Dosen Pengampu :
Elvira Junisa, M.Pd
Disusun Oleh :
Putri Jasmine (41223010031)
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
Judul.......................................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................3
Bab 1..................................................................................................................4-6
Pendahuluan......................................................................................................4-6
Latar Belakang...................................................................................................4-5
Rumusan Masalah.................................................................................................6
Tujuan Masalah.....................................................................................................6
Manfaat Masalah...................................................................................................6
Bab 2................................................................................................................7-18
Pembahasan.....................................................................................................7-18
a. Tujuan Pendidikan Pancasila.................................................................7-
11
Tujuan Nasional...............................................................................9-10
Kompetensi Pendidikan Pancasila..................................................10-
11
b. Metode Pendidikan Pancasila..............................................................11-
15
c. Landasan Pendidikan Pancasila...........................................................15-
18
Landasan Historis...........................................................................15-16
Landasan Yuridis............................................................................16-
17
Landasan Filosofis..........................................................................17-
18
Bab 3...................................................................................................................19
Penutup...............................................................................................................19
Saran...................................................................................................................20
3
Daftar Pustaka.....................................................................................................21
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
4
Sedangkan menurut Nu’man Sumantri yang mengemukakan pengertian
Pendidikan Pancasila adalah sebagai berikut: “Pendidikan Pancasila adalah
program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan
sumbersumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan
sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih
para mahasiswa untuk berpikir kritis, analisis, bersikap dan bertindak
demokratis yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945”.
5
1.2 RUMUSAN MASALAH
6
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari masyarakat dan
pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan generasi
penerusnya, selaku warga masyarakat, bangsa dan negara secara berguna dan
bermakna.
Untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap perilaku
yang cinta tanah air pastinya perlu pengembangan wawasan dan ketahanan pada
setiap warga negara. Rakyat Indonesia melalui Majelis Perwakilannya,
menyatakan bahwa pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa , mewujudkan
manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan YME, berkualitas, dan mandiri, sehingga mampu membangun dirinya
dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan
nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang
diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang
memancarkan iman dan takwa kepada Tuhan YME dalam masyarakat yang
terdiri atas berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang
adil dan beradab, perilaku kebudayaan, dan beraneka ragam kepentingan
bersama di atas kepentingan perorangan atau golongan. Dengan demikian,
perbedaan pemikiran, pendapat, dan kepentingan diatasi melalui keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
7
Dalan UU No.2 Tahun 1989 tentang system Pendidikan Nasional dan
juga termuat dalam SK Dirjen Dikti. No38/DIKTI/Kep/2003, dijelaskan bahwa
tujuan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang mendukung kerakyatan
yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan, perilaku yang
mendukung upaya terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Pendidikan Pancasila betujuan untuk menghasilkan masyarakat Indonesia
yang beriman dan bertaqwa Tuhan yang maha esa, dengan sikap dan perilaku :
a. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab
sesuai dengan hati nuraninya
b. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan
serta cara-cara pemecahannya.
c. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
d. Perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap tuhan yang maha
esa.
e. Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab dan
kebudayaan
f. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai
budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.
g. Beraneka kepentingan perilaku yang mendukung kerakyatan yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
perorangan/golongan.
8
2. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar
Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia,
serta membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
9
rakyat dan demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa,
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
10
4. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk memaknai
peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang
persatuan Indonesia.
11
yang diperoleh sebelumnya sebagai modal dasar bagi berlangsungnya
pembelajaran yang dialogis Metode memiliki peranan yang penting dalam
upaya mendukung tercapainya hasil belajar yang dinginkan.
12
tingkat implementasi di kehidupan masyarakat.Metode reflektif-hermeneutik
dimaksudkan untuk melatih kemampuan menafsirkan peristiwa-peristiwa,
symbol dan sejarah Indonesia dalam konteks kekinian dan
kebermaknaannya bagi kehidupan bangsa sekarang dan masa datang.
Metode adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai suatu tujuan, makin baik metode yang di gunakan makin efektif pula
pencapain tujuan (Winarno Surakhmad, 1979: 75) Pembelajaran atau
pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa.Dalam
pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang
diinginkan (Hamzah B Uno, 2006 : 2).
13
Dalam proses pembelajaran civics atau pendidikan kewarganegaraan
perlu dikembangkan sesuai dengan pendekatan field psychology yaitu strategi
pembelajaran yang mengkombinasikan antara inkuiri dengan ekspositori.
Melalui pendekatan inquiry peserta didik dapat termotivasi untuk belajar secara
kontekstual sesuai dengan gejala-gejala/fenomena kewarganegaraan yang
sedang terjadi yang kemudian guru bersama peserta didik mencari solusi atau
jawabannya. Sedangkan dengan pendekatan ekspositori maka pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan lebih bermakna dengan penyampaian materi
secara optimal melalui materi-materi yang faktual dan aktual.
14
Pembelajaran berbasis portofolio mengajak peserta didik untuk bekerjasama
dengan teman-temannya di kelas dan dengan bantuan guru agar tercapai tugas-
tugas pembelajaran berikut.
Strategi tersebut harus didukung dengan metode yang tepat sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Dilihat
dari segi pedagogis dan filosofinya, metode yang tepat dalam pembelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan harus yang berorientasi pada misi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai wahana pendidikan
demokrasi dan pembangunan nilai atau karakter agar menjadi warga negara
yang baik dan cerdas.
15
berupa peradaban, Agama, hidup, ketatanegaraan, kegotongroyongan,
struktur sosial dari masyarakat Indonesia. Terbentuknya bangsa Indonesia
melalui proses sejarah sejak masa kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit,
masa penjajahan dan kemudian mencapai kemerdekaan merupakan proses
panjang.
Pada masa kerajaan Kutai berkuasa telah ada adat kenduri dan
memberikan sedekah kepada para brahmana. Kemudian para brahmana
membangun yupa (tiang batu) sebagai tanda terima kasih kepada raja
Mulawarman. Fenomena ini menggambarkan adanya nilai sosial politik dan
ketuhanan pada masa itu.
16
2.3.2 Landasan Yuridis
Pendidikan Pancasila memiliki landasan yuridis yangdapat dilihat
dasar rasionalnya dimulai dari tujuan negara Indonesia yang termuat di
dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
17
2.3.3 Landasan Filosofis
Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi merupakan kajian ilmiah
yang bersifat interdisipliner (kajian antar-bidang). Pembahasan ini
mendudukkan Pancasila dari dua sisi. Pertama, Pancasila diposisikan sebagai
objek kajian (objek material) untuk memahami makna yang terdalam dari
sila-sila Pancasila. Kedua, Pancasila diposisikan sebagai objek formal
(perspektif) dalam menyelesaikan berbagai macam persoalan kehidupan
berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di Indonesia.
Terkait dengan posisi Pancasila sebagai perspektif,terdapat tiga
landasan filosofis yang meliputi landasan ontologis, landasan
epistemologis dan landasan aksiologis. Landasan ontologis artinya
adalah dasar keberadaan pengetahuan ilmiah (substansi keilmuan).
Landasan epistemologis berkaitan dengan sumber dan metode dan
kriteria kebenaran untuk memperoleh pengetahuan.
Landasan aksiologis berkaitan dengan nilai-nilai etik dan estetik
yang melandasi pengetahuan. Landasan ontologis Pancasila bertitik
tolak dari keberadaan manusia Indonesia.
Manusia Indonesia yang memiliki adat-istiadat, budaya dan sistem
nilai sendiri yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Indonesia
sendiri yang menjadi identitasnya. Dengan kata lain adanya Pancasila tidak
dapat dilepaskan dari keberadaan manusia Indonesia sebagai pemilik,
pendukung dan pengembang nilai-nilai Pancasila. Landasan epistemologis
Pancasila dapat ditelusuri dari terbentuknya pengetahuan sistematis tentang
Pancasila yang dimulai dari adanya perenungan mendalam para pendiri negara
tentang dasar filsafat negara. Terbentuknya pengetahuan Pancasila
dengan menggunakan berbagai macam metode ilmiah yang selanjutnya akan
diuraikan pada bab tersendiri.
18
BAB 3
PENUTUP
Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi dasar
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakat indonesia, nilai-nilai
Pancasila merupakan cakupan dari nilai, norma, dan moral yang harusnya mampu
diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, sebab apabila Bangsa Indonesia
mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut maka degradasi moral dan kebiadaban
masyarakat dapat diminimalisir, secara tidak langsung juga akan mengurangi
kriminalitas di Indonesia, meningkatkan keamanan dan kesejahteraan bangsa
Indonesia. Di dalam Pancasila terkandung lima nilai yang menjadi pedoman
kehidupan bagi rakyat Indonesia.
Sila pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” Sila ini mengandung arti bahwa
pengakuan atas keberadaannya Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya.
Di negara Indonesia terdapat perbedaan kepercayaan, tetapi semua kepercayaan
tersebut mengakui bahwa Tuhan sebagai pencipta alam beserta isinya. Sila pertama ini
sangat diamalkan di Indonesia seperti toleransi beragama yang sangat erat di
Indonesia.
Sila kedua berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” Sila ini mengandung arti
bahwa setiap manusia adalah makhluk yang sama. Masyarakat Indonesia memiliki
hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara.
Sila ketiga berbunyi “Persatuan Indonesia” Sila ini mengandung arti bahwa kita
sebagai warga negara Indonesia harus Bersatu dan mengutamakan kepentingan bangsa
diatas kepentingan perseorangan.
Sila keempat berbunyi “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan” Sila ini mengandung arti bahwa segala
19
perbedaan pendapat dapat diselesaikan dengan kepala dingin secara musyawarah.
Musyawarah merupakan suatu system pengambilan keputusan yang melibatkan
banyak orang dengan mengakomodasi semua kepentingan sehingga tercipta satu
keputusan yang disepakati Bersama.
Sila kelima berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” Sila ini
mengandung arti bahwa keadilan yang didapatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia
seacara adil tidak dibeda-bedakan. Jika seseorang melanggar peraturan akan diberikan
sanksi yang adil sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya. Dengan adanya keadilan
ini masyarakat akan merasakan kesetaraan dan tidak ada yang merasa dirugikan.
SARAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Kaelan, 2013, Negara Kebangsaan Pancasila: Kultural, Historis, Filosofis,
Yuridis, dan Aktualisasinya. Yogyakarta: Penerbit Paradigma.
22