Skor Nilai :
“Keterampilan Penerapan Konsep Dasar PAUD” (Tim Dosen PG PAUD FIF UNIMED)
“Pendidikan Karakter Usia Dini” (Agus Wibowo, M.Pd)
DISUSUN OLEH :
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..……………………………………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ..……………………………………………………………………………………………….……….....ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................………………………………….…….……………………….…............ 1
1.2 Tujuan penulisan CBR .……….………………………….………………………………………................ 1
1.3 Manfaat CBR ……..…………….………………….…………………………………………………................ 1
IDENTITAS BUKU .......................................................................................................................................... 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
2.1BAB 1 …………………………..…………………………..…………………………………………………......... 3
2.2 BAB 2 ……….…………………………….………………………………………………………………….......... 6
2.3 BAB 3 …….……………………………………………………………………………………………………....... 7
2.4 BAB 4 …….………………………………………………………………………………………….………..….... 11
2.5 BAB 5 …….………………………………………………….………................................................................. 12
2.6 BAB 6 …….……………………………………………………………………................................................... 14
BAB III PEMBAHASAN/ANALISIS
3.1 kelebihan isi buku ……………………………………………….…….………………….…....................... 17
3.2 Kekurangan isi buku …….…………………………………..............................……................................18
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..…………………………………………………………………………..………………............. 19
4.2 Saran ..................………………………………………………………………………….................................. 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Critical book report bukan hanya laporan yang bertujuan untuk mengetahui isi
buku tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi(penjelasan dan analisis) kita mengenai
keunggulan dan kelemahan buku, apa yang menarik dari buku tersebut dan dapat
menambah pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian tersebut. Materi yang dikritik
adalah mengenai Keterampilan Penerapan konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Dengan adanya critical book report ini diharapkan mahasiswa dapat berpikir
lebih kritis dan sistematis, dan bisa lebih memperdalam kajian tentang pendidikan anak
usia dini itu sendiri, dan penelitian tindakan dalam pendidikan nonformal.
1.2 Tujuan
Mengkritisi/membandingkan satu topik materi konsep dasar pendidikan anak
usia dini dalam dua buku yang berbeda untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan isi
buku, memahami isi buku tersebut. Kemudian manfaatnya untuk memenuhi tugas
kuliah Keterampilan Penerapan Konsep Dasar PAUD, serta untuk menambah
pengetahuan tentang bagaimana mengkritik buku dengan baik dan benar.
1.3 Manfaat
• untuk dapat mengetahui hakikat pendidikan anak usia dini
• Untuk mengetahui landasan layanan pendidikan anak usia dini
• Untuk mengetahui karakteristik anak usia dini
• Untuk dapat menjelaskan program pendidikan anak usia dini di Indonesia
• Untuk mengetahui prinsip pembelajaran anak usia dini
1
IDENTITAS BUKU
Buku 1
Buku 2
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BAB 1
HAKEKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
A. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan bagi anak usia dini sangat penting dilakukan sebab pendidikan bagi
anak usia dini merupakan dasar bagi pembentuk bagian secara utuh yaitu ditandai
dengan karakter budi pekerti luhur pandai dan terampil. Pada tahun pertama
kehidupan anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan pada tahun tahun pertama sangat penting dan menentukan kualitas
anak di masa depan.
Sel saraf di dalam otak bayi meningkat secara kuantitas(jumlah) dan seiring
dengan kemampuan baru mereka pelajari dan semakin banyaknya gerak mereka dan sel
saraf pada anak akan membentuk ribuan sambungan setiap detik(Van der meer2017).
Selain itu, pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0-4 tahun mencapai
50%, dan mencapai 80% pada saat berusia 8 tahun. Masa 0-4 tahun disebut juga sebagai
masa perkembangan otak terbaik. Demikian pesat dan pentingnya perkembangan yang
terjadi pada masa-masa awal sehingga masa awal ini di sebut dengan masa emas.
Berikut ini adalah kesimpulan untuk pertanyaan mengapa paud perlu diselenggarakan:
A. Anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang
B. Usia kelahiran hingga 6 tahun merupakan usia kritis bagi perkembangan semua
anak
C. Penelitian menunjukan bahwa semenjak lahir anak memiliki kurang lebih 100
miliar sel otak.
D. PAUD mendasarin jenjang pedidikan selanjutnya.
Menurut UNESCO dalam susilo (2016) beberapa alasan perlunya PAUD :
A. Alasan pendidikan, untuk menurunkan angka mengulang kelas/putus sekolah.
B. Alasan ekonomi, investasi yang menguntungkan untuk keluarga/pemerintah.
C. Alasan sosial, untuk menghentikan roda kemiskinan.
D. Alasan hukum, untuk memperoleh pendidikan yang dijamin Undang-Undang
3
A. Pengertian Pendidikan anak usia dini
Pendidikan anak usia dini adalah salah satu bentuk pendidikan pada jenjang
PAUD yang pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan
untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau
menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Pendidikan
yang diberikan bagi anak usia dini adalah untuk membantu perkembangan anak yaitu
perkembangan jasmani dan rohani.
A. Tujuan Pendidikan anak usia dini
Tujuan PAUD adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai
persiapan hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara khusu,
tujuan PAUD adalah:
- Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan tuhan dan
mencintai sesama.
- Anak mampu mengelola keterampilan tubuh termasuk gerakan yang
mengontrol tubuh, menerima rangsangan sensitik (panca indera)
- Anak mampu menggunakan bahasa pasif dan berkomunikasi secara efektif
- Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah,
menentukan sebab akibat
B. Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini
Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak Indonesia untuk
mengikuti pendidikan paud sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Membantu dan memfasilitasi pengembanagan potensi anak secara utuh
dilingkungan keluarga dan masyarakat
Membantu memperbaiki utuh dan relevansi paud setara dengan mutu
penddidikan dan negara lain
Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan PAUD
4
A. Pandangan para filsuf tentang pendidikan anak usia dini
1. Pandangan Pestalozzi
Johann Heinrich Pestalozzi adalah seorang ahli pendidikan swiss berpandangan
bahwa anak pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik. Ia memiliki keyakinan
bahwa segala bentuk pendidikan adalah berdasarkan pengaruh panca indera dan
melalui pengalaman gtersebut potensi yang dimiliki oleh seorang individu dapat
dikembangkan. Dari pandangan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan
terutaman lingkungan keluarga memiliki andil yang cukup besar dalam membentuk
kepribadian seorang anak pada awal kehidupannya.
2. Pandangan Konstruktivis
Pada dasarnya paham konstruktivis ini mempunyai asumsi bahwa anak adalah
pembangun pengetahuan yang aktif. Anak membangun pengetahuannya berdasarkan
pengalamannya. Anak adalah makhluk belajar yang aktif yang dapat menciptakan dan
membangun pengetahuannya sendiri. Anak membangun pemahaman mereka sendiri
terhadap dunia, tapi peran orang dewasa sebagai fisilitator dan mediator sangatlah
penting. Berdasarkan asumsi tersebut, pendekatan ini menekankan pada pentingnya
keterlibatan anak dalam proses pembelajaran.
3. Pandangan Ki Hajar Dewantara
Ki hajar dewantara memandang bahwa anak sebagai kodrat alam yang memiliki
pembawaan masing-masing serta kemerdekaan untuk berbuat serta mengatur dirinya
sendiri. Anak memilki hak untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya, sehingga anak
patut diberi kesempatan untuk berjalan sendiri, dan tidak terus menerus dicampuri
atau dipaksa. Pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah lahir dan batin,
serta dapat memerdekakan diri. Anak memilki potensi untuk berkembang, sehingga
pemberian kesempatan yang luas bagi anak untuk mencari dan menemukan
pengetahuan, secara tidak langsung akan memberikan peluang agar potensi yang
dimiliki anak dapat berkembang secara optimal.
5
2.2 BAB II
LANDASAN PELAYANAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Ada empat hal yanf dijadikan landasan PAUD, yaitu:
1. Landasan filosofis
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya
melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia-manusia yang baik. Bangsa
Indonesia yangn menganut falsafah pancasila menjadi orientasi tujuan pendidikan yaitu
menjadikan manusia seutuhnya, sangat menghargai perbedaan dan mencintai
demokrasi yang terkandung dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika “berbeda tetapi
satu”. Anak sebagai makhluk individu yang sangat berhak untuk mendapatkan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
2. Landasan yuridis
Landasan hukum terkait dengan pentingnya PAUD tersirat dalam amandemen
UUD 1945 pasal 28 b ayat 2, yaitu: negara menjamin kelangsungan hidup,
pengembangan dan perlindungan anak terhadap ekploitasi dan kekerasan. Program
pembinaan dan pengembangan anak usia dini menjadi isu yang sangat penting dalam
agenda nasional.
3. Landasan keilmuan
Konsep keilmuan PAUD bersifat isomorfosis, artinya bahwa kerangka keilmuan
PAUD dibangun dari berbagai interdisiplin ilmu diantaranya: psikologi, fisiologi, ilmu
pendidikan anak, sosiologi, antropologi, humaniora, kesehatan, gizi, dan neuro
sains(Sujiono, 2009).
Berdasarkan kajian psikologi dan ilmu pendidikan, masa usia dini merupakan
masa peletak dasar atau pondasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh
karena itu, anak memerlukan program pendidikan yang mampu membuka kapasitas
tersembunyi tersebut (unlocking the capacity) melalui pembelajaran bermakna seawal
mungkin.
4. Landasan empirik
Berdasarkan angka partisipasi kasar (APK) penyelenggaraan PAUD di Indonesia
tahun 2015/2016 oleh Pusat Data Statistik Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud,
2015), didapatkan informasi bahwa rata-rata APK PAUD di Indonesia adalah 70,06%.
6
2.3 BAB III
KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI
Anak usia dini adalah individu yang unik yang sedang tumbuh dan berkembang.
The National Association for the Education for young Children(NAYC)mengklasifikasikan
usia dini (early child) dalam rentang usia 0-8 tahun. Namun di Indonesia, anak usia dini
ditujukan kepada anak usia 0-6 tahun.
A. Pertumbuhan dan perkembangan Anak Usia Dini
1. Pengertian pertumbuhan dari perkembangan
Pertumbuhan memiliki arti pertambahan dimensi anak. Susilo (2016)
menyatakan bahwa pertumbuhan yaitu bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interseluler artinya, bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian
atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan berarti maturasi organ tubuh terutama sistem saraf. Pertumbuhan dna
perkembangan anak memiliki pengertian yang berbeda tetapi memiliki kesinambungan
makna dalam membangun karakter dan pendidikan anak usia dini(PAUD).
2. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
a. Faktor internal, meliputi faktor genetik
b. Faktor eksternal, meliputi faktor lingkungan prenatal, dan pasca natal
3. Prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini
Prinsip perkembangan anak usia dini berbeda dengan prinsip perkembangan
fase kanak-kanak akhir dan seterusnya. Adapun perkembangan prinsip PAUD adalah:
a. Perkembangan aspek fisik, sosial, emosional dan kognitif anak saling berkaitan
dan saling mempengaruhi satu sama lain.
b. Perkembangan fisik/motorik, emosi, sosial, bahasa, dan kognitif anak terjadi
dalam suatu urutan tertentu yang relatif dapat diamalkan.
c. Perkembangan yang berlangsung dengan rentang yang bervariasi antar anak dan
antar bidang pengembangan dari masing-masing fungsi.
d. Pengalaman awal anak memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap
perkembangan anak, dll.
7
A. Dimensi perkembangan anak usia dini dan pengembangannya
Menerut Permendikbud no 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini, perkembangan anak adalah integrasi perkembangan meliputi aspek
nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa dan sosial, serta seni.
1. Perkembangan nilai agama dan moral
Agama adalah suatu keimanan yang diyakini oleh pikiran, diserapkan oleh
perasaan, dan dilaksanakan dalam tindakan, perkataan, dan sikap. Moral adalah
keyakinan tentang benar salah, baik buruk yang sesuai dengan kesepakatan sosial, yang
mendasari tindakan atau pemikiran. Nilai agama dan moral anak usia dini meliputi
kemampuan mengenal nilai agama yang dianut, mengajarkan ibadah, berperilaku jujur,
penolong, sopan, hormat, sportif, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengetahui
hari besar agama, menghormati, dan toleran terhadap agama orang lain.
Ruang lingkup nilai moral dalam rangka pembentukan karakter yang harus
dikembangkan pada anak di taman kanak-kanak, yaitu: jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah air, bersahabat,
cinta damai, peduli sosial dan lingkungan, tanggung jawab.
2. Perkembangan fisik-motorik
Perkembangan motorik pada anak usia dini dapat diartikan sebagai proses dan
perubahan keterampilan motorik(gerak) manusia dari lahir sampai usia 8 tahun yang
melibatkan aspek perilaku. Perkembangan motorik pada anak menurut Payne dan
Issacs dalam Khalaj (2013) dibagi atas:
Keterampilan motorik kasar (Gross Motor Skill)
Keterampilan motorik halus (Fine Motor Skill)
Sudono, dkk (2009) menjabarkan keguatan bermain yang dapat
mengembangkan fisik-motorik anak usia dini antara lain adalah:
Mengajak anak berjalan menjelajahi rungan atau halaman sekolah dengan
berbagai cara
Mengajak anak berlari menjelajahi rungan atau halaman sekolah dengan
berbagai cara
Mengajak anak bergandengan menjelajahi rungan atau halaman sekolah dengan
berbagai arah dan berbagai cara
8
Berlompat, menari, berbaris, senam, menyanyi bersama
Latihan dengan bangku/ titian, bermain dengan simpai, dll.
3. Perkembangan kognitif
Gagne dalam Jamaris (2006) mengungkapkan kognitif adalah proses yang terjadi
secara internal didalam pusat susunan syaraf pada waktun manusia sedang berfikir.
Ahli psikologi kognitif, Jean Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif
merupakan suatu proses genetik yang didasarkan pada mekanisme biologis
perkembangan sistem syaraf. Perkembangan kognitif anak usia dini berada dalam tahap
pra-opersional yang mencakup tiga sub tahapan, yaitu:
1) Berpikir simbolis
2) Berpikir egosentris
3) Berpikir intuitif
5. Perkembangan sosio-emosional
a. Perkembangan sosial anak
b. Upaya orangtua dalam pengembangan sosial anak
c. Perkembangan emosi anak
9
Ada sejumlah teori tentang perkembangan sosio-emosional anak yang mendasari
praktik pendidikan dalam mengembangkan sosio-emosional diantaranya adalah teori
ekologi dan teori perkembangan rentang hidup(life-span). Teori ekologi yang
dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner yang fokus utamanya adalah pada konteks
sosial dimana anak tinggal dan orang-orang yang mempengaruhi perkembangan anak.
Teori ekologi terdiri dari 5 sistem yaitu: mikrosistem, mesosistem, eksosistem,
makrosistem dan kronosistem.
Dengan bertambahnya usia, anak-anak memperoleh berbagi emosi dan semakin
menyadari perasaan mereka sendiri dan orang lain. Perkembangan emosi ditandai
dengan hal-hal berikut:
a. Bayi memulai kehidupannya dengan emosi dasar dan secara bertahap
menambahkan perasaannya.
b. Bayi merespon emosi orang lain
c. Anak-anak belajar mengarahkan perilaku mereka berdasarkan ekspresi emosi
oranglain.
Anak-anak belajar merefleksikan emosi.
d. Anak-anak memperluas perbendaharaan emosinya sebagai bagian dari
kesadarandiri akan emosi.
e. Anak-anak dan remaja secara bertahap belajar untuk mengatur emosinya.
f. Peduli kepada perasaan oranglain merupakan respon emosi yang penting dan
berkembang dnegan bertambahnya usia.
g. Masa remaja membawa kecemasan dan tekanan baru.
Standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini (Permendikbud No
137/2014) yang ditetapkan meliputi:
a. Kesadaran diri
b. Rasa tanggungb jawab untuk diri dan orang lain
c. Perilaku prososial
10
6. Perkembangan seni
Seni merupakan salah satu dimensi perkembangan anak usia dini yang harus
dikembangkan. Seni pada anak usia dini meliputi: kemampuan mengekplorasi dan
mengekpresikan diri, berimajinasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang
seni lainnya serta mampu mengapresiasi karya seni, gerak dan tari, serta drama.
Sumanto (2005), menyatakan bahwa fungsi didik seni dalam pendidikan di TK
adalah:
Sebagai media ekspresi
Sebagai media berkomunikasi
Sebagai media bermain
Sebagai media pengembangan bakat seni
Sebagai media untuk mengembangkan kemampuan berpikir
Sebagai media untuk memperoleh pengalaman estetis
Berdasarkan pedoman pembelajaran pengembangan seni pembelajaran
seni dan kreativitas menekankan pada lingkup: a) ekplorasi, b) ekspresi,
c) apresiasi.
2.4 BAB IV
PROGRAM PAUD DI INDONESIA
A. Keberadaan layanan PAUD dalam sistem Pendidikan di Indonesia
Keberadaan layanan PAUD tertuang pada UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas Bab VII pasal 28 ayat 1-6. Dalam pasal 28, ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu: pertama, ada persepsi yang keliru bila kita mengidentikkan PAUD
dengan pendidikan prasekolah. Kedua, ada salah konsep bila TK/RA bukan merupakan
PAUD.
B. Jalur dan Bentuk Layanan PAUD
Jalur dan bentuk layanan PAUD diselenggarakan melalui tiga jalur, yaitu:
1. Jalur formal, berbentuk taman kanak-kanak(TK), Raudatul Athfal(RA), atau
bentuk lain yang sederajat.
a. TK, adalah bentuk satuan pendidikan anak usia dini yang ditujukan bagi
anak usia 4-6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar.
11
b. RA, adalah bentuk satuan pendidikan anak usia dini yang ditujukan bagi
anak usia 4-6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar tetapi
bernuansa keagamaan(Islam) lebih kental dan menjiwai keseluruhan
proses pembelajaran.
2. Jalur Nonformal, berbentuk kelompok bermain(KB), taman penitipan
anak(TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
a. Kelompok bermain, adalah salah satu bentuk pelayanan PAUD khususnya
usia 3tahun sampai dengan memasuki pendidikan dasar.
b. Taman penitipan anak, adalah sebagai pengganti keluarga untuk waktu
tertentu bagi anak yang orangtua nya berhalangan sehingga tidak
berkesempatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada anaknya
melalui penyelenggaraan sosialisasi dan pendidikan prasekolah bagi anak
sejak lahir bulan jingga memasuki pendidikan dasar.
c. Satuan PAUD sejenis(SPS); pos pelayanan terpadu(posyandu), bina
keluarga balita, PAUD berbasis pendidikan al-qur’an, PAUD berbasis
pelayanan anak agama kristen.
3. Jalur informal, Jalur informal, berbentukan pendidikan keluarga atau
pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
2.5 BAB V
PRINSIP PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI
Prinsip merupakan sebuah kebenaran atau kepercayaan yang diterima sebagai
dasar dalam berfikir dan bertindak. Prinsip dapat diartikan sebagai sesuatu yang
menjadi dasar pokok berpikir, berpijak atau bertindak. Kata pembelajaran adalah suatu
aktivitas atau proses mengajar dan belajar. Jadi prinsip-prinsip pembelajaran adalah
landasan berpikir, landasan berpijak dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan
tumbuhnya proses pembelajaran yang dinamis dan terarah.
Adapun prinsip-prinsip pembelajaran pada anak usia dini adalah sebagai berikut:
1. Berorientasi pada kebutuhan anak
2. Pembelajaran anak sesuai dengan perkembangan anak
3. Mengembangkan kecerdasan majemuk
12
4. Tahapan perkembangan anak usia dini
5. Anak adalah peserta didik aktif
6. Interaksi sosial anak
7. Lingkungan yang kondusif
8. Merangsang kreatifitas dan inovasi
9. Mengembangkan kecakapan hidup
10. Memanfaatkan potensi lingkungan
11. Pembelajaran sesuai dengan kondisi sosial budaya
12. Stimulasi secara holistik
13. Belajar melalui bermain
Strategi pembelajaran sebagai segala usaha guru dalam menerapkan berbagai
metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pemilihan strategi
pembelajaran hendaknya mempertimbangkan beberapa faktor prnting, yaitu:
a. Karakteristik tujuan pembelajaran
b. Karakteristik anak dan cara belajarnya
c. Tempat berlangsungnya kegiatan belajar
d. Tema pembelajaran
e. Pola kegiatan
Berikut jenis strategi pembelajaran di pendidikan anak usia dini
1. Strategi pembelajaran yang berpusat pada anak
2. Strategi pembelajaran melalui bermain
3. Strategi pembelajaran melalui bercerita
4. Strategi pembelajaran melalui bernyanyi
5. Strategi pembelajaran terpadu
Model pembelajaran adalah pola atau rancangan yang menggambarkan
bagaimana pembelajaran akan berlangsung menyangkut pencapaian situasi
lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran sehingga
terjadi perubahan dan perkembangan. Penggunaan model haruslah
menyesuaikan kepada faktor pendukung terlaksananya model seperti sarana dan
prasarana, kemampuan guru dan kebutuhan anak didik.
13
a. Model pembelajaran klasikal
b. Model pembelajaran kelompok
c. Model pembelajaran sudut (definisi, jenis-jenis sudut)
d. Model pembelajaran area (definisi, jenis-jenis area)
e. Model pembelajaran sentra
2.6 BAB VI
MANAJEMEN PAUD
Manajemen berasal dari bahsa latinm dari asal kata “manus” yang berarti tangan,
dan agere yang berarti melakukan. Manajemen dalam anak usia dini adalah proses
pengelolaan yang dilakukan oleh seluruh komponen sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan anak usia dini yang telah ditetapkan sekolah.
Manajemen dalam pendidikan anak usia dini memiliki fungsi-fungsi manajemen
yaitu:
1) Perencanaan (planning), sebagai hasil pemikiran yang mengarah ke masa
depan.
2) Pengorganisasian (organizing), setelah perencanaan, langkah berikutnya
adalah menciptakan organisasi untuk melaksanakan rencana yang telah
dirumuskan.
3) Pengarahan (directing), langkah selanjutnya yaitu pengarahan, fungsi
pengarahan ini adalah gerak pelaksanaan dari kegiatan fungsi perencanaan
dan pengorganisasian.
4) Pengoordinasian (coordinating), daya upaya untuk mensinkronkan dan
menyatukan tindakan sekelompok manusia. Koordinasi merupakan otak
didalam batang tubuh dari keahlian manajemen.
5) Pengawasan (controlling), fungsi terakhir yang harus dilakukan dalam
manajemen, karena dengan pengawasan dapat diketahui hasil yang telah
tercapai.
Tujuan manajemen pendidikan untuk anak usia dini adalah agar sistem
pendidikan berlangsung efekti dan efisien. Komponen sistem pendidikan mencakup
enam hal, yaitu:
14
- Manajemen program pembelajaran
- Manajemen kesiswaan
- Manajemen kepegawaian
- Manajemen sarana dan prasarana
- Manajemen keuangan
- Manajemen hubungan dengan masyarakat
Agar dapat mencapai tujuan sekolah yang baik, maka pengelolaan sekolah perlu
mendasarkan pada prinsip-prinsip:
a. Prinsip efisiensi
b. Prinsip efektivitas
c. Prinsip pengelolaan
d. Prinsip pengutamaan tugas pengelolaan
e. Prinsip kerja sama
f. Prinsip kepemimpinan yang efektif
Penataan lingkungan belajar merupakan penataan lingkungan fisik, baik di
dalam maupun diluar ruangan. Fungsinya menata lingkunagn belajar anak
adalah:
Mempersiapkan lingkungan fisik yang aman, nyaman, menarik, dan di
desain sesuai dengan perencanaan sehingga mendorong anak untuk
mengoptimalkan perkembangannya.
Mendukung anak untuk mandiri, bersosialisasi dan menyelesaikan
masalah
a. Prinsip yang harus diperhatikan dalam menata lingkungan belajar PAUD
- Membuat anak merasa aman
- Mendorong anak untuk dapat bereksplorasi
- Mendorong anak dapat berinteraksi dengan lingkungannya
- Sesuai dengan tahapan perkembangan anak
b. Persyaratan lingkungan belajar
- Ruang/tempat yang digunakan untuk pembelajaran harus bisa menarik
dan mengundang minat anak untuk bermain disitu.
- Aman, nyaman, sehat, bebas dari benda-benda yang dapat melukai anak
serta binatang kecil yang berbisa.
15
c. Penataan ruang belajar
- Kelompok usia anak
- Jumlah anak yang akan dilayani
- Lamanya anak dilayani
- Dapat digunakan untuk berbagai kegiatan
d. Pemilihan furniture
- Ujung meja dan kursi harus berbentuk tumpul (tidak runcing)
- Meja dan kursi disesuaikan dengan ukuran anak baik berat maupun
ukurannya.
e. Toilet
- Toilet anak terpisah dengan toilet dewasa
- Tersedia air bersih yang bisa diakses anak secara mandiri
- Tersedia tempat pembuangan benda kotor
16
BAB III
PEMBAHASAN
Buku 2
• Tidak adanya soal atau pertanyaan di akhir bab untuk melihat sejauh mana pembaca
memahami masing-masing bab pada buku tersebut.
•Tidak tertera standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada bab tersebut.
• Tidak adanya gambar yang dilampirkan dari penjelasan yang ada di materi
pembahasan.
•Tidak terdapat rangkuman pembahasan pada setiap bab.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Persamaan kedua buku tersebut adalah sama-sama membahas tentang pentingnya
pendidikan anak usia dini dan bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak usia
dini, bagaimanan fase perkembangan anak usia dini serta keberadaan layanan PAUD
dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Pada buku pertama, membahas hakekat pendidikan pendidikan anak usia dini,
landasan layanan pendidikan anak usia dini, karakteristik anak usia dini, prinsip
pembelajaran pendidikan anak usia dini, manajemen PAUD serta program PAUD di
Indonesia. Pada buku kedua, membahas tentang usia dini dan pendidikan usia dini,
model pembelajaran PAUD, pendekatan pembelajaran PAUD, nilai pendidikan karakter
untuk usia dini, orangtua dan pendidikan karakter usia dini, pola asuh dan karakter
anak, strategi internalisasi pendidikan karakter usia dini, seni mendisiplin anak, peran
guru PAUD dan pendidikan karakter.
4.1 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna serta minimnya sumber
yang dimiliki oleh penulis, maka penulis akan selalu menerima kritik dan saran yang
membangun agar critical buku ini menjadi lebih baik lagi untuk masa yang akan datang,
dan juga untuk menanggapi terhadap pembahasan dan kesimpulan dari bahasa critical
buku yang telah di jelaskan oleh penulis.
19