Anda di halaman 1dari 55

PROFIL CABANG OLAHRAGA SEPAK TAKRAW KOTA SURAKARTA

DALAM RANGKA PERSIAPAN PRA PEKAN OLAHRAGA PROVINSI


JAWA TENGAH 2022

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:
Hendra Raafliadi
O0118048

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Hendra Raafliadi

NIM : O0118048

Judul : Profil Cabang Olahraga Sepak Takraw Kota Surakarta Dalam


Rangka Persiapan Pra Pekan Olahraga Provinsi Jawa Tengah
2022

Proposal penelitian ini sebagai pola minimal skripsi telah disetujui untuk
diseminarkan dijurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi, Fakultas
Keolahragaan, Universitas Sebelas Maret.

Surakarta, 27 April 2022

Persetujuan

pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Agus Mukholid, M.Pd.


Pomo Warih Adi, S.Pd., M.Or.

NIP. 196401311989031001 NIP. 198212252008121002


ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................2
C. Pembatasan Masalah.....................................................................................3
D. Rumusan Masalah.........................................................................................3
E. Tujuan Penelitian..........................................................................................3
F. Manfaat Penelitian........................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR..............................5
A. KAJIAN PUSTAKA.......................................................................................5
1. Profil..........................................................................................................5
2. Olahraga Prestasi.......................................................................................6
3. KONI.........................................................................................................7
4. Pra PORPROV..........................................................................................7
5. SEPAK TAKRAW....................................................................................8
a. Pelatih dan Atlet..................................................................................10
1) Pelatih...............................................................................................10
2) Atlet..................................................................................................11
b. Manajemen dan Organisasi Olahraga..................................................12
1) Manajemen Olahraga.......................................................................12
2) Organisasi Olahraga.........................................................................14
c. Program Latihan..................................................................................21
d. Sarana dan Prasarana Olahraga...........................................................26
B. KERANGKA BERFIKIR..............................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................29
A. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................29
B. Metode dan Pendekatan Penelitian................................................................30

iii
C. Data dan Sumber data....................................................................................31
D. Teknik Pengambilan Subek Penelitian..........................................................31
E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................32
F. Teknik Uji Validitas Data..............................................................................33
G. Teknik Analisis Data.....................................................................................34
H. Prosedur Penelitian........................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
LAMPIRAN 1........................................................................................................39
LAMPIRAN 2........................................................................................................40

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman modern seperti sekarang ini olahraga adalah salah satu aktivitas
yang sangat penting bagi manusia dan butuh pengetahuan untuk memahami hal
tersebut. “Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting, karena tanpa adanya
pengetahuan mengenai olahraga seseorang tidak akan berminat untuk melakukan
olahraga, sebaliknya apabila ia banyak mengetahui tentang manfaat olahraga
maka ia akan mencintai dan berminat untuk melakukan olahraga” (Faisal,
Muzakkir, & Maria, 2018). Padahal olahraga mempunyai arti penting dalam
kehidupan manusia yaitu sebagai salah satu faktor utama kesehatan manusia,
sebagai sarana tempat sosial antar manusia untuk menjaga persatuan dan kesatuan
dalam kehidupan bermasyarakat, dan sebagai sarana peningkatan kualitas sumber
daya manusia.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa olahraga adalah bagian yang
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena olahraga mempunyai
manfaat dari segi fisik maupun sosial bagi manusia. Dalam kehidupan zaman
modern seperti sekarang olahraga tidak hanya untuk kesehatan saja tetapi juga
dipertandingkan. Dan tak hanya sekedar pertandingkan tetapi juga sebagai ajang
adu gengsi untuk bisa memenangkan pertandingan. Karena pertandingan yang
dipertandingkan tidak hanya antar tim saja tetapi juga ada event antar daerah
bahkan antar negara menjadikan kemenangan adalah harga mati dari setiap
pertandingan.
Ada berbagai macam tingkatan event olahraga yaitu pertama yang bertaraf
internasional, kedua bertaraf nasional, dan yang ketiga bertaraf daerah. Dan untuk
ajang didaerah contohnya adalah PORPROV. Event PORPROV merupakan event
daerah tingkat provinsi yang mempertandingkan antar kabupaten untuk bisa
kejenjang berikutnya yaitu event PON yang bertaraf nasional. Dalam event
PORPROV banyak cabang olahraga yang dipertandingkan salah satunya adalah
sepak takraw.

1
2

Sepak takraw sudah ada sejak 500 tahun lalu pada masa kesultanan melayu.
Awalnya nama dari sepak takraw adalah sepak rago atau sepak raga dalam bahasa
melayu. Sepak dalam bahasa melayu artinya menendang dan takraw adalah kata
thai untuk bola anyaman. Pemilihan nama itu kesepakatan antara dua negara yaitu
Malaysia dan Thailand. Sepak takraw mulai tersebar di Asia Tenggara pada tahun
1940-an dan mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1970. Dan pada tahun 1971
dibentuklah induk organisasi sepak takraw di Indonesia yaitu PERSERASI
(Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia) dan yang sekarang sudah berubah
nama menjadi PSTI (Persatuan Serpak Takraw Indonesia).
Dalam mengikuti sebuah event tentunya dibutuhkan sebuah persiapan yang
matang dari sebuah tim. Apalagi mengikuti event sebesar PORPROV tentunya
sangat bergengsi karena evetnya berasal dari instansi pemerintah. Tanpa sebuah
persiapan matang maka tentunya tidak akan mendapat hasil yang maksimal.
Persiapannya pun memerlukan waktu yang lama dan tidak dalam waktu yang
singkat. Selain memerlukan waktu yang lama persiapannya juga harus terencana
dan terstruktur agar mendapat hasil yang maksimal.
Dalam persiapan sebuah tim saat akan mengikuti sebuah event segala
bidang dalam tim harus dipersiapkan dengan baik. Tidak hanya dari sisi pelatih
dan atletnya akan tetapi semua aspek dalam tim sangat berpengaruh terhadap hasil
yang akan diraih nanti. Oleh karena itu semua aspek dalam tim harus dipersiapkan
dengan baik dari jalan kepengurusan dan pengorganisasian dari tim hingga segala
sesuatu yang dibutuhkan oleh pelatih dan atlet serta program-program apa saja
yang akan diberikan dan dilaksanakan. Dengan mempersiapkan segala bidang
dalam tim maka bukan tidak mungkin akan mendapat hasil yang maksimal.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 dalam Agus
Kristiyanto (2012: 12) dijelaskan bahwa, Standarisasi Nasional Keolahragaan
bertujuan untuk menjamin mutu penyelenggaraan Sistem Nasional Keolahragaan
melalui pencapaian Standar Nasional Keolahragaan meliputi: (1). Standar
Kompetensi Tenaga Keolahragaan, (2). Standar isi Program Penataan/ Pelatihan
Tenaga Keolahragaan, (3). Standar Sarana dan Prasarana Olahraga, (4). Standar
3

Pengelolaan Organisasi Keolahragaan, (5). Standar Penyelenggaraan


Keolahragaan, dan (6) Standar Pelayanan Minimal Keolahragaan.
Dilhat dari penjelasan diatas maka dapat diketahui bidang-bidang dalam
sebuah tim olahraga sangatlah luas jika dijabarkan, namun pada utamanya bidang-
bidang tersebut meliputi manajemen organisasi dalam tim, sumber daya manusia
sebagai pelaksana dalam tim (yang terdiri dari pengurus, pelatih, dan atlet), sarana
prasarana yang akan digunakan, pendanaan untuk berjalannya tim, serta program
latihan yang akan dijalankan oleh atlet. Dengan melihat begitu banyak bidang
dalam sebuah tim olahraga, jika mempunyai target prestasi yang tinggi maka
harus mempunyai persiapan yang bagus dan matang agar dapat tercapai secara
maksimal.
Setelah melakukan observasi calon peneliti dapat mengetahui permasalahan
yang ada dalam tim sepak takraw Kota Surakarta diantaranya: (1) kurangnya
pembinaan dan pemandu bakat cabor sepak takraw di Kota Surakarta, (2) dalam
tim sepak takraw Kota Surakarta mayoritas atletnya berasal dari luar daerah Kota
Surakarta dan sangat sedikit yang berasal dari putra daerah Kota Surakarta
sehingga semakin kecil kesempatan atlet asal Kota Surakarta untuk bisa
berkembang, (3) sepak takraw merupakan olahraga akrobatik sehingga
membutukan keahlian khusus dan keberanian jika ingin terjun dalam olahrga ini
sehingga minat masyarakat Kota Surakarta terhadap olahraga ini masih rendah,
(4) manajemen kepengurusan sepak takraw di Kota Surakarta masih belum
optimal dikarenakan beberapa pengurus merangkap mengurus cabor lain, (5)
kurangnya dukungan pemerintah daerah terhadap cabor sepak takraw dikarenakan
cabor sepak takraw di Kota Surakarta bukan cabor unggulan sehingga menjadi
penghambat perkembangan cabor sepak takraw di Kota Surakarta.
Dengan melihat permasalahan diatas maka peneliti tertarik megambil judul
“Profil Cabang Olahraga Sepak Takraw Kota Surakarta Dalam Rangka Pra
Persiapan Pekan Olahraga Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022”. Karena dengan
mengetahui profil tim sepak takraw Kota Surakarta maka dapat mengetahui sejauh
mana persiapan tim sepak takraw Kota Surakarta dalam meghadapai event Pra
PORPROV Jawa Tengah Tahun 2022. Peneliti mencoba menggali profil tim
4

sepak takraw Kota Surakarta tentang sumber daya manusia yang meliputi data
pelatih dan atlet, manajemen dan organisasi sepak takraw Kota Surakarta,
program latihan yang dijalankan, dan sarana prasarana yang sudah ada. Itu semua
untuk mengetahui perkembangan persiapan tim sepak takraw Kota Surakarta
dalam menghadapi event Pra PORPROV Jawa Tengah Tahun 2022.

B. Identifikasi Masalah

Setelah melihat uraian diatas maka dapat diketahui permasalahan dari


penelitian ini yaitu: (1) kurangnya sumber daya manusia yaitu pelatih dan atlet
dalam cabor sepak takraw di Kota Surakarta, (2) belum diketahuinya manajemen
pengorganisasian dalam cabor sepak takraw Kota Surakarta, (3) belum
diketahuinya sarana dan prasarana yang ada dalam cabor sepak takraw Kota
Surakarta (4) belum diketahuinya program latihan yang dijalankan dalam tim
sepak takraw Kota Surakarta (5) kurangnya minat masyarakat Kota Surakarta
terhadap olahraga sepak takraw (6) kurangnya dukungan pemerintah Kota
Surakarta terahadap cabor sepak takraw.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas maka dalam penelitian ini dibatasi yaitu
data atlet dan pelatih, manajemen dan pengorganisasian, sarana dan prasarana,
dan program latihan tim sepak takraw Kota Surakarta dalam persiapan Pra
PORPROV tahun 2022.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana profil pelatih dan atlet tim Pra PORPROV sepak takraw Kota
Surakarta Tahun 2022?
2. Bagaimana manajemen dan pengorganisasian tim Pra PORPROV sepak takraw
Kota Surakarta 2022?
3. Bagaimana program latihan yang dijalankan tim Pra PORPROV sepak takraw
Kota Surakarta Tahun 2022?
4. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada tim Pra PORPROV sepak takraw
5

Kota Surakarta Tahun 2022?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui profil pelatih dan atlet tim Pra PORPROV sepak takraw Kota
Surakarta Tahun 2022.
2. Mengetahui manajemen dan pengorganisasian tim Pra PORPROV Kota
Surakarta Tahun 2022.
3. Mengetahui program latihan yang dijalankan tim Pra PORPROV Kota
Surakarta Tahun 2022.
4. Mengetahui sarana dan prasarana yang ada tim Pra PORPROV Kota Surakarta
Tahun 2022.

F. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi tentang profil tim Pra PORPROV Sepak Takraw Kota
Surakarta Tahun 2022.
2. Untuk mengetahui perkembangan persiapan tim Sepak Takraw Kota Surakarta
dalam menghadapi event Pra PORPROV Tahun 2022.

3. Memberikan dukungan kepada tim sepak takraw Kota Surakarta untuk terus
mempersiapkan dengan matang dalam menghadapi event Pra PORPROV
Tahun 2022 dan bisa mendapat hasil yang maksimal.
4. Untuk peneliti sebagai modal dan ilmu baru tentang pengelolaan tim sepak
takraw dalam persiapan event resmi.
5. Untuk pembaca sebagai wawasan dan bahan pertimbangan dalam pengelolaan
tim sepak takraw.
6. Memberikan dukungan kepada tim sepak takraw Kota Surakarta untuk terus
mempersiapkan dengan matang dalam menghadapi event Pra PORPROV
Tahun 2022 dan bisa mendapat hasil yang maksimal.
7. Untuk peneliti sebagai modal dan ilmu baru tentang pengelolaan tim sepak
takraw dalam persiapan event resmi.
8. Untuk pembaca sebagai wawasan dan bahan pertimbangan dalam
pengelolaan tim sepak takraw.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

A. KAJIAN PUSTAKA
1. Profil
Ada banyak ahli yang mengemukakan tentang pengertian profil. Menurut
Profil menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) (2011: 428) adalah
“pandangan, gambaran, sketsa biografi, grafik atau ikthisar yang memberikan
fakta tentang hal khusus”. Menurut Hasan Alwi (2005: 40) “profil adalah
pandangan mengenai seseorang”. Sedang menurut Victoria Neufeld 1996 dalam
Desi Susiani (2009: 41) “profil merupakan grafik, diagram, atau tulisan yang
menjelaskan suatu keadaan yang mengacu pada data seseorang atau sesuatu”.
Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpukan bahwa profil adalah
gambaran garis besar tentang suatu atau sifat khusus yang menerangkan tentang
seseorang, benda, organisasi, lembaga, atau suatu daerah. Setelah
menyimpulkan pendapat dari beberapa ahli diatas kita dapat mengetahui
manfaat dari pengkajian sebuah profil. Bahwa pengkajian profil dapat
membantu kita dengan memberi informasi sekilas atau informasi awal tentang
apa yang akan kita kaji secara mendalam. Jika kita tidak mengetahui informasi
awal yang akan kita kaji maka kita akan kesulitan dalam melakukan pengkajian
secara mendalam. Hal tersebut terjadi karena kita tidak mempunyai gambaran
awal atau informasi awal tentang apa yang akan kita kaji secara mendalam.
Melihat simpulan diatas dapat diketahui betapa pentingnya sebuah profil
tentang apa yang kita kaji atau teliti. Sebab dengan mengetahui profil tentang
apa yang kita kaji maka proses pengkajian atau penelitian terhadap seseorang,
benda, organisasi, lembaga, atau suatu daerah akan lebih mudah. Dalam proses
penelitian pengetahuan tentang profil apa yang akan diteliti adalah langkah
awal yang sangatlah penting karena akan menentukan proses penelitian
selanjutnya. Jika pengetahuan informasi awal tentang apa yang akan kita teliti
tidak sesuai atau tidak valid maka proses penelitian selanjutnya dapat
bermasalah karena informasi awal yang tidak valid. Dengan itu pengetahuan
tentang profil tentang apa yang aka kita teliti sangatlah penting karena
mempunyai andil besar dalam kesuksesan sebuah penelitian.

6
7

Dan dalam penelitian ini informasi awal atau profil sangatlah penting
sesuai dengan judul dari penelitian ini yaitu Profil Cabang Sepak Takraw Kota
Surakarta Dalam Rangka Persiapan Pra Pekan Olahraga Provinsi Jawa Tengah
2022.. Dengan mengetahui profil tim sepak takraw Kota Surakarta maka akan
mengetahui sejauh mana persiapan tim sepak takraw Kota Surakarta dalam
meghadapi event Pra PORPROV Jawa Tengah 2022.

2. Olahraga Prestasi
Pada zaman modern seperti sekarang ini olahraga mempunyai peranan
penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena olahraga mempunyai banyak
manfaat bagi manusia yaitu pertama sebagai faktor utama kesehatan, sebagai
sarana sosial antar manusia dalam masyarakat, dan sebagai peningkatan
sumber daya manusia melalui olahraga prestasi.
Diwaktu sekarang ini peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui
olahraga prestasi menjadi salah satu pilihan banyak orang untuk mencapai
kesuksesan. Karena begitu banyak sekali pilihannya dan jalannya untuk
mencapainya tetapi juga harus melalui proses yang ada. Dalam (UU No 3
Tahun 2005, 2005) tentang Sistem Keolahragaan Nasional disebutkan
pengertian “olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan
mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang dan berkelanjutan
melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi keolahragaan”. Dilihat dari pengertian diatas dapat diketahui
untuk mencapai kesuksesan olahraga prestasi harus direncanakan secara baik,
dengan berjenjang dan berkelanjutan serta harus didukung dengan ilmu
pengetahuan sesuai cabornya dan teknologi olahraga yang mampu menunjang
proses tercapainya prestasi yang diinginkan.

3. KONI
Olahrga dalam zaman modern seperti sekarang tidak hanya sebatas untuk
menjaga kesehatan, akan tetapi juga ajang peningkatan kualitas sumber daya
manusia dengan prestasi yaitu disebut olahraga prestasi. Untuk bisa mencapai
prestasi tersebut harus ada yang namanya wadah untuk pembinaannya. Di
8

Indonesia sendiri sudah dibentuk badan organisasi olahraga untuk menaungi


olahraga prestasi di Indonesia yaitu Komite Olahrga Nasional Indonesia
(KONI).
KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) adalah organisasi olahraga
resmi sesuai dengan (UU No 5 Tahun 2005, 2005) tentang Sistem
Keolahragaan Nasional. KONI mewadahi olahraga prestasi dan fungsional
keberadaannya di tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dilihat dari
pengertian diatas bisa diketahui bahwa badan organisasi KONI di Indonesia
sudah ada dari tingkat daerah sehingga sangat membantu pembinaan olahraga
prestasi dari daerah. Jika pembinaan dari daerah dapat berjalan dengan baik
maka untuk jenjang selanjutnya yaitu tingkat nasional bahkan internasional
tidak menutup kemungkinan dapat mencapai hasil yang terbaik dalam olahraga
prestasi.
KONI sendiri memiliki tugas pokok yaitu merencanakan,
mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan dan peningkatan prestasi
atlet, kinerja wasit, pelatih dan manajer, guna mewujudkan prestasi
keolahragaan nasional menuju prestasi internasional, serta turut memperkokoh
persatuan dan kesatuan dan ketahanan nasional dalam rangka mengangkat
harkat serta martabat Indonesia. Agar dapat memenuhi tugas tersebut dengan
baik maka koni melaksanakan beberapa fungsinya yaitu diantaranya
meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam rangka memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa melalui pembinaan olahraga secara nasional,
memasyarakatkan olahraga yang dibina oleh anggota KONI guna mencapai
prestasi optimal, dan membangun serta membina persahabatan antara bangsa
melalui kerjasama dan hubungan keolahragaan baik pada lingkup bilateral
maupun multilateral dalam konteks keanggotaan organisasi olahraga
internasional.

4. Pra PORPROV
Dalam sebuah pembinaan dan pengembangan seorang atlet harus ada
9

wadah sebagai tolak ukur seorang atlet untuk mengetahui sejauh mana
kemampuannya. Yaitu dengan diadakannya event perlombaan yang sesuai
dengan bidangnya dan dilaksanakan secara berjenjang. Pengadaan event dapat
dilaksankan oleh pihak swasta maupun resmi oleh pihak pemerintah.
Untuk event yang diadakan pemerintah sendiri pasti dilakukan secara
bertingkat atau berjenjang sehingga sangat bagus untuk pembinaan yang
berkelanjutan. Salah satu event yang diadakan oleh pemerintah yang berjenjang
adalah event PORPROV. Dalam peraturan KONI jawa tengah yang
dikeluarkan pada tanggal 19 Desember 2018 disebutkan bahwa PORPROV
atau singkatan dari Pekan Olahraga Provinsi adalah penyelenggaraan multi
kejuaraan olahraga tingkat nasional yang diselenggarakan setiap 4 tahun sekali.
Namun sebelum penyelenggaraan PORPROV dilaksanakan ada jenjang event
dibawahnya yang harus dilaksanakan terlebih dahulu untuk bisa menuju event
PORPROV yaitu event Pra PORPROV.
Pra PORPROV adalah event yang diadakan untuk persiapan dan
kualifikasi bagi peserta PORPROV. Dengan adanya event Pra PORPROV
setiap daerah diuntungkan, dikarenakan dapat dijadikan tolak ukur untuk
mengetahui sejauh mana persiapan para atletnya dalam menghadapi event
PORPROV. Selain itu Pra PORPROV juga diselenggarakan untuk kualifikasi
cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan dalam PORPROV.
Salah satu cabang yang dipertandingkan dalam event PORPROV adalah
sepak takraw. Sepak takraw sendiri menjadi cabang olaraga yang cukup favorit
dan bergengsi untuk dipertandingkan. Karena dalam beberapa wilayah di Jawa
Tengah sepak takraw menjadi cabang olahraga yang diunggulkan. Dari itu
menjadikan alasan kuat mengapa sepak takraw dipertandingkan dalam event
Pra PORPROV.
5. SEPAK TAKRAW
Event PORPROV adalah event olahraga yang paling ditunggu-tunggu
oleh para atlet didaerah. Karena event tersebut tidak diadakan setiap tahun
melainkan setiap 4 tahun sekali, maka dari itu event tersebut menjadi tujuan
utama setiap atlet didaerah. Karena event PORPROV adalah jembatan para
10

atlet untuk terus bisa berkembang dan berprestasi atau bisa dikatakan sebagai
jalan meraih kesuksesan bagi para atlet daerah. Namun sebelum bisa
bertanding dalam event PORPROV para atlet harus bertanding dalam event
Pra PORPROV sebagai ajang kualifikasi bagi para atlet untuk bisa tampil
dalam event PORPROV.
Dalam pelaksanaan event PORPROV hampir semua cabang olahraga
dipertandingkan entah itu cabang olahraga individu maupun beregu. Contoh
cabang olahraga individu yang dipertandingkan adalah pencak silat,
bulutangkis, renang, dan panahan, sedangkan contoh cabang olahraga yang
beregu adalah sepak bola, bolavoli, basket, futsal, dan sepak takraw.
Sepak takraw adalah cabang olahraga beregu yang dipertandingkan dalam
event PORPROV setiap tahunnya. Menurut Achmad Sofyan Hanif (2015: 21)
Sepak takraw merupakan perpaduan atau pengembangan tiga macam
permainan yaitu sepakbola, bola voli dan bulu tangkis. Dikatakan sama dengan
sepakbola karena permainan itu dimainkan dengan menggunakan kaki dan
anggota badan yang lain kecuali tangan, dikatakan bola voli karena ada teknik
umpan, blok, dan smash, dan dikatakan bulu tangkis karena ukuran lapangan
dan net sama dengan bulu tangkis. Dilihat dari pengertian tersebut dapat
diketahui bahwa permainan sepak takraw adalah permainan yang
membutuhkan ketrampilan, kelincahan, dan kelenturan untuk memainkannya.
Walaupun selalu dipertandingkan dalam event PORPROV dan menjadi
cabang olahraga yang dijadikan adu gengsi oleh setiap daerah sepak takraw
belum berkembang luas kedalam masyarakat seperti halnya sepakbola dan
bolavoli. Seperti yang dikemukakan oleh Sarmito (2004) “Permainan
sepaktakraw meskipun berkembang baik di masyarakat tetapi di sekolah-
sekolah khususnya pembinaan cabang olahraga ini agak terlambat karena
kurangnya tenaga pembina, pelatih dan guru pendidikan jasmani yang
menguasai tehnik, taktik dan seluk beluk tentang permainan sepak takraw”.
Namun berjalannya waktu pembinaan sepak takraw terus berkembang dengan
bertambahnya tempat pembinaan sepak takraw dan juga bertambahnya pelatih
sepak takraw yang mumpuni disetiap daerah. Sehingga dengan itu dapat terus
11

mengejar ketertinggalan dari cabang olahraga yang lain.


Dalam penelitian ini peneliti menggali profil dari tim sepak takraw Kota
Surakarta dalam persiapnnya untuk menghadapi event Pra PORPROV tahun
2022. Pertama peneliti menggali profil data pelatih dan atlet sepak takraw Kota
Surakarta untuk bisa mengetahui pelatih dan atlet yang akan bertanding dalam
event Pra PORPROV, yang kedua peneliti menggali profil sarana dan
prasarana untuk menunjang tim sepak takraw Kota Surakata dalam
menghadapi event Pra PORPROV, yang ketiga peneliti menggali profil
pengorganisasian yang ada dalam tim sepak takraw Kota Surakarta, dan
keempat peneliti menggali profil program latihan yang dijalankan tim sepak
takraw Kota Surakarta dalam persiapannya menghadapi event Pra PORPROV.
Dengan menggali tentang profil tim sepak takraw Kota Surakarta maka dapat
mengetahui sejauh mana persiapan tim sepak takraw Kota Surakarta dalam
menghadapi ajang Pra PORPROV Jawa Tengah tahun 2022.

a. Pelatih dan Atlet


1) Pelatih
Pelatih dalam sebuah pengembangan suatu tim olahraga mempunyai
peran yang sangat penting sekali. Karena seorang pelatih harus
mempunyai wawasan paling luas dalam melihat kebutuhan sebuah tim
terutama dari sumber daya manusia atau atletnya, sarana dan prasarana,
dan program latihan dalam sebuah tim. Tetapi yang terpenting seorang
pelatih harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik.
Kepemimpinan pelatih yang baik sangatlah penting sekali karena sangat
menunjang keberhasilan dalam menjalankan tugasnya menjadi seorang
pelatih. Saat menjalankan tugasnya pelatih harus bisa menjadi role model
bagi atletnya sekaligus menjadi teman bagi atletnya. Jika seorang pelatih
mampu menjadi role model dan teman bagi atletnya maka atletnya akan
nyaman menjalankan segala program latihan yang diberikan kepadanya.
Bisa dikatakan seorang pelatih adalah seorang yang multi seperti yang
dikemukakan oleh (Brooks dan Fahey, 1984) yaitu pelatih mempunyai
12

tugas sebagai perencana, pemimpin, teman, pembimbing, dan


pengontrol program latihan.
Seorang pelatih dapat dikatakan pelatih jika benar-benar ahli dalam
bidang yang ditekuninya agar dalam pemberian program latihan sesuai
dengan porsi atletnya. Jika seorang pelatih tidak benar-benar ahli dalam
bidangnya maka dapat membahayakan atletnya karena jika salah dalam
pemberian program latihan bagi atletnya dapat mengakibatkan cedera
bagi atletnya bahkan atletnya dapat menderita berbagai macam penyakit.
Jadi seorang pelatih harus benar-benar ahli dalam bidang yang
ditanganinya, untuk bisa menjadi ahli dalam bidangnya seorang pelatih
harus menjalani pendidikan atau sertifikasi sesuai bidangnya. Karena
melewati jalur pendidikan atau sertifikasi dan memerlukan proses untuk
mecapainya maka seorang pelatih bisa dikatakan sebuah profesi, dan jika
sudah menjadi sebuah profesi seorang pelatih harus menjaga
keprofesionalitasnya agar dapat dicontoh oleh atletnya.
2) Atlet
Dalam (UU No 3 Tahun 2005, 2005) disebutkan Pelaku olahraga adalah
setiap orang dan/atau kelompok orang yang terlibat secara langsung
dalam kegiatan olahraga yang meliputi pengolahraga, pembina olahraga,
dan tenaga keolahragaan. Dan salah satu pelaku utama olahraga adalah
seorang atlet.
Menurut (Sondakh, 2009) mereka yang disebut atlet adalah pelaku
olahraga yang berprestasi baik tingkat daerah, nasional maupun
internasional. Sedang menurut (Cox, 2002) atlet adalah orang yang ikut
serta dalam pertandingan, mengadu kekuatannya untuk mencapai suatu
prestasi dan orang yang melakukan latihan-latihan agar mendapatkan
kekuatan badan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, dan keseimbangan
dalam mempersiapkan diri jauh hari sebelum perlombaan dimulai. Dari
dua pendapat ahli diatas dapat diketahui atlet adalah pelaku olahraga
yang berprestasi setelah melalui berbagai proses dan program latihan
dalam usahanya mencapai kesuksesannya.
13

Untuk menjadi atlet yang berprestasi butuh sebuah usaha dan prsoses
yang panjang. Selain harus menggali potensi sesuai yang ada dalam diri
seorang atlet itu sendiri,seorang atlet juga harus bersaing dengan orang
lain juga karena pasti banyak juga pesaing lainnya yang ingin berprestasi
dalam bidangnya. Untuk itu seorang atlet selain harus selalu bekerja
keras tetapi juga harus mempunyai jiwa bersaing yang kuat jika benar-
benar ingin berprestasi.
Prestasi atlet merupakan suatu kumpulan hasil yang telah dicapai atlet
dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadannya (Adisasmito,
2007). Ada tiga faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi yang
optimal pada atlet yaitu:

faktor fisik, teknik, dan psikologis (Adisasmito, 2007). Dari pendapat


ahli tersebut dapat diketahui bahwa seorang atlet yang berprestasi adalah
mereka yang mampu menyelesaikan tugasnya dalam proses yang
dihadapinya. Dijelaskan juga bahwa ada faktor yang mempengaruhi
pencapain presatsi atlet yaitu yang pertama adalah faktor fisik
menyangkut fisik atau kekuatan atlet, yang kedua teknik yaitu
menyangkut ketrampilan atlet terhadap bidang yang ditekuninya, dan
yang ketiga adalah faktor psikologis yaitu menyangkut mental dari
seorang atlet.
faktor fisik, teknik, dan psikologis (Adisasmito, 2007). Dari pendapat
ahli tersebut dapat diketahui bahwa seorang atlet yang berprestasi adalah
mereka yang mampu menyelesaikan tugasnya dalam proses yang
dihadapinya. Dijelaskan juga bahwa ada faktor yang mempengaruhi
pencapain presatsi atlet yaitu yang pertama adalah faktor fisik
menyangkut fisik atau kekuatan atlet, yang kedua teknik yaitu
menyangkut ketrampilan atlet terhadap bidang yang ditekuninya, dan
yang ketiga adalah faktor psikologis yaitu menyangkut mental dari
seorang atlet.
b. Manajemen dan Organisasi Olahraga
1) Manajemen Olahraga
14

Manjemen berasal dari kata ‘’to manage’’ yeng mempunyai arti


mengelola atau mengatur. Pengertian manajemen menurut (UU No 5
Tahun 2005, 2005) adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan.
Dalam sebuah organisasi atau lembaga pasti ada sebuah manajemen
untuk mengatur jalannya organisasi atau lembaga tersebut. Karena
manajemen mempunyai peran penting dalam mengatur segala sesuatu
dalam sebuah organisasi maupun lembaga. Adanya manajemen dalam
sebuah organisasi atau kelembagaan menjadikan memudahkan
pengelolaan organisasi atau kelembagaan tersebut. Dalam segala bidang
organisasi sangat membutuhkan sebuah manajemen yaitu seperti sebuah
organisasi sosial, organisasi politik, dan organisasi olahraga.
Manajemen olahraga adalah suatu kombinasi keterampilan yang
berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
pengendalian, pengarahan dan evaluasi dalam konteks suatu organisasi
yang memiliki produk utama yang berkaitan dengan olahraga (UU No 5
Tahun 2005, 2005). Dalam dunia olahraga manajemen sangat diperlukan
sekali yaitu sebagai peningkataan berkelanjutan sesuai dengan olahraga
prestasi yaitu membina secara berjenjang dan berkelanjutan. Dengan
adanya manajemen dalam dunia olahraga dapat membantu efesiensi dan
efektivitas segala sumber daya yang terbatas, karena tidak ada sumber
daya yang tidak terbatas dalam sebuah organisasi olahraga. Jika efisien
dan efektif dalam pemberdayaan sumber daya maka pembinaan yang
berkelanjutan dalam dunia olahraga akan tercapai secara optimal.
Manajemen olahraga sendiri mempunyai fungsi sebagai berikut:
(a)Perencanaan
Adalah tindakan sistematis dengan didasari pemikiran yang cermat
sebelum melakukan usaha pencapaian sesuatu yang telah ditetapkan.
Perencanaan terdiri dari 5W + 1H yaitu :
(1)What yaitu apa yang akan dikerjakan/materi apa
15

(2)Why yaitu mengapa pekerjaan itu dilaksanakan/dasar


pertimbangan
(3)Who yaitu siapa yang mengerjakan/pelaku
(4)How yaitu bagaimana mengerjakannya/langkah-langkahnya
(5)Where yaitu dimana akan dilaksanakan
(6)When yaitu kapan waktunya dilaksanakan
(b)Pengorganisasian
Adalah segala aktivitas kerjasama yang terjadi antar fungsi dalam
manajemen untuk mencapai tujuan. Aktivitas ini dilakukan untuk
menyatukan orang- orang dan tupoksi (tugas pokok dan fungsi)
supaya tidak terjadi tumpang tindih.
(c)Penentuan keputusan
Adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengakhiri perbedaan sudut
pandang atau pendapat terhadap berbagai solusi jawaban selama
kerja dilaksanakan dengan menlahirkan sebuah keputusan.
(d)Pembimbingan
Adalah suatu aktivitas koordinasi yang berguna memberikan
petunjuk atau perintah untuk mempengaruhi dan menggerakkan
anggota dalam kerjasama.

(e)Pengendalian

Adalah aktivitas yang berguna agar kerjasama yang dilakukan dapat


berhasil sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk serta ketentuan-
ketentuan lain yang sudah ditentukan dengan mengawasi, memeriksa
dan mencocokan segala sesuatunya, apakah sudah berjalan baik
sesuai yang diinginkan dalam usaha pencapaian tujuan yang sudah
ditetapakan bersama.

(f) Evaluasi
Adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan segala sisi dari semua yang telah dikerjakan
bersama.
16

Setelah melihat fungsi manajenem olahraga diatas kita dapat


mengetahui bahwa manajemen olahraga mempunyai fungsi yang
sistematis dan struktural sehingga pengelolaan manajemen dalam
organisasi olahraga dapat berjalan dengan baik. Sehingga dalam
pembinaan yang berkelanjutan dalam olahraga prestasi dapat tercapai
dengan optimal.
2) Organisasi Olahraga
Banyak pengertian organisasi menurut ahli, salah satunya menurut
Chester I Benhard dalam (S.P. Hasibuan, 2014) Organisasi adalah
system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization asa
system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama
memiliki visi dan misi yang sama. Dengan ada pengorganisasian yang
baik maka jalannya suatu organisasi dapat berjalan dengan baik pula.
Agar pengorganisasian dapat berjalan dengan baik maka pembagian
tugas serta tanggung jawab atau wewenang setiap bidang harus jelas,
seperti yang dikemukakan oleh Bayle, et al. dalam (Rifa’i, 2013)
organisasi adalah kumpulan orang yang bekerja bersama dalam suatu
pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi yang
dimaksud dalam pengertian ini mencakup keluasan ragam bentuk
perkumpulan orang. Seperti kelompok persaudaraan, kelompok dalam
klub suatu bidang olahraga, organisasi sukarela, organisasi
masyarakat, organisasi dalam suatu perusahaan, organisasi sekolah,
lembaga pemerintahan dan organisasi lainnya yang nyata atau ada
dalam suatu lingkup masyarakat. Dengan pembagian tugas yang sudah
baik maka sebuah organisasi akan berjalan dengan harmoni. Dilihat dari
pendapat ahli diatas juga dapat diketahui sebuah organiasi harus
mempunyai struktur yang baik serta komunikasi antar bagian yang baik
agar tujuan dari sebuah organisasi dapat tercapai secara maksimal.
Dari pendapat ahli tersebut kita juga dapat mengetahui bahwa sebuah
organisasi mempunyai unsur-unsur didalamnya, berikut unsur-unsur
yang ada didalam sebuah organisasi:
17

(a)Anggota organisasi didalamnya terdiri dari seorang pemimpin dan


anggota-anggota yang ada dibawahnya, anggota dibawahnya dalam
organisasi terdapat wakil yang mendampingi seorang pemimpin atau
ketua organisasi, lalu ada sekretaris untuk mengurus segala dokumen
yang ada dalam organisasi, lalu ada seorang bendahara yang mngatur
keuangan dalam organisasi, dan ada berbagai humas yang
dibutuhkan dalam organisai.
(b)Kerja sama menjadi bagian hal pokok dalam sebuah organisasi,
adanya sebuah kerja sama maka tujuan dari organisasi dapat dicapai
secara baik dan maksimal. Dan dengan adanya tingkatan anggota
dapat memudahkan untuk mengatur bagian kerja dalam menjalin
kerja sama yang baik.
(c)Tujuan dalam sebuah organisasi akan menjadi penentu arah
berjalannya dari organisasi tersebut dalam menentukan aktivitas
kerja yang dilakukan mendatang.
(d)Lingkungan menjadi salah satu unsur yang penting dalam sebuah
organisasi karena kondisi sosial, budaya, teknologi dan ekonomi
menjadi faktor utama dalam mencapai tujuan dari organisasi yang
sudah ditetapkan.

(e)Peralatan dalam sebuah organisasi adalah sarana prasarana yang ada


dalam sebuah organisasi sebagai modal kerja dan tempat kerja dari
jalannya sebuah organisasi.
(f) Komunikasi menjadi pengaruh yang besar dari organisasi agar
terjalin kerjasama yang baik antar anggota dalam sebuah organisasi.
Komunikasi yang baik akan menunjang perkembangan dari sebuah
organisasi secara lebih maksimal sesuai dengan kinerja dari anggota
yang sudah diatur dan dibagi tugasnya sedemikian rupa sebelumnya.
Setelah mengetahui berbagai unsur dalam organisasi maka kita dapat
menyimpulkan bahwa sebuah organisai mempunyai ragam unsur dalam
pencapain tujuannya. Pemenuhan berbagai macam unsur dalam
organisasi harus dilakukan dengan maksimal agar jalannya dari
18

organisasi dapat berjalan dengan baik serta tujuan dari organisasi dapat
tercapai secara baik dan maksimal.
Sedangkan dalam (UU No 3 Tahun 2005, 2005) pengertian organisasi
olahraga adalah sekumpulan orang yang menjalin kerja sama dengan
membentuk organisasi untuk penyelenggaraan olahraga sesuai dengan
ketentuan perundang- undangan. Dalam pembinaan suatu cabang
olahraga pasti dibutuhkan organisasi dalam cabang olahraga tersebut.
Guna dari organisasi olahraga adalah sebagai pengendali segala
aktivitas dari cabang olahraga tersebut. Serta dengan adanya organisai
dalam sebuah olahraga dapat menunjang dari pengembangan dari
sebuah cabang olahraga tersebut.
Dalam organisasi olahraga juga mempunyai unsur-unsur yang ada
disebutkan dalam unsur-unsur organisasi diatas yaitu terdapat anggota,
kerjasama, tujuan, lingkungan, peralatan, dan komunikasi. Adanya
unsur-unsur tersebut sebagai penunjang berkembangnya sebuah
organisasi olahraga dengan syarat harus dipenuhi secara maksimal dari
setiap unsur tersebut. Jika pemenuhan setiap unsur dalam organisasi
olahraga dapat dilakukan secara maksimal maka tujuan dari organisasi
olahraga yaitu sebuah prestasi dari cabang olahraga tersebut dapat
tercapai secara baik.

3) Tujuan, Ciri-ciri, Prinsip, dan Bentuk Organisasi

Dalam berjalannya suatu organisasi pasti mempunyai sebuah tujuan


yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut. Terlebih organisasi
olahraga tentu memiliki sebuah tujuan prestasi yang ingin dicapai.
Tujuan utama organisasi olahraga diantaranya adalah membuat
perencanaan, setelah itu melakukan koordinasi, dan yang terakhir
melakukan pembinaan. Semua itu dilakukan untuk peningkatan prestasi
semua komponen yang ada didalam suatu cabang olahraga yaitu atlet,
manajer, pelatih, hingga kinerja perangkat pertandingan. Lalu tujuan
pokok dari organisasi olahraga adalah untuk mencapai prestasi
19

keolahragaan nasional, dan jika mampu berprestasi secara baik


ditingkat nasional maka harapan selanjutnya adalah dapat berprestasi
dikancah internasional untuk membanggakan nama negara dimata
dunia. Menurut (Nur Zazin, 2018) ada empat ciri organisasi yaitu
adanya kordinasi dan kebersamaan, memiliki tujuan individu dan tujuan
bersama, ada pembagian wewenag dalam pekerjaan, dan adanya
kekuasaan yang mengatur oleh pemimpin yang dipilih. Adapun bentuk
pengorganisasian agar sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik
salah satunya Menurut David H. Holt, dalam (Wijono, 2018)
pengorganisasian adalah fungsi mengumpulkan sumber daya,
mengalokasikan, sumber daya, dan tugas penataan untuk memenuhi
rencana organisasi. Selanjutnya dijelaskan bahwa proses
pengorganisasian dapat ditunjukkan dalam tiga langkah prosedur
sebagai berikut: pemerincian seluruh pekerjaan yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi; pembagian beban
pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat
dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu
berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada
waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu;
pengadaan dan pengembangan suatu makanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota orga- nisasi menjadi
kesatuan yang terpadu dan harmonis.

4) Struktur Organisasi
Menurut (Ratnasari, 2019) struktur organisasi adalah suatu gambaran
yang menjelaskan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi,
kedudukan, jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan,
garis perintah, tanggung jawab, rentang kendali serta sistem pimpinan
organisasi. Dilihat dari pendapat dapat diketahui struktur organisasi
merupakan suatu sistem yang digunakan dalam organisasi untuk
memudahkan dalam koordinasi antar anggota, memperjelas pembagian
20

tugas antar anggota organisasi dan juga mempermudah sistem


pelaporan dalam organisasi.
Dengan dibuatnya sebuah struktur organisasi maka penugasan setiap
anggota organisasi sudah terlihat jelas sehingga dalam pengerjaan tugas
masing- masing anggota dapat terlaksana dengan baik. Dari itu tujuan
dari organisasi dapat tercapai secara baik dan maksimal. Sesuai dengan
tujuan sebuah organisasi olahraga yaitu mempunyai tujuan pembinaan
berkelanjutan yang dapat berprestasi.
Dalam pembuatan struktur organisasi pasti ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya sehingga jika sebuah organisasi sudah berdiri maka
organisasi tersebut dapat berdiri dengan pondasi yang kuat. Adapun
faktor-faktor yang ada dalam sebuah pembentukan struktur organisasi
yaitu strategi yang digunakan oleh organisasi dalam mencapai tujuan,
sumber daya manusia yang ada dalam sebuah organisasi meliputi
anggota dan orang-orang yang akan terlibat dalam organisasi, dan besar
kecilnya organisasi dilihat secara keseluruhan maupun program kerja
yang dibuat dalam organisasi. Selain adanya faktor-faktor dalam
pembentukan struktur organisasi juga ada unsur-unsur dalam
pembentukan struktur organisasi. Adapun unsur-unsur dalam
pembentukan struktur organisasi menurut (Siswanto, 2005) yaitu:
(a)Spesialisasi aktivitas (Specialization ofactivities) Spesialisasi
aktivitas yaitu mengacu pada spesialisasi tugas- tugas individual dan
kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan pengaturan-
pengaturan tugas- tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja
(departementasi). Di dalam sebuah organisasi pembagian tugas
pekerjaan adalah keharusan mutlak, tanpa itu kemungkinan
terjadinya tumpang tindih sangat besar. Pembagian tugas pekerjaan
pada akhirnya akan menghasilkan departemen- departemen terkecil
dalam organisasi (departementalisasi) merupakan dasar yang
digunakan untuk mengelompokkan sejumlah pekerjaan menjadi satu
kelompok.
21

(b)Standarisasi aktivitas (Standardization ofactivities) Standardisasi


kegiatan merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk
menjamin kelayak dugaan (predictability) aktivitasnya.
Menstandarisasi berarti menjadikan kegiatan pekerjaan seragam
dantaat azas.
(c)Koordinasi aktivitas (Coordination ofactivities) Koordinasi aktivitas
yaitu proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dan fungsi-
fungsi sub organisasi dari berbagai departemen atau bagian dalam
organisasi, untuk menciptakan keserasian gerak langkah unit-unit
yang ada dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.
(d)Sentralisasi dan Desentralisasi pengambilan keputusan
(Centralization and Decentralization of decision making) Sentralisasi
dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu pada lokasi
otoritas pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang di
sentralisasi, keputusan diambil pada tingkat tinggi oleh manajer
puncak, atau bahkan oleh seorang saja. Dalam struktur yang
didesentralisasikan, gaya pengambilan keputusan dibagi diantara
para bawahan pada hirarki manajemen menengah dan bawah
Jika dalam pembentukan struktur organisasi faktor-faktor dan unsur-
unsurnya dapat terpenuhi dengan baik maka jalannya sebuah organisasi
pasti akan berjalan dengan baik pula. Sehingga dapat memudahkan
dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Dalam sebuah organisasi tentunya terdapat pengurus didalamnya yaitu
sebagai pelaku dari berjalannya sebuah organisasi. Pengurus dalam
sebuah organisasi mempunyai tugas spesalisasi masing-masing.
Sehingga dengan dibuatnya kepengurusan tidak terjadi timpang tindih
pekerjaan karena pembagian tugas yang sudah jelas. Berikut struktur
pengurus yang biasa ada dalam sebuah organisasi:

(a)Ketua Umum
Yaitu sebagai pemimpin dalam sebuah jalannya sebuah organisasi.
22

Selain sebagai pemimpin ketua juga bertanggung jawab atas semua


yang dijalankan dalam sebuah organisasi. Ketua mempunyai tugas
sebagai koordinator tugas-tugas bagi semua pengurus dan anggota
yang ada dibawahnya. Selain itu ketua juga bertugas memutuskan
saat pengambilan keputusan dalam organisasi.
(b)Wakil Ketua
Yaitu sebagai pendamping ketua dalam menjalankan tugasnya
seperti memberi saran kepada ketua saat pengambilan keputusan.
Wakil ketua juga bertugas menggantikan ketua jika berhalangan
hadir saat rapat ataupun acara dalam organisasi lainnya.
(c)Sekretaris
Yaitu sebagai petugas yang bertanggung jawab atas segala aktivitas
administratif dalam sebuah organisasi atau bertanggung jawab atas
segala pemberkasan dalam sebuah organisasi. Selain itu sekretaris
juga harus mencatat segala aktivitas yang dijalankan dalam sebuah
organisasi sebagai bahan musyawarah saat evaluasi dalam rapat
organisasi.
(d)Bendahara
Yaitu bertugas sebagai pengatur keuangan dalam sebuah organisasi.
Yaitu segala transaksi keuangan dalam organisasi entah itu
pemasukan atau pengeluaran dalam organisasi yang mengatur adalah
bendahara. Dengan itu bendaharalah yang memegang uang yang ada
dalam organisasi selain itu segala transaksi tersebut harus dan dicatat
atau dibukukan oleh bendahara sebagai bukti pertanggung jawaban
atau laporan keuangan dalam organisasi.
(d)Penasehat atau Penanggung Jawab
Yaitu mempunyai tugas sebagai penasehat bagi ketua atau bertugas
mendampingi ketua dalam menjalankan organisasi. Selain itu
penasehat juga dapat memberi pendapat atau usulan bagi ketua
untuk mendapat solusi permasalahan dalam organisasi. Penasehat
juga dapat membantu ketua dalam pengambilan keputusan tentang
23

kebijakan yang akan dijalankan dalam organisasi.


(e) Seksi-seksi
Yaitu bagian dari organisasi yang mempunyai tugas spesialisasi
sesuai dengan tugas yang diberikan ketua. Banyaknya seksi dalam
organisasi sesuai dengan besar kecilnya organisasinya, semakin
besar organisasi maka semakin banyak seksi yang dibutuhkan
begitupun sebaliknya semakin kecil organisasi semakin sedikit pula
seksi yang dibutuhkan.
(f)Anggota
Anggota mempunyai peranan penting dalam jalannya organisasi.
Kesejahteraan anggota dapat menunjang berjalannya organisasi jika
dapat terpenuhi dengan baik segala kebutuhannya dan itu semua
tergantung dengan kinerja pengurus organisasi dalam menjalankan
tugasnya. Jika pengurus bekerja dengan baik maka kesejahteraan
anggota dapat terpenuhi sehingga dapat menunjang berjalannya
organisasi dengan baik dengan tercapai tujuan organisasi tersebut.
c. Program Latihan
1) Pengertian Program Latihan
Dalam dunia olahraga prestasi pasti ada sebuah program latihan
yang dijalankan secara bertahap dan berkelanjutan, hal itu sesuai
dengan tujuan olahraga prestasi yaitu pembinaan yang berkelanjutan
yang dapat berprestasi dalam setiap tingkatan. Jika dalam olahraga
prestasi tidak ada sebuah program latihan maka untuk mencapai
tujuan dari olahraga prestasi akan amat sulit karena tidak terarah dan
tidak terbina secara baik. Menurut (Agil Al Haddar, 2015) Program
latihan adalah petunjuk atau pedoman latihan yang bertujuan untuk
menentukan tujuan latihan,menentukan cara-cara yang efektif serta
usaha-usaha untuk mencapai tujuan dari latihan yang dilakukan.
Dari pengertian diatas dapat diketahui program latihan adalah
bagian dari olahraga yang merupakan proses sistematis yang
dilakukan dalam kurun waktu yang panjang serta ditingkatkan secara
24

bertahap dan juga secara personal individu, dengan mempunyai


tujuan untuk membentuk manusia yang dapat berfungsi secara
fisiologis dan psikologisnya untuk memenuhi sesuai tuntutan atau
tugas yang dibebankan.
Seorang pelatih pada dasarnya membuat sebuah program latihan
mempunyai tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan
ketrampilan yang dimiliki seorang atlet agar dapat berprestasi secara
maksimal. Dengan menjalankan program latihan secara baik dengan
bertahap dan bertingkat dalam kurun waktu yang lama sesuai dengan
program yang dibuat maka akan mampu meningkatkan prestasi.
Prestasi sendiri merupakan akumulasi dari kekuatan fisik, teknik,
taktik, dan kematangan psikis atau mental, sehingga aspek tersebut
perlu disiapkan secara menyeluruh, sebab satu aspek akan
menentukan aspek lainnya (Djoko Pekik Irianto, 2002). Dilihat dari
pendapat ahli tersebut kita dapat mengetahui jika seorang atlet dapat
berprestasi secara baik jika memenuhi 4 aspek yaitu kekuatan fisik,
teknik, taktik, dan kematangan psikis atau mental. Seorang atlet
tidak cukup sebuah kekuatan fisik saja untuk dapat berprestasi, tidak
cukup pula jika hanya teknik dan taktik saja, serta juga tidak cukup
hanya kematangan mental atau psikis saja. Maka dari itu keempat
aspek prestasi seorang atlet saling berkaitan dan berkesinambungan.
Kekuatan fisik atlet harus didukung penguasaan teknik yang
mumpuni, jika fisik dan teknik dapat terkuasai dengan baik maka
akan dapat bermain dengan taktikal sehingga dapat terarah cara
bermainnya serta jika sudah dapat bermain dengan taktikal atau
sistem yang sudah dibuat dengan baik maka seorang atlet harus
mempunyai mental bertanding yang bagus sehingga dapat
menunjang permainan bertanding atlet tersebut. Keempat aspek
tersebut juga dapat dikembangkan selama dalam program latihan
atlet.
Saat berjalannya latihan pelatih dapat menganalisa kekurangan yang
25

ada dalam diri seorang atlet sehingga pelatih dapat membuat


program latihan sesuai dengan kebutuhan atletnya sehingga dapat
terus berkembang dan dapat meningkat secara maksimal. Selain
untuk memperbaiki kekurangan seorang atlet adanya program
latihan juga dibuat untuk mengasah potensi atau kelebihan yang
ada dalam diri seorang atlet sehingga kelebihan atlet tersebut dapat
menjadi senjata utamanya untuk meraih prestasi sesuai yang
diinginkan.

2) Penyusunan Program Latihan


Dalam mempersiapkan seorang atlet agar bisa mencapai tingkat
prestasi yang tinggi atau maksimal, maka memerlukan waktu yang
cukup lama dan juga penyusunan program latihan yang teratur,
sistematis, seksama, bertahap dan berkelanjutan sepanjang tahun
tanpa selingan berhenti. Latihan yang dilakukan dalam jangka waktu
pendek atau disebut insidentil, atau hanya dalam kurun waktu 6
bulan, bahkan kurang dari itu setiap tahunnya, tidak memberikan
pengaruh atau perkembangan yang signifikan bagi seorang atlet jika
mempunyai target sebuah prestasi yang tinggi. Bahkan mungkin
dapat memberi pengaruh buruk bagi perkembangan atlet di
kemudian hari. Berikut adalah langkah-langkah dalam penyusunan
sebuah program latihan agar atlet dapat terus berkembang dan
meningkatkan potensi dalam diri seorang atlet:
(a)Unsur- unsur yang Harus Diperhatikan
Dalam penyusunan program latihan harus memperhatikan unsur-
unsur yang ada dalam penyusunan program latihan dan unsur-
unsurnya adalah sebagai berikut:
(1)Kemampuan atlit, baik fisik maupun mental
(2)Waktu pelaksanaan program latihan untuk
mengembangkan tenaga/ kekuatan, daya tahan, kecepatan,
flexibility, dan lain-lain untuk dikembangkan dengan sebaik-
26

baiknya.
(3)Cabang olahraga yang akan disiapkan
(4)Standar atau tingkatan nasional atau internasional
(5)Keadaan daerah setempat: Tradisi, iklim, dan lain-lain
(6)Faktor latihan: Prestasi, volume, intensitas
(7)Jadwal perlombaan dan uji coba
(8)Periodisasi latihan
Untuk membina atlit agar dapat ditingkatkan prestasi setinggi-
tingginya, diperlukan jangka waktu yang cukup lama. Oleh
karena membutuhkan waktu yang lama, maka latihan-latihan
tersebut dilaksanakan secara bertahap, yang terdiri dari: Program
jangka panjang dan program tahunan.
(b)Penentuan Dosis Beban Latihan
Menurut (Suharno, 1993) menyatakan bahwa beban latihan
adalah suatu bentuk rangsangan motorik yang dapat dikontrol
oleh pelatih untuk meningkatkan kualitas atlit dalam rangka
mencapai prestasi prima. Selanjutnya dijelaskan bahwa beban
latihan terdiri dari dua macam, yaitu: 1) Beban luar (outer load)
adalah rangsangan motorik yang dapat diatur atau dikontrol
dengan cara memvariasikan ciri-ciri beban latihan, seperti
volume, intensitas, recovery, frekuensi, irama dalam suatu unit
latihan, 2) Beban dalam (inner load) adalah perubahan fisiologi
organisme atlet akibat pengaruh beban luar yang ditandai dengan
kenaikan frekuensi, denyut jantung, dan nadi. Sedangkan menurut
bidang pembinaan prestasi (KONI Pusat, 2009) mengemukakan
bahwa yang dimaksud dengan beban latihan adalah berbagai
bentuk gerak yang menimbulkan rangsangan pada atlet untuk
memperbaiki kualitas fisik dan mentalnya. Adapun penetuan
beban latihan tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1)
Cara penentuan dosis beban latihan dengan repetisi maksimal,
bentuk latihan tunggal untuk menentukan intensitas beban
27

latihan berdasarkan kemampuan maksimal atlet; 2) Cara kenaikan


denyut nadi, beban latihan dikatakan maksimal apabila sesuai
latihan, denyut nadi atlet naik menjadi 3-3,5 kali denyut nadi; 3)
Cara penentuan intensitas beban latihan anaerobik, dengan
gerakan gerakan maksimal selama 10 detik, 15 detik, 25 detik, 30
detik dan 35 detik; 4) Denyut nadi maksimal (DNM) = 220-
Umur; dan 5) Denyut nadi latihan (training zone) = 80% - 90% X
DNM.
(c)Siklus Mikro/ Latihan Mingguan
Penyusunan program latihan mingguan disusun setiap minggu
dengan berbagai pertimbangan. Dengan dibuatnya program
latihan mingguan mempunyai manfaat dalam penentuan jumlah
sesi latihan dan jumlah hari latihan (frekuensi latihan). Adapun
beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan
program mingguan yaitu sebagai berikut:
(1)Usia kronologis dan usia pertumbuhan dan perkembangan
anak. Ada faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
jalannya proses berlatih yaitu pertumbuhan fisik dan mental
dan juga usia latihan (waktu yang dibutuhkan dalam
berlatih). Jika semakin cepat pertumbuhan dan perkembangan
dari anak serta usia latihan yang bertambah lama, sesi, dan
hari latihan yang dijalankan kepada siswa maka dapat
ditingkatkan dengan disesuaikan dengan kondisi latihan yang
sudah dijalankan.

(2)Periode dan fase.


Selanjutnya untuk menyusun program latihan mingguan juga
harus mengetahui periode dan fase latihan mingguan yang
telah dibuat. Dalam penyusunan periode dan fase latihan harus
menyesuaikan dengan grafik intensitas dan volume latihan
yang sudah dijalankan.
(3)Pengaturan beban latihan
28

Dalam memberikan beban latihan agar dapat diterima secara


proporsional kepada atlet maka harus diperhatikan pengaturan
dalam beban latihan. Jika pengaturan beban latihan yang
diberikan tepat maka atlet dapat beradaptasi dan mengalami
kompensasi akibat dari latihan yang sudah dijalankan.
(d)Siklus Makro/ Latihan Bulanan
Dalam menjalankan latihan untuk memudahkan perencanaannya,
maka dapat dianggap satu siklus makro dapat berjalan selama 1
bulan, serta satu siklus mikronya berjalan selama 1 minggu.
Teatapi hal ini tidak dapat mutlak. Dikarenakan pelatih bisa agak
menyimpang dari perencanaan yang dibuat, menyesuaikan
dengan waktu atau kondisi latihan yang dijalankan. Ada juga
pelatih yang menggunakan 1 siklus latihan lagi dalam
menjalankan programnya, yaitu adalah siklus meso (mesocycle)
yang dijadikan jembatan dari siklus makro dan mikro.

d. Sarana dan Prasarana Olahraga

Dalam dunia olahraga maka tidak dapat jauh dari sarana dan prasarana
olahraga. Karena sarana dan prasarana mempunyai peran penting dalam
menunjang keberhasilan praktek dilapangan bagi pelaku olahraga
dilapangan baik itu pelaku olahraga prestasi maupun pelaku olahraga
rekreasi dimasyarakat. Dalam (UU No 3 Tahun 2005, 2005) dijelaskan
pengertian sarana olahraga adalah peralatan dan perlengkapan yang
digunakan untuk kegiatan olahraga, sedangkan prasarana olahraga
adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan yang digunakan untuk
kegiatan olahraga dan/atau penyelenggaraan keolahragaan. Sedangkan
menurut (Soepartono, 2005) sarana pendidikan jasmani adalah segala
sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapi maksud dan
tujuan, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Sedangkan menurut
(Agus S. Suryobroto, 2004) menyatakan bahwa prasarana atau perkakas
29

adalah sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan


jasmani. Mudah dipindah tetapi berat atau sulit diangkat. Prasarana
antara lain adalah matras, peti, meja, tenis meja, dll. Perkakas ini
idealnya tidak dipindah-pindahkan, agar tidak mudah rusak, kecuali
kalau memang tempatnya terbatas sehingga harus selalu bongkar
pasang. (Agus S. Suryobroto, 2004) menambahkan kembali prasarana
atau fasilitas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran
penjas, bersifat permanen atau tidak dapat dipindah-pindahkan. Contoh
fasilitasnya antara lain: lapangan meliputi sepakbola, bola basket,
bolavoli, tenis lapangan, dan kasti. Dan fasilitas tersebut harus
memenuhi standar minimal untuk pembelajaran, yaitu antara lain
ukuran sesuai dengan yang dibutuhkan, bersih, terang, sirkulasi udara
lancar, serta aman atau tidak membahayakan penggunaannya.
Setelah melihat pendapat para ahli diatas dapat diketahui bahwa
ketersediaan sarana dan prasarana dalam dunia olahraga sangatlah
penting sekali. Baik untuk pembelajaran jasmani disekolah, untuk
olahraga rekreasi dalam masyarakat, dan juga untuk olahraga prestasi,
sarana prasarana olahraga memiliki peranan penting dalam ketiga hal
tersebut. Dalam pendidikan jasmani disekolah jika sarana dan prasarana
dapat terpenuhi dengan baik maka dapat memperlancar proses
pembelajaran penjas. Untuk olahraga rekreasi dalam masyarakatpun
tidak kalah penting dengan ketersediaan sarana dan prasarana olahraga
yang baik, karena dapat mempermudah kampanye pentingnya olahraga
sehingga kebugaran jasmani dalam masyarakat akan tercapai dengan
baik dan merata. Dalam dunia olahraga prestasi sarana dan prasarana
mempunyai peran penting, jika sarana dan prasarana dalam olahraga
prestasi dapat terpenuhi secara baik maka akan sangat menunjang
proses pengembangan atlet secara optimal sehingga atlet dapat bersaing
dalam level nasional bahkan internasional.
Jika pemenuhan sarana dan prasarana dalam tim sepak takraw Kota
Surakarta dapat terpenuhi secara baik maka bukan tidak mungkin akan
30

mendapat hasil yang maksimal dalam gelaran Pra PORPROV Jawa


Tengah Tahun 2022. Karena sarana prasarana juga merupakan kunci
jalannnya proses dalam target sebuah olahraga prestasi. Sebaik apapun
program latihan dan sumber daya manusia yang ada dalam sebuah tim
olahraga maka akan terhambat jika sarana dan prasarananya kurang
memadai, sehingga harus benar-benar mendapat perahatian.
31

B. KERANGKA BERFIKIR

PROfIL

OLAHRAGA PRESTASI

KONI

PRA PORPROV

SEPAK TAKRAW

MANAJEMEN DAN
PELATIH DAN SARANA DAN
ORGANISASI PROGRSM LATIHAN
PRASARANA
ATLET
OLAHRAGA

2.1 Gambar Kerangka Berfikir


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilakukan ditempat latihan tim sepak takraw Kota
Surakarta. Tempat latihan tim sepak takraw Kota surakarta sendiri berada di GOR
FKOR Manahan Universitas Sebelas Maret.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dan ditargetkan selesai dalam waktu 8 bulan,
dimulai dari bulan Oktober 2021 hingga bulan mei 2022. Penelitian ini dimulai
dari pengajuan judul lalu penyusunan proposal hingga sidang skripsi. Berikut
tabel waktu pelaksanaan pembuatan penelitian ini:
Tabel 3.1 Rincian Waktu dan Kegiatan Penelitian

Tahun 2021-2022

No Rencana Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1. Persiapan

a. Observasi

b. identifikasi
masalah

c. Penentuan
tindakan

d. Pengajuan judul

e. Penyusunan
Proposal

f. Seminar
Proposal

32
33

g. Pengajuan ijin
penelitian

2. Pelaksanaan

a. Pengumpulan
data

b. Analisis Data

3. Penyusunan Skripsi

a. Penulisan
Laporan

b. Sidang skripsi

B. Metode dan Pendekatan Penelitian

Jika dilihat dari maksud dan tujuan penelitian ini, jenis penelitian ini adalah
kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode survei. Menurut (Sugiyono,
2011) Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositifisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, pengambilan sample sumber dan data di lakukan secara
purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi
(gabungan) analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. Karena data hasil
dari deskriptif berwujud kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang-orang,
wawancara, perilaku yang diamati selama observasi dilakukan, dan analisis
dokumen yang ada. Dari itu dapat diketahui penelitian ini lebih mengarah pada
kalimat yang rinci dan juga lengkap. Penelitian kualitatif memiliki tujuan agar
bisa mempertahankan keaslian isi dari perilaku manusia dan menganalisa
kualitasnya. Dari itu dapat disimpulkan menganalisa profil cabang olahraga sepak
34

takraw di Kota Surakarta berkaitan dengan manajemen yang dilakukan maka


penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif.

C. Data dan Sumber data

Pada penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sumber data primer
dan data sekunder. Menurut (Husein Umar, 2013) Data primer merupakan suatu
data yang didapat dari sumber pertama baik individu maupun perseorangan,
seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan
peneliti. Data primer didapat dari sumbernya secara langsung, yaitu para informan
yang menjadi obyek dari penelitian yang didapatkan melalui wawancara atau
observasi untuk mendapatkan hasil atau data yang valid. Para informan tersebut
adalah orang-orang yang benar-benar memahami seluk beluk obyek yang akan
diteliti atau pelaku yang langsung terlibat dalam permasalahan penelitian tersebut.
Dalam memilih seorang Informan tidak dapat secara asal dalam artian informan
yang dipilih adalah yang harus relevan dalam memberikan informasi. Sedangkan
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan
baik oleh pihak pengumpul data primer maupun pihak lain (Husein Umar, 2013).
Data sekunder diperoleh melalui hasil telaah bacaan atau kajian pustaka, internet,
dokumen, arsip, buku- buku atau literatur yang terkait dengan permasalahan yang
sedang diteliti. Bisa dikatakan data sekunder adalah data yang didapatkan dari
hasil data primer ditambahkan dengan data dari sumber lain yang telah ada
sebelumnya. Pada penelitian ini sumber data yang akan didapatkan adalah data
pelatih dan atlet, manajemen dan struktur organisasi, program latihan, dan sarana
dan prasarana dari tim sepak takraw Kota Surakarta.

D. Teknik Pengambilan Subek Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian pasti terdapat sampel dan populasi yang akan
diteliti. Menurut (Sugiyono, 2012) populasi merupakan wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Sedangkan sampel menurut (Sugiyono, 2012) merupakan bagian dari jumlah dan
35

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan data pada
penelitian ini dilakukan dengan menentukan sampel dengan jumlahnya lalu
disesuaikan ukuran sampel yang akan menjadi sumber data sebenarnya, serta juga
memperhatikan penyebaran dan sifat dari populasi agar mendapatkan sampel yang
benar-benar bisa mewakili dari populasi. Dalam penelitian ini populasinya adalah
pelatih, atlet dan seluruh pengurus tim sepak takraw Kota Surakarta.
Dari melihat pendapat ahli diatas dapat diketahui teknik pengambilan
sampel adalah purposive sampling. Menurut (Sugiyono, 2018) Purposive
Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yaitu
berdasarkan jenis kelamin dan umur. Dari itu maka yang dijadikan sampel adalah
yang benar-benar mengetahui segala tentang obyek penelitian. Dan orang yang
dijadikan sampel tersebut biasanya orang yang berkuasa atau yang mempunyai
jabatan penting dalam obyek yang akan diteliti sehingga mampu memudahkan
peneliti menggali informasi dalam pengambilan data. Dan pada penenelitian ini
terdapat 10 orang yang dijadikan sampel penelitian, yang terdiri dari 2 pengurus
cabang sepak takraw Kota surakarta, 1 pelatih cabang sepak takraw Kota
Surakarta, 5 atlet putra sepak takraw Kota Surakarta, dan 2 atlet putri sepak
takraw Kota Surakarta.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian proses pengumpulan data merupakan proses yang sangat
penting sekali. Karena jika kita dapat melakukan pengumpulan data dengan
baik maka dapat menunjang keberhasilan dalam mendapatkan data yang valid.
Dalam penelitian ini menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data yaitu:
a. Observasi
Menurut (Sugiyono, 2013) observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan. Dari pendapat ahli tersebut dapat diketahui observasi adalah
proses pengamatan pada obyek penelitian. Proses pengamatan tersebut
35

dilakukan secara menyeluruh sebelum terfokus pada pada obyek penelitian.


Pengamatan secara terfokus dilaksanakan untuk mengamati secara detail,
terperinci, dan mampu menggambarkan secara spesifik profil dari tim sepak
takraw Kota Surakarta.
b. Wawacara
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih untuk mendapatkan informasi tertentu. Menurut (Sugiyono, 2013)
wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu
topik. Wawancara pada penelitian ini dilakukan secara terstruktur, terbuka,
dan terencana. Dan dalam penelitian ini topik dari wawancara adalah
seputar dari data pelatih dan atlet, manajemen dan pengorganisasian,
program latihan, dan sarana prasarana dalam tim sepak takraw Kota
Surakarta. Serta proses wawancara tersebut dilakukan dengan pengurus,
pelatih, dan atlet dari tim sepak takraw Kota Surakarta.
c. Dokumentasi
Menurut (Sugiyono, 2013) dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen tersebut dapat berbentuk tulisan, gambar, atau
karya – karya monumental dari seseorang. Dengan adanya dokumentasi
dalam proses penelitian maka akan menunjang keberhasilan proses
observasi dan wawancara serta menjadi lebih terpercaya.
2. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunkan metode survei. Metode survei pada
penelitian ini menggunkan instrumen wawancara dalam pengambilan datanya.
Wawancara digunakan untuk mencatat hasil survei yang sudah dilakukan.

F. Teknik Uji Validitas Data

Pada penelitian ini teknik pengujian data yang digunakan adalah teknik
triangulasi yang menjadi salah satu langkah dalam meningkatakan uji validitas
dalam sebuah penelitian. Validitas data adalah sebuah ketepatan data yang terjadi
dilapangan dengan data yang akan diserahkan atau dilaporkan oleh peneliti.
35

Menurut (Moleong, 2016) triangulasi bisa dikategorikan bagaikan metode


pengecekan keabsahan informasi yang menggunakan suatu yang lain. Diluar
informasi itu buat keperluan pengecekan ataupun bagaikan pembanding terhadap
informasi itu. Terdapat beberapa teknik triangulasi diantaranya yaitu triangulasi
sumber data, triangulasi peneliti, triangulasi metode dan triangulasi teori. Dan
pada penelitian ini peniliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi
metode. Triangulasi sumber berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data yang sama untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda (Sugiyono,
2010). Sumber-sumber data yang berbeda tersebut di peroleh dari pengurus,
pelatih, maupun atlet. Sedangkan triangulasi metode adalah pengumpulan data
yang dilakukan dengan mengunakan berbagai macam metode pengumpulan data.
Macam–macam metode tersebut yaitu seperti obervasi, wawancara, dan
dokumentasi.

G. Teknik Analisis Data

Dalam sebuah penelitian analisis data mempunyai peran penting dalam


membantu pemecahan masalah dalam sebuah penelitian. Setelah mendapatkan
data yang diteliti setelah itu data dianalisa, sesuai dengan penelitian ini teknik
analisa dalam penelitian adalah dengan teknik deskriptif yang didasari oleh
analisa kualitatif. Dalam penelitian deskriptif data harus benar-benar tekumpul
semuanya baru mampu untuk dianalisa. Karena jika data belum terkumpul
semuanya maka akan menghambat proses analisa tersebut. Setelah data terkumpul
selanjutnya adalah data disusun sesuai dengan jenis data dan dalam penelitian ini
jenis datanya adalah data kualitatif.

H. Prosedur Penelitian

Dalam sebuah penelitian prosedur penelitian sangatlah penting sekali.


Dengan adanya prosedur penelitian maka jalannya sebuah penelitian dapat
tersekema dan terencana dengan baik. Berikut adalah prosedur penelitian dalam
penelitian ini :
35

Penelit Penelit Peneli


i i ti
melak melak melak
ukan ukan ukan
observ analisi analis
asi data is data
awal akhir

Penel Peneliti
iti melakuk
meny an Kesi
usun pengump mpul
propo ulan data an
sal

Peneliti
melaksan Pen
kan eliti
seminar me
proposal mint
a
izin
kepa
da
pen
guru
s
cabo
r
sepa
k
takr
aw

3.1 Gambar prosedur penelitia


DAFTAR PUSTAKA

39
40
41

LAMPIRAN 1
HALAMAN PERSETUJUAN DARI BIRO SKRIPSI
42

LAMPIRAN 2

LEMBAR VALIDASI

INSTRUMEN PENELITIAN
Nama Validator : Rumi Iqbal Doewes, S.Pd., M.Or.
NIP : 198603052010121005
Jabatan : Dosen Fakultas Keolahragaan UNS
Unit Kerja : Universitas Sebelas Maret Surakarta

A. PENILAIAN TERHADAP KONSTRUKSI PEDOMAN


WAWANCARA Berilah tanda centang (√) pada tempat yang
tersedia dengan penilaian Bapak/Ibu!
S: Setuju TS: Tidak Setuju
Skala
No. Kriteria Penilaian Penilaian Saran/Perbaikan
S TS
1. Pedoman wawancara
dirumuskan dengan jelas.
2. Pedoman wawancara
mencakup aspek:
a. Sarana & Prasarana
b. SDM Pelatih

c. SDM Atlet

3. Batasan pedoman wawancara


dapat menjawab tujuan
penelitian.

B. PENILAIAN TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA


Berilah tanda centang (√) pada tempat yang tersedia dengan
43

penilaian Bapak/Ibu!

S: Setuju TS: Tidak Setuju


Skala
No. Kriteria Penilaian Penilaian Saran/Perbaikan
S TS
1. Pedoman wawancara
menggunakan bahasa
Indonesia yang sesuai dengan
kaidah yang baik dan benar.
2. Pedoman wawancara
menggunakan bahasa yang
mudah dipahami dan
dimengerti.
3. Pedoman wawancara
menggunakan bahasa yang
komunikatif.
4. Pedoman wawancara bebas
dari pernyataan yang dapat
menimbulkan penafsiran
ganda.

C. PENILAIAN TERHADAP MATERI PEDOMAN


WAWANCARA Berilah tanda centang (√) pada tempat yang
tersedia dengan penilaian Bapak/Ibu!
S: Setuju TS: Tidak Setuju
Skala
No. Kriteria Penilaian Penilaian Saran/Perbaikan
S TS
1. Pedoman wawancara dapat
menggali aspek-aspek
44

manajemen olahraga pada


cabang olahraga sepak
takraw.
2. Pedoman wawancara dapat
menggali informasi untuk
mendeskripsikan bagaimana
pembinaan cabang olahraga
sepak takraw dalam rangka
persiapan Pra Porprov
Jawa Tengah 2022.

Secara umum pedoman wawancara ini:


(mohon berikan tanda centang (√) sesuai penilaian Bapak/Ibu)
LD : Layak Digunakan
LDR : Layak Diginakan dengan Revisi
TD : Tidak Layak Digunakan

Surakarta, Juni 2022


Validator Ahli Organisasi

Rumi Iqbal Doewes


NIP. 198603052010121005
45

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen


organisasi, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta program latihan
yang dijalankan oleh cabang olahraga sepak takraw Kota Surakarta. Teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data adalah triangulasi, yaitu dengan
menggabungkan tiga teknik berbeda dengan mempunyai sumber yang sama. Dan
ketiga teknik itu yaitu observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Berikut
adalah kisi-kisi instrumen wawancara pada penelitian ini sebagai acuan dalam
pengumpulan data:

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN


Sumber
No. Variabel Indikator Sub Indikator Teknik
Data
1. Sarana & Perencanaan -sarana & Pengcab
Prasarana prasarana yang
dibutuhkan
-sarana &
prasarana yang
ada
Pengadaan -pengajuan Pengcab
proposal

Pemanfaatan -iventarisasi Pengcab


-penggunaan
-pemeliharaan
Evaluasi -kualitas sarana Pengcab
& prasarana
-kuantitas
Triangulasi
sarana &
prasarana
-kondisi sarana
& prasarana
46

Penghapusan -lelang Pengcab


-pemusnahan
2. Sumber Program -periodisasi Pelatih
Daya Latihan atihan
Manusia -peak
(Pelatih) performance
-target prestasi
-jadwal
-pelaksanaan
program
Latihan
Kesejahteraan -insentif pelatih Pelatih
Pelatih -bonus pelatih
Kualifikasi -lisensi pelatih Pelatih
Pelatih -pengalaman
-kompetensi
3. Sumber Kesejahteraan -insentif atlet Atlet
Daya Atlet -gizi &
Manusia suplemen atlet
(Atlet) -bonus atlet
Kondisi Atlet -kondisi fisik Atlet
-kondisi mental
-keterampilan
-motivasi
Prestasi atlet -catatan Atlet
prestasi
50

PEDOMAN WAWANCARA

A. Tujuan Wawancara
Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah bagian dari teknik
pengumpulan data triangulasi yang mempunyai tujuan untuk melengkapi data
dari penelitian ini sehingga dapat memperoleh kesimpulan dari penelitian ini.
B. Metode Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur, yaitu
wawancara yang sudah disiapkan instrumen pertanyannya namun lebih bebas
dan pertanyaan bisa lebih luas tergantung dengan jawaban yang narasumber
berikan saat wawancara dilakukan.
C. Instrumen Wawancara
Berikut instrumen wawancara pada penelitian ini:

INSTRUMEN WAWANCARA
STRUKTUR ORGANISASI DAN SARPRAS
Pengurus Cabang
1. Apakah struktur organisasi dalam kepengurusan berjalan dengan baik?
2. Apakah setiap anggota pengurus dalam organisasi sudah memahami tujuan
dari organisasi?
3. Apakah pengurus memiliki kinerja sesuai bidangnya?
4. Apakah setiap pengurus berkompeten dalam menjalankan tugasnya?
5. Apakah pengurus menjalankan struktur organisasi demi kemajuan cabang
olahraga?
6. Apakah pengurus mampu mengayomi dengan baik?
7. Apakah pengurus bertanggung jawab dengan baik dalam menjalankan
tugasnya?
8. Apakah pengurus selalu terbuka dengan apa yang ada dalam jalannya
organisasi?
9. Apakah pengurus selalu memantau perkembangan cabang olahraga?
50

10. Apakah pengurus memiliki program kerja bulanan dan tahunan?


11. Apakah pengurus selalu melakukan evaluasi dalam jalannya organisasi?
12. Apakah pengurus melakukan evaluasi terhadap pelatih dan atlet?
13. Apa target dari pengurus dalam event PORPROV tahun 2023?
14. Kebutuhan sarpras apa saja yang dibutuhkan untuk persiapan menghadapi
Porprov 2023?
15. Apakah sarpras yang ada saat ini sudah cukup memadai untuk
menjalankan program latihan secara maksimal?
16. Dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Tengah apakah menurut saudara
sarpras saat ini lebih baik atau lebih buruk?
17. Apakah setiap tahun terdapat pengadaan sarpras? Atau hanya saat akan
menghadapi even tertentu saja?
18. Adakah kendala saat pengajuan proposal sarpras selama ini?
19. Adakah iventarisasi sarana & prasarana dalam pelaksanaan pembinaan
cabang olahraga ini?
20. Apakah penggunaan sarpras selama ini sudah cukup efektif untuk
meningkatkan prestasi atlet?
21. Adakah sarpras yang jarang digunakan? Atau tidak terpakai sama sekali?
22. Bagaimana pemeliharaan sarpras selama ini?
23. Bagaimana kualitas sarpras yang ada saat ini? Sudahkah memenuhi
standar nasional atau internasional?
24. Apakah jumlah sarpras yang ada saat ini sudah mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan latihan atlet?
25. Bagaimana kondisi sarpras yang ada saat ini menurut saudara?
26. Setiap sarpras ada usianya, bagaimana dengan sarpras yang telah melebihi
usia pakai? Apakah tetap digunakan? Atau di hilangkan?
27. Jika dihilangkan dengan cara apa? Dilelang atau di musnahkan?
SDM
Pelatih
28. Bagaimana periodisasi latihan dalam menghadapi Porprov 2023?
50

29. Ada berapa puncak performa (peak performance) selama persiapan


menghadapi Porprov 2023?
30. Apa target yang akan dicapai dalam Porprov 2023?
31. Bagaimana jadwal latihan atlet dalam menghadapi Porprov 2023?
32. Bagaimana pelaksanaan program latihan selama ini? Sudahkah berjalan
dengan baik atau ada kendala?
33. Apakah atlet mampu mengikuti program latihan dengan baik?
34. Bagaimana sistem program latihan yang diterapkan? apakah mingguan
atau bulanan atau keduanya?
35. Bagaimana antusias atlet dalam menjalankan program latihan yang
diberikan?
36. Adakah sesi mental training dalam pelaksanaan program latihan?
37. Apakah terjadi progres terhadap atlet setelah menjalankan program
latihan?
38. Apakah selalu ada evaluasi diakhir program latihan mingguan atau
bulanan?
39. Adakah kompetisi tingkat kota dalam upaya menjaring bibit atlet
potensial?
40. Apakah penentuan kuota atlet sudah Porprov 2023 sudah sesuai dengan
kompetensi atlet?
41. Apakah atlet peraih medali Porprov 2018 masih membela Kota Surakarta
untuk Porprov 2023?
42. Apakah pelatih memperoleh insentif? Jika iya, sejak kapan?
43. Apakah sudah layak insentif yang diterima pelatih?
44. Apakah ada bonus untuk pelatih jika atletnya meraih medali di ajang
Porprov?
45. Apakah pelatih memiliki lisensi pelatih?
46. Bagaimana pengalaman pelatih dalam melatih selama ini?
47. Apakah pelatih memiliki pengalaman menjadi atlet?
48. Apakah pelatih dapat memberikan contoh gerakan saat melatih?
50

49. Apakah pelatih selalu memberikan evaluasi dan motivasi kepada atlet
setelah selesai latihan?
50. Apakah pelatih saat ini hanya melatih untuk atlet Porprov 2023?
Atlet
51. Apakah atlet sudah memperoleh insentif selama ini? Jika iya, sejak kapan?
52. Apakah insentif yang didapat atlet sudah layak?
53. Apakah gizi dan suplemen atlet selama ini terpenuhi?
54. Adakah bonus atlet peraih medali untuk Porprov 2023? Jika ada apakah
nominalnya sudah layak?
55. Bagaimana kondisi fisik atlet dalam menghadapi Pra Porprov 2022? (Hasil
tes parameter)
56. Bagaimana kondisi mental atlet dalam menghadapi Pra Porprov 2022?
57. Apakah atlet sudah memiliki keterampilan yang cukup untuk menghadapi
Pra Porprov 2022?
58. Apakah atlet merasa yakin dapat lolos Pra Porprov 2022 dan meraih
medali di ajang Porprov 2023?
59. Apa prestasi terbaik yang pernah atlet raih?
60. Apakah atlet pernah mengikuti Porprov sebelumnya? Bagaimana
hasilnya?

Anda mungkin juga menyukai