Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MINI

RISET (MR)

MK. FILSAFAT PENDIDIKAN

Skor Nilai:

PENGAMATAN PERMASALAHAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


KEOLAHRAGAAN DI SMA NEGERI 1 DELI TUA

NAMA MAHASISWA : KRISWANDDOYO


NIM : 6221121040
DOSEN PENGAMPU : Drs. Demmu Karo – Karo, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Mini Riset yang
berjudul “Pengamatan Permasalahan Pembelajaran Pendidikana Keolahragaan
Di SMA NEGERI 1 DELI TUA KELAS X IPA 3”sebagai tugas dari mata
kuliah Filsafat Pendidikan. Penulis berterimakasih kepada seluruh pihak yang
banyak membantu dalam proses penyusunan dan penyelesaian makalah inidari
awal hingga akhir.
Dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada dosen
mata kuliah Filsafat Pendidikan Bapak Demmu Karo-Karo yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini kiranya masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga makalah inidapat bermanfaat
bagi pembaca dan penulis sendiri tentunya.

Medan, 17 November 2022

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian


pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu
aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi
antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses
pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat
dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar
mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa
sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu
mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk
memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus
(rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif
peserta didik juga dapat dibimbing oleh guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka
miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka (kognitif) dengan
menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi
maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal tanpa
menyiapkan sejumlah perangkat pem belajaran yang tepat. Disini para guru juga bisa
mempelajari aliran-aliran dari filsafat pendidikan yang bisa diterapkan dalam proses
pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa dan keefektifan dari penerapan aliran
filsafat pendidikan tersebut dalam praktek nyata di sekolah.
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas peneliti adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana proses pembelajaran yang di terapkan oleh guru olahraga di ( Sma Negeri 1
Deli Tua)?
2. Apakah kendala yang di alami guru olahraga dalam menerapkan pembelajaran di
Keolahragaan di ( Sma Negeri 1 Deli Tua)?
3. Bagaimana penerepan filsafat pendidikan pancasila di sekolah (Sma Negeri 1 Deli Tua)?
4. Apakah nilai-nilai filsafat pendidikan pancasila di terapkan di lingkungan sekolah (Sma
Negeri 1 Deli tua)?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran di kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Deli
Tua.
2. Untuk mengetahui metode, model, dan strategi dalam proses pembelajaran di kelas X IPA 3
SMA Negeri 1 Deli Tua.
3. Untuk mengetahui aliran filsafat pendidikan apa yang diterapkan oleh guru dalam proses
pembelajaran di kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Deli Tua.
4. Untuk mengetahui kendala yaUntuk mengetahui bagaimana penerapan filsafat pendidikan
pancasila di lingkungansekolah. (SMA Negeri 1 Deli Tua).
5. Untuk mengetahui apakah nilai-nilai filsafat pendidikan pancasila masih sering diterapkan di
lingkungan sekolah. (SMA Negeri 1 Deli Tua)

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui bahwa pentingnya menerapkan nilai-
nilai filsafat pendidikan pancasila sebagai landasan filsofi pendidikan di Indonesia
sehingga pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik lagi.
BAB 2
LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Filsafat


Filsafat telah ada sejak manusia itu ada (Pidarta,2001). Filsafat berasal dari bahasa
Yunani, taitu philos yang artinya cinta dan Sophia yang artinya kebijaksanaan atau kebenaran.
Jadi, filsafat artinya cinta akan kebijaksanaan atau kebenaran. Filsafat berarti pula pendirian
hidup atau pandangan hidup.Secara ilmiah definisi filsafat yaitu usaha berpikir radikal dan hasil
yang diperoleh dari menggambarkan dan menyatakan suatu pandangan yang menyeluruh secara
sistematis tentang alam semesta serta tempat dilahirkannya manusia.Filsafat mencakup
keseluruhan pengetahuan manusia, filsafat merupakan sumber ide paling dalam bagi segala
macam ilmu pengetahuan, sehingga filsafat disebut juga induk pengetahuan.

2.2 Landasan Filosofis Pendidikan


Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik
potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya.Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan
universal.Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan.organis,
harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.
Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam samapai akar-
akarnya mengenai pendidikan (Pidarta,2001). Landasan filosofi pendidikan adalah seperangkat
filosofi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.Landasan filosofis pendidikan sesungguhnya
merupakan suatu sistem gagasan tentang pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu
sistem gagasan filsafat umum yang diajurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu.Terdapat
hubungan implikasi antara gagasan-gagasan dalam cabang-cabang filsafat umum tehadap
gagasan-agasan pendidikan. Landasan filosofis pendidikan tidak berisi konsep-konsep tentang
pendidikan apa adanya, melainkan berisi tentang konsep-konsep pendidikan yang seharusnya
atau yang dicita-citakan.
Dalam landasan filosofis pendidikan juga terdapat berbagai aliran pemikiran.Hal ini
muncul sebagai implikasi dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat.Sehingga dalam landasan
filosofi pendidikan pun dikenal adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme, Realisme, dan
Pragmatisme.

2.3 Dasar Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia


Bangsa Indonesia memiliki filsafat umum atau filsafat Negara ialah Pancasila sebagai
falsafah Negara, Pancasila patut menjadi jiwa bangsa Indonesia, menjadi semangat dalam
berkarya pada segala bidang.
Pasal 2 UU-RI No. 2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan Nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Rincian selanjutnya tentang hal itu tercantum dalam
penjelasan UU-RI No. 2 Tahun 1989, yang menegaskan bahwa pembangunan nasioanal
termasuk dibidang pendidikan adalah pengamalan pancasila, dan untuk itu pendidikan nasional
mengusahakan antara lain: ” Pembentukan manusia Pancasila sebagai manusia pembangunan
yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri”.
Sedangkan ketetapan MPR-RI No.II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan
Pengamalan Pancasila menegaskan pula bahwa pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar Negara
Republik Indonesia. Pancasila sebagai sumber dari segala gagasan mengenai wujud bangsa
manusia dan masyarakat yang dianggap baik, sumber dari segala sumber nilai yang menjadi
pangkal serta bermuara dari setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan dengan kata lain,
Pancasila sebagai sumber sistem nilai dalam pendidikan.
Jika pendidikan suatu bangsa akan secara otomatis mengikuti ideologi bangsa yang
dianut, karenanya sistem pendidikan nasional Indonesia dijiwai, didasari dan mencerminkan
identitas Pancasila. Sementara cita dan karsa bangsa kita, tujuan nasional dan hasrat luhur rakyat
Indonesia, tersimpul dalam pembukaan UUD 1945 sebagai perwujudan jiwa dan nilai Pancasila.
Cita dan karsa itu dilembagakan dalam sistem pendidikan nasional yang bertumpu dan dijiwai
oleh suatu keyakinan, dan pandangan hidup Pancasila. Inilah alasan mengapa filsafat pendidikan
Pancasila merupakan tuntutan nasional, sedangkan filsafat pendidikan Pancasila adalah
subsistem dari sistem negara Pancasila. Dengan kata lain, sistem negara Pancasila wajar
tercermin dan dilaksanakan di dalam berbagai subsistem kehidupan bangsa dan masyarakat.
Dengan demikian, jelaslah tidak mungkin Sistem Pendidikan Nasional dijiwai dan
didasari oleh sistem filsafat pendidikan yang selain Pancasila. Hal ini tercermin dalam tujuan
Pendidikan Nasional yang termuat dalam UU No. 2 Tahun 1989 dan UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni: pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan,
keterampilan, kesehatan jasmani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab
kemasyarakatan.

2.4 Hubungan Pancasila dengan Sistem Pendidikan Ditinjau dari Filsafat Pendidikan
Pancasila adalah dasar negara Indonesia di mana fungsi utamanya sebagi pandangan
hidup dan kepribadian bangsa (Dardodiharjo, 1988: 17). Memegang fungsi dalam hidup dan
kehidupan bangsa dan negara Indonesia, Pancasila tidak saja sebagai dasar negara RI, tapi juga
alat pemersatu bangsa, kepribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, sumber ilmu pengetahuan
di Indonesia (Azis, 1984: 70). Sehingga dapat kita ketahui bahwa Pancasila merupakan dasar
negara yang membedakannya dengan bangsa yang lain.
Filsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran
sesuatu. Sementara filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang kependidikan.
Bila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan,
maka dapat kita jabarkan bahwa Pancasila adalah pandangan hidup bangsa yang menjiwai sila-
silanya dalam kehidupan sehari-hari. Dan untuk menerapkan sila-sila Pancasila, diperlukan
pemikiran yang sungguh-sungguh mengenai bagaimana nilai-nilai Pancasila itu dapat
dilaksanakan. Dalam hal ini, tentunya pendidikanlah yang berperan utama.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Sma Negeri 1 Deli Tua Kecamatan Deli tua Kabupaten
Deli Serdang Jalan Pendidilkan No. 1 Deli Tua tahun Ajaran 2022/2023. Adapun yang menjadi
alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena sekolah tersebut sudah terakreditasi A yang mana
jika sekolah sudah mendapat akreditasi A pasti sekolah tersebut sudah dinilai bagus.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 17 November 2022
Jam : 10.00 – 14.51

3.2 Metode Penelitian

Penelitian adalah suatu proses rangkaian yang dilakukan secara terencana dan sistematis
untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu yang diajuakan sebagai
masalah penelitian. Maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan cara melakukan observasi langsung dan membuat angket yang berisi pernyataan-
pernyataan tentang filsafat pancasila.

3.3 Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa-siswa disalah satu kelas x Ipa 3 Sma Negeri
1 Deli Tua.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mengumpul
data pada peneliti dan merangkai hasil penelitian tersebut. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah dengan menyimpulkan setiap jawaban dari angket pernyataan filsafat pancasila
yang diberikan peneliti terhadap siswa-siswi Kelas X Ipa 3, kemudian merangkainya kedalam
bentuk makalah.
BAB 4
HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu Sekolah SMA yang ada di Kota Medan,
Sumatera Utara. Yaitu, di SMA Negeri 1 Deli Tua Kecamatan Deli tua Kabupaten Deli Serdang
Jalan Pendidilkan No. 1 Deli Tua. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi di salah satu kelas.
Yaitu, di kelas X IPA 3 dengan cara memberi angket yang berisi pernyataan nilai-nilai dari
Filsafat Pancasila tersebut. Yang man angket tersebut bertujuan untuk mengetahui bahwa apakah
siswa-siswa tersebut sudah menerapkan nilai-nilai pancasila dalam lingkungannya.

Melihat angket yang telah diisi dari 30 orang siswa di kelas tersebut dapat diketahui
bahwa sudah sekitar 70 % siswa-siswa di kelas tersebut sudah menerapkan nilai-nilai pancasila.
Salah satunya nilai pancasila yang sudah di terapkan yaitu saling tolong menolong sesama teman
dan tidak memilih-milih teman dalam bergaul. Dan tidak hanya siswa-siswanya saja tetapi
sekolah tersebut juga sudah menerapkan nila-nilai pancasila dalam pendidikan dan sekolah
tersebut juga sangat disiplin. Terbukti ketika peneliti melakukan observasi, di dalam ruangan BK
terdengar suara seorang guru yang sedang menasehati siswa-siswa yang melanggar peraturan
sekolah.

Petunjuk Pengisian:

Amatilah aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas. Isilah lembar pengamatan dengan
prosedur sebagai berikut:

1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang mungkin dapat melihat semua
aktivitas siswa
2. Setiap 150 detik, pengamat melakukan aktivitas pengamatan aktivitas siswa yang dominan,
dan 30 detik berikutnya pengamat menulis hasil pengamatan.
Hasil
No Aktivitas yang diamati Skor Ket
Baik Cukup Rendah

1 Memperhatikan dan mendengarkan Dimana saat


penjelasan oleh guru. proses
pembelajaran
Skor maksimal : 10 berlangsung,
10 √
seluruh
perhatian
siswa tertuju
kepada guru.
Hampir 95%
siswa tidak
melakukan
aktivitas lain
yangn tidak
berkaitan
dengan
pembelajaran

Dalam proses
pembelajaran
siswa tidak
berperan aktif
melainkan
berperan
pasif, tidak
Berperan aktif dalam sesi diskusi
ada sesi tanya
2 pembelajaran (bertanya dan 4 √
jawab yang
menjawab pertanyaan guru)
terlihat dalam
kelas. Siswa
hanya
mendengar
dan mengikuti
arahan dari
guru saja.
Dimana di
saat proses
jam istirahat
berlangsung
seluruh siswa
keluar
bersamaan
untuk
melakukan
istirahat di
kantin sekolah
seperti
biasanya
Perilaku Siswa Saat Istirahat istirahat,
3 8 √
Berlangsung di Sekolah namun ada
beberapa
siswa yang di
saat jam
istirahat
berlangsung
malah
memanfaatka
n waktu
tersebut untuk
berolahraga
seperti
bermain futsal
dan basket
A. Ratio Luas Pekarangan Sekolah Dengan Jumlah Peserta Didik

1. Ratio Luas Perkangan Sekolah :


 Panjang Sekolah: 160,3 m (hingga) 181,7 m
 Lebar Sekolah : 93,2 m (hingga) 112 m

2. Ratio Jumlah Peserta Didik : 1160 siswa dan siswi


B. Ratio Jumlah Guru dan Murid :

1. Ratio Guru : 70 Guru

2. Ratio Murid :
Siswa Laki-laki : 512
Siswa Perempuan : 643
C. Gedung dan Peralatan Sekolah :

1.Gedung :

2. Peralatan Sekolah :
D. Perilaku Siswa Saat Istirahat Berlangsung di Sekolah:
Dimana di saat proses jam istirahat berlangsung seluruh siswa keluar bersamaan untuk
melakukan istirahat di kantin sekolah seperti biasanya istirahat, namun ada beberapa siswa yang
di saat jam istirahat berlangsung malah memanfaatkan waktu tersebut untuk berolahraga seperti
bermain futsal dan basket.

E. Permasalahan Di Lingkungan Sekolah


Permasalah yang sudah saya amati di lingkungan sekolah tersebut dimana siswa yang pada
umum nya beristirahat ketika jam istirahat kini malah di manfaatkan untuk bermain futsal
hingga basket, tidak hanya itu mereka bermain hingga waktu istirahat berakhir yang
mengakibatkan meraka siswa siswa tersebut di hukum,

Dan permasalahan selanjutnya dari fasilitas yang saya rasa masih kurang contohnya seperti
lapangan voli yang masih minim lapanngan namun , tidak ada nya untuk lompat jau saya rasa
itu saja permasalah yang ada di sekola tersebut
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil Penelitian kami dapat kami simpulkan bahwa di SMA Negeri 1 Deli Tua
sudah menerapkan Filsafat Pendidikan Pacasila itu dangan baik, disertai pula dengan aliran-
aliran Filsafat Pendidikan. Yang dapat memberikan dampak positif bagi siswa dan siswinya.

5.2 Saran
Agar menjadi lebih baik seharusnya SMA Negeri 1 Deli Tua seharusnya terus giat dalam
berfilsafat terutama dalam bidang pendidikan, yang akan memberikan dampak yang positif,
dilingkungan sekolah, dilingkungan keluarga serta dilingkungan masyarakat. dan Filsafat
Pendidikan harus dibarengi dengan penerapan kurikulum yang ada disekolah tersebut. supanya
nantinya akan timbul akhlak dan kepribadian yang baik.

Pada filsafat pendidikan ini guru seharusnya menguasai konsep-konsep yang akan dikaji
serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep
atau mekonsepsi pada diri peserta didik sehingga dapat meningkatkan pendidikan
nasional. Guru hendaknya berperan sebagai fasilitator, yaitu memimpin dan membimbing siswa
belajar tanpa ikut campur terlalu jauh atas minat dan kebutuhan siswanya. Adapun siswa
berperan bebas untuk mengembangkan minat dan bakatnya.

Dan kesalahan dalam belajar adalah sesuatu yang wajar dan maklum. tetapi perlu adanya
perbaikan. sehingga kesalahan yang sama tidak terulang kembali. semoga penelitian kami ini
dapat bermanfaat bagi sipenulis dan sipenmbaca, umumnya bagi semua yang berkenan menelaah
tulisan kami ini.
Daftar Pustaka

Jalaludin , abdullah idi. 2013. Filsafat pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Dr. H. Jalaluddin , Dr. Abdullah Idi. 2012 Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Purba, Edward, Yusnadi. 2017.  Filsafat Pendidikan. Medan: Unimed Press.

https://smansagreen.blogspot.com/2013/11/profil-sekolah_9782.html

Anda mungkin juga menyukai