TUGAS INDIVIDU
Oleh :
193111023
SUMATERA UTARA
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang
diberikan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Critical Journal Report tentang
Perkembangan Peserta Didik dengan sebaik–baiknya. Penulisan laporan Critical Journal
Report ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu
matakuliah Perkembangan Peserta Didik, Dr. Nasrun M.S dan Friska Indra Nora S.Pd M.Pd
Laporan Critical Journal Report ini saya sajikan dengan sebaik-baiknya. Namun,
walaupun demikian saya selaku penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan baik
dalam penulisan maupun dalam format penyajian. Saya harap para pembaca mampu
memakluminya. Serta semoga laporan Critical Journal Report ini dapat menambah wawasan
serta manfaat lainnya bagi seluruh pembaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
E. Lampiran ........................................................................................................................... 3
BAB II RINGKASAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................35
Daftar Pustaka..................................................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu
buku melainkan untuk menjelaskan apaa danya suatu buku yaitu kelebihan atau
kekurangannya yang akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku
kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku
tersebut. Yang lebih jelasnya dalam mengkritik buku, kita dapat menguraikan isi pokok
pemikiran pengarang dari buku yang bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku.
Dengan demikian laporan buku atau resensi sangat bermanfaat untuk mengetahui isi
buku selain itu, akan tahu mengenai kekurangan dan kelebihan dari isi buku yang telah
dibaca. Untuk itu, kami harapkan kepada pembaca agar mengetahui dan memahami
mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat menilai isi buku tersebut dengan baik
dan bukan hanya sekedar membaca sekilas buku tersebut melainkan dapat memahami apa
yang ada dalam buku tersebut secara mendalam.
1
2
Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku
atau hasil karya lainnya secara ringkas.
Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang
sama atau penulis lainnya.
Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan, isi, dan substansi buku.
3
D. Identitas Buku
BUKU UTUMA
Judul Buku : Perkembangan Peserta Didik
ISBN : 978-602-7938-39-7
BUKU PEMBANDING
Judul Buku : Perkembangan Peserta Didik
ISBN : 978-602-8935-11-1
E. Lampiran
Yang dimaksud dengan sistematis, progresif dan berkesinambungan itu adalah sebagai
berikut.
1. Terjadinya perubahan dalam (a) aspek fisik: peribahan tinggi dan berat badan serta
organ-organ tubuh lainnya, (b) aspek psikis: semakin bertambahnya perbendaharaan kata
dan matangnya kemampuan berpikir, mengingat, serta menggunakan imajinasi
kreatifnya.
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi; (a) aspek fisik: proporsibtubuh anak menjadi
proporsi tubuh remaja, (b) aspek psikis: perubahan imajinasi dari yang fantasi ke realitas.
3. Lenyapnya tanda tanda lama; (a) tanda-tanda fisik: lenyapnua kelenjar pineal pada
bagian otak, rambut-rambut halus dan gigi susu, (b) tanda-tanda psikis: lenyapnya
perilaku implusif (dorongan untuk bertindak sebelum berpikir)
4
5
4. Diperolahnya tanda-tanda baru; (a) tanda-tanda fisik: primer (menstruasi pada anak
wanita dan mimpi “basah” pada anak pria), maipin skunder (perubahan pada anggota
tubuh: pinggul dan buah dada pada wanita; kumis, jakun, suara pada anak pria), (b)
tanda-tanda psikis: seperti berkembangnya rasa ingin tahu terutama yang berhubungan
tenyang seks, ilmu, nilai-nilai moral, dan keyakinan beragama.
B. Prinsip-Prinsip Perkembangan
1. Perkembangan Merupakan Proses Yang Tidak Pernah Berhenti (Never Ending Process)
Perkembangan dialami individu dari sejak dilahirkan sampai usia remaja sedangkan pada
usia dewasa perkembangan tetap berjalan secara stabil dan mengalami penurunan
(regressif) pada masa tua sampai pada akhir kehidupan
Setiaap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligasi maupum sosial, satu
sama lainnya saling mempengaruhi. Terdapat hubungan yang positif di antara aspek
tesebut.
Yelon dan Weinsten 1977 mengemukakan tentang pola perkembangan itu sebagai
berikut.
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan
tempo yang berbeda.
C. Fase-Fase Perkembangan
1. Pengertian Dan Kriteria Menetukan Fase Perkembangan
2) Kretscmer
Tahap I : dari 0 sampai 3 tahun; fullungs (pengisian); pada fase ini anak
kelihatan pendek gemuk.
Tahap II : dari 3 sampai 7 tahun; streckungs (rentangan); pada pfase ini
anak kelihatan langsing.
Tahap III : dari 7 sampai 13 tahun; pada masa ini anak kelihatan gemuk
kembali.
Tahap IV : dari 13 sampai 20 tahun; pada periode ini anak kembali
kelihatan langsing
3) Elizabeth Hurlock
1) Comenius
a) Sekolah ibu (scola materna), untuk anak dari 0 sampai 6 tahun.
b) Sekolah bahasa ibu (scola vernaculan), untuk anak dari 6 sampai 12 tahun.
c) Sekolah latin (scola latina), untuk remaja usia 12 sampai 18 tahun.
d) Akademi (academica), untuk muda-mudi usia 18 sampai 24 tahun.
2) Rosseau
a) Tahap I : 0 sampai 2 tahun, usia asuhan.
b) Tahap II : 2 sampai 12 tahun, masa pendidikan jasmani dan latihan panca indra.
c) Tahap III : 12 sampai 15 tahun, masa pendidikan akal.
d) Tahap IV : 15 sampai 20 tahun, masa pendidikan watak dan pendidikan agama.
Para ahli berpendapat bahwa dalam perkembangan , pada umumnya individu mengalami
masa-masa kegoncangan. Selama masa perkembangan, pada umumnya individu mengalami
8
masa kegoncangan dua kali, yaitu (a) pada kira-kira tahun ketiga atau keempat, dan (b) pada
permulaan masa pubertas.
Berdasarka dua masa kegoncangan tersebut, perkembangan individu dapat digambarkan
Lahir sampai masa kegoncangan pertama (masa kanak-kanak).
Dari masa kegoncangan pertama sampai kegoncangan ke dua (masa keserasian
bersekolah).
Dari masa kegoncangan kedua sampai akhir remaja (masa kematangan).
2. Kriteria Pentahapan Perkembangan
a. Masa Usia Pra Sekolah
1) Masa vital
Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan
berbagai hal dalam dirinya. Untuk masa belajar, Freud menamakan tahun pertama
kehidupan individu itu sebagai masa oral (mulut).
Pada tahun kedua anak telah belajar berjalan, dengan mulai berjalan anak akan mulai
belajar menguasai ruabg. Pada tahun kedua ini, umumnya terjadi pembiasaan terhadap
kebersihan.
2) Masa estetik
Pada masa ini , perkembangan anak yang terutama adalah fungsi panca inderanya.
b. Masa Usia Sekolah Dasar
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa
keserasian bersekolah.
1) Masa kelas-kelas rendah sekolah dasr, kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9 atau
10 tahun.
2) Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10 tahun sampai 12 atau
13 tahun.
c. Masa Usia Sekolah Menengah
1) Masa praremaja (remaja awal)
Masa ini ditandai oleh sifat-sifatnegatif pada si remaja sehingga seringkali masa ini
disebut masa negatif dengan gejala seperti tidak tenaanh, kurang suka bekerja,
pesimistik, dan sebagainya.
9
Masa usia mahasiswa sebenarnya berumur sekitar 18 sampai 25 tahun. Pada masa
ini individu telah mencapai kematangan untuk memilih calon pasangan hidup, telah
mampu menentukan dan merencanakan karir masa depannya.
Tahap laten (latency stage). Tahap laten adalah tahap peekembangan yang berlangsung
antara usia 6 tahun hingga pubertas; anak menekan semua minat dalam hal seksualitas
serta mengembangkan keterampilan sosial dan intelektual.
Tahap genital (genital stage). Tahap genital adalah tahap perkembangan yang
berlangsung sejak masa remaja hingga ke masa selanjutnya. Pada tahap ini sumber
kenikmatan seksual terletak di luar keluarga.
2. Teori Erikson
Menurut Erikaon, kemajuan manusia dicapai melalui delapan tahap perkembangan
berlangsung seumur hidup.
a) Kepercayaan versus ketidakpercayaan (trust versus mistrust)
b) Otonomi versus rasa malu dan keragu-raguan (autonomy versus shame and doubt)
c) Prakarsa versus rasa bersalah (initiative versus guilt)
d) Tekun versus rendah diri (industy versus inferiority)
e) Identitas versus kebingungan (identity versus identity confusion)
f) Keintiman versus keterkucilkan (intimacy versus isolation)
g) Bangkit versus stagnasi (generativity versus stagnation)
h) Integritas versus kekecewaan (integrity versus despair)
B. Teori-teori Kognitif
1. Teori perkembangan kognitif dari piaget
Piaget menyatakan bahwa individu secara aktif membangun pemahaman mengenai
dunia melalui empat tahap perkembangan kognitif.
a) Tahap sensorimotor
b) Tahap operasional konkret
c) Tahap opersional formal
2. Teori sosial-budaya dari vygotsky
Vygotsky meenekankan bagaimana budaya dan interaksi sosial mengarahkan
perkembangan kognitif.
3. Teori pemprosesan-informasi
Menekankan bahwa individu memanupulasi, memonitor dan menyusun strategi
terhadap informasi-informasi yang ditemui.
C. Teori-teori perilaku dan kognitif sosial
1. Behaviorisme skinner
11
A. Perkembangan Fisik
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
1. Faktor internal
- Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya
- Kematangan
2. Faktor ekaternal
- Kesehatan
- Makanan
- Stimulasi lingkungan
B. Perkembangan Intelektual
Tahap Perkembangan Intelek/Kognitif
1. Tahap Sensori-Motoris
Tahap ini dialami pada masa usia 0-2 tahun. Pada tahap ini, anak berada dalam suatu
masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan sensori-motoris yang
sangat jelaz. Segala perbuatan merupakan perwujud dan dari proses pematangan aspek
sensori-motoris tersebut.
2. Tahap Praoperasional
Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab
perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana
intuitif. Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh
unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang yang
bermakna, dan lingkungan sekitarnya.
Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak mulai
menyesuaikan diri dengan konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Pada
tahap ini, menurut Piaget, interaksinya dengan lingkungannya, termasuk dengan orang
tuanya, sudah semakin berkembang dengan baik karena egosentrisnya sudah semakin
berkurang. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi dan menjelaskan
pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih objektif.
4. Tahap Operasional Formal
Tahap ini dialami oleh anak usia 11 tahun keatas. Pada masa ini anak telah mampu
mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berpikir logis.
Aspek perasaan dan moralnya dapat mendukung penyelesaian tugas-tugasnya.
Karakterisitik Perkembangan Intelek/Kognitif
1. Karakteristik Tahap Sensori-Motoris
- Sebagaian tindakannya masih bersifat naluriah
- Aktivitas pengalaman didasarkan terutama pada pengalaman indera
- Individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman, tetapi belum mampu untuk
mengkategorikan pengalaman
- Individu mulai belajar menangani objek-objek konkret melalui skema-skema
sensori-motorisnya.
2. Karakteristik Tahap Praoperasional
- Individu telah mengkombinasikan dan menstranformasikan berbagai informasi
- Individu telah mampu mengemukakan alasan- alasan dalam menyatakan ide-ide
- Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa
konkret, meskipun hubungan logika sebab akibat belum tepat
3. Karakterisitik Tahap Operasional Konkret
Tahap operasional konkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa segala
sesuatu dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana kenyataan yang mereka
alami.
4. Karakteristik Tahap Operasional Formal
- Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi
- Individu mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak
- Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis
- Individu mulai mampu membuat pikiran di masa depan
- Individu mulai mampu untuk mengintropektasi diri sendiri sehingga kesadaran diri
sendiri telah tercapai
13
- Motif berprestasi
- Keberanian mengambil resiko
- Keuletan dalam menghadapi tantangan
- Kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul
Faktor eksternal:
1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita.
2. Mencapai peran sosial pria dan wanita.
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif.
4. Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.
5. Mencapai jaminan kebebasan ekonomis.
6. Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan.
7. Persiapan memasuki kehidupan berkeluarga.
8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting untuk
kompetensi kewarganegaraan.
9. Mencapai dan mengharapkan tingkah laku sosial yang bertanggung jawab.
10. Memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan system etika sebagai pedoman tingkah
laku.
A. Teori Kebutuhan
Maslow (1970) melukiskan manusia sebagai mahluk yang tidak pernah berada dalam
keadaan puas. Dalam konteks ini Maslow mengemukakan hierarki kebutuhan dari yang
paling dasar sampai yang paling tinggi, yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis
Ini merupakan kebutuhan yang paling dasar, paling kuat, dan paling jelas dari sekian
banyak kebutuhan manusia karena merupakan kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya
secara fisik, yaitu kenutuhan akan makanan, minuman, sandang, tempat tinggal, seks, tidur,
dan oksigen.
2. Kebutuhan ingin rasa aman
3. Kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang
Setiap manusia sesungguhnya merasakan kebutuhan yang mendalam akan cinta dan
kasih sayang dari orang yang lain dan kepada orang lain. Demikian juga, setiap orang sangat
membutuhkan rasa memiliki dan dimiliki orang lain. Seseorang akan merasa sedih kalau
dirinya merasa tidak memiliki dan tidak dimiliki orang lain atau kelompoknya, karena dirinya
tidak akan diterima atau tidak mendapatkan tempat pada diri orang lain atau kelompoknya.
Demikian juga, seseorang akan merasa sedih jika dirinya merasa tidak disayangi oleh orang
lain atau kelompoknya.
4. Kebutuhan penghargaan
Ada dua kategori tentang kebutuhan akan penghargaan pada manusia yaitu :
a. Kebutuhan harga diri
Seseorang yang memiliki harga diri akan lebih percaya diri, lebih mampu, dan
lebih produktif.
b. Kebutuhan akan penghargaan dari orang lain yang meliputi :
- Kepercayaan diri
- Kompetensi
- Penguasaan
- Kecukupan
- Prestasi
- Ketidak tergantungan
- Kebebasan
5. Kebutuhan rasa ingin tahu
20
Salah satu ciri kondisi psikis yang sehat menurut Maslaw, adalah adanya rasa ingin
tahu. Rasa ingin tahu sesungguhnya dapat dikatan sebagai suatu proses pencarian makna
(Erick Framun, 1969). Karena merupakan proses pencarian makna maka didalamnya
mengandung hasrat untuk memahami, menyusun, mengatur, menemukan hubungan-hubngan
dan makna-makna serta membangun suatu sistem nilai.
6. Kebutuhan pertumbuhan
Maslow melukiskan bahwa melalui penelitianya yang mendalam menemukan
kebutuhan yang sama sekali harus dan masuk kategori yang dilukiskan sebagai kebutuhan
akan pertumbuhan atau dikenal dengan Being Values.
7. Kebutuhan estetik
8. Kebutuhan aktualisasi diri
Maslaw mengatakan bahwa kebutuhan aktualisasi diri biasanya muncul sesudah
kebutuhan akan penghargaan dan kasih sayang terpenuhi secara memadai.
Selain teori kebutuhan dari Maslaw satu lagi teori kebutuhan yang juga dikenal
adalah teori Mc Clelland. Menurut teori ini, pemahaman tentang motivasi akan semakin
mendalam apabila disadari bahwa setiap individu mempunyai tiga jenis kebutuhan yaitu :
a. Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) disingkat N-Ach
b. Kebutuhan untuk berkuasa (need for power) disingkat N-Paw
c. Kebutuhan untuk berafiliasi (need for affilation) disingkat N-Aff
B. Kebutuhan Remaja Dalam Perkembangannya
Menurut Garrison setidaknya ada tujuh kebutuhan khas remaja
1. Kebutuhan akan kasih sayang
2. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok
3. Kebutuhan untuk berdiri sendiri
4. Kebutuhan untuk berprestasi
5. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain
6. Kebutuhan untuk dihargai
7. Kebutuhan untuk memperoleh falsafah hidup
C. Perbedaan Remaja Usia Sekolah Menengah
Murray mengelompokkan kebutuhan menjadi dua kelompok besar, yaitu viscerogenic
dan psychogenic. Kebutuhan viscerogenic adalah kebutuhan secara fisologis. Sebagian
kebutuhan psychogenic adalah kebutuhan sosial atau social motives. Murray mencoba
memilah kebutuhan sosial menjadi :
1. Absement Needs (n Aba)
21
Gambaran yang kita berikan tentang diri kita juga tidak bersifat permanen, terutama
gambaran yang menyangkut kualitas diri kita dan membandingkannya dengan kualitas
diri dari kelompok kita.
2. Harapan. Dimensi kedua dari konsep diri adalah harapan atau yang dicita-citakan di
masa depan. Cita-cita diri terdiri ats dambaan, aspirasi, harapan, keinginan bagi diri kita
atau manusia seperti apa yang kita inginkan. Cita-cita diri anda akan menentukan
perilaku anda. Harapan diri anda akan memandu aktivitas anda dalam perjalanan hidup
anda. Apapun standard diri ideal yang anda tetapkan, sadar atau tidak anda akan
senantiasa berusaha untuk dapat memenuhinya
3. Penilaian. Dimensi ketiga konsep diri adalah penilaian diri kita sendiri. Penilaian diri
sendiri merupakan pandangan kita tentang harga atau kewajaran kita sebagai pribadi.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Beberapa factor yang mempengaruhi konsep diri remaja, yaitu :
a. Usia Kematangan
b. Penampilan diri
c. Nama dan julukan
d. Hubungan keluarga
e. Teman-teman sebaya
f. Kreativitas
g. Cita-cita
D. Perkembangan Konsep Diri Remaja
Konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, konsep diri
terbentuk melalui proses belajar yang berlangsung sejak masa pertumbuhan hingga dewasa.
Lingkungan, pengalaman dan pola asuh oranag tua turut memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pembentukan konsep diri seseorang.
E. Karakteristik Konsep Diri Remaja (SMP-SMA)
Santrock (1998) menyebutkan sejumlah karakteristik penting perkembangan konsep
diri pada masa remaja, yaitu :
1. Abstract and idealistic. Pada masa ini remaja, anak-anak lebih mungkin membuat
gambaran tentang diri mereka dengan kata-kata yang abstrak dan idealistic.
2. Differentiated. Konsep diri remaja menjadi semakin terdiferensiasi. Dibandingkan anak
yang lebih muda, remaja lebih mungkin untuk menggambarkan dirinya sesuai dengan
konteks atau situasi yang semakin terdiferensiasi.
23
3. The Fluctiating Self. Sifat yang kontradiktif dalam diri remaja pada gilirannya
memunculkan fluktuasi dari dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang tidak
mengejutkan.
4. Real and Ideal, live and False Selves. Munculnya kemampuan remaja untuk
mengkonstruksikan diri ideal mereka disamping diri yang sebenarnya, merupakan
sesuatu yang membingungkan bagi remaja tersebut.
5. Unconscious. Konsep diri remaja melibatkan adanya pengenalan bahwa komponen
yang tidak disadari termasuk dalam dirinya, sama seperti komponen yang disadari.
6. Self-Integration. Konsep diri menjadi lebih terintegrasi, dimana bagian yang berbeda-
beda dari diri secara sistematik menjadi satu kesatuan. Remaja yang lebih tua, lebih
mampu mendeteksi adanya ketidakkonsitenan dalam gambaran diri mereka pada masa
sebelumnya ketika ia berusaha untuk mengkonstruksikan teori mengenai diri secara
umum.
F. Konsep Diri dan Perilaku
Konsep diri dan perilaku mempunyai peran penting dalam menentukan tingkah laku
seseorang. Menurut Felker (1974), terdapat tiga peranan penting konsep diri dalam
menentukan perilaku seseorang, yaitu :
1. Self-concept as maintainer of inner consistency. Konsep diri memainkan peran
dalam mempertahankan keselarasan batin seseorang.
2. Self-concept as set of experience. Konsep diri menentukan bagaimana individu
memberikan penafsiran atas pengalamannya.
3. Self-concept as set of expectations. Konsep diri juga berperan sebagai penentu
pengharapan individu.
G. Konsep Diri dan Prestasi Belajar
Konsep diri dan prestasi belajar siswa di sekolah memiliki hubungan yang erat. Siswa
yang berprestasi tinggi cenderung memiliki konsep yang berbeda dengan siswa yang
berprestasi rendah. Siswa yang berprestasi rendah akan memandang dirinya sebagai orang
yang tidak mempunyai kemampuan dan kurang dapat melakukan penyesuaian diri dengan
siswa lain. Mereka juga cenderung memandang orang-orang di sekitarnya sebagai lingkungan
yang tidak dapat menerimanya.
Bebrapa perilaku seperti anti sosial, kurang berminat terhadap hiburan, sikap bermusuhan,
kenakalan dan semaunya sendiri, semuanya itu sangat mengganggu hubungan antara
penyesuaian hubungan antara penyesuaian diri realitas.
3. Pola dasar proses penyesuaian diri
C. Karakteristik Penyesuaian Diri Remaja
Penyesuaian diri dikalangan remaja memiliki karakteristik yang khas. Adapun
karakteristikpenyesuaian diri remaja tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penyesuaian diri remaja terhadap peran dan identitasnya
2. Penyesuaian diri remaja terhadap pendidikan
3. Penyesuaian diri remaja terhadap kehidupan
4. Penyesuaian diri remaja terhadap norma sosial
5. Penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan waktu luang
6. Penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan uang
7. Penyesuaian diri remaja terhadap kecemasan konflik dan frustasi
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Remaja
1. Kondisi Fisik
Seringkali kondisi fisik berpengaruh kuat terhadap proses penyesuaian diri remaja.
Aspek-aspek berkaitan dengan kondisi fisik yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri
remaja adalah :
a. Hereditas dan konsultasi fisik
b. System utama tubuh
c. Kesehatan fisik
2. Kepribadian
Unsur-unsur kepribadian yang penting pengaruhnya terhadap penyesuain diri adalah :
a. Kemauan dan kemampuan untuk berubah
b. Pengaturan diri
c. Realisasi diri
d. intelegensi
3. Edukasi / Pendidikan
Adapun unsur-unsur penting dalam edukasi/pendidikan yang dapat mempengaruhi
penyesuaian diri individu adalah sebagai berikut :
a. Belajar
Kemampuan belajar merupakan unsur penting dalam penyesuaian diri individu
dank arena pada umumnya respon-respon dan sifat-sifat kepribadian yang
26
4. Lingkungan
Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan utama yang sangat penting atau bahkan
tidak ada yang lebih penting kaitanya. Ada sejumlah karakteristik menonjol dalam interaksi
orang tua dengan anak yang memiliki pengaruh terhadap penyesuaian diri, yaitu sebagai
berikut :
a. Penerimaan
b. Identifikasi
c. Idealisasi
d. Identifikasi negatif
e. Identifikasi menyilang
f. Tindakan hukum dan disiplin yang terlalu keras
g. Kecemburuan dan kebencian
h. Pemanjaan dan perlindungan yang berlebihan
i. Penolakan
Lingkungan Sekolah
Sebagaimana lingkungan keluarga, lingkungan sekolah juga dapat menjadi kondisi
yang memungkinkan berkembangnya atau terhambatnya proses perkembangan penyesuaian
diri.
Lingkungan Masyarakat
27
2. Peran sekolah
Upaya yang bias diterapkan disekolah antara lain :
- Membuat peraturan sekolah yang tegas
- Memberikan pendidikan anti tawuran
- Mendeteksi dan menangani pelajar berotak criminal
- Menjalin komunikasi dan kerja sama pelajar antar sekolah
3. Peran lingkungan sosial
Diperlukan suasana dan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan interaksi
sosial para pelajar. Peran tokoh-tokoh masyrakat dalam lingkungan sosial para
pelajar sangat dibutuhkan dalam memainkan perannya sebagai pihak selanjutnya
dalam upaya mencegah perilaku menyimpang para pelajar.
4. Kebijakan pemerintah
Emosi manusia dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu emosi primer dan
emosi skunder. Emosi primer adalah emosi utama yang dapat menimbulkan emosi skunder.
Emosi primer muncul begitu manusia dilahirkan. Emosi primer antara lain gembira, sedih,
marah dan takut.
Emosi skunder adalah emosi yang timbul sebagai gabungan dari emosi-emosi primer
dan bersifat lebih kompleks. Emosi skunder berasal dari kesadaran evaluasi diri. Emosi
skunder antara lain malu, iri hati, dengki, takjub, kagum, dan cinta.
BAB VII. PERKEMBANGAN MORAL
BAB VIII. PERKEMBANGAN AGAMA
BAB IX. PERMASALAHAN REMAJA DAN SOLUSINYA
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kritik Buku Utama
Buku utama yang berjudul “Perkembangan Peserta Didik” merupakan buku karangan
Dra. Rahmulyani, M.Pd, Kons.dkk. yang membahas tentang semua yang berhubungan
dengan teori, prinsip-prinsip, fase-fase dan permasalahan perkembangan peserta didik.
Buku ini diterbitkan oleh UNIMED PRESS dengan tebal buku 191 halaman.
Dari segi isi atau makna, buku ini sudah sangat bagus, dan dalam buku ini juga
disajikan dengan sangat lengkap dimulai dari pengertian-pengertian hingga sampai
pada hakikat-hakikat pembahasannya. Selain isi bab nya buku ini juga disajikan dengan
bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca. Dengan penyajian yang
sederhana itu maka akan meningkatkan minat pembaca terhadap buku ini, sebab
mereka tidak akan memukan kata-kata yang sulit untuk diinterpretasikan. Tetapi
materi yang dibahas dalam buku ini terlalu banyak menggunakan teori-teori sehingga
membuat pembaca juga bingung dalam memahaminya secara singkat.
Buku kedua yang berjudul “Perkembangan Peserta Didik” merupakan buku karangan
Dr. masganti Sit, M.Ag yang membahas tentang semua yang berhubungan dengan
perkembangan-perkembangan yang dialami peserta didik dari berbagai aspek, buku ini
diterbitkan oleh PERDANA PUBLISHING dengan tebal buku 222 halaman. Dari segi fisik
buku ini memiliki tampilan cover yang menarik.
Dari segi besar dan tebal buku, halaman pada buku utama jauh lebih sedikit daripada
buku pembanding, pada buku utama tebal buku yaitu 191 halaman, sedangkan pada
buku pembanding yaitu 222 halaman.
Dari segi isi buku, kedua buku ini sifatnya saling melengkapi, dalam buku utama
menjelaskan materinya secara terperinci, sedangkan buku pembanding juga
menjelaskan materi secara terperinci. Buku utama lebih luas pembahasannya karena
buku pembanding hanya menjelaskan tentang apa-apa saja perkembangan yang dialami
peserta didik. Tetapi dengan perbedaan tersebut bukan berarti kedua buku itu tidak
baik, materi pada buku tersebut saling melengkapi satu sama lainnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
36
DAFTAR PUSTAKA
37