Anda di halaman 1dari 23

SKOR NILAI :

MINI RISET
“ INTERAKSI SISWA DAN GURU SMAN 1 PERCUT SEI TUAN DALAM
PROSES PEMBELAJARAN ONLINE“

DOSEN PENGAMPU :

Lidia simanihuruk, S.Si , M.Pd


DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

NAMA : 1. META SARI LUMBAN GAOL (4203321015)

2. NAZMA YANTI HUTAGALUNG (4203121010)

3. SURYA AZI RIFANDHA (4203121023)

KELAS : PENIDIDKAN FISIKA D 2020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Mini
Riset yang berjudul “INTERAKSI SISWA DAN GURU SMAN 1 PERCUT SEI TUAN
DALAM PROSES PEMBELAJARAN ONLINE” dengan tepat waktu. Adapun tugas
ini dibuat untuk memenuhi tugas Mini Riset mata kuliah Filsafat Pendidikan.
Penyusun juga berterima kasih kepada Ibu Dosen Lidia Simanihuruk, S.Si., M.Pd.
yang sudah memberikan bimbingan dan saran.
Penyusun menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penyusun mohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Semua kritik, saran, dan petunjuk yang diberikan akan diterima dengan senang hati.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, November 2020


Penyusun 1, Penyusun 2, Penyusun 3,

( Surya azi Rifandha ) ( Nazma Yanti Hutagalung ) ( Meta Sari Luban Gaol )

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
C. Manfaat Penelitian..................................................................................... 2
LANDASAN TEORITIS .......................................................................................... 3
METODE SURVEI................................................................................................ 13
A. TEMPAT DAN WAKTU SURVEI ............................................................. 13
B. SUBJECT SURVEI.................................................................................. 13
C. TEKNIK PENGAMBILAN DATA .............................................................. 13
D. INSTRUMEN SURVEI............................................................................. 13
E. TEKNIK ANALISIS DATA ........................................................................ 14
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................. 15
A. GAMBARAN HASIL SURVEI .................................................................. 15
B. PEMBAHASAN ....................................................................................... 16
PENUTUP ............................................................................................................ 17
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 17
B. SARAN .................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 18
LAMPIRAN ........................................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat
utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita
lihat di sekolah-sekolah, sering kali guru terlalu aktif di dalam proses
pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru
dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses
pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektivitas pembelajaran tidak
akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru
dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan
rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa
belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya.
Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami
sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespons stimulus (rangsangan) yang
diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik
juga dapat dibimbing oleh guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka
miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka (kognitif) dengan
menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum
terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal
tanpa menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat. Disini para
guru juga bisa mempelajari aliran-aliran dari filsafat pendidikan yang bisa
diterapkan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa dan
keefektifan dari penerapan aliran filsafat pendidikan tersebut dalam praktik nyata
di sekolah.

1
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran di kelas XII
SMAN 1 Percut Sei Tuan.
2. Untuk mengetahui metode, model, dan strategi dalam proses
pembelajaran di kelas XII SMAN 1 Percut Sei Tuan.
3. Untuk mengetahui aliran filsafat pendidikan apa yang diterapkan oleh
guru dalam proses pembelajaran di kelas XII SMAN 1 Percut Sei
Tuan.
4. Untuk mengetahui kendala yang muncul dalam proses pembelajaran
di kelas XII SMAN 1 Percut Sei Tuan.

C. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui bagaimana proses pembelajaran, metode, model,
dan strategi proses pembelajaran yang digunakan oleh guru, serta
untuk mengetahui apa saja kendala yang muncul dalam proses
pembelajaran di kelas XII SMAN 1 Percut Sei Tuan.
2. Sebagai evaluasi dan pembelajaran bagi mahasiswa sebagai calon
guru di masa depan bagaimana proses pembelajaran yang baik dan
efektif serta menerapkan aliran filsafat pendidikan dalam proses
pembelajaran.
3. Untuk mengetahui kendala yang muncul dalam proses pembelajaran
daring di kelas XII SMAN 1 Percut Sei Tuan.

2
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Siswa (Peserta Didik)
Siswa sendiri merupakan seorang pelajar atau murid yang sedang duduk
dibangku SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), dan
SMA (Sekolah Menengah Atas). Seorang siswa belajar dalam mendapatkan
ilmu pengetahuan agar bisa mencapai cita-cita dan impiannya. Seorang
siswa adalah seorang anak yang sedang menempuh pendidikan dari sekolah
dasar sampai sekolah menengah atas itulah yang disebut dengan siswa dan
siswi.
Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja yang
diberikan oleh guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa
digambarkan sebagai sosok yang membutuhkan bantuan orang lain untuk
memperoleh ilmu pengetahuan. Selain memperoleh ilmu pengetahuan
siswa juga mengalami perkembangan serta pertumbuhan dari kegiatan
pendidikan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa merupakan
salah satu anggota masyarakat yang memiliki potensi serta usaha untuk
mengembangkan dirinya. Peserta didik yang pada umumnya merupakan
individu yang memiliki potensi yang dirasa perlu dikembangkan melalui
pendidikan baik fisik maupun psikis dari lingkungan keluarga maupun
lingkungan masyarakat dimana pun ia berada.
Seorang peserta didik akan diajarkan bagaimana cara bersikap yang baik
serta etika yang sopan untuk berinteraksi pada masyarakat lainnya. Tentu
saja hal tersebut tidak dapat melupakan peran pendidik sebagai sumber ilmu
dan salah satu unsur terpenting dari pendidikan. Seorang pendidik harus
memahami dengan betul karakter yang ada pada peserta didiknya. Pendidik
juga harus mengerti bagaimana cara mengasah potensi yang ada pada
peserta didiknya. Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”

3
Abu Achmadi, salah satu pemerhati pendidikan ia mengungkapkan
bahwa peserta didik atau siswa merupakan individu yang belum bisa
dikatakan dewasa. Ia memerlukan usaha, bantuan, serta bimbingan dari
seseorang untuk mencapai tingkat kedewasaannya. Ia juga mengungkapkan
bahwa peserta didik juga membutuhkan bimbingan untuk menjadi pribadi
yang lebih baik di depan Tuhan Yang Maha Esa serta di depan negara
sebagai warga negara yang baik. Dengan demikian siswa atau peserta didik
dapat dikatakan orang yang mempunyai fitrah atau potensi dasar yang ada
dalam dirinya berupa fisik maupun psikis yang perlu dikembangkan melalui
pendidikan.
UU RI No. 20 tahun 2003 telah mencantumkan bahwa peserta didik
memiliki kewajiban sebagai berikut :
a. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan
proses dan keberhasilan pendidikan.
b. Ikut menanggung biaya pendidikan kecuali bagi yang dibebaskan dari
kewajiban tersebut.
2. Pengertian Guru
Guru dalam bahasa Jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus
digugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu
artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan
diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid. Sedangkan ditiru artinya
seorang guru harus menjadi suri teladan (panutan) bagi semua muridnya.
Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri di depan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan. Guru sebagai pendidik dan pengajar
anak, guru diibaratkan seperti ibu kedua yang mengajarkan berbagai macam
hal yang baru dan sebagai fasilitator anak supaya dapat belajar dan
mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, hanya
saja ruang lingkupnya guru berbeda, guru mendidik dan mengajar di sekolah
negeri ataupun swasta.

4
Adapun pengertian guru menurut para ahli:
a. Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu
orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau
bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri
dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di
muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup
berdiri sendiri.
b. Menurut Peraturan Pemerintah Guru adalah jabatan fungsional, yaitu
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang,
dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam
pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan
tertentu serta bersifat mandiri.
c. Menurut Keputusan Men. Pan Guru adalah Pegawai Negeri Sipil
yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah.
d. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.
Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran
guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan
dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan
Weinstein (1997). Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :
a. Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi
bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus
memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab,
wibawa, mandiri dan disiplin.

5
b. Guru Sebagai Pengajar
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan
belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi,
kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal,
tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam
berkomunikasi. Jika faktor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui
pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus
berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil
dalam memecahkan masalah.
c. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas
kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya
menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreativitas,
moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
d. Guru Sebagai Pemimpin.
Guru diharapkan mempunyai kepribadian dan ilmu pengetahuan.
Guru menjadi pemimpin bagi peserta didiknya. Ia akan menjadi imam.
e. Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran.
Guru harus mampu menguasai berbagai metode pembelajaran.
Selain itu, guru juga dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan
keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya tidak ketinggalan jaman.

f. Guru Sebagai Model dan Teladan


Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan
semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat
kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak
mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja
pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta
didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau
mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh guru: sikap dasar, bicara dan gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap

6
melalui pengalaman dan kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan,
proses berpikir, perilaku neurotis, selera, keputusan, kesehatan, gaya
hidup secara umum. Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik,
tetapi peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya
sendiri. Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa
yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari
kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan
sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
3. Pengertian Belajar
Bila diperhatikan lebih jauh esensi dasar dari pengertian belajar
adalah perubahan, dengan berbagai karakteristiknya, dan latihan atau
pengalaman, pertanyaannya perubahan dalam hal apa, apakah
perubahan perubahan tersebut terjadi hanya dalam bentuknya yang
konkret atau akan berlaku juga dalam bentuknya yang abstrak, untuk
menjawab masalah ini terdapat dua pandangan penting, yaitu pandangan
behaviouristik dan pandangan kognitif.
Menurut pandangan behavioristik, belajar adalah perubahan dalam
tingkah laku, cara seseorang berbuat pada situasi tertentu serta
perubahan tersebut dapat diamati, artinya berpikir dan emosi tidak
menjadi perhatian dalam suatu aktivitas belajar karena tidak bisa diamati.
Sebaliknya menurut pandangan kognitif belajar adalah proses internal
yang tidak dapat diamati secara langsung. Perubahan terjadi dalam
kemampuan seseorang untuk bertingkah laku dan berbuat dalam situasi
tertentu dan perubahan tersebut hanyalah refleksi dari perubahan
internal.
Dalam perkembangannya para behaviourist baru, neo-behaviourist
telah berusaha memperluas pandangannya tentang belajar dengan
memasukkan aspek-aspek yang tidak dapat diamati secara langsung,
seperti harapan-harapan, keinginan-keinginan, keyakinan dan pikiran
seperti terlihat dalam pandangan Albert Bandura yang terkenal dengan
teori kognitif sosialnya yang menganggap bahwa belajar itu lebih dari
sekedar perubahan dalam tingkah laku yang teramati, melainkan juga

7
mencakup pencapaian pengetahuan dan tingkah laku yang dapat diamati
yang berdasar pada pengetahuan tersebut.

4. Pengertian Mengajar
Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengorganisir
lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga pada diri siswa terjadi
proses belajar. Dalam hal ini, S. Nasution 1982:8 mengemukakan bahwa
mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir lingkungan sebaik-
baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses
belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa mengajar adalah suatu proses kegiatan yang disengaja dan
terencana untuk membimbing dan mengawasi siswa dalam aktivitas
belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Seorang guru sebagai pengajar Slameto, 1991:40 harus memerhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Konteks
Dalam belajar sebagian besar tergantung pada konteks belajar itu
sendiri. Ciri-ciri konteks yang baik adalah membuat pelajar menjadi lawan
berinteraksi secara dinamis dan kuat sekali, terdiri dari pengalaman yang
aktual dan konkret. Pengalaman yang konkret dan dinamis merupakan
alat untuk menyatakan pengertian yang sifatnya sederhana sehingga
dapat ditiru untuk diulanginya.
b. Fokus
Pengajaran akan berhasil dengan penggunaan vokalisasi. Untuk
mencapai proses yang efektif, harus dipilih fokus yang memiliki ciri-ciri
yang baik, seperti: memobilisasi tujuan, memberi bentuk uniformitas pada
belajar.
c. Sosialisasi
Kondisi sosial dalam suatu kelas banyak sekali pengaruhnya dalam
proses belajar pada kelas tersebut. Sehingga dalam hal ini sosialisasi
harus dilakukan. Sosialisasi yang baik akan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: adanya fasilitas sosial, perangsang, dan kelompok demokratis.

8
d. Sequence
Dalam proses belajar mengajar dipandang sebagai
suatu pertumbuhan mental, siswa dapat mengalami kegagalan
atau mungkin juga sukses. Ciri-ciri sequence yang baik
adalah pertumbuhan bersifat kontinu, tergantung pada tujuan,
tergantung pada munculnya makna, merupakan perubahan dari yang
abstrak ke arah konkret, sebagai gerakan dari kasar dan global ke arah
yang membedakan, dan pertumbuhan itu merupakan transformasi.

e. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan perubahan siswa,
untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada perubahan
tersebut.
Kelima prinsip mengajar di atas haruslah diperhatikan oleh guru,
agar guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa, sehingga
dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Dan yang terpenting tujuan
pengajaran dapat tercapai dengan baik.

9
5. Pengertian Pembelajaran
Secara umum pengertian pembelajaran adalah upaya yang dilakukan
untuk membantu seseorang atau sekelompok orang sedemikian rupa
dengan maksud supaya di samping tercipta proses belajar juga sekaligus
supaya proses belajar menjadi lebih efisien dan efektif. Itulah sebabnya
Darsono, 2000: 24 mengemukakan bahwa pengertian pembelajaran
dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah
yang lebih baik.
Adapun pengertian pembelajaran menurut UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Berdasarkan beberapa pengertian atau definisi pembelajaran di atas
dapat diidentifikasi bahwa pembelajaran memiliki ciri-ciri :
a. Merupakan upaya sadar dan disengaja; Pembelajaran harus
membuat siswa belajar.
b. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses
dilaksanakan.
c. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasil

6. Tujuan Belajar dan Pembelajaran


a. Tujuan Belajar
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang
menunjukkan bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang
umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang
baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. tujuan belajar adalah
suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh
siswa setelah berlangsungnya proses belajar. Tujuan belajar terdiri
dari tiga komponen yaitu :

b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah rumusan tentang
perilaku hasil belajar ( kognitif, psikomotor, dan afektif ) yang

10
diharapkan untuk dimiliki (dikuasai) oleh si pelajar setelah si pelajar
mengalami proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Yang menjadi
kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah
kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. berdasarkan
kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai dan
dikembangkan dan diapresiasikan. berdasarkan mata ajaran yang
ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan
yang diinginkan. guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para
siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan pendidikan
yang bermakna dan dapat diukur. Suatu tujuan pembelajaran
sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar,
misalnya: dalam situasi bermain peran.
2) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat
diukur dan dapat diamati.
3) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki,
misalnya pada peta pulau Jawa, siswa dapat mewarnai dan
memberi label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.

11
7. Penerapan Filsafat Pendidikan
Sesuai yang tercantum dalam UU RI No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat
1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu yang dimaksud dengan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Usaha di sini berarti kegiatan atau perbuatan dengan
mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud.
Sadar adalah insaf, yakin, tahu, dan mengerti. Sedangkan terencana
adalah menyusun sistem dengan landasan tertentu untuk kemudian
dilaksanakan. Perencanaan pendidikan secara sengaja dan sungguh-
sungguh ini tentunya dilakukan oleh insan pendidikan yang mempunyai
kewenangan dan tanggung jawab menyeluruh terhadap keberhasilan
pelaksanaan proses pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah dasar.
Dan penerapan filsafat pendidikan di dalamnya merupakan faktor yang
ikut menentukan dan membantu para pelaku pendidikan tersebut.
Filsafat sebagai teori umum pendidikan dapat diterapkan dalam
penentuan kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan dan peran guru
atau pendidik juga anak didiknya. Adanya berbagai mazhab dalam filsafat
pendidikan juga menyebabkan berbeda-bedanya kurikulum, metode,
tujuan, serta kedudukan guru dan siswa tersebut dalam struktur
pendidikan. Semuanya tergantung pada mazhab apa yang diterapkan
atau dianut oleh para pelakunya. Hanya saja, dalam hal ini mereka
dituntut untuk memiliki kurikulum yang relevan dengan pendidikan ideal,
juga disesuaikan dengan perkembangan jaman dan menekankan pada
aspek kognitif, afektif, dan pertumbuhan yang normal.

12
BAB III
METODE SURVEI

A. TEMPAT DAN WAKTU SURVEI


Adapun lokasi survei tidak terbatas karena mencakup berbagai siswa
sekolah menengah atas karena dalam keadaan pandemi covid 19 saat ini,
penelitian ini hanya dapat dilakukan via online, waktu penelitian kami yaitu
Jumat pukul 10.00 sampai Sabtu pukul 10.00.

B. SUBJECT SURVEI
Adapun subject dari survei kami adalah siswa sekolah menengah atas SMAN
1 PERCUT SEI TUAN.

C. TEKNIK PENGAMBILAN DATA


Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk
mengumpul data pada peneliti dan merangkai hasil penelitian tersebut.
Teknik pengumpulan yang dilakukan yaitu dengan menyimpulkan setiap
jawaban dari angket yang telah dibuat dalam bentuk google form kepada
para siswa.

D. INSTRUMEN SURVEI
Instrumen survei yang kami gunakan yaitu dalam bentuk google form,
dengan mengetahui apa saja kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam
pembelajaran. Adapun link dari survei kami tersebut adalah
https://forms.gle/dwobzG3gnn6xV5dq5.
1. Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan oleh guru.
2. Siswa berperan aktif dalam sesi diskusi pembelajaran (bertanya dan
menjawab pertanyaan guru).
3. Siswa berperilaku baik dalam pembelajaran.
4. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran.
5. Guru menentukan materi dan pentingnya materi.
6. Guru membimbing dan mengarahkan kelompok dalam berdiskusi.
7. Guru menyediakan sarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

13
E. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisa data adalah metode atau cara untuk mendapatkan sebuah
data menjadi informasi sehingga karakteristik dari data tersebut menjadi
mudah untuk dipahami dan bermanfaat untuk memecahkan solusi
permasalahan yang dibahas. Maka teknik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kualitatif dengan cara melakukan observasi secara online
yaitu dengan google form yang berisi berupa pernyataan.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN HASIL SURVEI


Dari hasil pengamatan terkait kegiatan guru dan siswa dalam
pembelajaran, maka dilampirkan gambaran hasil observasi dalam bentuk
tabel.
LEMBAR OBSERVASI

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Siswa memperhatikan dan mendengarkan 19 1
penjelasan oleh guru.
2. Siswa berperan aktif dalam sesi diskusi 15 5
pembelajaran (bertanya dan menjawab
pertanyaan guru).
3. Siswa berperilaku baik dalam pembelajaran. 15 5
4. Guru menyampaikan tujuan dari 19 1
pembelajaran.
5. Guru menentukan materi dan pentingnya 18 2
materi.
6. Guru membimbing dan mengarahkan 19 1
kelompok dalam berdiskusi.
7. Guru menyediakan sarana yang dibutuhkan 17 3
dalam pembelajaran.

15
B. PEMBAHASAN
Dari keseluruhan tanggapan yang ada ataupun yang telah di rekap
dalam bentuk google form dan melihat hasilnya ada yang memberi
tanggapan ya dan tanggapan tidak. Dengan ini kegiatan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran masih dalam keadaan yang baik. Dan dalam
hal ini guru juga menganut aliran filsafat pendidikan idealisme, dimana
guru memberikan seluruh kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif
dalam proses pembelajaran.
Dan guru berusaha untuk menjadikan dirinya lebih unggul (excellent)
agar dapat dijadikan teladan bagi para siswa, dapat dilihat dari
penguasaan materi oleh guru yang sangat baik, penjelasan materi yang
sangat sederhana dan mudah dimengerti, dan sikap guru yang
komunikatif terhadap siswanya.

16
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan atau observasi yang telah dilakukan bahwasanya
untuk mewujudkan suasana kelas yang kondusif dan efektif diperlukan kerja
sama yang baik antara guru dan siswa. Dimana guru dan siswa harus sama-
sama bersikap aktif dalam proses pembelajaran berlangsung, siswa harus
bersikap kritis dalam setiap hal yang baru diterimanya baik itu berupa materi
pembelajaran. Dan guru juga harus unggul dan menguasai materi dengan baik
dan memiliki metode pengajaran yang tepat sesuai dengan karakter siswa.
Aliran filsafat pendidikan menawarkan metode pengajaran dalam dunia
pendidikan yang dapat diterapkan oleh guru. Dalam hal ini guru harus bijaksana
dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa
serta kondisi kelas tersebut. Guru juga bisa menggabungkan metode
pembelajaran dari beberapa yang ditawarkan oleh aliran-aliran filsafat
pendidikan, namun perlu ditekankan penerapan metode pembelajaran harus
sesuai dengan karakter siswa dan kondisi kelas.

B. SARAN
Dalam Sebaiknya sebagai guru harus senantiasa berkreasi dan inovatif
dalam kegiatan mengajar, sehingga siswa tidak merasa jenuh atau bosan dalam
kegiatan pembelajaran tersebut. Dan guru harus menerapkan metode
pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi serta karakter siswa, dalam
dunia pendidikan khususnya proses belajar mengajar hendaknya selalu
dilakukan pembaharuan menuju yang lebih baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah,


Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. 2002. Pendekatan
Konstektual ( Contextual Teaching and Learning (CTL)).

Dimyati, Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.

http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-siswa-menurut-para-
ahli.html (diakses pada tanggal 21 November 2020)

http://chandcyberspace.blogspot.com/2017/04/apa-itu-guru-pengertian-guru-
menurut.html (diakses pada tanggal 21 November 2020)

https://cancer55.wordpress.com/2013/09/07/fungsi-dan-peranan-guru-dalam-
proses-belajar-mengajar/ (diakses pada tanggal 21 November 2020)

http://pedidikanmu.blogspot.co.id/2013/05/penerapan-filsafat-pendidikan-
pancasila_8.html (diakses pada tanggal 21 November 2020)

http://www.wikipendidikan.com/2016/02/perbedaan-makna-belajar-mengajar.html
(diakses pada tanggal 21 November 2020)

http://dinaauliamn.blogspot.co.id/2016/10/penerapan-filsafat-pendidikan.html
(diakses pada tanggal 21 November 2020)

18
LAMPIRAN

19
20

Anda mungkin juga menyukai