ABSTRAK
Pendidikan nasional Indonesia dewasa ini terpaut dengan praktik-praktik pendidikan pada
masa lalu, dan sekaligus mengarah ke masa depan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional yang telah ditetapkan. Terdapat berbagai pengetahuan dan nilai sejarah dalam
praktik pendidikan bangsa kita di masa lalu, yang dapat kita ambil hikmahnya demi
pembangunan pendidikan di masa sekarang dan di masa depan. Sebab itu, sejarah
pendidikan nasional tersebut perlu Anda pelajari. BBM ini akan membantu Anda untuk
memahami pendidikan di Indonesia sejak zaman Purba hingga zaman kolonial Belanda;
pendidikan di Indonesia pada zaman pergerakan kebangsaan (pergerakan nasional) dan
zaman Pendudukan Militerisme Jepang; serta pendidikan pada zaman kemerdekaan hingga
era pembangunan jangka panjang pertama (PJP I). Semua ini tentunya akan memperluas
wawasan kependidikan Anda, dan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam
berpartisipasi membangun pendidikan nasional. Materi BBM ini terdiri atas tiga sub pokok
bahasan. Sub pokok bahasan pertama mencakup sejarah pendidikan di Indonesia pada
zaman Purba, zaman Kerajan HinduBudha, zaman Kerajaan Islam, zaman pengaruh
Portugis dan Spanyol, serta zaman Kolonial Belanda. Sampai zaman penjajahan jepang
PENDAHULUAN Zaman Purba. Khususnya zaman Hindu pendidikan
Kebudayaan zaman ini dikenal sebagai bersifat aristokratis. Adapun metode
paleolitik dan neolitik, masyarakat tidak pendidikannya adalah sistem guru kula.
memiliki stratifikasi sosial yang tegas Pada zaman Kerajaan Budha sudah berdiri
(egaliter), adapun kepercayaan yang dianut “Perguruan Tinggi Budha” yang mana
adalah animisme dan dinamisme. muridmuridnya berdatangan dari berbagai
Implikasinya, pendidikan bertujuan agar negara tetangga. Pengelolaan pendidikan
generasi muda dapat mencari nafkah, bersifat otonom dimana pemerintah tidak
membela diri, hidup bermasyarakat, dan ikut campur dalam mengelola sistem
taat terhadap adat dan nilai-nilai religi. pendidikan. Zaman Kerajaan Islam.
Saat ini pendidikan berlangsung di dalam Kedatangan para saudagar beragama Islam
keluarga dan kehidupan masyarakat secara telah mengakibatkan perubahan di dalam
alamiah (belum berlangsung secara masyarakat pribumi. Antara lain
formal). Zaman Kerajaan Hindu-Budha. tersebarnya agama Islam dan kebudayaan
Kedatangan saudagar-saudagar dari India yang bercorak Islami. Pemerintahan tetap
telah mengakibatkan perubahan sosial berbentuk kerajaan, namun bagi kalangan
budaya penduduk pribumi. Hal ini ditandai muslim stratifikasi social sebagaimana
dengan munculnya berbagai kerajaan dan berlaku pada zaman sebelumnya mulai
feodalisme, tersebarnya agama Hindu dan ditinggalkan. Implikasinya, pendidikan
Budha, munculnya stratifikasi sosial bertujuan untuk mengembangkan manusia
berdasarkan kasta, dan dimulainya zaman yang bertakwa kepada Allah SWT agar
sejarah. Implikasinya, pendidikan pada selamat dunia akhirat melalui pelaksanaan
zaman ini selain diselenggarakan di dalam iman, ilmu dan amal. Selain di dalam
keluarga dan masyarakat juga telah keluarga pendidikan berlangsung juga di
berlangsung di perguruan atau pesantren. langgar-langgar, mesjid, dan pesantren.
Pendidikan bertujuan agar peserta didik Pendidikan bersifat demokratis; seperti
menjadi penganut agama yang taat, pada zaman-zaman sebelumnya
mampu hidup bermasyarakat, membela pemerintah tidak ikut campur dalam
diri, dan membela negara. Kurikulum pengelolaan pendidikan (otonom).
pendidikannya meliputi agama, bahasa Kurikulumnya meliputi tauhid (pendidikan
Sansekerta termasuk membaca dan keimanan Landasan Historis Pendidikan
menulis (huruf Palawa), kesusasteraan, Tatang Sy. File 2010 202 terhadap Allah
keterampilan memahat atau membuat S.W.T.), Al-Qur’an, hadist, fikih, bahasa
candi, dan bela diri (ilmu berperang). Arab termasuk membaca dan menulis
huruf Arab. Metode pendidikan dilakukan (1) berlangsungnya penjajahan,
melalui tabligh (wetonan) dan sorogan kolonialisme; (2) dalam bidang ekonomi
(cara-cara belajar individual), selain itu berlangsung monopoli perdagangan hasil
digunakan pula media dan ceriteraceritera pertanian yang dibutuhkan dan laku di
yang digunakan pada zaman Hindu-Budha pasar dunia; (3) terdapat stratifikasi sosial
hanya saja isinya diganti dengan ajaran berdasarkan ras atau suku bangsa. Bangsa
yang Islami. Pesantren sebagai lembaga Indonesia terus berjuang melawan
pendidikan yang muncul zaman kerajan penjajahan Belanda, perlawanan dan
Hindu-Budha diselenggarakan pula pada pemberontakan dilakukan oleh berbagai
zaman kerajaan Islam dan bahkan sampai kelompok bangsa kita di berbagai daerah
dewasa ini. Zaman portugis dan Spanyol. di tanah air. Penjajahan yang telah
Bangsa Portugis dan Spanyol datang ke berlangsung lama benar-benar telah
Indonesia untuk berdagang, tetapi selain mengungkung kemajuan bangsa Indonesia,
itu mereka pun (para missionaris) dan mengakibatkan kemelaratan serta
bertujuan menyebarkan agama Katholik. kebodohan. Dengan semakin sadarnya
Implikasinya, pendidikan zaman ini bangsa Indonesia akan makna
utamanya dimaksudkan demi penyebaran nasionalisme dan kemerdekaan, pada awal
agama Katholik. Tahun 1536 didirikan abad ke-20 (sejak kebangkitan nasional
sekolah (Seminarie) di Ternate, selain itu tahun 1908) lahirlah berbagai pergerakan.
didirikan pula di Solor. Kurikulum Pergerakan nasional berlangsung dalam
pendidikannya berisi pendidikan agama jalur politik maupun pendidikan. Implikasi
Katolik, ditambah pelajaran membaca, dari kondisi di atas, pada zaman kolonial
menulis dan berhitung. Pendidikan Belanda secara umum dapat dibedakan dua
diberikan bagi anakanak masyarakat garis penyelenggaraan pendidikan, yaitu:
terkemuka. Zaman Pemerintahan Kolonial pendidikan yang Landasan Historis
Belanda. Pada awalnya (1596)bangsa Pendidikan Tatang Sy. File 2010 203
Belanda datang ke Indonesia untuk diselenggarakan oleh pemerintah kolonial
berdagang, mereka mendirikan VOC Belanda, dan pendidikan yang
(1602). Selain berusaha menguasai daerah dilaksanakan oleh kaum pergerakan
untuk berdagang, juga untuk menyebarkan sebagai sarana perjuangan demi mencapai
agama Protestan. Sejak tahun 1800-1942 kemerdekaan dan sebagai rintisan
negeri kita menjadi jajahan Pemerintah pendidikan nasional. Ciri-ciri pendidikan
Kolonial Belanda. Karaketristik kondisi yang diselenggarakan pemerintah
sosial budaya pada zaman ini antara lain: kolonialisme Belanda yaitu: (1) Tujuan
pendidikannya adalah untuk pendidikan, (3) sistem konkordansi, (4)
mengahasilkan tenaga kerja murah dan sentralisasi pengelolaan pendidikan, (5)
demi mendukung kelanggengan menghambat gerakan nasional.
penjajahan. (2) adanya dualisme
Kegiatan belajar ini menyajikan sejarah antara lain animisme dan dinamisme.
pendidikan Indonesia pada zaman Purba Masyarakat dipimpin oleh oleh ketua adat.
hingga zaman Pemerintahan Kolonial Namun demikian ketua adat dan para
Belanda. Kajian sejarah pendidikan ini empu (pandai besi dan dukun yang
meliputi dua hal pokok, yaitu latar merupakan orang-orang pandai) tidak
belakang sosial budayanya dan dipandang sebagai anggota masyarakat
implikasinya terhadap pendidikan. Dengan lapisan tinggi, kecuali ketika mereka
demikian, melalui kegiatan belajar ini melaksanakan peranannya dalam upacara
Anda akan dapat menjelaskan kondisi adat atau upacara ritual, dll. Sebab itu,
pendidikan di Indonesia pada zaman mereka tidak memiliki stratifikasi sosial
Purba, zaman kerajaan Hindu/Budha, yang tegas, tata masyarakatnya bersifat
zaman kerajaan Islam, zaman pengaruh egaliter. Adapun karakteristik lainnya
Portugis dan Spanyol, dan pada zaman yakni bahwa mereka hidup bergotong-
Pemerintahan Kolonial Belanda yang turut royong. Pendidikan. Tujuan pendidikan
mewarnai perkembangan pendidikan di pada zaman ini adalah agar generasi muda
Indonesia pada zaman berikutnya hingga dapat mencari nafkah, membela diri, hidup
dewasa ini. 1. Zaman Purba. Latar bermasyarakat, taat terhadap adapt dan
Belakang Sosial Budaya. Setiap terhadap nilai-nilai religi (kepercayaan)
masyarakat pasti memiliki kebudayaan, yang mereka yakini. Karena kebudayaan
kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat masih bersahaja, pada zaman
masyarakat nenek moyang bangsa ini belum ada lembaga pendidikan formal
Indonesia pada zaman Purba disebut (sekolah).
kebudayaan paleolitik. Adapun
Pendidikan dilaksanakan di dalam
kebudayaan pada kurang lebih 1500 tahun
lingkungan keluarga dan dalam kehidupan
SM yang lalu disebut kebudayaan neolitik.
keseharian masyarakat yang alamiah.
Kebudayaan masyarakat pada zaman purba
Kurikulum pendidikannya meliputi
tergolong kebudayaan maritim.
pengetahuan, sikap dan nilai mengenai
Kepercayaan yang dianut masyarakat
kepercayaan melalui upacara-upacara berusaha menyamai raja di India. Diantara
keagamaan dalam rangka menyembah para ketua adat ada yang dinobatkan atau
nenek moyang, pendidikan keterampilan menobatkan diri menjadi raja-raja lokal.
mencari nafkah (khususnya bagi anak laki- Struktur sosial yang pada awalnya bersifat
laki) dan pendidikan hidup bermasyarakat egaliter (tidak mengenal stratifikasi sosial
serta bergotong royong melalui kehidupan yang tegas) juga turut berubah. Maka
riil dalam masyarakatnya. Pendidiknya timbullah dua golongan manusia, yaitu:
terutama adalah para orangtua (ayah dan golongan yang dijamin dan golongan yang
ibu), dan secara tidak langsung adalah para menjamin. Raja dengan para pegawainya
orang dewasa di dalam masyarakatnya. berstatus sebagai yang dijamin, sedangkan
Sekalipun ada yang belajar kepada empu, rakyat jelata berstatus sebagai yang
apakah kepada pandai besi atau kepada menjamin. Sebagaimana di India, terdapat
dukun jumlahnya sangat terbatas, stratifikasi sosial berdasarkan kasta, yakni:
utamanya adalah anak-anak mereka kasta Brahmana, Ksatria, Waisa, Syudra,
sendiri. dan Paria. Sekalipun stratifikasi sosial
semacam itu tidak berlaku secara
2. Zaman Kerajaan Hindu-Budha.
menyeluruh dan tegas di dalam masyarakat
Latar Belakang Sosial Budaya. Nenek
kita (misal: bagi penganut animisme,
moyang kita pada zaman ini umumnya
dinamisme dan Budha yang juga telah ada
tinggal di daerah subur dekat pesisir
saat itu), namun batas pemisah kelas sosial
pantai. Mereka melakukan hubungan
antara yang dijamin dan yang menjamin
perdagangan dengan orang-orang dari
tampak jelas. Menurut para ahli, paling
India yang singgah dalam perjalanannya.
lambat pada abad ke 5 Masehi telah
Hubungan dagang semakin lama semakin
dimulailah zaman sejarah di negeri kita.
meningkat. Seiring dengan itu ke dalam
Hal ini ditandai Landasan Historis
masyarakat kita masuklah kebudayaan
Pendidikan Tatang Sy. File 2010 193
yang dibawa oleh orang-orang India.
dengan ditemukannya tulisan tertua
Antara lain berupa bahasa, tulisan, agama,
(tulisan huruf Palawa bahasa Sansekerta)
termasuk juga sistem pemerintahan yang
oleh para ilmuwan sejarah di dekat Bogor
berlaku di India. Masuknya pengaruh
dan Kutai. Pendidikan. Pendidikan pada
kebudayaan tersebut di atas telah
zaman ini, selain diselenggarakan di dalam
menimbulkan perubahan keadaan sosial-
keluarga dan didalam kehidupan
budaya masyarakat setempat. Para ketua
keseharian masyarakat, juga
adat di negeri kita zaman itu lambat laun
diselenggarakan di dalam lembaga
pendidikan yang disebut Perguruan bermasyarakat sesuai tatanan masyarakat
(Paguron) atau Pesantren. Hal ini yang berlaku saat itu, mampu membela
sebagaimana telah berlangsung di kerajaan diri dan membela negara. Kurikulum
Tarumanegara dan Kutai. Pada awalnya pendidikannya meliputi agama, bahasa
yang menjadi pendidik (guru atau pandita) sansekerta termasuk membaca dan menulis
adalah kaum Brahmana, kemudian lama (huruf Palawa), kesusasteraan,
kelamaan para empu menjadi guru keterampilan memahat atau membuat
menggantikan kedudukan para Brahmana. candi, dan bela diri (ilmu berperang).
Terdapat tingkatan guru: pertama, guru Sesuai dengan jenis lembaga
(perguruan) keraton, di sini yang menjadi pendidikannya (perguruan), maka metode
murid-muridnya adalah para anak raja dan atau cara-cara pendidikannya pun adalah
bangsawan; kedua adalah guru (perguruan) “Sistem Guru Kula”. Dalam sistem ini
pertapa, di sini yang menjadi murid- murid tinggal bersama guru di rumah guru
muridnya berasal dari kalangan rakyat atau asrama, murid mengabdi dan
jelata. Namun demikian para guru pertapa sekaligus belajar kepada guru. Pada zaman
juga biasanya selektif dalam menerima berkembangnya agama Budha yang
seseorang untuk menjadi muridnya. Ini berpusat di Kerajaan Sriwijaya (di
antara lain merupakan implikasi dari Palembang), telah terdapat “Perguruan
feodalisme yang berkembang saat itu. Tinggi Budha”. Selain dari dalam negeri
Pendidikan bersifat aristokratis, artinya sendiri, murid-muridnya juga berasal dari
masih terbatas hanya untuk minoritas yaitu Tiongkok, Jepang, dan Indocina.
anak-anak kasta Brahmana dan Ksatria, Darmapalasangat terkenal sebagai maha
belum menjangkau masyarakat mayoritas, guru Budha. Perguruan-perguruan Budha
yaitu anak-anak kasta Waisya dan Syudra, menyebar ke seluruh wilayah kekuasaan
apalagi bagi anak-anak dari kasta Paria. Sriwijaya. Mungkin sekali candi
Pada zaman ini pengelolaan pendidikan Borobudur, Mendut, dan Kalasan
bersifat otonom, artinya para pemimpin merupakan pusat-pusat pendidikan agama
pemerintahan (para raja) tidak turut Budha. Perhatikan hasil sastra yang ditulis
campur mengenai pengelolaan pendidikan, para empu (pujangga) yang bermutu
pengelolaan pendidikan bersifat otonom di tinggi. Contoh: Pararaton, Negara
tangan para guru atau pandita. Tujuan Kertagama, Arjuna Wiwaha, dan
pendidikan pada umumnya adalah agar Baratayuda. Para pujangga yang terkenal
para peserta dididik menjadi penganut antara lain Empu Kanwa, Empu Seddah,
agama yang taat, mampu hidup
Empu Panuluh, dan Empu Prapanca (Idit zaman kerajaan Islam diarahkan agar
suhendi, dkk, 1991). manusia bertaqwa kepada Allah S.W.T.,
sehingga mencapai keselamatan di dunia
3. Zaman Kerajaan Islam Latar
dan akhirat melalui “iman, ilmu dan amal”.
Belakang Sosial Budaya. Nusantara
Selain berlangsung di dalam keluarga,
memiliki letak yang strategis dalam rangka
pendidikan berlangsung di lembaga-
pelayaran dan perdagangan. Ke negeri kita
lembaga pendidikan lainnya, seperti: di
berdatangan pula para saudagar beragama
langgar-langgar, mesjid, dan pesantren.
Islam. Melalui mereka para raja dan
Lembaga perguruan atau pesantren yang
masyarakat pesisir memeluk agama Islam.
sudah ada sejak zaman HinduBudha
Pada pertengahan abad ke-14, kota Bandar
dilanjutkan oleh para wali, ustadz, dan atau
Malaka ramai dikunjungi para saudagar
ulama Islam. Kurikulum pendidikannya
dari Asia Barat dan Jawa (Majapahit).
tidak tertulis (tidak ada kurikulum formal).
Melalui para saudagar dari Jawa yang
Pendidikan berisi tentang tauhid
masuk memeluk agama Islam, maka
(pendidikan keimanan terhadap Allah
tersebarlah Islam ke pulau Jawa. Dalam
S.W.T.), Al-Qur’an, hadist, fikih, bahasa
penyebaran agama Islam di pulau Jawa
Arab termasuk membaca dan menulis
Anda juga mungkin masih ingat akan jasa
huruf Arab. Landasan Historis Pendidikan
para wali yang dikenal sebagai Wali
Tatang Sy. File 2010 195 Pendidikan
Sanga. Akhirnya berdirilah kerajan-
adalah hak semua orang, bahkan semua
kerajaan Islam. Pemerintahan pada zaman
orang wajib mencari ilmu, mendidik diri
ini dipimpin oleh raja. Di dalam wilayah
atau belajar. Pendidikan pada zaman
kerajaankerajaan Islam umumnya
kerajaan Islam bersifat demokratis. Pada
masyarakat tidak menganut stratifikasi
zaman ini pendidikan dikelola oleh para
sosial berdasarkan kasta. Sesuai ajaran
ulama, ustadz atau guru. Raja tidak ikut
Islam, masyarakat tidak membedakan
campur dalam pengelolaan pendidikan
manusia berdasarkan keturunan atau kasta.
(pengelolaan pendidikanbersifat otonom).
Sekalipun zaman ini masih tetap terdapat
Metode atau cara-cara pendidikan.
kelompok raja dan para bangsawan/para
Pendidikan dilakukan dengan metode yang
pegawai di satu pihak, dan terdapat
bervariasi, tergantung dengan sifat materi
kelompok rakyat jelata di pihak lain,
pendidikan, tujuan, dan peserta didiknya.
namun feodalisme di kalangan masyarakat
Contoh metode yang sering digunakan
pada umumnya mulai ditinggalkan.
adalah: ceramah atau tabligh (wetonan)
Pendidikan. Tujuan pendidikan pada
untuk menyampaikan materi ajar bagi
orang banyak (belajar bersama) biasanya dalam peperangan melawan Belanda.
dilakukan di mesjid; mengaji Al-Qur’an Pendidikan. Pengaruh bangsa Portugis
dan sorogan (cara-cara belajar individual). dalam bidang pendidikan utamanya
Dalam metode sorogan walaupun para berkenaan dengan penyebaran agama
santri bersama-sama dalam satu ruangan, Katholik. Demi kepentingan tersebut,
tetapi mereka belajar dan diajar oleh tahun 1536 mereka mendirikan sekolah
ustadz secara individual. Cara-cara belajar (Seminarie) di Ternate, selain itu didirikan
dilakukan pula melalui nadoman atau pula di Solor. Kurikulum pendidikannya
lantunan lagu. Selain itu dilakukan pula berisi pendidikan agama Katolik, ditambah
melalui media dan cerita-cerita yang telah pelajaran membaca, menulis dan
digunakan para pandita Hindu-Budha, berhitung. Pendidikan diberikan bagi anak-
hanya saja isi ajarannya diganti dengan anak masyarakat terkemuka. Pendidikan
ajaran yang Islami. Demikian pula dalam yang lebih tinggi diselenggarakan di
sistem pesantren atau pondok asrama. Di Gowa, pusat kekuasaan Landasan Historis
langgar atau surau, selain melaksanakan Pendidikan Tatang Sy. File 2010 196
shalat, biasanya anak-anak belajar mengaji Portugis di Asia. Pemuda-pemuda yang
AlQur’an dan materi pendidikan yang berbakat dikirim ke sana untuk dididik.
sifatnya mendasar. Adapun materi Pada tahun 1546, di Ambon telah ada tujuh
pendidikan yang lebih luas dan mendalam kampung yang penduduknya memeluk
dipelajari di pesantren. agama Nasrani Katolik.
Soemartoyo,tt.,Pengantar Perkembangan
dan Kebudayaan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Yssogyakarta.IKIP Sanata Dharma. Hal.
Hadi,Soedama.1983.Pendidikan Nasional
1-5
dan Pengembangan Masyarakat
.Yogyakarta: IKIP
Shanata Dharma.Hal .5 dan 21.