Anda di halaman 1dari 23

DOSEN PENGAMPU: DITA EKA PERTIWI SIRAIT., S.E., M.

Si

CRITICAL BOOK REPORT


( Untuk memenuhi Mata Kuliah Kewirausahaan )

Disusun Oleh :

DESMON DASIAS ( 7172141001 )

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga
saya dapat menyelesaikan Critical book report dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas
dalam mata kuliah Ekonomi Kewirausahaan yang diampu oleh Ibu Dita Eka Pratiwi Sirait., S.E.,
M.Si.
Makalah yang saya buat ini merupakan jauh dari kesempurnaan, akan tetapi saya tetap berusaha
semaksimal mungkin dalam pembuatan ini. Oleh karena itu, saya menerima kritik dan saran
untuk memperbaiki isi tugas yang saya buat, sehingga dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata,
saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu saya dalam
pembuatan tugas ini. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bukan hanya bagi saya
pribadi namun juga bagi pembaca untuk menambah wawasannya.

Medan, September 2019

Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Critical book  adalah hasil kritik/bandingan tentang suatu topik materi yang pada
umumnya di perkuliahan terhadap buku yang berbeda. Penulisan critical book  ini pada dasarnya
adalah untuk membandingkan buku kewirausahaan yang dijadikan sumber referensi. Setiap buku
yang dibuat oleh penulis tertentu pastilah mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Kelayakan suatu buku dapat kita ketahui jika kita melakukan resensi terhadap buku itu dengan
perbandingan terhadap buku lainnya. Suatu buku dengan kelebihan yang lebih dominan
dibandingkan dengan kekurangan nya artinya buku ini sudah layak untuk dipakai dan dijadikan
sumber referensi bagi khalayak ramai.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Bagaimana perbandingan isi kedua buku ?
 Apa saja kelebihan dan kekurangan isi kedua buku ?

1.3 TUJUAN
 Untuk mengetahui perbandingan isi kedua buku
 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan isi kedua buku

1.4 MANFAAT
 Menambah wawasan mahasiswa dalam meresensi buku
 Menyelesaikan salah satu tugas KKNI mata kuliah kewirausahaan
BAB 2

ANALISIS ISI BUKU

Identitas Buku

1. Buku Utama
 Judul : Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses
 Penulis : Suryana
 Penerbit : Salemba Empat
 Kota Terbit : Jakarta Selatan
 Tahun : 2006
 ISBN : 978-979-061-375-1

2. Buku Pembanding
 Judul : Kewirausahaan
 Penulis : PO Abas Sunarya, Sudaryono dan Asep Saefullah
 Penerbit : C.V ANDI OFFSET
 Kota Terbit : Yogyakarta
 Tahun : 2011
 ISBN :978-979-29-2491-6

3. Buku Pembanding
 Judul : Kewirausahaan
 Penulis : Hj. D. Made Dharmawati, S.Pd., M.M.
 Penerbit : PT Raja Grafindo Persada
 Kota Terbit : Jakarta
 Tahun : 2016
 ISBN : 978-979-769-980-2
1) BUKU UTAMA
BAB 2 KONSEP DASAR DAN PERKEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

1. KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN WIRAUSAHA


Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari enterpreneurship dalam bahasa
inggris. Coulter (2000: 3) mengemukakan bahwa kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses,
pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang berorientasi pada perolehan keuntungan,
penciptaan nilai, dan pembentukan produk atau jasa baru yang unik dan inovatif.
Yuyun wirasamita (2003: 255) menyatakan bahwa kewirausahaan dan wirusaha
merupakan faktor produktif yang dapat menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya lainnya
seperti SDA, modal, da teknologi, sehingga dapat menciptakan kekayaan dan kemakmuran
melalui penciptaan lapangan kerj, penghasilan dan produk yang diperlukan masyarakat.
Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan
barang dan jasa baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru, atau mengolalah bahan baku
baru.

A. Perkembangan Dunia Usaha


Pada saat ini, sesuai dengan rumusan UUD 1945 Pasal 33, banyak sektor penting kehidupan
ekonomi Indonesia dipegang atau dikelola oleh negara. Sejak perkembangan lima tahun (pelita)
1993, perusahaan negara dipacu agar lebih mampu bersaing dengan swasta. Indonesia masih
memerlukan ratusan ribu bahkan berjuta-juta pengusahan dan perusahaan kecil. Tentaang usaha
kecil, dan masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan usaha kecil dalam bidang:
a. Produksi dan pengelolaan,
b. Pemasaran,
c. Sumber daya manusia, dan
d. Teknologi.
1. Sejarah Perkembangan Dunia Usaha dan Kewirausahaan
Menurut fakta sejarah, sejak ratusan tahun lalu sebagian besar atau mayoritas masyarakat
Indonesia hdiup dari pertanian. Menurut mereka bahwa pada zaman dahulu para pedagang
Indonesia telah aktif berdagang rempah-rempah sampai Gujarat, Teluk Arab, dan Madagasrkar.
Kemudian, Indonesia didatangi orang Portugis, disusul Kongsi Dagang Belanda (VOC), dan
penjajahan Belanda, Inggris serta Jepang.
a. Faktor Geografis dan Budaya
Secara alamiah dan arena tuntutan sejarah modern, pertambahan penduduk, kemajuan
komunikasi, dan teknologi menurut kita untuk ikut aktif berusaha agar sejajar dengan
penduduk negara lain. Kita tidak dapat mengisolasi diri lagi. Suka atau tidak suka Indonesia
telah berbaur dengan kehidupan dunia Internasional. Kalau kita aktif berusaha, negara kita
akan menjadi negara kelas dua, dan menjadi jajahan negara lain dalam arti ekonomis.
b. Kewirausahaan di Indonesia
Secara terperinci yang menjadi dorongan kewirausahaan yaitu:
1. Kebutuhan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik (berprestasi).
2. Kebutuhan akan ketidakketrgantungan atau kebebasan.
3. Kebutuhan akan pembaruan.
4. Mencapai tingkat pendapatan yang lebih baik.
5. Kemampuan menyekolahkan anak dan menyejahterakan kelaurga.

Disamping itu, kita juga menemukan adanya hambatan sistem sosial yang dapatb
dikategorikan dalam hambatan budaya seperti:
1. Anggapan masyarakat yang rendah terhadap kegiatan dunia usaha.
2. Sikap yang kompromistis dan kuran ambisius serta senang tergantung.
3. Keluarga besar kerabat besar.
4. Tidak berani mengambil resiko dan lebih suka akan hasil cepat.
5. Nepotisme (mendahulkan perusahaan keluarga).
6. Feodalisme dan semangat priyayi.
Hambatan tersebut bercampur aduk dengan larangan dan batasan dari bidang agama
tertentu yang tidak begitu merestui dunia usaha dan kesimpangsiuran tentang tafisr laba dan riba.

2. Sejarah Pengusaha Kecil Indonesia


Dalam usia kemerdekaan yang sudah 51 tahun seharusnya Indonesia telah melahirkan
para pengusaha Indonesia yang tangguh di segala tingkatan dan sektor kehidupan. Dalam kurun
waktu ini, sepintas lalu pemerintah Indonesia telah berusaha dengan bebagai peraturan, paket,
danj bantuan demi perkembangan dan pertumbuhan pengusaha nasioal dari seluruh tingkatan.
Namun, kalau kita telusuri lebih tenang dan mendasar ternyata selama peridoe 1945-1996
terdapat keadaan dan realitas sebagai berikut:
a. Asal-usul pengusaha kecil. Di negara pra-industri, pengusaha kecil umumnya
berasal dari kelas menengah dan rata-rata mereka mempunyai pengalaman dan
pendidikan yang memadai. Mereka sudah mempunyai tradisi berbisnis yang
panjang. Kedudukan mereka di masyarakat juga cukup terhormat.
b. Sistem pendidikan dan permagangan. Pada awal kemerdekaan, Indonesia
praktis melanjutkan tradisi pendidikan Belanda yang cocok dengan suasana
kolonial, tetapi sangat berbeda dengan sistem pendidikan di negara Belanda
sendiri.
c. Kebijakan pemerintah yang simpang siur dan tumpang tindih. harus diakui
bahwa selama 64 tahun merdeka, kurangnya pengalaman dan paksaan situasi
politik dan ekonomi telah melahirkan dan mengakibatkan kesimpangsiuran
dalam peraturan dan kebijakan pemerintah dalam menata kehidupan ekonomi
pada umumnya serta perusahaan kecil khususnya.

BAB 3 Karakteristik Wirausaha

A. Definisi Karakter,

Dalam kamus Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai tabiat; watak; sifat-sifat


kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain. Dengan
pengertian di atas dapat dikatakan bahwa membangun karakter ialah proses mengukir atau
memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga “berbentuk” unik, menarik, dan berbeda atau dapat
dibedakan dengan orang lain. Ibarat huruf dalam alphabet yang tak pernah sama antara yang
satu dengan yang lain, demikianlah orang yang berkarakter dapat dibedakan satu dengan
yang lainnya.

B. Proses Pembentukan Karakter

Tentang proses pembentukan karakter ini dapat disebutkan sebuah nama besar: Helen
Keller (1880-1968). Wanita luar biasa ini, ia menjadi buta dan tuli pada usia 19 bulan, namun
berkat bantuan keluarganya dan bimbingan Annie Sullivan kemudian menjadi manusia buta
tuli pertama yang lulus cum laude dari Radcliffe College pada 1904, ia pernah berkata
“Character cannot be develop in ease and quite. Only through ecperience of trial and
suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success
achieved.” (karakter tidak bisa dikembangkan di (dalam) kesenangan dan ketentraman.
Hanya melalui pengalaman percobaan dan penderitaan jiwa yang dapat diperkuat, visi
dibersihkan, ambisi diilhami, dan sukses dicapai).

Kalimat itu boleh jadi merangkum sejarah hidupnya yang sangat inspirasional. Lewat
perjuangan panjang dan ketekunan yang sulit dicari tandingannya, ia kemudian menjadi salah
seorang pahlawan besar dalam sejarah Amerika yang mendapatkan berbagai penghargaan di
tingkat nasional dan internasional atas prestasi dan pengabdiannya.

C. Penting Karakter Bagi Kehidupan


Selanjutnya, tentang nilai atau makna pentingnya karakter bagi kehidupan
manusia ini dapat dikutip pernyataan seorang Hakim Agung di Amerika, Antonio Scalia,
yang pernah mengatakan, “Bear in mind that brains and learning, like muscle and
physical skills, are articles of commerce. They are bought and sold. You can hire them by
the yea or by the hour. The only thing in the world NOT for sale is character. And if that
does not govern and direct your brains and learninh, they will do you and the world
more harm than good”
Scalia menunjukkan dengan tepat bagaimana karakter harus menjadi fondasi bagi
kecerdasan dan pengetahuan. Sebab kecerdasan dan pengetahuan. Sebab kecerdasan dan
pengetahuan itu sendiri memang dapat diperjualbelikan. Dan telah menjadi pengetahuan
umum bahwa di era knowledge economy abad ke-21 ini knowledge is power.

D. Ciri-Ciri Karakter Wirausaha

Mc Clelland mengajukan konsep Need for Achievement yang diartikan sebagai virus
kepribadian yang menyebabkan seseorang ingin berbuat lebih baik dan terus maju, selalu
berpikir untuk berbuat yang lebih baik, dan memiliki tujuan yang realistis dengan mengambil
tindakan berisiko yang benar-benar telah diperhitungkan.

Seseorang yang memiliki N-Ach tinggi biasanya lebih menyukai situasi kerja yang
diketahui akan mengalami peningkatan/kemajuan atau tidak. Uang bagi mereka bukanlah
tujuan. Mc Clelland memberikan gambaran tentang hal itu sebagai berikut:

Agaknya mengherankan bula ditinjau dari sudut teori ekonomi dan perniagaan Amerika
tradisional bahwa yang mendorong entrepreneur mengadakan kegiatan bukanlah harapan
untuk memperoleh keuntungan, tetapi orang yang memiliki keinginan kecil untuk berprestasi
yang membutuhkan perangsangan berupa uang agar dapat bekerja lebih keras. Orang yang
keinginan berprestasinya tinggi akan bekerja lebih keras dalam keadaan seperti apa pun
juga, asalkan ada kesempatan untuk mencapai sesuatu. Dia tertarik kepada imbalan uang
atau keuntungan terutama karena imbalan ini merupakan umpan balik yang dapat mengukur
pencapaian hasil pekerjaannya. Uang bagi entrepreneur sejati bukanlah sebagai
perangsang berusaha tetapi lebih merupakan ukuran keberhasilan (R. Purnomo, 1994: 11)

Mc Clleland memerinci karakteristik mereka yang memiliki N-Ach yang tinggi sebagai
berikut:

1. Lebih menyukai pekerjaan dengan risiko yang realistis


2. Bekerja lebih giat dalam tugas-tugas yang memerlukan kemampuan mental
3. Tidak bekerja lebih giat karena adanya imbalan uang
4. Ingin bekerja pada situasi di mana dapat diperoleh pencapaian pribadi
5. Menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam kondisi yang memberikan umpan balik
yang jelas positif
6. Cenderung berpikir ke masa depan serta memiliki pemikiran jangka panjang
2. BUKU PEMBANDING 1

BAB 2 KONSEP KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan
upaya memanfaatkan peluang yang dihadapi seiap hari. Kewirausahaan merupakan gabungan
dari kreativitas, inovasi, dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja
keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Kreativitas, oleh Zimmerer diartikan
sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide dan menghadapi peluang. Sementara itu, inovasi
diartikan sebagai kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan
peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan.

Menurut Schumpeter, wirausahawan merupakan pengusaha yang melaksanakan


kombinasi-kombinasi baru dalam bidang teknik dan komersial ke dalam bentuk praktik. Inti
dari fungsi pengusaha adalah pengenalan dan pelaksanaan kemungkinan-kemungkinan baru
dalam bidang perekonomian. Menurut Meredith (1996: 9), berwirausaha berarti memadukan
watak pribadi, keuangan, dan sumber daya. Oleh karena itu, berwirausaha merupakan suatu
pekerjaan atau karier yang harus bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan,
mengambil resiko, keputusan, dan tindakan untuk mencapai tujuan.

KONTEKS KEWIRAUSAHAAN
Secara konseptual, seseorang wirausahawan dapat didefenisikan dari beberapa sudut
pandang dan konteks sebagai berikut:

Padangan Ahli Ekonomi


Menurut ahli ekonomi, wirausahawan adalah orang yang mengombinasikan faktor-faktor
produksi, seperti sumber daya alam, tenaga kerja/sumber daya manusia (SDM), material, dan
peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Pandangan Ahli Manajemen
Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan
mengombinasikan sumber daya, seperti keuangan, bahan mentah, tenaga kerja,
keterampilan, dan informasi untuk menghasilkan produk baru, proses produksi baru, bisnis
baru, dan organisasi usaha baru (Marzuki Usman, 1997: 3).

Pandangan Pelaku Bisnis


Menurut Zimmerer (1993: 5), kewirausahawan adalah seseorang yang menciptakan suatu
bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian untuk maksud memperoleh keuntungan
dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasikan peluang dan mengombinasikan sumber-
sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut.

Pandangan Psikolog
Wirausahawan adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk
memperoleh suatu tujuan, suka menguji coba atau bereksperimen untuk menampilkan kebebasan
dirinya di luar kekuasaan orang lain.

Pandangan Pemodal
Wirausahawan adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain,
menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan, dan
membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat.

HAKIKAT, INTI, DAN RAHASIA KEWIRAUSAWAN


Pada hakikatnya, kewirausahawan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
dasar, kiat, dan sumber daya untuk menciptakan peluang agar meraih sukses dalam berusaha atau
hidup. Inti dari kewirausahawan menurut Drucker (1959) adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi tercapainya
peluang.
Rahasia kewirausahawan terletak pada kreativitas dan keinovasian. Kreativitas adalah
kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memcahkan masalah dan
menemukan peluang. Dari berbagai konsep dan pandangan yang dkemukakan tersebut, ada enam
hakikat penting dari kewirausahawan, yaitu yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Kewirausahawan adalah nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil belajar (Ahmad
Sanusi, 1994).
2. Kewirausahawan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(Drucker, 1959).
3. Kewirausahawan adalah nilai yang diperlukan untuk memulai dan mengembangkan
usaha (Soeharto Prawiro, 1997).

BAB 3 KARAKTERISTIK DAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN

Karakteristik Kewirausahaan

Ciri-ciri Umum Kewirausahaan

Ciri-ciri umum kewirausahaan dapat dilihat dari berbagai aspek kepribadian, seperti jiwa,
sikap, dan perilaku seseorang. Ciri-ciri kewirausahaan meliputi enam komponen penting, yaitu:
percaya diri, beroerientasi pada hasil, berani mengambil risiko, kepemimpinan, keorisinalitasan,
dan berorientasi pada masa depan. Ciri-ciri tersebut dapat dilihat dari beberapa indicator sebagai
berikut:

1. Penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplis,
bertanggung jawab
2. Memiliki inisiatif, indikatornya adalah penuh energy, cekatan dalam bertindak, dan aktif
3. Memiliki motif berprestasi, indikatornya berorientasi pada hasil dan wawasan ke depan
4. Memiliki jiwa kepemimpinan, indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya,
dan tangguh dalam bertindak
5. Berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan, dan oleh karena itu menyukai
tantangan
Menurut M. Scarborough dan Thomaz W. Zimmerer (1993:6-7), terdapat delapan karakteristik
kewirausahaan yang meliputi hal-hal sebagai berikut

1. Rasa tanggung jawab, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang
dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu berkomitmen
dan wawas diri.
2. Memilih risiko yang moderat, yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya selalu
menghindari risiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
3. Percaya diri terhadap kemampuan sendiri, yaitu memiliki kepercayaan diri atas
kemampuan yang dimilikinya untuk memperoleh kesuksesan
4. Menghendaki umpan balik segera, yaitu selalu menghendaki adanya umpan balik dengan
segera, ingin cepat berhasil.
5. Semangat dan kerja keras, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan
keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6. Berorientasi ke depan, yaitu berorientasi masa depan dan memiliki perspektif dan
wawasan jauh ke depan
7. Memiliki keterampilan berorganisasi, yaitu memiliki keterampilan dalam
mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
8. Menghargai prestasi, yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang.

Seorang wirausahawan selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya hingga mempoleh


hasil yang diharapkan. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaan karena itu ia
selalu tekun, ulet, dan pantang menyerah. Tindakannya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan
perhitungan yang matang. Ia berani menghadapi risiko terhadap pekerjaannya karena sudah
melakukan perhitungan yang matang. Oleh sebab itu, seorang wirausahawan selalu berani
mengambil risiko yang moderat, artinya risiko yang diambil dengan penuh perhitungan agar
risiko yang dihadapi tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko
yang didukung oleh komitmen yang kuat mendorong seorang wirausahawan untuk terus
berjuang mencari peluang hingga memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata, jelas, dan
objektif serta merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatan. Dengan semangat optimism
yang tinggi karena ada hasil yang proaktif dan dipandang sebagai sumber daya, bukan tujuan
akhir.

Karakteristik Umum Wirausahawan yang berhasil

M. Scarborough dan Thomaz W. Zimmerer (1993: 5), dalam karyanya Entrepreneurship


and Small Enterprise Development Report mengemukakan tiga karakteristik umum
wirausahawan yang berhasil, meliputi hal-hal sebagai berikut.

a. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas


b. Berorientasi pada prestasi, tercermin dalam pandangan dan tindakan terhadap peluang,
orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan
pengawasan.
c. Memiliki komitmen yang kuat kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak
dan hubungan bisnis.

Sementara itu, Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993: 38) mengemukakan enam
karakteristik yang diperlukan menjadi wirausahawan yang berhasil, yaitu sebagai berikut.

1. Memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas


2. Bersedia menanggung risiko waktu dan uang
3. Memiliki perencanaan yang matang dan mamou mengorganisasikannya.
4. Bekerja keras sesuai dengan tingkat kepentingannya
5. Mengembangkan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan pihak lain
6. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan

The Officer of Advocacy of Small Business Administration (1989) yang dikutip oleh Dun
Steinhoff dan John F. Burgess (1993:37) mengemukakan empat ciri wirausahawan yang
berhasil yang tercermin pada sifat-sifat kepribadiannya sebagai berikut.

1. Memiliki kepercayaan diri untuk dapat bekerja keras secara independen dan berani
menghadapi risiko untuk memperoleh hasil
2. Memiliki kemampuan berorganisasi, dapat mengatur tujuan, berorientasi hasil, dan
tanggung jawab terhadap kerja keras.
3. Kreatif dan mampu melihat peluang yang ada dalam kewirausahaan.
4. Menikmati tantangan dan mencari kepuasan pribadi dalam memperoleh ide.

Motif Berprestasi Tinggi

Seorang wirausahawan selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha
optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausahawan melakukan sesuatu hal
secara tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain. Nilai dan prestasi
merupakan hal yang membedakan antara hasil karyanya sebagai seorang wirausahawan dengan
orang lain yang tidak memiliki jiwa berwirausaha.

Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi harus ada dalam diri seorang wirausahawan
karena dapat membentuk mental yang selalu lebih unggul dan mengerjakan sesuatu melebihi
standar yang ada. Dalam kehidupan sehari-hari dapat tercermin pada beberapa

 Seorang pemimpi atau manajer atau pengusaha yang terus-menerus melakukan


perubahan dan pembaruan untuk mencapai kemajuan
 Para pengusaha yang bekerja keras dengan menetapkan berbagai strategi agar bisnisnya
berhasil dalam persaingan
 Pengusaha yang selalu ingin unggul dan menang dalam persaingan karena kreatif
menciptakan produk baru yang berbeda dari waktu ke waktu

Perspektif ke Depan

Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat mencapai target, sasaran, atau
impian, maka segeralah membuat impian-impian baru yang dapat memacu serta memberi
semangat dan antusiasme kepada kita untuk mencapainya. Biasakanlah untuk memiliki
target, baik harian, bulanan maupun tahunan, entah itu berupa peningkatan prestasi belajar,
peningkatan omzet usaha, peningkatan taraf hidup, tingkat keuntungan, mobil idaman, rumah
baru, kantor baru, ataupun banyak hal lainnya.
Apa pun impian atau target kita , ingat kata kunci SMART (Specific, measurable,
achievable, reality-based, time-frame), yang berarti semua target dan impian kita harus
spesifik dan jelas, terukur, dapat dicapai, berdasarkan pada realitas atau kondisi kita saat ini,
dan memiliki jangka waktu tertentu. Jadi, apa yang kita usahakan, idam-idamkan, impikan,
inginkan, dan cita-citakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Specific, artinya harus jelas dan sepesifik seperti apa yang kita ingin wujudkan
2. Measurable, artinya harus terukur atau dapat dihitun besarannya, berapa banyak dan
berapa besar
3. Achievable, artinya harus dapat dicapai, jangan mengangan-angankan sesuatu yang
tidak mungkin dicapai dengan kemampuan kita
4. Reality-based, artinya berdasarkan pada realitas yang ada, harus menyesuaikan
dengan kondisi yang ada, baik kemampuan maupun tuntutannya saat ini
5. Time-frame, artinya memiliki jangka waktu tertentu, misalnya berapa lama, dan
kapan harus tercapai, semua kegiatan harus ada jangka waktu sampai pencapaian
hasilnya.

Kreativitas Tinggi

Wirausahawan umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih tinggi daripada
nonwirausahawan. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain sudah terpikirkan olehnya dan
wirausahawan mampu membuat hasil inovasinya menjadi ”permintaan”. Jadi kreativitas adalah
proses berpikir untuk melahirkan gagasan baru dan inovasi adalah penerapan secara praktis
gagasan yang kreatif. Kreativitas dan keinovasian inilah yang menghasilkan nilai tambah.

Perilaku Inovasi tinggi

Seorang wirausahawan harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi


untuk mengembangkan bisnis. Jika impian dan tujuan hidup merupakan fondasi bangunan hidup
dan bisnis, inovasi dapat diibaratkan sebagai pilar-pilar yang menunjang kukuhnya hidup dan
bisnis. Impian saja tidak cukup. Impian harus senantiasa ditunjang oleh inovasi yang tiada henti
sehingga bangunan hidup dan bisnis menjadi kokoh dalam situasi apa pun, baik dalam
menghadapi kesulitan maupun tantangan. Setiap fondasi baru yang dibuat harus ditunjang oleh
pilar-pilar bangunan sebagai kerangka bangunan keseluruhan. Setiap impian harus diikuti dengan
inovasi sebagai kerangka pengembangan, kemudian diikuti dengan manajemen produk,
manajemen konsumen, manajemen arus kas, sistem pengendalian, dan sebagainya. Inovasi
adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan
memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki. Jadi, untuk senantiasa dapat
berinovasi, kita memerlukan kecerdasan kreatif. Caranya adalah dengan berlatih untuk senantiasa
berpikir sehingga kita dapat menggali sumber kreativitas dan intuisi bisnis. Sifat inovasi dapat
ditumbuhkembangkan dengan memahami bahwa inovasi adalah kerja keras, terobosan, dan
proses “kaizen”, yaitu suatu proses perbaikan yang dilakukan terus-menerus.

Berkomitmen terhadap Pekerjaan

Apabila ingin sukses, wirausahawan harus kreatif, memiliki gagasan, mimpi-mimpi, kerja keras,
dan memiliki ilmu pengetahuan. Menurut Sony Sugema (2004), seseorang yang sukses
berwirausaha adalah yang selalu mimpi, kerja keras, dan berilmu.

”Ilmu disertai kerja keras, namun tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar tanpa
tujuan. Impian disertai ilmu, namun tanpa kerja keras seperti seorang pertapa. Impian
disertai kerja keras, tanpa ilmu, ibarat berlayar tanpa nahkoda, tidak jelas ke mana arah
yang akan dituju”

Sering kali orang berhenti karena di antara sukses dan kegagalan. Namun, seorang wirausahawan
harus memiliki komitmen yang kuat dalam pekerjaannya, karena jika tidak akan berakibat tidak
berhasil terhadap segala sesuatu yang telah dirintisnya.

Tanggung Jawab

Ide dan perilaku seorang wirausahawan tidak terlepas dari tuntutan dan tanggung jawab. Oleh
karena itulah, komitmen sangat diperlakukan dalam pekerjaan sehingga mampu melahirkan
tanggung jawab. Komitmen dapat melahirkan tanggung jawab. Indicator atau ciri-ciri orang yang
bertanggung jawab adalah:
1. Berdisiplin
2. Penuh komitmen
3. Bersungguh-sungguh
4. Tidak suka bohong
5. Berdedikasi tinggi
6. Konsisten

Kemandirian atau ketidakbergantungan terhadap orang lain

Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain, namun justru
mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri. Intinya adalah kepandaian
dalam memanfaatkan potensi diri tanpa harus diatur oleh orang lain.

Untuk menjadi wirausahawan mandiri harus memiliki tiga jenis modal utama yang
menjadi syarat, yaitu sebagai berikut:

A. Sumber daya internal calon wirausahawan, misalnya kepandaian, keterampilan,


kemampuan, kemampuan menganalisis dan menghitung risiko serta keberanian atau visi
jauh ke depan
B. Sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup untuk membiayai modal usaha dan
modal kerja, jaringan sosial serta jalur permintaan dan penawaran, dan lain sebagainya.
C. Faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan.

Selalu Mencari Peluang

Mencari peluang tidak berarti peluang sudah ada, tetapi wirausahawan harus menciptakan
sendiri peluang, yaitu dengan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, dan sesuatu yang
lebih bermanfaat serta mudah digunakan. Wirausahawan sejati mampu melihat sesuatu dalam
perspektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu. Kemampuan inilah yang membuatnya
piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan. Semakin tinggi
kemampuan wirausahawan dalam mengerjakan berbagai tugas sekaligus, semakin besar pula
kemungkinan untuk mengolah peluang menjadi sumber daya produktif.
3. BUKU PEMBANDING 2

BAB I KONSEP KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan adalah padanan dari kata enterpreneurship dalam bahasa Inggris, unterehmer
dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama
kewirausahaan. Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kueh dalam buku enterpreneurship
(1999), kewirausahaan adalah sutu usha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang
belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak. Seorang wirausahawan yang
sukses memiliki empat unsur pokok, yaitu:
1. Kemampuan (hubungan IQ dan Skill)
 Dalam membaca peluang
 Dalam berinovasi
 Dalam mengelola
 Dalam menjual
2. Keberanian (hubungan dengan EQ dan Mental)
 Dalam mengatasi ketakutannya
 Dalam mengendalikan risiko
 Untuk keluar dari zona kenyamanan
3. Keteguhan hati (hubungannya dengan motivasi diri)
 Ulet pantang menyerah
 Determinasi (teguh akan keyakinannya)
 Kekuatan akan pikiran

Dapat disimpulan bahwa enterpreneuship adalah suatu kemampuan untuk mengelola


sesuatu yang ada dalam diri anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal
sehngga bisa meningkatkan taraf hidup dimasa mendatang. Banyak sekali perbedaan yang orang
lakukan dalam mengartikan kewirausahaan. Beberapa diantaranya mengatakan bahwa
kewirausahaan itu adalah :

1. Ilmu pengetahuan
2. Keperibadian atau sikap
3. Filosofi
4. Skill dan keterampilan
5. Seni
6. Profesi
7. Naluri
8. Mimpi seseorang
9. Pilihan hidup seseorang

Apa kunci dari kewirausahaan?

1. Membangun ketertarikan dan minat


2. Belajar dari yang terbaik
3. Tentukan satu visi dan misi jangan mengingkarinya
4. Mempelajari segala sesuatu
5. Merangkul teknologi
6. Selalu haus akan informasi yang baru
7. Niarkan orang meremehkan anda
8. Bergaul dengan orang-orang kreatif

Keuntungan dari wirausaha:

1. Otonomi
2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi
3. Kontrol finansial
4. Memiliki legitimasi moral

Kerugian dari wirausaha:

1. Pengorbanan personal
2. Beban tanggung jawab
3. Kecilnya marjin keuntungan dan kemungkinan tinggi

Langkah-langkah memulai usaha :

1. Pilih bidang usaha ysng anda minati dan memiliki hasrat dalam pengetahuannya
2. Perluas dan perbanyak jaringan bisnis dan pertemanan
3. Pilih keunikan dan nilai unggul dalam produk/jasa
4. Jaga keterlibatan dan brand image
5. Berhemat dalam operasional secara terencana serta sisihkan uang untuk modal kerja

BAB II KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

Management system internasional menyebutkan karakteristik wirausaha adalah :

1. Mencari peluang
2. Keuletan
3. Tanggung jawab terhadap pekerjaan
4. Pengambilan resiko
5. Menetapkan sasaran
6. Mencari informasi
7. Perencanaan yang sistematis
8. Percaya diri

Mitos dalam kewirausahaan :

1. Wirausaha adalah pengambil resiko besar


2. Wirausaha adalah pemilik usaha, bukan pegawai
3. Inovasi hanya di perusahaan kecil
4. Inovasi adalah gagasan besar
5. Wirausaha adalah pencetus gagasan kerja
6. Wirausaha menyediakan sasarannya termasuk modal sendiri
7. Inovasi datang mencuat bagai kilat dari seseorang genius
8. Wirausaha dilahirkan dan kewirausahaan tidak dapat dilatihkan.

4. ANALISIS ISI BAB DARI KEDUA BUKU


Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku
Buku Utama
- Penjelasan cukup rinci dan tidak terlalu panjang
- Bahasanya mudah dimengerti
- Terdapat rangkuman diakhir bab
- Terkadang ada kata asing yang tidak terdapat maknanya
- Tidak terdapat pembahasan lebih mengenai pembagian kewirausahaan

Buku Pembanding
- Bahasanya mudah dimengerti
- Terdapat pembahasan yang lebih mengenai pembagian filsafat pendidikan
- Terdapat beberapa kata asing
- Tidak terdapat ringkasan di akhir
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagai sumber belajar di perguruan tinggi, sebaiknya buku ini dimiliki oleh setiap
mahasiswa dan dijadikan pegangan dalam belajar. Ketiga buku tersebut diterbitkan dengan
tujuan agar bisa dijadikan salah satu pedoman mahasiswa pada semua bidang studi yang
berkaitan dengan Ekonomi Publik agar mahasiswa dapat memahami pembelajaran Ekonomi
Publik

B. SARAN
Dari penulisan ini,saran yang dapat diberikan ialah:

 Alangkah baiknya jika penulis menggunakan material yang baik untuk buku
 Melakukan penulisan dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan
 Lebih banyak menggunakan referensi dari berbagai sumber terpercaya
 Membuat ringkasan dan evaluasi pada akhir bab

Anda mungkin juga menyukai