Disusun Oleh :
Bagja Dawang Komara
Annastasya Aguilera
Nena Nurmaulani
Minnatul Maula
Ayuni
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Konsep
Dasar IPS pada pokok materi ” Konsep-konsep dasar dan karakteristik pendidikan
IPS”.
Makalah ini berisi tentang beberapa hal yang berkaitan dengan ilmu-ilmu
sosial. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan
lebih luas mengenai pendidikan bagi pembacanya, khususnya bagi kami.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ani Rosidah, S.Pd., M.Pd. selaku
dosen pengampu Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS) yang telah memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah konsep dasar IPS.
Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih untuk semua pihak yang telah
membantu penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kritik dan saran sangat
penulis harapkan agar lebih baiknya makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi penulis dan
pembaca, antara lain:
1. Bagi penulis makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan
2. Bagi pembaca makalah ini bermanfaat sebagai bahan acuan dan refrensi
belajar
3. Dan memberi kemudahan untuk memahami materi pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih
tinggi. Menurut Hasan (1996; 107), tujuan pendidikan IPS dapat dikelompokkan
ke dalam tiga kategori:
- pengembangan kemampuan intelektual siswa,
- pengembangan kemampuan
- rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat. dan bangsa serta
pengembangan diri siswa sebagai pribadi.
Tujuan pertama : berorientasi pada pengembangan kemampuan intelektual yang
berhubungan dengan diri siswa dan kepentingan ilmu pengetahuan khususnya
ilmu-ilmu sosial.
Tujuan kedua : berorientasi pada pengembangan diri siswa dan kepentingan
masyarakat.
Tujuan ketiga : lebih berorientasi pada pengembangan pribadi siswa baik untuk
kepentingan dirinya, masyarakat maupun ilmu.
Berdasarkan pendapat di atas, ada tiga aspek yang harus dituju dalam
pengembangan pendidikan IPS:
aspek intelektual, kehidupan sosial, dan kehidupan individual. Pengembangan
kemampuan intelektual lebih didasarkan pada pengembangan disiplin ilmu itu
sendiri serta pengembangan akademik dan thinking skills. Tujuan intelektual
berupaya untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami disiplin
ilmu sosial, kemampuan berpikir, kemampuan prosesual dalam mencari informasi
dan mengkomunikasikan hasil temuan. Pengembangan intelektual ini akan selalu
berhubungan dengan aspek pengembangan individual. Pengembangan kehidupan
sosial berkaitan dengan pengembangan kemampuan dan tanggung jawab siswa
sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu tujuan ini mengembangkan
kemampuan seperti berkomunikasi, rasa tanggung jawab sebagai warga negara
dan warga dunia, kemampuan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan dan bangsa. Termasuk dalam tujuan ini adalah pengembangan
pemahaman dan sikap positif siswa terhadap nilai, norma dan moral yang
berlaku dalam masyarakat.
4
B. Landasan Filosofis PIPS
Melalui pendidikan dan pengajaran IPS siswa diharapkan memiliki bakat dan
minat terhadap ilmu-ilmu sosial dan dapat memecahkan persoalan-persoalan yang
riil ketika mereka tamat pada jenjang persekolahan tertentu dan dapat hidup
berinteraksi dalam lingkungan masyarakat sebagai insan pembangunan bangsa
yang memiliki moral, pekerti yang baik dan mandiri. Keberehasilan pendidikan
dan pengajaran IPS akan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap
pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan dasar tersebut diatas pada kurikulum pendidikan dan pengajaran dibawah
naungan Pendidikan Nasional terdapat kebijakan kurikulum mata pelajaran IPS ,
misalnya Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi satuan
Pendidikan dasar dan Menengah, sedangkan untuk lembaga pendidikan tinggi
5
melalui surat Dirjen Dikti Nomor 30/DIKTI/KEP/2003, telah ditetapkan rambu-
rambu pelaksanaan kelompok mata kuliah berkehidupan bermasyarakat di
Pergurtuan Tinggi.
Untuk Pendidikan dan Pengajaran IPS pada satuan Pendidikan Dasar (SD/MI dan
SMP/Mts) diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, termasuk
didalamnya kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
pengajaran pada satuan pendidikan IPS diberikan secara terpadu. Pada tingkat
SMA/MA pelajaran IPS bermuatan akademis dan masuk pada kelompok mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
(2) kebutuhan peserta didik yang hidup dalam masyarakat. Nilai-nilai filsafat
Pendidikan harus dilaksanakan dalam prilaku kehidupan sehari-hari. Dari sekian
banyak alternatif landasan utama dalam mengembangkan kurikulum pendidikan
salah satunya adalah Landasan Filosofis.
(1) Esensialisme
6
(2) Perenialsme
Perenialsme adalah aliran yang memandang, bahwa sasaran yang harus dicapai
oleh pendidikan adalah kepemilikan atas prinsip-prinsip tentang kenyataan,
kebenaran dan nilai yang abadi, serta tidak terkait oleh ruang dan waktu. Dalam
pandangan aliran Perenialisme kurikulum akan menjadi sangat ideologis karena
dengan pandangan-pandangan ini menjadikan siswa atau peserta didik sebagai
warga Negara yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diinginkan oleh Negara. Pandangan perenialisme lebih menekankan pada Transfer
Budaya (transfer of culture), seperti dalam Implementasinya pada kurikulum IPS
yang bertujuan pada pengembangan dan pembangunan jati diri bangsa peserta
didik dalam rangka menuju tercapainya integrasi bangsa. Aliran ini juga dikenal
menekankan pada kebenaran yang absolut, kebenaran universal yang tidak terikat
pada ruang dan waktu, aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
(3) Progresivisme
(4) Rekonstruksionisme
7
lainnya dalam aktivitas jual-beli. Dengan demikian guru tidak menjelaskan atau
membuat definisi, tetapi dari fakta-fakta tersebut siswalah yang aktif melihat
fakta dan dapat mendifinisikannya.
Secara sadar atau tidak guru IPS ikut aktif dalam tatanan kerja masa transisi
yang sedang populer saat ini dalam kemajuan belajar melalui
Informasi Teknologi, paling tidak guru IPS harus dipertautkan kembali dalam
keterlibatan filosofis atau filsafat yang berkembang khususnya dalam bidang
pendidikan. Ada dua aliran filsafat ekstreminitas :
pertama sikap reaksioner adalah aliran yang paling hati-hati dan takut kepada
pembaharuan;
kedua sikap Radikal adalah sikap paling keranjingan atau mendukung
pembaharuan. Dengan dua sikap ekstreminitas diatas, maka guru IPS dalam
pendekatan pribadi dapat menempati salah satu empat titik utama yang terletak
diantara dua ekstreminitas tersebut.
N. Daldjoeni dalam buku beliau “Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial” (1992 :
37 – 38) merincikan Empat Titik Utama secara filosofis bagi kinerja guru IPS
dalam melakukan seleksi diantara dua ekstreminitas perkembangan dan perubahan
zaman tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Perenialisme; itu berdasarkan keyakinan adanya kebenaran yang sifatnya abadi
dan mutlak. Sehubungan dengan itu sekolah bertugas membantu para siswa
menemukan kebenaran-kebanaran itu. Faham ini berakar pada filsafat Thomas
Aquino.
(2) Esensialisme; berisi faham bahwa ada hakekat-hakekat minimum tertentu yang
harus dipertahankan sekolah. Hakekat tersebut dapat berubah-ubah dalam
rentangan zaman, tetapi untuk masa tertentu hakekat itu merupakan endapan dari
pengetahuan dan kebijaksanaan yang berasal dari masa lampau. Inilah yang
perelu diterimakan kepada generasi sekarang di sekolah.
(3) Progresivisme; beretalian dengan faham William James dan John Dewey
tentang faham ‘pragmatisme’, dimana penyelelidikan sesuatu harus dilakukan
secara ilmiah. Dalam hal itu sekolah merupakan pendahulunya.
(4) Rekonstruksionisme; meskip ini mirip dengan Progresivisme, akan tetapi lebih
maju lagi, karena secara konkrit ini lebih mendekati tujuan yang diidamkan oleh
progresivisme. Karena itu sekolah diharapkan menjadi pelopor usaha
pembaharuan masyarakat. Filsafat ini dari Theodore Brameld.
8
C. Disiplin-disiplin Ilmu Sosial Dalam Pendidikan IPS
9
kehidupan politik pada saat itu memerlukan adanya upaya pendidikan yang
diarahkan untuk membentuk identitas bangsa yang kuat. Pelajaran Sejarah akan
mampu memberikan landasan yang kuat karena ia akan mampu menggambarkan
perkembangan dan dinamika kehidupan masyarakat dan kekuasaan yang ada di
wilayah Nusantara. Sementara melalui Geografi Indonesia, siswa diperkenalkan
pada wilayah Republik Indonesia dengan berbagai keragaman corak lingkungan
fisik dan budayanya.
Seiring dengan terjadinya perubahan politik pada saat itu yaitu dengan
terjadinya pergantian pemerintahan dari pemerintah Orde Lama kepada
pemerintah Orde Baru maka berpengaruh pula pada perubahan kurikulum.
Kurikulum 1964 digantikan oleh kurikulum 1968. Dalam kurikulum 1968,
disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam pendidikan IPS masih meliputi
pendidikan Sejarah, geografi dan ekonomi. Perubahan yang paling utama terlihat
dari perubahan mata pelajaran civics menjadi kewarganegaraan. Mata pelajaran
ini kemudian berubah menjadi Pendidikan Moral Pancasila dan terakhir disebut
dengan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pada kurikulum selanjutnya
yaitu kurikulum tahun 1975, disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam
pendidikan IPS lebih beragam. Disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam
kurikulum 1975 meliputi geografi dan kependudukan, sejarah ekonomi-koperasi,
antropologi budaya serta tata buku dan hitung dagang. Perubahan yang signifikan
terlihat dalam disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam kurikulum
selanjutnya yaitu kurikulum tahun 1984. Disiplin ilmu sosial yang dikembangkan
dalam kurikulum 1984 memasukkan disiplin ilmu sosiologi, antropologi, hukum,
politik disamping disiplin ilmu sejarah, geografi, ekonomi. Selain itu dalam
kurikulum tahun 1984 dimasukkan kajian-kajian kemasyarakatan yang
diintegrasikan dalam pendidikan IPS. Kajian tersebut adalah tentang lingkungan
hidup dan keluarga berencana yang dirumuskan dalam tujuan kurikuler mata
pelajaran geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara. Kurikulum
selanjutnya yaitu kurikulum tahun 1994 tidak terjadi perubahan yang berarti
dalam hal disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam pendidikan IPS.
Disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam pendidikan IPS berdasarkan
kurikulum 1994 masih meliputi sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi,
politik dan hukum. Perubahan hanya terlihat dari pergantian label mata pelajaran
geografi menjadi ilmu bumi serta adanya pemisahan mata pelajaran sosiologi dan
antropologi pada tingkat SMA yang sebelumnya diberikan dalam satu mata
pelajaran sosiologi-antropologi.
Demikian juga pada kurikulum tahun 2004, disiplin ilmu sosial yang
dikembangkan masih meliputi sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi,
politik dan hukum. Hanya saja pada kurikulum tahun 2004, mata pelajaran
sejarah disatukan dengan pendidikan kewarganegaraan. Namun pada kurikulum
selanjutnya yaitu kurikulum tahun 2006, sejarah dikembangkan secara terpisah
dengan pendidikan kewarganegaraan. Perubahan yang cukup signifikan dalam
pengembangan Pendidikan IPS melalui kurikulum tahun 2004 dan 2006 adalah
dimasukkannya kajian tentang masyarakat multikultural, pendekatan ilmu
teknologi dan masyarakat serta pendekatan kemasyarakatan dalam menghadapi
persaingan di era globalisasi. Memperhatikan disiplin-disiplin ilmu sosial yang
10
dikembangkan dalam kurikulum pendidikan IPS di Indonesia maka kita dapat
menyimpulkan bahwa tradisi pengembangan pendidikan IPS di Indonesia biasanya
terdiri dari disiplin ilmu ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, politik, hukum dan
pendidikan kewarganegaraan. Apabila kita bandingkan dengan tradisi social
studies di Amerika Serikat maka disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam
social studies lebih beragam bila dibandingkan dengan tradisi pendidikan IPS di
Indonesia. Disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam social studies di
Amerika Serikat meliputi antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah,
hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, religi dan sosiologi. Selain itu bidang
ilmu lain yang dianggap memiliki relevansi dan dapat mendukung pengembangan
social studies seperti ilmu kemasyarakatan, matematika dan ilmu-ilmu kealaman
menjadi bagian dari kajian social studies. Meskipun demikian, disiplin ilmu
sosial yang dikembangkan dalam pendidikan IPS di Indonesia dianggap dapat
mewakili pencapaian tujuan yang diharapkan. Pengembangan pendidikan IPS
yang ditujukan sebagai pembentukan kewarganegaraan dapat dikembangkan
melalui pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan serta sejarah. Pengembangan
pendidikan IPS sebagai ilmu sosial yang merujuk pada pengembangan segi
keilmuan sosial itu sendiri dapat diwakili oleh beberapa disiplin ilmu seperti
geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, dan antropologi.
Untuk Indonesia sendiri, tradisi pendidikan IPS yang berlaku biasanya
diberikan dalam bentuk inter dan mono disipliner. Setiap tingkatan persekolahan
diberikan pendidikan IPS dengan struktur pemberian materi yang berbeda yang
disesuaikan dengan tingkat usia siswa. Untuk tingkat sekolah dasar diberikan
materi pendidikan IPS yang dikemas secara terpadu dengan mengambil tema-
tema yang berkaitan dengan bidang sosial. Pada tingkat SLTP, pendidikan IPS
diberikan secara interdisipliner yang terdiri dari bidang ilmu sejarah, geografi dan
ekonomi. Sedangkan pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan diberikan secara
terpisah. Sementara itu untuk tingkat sekolah menengah atas, pendidikan IPS
diberikan secara terpisah dalam arti dikembangkan secara tersendiri menurut
masing-masing disiplin ilmu. Dilakukan organisasi materi dalam pengembangan
model dan prosedur pengembangan materi kurikulum pendidikan IPS. Organisasi
materi ini akan membahas mengenai bagaimana materi yang ada diatur sehingga
merupakan satu kesatuan yang utuh. Dalam arti kata lain, organisasi materi
berbicara tentang bagaimana cara mengemas pendidikan IPS yang sesuai dengan
kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa. Ilmu_ilmu sosial:
Disiplin Ilmu Sosial Salah Satu Sumber Materi Pendidikan
Disiplin Ilmu Sosial Sumber Materi Pendidikan Pendekatan Terpadu Pendekatan
Berhubungan Pendekatan Terpisah
Bentuk pendidikan IPS akan sangat tergantung dari definisi atau pengertian
yang dianut seseorang tentang pendidikan IPS. Dalam hal ini terdapat dua
pendapat dalam bentuk penyajian pendidikan IPS:
Pendapat pertama mengemukakan bahwa materi dari disiplin-disiplin ilmu sosial
dijadikan sebagai salah satu sumber materi/ pokok bahasan kurikulum pendidikan.
pendapat kedua melihat pendidikan ilmu sosial merupakan pendidikan dari ilmu-
iilmu sosial dalam pengertian bahwa pendidikan IPS dikembangkan dari disiplin
ilmu sosial sebagai satu-satunya sumber materi pendidikan. Berdasarkan pendapat
11
kedua maka terdapat beberapa cara pengorganisasian materi disiplin-disiplin ilmu
sosial yang dikembangkan dalam pendidikan IPS, yaitu :
1. Organisasi terpisah
Merupakan bentuk organisasi kurikulum yang mengajarkan setiap disiplin ilmu-
ilmu sosial secara terpisah berdasarkan ciri dan karakteristik masing-masing
disiplin ilmu.
2. Organisasi korelatif/ berhubungan
Merupakan bentuk organisasi materi yang mencoba mencari keterkaitan
pembahasan antara satu pokok bahasan dengan pokok bahasan lainnya tanpa
menghilangkan ciri dari satu disiplin ilmu sosial yang utama. Dengan keterkaitan,
siswa belajar mengenai satu pokok bahasan dari disiplin lain.
3. Organisasi fusi/ terpadu
Merupakan peleburan dari berbagai bidang ilmu-ilmu sosial yang dikemas
sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan pendidikan dan kepentingan siswa.
Organisasi materi pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar menggunakan
pendekatan secara terpadu / fusi. Materi pendidikan IPS yang disajikan pada
tingkat sekolah dasar tidak menunjukkan label dari masing-masing disiplin ilmu
sosial. Materi disajikan secara tematik dengan mengambil tema-tema sosial yang
terjadi di sekitar siswa. Demikian juga halnya tema-tema sosial yang dikaji
berangkat dari fenomena-fenomena serta aktivitas sosial yang terjadi di sekitar
siswa.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mata Kuliah konsep dasar IPS bertujuan bahwa IPS mempersiapkan
siswa untuk studi lanjut dibidang social science, jika nantinya masuk ke
perguruan tinggi. IPS bertujuan untuk mendidik kewarganegaraan yang baik,
mempelajari masalah – masalah sosial yang pantang dibicarakan di muka
umum, IPS pada hakikatnya adalah suatu kompromi. Selain memiliki tujuan
tersebut, konsep dasar IPS memiliki nilai edukatif, praktis, nilai teoritis, nilai
filsafat, dan nilai ketuhanan. IPS juga merupakan suatu sarana pendidikan yang
memaparkan manusia di dalam segi tiga waktu (waktu, ruang dan hidup)
Aspek – aspek pembelajaran konsep dasar IPS diantaranya : keruangan dan
konektivitas antar ruang dan waktu, perubahan masyarakat Indonesia , jenis dan
fungsi, serta interaksi manusia dengan lingkungan. Konsep dasar IPS memiliki
prinsip: keperluan, ketepatan, mudah dipelajari serta prinsip kegunaan.
Konsep dasar IPS memiliki berbagai karakteristik baik dilihat dari materi
maupun strategi penyampaian pengajaran IPS. Dilihat dari materinya, materi
IPS digali dari kehidupan sehari – hari di dalam masyarakat. Sedangkan
strategi penyampaian pembelajarannya didasarkan pada tradisi yang ada.
B. Saran
Di Sekolah Dasar, pembelajaran IPS harus dapat dibelajarkan pada
peserta didik dengan baik dan tepat karena sebagai bidang pendidikan, IPS
tidak hanya membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial, melainkan
berupaya membina dan mengembangkan mereka menjadi SDM Indonesia yang
berketrampilan sosial dan intelektual sebagai warga negara yang memiliki
perhatian serta kepedulian sosial yang bertanggung jawab merealisasikan tujuan
nasional. Selain itu, kehidupan peserta didik di masyarakat dan dalam
bermasyarakat yang terus berkembang, menjadi landasan bagi pengembangan
IPS sebagai bidang pendidikan sesuai dengan tuntutan perubahan serta
kemajuan kehidupan peserta didik tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://fetiriantika.blogspot.com/2014/06/makalah-individu-konsep-pendidikan-
ips.html?m=1
https://melpariap.weebly.com/
https://images.app.goo.gl/o5LXZZ1mDWQvqcvZ6
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/Direkto
ri/DUAL-
MODES/PENDIDIKAN_IPS_DI_SD/BBM_1.pdf&ved=2ahUKEwjkiZqV1_fsAhW
UX3wKHYApANEQFjAAegQIAhAB&usg=AOvVaw1Vqvxhtp50faUhlmkbelNX&
cshid=1605001695973
http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-ips/
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/Direkto
ri/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/Prof._Dr._Ranidar_Darwis/PIPS/h
andout_PIPS/LANDASAN_PIPS.pptx&ved=2ahUKEwiEoJrh0vfsAhXQ7HMBHRP
CBOUQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw0dV7keF1_WwFrYa2Ztdqn0
http://trioardhian.blogspot.com/2011/05/landasan-kurikulum-ips.html
14