaca di sekolah menekankan pada tujuan pemahaman,
penyerapan pemerolehan kesan dan pesan atau gagasan yang tersurat. Untuk tujuan
tersebut seorang siswa harus dapat mengenali kata demi kata, pemahaman kelompok
kata/frasa, kalusa, kalimat atau teks secara keseluruhan. Kegiatan membaca
dilaksanakan di sekolah melibatkan pemikiran, penataran, emosi dan disesuaikan
dengan tema dan jenis bacaan yang dihadapinya. Salah satu aspek elemen dasar
kegiatan pembelajaran bahasa, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan
membaca, yaitu aspek mekanis kegiatan dan kemampuan membaca. Diharapkan
dengan mengenal aspek ini, para instruktur dan tenaga pengajar bahasa pada semua
tingkatan dapat mengambil manfaatnya untuk lebih mengoptimalkan usaha mereka
dalam membantu seseorang belajar bahasa khususnya pada aspek membaca.
2. Keterkaitan Materi Pembelajaran Berbicara dan Membaca di Kelas Rendah

Keterampilan berbicara memiliki kaitan yang sangat erat dengan keterampilan


membaca. Semakin banyak orang membaca tentunya semakin banyak pengetahuan

7
atau informasi yang diperolehnya. Pengetahuan ini mencakup kosakata yang luas dan
beraneka ragam serta topik pembicaraan yang lebih kaya. Orang yang gemar
membaca juga lebih tepat dalam berujar karena tau ejaan yang benar. Membaca juga
meningkatkan keterampilan berfikir logis, analitis, dan sistematis. Orang yang
terbiasa membaca tentunya akan lebih tepat dan runtut dalam berbicara. Kalimat yang
digunakan lebih terstruktur sehingga lebih mudah dipahami oleh pendengar. Kegiatan
membaca sangat penting untuk mengembangkan keterampilan berbicara.

D. Keterkaitan Materi Pembelajaran Membaca dan Menulis di Kelas Rendah


1. Pengertian Membaca dan Menulis
Pembelajaran membaca di sekolah menekankan pada tujuan pemahaman,
penyerapan pemerolehan kesan dan pesan atau gagasan yang tersurat. Untuk tujuan
tersebut seorang siswa harus dapat mengenali kata demi kata, pemahaman kelompok
kata/frasa, kalusa, kalimat atau teks secara keseluruhan. Kegiatan membaca
dilaksanakan di sekolah melibatkan pemikiran, penataran, emosi dan disesuaikan
dengan tema dan jenis bacaan yang dihadapinya. Salah satu aspek elemen dasar
kegiatan pembelajaran bahasa, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan
membaca, yaitu aspek mekanis kegiatan dan kemampuan membaca. Diharapkan
dengan mengenal aspek ini, para instruktur dan tenaga pengajar bahasa pada semua
tingkatan dapat mengambil manfaatnya untuk lebih mengoptimalkan usaha mereka
dalam membantu seseorang belajar bahasa khususnya pada aspek membaca.
Menurut Jumiati (2011:2) Pembelajaran menulis pada hakikatnya adalah suatu
pembelajaran tentang bagaimana seseorang mengekspresikan ide dan perasaannya
lewat media tulisan. Melalui kegiatan menulis, seseorang juga bisa mengemukakan
keperluannya, bisa merekam pikiran-pikirannya mengenai hal-hal yang penting atau
kegiatan-kegiatan yang sifatnya pribadi dalam hidup mereka. Bahkan, menulis juga
bisa dijadikan hiburan, di mana seseorang bisa mengkomunikasikan perasaan dan
idenya kepada orang lain melalui media dan bentuk yang beragam, seperti surat,
otobiografi, cerita, dan esai.
2. Keterkaitan Materi Pembelajaran Membaca dan Menulis di Kelas Rendah

Anak-anak mulai belajar berbicara sebelum mereka bisa mulai menulis. Untuk
bisa menulis mereka harus belajar menuangkan bahasa ke dalam simbol tertulis.
Keterampilan menulis memerlukan latihan dan bimbingan. Secara alami, dalam
periode tertentu anak-anak memiliki keterampilan berbicara yang lebih baik daripada

8
keterampilan menulis. Tetapi pada usia yang lebih matang, jarak antara dua
keterampilan ini semakin kecil. Pada orang dewasa bisa saja mereka mampu menulis
dengan baik, tetapi dalam berbicara justru kurang terampil atau bisa juga terjadi
sebaliknya.

Berbicara adalah bentuk komunikasi langsung, sedangkan menulis merupakan


bentuk komunikasi tidak langsung. Berbicara bisa direncanakan dengan menuliskan
apa yang akan disampaikan terlebih dahulu. Apabila berbicara dilaksanakan secara
spontan, misalnya dalam percakapan sehari-hari, hanya ada sedikit waktu untuk
memikirkan apa yang akan disampaikan. Sedangkan ketika menulis penulis bisa
memilih kata-kata, urutan, dan materi terbaik untuk tulisannya. Namun, secara umum
keduanya sama-sama merupakan keterampilan berbahasa produktif (menyampaikan
informasi).

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara singkat dapat dismpulkan bahwa pada hakikatnya pembelajaran
terpadu adalah upaya memadukan berbagai materi belajar yang berkaitan, baik dalam
satu displin ilmu maupun antar disiplin ilmu dengan kehidupan dan kebutuhan nyata
para siswa, sehingga proses belajar anak menjadi sesuatu yang bermakna dan
menyenangkan anak. Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang
berpusat pada anak karena merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan
keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok.
Namun, salah satu unsur yang sangat perlu mendapatkan perhatian adalah
kemampuan guru dalam mengadopsi model, metode, teknik, dan strategi inovatif,
agar pembelajaran lebih terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran berbahasa.
Pembelajaran bahasa yang mencakup keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan
menyimak adalah masalah yang dihadapi oleh guru Bahasa Indonesia karena hanya
mereka saja yang berusaha dalam pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia di
sekolah.

B. SARAN
Guru Bahasa Indonesia harus menjalankan fungsi pendidikan secara baik dan
benar agar pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional,sebab tujuan berfungsi sebagai pemberi arah yang jelas terhadap kegiatan
penyelenggaraan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://lindanurmasari.blogspot.co.id/2016/05/makalah-hubungan-antar-keterampilan.html

https://ratnawahyu36.wordpress.com/2013/12/16/hubungan-antar-aspek-keterampilan-
berbahasa/

https://nurwakhidah25.blogspot.co.id/2016/04/hubungan-keterampilan-membaca-
dengan.html

http://www.mediapidato.com/2014/12/hubungan-antara-berbicara-dengan.html

https://kumparan.com/rafi-utami/peranan-bahasa-indonesia-dalam-pembelajaran-terpadu-
1xmm4kFSsQB/full

Anda mungkin juga menyukai