Anda di halaman 1dari 36

CRITICAL BOOK REPORT

MK. KETRAMPILAN DASAR


PENDIDIKAN SD
PRODI S1 PGSD-FIP

Skor Nilai :

MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


(Dr. Anita Yus, M.Pd.)

NAMA : BRYAN FERNANDO TURNIP


NIM : 1203111148
DOSEN PENGAMPU : Dra. SARIANA MARBUN, M.Pd
MATA KULIAH : KETRAMPILAN DASAR PAUD

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena telah memberikan rahmat
serta karuniaNya kepada saya, sehingga saya mampu menyelesaikan tugas Critical Book
Report ini. Tugas ini dibuat semestinya untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Ketrampilan Dasar Pendidikan Sekolah Dasar yang diampu oleh Ibu Dra. Eva Betty S, M.Pd.

Critical Book Report ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan serta
wawasan dalam berfikir maupun bertingkah laku khususnya dalam melihat perkembangan
dan pertumbuhan peserta didik di kehidupan sehari-hari. Saya menyadari bahwa tugas
Critical Book Report ini masih jauh dari kata sempurna, jika di dalam tugas ini terdapat
banyak kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan saya mohon maaf. Karena itu saya
sangat menerima kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan tugas ini. Atas perhatiannnya saya ucapkan terimakasih.

Medan, Oktober 2020

Penulis

Bryan Fernando Turnip

1203111148
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................................................iv
1.1 Pendahuluan.....................................................................................................................iv
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................v
1.3 Tujuan...............................................................................................................................v
1.4 Identitas Buku..................................................................................................................vi

BAB II
RINGKASAN BUKU..................................................................................................................vii
2.1 Buku Utama....................................................................................................................vii
2.2 Buku Pembanding........................................................................................................xxiii

BAB III
PEMBAHASAN.........................................................................................................................xxxi
3.1 Pembahasan Buku........................................................................................................xxxi
3.2 Kelebihan...................................................................................................................xxxiii
3.3 Kekurangan................................................................................................................xxxiv

BAB IV
PENUTUP.................................................................................................................................xxxv
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................xxxv
4.2 Saran..........................................................................................................................xxxvi

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................xxxvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini
ditandai dengan terus bertambahnya jumlah lembaga PAUD. Hal ini juga menjadi bukti semakin
meningkatnya kesadaran orang tua dan guru tentang pendidikan PAUD. Banyak orang tua
maupun guru telah memahami pentingnya masa emas (golden ege) perkembangan pada usua
dini. Untuk itu, perlu dukungan lingkungan yang kondusif bagi pekembangan potensi yang
dimiliki anak.

Pelaksanaan pembelajaran pada AUD yang lebih terfokus pada “kegiatan akademik” dan
mengabaikan kegiatan bermain sebagai suatu praktek PAUD yang keliru. Bermain bukan hanya
sebagai “kesadaran” belajar anak. Belajar sebagai salah satu kebutuhan perkembangan anak.
Anak memperoleh pengetahuan justru dari berbagai cara. Sesuai dengan salah satu cirri anak usia
dini, yaitu anak sebagai individu yang aktif maka pengetahuan lebih banyak diperoleh dari
pengalaman melakukan berbagai aktivitas. Mendengarkan penjelasan guru sedikit sekali
membentuk pengetahuan apalagi usia anak yang belum dapat berkonsentrasi dalam waktu yang
relative lama.

Dari berbagai pengalaman beberapa guru AUD menjelaskan bahwa guru mengaku telah
melaksanakan kegiatan bermain sambil belajar dan belajar melalui bermain. Namun, kegiatan
bermain dilakukan terlepas dari kegiatan belajar yang paling banyak dilakukan adalah
kesempatan bermain diberikan pada saat jam istirahat, sedangkan pada saat pembukaan,inti, dan
penutup cenderung sepenuhnya dilakukan dalam bentuk kegiatan akademik.
Sebenarnya banyak pendekatan, model dan metode pembelajaran yang dapat diterapkan
dilembaga PAUD. Pendekatan, model dan metode yang dikemukakan para filsuf, seperti
pendidikan model, Frobel, Montessori, dan lainnya sebagai model yang dapat diterapkan dan
dimodifikasi dan dikembangkan sehingga sesuai deterapkan di PAUD. Perlu kejelian guru dalam
melakukan pemilihan atau pengembangan pendekatan, model dan metode pembelajaran.

Pemahaman guru tentang model-model PAUD meliputi aspek filosofi dan teori dari
setiap model, bagaimana pendekatan, model, dan metode pembelajaran setiap model PAUD.
Anak didik (usia dini) menduduki posisi penting dan sebagai acuan utama dalam pemilihan
pendekatan model dan metode pembelajaran. Hal yang perlu diingat dari sisi anak adalah PAUD
bukan sekedar mempersiapkan anak untuk bisa masuk SD. Fungsi PAUD yang sebenarnya untuk
membantu mengembangkan potensi anak (fisik, bahasa, intelektua/kognitif, emosi, sosial, moral
dan agama) dan meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan
daya cipta untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai
rumusan masalah Model Pendidikan Anak Usia Dini.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan critikal book ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan isi buku,
menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau
penulis lainnya. Kemudian manfaatnya untuk mengetahui wawasan mengenai pendidikan usia
dini dan untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana mengkritik sebuah buku.
1.4 Identitas Buku

Buku Utama

Judul : Model Pendidikan Anak Usia Dini

Edisi : Pertama

Penlis : Dr. Anita Yus, M.Pd.

Penerbit : Kencana

Kota terbit : Jakarta

Tahun : 2011

Halaman : 128 Halaman

ISBN : 978-602-8730-42-6

Buku Pembanding

Judul : Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini

Edisi : Pertama

Pengarang : M. Fadillah, M.Pd.I., dkk.

Penerbit : Prenadamedia Group

Tahun terbit : 2014

Kota terbit : Rawamangun-Jakarta

ISBN : 978-602-7985-60-5
BAB II

RINGKASAN BUKU

2.1 Buku Utama

“MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI”

Bab I Para Filsuf dalam Pendidikan Anak


A. Martin Lutter
Martin Lutter menekankan bahwa sekolah digunakan sebagai sarana untuk
mengajar anak membaca. Martin Lutter berkeyakinan bahwa keluarga sebagai institusi
yang paling untuk membuat dasar pendidikan dan perkembangan bagi anak. Keluarga
dan sekolah perlu dijadikan sarana religius dan penegak moral.

B. Jhon Amos Comenius


Menurut Comenius pendidikan harus dimulai sejak dini. Pendidikan berlangsung
Secara alami dengan memperhatikan aspek kematangan (maturasion) dan memberi
kesempatan pada anak untuk menggunakan seluruh inderanya. Comenius juga
menekankan pentingnya bermain dalam pengembangan diri anak.

C. Jhon Locke
Jhon Locke terkenal dengan teori yang dikemukakannya, yaitu teori “Tabula
Rasa”. Teori ini memandang bahwa anak sebagai kertas putih. Teori ini memandang
bahwa pada saat lahir anak tidak berdaya dan tidak memiliki apa-apa. Jhon Locke sangat
mempercayai bahwa mendapatkan pembelajaran dari lingkungannya diperlukan satu
cara, yaitu mendapatkan pelatihan-pelatihan sensoris yang bertujuan untuk membentuk
kesiapan belajar (Learning Readiness). Kesiapan inilah yang mempengaruhi keberhasilan
anak belajar kelak.
D. Jean- Jacques Rousseau
Rousseau yang hidup pada 1712-1778 mengembangkan pemikiran bahwa
pendidikan dilakukan dengan menggunankan pendekatan alami yang disebutnya sebagai
pendeklatan Naturalistik. Pendidikan naturalistik membiarkan anak tumbuh tanpa
intervensi dengan cara tidak membandingkan anak satu dengan anak yang lain seta
membiarkan kebebasan anak untuk mengeksplorasi tanpa membahayakan diri sendiri dan
orang lain. Rousseau mengemukakan juga bahwa kesiapan anak merupakan factor
penting dalam proses pembelajaran.

Bab II Model Prasekolah Di Berbagai Negara


A. Maria Montessori
Dasar pendidikan Montesori menekankan pada tiga hal, antara lain :
1. Pendidikan Sendiri
Menurut Montessori, anak-anak memiliki potensi atau kekuatan dalam dirinya
untuk berkembang sendiri. Anak akan selalu memiliki mencari sesuatu yang baru
untuk dikerjakan yaitu sesuatu yang memiliki tingkatan yan lebih sulit dan
menantang.
2. Masa Peka
Ketika masa peka datang, maka anak harus segera difailitasi dengan alat-alat
permainan yang mendukung aktualisasi potensi yang muncul. Guru memiliki
kewajiban untuk mengobservasi dengan sehingga peristiwa-peristiwa ajaib yang
datang secara spontan dapat langsung digunakan oleh guru untuk mengambil tindakan
dengan memberikan bantuan kepada anak dalam memilih alat bermain
(pembelajaran) yang serasi dan tepat waktu.
3. Kebebasan
Kebebasan menjadi hal yang penting dalam pembelajaran Montessori. Dalam
pembelajaran, anak memiliki kebebasan untuk berfikir, berkarya, dan berbuat sesuatu.
Kebebasan ini bertujuan agar ketika tiba masa peka terhadap suatu kemampuan yang
mendorong untuk melatih satu fungsi, anak akan dapat terlatih sesuka hatinya.
Makna lain dari prinsip kebebasan adalah bahwa pendidikan sudah selayaknya
untuk tidak dibebankan kepada anak. Maka anak akan belajar mandiri berdasarkan
inisiatif pribadinyadengan membangun konsentrasi dan disiplin secara individual.
Ada beberapa alat bermain yang dapat digunakan untuk mengembangkan panca
indera, yaitu : a. Alat permainan untuk indra penglihatan
b. ALat untuk indra peraba atau perasa
c. Alat untuk indrea pendengar
d. Alat untuk indra penciuman

Terdapat tiga hal yang perlu selalu dipantau dalam penggunaan pendekatan
Montessori, yaitu :
1. Pendidikan Usia Dini (early childhood) memerhatikan pembiasaan dan
pengetahun dasar yang dibutuhkan anak sesuai dengan perkembangannya.
2. Lingkungan pembe;lajaran (lerning environment) diusahakan sama dengan
keadaan dan lingkungan anak di rumah.
3. Peran Guru (role of the teacher) sebagai fasilitator.

B. High/Scope
Program pendidikan High/Scope merupakan salah satu model pembelajaran yang
merujuk pada teori Piaget. Pendekatan ini menekankan bahwa anak berkembang melalui
tahap-tahap tertentu. Kurikulum High/Scope akan membantu anak-anak prasekolah
menjadi lebih bebasdan mandiri ( independen), bertanggung jawab dan menjadi
pembelajar yang percaya diri.
Kurikulum High/Scope memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Belajar Aktif
2. Interaksi anak dengan Orang dewasa
3. Lingkungan Pembelajaran
C. Bank Street
Pendidikan Bank Street disenggarakan dengan program yang dikembangkan
berdasarkan asumsi bahwa anak mampu menentukan pilihan dan belajar dengan aktivitas
bila berada pada lingkungan yang kondusif. Bank street memandang anak sebagai
manusia kompleks dan unik. Prinsip utama pendidikan Bank Street ialah pendidikan yang
berorientasi agar anak menjadi seorang pelajar yang abadi.
Kegiatan belajar di Bank Street berkaitan dengan materi matematika, sains,
bahasa (spanyol), seni, music, dan pendidikan jasmani. Pembelajaran pada paendidikan
bank street dilakukan dengan mengadakan percobaan dengan menyelidiki material dan
sumber daya yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah bank street
dirancang dengan menggunakan strategi yang mendorong anak untuk melakukan
penemuan dan membantu anak untuk memaknai sesuatu.
Dalam kurikulum Bank Street, penilaian memiliki fungsi penting yaitu sebagai
proses untuk pengambilan keputusan dan tahapan pelaksanaan kurikulum. Pembelajaran
pada bank street memungkinkan anak untuk menunjukkan apa yang sudah mereka
ketahui dan memperkayanya.

D. Waldorf
Pandangan yang dianut sekolah Waldorf ialah sekolah melaksanakan pendidikan
dengan berusaha membantu anak agar anak memiliki kepercayaan diri, kreatifitas,
pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum sekolah Waldorf didesain untuk
mempertemukan berbagai perubahan dalam perkembangan yang terjadi secara alamiah
sepanjang masa kanak-kanak. Standar kurikulum sekolah Waldorf didesain untuk
mempertemukan seorang anak dalam tingkat kesuapan untuk belajar dan memahami.
Pendidikan di sekolah Waldorf sangat unik, khususnya dalam kapasitas berbagai
anak-anak diajarkan dan ketika mereka belajar banyak subjek. Tujuan akhir seorang guru
Waldorf adlah membantu agar anak mampu menghubungkan antara kapasitas bawaan
termasuk imitasi dan imitasi anak dengan pengalaman pendidikan yang diperoleh dalam
kehidupan nyata yang akan mereka jalani secara sungguh-sungguh.

Metode pendidikan di sekolah Waldorf bekerja keras untuk membangkitkan dan


memuliakan kemampuan anak sehingga anak tidak selalu dipaksa secara intelektual.
Evakuasi pembelajaran dalam kurikulum sekolah Waldorf menggunakan teknik
portofolip. Portofolia adalah proses pengumpulan data-data (hasil karya anak : sebagai
bentuk laporan) tentang pekerjaan dan tugas-tugas keseharian dan bersifat informal.

E. Reggio Emilia
Model pendidikan Reggio Emilia merupakan contoh pendidikan untuk periode
kanak-kanak yang dicetuskan oleh Loris Mallaguzzi. Pembelajaran Reggio Emilia
berkeyakinan bahwa anak memiliki kemampuan yang tida terbatas. Reggio Emilia
digunakan juga sebagai pendekatan dalam pendidikan awal atau masa kanak-kanak.
Pendekatan ini merupakan suatu tempat atau situasi dan kondisi bermain (city-run)
dengan sistem yang di responsori dan dirancang untuk semua anak-anak dari lahir sampai
usia enam tahun.
Prisip pendekatan Reggio Emilia adalah antara lain sebagai berikut :
1. Kurikulum Emergensi
Kurikulum dibangun berdasarkan pada mina tank-anak. Topik yang digunakan
dalam kegiatan belajar dapat diperoleh melalui pembicaraan dengan anak-anak,
mengapa peristiwa atau kejadian yang terdapat dimasyarakat atau peristiw dalam
keluarga.
2. Pronyek (Pekerjaan)
Proyek merupakan suatu studi mengenai konsep secara menyeluruh dan lebih
mendalam terhadap gagasan dan minat yang muncul didalam kelompok. Proyek
dilakukan sebagai simbol petualangan. Para guru membantu anak-anak untuk
memvuat keputusan mengenai arah belajar, tata cara untuk memilih topic riset dan
melaksanakan riset dalam kelompok, representrasi media yang akan dipertunjukkan,
dipamerkan, dalam lemari hasil karya.
3. Retresentational Development
Pembelajaran dalam Reggio Emilia melakukan pengintegrasiann seni grafis
untuk mewajahi kemampuan kognitif, ilmu bahasa, dan perkembangan sosial.

4. Kerjasama/kolaborasi
Kerja kelompok dan kolaborasi dipertimbangkan sebagai dua hal yang berharga
dan diperlukan untuk membantu pengembangan teori, anak didukung untuk
berdialog, kritik, perbandingan, mengadakan hipotesis dan pemecahan masalah.
5. Para guru sebagai peneliti
Guru juga sebagai peneliti, yang mendayagunakan semua sumber daya
sebagaimana mereka meminjamkan keahliannya untuk anak-anak (edwarts,1993).
Didalam peran yang demikian (sebagai guru penelitian), pendidik secara hati-hari
mendengarkan/menyimak, mengamati dan mendokumentasikan pekerjaan anak-anak
dan pertumbuhan komunitas yang terjadi didalam kelas.
6. Dokumentasi
Dokumentasi mengenai proses, dan pekerjaan anak dipandang sebagai suatu alat
penting dalam proses belajar untuk anak, para guru, dan orang tua. Dokumentasi
digunakan sebagai penilaian/assement dan pertimbangan untuk melakukan sesuatu.
7. Lingkungan
Lingkungan dipertimbangkan sebagai “guru yang ketiga”. Para guru secara hati-
hati menata ruang untuk karya anak-anak dalam kelompok kecil dan besar, sekaligus
ruang bagi masing-masing anak secara individual.

Evaluasi pembelajaran disekolah Reggio Emelia dilakukan dengan menggunakan


metode evaluasi antara lain :
a. Observasi
Guru melakukan observasi dengan memfokuskan kepada keunikan
masing-masing individu anak dan guru juga mencatat peristiwa-peristiwa
penting yang tejadi pada anak setiap harinya.\
b. Prtofolio
Portofolio adalah hasil dokumentasi atau kumpulan hasil karya yang telah
dikerjakan oleh anak. Portofolio merupakan jenis laporan yang didasari oleh
assessment secara priodik oleh guru dengan contoh-contoh lengkap dengan
gambaran perkembangan mental setiap anak.

Bab III Development Appropriate Practice (DAP)


A. Pengertian Development Appropriate Practice (DAP)
DAP memberikan penjelasan bagaimana seharusnya pembelajaran dilakukan.
Gestwicki (2007) mengemukakan DAP merupakan suatu kerangka berfikir atau
framework, seatu filosofi, suatu pendekatan yang menunjukkan bagaimana caranya
bekerja sama dengan anak-anak. DAP sebagai kerangka bekerja berisi rambu-rambu
berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan belajar dalam PAUD.
Menurut Sue Bredekemp (1992), konsep Developmentally Appropriateness
memiliki dia dimensi, yaitu :
1. Age Appropriateness adalah perkembangan manusia yang berdasarkan
diperkirakan yang terjadi pada anak selamua delapan tahun awal kehidupan
manusia, yang menunjukkan adanya perubahan yang terjadi pada anak yang
dapat diperkirakan dan berlangsung pada aspek perkembangan kognitif,
bahasa, fisik, seni, emosional, sosial dan spiritual.
2. Individual Appropriateness ialah bahwa setiapa anak adalah pribadi yang unik
dengan pola dan waktu pertumbuhan individual seperti kepribadian
individual, gaya belajar, dan latar belakang keluarga.

Para guru dapat menggunakan pengetahuan tentang perkembangan anak


untuk mengidentifikasikan rentang (cakupan) perilaku yang sesuai (diharapkan),
aktivitas yang akan dilakukan serta materi yang digunakan untuk masing-masing
kelompok anak. Getstwicki (2007) mengemukakan bahwa perkembangan yaitu :
a. Holistic, yang mengacu pada setiap organisme beropersi sebagai satu kesatuan
yang utuh yang tidak dapat diperkecil atau dipisah.
b. Dynamic, menunjukkan bahwa perkembangan dan pertumbuhan terjadi secara
terus-menerus dan berada pada rentang proses perkembangan.
c. Transactional, menunjukkan bahwa individu mengubah situasi sebagaimana
situasi juga mengubah individu.
d. Fragmen, menggambarkan bahwa perkembangan dapat terjadi sebagai proses
yang terpisah-pisah, tidak statis, tidak satu arah atau tidak hanya menghasilkan
satu pengaruh terhadap orang lain atau lingkungannya.

B. Prisip Dasar Perkembangan Berdasarkan Developmentally Appropriate Practice


Konsep Developmentally Appropriate Practice (DAP) didasarkan pada
pengetahuan tentang bagaimana anak berkembang dan belajar. Perkembangan dan
pembelajaran adalah dua kata yang memiliki konsep yang sangat kompleks dan tidak
cukup teori menjelaskan semua fenomena itu, prinsip-prinsip ini merupakan gambaran
umum sesuai, dapat dipertanggung jawabkan, dapat menjadi pertimbangan untuk
membuat keputusan pelaksanaan perkembangan, dan pembelajaran anak usia dini.
Prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak berdasarkan Developmentally
Appropriate Practice (DAP) antara lain :
1. Wilayah perkembangan anak-fisik ,moral, emosional, kognitif, dan dimensi
lainnya saling berkaitan erat. Perkembangan dalam satu wilayah
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh wilayah lainnya.
2. Perkembangan terjadi dalam urutan yang relative teratur, dan kemampuan,
keterampilan, serta pengetahuan berikut berikut terbentuk atas kemampuan
keterampilan, dan pengetahuan yang diperoleh sebenarnya.
3. Perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda antara anak satu
dengan yang lain maupun antara wilayah perkembangansatu dengan lain pada
individu anak sama.
4. Pengalaman yang telah diperoleh anak memiliki dampak langsung maupun
tidak langsung terhadap perkembangan anak berikutnya.
5. Perkembangan berproses pada arah yang dapat diprediksi menuju kea rah
kompleksitas, pengorganisasian, dan internalisasi yang lebih luas
6. Perkembangan dan pembelajaran berlangsung dalamdan dipengaruhi oleh
berbagai konteks sosial dan budaya dan anak belajar melalui interaksi dengan
teman sebaya dan orang dewasa serta semua yang ada di lingkungannya.
7. Anak adalah pembelajar yang aktif, yang belajar dengan menunjukkan secara
langsung pengalaman fisik dan sosial berkenaan dengan aspek-aspek budaya
yang diperlihatkan melalui pengetahuan dalam rangka membangun
pemahaman mereka tentang dunia sekitar mereka.
8. Perkembangan dan belajar adalah hasil dari interaksi kematangan biologis dan
lingkungan, juga meliputi aspek fisik dan kehidupan sosial anak .
9. Bermain adalah wahana penting bagi perkembangan sosial, emosional, dan
aspek perkembangan lainnyamaupun bagi refleksi dan deteksi ketercapaian
perkembangan anak.
10. Perkembangan anak akan lebih meningkat, jika anak diberi kesempatan untuk
melatih keterampilan yang baru dan meningkatkan keterampilan baru melalui
tantangan diatas zona kemampuan perkembangannya.
11. Anak memiliki keragaman cara untuk belajar dan mencari tahu serta memiliki
berbagai cara untuk menunjukkan dan menyajikan apa yang diketahui.
12. Anak akan lebih mudah belajar jika kebutuhan fisik dan psikisnya dipenuhi,
anak merasa aman dan nyaman, motivasi belajaranak muncul bila kegiatan
susuai dengan minat dan mendorong keingintahuannya.

C. DAP Untuk Perencanaan Kurikulum Pengembangan Kurikulum


Mengembangkan kurikulum harus memperhatikan dua hal utama, yaitu aspek
perkembangan anak (child development) dan pendekatan yang sesuai digunakan
(approach) untuk membelajarakan anak. Aspek perkembangan anak terdiri dari
cognitive development, spiritual, emotional, social, dan physical. Aspek
approachberkaitan denganteori dan filosofi. Prinsip DAP menekankan bahwa
pengembangan kurikulum mengacu kepada filosofi, teori, dan pendekatan ynga jelas.
D. DAP dan Bermain
Kaitannya dengan DAP, bermain dilakukan berdasarkan tahapan perkembangan
dan kebutuhan anak. Mildred Parten mengemukakan bermain dapat didefenisikan
berdasarkan tahapan perkembangan anak, yaitu bermain tanpa melihat (Unoccupied
Play), bermain sendiri (Solitary Play), bermain sebagai pengamat (Onlooker Play),
Bermain Pararel (Parallel Play), Bermain Assosiasi (assosiative Play), dan bermain
bersama (Co-operative Play). Selain itu, bermain dapat didefenisikan berdasarkan
jenis bermain, yaitu bermain sensorimotor, peran, dan pembangunan.

Bab IV Implementasi Model Pendidikan Anak Usia Dini


A. Rasional
Manusia lahir memiliki potensi yang siap di kembangkan. Potensi yang dimiliki
harus diterima apa adanya, lingkungan yang dapat dimanipulasi (diubah) sesuai
dengan minat an kebutuhan perkembangan anak. Masa emas perkembangan dan
manipulasi lingkungan sebagai factor penentu perlu dipahami dan diterima setiap
individu yang terlibat dalam penyrlenggaraa pendidikan anak usia dini.
Lembaga pendidikan anak usia dini DAHLIA INDAH merespon dengan
membuka kelompok bermain. Program belajar dirancang untuk membantu
perkembangan dan belajar anak. Program belajar ditujukan untuk anak usia tiga
sampai enam tahun.

B. Filosofi
Filosofi atau dasar pemikiran penyelenggaraan pendidikan anak usia dini-
kelompok bermain DAHLIA INDAH adalah kami percaya :
1. Setiap anak memiliki multikemampuan yang bisa berkembang
2. Setiap anak berhak memperoleh layanan pendidikan sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan perkembangan.
3. Setiap anak belajar melalui gerak (move), bermain (play), melakukan (do),
untuk memperoleh pengalaman (hans on learning).
4. Setting lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak akan
menumbuhkembangkan semua potessi yang dimiliki.
C. Visi
Visi kelompok bermain DAHLIA INDAH yaitu : menjadi lembaga pendidikan
anak usia dini yang inovatif dan kompatibel dalam membangun karakter anak
Indonesia yang cerdas, tangguh, ceria, dan berkepribadian luhur.

D. Misi
Lembaga pendidikan anak usia dini DAHLIA INDAH mengemban tugas :
1. Menyelenggarakan kegiatan belajar sesuai dengan prinsip pengembangan dimensi
kecerdasan jamak.
2. Mengembangkan program dan bentuk kegiatan belajar bermasis lingkungan bagi
anak usia dini.
3. Memfasilitasi orang tua dalam merealisasikan fungsi dan peran sebagai pendidik
pertama dan utama.

E. Tujuan
Tujuan diselenggarakan PAUD kelompok bermain DAHLIA INDAH sebagai berikut :
1. Diperoleh anak yang memiliki pengalaman belajar pada anak usia dini untuk
dapat mengembangkan semua dimensi kecerdasannya.
2. Menghasilkan anak usia enam tahun yang memiliki kesiapan belajar pada jenjang
sekolah dasar.
3. Tersedia layanan edukasi. Konsultasi, informasi, dan advokasi bagi masyarakat.

F. Kompetensi Keluaran
1. Kompetensi Utama
a. Memiliki pengalaman belajar melalui berbagai aktivitas dan kegiatan
dengan materi dan sumber sumber bervariasi.
b. Siap mengikuti pendidikan di sekolah dasar atau sederajat.
2. Kompetensi Pendukung
Orang dapat merencanakan pengembangan potensi anak dan perolehan
layanan pendidikan lanjut.

G. Prinsip dan Pendekatan Pembelajaran


1. Prinsip Pembelajaran
Pembelajar pada Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan dengan
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Berorientasi pada kebutuhan anak
b. Belajar melalui bermain
c. Kegiatan belajar mengembangkan dimensi kecerdasan secara
terpadu.
d. Menggunakan pendekatan klasikal, kelompok dan individual.
e. Lingkungan kondusif.
f. Menggunakan berbagai model pembelajaran.
g. Mengembangkan keterampilan hidup dan hidup beragam.
h. Menggunakan media dan sumber belajar.
i. Pembelajaran berorientasi kepada prinsip perkembangan dan
belajar anak.

2. Pendekatan Pembelajaran
Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan yang
diadopsi dari berbagai pendekatan, yaitu :
a. Pendekatan proses, direalisasi antara lain dalam bentuk permainan
motivasi dan bantuan individual saat anak melakukan aktivitas
belajar.
b. Holistik, dilakukan dalam bentuk pembelajaran kontekstual
c. Discovery, dilakukan dalam bentuk kegiatan belajar yang member
peluang kepada anak untyk mengemangkan kemampuan
mengamati, mengidentifikasi, berekperimen, bereksplorasi,
memaknai,dan menyimpulkan hasil pengamatan.
H. Dimensi Pengembangan
Teori kecerdasan jamakn yang dikemukakan Gardner (1983) mengemukakan teori
yang dikenal dengan teori kecerdasan jamak (multiple intelligences). Dimensi kecerdasan
yang dikemukakan Gardner menjadi salah satu dimensi pengembangan yang banyak
digunakan lembaga pendidikan atau pendidikdalam membantu perkembangan anak.
Dimensi pengembangan terdiri dari :

1. Lingulistik atau Bahasa


Kecerdasan lingulistik merupakan kemampuan menggunakanbahasa untuk
menyatakan gagasan tentang dirinya dan memahami orang lain serta untuk
mempelajari kata-kata baru atau bahasa lain.
2. Logika Matematis
Kecerdasan logika matematis adalah kemampuan untuk memahami dasar-
dasar operasional yang berhubungan dengan angka dan melihat pola dan
hubungan sebab akibat dan pengaruh.
3. Visual Spasi
Kecerdasan spasi merupakan kemampuan untuk membentuk suatu
gambaran mental tentang tata ruang atau menghadirkan dunia mengenai ruang
secara internal dipikirannya (mind).
4. Kinestetis Jasmani ( Bodily Kinesthetic Intelligences)
Kinestesis jasmani merupakan kemampuan menggunakan seluruh tubuh
dan komponennya untuk memecahkan permasalahan, membuat sesuatu, dan
koordinasi anggota tubuh dan pikiran untuk menyempurnakan penampilan fisik.
5. Musikal
Kecerdasan musical merupakan kemampuan untuk mendengar dan
mengenali pola, mengingat, dan bereaksi sesuai dengan musiknyang didengar,
serta menghasilkan music dengan intonasi suara, irama dan warna nada.
6. Intrapersonal
Intra personal merupakan kemampuan memahami hal-hal tang berkaitan
dengan perasaan yang ada pada diri sendiri, seperti persaan senang maupun
sedih, apa yang ingin dilakukan dan sebagainya.
7. Interpersonal
Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan melihat dan memahami
perbedaan mood, temperamen, motivasi, dan hasrat orang lain seperti peka
terhadap ekspresi wajah dan suara.
8. Naturalis
Kecerdasan naturalis merupakan kemampuan memahami alam sekitar,
mengenali binatang dan tumbuhan, sensitive terhadap corak alam.
I. Materi (Content), dan Tema Belajar
1. Pengembangan Materi Belajar
Materi belajar meliputi belajar bahasa (the language arts), seni (art), musik
(music), matematis (mathematics), sains (processesscience) dan sosial (the
socisl studies).
2. Penentuan Tema Pembelajaran
Penentuan tema berdasarkan karakteristik perkembangan dan belajar
anak dan materi belajar. Tema dan kemampuan yang telah ditetapkan
diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan dalam pembelajarn.

J. Pelaksanaan Kegiatan Belajar


Kegiatan belajar dilakukan dengan bervariasi. Unsur bermain mendominasi
kegiatan belajar yang diselingi dengan bentuk kegiatan akademik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar,
antara lain :
1. Tempat dan ruang Belajar
Belajar dilaksanakan didalam dan diluar ruangan. Ruang di tata sesuai
dengan bentuk dan strategi belajar yang akan dilaksanakan dan disusun pada
pagi hari ketika kegiatan belajar akan dilaksanakan.
2. Waktu Belajar
Belajar dilaksanakan pada pagi hari dari pukul 08.00 sampai dengan
pukul 11.00 setiap hari kerja. Waktu yang digunakan dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian , yaitu pembukaan, inti dan penutup.
3. Bentuk dan Metode Kegiatan
Setiap hari kegiatan dimulai dengan bertuk klasikal. Selanjutnya
kegiatan belajar dilakukan dalam bentuk kelompok ataupun individu. Yang
disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan dan belajar anak. Metode yang
digunakan antara lain bercerita, bercakap-cakap, bermain peran, tugas, unjuk
performance, bercerita, bermain dan kunjungan ke lapangan.

Bab V Implementasi Model Pembelajaran


A. Pendahuluan
Pembelajaran untuk usia dini, dapt menggunakan salah satu model yang dapat
digunakan adalah Pembalajaran berbentuk portofolio. Pembelajaran portofolia
dirancang dengan memperhatikan prinsip pembelajaran khususnya di taman kanak
kanak dengan memasukkan langkah pembuatan dan penggunaan portofolio sebagai
Assesment pembelajaran.
Selain itu, pembelajaran berbasis portofolia dirancang dengan melibatkan anak
sebagai subjek belajar. Anak memperoleh kesempatan untuk mengetahui tujuan
belajar yang dilakukannya, berpartisipasi dalam menentukan criteria keberhasilan
belajar dan menentukan tingkat keberhasilan yang dicapai.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umumnya adalah memberi kesempatan kepada anak untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajarn dengan berlatih dan memperoleh
pengalaman dari berbagai kegiatan belajar berdasarkan criteria yang ditetapkan
bersama antara guru dan anaksehingga terbentuk kemampuan sesuai dengan
standart kompetensi perkembangan.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus pembelajaran berbasis portofolio bertujuan mendeskripsikan
dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan kegiatan
belajar anak sela pembelajaran berlangsung untuk meningkatkan dimensi
kecerdasan jamak.

C. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Berbasis portofolio


Pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbasis portofolio dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
1. Sebelum Pembelajaran di Mulai
Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan guru saat menyiapkan
pembelajaran berbasis portofolio, yaitu :
a. Perhatikan program belajar taman kanak-kanak selama satu semester.
b. Deskripsi setiap tema menjadi subtema.
c. Lakukan analisis untuk memperkirakan berapa tema yang digunakan dalam
pembelajaran
d. Perhatikan tema dan subtema

2. Saat Pembelajaran Berlangsung


Pembelajaran delaksanakan sesuai dengan rancangan yang telah disusun
dalam satuan kegiatn harian.
a. Menyiapkan media yang digunakan dan kelas sesuai dengan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu membuat jus avokad.
b. Mulailah pembelajaran sesuai dengan satuan kegiatan harian, yaitu
pembuka, inti dan penutup,
c. Mengakhiri pembelajaran dengan kegiatan refleksi semua kegiatan oleh
anak dan guru.
d. Selanjutkan guru menginformasikan rencana kegiatan besok.
e. Diakhiri dengan bernyanyi, berdoa, dan salam.
3. Sesudah Pembelajaran Berakhir
Guru menyempurnakan semua data yang diperoleh selama pembelajaran
berlangsung.

D. Berkas (Evedence) Portofolio


Pembelajaran dengan kegiatan membuat just avokad dapat menghasilkan berkas
(evidence) fortofolio antara lain :
1. Tukisan anak dengan meniru kata yang dilakukan pada kartu kata
2. Mewarnai daftar minuman dari buah
3. Catatan guru tentang perilaku anak selama pembelajaran

2.2 Buku Pembanding

“EDUTAINMENT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI”

Bab I : Teori-teori belajar berbasis edutainment

A. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa terpisahkan
dengan pendidikan. Dimana ada pendidikan di situlah terdapat pembelajaran. Pendidikan
dan pembelajaran adalag satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan satu sama lain. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan akan tercapai apabila kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan maksimal.

B. Konsep Edutainment Dalam Pembelajaran


1. Definisi Edutainment
Kata edutainment terdiri atas dua kata, yaitu education dan entertainment.
Education artinya pendidikan, dan entertainment artinya hiburan. Jadi, secara bahasa
edutainment diartikan sebagai pendidikan menyenangkan. Selanjutnya, Hamruni
menyimpulkan bahwa edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain
dengan memadukan antara muatan pendidikan dan hiburan secara harmonis sehingga
aktivitas pembelajaran berlangsung menyenangkan.
2. Prinsip-prinsip Berbasis Edutainment
Prinsip dasar edutainment ialah bermula dari adanya asumsi bahwa
pemebelajaran yang selama ini berlangsung di sekolah maupun masyarakat sudah
tidak mencerminkan lagi sebagai bentuk pendidikan. Akan tetapi lebih terkesan
menakutkan, mencemaskan, dan membuat anak tidak senang, serta merasa bosan,
dan menjenuhkan. Padahal seharusnya pembelajaran berlangsung dengan
menyenangkan.

C. Teori Belajar Berbasis Edutainment


1. Teori Belajar Kooperatif
Teori belajar dengan bekerja sama (kooperatif) merupakan teori pembelajaran
yang menggunakan kelompok kecil siswa, sehingga mereka dapat menjalin kerja
sama untuk memaksimalkan kelompoknya dan masing-masing melakukan
pembelajaran. Teori belajar kooperatif adalah teori belajar yang bersifat kerja sama
antara satu siswa dengan siswa yang lain.
Pendapat lain menyebutkan bahwa teori belajar kooperatif merupakan rangkaian
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.

2. Teori Otak Triun


Otak triun merupakan istilah yang menggambarkan tentang otak manusia yang
terdiri dari 3 bagian. Ketiga bagian tersebut dikenal pula dengan tritunggal atau 3 in
1. Ketiga otak ini yaitu :
a. Otak reptile (batang otak)
b. Otak limblik (mamalia)
c. Otak neokorteks (berpikir)

3. Teori Kecerdasan Majemuk


Kecerdasan majemuk adalah sebuah teori yang mengahadirkan model
pemanfaatan otak yang relatif baru. Menurut teori ini kecerdasan seseorang dapat
dilihat dari banyak dimensi, tidak hanya kecerdasan logika. Dengan kata lain,
seseorang dapat memiliki kecerdasan sesuai dengan kebiasaan yang disukainya.

Bab II Pembelajaran Berbasis Bermain Dan Bernyanyi


A. Pendahuluan
Anak usia dini merupakan masa yang tepat untuk melakukan pendidikan. Pada
masa ini anak sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa.
Anak belum memiliki pengaruh negatif yang banyak dari luar atau lingkungannya.
Dengan kata lain, orang tua maupun pendidik akan lebih mudah mengarahkan anak
menjadi lebih baik.

B. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran yaitu suatu proses untuk memeperoleh penegtahuan, meningkatkan
keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengukuhkan kepribadian. Pengertian
ini lebih diarahkan kepada perubahan individu seseorang, baik menyangkut ilmu
pengetahuan maupun berkaitan dengan sikap dan kepribadian dalam kehidupan sehari-
hari.

C. Esensi Bermain Bagi Anak Usia Dini


1. Pengertian bermain
Bermain berasal dari kata dasar main yang berarti melakukan aktivitas yang
membuat hati seorang anak menjadi senang, nyaman, dan bersemangat. Adapun yang
permainan merupakan sesuatu yang digunakan untuk bermain itu sendiri.

2. Pentingnya bermain bagi anak-anak


Bermain bagi anak-anak usia dini sangatlah penting. Sebab, masa mereka
merupakan usianya bermain-main. Pada anak-anak usia dini belajar akan efektif dan
lebih cepat ditangkap pada saat mereka bermain. Jadi, bermain merupakan salah satu
kebutuhan dasar anak sebagai bentuk kegiatan belajar bagi mereka.

3. Konsep bermain dalam islam


Dalam konsep islam bermain sangat dianjurkan oleh rasulullah SAW. Bahkan
setiap orang tua hendaknya menyempatakn diri bermain bersama anak-anaknya.
Selain kretivitas dan melatih fisiknya supaya menjadi kuat, serta lincah.

4. Manfaat bermain
Lebih jelasnya, berikut beberapa manfaaat beberapa manfaat bermain bagi anak
usia dini :
a. Manfaat motorik, yaitu manfaat yang berhubungan dengan nilai-nilai positif
mainan yang terjadi pada jasmani anak.
b. Manfaat afeksi, yaitu manfaat permainan yang berhubungan dengan
perkembangan psikologis anak.
c. Manfaat kognitif, yaitu manfaat mainan untuk perkembangan kecerdasan
anak, yang meliputi kemampuan imajinatif, pembentukan nalar, logika,
maupun pengetahuan-pengetahuan sistematis
d. Manfaat spritual, yaitu amnfaat mainan yang menajdi dasar pembentukan
nilai-nilai kesucian maupun keluhuran akhlak manusia.
e. Manfaat keseimbangan, yaitu manfaat mainan yang berfungsi melatih dan
mengembangkan panduan antar nilai-nilai positif dan negatif dari suatu
mainan.

5. Jenis permainan
a. Bermain aktif, ialah bermain yang kegembiraannya timbul dari apa yang
dilakukan anak itu sendiri.
b. Bermain pasif, yaitu permainan yang bersifat hiburan semata.

6. Faktor yang mempengaruhi permainan anak


Dalam bermain anak-anak sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Antara lain :
1) Kesehatan
2) Perkembangan motorik
3) Intelegensi
4) Jenis kelamin
5) Lingkungan
6) Status sosial ekonomi
7) Jumlah waktu bebas
8) Peralatan bermain

D. Contoh Permainan Berbasis Edutainment


Permainan berbasis edutainment banyak sekali ragamnya, salah satu contoh yang
akan diuraikan kali ini, yaitu bermain sentra bahan alam. Dalam hal ini peserta didik
diajak bermain dengan menggunakan atau melibatkan bahan-bahan yang ada di sekitar
lingkungan.

E. Esensi Bernyanyi Bagi Anak Usia Dini


1. Pengertian bernyanyi
Bernyanyi merupakan mengeluarkan suara dengan syair-syair yang dilagukan.
2. Manfaat bernysnyi
1. Sarana relaksasi
2. Menumbuhkan minat dan menguatkan daya tarik pemebelajaran
3. Sebagai jembatan dalam mengingat materi pembelajaran
4. Membangun retensi
5. Mendorong motivasi belajar siswa
Bab III Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan Anak Usia Dini

A. Pendahuluan
Anak akan merasa merugi jika tidak mengikuti satu kegiatan dalam pembelajaran,
anak akan begitu tertarik untuk mengetahui ilmu. Hal tersebut adalh gambaran efek dari
pembelajaran yang editainment. Beberapa unsur dari edutainment adalah pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan atau Pakem. Pakem merupakan
pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukankegiatan yang beragam untuk
mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman dengan mengutamkan belajar
sambil bekerja.

B. Konsep pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan


Pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan atau disingkat dengan
PAKEM. Disebut demikian, karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak,
mengembangkan kreativitas sehingga efektif, namun tetap menyenangkan.
PAKEM merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan
kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman
dengan mengutamkan belajar sambil bekerja.

C. Implementasi PAKEM dalam paud


Adapun ciri-ciri PAKEM, adalah Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
a. Tujuan pembelajaran
Tujuan dalam pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu cita-cita yang bernilai
formatif, maksudnya dalam tujuan tersebut terdapat nilai yang harus ditanamkan pada
anak didik.
b. Media pembelajaran
Media pembelajaran adalah bahan yang digunakan untuk belajar dan yang
membantu anak untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penyampaian materi pelajaran
tidak boleh meluas dan melebar.
c. Metode pembelajaran
Metode adalah cara yang teratur dan sistematis untuk melaksanakan sesuatu.
d. Media pembelajaran
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang, pikiran,
perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar
pada dirinya.
e. Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pemebelajaran berarti mengamati, memeriksa, meneliti maksud atau
tujuan dalam merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan program tertentu,
misalnya tujuan pembelajaran khusus, dan hasilnya belajar aktual, apakah sudah
sesuai atau belum.
Bab IV Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Quantum Learning

A. Pendahuluan
Pendidikan anak usia dini sangat penting dalam segala aspek. Ditinjau dari tingkat
urgensi perkembangan kecerdasan anak telah berkembang sebanyak 80% dan kecerdasan
yang lebih tinggi mulai berkembang. Fakta ini harus menjadi lecutan semanangat bagi
dunia pendidikan khusunya Paud dalam rangka memfasilitasi dan mengembangkan
potensi perkembangan yang luar biasa yang terjadi pada anak usia dini.

B. Makna quantum learning


Istilah quantum pada awalnya digunakan dalam bidang fisika, yaitu fisik
quantum. Tidak pula ditranformasikan dari prinsip-prinsip dan pandangan-pandangan
utama fisika quantum yang dikemukakan Albert Einstein.
Quantum learning bisa jadi merupakan teori pembelajaran yang paling handal
pada saat ini. Quantum learning adalah kiat, petunjuk, strategoi, dan seluruh proses
belajar yang dapat mempertajam pemahaman melakukan eksperimen yang disebutnya
sebagai suggestopedia.

C. Langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis quantum learning


1. Pemberian sikap positif dalam pembelajaran anak usia dini
2. Pemaksimalan kekuatan pikiran dalam pembelajaran anak usia dini
3. Kekuatan Ambak/motivasi dalam pembelajaran anak usia dini
4. Lingkungan belajar untuk pembelajaran anak usia dini
a. Membunyikan iringan musik dalam proses pembelajaran
b. Memasang, menempel, atau memajang slogan yang berisi kalimat positif.
5. Konsilidasi dalam pembelajaran anak usia dini
6. Memupuk sikap juara dalam pembelajaran anak usia dini
a. Berbicara pada diri sendiri
b. Tantangan fisik dalam pembelajaran
7. Menemukan gaya belajar anak
8. Menumbuhkan jiwa kreatif pada anak usia dini

D. Contoh quantum learning dalam pembelajaran


a. Kegiatan belajar dimulai dengan senam bersama, dengan musik dan lagu yang
bervariasi.
b. Setelah kegiatan senam bersama, anak-anak masuk ke dalam kelas. Guru-guru
membimbing anak-anak untuk memulai kegiatan.
c. Setelah itu kegiatan berdoa
d. Kemudian kegiatan inti
e. Kegiatan makan bekal

Bab V Edutainment Dalam Learning Revolution

A. Pendahuluan
Manusia dalam hidup selalu melakukan kegiatan belajar. Manusia belajar sejak
lahir dan dilakukan secara terus-menerus selama masa itu hidup, karena manusia di
samping sebagai makhluk biologis manusia juga merupakan makhluk sosial budaya yang
selalu berusaha berkembang ke arah lebih baik. Belajar adalah suatu bentuk aktivitas
manusia yang memerlukan adanya motivasi untuk mencapai tujuan.
Hakikat belajar sendiri adalah proses perubahan tingkahn laku berkat pengalaman
dan latihan. Jadi, tujuan belajar sendiri ialah mencapai perubahan tingkah laku, baik yang
menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, maupun aspek luas.

B. Pengertian learning revolution


Revolusi adalah perubahan sosial budaya dan kebudayaan yang berlangsung
secara cepat dan menyangkut dasar-dasar atau pokok kehidupan masyarakat. Di dalam
revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncenakan terlebih
dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan.
Cara belajar merupakan hasil dari kombinasi bagaimana kita akan menyerap, lalu
mengatur dan mengolah informasi. Isyarat verbal dapat membantu dalam menentukan
modalitas belajar.

C. Konsep learning revolution


Learning revolution yaitu revolusi cara belajar, memiliki delapan keyakinan
utama dalam revolusi terbaru dalam sejarah (kekuatan yang akan mengubah). Masing-
masing pokok utama merupakan faktor yang mendasari adanya revolusi cara belajar yang
ditulis oleh Gordon dan Jeannette.
1. Delapan keyakinan utama revolusi cara belajar
2. Prinsip-prinsip dalam learning revolution
a. Menciptakan kondisi terbaik untuk belajar
b. Memiliki kunci-kunci presentasi yang baik
c. Pikirkan sesuatu, dan memori terdalam akan menyimpannya
d. Mengekspresikan hasil belajar
e. Mempratikkan
3. Modalitas belajar
a. Kecerdasan lingustik
b. Kecerdasan matematis-logis
c. Kecerdasan visual-spasial
d. Kecerdasan musikal
e. Kecerdasan jasmaniah-kinestis
f. Kecerdasan interpersonal
4. Model learning revolution

D. Strategi pembelajaran learning revolution


Didalam bukunya Gordon Dryden dan Jeannette Vos, menejelaskan 20 langkah
awal belajar apa saja dengan lebih cepat, lebih baik dan lebih mudah. Proses dari masing-
masing langkah tersebut merupakan kunci utama dalam mempersiapkan belajar yang
menyenangkan.

E. Edutainment dalam learning revolution


Konsep dasar editainment berupaya agar pembelajaran terjadi berlangsung dalam
suasana kondusif dan menyenangkan. Perasaan positif akan mempercepat pembelajaran,
sedangkan perasaan negatif, seperti sedih, takut, terancam, dan merasa tidak mampu,
akan memperlambat belajar atau bahkan bisa menghentikannya sama sekali. Dalam
upaya menciptakan kondisi ini, maka konsep edutainment mencoba memadukan dua
aktivitas yang tadinya terpisah dan tidak berhubungan, yakni pendidikan dan hiburan.

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Buku

Bab 1

Buku utama :

Pada bab ini membahas tentang pandangan para filsuf pada pendidikan Anak Usia
Dini yang mengembangkan pemikiran bahwa pendidikan dilakukan dengan pendekatan alami
yang disebut sebagai pendekatan naturalistik yang membiarkan anak tumbuh tanpa intervensi
dengan cara tidak membandingkan anak satu dengan anak yang lain. Dimana pendidikan
berlangsung memperhatikan aspek kematangan pada anak dan memberi kesempatan pada
anak untuk menggunakan seluruh inderanya.
Buku pembanding :

Pada bab ini membahas tentang konsep endutainment dalam pembelajaran anak usia dini.
Disini kegiatan pembelajaran di mana dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dengan
kata lain, belajar pada anak usia dini dilakukan dengan cara yang menyenangkan, bukan
sebaliknya membosankan dan dalam kondisi tertekan.

Bab 2

Buku utama :

Pada bab yang kedua ini membahas tentang model-model prasekolah pada berbagai
negara, dimana bab ini menjelaskan hal-hal yang dilakukan dalam pendidikan anak usia dini
diantaranya dengan pendidikan sendiri di rumah, memberikan fasilitasi dan kebebasan pada
anak untuk mengembangkan kemampuannya. Hal ini akan dapat membuat anak terlatih
dengan secara tidak sadar dengan mengikuti hatinya.

Buku pembanding :

Pada bab ini membahas tentang metode pembelajaran yang dapat dilakukan untuk anak
usia dini. Seperti dengan bermain dan berkreasi. Bermain bagi anak usia dini sangatlah
penting, sebab masa mereka merupakan usianya bermain. Banyak juga manfaat yang
didapatkan anak ketika mengulas pembelajaran dengan permainan. Dalam hal ini peserta
didik diajak bermain dengan menggunakan atau melibatkan bahan-bahan yang ada di
sekitar lingkungan. Hal ini mendukung perkembangan pada si anak.

Bab 3

Buku utama :

Bab ini membahas tentang bagaimana seharusnya pembelajaran dilakukan untuk anak
usia dini. Dalam hal ini para guru dituntut dapat menggunakan pengetahuan tentang
perkembangan anak untuk mengindentifikasi rentang perilaku yang sesuai dengan
perkembangan anak. Tapi pembelajaran anak harus tetap berpegang pada prisnip-prinsip
perkembangan anak yang menganggap erkembangan anak akan lebih meningkat, jika anak
diberi kesempatan untuk melatih keterampilan yang baru dan meningkatkan keterampilan baru
melalui tantangan diatas zona kemampuan perkembangannya.
Buku pembanding :

Membahas tentang pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan anak usia
dini atau yang disebut dengan PAKEM. Pakem merupakan pembelejaran yang
memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan
keterampilan, sikap dan pemahaman dengan mengutamakan belajar sambil bekerja. Guru
menggunakan berbagai sumber belajar dan alat bantu termasuk pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar agar pemebelajaran lebih menari, menyenangkan dan efektif.

Bab 4

Buku utama :

Bab ini memebahas tentang implementasi model pendidikan anak usia dini. Program
terbaik untuk model pembelajran paud yang menggunakan sistem kelompok bermain anak.
Program bermain anak ini dirancang untuk membantu perkembangan dan belajar anak.
Program belajar ditujukan untuk anak usia tiga sampai enam tahun.

Buku pembanding :

Membahas tentang pembelajaran anak usia dini berbasis quantum learning. Yaitu
penegmbangan secara memadai dari seluruh dimensi kecerdasan akan menciptakan belajar
lebih mudah dan menyenagkan. Diungkapkan juga bahwa, kemampuan otak anak hingga
enam tahun atau tujuh tahun dalam belajar seperti spons, menyerap berbagai fakta dll.
Bab 5

Buku utama :

Membahas tentang pembelajaran pada anak usia dini dapat menggunakan salah satu
model yang dapat digunaka, yaitu portofolio. Pemebelajaran ini dirancang dengan
memperhatikan prinsip pembelajaran khususnya di taman kanak-kanak dengan memasukkan
langkah pembuatan dan penggunaan portofolio sebagai assesment pembelajaran.

Buku pembanding :

Membahas tentang edutainment dalam learning revolution. Yaitu proses perubahan


tingkah laku yang bersifat menetap melalui serangkaian pengalaman. Belajar tidak sekedar
berhubungan dengan buku-buku yang merupakan salah satu sarana belajar, melainkan
berkaitan pula dengan interaksi anak dengan lingkungannya.

3.2 Kelebihan

1. Buku Utama
Kelebihan dalam buku utama yang berjudul Model Pendidikan Anak Usia Dini karya Dr.
Anita Yus, M.Pd. ini adalah :
 Pada buku ini, memiliki cover yang menarik dengan warna yang cerah sehingga
menarik perhatian pembaca untuk membacanya.
 Bahasa yang digunakan sederhana, cocok untuk pemula yang sedang mencari
bacaam tentang Model Pendidikan Anak Usia Dini
 Lebih banyak menggunkan contoh-contoh penerapan yang memang banyak kita
lihat dalam kehidupan pribadi manusia, memudahkan kita dalam penyerapan yang
dimaksud penulis.
 Selain itu, gaya bahasa yang yang digunakan mudah dipahami sehingga membuat
kita nyaman membaca buku ini.
 Buku ini juga melampirkan gambar dan penjelasan yang lebih rinci pada beberapa
topik sehingga memudahkan kita untuk lebih memahami.
2. Buku Pembanding
Kelebihan dalam buku pembanding yang berjudul Edutainment Pendidikan Anak Usia
Dini karya M. Fadlillah, M.Pd.I., dkk ini adalah :
 Pada buku ini, juga memiliki cover yang menarik dengan warna yang cerah
sehingga menarik perhatian pembaca untuk membacanya.
 Bahasa yang digunakan sederhana, dan cukup mudah dipahami
 Menggunkan contoh-contoh penerapan yang memang banyak kita lihat dalam
kehidupan pribadi manusia, memudahkan kita dalam penyerapan yang dimaksud
penulis.

3.3 Kekurangan

1. Buku Utama
Kekurangan yang ada dalam buku utama yang berjudul Model Pendidikan Anak Usia
Dini karya Dr. Anita Yus, M.Pd. ini adalah :
 Pada dasarnya, buku ini hampir tidak ada kekurangan. Hal ini disebabkan karena
penulis dengan cerdas dan teliti memaparkan deskripsi mengenai hal-hal yang
berkenaan dengan psikologi kepribadian. Buku ini dinilai cukup untuk
mengetahui perihal model pendidikan anak usia dini dan yang berhubungan
dengan materi ini.

2. Buku Pembanding
Kekuranganyang ada dalam buku pembanding yang berjudul Edutainment Pendidikan
Anak Usia Dini karya M. Fadlillah, M.Pd.I., dkk ini adalah :
 Buku ini tidak menarik, karena didalamnya ada lampiran Gambar dan semua isi
buku hanyalah tulisan. Sehingga membuat pembaca sedikit bosan dan tidak
tertarik untuk membaca.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Anak Usia Dini anak merupakan manusia kompleks dan unik. Dalam pembelajaran Anak
Usia Dini memiliki kebebasan untuk berfikir, berkarya, dan berbuat sesuatu. Kebebasan ini
bertujuan agar ketika tiba masa peka terhadap suatu kemampuan yang mendorong untuk melatih
satu fungsi, anak akan dapat terlatih sesuka hatinya. Dimana pendidikan berlangsung
memperhatikan aspek kematangan pada anak dan memberi kesempatan pada anak untuk
menggunakan seluruh inderanya.
Metode pembelajaran yang dapat dilakukan untuk anak usia dini. Seperti dengan bermain
dan berkreasi. Bermain bagi anak usia dini sangatlah penting, sebab masa mereka merupakan
usianya bermain. Banyak juga manfaat yang didapatkan anak ketika mengulas pembelajaran
dengan permainan. Dalam hal ini peserta didik diajak bermain dengan menggunakan atau
melibatkan bahan-bahan yang ada di sekitar lingkungan. Hal ini mendukung perkembangan
pada si anak.

4.2 Saran
Kedua buku ini pada dasarnya sangat baik sebagai panduan memahami materi pendidikan
anak usia dini, tetapi ada baiknya kedua buku ini lebih diperbanyak dibagian aspek pendukung
nya seperti tabel, diagram, dan masih banyak lagi sebagai panduan untuk memahami dan
mengaplikasikan setiap teori yang ada didalam kedua buku ini. Pengetikan dalam buku ini juga
masih harus diperhatikan lagi terutama buku kedua.

DAFTAR PUSTAKA

Yus Anita. 2011. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Fadilah, dkk. 2014. Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media Grup

Anda mungkin juga menyukai