PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah,
logis dan memiliki obyek dan kaidah tertentu. Fiqih tidak seperti tasawuf yang
lebih merupakan gerakan hati dan perasaan. Juga bukan seperti tarekat yang
merupakan pelaksanaan ritual-ritual.Pembekalan materi yang baik dalam
lingkup sekolah, akan membentuk pribadi yang mandiri, bertanggung jawab,
dan memiliki budi pekerti yang luhur. Sehingga memudahkan peserta didik
dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di zaman
modern sekarang semakin banyak masalah-masalah muncul yang
membutuhkan kajian fiqih dan syari’at. Oleh karena itu, peserta didik
membutuhkan dasar ilmu dan hukum Islam untuk menanggapi permasalahan
di masyarakat sekitar.1
Tujuan pembelajaran Fiqih adalah untuk membekali para santri agar
dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci
dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan dalil aqli melaksanakan dan
mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar.2
Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat
ilmiyah,logis dan memiliki obyek dan kaidah tertentu. Fiqih tidak seperti
tasawuf yang lebih merupakan gerakan hati dan perasaan. Juga bukan seperti
tarekat yang merupakan pelaksanaan ritual-ritual.Pembekalan materi yang
baik dalam lingkup sekolah, akan membentuk pribadi yang mandiri,
bertanggung jawab, dan memiliki budi pekerti yang luhur. Sehingga
memudahkan peserta didik dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah-
masalah muncul yang membutuhkan kajian fiqih dan syari’at.
1
Ishak Abdulhak, Fiqih Ibadah, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010), hal.64
2
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 tentang Standar
kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan agama islam dan bahasa arab
Madrasah Ibtidaiyah tahun 2008
Oleh karena itu, peserta didik membutuhkan dasar ilmu dan hukum Islam
untuk menanggapi permasalahan di masyarakat sekitar. sekolah, akan
membentuk pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki budi
pekerti yang luhur. Sehingga memudahkan peserta didik dalam
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di zaman modern
sekarang semakin banyak masalah-masalah muncul yang membutuhkan
kajian fiqih dan syari’at. Oleh karena itu, peserta didik membutuhkan dasar
ilmu dan hukum Islam untuk menanggapi permasalahan di masyarakat
sekitar.
Dalam mempelajari fiqih, bukan sekedar teori yang berarti tentang ilmu
yang jelas pembelajaran yang bersifat amaliah, harus mengandung unsur teori
dan praktek. Belajar fiqih untuk diamalkan, bila berisi suruhan atau perintah,
harus dapat dilaksanakan, bila berisi larangan, harus dapat ditinggalkan atau
dijauhi.Pembelajaran fiqih harus dimulai dari masa kanak-kanak yang berada
disekolah dasar. keberhasilan fiqih dapat di lihat dalam kehidupan sehari-hari
baik di dalam rumah maupun diluar rumah. Contohnya, dalam rumah
kecenderungan anak untuk melakukan shalat sendiri secara rutin. Sedangkan
diluar rumah misalnya intensitas anak dalam menjalankan ibadah seperti
shalat dan puasa dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam kehidupan di
sekolah. Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan di lembaga-
lembaga pendidikan kita masih banyak yang mengandalkan cara-cara lama
dalam penyampaian materinya. Pembelajaran yang baik adalah bersifat
menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, sehingga dalam pengukuran
tingkat keberhasilannya selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas
yang telah dilakukan di sekolah-sekolah.Mengacu dari pendapat tersebut
makapembelajaran yang aktif ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana
yang melibatkan siswa secara langsung, komprehensif baik fisik, mental
maupun emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru
lebih mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum.
3
Modul Strategipem Belajar Anpgmi (Surabaya: LAPIS PGMI 2008)
4
Baharuddin & Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012), hal. 31
Salah satu upaya guru dalam menciptakan suasana kelas yang aktif,
efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan
metode yang benar.
Pembelajaran kooperatif tipe TGT diharapkan dapat memberikan
peluang kepada siswa untuk saling berkerjasama, berkomunikasi, bertukar
pikiran, dan menjawab atau memberikan pertanyaan. Permasalahan yang
dihadapi Seluruh santri Bustanul hikmah adalah hasil belajar fiqih yang
belum tuntas yakni belum mencapai angka minimal daya serap yang telah
ditentukan. Salah satu faktor dalam pembelajaran fiqih guru lebih banyak
berceramah, sehingga Santri menjadi cepat bosan, jenuh, dan kurang
bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Terlihat dari 23 Santri
Berdasarkan pernyataan Para ustad/ustadzah, kenyataan tersebut dapat
diduga bahwa penyebab mengapa sebagian nilai santri masih rendah pada
pembelajaran fiqih antara lain :
1. Seluruh Santri Kurang Memperhatikan saat dijelaskan
2. Minat baca Santri terhadap buku teks fiqih kurang.
3. Santri Kurang Prektek dan kurang berdiskusi.5
Hal itu ditambah dengan pendapat Santri bahwa pelajaran fiqih
dianggap sulit, sehingga tidak menarik untuk belajar, sehingga berdampak
pada rendahnya hasilbelajar yang diperoleh siswa. Rendahnya hasil belajar
siswa juga terjadi pada Ujian Akhir Semester (UAS). Hal tersebut,
diperkirakan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep
pembelajaran fiqih. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan di
Ponpes Bustanul Hikmah, diantara permasalahan tersebut, sebenarnya ada
satu masalah utama yang perlu mendapat perhatian berkaitan dengan hasil
belajar santri pada pelajaran fiqih, kurang antusias dalam menjalani
pembelajaran
Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini peneliti tertarik
untuk meneliti Berdasarkan uraian di atas penulis menetapkan judul “
Ugrensi Pembelajaran Fiqih Dalam Meningkatkan religiusitas Santri
Bustanul Hikamah
5
Hasil wawancara dengan Ahmad yais S.Pd, Kepala Pondok , 2 Januari 202
Hasil wawancara dengan Bapak Sigit Sayoto, S.Pd.I, guru Fiqih kelas IV MI Ngreco I
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mendeskripsikan penerapan model Pembelajaran Fiqih Di
Bustanul hikmah
2. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar Santri Bustanul hikmah
3. Untuk mengetahui kendala penerapan model Pembelajaran Fiqih
Dibustanul Hikmah
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Secara teoritis, penelitian ini sebagai sumbangan untuk memperkaya
hazanah ilmiah, khususnya tentang penerapan Pembelajaran
2. Secara praktis
a. Bagi Kepala Pondok Pesantren Bustanul Hikmah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
mengambil kebijaksanaan terutama dalam menyediakan sarana dan
prasarana yang sesuai guna mengoptimalkan mutu pendidikan
b. Bagi ustadz/ustadzah Butanul Hikmah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam upaya meningkatakan prestasi belajar terutama dalam pemilihan
metode yang sesuai dengan pembelajaran.
1. Subyek penelitian yang sesuai dengan judul penelitian ini, adalah kepala
Pondok, guru mata pelajaran Fiqih serta serta Seluuruh santri
F. Sistematika Pembahasan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh, sistematika
pembahasan skripsi ini dibagi dalam lima bab:
Bab pertama memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang linkup penelitian, serta sistematika
pembahasan.
Bab kedua merupakan pembahasan tentang kajian teori, yang mencakup
pembahasan tentang Pembelajaran Fiqih, dan penerapan model Pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar Fiqih di MI.
Bab ketiga berisi setting penelitian, metode pengumpulan data, metode
analisis data, penggunaan siklus dan prosedur penelitian.
Bab keempat merupakan bab yang berisi tentang penelitian tindakan
kelas dan pembahasan
Bab kelima penutup berisi tentang kesimpulan dan saran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan
naturalistik. Istilah naturalistik menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian
ini memang terjadi secara alamiah, dalam situasi normal yang baik dan tidak
dimanipulasi keadaan dan kondisinya.1 Dengan menggunakan pendekatan ini
maka peneliti dituntut keterlibatan secara langsung dilokasi penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan fenomena konformitas
teman sebaya dalam prilaku menyontek siswa yang terjadi di Ponpes
Bustanul Hikmah . Penelitian ini bertujuan untuk menelaah lebih jauh
berkenaan dengan masalah penelitian berdasarkan atas berbagai
pertimbangan yaitu sebagai berikut :2
1. Masalah yang diteliti memerlukan suatu pengungkapan yang
bersifat deskriptif.
2. Temuan peneliti mampu meberikan kesan yang lebih mendalam
nyata, penuh arti dan lebih menyakinkan dan dapat diterima.
1
Salim dan Syahrum, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Ciptapustaka 2012)
hal. 42
Langkah-lagkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Rumuskan tujuan yang akan dicapai secara jelas
2. Kumpulkan data yang diperlukan sesuai dengan rancangan yang telah
disediakan
3. Data-data yang telah dikumpulkan diorganisasikan secara baik dan
utuh
4. Susunan laporan penelitian dengan mengindari efek “bias” dari pribadi
peneliti.
C. Sumber Data
Sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan.
Selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.3
23
Masganti, Metode Penelitian Pendidikan Islam, ( Medan :IAIN PRESS 2016) Hal.223
24
Musicalandpsychologist.blogspot.co.id/2015/04/uji-keabsahan-data-dalam
penelitian.html?
m=1
25
Ibid Hal.223
b. Membangun sebuah audit jejak (audit trail). Proses ini dapat
teman yang kritis, atasan atau seorang ahli untuk menguji proses
4. Confirmability (kepastian)
120.00%
100%
100.00% 93% 93% 96% 98%
90%
81.82%
80.00%
59%
60.00%47.39%
40.00%
20.00%
0.00%
Ketuntasan HasilAktivitas PenelitiAktivitas PesertaAktivitas Kerja BelajarDidiksama
didik mengalami peningkatan mulai dari pre test, post test siklus I, sampai post
test siklus II. Dengan demikian pembelajaran fiqih melalui penggunaan model
didik dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar peserta didik sesuai
A. Kesimpulan
tersebut terdiri dari beberapa hal, namun yang paling fundamental dan utama
adalah al-Qur’an itu sendiri. Sedangkan dari berbagai sumber hukum tersebut,
setidaknya ada lima hukum yang biasanya dihasilkan. Lima hukum tersebut
terdiri dari wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram. Hukum-hukum inilah
yang
B. Saran
sedangkan buku-buku khusus dalam disiplin ilmu fikih, bisa dikatakan masih
sangat sedikit untuk tidak mengatakannya belum ada sama sekali. Karena