Anda di halaman 1dari 18

Pemerolehan Bahasa

Anak
Oleh
Rabiyatul Adawiyah, M.Pd.
HAKIKAT PEMEROLEHAN
BAHASA
Pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuan
berbahasa, baik berupa pemahaman atau pengungkapan,
secara alami, tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal
(Tarigan dkk., 1998).
Pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang digunakan
oleh anak-anak untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis
dengan ucapan orang tua sampai dapat memilih kaidah tata
bahasa yang paling baik dan paling sederhana dari bahasa
yang bersangkutan.
Pemerolehan adalah proses bawah sadar. Penguasaan
bahasa tidak disadari dan tidak dipengaruhi oleh pengajaran
yang secara eksplisit tentang sistem kaidah yang ada di
dalam bahasa kedua.
Karakteristik pemerolehan
bahasa:
a) berlangsung dalam situasi informal, anak-anak
belajar bahasa tanpa beban, dan di luar sekolah;
b) pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran
formal di lembaga-lembaga pendidikan seperti
sekolah atau kursus;
c) dilakukan tanpa sadar atau secara spontan; dan
d) dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam
konteks berbahasa yang bermakna bagi anak.
e) Berlangsung secara terus-menerus dalam
konteks berbahasa yang nyata dan
bermakna.
Teori Pemerolehan
Bahasa

Pandangan nativistik,
Pandangan behavoristis dan
Pandangan kognitif
Pandagan Nativistik
Setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan kemampuan
bawaan atau alami untuk dapat berbahasa.
Bukan lingkungan yang membuat anak mampu berbahasa
bukan karena meniru orang lain karena banyak juga
ungkapan kreatif yang dimunculkan anak ketika berbahasa,
yang belum pernah dicontohkan sebelumnya.
Jadi, kalau bukan karena kemampuan bawaan, mustahil
anak dapat mempelajari dan menguasai suatu bahasa yang
komponen dan aturannya begitu rumit hanya dalam waktu
yang singkat.
Adanya kretivitas berbahasa
Kemampuan bawaan disebut Piranti pemerolehan bahasa
Pandangan Behavioristis
Menurut behavioris, penguasaan bahasa
anak ditentukan oleh rangsangan yang
diberikan lingkungannya.
Anak tidak memiliki peranan aktif, hanya
sebagai penerima pasif.
Perkembangan bahasa anak terutama
ditentukan oleh kekayaan dan lamanya
latihan yang diberikan oleh lingkungan,
serta peniruan yang dilakukan anak
terhadap tindak berbahasa lingkungannya.
Pandangan Kognitif
Menurut pandangan kognitif, penguasaan dan
perkembangan bahasa anak ditentukan oleh daya
kognitimya.
Lingkungan tidak serta merta memberikan
pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual
dan bahasa anak, kalau si anak sendiri tidak
melibatkan secara aktif dengan lingkungannya.
Dengan kata lain, anaklah yang berperan aktif
untuk terlibat dengan lingkungannya agar
penguasaan bahasanya dapat berkembang secara
optimal.
Beda Pemerolehan dan
Pembelajaran
Pemerolehan Pembelajaran

Diperoleh secara tidak Diperoleh secara sadar


sadar (alami) (buatan)
Tidak dipelajari Dipelajari
Melalui lingkungan Melalui lingkungan
nonformal formal (sekolah)
Tanpa guru/pengajar Bersama guru/pengajar
Ragam Pemerolehan
Bahasa Anak
Ragam atau jenis pemerolehan bahasa
anak menurut Tarigan (1988) dapat
ditinjau dari berbagai sudut pandang,
antara lain:
a) berdasarkan bentuk: bahasa pertama, kedua, dan
berulang.
b) berdasarkan urutan: bahasa pertama dan kedua.
c) berdasarkan jumlah: satu bahasa dan dua bahasa.
d) berdasarkan media: bahasa lisan dan tulisan.
e) berdasarkan keaslian: bahasa asli dan bahasa
asing.
f) berdasarkan proses: serentak dan berurut.
Faktor Pemerolehan
Bahasa Anak
1. faktor biologis, yakni otak (sistem
syaraf pusat), alat dengar, dan alat
ucap;
2. faktor lingkungan sosial;
3. faktor intelegensi; dan
4. faktor motivasi (instrinsik dan
ekstrinsik)
(Tarigan dkk., 1998)
Mengapa anak belajar
bahasa?
1. keinginan untuk memperoleh informasi
tentang lingkungannya, kemudian
mengenai dirinya sendiri dan kawan-
kawannya;
2. memberi perintah dan menyatakan
kemauan;
3. pergaulan sosial dengan orang lain; dan
4. menyatakan pendapat dan ide-idenya.
Strategi pemerolehan
bahasa anak
Mengingat
Meniru
Mengalami langsung
Bermain
Penyederhanaan
PERKEMBANGAN BAHASA
ANAK
Perkembangan bahasa anak merupakan
proses perubahan kemampuan berbahasa
anak, baik melalui pemerolehan maupun
pembelajaran.
Perkembangan bahasa anak sangat
tergantung pada bakat bawaan, lingkungan,
serta perkembangan fisik dan intelektual si
anak.
Perkembangan bahasa selalu melalui
tahapan tertentu.
Tahap-tahap perkembangan
bahasa anak
1. Tahap Pralingistik (0 12 bulan), yakni anak
menghasilkan bunyi yang belum bermakna;
2. Tahap Satu Kata (12 18 bulan), yakni anak
sudah belajar menggunakan satu kata bermakna
untuk mewakili keseluruhan idenya;
3. Tahap Dua Kata (18 24 bulan), yakni anak
sudah mulai mengucapkan kombinasi dua kata;
dan
4. Tahap Banyak Kata (3 5 tahun), yakni anak
semakin kaya dengan perbendaharaan kosakata.
Mereka sudah mulai mampu membuat kalimat
pertanyaan, penyataan negatif, dan berbagai
bentuk kalimat.
Tahap-tahap perkembangan
bahasa anak (menurut Piaget)

1. Tahap Pralingistik I (0 5 bulan),


2. Tahap Praliguistik II (5 12 bulan),
3. Tahap Linguistik I (1 2 tahun),
4. Tahap Linguistik II (2 3 tahun),
5. Tahap Linguistik III (3 4 tahun),
6. Tahap Linguistik IV (4 5 tahun), dan
7. Tahap Linguistik V (5 dst.).
Tahap-tahap perkembangan bahasa
anak (menurut Ross dan Roe)

Perkiraan Tahap Perkem- Kemampuan


Umur bangan Bahasa Anak

Lahir 2 tahun Fase Fonologis Anak bermain dengan bunyi-bunyi


bahasa, anak mulai mengoceh sarnpai
menyebutkan kata-kata sederhana

2 7 tahun Fase Sintaktik Anak menunjukkan kesadaran


gramatis: berbicara rnenggunakan
kalirnat sederhana

7 11 tahun Fase Semantik Anak dapat membedakan kata sebagai


simbol dan konsep yang terkandung
dalam kata
Bentuk Perkembangan
Bahasa Anak

1. Perkembangan Fonologi,
2. Perkembangan Morfologi,
3. Perkembangan Sintaksis,
4. Perkembangan Semantik, dan
5. Perkembangan Pragmatik.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai