Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH LANDASAN FILSAFAT PENDIDIKAN DAN ALIRAN-ALIRAN

PENDIDIKAN

Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Landasan Kependidikan

Dosen Pengampu Ismah, S.Ag., M.Pd.

Disusun oleh:

Safitri Dwi Anggraini 22110066

KELAS 2B

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan dan

karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada ibu Ismah, S.Ag., M.Pd. sebagai dosen

pengampu mata kuliah Landasan Kependidikan yang telah membantu memberikan arahan dan

pemahaman dalam menyusun makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan karena

keterbatasan saya. Maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk

menyempurnakan makalah ini.

Semarang, 17 Juni 2023

Safitri Dwi A
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1. Latar Belakang.........................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah....................................................................................................................5
3. Tujuan Makalah.......................................................................................................................5
BAB II LANDASAN FILSAFAT PENDIDIKAN.........................................................................6
1. Pengertian Filsafat Pendidikan.................................................................................................6
2. Peran Filsafat Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan..................................................................7
3. Prinsip-prinsip Filsafat Pendidikan..........................................................................................8
BAB III ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN................................................................................11
1. Aliran Pendidikan Naturalisme..............................................................................................11
2. Aliran Pendidikan Progresivisme...........................................................................................12
3. Aliran Pendidikan Rekontruksionisme..................................................................................13
4. Aliran Pendidikan Perenialisme.............................................................................................14
5. Aliran Pendidikan Idealisme..................................................................................................14
KESIMPULAN..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai sifat yang normatif, maka dari itu dalam pendidikan diperlukan

asumsu yang bersifat normatif pula. Asumsi-asumsi yang bersifat normatif tersebut antara lain

bisa bersumber dari filsafat. Landasan Filsafat Pendidikan juga mempunyai sifat yang normatif

dan juga preskriptif, dengan begitu dapat memberitahu petunjuk tentang bagaimana seharusnya

yang ada didalam pendidikan atau bisa dikatakan cita-cita dalam pendidikan.

Pendidikan tidak cukup dipahami melalui pendekatan ilmiah yang bersifat parsial dan

deskriptif saja, tetapi juga dipandang melalui holistik, dan hal tersebut dapat diwujudkan melalui

pendekatan filosofis. Ada berbagai aliran filsafat pendidikan yaitu idealisme, realisme,

pragmatisme dan yang lainnya.

Dengan memahami landasan filosofis pendidikan diharapkan tidak terjadi kesalahan

konsep tentang pendidikan yang akan mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam praktek

pendidikan, untuk memahami pengertian filsafat, pengertian landasan filosofis pendidikan dan

konsep landasan filosofis pendidikan menurut berbagai aliran filsafat. Adapun aliran filsafat

yang secara khusus akan ditelaah dalam tulisan ini adalah filsafat pendidikan idealisme.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Filsafat Pendidikan?

2. Apa saja peran Filsafat Pendidikan?

3. Apa prinsip-prinsip yang ada didalam Filsafat Pendidikan?


4. Apa saja yang termasuk aliran-aliran didalam pendidikan?

3. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa itu Filsafat Pendidikan

2. Untuk mengetahui dan memahami apa saja peran dari Filsafat Pendidikan

3. Untuk Mempelajari prinsip-prinsip Filsafat Pendidikan

4. Untuk memahami apa saja yang termasuk aliran-aliran didalam pendidikan


BAB II

LANDASAN FILSAFAT PENDIDIKAN

1. Pengertian Filsafat Pendidikan


Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu

kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Filsafat dalam segi bahasa yaitu menggunakan

rasio(berpikir). Tetapi tidak semua proses berpikir bisa disebut filsafat. Manusia yang berpikir

dapat dilihat dari kehidupannya sehari-hari. Filsafat juga merupakan ilmu tertua yang menjadi

induk ilmu pengetahuan lainnya. Filsafat menjawab semua persoalan tentang hidup dan

kehidupan yang kesimpulannya bersifat hakiki yaitu mengenai manusia, tuhan, ekonomi, sosial,

pengetahuan dan pendidikan.

Dalam kalimat yang sederhana dan umum, Pendidikan yaitu sebagai usaha manusia untuk

menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani

dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan

untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tersebut, serta mewariskan pada generasi

berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu proses

pendidikan.

Landasan Filosofis Pendidikan dibahas oleh cabang khusus filsafat yaitu Filsafat

Pendidikan. Filsafat Pendidikan merupakan kegiatan pemikiran filosofis yang memusatkan

perhatian pada masalah dan solusinya dalam dunia pendidikan. Filsafat Pendidikan mengarahkan

pendidikan supaya berfungsi sebagai pendidikan dan juga memecahkan masalah serta

mengembangkan teorinya. Dengan serangkaian proses berpikir, filsafat pendidikan menjadi

rujukan pengembangan pendidikan baik secara teoritis maupun praktis.


2. Peran Filsafat Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan
Tujuan filsafat pendidikan adalah memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan

proses pembelajaran yang ideal. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni

menyatakan tujuan pendidikan Negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat

dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan

menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Filsafat Pendidikan juga mempunyai fungsi

untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu

pendidikan.

Bagi filsafat pendidikan berkepentingan untuk membangun filsafat hidup agar bisa

dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari, dan untuk selanjutnya, kehidupan

sehari-hari tersebut selalu dalam keteraturan. Jadi untuk pendidikan, filsafat memberikan

sumbangan berupa kesadaran menyeluruh tentang asalmula, eksistensi, dan tujuan kehidupan

manusia.

Bagi guru dan pendidik pada umumnya, filsafat pendidikan itu sangat perlu karena

tindakan-tindakannya mendidik dan mengajar akan selalu dipengaruhi oleh filsafat hidupnya dan

oleh filsafat pendidikan yang dianutnya. Filsafat pendidikan akan memberi arah kepada

perbuatannya mendidik dan mengajar.

Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para pendidik (guru).

Hal tersebut akan mewarnai sikap perilakunya dalam mengelola proses belajar mengajar (PBM).

Selain itu pemahaman filsafat pendidikan akan menjauhkan mereka dari perbuatan meraba-raba,

mencoba-coba tanpa rencana dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan.

Peran filsafat pendidikan bagi guru, dengan filsafat metafisika guru mengetahui hakikat

manusia, khususnya anak sehingga tahu bagaimana cara memperlakukannya dan berguna untuk
mengetahui tujuan pendidikan. Dengan filsafat epistemologi guru mengetahui apa yang harus

diberikan kepada siswa, bagaimana cara memperoleh pengetahuan, dan bagaimana cara

menyampaikan pengetahuan tersebut. Dengan filsafat aksiologi guru memahami yang harus

diperoleh siswa tidak hanya kuantitas pendidikan tetapi juga kualitas kehidupan karena

pengetahuan tersebut.

Penerapan filsafat pendidikan di dalam sekolah merupakan faktor yang ikut menentukan

dan membantu para pelaku pendidikan tersebut. Filsafat sebagai teori umum pendidikan dapat

diterapkan dalam penentuan kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan dan peran guru atau

pendidik juga anak didiknya. Adanya berbagai aliran dalam filsafat pendidikan juga

menyebabkan berbeda-bedanya kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan guru dan siswa

tersebut dalam struktur pendidikan.

Peran Filsafat Pendidikan dalam membangun manusia berkarakter terbagi menjadi 3

unsur yaitu Manusia mengetahui dirinya dan dunianya, Manusia dalam hidup komunitas dan

Agama membantu manusia hidup lebih baik.

3. Prinsip-prinsip Filsafat Pendidikan


Dalam Filsafat Pendidikan terdapat beberapa prinsip sebagai berikut;

1. Humanisme: Menempatkan manusia sebagai pusat perhatian dalam pendidikan. Prinsip ini

mengakui nilai-nilai, potensi, dan hak-hak individu serta mempromosikan pengembangan penuh

potensi manusia secara holistik.

2. Progresivisme: Menekankan pada proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, dan relevan

dengan kehidupan nyata. Prinsip ini menganggap pendidikan sebagai pengalaman sosial yang
berpusat pada siswa, di mana mereka berperan aktif dalam pembangunan pengetahuan mereka

sendiri melalui eksplorasi dan refleksi.

3. Essentialisme: Menekankan pada pengetahuan dan keterampilan inti yang dianggap penting

bagi semua siswa. Prinsip ini berfokus pada pengajaran disiplin ilmu, standar akademik yang

tinggi, dan penguasaan materi dasar yang luas sebagai fondasi yang diperlukan untuk

membangun kemampuan siswa.

4. Perennialisme: Menganjurkan pendidikan yang berpusat pada nilai-nilai abadi dan universal

yang relevan sepanjang masa. Prinsip ini mengakui pentingnya pembelajaran tentang pemikiran

klasik dan ide-ide fundamental yang terus berlaku dalam budaya dan masyarakat.

5. Konstruktivisme: Mengedepankan pembelajaran yang melibatkan konstruksi pengetahuan

melalui interaksi aktif antara siswa dan lingkungan mereka. Prinsip ini menganggap siswa

sebagai pembangun pengetahuan yang aktif dan percaya bahwa pembelajaran terjadi melalui

proses konstruksi makna berdasarkan pengalaman individu.

6. Holisme: Mengakui hubungan yang kompleks antara aspek fisik, emosional, intelektual, dan

spiritual dalam pendidikan. Prinsip ini menekankan pentingnya memandang siswa secara

holistik, memperhatikan kebutuhan mereka secara menyeluruh, dan mempromosikan

perkembangan seimbang dalam berbagai aspek kehidupan.

7. Kontekstualisme: Menganggap bahwa pendidikan harus mempertimbangkan konteks sosial,

budaya, dan historis siswa. Prinsip ini menekankan pentingnya menyelaraskan kurikulum dan

metode pembelajaran dengan lingkungan dan kebutuhan siswa agar menjadi relevan dan

bermakna bagi mereka.


8. Individualisme: Mengakui keunikan dan perbedaan individual siswa. Prinsip ini menekankan

pentingnya pendekatan diferensiasi dalam pendidikan, menghormati perbedaan individu, dan

memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan unik setiap siswa.

9. Kritisisme: Mendorong siswa untuk mengembangkan pemikiran kritis dan analitis. Prinsip ini

mengajarkan pentingnya kemampuan mempertanyakan, menganalisis, dan mengevaluasi

informasi serta membangun pemahaman yang lebih mendalam melalui proses pemikiran kritis.

10. Kolaborasi: Mendorong kerja sama dan interaksi sosial antara siswa. Prinsip ini mengakui

pentingnya kemampuan berkolaborasi, berkomunikasi, dan bekerja dalam tim sebagai bagian

integral dari proses pendidikan dan persiapan untuk kehidupan di masyarakat.


BAB III

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

1. Aliran Pendidikan Naturalisme


Suatu pendekatan dalam pendidikan yang menekankan pentingnya pengalaman alamiah

dan lingkungan alami dalam proses pembelajaran. Naturalisme dalam pendidikan berakar pada

pandangan bahwa manusia adalah bagian dari alam dan interaksi dengan alam adalah esensial

bagi perkembangan pribadi dan akademik mereka.

Pendekatan naturalisme mengusulkan bahwa anak-anak belajar secara alami melalui

pengamatan, eksplorasi, dan interaksi dengan alam. Lingkungan alami seperti hutan, sungai,

taman, atau kebun dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang penting. Naturalisme

menekankan pembelajaran yang aktif, pengalaman langsung, dan interaksi dengan alam sebagai

cara terbaik untuk memahami dunia.

Pendekatan naturalisme dalam pendidikan dapat mendorong rasa keingintahuan,

pemikiran kritis, kreativitas, dan penghargaan terhadap alam. Namun, perlu diingat bahwa

pendekatan ini juga harus seimbang dengan pembelajaran konsep dan pengetahuan akademik

lainnya agar siswa memperoleh pemahaman yang komprehensif dan beragam.

2. Aliran Pendidikan Progresivisme


Progresivisme disebut instrumentalisme, eksperimental, atau environmentalisme. Disebut

instrumentalisme, karena aliran ini beranggapan bahwa potensi atau kemampuan intelegensi

manusia sebagai alat untuk hidup, untuk kesejahteraan, dan untuk mengembangkan kepribadian.

Dinamakan eksperimental atau empirik karena aliran tersebut menyadari dan mempraktekkan

asas eksperimen untuk menguji kebenaran suatu teori. Progresivisme dinamakan juga
environmentalisme karena aliran ini menganggap bahwa lingkungan hidup ini mempengaruhi

pembinaan kepribadian seseorang. (Muis, 2004).

Progresivisme merupakan teori yang mucul dalam reaksi terhadap pendidikan tradisional

yang selalu menekankan kepada metode formal pengajaran. Pada dasarnya teori ini menekankan

beberapa prinsip, antara lain; 1) Proses pendidikan berawal dan berakhir pada peserta didik; 2)

Peserta didik adalah sesuatu yang aktif, bukan pasif; 3) Peran guru hanya sebagai fasilitator,

pembimbing, dan pengarah; 4) Sekolah harus menciptakan iklim yang bersifat kooperatif dan

demokratif; 5) Aktifitas pembelajaran lebih focus pada pemecahan masalah bukan untuk

mengajarkan materi kajian

Progresivisme memiliki pandangan bahwa kurikulum merupakan pengalaman mendidik,

bersifat eksperimental, dan adanya rencana serta susunan langkah yang teratur. Dalam

prakteknya, progresivisme merupakan aliran pendidikan yang berpusat pada siswa. Secara lebih

spesifik, proses pembelajaran penekanan lebih besar diarahkan pada kreativitas, aktivitas, belajar

naturalistik, hasil belajar dunia nyata (empiris), dan pengalaman teman sebaya

3. Aliran Pendidikan Rekontruksionisme


Istilah Rekonstruksionisme berasal dari kata Rekonstruksi tersusun atas dua kata:

“Re” yang berarti kembali dan “konstruk” yang berarti menyusun. Bila kedua kata tersebut

digabung maka dapat dimaknai menjadi penyusunan kembali.

Dalam konteks filsafat pendidikan, rekonstruksionisme adalah aliran yang berupaya

merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak

modern, serta berupaya mencari kesepakatan antar sesama manusia atau agar dapat mengatur tata

kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya. Maka, proses dan lembaga
pendidikan dalam pandangan rekonstruksionisme perlu merombak tata susunan lama dan

membangun tata susunan hidup kebudayaan yang baru.

Aliran Rekonstruksionisme ini intinya merupakan kelanjutan dari aliran progresivisme

yang menyatakan bahwa peradaban manusia di masa depan sangat diutamakan. Dalam konteks

pendidikan, aliran ini bertujuan hendak membina suatu konsensus yang paling luas dan paling

mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia, dengan merombak

kembali tata susunan pendidikan lama dengan tata susunan pendidikan yang sama sekali baru.

4. Aliran Pendidikan Perenialisme


Latar belakang munculnya aliran perenialisme disebabkan atas reaksi terhadap aliran

progresif yang mengatakan bahwa perubahan itu merupakan sesuatu yang baru. Pandangan lain

juga terdapat pandangan yang mengatakan bahwa kehidupan dewasa dipenuhi dengan huru-hara,

ketidakadilan, ketidakpastian, kekacauan, yang berkaitan dengan kehidupan sosial, moral, dan

intelektual (Sadulloh 2009, 151).

Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa kalangan perenialis sebenarnya melihat

kehidupan inilebih mundur kebelakangdengan memakai nilai-nilai atau norma pada abad

pertengahan zaman Yunani kuno. Alasannya adalah karena nilai-nilai ataupun norma tersebut

merupakan pondasi hidup yang sangat kuat. Sehingga peradaban Yunani kuno pada abad

pertengahan merupakan pondasi dasar budaya berbagai bangsa dari waktu ke waktu.

5. Aliran Pendidikan Idealisme


Idealisme ini digunakan sebagai nama untuk teori tentang ide-ide arketip (archetypal

ideas) dan untuk doktrin epistemologis Rene Descartes dan John Locke yang menyatakan bahwa

ide yang dalam doktrin ini berarti objek pemahaman manusia bersifat subjektif dan dimiliki

secara pribadi.
Idealisme adalah sistem filsafat yang menekankan pentingnya keunggulanpikiran (mind),

roh (soul) atau jiwa (spirit)dari pada hal-hal yang bersifat kebendaanatau material. Pandangan-

pandangan umumyang disepakati oleh para filsuf idealisme,yaitu: Jiwa (soul) manusia adalah

unsur yang paling penting dalam kehidupanmanusia dan hakikat akhir alam semestayang pada

dasarnya adalah nonmaterial.

Idealisme juga mengindentifikasibahwa hakikat nyata dunia adalah berupa ide yang

sifatnya rohani atau juga disebut intelegensi. Termasuk dalam paham idealisme ini adalah paham

spiritualisme, rasionalisme dan supernaturalisme. Secara absolut kenyataan yang sebenarnya

adalah spiritual dan rohaniah, meskipun pada kenyataannya ada realita yang bersifat fisik tetapi

sesungguhnya kenyataan rohanilah yang lebih dapat berperan.


KESIMPULAN
Dalam makalah ini, kita telah membahas landasan filsafat pendidikan dan beberapa

aliran-aliran pendidikan yang berperan penting dalam membentuk pendekatan dan praktik

pendidikan. Filsafat pendidikan memberikan pemahaman yang mendalam tentang tujuan,

prinsip, dan nilai-nilai yang mendasari pendidikan. Ini membantu dalam membentuk pandangan

dan pendekatan pendidikan yang digunakan dalam konteks pendidikan.

Pemahaman terhadap aliran-aliran pendidikan, seperti aliran Naturalisme, Progresivisme,

Rekontrusionisme, Perenialisme dan Idealisme memberikan wawasan yang kaya tentang

berbagai pendekatan pendidikan yang dapat diadopsi. Setiap aliran memiliki karakteristik dan

filosofi dasar yang berbeda, namun semuanya bertujuan untuk mencapai hasil pendidikan yang

bermakna dan memberdayakan siswa.

Secara keseluruhan, pemahaman tentang landasan filsafat pendidikan dan aliran-aliran

pendidikan memberikan pandangan yang lebih luas tentang pendidikan sebagai disiplin ilmu.

Memahami prinsip-prinsip filsafat pendidikan dan aliran-aliran pendidikan membantu pendidik

dalam mengembangkan pendekatan yang sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai yang diinginkan

dalam konteks pendidikan tertentu.

Implikasi dari landasan filsafat pendidikan dan aliran-aliran pendidikan adalah

pentingnya mengadopsi pendekatan yang berpusat pada siswa, memahami keunikan dan

perbedaan individu siswa, dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan siswa

untuk mengembangkan potensi mereka secara optimal.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang landasan filsafat pendidikan dan aliran-

aliran pendidikan, pendidik dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan siswa, memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna, dan mempersiapkan

siswa untuk menghadapi tantangan di dunia nyata.


DAFTAR PUSTAKA

Muslim, A. (2022). Landasan Filsafat Idealisme dan Implementasi Kurikulum Merdeka.

Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health, 1(1), 34-35.

Anwar, M. (2015). Filsafat Pendidikan: Edisi Pertama. Jakarta: K E N C A N A.

Kristiawan, M. (2016). Filsafat Pendidikan; The Choice Is Yours. Jogjakarta: Valia

Pustaka Jogjakarta.

Amka. (2019). Filsafat Pendidikan. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

Sinambela, P. N., & dkk. (2022). Teori Belajar dan Aliran-aliran Pendidikan. Banten;

PT Sada Kurnia Pustaka.

Yunus, H. A. (2016). Telaah Aliran Pendidikan Progesivisme dan Esensialisme dalam

Perspektif Filsafat Pendidikan. Jurnal Cakrawala Pendas, 2(1), 31-35.

Nursalim, E. (2021). Aliran Perenialisme dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam.

Cross-border, 4(2), 675-677.

Mubin, Ali. (2019). Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme. Jurnal Pemikiran dan

Pencerahan, 15(2), 25-28.

Anda mungkin juga menyukai