Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TERHADAP SISTEM


PENDIDIKAN NASIONAL

Dosen Pengampu : Dr.Winara S.Si.,M.Pd

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan

Di susun oleh kelompok : 5

Fitri Sitohang : 32223131048

Ivan Rivaldo Sihombing : 3223131043

Lolona Manik :

Sri Winensi Tarigan : 3222331009

Yunilawati patresia panjaitan :

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu. Tanpa pertolongannya ternyata kami tidak bisa mengerjakan
makalah ini denagn taletan.

Dengan ini kami telah menyusun sebuah makalah mengenai “Pandangan


filsafat pancasila terhadap sistem pendidikan nasional” yang merupakan tugas
mata kuliah Filsafat Pendidikan yang sebagai dosen pengampuh kami Bapak
Dr.Winara S.si.,M.Pd

Filsafat sebagai “Materi-Scientiarum” (induk ilmu pengetahuan),


perumusannya sangat sulit dilaksanakan, sebab nilai filsafat itu hannyalah dapat
dimanifestasikan oleh seseorang sebagai filsuf yang otentik. Dengan ini kami
berusaha untuk mengembangakan pengetahuan kami mengenai “Pandangan
filsafat pancasila terhadap sistem pendidikan nasional”. Dan kami tau
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan
serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengaharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya kami dapat memperbaiki makalah
ini. Dan segenap kesalahan yang terdapat di malakah ini kami sebagai penulis
memohon maaf sebesar-besarnya.

Demikian makalah ini kami susun, semoga bisa memberikan manfaat kepada
pembaca.

Medan 26,September 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................iii

 A. Latar Belakang......................................................................................iii
 B. Rumusan Masalah.................................................................................iii
 C. Tujuan Penulisan...................................................................................iii

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................1

 A. Pengertian Filsafat Pancasila..................................................................1


 B. Peran filsafat Pancasial terhadap pendidikan di Indonesia.....................3
 C. Pandangan Filsafat Pancasila terhadap sisitem pendidikan Nasional....7

BAB III PENUTUP

 A. Simpulan................................................................................................12
 B. Saran .....................................................................................................12

DAFTAR PUSATAKA.......................................................................................13
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masyarakat atau bangsa menjadikan filsafat sebagai suatu pandangan hidup


yang merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek kehidupan dan
kehidupan bangsa tersebut, tanpa terkecuali aspek pendidikan. Filsafat yang di
kembangkan harus berdasarkan filsafat yang di anut oleh suatu bangsa, sedangkan
pendidikan merupakan suatu cara atau mekanisme dalam menanamkan dan
mewariskan nilai-nilai fisafat tersebut.

Namun yang menjadi masalah apa yang apa yang diamanatakan dalam
pembukaan UUD 1945 belum dapat dilakuakan sepenuhnya dengan konsekuen.
Para penyelenggara negara hendaknya harus memperhatikan bahwa prioritas
utama dalam membangun bangsa adalah pendidkan. Masyarakat juga harus
memahami pendidikan adalah hal yang teramat penting karena mencerdasakan
bangsa telah menjadi tujuan bangsa sejak indonesia lahir.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksut dengan filsafat pendidikan?
2. Apa peran pancasila terhadap pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana pandangan filsafat pancasila terhadap sistem
pendidikan Nasional?

C. Tujuan

1.Menjelaskan apa itu filsafat pendidikan

2.Menjelaskan peran pancasila terhadap pendidikan di indonesia

3.Menjelaskan pandangan filsafat pancasila terhadap sistem pendidikan

Nasional
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pancasila


Fisafat berasal dari kata Philosopy yang secara epistimologis bearasal dari
philos atau phileinyang artinya cinta dan shopia yang berarti hikmat atau
kebijaksanaan. Sehingga secara etimologi fisafat berarti cinta kebijaksanaan (love
of wisdom) dalam atri yang sedalam-dalamanya.
Filsafat pendidikan merupakan penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai dasar
dan pandangan hidup bernegara. Dalam prinsipnya, Pancasila sebagai Filsafat
merupakan perluasan manfaat dari yang bermula sebagai dasar dan ideologi,
merambah hingga produk filsafat. Pancasila sebagai produk filsafat berarti
digunakan sebagai pandangan hidup dalm kegiatan praktis.
Ini berarti filsafat pancasila mempunyai fungsi dan peranaan sebai pedoman
dan pegangan dalam sikp, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-
hari baik dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai filsafat juga berarti bahwa pancasila mengandung pandangan,
nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi
pancasila.
B. Peran Filsafat Pancasila terhadap Pendidikan di indonesia

Pendidikan dapat di artikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan


merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam
membimbing, memimpin, dan mengarahkan peserta didik dengan berbagai
problema atau persoalan dan pertannyaan yang mungkin timbul dalam
pelaksanaannya.

Pendidikan juga dapat diartikan sebagai hasil, dimana pendidik itu merupakan
wahana untuk membawa peserta didik mencapai tingkat perkembangan optimala
sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi mausia yang sadar dan
bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan
hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya. Bidang ilmu pendidikan dengan berbagai
cabang-cabangnya merupakan llandasan ilmiah bagi pelaksanaan pendidikan
yang terus berkembang secara dinamis. Sedangkan filsafat pendidikan sesuai
dengan perannya, merupakan landasan filososfi yang menjiwai seluruh
kebijaksanaan da pelaksanaan pendidikan.

Sebagaimana yang tercantum Dalam Undang-undang Sistem Penidikan


Nasional No 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan,akhlak
mulia,sereta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk aktif
mengembangkan dirinya sendiri; yang aktif adalah peserta didik. Sedangkan
pendidik berperan sebagai fasilitator, organisator, dan motivator; memfalisitasi
pelajaran, mengarahkan atau menuntun dan mendorong peserta didik dalam
aktifitas belajarnya agar berlangsung efektif dan efisien.

Dalam UU Sisdiknas tahun 2003 bab 2 pasal 3 dijelaskan tujuan pendidikan


sebagai berikut; pendiddikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan utuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap TYME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kretif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan berlangsung dikeluarga,
dirumah, di sekolah dan di masyarakat. Dalam pendidikan berlangsung
komunikasi jujur, terbuka, fungsional, dan produktif sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan. Pendidik harus memiliki kemampuan atau kompetensi untuk
berkomunikasi.

Pendidikan berlangsung di keluarga, di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.


Pendidikan harus berlangsung dengan keteladanan dan komunikasi. Orang tua
adalah pendidik di keluarga, di rumah; guru dan tenaga kependidikan lainnya
adalah pendidik di sekolah; tokoh atau pemuka masyarakat, alim ulama, pejabat,
mulai dari jabatan paling rendah sampai pada jabatan yang paling tinggi yang ada
di masyarakat dan negara adalah pendidik sekaligus sebagai teladan bagi peserta
didik.

C. PANDANGAN FISAFAT PANCASILA TERHADAP SISTEM


PENDIDIKAN NASIONAL

Tata cara bernegara di Indonesia di atur dalam UUD 1945 yang selama ini
belum pernah mengalami amandemen kecuali setelah berukir revormasi tahun
1998.

Dengan tidak adanya perubahan terhadap pembukaan UUD 1945, menunjukan


bahwa bangsa Indonesia tetap memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan
upaya sebagai langkah mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka
mengangkat harkat dan martabat bangsa indonesia di mata dunia internasional.

Acuan penyelenggaran sistem penidikan nasional,UUD 1945 Pasal 31 hasil


amandemen 2002 yaitu:
1.      setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
2.      pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.yang diatur dengan undang-undang.
3.      Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya duapuluh
persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional.

Sebagai mana yang telah dijelaskan sebelumnya pendidikan adalah suatu


proses sosial budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Dengan
demikian pendidikan secara nyata merupakan proses sosialisasi antar warga
melalui interaksi insani menuju masyarakat yang berbudaya. Nana Sudjana (1989)
menyebutkan tiga gejala yang diwujudkan dalam kebudayaan umat manusia yaitu
berupa:
1.      Ide dan gagasan seperti: konsep, nilai, norma, peraturan sebagi hasil ciptaan dan
karya manusia.
2.      Kegiatan seperti tindakan yang berpola dari manusia dalam bermasyarakat.
3.      Hasil karya cipta manusia

Pendidikan merupakan suatu proses budaya, maka senantiasa dalam


upaya membina dan mengembangkan cipta, rasa dan karsa ke dalam tiga wujud di
atas.

Wujud pertama, yaitu ide dan gagasan sifatnya cenderung abstrak. Adanya dalam
pikiran manusia dan warga masyarakat di tempat kebudayaan itu berada. Gagasan
itu menjadi motivasi, pendorong, serta memberi jiwa dan makna bagi kehidupan
manusia dalam bermasyarakat sehingga pola pikir tersebut menjadi suatu sistem
yang dianut. Wujud yang kedua adalah kegiatan yang berpola dari manusia, yaitu
aktivitas manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam pemahaman yang hampir sama, Daoed Joesoef dalam Raka Joni
(1983: 40) menyebutkan bahwa Sumber ratusan ribu nilai yang ada dalam
masyarakat untuk dikembangkan melalu proses pendidikan ada tiga hal yaitu:
1.      Pikiran atau logika
2.      Perasaan atau estetika
3.      Kemauan (etika)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu
karakteristik perkembangan sosial budaya masyarakat akan memberi corak dan
warna terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pendidikan. Sebab
Pendidikan adalah sebagai sutu investasi bagi pengembangan sumber daya
manusia sebagai individu dan anggota masyarakat.
Hafid Abbas (2002) menyebutkan sisdiknas belum dapat berfungsi untuk
mempersatukan manusia Indonesia. Agar dapat berfungsi, maka :
1.      Pendidikan harus dikelola dengan prinsip keadilan
2.      pengelolaan pendidikan harus terbuka dalam rangka mengakomodir partisipasi
masyarakat banyak
3.      pengelolaan pendidikan harus bersifat inklusif dan hindari jauh-jauh eklusif
berlebihan
4.      pengelolaan pendidikan di semua tingkatan harus secara profesional
5.      pengelolaan pendidikan dengan melibatkan semua stakeholder dalam rangka
pengayaan dan demokratisasi pendidikan
6.      pendidikan nasional hendaknya benar-benar mendorong tercapainya pemerataan
pendidikan

Pendidikan telah menjadi watak dan karakter budaya bangsa, namun


sejauh ini hasilnya belum seperti yang diharapkan. Walaupun demikian dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan, dilihat dari aspek kuantitatif
secara nasional pemerintah telah mengambil berbagai kebijakan yang berkaitan
dengan pendidikan seperti :
1.      Perubahan kurikulum pendidikan nasional.
2.      Undang-undang dan peraturan mengenai pendidikan, termasuk undang-undang
guru dan dosen dan standarisasi pendidikann dan undang-undang lainnya.
3.      Peningkatan angka partisipasi belajar anak usia sekolah pada semua jenjang
sekolah.
4.      Penambahan anggaran pendidikan oleh daerah, sesuai dengan amanat
pembukaan Undang-undang Dasar 1945
5.      Konsep manajemen pendidikan berbasis sekolah, standarisasi pendidikan dsb.

Pendidikan di Indonesia bersipat multikuktural. (Furnivall, 1944: 468-


469). Dia juga menyebutkan bahwa masyarakat plural Asia Tenggara terutama
Indonesia setelah PD II dapat dapat menyatu dalam satu kesatuan unit politik
tunggal. Lebih lanjut Furnivall menyatakan bahwa masyarakat prular Asia
Tenggara akan terjerumus ke dalam anarki jika gagal menemukan formula
federasi pluralis yang memadai (Furnivall, 1944:468-469). Dia juga menyebutkan
bahwa masyarakat plural Asia Tenggara terutama Indonesia setelah PD II dapat
menyatu dalam satu kesatuan unit politik tungggal.
Sistem pendidikan nasional indonesia yang berlatar belakang plural harus
dapat memahamkan bahwa manusia itu beraneka ragam, hendaknya saling
memahami, mengargai, menerima, dan kerja sama dengan peraturan yang adil dan
propesional, mengambangkan kerjasama demi kejayaan bnagsa. Dengan model
pendidikan seperti ini diakui adanya keberagaman budaya, dan setiap sub-budaya
diberikan kesempaan seluas-luasnya untuk berkembang dan dipelihara. Model
pendidikan multikultural semakin di perkuat lagi dengan adanya otonomi daerah,
sehingga masing-masing budaya etnis yang ada di dalam masyarakat dapat
berkembang dan dikembangkan dengan seluas-luasnya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat indonesia yang di
dalamnya memuat lima dasar yang didalam isinya merupakan jati diri
bangsa Indonesia. Sila-sila dalam pancasila menggambarkan tentang
pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi manusia Indonesia
seluruhnya dan seutuhnya. Pancasila adalah falsafah yang merupakan
pedoman berperilaku bagi bangsa indonesia yang sesuai dengan kultur kita
bangsa indonesia.
Dan dengan memperhatikan pengertian dan penjelasan atau batas-batas
yang di jelaskan di atas yang memang pada sebenarnya masih banyak lagi
yang belum di cantumkan, dapat di ambil kesimpulan bahwa filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang da secara
mendalam sampai pada hakikatnya dengan menggunakan akal atau
pikiran. Dan pandangan filsafat pancasila sangantlah menjadi landasan
bagi sistem pendidikan nasional di Indonesia. Dalam arti pendidikan
indonesia berdasar akan pancasial.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami paparkan semoga bermanfaat bagi
pembaca terkususnya bagi penulis.kami sebagai tim penyaji
mengharapkan kritikan dan masukan dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini sekian dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Edward. 2013. Filsafat Pendidikan. Medan: Unimed Press
Purba, Edward, Yusnadi. 2017. Filsafat Pendidikan. Medan: Unimed
Press

Anda mungkin juga menyukai