Anda di halaman 1dari 40

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

TUGAS INDIVIDU

CRITICAL BOOK REPORT

Oleh :

DANTY PUSPITA AMALIA

193111023

KELAS REGULER – D 2019

DOSEN PENGAMPU : FRISKA INDRA NORA, S.Pd, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SUMATERA UTARA

2019
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang
diberikan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Critical Journal Report tentang
Perkembangan Peserta Didik dengan sebaik–baiknya. Penulisan laporan Critical Journal
Report ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu
matakuliah Perkembangan Peserta Didik, Dr. Nasrun M.S dan Friska Indra Nora S.Pd M.Pd
Laporan Critical Journal Report ini saya sajikan dengan sebaik-baiknya. Namun,
walaupun demikian saya selaku penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan baik
dalam penulisan maupun dalam format penyajian. Saya harap para pembaca mampu
memakluminya. Serta semoga laporan Critical Journal Report ini dapat menambah wawasan
serta manfaat lainnya bagi seluruh pembaca.

Medan, September 2019

Danty Puspita Amalia


ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................................1

B. Tujuan Penulisan ...........................................................................................2

C. Manfaat Penulisan .........................................................................................2

D. Identitas Buku ...............................................................................................3

E. Lampiran ........................................................................................................................... 3

BAB II RINGKASAN

2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA ..................................................................4

2.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING.....................................................29

BAB III PEMBAHASAN

3.1 PEMBAHASAN BUKU UTAMA ............................................................33

3.2 PEMBAHASAN BUKU PEMBANDING.................................................33

3.3 PERBANDINGAN BUKU UTAMA

DENGAN BUKU PEMBANDING.................................................................34

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan.................................................................................................35

4.2 Saran ..........................................................................................................35

Daftar Pustaka..................................................................................................................36
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim di karenakan rendahnya minat baca


masyarakat pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan
ketertarikan minat baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik buku (critical
book report) ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku, baik
berupa buku fiksi ataupun nonfiksi, juga dapat diartikan sebagai karya ilmiah yang
melukiskan pemahaman terhadap isi sebuah buku.

Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu
buku melainkan untuk menjelaskan apaa danya suatu buku yaitu kelebihan atau
kekurangannya yang akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku
kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku
tersebut. Yang lebih jelasnya dalam mengkritik buku, kita dapat menguraikan isi pokok
pemikiran pengarang dari buku yang bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku.

Dengan demikian laporan buku atau  resensi sangat bermanfaat untuk mengetahui isi
buku selain itu, akan tahu mengenai kekurangan dan kelebihan dari isi buku yang telah
dibaca. Untuk itu, kami harapkan kepada  pembaca  agar mengetahui dan memahami
mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat menilai isi buku tersebut dengan baik
dan bukan hanya sekedar membaca sekilas buku tersebut melainkan dapat memahami apa
yang ada dalam buku tersebut secara mendalam.

1
2

B. Tujuan Penulisan Critical Book Report (CBR)


Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang
bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan
salah satu tugas individu mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar pada Jurusan Pendidikan
Teknik Bangunan di Universitas Negeri Medan.

C. Manfaat Penulisan Critical Book Report (CBR)

 Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku
atau hasil karya lainnya secara ringkas.

 Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.

 Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.

 Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang
sama atau penulis lainnya.

 Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan, isi, dan substansi buku.
3

D. Identitas Buku
BUKU UTUMA
 Judul Buku : Perkembangan Peserta Didik

 Penulis : Dra. Rahmulyani, M.Pd, Kons.dkk.

 Penerbit : UNIMED PRESS

 Tebal Buku : xii, 191 hlm; 18x 25 cm

 Kota Terbit : Medan

 Tahun Terbit : 2013

 ISBN : 978-602-7938-39-7

BUKU PEMBANDING
 Judul Buku : Perkembangan Peserta Didik

 Penulis : Dr. Masganti Sit, M.Ag.

 Penerbit : Perdana Publishing

 Tebal Buku : x + 222 hlm

 Kota Terbit : Medan

 Tahun Terbit : 2012

 ISBN : 978-602-8935-11-1

E. Lampiran

Buku Utama Buku Pembanding


BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA


BAB I. HAKEKAT PERKEMBANGAN

A. Pengertian dan Ciri-Ciri Perkembangan

Vandale menyebutkan bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter


pada tingggi badan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan
proses yang kompleks. Warmer menyatakan bahwa perkembangan menunjuk pada suatu
proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.
Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.

Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan berkesinambungan


dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati”.

Yang dimaksud dengan sistematis, progresif dan berkesinambungan itu adalah sebagai
berikut.

1. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling mempengaruhi


antara bagian-bagiam organisme
2. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam baik
secara kuantitatif maupun kualitatif.
3. Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fingsi organisme itu berlangsung
secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat loncat.

Perkembangan secara umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Terjadinya perubahan dalam (a) aspek fisik: peribahan tinggi dan berat badan serta
organ-organ tubuh lainnya, (b) aspek psikis: semakin bertambahnya perbendaharaan kata
dan matangnya kemampuan berpikir, mengingat, serta menggunakan imajinasi
kreatifnya.
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi; (a) aspek fisik: proporsibtubuh anak menjadi
proporsi tubuh remaja, (b) aspek psikis: perubahan imajinasi dari yang fantasi ke realitas.
3. Lenyapnya tanda tanda lama; (a) tanda-tanda fisik: lenyapnua kelenjar pineal pada
bagian otak, rambut-rambut halus dan gigi susu, (b) tanda-tanda psikis: lenyapnya
perilaku implusif (dorongan untuk bertindak sebelum berpikir)

4
5

4. Diperolahnya tanda-tanda baru; (a) tanda-tanda fisik: primer (menstruasi pada anak
wanita dan mimpi “basah” pada anak pria), maipin skunder (perubahan pada anggota
tubuh: pinggul dan buah dada pada wanita; kumis, jakun, suara pada anak pria), (b)
tanda-tanda psikis: seperti berkembangnya rasa ingin tahu terutama yang berhubungan
tenyang seks, ilmu, nilai-nilai moral, dan keyakinan beragama.

B. Prinsip-Prinsip Perkembangan
1. Perkembangan Merupakan Proses Yang Tidak Pernah Berhenti (Never Ending Process)

Perkembangan dialami individu dari sejak dilahirkan sampai usia remaja sedangkan pada
usia dewasa perkembangan tetap berjalan secara stabil dan mengalami penurunan
(regressif) pada masa tua sampai pada akhir kehidupan

2. Semua Aspek Perkembangan Saling Mempengaruhi

Setiaap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligasi maupum sosial, satu
sama lainnya saling mempengaruhi. Terdapat hubungan yang positif di antara aspek
tesebut.

3. Perkembangan Mengikuti Pola

Perkembaangan terjadi secara teratur mengikuti pola. Setiap tahap perkembangan


merupakan hasil perkembangan dan tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi
perkembangan selanjutnya.

Yelon dan Weinsten 1977 mengemukakan tentang pola perkembangan itu sebagai
berikut.

a. Cephalocaudal & proximal-distal. Maksudnya, perkembangan manusia otu mulai dari


kepala ke kaki (cephalocaudal), dan dari tengah ke pinggir (proximal-distal).
b. Struktur mendahului fungsi. Ini berarti bahwa anggota tubuh individu akan dapat
berfungsi setelah matang strukturnya.
c. Perkembangan itu berdiferensasi. Maksudnya, perkembangan itu berlangsung dari umum
ke khusus.
d. Perkembangan itu berlangsung dari konkret ke abstark. Maaksudnya, perkembangan itu
berperoses dari suatu kemampuan berpikir yang konkret (objeknya tampak) menuju ke
abstrak (objeknya tidak tampak).
6

e. Perkembangan itu berlangsung dari egosentrisme ke perspektivisme. Ini berarti pada


awalnya anak hanya memperhatikan dirinya sendiri, namun lambat laun sikap egosentris
itu berubah menjadi perspektivis (anak sudah memiliki sikap simpati).
f. Perkembangan itu berlangsung dan “outter control to inner control”. Maksudnya, pada
awalnya anak menjalani hidupnya masih didominasi oleh pengontrolan atau pengawasan
dari luar (out control). Seiring bertambahnya pengalaman dan pergaulan sosial anak
dapat mengembangkan kemampuan untuk mengontrol dirinya (inner control).

4. Perkembangan Terjadi Pada Tempo Yang Berlainan

Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan
tempo yang berbeda.

5. Setiap Fase Perkembangan Mempunyai Ciri Khas


6. Setiap Individu Yang Normal Akan Mengalami Fase Perkembangan
Fase-fase perkembangan : bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua. Tidak
seorangpun yang tidak mengalami tahap tersebut.
7. Prinsip Kematangan
Prinisp ini berpendapat bahwa usaha belajar bergantung pada tingkat kematangan yang
dicapai anak. Hal ini berarti tidak ada gunanya melakukan usaha belajar kalau yang
bersangkutan belum matang untuk melakukan usaha tesebut.

C. Fase-Fase Perkembangan
1. Pengertian Dan Kriteria Menetukan Fase Perkembangan

Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan perjalanan kehidupan individu


yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu.

a. Tahap Perkembangan Berdasarkan Analisis Biologis


1) Aristoteles

 Tahap I : dari 0 sampai 7 tahun (masa bermain).


 Tahap II : dari 7 sampai 14 tahun ( masa anak, masa sekolah rendah).
 Tahap III : dari 14 sampai 21 tahun (masa remaja, pubertas, masa
peralihan dan usia anak menjadi orang dewasa).
7

2) Kretscmer

 Tahap I : dari 0 sampai 3 tahun; fullungs (pengisian); pada fase ini anak
kelihatan pendek gemuk.
 Tahap II : dari 3 sampai 7 tahun; streckungs (rentangan); pada pfase ini
anak kelihatan langsing.
 Tahap III : dari 7 sampai 13 tahun; pada masa ini anak kelihatan gemuk
kembali.
 Tahap IV : dari 13 sampai 20 tahun; pada periode ini anak kembali
kelihatan langsing

3) Elizabeth Hurlock

 Tahap I : Fase Prenatal, mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran.


 Tahap II : Infancy, mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari.
 Tahap III : Childhood, mulai 2 tahun sampai masa remaja
 Tahap IV : Adolesence, mulai usia 11 atau tahun sampai usia 21 tahun

b. Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktis

Yang dapat digolongkan ke dalam penahapan berdsarkan didaktis antara lain

1) Comenius
a) Sekolah ibu (scola materna), untuk anak dari 0 sampai 6 tahun.

b) Sekolah bahasa ibu (scola vernaculan), untuk anak dari 6 sampai 12 tahun.
c) Sekolah latin (scola latina), untuk remaja usia 12 sampai 18 tahun.
d) Akademi (academica), untuk muda-mudi usia 18 sampai 24 tahun.
2) Rosseau
a) Tahap I : 0 sampai 2 tahun, usia asuhan.
b) Tahap II : 2 sampai 12 tahun, masa pendidikan jasmani dan latihan panca indra.
c) Tahap III : 12 sampai 15 tahun, masa pendidikan akal.
d) Tahap IV : 15 sampai 20 tahun, masa pendidikan watak dan pendidikan agama.

c. Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologis

Para ahli berpendapat bahwa dalam perkembangan , pada umumnya individu mengalami
masa-masa kegoncangan. Selama masa perkembangan, pada umumnya individu mengalami
8

masa kegoncangan dua kali, yaitu (a) pada kira-kira tahun ketiga atau keempat, dan (b) pada
permulaan masa pubertas.
Berdasarka dua masa kegoncangan tersebut, perkembangan individu dapat digambarkan
 Lahir sampai masa kegoncangan pertama (masa kanak-kanak).
 Dari masa kegoncangan pertama sampai kegoncangan ke dua (masa keserasian
bersekolah).
 Dari masa kegoncangan kedua sampai akhir remaja (masa kematangan).
2. Kriteria Pentahapan Perkembangan
a. Masa Usia Pra Sekolah
1) Masa vital
Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan
berbagai hal dalam dirinya. Untuk masa belajar, Freud menamakan tahun pertama
kehidupan individu itu sebagai masa oral (mulut).
Pada tahun kedua anak telah belajar berjalan, dengan mulai berjalan anak akan mulai
belajar menguasai ruabg. Pada tahun kedua ini, umumnya terjadi pembiasaan terhadap
kebersihan.
2) Masa estetik
Pada masa ini , perkembangan anak yang terutama adalah fungsi panca inderanya.
b. Masa Usia Sekolah Dasar
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa
keserasian bersekolah.
1) Masa kelas-kelas rendah sekolah dasr, kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9 atau
10 tahun.
2) Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10 tahun sampai 12 atau
13 tahun.
c. Masa Usia Sekolah Menengah
1) Masa praremaja (remaja awal)
Masa ini ditandai oleh sifat-sifatnegatif pada si remaja sehingga seringkali masa ini
disebut masa negatif dengan gejala seperti tidak tenaanh, kurang suka bekerja,
pesimistik, dan sebagainya.
9

2) Masa remaja (remaja madya)


Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja untuk hidup, kebutuhan akan adanya
teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang turut merasakan suka
dukanya.

3) Masa Usia Kemahasiswaan

Masa usia mahasiswa sebenarnya berumur sekitar 18 sampai 25 tahun. Pada masa
ini individu telah mencapai kematangan untuk memilih calon pasangan hidup, telah
mampu menentukan dan merencanakan karir masa depannya.

BAB II. TEORI PERKEMBANGAN


A. Teori-teori Psikoanalisis
Menurut teori paikoanalisis, proses perkembangan berlangsung secara tidak di sadari
dan sangat diwarnai oleh emosi
1. Teori Freud
Struktur kepribadian Freud menyatakan bahwa kepribadian memiliki tiga struktur, yitu:
id, egi dan super ego. Id terdiri dari insting, yang merupakan persediaan energi psikis
individu. Ego yang menangani tuntutan realistis. Super ego adalah struktur kepribadian yang
mempertimbangkan apakah sesuatu itu benar atau salah.
Mekanisme pertahanan merupakan metode yang tidak disadari untuk mendistorsikan
realitas, yang digunakan oleh ego untuk melindungi dirinya dari kecemasan yang disebabkan
oleh adanya konflok antara ketiga struktur kepribadian. Ketika ego menangkap bahwa
tuntutan id dapat membahayakan, timbullah kecemasan, yang mengingatkan ego untul
menyelesaikan konflik melalui mekanisme pertahanan.
Menurut Freud, manusia akan melalui lima tahap perkembangan psikoseksual, dan di
setiap tahap perkembangan individu memperoleh kenikmatan di suatu bagian tubuh tertentu.
 Tahap oral (oral stage). Tahap oral adalah tahap perkembangan yang berlangsung
selama 18 bulan pertama dari kehidupan, dimana kenikmatan bayi dipusatkan di daerah
mulut.
 Tahap anal (anal stage). Tahap anal adalah tahap peekembangan yang berlangsung
antara usia 11/2 tahun hingga 3 tahun, dimana kenikmatan terbesar diperoleh dari anak di
daerah anus atau di fungsi pengeluaran yang terhubung dengan anus.
 Tahap falik (phallic stage). Tahap falik adalah tahap perkembangan yanh berlangsung
antara 3 sampai 6 tahun, kenikmatan dipusatkan di daerah genital.
10

 Tahap laten (latency stage). Tahap laten adalah tahap peekembangan yang berlangsung
antara usia 6 tahun hingga pubertas; anak menekan semua minat dalam hal seksualitas
serta mengembangkan keterampilan sosial dan intelektual.
 Tahap genital (genital stage). Tahap genital adalah tahap perkembangan yang
berlangsung sejak masa remaja hingga ke masa selanjutnya. Pada tahap ini sumber
kenikmatan seksual terletak di luar keluarga.
2. Teori Erikson
Menurut Erikaon, kemajuan manusia dicapai melalui delapan tahap perkembangan
berlangsung seumur hidup.
a) Kepercayaan versus ketidakpercayaan (trust versus mistrust)
b) Otonomi versus rasa malu dan keragu-raguan (autonomy versus shame and doubt)
c) Prakarsa versus rasa bersalah (initiative versus guilt)
d) Tekun versus rendah diri (industy versus inferiority)
e) Identitas versus kebingungan (identity versus identity confusion)
f) Keintiman versus keterkucilkan (intimacy versus isolation)
g) Bangkit versus stagnasi (generativity versus stagnation)
h) Integritas versus kekecewaan (integrity versus despair)

B. Teori-teori Kognitif
1. Teori perkembangan kognitif dari piaget
Piaget menyatakan bahwa individu secara aktif membangun pemahaman mengenai
dunia melalui empat tahap perkembangan kognitif.
a) Tahap sensorimotor
b) Tahap operasional konkret
c) Tahap opersional formal
2. Teori sosial-budaya dari vygotsky
Vygotsky meenekankan bagaimana budaya dan interaksi sosial mengarahkan
perkembangan kognitif.
3. Teori pemprosesan-informasi
Menekankan bahwa individu memanupulasi, memonitor dan menyusun strategi
terhadap informasi-informasi yang ditemui.
C. Teori-teori perilaku dan kognitif sosial
1. Behaviorisme skinner
11

2. Teori kognitif sosial


D. Teori kontekstual ekologi
Menekankan pentingnya pengaruh lingkungan terhadap perkembangan teori ini
E. Orientasi Teoretis Eklektik
Orientasi teori eklektik tidak mengikuti sebuah pendekatan teori manapun, namun
memilih dan menggunakan segi-segi yang dianggap palingbaik dari masing-masing teori.

BAB III. PERKEMBANGAN REMAJA

A. Perkembangan Fisik
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
1. Faktor internal
- Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya
- Kematangan
2. Faktor ekaternal
- Kesehatan
- Makanan
- Stimulasi lingkungan
B. Perkembangan Intelektual
Tahap Perkembangan Intelek/Kognitif
1. Tahap Sensori-Motoris
Tahap ini dialami pada masa usia 0-2 tahun. Pada tahap ini, anak berada dalam suatu
masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan sensori-motoris yang
sangat jelaz. Segala perbuatan merupakan perwujud dan dari proses pematangan aspek
sensori-motoris tersebut.
2. Tahap Praoperasional
Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab
perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana
intuitif. Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh
unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang yang
bermakna, dan lingkungan sekitarnya.

3. Tahap Opersional Konkret


12

Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak mulai
menyesuaikan diri dengan konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Pada
tahap ini, menurut Piaget, interaksinya dengan lingkungannya, termasuk dengan orang
tuanya, sudah semakin berkembang dengan baik karena egosentrisnya sudah semakin
berkurang. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi dan menjelaskan
pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih objektif.
4. Tahap Operasional Formal
Tahap ini dialami oleh anak usia 11 tahun keatas. Pada masa ini anak telah mampu
mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berpikir logis.
Aspek perasaan dan moralnya dapat mendukung penyelesaian tugas-tugasnya.
Karakterisitik Perkembangan Intelek/Kognitif
1. Karakteristik Tahap Sensori-Motoris
- Sebagaian tindakannya masih bersifat naluriah
- Aktivitas pengalaman didasarkan terutama pada pengalaman indera
- Individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman, tetapi belum mampu untuk
mengkategorikan pengalaman
- Individu mulai belajar menangani objek-objek konkret melalui skema-skema
sensori-motorisnya.
2. Karakteristik Tahap Praoperasional
- Individu telah mengkombinasikan dan menstranformasikan berbagai informasi
- Individu telah mampu mengemukakan alasan- alasan dalam menyatakan ide-ide
- Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa
konkret, meskipun hubungan logika sebab akibat belum tepat
3. Karakterisitik Tahap Operasional Konkret
Tahap operasional konkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa segala
sesuatu dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana kenyataan yang mereka
alami.
4. Karakteristik Tahap Operasional Formal
- Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi
- Individu mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak
- Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis
- Individu mulai mampu membuat pikiran di masa depan
- Individu mulai mampu untuk mengintropektasi diri sendiri sehingga kesadaran diri
sendiri telah tercapai
13

- Individu mulai mampu membayangkan peran-peran yang akan diperankan sebagai


orang dewasa
- Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan
masyarakat dilingkungannya dan seseorang dalam masyarakat tersebut
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek Kognitif
1. Faktor Herditas
Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menetukan daya kerja
intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan, apakah akan menjadi
kemampuan berpikir setaraf normal, di atas normal atau di bawah normal.
2. Faktor Lingkungan
a. Keluarga
Interveresi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah
memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga
anak memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk
berpikir.
b. Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan
perkembangan anak termasuk perkembangan berpikir anak.
C. Perkembangan Emosi
1. Pengertian Emosi
Golleman (1995) memaknai emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,
perasaan nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Lebih lanjut ia
mengatakan emosi merujuk kepada perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, sesuatu keadaan
yang biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
2. Bentuk-Bentuk Emosi
Golleman (1995) mengidentifikasikan sejumlah kelompok emosi, yaitu:
a. Amarah, di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal
hari, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tidak kekerasan dan
kebencian patologis.
b. Kesedihan, di dalamnya meliputi sedih, pedih, muram, suram melankolis, mengasiani
diri, kesepian, ditolak, putus asa, depresi.
c. Rasa takut, di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan
takut sekali, sedih, waspada, tidak ada tenaga, ngeri, kecut, panik dan phobia.
14

d. Kenikmatan, di dalamnya meliputi bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang,


terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang,
senang sekali, dan mania.
e. Cinta, di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati,
rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih sayang.
f. Terkejut, di dalamnya meliputi tekesiap, takjub dan terpana.
g. Jengkel, di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka dan mau
muntah.
h. Malu, di dalamnya meliputi rasa bersalah, malu hati, menyesal, hina, aib dan hati
hancur lebur.
3. Hubungan Antara Emosi dan Tingkah Laku
- Responnya cepat tetapi ceroboh
- Mendahulukan perasaan orang kemudian pikiran
- Memperlakukan realitas sebagai realitas simbolik
- Masa lampau diposisikan sebagai masa sekarang
- Realitas yang ditentukan oleh keadaan
4. Ciri-Ciri Perkembang Emosi Remaja
- Memiliki energi yang besar, emosi yang berkobar-kobar
- Pengendalian diri belum sempurna
- Mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang dan khawatir kesepian
Sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah sebagai
berikut:
a. Perubahan jasmani
b. Perubahan pola interaksi dengan orang tua
c. Perubahan interaksi dengan teman sebaya
d. Faktor pandangan luar
e. Perbuahan interaksi dengan sekolah
f. Kematangan emosi
D. Perkembangan Bahasa
1. Pengertian Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam
pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain.
15

Berbagai peneliti psikologi perkembangan mendefinisakn perkembangan bahasa


sebagai kemampuan individu dalam menguasai kosakata, ucapan, gramatikal, dan etika
pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur
kronologisnya.
2. Tahap Perkembangan Bahasa
a. Tahap pralinguistik atau meraba (0,3-1,0 tahun)
Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang
mempunyai fungsi komunikatif.
b. Tahap holofrastik atau kalimat satu kata (1,0-1,8 tahun)
Pada usia sekitar satu tahun anak mulai mengucapkan kata-kata.
c. Tahap kalimat dua kata (1,6-2,0 tahun)
Pada tahp ini anak mulai memiliki banyak kemungkinan untuk menyatakan
kemauannya dan berkomunikasi dengan menggunakan kalimat sederhana yang
disebut dengan istilah “kallimat dua kata”.
d. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2,0-5,0 tahun)
Pada tahp ini anak mulai mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat mulai
bertambah.
e. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0-10,0 tahun)
Pada tahap anak semakin mampu mengembangkan struktur tata bahasa yang
kompleks lagi serta mampu menggabungkan kalimat-kalimat sederhana dengan
komplementasi, relativasi, dan konjungsi.
f. Tahap kompetensi lengkap (11,0- dewasa)
Pada akhir masa kanak-kanak kata semakin meningkatkan gaya bahasa mengalami
perubahan, dan semakin lancer serta fasih dalam berkomunikasi.
3. Hubungan Kemampuan Berbahasa Dengan Kemampuan Berpikir
Aktivitas berpikir individu sesungguhnya dibantu dengan menggunakan simbol-simbol
verbal dan hukum tata bahasa. Bahasa merupakan alat mengekspersikan hasil pemikiran
tersebut. Jadi, berpikir dan berbahasa merupakan dua aktivitas yang melengkapi dan terjadi
dalam waktu yang relatif bersamaan. Seringkali kemampuan berpikir seseorang menentukan
sekaligus dapat dipahami dari kemampuan bahasa. Sebaliknya kemampuan bahsa seseorang
merupakan pencerminan dari kemampuan berpikir seseorang.
4. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja
Karakteristik perkembang bahasa remaja sesungguhnya didukung oleh perkembang
kognitif yang menurut Jean Piaget telah mencapai tahap operasional formal.
16

Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat


dimana mereka tinggal. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, remaja
juga mengikuti proses belajar di sekolah. Proses pendidikan di sekolah tidak hanya memberi
ilmu pengetahuan semata, tetapi secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya,
termasuk perilaku berbahasa.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antar keluarga, masyarakat dan sekolah, akan
menyebabkan perbedaan antara remaja yang satu dengan remaja yang lain.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
a. Kognisi
b. Pola komunikasi dalam kelurga
c. Jumlah anak atau anggota keluarga
d. Posisi urutan kelahiran
e. Kedwibahasaan (bilingualism)
f. Status sosial ekonomi keluarga
g. Kondisi lingkungan
E. Perkembangan Bakat Khusus
a. Jenis-Jenis Bakat Khusus
Bakat khusus adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika memperoleh
kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam
bidang tertentu sebagai potensinya.
Cony Semiawan dan Utami Munandar mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus,
baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang, yaitu:
- Bakat akademi khusus
- Bakat kreatif-produktif
- Bakat seni
- Bakat kinestetik/psikomotorik
- Bakat sosial
b. Hubungan Antara Bakat dan Prestasi
Bakat sangat menetukan prestasi seseorang, tetapi sejauh mana bakat itu akan terwujud
dan menghasilkan suatu prestasi, masih banyak variable yang turut menetukan.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Khusus
Faktor internal:
- Minat
17

- Motif berprestasi
- Keberanian mengambil resiko
- Keuletan dalam menghadapi tantangan
- Kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul

Faktor eksternal:

- Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri


- Sarana dan prasarana
- Dukungan dan dorongan orang tua
- Lingkungan tempat tinggal
- Pola asuh orang tua
d. Perbedaan Individual Dalam Bakat Khusus
Dilihat dari aspek apapun, setiap individu memiliki perbedaan satu dengan yang lain.
Demikian juga dalam asapek bakat khusus, setiap individu juga memiliki bakat khususnya
masing-masing secara berbeda-beda. Menurut Conny Semiawan dan Utami Munandar,
perbedaan bakat khusus ini terletak pada jenisnya dan juga pada kualitasnya.

BAB IV. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

A. Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan


Robert J. Havighust adalah seorang ahli psikologi yang dikenal dengan teori-teori
tugas-tugas perkembangan. Ia mengatakan bahwa tugas perkembangan adalah tugas yang
muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil
akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-
tugas berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan memiliki tiga macam tujuan yang sangat bermanfaat bagi
individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai petunjuk bagi individu.
2. Memberikan motivasi kepada setiap individu.
3. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang diharapkan dari diri mereka
jika nantinya akan memasuki tingkat perkembangan berikutnya.
B. Jenis Tugas-Tugas Perkembangan Remaja
18

1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita.
2. Mencapai peran sosial pria dan wanita.
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif.
4. Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.
5. Mencapai jaminan kebebasan ekonomis.
6. Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan.
7. Persiapan memasuki kehidupan berkeluarga.
8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting untuk
kompetensi kewarganegaraan.
9. Mencapai dan mengharapkan tingkah laku sosial yang bertanggung jawab.
10. Memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan system etika sebagai pedoman tingkah
laku.

C. Tugas Perkembangan Remaja Berkenan Dengan Kehidupan Berkeluarga


Unsur utama yang penting bagi kebahagian perkawinan, yaitu:
1. Penyesuaian dengan pasangan
2. Penyesuaian seksual
3. Penyesuaian keuangan
4. Penyesuaian dengan pihak keluarga masing-masing
Berkaitan dengan empat unsur penyesuaian diri remaja dalam kehidupan berkeluarga
dan perkawinan, ada sejumlah factor yang memepengaruhinya, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor yang mempengaruhi penyesuain terhadap pasangan ialah konsep tentang
pasangan yang ideal, pemenuh kebutuhan, kesamaan latar belakang, minat,
kepentingan bersama, kepuasan nilai, konsep peran dan perubahan dalam pola
hidup.
2. Faktor penting yang mempengaruhi penyesuaian seksual ialah perilaku seksual,
pengalaman seksual masa lalu, dorongan seksual, pengalaman marital awal, serta
sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi
3. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan pihak dari keluarga pasangan
ialah, keinginan untuk mandiri, fanatisme keluarga, mobilitas sosial, anggota
berusia lanjut, dan bantuan keuangan keluarga pasangan.

BAB V. KEBUTUHAN DAN PERBEDAAN KEBUTUHAN REMAJA


19

A. Teori Kebutuhan
Maslow (1970) melukiskan manusia sebagai mahluk yang tidak pernah berada dalam
keadaan puas. Dalam konteks ini Maslow mengemukakan hierarki kebutuhan dari yang
paling dasar sampai yang paling tinggi, yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis
Ini merupakan kebutuhan yang paling dasar, paling kuat, dan paling jelas dari sekian
banyak kebutuhan manusia karena merupakan kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya
secara fisik, yaitu kenutuhan akan makanan, minuman, sandang, tempat tinggal, seks, tidur,
dan oksigen.
2. Kebutuhan ingin rasa aman
3. Kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang
Setiap manusia sesungguhnya merasakan kebutuhan yang mendalam akan cinta dan
kasih sayang dari orang yang lain dan kepada orang lain. Demikian juga, setiap orang sangat
membutuhkan rasa memiliki dan dimiliki orang lain. Seseorang akan merasa sedih kalau
dirinya merasa tidak memiliki dan tidak dimiliki orang lain atau kelompoknya, karena dirinya
tidak akan diterima atau tidak mendapatkan tempat pada diri orang lain atau kelompoknya.
Demikian juga, seseorang akan merasa sedih jika dirinya merasa tidak disayangi oleh orang
lain atau kelompoknya.
4. Kebutuhan penghargaan
Ada dua kategori tentang kebutuhan akan penghargaan pada manusia yaitu :
a. Kebutuhan harga diri
Seseorang yang memiliki harga diri akan lebih percaya diri, lebih mampu, dan
lebih produktif.
b. Kebutuhan akan penghargaan dari orang lain yang meliputi :
- Kepercayaan diri
- Kompetensi
- Penguasaan
- Kecukupan
- Prestasi
- Ketidak tergantungan
- Kebebasan
5. Kebutuhan rasa ingin tahu
20

Salah satu ciri kondisi psikis yang sehat menurut Maslaw, adalah adanya rasa ingin
tahu. Rasa ingin tahu sesungguhnya dapat dikatan sebagai suatu proses pencarian makna
(Erick Framun, 1969). Karena merupakan proses pencarian makna maka didalamnya
mengandung hasrat untuk memahami, menyusun, mengatur, menemukan hubungan-hubngan
dan makna-makna serta membangun suatu sistem nilai.
6. Kebutuhan pertumbuhan
Maslow melukiskan bahwa melalui penelitianya yang mendalam menemukan
kebutuhan yang sama sekali harus dan masuk kategori yang dilukiskan sebagai kebutuhan
akan pertumbuhan atau dikenal dengan Being Values.
7. Kebutuhan estetik
8. Kebutuhan aktualisasi diri
Maslaw mengatakan bahwa kebutuhan aktualisasi diri biasanya muncul sesudah
kebutuhan akan penghargaan dan kasih sayang terpenuhi secara memadai.
Selain teori kebutuhan dari Maslaw satu lagi teori kebutuhan yang juga dikenal
adalah teori Mc Clelland. Menurut teori ini, pemahaman tentang motivasi akan semakin
mendalam apabila disadari bahwa setiap individu mempunyai tiga jenis kebutuhan yaitu :
a. Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) disingkat N-Ach
b. Kebutuhan untuk berkuasa (need for power) disingkat N-Paw
c. Kebutuhan untuk berafiliasi (need for affilation) disingkat N-Aff
B. Kebutuhan Remaja Dalam Perkembangannya
Menurut Garrison setidaknya ada tujuh kebutuhan khas remaja
1. Kebutuhan akan kasih sayang
2. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok
3. Kebutuhan untuk berdiri sendiri
4. Kebutuhan untuk berprestasi
5. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain
6. Kebutuhan untuk dihargai
7. Kebutuhan untuk memperoleh falsafah hidup
C. Perbedaan Remaja Usia Sekolah Menengah
Murray mengelompokkan kebutuhan menjadi dua kelompok besar, yaitu viscerogenic
dan psychogenic. Kebutuhan viscerogenic adalah kebutuhan secara fisologis. Sebagian
kebutuhan psychogenic adalah kebutuhan sosial atau social motives. Murray mencoba
memilah kebutuhan sosial menjadi :
1. Absement Needs (n Aba)
21

2. Need for Achievement (n Ach)


3. Need for Affiliation (n Aff)
4. Need for Agression (n Agg)
5. Autonomy (n Aut)
6. Counteraction
7. Defendance
8. Deference needs (n Def)
9. Need for Dominance (n Dom)
10. Exhibition (n Exh)
11. Harmavoidance
12. Infavoidance
13. Nuturance
14. Order
15. Play
16. Rejection
17. Sentience
18. Sex
19. Succorance (Suc)
20. Understanding

BAB VI. PERKEMBANGAN KONSEP DIRI

A. Pengertian Konsep Diri


Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencangkup keyakinan,
pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri dari
bagaimana cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri
sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang
kita harapkan.
B. Dimensi Konsep Diri
1. Pengetahuan. Dimensi pertama dari konsep diri adalah apa yang kita ketahui tentang
diri sendiri atau penjelasan dari “siapa saya” yang akan memberi gambaran tentang diri
saya. Gambaran yang kita miliki tentang diri kita seringkali tidak sesuai dengan
gambaran orang lain.
22

Gambaran yang kita berikan tentang diri kita juga tidak bersifat permanen, terutama
gambaran yang menyangkut kualitas diri kita dan membandingkannya dengan kualitas
diri dari kelompok kita.
2. Harapan. Dimensi kedua dari konsep diri adalah harapan atau yang dicita-citakan di
masa depan. Cita-cita diri terdiri ats dambaan, aspirasi, harapan, keinginan bagi diri kita
atau manusia seperti apa yang kita inginkan. Cita-cita diri anda akan menentukan
perilaku anda. Harapan diri anda akan memandu aktivitas anda dalam perjalanan hidup
anda. Apapun standard diri ideal yang anda tetapkan, sadar atau tidak anda akan
senantiasa berusaha untuk dapat memenuhinya
3. Penilaian. Dimensi ketiga konsep diri adalah penilaian diri kita sendiri. Penilaian diri
sendiri merupakan pandangan kita tentang harga atau kewajaran kita sebagai pribadi.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Beberapa factor yang mempengaruhi konsep diri remaja, yaitu :
a. Usia Kematangan
b. Penampilan diri
c. Nama dan julukan
d. Hubungan keluarga
e. Teman-teman sebaya
f. Kreativitas
g. Cita-cita
D. Perkembangan Konsep Diri Remaja
Konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, konsep diri
terbentuk melalui proses belajar yang berlangsung sejak masa pertumbuhan hingga dewasa.
Lingkungan, pengalaman dan pola asuh oranag tua turut memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pembentukan konsep diri seseorang.
E. Karakteristik Konsep Diri Remaja (SMP-SMA)
Santrock (1998) menyebutkan sejumlah karakteristik penting perkembangan konsep
diri pada masa remaja, yaitu :
1. Abstract and idealistic. Pada masa ini remaja, anak-anak lebih mungkin membuat
gambaran tentang diri mereka dengan kata-kata yang abstrak dan idealistic.
2. Differentiated. Konsep diri remaja menjadi semakin terdiferensiasi. Dibandingkan anak
yang lebih muda, remaja lebih mungkin untuk menggambarkan dirinya sesuai dengan
konteks atau situasi yang semakin terdiferensiasi.
23

3. The Fluctiating Self. Sifat yang kontradiktif dalam diri remaja pada gilirannya
memunculkan fluktuasi dari dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang tidak
mengejutkan.
4. Real and Ideal, live and False Selves. Munculnya kemampuan remaja untuk
mengkonstruksikan diri ideal mereka disamping diri yang sebenarnya, merupakan
sesuatu yang membingungkan bagi remaja tersebut.
5. Unconscious. Konsep diri remaja melibatkan adanya pengenalan bahwa komponen
yang tidak disadari termasuk dalam dirinya, sama seperti komponen yang disadari.
6. Self-Integration. Konsep diri menjadi lebih terintegrasi, dimana bagian yang berbeda-
beda dari diri secara sistematik menjadi satu kesatuan. Remaja yang lebih tua, lebih
mampu mendeteksi adanya ketidakkonsitenan dalam gambaran diri mereka pada masa
sebelumnya ketika ia berusaha untuk mengkonstruksikan teori mengenai diri secara
umum.
F. Konsep Diri dan Perilaku
Konsep diri dan perilaku mempunyai peran penting dalam menentukan tingkah laku
seseorang. Menurut Felker (1974), terdapat tiga peranan penting konsep diri dalam
menentukan perilaku seseorang, yaitu :
1. Self-concept as maintainer of inner consistency. Konsep diri memainkan peran
dalam mempertahankan keselarasan batin seseorang.
2. Self-concept as set of experience. Konsep diri menentukan bagaimana individu
memberikan penafsiran atas pengalamannya.
3. Self-concept as set of expectations. Konsep diri juga berperan sebagai penentu
pengharapan individu.
G. Konsep Diri dan Prestasi Belajar
Konsep diri dan prestasi belajar siswa di sekolah memiliki hubungan yang erat. Siswa
yang berprestasi tinggi cenderung memiliki konsep yang berbeda dengan siswa yang
berprestasi rendah. Siswa yang berprestasi rendah akan memandang dirinya sebagai orang
yang tidak mempunyai kemampuan dan kurang dapat melakukan penyesuaian diri dengan
siswa lain. Mereka juga cenderung memandang orang-orang di sekitarnya sebagai lingkungan
yang tidak dapat menerimanya.

BAB VII. PENYESUAIAN DIRI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHINYA
24

A. Pengertian Penyesuaian Diri


Pengertian penyesuaian diri menurut Sekneiders dapat ditinjau dari tiga sudut pandang
yaitu :
1. Penyesuaian diri sebagai adaptasi
Jika penyesuaian diri sama dengan usaha mempertahankan diri maka hanya selaras
dengan keadaan fisik saja, bukan penyesuaian diri dalam arti psikologis. Padahal dalam
penyesuaian diri sesungguhnya tidak sekedar penyesuaian fisik, melainkan yang lebih
kompleks dan lebih penting lagi adalah adanya keunikan dan keberbedaan kepribadian
individu dalam hubungannya dengan lingkungan.
2. Penyesuaian diri sebagai bentuk konfornitas
Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup
konformitas terhadap suatu norma. Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha
konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk
harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral,
sosial maupun emosional.
3. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasa
Penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha pengusaha, yaitu kemampuan untuk
merencankan dari mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-
konflik, kesulitan dan frustasi tidak terjadi. Dengan kata lain penyesuaian diri diartikan
sebagai kemampuan penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dorongan, emosi, dan
kebiasaan menjadi terkendali dan terarah.
B. Proses Penyesuaian Diri
Proses penyesuaian diri menurut yang dikemukakan oleh Sehmenders (1984)
setidaknya melibatkan tiga unsur.
1. Motavasi
Faktor motivasi dapat diartikan sebagai kunci untuk memahami proses penyesuaian
diri. Respon penyesuaian diri, baik atau buruk secara sederhana dapat dipandang sebagai
suatu proses upaya organisme untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk
memelihara keseimbangan yang lebih wajar. Kualitas respon, apakah itu sehat, efisien, atau
psikologus di tentukan oleh kualitas motivasi selain juga hubungan individu dengan
lingkungan.
2. Sikap terhadap realitas dan proses penyesuaian diri
Secara umum dapat dikatakan bahwa sikap yang sehat terhadap realitas dan kontak
yang baik terhadap relistas itu sangat diperlukan bagi proses penyesuaian diri yang sehat.
25

Bebrapa perilaku seperti anti sosial, kurang berminat terhadap hiburan, sikap bermusuhan,
kenakalan dan semaunya sendiri, semuanya itu sangat mengganggu hubungan antara
penyesuaian hubungan antara penyesuaian diri realitas.
3. Pola dasar proses penyesuaian diri
C. Karakteristik Penyesuaian Diri Remaja
Penyesuaian diri dikalangan remaja memiliki karakteristik yang khas. Adapun
karakteristikpenyesuaian diri remaja tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penyesuaian diri remaja terhadap peran dan identitasnya
2. Penyesuaian diri remaja terhadap pendidikan
3. Penyesuaian diri remaja terhadap kehidupan
4. Penyesuaian diri remaja terhadap norma sosial
5. Penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan waktu luang
6. Penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan uang
7. Penyesuaian diri remaja terhadap kecemasan konflik dan frustasi
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Remaja
1. Kondisi Fisik
Seringkali kondisi fisik berpengaruh kuat terhadap proses penyesuaian diri remaja.
Aspek-aspek berkaitan dengan kondisi fisik yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri
remaja adalah :
a. Hereditas dan konsultasi fisik
b. System utama tubuh
c. Kesehatan fisik
2. Kepribadian
Unsur-unsur kepribadian yang penting pengaruhnya terhadap penyesuain diri adalah :
a. Kemauan dan kemampuan untuk berubah
b. Pengaturan diri
c. Realisasi diri
d. intelegensi
3. Edukasi / Pendidikan
Adapun unsur-unsur penting dalam edukasi/pendidikan yang dapat mempengaruhi
penyesuaian diri individu adalah sebagai berikut :
a. Belajar
Kemampuan belajar merupakan unsur penting dalam penyesuaian diri individu
dank arena pada umumnya respon-respon dan sifat-sifat kepribadian yang
26

diperlukan bagi penyesuaian diri diperoleh dan menyerap kedalam individu


melalui proses belajar.
b. Pengalaman
Ada dua jenis pengalaman yang memiliki nilai signifikan terhadap proses
penyesuaian diri, yaitu : (1) Pengalaman yang menyehatkan dan (2) pengalaman
yang traumatik.
c. Latihan
Latihan merupakan proses belajar yang diorientasikan kepada perolehan
keterampilan atau kebiasaan. Penyesuaian diri sebagai suatu proses yang
kompleks yang mencakup didalamnya proses psikologis dan sosiologis makam
memerlukan latihan yang sungguh-sungguh agar mencapai hasil penyesuaian diri
yang baik.

4. Lingkungan
Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan utama yang sangat penting atau bahkan
tidak ada yang lebih penting kaitanya. Ada sejumlah karakteristik menonjol dalam interaksi
orang tua dengan anak yang memiliki pengaruh terhadap penyesuaian diri, yaitu sebagai
berikut :
a. Penerimaan
b. Identifikasi
c. Idealisasi
d. Identifikasi negatif
e. Identifikasi menyilang
f. Tindakan hukum dan disiplin yang terlalu keras
g. Kecemburuan dan kebencian
h. Pemanjaan dan perlindungan yang berlebihan
i. Penolakan
Lingkungan Sekolah
Sebagaimana lingkungan keluarga, lingkungan sekolah juga dapat menjadi kondisi
yang memungkinkan berkembangnya atau terhambatnya proses perkembangan penyesuaian
diri.
Lingkungan Masyarakat
27

Lingkungan masyarakat juga menjadi faktor yang dapat berpengaruh terhadap


perkembangan penyesuaian diri, konsistensi nilai-nilai, sikap, aturan-aturan, norma, moral
dan perilaku masyarakat akan diidentifikasikan oleh individu yang berada dalam masyarakat
tersebut sehingga berpengaruh terhadap proses perkembangan penyesuaian diri.
5. Agama dan Budaya
Agama berkaitan erat dengan faktor budaya. Agama memberikan sumbangan nilai-
nilai keyakinan, praktik-praktik yang memberi makna sangat mendalam, tujuan serta
kestabilan dan keseimbangan hidup individu. Dengan demikian factor agama melibihi
sumbangan yang berarti terhadap perkembangan penyesuaian diri individu. Selain agama,
budaya juga merupakan factor yang berpengaruh terhadap kehidupan individu.

BAB VIII. PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA MASA REMAJA USIA


SEKOLAH MENENGAH

A. Masalah-Masalah yang Mungkin Timbul Bertalian dengan Perkembangan Fisik dan


Psikomotorik
1. Adanya variasi yang mencolok dalam tempo dan irama serta kepestan laju
perkembangan fisik antara individual atau kelompok menimbulkan kecanggungan
bergaul satu sama lain.
2. Perubahan suara dan peristiwa menstruasi dapat juga menimbulkan gejala-gejala
emosional tertentu seperti rasa malu.
B. Masalah-Masalah yang Mungkin Timbul Berkenaan dengan Perkembangan Bahasa
dan Prilaku Kognitif
1. Bagi individu tertentu mempelajari bahasa asing bukanlah merupakan hali yang
menyenangkan. Kelemahan-kelemahan dalam fonetik misalnya juga dapat
merupakan bahan cemooh, yang bukan mustahil berakibat sikap negative terhadap
pelajaran guru bahasa asing yang bersanngkutan, benci gurunya dan juga
pelajarannya.
2. Intelegensi juga merupakan kapasitas dasar belajar bagi yang dianugerahi IQ yang
tinggi atau di bawah akan membawa akses psikologis : rasa rendah diri karena
tidak pernah mencapai hasilyang diharapkan dalam belajarnya.
C. Masalah yang Timbul Bertalian dengan Perkembangan Perilaku Sosial, Moralitas dan
Keagamaan
28

1. Keterikatan hidup dalam”gang” yang tidak terbimbing mudah menimbulkan


kenakalan remaja yang berbentuk perkelahian antar kelompok, pencurian,
perampokan, prostitusi dan bentuk-bentuk anti sosial lainya.
2. Konflik dengan orang tua yang mungkin berakibat tidak senang di rumah bahkan
ada yang lari meninggalkan rumah.
D. Masalah yang Timbul Bertalian dengan Perkembangan Prilaku Efektif, Konatif dan
Kepribadian
1. Mudah sekali digerakkan untuk melakukan gerakan atau kegiatan destruktif yang
spontan untuk melampiasakan ketegangan emosiaonalnya meskipun tidak
mengetahui maksud yang sebenarnya dari tindakan-tindakan itu.
2. Ketidak mampuan menegakkan kata hatinya membawa akibat sukar terintegrasikan
dan sitesis fungsi-fungsi psiko-fisisnya yang berlanjut akan sukar pula menemui
identitas pribadinya.
E. Masalah Tawuran Remaja
 Pengertian tawuran dan berbagai kasus tawuran
Tawuran atau tubir adalah istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia,
khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh
sekelompok masyarakat yang disebabkan kurangnya komunikasi antar pihak terkait dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
Tawuran remaja yang pernah terjadi di beberapa wilayah
- Tawuran antar pelajar warnai hari guru di Medan
- Siswa SMP hadang dan bacok murid sekolah lain hingga tewas
- Selama 2013, 19 pelajae tewas tawuran
 Faktor-faktor yang menyebabkan tawuran pelajar
a. Faktor internal
- Lemahnya pertahanan diri
- Kurangnya kememapuan dalam menyesuaikan diri
- Kurangnya dasar-dasar keimanan di dalam diri pelajar
a. Faktor eksternal
- Faktor lingkungan yang kondusif
- Faktor lingkungan sekolah
- Faktor geng
- Faktor ekonomi
29

 Upaya mencegah dan mengatasi tawuran


Ada beberapa hal yang bias dijadikan tolak ukur upaya dalam mencegah, dan bahkan
menyelesaikan permasalahan tawuran ini dengan berbagai cara termasuk berbagai peran
secara bertanggung jawab.
1. Keteladanan keluarga
Memberikan perhatian lebih, menanamkan kepercayaan, memberikan penghargaan
atas apa saja karya atau hasil yang diraih anak. Menerapkan peraturan yang
mencerminkan kedisiplinan yang tegas seperti aturan jam belajar, pulang sekolah,
main dan sebagainya.

2. Peran sekolah
Upaya yang bias diterapkan disekolah antara lain :
- Membuat peraturan sekolah yang tegas
- Memberikan pendidikan anti tawuran
- Mendeteksi dan menangani pelajar berotak criminal
- Menjalin komunikasi dan kerja sama pelajar antar sekolah
3. Peran lingkungan sosial
Diperlukan suasana dan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan interaksi
sosial para pelajar. Peran tokoh-tokoh masyrakat dalam lingkungan sosial para
pelajar sangat dibutuhkan dalam memainkan perannya sebagai pihak selanjutnya
dalam upaya mencegah perilaku menyimpang para pelajar.
4. Kebijakan pemerintah

BAB IX. IMPLIKASI PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH MENEGAH


TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

A. Implikasi Perkembangan Fisik dan Perilaku Psikomotorik


B. Implikasi Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif
C. Implikasi Perilaku Sosial, Moralitas dan Keagamaan
D. Implikasi Perilaku Apektif, Konatif dan Kepribadian
E. Implikasi Perkembangan Emosi Remaja terhadap Penyelenggara Pendidikan
F. Implikasi Perkembangan Konsep Diri
G. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja Bagi Pendidikan
30

2.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING


BAB I. PERKEMBANGAN INDIVIDU
Perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur
dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan.
Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan sel-sel
tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ, dan sistem organ yang berkembang dengan menurut
caranya,
sehingga dapat memenuhi fungsinya.
Harlock meyatakan prinsip perkembangan ada sembilan, yaitu :
1. Dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis
2. Peran kematangan dan belajar
3. Mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan
4. Semua individu berbeda
5. Setiap perkembangan mempunyai karakteristik
6. Setiap tahap perkembangan mempunyai resiko
7. Perkembangan dibantu rangsangan
8. Perkembangan dipengaruhi perubahan budaya
9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan
Teori-Teori Perkembangan
1. Environmentalisme
2. Naturalisme
3. Etologis
4. Komparatif dan organismic
5. Perkembangan kognitif
6. Perkembangan moral
7. Pengondisian klasik
8. Pengondisian operan
9. Pemodelan
10. Sosial-historis
11. Psikoanalitik
12. Psiko-sosial
31

13. Perkembangan bahasa


14. Humanistik
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
1. Intelegensi
2. Seks
3. Kelenjar-kelanjar
4. Kebangsaan
5. Posisi dalam keluarga
6. Makanan
7. Luka dan penyakit
8. Hawa dan sinar
9. Kultur
BAB II. PERBEDAAN-PERBEDAAN INDIVIDUAL PESERTA DIDIK
BAB III. PERKEMBANGAN FISIK
Fisik manusia berkembang dalam beberapa tahapan, muali tahap anak-anak usia lanjut.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia dimulai darai masa anak-anak, remaja,
dewasa, dan usia lanjut.
Tahapan Perkembangan Manusia
1. Perkambangan fisik pada masa anak-anak
2. Perkembangan fisik pada masa remaja
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik antara lain faktor keturunan
(heredity) dan lingkungan (environment). Faktor-faktor keturunan antara lain gen yang
mempengaruhi tinggi badan, berat badan warna kulit, warna mata dan warna rambut. Faktor
lingkungan seperti iklim, kesehatan gizi, pola asuh, dan kasih sayang orang tua juga
mempengaruhi perkembangan fisik anak.
BAB IV. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Kognitif adalah kemampuan berpikir pada manusia. Perkembangan kognitif manusia
berkaitan dengan kemampuan mental dan fisik untuk mengetahui objek tertentu,
memasukkan informasi ke dalam pikiran, mengubah yang telah ada dengan informasi yang
baru diperoleh, dan perubahan tahapan-tahapan berpikir.
Teori-Teori Perkembangan Kognitif
1. Pandangan Piaget tentang perkembangan kognitif
2. Pandangan Bruner tentang perkembangan kognitif
Bruner menjabarkan enam konsep pokok dalam perkembangan kognitif, yaitu :
32

- Perkembangan intelektual ditandai oleh meningkatnya variasi respon terhadap


stimulus.
- Pertumbuhan tergantung pada perkembangan intelektual dan system pengelola
informasi yang dapat menggambarkan realita.
- Perkembangan intelektual memerlukan peningkatan kecakapan untuk mengatakan
pada dirinya sendiri dan orang lain melalui kata-kata atau simbol.
- Interaksi antara guru dengan siswa sangat penting bagi perkembangan kognitif.
- Bahasa menjadi kunci perkembangan kognitif.
- Pertumbuhan kognitif ditandai oleh semakin meningkatnya kemampuan
menyelesaikan berbagai alternative secara simultan.
3. Pandangan Vigotsky tentang perkembang kognitif
4. Pandangan Chomsky tentang perkembangan bahasa
Beberapa ahli psikologi memasukkan perkembangan bahasa ke dalam
perkembangan kognitif, sebab aktivitas berpikir melibatkan bahasa. Perkembangan bahasa
dapat dijelaskan melalui dua pendekatan yaitu :
a. Emperistik
Bloom dan Tinker (2001) menyatakan ada tiga komponen yang harus ada dalam
pengembangan bahasa anak, yang disebutkannya dengan intentionality model.
Ketiga komponen tersebut adalah perkembangan sosial, emosional, dan kognitif.
b. Nativistik
Teori nativistik mengatakan bahwa meskipun pengetahuan yang ada di dalam diri
anak tidak mendaptkan banyak rangsangan, anak akan tetap berbahasa. Anak tidak
sekedar meniru bahasa yang dia dengarkan, tapi ia juga mampu menarik kesimpulan
dari pola yang ada.
BAB V. PERKEMBANGAN SOSIAL
BAB VI. PERKEMBANGAN EMOSI
Teori-Teori tentang Proses Terjadinya Emosi
a. Teori James-Lange Theory
b. Teori Meriam Bard
c. Teori Schacter-Singer
d. Teori Lazarus
Jenis-Jenis Teori
33

Emosi manusia dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu emosi primer dan
emosi skunder. Emosi primer adalah emosi utama yang dapat menimbulkan emosi skunder.
Emosi primer muncul begitu manusia dilahirkan. Emosi primer antara lain gembira, sedih,
marah dan takut.
Emosi skunder adalah emosi yang timbul sebagai gabungan dari emosi-emosi primer
dan bersifat lebih kompleks. Emosi skunder berasal dari kesadaran evaluasi diri. Emosi
skunder antara lain malu, iri hati, dengki, takjub, kagum, dan cinta.
BAB VII. PERKEMBANGAN MORAL
BAB VIII. PERKEMBANGAN AGAMA
BAB IX. PERMASALAHAN REMAJA DAN SOLUSINYA
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kritik Buku Utama

Buku utama yang berjudul “Perkembangan Peserta Didik” merupakan buku karangan
Dra. Rahmulyani, M.Pd, Kons.dkk. yang membahas tentang semua yang berhubungan
dengan teori, prinsip-prinsip, fase-fase dan permasalahan perkembangan peserta didik.
Buku ini diterbitkan oleh UNIMED PRESS dengan tebal buku 191 halaman.

Dari segi isi atau makna, buku ini sudah sangat bagus, dan dalam buku ini juga
disajikan dengan sangat lengkap dimulai dari pengertian-pengertian hingga sampai
pada hakikat-hakikat pembahasannya. Selain isi bab nya buku ini juga disajikan dengan
bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca. Dengan penyajian yang
sederhana itu maka akan meningkatkan minat pembaca terhadap buku ini, sebab
mereka tidak akan memukan kata-kata yang sulit untuk diinterpretasikan. Tetapi
materi yang dibahas dalam buku ini terlalu banyak menggunakan teori-teori sehingga
membuat pembaca juga bingung dalam memahaminya secara singkat.

3.2 Kritik Buku Pembanding

Buku kedua yang berjudul “Perkembangan Peserta Didik” merupakan buku karangan
Dr. masganti Sit, M.Ag yang membahas tentang semua yang berhubungan dengan
perkembangan-perkembangan yang dialami peserta didik dari berbagai aspek, buku ini
diterbitkan oleh PERDANA PUBLISHING dengan tebal buku 222 halaman. Dari segi fisik
buku ini memiliki tampilan cover yang menarik.

Dalam penyajiannya, ketika membahas atau mendefenisikan suatu masalah selalu


mengemukakan berbagai pandangan dari para ahli, sehingga hal ini sangat membantu
para pembaca untuk menemukan referensi dan wawasan pembaca lebih luas. Selain itu
buku ini juga memberikan gambar-gambar untuk membantu penjelasan materi.
Sehingga pembaca juga lebih mudah memahami maksud buku ini.

3.3 Perbandingan Buku Utama Dengan Buku Pembanding


34
35

Dari segi besar dan tebal buku, halaman pada buku utama jauh lebih sedikit daripada
buku pembanding, pada buku utama tebal buku yaitu 191 halaman, sedangkan pada
buku pembanding yaitu 222 halaman.

Dari segi isi buku, kedua buku ini sifatnya saling melengkapi, dalam buku utama
menjelaskan materinya secara terperinci, sedangkan buku pembanding juga
menjelaskan materi secara terperinci. Buku utama lebih luas pembahasannya karena
buku pembanding hanya menjelaskan tentang apa-apa saja perkembangan yang dialami
peserta didik. Tetapi dengan perbedaan tersebut bukan berarti kedua buku itu tidak
baik, materi pada buku tersebut saling melengkapi satu sama lainnya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Perkembangan peserta didik merupakan kegiatan mendidik manusia untuk


mengembangkan karakter manusia sehingga dapat menentukan dan mengarahkan manusia
dalam mencapai tujuan yang sudah di cita-citakan. Perkembangan perserta didik mempelajari
aspek-aspek apa saja yang mempengaruhi perkembangan peserta didik tersebut, teori-teori
para ahli tentang perkembangan peserta didik juga masalah yang timbul dan bagaimana
seharusnya kita menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh peserta didik.
4.2 SARAN
Menurut saya buku utama dan buku pembanding sebaiknya bisa saling mengisi
kekurangannya. Bisa meningkatkan semangat penulis ketika ingin merevisi masing-masing
buku tersebut. Baik dari segi fisik ataupun isi yang kurang baik dapat diperbaiki dengan
melihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing buku. Materi yang kurang jelas
pemahamannya didalam buku utama maupun buku pembanding hendaknya bisa diperluas.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Saran dan kritik dari pembaca sangat
membantu saya agar mengerjakan Critical Book Review ini semakin baik lagi.

36
DAFTAR PUSTAKA

Rahmulyani dkk. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Medan : Unimed Press

Sit, Masganti. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan : Perdana Publishing

37

Anda mungkin juga menyukai