Anda di halaman 1dari 11

MINI RISET FILSAFAT

PENDIDIKAN

SKOR NILAI:

FILSAFAT PENDIDIKAN

NAMA :HUBERTUS JOSUA.H. SINAGA NIM:5183122028

NAMA : JESAYA SIPAYUNG NIM: 5183122015

NAMA : HASIM P NASUTION NIM: 5183122023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

INIVERSITAS NEGRI MEDAN

OKTOBER 2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji syukur atas segala rahmat Tuhan yang di berikan kepada
kita, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan Laporan Penelitian ( Mini
Riset ) ini dengan baik dan benar.
Laporan Penelitian ( Mini Riset ) ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah FILSAFAT PENDIDIKAN. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih atas segala
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak untuk dapat menyelesaikan Penelitian ini dengan baik
dan benar .
Penulis menyadari bahwa Penelitian ini banyak kekurangan, untuk itu penulis mohon
maaf dan dengan senang hati menerima kritik dan saran sebagai bekal acuan untuk lebih baik
dikemudian hari.
Harapan penulis semoga Laporan Penelitian ini dapat memberi bekal pengetahuan dan
manfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2018

Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................................1
1.2. Rumusan Maslah.....................................................................................................2
1.3. Tujuan......................................................................................................................2
1.4. Waktu dan Tempat..................................................................................................2
1.5. Metodologi Penelitian.............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Filsafat Pendidikan...................................................................................................4
B. Hasil Penelitian.........................................................................................................5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................................7
B. Saran..........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pendidikan adalah produk dari sistem sosial masyarakat yang menjadi unsur kebudayaan.
Karena itu, format pendidikan seperti yang ada dewasa ini bukanlah sesuatu yang sekali jadi.

Sebagai makhluk hidup, manusia juga senantiasa memiliki kesadaran diri dan
kemampuan belajar. Bagaimanapun, rangkaian perjalanan waktu pada usia kanak-kanak dari
manusia, seseorang belajar menguasai pengetahuann dan keterampilan yang diperlukan untuk
mempertahankan kehidupan. Upaya tersebut meskipun tidak fisik, tetapi juga psikhis, sosial dan
budaya bahkan kombinasi semua elemen yang mempengaruhi nilai dalam berjalan menuju
pendidikan.

Filsafat adalah cara pandang dan perspektif atas kenyataan, apa yang dipahami sebagai
hakikat kenyataan, kebenaran, kebaikan dan keindahan. Filsafat menangani keseluruhan
pengalaman manusia dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Suatu bentuk kajian
terhadap hakikat kenyataan denga mengajukan pertanyaan dan berusaha memberikan jawaban
yang akan menciptakan kebermaknaan hidup seseorang. Untuk melakukan filsafat, maka harus
diciptakan kesadaran yang sangat tinggi dari fenomena dan peristiwa dalam dunia masa kini
dalam kesadaran diri sepenuhnya.

Pendidikan sebagai proses atau upaya memanusiakan manusia pada dasarnya adalah
upaya mengembangkan kemampuan potensi individu sehingga bisa hidup optimal baik sebagai
pribadi maupun sebagai anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai
pedoman hidupnya.

Filsafat bagi pendidikan adalah teori umum sehingga dapat menjadi pilar bagi bangunan
dunia pendidikan yang berusaha memberdayakan setiap pribadi warga negara untuk mengisi
format kebudayaan bangsa yang diinginkan dan diwariskan. Dengan demikian, filsafat
memberikan kontribusi besar bagi pelaksanaan pendidikan. Kajian filsafat terhadap pendidikan
menjadi keharusan akademis bagi setiap oran yang ingin mendalami bidang keguruan dan
keguruan. Pendidikan tidak jauh dari roda filsafat, karena hal itu terjadi maka tidak semua
persoalan pendidikan akan dapat dipecahkan dengan renungan sederhana dan pengamatan
sepintas. Dengan menguasai filsafat pendidikan tersebut diharapkan para ahli dan praktisi
pendidikan akan sukses dalam menjalankan tanggung jawab dan profesi pendidikan.
1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat kami tuliskan dari laporan


observasi ( Mini Riset ), ini adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana penerapan filsafat Pendidikan di SMP.SWASTA BUDI MURNI
2) Bagaimana refleksi sistem filsafat pendidikan di SMP SWASTA BUDI MURNI yang tertuju
pada kurikulum yang diterapkan.

1.3. Tujuan

Tujuan dilaksanakanya praktikum lapangan ini adalah :


1) Untuk mengetahui bagaimana penerapan Filsafat Pendidikan di SMP.SWASTA
BUDI MURNI
2) Untuk mengetahui bagaimana refleksi sistem Filsafat pendidikan di SMP.SWASTA BUDI
MURNI
yang tertuju pada kurikulum yang diterapkan

1.5. Metodologi Penelitian


Penelitian ini menggunkan pendekatan survei secara kulaitatif dengan cara melakukn
wawan cara dengan narasumber. digunakannya metodologi kualitatif agar hasil yang dicapai
benar-benar akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. adapun langkah-lngkah kerjanya sebagai
berikut :
1) Menentukan objek penelitian
2) Melakukan wawancara dengan narasumber
3) Mengklasifikasi masalah
4) Merumuskan Masalah
5) Memberikan Solusi/Simpulan
BAB II PEMBAHASAN
A. Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan adalah merupakan pola-pola pemikiran atau pendekatan filosofis
terhadap permasalahan bidang pendidikan dan pengajaran. Sebaliknya filsafat pendidikan
menunjukkan hubungan vertikal, naik ke atas atau turun ke bawah, dengan cabang-cabang ilmu
pendidikan yang lain, seperti pengantar pendidikan, sejarah pendidikan, teori pendidikan,
perbandingan pendidikan dan puncaknya filsafat pendidikan.

Maka dari itu, filsafat pendidikan sebagai salah satu bukan satu-satunya ilmu terapan,
adalah cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatiannya pada penerapan pendekatan
filosofis pada bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup dan
penghidupan manusia yang berpredikat pendidik atau guru pada khususnya.

Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan manusia memiliki peran penting dalam
menentuka dan menemukan eksistensinya dalam kegiatan ini manusia akan berusaha untuk
mencapai kearifan dan kebajikan. Berfilsafat berarti berpikir, tetapi tidak semua berpikir
dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah bila berpikir tesebut
mengandung tiga ciri yaitu radikal, sistematis, dan universal.

Jadi filsafat mengandung pengertian yang dinamis tergantung dalam konteks apa kita
menggunakannya. Jika digunaka kata filsafat di dalam memahami pikiran filosof atau suatu
ideologi, berarti hal itu dipahami sebagai hasil pemikiran atau ajaran tertentu. Sedangkan kalau
kata filsafat digunakan untuk menunjukkan suatu proses, berarti flsafat adalah kegiatan berpikir
dengan karakteristik universal, radikal, komprehensif dan objektif.

Dalam proses pendidikan, baik orang tua maupun guru memerlukan landasan yang jelas
untuk berpijak kelangsungan pendidikan di rumah dan di sekolah. Jadi kelangsungan pendidikan,
sangat ditentukan adanya unsur pendidik yang memahami hakikat anak didik, sehingga anak-
anak tidak salah asuh dan berkembang sesuai dengan norma dan nilai kebaikan yang diyakini
dalam totalitas budaya masyarakat dan bangsa.
Pendidikan bukan hanya berlangsung di sekolah. Pendidikan akan dimulai segera setelah
anak lahir dan akan berlangsung terus sampai mausia meninggal dunia, sepanjang ia mampu
menerima pengaruh- pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan akan berlangsung dalam tiga
lingkungan, yaitu:
1) Pendidikan dalam keluarga
2) Pendidikan di sekolah
3) Pendidikan di masyarakat
Dengan mengerti asas-asas dan nilai filosofis it dan mendasarkan segenap pelaksanaan
pendidikan pada asas-asas tersebut, maka filsafat pendidikan menjadi norma pendidikan. Filsafat
pendidikan dengan demikian merupakan asas normatif di dalam pendidikan, yaitu norma-norma
filsafat yang sifatnya khusus berlaku di dalam dunia pendidikan.

B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP yang ada di Kota Medan, Sumatera Utara.
yaitu, di SMP.SWASTA BUDI MURNI

1) Siswa
Di penelitian kami mengikuti proses belajar mengajar selam 2 les pembelajaran, proses
pembelajaran berjalan seperti biasa tepatnya belajar mata pelajaran matematika. Di penelitin
yang kami lihat sang guru masih menerapkan kurikulum KTSP. Jadi guru masih sangat begitu
aktif untuk memberkan materi pembelajaran kepada murid muridnya, namun meski pun
demikian tidak sedikit murid yang terlihat begitu aktif dalam proses pembelajaran hal ini terlihat
dari begitu banyak nya murid yang berlomba lomba ignin maju ke depan untuk menunjukan
hasil tugas tumah nya (PR) di papan tulis.
Masih ada juga murid yang terlihat tidak begitu aktif di kelas, dari penelititan yang akmi
lihat guru masih berkenan untuk mendatangi meja murid yang kurang aktif dalam belajar untuk
memberikab beberapa nasehat kepada sang murid. Tentunya ini yang menjadi bahan pembanding
bagi kami tentang bagai mana kekurangan dan kelebihan kurikulum KTSP dibandingkan dengan
K 13 (Kurikulum 2013). Meski pun aktif nya pemblajaran belum sepenuhnya terletak pada siswa
namun kurikulum KTSP ini masih terbilang efisien untuk di terapkan di bangku SMP, karna
seorang guru tentunya akan memiliki tingkat kepedulian yang lebih tinggi terhadap murid.
Minat belajar, ini yang menjadi pokok permasalahan di SMP yang sedang kami teliti.
Hal ini terlihat dari masih ada nya murid yang acuh tak acuh terhadap proses pembelajaran yang
sedang berlangsung. Namun wajar saja, dimana kita ketahui bersama bahwa usia usia pelajar
Smp adalah usia usia anak anak remaja dimana masih memiliki sifat yang sangat labil. Maka dari
itu pengarahan pengarahan dari seorang guru juga akan menjadi salah satu factor pendukung
yang sangat penting bagi kelancaran proses pembelajaran.

2) Guru
Dari wawancara yang kami lakukan terhadap guru yang kami teliti (Ibu sinta yohana) tentang
beberapa filsafat pendidikan, kami rasa beliau cukup memahami tentang filsafat tersebut
(aksiologi,metafisika,epistemology). Hal ini tidak terlihat dari hasil wawancara saja namun juga
dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Menurut kami disamping beliau memberikan
nasihat kepada murid yang kurang mampu beliau juga mampu membuat setiap murid memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi. Tak hanya itu belia juga seakan menumbuhkan rasa ingin tahu yang
cukup tinggi di setiap murid, sebenarnya bukan menyalahi aturan, yaitu dengan memberikan
penjelasan secara tanggung meski cara ini sedikit janggal namun cara ini akan memunculkan
rasa ingin tahu bagi setiap murid dan akan memunculkan pertanyaan dari murid. Nah secara
tidak langsung reaksi timbal alik antara guru dan murid telah terjadi. Ini yang membuat proses
pembelajaran terlihat lebih hidup.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil Penelitian kami dapat kami simpulkan bahwa :
1) Di SMP.SWASTA BUDI MURNI sudah menerapkan Filsafat Pendidikan itu dangan baik,
disertai pula dengan aliran-aliran Filsafat Pendidikan. yang dapat memberikan dampak positif
bagi siswa dan siswinya.
2) Kurikulum yang diterapkan SMP.SWASTA BUDI MURNI, sebenarnya di sekolah ini telah
diterapkan KURIKULUM 2013, namun untuk kelas VIII masih diterapkan kurikulum KTSP.

B. Saran
Hendaknya di SMP.SWASTA BUDI MURNI terus giat dalam berfilsafat terutama dalam bidang
pendidikan, yang akan memberikan dampak yang positif, dilingkungan sekolah, dilingkungan
keluarga serta dilingkungan masyarakat. dan Filsafat Pendidikan harus dibarengi dengan
penerapan kurikulum yang ada disekolah tersebut. supanya nantinya akan timbul aklak dan
kepribadian yang baik.
Pada filsafat pendidikan ini guru/dosen seharusnya menguasai konsep-konsep yang akan
dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah
konsep atau mekonsepsi pada diri peserta didik sehingga dapat meningkatkan pendidikan
nasional. Guru/dosen hendaknya berperan sebagai fasilitator, yaitu memimpin dan membimbing
siswa/Mahasiswa belajar tanpa ikut campur terlalu jauh atas minat dan kebutuhan
siswa/Mahasiswa. Adapun siswa/mahasiswa berperan bebas untuk mengembangkan minat dan
bakatnya.
Kesalahn dalam belajar adalah sesuatu yang wajar dan maklum. tetapi perlu adanya
perbaikan. sehingga kesalahan yang sama tidak terulang kembali. semoga penelitian kami ini
dapat bermanfaat bagi sipenulis dan sipenmbaca, umumnya bagi semua yang berkenan menelaah
tulisan kami ini.
DAFRAR PUSTAKA

Dr. H. Jalaluddin , Dr. Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan,


(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), cet. IV, hlm. 24-25

Ali, Hamdani. 1986. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Kota Kembang.

Jalaludin , abdullah idi. 2013. Filsafat pendidikan, jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Syaripudin, T. dan Kurniasih, (2008), Pengantar Filsafat Pendidikan ,


Bandung, Percikan Ilmu.
LAMPIRAN

 Nama guru yang kami wawancarai Sinta Yohana Simanungkalit,S.Pd

Anda mungkin juga menyukai