Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN MINI RISET FILSAFAT PENDIDIKAN

PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA


DI SMK NEGERI 1 KUTALIMBARU

DISUSUN OLEH

NAMA : 1. LEFRANDI SIMANJUNTAK


2. PANGONDIAN SIAGIAN
3. RIKI PRAMANA BARUS
DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr.Julaga Situmorang, M.Pd.

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

Filsafat Pendidikan Page 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas Mini Riset yang berjudul “Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa SMK NEGERI 1
KUTALIMBARU Medan Kelas X” sebagai tugas dari mata kuliah Filsafat Pendidikan. Penulis berterima
kasih kepada seluruh pihak yang banyak membantu dalam proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini dari
awal hingga akhir. Dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah Filsafat
Pendidikan bapak Prof. Dr.Julaga Situmorang, M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini kiranya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri tentunya.

Medan, 18 November 2019

Penulis

Filsafat Pendidikan Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………….....................…………….. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………….........………….. ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………….........…….……………. 4

A. Latar Belakang…………………………….............…………….…………. 4
B. Rumusan Masalah………………………….............………………….…….. 5
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN…………………………..............……………………….. 6

BAB III PENUTUP…………………………………………………..............………. 8

A. Kesimpulan………………………………………………………..............…. 8
B. Saran………………………………………………………….……................ 8

DAFTAR PUSTAKA

DOKUMENTASI

Filsafat Pendidikan Page 3


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pendidikan adalah produk dari sistem sosial masyarakat yang menjadi unsur kebudayaan.
Karena itu, format pendidikan seperti yang ada dewasa ini bukanlah sesuatu yang sekali jadi.
Sebagai makhluk hidup, manusia juga senantiasa memiliki kesadaran diri dan kemampuan
belajar. Bagaimanapun, rangkaian perjalanan waktu pada usia kanak-kanak dari manusia,
seseorang belajar menguasai pengetahuann dan keterampilan yang diperlukan untuk
mempertahankan kehidupan. Upaya tersebut meskipun tidak fisik, tetapi juga psikhis, sosial dan
budaya bahkan kombinasi semua elemen yang mempengaruhi nilai dalam berjalan menuju
pendidikan.

Filsafat adalah cara pandang dan perspektif atas kenyataan, apa yang dipahami sebagai
hakikat kenyataan, kebenaran, kebaikan dan keindahan. Filsafat menangani keseluruhan
pengalaman manusia dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Suatu bentuk kajian
terhadap hakikat kenyataan denga mengajukan pertanyaan dan berusaha memberikan jawaban
yang akan menciptakan kebermaknaan hidup seseorang. Untuk melakukan filsafat, maka harus
diciptakan kesadaran yang sangat tinggi dari fenomena dan peristiwa dalam dunia masa kini
dalam kesadaran diri sepenuhnya.

Pendidikan sebagai proses atau upaya memanusiakan manusia pada dasarnya adalah
upaya mengembangkan kemampuan potensi individu sehingga bisa hidup optimal baik sebagai
pribadi maupun sebagai anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai
pedoman hidupnya.

Filsafat bagi pendidikan adalah teori umum sehingga dapat menjadi pilar bagi bangunan
dunia pendidikan yang berusaha memberdayakan setiap pribadi warga negara untuk mengisi
format kebudayaan bangsa yang diinginkan dan diwariskan. Dengan demikian, filsafat
memberikan kontribusi besar bagi pelaksanaan pendidikan. Kajian filsafat terhadap pendidikan
menjadi keharusan akademis bagi setiap oran yang ingin mendalami bidang keguruan dan
keguruan. Pendidikan tidak jauh dari roda filsafat, karena hal itu terjadi maka tidak semua
persoalan pendidikan akan dapat dipecahkan dengan renungan sederhana dan pengamatan
sepintas. Dengan menguasai filsafat pendidikan tersebut diharapkan para ahli dan praktisi
pendidikan akan sukses dalam menjalankan tanggung jawab dan profesi pendidikan.

Filsafat Pendidikan Page 4


1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat kami tuliskan dari laporan observasi ( Mini Riset ),
ini adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana penerapan filsafat Pendidikan di SMK NEGERI 1 KUTALIMBARU.

2) Bagaimana refleksi sistem filsafat pendidikan di SMK NEGERI 1 KUTALIMBARU yang


tertuju pada kurikulum yang diterapkan.

1.3. Tujuan

Tujuan dilaksanakanya praktikum lapangan ini adalah :

1) Untuk mengetahui bagaimana penerapan Filsafat Pendidikan di SMK NEGERI 1


KUTALIMBARU

2) Untuk mengetahui bagaimana refleksi sistem Filsafat pendidikan di SMK NEGERI 1


KUTALIMBARU yang tertuju pada kurikulum yang diterapkan.

1.4. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan observasi ( Mini Riset ) ini pada hari Senin 18
November 2019 Pukul 10.00 WIB sampai selesai, di SMK NEGERI 1 KUTALIMBARU, Jln
Pasar IX No 1, Medan Sumatera Utara.

1.5. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunkan pendekatan survei secara kulaitatif dengan cara melakukn
wawan cara dengan narasumber. digunakannya metodologi kualitatif agar hasil yang dicapai
benar-benar akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. adapun langkah-lngkah kerjanya sebagai
berikut :

1) Menentukan objek penelitian

2) Melakukan wawancara dengan narasumber

3) Mengklasifikasi masalah

4) Merumuskan Masalah

5) Memberikan Solusi/Simpulan.

Filsafat Pendidikan Page 5


BAB II
PEMBAHASAN

A. Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan adalah merupakan pola-pola pemikiran atau pendekatan filosofis terhadap
permasalahan bidang pendidikan dan pengajaran. Sebaliknya filsafat pendidikan menunjukkan
hubungan vertikal, naik ke atas atau turun ke bawah, dengan cabang-cabang ilmu pendidikan
yang lain, seperti pengantar pendidikan, sejarah pendidikan, teori pendidikan, perbandingan
pendidikan dan puncaknya filsafat pendidikan. Maka dari itu, filsafat pendidikan sebagai salah
satu bukan satu-satunya ilmu terapan, adalah cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan
perhatiannya pada penerapan pendekatan filosofis pada bidang pendidikan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan hidup dan penghidupan manusia yang berpredikat pendidik atau
guru pada khususnya.

Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan manusia memiliki peran penting dalam
menentuka dan menemukan eksistensinya dalam kegiatan ini manusia akan berusaha untuk
mencapai kearifan dan kebajikan. Berfilsafat berarti berpikir, tetapi tidak semua berpikir
dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah bila berpikir tesebut
mengandung tiga ciri yaitu radikal, sistematis, dan universal. Jadi filsafat mengandung
pengertian yang dinamis tergantung dalam konteks apa kita menggunakannya. Jika digunaka
kata filsafat di dalam memahami pikiran filosof atau suatu ideologi, berarti hal itu dipahami
sebagai hasil pemikiran atau ajaran tertentu. Sedangkan kalau kata filsafat digunakan untuk
menunjukkan suatu proses, berarti flsafat adalah kegiatan berpikir dengan karakteristik universal,
radikal, komprehensif dan objektif.

Dalam proses pendidikan, baik orang tua maupun guru memerlukan landasan yang jelas
untuk berpijak kelangsungan pendidikan di rumah dan di sekolah. Jadi kelangsungan pendidikan,
sangat ditentukan adanya unsur pendidik yang memahami hakikat anak didik, sehingga anak-
anak tidak salah asuh dan berkembang sesuai dengan norma dan nilai kebaikan yang diyakini
dalam totalitas budaya masyarakat dan bangsa.

Pendidikan bukan hanya berlangsung di sekolah. Pendidikan akan dimulai segera setelah
anak lahir dan akan berlangsung terus sampai mausia meninggal dunia, sepanjang ia mampu
menerima pengaruh- pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan akan berlangsung dalam tiga
lingkungan, yaitu:

1) Pendidikan dalam keluarga

2) Pendidikan di sekolah

Filsafat Pendidikan Page 6


3) Pendidikan di masyarakat

Dengan mengerti asas-asas dan nilai filosofis it dan mendasarkan segenap pelaksanaan
pendidikan pada asas-asas tersebut, maka filsafat pendidikan menjadi norma pendidikan. Filsafat
pendidikan dengan demikian merupakan asas normatif di dalam pendidikan, yaitu norma-norma
filsafat yang sifatnya khusus berlaku di dalam dunia pendidikan.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMK yang ada di Kota Medan, Sumatera Utara.
yaitu, di SMK NEGERI 1 KUTALIMBARU, Jln. Pasar IX No.1 Sawit Rejo Medan. dalam hal
ini peneliti mewawancarai 1 orang siswa kelas X TKR dan 1 orang guru.

1) Siswa

Riski Wahyudi : Filsafat Pendidikan itu mendorong kami agar lebih yang baik dalam melakukan
sesuatu, terutama dalam mengerjakan tugas-tugas kami, Penerapan Filsafat itu sendiri tidak
terhindaar dari kurikulum yang kami paikai, atau yang dilaksanakan disekolah kami ini.
kurikulum yang kami pakai saat ini adalah kurikulum Ktsp 2006, setelah pergantian kurikulum
K13. kami sempat menerapkan kurikulum K13 itu disini dan sangat kami setujui dengan hal
tersebut. K13 lebih bagus dan lebih mengarahkan kami kepada kehidupan sehari-hari sedangkan
Ktsp 2006 berfokus kepada materi ( Kata Sania ). K13 lebih bagus cara belajarnya selau
berkelompok-kelompok, muridnya lebih banyak berprestasi serta siswanya lebih banyak belajar (
Kata Jemina ).

Kami tidak terbebani dengan pergantian kurikulum tersebut, K13 kembali lagi ke Ktsp 2006,
Justru kami lebih berharap agar kami kembali menngunkan Kurikulum K13 itu didalam sekolah
kami ini.

2) Guru

Dudi Susanto S.pd : Filsafat Pendidikan, diterapkan disekolah ini lebih kepada teori atau
pengajaran budi pekerti atau aklak siswa dan siswi disini yang berdasarkan pandangan dan
aliran-aliran filsafat pendidikana itu. yang tertentu mempunyai relevansi dengan kehidupan
nyata. Disinilah letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam memilih dan mengarahkan
teori-teori Filafat Pendidikan. Untuk dapat dikembangan didalam kehidupan siswa dan siswi
disekolah ini, mereka akan juga dapat menerapkannya didalam kehidupannya sehari-hari,
dilingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat.

Disini kami mengarkkan siswa kami untuk menjadi dirinya sendiri agar kelak aklak dan
kepribadian mereka dapat terbentuk dengan baik dan sempurna jika mereka keluar dari sekolah
ini.

Filsafat Pendidikan Page 7


Didalam perkembangan Filsafat Pendidikan itu sendiri Kami juga lebih menerapkannya
kepada kurikulum saat ini. agar siswa dan siswi dapat memahami kurikulum apa yang meraka
gunakan saat ini. Kami sempat menerapkan kurikulum K13 dan kembali lagi dengan kurikulum
Ktsp 2006. dikarenakan karena K13 masih banyak lagi yang masih direvisi, oleh sebab itu dinas
pendidikan kota medan membuat kembali peraturan agar kembali lagi ke Kurikulum yang lama
yaitu, Ktsp 2006.

Siswa kami tidak terbebani dengan pergantian kurikulum tersebut, sebab K13 itu
mengarahkan meraka lebih mandiri dalam belajar dan merakalah yang mencari materi-materi
pembelajaran itu dan mereka senang akan hal itu, mereka bebas melakukuan eksperimen-
eksperimen yang dapat membuat merka akan lebih mandir,i justru mereka ingin meminta ingin
kembli lagi kepada kurikulum K13 tersebut.

Pada kurikulum K13, karakter meraka perlahan-lahan akan terbentuk, terbentuk pullaha jati diri
meraka masing-masing.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

Dari hasil Penelitian kami dapat kami simpulkan bahwa :

1) Di SMK NEGERI 1 KUTALIMBARU sudah menerapkan Filsafat Pendidikan itu dangan


baik, disertai pula dengan aliran-aliran Filsafat Pendidikan. yang dapat memberikan dampak
positif bagi siswa dan siswinya.

2) Kurikulum yang diterapkan SMK NEGERI 1 KUTALIMBARU, sempat menerapkan


kurikulum K13, dan kembali lagi ke kurikulum Ktsp 2006, karena K13 masih belum bisa
diterapkan dan masih adaalah lagi perbaikkan untuk menyempurnakan kurikulum K13 itu.

B. Saran

Hendaknya di SMK NEGERI 1 KUTALIMBARU terus giat dalam berfilsafat terutama dalam
bidang pendidikan, yang akan memberikan dampak yang positif, dilingkungan sekolah,
dilingkungan keluarga serta dilingkungan masyarakat. dan Filsafat Pendidikan harus dibarengi
dengan penerapan kurikulum yang ada disekolah tersebut. supanya nantinya akan timbul aklak
dan kepribadian yang baik.

Pada filsafat pendidikan ini guru/dosen seharusnya menguasai konsep-konsep yang akan
dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah
konsep atau mekonsepsi pada diri peserta didik sehingga dapat meningkatkan pendidikan
nasional. Guru/dosen hendaknya berperan sebagai fasilitator, yaitu memimpin dan membimbing

Filsafat Pendidikan Page 8


siswa/Mahasiswa belajar tanpa ikut campur terlalu jauh atas minat dan kebutuhan
siswa/Mahasiswa. Adapun siswa/mahasiswa berperan bebas untuk mengembangkan minat dan
bakatnya.

Kesalahn dalam belajar adalah sesuatu yang wajar dan maklum. tetapi perlu adanya perbaikan.
sehingga kesalahan yang sama tidak terulang kembali. semoga penelitian kami ini dapat
bermanfaat bagi sipenulis dan sipenmbaca, umumnya bagi semua yang berkenan menelaah
tulisan kami ini.

DAFRAR PUSTAKA
Dr. H. Jalaluddin , Dr. Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), cet. IV, hlm. 24-25

Ali, Hamdani. 1986. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Kota Kembang.

Jalaludin , abdullah idi. 2013. Filsafat pendidikan, jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Syaripudin, T. dan Kurniasih, (2008), Pengantar Filsafat Pendidikan ,

Bandung, Percikan Ilmu.

Filsafat Pendidikan Page 9


DOKUMENTASI

Filsafat Pendidikan Page 10

Anda mungkin juga menyukai