DOSEN PENGAMPU
Amin Basri ,S.Pd.,M.Pd
Disusun oleh :
Aulia Rafiqoh (2002090172)
Ilma Fitriana(2002090174)
Nurdiyah (2002090167)
Siti Khairinisa (2002090179)
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................4
C. Tujuan........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................5
A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia..................................5
B. Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar......................................5
C. Manfaat Pendidikan Sastra........................................................6
KESIMPULAN.....................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................9
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses belajar dimana didalamnya terdapat interaksi, bahan dan penilaian.
Sedangkan tentang pengartian belajar banyak para ahli pendidikan berbeda-beda dalam memberikan
definisi belajar tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam mengidentifikasi fakta
serta perbedaan dalam menginterprestasikannya. Perbadaan istilah yang digunakan serta konotasi
masing-masing istilah, juga perbedaan dalam penekanan aspek tertentu menyebabkan definisi yang
berbeda tentang belajar, (Sumadi Suryabrata, 1980: 19).
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa belajar adalah kegiatan fisik atau badaniah, hasil belajar
yang dicapainya adalah perubahan dalam fisik sedangkan para ahli pendidikan moderen merumuskan
belajar sebagai suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri individu yang dinyatakan dalam
bentuk tingkah laku yang baru, berkat adanya pengalaman, latihan tingkah laku yang timbul sebagai
sebagai pengaruh atau akibat belajar misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak
bisa menjadi bisa, perubahan dalam sikap dan kebiasaan-kebiasaan, perubahan alam, keterampilan,
kesanggupan menghargai, perkembangan sikap-sikap dan sifat-sifat sosial, emosional dan
perkembangan jasmani (Oemar Hamalik, 1983: 21). Secara psikologi belajar merupakan salah satu
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidup (Slameto: 1998: 2).
Dalam pembelajaran di kelas guru mengajarkan Bahasa Indonesia sesuai dengan tuntutan kompetensi
dasar dan standar kompetensi yang telah ditentukan. Salah satu fungsi pengajar adalah penggerak
terjadinya proses belajar mengajar. Sebagai penggerak, pengajar harus memenuhi beberapa kriteria
yang menyatu dalam diri pengajar agar dapat menunjukan profesionalitasnya dalam membuat
rancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai pada kualitas penilaiannya.
Menurut peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan
bahwa seorang pendidik harus memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran, yakni (a) kompetensi
paedagogik, (b) kompetensi sosial, (c) kompetensi kepribadian dan (d) kompetensi profesional.
B. Rumusan Masalah
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
2. Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia di Sekolah Dasar
3. Konsep Dasar dan Manfaat Sastra Dalam Pendidikan
C. Tujuan
1. Untuk Mempelajari Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
2. Untuk Mempelajari Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia di Sekolah Dasar
3. Untuk Mempelajari Konsep Dasar dan Manfaat Sastra Dalam Pendidikan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
PAKEM adalah pembelajaran yang menciptakan variasi kondisi eksternal dan internal dengan
melibatkan siswa secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga pembelajaran lebih
bermakna.
Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban baik bagi guru maupun
siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang
menyenangkan guru harus mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat,
serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara langsung dan optimal.
Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
a. Prinsip Fungsional
Pembelajaran bahasa Indonesia yang berprinsip fungsional pada hakikatnya sejalan dengan
konsep pembelajaran yang komunikatif. Dalam pelaksanaannya adalah melatih siswa menggunakan
bahasa baik lisan maupun tulisan.
b. Prinsip Kontektual
Pembelajaran bahasa Indonesia yang berperinsif kontektual adalah pelajaran yang
mengkaitkan materi yang diajarkan dengan dunia nyata. Prinsip pembelajran kontektual ini mencakup
tujuh komponen yaitu : konstruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan, dan
penilaian sebenarnya.
c. Prinsip Apresiatif
Pembelajaran bahasa Indonesia yang berperinsip apresiatif lebih ditekankan pada
pembelajaran sastra. Hal ini mengandung arti bahwa prinsip pembelajaran yang digunakan adalah
menyenangkan.
d. Prinsip Humanisme, Rekontruksionalisme dan Progresip.
1. Manusia secara fitrah memiliki bekal yang sama dalam upaya memahami sesuatu. Implikasi
wawasan ini terhadap kegiatan pengajaran bahasa indonesia adalah a) guru bukan merupakan satu-
satunya sumber informasi, b) siswa disikapi sebagai subjek belajar yang secara kreatif mampu
menemukan pemahaman sendiri, c) dalam proses belajar mengajar guru lebih banyak bertindak
sebagai sebagai model, teman, pendamping, pemotivasi, fasilitator, dan aktor yang bertindak sebagai
pembeajar.
C. Manfaat Pendidikan Sastra
Manfaat pendidikan sastra melalui prosespembelajaran yang diberikandi sekolah setidaknya dapat
membantu pendidikan secara utuh bagi siswa,(B.Rahmanto. 1989:15-24), yaitu:
(1) membantu keterampilan berbahasa,
(2) meningkatkan pengetahuan budaya.
(3) mengembangkan cipta dan rasa, dan
(4) menunjang pembentukan watak. Keempat manfaat yang ditawarkan tersebut setidaknya dapat
mengasah kemampuan apresiasi sastra secara menyeluruh.
5
Bagi guru bahasa Indonesia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran sastra adalah,
hendaknya guru menyadari prinsip ganda yang terdapat dalam karya sastra yaitu pertama, sastra
sebagai pengalaman. Pengalaman yang dimaksud adalah apa saja yang terjadi dalam kehidupan kita
untuk dihayati, dinikmati, dirasakan, dipikirkan sehingga kita dapat lebihberinisiatif.
Kedua, sastra sebagai bahasa. Pada dasarnya belajar sastra adalah belajar bahasa dalam praktik.
Belajar sastra harus berpangkal pada realisasi bahwa setiap karya pada pokoknya merupakan
kumpulan kata yang bagi siswa harus diteliti, ditelusuri, dianalisis, dan diintegrasikan. Dalam sastra
selalu ditampilkan simbol-simbol bahasa yang dituntut pemahaman lebih detail. Berbagai Pendekatan
dalam Pembelajaran Sastra Pendekatan adalah cara umum seorang guru memandang persoalan atau
objek sehingga diperoleh kesan tertentu. Kesan yang muncul ini bagi seseorang mungkin saja berbeda
dengan yang lainnya dan ini akan sangat berpengaruh pada pemilihan metode atau strategi bahkan
materi . pembelajarannya. Menurut Djago Tarigan (1995), pendekatan adalah seperangkat asumsi
yang bersifat aksiomatik mengenai hakikat bahasa, pengajaran, bahan dan belajar bahasa yang
digunakan sebagai landasan dalam merancang, melakukan dan menilai proses belajar bahasa. Seorang
guru yang hanya menggunakan pendekatan komunikatif di pembelajarannya .
• Menurut Djago Tarigan (1995), pendekatan adalah seperangkat asumsi yang bersifat
aksiomatik mengenai hakikat bahasa, pengajaran, bahan dan belajar bahasa yang digunakan
sebagai landasa dalam merancang, melakukan dan menilai proses belajar bahasa. Seorang guru
yang hanya menggunakan pendekatan komunikatif dia akan berupaya menggunakan
pendekatan komunikasinya. Aliran metalis memandang pengajaran bahasa harus dimulai
secara metalis (membaca). Namun pendekatan strukturalisme mementingkan penguasaan tata
bahasa (struktur). Pada dasarnya pendekatan dalam pengembangan kemampuan berbahasa
pada anak banyak dipengaruhi oleh beberapa aliran psikologi yang pada aplikasinya
memberikan kemudahan bagi guru.
6
7
KESIMPULAN
Pada prinsipnya, bahasa dan sastra merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam
kebudayaan manusia. Sastra, suatu komunikasi seni yang hidup bersama bahasa. Mata pelajaran
bahasa Indonesia di sekolah dasar memuat unsur pembelajaran sastra. Materi sastra sangat penting
untuk disampaikan di sekolah, karena dalam sastra terdapat nilai-nilai kehidupan yang tidak diberikan
secara perskriptif –harus begini, jangan begitu. Melalui karya sastra juga siswa ditempatkan sebagai
pusat dalam latar pendidikan bahasa, eksplorasi sastra, dan perkembangan pengalaman personal.
Keakraban dengan karya sastra akan memperkaya perbendaharaan kata dan penguasaan ragam-ragam
bahasa, yang mendukung kemampuan memaknai sesuatu secara kritis dan kemampuan memproduksi
narasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
tertuju pada pengembangan aspek fungsional bahasa, yaitu peningkatan kompetensi Berbahasa
Indonesia. Ketika kompetensi berbahasa yang menjadi sasaran, para guru lebih berfokus pada empat
aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis.
Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
1. Pembelajaran Bahasa Menyeluruh (Whole Language)
2. Pembelajaran Keterampilan Proses
3. Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan (PAKEM/Joyfull Learning)
Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
1. Prinsip Fungsional
2. Prinsip Kontektual
3. Prinsip Apresiatif
4. Prinsip Humanisme, Rekontruksionalisme dan Progresip.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://kanghamdani.blogspot.co.id/2010/10/konsep-dasar-sastra.html
http://www.gurungapak.com/2016/02/manfaat-sastra-dalam-pendidikan.html
http://linafadilashabil.blogspot.co.id/2013/01/pembelajaran-apresiasi-sastra-sekolah.html
http://sdn4mangunjaya.blogspot.co.id/2013/09/pemnbelajaran-bahasa-indonesia-d.html