DISUSUN OLEH :
afru rafi muflih hasdy (2233131012)
keisya almanda sinaga (2233131008)
hotna ria hasibuan (2233131030)
KELAS B
DOSEN PENGAMPU : Dr . Sudirman , S.E. , M.Pd.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………..1
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………………………….1
B. TUJUAN PENELITIAN…………………………………………………………………………………………..1
C. MANFAAT PENELITIAN………………………………………………………………………………………..2
BAB II LANDASAN TEORITIS………………………………………………………………………………………………..3
A. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………………………………………3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………………………………………………………11
A. LOKASI PENELITIAN…………………………………………………………………………………………….11
B. METODE PENELITIAN………………………………………………………………………………………….11
C. SUBJEK PENELITIAN…………………………………………………………………………………………….11
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………12
BAB V PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………….20
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………20
B. SARAN…………………………………………………………………………………………………………………20
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………….21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsungdalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara
guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada
kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlaluaktif di dalam proses
pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksiantara guru dengan siswa
dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh
guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapatdicapai. Untuk menciptakan kondisi
pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampumengelola proses pembelajaran yang
memberikan rangsangan kepada siswa sehingga iamau dan mampu belajar. Untuk bisa
belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah
sebuah tindakan aktif untuk memahami danmengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat
adanya interaksi antara stimulus danrespon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon
stimulus (rangsangan) yangdiberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif
peserta didik juga dapatdibimbing oleh guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka
miliki yang tersimpandalam ingatan dan pemikiran mereka (kognitif) dengan menggunakan
teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses
pembelajaran tidakakan berjalan dengan efektif dan optimal tanpa menyiapkan sejumlah
perangkat pembelajaran yang tepat. Disini para guru juga bisa mempelajari aliran-aliran dari
filsafat pendidikan yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan
keadaansiswa dan keefektifan dari penerapan aliran filsafat pendidikan tersebut dalam
prakteknyata di sekolah.
B. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran di kelas X IPA 5 SMA Negeri 11
Medan.
2. Untuk mengetahui metode, model, dan strategi dalam proses pembelajaran dikelas X
IPA 5 SMA Negeri 11 Medan.
3. Untuk mengetahui aliran filsafat pendidikan apa yang diterapkan oleh gurudalam proses
pembelajaran di kelas X IPA 5 SMA Negeri 11 Medan.
(1)
4. Untuk mengetahui kendala yang muncul dalam proses pembelajaran di kelasX IPA 5
SMA Negeri 11 Medan.
C. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Dapat mengetahui bagaimana proses pembelajaran, metode, model, danstrategi
proses pembelajaran yang digunakan oleh guru, serta untukmengetahui apa saja
kendala yang muncul dalam proses pembelajaran di kelasX IPA 5 SMA Negeri 11
Medan.
2. Laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber literasi bagi para pembaca.
3. Sebagai evaluasi dan pembelajaran bagi mahasiswa sebagai calon guru dimasa depan
bagaimana proses pembelajaran yang baik dan efektif sertamenerapkan aliran filsafat
pendidikan dalam proses pembelajaran.
(2)
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. TINJAUAN PUSTAKA
Siswa sendiri merupakan seorang pelajar atau murid yang sedang duduk dibangku SD
(Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), dan SMA (SekolahMenengah Atas).
Seorang siswa belajar dalam mendapatkan ilmu pengetahuan agar bisa mencapai cita-cita
dan impiannya. Seorang siswa adalah seorang anak yangsedang menempuh pendidikan dari
sekolah dasar sampai sekolah menengah atasitulah yang disebut dengan siswa dan siswi.
Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja yang diberikanoleh
guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa digambarakan sebagaisosok yang
membutuhkan bantuan orang lain untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Selain
memperoleh ilmu pengetahuan siswa juga mengalami perkembangan serta pertumbuhan
dari kegiatan pendidikan tersebut. Sehingga dapatdikatakan bahwa siswa merupakan salah
satu anggota masyarakat yang memiliki potensi serta usaha untuk mengembangkan dirinya.
Peserta didik yang pada ummnyamerupakan inidividu yang memilki potensi yang dirasa
perlu dikembangkan melalui pendidikan baik fisik maupun psikis dari lingkungan keluarga
maupun lingkunagnmasyarakat dimanapun ia berada.
Seorang peserta didik akan diajarkan bagaimana cara bersikap yang baik sertaetika
yang sopan untuk berinteraksi pada masyarakat lainnya. Tentu saja hal tersebuttidak dapat
melupakan peran pendidik sebagai sumber ilmu dan salah satu unsurterpenting dari
pendidikan. Seorang pendidik harus memahami dengan betul karakteryang ada pada
peserta didiknya. Pendidik juga harus mengerti bagaimana caramengasah potensi yang ada
pada peserta didiknya. Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No.20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional
“Peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada
jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”
(3)
Abu Achmadi, salah satu pemerhati pendidikan ia mengungkapkan bahwa
pesertadidik atau siswa merupakan individu yang belum bisa dikatakan dewasa.
Iamemerlukan usaha, bantuan, serta bimbingan dari seseorang untuk mencapai
tingkatkedewasaannya. Ia juga mengungkapkan bahwa peserta didik juga membutuhkan
bimbingan untuk menjadi pribadi yang lebih baik didepan Tuhan Yang Maha Esaserta
didepan negara sebagai warga negara yang baik. Dengan demikian siswa atau peserta didik
dapat dikatakan orang yang mempunyai fitrah atau potensi dasar yangada dalam dirinya
berupa fisik maupun psikis yang perlu dikembangakan melalui pendidikan.
UU RI No. 20 th 2003 telah mencantumkan bahwa peserta didik memilkikewajiban
sebagi berikut :
a. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan prosesdan
keberhasilan pendidikan.
b. Ikut menanggung biaya pendidikan kecuali bagi yang dibebaskan darikewajiban
tersebut.
2. Pengertian Guru
Guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus digugu dan
ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu artinya segala sesuatuyang
disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakkini sebagai kebenaran olehsemua
murid. Sedangkan ditiru artinya seorang guru harus menjadi suri teladan (panutan) bagi
semua muridnya. Secara tradisional guru adalah seorang yang berdirididepan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan. Guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru
diibaratkan seperti ibu kedua yang mengajarkan berbagai macamhal yang baru dan sebagai
fasilitator anak supaya dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan
kemampuannya secara optimal,hanya saja ruang lingkupnya guru berbeda, gurumendidik
dan mengajar di sekolah negeri ataupun swasta.
Adapun pengertian guru menurut para ahli :
a. Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orangdewasa yang
bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepadaanak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapaikedewasaannya, mampu berdiri
sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi,
sebagai makhluk sosial dan individuyang sanggup berdiri sendiri.
(4)
c. Menurut Keputusan Men.Pan Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberitugas,
wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untukmelaksanakan
pendidikan di sekolah.
(5)
berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telahdimilikinya ketika
mempelajari materi standar.
C .Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalananitu. Dalam
hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental,
emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalamdan kompleks. Sebagai
pembimbing perjalanan guru memerlukan kompetensiyang tinggi untuk melaksanakan
empat hal berikut:
1) Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yanghendak
dicapai.
2) Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, danyang paling
penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajaritu tidak hanya secara
jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.
3) Guru harus memaknai kegiatan belajar.
4) Guru harus melaksanakan penilaian.
e.Guru Sebagai Pemimpin
Guru diharapkan mempunyai kepribadian dan ilmu pengetahuan. Gurumenjadi pemimpin
bagi peserta didiknya. Ia akan menjadi imam.
f. Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran.
Guru harus mampu menguasai berbagai metode pembelajaran. Selain itu,guru juga
dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agarsupaya pengetahuan
dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman.
g. Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orangyang
menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untukmenganggap
bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak.Sebagai teladan, tentu saja
pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapatsorotan peserta didik serta orang
disekitar lingkungannya yang menganggap ataumengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh guru:sikap dasar, bicara dan gaya bicara, kebiasaan bekerja,
sikap melalui pengalamandan kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir,
perilakuneurotis, selera, keputusan, kesehatan, gaya hidup secara umum. Perilaku
gurusangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus beranimengembangkan
gaya hidup pribadinya sendiri. Guru yang baik adalah yangmenyadari kesenjangan antara
apa yang diinginkan dengan apa yang ada padadirinya, kemudian menyadari kesalahan
ketika memang bersalah. Kesalahanharus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk
tidak mengulanginya.
(6)
3. Pengertian Belajar
Bila diperhatikan lebih jauh esensi dasar dari pengertian belajar adalah
perubahan,dengan berbagai karakteristiknya, dan latihan atau pengalaman, pertanyaannya
perubahan dalam hal apa, apakah perubahan perubahan tersebut terjadi hanya dalam
bentuknaya yang konkrit atau akan berlaku juga dalam bentuknya yang abstrak,
untukmenjawab masalah ini terdapat dua pandangan penting, yaitu pandangan
behaviouristik dan pandangan kognitif. Menurut pandangan behavioristik, belajar adalah
perubahan dalam tingkah laku,cara seseorang berbuat pada situasi tertentu serta perubahan
tersebut dapat diamati,artinya berpikir dan emosi tidak menjadi perhatian dalam suatu
aktivitas belajarkarena tidak bisa diamati. Sebaliknya menurut pandangan kognitif belajar
adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung. Perubahan terjadi
dalamkemampuan seseorang untuk bertingkah laku dan berbuat dalam situasi tertentu dan
perubahan tersebut hanyalah refleksi dari perubahan internal.
Dalam perkembangannya para behaviourist baru, neo-behaviourist telah berusaha
memperluas pandangannya tentang belajar dengan memasukan aspek-aspek yangtidak
dapat diamati secara langsung, seperti harapan-harapan, keinginan-keinginan,keyakinan dan
pikiran seperti terlihat dalam pandangan Albert Bandurayang terkenal dengan teori kognitif
sosialnya yang menganggap bahwa belajar itu lebih dari sekedar perubahan dalam tingkah
laku yang teramati, melainkan juga mencakup pencapaian pengetahuan dan tingkah laku
yang dapat diamati yang berdasar pada pengetahuantersebut.Dengan memperhatikan
berbagai pandangan tentang makna belajar, makadapatlah diartikan bahwa belajar
merupakan suatu perubahan internal yang terjadi pada diri seseorang, perubahan dalam
potensi untuk bertingkah laku, serta perubahantingkah laku itu sendiri. Implikasi dari
pengertian ini adalah bahwa seorang guru ataudosen pasti dihadapkan pada tingkah laku
siswa mahasiswa yang teramati seperti hasil pekerjaan siswa mahasiswa dalam
melaksanakan tugas tugas atau tingkah lakumereka di dalam ruangan belajar, dan aspek
yang kurang tidak teramati secaralangsung seperti berpikir abstrak serta sikap.
4. Pengertian Mengajar
Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengorganisir lingkungan yangada di
sekitar siswa sehingga pada diri siswa terjadi proses belajar. Dalam hal ini, S. Nasution
1982:8 mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu aktivitasmengorganisir lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anaksehingga terjadi proses
belajar.Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
mengajaradalah suatu proses kegiatan yang disengaja dan terencana untuk membimbing
danmengawasi siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkansebelumnya. Seorang guru sebagai pengajar Slameto, 1991:40 harus
memerhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
(7)
a. Konteks
Dalam belajar sebagian besar tergantung pada konteks belajar itu sendiri.Ciri-
ciri konteks yang baik adalah membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi
secaradinamis dan kuat sekali, terdiri dari pengalaman yang aktual dan
konkret.Pengalaman yang konkret dan dinamis merupakan alat untuk
menyatakan pengertian yang sifatnya sederhana sehingga dapat ditiru untuk
diulanginya.
b. Fokus
c. Sosialisasi
Kondisi sosial dalam suatu kelas banyak sekali pengaruhnya dalam proses
belajar pada kelas tersebut. Sehingga dalam hal ini sosialisasi harus
dilakukan.Sosialisasi yang baik akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: adanya
fasilitassosial, perangsang, dan kelompok demokratis.
d. Sequence
e. Evaluasi
a. Tujuan Belajar
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswatelah
melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,keterampilan dan sikap-
sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa.tujuan belajar adalah suatu deskripsi
mengenai tingkah laku yang diharapkantercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses
belajar. Tujuan belajar terdiridari tiga komponen yaitu :
b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada hakekatnya adalah rumusan tentang perilaku hasil belajar
( kognitif, psikomotor, dan afektif ) yang diharapkan untuk dimiliki(dikuasai) oleh si pelajar
setelah si pelajar mengalami proses belajar dalam jangkawaktu tertentu. Yang menjadi kunci
dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa,mata ajaran, dan
guru itu sendiri. berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yan hendak dicapai
(9)
dandikembangkan dan diapresiasikan. berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk
kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan.guru sendiri adalah
sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih
tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat diukur. Suatutujuan pembelajaran sebaiknya
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya:dalam situasi
bermain peran.
2) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dandapat
diamati.
3) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta
pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label padasekurang-kurangnya tiga
gunung utama.
(10)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Obsevasi dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Swasta Teladan Medan dengan
alamat Jl. Bersama No.268A, Bantan, Kec. Medan Tembung, Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara Kelas yang diobservasi adalah kelas X IPA 1, dengan jumlah siswa 32 anak.
Observasi dilaksanakan pada Sabtu, 18 November 2023, pada jam pelajaran 3 dan 4, yakni
pada pukul 09.00 – 10.30 WIB. Dalam satu kali tatap muka adalah dua jam pelajaran atau 2
x 45 menit, pada mata pelajaran kimia. Guru mata pelajaran pada saat observasi adalah Ibu
Erni Rahmayati, S.Pd.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui metode observasi langsung pada kelas X IPA 1
Sekolah Menengah Atas Swasta Teladan Medan . Bagaimana proses pembelajaran serta
interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran, serta aliran filsafat pendidikan apa
yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran tersebut. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metodekualitatif, dengan mengadakan wawancara kepada siswa
dan guru serta mengisi kuesionerdalam pembelajaran berlangsung.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah
penelitian. Subjek penelitian juga membahas karakteristik subjek yang digunakan dalam
penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah : siswa kelas X IPA 1 Sekolah Menengah Atas
Swasta Teladan Medan dan Guru mata pelajaran kimia Ibu, Erni Rahmayati,S.Pd.
(11)
BAB IV
PEMBAHASAN
- Mengerjakan setiap
tugasdengan jujur dan
disiplin.Skor maksimal :
80
Total 56
2. Lembar Observasi II
OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Mata pelajaran : Kimia
Guru :Erni Rahmayati, S.Pd.
Materi : Ikatan Kimia dan Bentuk Molekul
Hari/ tanggal : Sabtu/18 November 2023
(18)
Dari Lembar Observasi II yaitu mengenai kegiatan guru dalam proses
pembelajaran,dapat dilihat bahwasanya guru menganut aliran filsafat pendidikan idealisme,
dimana gurumemberikan seluruh kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam
proses pembelajaran. Dan guru berusaha untuk menjadikan dirinya lebih unggul (excellent )
agar dapat dijadikan teladan bagi para siswa, dapat dilihat dari penguasaan materi oleh guru
yangsangat baik, penjelasan materi yang sangat sederhana dan mudah dimengerti, dan sikap
guru yang komunikatif terhadap siswanya. Namun hal ini tidak disambut dengan baik oleh
para siswa, guru terlihat sangat aktif sementara siswa bersikap pasif. Hal ini sangat kontras
terlihatdalam proses pembelajaran. Sehingga terlihat guru mengambil metode dari aliran
filsafat pendidikan realisme yaitu tetap memberikan kebebasan terhadap siswa tapi memberik
an beberapa peraturan untuk dipenuhi oleh siswa, dapat dibuktikan dengan teraturnya kegiata
n pembelajaran dan terciptanya suasana kelas yang sangat kondusif.
(19)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil observasi mengenai proses pembelajaran siswa di kelas X IPA 1 SMA Swasta
Teladan Medan , pada mata pelajaran Kimia dengan materi Ikatan Kimia dan Bentuk Molekul
dengan guru pengampu Erni Rahmayati, S.Pd. bahwasanya untuk mewujudkan suasana kelas
yang kondusif dan efektif diperlukan kerja sama yang baik antara guru dan siswa. Dimana
guru dan siswa harus sama-sama bersikap aktif dalam proses pembelajaran berlangsung,
siswa harus bersikap kritis dalam setiap hal yang baru diterimanya baik itu berupa materi
pembelajaran. Dan guru juga harus unggul dan menguasai materi dengan baik dan memiliki
metode pengajaran yang tepat sesuai dengan karakter siswa. Dan proses pembelajaran yang
efektif belum terlihat di kelas X IPA 1 di SMA Swasta Teladan Medan, dikarenakan siswa yang
tidak bersikap aktif dan kritis dalam proses pembelajarantersebut, padahal guru memiliki
sikap aktif dan bersifat demokratis.Aliran filsafat pendidikan menawarkan metode
pengajaran dalam dunia pendidikanyang dapat diterapkan oleh guru. Dalam hal ini guru
harus bijaksana dalam menerapkanmetode pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa
serta kondisi kelas tersebut.Guru juga bisa menggabungkan metode pembelajaran dari
beberapa yang ditawarkan olehalliran-aliran filsafat pendidikan, namun perlu ditekankan
penerapan metode pembelajaran harus sesuai dengan karakter siswa dan kondisi kelas.
B. Saran
Sebaiknya sebagai guru harus senantiasa berkreasi dan inovatif dalam
kegiatanmengajar, sehingga siswa tidak merasa jenuh atau bosan dalam kegiatan
pembelajarantersebut. Dan guru harus menerapkan metode pembelajaran yang
disesusaikan dengankondisi serta karakter siswa, dalam dunia pendidikan khususnya proses
belajar mengajarhendaknya selalu dilakukan pembaharuan menuju yang lebih baik.
(20)
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat
Pendidiakn Lanjutan Pertama. 2002. Pendekatan Konsektual (Contextual Teaching and
Learning (CTL))
Dimyati, Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.
https://cancer55.wordpress.com/2013/09/07/fungsi-dan-peranan-guru-dalam-proses-
belajar-mengajar/ (diakses pada tanggal 18 November 2023)
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-siswa-menurut-para-ahli.html
(diakses pada tanggal 18 November 2023)
http://chandcyberspace.blogspot.com/2017/04/apa-itu-guru-pengertian-guru-
menurut.html (diakses pada tanggal 18 November 2023)
http://www.wikipendidikan.com/2016/02/perbedaan-makna-belajar-mengajar.html (diakses
pada tanggal 18 November 2023)
http://dinaauliamn.blogspot.co.id/2016/10/penerapan-filsafat-pendidikan.html (diakses
padatanggal 18 November 2023)
http://pedidikanmu.blogspot.co.id/2013/05/penerapan-filsafat-pendidikan-pancasila_8.html
(diakses pada tanggal 18 November 2023)
(21)