Anda di halaman 1dari 16

FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen Pengampu:

Dr. Hasan Suedi S.Pd .M.Pd

Kelompok 5

Disusun Oleh:

1. Eka Arif Firmansyah (2310221010)


2. Nabila Nur Aini (2310221048)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
dan kekuatan kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Filsafat
Pendidikan Pancasila. Tidak lupa juga sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan kegelapan
menuju jalan yang terang benderang ini.

Dalam perjalanan ini, kami akan menjelajahi konsep penting dalam filsafat Pendidikan
Pancasila, serta bagaimana konsep penting dalam filsafat Pendidikan Pancasila, serta
bagaimana konsep-konsep tersebut diimplementasikan dalam sistem Pendidikan Indonesia.
Kami juga akan mengulas pandangan beberapa ahli dalam bidang ini untuk memberikan
wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana filsafat Pendidikan Pancasila
memengaruhi dan membentuk Pendidikan di Indonesia. Semoga pembahasan ini dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya filsafat Pendidikan Pancasila
dalam mencapai cita-cita bangsa Indonesia.

Jember, 3 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................

1.2 Latar Belakang..................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................

1.3 Tujuan...............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................

2.1 Pengertian Filsafat Pendidikan Pancasila.........................................................................

2.2 Pancasila Sebagai Filsafat Hidup Bangsa.........................................................................

2.3 Pancasila Sebagai Filsafat Pendidikan Nasional............................................................

2.4 Hubungan pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan..........

2.5 Filsafat pendidikan pancasila dalam tinjauan ontologi, epistemologi, dan aksiologi
..............................................................................................................................................

BAB III KESIMPULAN........................................................................................................

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

ii
iii
BAB I PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Pancasila sebagai sebuah falsafah dan ideologi bagi bangsa Indonesia, hal ini
sejalan dengan hasil penelitian oleh Sumadi (2019) dalam (Marjuni) yang menyatakan
bahwa pancasila adalah dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang mempunyai fungsi
dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Pancasila dasar dari pelaksanaan segala
aspek kehidupan bagi bangsa Indonesia. Salah satunya adalah dalam bidang pendidikan.
Pancasila dijadikan sebagai sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia,
termasuk menjadi dasar bagi segala Undang-undang dan peraturan di bidang
pendidikan. Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 adalah wujud dari
falsafah Pancasila. Tujuan pendidikan Nasional tercantum jelas di dalam Sisdiknas yaitu
“mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab."Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang di dalamnya
memuat lima dasar yang isinya merupakan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila
memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila telah disebut di dalam
pebukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Sila-sila dalam Pancasila
menggambarkan pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi manusia Indonesia
seluruhnya dan seutuhnya.

Filsafat Pendidikan Pancasila merupakan pandangan tentang Pendidikan yang


berakar dalam nilai-nilai dasar Pancasila, yang merupakan falsafah dan ideologi dasar
negara Indonesia. Latar belakangnya dapat dipahami melalui beberapa poin kunci.
Bagaimana memahami Pancasila Sebagai Filsafat Hidup Bangsa dan Pancasila
Sebagai Filsafat Pendidikan Nasional?, bagaimana hubungan pancasila dengan sistem
pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan? dan bagaimana pemahaman filsafat
pendidikan pancasila dalam tinjauan ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Indonesia
adalah negara dengan beragam suku, agama, budaya, dan Bahasa. Filsafat Pendidikan
Pancasila menekankan pentingnya Pendidikan sebagai alat untuk memperkuat

1
persatuan dan kesatuan dalam keragaman ini. Pembentukan Karakter Salah satu tujuan
utama pendidikan Pancasila adalah pembentukan karakter yang kuat dan moral yang
baik pada peserta didik. Ini sejalan dengan nilai- nilai Pancasila seperti keadilan sosial,
gotong royong, dan kejujuran.

Pengembangan potensi Filsafat Pendidikan Pancasila menekankan pentingnya


pengembangan potensi individu dan kolektif dalam masyarakat. Pendidikan diarahkan
untuk memberdayakan individu agar dapat berkontribusi secara positif dalam
Pembangunan bangsa. Nasionalisme Pancasila mengandung unsur nasionalisme yang
kuat. Oleh karena itu, Pendidikan Pancasila mendorong rasa cinta dan kebanggaan
terhadap negara Indonesia serta pemahaman tentang Sejarah dan budaya Indonesia.
Dengan demikian, latar belakang filsafat Pendidikan Pancasila adalah upaya untuk
membentuk warga negara yang berakar pada nilai-nilai Pancasila, memiliki karakter
yang baik, dan dapat berkontribusi pada kemajuan negara dalam semangat persatuan
dan kesatuan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana memahami Pancasila Sebagai Filsafat Hidup Bangsa dan Pancasila
Sebagai Filsafat Pendidikan Nasional ?
2. Bagaimana Hubungan pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat
pendidikan?
3. Bagaimana memahami Filsafat pendidikan pancasila dalam tinjauan ontologi,
epistemologi, dan aksiologi.

2
1.3 Tujuan
1. Mempromosikan pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila,
seperti gotong-royong, persatuan, keadilan, demokrasi, dan ketuhanan yang
maha esa.
2. Mengembsngksn karakter dan moralitas siswa, sehingga mereka menjadi
individu yang jujur, bertanggung jawab,dan memiliki integritas.
3. Mendorong rasa cinta tanah air dan patriotisme, sehingga siswa memiliki
kesadaran untuk berkontriibusi dalam membangun negara Indonesia.
4. Membentuk warga negarayang menghargai kebinekaan dan mampu hidup
dalam keragaman budaya, agama, dan suku.
5. Menumpuk semangat demokrasi, partisipasi aktif dalam proses politik, serta
pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara.

3
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat Pendidikan Pancasila


Filsafat berasal dari bahasa yunani yaitu philos dan sopia yang memiliki arti cinta
pengetahuan, (idi, jalaluddin) dari devinisi tersebut kita bisa paham bahwasannya orang
berfilsafat adalah orang yang cinta terhadap kebenaran. Cinta kebenaran juga
merupakan cinta terhadap pengetahuan, karena kebenaran akan dihasilkan dengan
pengetahuan, pengetahuan yang termasuk didalam nya ialah pengetahuan ilmu
hikmah,dan ilmu kebenaran yang lain. Filsafat menurut istilah terdapat beberpa
pendapat ahli, diantaranya menurut Muhammad Mufid (2009:173) dalam (Jalaludin, Idi
2017:1) beliau mengatakan bahwa filsafat adalah sejumlah keyakinan, sikap, cita-cita,
aspirasi, dan tujuan, nilai, norma, aturan, dan prinsip etis.
Sedangkan pengertian filsafat menurut Harold Titus menyampaikan sebagai berikut:
1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam
yang biasanya diterima secara kritis.
2. Filsafat ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap
yang sangat kita junjung tinggi.
3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
4. Filsafat ialah analisis logis dari bahasan dan penjelasan tentang arti konsep.
5. Filsafat ialah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian
manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat (Jalaludin dan Usman Said,
1994:9)
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar diri pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya manusia yang memiliki
kepribadian yang utama dan ideal. Yang dimaksud kepribadian yang utama atau ideal
adalah kepribadian yang mempunyai kesadaran moral dan sikap mental secara teguh
dan bersungguh-sungguh memegang dan melaksanakan ajaran atau prinsip nilai

4
(filsafat) yang menjadi pandangan hidup secara individu, masyarakat maupun filsafat
bangsa dan negara. Menurut John Dewey, dalam (Jalaludin, Idi 2017:8) Pendidikan
adalah sebagai proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, yang
menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya rasa (emosi) manusia (Arifin,
1987:1). Fundamental sendiri maknanya ialah hal yang merujuk pada sesuatu yang
mendasar, pokok, dan esensial.
Dalam pendidikan dibutukan proses pendidikan, menurut (Idi, Jalaludin) proses
pendidikan adalah proses yang memiliki tujuan yang mana tujuan tersebut adalah
proses perkembangan secara alamiah (kedewasaan, kematangan dari segi kepribadian
manusia.
Jika dihubungkan antara filsafat dan pendidikan maka akan muncul definisi yaitu ilmu
pengetahuan normatif dalam pendidikan merumuskan kaidah kaidah ,norma norma
dan ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam
hidup dan kehidupannya. Kesimpulan dari filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada
hakikanya merupakan jawaban pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan yang
merupakan penerapan analisis filososfis dalam lapangan pendidikan.

2.2 Pancasila Sebagai Filsafat Hidup Bangsa


Pancasila adalah jiwa dan seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia,
pandangan bangsa indonesia dan dasar negara. Pancasila yang dimaksud tersebut ialah
Pancasila yang dirumuskan dalam pembukaan Undang-Undang dasar negara republik
Indonesia tahun 1945 yang terdiri dari lima sila dan penjabarannya sebanyak 36 butir
yang masing-masing tidak dapat dipahami secara terpisah melainkan satu kesatuan.
Pancasila juga merupakan kebudayaan yang mengajarkan bahwa hidup manusia akan
mencapai puncak kebahagiaan jika dapat dikembangkan keselarasan dan keseimbangan,
baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, sebagai makhluk sosial dalam mengejar
hubungan dengan masyarakat, alam, Tuhan maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah
dan kebahagiaan rohaniah. Tanpa upaya itu, Pancasila hanya akan menjadi rangkaian
kata-kata indah dan rumusan yang beku dan mati serta tidak memiliki arti bagi
kehidupan bangsa kita.

5
Sedangkan menurut Noor Syam (1983:346) dalam (Jalaludin, Idi 2017:170)
Pancasila dikatakan sebagai filsafat hidup bangsa karena nilai-nilai dasar dalam sosio
budaya Indonesia hidup dan berkembang sejak awal peradabannya, yang meliputi:

1. Kesadaran ketuhanan dan kesadaran keagamaan secara sederhana.


2. Kesadaran kekeluargaan, di mana cinta dan keluarga sebagai dasar dan kodrat
terbentuknya masyarakaat dan sinambungnya generasi.
3. Kesadaran musyawarah mufakat dalam menetapkan kehendak bersama.
4. Kesadaran gotong-royong, tolong menolong.
5. Kesadaran tanggung rasa, atau tepa selira, sebagai semangat kekeluargaan dan
kebersamaan, hormat menghormati dan memelihara kesatuan, saling pengertian
demi kebutuhan, kerukunan, dan kekeluargaan dalam kebersamaan.
Pada dasarnya masyarakat Indonesia telah melaksanakan Pancasila, walaupun sifatnya
masih merupakan bagian. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila tersebut sudah
beradab lamanya mengakar pada kehidupan bangsa Indonesia, karena itu Pancasila
dijadikan sebagai falsafah hidup bangsa.
Filsafat Pancasila memiliki fungsi kesatuan bangsa. Hal ini dikarenakan pandangan
bahwa Pancasila mengandung nilai kepribadian yang paling tepat dan sesuai dengan
bangsa Indonesia. dinamika yang terjadi dalam masyarakat kontemporer. Pancasila
sebagai dasar negara Republik Indonesia tetap memiliki relevansi yang kuat di era
modern. Pancasila memiliki relevansi penting dalam memandu pembangunan
berkelanjutan di era modern. Prinsip-prinsip Pancasila, seperti keadilan sosial dan
tanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup, dapat membimbing kebijakan dan
praktik pembangunan yang berkelanjutan dan menjaga keberlanjutan sumber daya alam.
Relevansi Pancasila di era modern adalah sangat penting dan relevan dalam menghadapi
berbagai tantangan dan dinamika sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi saat ini.

2.3 Pancasila Sebagai Filsafat Pendidikan Nasional


Sistem pendidikan nasional disini adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undangg Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Sistem pendidikan yang dialami sekarang merupakan hasil
perkembangan pendidikan yang tumbuh dalam sejarah pengalaman bangsa di masa lalu.

6
Pendidikan tidak berdiri sendiri, tapi selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan politik,
sosial, ekonomi, dan kebudayaan.

Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memang mempunyai peranan yang


amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa
bersangkutan. Karena itu, pendidikan diusahakan dan diselenggarakan oleh pemerintah
sebagai satu sistem pengajaran nasional, sebagaimana yang termaksud dalam undang-
undang dasar 1945 pasal 31 ayat 2. Menurut Aristoteles dalam (Jalaluddin, Idi
2017:171) Menyebutkan bahwa pendidikan sama dengan tujuan didirikannya suatu
negara (Rapar, 1988:40) Begitu juga dengan Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 ingin menciptakan manusia Pancasila. Pada tahun 1959, pemerintah
mengeluarkan kebiksanaan untuk menjaga agar arah pendidikan tidak menuju
pembentukan manusia liberal yang dianggap sangat bertentangan dengan jiwa dan
bersemangat bangsa Indonesia.

Menurut (Tadjab, 1994:26) dalam (Jalaludin, Idi 2017:172). Pendidikan, selain


sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan, sosial budaya, juga merupakan sarana untuk
mewariskan ideologi bangsa dan ideologi bangsa kepada generasi selanjutnya yang
hanya dapat dilakukan melalui pendidikan. Karena menurut Tadjab, suatu bangsa
menjadi kuat, perkasa dan berjaya serta menguasai bangsa-bangsa lain dengan sistem
pendidikan yang lemah, suatu bangsa akan menjadi tidak berdaya. Inilah alasan
mengapa filsafat pendidikan pancasila merupakan tuntutan nasional, sedangkan filsafat
pendidikan pancasila adalah subsistem dari sistem negara pancasila. Maksud dari
subsistem sendiri adalah bagian dari suatu sistem yang memiliki fungsi atau tujuan
khusus dalam mencapai tujuan keseluruhan tersebut.

Dengan demikian, dapat dipahami dengan jelas bahwa tidak mungkin Sistem
Pendidikan Nasional dijiwai dan didasari oleh sistem filsafat pendidikan yang lain
selain pancasila. Hal ini telah terkemukakan dalam tujuan Pendidikan Nasional yang
tertera dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya.

7
2.4 Hubungan pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat
pendidikan.
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia sekaligus menjadi ideologi bangsa
Indonesia, nama Pancasila berasal dari Bahasa sanksekerta yaitu Panca berarti lima
sedangkan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila ini memiliki 5 nilai yang dimana
lima nilai tersebut merupakan cerminan karakteristik masyarakat Indonesia dari para
pendahulu, 5 nilai ini terdiri dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,
nilai permusyawaratan dan perwakilan, dan nilai keadilan sosial. Pancasila tersebut
sebagai dasar filsafat bangsa Indonesia karena Pancasila ini digunakan sebagai
pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Dari penjabaran diatas kita tau bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa
Indonesia yang dimana Pancasila sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah
laku, dan perbuatan dalam kehidupan masyarakat. Perlu diketahui juga bahwa
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat mengandung pandangan nilai, dan pemikiran yang
dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Dari hal tersebut bisa
kita jabarkan bahwa pancasila adalah pandangan hidup bangsa yang menjiwai sila-sila
nya. Dari pemahaman terasebut hal yang sangat berperan untuk menerapkan pancasila
dalam kehidupan sehari hari ialah pendidikan. Seperti contoh, pada sila pertama
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dalam pelaksanaan pendidikan, tentunya sila pertama
ini akan diberikan kepada siswa sebagai pelajaran pokok yang mesti diamalkan.
Karena itu, di sekolah-sekolah diberikan pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP),
yang salah satu butir sila pertamanya adalah percaya dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan agama masing-masing. (Jalaludin, Idi 2017:174)

2.5 Filsafat pendidikan pancasila dalam tinjauan ontologi, epistemologi, dan


aksiologi.
Menurut (Jalaluddin, Idi 2017:175) Ontologi adalah bagian dari filsafat yang
menyelidiki tentang hakikat yang ada. Maksudnya ontologi adalah cabang filsafat
yang mempelajari atau mempersoalkan sebuah masalah, apakah masalah tersebut
kenyataan atau realita. Hakikat dalam sebuah filsafat menunjukkan pada hal umum

8
(abstrak) atau universal. Begitu juga dengan pancasila sebagai filsafat yang secara
oprasional telah diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, melainkan sebagai
pengertian pokok yang dipergunakan untuk merumuskan masing-masing sila.

Pancasila terdiri dari sila-sila yang mempunyai awalan dan juga akhiran, yang
dalam tata bahasa membuat abstrak, dari kata dasarnya yang artinya meliputi hal yang
jumlahnya tida terbatas dan tidak berubah, terlepas dari keadaan, tempat, dan waktu.
Dengan kata lain, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang menjiwai
sistem pendidikan. Dengan berdasar tujuan pendidikan nasional di atas, jelas tidak ada
sistem pendidikan yang dualisme, karena pendidikan agama merupakan subsistem
pendidikan nasional. Dalam kenyataan, Pancasila dapat dilihat dari penghayatan dan
pengalaman kehidupan sehari-hari. Apabila diajabarkan menurut sila-sila pancasila itu
adalah sebagai berikut :

a. Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa


Sila pertama ini, kita diharapkan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yang
juga merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Ini sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional, yaitu untuk menjadikan manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Allah Swt. Karena itu, di lingkunga keluarga, sekolah dan di masyarakat
ditanamkan nilai-nilai keagamaan dan Pancasila.

b. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Pendidikan tidak membedakan usia, agama, dan tingkat sosial budaya dalam
menuntut ilmu. Setiap manusia mempunyai kebebasan dalam hal menuntut ilmu,
mendapat perlakuan yang sama, kecuali tingkat ketakwaan seseorang. Dan oleh karena
yang dibangun adalah masyarakat pancasila, maka pendidikan harus dijiwai Pancasila
sehingga akanmelahirkan masyarakat yang susila, bertanggung jawab, adil dan
makmu, baik spiritusl maupun materiil berjiwa Pancasila.
c. Sila ketiga, Persatuan Indonesia
Pancasila dan UUD 1945 serta kecintaan terhadap tanah air menghapus perasaan
kesukuan yang sempit dan memotivasi untuk penyebaran dan pemerataan
pembangunan yang kesemuanya akan menghalangi pikiran-pikiran yang berbau

9
separatisme atau rasialisme (Aziz, 1984: 125). Sila keiga ini tidak membatasi
golongan dslsm belajar baik golongan rendah atau golongan tinggi.
d. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
Sila keempat ini sering dikaitkan dengan kehidupan berdemokrasi. Dalam hal
ini, demokrasi sering juga diartikan sebagai kekuasaan ada di tangan rakyat. Sebagai
contoh, dalam memilih seorang pemimpin di des, Lembaga untuk menyalurkan
kehendak untuk kepentingan bersama melalui musyawarah (Djamal, 1986: 82)

e. Sila kelima, Keadilan bagi seluruh Rakyat Indonesia.


Dalam sistem pendidikan nasional, maksud adil dalam arti yang luas mencakup
seluruh aspek pendidikan yang ada. Adil disini adalah adil dalam melaksanakan
pendidikan, antara ilmu umum dan keagaman itu itu seimbang di samping mengejar
iptek, kita juga mengejar Imtaq yang merupakan tujuan dari ibadah.

Epistimologi menurut (Jalaludin, Idi 2017:180) adalah studi tentang pengetahuan


(adanya) benda-benda. Epistimologi juga berarti bidang filsafat yang memiliki sumber,
syarat, proses terjadinya ilmu pengetahuan, batas validitas dan hakikat ilmu
pengetahuan. Dengan filafat, kita dapat menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai
demi peningkatan ketenangan dan kesejahteraan hidup, pergaulan dan berwarga
negara. Untuk itu, bangsa Indonesia telah menemukan filsafat Pancasila.

Aksiologi menurut (Jalaludin, Idi 2017:183) adalah bidang filsafat yang


menyelidiki nilai-nilai. Nilai tidak akan timbul dengan sendirinya, akan tetapi nilai
timbul karena manusia mempunyai bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-
hari. Jadi, masyarakat menjadi timbulnya nilai. Dikatakan bernilai apabila berguna,
benar (logis), bermoral, etis dan ada nilai religius. Dengan demikian, dapat pula
dibedakan dari nilai materiil dan nilai spiritual. Yang dimaksud dengan nilai metriil
disini adalah nilai materiil mengacu pada nilai yang dapat diukur atau dinilai dalam
bentuk barang, harta, atau aset fisik yang memiliki eksistensi nyata dan dapat dihitung
dalam bentuk uang. Ini meliputi properti, uang tunai, kendaraan, dan benda fisik
lainnya yang memiliki nilai ekonomi. Sedankan yang dimaksud dengan nilai spiritual
adalah nilai spiritual mengacu pada aspek-aspek yang terkait dengan kehidupan
batiniah, keberadaan rohaniah, atau hal-hal yang tidak dapat diukur secara fisik. Ini

10
meliputi nilai-nilai seperti cinta kasih, kearifan, ketenangan dalam diri, empati, dan
tujuan hidup yang lebih mendalam. Nilai spiritual sering kali terkait dengan keyakinan
agama atau filosofi hidup seseorang. Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar
negara memiliki nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan. Nilai ideal, materiil, spiritual, dan nilai positif dan juga nilai logis, estetika,
etis, sosial, dan religius. Jadi kesimpulannya adalah Pancasila mempunyai nilai-nilai
tersendiri.

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan filsafat Pendidikan panacasila adalah bahwa Pendidikan di
Indonesia harus didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusian yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebikjasanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan
Keadailan Sosial. Filsafat ini menekankan pentingnya membangun karakter, moralitas,
dan patriotisme dalam pendididkan, serta menghargai keragaman budaya Indonesia.
Tujuannya adalah menciptakan generasi yang memiliki kesadaran moral, sosial, dan
kultural yang tinggi, serta siap untuk berkontribusi dalam membangun masyarakat
yang adil dan berkeadilan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Jalaludin. Idi, A. 2017. Filsafat Pendidikan (Manusia, Filsafat, dan Pendidikan). Depok:

Diterbitkan Oleh: Raja Grafindo Persada.

12

Anda mungkin juga menyukai