Dosen Pengampu:
NINDYA AYU PRISTANTI, S.Pd, M.Pd
Mata Kuliah:
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Puji syukur Alhamdulillah kita ucapkan kepada Allah swt,tuhan yang maha esa.karena atas
berkat rahmat dan hidayanya serta memberikan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
Miniriset ini sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan oleh dosen pengampu mata kuliah
perkembangan peserta didik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu. NINDYA AYU PRISTANTI, S.Pd, M.Pd
, selaku dosen pengampu mata kuliah perkembangan peserta didik yang telah memberikan bimbingan
dan arahan kepada penulis, dan memberikan informasi kepada penulis tentang bagaimana cara
membuat miniriset dengan benar.penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan
teman teman. Karena telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis sehingga tugas
miniriset ini dapat di selesaikan sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan.
Penulis memahami bahwa tugas miniriset ini masi jauh dari kata sempurna sesuai dengan yang
di harapkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan keritikan dan
saran agar penulis dapat meciptakan makalah yang baik kedepan nya.
Akhirkata penulis ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan meberikan
pengetahuan kepada kita semua.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan
Bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu
menggumam maupun membeo.Menurut pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara
terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini tidak sama
dengan menulis. Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan Bahasa dan
kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang cepat
berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu perkembangannya
ibu dapat membantu memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing
anak.
Scjalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani terutama yang
bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya
dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal
dan bersahabat dengannya. Terdapat perbedaan yang signifikan Bahasa pengertian Bahasa dan
berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang’diutarakan dalam bentuk
lisan. Tulisan, Bahasa isyarat, Bahasa gerak tubuh, ckspresi wajah.Sedangkan bicara adalah
Bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling
penting serta paling banyak dipergunakan.
1
3. Pembatasan masalah
Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka
diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini
adalah :
1. Metode yang digunakan dalam meningkatkan perkembangan bahasa pada anak usia dini
hanya terbatas pada metode bercerita dengan papan flannel.
2. Masalah yang diteliti hanya terbatas pada peningkatan perkembangan bahasa pada anak
usia 4-5 tahun yaitu menerima bahasa dan mengungkapakan bahasa.
4. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penyusunan ini dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Tahap perkembangan Bahasa berbicara anak secara umum
2. Keterlambatan dan bahaya (gangguan) di dalam perkembangan bicara pada anak.
5. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perkembangan Bahasa
2. Agar anak usia dini tidak mengalami keterlambatan berbahasa.
6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberika n manfaat untuk berbagai pihak
1. Anak didik
Anak didik dapat menerima pembelajaran yang diberikan melalui bercerita dengan senang
tanpa merasa tertekan. Dengan ini pula akan meningkatkan perkembangan bahasanya.
2. Bagi calon pendidik
Sebagai bahan untuk memperluas dan mempertimbangkan berbagai cerita dan konsep
bahasa yang akan dipergunakan dalam proses pembelajaran.
2
BAB II LANDASAN TEORI
Manusia tidak berpikir hanya dengan otaknya tetapi juga dengan rasa dan memerlukan
Bahasa sebagai mediumnya. Orang lain tidak akan dapat memahami hasil pemikiran kita kalau
tidak diungkapkan dengan menggunakan Bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Masa
kanak-kanak adalah masa yang paling tepat untuk mengembangkan Bahasa. Karena pada masa
ini sering disebut masa “golden age” dimana anak sangat peka mendapatkan rangsangan-
rangsangan baik yang berkaitan dengan aspek fisik Bahasa, intelektual, Bahasa, emosi maupun
Bahasa. Menurut Hurlock, (Musyafa, 2002:26) perkembangan awal lebih penting dari pada
perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat dipengaruhi oleh belajar dan pengalaman.
Demikian pula halnya peranan Bahasa bagi anak. Perkembangan Bahasa anak usia 3-5
tahun adalah dimana anak sudah dapat berbicara dengan baik yaitu tidak dengan terbalik –
balik. Anak mampu menyebutkan nama diri, nama orang tua, jenis kelamin, alamat rumah
secara sederhana, dapat mengulang kalimat sederhana, menjawab pertanyaan tentang
keterangan/informasi secara sederhana. Pada usia ini anak mulai senang mendengarkan cerita
sederhana dan mulai banyak bercakap-cakap, benyak bertanya seperti apa, mengapa,
bagaimana, juga dapat mengenal tulisan sederhana.
Bahasa adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan manusia
disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Bahasa merupakan alat
komunikasi untuk menjalin pertemanan, dan belajar banyak hal di sekitarnya. Melalui
komunikasi anak akan akan mampu membentuk dan membangun suatu pemahaman
pengetahuan baru tentang berbagai hal. Hal ini menunjang kepercayaan diri anak dalam
memasuki lingkungan yang baru (Wiguna dan Noorhana, 2001). Dengan kata lain, Bahasa
3
sangat berperan dalam perkembangan anak. Bahasa dapat menfasilitasi komunikasi
interpersonal, membantu mengorganisasikan pikiran, dan membantu dalam mempelajari
sesuatu.Perkembangan dari kemampuan berkomunikasi merupakan sesuatu hal yang penting
dalam rangka pembelajaran
Teori Navitis
Teori Navitis ini berpandangan bahwa ada unsur keterkaitan yang erat antara faktor
biologis dengan perkembangan bahasa. Teori Navitis meyakini bahwa kemampuan bahasa
merupakan kemampuan bawaan sejak lahir. Selanjutnya belajar bahasa tidak dipengaruhi
oleh intelegensi maupun pengalaman individu. Para ahli Navitis juga meyakini bahwa
anak-anak menginternalisasi aturan tata bahasa sehingga mereka dapat menyusun berbagai
macam kalimat tanpa latihan, penguatan, maupun meniru bahasa orang dewasa.
4
Selanjutnya, teori ini mengemukakan bahwa untuk mendeteksi kategori bahasa
tertentu, seperti fonologi, sintaksis, dan semantik. Teori Navitis meyakini bahwa kemampuan
bahasa merupakan kemampuan bawaan sejal lahir, ini juga didukung oleh Lenneberg,
yang mengemukakan bahwa kemampuan Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki
seseorang berdasarkan pengetahuan awal yang diperoleh secara biologis.
Teori Behavioristik
Pandangan behavioristik beranggapan bahwa bahasa merupakan masalah Respon dan
sebuah imitasi. Tokoh yang menganut behavioristikini adalah Skinner dan Bandurs Dia
menulis buku Verbal Behavior yang digunakan sebagai rujukan bagi pengikut alran ini. Ia
mengungkapkan bahwa berbicara dan memahami bahasa diperoleh melalui rangsangan
lingkungan, yaitu tentang teori belajar yang disebut operant conditioning ,oleh karena itu
Skinner yakin bahwa perilaku verbal adalah perilaku yang dikehendaki adalah perilaku
yang dikendalikan oleh akibatnya. Bila akibatnya itu hadiah atau sesuatu yang
menyenangkan maka perilaku ini akan terus dipertahankan, kemampuan dan frekuensinya
akan terus berkembang. Namun, sebaliknya, akibatnya adalah adalah hukuman maka akan
terjadi sebaliknya.
5
3. Gangguan perkembangan Bahasa anak
Disfasia
Jenis gangguan perkembangan bahasa yang tidak sesuai kemampuan berbahasa
anak seusianya. Diperkirakan muncul karena adanya gangguan pada pusat bicara di otak.
Biasanya anak dengan gangguan ini ketika sudah umur setahun belum bisa mengucapkan
kata spontan yang bermakna, misalnya dia belum bisa bilang mama atau papa.
Siandrom Asperger.
Gejala yang muncul dari gangguan ini adalah gangguan interaksi sosial,
keterbatasan dan pengulanagn perilaku, ketertarikan dan aktifitas. Anak yang memiliki
sindrom Asperger biasanya mengalami gangguan kualitatif dan interaksi sosial, tandanya
berupa komunikasi nin verbal, cara memandang lawan bicaea, ekspresi wajah, gesture.
Ia juga tidak bisa bermain dengan anak seusianya, kurang bisa berinteraksi dan emosional.
Gangguan Multisyestem Development(MSDD)
Gangguan ini terlihat dengan adanya problem komunikasi, sosial dan proses sensoria
tau rangsangan. Ciri-cirinya biasanya reaksi abnormal, hiposesif atau hipertensif terhadap
suara, aroma, tekstur, gerakan, suhu, dan sensasi inderanya. Anak dengan gangguan ini juga
biasanya minat komunikasi dan interaksi yang normal hanya saja respon dan reaksinya
tidak tidak berjalan secara optimal. Anak dengan gangguan ini juga biasanya bermasalah
terkait keteraturan tidur, selera makan, dan aktivitas rutin lainnta.
6
BAB III METODE PENELITIAN
7
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru sangat berperan dalam membangun kecerdasan
intelektual anak di sekolah, yang mana perkembangan tersebut dapat membantu siswa aktif
dalam belajar. Dalam hal ini guru telah mampu mengembangkan Bahasa dengan memberikan
metode pembelajaran yang aktif, dimana sebelum pembelajaran berlangsung guru akan
memantau siswa untuk menjalankan kewajibannya, mempersiapkan murid serta mengulang
8
pelajaran yang telah lalu. Banyak nya siswa yang aktif dalam belajar berarti menunjukkan
bahwa perkembangan Bahasa peserta didik pada saat ini masih berjalan dengan lancer
C. Temuan lapangan
Selama melakukan penelitian di lapangan,peneliti menjumpai beberapa fakta temuan
dilapangan. Temuan-temuan di lapangan tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam poin-poin
sebagai berikut :
1. Peserta didik aktif bertanya pada saat presentasi di kelas.
2. Tidak sedikit juga peserta didik yang malu menyampaikan pendapatnya saat berdiskusi.
3. Banyak Peserta didik teretarik dengan pengetahuan.
4. Banyaknya peserta didik dalam mempertahankan pendapat mereka jika pendapat mereka
benar.
5. Sedikitnya peserta didik tertarik dalam public speaking.
9
BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh mengenai peran guru SMP PLUS KASIH IBU
Kecamatan patumbak kabupaten deli Serdang Sumatra utara perkembangan bahasa anak pada
kelompok 5 maka dapat disimpulkan bahwa hasil data menunjukkan kemampuan peran guru dalam
menstimulasi perkembangan bahasa anak sudah baik dan perkembangan bahasa anak semakin
meningkat. Anak dapat menggunakan bahasanya sendiri dalam mengemukakan pendapat pada saat
merespon kegiatan pembelajaran yang dilakukan dikelas. Kemampuan peran guru dalam menstimulasi
perkembangan bahasa anak pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang menarik bagi anak, sehingga kegiatan yang dilakukan tersebut mampu
direspon anak dengan baik serta meningkatkan perkembangan bahasa mereka. Anak akan belajar
bagaimana berpartisipasi dalam meningkatkan kosa kata yang dimilikinya. Kegiatan yang biasa
dilakukan guru pada saat pembelajaran dikelas yaitu dengan cara berbicara, membaca, menulis, dan
menyimak.
Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka saran
yang dapat peneliti berikan adalah :
1. Bagi pihak sekolah diharapkan bekerjasama dengan guru kelas untuk memperbaiki
permasalahan dalam perkembangan bahasa anak usia dini melalui kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di sekolah.
2. Bagi guru agar lebih memperhatikan lagi kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sehingga
pembelajaran tidak monoton dan anak dapat berperan aktif dalam meningkatkan
perkembangan bahasanya.
3. Kepada peneliti lain agar dapat memahami tentang peran guru dalam menstimulasi
perkembangan bahasa anak sehingga perkembangan bahasa anak sesuai dengan tahap usianya
serta mampu berkomunikasi dengan orang terdekatnya. Baik teman sebaya, maupun guru yang
ada dikelas.
10
DAFTAE PUSTAKA
Isna, A. (2019). Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. Al Athfal: Jurnal Kajian Perkembangan Anak
Dan Manajemen Pendidikan Usia Dini, 2(1), 62-69.
11
LAMPIRAN
12
13
Berikut kami lampirkan beberapa dokumentasi mahasiswa, saat melakukan penelitian:
14