Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK REPORT

( Perkembangan Sepak Takraw)

Disusun Oleh :

Raimon Lumban Gaol (6193111025)

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2022
Kata Pengantar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah yang telah memberikan saya kemudahan,sehingga
saya sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.Tanpa pertolongan-nya
tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan dengan baik.Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafaatnya di akhirat kelak.

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-nya,baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran,sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan tugas Rekayasa
Ide sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Takraw Yang harus di penuhi,pada Prodi Pendidikan
Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Medan.

Penulis tentu menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya.Untuk itu,penulis mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca.Supaya Salah satu tugas ( Critical Book Report )ini nantinya dapat menjadi Critical
Book Report yang lebih baik lagi.kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada hasil dari
Rekayasa Ide ini penulis mohon maaf yang sebesar besarnya.

Demikian,semoga tugas ini dapat bermanfaat.Terima kasih

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Medan,Juni 2020

Raimon Lumban gaol


i

Daftar Isi

Kata Pengantar………………………………………………………………………………….i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………….….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR…………………………………...................................1


B. Tujuan Penulisan CBR…………………………………………………………………1
C. Manfaat CBR…………………………………………………………………………....1
D. Identitas buku…………………………………………………………………………...1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

A. Bab I Perkembangan Sepak Takraw .........................................................................2


B. Bab II Peraturan Perwasitan Sepak Takraw……………..........................................3
C. Bab III Peraturan Permainan Sepak Takraw.............................................................7
D. Bab IV Teknik Dasar Permainan Sepak Takraw......................................................14
E. Bab V Tes Keterampilan Sepak Takraw....................................................................17

BAB III PEMBAHASAN

A. Kekurangan dan Kelebihan


buku…………………………………………………...23

BAB IV PENUTUP

A.Kesimpulan…………………………………………………………………………......24

B. Saran………………………………………………………………………………......

24 DAFTAR

PUSTAKA……………………………………………………………………….....25
i
BAB I PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR

Melakukan Critical Book Review pada suatu buku dengan membandingkan nya dengan buku
lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan informasi yang kompeten
dengan cara menggabungkan informasi dari buku yang lain. Hal ini adalah salah satu upaya KKNI
untuk benar benar menjadikan mahasiswa yang unggul dalam segala hal, salah satu nya yaitu
mengkritik buku.

B. TUJUAN/ALASAN PENULISAN CBR

• Mengulas isi sebuah buku.


• Mengetahui informasi sebuah buku.
• Melatih individu agar berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada disetiap buku.
• Melatih mahasiswa untuk teliti meriview buku dalam dua bahasa .

C. MANFAAT CBR

• Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sepak Takraw


• Untuk menambah pengetahuan tentang Sepak Takraw.
• Untuk mengetahui banyak hal tentang buku, dan melatih mahasiswa untuk gemar membaca.

D. IDENTITAS BUKU

Judul : Sepak Takraw

Kota : Universitas Negeri Medan

Pengarang. : Ibrahim Wiyaka

Tahun Terbit. :2017

Jumlah Halaman. :83 Halaman

1
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB 1 ( PERKEMBANGAN SEPAK TAKRAW )

Menurut pemikiran yang didasarkan pada factor budaya bangsa dan keadaan alam beserta hasilnya,
sepak raga mulai dimainkan pada permulaan tahun 1400-an. Masa ini adalah masa kejayaan kerajaan
majapahit.Sepak takraw dimainkan oleh 4-6 orang pemian yang berdiri melingkar, bola di sepak
melambung tinggi diarahkan kepada teman bermain untuk diterima dan dilambungkan lagi, demikian
sampai bolanya mati.Sepak raga sebagai permainan rekreatif menunjukkan ketangkasan memakai
kaki oleh karena itu di sukai oleh remaja/ pemuda. Permainan ini cepat berkembang. Berdasarkan

buku “ PERMAINAN RAKYAT DAERAH SULAWESISELATAN “ di daerah kerajaan Gowa,


seorang pemuda dianggap belum “ Sukkuk “ atau dewasa kalau belum bisa bermain sepak raga
dengan baik. Menurut Muslim Denny bahwa sepak raga berasal dari pulau Nias, di pantai barat pulau
sumatera bagian utara, kalau itu betul, kenapa tidak ada atlit sepak takraw yang berasal dari daerah
tersebut ?. Selain itu ada juga yang berpendapat bahwa sepak raga itu berasal dari Kandangan
( Kalimantan ). Buktinya sepak raga ( Bola Rotan ) sebagai sebutan masyarakat Kandangan dari dulu
sampai sekarang pemain sering diadakan terutama sekali untuk memeriahkan keramaian adat, pesta
perkawinan dan hajad demi keselamatan desa dan lain sebagainya. Berdasarkan pengamatan penulis
sepak raga lebih berkembang di Sulawesi, permainan sepak raga dikenal sampai ke pelosok pedesaan,
bahkan sepak raga merupakan permainan rakyat sehingga setiap ada acara kebudayaan, permainan
sepak raga selalu di demonstrasikan. Kalau demikian adanya, kemungkinan sepak raga berasal dari
Sulawesi. Selain itu, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa sepak raga berasal dari tanah
Malaka. Namun menurut seorang ahli yang bernama Kudren meragukan hal itu dengan alasan
masyarakat di Malaka tak kenal sepak raga. Pada PON XVII di Kalimantan Timur, sepak takraw
mempertandingkan nomor : Regu , Tim , Double Event, dan Takraw Hop.

Sepaktakraw Takraw Hoop merupakan pengganti nomor Sepaktakra Lingkaran


(Circlegame), yang diperkenalkan sejak tahun 2002. Sedangkansepaktakraw Hoop-Takraw sejak
tahun 2006.
Selain nomor pertandingan tersebut di atas, sepaktakraw telah perkenalkan nomor Takraw Pantai
pada ASEAN BEACH GAMES (ABG) di Bali dan sementara dalam perencanaan akan ditambah
nomor baru yaitu NOMOR CAMPURAN
BAB II

2
PERATURAN PERWASITAN SEPAK TAKRAW

PASAL 1
Dasar susunan perwasitan PERSETASI, pengaturannya disesuaikan dengan
adanya tingkat pertandingan.

PASAL 2 Tingkat Pertandingan/Kejuaraan


a. Tingkat Nasional
1. Pertandingan/Kejuaraan Nasional
2. Pertandingan/Kejuaraan Wilayah
b. Tingkat Daerah
1. Pertandingan/Kejuaraan Daerah
2. Pertandingan/ Kejuaraan Antar Cabang
c. Tingkat Cabang
1. Pertandingan/Kejuaraan Cabang
2. Pertandingan/Kejuaraan Antar Perkumpulan

PASAL 3 Golongan Wasit


a. Pertandingan/Kejuaraan tersebut pada pasal 2a, di atas di pimpin oleh wasit
Tingkat Nasional (S1) dan Wasit ASTAF.
b. Pertandingan/Kejuaraan tersebut pada pasal 2b, di atas di pimpin oleh wasit
daerah tingkat 1 ( S2 )
c. Pertandinga-pertandingan tersebut dalam pasal 2c, di atas di pimpin oleh wasit
Daerah Tingkat II ( S3 )

PASAL 4 Pimpinan Pertandingan/Kejuaraan


1. Pertandingan/kejuaraan tingkat Internasional/Regional dipimpin oleh wasit
yang telah memperoleh sertifikat ASTAF/ISTAF.
2. Pertandingan/Kejuaraan tingkat Nasional, Daerah Tingkat I dan Tingkat II, di
pimpin oleh wasit pembantu yang ditetpkan oleh komisi perwasitan.

PASAL 5 Klasifikasi Wasit


1. Wasit ASTAF/ISTAF
2. Wasit Nasional ( SI )
3. Wasit Daerah Tingkat I S2 )

3
4. Wasit Daerah Tingkat II ( S3 )

PASAL 6 Syarat-Syarat Wasit


1. a. Untuk memperoleh sertifikat wasit ASTAF/ISTAF harus memenuhi
persyaratan yang ditetapkan Komisi Perwasitan ASTAF/ISTAF ( lihat
Umpiring Orientation Course, Toward Profsionalism, hal 12 ), telah
memiliki sertifikat S1 dan aktif dalam perwasitan selama 3 ( Tiga ) tahun
berturt-turut.
b. Pengajuan calon wasit ASTAF/ISTAF oleh PB.PERSETASI.
2. Untuk memperoleh sertifikat wasit tingkat Nasional ( SI ), harus memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh PB.PERSETASI, yaitu : a.Pendidikan
terendah adalah SLTA b. Umur 26-40 tahun
b. Memiliki sertifikat S2
c. Aktif mewasiti pertandingan/kejuaraan, 3 ( Tiga ) tahun berturut-turut.
d. Tidak cacat fisik dan mental
e. Lulus tes teori dan praktek yang diselenggarakan oleh komisi perwasitan
PB. PERSETASI
f. Diajukan oleh pengurus daerah tingkat I
3. Untuk memperoleh sertifikat wasit daerah tingkat I ( S2 ), harus memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh pengurus daerah seperti yang termaktub
pada nomor 2 ( a S/ Df ) dan diajukan oleh Pengurus Daerah Tingkat II.
4. Untuk memperoleh sertifikat wasit daerah tingkatII ( S3 ), telah memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan oleh pengurus daerah tingkat II seperti
yang termaktub pada nomor 2 (a S/D f ) dan diajukan oleh Pengurus
cabang.

PASAL 7 Sertifikat Wasit


a. 1. Sertifikat Wasit ASTAF/ ISTAF diberikan oleh komisi perwasitan
ASTAF/
ISTAF.
2. Sertifikat Wasit Nasional ( SI ), diberikan oleh PB PERSETASI.
3. Sertifikat Wasit Daerah tingkat I ( S2 ), diberikan oleh pengurus daerah.
4. Sertifikat Wasit Daerah tingkat II ( S3 ), diberikan oleh Pengurus Cabang.

4
b. Masa berlakunya sertifikat yang diberikan adalah 3 ( Tiga ) tahun,
terhitung mulai tanggal ditetapkan.
c. Tiga bulan selama masa berlakunya berakhir, si pemilik mengajukan
permohonan kepada PB PERSETASI, PENGDA yang bersangkutan untuk
memperoleh sertifikat baru.

PASAL 8 Promosi Dan Degradasi


a. Pengurus besar maupun pengurus daerah PERSETASI atas usul bidang perwasitan,
berdasarkan pertimbangan teknis serta kemampuan menguasai peraturan permainan dan
perwasiatan, seoarng wasit dapat dinaikkan ke jenjang lebih tinggi.
b. Pengurus besar maupun Pengurus daerah PERSETASI, atas usul bidang perwasitan,
berdasarkan pertimbangan teknis serta kemampuan menguasai peraturan peraminan/
perwasitan, seorang wasit dapat diturunkan ke jenjang yang lebih rendah.
c. Dalam kenaikan ( Promosi ) maupun penurunan ( degradasi ), Pengrus besar maupun
Pengurus daerah PERSETASI memberitahukan secara tertulis kepada yang
bersanngkutan.

Pasal 9
Tugas Komisi Perwasitan
Komisi Perwasitan Bertugas
a. Registarsi dan Herregistarsi wasit
b. Klasifikasi/Promosi/Degradasi Wasit.
c. Ujian wasit
d. Pemberhentian wasit
e. Menentukan wasit/ pembantu wasit dalam suatu pertandingan
f. Mengadakan ceramah/seminar, kursus maupun penataran wasit
g. Menerbitkan brosur/ majalah mengenai perwasitan

Pasal 10 Pakaian Seragam, Badge Dan Kartu Wasit


1.Wasit utama dan Wasit pembantu dalam tugasnya dalam mewasiti suatu
pertandinngan diharuskan memakai baju seragam dan Badge. Pakaian
seragam wasit berwarna merah bata dan krem /kuning atau haijau.
a. Penjaga garis dalam tuagasnya dalam suatu memakai baju seragam.
Pakaian seragam penjaga garis berwarna putih dan abu-abu. b.
Lambang
Wasit ASTAF/ISTAF : Lambang ASTAF

5
Wasit Nasional : Lambang PB PERSETASI
Wasit daerah tingkat I : Lambang PON Daerah ( Provinsi )
c. Wasit daerah Tingkat II : Lambang Daerah Tingkat ISetiap wasit
memperoleh kartu wasit yangn dikeluarkan oleh Pengurus besar
maupun pengurus daerah menurut golongan masing-masing wasit.

Pasal 11 Piagam/ Tanda Penghargaan


Wasit nasional, wasit daerah Tingkat I dan Tingkat II yang secara
terusmenerus menjalankan tugasnya selama 10 ( sepuluh ) tahun atau lebih,
berhak memperoleh Piagam/ Tanda Penghargaan yang diberikan oleh pengurus
besar maupun Pengurus Daerah

Pasal 12 Biaya Perjalanan


Wasit nasioanal maupun Wasit Daerah Tingkat I dan II berhak
menerima penggantian ongkos perjalanan dan pengeluaran lainnya yang
jumlahnnya telah ditentukan / disetujui Pengurus Besar/ Pengurus Daerah.

Pasal 13 Hukuman
Seorang wasit dalam tugasnya mewasiti suatu pertandingan bilamana melakukan
perbuatan tercela ( menerima uang suap) dan yang bertentangan dengan jiwa
keolahragaan, dapat diberi hukuman peringatan, skorsing atau diberhentikan
sebagai wasit.

Pasal 14 Perpindahan/ Pemukiman Wasit


Wasit yang pindah tempat tinggal dari suatu daerah ke daerah lain, melaporkan
kepindahannya tersebut kepada Pengurus Besar, Pengurus Daerah asal dan
Pengurus Daerah Yang dituju.

Pasal 15 Hal-hal Lain


a. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan ditentukan/diputuskan oleh
pengurus besar dan Pengusur Daerah PERSETASI yang bersangkutan.
b. Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
BAB III

PERATURAN PERMAINAN SEPAKTAKRAW

A.PERATURAN SEPAKTAKRAW TIM/REGU

1. LAPANGAN

6
- Lapangan Sepaktakraw seukuran dengan lapangan Badminton ;
13,40m x 6,10m.
- Takraw dapat dimainkan didalam gedung dan juga dapat dimainkan
diluar gedung (apabila dimainkan didalam gedung maka tinggi
loteng minimal 8m dari lantai.
- Keempat sisi lapangan ditandai dengan/cat atau lakban yang
lebarnya 4cm, diukur dari pinggir sebelah luar.
1.1. Area Bebas : Adalah minimal 3 meter dari garis luar lapangan harus
bebas rintangan (lihat gambar) :
1.2. Center Line : Adalah garis tengah dengan lebar 2cm. 1.3.Quarter Circle
: Adalah Garis seperempat lingkaran dipojok garis tengah dengan radius
90cm diukur dari garis sebelah dalam sbb:
1.4.The Cervice Circle : Adalah lingkaran servis dengan radius 30 cm berada
ditengah lapangan, jarak dari garis belakang
2,45 m dan jarak dari titik tengah garis
lingkaran ke garis tengah (centre line) 4,25 m,
jarak tengah lingkaran adalah 3,05 meter dari
kiri dan kanan garis pinggir lapangan.

TINGGI TIANG ( sama dengan net )


- Putra :
Tinggi net 1,55 meter dipinggir dan minimal 1,52 meter ditengah.
- Putri :
Tinggi net 1,45 meter dipinggir dan minimal 1,42 meter ditengah.
- Kedudukan tiang 30 cm diluar garis pinggir.

2.NET
- Net terbuat dari tali/benang kuat atau nilon, dimana tiap lubangnya lebar 6 – 8 cm.

7
- Lebar net 70 cm dan panjang 6,10 meter.

3.BOLA TAKRAW
- Terbuat dari plastic (synthetic fibre) dimana awalnya adalah terbuat dari rotan.
- Lingkaran 42 – 44 cm (putra) dan 43 – 45 cm (putri).
- Berat adalah 170 – 180 gram (putra) dan 150 – 160 gram (putri).

4.PEMAIN
4.1.Permainan ini dimainkan oleh dua “Regu” masing-masing regu terdiri dari 3 orang
pemain, dan setiap regu dilengkapi 1 (satu) pemain cadangan.
4.2.Satu dari 3 pemain diposisi belakang disebut back atau “tekong” ( yang melakukan
sepak mula).
4. 3.Dua pemain berada didepan ; yang sebelah kiri disebut “apit kiri” dan
sebelah kanan disebut “apit kanan”.
5. PAKAIAN PEMAIN
5.1.Semua pemain putra diharuskan memakai pakaian kaos seragam yang berlengan T-
Shirt dan bersepatu karet, dan untuk putrid diharuskan memakai kaos bundar serta
celana sebatas lutut. Tidak diperkenankan pemain memakai pakaian yang
membahayakan lawan selama pertandingan
Catatan : Kecuali dalam kondisi cuaca dingin pemain diperkenankan memakai
track suit.
5.2.Pakaian yang pantas untuk seorang pemain adalah yang menutupi badan seperti baju
kaos/T-shirt (dipakai rapi/dimasukkan).
5.3.Pakaian pemain yang membantu kecepatan bola tidak diperbolehkan.
5.4.Kapten regu harus memakai band tangan disebelah kiri.
5. 5.Semua pemain harus memakai pakaian dengan nomor punggung yang tetap
selama tournament.

6.SUBTITUTION ( PERGANTIAN PEMAIN )


6. 1.Setiap “regu” hanya diperbolehkan sekali pergantian pemain dalam satu
pertandingan. ( tidak diperkenankan pergantian pemain yang sama dalam tim pada
regu lain ).
6. 2.Pergantian pemain diperbolehkan setiap saat ketika bola mati, melalui tim
manager/pelatih yang disetujui oleh Official Referee.

8
6.3.Setiap regu dapat menominasi maximum 2 orang cadangan tetapi hanya boleh
melakukan pergantian satu kali dalam pertandingan yang berlangsung tersebut.
6.4.Pemain yang mendapat “kartu merah” dan dikeluarkan oleh wasit, dapat diganti
dengan ketentuan belum ada pergantian sebelumnya.
6.5.Suatu “Regu” apabila yang bermain kurang dari 3 orang pemain, maka tidak boleh
melanjutkan permainan dan regu tersebut dinyatakan kalah.

7.OFFICIAL (PETUGAS PERTANDINGAN)


Suatu pertandingan resmi harus dipimpin Technical Official sebagai berikut :
- 2 (dua) Technical Delegate
- 6 (enam) juri (Dewan Hakim)
- 1 (satu) Official Referee
- 2 (dua) Wasit ( wasit utama dan wasit dua )
- 6 (enam) penjaga garis/linesman’s ( 4 disisi lapangan dan 2 digaris belakang ).

8.UNDIAN DAN PEMANASAN PEMAIN


- Sebelum permainan dimulai, wasit (official referee) akan melakukan undian, dalam
hal ini yang menang undian berhak memilih “sepakmula” atau “tempat”.
- Regu yang menang undian akan pertama melakukan pemanasan selama 2 (dua)
menit, dan hanya 5 (lima) orang saja yang diperkenankan berada dilapangan pada
saat pemanasan serta hanya 2 (dua) bola yang dipakai dari panitia.

Catatan : Kombinasi dari 5 (lima) orang tersebut selama pemanasan


diperbolehkan sbb:

a.Pelatih/Ass. Pelatih b.3 pemain 9.POSISI PEMAIN PADA WAKTU


SERVICE
9.1. Sebelum permaina dimulai, kedua regu harus berada dilapangan masing-masing
dalam posisi siap bermain.
9.2. Dalam melakukan sepakmula, salah satu dari kaki tekong berada dalam lingkaran
servis, dan satu lagi berada diluar lingkaran untuk melakukan sepakmula.
9.3.Kedua pemain apit ketika dilakukan servis, harus berada dalam seperempat
lingkaran.
9.4. Lawan atau regu penerima servis bebas bergerak didalam lapangan sendiri.

10. PERMULAAN PERMAINAN DAN SEPAKMULA

9
10.1.Regu yang memilih sepakmula pada waktu undian akan memulai permainan pada
set I. Pemenang set I akan memulai permainan pada set
II.
10.2.Pelambung harus segera melambungkan bola begitu wasit menyebut posisi angka,
jika pemain mendahuluinya maka lambungan bola harus diulang, dan pemain
tersebut mendapat peringatan dari wasit.
10.3.Bola harus disepak pada saat si pelambung melambungkan bola kepada
“TEKONG”, begitu bola berhasi disepak dengan baik semua pemain baru boleh
bebas bergerak dilapangan sendiri.
10.4.Sepakmula dinyatakan sah jika bola telah melewati net, baik menyentuh ataupun
tidak dan jatuh dilapangan lawan.

11. KESALAHAN ( BATAL )


11.1.Kesalahan pihak penyepakmula :
11.1.1.Apit sebagai pelambung masih memainkan bola, melemparkan bola kepada
teman sendiri, memantulkan, melempar dan menangkap lagi setelah wasit
menyebut posisi angka.
11.1.2.Apit mengangkat kaki, menginjak garis, menyentuh atau melewati bawah net
ketika melakukan lambungan bola.
11.1.3.Tekong melompat saat melakukan servis, kaki tumpuan tidak berada dalam
lingkaran atau menginjak garis lingkaran servis.
11.1.4.Tekong tidak menyepak bola yang dilambungkan kepadanya.
11.1.5.Bola menyentuh salah seorang pemain (teman sendiri) sebelum bola melewati
net.
11.1.6.Bola jatuh diluar lapangan
11.1.7.Bola tidak melewati net.
11.1.8.Pemain menggunakan tangan atau kedua tangan bagian lengan untuk bantuan
saat melakukan servis walaupun tangan tidak terus langsung pengenaan bola
tapi menyentuh objek ketika melaksanakan servis.

12.SISTEM PERHITUNGAN ANGKA


12. 1.Apabila penerima servis, atau yang melakukan sepakmula terjadi kesalahan
otomatis akan peroleh angka sekaligus melakukan sepakmula lagi.
12.2.Angka kemenangan setiap set maximum 15 angka, kecuali pada saat posisi angka
14 – 14, pemenang akan ditentukan pada saat selisih 2 angka sampai batas akhir
17 poin, ketika 14 – 14 wasit utama menyerukan batas angka 17 point
12.3.Memberikan kesempatan istirahat 2 menit masing-masing pada akhir set pertama,
kedua, ketiga, keempat termasuk Tie Break.

10
12.4.Apabila masing-masing regu memenangkan 1 set, maka permainan akan
dilanjutkan dengan set “Tie Break” dengan 15 point, kecuali pada posisi 14 – 14,
pemenang ditentukan pada selisih 2 angka, sampai batas akhir angka 17.

13.TIME OUT

Satu menit setiap set, ini dilakukan setelah ada permintaan dari maneger/pelatih
termasuk Tie Break angka 8, ketika bola mati. Selama time out hanya 5 orang yang
diperbolehkan berada digaris belakang/base line (3 pemain dan 2 pelatih).

14.PENGHENTIAN PERMAINAN SEMENTARA


14.1.Wasit yang sedang memimpin pertandingan dapat menghentikan permainan
sementara yang disebabkan karena : gangguan lapangan, gangguan keamanan,
gangguan cuaca atau ada pemain cedera dengan waktu tidak lebih dari 5 menit.
Apabila lebih dari 5 menit pemain tidak dapat melanjutkan permaianan maka
pergantian pemain dapat dilakukan sepanjang belum diadakan pergantian
sebelumnya.
14.2.Pemain yang cedera diizinkan 5 menit sebagai injury time out setelah 5 menit
pemain tersebut tak dapat melanjutkan permainan, maka pergantian dapat
dilakukan selama belum terjadi pergantian sebelumnhya.
14.3.Selama penghentian sementara, semua pemain tidak diperbolehkan meninggalkan
lapangan untuk menerima minuman/makanan atau bantuan lainnya.
14. 4.Apabila suatu pertandingan terhalang karena keadaan luar biasa sehingga
pertandingan tidak dapat diteruskan, maka pertandingan dapat ditunda sampai
keadaan mengijinkan, adapun kedudukan angka dalam penundaan lebih dari 2
jam, kembali dengan kosong – kosong sedangkan set yang telah selesai tetap
tidak berubah.

15. DICIPLINE (Tata Tertib)


15.1.Setiap pemain harus mematuhi peraturan permainan.
15. 2.Selama permainan berlangsung, hanya kapten regu yang diperbolehkan
berhubungan dengan wasit, kecuali atas kehendak wasit.

16. PINALTY ( Hukuman )


Pemain yang melanggar peraturan dibawah ini akan mendapat hukuman pernyataan
dari wasit apabila :
16.1.Memperlihatkan sikap tidak sopan kepada : pemain lain atau penonton juga kepada
wasit atas keputusan yang diambil.
16.2.Menampakkan sikap tidak bersahabat dan tidak sopan.
16.3.Menghubungi wasit secara bertugas secara kasar mengenai suatu keputusan yang
diambil.
16.4.Meningggalkan lapangan permainan tanpa permisi kepada wasit yang memimpin
pertandingan.

11
16.5.Memberikan bola kepada pihak lawan dengan menggunakan kaki atau
melemparkannya dengan kasar.
16.6.Berkelakuan tidak sopan selama permainan.

Catatan : Wasit menggunakan kartu sebagai berikut :

Kartu Kuning - Peringatan

Kartu Merah - Pengusiran

Kartu Merah akan diberikan kepada :

a. Apabila pemain telah menerima kartu kuning pada pertandingan yang sama.
b. Sikap kasar (tidak sopan) seperti : memukul, menendang, meludah, dll.
c. Menggunakan kata-kata kotor atau caci maki.
Catatan : Pemain yang mendapat kartu merah, harus segera keluar lapangan sebagai
ganjaran indicipline, dan pemain tersebut tidak boleh bermain selama
kejuaraan berlangsung.
- Pergantian pemain diizinkan sesuai dengan peraturan butir ( 7.4
- Pemain yang telah dikenai kartu merah tidak diizinkan bermain pada permainan
berikutnya sampai dikeluarkan keputusan lain dewan hakim.
20. KELAKUAN BURUK PARA TIM OFFICIAL ( Manager atau Pelatih )

Tindakan tata tertib juga diberikan kepada tim official karena :

a. Melanggar tata tertib dan peraturan permainan


b. Mendukung pemainnya yang melanggar tata tertib dan peraturan permainan
c. Mengganggu jalannya permainan

21. UMUM

Wasit yang memimpin pertandingan bersama Official Referee akan menggunakan


kebijakan nya untuk menyelesaikan masalah yang belum tercantum dalam peraturan
ini. Keputusal Official Referee adalah mutlak ( tidak dapat diganggu gugat ).

SYARAT MULTAK YANG DIMILIKI OLEH WASIT


Seorang wasit yang baik harus memenuhi syarat sbb :
- Standart fisik dan kesegaran jasmani yang baik meliputi :
• Mata (tidak berkacamata)
• Pendengaran (tidak tuli)

12
- Bermoral dan karakter yang baik
- Menguasai peraturan permainan sepaktakraw
- Pemikiran yang professional
- Berdedikasi dan inisiatif
- Percaya diri, daya fikir yang baik dan tepat dalam mengambil keputusan
- Berjiwa kepemimpinan - Berkewajiban ( Comitment )

#Good Moral Character Meliputi :


• Referee’s Personality / berkepribadian sebagai wasit
• Sense of Responsibility / bertanggung jawab
• Referee’s Qualities / berkualitas
• Good Moral Character / Berkepribadian yang baik
• Behavior & Courteous
• Considerate & Sympathetic
• Good Leadership
• Perception & Impression
•Sharp memory

BAB IV

TEKNIK DASAR PERMAINAN SEPAK TAKRAW

A.TEKNIK DASAR SEPAKTAKRAW


Permainan Sepaktakraw adalah memainkan bola takraw dengan seluruh bagian
anggota badan kecuali tangan, sehingga teknik dasar yang akan dipelajari dan dijelaskan
pada bab ini adalah semua teknik pukulan dan perkenaan dengan seluruh bagian badan
pemain. Teknik dasar tersebut meliputi :
1. Teknik Sepakan (Menyepak) :

A. Sepak Sila
B. Sepak Kura/ Kuda
C. Sepak Cungkil
D. Sepak Simpuh/ Badek
E. Sepak Mula (Servis)

13
F. Sepak Tapak (Menapak)
2. Memaha (kontrol paha)
3. Teknik Mendada (kontrol dada)
4. Teknik Membahu (kontrol bahu) 5.Teknik Kepala (sundulan kepala/ heading) :
6. Teknik Smash : A.Smashh Kedeng
B. Smashh Gulung
C. Smashh gunting
7. Teknik Tahanan (Block). (M. Danny. 1994)

1.1Teknik Sepakan (Menyepak)


Teknik sepakan (menyepak) merupakan teknik utama dan yang paling banyak digunakan
dalam permainan Sepaktakraw, karena memang cabang olahraga ini paling dominan
menggunakan bagian anggota badan kita, yaitu “kaki”. Sepak berasal dari bahasa Melayu
yang berarti : “menendang/memukul dengan menggunakan kaki”. Teknik sepakan
(menyepak) pada permainan Sepaktakraw meliputi :
1.1.1 Sepak Sila
Sepak sila merupakan teknik dasar yang paling dominan dalam permainan Sepaktakraw,
sehingga sebagian orang menyebut teknik sepak sila adalah ibu dari permainan
Sepaktakraw. Sepak sila adalah menyepak bola dengan kaki bagian dalam, yang mana pada
saat menyepak posisi kaki pukul seperti orang bersila. Sepak sila digunakan untuk
menerima, menimang dan menguasai bola, mengumpan, hantaran bola dan untuk
menyelamatkan serangan lawan..

1.1.2 Sepak Kura/ Sepak Kuda


Sepak kura/ sepak kuda adalah teknik menyepak atau sepakan dengan menggunakan
punggung kaki (kura-kura kaki). Sepakan ini disebut juga dengan istilah “sepak kuda”,
karena kaki penyepak menyerupai kuda yang menjulurkan kakinya ke depan atas.
Sepak kura/ sepak kuda dalam permainan digunakan sebagai teknik untuk memainkan bola
yang datangnya rendah dan kencang atau menyelamatkan (kontrol) bola dari serangan
lawan, untuk bertahan, mengawal atau menguasai bola dalam usaha menyelamatkannya..
1.1.3 Sepak Cungkil
Sepak cungkil merupakan sepakan yang menyerupai sepak kura/kuda, hanya karena bola
datangnya jauh dari badan, maka perkenaan pukulan adalah pada jari-jari kaki sehingga
seperti orang mencungkil bola. Sepak cungkil gerakannya sama dengan orang melakukan
sliding dimana bola jatuh jauh didepan kita, sehingga kita harus menjulurkan kaki jauh ke
depan.

1.1.4 Sepak Badek/ Sepak Simpuh

14
Sepak badek atau sepak simpuh adalah sepakan dengan kaki bagian samping luar, sehingga
sikap badan seperti orang bersimpuh. Untuk bola-bola dari lawan yang keras datangnya
terkadang kita tidak dapat mengontrolnya dengan teknik sepak sila ataupun sepak kura, bola
yang datang keras di samping posisi badan kita dikontrol dengan teknik sepak badek atau
sepak simpuh ini.
Sepak simpuh atau sepak badek dalam permainan digunakan untuk menyelamatkan bola
dari serangan lawan, menyelamatkan bola dari smash lawan dan untuk mengontrol atau
menguasai bola dalam usaha penyelamatan.

1.1.5 Sepak Mula ( Servis)


Sepak Mula ses memulai ( membuka) suatu permainan atau pertandingan
Sepak Mula biasa dilakukan oleh pemain yang disebut “Tekong”, yaitu pemain yang
melakukan servis berada di tengah belakang. Sepak Mula dilakukan di daerah lingkaran
(circle), dengan kaki tumpu harus berada di dalam lingkaran tidak boleh menginjak garis
lingkaran, sedang kaki pukul berada di luar lingkaran. Tekong berusaha memukul bola yang
dilambungkan oleh pemain dan yang disebut “Apit” kanan atau apit kiri, dan bola harus
melewati atas net, menyentuh net ataupun tidak dan masuk ke daerah permainan lawan.
Sepak mula atau servis memang awalnya merupakan teknik dasar pembuka
permainan atau pertandingan. Namun kini pada permainan tingkat tinggi, sepak mula
(servis) merupakan serangan yang penting dalam memperoleh angka kemenangan dan
dalam suatu pertandingan. Kesalahan atau kegagalan iegu itu untuk mendapatkan angka.
Tekong hendaknya dapat membuat servis yang baik dan dapat mencari sasaraan yang
lemah dari lawan sehingga lawan sulit untuk menerima dan mengontrol bola yang
mengarah ke daerah pertahanannya.
Teknik sepak mula (servis) ditinjau dari posisi kaki pukul terhadap bola dibagi
menjadi dua cara, yaitu: servis bawah dan servis atas.

1.1.6 Sepak Tapak (Menapak)


Sepak Tapak atu Menapak adalah suatu sepakan atau menyepak bola dengan menggunakan
telapak kaki. Teknik sepakan ini banyak dilakukan terutama terhadap bola umpan dari lawan
yang masuk tipis ke lapangan kita, segera bola tersebut diambil/dipukul dengan sepak tapak
kembali ke arah lapangan lawan dengan cepat.
Secara umum dalam pertaningan sepak tapak (menapak) digunakan untuk smash ke pihak
lawan, servis dropshot, menahan/membloksmash pihak lawan, menyelamatkan/mengambil
bola dekat atau di atas net. .
1.2Teknik Memaha/ Kontrol Paha
Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol bola. Perkenaan
bola pada tungkai atas bagian tengah paha, tidak pada ujung (lutut/patela) ataupun pada
pangkal paha. Kalau perkenaan pada lutut maka bola akan mengarah ke depan, sedang kalau

15
perkenaan pada pangkal paha bola tertahan tidak dapat naik ke atas. Dalam permainan
memaha biasa digunakan untuk menahan dan menerima bola dari serangan lawan, atau
untuk membentuk dan menyusun serangan.

1.3Mendada/ Kontrol Dada


Mendada adalah teknik dasar memainkan bola dengan dada. Perkenaan bola adalah pada
bidang yang lebar (pectoralis mayor) pada dada kiri ataupun kanan, tidak pada bagian
tengah dada (sternum/ klavikula). Teknik mendada dalam permainan biasa digunakan untuk
mengontrol bola.

1.4Membahu/ Kontrol Bahu


Membahu adalah memainkan bola dengan bagian badan antara batas lengan dengan
leher(bahu), dalam usaha mempertahankan serangan dari pihak lawan. Membahu dlam
permainan biasa digunakan untuk bertahan dari serangan lawan yang tiba-tiba mendadak,
yang mana pihak bertahan dalam keadaaan terdesak dan dalam posisiyang kurang baik.
1.6Serangan atau Smash
Teknik smash dengan telapak kaki (menapak) dan dengan kepala sudah dijelaskan pada
bagian depan bab ini. Pada kesempatan ini akan dijelaskan teknik smash dengan kaki, yaitu :
smash gulung (salto), smash kedeng, dan smash gunting .

1. Teknik Smash Gulung


Smash Gulung merupakan gerakan smash yang paling menarik dan akrobatik dalam
permainan Sepaktakraw. Smash ini dilakukan dengan gerakan salto di udara, sehingga
penonton dibuat takjub dengan gerakan pemain berjungkir-balik di udara. Smash Gulung
merupakan teknik smash yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, karena pemain harus
menguasai terlebih dahulu teknik gerakan salto. Smash Gulung juga beresiko tinggi, karena
pemain bisa saja terjatuh dan cidera jika tidak memliki keterampilan salto yang baik.

2. Smash Kedeng
Smash Kedeng adalah pukulan smash yang dilakukan dengan menjulurkan kaki ke atas
mengejar bola, tidak dilakukan dengan putaran badan (salto) di udara.

3. Smash Gunting
Smashh gunting adalah smash yang dilakukan dengan tendangan kaki pada bola seperti
posisi menggunting. Smash gunting pada prinsipnya sama dengan smash gulung (salto),
hanya pada saat memukul bola kaki tumpu yang dengan cepat meraih dan melakukan
pukulan pada bola dengan posisi kaki pukul dan kaki yang lain seperti gerakan gunting.
1.7MenahanSerangan ( Block )
Bertahan dalam suatu permainan merupakan teknik yang sama pentingnya dengan
kemampuan menyerang. Pertahanan yang efektif mampu meredam suatu serangan yang
dapat diukur dengan 2 aspek, yaitu : terjadinya pertambahan angka atau terjadinya
perpindahan bola. Lebih jauh lagi, pertahanan yang baik dan produktif bisa melumpuhkan
semangat tanding pihak lawan.

16
Block pada permainan Sepaktakraw memiliki derajat keberhasilan yang kecil, hanya 10 –
15 persen keberhasilannya. Hal ini disebabkan pemain yang melakukan block tidak melihat
langsung bola yang ditahan. Block yang baik dapat menahan bola smash dan kembali ke
lapangan lawan. Kegagalan block berarti smash lawan berhasil dan bolanya akan mati di
lapangan pihak bertahan yang berarti point atau angka untuk lawan atau perpindahan servis.

BAB V

TES KETERAMPILAN SEPAK TAKRAW

Bab V ini akan menjelaskan tentang tes keterampilan sepak takraw. Tes keterampilan sepak

takraw ini berdasarkan hasil suatu penelitian mahasiswa FPOK Universitas Pendidikan

Indonesia.
Tes keterampilan sepak takraw terdiri dari butir tes berikut ini:

1. Tes Servis

2. Tes Kontrol Bola (Ball Control)

3. Tes Operan (Passing)

4. Tes Smash

Petunjuk administrasi pelaksanaan dari masing-masing butir tes

keterampilan sepak takraw sebagai berikut:

1.Tes Servis

a. Tujuan mengukur keterampilan service

b. Alat/fasilitas

1) Lapangan bermain sepak takraw

2) Beberapa buah bola sepak takraw

3) Net sepak takraw

4) Tali yang direntangkan setinggi 20 cm dari atas net

5) Stop watch

6) Formulir pencatat skor

17
7) Seorang pelambung bola

c.Pelaksanaan Tes

1) Skor diambil dari skor yang terdapat di daerah sasaran dimana bola jatuh dan

waktu ketepatan bola jatuh kedaerah sasaran

2) Bola melewati di bawah tali hasil dikalikan dengan skor daerah dimana bola jatuh

dipetak lapangan

3) Stop watch dijalankan pada waktu bola tersentuh kaki dan dihentikan pada saat

bola menyentuh lantai, waktunya dicatat

4) Jika bola jatuh tepat pada garis yang membatasi dua petak sasaran, maka skor yang

dicatat adalang angka yang tertinggi

5) Bola yang terkena net ataupun keluar dari lapangan permainan tidak dinilai

6) Skor keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor

Gambar 5.1 Lapangan Sepak Takraw untuk Tes Servis

2. Tes Kontrol (Ball Control)

a. Tujuan mengukur keterampilan mengontrol bola

b. Alat/fasilitas

1) Sebuah bola sepak takraw

18
2) Stop watch

3) Lapangan yang rata

4) Petugas pelaksana : pencatat dan penghitung jumlah kawalan bola, pencatat

waktu c. Pelaksanaan Tes

1) Bola dikontrol dengan menggunakan sepak sila (bagian dalam kaki) atau dengan

kepala saja

2) Bola yang jatuh ketanah dapat dimainkan lagi, tapi penghitungan skor pada

sepakan kedua dihitung dari awal dan berlaku pada setiap kali setelah bola jatuh

sampai waktu yang tersedia habis

3) Kontrol bola yang dihitung harus setiunggi dad

4) Luas lapangan untuk tes kontrol tidak dibatas

5) Waktu yang dibatasi selama satu menit

d. Penilaian

1) Skor diambil dari jumlah kontrol yang dapat dilakukan selam satu menit

2) Setiap tiga kali sepakan dihitung dengan nilai satu dan seterusnya

3) Sepakan yang tidak setinggi dada tidak akan dihitung

4) Skor keseluruhan dihitung dengan cara menjumlahkan kesemua skor kontrol yang

telah dibagi dengan tiga

3. Tes Operan (Passing)

a. Tujuan mengukur ketrampilan mengoper bola

b. Alat/fasilitas yang diperlukan

1) Beberapa bola sepak takraw

2) Tali direntangkan setinggi 250 cm dari lantai

3) Net sepak takraw

4) Lapngan bermain sepak takraw

19
5) Petugas pelaksana : penghitung jumlah nilai, pencatat nilai dan pelambung bola c.

Pelaksanaan tes

1) Subjek berdiri dibatas garis serang yang telah ditetapkan

2) Seorang pelambung bola dari daerah lawan melambungkan bola kepada subjek

melewati atas net

3) Subjek mengontrol bola satu kali dahulu, kemudian barulah melakukan operan

dengan mengunakan sepak sila

4) Operan yang dilakukan harus melewati tali yang direntangkan dan bola jatuh pada

daerah serang yang mempunyai nilai

5) Setiap subjek diberi kesempatan melakukan 5 kali operan

d.Cara penilaian

1) Skor diambil dari yang terdapat dimana bola jatuh di daerah sasaran dengan syarat

bola tersebut harus melewati tali yang direntangkan

Gambar 5.2 Lapangan Sepak Takraw untuk Tes Operan Bola

20
2) Operan bola yang tidak melewati tali dan tidak jatuh didaerah serang dinilai satu,

dengan syarat bola yang melambung melebihi titik ketinggian tali dan jatuh

mendekati garis serang

3) Operan melewati net tidak akan dinilai


4) Skor keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlahkan ke semua skor sasarn dari

5 kali kesempatan melakukan operan


4.Tes Smash

a. Tujuan mengukur keterampilan smash

b. Alat/fasilitas

1) Lapangan bermain sepak takraw

2) Bebrapa bola sepak takraw

3) Stop watch

4) Petugas pelaksana: penghitung waktu, pencatat dan penghitung nilai

c. Pelaksaan tes

1) Subjek mengambil tempat di depan net dan siap melakukan smash

2) Bola dilambungkan ke arah subjek berdasarkan keinginan yang dikehendaki,

biasanya setinggi tiga meter di udara dekat net

3) Subjek akan melompat dan melakukan smash bola melewati atas net ke lapangan

lawan

4) Setiap subjek diberi lima kali kesempatan

d. Caka menskor

1) Stop watch dijalankan pada waktu bola disentuh kaki subjek yang melakuakn

smash dan dihentikan pada saat bola menyentuh lantai

2) Skor diambil dari skor yang terdapat di daerah sasaran dimana bola jatuh dan

waktunya kecepatan bola jatuh ke daerah sasaran

21
3) Jika bola jatuh tepat pada garis yang membatasi dua petak sasaran maka skor yang

dicatat adalah yang paling tinggi

4) Skor keseluruhan diperoleh dengn cara menjumlahkan skor sasaran dengan skor

waktu dari 5 kali kesempatan melakukan smash

BAB III
PEMBAHASAN
KELEBIHAN KELEMAHAN
1. Materi dalam buku ini dijelaskan secara Ada sebagian kalimat yang mungkin bagi saya
beruntut sehingga terlihat keterkaitan yang jelas lurang dimengerti. Mungkin itu saja karna
antar materi pada bab berikut dengan bab menurut saya buuku ini sudah sangat jelas
sebelumnya. menjelaskan tentak teknik dasarnya.

2. Materi yang diajarkan dalam setiap bab


merupakam materii yang cukup nanuak dan
lengkap
3. Aspek-aspek pengetahuan mengenai pengertian
sepat takraw dan bagaimana permainannya
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Sepak takraw adalah suatu permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan atau
fiber. Dimainkan diatas lapangan yang berukuran panjang 13,42 m dan lebar 6.10 m
Memperhatikan perkembangan olahraga sepak takraw sekarang ini , besar harapan prestasi
cabang olahraga sepak takraw dimasa mendatang cukup cerah , karena olahraga ini sudah mulai
diperhatikan oleh berbagai pihak walaupun belum seperti cabang olahraga lainnya.
.

B. Saran
Semoga prestasi dibidang olahraga sepak takraw ini sudah bisa ditingkatkan lebih baik lagi dan
untuk itu semua pihak harus mendukung olahraga ini agar bisa berkembang dan banyak
generasi muda yang bisa mengukir prestasinya dibidang olahraga ini maupun yang lainny

DAFTAR PUSTAKA

Darwis Ratinus (1992) Olahraga Pilihan Sepaktakraw Depdikbud, Jakarta Deny, H.


Muslim, dkk (1999) Mari Bermain Sepaktakraw, Jakarta
PB. PERSETASI (1993) Buletin Sepaktakraw. Edisi 1, Nov 1993, Jakarta
..………………… (1994) Buletin Sepaktarkaw, Edisi 2, Jan 1994, Jakarta

22
..………………… (1994) Buletin Sepaktarkaw, Edisi 4, Jan 1994, Jakarta
..………………… (1996) Peraturan Permainan, Perwasitan dan Pertandingan
Sepak Takraw, Jakarta
Law of the Game Sepak Takraw, 2015. PB. PSTI
Suhud, Muhammad (1989) Sepaktakraw, Balai Pustaka
Yusup Ucup, dkk (2004) Pembelajaran Permainan Sepak Takraw. Jakarta:
Depdiknas.

23

Anda mungkin juga menyukai