Dosen Pengampu:
Kelompok 5
Disusun Oleh:
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
dan kekuatan kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Filsafat
Pendidikan Pancasila. Tidak lupa juga sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan kegelapan
menuju jalan yang terang benderang ini.
Dalam perjalanan ini, kami akan menjelajahi konsep penting dalam filsafat Pendidikan
Pancasila, serta bagaimana konsep penting dalam filsafat Pendidikan Pancasila, serta
bagaimana konsep-konsep tersebut diimplementasikan dalam sistem Pendidikan Indonesia.
Kami juga akan mengulas pandangan beberapa ahli dalam bidang ini untuk memberikan
wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana filsafat Pendidikan Pancasila
memengaruhi dan membentuk Pendidikan di Indonesia. Semoga pembahasan ini dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya filsafat Pendidikan Pancasila
dalam mencapai cita-cita bangsa Indonesia.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
2.4 Hubungan pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan..........
2.5 Filsafat pendidikan pancasila dalam tinjauan ontologi, epistemologi, dan aksiologi
..............................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
persatuan dan kesatuan dalam keragaman ini. Pembentukan Karakter Salah satu tujuan
utama pendidikan Pancasila adalah pembentukan karakter yang kuat dan moral yang
baik pada peserta didik. Ini sejalan dengan nilai- nilai Pancasila seperti keadilan sosial,
gotong royong, dan kejujuran.
2
1.3 Tujuan
1. Mempromosikan pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila,
seperti gotong-royong, persatuan, keadilan, demokrasi, dan ketuhanan yang
maha esa.
2. Mengembsngksn karakter dan moralitas siswa, sehingga mereka menjadi
individu yang jujur, bertanggung jawab,dan memiliki integritas.
3. Mendorong rasa cinta tanah air dan patriotisme, sehingga siswa memiliki
kesadaran untuk berkontriibusi dalam membangun negara Indonesia.
4. Membentuk warga negarayang menghargai kebinekaan dan mampu hidup
dalam keragaman budaya, agama, dan suku.
5. Menumpuk semangat demokrasi, partisipasi aktif dalam proses politik, serta
pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara.
3
BAB II PEMBAHASAN
4
(filsafat) yang menjadi pandangan hidup secara individu, masyarakat maupun filsafat
bangsa dan negara. Menurut John Dewey, dalam (Jalaludin, Idi 2017:8) Pendidikan
adalah sebagai proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, yang
menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya rasa (emosi) manusia (Arifin,
1987:1). Fundamental sendiri maknanya ialah hal yang merujuk pada sesuatu yang
mendasar, pokok, dan esensial.
Dalam pendidikan dibutukan proses pendidikan, menurut (Idi, Jalaludin) proses
pendidikan adalah proses yang memiliki tujuan yang mana tujuan tersebut adalah
proses perkembangan secara alamiah (kedewasaan, kematangan dari segi kepribadian
manusia.
Jika dihubungkan antara filsafat dan pendidikan maka akan muncul definisi yaitu ilmu
pengetahuan normatif dalam pendidikan merumuskan kaidah kaidah ,norma norma
dan ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam
hidup dan kehidupannya. Kesimpulan dari filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada
hakikanya merupakan jawaban pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan yang
merupakan penerapan analisis filososfis dalam lapangan pendidikan.
5
Sedangkan menurut Noor Syam (1983:346) dalam (Jalaludin, Idi 2017:170)
Pancasila dikatakan sebagai filsafat hidup bangsa karena nilai-nilai dasar dalam sosio
budaya Indonesia hidup dan berkembang sejak awal peradabannya, yang meliputi:
6
Pendidikan tidak berdiri sendiri, tapi selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan politik,
sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Dengan demikian, dapat dipahami dengan jelas bahwa tidak mungkin Sistem
Pendidikan Nasional dijiwai dan didasari oleh sistem filsafat pendidikan yang lain
selain pancasila. Hal ini telah terkemukakan dalam tujuan Pendidikan Nasional yang
tertera dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya.
7
2.4 Hubungan pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat
pendidikan.
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia sekaligus menjadi ideologi bangsa
Indonesia, nama Pancasila berasal dari Bahasa sanksekerta yaitu Panca berarti lima
sedangkan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila ini memiliki 5 nilai yang dimana
lima nilai tersebut merupakan cerminan karakteristik masyarakat Indonesia dari para
pendahulu, 5 nilai ini terdiri dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,
nilai permusyawaratan dan perwakilan, dan nilai keadilan sosial. Pancasila tersebut
sebagai dasar filsafat bangsa Indonesia karena Pancasila ini digunakan sebagai
pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Dari penjabaran diatas kita tau bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa
Indonesia yang dimana Pancasila sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah
laku, dan perbuatan dalam kehidupan masyarakat. Perlu diketahui juga bahwa
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat mengandung pandangan nilai, dan pemikiran yang
dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Dari hal tersebut bisa
kita jabarkan bahwa pancasila adalah pandangan hidup bangsa yang menjiwai sila-sila
nya. Dari pemahaman terasebut hal yang sangat berperan untuk menerapkan pancasila
dalam kehidupan sehari hari ialah pendidikan. Seperti contoh, pada sila pertama
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dalam pelaksanaan pendidikan, tentunya sila pertama
ini akan diberikan kepada siswa sebagai pelajaran pokok yang mesti diamalkan.
Karena itu, di sekolah-sekolah diberikan pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP),
yang salah satu butir sila pertamanya adalah percaya dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan agama masing-masing. (Jalaludin, Idi 2017:174)
8
(abstrak) atau universal. Begitu juga dengan pancasila sebagai filsafat yang secara
oprasional telah diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, melainkan sebagai
pengertian pokok yang dipergunakan untuk merumuskan masing-masing sila.
Pancasila terdiri dari sila-sila yang mempunyai awalan dan juga akhiran, yang
dalam tata bahasa membuat abstrak, dari kata dasarnya yang artinya meliputi hal yang
jumlahnya tida terbatas dan tidak berubah, terlepas dari keadaan, tempat, dan waktu.
Dengan kata lain, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang menjiwai
sistem pendidikan. Dengan berdasar tujuan pendidikan nasional di atas, jelas tidak ada
sistem pendidikan yang dualisme, karena pendidikan agama merupakan subsistem
pendidikan nasional. Dalam kenyataan, Pancasila dapat dilihat dari penghayatan dan
pengalaman kehidupan sehari-hari. Apabila diajabarkan menurut sila-sila pancasila itu
adalah sebagai berikut :
9
separatisme atau rasialisme (Aziz, 1984: 125). Sila keiga ini tidak membatasi
golongan dslsm belajar baik golongan rendah atau golongan tinggi.
d. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
Sila keempat ini sering dikaitkan dengan kehidupan berdemokrasi. Dalam hal
ini, demokrasi sering juga diartikan sebagai kekuasaan ada di tangan rakyat. Sebagai
contoh, dalam memilih seorang pemimpin di des, Lembaga untuk menyalurkan
kehendak untuk kepentingan bersama melalui musyawarah (Djamal, 1986: 82)
10
meliputi nilai-nilai seperti cinta kasih, kearifan, ketenangan dalam diri, empati, dan
tujuan hidup yang lebih mendalam. Nilai spiritual sering kali terkait dengan keyakinan
agama atau filosofi hidup seseorang. Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar
negara memiliki nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan. Nilai ideal, materiil, spiritual, dan nilai positif dan juga nilai logis, estetika,
etis, sosial, dan religius. Jadi kesimpulannya adalah Pancasila mempunyai nilai-nilai
tersendiri.
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan filsafat Pendidikan panacasila adalah bahwa Pendidikan di
Indonesia harus didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusian yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebikjasanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan
Keadailan Sosial. Filsafat ini menekankan pentingnya membangun karakter, moralitas,
dan patriotisme dalam pendididkan, serta menghargai keragaman budaya Indonesia.
Tujuannya adalah menciptakan generasi yang memiliki kesadaran moral, sosial, dan
kultural yang tinggi, serta siap untuk berkontribusi dalam membangun masyarakat
yang adil dan berkeadilan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Jalaludin. Idi, A. 2017. Filsafat Pendidikan (Manusia, Filsafat, dan Pendidikan). Depok:
12