Anda di halaman 1dari 44

PENGARUH LATIHAN SHUTTLE RUN TERHADAP KEMAMPUAN

MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN FUTSAL PADA KLUB PUTRI

LEBAK FC

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :

TUTI HASANAH

NIRM 432231050043

POGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) SETIA BUDHI RANGKAS BITUNG

2020/2021
i
LEMBAR PENGESAHAN HASIL PERBAIKAN PROPOOSAL
JUDUL PENELITIAN
PENGARUH LATIHAN SHUTTLE RUN TERHADAP KEMAMPUAN
MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN FUTSAL PADA CLUB PUTRI
LEBAK FC
Pembimbing I Tanggal Tanda Tangan

Ridwan Sudirman, M.Pd.


NIDN
Pembimbing II Tanggal Tanda Tangan

Kosim
NIDN:
Penguji I Tanggal Tanda Tangan

Nowo Tri Purnomo


NIDN
Penguji II Tanggal Tanda Tangan

Ayi Rahmat
NIDN
Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

Dedi Aryadi M.Pd.


NIDN : 0403038602
Mengetahui
Ketua STKIP Setia Budhi
Rangkasbitung

Dr. H. Suherman, M.Pd


NIDN: 0014025901
Nama : Tuti Hasanah
NIRM: 3223105003
Program Studi: Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
KATA PENGANTAR
ii
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, taufik dan

hidayah-Nya serta dengan usaha sungguh-sungguh penulis dapat menyelesaikan

proposal skripsi dengan judul “Pengaruh Latihan Shuttle Run Terhadap Kemampuan

Menggiring Bola Dalam Permainan Futsal Pada Klub Putri Lebak FC”. Laporan

proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi guna

memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi Pendidikan Olahraga STKIP

Setia Budhi Rangkasbitung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini,

penulis tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah

membantu baik secara moriil maupun materil hingga terselesaikannya proposal

skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Suherman, M.Pd., selaku Ketua STKIP Setia Budhi

Rangkasbitung.

2. Bapak Dedi Aryadi, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Olahraga STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.

3. Bapak Ridwan Sudirman, M.Pd dan Bapak Kosim, M.Pd., selaku Dosen

Pembimbing atas bimbingan, saran, dan motivasi yang diberikan.

4. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis.

iii
5. Orang tua, kakak dan adik , atas doa, dukungan moril dan materiil, serta

senyum lebar.

6. Seluruh pemain dan pelatih Putri Lebak FC yang telah bersedia menjadi

sampel dalam penelitian yang dilakukan dalam penyelesaian skripsi.

7. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberi motivasi dalam

menggerjakan skripsi.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan.

Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya

sehingga akhirnya laporan proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

bidang pendidikan dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih

lanjut. Amiin.

Pandeglang,14 August 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................i

KATA PENGANTAR ......................................................................................iii

DAFTAR ISI .....................................................................................................v

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1

B. Identifikasi Masalah...........................................................................5

C. Batasan Masalah ................................................................................6

D. Rumusan Masalah..............................................................................6

E. Tujuan Penelitian ...............................................................................7

F. Hipotesis ..............................................................................................7

G. Manfaat Penelitian ............................................................................7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ..........................................................................9

A. Deskripsi Teori....................................................................................9

1. Permainan Futsal.......................................................................9

2. Hakikat Menggiring Bola (Dribbling) dalam Permainan

Futsal..........................................................................................16

3. Hakikat Latihan.........................................................................19

4. Hakikat Shuttle Run..................................................................21

v
B. Kajian Penelitian yang Relevan ........................................................23

C. Kerangka Berfikir ..............................................................................24

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................26

A. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................26

B. Metode Penelitian................................................................................26

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel......................................27

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data......................................28

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian..........................................31

F. Teknik Analisis Data...........................................................................32

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................36

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia,

karena olahraga memiliki manfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Selain itu

olahraga juga dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang ras,

suku, agama, status ekonomi, tua maupun muda dan gender seseorang, dilihat dari

banyak kejuaraan-kejuaraan besar yang mempertandingkan berbagai cabang olahraga

sehingga olahraga dijadikan sebagai mata pencaharian atau sebagai sarana untuk

mencapai prestasi. Pada era globalisasi saat ini, olahraga banyak dimanfaatkan oleh

investor-investor sebagai bisnis untuk mendapatkan keuntungan yang sangat besar

bagi para investor tersebut, karena begitu banyaknya minat masyarakat pada olahraga

baik sebagai tontonan atau sebagai mata pencaharian. Salah satu cabang olahraga

yang mulai popular dan banyak diminati oleh hampir seluruh masyarakat yaitu futsal.

Futsal adalah salahsatu olahraga paling popular disebagian besar masyarakat,

futsal juga sangat popular di Indonesia akhir-akhir ini. Pada semua lapisan

masyarakat dari tingkat daerah sampai tingkat nasional, dari anak-anak, dewasa

hingga orang tua, bermain futsal. Futsal sangat cepat berkembang dan di minati oleh

banyak orang. Pada tahun 2002, futsal begitu popular di Indonesia dikarnakan

lapangan terbuka dan luas semakin sedikit terutama di kota-kota besar. Misalnya,

1
2

banyak penggemar olahraga sepak bola bermain bola di gang sempit, ruang terbuka

dibawah jembatan, dan lahan sebidang lahan kosong. Hal ini mendorong futsal

sebagai salahsatu alternatf untuk menyalurkan hobi olahraga.

Futsal berkembang pesat, bahkan akhir-akhir ini banyak bermunculan wanita

juga suka memainkannya karena dianggap lebih cocok dibandingkan dengan sepak

bola, lapangannya sangat kecil. Tidak heran jika sekarang lliga futsal professional

Indonesia bersaing untuk kategori putri. Banyak klub futsal putri bermunculan saat

ini mulai dari SMP, SMA, Universitas, dan bahkan klub putri professional.

Keterampilan dasar bermain futsal sangat penting dalam permainan futsal, karena ini

merupakan hal yang harus dikuasai oleh seorang pemain jika ingin bermain dengan

baik. Ada beberapa teknik dasar dalam bermain futsal yaitu control (menghentikan

bola), passing (mengoper), shooting (menendang bola ke gawang), heading dan

dribbling.Salah satu keterampilan yang paling berpengaruh dalam permainan futsal

yang harus dikuasai pemain adalah kemampuan menggiring bola.

Menggiring bola adalah kemampuan setiap pemain untuk mengontrol bola

sebelum menyerahkannya kepada temannya untuk menciptakan peluang mencetak

gol. Sahda Halim (2012:7) menyatakan pergerakan bola dan pemain harus

berlangsung dengan sangat cepat. Seorang pemain tidak disarankan untuk menguasai

bola berlama-lama seperti dalam sepakbola. Yang perlu dilakukan oleh pemain futsal

adalah terus bergerak mencari tempat, mengumpan bola, dan bergerak lagi. Untuk itu,

seorang pemain harus menguasai teknik passing dengan baik. Dribbling dilakukan
3

seperlunya saja untuk menjaga bola atau melakukan penetrasi untuk mencetak gol.

Dribbling yang berlebihan hanya mempermudah lawan untuk merebut bola.

Pemberian materi dribbling seringkali dikesampingkan oleh pelatih, karena

dribbling dianggap tidak terlalu penting pada permainan futsal. Pada kenyataanya

dribbling merupakan teknik dasar yang harus dikuasai oleh pemain untuk melewati

lawan dan menguasai permainan. Selain itu pemain juga harus mampu mengubah

arah dengan cepat dan tepat tanpa kehilangan keseimbangan, jika setiap pemain

memiliki kelincahan yang baik tentunya akan memudahkan pemain melakukan

pergerakan menghindari lawan atau mengubah arah dengan cepat. Salah satu bentuk

latihan yang dapat meningkatkan kelincahan seseorang dengan menggunakan bola

atau tanpa bola adalah latihan shuttle run.

Shuttle run merupakan gerakan yang dapat meningkatkan kelincahan.

Menurut Eri Pratiknyo D.K (2009:83) bahwa latihan shuttle run melatih mengubah

arah dengan cepat. Latihan metode Shuttle run ini sangat mudah tanpa memerlukan

alat khusus untuk melakukannya bahkan latihan ini dapat dilakukan dimanapun,

dengan alat yang sederhana seperti botol bekas, pecahan genting, ataupun ranting

pohon sebagai patokan untuk melakukan gerakannya. Dengan demikian peneliti

menjadikan Klub Futsal Putri Lebak FC sebagai objek yang akan diteliti untuk

membuktikan berpengaruh atau tidaknya shuttle run pada saat menggiring bola.
4

Putri Lebak FC adalah salah satu klub futsal putri yang berada dipusat kota

Kabupaten Lebak yaitu Rangkasbitung. Pendiri sekaligus pemain Putri Lebak FC

yaitu Sinta Kusuma Dewi atau sering disapa Koyang mengungkapkan saat terbentuk,

Putri Lebak FC masih mengandalkan pemain-pemain dari gabungan dari Klub Cules

Angel (Indobarca), SMA yang berdomisili Lebak dan dari STKIP Setia Budhi

Rangkasbitung saja., namun seiring berjalannya waktu Putri Lebak FC mulai dikenal

sehingga banyak pemain dari luar Rangkasbitung yang bergabung dengan Putri

Lebak FC, selain itu dibentuknya klub ini bisa menjadi kegiatan positif dan menjadi

wadah untuk terampil dan juga berprestasi.

Meskipun bukan klub professional namun klub ini memiliki catatan juara

yang cukup baik karena sering mengikuti diberbagai kompetisi diluar kota, awal

prestasi yang didapat pada 10 Desember 2017 pada kejuaraan Open Futsal Jungle

Putri yang diselenggarakan di Kota Depok. Pada tahun 2019 memiliki cukup banyak

prestasi, berikut beberapa prestasi yang diraih 3 tahun terakhir :

Tabel 1. Perbedaan Futsal dan Sepakbola


Nama Kejuaraan Gelar
Open Futsal Jungle Putri yang diselenggarakan di Kota Juara 1
Depok 10 September 2018
Open Soccer Mini Putri se-Banten yang diselenggarakan di Juara 3
Parung Panjang 22 Oktober 2018
Open Soccer Mini Putri diselenggarakan di Cimarga 29 Juara 1
Januari 2019
Open Futsal Putri 24 Maret 2019 Juara 1
Tournament Futsal Putri di Cimarga 23 Juli 2019 Juara 1 dan 2
5

Open Soccer mini Putri se-Banten di Parung Panjang 24 Juara 1


Novemver 2019
Open Futsal Putri se-Kabupaten Lebak diselenggarakan di Juara 1
malimping 11 Maret 2020
Open Sepakbola Putri di Parung Panjang 7 November 2020 Juara 2
Open Turnamen Futsal Putri U-19 se-Banten Juara 3
diselenggarakan di Radar Banten 30 November 2020

Putri Lebak FC mempunyai jadwal latihan hanya 1 kali dalam seminggu yaitu

hanya setiap hari minggu pukul 10:00-12:00 WIB. Sebagai salah satu pemain Putri

Lebak FC peneliti telah mengamati diberbagai kompetisi yang diikuti Putri Lebak FC

bahwa, terdapat permasalahan yaitu dimana saat itu pemain melakukan dribbling

seringkali mengalami kesulitan saat melewati lawan, banyak bola terlepas dari

penguasaannya dan mudah direbut oleh lawan. Meskipun hasil disetiap pertandingan

yang diperoleh cukup bagus namun kemampuan menggiring bola masih banyak

kesalahan, terbukti saat mengikuti salah satu kejuaraan di Kota Serang klub Putri

Lebak FC gagal di dalam babak penyisihan.

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, peneliti berkeinginan untuk

meneliti tentang pengaruh latihan shuttle run dengan mengambil judul “Pengaruh

Latihan Shuttle Run Terhadap Kemampuan Menggiring Bola Dalam Permainan

Futsal Pada Klub Putri Lebak FC.


6

B. Identifikasi Masalah

Berdaasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas dapat

didefinisikan masalah sebagai berikut:

1. Belum maksimalnya kemampuan menggiring bola pada pemain Putri Lebak FC.

2. Kurangnya variasi materi yang diberikan pelatih untuk bisa mengembangkan

teknik dasar dribbling terhadap pemain.

3. Belum diketahui efektivitas metode latihan shuttle run terhadap kemampuan

dribbling bola pada permainan futsal.

4. Perlu adanya penelitian tentang pengaruh latihan shuttle run terhadap kemampuan

menggiring dalam permainan futsal pada pemain Putri Lebak FC.

C. Batasan Masalah

Beberdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan permasalahan dalam

penelitian ini yaitu: “Pengaruh latihan shuttle run terhadap kemampuan dribbling

bola dalam permainan futsal pada klub Putri Lebak FC ”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka dapat dirumuskan

sebuah masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Apakah latihan shuttle run berpengaruh terhadap kemampuan menggiring bola pada

futsal?
7

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui pengaruh latihan shuttle run terhadap kemampuan menggiring

bola dalam permainan futsal pada Klub Putri Lebak FC.

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pertanyaan yang terdapat dalam

perumusan masalah penelitian. Menurut Muslich Ansori dan Sri Iswati (2009:53)

Hipotesis adalah pernyataan hubungan antara variabel dengan variabel, yang bersifat

sementara atau bersifat dugaan, atau yang masih lemah. Berdasarkan pernyataan di

atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: Terdapat

pengaruh Latihan shuttle run terhadap kemampuan menggiring bola pada pemain

futsal.

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi penulis, penelitian ini akan dapat menjadi tolak ukur keberhasilan

penelitian untuk menjadi lebih baik lagi dan menjadi pengalaman yang sangat

berharga di masa mendatang.

b. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk penambah wawasan

tentang kemampuan menggiring bola.


8

2. Manfaat Praktis

a. Bagi klub, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

tentang berbagai kekurangan yang ada dalam olahraga futsal.

b. bagi pelatih, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau

bahan latihan dalam meningkatkan kemampuan menggiring bola.

c. Bagi peserta, hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi diri untuk

meningkatkan kemampuan menggiring bola.

Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

referensi dan pembanding untuk penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Permainan Futsal

a. Sejarah Futsal

Futsal berasal dari bahasa Spanyol yaitu (futebol sala) yang artinya

sepakbola dalam ruangan. Pertama diperkenalkan oleh Juan Carlos Ceriani pada

tahun 1930 di Montevideo, Uruguay. Pertandingan pertama diadakan pada tahun

1965, dan ketika itu Paraguay menjadi juara pada Piala Amerika Selatan pertama.

Setelah beberapa tahun tenar, futsal semakin terorganisir, dan akhirnya FIFA pun

tertarik karena bagaimanapun juga futsal turut memajukan industri sepakbola

internasional. Pada tahun 1989 secara resmi FIFA memasukkan futsal sebagai

salah satu bagian dari sepakbola, dan FIFA juga mengambil alih

penyelenggaraan kejuaraan dunia futsal.

Sekitar 1998 hingga 1999 futsal masuk ke Indonesia dan pada tahun 2000-an

futsal mulai dikenal oleh masyarakat dan saat itu futsal mulai berkembang

dengan banyaknya sekolah-sekolah futsal di Indonesia dan pada tahun 2002 AFC

meminta Indonesia untuk menggelar kejuaraan Piala Asia (Antonius Tri

Wibowo, 2019:6). Pada saat itu Indonesia tertinggal sangat jauh oleh Negara

9
10

tetangga yaitu Malaysia dan Thailand. Kemudian futsal mulai berkembang

dengan munculnya sekolah-sekolah futsal di Indonesia (Benny Baduru, 2017:8)

Selain Piala Dunia, kejuaraan futsal lain yang kebanyakan bersifat regional

juga mulai bermunculan. Seperti Piala Eropa Futsal, Piala Asia, Piala Afrika,

juga tak ketinggalan turnamen antarnegara Amerika Latin. Bahkan bermunculan

turnamen futsal antar klub ( Sahda Halim, 2012:13). Beberapa klub profesional

Indonesia yang mulai dikenal masyarakat diantaranya Vamos Mataram NTB,

Black Steel Manokwari, IPC II Pelindo JKT, Cosmo FC JKT, Halus FC, SKN

Kebumen, Kancil BBK Pontianak dan Bintang Timur Surabaya. Adapun

beberapa klub futsal profesional putri yang juga banyak dikenal masyarakat yaitu

Jaya Kencana Angels, Kebumen United Angels, KJI FC, Netic Ladies, Pusaka

Angels dan Persiba Female.

b. Pengertian Futsal

Pengertian futsal telah dikemukakan oleh beberapa ahli atau para tokoh

diantaranya adalah sebagai berikut :

John D. Tenang (2008:22), mengemukakan :Futsal adalah permainan cepat dan

exciting , ketika bergerak ketimbang menunggu datangnya bola. Dengan kondisi

lapangan yang kecil, maka sering terjadi gol dalam jumlah banyak yang dicetak

atau dihasikan oleh pemain berbeda.


11

Benny Baduru (2019:6), mengemukakan :Futsal adalah permainan bola yang


dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing berangotakan lima orang.
Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan
cara memanipulasi bola menggunakan kaki. Selain pemain utama, setiap
regu juga diiziinkan memiliki pemain cadangan.
Murhananto (2006:4), mengemukakan :Permainan futsal adalah permainan
bola dengan kecepatan. Kunci pokoknya adalah ball feeling. Artinya
bagaimana menggunakan perasaan saat menyentuh bola dengan kaki.
Penggunaan kaki memang harus terampil seperti penggunaan tangan.
Dengan begitu bola dapat dimainkan dengan leluasa.

Sahda Halim (2012:6), menyatakan :Futsal adalah permainan sejenis


sepakbola yang dimainkan dalam lapangan yang berukuran lebih kecil.
Permainan ini dimainkan oleh 10 orang (masing-masing tim 5 orang) saja,
serta menggunakan bola yang lebih kecil dan lebih berat daripada yang
digunakan dalam sepakbola. Gawang yang digunakan dalam futsal juga
lebih kecil. Beberapa perbedaan yang membedakan antara futsal dan
sepakbola antara lain :
Tabel 2. Perbedaan Futsal dan Sepakbola
FUTSAL SEPAKBOLA

5 Pemain 11 Pemain

Pergantian pemain tidak terbatas Pergantian pemain maksimal 3 kali

Tendangan kedalam Lemparan kedalam

1 wasit 1 asisten 1 wasit 2 hakim garis

2X20 menit 2X45 menit

1 time out untuk setiap tim pada setiap


Tidak ada time out
babak

Peraturan offside tidak berlaku Peraturan offside berlaku


12

Pemain yang dikeluarkan dapat Pemain yang dikeluarkan tidak dapat

diganti setelah 2 menit diganti

Tackling dan benturan fisik tidak Tackling dan benturan fisik

diperbolehkan diperbolehkan

Dari semua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa futsal merupakan

permainan sejenis sepakbola yang dimainkan hanya 5 orang dalam 1 tim, dengan

menggunakan kaki dan pemain diharuskan bergerak cepat dengan tujuan

memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan.

c. Peraturan Futsal

Sebelum bermain futsal tentunya kita harus mengetahui apa saja peraturan

yang berlaku dalam permainan futsal. Menurut Lakhsana (2011:10) Berikut

adalah informasi mengenai ukuran lapangan futsal dan peraturan resmi

permainan futsal berdasarkan peraturan FIFA.

1) Lapangan

a) Ukuran : Panjang 25-42 m X lebar 15-25 m.

b) Garis batas: garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh disisi, garis gawang

di ujung-ujungdan garis melintang tengah lapangan;

c) Lingkaran tengah: berdiameter 6 m;

d) Daerah pinalti: buusur berukuran 6 m dari setiap pos.

e) Garis pinalti: 6 m dari titik tengah garis gawang.

f) Garis pinalti kedua: 12 m dari titik tengah garis gawang.


13

g) Zona pergantian: daerah 6 m (3 m pada setiap sisi garis tengah

lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan.

h) Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m.

Gambar 1. Ukuran lapangan futsal


(Lhaksana, 2011)

2) Bola

a) Ukuran: nomor 4.

b) Keliling: 62-64 cm.

c) Berat: 390-430 gram.

d) Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama.

e) Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yang tidak berbahaya).
14

Gambar 2.Bola Futsal


( Lhaksana, 2011:11)

3) Jumlah pemain (per tim)

a) Jumlah pemain maksimal untuk mmemullai pertandingan adalah lima

pemain dengan salah satunya penjaga gawang.

b) Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan asalah dua

pemain dengan salah satunya penjaga gawang.

c) Jumlah pemain cadangan maksimal: 7 orang

d) Jumlah wasit: 2 orang

e) Jumlah hakim garis: 0 orang

f) Batas jumlah pergantian pemain: tidak terbatas.

g) Metode pergantian: “pergantian melayang” (semua pemain kecuali

penjaga gawang bleh memasuki dan meninggalkan lapangan kapan

saja; pergantian penjaga gawang hanya sapaat dilakukan jika bola tak

sedang dimainkan dan dengan persetujuan wasit).


15

4) Perlengkapan pemain

a) Koas bernomor

b) Celana pendek

c) Kaos kaki

d) Pelindung lutut

e) Alas kaki bersolkan karet

Gambar 3. Perlengkapan Pemain futsal


(Antonius, 2019:28)
5) Lama permainan

a) Lama normal: 2 x 20 menit

b) Lama istirahat: 10 menit

c) Ada adu pinalti jika jumlah gol kedua tim imbang saat perpanjangan

waktu selesai.

d) Time-out: 1 kali per tim per babak: tak ada dalam waktu tambahan.

e) Waktu pergantian babak: maksimal 10 menit.


16

2. Hakikat Menggiring Bola (Dribbling) dalam Permainan Futsal

a. Pengertian Menggiring Bola

Pada dasarnya menggiring bola adalah gerakan-gerakan sederhana yang

disertai kecepatan dan ketepatan, dimana  gerakan lari menggunakan kaki

mendorong bola agar bergulir terus menerus. Menggiring bola hanya dilakukan

pada saat-saat yang menguntungkan saja, yaitu bebas dari lawan.

Menurut Justinus Lhaksana (2012:33) teknik dribbling merupakan

keterampilan penting dan mutlak harus dikuasai oleh setiap pemain futsal.

Dribbling merupakan kemampuan yang dimiliki setiap pemain dalam menguasai

bola sebelum dibebankan kepada temannya untuk menciptakan peluang dalam

mencetak gol.

Menurut Justinus Lhaksana (2012: 33), yang perlu diketahui dalam

melakukan teknik dribbling yaitu :

1) Kuasai bola serta jaga jarak dengan lawan.


2) Jaga keseimbangan badan pada saat dribbling.
3) Fokuskan pandangan setiap kali bersentuhan dengan bola.
4) Sentuhan bola harus menggunakan telapak kaki secara
berkesinambungan.
Menurut Muhajir (2007: 2), menggiring bola dapat diartikan sebagai

mengubah arah dan kecepatan bola dengan sentuhan-sentuhan kaki yang cepat.

Sedangkan Menurut Asmar Jaya (2008:66) menggiring bola adalah menendang

terputus-putus atau pelan-pelan. Selanjutnya Menurut Danny Mielke (2007: 1),


17

menggiring bola (dribbling) adalah keterampilan dasar dalam sepakbola karena

semua pemain harus mampu menguasai bola saat bergerak, berdiri, atau bersiap

melakukan operan atau tembakan. Ketika pemain telah menguasai kemampuan

dribbling secara efektif, sumbangan pemain di 16 dalam lapangan dalam

pertandingan akan sangat besar.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menggiring bola

adalah gerakan mengubah arah bola dapat menggunakan kaki bagian dalam, kaki

bagian luar, punggung kaki, dan harus memperhatikan keseimbangan dan jaga

jarak dengan lawan.

b. Tujuan Menggiring bola

Menurut Budi Valianto dan Amir Supardi (2020:40) Kemampuan dribbling

yang baik yang wajib dimiliki setiap pemain untuk menguasai bola, menjaga

jaraak dengan lawan sebelum melakukan passing kepada teman, dan

menciptakan peluang.

Menurut Antonius(2019:26) :

1) Memindahkan bola ke sudut lapangan lain permainan


Permaian futsal setiap pemain dituntut untuk mengambil keputusan per
sekian detik maka pemain harus membuat suatu gerakan yaitu dengan
melakukan dribbling kearah lapangan yang lebih luas.
2) Menyerang ke areal pertahanan lawan
Pada saat serangan balik menjadi peluang untuk mencetak gol maka
pemain harus melakukan Gerakan teknik dribbling sehingga bisa
membukaa peluang untuk cepat bisa mendekati gawang lawan dan
18

berpeluang untuk bisa mencetak gol (Bernard Ganendra Agung


Yestaputra, 2017).
3) Melindungi bola dari kejaran lawan
Pada saat pemain melihat kondisi dipermainan yang tidak
menguntungkan timnya seperti pada saat pemain untuk melakukan
penyerangan tetapi tidak ada support dari teman satu tim maka pemain
harus selalu berusaha untuk melindungi bola nya dari gangguan lawan
sehingga dilakukan teknik dribbling.
4) Mengecoh lawan
Melewati lawan pada saat membawa bola maka pemain harus melakukan
dribbling dengan kecepatan sehingga bisa mengecoh atau melewati
lawan.
Menurut Asmar Jaya (2008:66) Menggiring bola bertujuan untuk mendekati

jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan. Kaki

mmenggiring bola sama dengan kaki yang digunakan untuk menendang bola,

antara lain: menggiring bola dengan kaki bagian dalam, menggiring bola dengan

kaki bagian luar, menggiring bola dengan punggung kaki.

Menurut Komarudin (2005: 45), tujuan dari menggiring bola adalah untuk

melewati lawan, mengarahkan bola ke ruang kosong melepaskan diri dari

kawalan lawan, serta menciptakan peluang untuk melakukan shooting ke

gawang.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat simpulkan bahwa tujuan dari

menggiring bola adalah untuk memindahkan bola ke ruang yang kosong,

melewati lawan, melindungi bola dan mengecoh lawan agar menciptakan

peluang untuk melakukan shooting kea rah gawang lawan.


19

c. Cara melakukan dribbling

Ada beberapa cara melakukan dribbling, menurut Budi Valianto dan Amir

Supardi (2020:40) sebagai berikut :

1) Menggunakan kaki bagian dalam


Pemain akan mampu mengelabui awan ketika memakai teknik dribbling
kaki dalam. Pada teknik ini, apabila menggunakan kaki bagian dalam kaki
kanan, penggiring bola dilakukan kearah sisi bagian kiri tubuh pemain
lawan, sedangkan bola digiring pada sisi kanan pemain lawan apabila
mengggunakan kaki kiri.
2) Menggunakan punggung kaki
Saat pemain lawan jaraknya jauh dari kita dan tidak mengancam
pergerakan tim kita, biasanya dribbling dapat dilakukan dengan
punggung kaki. Hanya saja, cara dribbling ini tidak begitu banyak
digunakan karena kurang efektif dalam hal mengecoh lawan kearah
samping kiri atau kanan.
3) Menggunakan sisi kaki bagian luar
Menggiring bola dapat juga dilakukan dengan menggunakan kaki bagian
luar. Tujuan dribbling satu ini adalah untuk mengecoh pemain kea rah
kiri atau samping.

3. Hakikat Latihan

a. Pengertian Latihan

Beberapa pendapat tentang pengertian latihan menurut para ahli, sebagai berikut:

Menurut Suharno (1993) mengemukakan :

Latihan ialah suatu proses penyempurnaan kualitas atlet secara sadar untuk

mencapai prestasi maksimal dengan diberi beban fisik dan mental secara teratur,

terarah, bertahap, meningkat dan berulang-ulang waktunya.


20

Menurut Bompa (1983: 37), mengemukakan :

Latihan merupakan proses yang sistematis dari latihan atau bekerja secara

berulang-ulang dalam jangka waktu panjang. Yang ditingkatkan secara

bertahap dan individu yang ditujukan pada pembentukan fungsi fisiologis

dan psikologis untuk mencapai sasaran yang ditentukan.

Menurut Giriwijoyo (2012: 315) mengemukakan :

Latihan adalah upaya yang dilakukan yang sadar yang dilakukannya secara
berkelanjutan dan sistematis untuk meningkatkan kemampuan fungsional
raga yang sesuai dengan tuntutan tugas atau penampilan cabang olahraga
yang bersangkutan, untuk dapat menampilkan mutu tinggi cabang olahraga
itu baik pada aspek kemampuan dasar (Kemampuan fisik) maupun
kemampuan keterampilannya (kemampuan teknik).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, latihan adalah suatu

proses yang dilakukan secara sistematis atau terencana dalam jangka waktu

panjang dengan tujuan meningkatkan kemampuan baik secara fisik maupun

teknik.

b. Prinsip-prinsip Latihan

Prinsip-prinsip latihan adalah hal-hal yang harus diperhatikan agar tujuan

latihan sesuai dengan harapan peningkatan prestasi olehraga yang maskimal.

Penyusunan dan pelakasanaan program latihan perlu dipahami oleh pelatih agar

para pelaku olahraga dalam hal ini pelatih dan atlet dapat meminimalisir

akan terjadinya cidera dalam proses latihan.


21

Menurut Budiwanto (2012:17) sebagai berikut :

Prinsip-prinsip latiahan meliputi prinsip beban bertambah (overload), prinsip


spesialisasi (specialization), prinsip perorangan (individualization), prinsip
variasi (variety), prinsip beban meningkat bertahap (progressive increase of
load), prinsip perkembangan multilateral (multilateral development), prinsip
pulih asal (recovery), prinsip reversibilitas (reversibility), menghindari beban
latihan berlebih (overtraining), prinsip melampaui batas latihan (the abuse of
training), prinsip aktif partisipasi dalam latihan, dan prinsip proses latihan
menggunakan model.

Menurut Sukadiyanto dan Dangsina Muluk (2011: 14-23), prinsip-prinsip yang

dapat dilaksanakan sebagai pedoman agar tujuan latihan tercapai dalam satu kali tatap

muka, antara lain: prinsip kesiapan, individual, adaptasi, beban Iebih, progresif,

spesifik, variasi, pemanasan dan pendinginan, latihan jangka panjang, prinsip

berkebalikan, tidak berlebihan, dan sistematik.

Dari pengertian beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip latihan

adalah suatu bentuk yang bertujuan agar tercapainya suatu tujuan yang lebih

signifikan.

4. Hakikat Shuttle Run

a. Pengertian Shuttle Run

Menurut Restu (2009) Shuttle run merupakan salah satu latihan yang dapat

meningkatkan kelincahan, shuttle run adalah salah satu latihan kelincahan yang

dilakukan dengan cara lari bolak-balik dari satu titik ke titik lainnya dengan jarak

tertentu secara cepat. Sedangkan menurut Utama (2013) Latihan Shuttle Run
22

bentuk latihan yang cenderung berlari dengan arah yang lurus dan rintangan yang

dihadapi yaitu ketika harus memutar badan sekitar 180° ketika sampai sampai

ujung titik yang disediakan untuk kemudian kembali kearah awal.

Dalam melakukan shuttle run perlu diperhatikan bahwa jarak antara kedua

titik tidak terlalu jauh serta jumlah ulangan tidak terlalu banyak sehingga tidak

akan menyebabkan kelelahan bagi si pelaku. Menuurut Eri Pratiknyo D.K

(2009:83) Tes shuttle run sambil memindahkan balok sebanyak 4 buah, jarak

yang ditempuh 4 x 10 meter.

Gambar 4. Tes shuttle run


Sumber : Eri Pratiknyo (2009:84)

Cara melakukan shullte run, menurut Eri Pratiknyo (2009:83) sebagai berikut :
Posisi testi berdiri di garis start dengan start berdiri, setelah aba –aba “ya”
segera lari ke garis ke 2, ambil balok, kemudian lari kembali ke garis start,
balok letakkan di belakang garis. Lari kembali ke garis ke 2 dan ambil balok
di belakang garis, segera lari kembali ke garis start. Lakukan tersebut 2 kali,
sehingga jarak larinya 40 meter.
Berdasarkan pengertian diatas shuttle run adalah latihan dengan gerakan lari

lurus dengan jarak tertentu bolak balik untuk meningkatkan kelincahan karena
23

diharuskan memutar badan sekitar 180° ketika sampai sampai ujung titik yang

disediakan secara bolak balik.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan


Penelitian yang relevan ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh:

1. Hasil Penelitian Endang Sri Mulyani dengan judul “Perbedaan Pengaruh Latihan

Skipping Rope dan Latihan Shuttle Run Terhadap Kelincahan Pada Pemain Futsal

di Klub Kabupaten Futsal Yogyakarta”. Penelitian ini menggunakan metode

Quasi eksperimental dengan pretest and posttest two group design. Sebanyak 24

sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dan

dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan I diberikan latihan

skipping rope dan kelompok II dengan perlakuan shuttle run. Latihan dilakukan

selama 4 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu baik untuk

Skipping rope maupun Shuttle run. Alat ukur yang digunakan Illionis Agility T-

Test. Hasil : Hasil uji hipotesis I menggunakan Wilcoxon signed ranks test

diperoleh nilai p=0,002 (p<0,05) yang berarti ada perbedaan pengaruh antara

kelompok I dan Kelompok II setelah diberikan intervensi.

2. Hasil penellitian Hita Widi Astuti dengan judul “Perbedaan Pengaruh Latihan

Zig-zag Run dan Shuttle Run Terhadap Kelincahan Pemain Futsal di Merpati

Futsal Club”. Penelitian ini merupakan penelitian True eksperimental dengan

rancangan Control Group pre and post test group design yang bertujuan untuk

mengetahui penerapan yang lebih efektif antara perbedaan Zig-zag Run dan
24

Shuttle Run terhadap peningkatan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

pemain futsal di merapi futsal club, total responden sebanyak 20 orang, dengan

rincian kelompok I terdiri dari 10 orang dengan diberikan perlakuan Zig-zag run

dan Shuttle Run dan pada kelompok II terdiri dari 10 orang dengan diberikan

perlakuan Shuttle Run selama 4 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu.

Berdasarkan uji paired sample T-test pada kelompok I sebelum diberikan

perlakuan diperoleh mean sebesar 16,7 dan sesudah diberikan perlakuan sebesar

13,6 dengan nilai p 0,002 karena nilai p < 0,05 yang berarti ada pengaruh dengan

menunjukkan adanya peningkatan nilai Illionis Agility Run Test. Sedangkan hasil

paired sampel T-test pada kelompok II sebelum diberikan perlakuan diperoleh

mean sebesar 13,6 dan sesudah diberikan perlakuan sebesar 14,6 dengan nilai

p<0,05 artinya ada pengaruh dengan menunjukkan adanya peningkatan nilai

Illionis Agility Run test.

C. Kerangka Berfikir

Latihan shuttle run dalam olahraga futsal adalah untuk meningkatkan

kelincahan, melewati lawan selain itu juga menyiapkan menghadapi berbagai situasi

dalam bermain futsal secara efektif dan efesien, yang akhirnya latihan shuttle run

melekat selama waktu tertentu. agar latihan berhasil oleh sebab itu harus diberikan

secara bertahap dari yang sederhana kemudian yang komplek.


25

Berdasarkan kajian teori maka dapat digambarkan pengaruh latihan shuttle

run (X) terhadap keterampilan menggiring bola (Y), dapat dilihat pada kerangka

konseptual sebagai berikut:

Keterampilan
menggiring bola Hasilketerampilan
Latihan Shuttle run menggiring bola

Gambar 5. Kerangka Konseptual


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di GOR Ona Rangkasbitung. Adapun waktu

pelaksanaannya pada bulan Juni 2021, jadwal latihan hari Selasa, Kamis pukul 15.00-

17.00 WIB, dan Minggu pukul 10.00-12.00 WIB.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian eksperimen, menurut Suharsimi Arikunto

(2009:207) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek diselidiki.

Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan

sebab akibat.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “One-Groups

Pretest-Posttest Design”, yaitu desain penelitian yang diberikan pretest untuk

mengetahui keadaan awal sebelum diberikan perlakuan serta posttest untuk

mengetahui keadaan setelah diberikan perlakuan, dengan demikian dapat diketahui

lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan

(Sugiyono, 2009:110).

OI X O
Gambar 6. Desain Penelitian
(Sumber : Sugiyono,2013:75)
26
27

Keterangan :

OI : Nilai pretest (Sebelum diberi diklat)

X : Perlakuan ( treatment) Latihan shuttle run

O2 : Nilai posttest (Setelah diberi diklat)

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono, (2013:80) Populasi merupakan “wilayah generalisasi

yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang

ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan menurut Sandu Siyoto (2015:64) Yang dimaksud populasi disini ialah

tidak hanya terpaku pada makhluk hidup, akan tetapi juga semua obyek

penelitian yang dapat diteliti. Populasi tak hanya meliputi jumlah yang diteliti,

akan tetapi meliputi semua karakteristik serta sifat-sifat yang dimiliki obyek

tersebut. Populasi yang digunakan pemain futsal di Klub Putri Lebak FC yang

berjumlah 14 pemain. Adapun sifat-sifat yang sama dari populasi adalah: 1)

populasi berjenis kelamin sama yaitu perempuan, 2). masih aktif mengikuti

kegiatan latihan berjumlah 14 orang. Dengan demikian populasi yang dimaksud

sudah memenuhi syarat sebagai populasi.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 62) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Ali


28

Maksum (2012: 53) sampel adalah sebagian kecil individu atau objek yang

dijadikan wakil dalam penelitian. Mengingat terbatasnya jumlah populasi dalam

penelitian ini, Sampel penelitian yang digunakan adalah sampel yang jumlahnya

sebesar populasi yaitu 14 orang (total sampling). Menurut Sugiyono (2007),

total sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama

dengan populasi. Beberapa persyaratan yang digunakan untuk menentukan

sampel dalam penelitian ini adalah :

a. Keaktifan mengikuti latihan rutin di Putri Lebak FC

b. Sudah pernah mengikuti atau memperkuat tim Putri Lebak FC dalam

beberapa kejuaraan.

c. Sanggup mengikuti program latihan selama 14 kali pertemuan.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Menurut Ali Maksum (2012:111) instrument adalah alat ukur yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Terdapat dua kategori

pengumpulan data yaitu, tes dan non-tes Instrumen penelitian yang digunakan

untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes. Menurut Sandu Siyoto

(2015: 788) Tes dapat berupa pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang

dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan

kemampuan subjek penelitian.


29

a. Tes Shutle Run

1) Alat yang diperlukan

Alat pengukur, balok 4 buah, tali atau kapur, alat tulis dan stop watch.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan, testee berlari dari garis start secepat mungkin sampai garis

yang ada balok, kemudian kembali dengan membawa balok kegaris start.

Waktu pelaksanaan dihitung sejak start awal sampai finish membawa

balok yang ke 4, Jarak lintasan dalam tes ini 10 meter, dengan posisi

balok berada di luar lintasan.

b. Tes Kemampuan Menggiring Bola/dribbling

1) Alat yang digunakan

Lapangan futsal, cone 8 buah, 1 buah bola, stopwatch, alat tulis, meteran

a. Pelaksanaan :

1) Pada aba-aba “siap”, testi berdiri dibelakang garis start dengan bola siap

digiring.

2) Pada aba-aba “ya”, testi mulai menggiring bola dengan melewati setiap

cone secara berurutan.

3) Kalau ada kesalahan (ada cones belum dilewati) maka harus diulangi

dimana kesalahan terjadi, sehingga testi menggiring melewati cone secara

berurutan dan dilakuakan pulang-pergi.


30

4) Diperkenankan menggiring bola dengan salah satu kaki atau kedua kaki

secara bergantian.

5) Stopwatch dihidupkan pada saat aba-aba “ya”, dimatikan pada saat testi

atau bolanya yang terakhir melewati garis finish.

6) Setiap testi diberi kesempatan dua kali, dengan selang waktu maksimal 5

menit.

Penilaian : Nilai tes adalah waktu terbaik yang didapat dari dua kali

kesemapatan menggiring bola.

Dibawah ini adalah gambar instrumen dribbling Bobby Charlton :

Gambar 7. Instrumen Dribbling Bobby Charlton


(Sumber : Danny Mielke, 2007: 2)

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes

medribbling bola dengan zig-zag. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian

ini yaitu data Pre-test mendribbling bola dengan zig-zag sebelum sampel

diberikan perlakuan/treatment, dan data Post-test setelah sampel diberikan

perlakuan/treatment dengan menggunakan metode latihan shuttle run. Program


31

latihan adalah jumlah pertemuan yang diadakan atau suatu pelaksanaan selama

penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini ada 12 kali pertemuan atau

perlakuan, ditambah 2 kali pertemuan untuk tes awal dan tes akhir, sehingga

jumlah keseluruhan 14 kali pertemuan., latihan dilakukan tiga kali dalam satu

minggu, yaitu hari minggu mulai pukul 10.00-12.00, selasa dan kamis mulai

pukul 15.00-17.00 WIB.

E. Definisi Oprasional Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1996: 101) menyebutkan bahwa variabel yang

mempengaruhi disebut variabel bebas sedangkan variabel akibat desebut variabel

terkait.Sedangkan menurut Sugiyono, (2012: 38) variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.Maka variabel yang diteliti meliputi :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan faktor yang menjadi pokok permasalahan yang

akan diteliti. Variabel bebas dalam Penelitian ini yaitu : Latihan Shuttle Run.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat disebut juga variabel kriteria yaitu variabel yang besarnya

tergantung dari variabel bebas yang diberikan dan diukur untuk menentukan ada
32

tidaknya pengaruh. Didalam penelitian ini yang akan menjadi variabel terikatnya

adalah kemampuan menggiring bola zig-zag.

Kedua variabel tersebut diatas merupakan hal yang sangat penting didalam

proses penelitian yang berlangsung karena menjadi inti pada korelasi dalam

menghasilkan data-data penelitian yang benar dan akurat, yaitu pada variabel

bebas dan terikat.

F. Teknik Analisis Data

Rumus uji-t menggunakan model before-after (sebelum-sesudah). Menurut

Sugiyono (2007: 96) rumus uji-t adalah sebagai berikut:

Dengan keterangan :

s = simpangan baku beda sempel

d = selisih nilai rata-rata.

Untuk mengetahui signifikansi atau ada tidaknya peningkatan kemampuan

menggiring bola sesudah dilakukan tes awal (pretest) dan sebelum dilakukan tes akhir

(posttest), maka hasil thitung dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikans 5%,

apabila harga thitung lebih besar dari ttabel maka terdapat perbedaan yang signifikansi
33

(bermakna), dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis kerja diterima

(Ha). Asumsi uji-t dalam dua variabel yang perlu diperhatikan dalam menggunkan

analisis yaitu normalitas dan homogenitas data.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran berguna untuk memriksa apakah data diselidiki

berdistribusi normal atau tidak. Tes stastik untuk menguji normalitas data ini uji

Chi Kuadrat, menurut Sugiyono (2003:104) dengan rumus:

Keterangan :

X² :Koefisien Chi Kuadrat

F0 : Frekuensi Observasi

Fh : Frekuensi Harapan

2. Penghitungan Homogenitas

Uji Homogenitas berguna untuk menguji kesamaan beberapa bagian sample,

yaitu seragam atau tidak varian sample yang diambil dari populasi. Uji

homogenitas yang dipakai adalah analisis varian (Anava). Uji homogenitas

varians ini untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dari populasi memiliki

signifikasi satu sama lain. Tes statistik untuk menguji homogenitas ini adalah uji
34

f, yakni dengan membandingkan varians terbesar dengan varians terkecil.

Menurut Sugiyono (2003:136) :

Keterangan:

F = nilai f yang dicari

SD2bs = varians terbesar

SD2kt = varians kecil

Adapun kategori yang diambil yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, kurang

sekali. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk

kualitatif dengan persentase. Nilai tersebut kemudian diterapkan pada tabel

norma nilai kategori. Menurut Anas Sudijono (2009: 453) sebagai berikut:

Tabel 4. Norma Nilai Kategori

NO Interval Kategori

1 M- 1,5 SD > X Baik Sekali

2 M – 1,5 SD – M - 0,5 SD Baik

3 M - 0,5 SD – M + 0,5 SD Cukup

4 M + 0,5 SD – M + 1,5 SD Kurang

5 M +1,5 SD < X Kurang Sekali

Sumber: Anas Sudijono (2009:453)

Keterangan:
35

Setelah data dikelompokkan dalam kategori, kemudian mencari persentase

masing-masing dengan rumus. Rumus penilaian dengan persen sebagai berikut:

Keterangan:

F% = Frekuensi (persen)

f = Frekuensi

n = Jumlah responden
Sumber: Anas Sudijono (1994:40)
36

DAFTAR PUSTAKA

Afdal, Muhammad. 2019. Upaya meningkatkan kemampuan dribbling dalam


permainan sepakbola menggunakan gaya mengajar divergent di SMP
Negeri 1 Balusu.Makasar: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Makassar
Hasani, Wildan.2015.Penbandingan Latihan Shuttle Run dan Waktu Reaksi terhadap
kemampuan menggiring bola zig-zag pada pemain futsal di SMA PGRI 3
Randudongkal. Semarang: Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang
Baduru, Benny. 2017. Latihan Taktik BEYB Bermain Futsal Modern. Bekasi:
Cakrawala Cendikia
Halim, Sahda. 2012. 1 Hari Pintar Main Futsal. Yogyakarta: MediaPressindo

Murhananto. 2006. Dasar-dasar Permainan Futsal. Jakarta: Kawan Pustaka

Justin Lhaksana ,Ishak H. Pardosi.2008. Inspirasi dan Spirit Futsal. Depok:Raih Asa

Sukses

John D. Tenang.2008. Mahir Bermain Futsal. Bandung: DAR! Mizan

Justinus Lhaksana. 2011. Taktik & Strategi Futsal. Modern. Jakarta: Be Champion

Maryati. 2012. Mengenal Olahraga Futsal. Jakarta: PT Balai Pustaka (Persero)

Antonius Tri Wibowo.2019. Keterampilan Dasar Permainan Futsal. Yogyakarta:


MBridge Press

Boby MS Syoergawi. 2014. Kontribusi Berat Badan dan Kelincahan Terhadap


Kemampuan Dribble Dalam Permainan Bola Basket Pada Siswa
Ekstrakulikuler Bola Basket SMAN 1 Bengkulu Selatan. Bengkulu : Program
Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Bengkulu

Anisah Khanin Ni’mah. 2018. Hubungan Kecepatan, Kelincahan, dan Keterampilan


Menggiring bola Pada Pemain Futsal. Surakarta: Program Studi Strata 1
pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muuhammadiyah Surakarta
37

Martiana. 2014. Pengaruh Latihan Ballhandling Terhadap Keterampilan Menggiring


Bola Dalam Permainan Bola Basket Siswa SMP Negeri I Padang Jaya
Kabupaten Bengkulu Utara. Bengkulu: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Bengkulu
Setiyawan M.Or. 2017. Visi Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Semarang:
Universitas PGRI Semarang
Arfian Fadlhi Setyatama. 2019. Perbedaan Pengaruh Latihan Shuuttle Run dan
Polyometric Training Terhadap Agility Pemain Futsal Di SMA
Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Yogyakarta: Program Studi S1 Fisioterapi
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Ruri Ainurrosid Amsar. 2017. Perbedaan Pengaruh Zig-zag Run Dengan Shuttle Run
Dalam Meningkatkan Kelincahan Pada Pemain Futsal Universitas
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Yogyakarta: Program Studi S1 Fisioterapi
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Hita Widi Astuti. 2019. Perbedaan Pengaruh Latihan Zig-Zag Run Dan Shuttle Run
Terhadap Kelincahan Pemain Futsal Di Merapi Futsal Club. Yogyakarta:
Program Studi Fisioterapi s1 Fakultas ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
Eddry Ardianda.2018. Latihan Zig-Zag Run dan Latihan Shuttle Run Berpengaruh
Terhadap Kemampuan Dribbling Sepakbola. Padang: Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Padang (FIK UNP)
Endang Sri Mulyani. 2019. Perbedaan Pengaruh Latihan Skipping Rope Dan Latihan
Shuttle Run Terhadap Kelincahan Pada Pemain Futsal Di Klub Kabupaten
Futsal Yogyakarta. Yogyakarta: Program Studi Fisioterapi S1 Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Adi Sumarsono. 2019. Sumbangan Dua Metode Latihan Agility Terhadap Koordinasi
Kaki Pada Pemain Futsal. Papua: Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan
Rekreasi Universitas Musamus
Nuryanto Wibowo. 2013. Pengaruh Latihan Ball Feeling Terhadap Kemampuan
Dribbling Pada Siswa Peserta Sekolah Sepak Bola (Ssb)Melati Muda (Mm)
Bantul Ku 13-15 Tahun. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai