Disusun oleh :
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini, shalawat dan salam
juga disampaikan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. serta sahabat dan
keluarganya. Dengan kebaikan beliau yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke
zaman berilmu seperti sekarang ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Filsafat dan
Ilmu Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Dasar Filsafat dan Pendidikan Indonesia” bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Fauzan, M.A selaku dosen mata
kuliah Filsafat dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia baru lahir pada tahun 1945, tetapi bangsa Indonesia sudah lahir, tumbuh dan
berkembang selama ribuan tahun sebelumnya. Dalam perjalanan sejarah dan kebudayaan
bangsa itu, diketahui adanya kandungan jiwa bangsa yang menjadi sumber kebudayaan
bangsa itu. Bangunan jiwa bangsa itu pada zaman modern dikenal dengan nama Pancasila
yang oleh Soekarno selaku penggalinya ditegaskan jauh bermula dari lapisan tertua
kebudayaan bangsa.
Pancasila terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-
pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia
yang ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 itu bermula dari Pancasila sebagai
ideologi kebangsaan. Konsepsi Pancasila sebagai ideologi kebangsaan yang diperjuangkan,
dirumuskan, dan disepakati oleh para pendiri negara itu, nilai-nilainya berasal dan telah
dialami oleh bangsa Indonesia sebagai pengalaman hidupnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
mutu Pendidikan di negara ini sehingga membuat tenaga Pendidikan mempunyai
tantangan untuk mengelola agar mutu Pendidikan di Indonesia mempunyai peningkatan.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam agenda pemerintah untuk
menunjang kemajuan bangsa karna Pendidikan adalah sumber daya untuk meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM) dan selaras dengan tujuan bangsa yaitu untuk melindungi
segenap warganya dan seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan warganya. Oleh karena itu kita mempunyai peran untuk
meningkatkan mutu khususnya pada sekolah dasar.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Berikut penjelasan dari tujuan pendidikan nasional tersebut:
1. Menjadi Manusia yang Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Tujuan pendidikan yang pertama ini menunjukkan bahwa iman dan takwa kepada
Tuhan yang Maha Esa adalah faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap kualitas
sumber daya manusia. Apalagi dalam Pancasila yang merupakan dasar negara, sila
pertama juga berbunyi Ketuhanan yang Maha Esa. Dalam hal ini, pendidikan nasional
harus mengedepankan pendidikan agama. Kualitas pendidikan agama yang akan
membuat hubungan manusia dengan Tuhan-Nya dan sesama manusia juga akan
membaik. Jika tujuan ini tercapai maka suatu bangsa akan memiliki calon penerus
dengan sumber daya manusia yang baik.
3
3. Menjadi Manusia yang Cakap
Tujuan pendidikan selanjutnya adalah menjadi manusia yang cakap. Hal ini sangat
penting sebagai tolak ukur kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Selama atau
setelah mengenyam pendidikan, sorang peserta didik harus memiliki suatu kecakapan
tertentu. Cakap dalam menulis dan membaca merupakan keharusan peserta didik. Kedua
kemampuaan tersebut tentunya dapat membuat seseorang memahami dan dapat
menyampaikan apa yang dipelajarinya.
4
dengan keadaan ini menggambarkan ada masalah dengan pendidikan kita; itulah
jawabannya. Sistem pendidikan kita terbukti belum berhasil mengeluarkan bangsa ini
dari berbagai permasalahan hidup yang mengimpitnya.
Dari keterangan ini terlihat jelas dan lebih terfokus terhadap sistem pendidikan yang
belum maksimal rumusannya, sehingga hampir setiap ada pergantian pucuk pimpinan
negara, pemikiran rumusan kurikulum juga mengalami perubahan. Perubahan demi
perobahan terus berlanjut yang arahnya belum tuntas konsep satu dalam penerapannya
untuk diimplementasikan maksimal, muncul lagi konsep baru yang terjadi lagi pergantian
nama yang sampai saat ini dikenal kurikulum 2013. Artinya lain pimpinan lain pula
konsepnya, dan disitulah peranan Filsafat untuk terus menerus melihat aspek aspek yang
kurang untuk disempurnakan. Untuk mencapai suatu kesempurnaan dalam beraktivitas
sesuatu yang sangat sulit kita lakukan, namun jika sekiranya para pemimpin ingin ikhlas
dan menjabarkan segenap programnya untuk kemajuan pendidikan, dapat dipastikan
bahwa bangsa ini akan maju selangkah dengan situasi pendidikan bangsa lain.
Kemajuan suatu pendidikan merupakan langkah awal menuju kemajuan di bidang
lainnya. Kemajuan-kemajuan bangsa bangsa yang terkemuka saat ini bukan ditunjang
dengan keadaan alamnya yang melimpah, tetapi sangat ditunjang dengan kamajuan
pendidikan manusianya. Baik itu Amerika, Jepang, Jerman maupun bangsa bangsa di
Eropa Timur lainnya. Memajukan suatu pendidikan dampaknya bukan hanya terasa bagi
individu yang bersangkutan, namun dapat memberikan dampak yang positif terhadap
segenap manusia yang mempergunakannya.
Dari berbagai perspektif tentang fungsi dan tujuan Pendidikan di Indonesia adalah
berupaya untuk menciptakan bangsa yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan dan memiliki
pengetahuan serta wawasan luas dalam bernegara dan berbangsa. Pendidikan di Indonesia sangat
berperan penting dalam lingkungan masyarakat. Melalui Pendidikan, masyarakat bisa
mengetahui berbagai macam budaya, menciptakan tenaga kerja hingga menciptakan teknologi
canggih seperti saat ini.
5
Indonesia dan tanggap terhadap tuntunan zaman. Sistem Pendidikan nasional merupakan suatu
keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan Pendidikan yang berkaitan untuk
mengusahakan tercapainya suatu Pendidikan nasional.
UUD 1945 mengamanatkan pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan
sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
undang-undang. Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan kehidupan lokal, nasional, dan perubahan global.
Untuk itu perlu dilakukan pembaruan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.
Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 (bab IV pasal 5 ayat 1),
setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Karena itu, kesempatan memperoleh pendidikan merupakan hak setiap warga negara tanpa
membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, latar belakang sosial, dan tingkat kemampuan
ekonomi, kecuali satuan pendidikan yang bersifat khusus, seperti sekolah khusus wanita dan
sekolah agama tertentu. Dalam konteks ini, negara merupakan lembaga utama yang bertanggung
jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan nasional.
Untuk mewujudkan pemerataan pelaksanaan pendidikan nasional tersebut, pemerintah
Republik Indonesia menyelenggarakan Program Wajib Belajar 9 Tahun. Wajib Belajar menurut
UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 (Bab I Pasal 1 ayat 18) adalah program
pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab
pemerintah pusat dan daerah.
Sistem Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan Pendidikan,
peningkatan mutu serta efisiensi manajemen Pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai
dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan
pembaharuan Pendidikan secara terencana, tearah dan berkesinambungan.
Tujuan sistem pendikan ini adalah untuk mengembangkan dan membentuk sifat moral
yang bermartabat yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar peserta didik
berkembang menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sistem Pendidikan nasional juga
6
mempunyai fungsi salah satunya yaitu untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu pada
dalam diri manusia yang bermartabat dalam upaya mewujudkan tujuan nasional.
Sebagai filsafat pendidikan nasional, Pancasila menjadi acuan dalam penetapan berbagai
peraturan, perundang-undangan, dan kebijakan pendidikan nasional. Setiap praktik pendidikan
nasional, idealnya selalu bersumber dan mengacu pada pesan substansial sila-sila Pancasila. Oleh
Kaelan (2014:68), dikatakan bahwa: “Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik
Indonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan,
kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan”. Secara lebih rinci, tentang pendidikan nasional, dalam
UUD 45, Pasal 31, diuraikan dalam tiga ayat. Pernyataan dalam tiga ayat tersebut sebagai
berikut:
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan
2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulai dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
7
lainnya. Sedangkan sila lainnya, secara hirarkhis diliputi dan dijiwai sila-sila diatasnya. Dengan
demikian, bila dikaitkan dengan pandangan filsafat tentang manusia, maka dapat dikatakan
bahwa filsafat Pancasila adalah filsafat Realisme, namun realisme yang berangkat dari idealisme.
Karena Pancasila menempatkan hal-hal Ketuhanan pada posisi pertama dan utama, yang sejalan
dengan salah satu semboyan idealism bahwa “manusia ada sebelum ia ada, dan tetap ada
walaupun sudah tiada”. Dan setelah itu, sila-sila lain yang mengikutinya mengandung unsur
materialisme, meski diliputi dan dikuasai oleh unsur idealisme, yang terkandung dalam sila
pertama, Ketuhanan yang Maha Esa.
Selanjutnya, oleh karena filsafat Pancasila sejalan dengan filsafat realisme, maka dapat
dikatakan bahwa implikasinya minimal relatif sama dengan implikasi pandangan realisme
tentang pendidikan. Dengan demikian, secara singkat dapat dikatakan bahwa terkait dengan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, pendidikan di Indonesia dikelola minimal sejalan dengan implikasi
hakikat manusia sebagai makhluk religi.
8
tersebut lebih bersifat subyektif, sesuai penafsiran subyektif masyarakat Indonesia, yang
memang unik.
9
3. Dalam kurikulum pendidikan Pancasila, disediakan kompetensi-kompetensi yang relevan
untuk mengembangkan sikap-sikap politik sebagai warga NKRI.
10
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan makalah di atas, maka dapat disimpulkan :
1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara kritis.
2. Tujuan filsafat adalah untuk mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara
menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
3. Filsafat pendidikan merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan dan
pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan hakikat
pendidikan.
4. Peranan filsafat pendidikan memberikan aspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan
negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan
pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan
rambu-rambu dari teori pendidik.
5. Hubungan antara filsafat dan pendidikan sangat erat sekali antara yang satu dengan yang
lainnya disebabkan karena kedua disiplin tersebut mengahadapi problema-problema filsafat
secara bersama-sama.
6. Keberadaan filsafat pendidikan akan membantu memecahkan personal-persoalan
pendidikan Islam dan dapat membentuk kepribadian pendidik, anak didik, atau calon
pendidik.
2. Saran
Saran yang dapat disampaikan penyusun adalah semoga makalah ini bermanfaat dan
dapat digunakan sebagai bahan rujukan oleh pembaca. Makalah ini diharapkan juga dapat
diterapkan dalam kegiatan penulisan lainnya. Makalah ini tentunya masih memiliki
banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu saran dan kritik dari para pembaca sangat
penyusun harapkan demi perbaikan penyusunan makalah di masa yang akan datang.
11
DAFTAR PUSTAKA
Prima Roza, Abdul Gani Jusuf, Dicky R. Munaf. 2015. Memahami Dan Memaknai Pancasila
Sebagai Ideologi Dan Dasar Negara. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Maryam B. Gainau, Dorce Bu”Tu. Julianus Labobar, Christina Anita Jeujanan, Semuel
Yanengga, Daniel Wenda, Pilipus M. Kopeuw. Evelien F. Ugadje. 2021. Problematika
Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta. PT Kanisius.
12