Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 6

Kelas B
Pendidikan Akuntansi 2019
Anggota :
1. Nandu Saprudin 1900938
2. Trisnia Nur Aissyah 1900945
3. Destya Nur Aini 1901398
4. Dea Silvia Ananda 1902055
5. Mutiara Efrilia Sahnaz Aurora 1902310
6. Desalma Fatharani Puteri 1909281

Kode Etik Guru


Salah satu aliran filsafat yang membahas etika secara mendalam adalah
utilitarianisme. Aliran ini ajeg pada masa Jeremy Bentham (1748-1832). Beliau
merupakan filsuf Inggris yang terkenal dengan bukunya yang berjudul
Introduction to the Principles of Moral sand Legislation (1789). Dalam hemat
Bentham Segala perbuatan dapat dinilai etis (baik) atau buruknya tergantung
sejauh apa tindakan tersebut dapat meningkatkan atau mengurangi kebahagiaan
sebanyak mungkin orang. Dalam hal ini Bentham meninggalkan hedonisme
individualistik dan egoistis dengan menekankan bahwa kebahagian adalah
menyangkut hajat seluruh umat manusia.
Berdasarakan pendapat Bentham dan Mill, dapat disimpulkan bahwa
filsafat utilitarianisme memandang bahwa tindakan yang terbaik adalah tindakan
yang menghasilkan kebahagiaan yang berkualitas dan menyentuh banyak orang
dalam konteks tertentu. Tindakan yang etis adalah tindakan yang menghasilkan
banyak kebahagiaan yang berkualitas dalam kacamata kebijaksanaan, bukan
bahagia yang hedonistik-materialistik-kapitalistik, kebahagiaan yang membawa
kedamaian, menciptakan harmonisasi kehidupan. Utilitarianisme berusaha
memperjuangkan tindakan yang mampu menebar banyak kebahagiaan dan
mengikis kesedihan dalam kehidupan manusia. Prinsip Utilitarianisme tentang
tindakan etis yang memperjuangkan kebahagiaan massal bisa diterapkan dalam
etika guru. Pendidik atau guru memiliki peran sebagai agensi moral yang
senantiasa mampu melakukan praksis (refleksi-aksi) berbasis nilai-nilai etika di
bidang pendidikan.
Menurut Campbel (2003) “Agensi Moral adalah kondisi ganda yang
melingkupi guru sebagai sosok bermoral yang melakukan tindakan profesional
etis sekaligus sebagai pendidik moral yang mengajarkan pada siswa kebajikan dan
asas inti yang sama dan diperjuangkannya untuk ditegakkan dalam praktek”.
Etika Guru merupakan serangkaian pemikiran reflektif mengenai tindakan apa
yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru (pendidik) dalam setiap jengkal
eksistensinya di dunia pendidikan. Ki Hajar Dewantara adalah Bapak Pendidikan
Indonesia yang memiliki pemikiran-pemikiran fundamental mengenai profil
seorang guru. Ki Hajar Dewantara mengemukakan beberapa konsep seperti
konsep Trihayu, Trisakti Jiwa, Trilogi Kepemimpinan, dan Tripantangan. Konsep-
konsep tersebut membangun profil etika guru yang cukup komprehensif.

a. Guru yang etis adalah guru yang mengantarkan peserta didiknya menuju
kesempurnaan hidup, yaitu hidup tertib dan damai (teratur dan tenteram)
sehingga tercapai selamat dan bahagia (manunggaling kawula lan Gusti atau
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
b. Guru yang etis adalah guru yang memiliki karakter trihayu yaitu memayu
hayuning salira, menungsa, dan bangsa. Artinya guru mampu memelihara
keselematan diri, sesama manusia, dan bangsanya.
c. Guru yang etis adalah guru yang memiliki dan mengamalkan trisakti jiwa
yaitu cipta, rasa, dan karsa.
d. Guru yang etis adalah guru yang mampu menjadi pemimpin yaitu dengan
mengamalkan Tut Wuri Handayani, Ing Ngarso Sing Tulodo, Ing Madya
Mangun Karso.
e. Guru yang etis adalah guru yang mampu menghindari dan menolak
tripantangan dalam hidupnya yaitu terjebak secara negatif dalam harta, tahta,
dan wanita.
Konsep-konsep tersebut mengejawantahkan prinsip utama dari Filsafat moral
Utilitarianisme yaitu tindakan yang terbaik adalah bilamana menimbulkan
kebahagiaan yang berkualitas dan bermakna sebanyak mungkin.

Sama seperti profesi yang lainnya, profesi guru juga memiliki kode etik
yang disebut dengan kode etik guru. Rochman dan Heri Gunawan (2012:108)
mengungkapkan bahwa kode etik profesi adalah norma-norma yang harus
diindahkna oleh setiap anggotanya dalam melaksanakan tugas dan pergaulan
hidup sehari-hari di masyarakat.

Pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok


Kepegawaian pada Pasal 28 disebutkan bahwa kode etik merupakan pedoman
sikap dan perilaku di dalam dan di luar kedinasan. Kemudian pada kode etik
pegawai negeri sipil disebutkan bahwa kode etik adalah pedoman sikap, perilaku,
dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari-hari.

Berdasarkan pengertian di atas, maka kode etik guru adalah norma-norma


yang dijadikan sebagai landasan oleh sekelompok guru dalam melaksanakan tugas
dan pergaulannya di lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan tersebut oleh
Ki Hajar Dewantara disebut dengan istilah Tri Pusat Pendidikan, meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Jadi, pada kode etik profesi guru terdapat dua unsur pokok. Pertama, kode
etik profesi guru adalah landasan moral bagi guru. Kedua, kode etik profesi guru
merupakan pedoman bagi guru dalam berperilaku. Sebagai landasan dalam
berperilaku bagi sekelompok guru, norma pada kode etik profesi guru berisi
berbagai petunjuk mengenai bagaimana seharusnya guru bekerja serta berbagai
larangan yang harus tidak boleh dilakukan oleh guru ketika bekerja. Lalu seperti
apakah kode etik profesi guru di Indonesia?.

Kode etik profesi guru di Indonesia disebut dengan istilah Kode Etik Guru
Indonesia (KEGI). KEGI adalah norma dan asas yabng disepakati serta diterima
oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, serta warga
negara Republik Indonesia.

  KEGI tersebut kemudian menjadi sesuatu yang membedakan antara


profesi guru dengan profesi lainnya. Pada Keputusan Konres XXI Persatuan Guru
Republik Indonesia Nomor VI?Kongres/XX/PGRI 2013 tentang kode etik guru
terungkap bahwa KEGI merupakan pedoman perilaku gurub Republik Indonesia
dalam melaksanakan tugas keprofesiannya.

Pada keputusan kongres tersebut juga terungkap bahwa KEGI terbagi


menjadi dua bagian, yaitu bagian kwajiban guru secara umum dan bagian
kewajiban guru secara khusus. Kewajiban guru secara umum yaitu:

1. menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah atau janji guru.


Demi Allah (diucapkan sesuai dengan agamanya masing-masing) sebagai
guru Indonesia saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan:
a. Membaktikan diri saya untuk tugas mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
proses  dan hasil pembelajaran peserta didik guna kepentingan
kemanusiaan di masa depannya;
b. Melestarikan dan menjunjung tinggi martabat guru sebagai profesi
terhormat dan mulia;
c. Melaksanakan tugas saya sesuai dengan kompetensi jabatan guru;
d. Melaksanakan tugas saya serta bertanggung jawab yang tinggi
dengan mengutaakan kepentingan peserta didik, masyarakat,
bangsa dan Negara serta kemanusiaan;
e. Menggunakan keharusan profesional saya semata-mata
berdasarkan nilai-nilai agama dan Pancasila;
f. Menghormati asasi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang
guna mencapai kedewasaannya sebagai warga negara dan bangsa
Indonesia yang bermoral dan berakhlak mulia;
g. Berusaha secara sungguh-sungguh untuk meningkatkan keharusan
professional;
h. Berusaha secara sungguh-sungguh untuk melaksanakan tugas[-
tugas guru tanpa dipengaruhi pertimbangan bunsur-unsur di luar
kependidikan;
i. Memberikan penghormatan dan pernyataan terima kasih pada guru
yang telah mengantarkan saya menjadi guru Indonesia;
j. Menjalin kerjasama secara sungguh-sungguh dengan rekan sejawat
untuk menumbuhkankembangkab dan meningkatkan
profesionalitas guru Indonesia:
a) Berusaha untuk menjadi teladan dalam berperilaku bagi
peserta didik dan masyarakat;
b) Menghormati, mentaati dan mengamalkan Kode Etik Guru
Indonesia.
2. Melaksanakan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pada Undang-Undang RUI
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlajk mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta beretanggung jawab.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan diharapkan dapat


menelorkan peserta didik yang memiliki spesifikasi antara lain: Beriman,
bertaqwa, dan berakhlak mulia, sehat jasmani, berilmu dan terampil
mengaplikasikan ilmunya, pancasilais.

Sedangkan kewajiban guru secara khusus meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Kewajiban kepada peserta didik, meliputi:


a. bertindak professional dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi proses
hasil belajar peserta didik;
b. memberikan layanan pembelajaran berdasarkan karakteristik individual
serta tahapan tumbuh-kembang jiwa peserta didik;
c. mengembangkan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan;
d. menghormati martabat dan hak-hak serta memperlakukan peserta didik
secara adil dan objektif;
e. melindungi peserta didik dari segala tindakan yang dapat mengganggu
perkembangan, proses belajar, kesehatan, dan keamanan bagi peserta
didik;
f. menjaga kerahasiaan pribadi peserta didik, kecuali dengan alasan yang
dibenarkan berdasarkan hukum, kepentingan pendidikan, kesehatan, dan
kemanusiaan;
g. menjaga hubungan profesional dengan peserta didik dan tidak
memanfaatkan untuk kepentingan pribadi dan/atau kelompok dan tidak
melanggar norma yang berlaku.
2) Kewajiban guru kepada orang tua atau wali peserta didik yaitu:
a. menghormati hak orang tua atau wali peserta didik untuk berkonsultasi
dan memberikan informasi secara jujur serta objektif mengenai kondisi
dan perkembangan belajar peserta didik;
b. membina hubungan kerjasama dengan orang tua atau wali peserta didik
dalam melaksanakan proses pendidikan untuk kepentingan mutu
pendidikan;
c. menjaga hubungan profesional dengan orang tua atau wali peserta didik
serta tidak memanfaatkan untuk memperoleh keuntungan pribadi.
3) Kewajiban guru terhadap masyarakat antara lain:
a. menjalin komunikasi yang efektif dan bekerjasama secara harmonis
dengan masyarakat untuk mamajukan dan mengembangkan pendidikan;
b. mengakomodasi aspirasi dan keinginan masyarakat dalam pengembangan
dan peningkatan mutu pendidikan;
c. bersikap responsif terhadap perubahan yang terjadi dalam masyarakat
dengan mengindahkan norma dan sistem nilai yang berlaku;
d. bersama-sama dengan masyarakat berperan aktif untuk menciptakan
lingkungan sekolah yang kondusif;
e. menjunjung tinggi kehormatan dan martabat serta menjadi panutan bagi
masyarakat.
4) Kewajiban guru  terhadap teman sejawat meliputi:
a. membangun suasana kekeluargaan, solidaritas, dan saling menghormati
antar teman sejawat baik di dalam maupun di luar sekolah;
b. saling berbagi ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan, seni dan
pengalaman serta saling memotivasi untuk meningkatkan profesionalitas
dan martabat guru;
c. menjaga kehormatan  dan rahasia pribadi teman sejawat;
d. menghindari tindakan yang berpotensi menciptakan konflik antar teman
sejawat.
5) Kewajiban guru terhadap profesi, antaralain:
a. menjunjung tinggi jabatan guru sebagai profesi;
b. mengembangkan profesionalisme secara berkelanjutan sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan mutu
pendidikan;
c. melakukan tindakan dan/atau mengeluarkan pendapat yang tidak
merendahkan martabat profesi;
d. dalam melaksanakan tugas, tidak menerima janji dan pemberian yang
dapat mempengaruhi keputusan dan tugas keprofesionalannya;
e. melaksanakan tugas secara bertanggung jawab terhadap kebijkan
pendidikan.

6) Kewaiiban guru terhadap organisasi profesi, antara lain:


a. mentaati peraturan dan berperan aktif dalam melaksanakan program
organisasi profesi;
b. mengembangkan dan memajukan organisasi profesi;
c. mengembangkan organisasi profesi untuk menjadi pusat peningkatan
profesionalitas guru dan pusat informasi tentang pengembangan
pendidikan;
d. menjunjung tinggi kehormatan dan martabat organisasi profesi;
e. melakukan tindakan dan/atau mengeluarkan pendapat yang tidak
merendahkan organisasi profesi.
7) Kewajiban guru terhadap pemerintah, sebagai berikut:
a. berperan serta menjaga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam wadah NKRI berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945;
b. berperan serta dalam melaksanakan program pembangunan pendidikan;
c. melaksanakan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah. 

Berdasarkan berbagai kewajiban di atas, maka sebenarnya KEGI bukan


hanya menjadi landasan bagi guru dalam berperilaku saja, tetapi juga menjadi
suatu standar perilaku yang harus ditampilkan oleh guru. Ketika standar perilaku
tersebut terpenuhi, maka terjadilah hubungan yang harmonis antara guru dengan
dirinya, peserta didik, wali peserta didik, teman sejawat, masyarakat, organisasi
profesi, dan pemerintah.

 KELEBIHAN ADANYA KODE ETIK GURU:

a) Melindungi peserta didik dari kekerasan baik fisik maupun mental.

b) Mengontrol pendidik agar tidak melakukan hal-hal menyimpang dari kode


etik.

c) Dengan adanya kode etik guru, guru menjadi tidak semena-mena dalam
mendidik peserta didik dengan cara kekerasan seperti halnya pada zaman
dulu yang mana banyak kasus kekerasan guru terhadap siswa.

d) Membuat guru untuk tidak sembarangan dalam menjalankan tugasnya


sebagai seorang guru.
e) Guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.

f) Guru bertanggung jawab atas profesinya.

g) Profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.

h) Guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.

i) Profesi ini membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri.

j) Profesi ini terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah

k) Guru mampu menggunakan kurikulum dan metode pengajaran yang


inovatif, sehingga siswa tidak mudah bosan.

l) Guru memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.

m) Menerapkan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata


pelajaran.

n) Terjalin hubungan baik antara kepala sekolah dengan guru, sehingga


dalam proses pembelajaran  berjalan lancar.

o) Guru mempunyai dedikasi tinggi terhadap pendidikan , sehingga dalam


menjalankan tugas mempunyai rasa tanggung jawab untuk mencerdaskan
anak didiknya.

p) Guru mampu memperagakan apa yang akan diajarkan secara didaktik dan
metodik, sehingga apa yang diajarkannya dapat dimengerti dan dipahami
serta dikuasai oleh peserta didik.

q) Guru mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar agar kegiatan –


kegiatan belajar terarah pada tujuan pendidikan.
r) Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup akan media
pendidikan sebagai sarana komunikasi dalam proses belajar.

s) Guru memiliki pengetahuan dan kemampuan melakukan evaluasi terhadap


hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik maupun oleh pendidik
yang bertujuan apakah materi yang diajarkan dapat diserap dengan baik
oleh peserta didik bahkan sebaliknya apakah yang materi diajarkan sudah
sesuai serta metode yang digunakan tepat.

Banyak sekali guru yang hanyaa sekedar masuk kelas lalu duduk dan
memberikan ceramah. Guru tersebut tidak peduli apakah peserta didik mengerti
atau tidak, yang terpenting adalah guru tersebut sudah memenuhi tugasnya untuk
mengajar. Padahal guru merupakan jabatan profesional sekaligus mulia, bukan
hanya mendidik tetapi juga ikut memajukan kecerdasan bangsa dan menghasilkan
sumberdaya manusia yang berkualitas pula. Maka dengan adanya kode etik, guru
dituntut untuk mematuhi kode etik guru dan melaksanakan tugasnya sebagai
pendidik agar tercipta guru yang profesional dan berkualitas untuk menghasilkan
pendidikan dan peserta didik yang juga berkualitas.

KEKURANGAN ADANYA KODE ETIK GURU:

a) Sanksi bagi yang melanggar tidak dijelaskan transparan


b) Kurangnya pasal yang menjelaskan tentang persiapan kepada guru-guru
yang berprestasi
c) Naskah sumpah/janji tidak dilampirkan dalam kode etik guru Indonesia

Sumber :

 http://iierrrr.blogspot.com/2012/04
 https://sugiatibuahati-wordpress-com.cdn.ampproject.org
 http://teguhkarya28.blogspot.com
 https://journal.umtas.ac.id/index.php/naturalistic/article/view/12

Anda mungkin juga menyukai