Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
YUSRON S.H.M.Si
Bismillahirrahmanirrahim
Assalmualaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang
materi bahasan “Implementasi pengembangan Pendidikan Pancasila di perguruan
tinggi” Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dariberbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dan bekerja sama dalam penyusunan atau dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik . Semoga
makalah tentang materi bahasan “Implementasi pengembangan Pendidikan
Pancasila di perguruan tinggi” dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTARISI
DAFTARISI ................................................................................................................. ii
DAFTARPUSTAKA…..............................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUN
1.1 LATARBELAKANG
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran interdisipliner
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cakupan dari disiplin ilmu negara, disiplin ilmu
hukum, disiplin ilmu pemerintah dan realita dari gejala – gejala kehidupan sosial masyarakat yang
secara kontenporer merupakan bagian cabang ilmu filsafat yang membicarakan tentang
pengembangan pendidikan nilai dan pendidikan pembentukan kepribadian warga negara, bangsa
dan negara. Sebagaimana menurut pasal 6 (ayat 1) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
yang menjelaskan bahwa: “Mata kuliah Pendidikan Pancasila pembelajaran yang memuat
cakupan dari suatu mata pelajaran di dalam pengembangan pembentuk kepribadian yang secara
tujuan dan maksudnya merupakan usaha sadar untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta
didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan yang
dimaksud yaitu bagian yang termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme”. Sedangkan
menurut Nu’man Sumantri (2001, hlm. 299) yang mengemukakan pengertian Pendidikan
Pancasila sebagai berikut: “Pendidikan Pancasila adalah program pendidikan yang berintikan
demokrasi politik yang diperluas dengan sumbersumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh
positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna
melatih para siswa untuk berpikir kritis, analisis, bersikap dan bertindak demokratis yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”
Pendidikan pada dewasa ini telah menjangkau disetiap sendi kehidupan manusia, begitu juga
maksud dan tujuan dari usaha pendidikan yang secara berlangsung bertujuan untuk membangun
potensi-potensi sumber daya yang ada dari dalam kehidupan manusia dengan mutu tujuan untuk
meningkatkan kualitas diri sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa, Makhluk Individu, sosial,
religius, dan estetika. Demikian menurut Ahmad Tafsir (2004, hlm. 6) dikutip oleh Heri Gunawan
(2017, hlm. 20) di dalam judul buku Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, yang
menyebutkan bahwa : “Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya.
Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter, akhlak dan
etika seseorang sehingga baik dan buruknya akhlak seseorang sangat tergantung pada pendidikan.
1
Pendidikan ikut mematangkan kepribadian manusia sehingga tingkah-lakunya sesuai dengan
pendidikan yang telah diterima oleh seorang baik pendidikan formal, informal maupun
nonformal”. Pendidikan sebagai suatu sistem, tidak lain ialah merupakan sesuatu sistem dari suatu
totalitas fungsional yang terarah pada suatu tujuan. Setiap dari subsistem yang ada merupakan
bagian-bagian dari dalam sistem tersebut, serta tersusun dan tidak dapat dipisahkan dari
serangkaian unsur- unsur atau komponen-komponen yang berhubungan baik secara dinamis
maupun dalam keseluruhan pada suatu kesatuan sistem tersebut. Sebagaimana penyelenggaraan
pendidikan yang merupakan suatu sistem dari prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional yang
telah diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, sebagaimana menurut ketentuan umum Pasal 1 (angka 1) UndangUndang Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa
secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk dapat memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.
2
1.2 RUMUSANMASALAH
Dalam penyusunan makalah ini adapun rumusan masalah yang penulis angkat
antara lain :
1. Apa itu Pendidikan pancasila?
2. Mengapa Pendidikan Pancasila di butuhkan d perguruan tinggi?
3. Apa Tujuan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi?
4. Apa Manfaat Pendidikan Pancasila diperguruan tinggi?
5. Bagaimana Implementasi Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi
1.3 TUJUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
menjadi mata kuliah yang harus dilewati mahasiswa baru di awl perkuliahan. Pendidikan
Pancasila ini memang perlu dilaksanakan mengingat peran dan kedudukan Pancasila sendiri
adalah dasar Indonesia di mana di dalamnya terkandung nilai luhur yang wajib menjadi acuan/
landasan dalam berpikir dan berperilaku dalam lingkungan sosial sehari-hari maupun dalam
lingkungan berbangsa dan bernegara.
5
punahnya suatu bangsa.Kepunahan suatu bangsa tidak hanya ditimbulkan oleh faktor eksternal,
tetapi juga ditentukan oleh faktor internal yang ada dalam diri bangsa itu sendiri. Salah satu
contoh terkenal dalam sejarah, ialah musnahnya bangsa Aztec di Meksiko yang sebelumnya
dikenal sebagai bangsa yang memiliki peradaban yang maju, tetapi punah dalam waktu singkat
setelah kedatangan petualang dari Portugis. Dalam rangka menanggulangi keadaan tersebut,
pemerintah telah mengupayakan agar pendidikan Pancasila ini tetap diselenggarakan di
perguruan tinggi. Meskipun pada tataran implementasinya, mengalami pasang surut
pemberlakuannya, tetapi sejatinya pendidikan Pancasila harus tetap dilaksanakan dalam rangka
membentengi moralitas bangsa Indonesia. Dengan demikian, tanggung jawab berada di pundak
perguruan tinggi untuk mengajarkan nilainilai Pancasila sebagai amanat pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 yang menekankan pentingnya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam
hal ini, kecerdasan tidak hanya mencakup intelektual, tetapi juga mencakup pula kecerdasan
emosional, dan kecerdasan spiritual yang menjadi dasar bagi pengembangan kecerdasan
bangsa dalam bentuk kecerdasan ideologis. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa
pendidikan Pancasila sangat penting diselenggarakan di perguruan tinggi. Berdasarkan SK
Dirjen Dikti No 38/DIKTI/Kep/2002, Pasal 3, Ayat (2) bahwa kompetensi yang harus dicapai
mata kuliah pendidikan Pancasila yang merupakan bagian dari mata kuliah pengembangan
kepribadian adalah menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional, dan dinamis, serta
berpandangan luas sebagai manusia intelektual dengan cara mengantarkan mahasiswa: 1. agar
memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung jawab sesuai hati nuraninya 2. agar
memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara
pemecahannya 3. agar mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni 4. agar mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai
budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia. Pendidikan Pancasila sebagai bagian
dari pendidikan nasional, mempunyai tujuan mempersiapkan mahasiswa sebagai calon sarjana
yang berkualitas, berdedikasi tinggi, dan bermartabat agar: 1. menjadi pribadi yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan
berbudi pekerti luhur 3. memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab
sesuai hari nurani 4. mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni 5. mampu ikut
mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi bangsanya. Secara spesifik,
tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah untuk: 1. memperkuat
Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui revitalisasi nilai-nilai dasar
Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara. 2.
memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila kepada
6
mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, dan membimbing untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3. mempersiapkan
mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap berbagai persoalan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui sistem pemikiran yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945. 4. membentuk sikap mental
mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilainilai ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada
tanah air, dan kesatuan bangsa, serta penguatan masyarakat madani yang demokratis,
berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan
dinamika internal daneksternal masyarakat bangsa Indonesia (Direktorat Pembelajaran dan
Kemahasiswaan, 2013: viii). Sebelumnya, penyelenggaraan pendidikan Pancasila sebagai mata
kuliah diperguruan tinggi ditegaskan dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Nomor 914/E/T/2011, tertanggal 30 Juni 2011, ditentukan bahwa perguruan tinggi
harus menyelenggarakan pendidikan Pancasila minimal 2 (dua) SKS atau dilaksanakan
bersama mata kuliah pendidikan kewarganegaraan dengan nama pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan (PPKn) dengan bobot minimal 3 (tiga) SKS. Selanjutnya, Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012, tentang pendidikan tinggi, memuat penegasan
tentang pentingnya dan ketentuan penyelenggaraan pendidikan Pancasila sebagaimana
termaktub dalam pasal-pasal berikut: 1. Pasal 2, menyebutkan bahwa pendidikan tinggi
berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. 2. Pasal 35 ayat (3) menegaskan
ketentuan bahwa kurikulum pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
memuat mata kuliah: agama, Pancasila, kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Dengan
demikian, berdasarkan ketentuan dalam pasal 35 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2012, ditegaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan Pancasila di perguruan
tinggi itu wajib diselenggarakan dan sebaiknya diselenggarakan sebagai mata kuliah yang
berdiri sendiri dan harus dimuat dalam kurikulum masing-masing perguruan tinggi. Dengan
demikian, keberadaan mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan kehendak negara, bukan
kehendak perseorangan atau golongan, demi terwujudnya tujuan negara.
7
khusus tujuan Pendidikan Pancasila terkandung dalam tujuan Pendidikan Nasional, yaitu:
meningkatkan manusia yang berkualitas, berimtak, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,
bertanggungjawab, dan produktif, serta sehat jasmani dan rohani ... dan harus menumbuhkan
jiwa patriotik, mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan,
kesetiakwanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa, sikap menghargai jasa para pahlawan,
dan berorientasi ke masa depan. Disamping itu, menurut hasil lokakarya mata kuliah
Pendidikan Pancasila tahun 1978, tujuan perkuliahan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi
adalah: 1) Mahasiswa mengerti dan menghayati tentang Pancasila yang sah dan benar
sebagaimana uang telah dirumuskan secara formal dalam Pembukaan UUD 1945, alenia IV 2)
Mahasiswa mengamankan Pancasila dari segala macam bahaya darimana pun datangnya 3)
Mahasiswa dapat mengamalkan Pancasila dalam kehidupannya seharihari dalam masyarakat
sesuai dengan keahliannya masing-masing. 4) Mahasiswa ikut aktif berperan dalam
mengusahakan kelestarian Pancasila, Pandangan hidup bangsa dan dasar Negara Republik
Indonesia. Tujuan Pendidikan Pancasila tidak dapat dilepaskan dari tujuan nasional bangsa
Indonesia serta tujuan pendidikan nasional. Tujuan nasional bangsa Indonesia telah ditetapkan
dalam pembukaan UUD NRI 1945, alinea ke-4 yakni : 1) melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia; 2) memajukan kesejahteraan umum; 3) mencerdaskan
kehidupan bangsa; dan 4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Tujuan nasional bangsa Indonesia tersebut haruslah
direalisasikan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk pada bidang pendidikan.
Pendidikan nasional Indonesia diatur di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Di dalam Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai fungsi dan
tujuan pendidikan nasional di atas maka, diselenggarakanlah pendidikan di perguruan tinggi.
Pendidikan tinggi yang memiliki salah satu fungsi “berkembangnya potensi mahasiswa agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten dan berbudaya untuk
kepentingan bangsa” tidaklah boleh mengabaikan realita kehidupan yang mengglobal. Untuk
mengantisipasi perkembangan dan perubahan dalam masyarakat maka mahasiswa harus
8
dibekali dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) yang sesuai dengan nilai-
nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut menjadi pegangan hidup
bagi warga negara dalam menjalani kehidupannya di masyarakat. Nilai-nilai tersebut akan
memantapkan kepribadiannya sebagai warga negara Indonesia yang bersendikan Pancasila.
Untuk menumbuhkan kesadaran, sikap, dan perilaku yang bersendikan nilai-nilai Pancasila
maka dilaksanakanlah Pendidikan Pancasila sebagai salah satu mata kuliah Pengembangan
Kepribadian di perguruan tinggi. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen
Pendidikan Nasional Nomor 265/Dikti/Kep/2000 Pasal 4, menyatakan bahwa tujuan
Pendidikan Pancasila yang mencakup unsur Filsafati Pancasila di perguruan tinggi adalah
sebagai berikut: 1) Dapat memahami dan mampu melaksanakan jiwa Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945 (UUD 1945) dalam kehidupannya sebagai warganegara Republik
Indonesia 2) Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang hendak diatasi dengan menerapkan
pemikiran yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. 3) Memupuk sikap dan perilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai dan norma Pancasila, sehingga mampu menanggapi perubahan yang
terjadi dalam rangka keterpaduan IPTEKS dan pembangunan. 4) Membantu mahasiswa dalam
proses belajar, proses berpikir, memecahkan masalah dan mengambil keputusan dengan
menerapkan strategi heuristik terhadap nilai-nilai Pancasila. Lebih lanjut lagi, Laboratorium
Pendidikan Pancasila (Lapsila) IKIP Malang, 1990 (dalam Soegito, 2003) merumuskan tujuan
mata kuliah Pendidikan Pancasila adalah untuk: 1) Meningkatkan penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai Pancasila yang benar dan sah, yang dapat dipertanggungjawabkan
secara hukum, teoritis ilmiah, filosofis ideologis, etis-moral, teistis-religius. 2) Meningkatkan
kesadaran dan kebanggaan bahwa nilai-nilai Pancasila bersumber dari sosio-budaya bangsa,
sebagai perwujudan jiwa dan kepribadian bangsa. 3) Meningkatkan kesetiaan dan kebanggaan
warga negara sebagai kesatuan nilai yang utuh, agar bangsa Indonesia bertekad
mengembangkan, mewariskan, dan melestarikan Pancasila dan UUD 1945. Sementara itu,
menurut Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dikti (2013), Pendidikan Pancasila
sebagai bagian dari pendidikan nasional mempunyai tujuan mempersiapkan mahasiswa
sebagai calon sarjana yang berkualitas, berdedikasi tinggi, dan bermartabat agar: 1. Menjadi
pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Sehat jasmani dan
rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur. 3. Memiliki kepribadian yang mantap,
mandiri, dan bertanggung jawab sesuai hati nurani. 4. Mampu mengikuti perkembangan
IPTEK dan seni. 5. Mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan mewujudkan
kesejahteran bagi bangsa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa secara spesifik tujuan
9
penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah untuk: 1. Memperkuat
Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui revitalisasi nilai-nilai dasar
Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2.
Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila kepada
mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, dan membimbing untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 3. Mempersiapkan
mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap berbagai persoalan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui sistem pemikiran yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. 4. Membentuk sikap mental mahasiswa yang
mampu mengapresiasi nilainilai ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan
kesatuan bangsa, serta penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan dan
bermartabat berlandaskan Pancasila, agar mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan
eksternal masyarakat bangsa Indonesia.
10
menjadikan nilai Pancasila sebagai proses hidup dan berkehidupan bersama (learning to be and
learning to live together), hari ini dan hari esok. Manfaat Pendidikan Pancasila di atas
menggambarkan pada pembentukan kompetensi yang mencakup pada pengembangan
kecerdasan intelektual, akhlak mulia dan keterampilan.
11
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Menurut pendapat saya, kesadaran berbagsa bernegara tidak akan pernah terwujud, kecuali
dimulai dari pendidikan (a.l Pancasila, Kewarganegaraan, Bela Negara). Maka dengan
pendidikan akan tercipta kesadaran berbangsa dan bernegara. Selanjutnya apabila kesadaran
berbangsa dan bernegara sudah terbentuk, maka akan melahirkan kebanggaan terhadap bangsa
dan negara. Jika kebanggaan sudah ada dan dimiliki oleh segenap warga negara, maka dia akan
cinta terhadap tanah airnya, kalau hal ini (cinta tanah air) sudah ada/dimiliki, maka rela
berkorban untuk bangsa dan negara akan tercipta.
3.2 SARAN
Penulis menyadari Makalah ini masih belum sempurna maka dari itu kami
mengharapkan Kritik serta saran yang bermanfaat serta membangun agar kelak dikemudian
hari penulis dapat membuat makalah yanglebih baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
13