Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ENTITAS BANGSA INDONESIA

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PPG MATA KULIAH


FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA
DOSEN PENGAMPU
Dr. Metroyadi, SH, M.Pd

DISUSUN OLEH
PGSD ROMBEL A
KELOMPOK 9

DISKA APRICIA ASTUTI 7000061860


MUHAMMAD MAHDIANUR 7000183528

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘alamiin, segala puji bagi Allah Yang Maha Esa karena dengan
limpahan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Penyusunan makalah ini juga tak lepas dari bantuan beberapa pihak yang ikut andil
dalam penyelesaiannya.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Metroyadi, SH,
M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Filosofi Pndidikan Indonesia yang sudah memberikan
kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang ikut memberikan ide
dan referensi baik dari buku, pikiran atau media lainnya yang mana dengan bantuan kalian juga
memudahkan dalam peyusunan makalah ini yang berjudul “Pendidikan Dan Kebudayaan Entitas
Bangsa Indonesia
Kami sebagai penyusun meminta maaf jika sekiranya masih terdapat kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna perbaikan dan kami dapat membuat makalah yang lebih sempurna lagi kedepannya.
Semoga makalah ini nantinya dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dan
dapat menjadi patokan atau tolak ukur pembuatan makalah ilmiah lainnya.

Banjarmasin, Desember 2023

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................
A. Pendidikan dan Kebudayaan...................................................................................................
1. Pengertian Pendidikan........................................................................................................
2. Pengertian Kebudayaan......................................................................................................
B. Hubungan Antara Pendidikan dan kebudayaan.......................................................................
C. Makna Entitas Bangsa.............................................................................................................
D. Peran Kebudayaan Yang Ada Di Indonesia Sebagai Entitas Bangsa.....................................
E. Implementasi Pendidikan Yang Memperhatikan Kebudayaan Sebagai Entitas Bangsa.........
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tidak akan bisa terpisahkan dari kebudayaan. Keduanya sangat erat
hubungannya karena saling melengkapi dan mendukung antara satu sama lain. Untuk
menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiriPendidikan merupakan salah satu wujud
kebudayaan, sedangkan budaya adalah sebuah sistem yang mempunyai keterhubungan.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan salah satu upaya manusia yang
dengan sadar dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan manusia itu sendiri serta
masyarakatnya. Sementara itu, kebudayaan adalah hasil akal budi manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu kebudayaan dalam kehidupan sehari-
hari juga memengaruhi perilaku manusia yang memiliki kebudayaan tersebut (kuliah
sosio-antropologi).
Pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada
kebudayaan nasional bangsa Indonesia. Sedangkan kebudayaan nasional adalah
kebudayaan yang berakar dari kebudayaan masing-masing daerah yang dimiliki oleh
seluruh masyarakat. Menurut H. A. R Tilaar (2002), pendidikan nasional yang berakar
pada kebudayaan nasional dengan demikian mempunyai dua fungsi yaitu
memperkenalkan kepada peserta didik mengenai unsur-unsur kebudayaan nasional
yang dapat memelihara dan mengembangkan identitas Indonesia dan memberi wahana
komunikasi serta penguatan solidaritas nasional.
Cara paling efektif yang dapat dilakukan adalah dengan pendidikan. Dengan
adanya pendidikan, kita bisa mentransfer kebudayaan itu sendiri dari generasi
kegenerasi selanjutnya, dan kita sebagai masyarakat mencita - citakan terwujudnya
masyarakat dan kebudayaan yang lebih baik kedepannya, maka sudah dengan
sendirinya kita akan sadar akan pentingnya meningkatkan pendidikan kita supaya
menjadi pribadi yang baik yang dapat menjaga kebudayaan.
Pancasila yang merupakan salah satu entitas bangsa Indonesia telah memiliki
ciri khas tersendiri yakni adanya keberagaman nilai yang terkandung
didalamnya.Pancasila berfungsi sebagai entitas bangsa Indonesia, maksudnya adalah
adanya suatu cirikhas yang berbeda dari bangsa lain karena seluruh masyarakatnya

1
selalu berefleksi terhadap nilai-nilai atau pedoman yang terkandung pada Pancasila.
Oleh karena itu, Pancasila merupakan identitas nasional yang perlu dan harus
dilestarikan. Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui Pendidikan Dan
Kebudayaan Entitas Bangsa Indonesia.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan pendidikan dan kebudayaan?


2. Apa hubungan antara pendidikan dengan kebudayaan?
3. Apa makna entitas bangsa?
4. Bagaimana peran kebudayaan yang ada di Indonesia sebagai entitas bangsa?
5. Apa implementasi pendidikan yang memperhatikan kebudayaan sebagai entitas bangsa?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan pendidikan dan kebudayaan


2. Untuk mengetahui apa hubungan pendidikan dengan kebudayaan
3. Untuk mengetahui apa makna entitas bangsa
4. Untuk mengetahui bagaimana peran kebudayaan yang ada di Indonesia sebagai entitas
bangsa
5. Untuk mengetahui apa implementasi pendidikan yang memperhatikan kebudayaan
sebagai entitas bangsa?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan dan Kebudayaan
1. Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidikan menurut para ahli Ki Hajar Dewantara, pengertian
pendidikan adalah proses menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
peserta didik, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Martinus Jan Langeveld
Menurut Martinus Jan Langeveld, pengertian pendidikan adalah upaya menolong anak
untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri supaya dapat bertanggung
jawab secara susila. Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam membimbing
manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.
Menurut Ahmad D. Marimba, pengertian pendidikan adalah adalah bimbingan
atau bimbingan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani
terdidik menuju terbentuknya keperibadian yang utama. John Dewey, seorang filsuf
dan pendidik Amerika terkenal, mendefinisikan pendidikan sebagai “proses
pembebasan dari ketergantungan dan perkembangan kemampuan untuk berpikir secara
rasional.”Menurut Carter V. Good, pengertian pendidikan adalah proses perkembangan
kecakapan individu dalam sikap dan perilaku bermasyarakat. Proses sosial dimana
seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terorganisir, seperti rumah atau
sekolah, sehingga dapat mencapai perkembangan diri dan kecakapan sosial. Menurut
UU No. 20 Tahun 2003, pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesertadidik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara(Ayu, 2011).
2. Pengertian Kebudayaan
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 149), disebutkan bahwa: “
budaya “ adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang “kebudayaan” adalah hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan
adat istiadat. Ahli sosiologi mengartikan kebudayaan dengan keseluruhan kecakapan

3
(adat, akhlak, kesenian, ilmu dll). Sedang ahli sejarah mengartikan kebudayaan sebagai
warisan atau tradisi. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat. Menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan ada tiga macam: 1)
kebudayaan sebagai kompleks ide, gagasan, nilai, norma, dan peraturan; 2)
kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola manusia dalam
masyarakat; dan 3) benda-benda sebagai karya manusia (Kutha, 2005) .

B. Hubungan Antara Pendidikan dan kebudayaan


Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua hal yang saling terkait. Pendidikan
selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan. Karena pendidikan merupakan
proses transfer nilai-nilai kebudayaan (pendidikan bersifat reflektif). Pendidikan
bersifat progresif, yaitu selalumengalami perubahan perkembangan sesuai tuntutan
perkembangan kebudayaan. Kedua sifat tersebut berkaitan erat satu dan lainnya.
Kebudayaan menjadi cermin bagi bangsa, membuat perbedaan sistem, isi dan
pendidikan pengajaran sekaligus menjadi cermin tingkat pendidikan dan kebudayaan.
Pendidikan dan kebudayaan saling terkait, yaitu dengan pendidikan bisa membentuk
manusia atau insan yang berbudaya, dan dengan budaya pula bisa menuntun manusia
untuk hidupyang sesuai dengan aturan atau norma yang dijadikan pedoman dalam
menjalani kehidupan. Pendidikan adalah suatu proses pembudayaan, yaitu
menanamkan nilai-nilai dan norma- norma dalam tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara, menjadikan manusia menjadi mahkluk yang berbudi luhur, mulia dan
berbudaya (Normina, 2017).

4
Pendidikan sendiri merupakan proses dari kebudayaan yang datang dari diri
kita sendiri. Proses pembelajaran dalam konteks budaya terjadi tidak hanya sebagai
proses internalisasi sistem “pengetahuan” yang diperoleh orang dengan mewariskan
atau mewariskan dalam keluarga, melalui sistem keluarga, sistem pendidikan formal di
sekolah atau formal lainnya. landasan pendidikan yang diperoleh melalui proses belajar
berinteraksi dengan alam dan lingkungan sosial. Melalui warisan intrinsik dan budaya
masing-masing individu, pendidikan berbentuk sosialisasi budaya, interaksi dengan
nilai-nilai masyarakat setempat, dan pemeliharaan hubungan yang saling
menentukan.proses mengubah tatanan social budaya untuk berkembang. kemajuan
peradabannya. Pendidikan memberikan sumbangsih yang besar bagi kemajuan suatu
negara, dan merupakan sarana penyampaian pesan-pesan konstitusi serta sarana
pembangunan karakter bangsa. Masyarakat yang cerdas juga akan membawa nuansa
kehidupan yang cerdas dan secara bertahap membentuk kemandirian(Algifari, 2022).

C. Makna Entitas Bangsa


Entitas merupakan sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda,
meskipun tidak harus dalam bentuk fisik. Dalam hal ini, Pancasila sebagai entitas
bangsa Indonesia telah memiliki ciri khas tersendiri yakni adanya keberagaman nilai
yang terkandung didalamnya. Pancasila berfungsi sebagai entitas bangsa Indonesia,
maksudnya adalah adanya suatu ciri khas yang berbeda dari bangsa lain karena seluruh
masyarakatnya selalu berefleksi terhadap nilai-nilai atau pedoman yang terkandung
pada Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila merupakan identitas nasional yang perlu dan
harus dilestarikan.
Dasar-dasar ontologis Pancasila menunjukkan secara jelas bahwa Pancasila itu
benar-benar ada dalam realitas dengan identitas dan entitas yang jelas. Melalui tinjauan
filsafat, dasar ontologis Pancasila mengungkap status istilah yang digunakan, isi dan
susunan sila-sila, tata hubungan, serta kedudukannya. Dengan kata lain, pengungkapan
secara ontologis itu dapat memperjelas identitas dan entitas Pancasila secara filosofis.
Kaelan menjelaskan dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang
memiliki hakikat mutlak mono-pluralis. Manusia Indonesia menjadi dasar adanya
Pancasila.

5
Manusia Indonesia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara
ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat raga dan jiwa,
jasmani dan rohani, sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sosial, serta
kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai
makhluk (Halimah Halimah et al., 2023).

D. Peran Kebudayaan Yang Ada Di Indonesia Sebagai Entitas Bangsa


Perannya kebudayaan adalah sebagai pembeda dengan bangsa lain dan hal ini
merupakan entitas dari bangsa Indonesia adanya suatu ciri khas yang berbeda dari
bangsa lain karena seluruh masyarakatnya selalu berefleksi terhadap nilai-nilai atau
pedoman yang terkandung pada Pancasila yang merupakan cerminan hidup dari
budaya bangsa Indonesia itu sendiri.
Peran kebudayaan sebagai entitas Indonesia dapat dirumuskan pembidangannya
dalam tiga pandang sebagai berikut: Pertama, fundamental, yakni pancasila sebagai
filsafat, bangsa, hukum dasar, pandangan hidup, etika politik, paradigma
pembangunan. Kedua, instrumental, yang meliputi UUD 1945 sebagai konstitusi
negara, bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, Garuda Pancasila sebagai lambang
negara, Sang Saka Merah Putih sebagai bendera negara, Bhineka Tunggal Ika sebagai
semboyan negara, danIndonesia Raya sebagai lagu kebangsaan. Ketiga, alamiah yang
meliputi Indonesia sebagai negara kepulauan dan kemajemukan terhadap sukunya,
budayanya, dan agamanya. Entitas bangsa Indonesia diatur dalam UUD 1945 sebagai
berikut:
1. Pancasila
Sebagai situasi kejiwaan dan karakter bangsa Indonesia yang mengandung kesadaran,
cita-cita, hukum dasar, pandangan hidup telah menjadi nilai, asas, norma bagi sikap
tindak bagi penguasa dan Rakyat Indonesia. Satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa
dan negara yang melandasi, membimbing, danmengarahkan bangsa menuju
Tujuannya. Para pendiri negara kita. Pembukaan UUD 1945 alinea keempat
menyebutkan: “... maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan IndonesiA dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawatan/Perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

6
2. Undang-undang Dasar 1945
UUD 1945 merupakan landasankonstitusional bagi bangsa Indonesia dalam bersikap
tindak. UUD 1945 dalam eksistensinya telah mengadakan pembagian tugas bagi pihak-
pihak yang terkait dalam sistem politik di Indonesia dan sekaligus pula telah memberikan
pembatasan-pembatasan
terhadap kekuasaan itu serta juga telah menjamin perlindungan terhadap hakasasi
manusia di Indonesia.
3. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan berasal dari bahasa Melayu. Mengapa bahasa
Melayu yang akhirnya menjadi bahasa persatuan, hal ini memang karena bahasa Melayu
jauh darI sebelum Indonesia merdeka telah digunakan sebagai bahasa dalam interaksi
antar suku yang tersebar di seluruh kepulauan Nusantara dan telah pula menjadi bahasa
niaga yang menghubungkan antar pedagang yang berniaga di sepanjang gugusan
kepulauan Nusantara. Keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan ini bukan
berarti menenggelamkan bahasa-bahasa daerah di Indonesia yang jumlahnya tidak kurang
dari 300-an dialek bahasa daerah. Bahasa-bahasa daerah tetap dipelihara sebagai kearifan
lokal dan bahasa Indonesia berperan sebagai pemersatunya.
4. Lambang negara ialah Garuda
Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika Garuda Pancasila sebagai lambang
negara bangsa Indonesia melaambangkan kemegahan Negara Indonesia. Adapun bentuk
lambing Garuda Pancasila ini adalah buah karya anak bangsa yaitu Sultan hamid II dari
Kesultanan Pontianak. Seekor burung Garuda yang berdiri tegak, yang kepalannya
menghadap ke kanan dengan mengembangkan sayapnya ke kanan dan ke ke kiri. Pada
sayap kanan dan sayap kirinya berelar 17 helai, dengan ekor berelar 8 helai dan leher
yang berelar 45 helai yang menunjukpada waktu kemerdekaan bangsa Indonesia 17-8-
1945. Pada dadanya digantung sebuah perisai yang dibagi
menjadi lima ruang di tengah dan empat di tepi. Bintang cemerlang atas dasar hitam
merupakan sinar cemerlang abadi dari Ketuhanan Yang Maha Esa. Rantai yang terdiri
dari pada gelang-gelang persegi dan bundar yang bersambung satu sama lain dalam
sambungan yang tiada putusnya adalah lambang perikemanusiaan. Pohon beringin adalah
lambang kebangsaan. Banteng merupakan lambing kedaulatan rakyat. Padi dan kapas
adalah lambang kecukupan. Kaki burung mencengkram sebuah pita yang sedikit
melengkung ke atas. Pada pita itu tertulis Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-
beda tetapi tetap satu jua sebagai semboyan negara kita.
5. Bendera negara Indonesia
Merah Putih Bendera Sang Merah Putih bukan hanya sekedar symbol keindahan belaka,
akan tetapi lebih jauh dari situ Merah Putih adalah cerminan jiwa bangsa Indonesia
dengan semangatnya yang memerah dan dilandasi dengan hati yang putih.

7
6. Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya
Lagu kebangsaan “Indonesia Raya” buah karya Wage Rudolf Supratman ini begitu
menggambarkan semangat cinta tanah air dan kegagahan serta kebenaran. Lagu ini
pertama kalidiperdengarkan dalam forum resmi yakni pada saat sebelum Kongres
Pemuda II (yang merumuskan Sumpah Pemuda) ditutup pada tanggal 28 Oktober 1928.
Pada peristiwa itu laguIndonesia Raya dimainkan dengan biola tanpa sair. Lagu tersebut
disambut dengan tetesan airmata dan semangat menggelora demi Indonesia Merdeka
(Afifah, 2018).
Undang-Undang Dasar 1945 mengatur tentang entitas nasional dalam bab 15 yang
sudah mendapat amandemen atau perubahan sebanyak dua kali. Bab 15 ini memiliki 5
(lima) pasal yang mengatur simbol jati diri bangsa. Pasal-pasal tersebut membahas
tentang Bendera, bahasa dan lambang negara, serta lagu kebangsaan yang terdiri dari
pasal 35, 36, 36a, 36b, dan 36c. Adapun bunyi darimasing-masing pasal antara lain:
Pasal 35 : Bendera negara Indonesia ialah sang merah putih Pasal 36 : Bahasa
negara ialah bahasaIndonesia Pasal 36 a : Lambang negara ialah garuda pancasila
dengan semboyan bhineka tunggal ika. Pasal 36 b : Lagu kebangsaan ialah Indonesia raya
Pasal 36 c : Ketentuan lebih lanjut mengenai bendera, bahasa, dan lambang negara, serta
lagu kebangsaan di atur dengan undang-undang Adapun Penjelasan pasal 35 sampai pasal
36C. Berdasarkan bunyi pasal 35 bahwa, Bendera Merah Putih bukan sembarang
Bendera, karena memiliki ukuran khusus. Pasal 35 : Bendera negara Indonesia ialah sang
merah putih, Pasal 36 : Bahasa negara ialah bahasa Indonesia Pasal 36 a : Lambang
negara ialah garuda pancasila dengan semboyan bhineka tunggal ika. Pasal 36 b : Lagu
kebangsaan ialah Indonesia raya Pasal 36 c : Ketentuan lebih lanjut mengenai bendera,
bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan di atur dengan undang-undang
Adapun Penjelasan pasal 35 sampai pasal 36C. Berdasarkan bunyi pasal 35 bahwa
Bendera Merah Putih bukan sembarang Bendera, karena memiliki ukuran khusus. Ukuran
Bendera Merah Putih diatur dalam Undang-undang nomor 24 tahun 2009 dalam pasal 4
ayat 1 dan 3. Berdasarkan bunyi pasal 36 bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa
persatuan, karena bangsa Indonesia memiliki berbagai jenis bahasa. Berdasarkan bunyi
pasal 36A bahwa Burung Garuda sebagai symbol ikatan persatuan dan menyatunya
rakyat Indonesia yang heterogen. Berdasarkan bunyi pasal 36B bahwa Lagu Indonesia
Raya dipilih karena sangat cocok dengan jati diri bangsa Indonesia.

E. Implementasi Pendidikan Yang Memperhatikan Kebudayaan Sebagai Entitas Bangsa


Pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat di
jadikan implementasi pendidikan yang memperhatikan kebudayaan sebagai entitas
bangsa yaitu sebagai berikut:

8
Sila 1 ketuhanan yang maha esa, bangsa Indonesia percaya dengan tuhan
yang maha esa saling menghormati perbedaan agama, maka dari itu implementasi
dalam pendidikan sesuai sila ke satu yaitu membiasakan diri berdoa seblum
pembelajaran dimulai dan menghormati teman yang berbeda agama di kelas serta
Tidak berbohong kepada guru maupun teman.
Sila 2 Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, terkandung nilai-nilai
perikemanusiaan yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari- hari. Dalam hal
ini antara lain sebagai berikut: - Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia
dengan segala hak dan kewajiban asasinya. Salah satu implementasnya adalah,
ikut serta dalam kegitan kemanusiaan seperti membantu korban bencana alam,
menghargai hak asasi manusia dan menjunjung nilai kemanusiaan.
Sila 3 Persatuan Indonesia, Terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi, salah satu implementasi
pendidikan yang dapat di lakukan adalah dengan membiasakan diri di kelas untuk
mengikuti gotong royong dan tidak memusuhi teman walau berbeda suku.
Sila 4 Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan, terkandung nilai menghormati dan menjunjung
keputusan musyawarah dan tidak memaksakan kehendak, contoh salah satu
implementasi dalam pendidikan yaitu bermusyawarah bersama- sama ketika
menentukan ketua kelas
Sila 5 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai
keadilan sosial. Mnghormati hak orang lain dan bersikap adil terhadap siapa pun,
salah satu implementasi pendidikan yang dapat dilakukan yaitu tidak menyontek
saat ualangan di kelas karena ini merupakan perilaku yang tercela dan tidak adil
(Kurniawan, 2016).
Seiring berkembang nya zaman banyak kebudayaan asing mempengaruhi
anak bangsa, untuk mengatasi terkikisnya kebudayaan lokal yang sebagai entitas
bangsa , maka kementerian pendidikan, dan kebudayaan (Kemendikbud)
melakukan upaya melestarikan kebudayaan lokal dengan menerapkan mata
pelajaran Muatan Lokal disekolah. Tujuan pelajaran Muatan Lokal agar peserta
didik mengetahui betapa pentingnya mengenal dan mempelajari kebudayaan di

9
daerah nya sendiri, mengenal entitas kebudayaan di daerah disekitarnya, Salah satu
kebudayaan daerah disekitar kita adalah "Kebudayaan Banjar" contohnya
mempelajari bahasa daerah yaitu bahasa banjar, Mengenal Tradisi "Batasmiyah",
"Ba'aruah" , "Ba'ayun Maulid". Dengan mempelajari kebudayaan daerah, peserta
didik menjadi sadar dan mencintai entitas kebudayaan entitas bangsa.
Dalam menjaga kebudayaan dengan efektif tidak dapat dipungkiri melalui
pendidikan, pendidikan memiliki tujuan melestarikan dan selalu meningkatkan
kebudayaan itu sendiri dengan adanya pendidikan kita bisa mentransfer
kebudayaan itu sendiri dari generasi ke generasi selanjutnya. Pendidikan selalu
berubah karena pendidikan bersifat reflektif dimana perubahan suatu pendidikan
dikarenakan adanya perkembangan suatu budaya, pendidikan selalu mengalami
perubahan perkembangan sesuai tuntutan perkembangan kebudayaan. Nilai-nilai
budaya dimiliki paling efektif adalah melalui proses pendidikan dimana proses
pendidikan tersebut didasarkan pada program pendidikan secara formal
(Rusdiansyah, 2010:45-48). Dan nilai-nilai dalam pendidikan kebudayaan adalah:
Pertama nilai religius yaitu sikap sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya dan bertoleransi terhadap agama lain.
Yang kedua nilai jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan. Yang ketiga nilai toleransi yaitu sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya. Yang keempat yakni sikap disiplin yaitu tindakan yang
menunjukan prilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang
ada. Kelima nailai kerja yaitu perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya. Keenam nilai semangat kebangsaan yaitu cara berfikir,
bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya. Ke tujuh nilai cinta tanah air yaitu cara
berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepeduliah, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, dan budaya.
Kedelapan nilai cinta damai yaitu sikap, perkataan , dan tindakan yang

10
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
Kesembilan nilai peduli sosial yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Kesepuluh nilai
peduli lingkungan yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Nilai yang terdapat pada
pendidikan akan melahirkan sebuah karakter seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebajikan (Lestari, 2022).

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua hal yang saling terkait. Pendidikan
selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan. Karena pendidikan merupakan
proses transfer nilai-nilai kebudayaan. Entitas merupakan sesuatu yang memiliki
keberadaan yang unik dan berbeda, meskipun tidak harus dalam bentuk fisik. Dalam
hal ini, Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia telah memiliki ciri khas tersendiri
yakni adanya keberagaman nilai yang terkandung didalamnya.
Perannya kebudayaan adalah sebagai pembeda dengan bangsa lain dan hal ini
merupakan entitas dari bangsa indoneisa adanya suatu cirikhas yang berbeda dari
bangsa lain karena seluruh masyarakatnya selalu berefleksi terhadap nilai-nilai atau
pedoman yang terkandung pada Pancasila yang merupakan cerminan hidup dari
budaya bangsa Indonesia itu sendiri.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini sebaiknya sebagai calon guru SD kita perlu
memahami dan mengetahui penididkan dan kebudayaan entitas bangsa Indonesia agar
dapat menmabah wawasan pengetahuan bagi seorang guru, karena bangsa Indonesia
memiliki suatu entitas dari leluhur bangsa indonesia

12
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, T. (2018). Identitas Nasional Di Tinjau dari Undang-Undang Dasar 1945 dan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009. Ajudikasi : Jurnal Ilmu Hukum, 2(2), 187.
https://doi.org/10.30656/ajudikasi.v2i2.903
Algifari, M. D. R. (2022). Nilai-Nilai Kebudayaan Dan Pendidikan. Program Studi
Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin, 1(1), 1–4.
Ayu, D. (2011). Teori Pendidikan Behaviorisme. 5.
Halimah Halimah, Misnawati Misnawati, Stefani Ratu Lestariningtyas, Yulina Mingvianita,
Sepmiatie Sepmiatie, & Ratni Indah Suryatini. (2023). Implementasi Pancasila
Sebagai Entitas Dan Identitas Pendidikan Abad Ke-21 Di SMAN 4 Palangka Raya.
Cakrawala: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global, 2(1), 119–133.
https://doi.org/10.30640/cakrawala.v2i1.632
Kurniawan, S. (2016). Implementasi Nilai Pancasila Dalam Pendidikan. Prosiding EMAS :
Ekonomi Manajemen Akuntansi Kewirausahaan, 1(1), 293–302.
https://journal.lppmpelitabangsa.id/index.php/emas
Kutha, N. (2005). 5 . 1 2. 1871, 5–7.
Lestari, Y. (2022). Implementasi Budaya Lokal dalam Pendidikan. Jurnal Terapung: Ilmu-
Ilmu Sosial, 3(1), 2.
Normina. (2017). Pendidikan dalam kebudayaan. 15(28), 17–28.

13

Anda mungkin juga menyukai