Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Filsafat Pendidikan
” Pandangan Filsafat Pancasila Terhadap Sistem Pendidikan Nasional“

Disusun oleh :
Yuliana darmawati

Guru Mata Kuliah :


Pudin Saepudin, S.Th. I., M.pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


2021 – 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pandangan Filsafat pancasila Terhadap
Sistem Pendidikan Nasional" tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini penulis wujudkan sebagai tindak lanjut atas tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.
Di samping itu, makalah ini juga direalisasikan sebagai upaya penulis mengaplikasikan segenap
kemampuan Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada Dosen
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan, karena senantiasa memberikan inspirasi dan motivasi bagi penulis
untuk selalu bersemangat menggeluti jam demi jam perkuliahan Filsafat Pendidikan baik di dalam
maupun di luar kelas.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan- rekan mahasiswa
yang telah berkontribusi positif terhadap persiapan dan pengerjaan makalah sederhana ini. Penulis
menyadari penelitian ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun penyusunannya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat kontruktif dari segenap pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi Mahasiswa/I Tarbiyatun Nisa.

Cileungsi, 05 Oktober 2022

Yuliana Darmawati

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .
A. Pengertian Filsafat Pancasila .............................................................................. 2
B. Peran Filsafat Pancasila Terhadap Pendidikan di Indonesia .............................. 2
C. Pandangan Filsafat Pnacasila Terhadap Sistem Pendidikan Nasional .............. 2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 3
B. Saran ....................................................................................................................... 3

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masyarakat atau bangsa menjadikan filsafat sebagai suatu pandangan hidup yang merupakanasas
dan pedoman yang melandasi semua aspek kehidupan dan kehidupan bangsa tersebut, tanpaterkecuali
aspek pendidikan. Filsafat yang di kembangkan harus berdasarkan filsafat yang di anutoleh suatu
bangsa, sedangkan pendidikan merupakan suatu cara atau mekanisme dalammenanamkan dan
mewariskan nilai-nilai fisafat tersebut. Namun yang menjadi masalah apa yang apa yang diamanatakan
dalam pembukaan UUD 1945 belum dapat dilakuakan sepenuhnya dengan konsekuen. Para
penyelenggara negara hendaknyaharus memperhatikan bahwa prioritas utama dalam membangun
bangsa adalah pendidkan.Masyarakat juga harus memahami pendidikan adalah hal yang teramat penting
karenamencerdasakan bangsa telah menjadi tujuan bangsa sejak indonesia lahir.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksut dengan filsafat pendidikan?
2. Apa peran pancasila terhadap pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana pandangan filsafat pancasila terhadap sistem pendidikan Nasional?

B. TUJUAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian
Filsafat Pancasila beserta bagian-bagianya. Makalah ini juga menjelasakanmengenai pandangan Filsafat
Pancasila terhadap Pendidikan di Indonesai dan Pendidikan Nasional.

ii
BAB II
PEMBAHASANA

A. Pengertian Filsafat Pancasila

Fisafat berasal dari kata Philosopy yang secara epistimologis bearasal dari philos
atau phileinyang artinya cinta dan shopia yang berarti hikmat atau kebijaksanaan. Sehingga
secaraetimologi fisafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam atri yang sedalam-
dalamanya. Filsafat pendidikan merupakan penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai dasar
dan pandangan hidup bernegara. Dalam prinsipnya, Pancasila sebagai Filsafat merupakan
perluasanmanfaat dari yang bermula sebagai dasar dan ideologi, merambah hingga produk
filsafat.Pancasila sebagai produk filsafat berarti digunakan sebagai pandangan hidup dalm
kegiatan praktis. Ini berarti filsafat pancasila mempunyai fungsi dan peranaan sebai pedoman
dan pegangan dalam sikp, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari baik
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia. Pancasila sebagai filsafat
juga berarti bahwa pancasila mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadisubstansi
dan isi pembentukan ideologi pancasila.

B. Peran Filsafat Pancasila terhadap Pendidikan di Indonesia

Pendidikan dapat di artikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan usaha sadardan
penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin, danmengarahkan peserta
didik dengan berbagai problema atau persoalan dan pertannyaan yangmungkin timbul dalam
pelaksanaannya. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai hasil, dimana pendidik itu merupakan wahana
untuk membawa peserta didik mencapai tingkat perkembanganoptimala sesuai dengan potensi
pribadinya sehingga menjadi mausia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya
sebagai manusia, sesuai dengan hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya. Bidang ilmu pendidikan dengan
berbagai cabang-cabangnya merupakanllandasan ilmiah bagi pelaksanaan pendidikan yang terus
berkembang secara dinamis.Sedangkan filsafat pendidikan sesuai dengan perannya, merupakan
landasan filososfi yangmenjiwai seluruh kebijaksanaan da pelaksanaan pendidikan.Sebagaimana yang
tercantum Dalam Undang-undang Sistem Penidikan Nasional No 20Tahun 2003 dijelaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensidirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian,kecerdasaan,akhlak mulia,sereta keterampilan yang
diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dannegara.
Pendidikan menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk aktif mengembangkandirinya
sendiri; yang aktif adalah peserta didik. Sedangkan pendidik berperan sebagai fasilitator,organisator,
dan motivator; memfalisitasi pelajaran, mengarahkan atau menuntun dan mendorong peserta didik
dalam aktifitas belajarnya agar berlangsung efektif dan efisien.Dalam UU Sisdiknas tahun 2003 bab 2
pasal 3 dijelaskan tujuan pendidikan sebagai berikut; pendiddikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuanutuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwaterhadap TYME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kretif,
mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan berlangsung dikeluarga, dirumah,di sekolah dan di masyarakat. Dalam pendidikan
berlangsung komunikasi jujur, terbuka,fungsional, dan produktif sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan. Pendidik harus memilikikemampuan atau kompetensi untuk berkomunikasi.Pendidikan
berlangsung di keluarga, di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Pendidikanharus berlangsung dengan
keteladanan dan komunikasi. Orang tua adalah pendidik di keluarga,di rumah; guru dan tenaga
kependidikan lainnya adalah pendidik di sekolah; tokoh atau pemukamasyarakat, alim ulama, pejabat,
mulai dari jabatan paling rendah sampai pada jabatan yang paling tinggi yang ada di masyarakat dan
negara adalah pendidik sekaligus sebagai teladan bagi peserta didik.

1
C. PANDANGAN FISAFAT PANCASILA TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Tata cara bernegara di Indonesia di atur dalam UUd 1945 yang selama ini belum
pernahmengalami amandemen kecuali setelah berukir revormasi tahun 1998.Dengan tidak adanya
perubahan terhadap pembukaan UUD 1945, menunjukan bahwa bangsaIndonesia tetap memiliki
komitmen yang kuat untuk melakukan upaya sebagai langkahmencerdaskan kehidupan bangsa dalam
rangka mengangkat harkat dan martabat bangsaindonesia di mata dunia internasional.Acuan
penyelenggaran sistem penidikan nasional,UUD 1945 Pasal 31 hasil amandemen2002 yaitu:1.
setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

2. pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yangmeningkat


kan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa.yang
diatur dengan undang-undang.

3. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya duapuluh persen darianggaran


pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerahuntuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

Sebagai mana yang telah dijelaskan sebelumnya pendidikan adalah suatu proses
sosial budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Dengan demikian pendidikan secara
nyata merupakan proses sosialisasi antar warga melalui interaksi insani menuju masyarakat
yang berbudaya. Nana Sudjana (1989) menyebutkan tiga gejala yang diwujudkan dalam kebudayaan
umat manusia yaitu berupa:

1. Ide dan gagasan seperti: konsep, nilai, norma, peraturan sebagi hasil ciptaan dan karya manusia.

2. Kegiatan seperti tindakan yang berpola dari manusia dalam bermasyarakat.

3. Hasil karya cipta manusia

Pendidikan merupakan suatu proses budaya, maka senantiasa dalam upaya membina dan
mengembangkan cipta, rasa dan karsa ke dalam tiga wujud di atas.
Wujud pertama, yaitu ide dan gagasan sifatnya cenderung abstrak. Adanya dalam pikiranmanusia dan
warga masyarakat di tempat kebudayaan itu berada. Gagasan itu menjadi
motivasi, pendorong, serta memberi jiwa dan makna bagi kehidupan manusia dalam bermasyarakatseh
ingga pola pikir tersebut menjadi suatu sistem yang dianut. Wujud yang kedua adalah kegiatan yang
berpola dari manusia, yaitu aktivitas manusia dalam berinteraksi denganlingkungannya.Dalam
pemahaman yang hampir sama, Daoed Joesoef dalam Raka Joni (1983: 40)menyebutkan bahwa Sumber
ratusan ribu nilai yang ada dalam masyarakat untuk dikembangkan melalui proses pendidikan ada tiga
hal yaitu:

1. Pikiran atau logika

2. Perasaan atau estetika

3. Kemauan (etika)

2
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu karakteristik
perkembangansosial budaya masyarakat akan memberi corak dan warna terhadap perencanaan dan
pelaksanaanpembangunan pendidikan. Sebab Pendidikan adalah sebagai sutu investasi bagi
pengembangan sumberdaya manusia sebagai individu dan anggota masyarakat.
Hafid Abbas (2002) menyebutkan sisdiknas belum dapat berfungsi untuk mempersatukanmanusia
Indonesia. Agar dapat berfungsi, maka :

1. Pendidikan harus dikelola dengan prinsip keadilan

2. pengelolaan pendidikan harus terbuka dalam rangka mengakomodir partisipasi masyarakat ba


nyak

3. pengelolaan pendidikan harus bersifat inklusif dan hindari jauh-jauh eklusif berlebihan

4. pengelolaan pendidikan di semua tingkatan harus secara profesional

5. pengelolaan pendidikan dengan melibatkan semua stakeholder dalam rangka pengayaan dande
mokratisasi pendidikan

6. pendidikan nasional hendaknya benar-benar mendorong tercapainya pemerataan


pendidikanPendidikan telah menjadi watak dan karakter budaya bangsa, namun sejauh ini
hasilnya belum seperti yang diharapkan. Walaupun demikian dalam memenuhi kebutuhan mas
yarakatakan pendidikan, dilihat dari aspek kuantitatif secara nasional pemerintah telah
mengambil berbagai kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan seperti :

1. Perubahan kurikulum pendidikan nasional.

2. Undang-undang dan peraturan mengenai pendidikan, termasuk undang-undang guru dan


dosendan standarisasi pendidikann dan undang-undang lainnya.

3. Peningkatan angka partisipasi belajar anak usia sekolah pada semua jenjang sekolah.

4. Penambahan anggaran pendidikan oleh daerah, sesuai dengan amanat pembukaan Undang-
undang Dasar 1945

5. Konsep manajemen pendidikan berbasis sekolah, standarisasi pendidikan dsb.

3
Pendidikan di Indonesia bersipat multikuktural. (Furnivall, 1944: 468-469). Dia juga
menyebutkan bahwa masyarakat plural Asia Tenggara terutama Indonesia setelah PD II dapat menyatu
dalam satu kesatuan unit politik tunggal. Lebih lanjut Furnivall menyatakan bahwa masyarakat
prular Asia Tenggara akan terjerumus ke dalam anarki jika gagal menemukan formula federasi pluralis
yang memadai (Furnivall, 1944:468-469). Dia juga menyebutkan bahwa masyarakat plural Asia
Tenggara terutama Indonesia setelah PD II dapat menyatu dalam satu kesatuan unit politik tungggal.
Sistem pendidikan nasional Indonesia yang berlatar
belakang plural harus dapat memahamkan bahwa manusia itu beraneka ragam, hendaknya salingmema
hami, mengargai, menerima, dan kerja sama dengan peraturan yang adil dan
propesional,mengambangkan kerjasama demi kejayaan bnagsa. Dengan model pendidikan seperti ini
diakuiadanya keberagaman budaya, dan setiap sub-budaya diberikan kesempaan seluas-luasnya
untuk berkembang dan dipelihara. Model pendidikan multikultural semakin di perkuat lagi denganada
nya otonomi daerah, sehingga masing-masing budaya etnis yang ada di dalam masyarakatdapat
berkembang dan dikembangkan dengan seluas-luasnya.

4
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat indonesia yang di dalamnyamemuat lima dasar
yang didalam isinya merupakan jati diri bangsa Indonesia. Sila-siladalam pancasila menggambarkan
tentang pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagimanusia Indonesia seluruhnya dan seutuhnya.
Pancasila adalah falsafah yang merupakan pedoman berperilaku bagi bangsa indonesia yang sesuai
dengan kultur kita bangsaindonesia.Dan dengan memperhatikan pengertian dan penjelasan atau batas-
batas yang di jelaskan di atas yang memang pada sebenarnya masih banyak lagi yang belum
dicantumkan, dapat di ambil kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yangmenyelidiki
segala sesuatu yang da secara mendalam sampai pada hakikatnya denganmenggunakan akal atau
pikiran. Dan pandangan filsafat pancasila sangantlah menjadilandasan bagi sistem pendidikan nasional
di Indonesia. Dalam arti pendidikan indonesia berdasar akan pancasial.
B. Saran
Menurut pendapat kami pandangan pancasila terhadap sistem pendidikan nasionalharuslah tetap di
jaga, karena pancasila merupakan dasar yang teguh dalam menjalankan pendidikan di Indonesia.
Dengan melestarikan pendidikan di Indonesia maka pola pikirmasayarakat Indonesia semakin maju
serta cara kerja Indonesai juga akan semakin berkembang.

Anda mungkin juga menyukai