Anda di halaman 1dari 64

PROFIL KONDISI FISIK TIM SEPAKBOLA PUTRA

PEMUSATAN LATIHAN DAERAH DKI JAKARTA

TAHUN 2023

MUHAMAD YUSUF FADDILA


11200016

Tugas Akhir Ini Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Guna Memperoleh Gelar Madya

PROGRAM STUDI D3 ILMU KEPELATIHAN OLAHRAGA


AKADEMI OLAHRAGA PRESTASI NASIONAL
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam, shalawat beserta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarganya, sahabatnya, dan
juga pengikutnya hingga akhir zaman, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan baik.

Penulis menulis tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui profil kondisi
fisik tim sepakbola putra Pelatda DKI Jakarta.

Tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari berbagai
pihak, khususnya pembimbing. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
disampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Mayjen TNI (Purn) Tono Suratman, S. Ip selaku Direktur utama Akademi
Olahraga Prestasi Nasional yang telah memberikan izin untuk menuntut ilmu
dan memberikan fasilitas belajar bagi penulis.
2. Bapak Andri Paranoan, M. Pd selaku dosen pembimbing akademik dan dosen
pembimbing tugas akhir yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan
mengenai isi dari tugas akhir ini sehingga terselesaikannya tugas akhir ini.
3. Bapak Ari Faizal, S, Or., M. Pd selaku dosen pembimbing 2 tugas akhir yang
dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan mengenai penulisan dari tugas
akhir ini sehingga terselesaikannya tugas akhir ini.
4. Semua teman-teman seperjuangan angkatan 2020. Terima kasih atas dukungan
dan bantuannya.
5. Ibu dan Ayah. Terima kasih telah membiayai dan memenuhi segala kebutuhan
saya selama berkuliah, serta selalu mendoakan saya agar tugas akhir ini dapat
terselesaikan dengan baik.
6. Kakak dan Adik saya. Terima kasih untuk setiap senyuman dan tawa yang kalian
berikan setiap hari sebagai pendukung moral saya dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.

ii
7. Coach Benyamin Leo Betty. Terima kasih telah memberikan saya kesempatan
untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sehingga saya dapat
menyusun tugas akhir ini.
8. Coach Eggi Hadyatmiko. Terima kasih telah memberikan bantuan pada saat
melaksanakan tes pengukuran kepada tim sepakbola putra Pelatda DKI Jakarta.
9. Teman-temen pemain di tim sepakbola putra Pelatda DKI Jakarta yang menjadi
sampel dalam tugas akhir ini. Terima kasih atas bantuan, dukungan, dan
persahabatannya.
10. Bang Samsudin dan Rico Sanjaya. Terima kasih telah memberikan banyak
bantuan dan arahan-arahan selama saya berkuliah di Akademi Olahraga Prestasi
Nasional.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini, yang tidak
bisa saya sebutkan satu per satu.

Semoga amal baik dari berbagai pihak tersebut mendapatkan balasan yang
berlimpah dari Allah SWT.

Penulis sadar dengan sepenuh hati, bahwa tugas akhir ini masih jauh dari
kata sempurna, kritik dan saran sangat diharapkan. Semoga tugas akhir ini
bermanfaat bagi pembaca yang Budiman.

Jakarta, 8 April 2023

Muhamad Yusuf Faddila

iii
PROFILE KONDISI FISIK TIM SEPAKBOLA PUTRA PEMUSATAN
LATIHAN DAERAH DKI JAKARTA TAHUN 2023

Oleh :
Muhamad Yusuf Faddila
11200016

Abstrak

Kondisi fisik pemain sepakbola adalah menjadi salh satu faktor utama yang
penting untuk mencapai prestasi yang maksimal. Penulisan ini bertujuan untuk
mengetahui profil kondisi fisik tim sepakbola putra pelatda DKI Jakarta tahun 2023.

Penulisan ini merupakan survei dengan desain deskriptif. Subyek dari penelitian
ini adalah seluruh pemain dari tim sepakbola putra pelatda DKI Jakarta tahun 2023,
yaitu sejumlah 25 orang. Teknik pengambilan data menggunakan survey dengan
instrument yang digunakan tes, yang terdiri dari 7 item tes, yaitu Sprint 20 M,
Shuttle run 8x5 M, Triple hop jump, Sit and reach modifikasi, Push Up, Sit Up, dan
Bleep test.

Berdasarkan hasil tes pengukuran dan evaluasi kondisi fisik atlet di tim
sepakbola putra Pelatda DKI Jakarta, maka dapat disimpulkan bahwa pada
komponen fisik (Speed) kecepatan termasuk dalam kategori baik dengan nilai
(3,23), untuk komponen fisik (Agility) kelincahan termasuk dalam kategori cukup
dengan nilai (14,96), komponen fisik (Power) daya ledak termasuk dalam kategori
cukup dengan nilai untuk tungkai kanan (6,11), sedangkan untuk tungkai kiri
termasuk dalam kategori cukup juga dengan nilai (6,07), untuk komponen fisik
(Flexibility) kelentukan termasuk dalam kategori bagus sekali dengan nilai (21,46),
komponen fisik (Muscle Endurance) daya tahan otot lengan termasuk dalam
kategori kurang dengan nilai (27,72), sedangkan untuk daya tahan otot perut
termasuk dalam kategori bagus sekali dengan persentase (31,6), lalu komponen
fisik (Endurance) daya tahan termasuk dalam kategori cukup dengan persentase
(46,3).

iv
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ……………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR……………………………………………………….. ii
ABSTRAK …………………………………………………………………... iv

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… v


BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………………. 1


B. Identifikasi Masalah ………………………………………………………. 6
C. Pembatasan Masalah ……………………………………………………… 6

D. Rumusan Masalah ………………………………………………………… 7


E. Tujuan Tugas Akhir ……………………………………………………….. 7

F. Manfaat Tugas Akhir ……………………………………………………… 7


BAB II LANDASAN KONSEPTUAL …………………………………….. 8

A. Kajian Teori ……………………………………………………………... 8


1. Sepakbola …………………………………………………………. 8

2. Profil …………………………………………………………...…. 11
3. Kondisi Fisik ……………………………………………………… 13

4. Koni DKI Jakarta …………………………………………………. 16


5. Tes Pengukuran dan Evaluasi…………………………..………. 16
B. Kerangka Project………………………………………………………… 18

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………… 20


A. Hasil ……………………………………………………………………… 20

1. Subjek ……………………………………………………………... 20
2. Waktu dan Tempat ………………………………………………… 20

3. Metode …………………………………………………………….. 20
4. Sampel Tugas Akhir ……………….………………………………. 20

v
5. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………… 20

a. Analisis Data ………………………………………………. 21


b. Instrument Tes ………………………………………...…... 23

B. Pembahasan……………………………………………………………… 40
a. Sprint 20 Meter (Speed)Subjek ………………….………………... 40

b. Shuttle run 8x5 Meter (Agility).………………….………………... 41


c. Triple hop jump (Power)…….…………………………………..……... 42

d. Sit and reach modifikasi (Flexibility)…………….………………... 42


e. Push up 1 menit (Muscular Endurance)…………….……………... 43

f. Sit up 1 menit (Muscullar endurance)…………….………………... 44


g. Bleep test (Endurance).………………….……….………………... 45
BAB IV Penutup………………………..…………………………………… 46

A. Pembahasan……………………………………………………………… 46
B. Pembahasan……………………………………………………………… 47

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 48


LAMPIRAN

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Olahraga merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat untuk menjaga kesegaran

jasmani agar tubuh tetap dalam pada kondisi yang baik. Kegiatan olahraga ini sudah

semakin berkembang dikalangan masyarakat, baik di pedesaan ataupun juga

diperkotaan. Semua itu dilakukan agar kesehatan dan juga kesegaran jasmani tetap

selalu terjaga dengan baik.

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang memiliki penggemar yang sangat

banyak di Indonesia bahkan juga di dunia, baik itu laki-laki, perempuan, anak-anak,

remaja, dewasa, bahkan orangtua sekalipun. Sepakbola adalah suatu permainan

yang dilakukan dengan cara mengoper, menyundul, ataupun menendang bola yang

diperebutkan oleh pemain dengan tujuan memasukan bola ke gawang lawan

sebanyak-banyaknya dan mencegah gawang sendiri dari kemasukan gol. Sepak

bola dimainkan secara beregu yang dimana masing masing regunya berisi 10

pemain dan 1 penjaga gawang.

Sejarah sepak bola dimulai pada abad ke-2 dan ke-3 sebelum masehi di Cina.

Pada masa Dinasti Han, masyarakat menggunakan bola yang terbuat dari kulit

dengan menggiring dan menendang ke jaring kecil yang disebut dengan Tsu Chu.

Tsu sendiri mempunyai arti "menerjang bola dengan kaki". Sedangkan chu, berarti

"bola dari kulit dan ada isinya".


2

Sepak bola mempunyai badan internasioanl yang sudah berdiri lama yang

bernama Federation International de Football Association (FIFA) dirikan di Paris,

Prancis pada 21 Mei 1904. Untuk di wilayah asia organisasi sepakbola bernama

AFC (Asian Football Confederation ) yang didirikan pada 8 Mei 1954. Untuk di

kawasan asia tenggara organisasi sepakbola bernama AFF (ASEAN Football

Federation).

Di Indonesia sendiri, sepak bola mulai dikenal pada tahun 1914, pada masa itu

Indonesia masih dijajah oleh Belanda. Setelah sepak bola di Indonesia semakin

berkembang, saat itu juga PSSI terbentuk. PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil

bernama Soeratin Sosrosoegondo pada 19 April 1930 di Yogyakarta, saat Indonesia

masih dijajah oleh Belanda.

Banyak tujuan dari permainan sepak bola ini, mulai hanya dari sekedar hiburan

sampai akhirnya sekarang berkembang luas, seperti untuk menjaga kesehatan

jasmani, untuk sekedar mencari penghasilan, bahkan untuk mencapai prestasi yang

tinggi, dan mengharumkan nama daerah, bangsa dan negara. Prestasi dalam cabang

olahraga sepakbola dapat diraih dengan adanya fasilitas yang memadai dan juga

pembinaan yang terstruktur dan juga terlaksana dengan baik. Namun demikian

tanpa pengetahuan yang cukup tentang proses pembinaan terhadap hal-hal pokok

yang menunjang peningkatan prestasi maka akan sulit untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan. Untuk mencapai prestasi yang dimaksud, setiap atlet harus

memiliki kondisi fisik yang baik. Hal ini juga menjadi salah satu masalah yang

terjadi pada banyak atlet sepak bola di Indonesia yang akhirnya membuat Tim

nasional Indonesia kesulitan meraih emas lagi pada SEA Games, dan tidak pernah
3

menjadi juara umum pada turnamen sekelas AFF. Tentunya, ini menjadi tamparan

keras untuk PSSI dan semua masyarakat Indonesia bahwa kualitas sepak bola di

Indonesia masih kesulitan bersaing di Asia bahkan di Asia Tenggara.

Di Indonesia sendiri sudah mempunyai lembaga olahraga yang sekarang dikenal

dengan nama KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) yang bertugas untuk

melaksanakan pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan olahraga prestasi setiap

atlet di Indonesia untuk meningkatkan harkat, martabat, dan kehormatan bangsa.

KONI terbagi di setiap daerah yang berada di Indonesia, salah satunya adalah KONI

DKI Jakarta yang diketuai oleh Hidayat Humaid.

KONI DKI Jakarta bertugas untuk melaksanakan pengelolaan, pembinaan, dan

pengembangan olahraga prestasi setiap atlet di daerah DKI Jakarta salah satunya

pada cabang olahraga sepakbola. KONI DKI Jakarta mempunyai tugas berat pada

cabang olahraga sepakbola putra, dikarenakan pada PRA PON tahun 2019 tim

sepakbola putra Pelatda DKI Jakarta gagal lolos menuju PON di Papua. KONI DKI

Jakarta telah membentuk Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) DKI Jakarta pada

cabang olahraga sepak bola untuk mempersiapkan tim sepak bola putra DKI Jakarta

untuk menghadapi PRA PON dan PON. Tentunya ini menjadi tugas yang berat bagi

staff pelatih tim sepak bola putra Pelatda DKI Jakarta untuk membawa tim sepak

bola putra DKI Jakarta lolos PRA PON.

Kemampuan kondisi fisik yang baik adalah suatu kewajiban yang dimiliki oleh

setiap atlet salah satunya adalah atlet sepak bola. Dalam pelaksanaannya terdapat

beberapa rangkaian gerakan dan latihan yang menjadi kunci dasar keberhasilan atlet
4

dalam meraih prestasi. Jika seorang atlet sepak bola memiliki kondisi fisik yang

baik, semua aktifitas gerakan teknik yang dilakukan tentunya akan semakin

sempurna. Tanpa adanya persiapan kondisi fisik yang mumpuni suatu tim sepak

bola akan sangat mengalami kesulitan dalam mencapai sebuah prestasi puncak.

Selain pentingnya kondisi fisik, banyak cara untuk mendapatkan materi pemain

yang baik, salah satunya dengan mengetahui terlebih dahulu profil kondisi fisik dari

para pemain, seperti : (1) Kekuatan (strength), (2) Kecepatan (speed), (3) Daya

tahan (endurance), (4) Kelincahan (agility, (5) Daya ledak (power), (6) Kelentukan

(flexibility), dan (7) Koordinasi (coordination). Profil kondisi atlet ini tentunya

sangat diperlukan oleh setiap tim sepakbola dimanapun untuk menjadi dasar awal

meraih prestasi. Pentingnya profil kondisi atlet hendaknya harus disadari oleh setiap

pelatih dan juga atlet itu sendiri. Pelatih hendaknya selalu mengontrol profil kondisi

fisik setiap atletnya, sehingga akan terdeteksi sejak awal apabila atlet tersebut

mengalami gangguan pada fisiknya yang nantinya akan mempengaruhi tim

terhadap proses pencapaian prestasi maupun penampilan atlet tersebut dalam

pertandingan. Selain itu, hasil dari tes dapat berbentuk data pemain yang dapat

digunakan oleh pelatih untuk mengarahkan dan memberikan informasi kepada

pemain tentang keadaan kondisi fisiknya serta dapat menjadi rambu-rambu untuk

merancang program latihan selanjutnya. Selain itu akan terlihat juga ada atau

tidaknya peningkatan kondisi fisik pemain selama menjalankan suatu program

latihan fisik.

Permainan sepak bola merupakan cabang olahraga dinamis yang membutuhkan

kondisi fisik yang mumpuni. Fisik yang mumpuni adalah syarat dasar yang harus
5

di miliki setiap pemain sepakbola, karena dalam permainan sepak bola dituntut

untuk berlari setiap saat untuk mengejar, menggiring, merebut bola dari lawan,

bergerak ke segala arah dengan cepat (baik dalam keadaan menyerang maupun

bertahan), menggerakkan kaki dan tangan serta kepala dengan tepat, dan melompat

dengan benar dan tepat. Sebagaimana mestinya, setiap pemain sepak bola harus

mempunyai ketahanan fisik VO2Max yang baik karena pemain sepak bola harus

berlari selama 90 menit di lapangan dengan ukuran 64-75 meter dan panjang 100-

110 meter. Dengan lama pertandingan yang berlangsung berdurasi waktu 2 x 45

menit bahkan bisa lebih apabila terjadi babak tambahan (extra time). Dengan

mempunyai kemampuan daya tahan tubuh yang baik, maka aktivitas latihan

maupun pertandingan tidak akan mudah mengalami kelelahan yang begitu berat

dan cepat. Kondisi fisik sangat berhubungan dengan daya tahan atlet dalam

pernapasan, jantung, dan peredaran darah saat beraktifitas.

Oleh karena itu, menarik untuk menulis tentang profil kondisi fisik atlet sepak

bola dalam suatu tim sepak bola dimasa persiapan dalam menghadapi suatu

pertandingan. Hal yang menjadi prioritas utama yang diberikan oleh tim pelatih

dalam masa persiapan menghadapi pertandingan yaitu dengan membenahi masalah

kondisi fisik atletnya.

Berkaitan dengan penjelasan di atas, bahwa kondisi fisik merupakan sautu

fondasi untuk mencapai prestasi maksimal serta kondisi fisik atlet tim sepak bola

putra Pelatda DKI Jakarta sendiri masih dipertanyakan, maka dari itu akan diadakan

suatu tes di Pelatda DKI Jakarta. Atas dasar itu, penulis memberikan tugas akhir ini
6

dengan judul “Profil Kondisi Fisik Atlet Tim Sepak bola Putra Pelatda DKI

Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai

berikut :

1. Mengapa profil kondisi atlet sangat penting untuk menunjang prestasi atlet?

2. Apa yang menjadi salah satu faktor penyebab Timnas sepak bola Indonesia gagal

meraih juara di SEA Games maupun di piala AFF?

3. Apa yang menyebabkan tim sepakbola putra Pelatda DKI Jakarta gagal lolos

PRA PON tahun 2019?

3. Komponen apa saja yang diperlukan dalam cabang olahraga sepakbola?

4. Bagaimana hasil dari profil kondisi fisik atlet tim sepak bola Putra Pelatda DKI

Jakarta?

5. Bagaimana bentuk-bentuk tes untuk mengetahui cara mengukur komponen

kondisi fisik pemain di tim sepak bola Putra Pelatda DKI Jakarta?

C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan tidak terlalu meluas, maka peneliti hanya membatasi

permasalahan pada “Profil Kondisi Fisik Tim Sepak bola Putra Pelatda DKI

Jakarta”.
7

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka

permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana profil kondisi fisik

tim sepak bola putra pelatda DKI Jakarta?

E. Tujuan Tugas Akhir


Sesuai dengan masalah yang sudah dirumuskan di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai oleh penulis adalah untuk mengetahui secara jelas profil kondisi fisik tim

sepak bola putra pelatda DKI Jakarta.

E. Manfaat Tugas Akhir


Pada penulisan profil kondisi fisik tim sepak bola putra Pelatda DKI Jakarta

diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat dijadikan suatu gambaran bahwa dengan semakin bagus profil

kondisi seorang atlet maka akan menunjang prestasi seorang atlet itu sendiri.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pelatih, sebagai data untuk melakukan evaluasi terhadap program

latihan yang telah dilaksanakan, serta untuk merancang program latihan

yang akan dijalankan.

b. Bagi atlet, agar atlet mengetahui kondisi fisik yang dimilikinya, serta

sebagai wawasan pengetahuan bahwa untuk memperoleh prestasi olahraga,

profil kondisi fisik mempunyai peranan yang penting.


8

BAB II
LANDASAN KONSEPTUAL

A. KAJIAN TEORI
1. Sepakbola
Sepak bola merupakan cabang olahraga yang memiliki penggemar yang sangat

banyak di Indonesia bahkan juga di dunia, baik itu laki-laki, perempuan, anak-anak,

remaja, dewasa, bahkan orangtua sekalipun. Sepak bola adalah suatu permainan

yang dilakukan dengan cara mengoper, menyundul, ataupun menendang bola yang

diperebutkan oleh pemain dengan tujuan memasukan bola ke gawang lawan

sebanyak-banyaknya dan mencegah gawang sendiri dari kemasukan gol. Menurut

Muhajir “Sepakbola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan

menyepak, yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan

dengan mempertahankan gawang tersebut agar tidak kemasukan bola.”(Hilman,

2016). Sedangkan menurut Subagyo Irianto “sepakbola adalah permainan dengan

cara menendang sebuah bola yang diperebutkan oleh para pemain dari dua

kesebelasan yang berbeda dengan bermaksud memasukan bola ke gawang lawan

dan mempertahankan gawang sendiri jangan sampai kemasukan bola.”(Nugroho &

Rohadi, 2020)

Sepak bola dimainkan secara beregu yang dimana masing masing regunya berisi

10 pemain dan 1 penjaga gawang. Sepak bola dimainkan dalam dua babak dengan

durasi waktu setiap babak adalah 45 menit dengan waktu istirahat 15 menit.

Biasanya jika dalam dua babak skor masih imbang antara kedua tim, maka akan

ada babak tambahan (Extra Time) dengan durasi waktu setiap babak adalah 15
9

menit dan jika skor masih tetap berimbang bisa dilanjutkan kedalam babak adu

penalti. Luxbacher menyatakan bahwa “Sepakbola merupakan permainan beregu,

masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya adalah berposisi

sebagai penjaga gawang.”(Hilman, 2016). Sedangkan Soekatamsi mendefinisikan

“sepakbola merupakan permainan bola besar yang dimainkan secara beregu, yang

masing masing anggota regunya berjumlah sebelas orang.” (Khaerddin et al., n.d.)

Gambar 2.1 Lapangan sepak bola


Sumber : MediaIndonesia
Permainan sepak bola dipimpin oleh wasit dan dua hakim garis yang mempunyai

wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai dengan peraturan

permainan. Pertandingan dilangsungkan dalam dua babak diselingi dengan waktu

istirahat, tim yang menjadi pemenang adalah tim yang lebih banyak memasukan

bola ke dalam gawang lawannya. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan

menggunakan keterampilan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola

bebas menggunakan anggota tubuhnya, baik dengan kaki maupun tangan. Jenis

permainan ini bertujuan untuk menguasai bola dan memasukkan ke dalam gawang

lawannya sebanyak mungkin dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk


10

melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak bola. Secara umum struktur

permainan sepakbola digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Struktur Permainan Sepakbola


Sumber : PSSI, 2017 : 7

Dalam permainan sepak bola ini banyak aspek-aspek yang dibutuhkan untuk

menunjang kemampuan atlet dalam bermain sepak bola. Bukan hanya teknik saja

yang dibutuhkan dalam beramain sepak bola. Aspek-aspek yang dilibatkan antara

lain, fisik, taktik, dan mental. Menurut Herwin, “Permainan sepakbola merupakan

permainan kelompok yang melibatkan banyak unsur, seperti fisik, teknik, taktik,

dan mental.”(Nugroho & Rohadi, 2020)

Sepak bola mempunyai badan internasioanl yang sudah berdiri lama yang

bernama Federation International de Football Association (FIFA) dirikan di Paris,

Prancis pada 21 Mei 1904 guna memajukan dan mengembangkan persepak bolaan

dunia dengan memulai mempertandingkan permainan sepakbola ini, Dan dikenal


11

popular di Indonesia hingga kini. Untuk di wilayah asia organisasi sepakbola

bernama AFC (Asian Football Confederation ) yang didirikan pada 8 Mei 1954.

Untuk di kawasan asia tenggara organisasi sepakbola bernama AFF (ASEAN

Football Federation). Danurwindo mengatakan bahwa “sepak bola adalah

permainan untuk mencari kemenangan. Dimana menurut FIFA Laws of the Game

kemenangan ditentukan dengan mencetak gol lebih banyak ke gawang lawan

daripada kebobolan.” (Arrin et al., 2020)

Jadi bisa disimpulkan bahwa, sepak bola adalah suatu cabang olahraga

permainan beregu yang menggunakan kaki, kepala, dan tangan (untuk penjaga

gawang), dengan masing masing regu berjumlah 11 orang dan bertujuan untuk

mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, serta mencegah terjadinya

gol.

2. Profil
Profil secara umum adalah gambaran dari tiap-tiap orang yang memiliki

karakteristik yang berbeda. Menurut KKBI, profil adalah grafik atau ikhtisar yang

memberikan fakta tentang hal-hal secara khusus (Kamus Besar Bahasa Indonesia ,

2002). Dari segi seni nya, profil dapat diartikan sebagai gambaran atau sketsa wajah

seseorang yang dilihat dari samping. Sedangkan jika dilihat dari segi statistik, profil

diartikan sebagai sekumpulan data yang menjelaskan sesuatu dalam bentuk grafik

ataupun tabel. Profil menurut Hasan Alwi adalah “pandangan mengenai

seseorang.”(Kristanto, 2019). Sedangkan menurut Sri Mulyani “profil adalah

pandangan sisi, garis besar, atau biografi dari diri seseorang atau kelompok yang

memiliki usia yang sama.” (Kristanto, 2019)


12

Berdasarkan pengertian dan pendapat tentang profil yang diungkapkan para ahli

dapat dimengerti bahwa profil secara garis besar adalah suatu gambaran tergantung

dari segi mana memandangnya. Dan dalam penulisan tugas akhir ini yang dimaksud

dengan profil adalah gambaran tentang kondisi fisik atlet tim sepak bola putra

Pelatda DKI Jakarta.

Adapun pendapat mengenai profil menurut Victoria Neufeld dalam Desi Susani

“profil merupakan grafik, diagram, atau tulisan yang menjelaskan suatu keadaan

yang mengacu pada data seseorang atau sesuatu” (Kristanto, 2019). Profil

merupakan keadaan atau potensi dan gambaran yang ada dalam diri setiap orang.

Keadaan dan gambaran seseorang dalam berfikir dengan cepat dan tepat dengan

meningkatkan setiap aktifitas yang kita kerjakan, ada yang menganggap penting

sehingga sangat menentukan prestasi seseorang.

Berdasarkan dari kajian teori diatas timbul pemikiran bahwa kondisi fisik dalam

permainan sepak bola menjadi salah satu hal yang dapat membantu dalam meraih

prestasi. Kondisi fisik atlet merupakan faktor penting disamping faktor teknik,

taktik, dan mental seorang atlet. Kemampuan fisik tersebut sangat penting karena

apabila seseorang memiliki kemampuan fisik yang bagus tidak menutup

kemungkinan keterampilan teknik tersebut dalam bermain sepak bola akan muncul

dengan baik karena selama berjalann ya latihan ataupun pertandingan sangatlah

dibutuhkan ketahanan fisik dalam mengatasi kelelahan. Oleh karena itu selama

proses pembelajaran sepak bola harus senantiasa memperhatikan faktor tersebut,

maka komponen fisik dasar diutamakan. Penguasaan fisik, teknik dan taktik dalam
13

sepakbola yang baik dan benar dapat memudahkan atlet untuk mengembangkan

kemampuan bermain sepak bola.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa profil adalah suatu gambaran mengenai

setiap atlet yang mempunyai karakteristik berbeda. Dalam tugas akhir ini, penulis

akan memberikan gambaran mengenai profil dari keadaan kondisi fisik atlet tim

sepak bola putra Pelatda DKI Jakarta.

3. Kondisi fisik
Kondisi fisik ditinjau dari segi faalnya adalah kemampuan seseorang dapat

diketahui sampai sejauh mana kemampuannya sebagai pendukung aktivitas

menjalankan olahraga. Kemampuan fisik penting untuk mendukung aktivitas

psikomotor. M. Sajoto mengatakan bahwa “kondisi fisik merupakan satu prasyarat

yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan

dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar lagi”

(Hilman, n.d.)

Kondisi fisik adalah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha

peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar

yang tidak dapat ditunda lagi. Menurut Harsono “kondisi fisik atlet memegang

peranan yang sangat penting dalam program latihannya.”(Hilman, n.d.)

Proses latihan kondisi fisik dalam olahraga, adalah suatu proses yang harus

dilakukan dengan hati-hati, dengan sabar dan dengan penuh kewaspadaan. Latihan

kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan yang sangat penting untuk

mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical fitness).


14

Derajat kesegaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya

dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Dengan kata lain hasil kerjanya kian

produktif jika kesegaran jasmaninya kian meningkat. Frohner dalam Bafirman

mengatakan bahwa “Latihan kondisi fisik umum berarti latihan-latihan yang

beranekaragam untuk mengembangkan kemampuan tubuh dan merupakan dasar

untuk meningkatkan kemampuan kondisi fisik khusus. Kemampuan tersebut

antara lain meliputi daya ledak, kelincahan, dan daya tahan aerobic.”(Heri Amin,

n.d.)

Jonath Krempel dalam Irawadi mengartikan bahwa “kondisi fisik merupakan

keadaan yang meliputi faktor kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelentukan

dan koordinasi”. (Edwarsyah, Sefri Hardiansyah, n.d.)

M. Sajoto mengatakan bahwa komponen kondisi fisik meliputi:

1. Kekuatan (strength), adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang

kemampuanya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu

bekerja.

2. Daya tahan (endurance) ada 2 dua macam, yaitu:

a) Daya tahan umum yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan

system jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien.

b) Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan

ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama

dengan beban tertentu.


15

3. Kekuatan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan

maksimum yang digunakan dalam waktu yang sesingkat singkatnya.

4. Kecepatan (speed) adalah kemampuan seseorang untuk mngerjakan gerakan

keseimbangan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat singkatnya.

5. Daya lentur (flexibility) adalah efektivitas seseorang dalam penyelesaian diri

untuk segala aktivitas dengan penguuran tubuh yang luas.

6. Kelincahan (agility) adalah kemampuan mengubah posisi diarea tertentu.

7. Koordinasi (coordination) adalah kemampuan seseorang melakukan

bermacammacam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara

efektif.

8. Keseimbangan (balance) adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan

posisi, dalam bermacam-macam gerakan.

9. Ketepatan (accuracy) adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan

gerakan bebas terhadap sasaran.

10. Reaksi (reaction) adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak

secepatnya dalam menggapai rangsangan yang ditimbulkan melalui indera, saraf

atau feeling lainya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus

ditangkap dan lain-lain. (Hilman, n.d.)

Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa kondisi fisik adalah kemampuan fisik

seseorang yang mendukung suatu aktivitas olahraga yang melibatkan komponen-


16

komponen fisik seperti, kecepatan, kelincahan, kelentukan, kekuatan, daya tahan

otot, reaksi, ketepatan, keseimbangan, koordinasi, dan daya tahan kardiovaskular.

4. KONI DKI Jakarta


Pada tahun 1964, organisasi ini dinamakan PORI (Persatuan Olahraga Republik

Indonesia) dan dibentuk sebagai organnisasi tunggal yang mengurus dan mengatur

olahraga yang diketuai oleh Mr. Widodo Sastrodiningrat. Kemudian para pengurus

PORI membentuk Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI) sebelum pada

akhirnya nama PORI diubah menjadi POI (Persatuan Olahraga Indonesia) pada

1950, dan KORI berubah menjadi KOI (Komite Olahraga Indonesia). Lalu akhirnya

nama KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) di usulkan pada tahun 1965.

Kemudian pada 2005, Undang-undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional (SKN) memecah KONI menjadi KON (Komite Olahraga

Nasional) dan KOI (Komite Olahraga Indonesia). KONI memiliki anggota 34

KONI Provinsi yang membawahi 514 KONI Kabupaten/Kota, 71 organisasi induk

cabang olahraga dan 6 organisasi fungsional. KONI DKI Jakarta adalah salah satu

dari 34 anggota KONI yang diketuai oleh Hidayat Humaid. KONI DKI Jakarta

bertugas untuk melaksanakan pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan

olahraga prestasi setiap atlet di daerah DKI Jakarta.

5. Tes Pengukuran dan Evaluasi


Tes, pengukuran dan evaluasi adalah sebuah hal yang mempunyai arti yang

berbeda. Menurut Arikunto “tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan

untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan menggunakan cara atau aturan

yang telah ditentukan.” ((), n.d.). Sedangkan Arikunto dan Jabar menyatakan bahwa
17

“pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu

hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.” (Tes Dan

Pengukuran - Dewi Susilawati - Google Buku, n.d.)

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai

terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai

proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat

diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Evaluasi menurut

Kumano merupakan “penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan

asesmen.”((), n.d.). Sementara itu menurut Calongesi “evaluasi adalah suatu

keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran.”((), n.d.)

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dibahas sebelumnya, dapat

disimplukan bahwa tes merupakan salah satu bagian dari pengukuran, sedangkan

pengukuran merupakan bagian dari evaluasi. Jadi evaluasi mempunyai pengertian

yang lebih dibandingkan pengukuran maupun tes. Hubungan antara penilaian,

pengukuran, dan tes digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut.

Gambar 2.3 Hubungan Tes, Pengukuran, dan Evaluasi


Sumber : Delinewstv
18

B. KERANGKA PROJEK

Cabang olahraga sepakbola merupakan cabang olahraga yang paling popular di

Indonesia sebagai olahraga permainan. Pada cabang olahraga sepakbola menuntut

adanya kemampuan kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik yang baik dapat

diwujudkan dengan kesungguhan pemain dalam mengikuti latihan yang

terprogram. Dengan memiliki kondisi fisik yang baik, diharapkan dapat

meningkatkan prestasi tim sepakbola putra Pelatda DKI Jakarta.

Kondisi fisik pemain dapat terlihat ketika pemain tersebut menjalani latihan

maupun saat bertanding. Apabila seorang atlet memiliki kondisi fisik yang baik,

maka pada saat bertanding maupun berlatih tidak akan mengalami kelelahan yang

berlebih yang akan mempengaruhi performanya di atas lapangan. Sebaliknya, jika

seorang atlet memiliki kondisi fisik yang buruk, akan mengalami kelelahan yang

berlebih pada saat berlatih maupun bertanding yang akan mempengaruhi

performanyaa di atas lapangan. Pada tim sepakbola putra Pelatda DKI Jakarta

adalah tim yang memiliki pemain dengan kondisi fisik yang berbeda-beda. Latihan

untuk meningkatkan kondisi fisik adalah faktor penting untuk membuat seorang

pemain sepakbola memiliki kondisi fisik yang baik.

Ada enam komponen kondisi fisik yang dominan dalam sepak bola antara lain :

1) Kekuatan (Strength), 2) Kecepatan (Speed), 3) Daya tahan (Endurance), 4) Daya

ledak (Power), 5) Kelincahan (Agility), 6) Kelentukan (Flexibility). Tes yang akan

dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik atlet yaitu Sprint 20 M, Triple Hop Jump,

Shuttle Run 8 x 5 M, Push up, Sit up, dan Sit and Reach Modifikasi. Dari hasil tes
19

fisik tersebut diharapkan dapat mengetahui cukup atau kurangnya kondisi fisiik

atlet tersebut.

KERANGKA PROJEK

1. Tempat dan waktu


pelaksanaan
2. Metode yang
PERENCANAAN
digunakan
3. Membuat item tes
kondisi fisik

1. Menggunakan alat
PELAKSANAAN ukur
2. Menggunakan subjek

1. Sudah mendapatkan
HASIL data testee
2. Adanya evaluasi

Gambar 2.4 Bagan Kerangka Projek


20

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
1. Subjek
Penerapan tujuan tugas akhir ini penulis memilih di Pemusatan Latihan Daerah

(Pelatda) DKI Jakarta pada cabang olahraga sepak bola putra.

2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Projek Tugas Akhir


Pelaksanaan proyek tugas akhir ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada

bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2023. Tugas akhir ini dilaksanakan di

Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) DKI Jakarta.

3. Metode
Metode yang digunakan oleh penulis yaitu survey, dan dalam pelaksanaannya

penulis melakukan tes pengukuran dan evaluasi pada aspek kondisi fisik terhadap

atlet tim sepak bola putra pelatda DKI Jakarta.

4. Sampel Tugas Akhir


Sampel pada tugas akhir ini yaitu atlet tim sepak bola putra pelatda DKI Jakarta.

Teknik pengambilan sampling yaitu dengan cara mengambil data seluruh anggota

sebagai responden atau sampel.

5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang akan diambil adalah dengan melakukan tes

komponen fisik yang menunjang kebutuhan pada cabang olahraga sepak bola.

Untuk cabang olahraga sepak bola, tes komponen fisik yang akan diuji yaitu tes

Push Up and Sit Up, Blep Test, Sprint 20 M, Triple hop jump, Shuttle Run 8 x 5 M,
21

dan Sit and Reach modifikasi. Adapun tahapan-tahapan dalam teknik pengumpulan

data adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Instrumen tes

2. Menentukan sampel

3. Melakukan pendataan kepada sampel

4. Melaksanakan Tes

5. Membandingkan hasil tes sesuai dengan norma tes

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode

tes pengukuran, Terdapat 6 jenis tes pengukuran yang dilakukan dalam tugas akhir

ini, yaitu:

a. Push Up dan Sit Up 1 Menit

b. Bleep Test

c. Sprint 20 Meter

d. Triple hop jump

e. Shuttle Run 8 x 5 Meter

f. Sit and Reach Test Modifikasi

a. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu deskriptif

kuantitaf. Artinya bahwa pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan

informasi terkait fenomena, kondisi, atau data tertentu dan tidak dimaksudkan
22

untuk melakukan pengujian hipotesis. Dari tugas akhir ini, penulis ingin

menggambarkan data mengenai seberapa baik tingkat kondisi fisik atlet sepakbola.

Setelah itu dilakukan penghitungan hasil rata- rata untuk setiap peserta tes kondisi

fisik dasar dengan menggunakan rumus yang ada, dalam mengetahui

pengkelompokan tes berdasarkan hasil average team yang didapatkan adapun

rumus yang digunakan:

𝑥
x̅ = ∑
𝑛

Keterangan :

x̅ = Nilai rata-rata

∑ X = Jumlah hasil tes

N = Banyak data atlet

Setelah data diperoleh secara average team, kemudian dilanjutkan dengan

menganalisis data secara individu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑓
P = 𝑛 x 100%

Keterangan :

P = Presentase yang dicari

F = Jumlah nilai atlet

N = Banyak data atlet

Sumber : Suharsimi Arikunto (1998 : 245-246)


23

b. Instrumen Tes
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan tes, yaitu istilah tes, testing,

testee, tester, yang masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda. Tes

merupakan alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu, dengan cara dan aturan-

aturan yang sudah ditentukan. Testing merupakan waktu pada saat dilaksanakan tes

atau bisa dikatakan adalah saat pengambilan tes. Testee adalah responden yang

sedang mengerjakan tes. Tester adalah orang yang menguji atau mengambil tes

terhadap para para responden.

Langkah selanjutnya adalah Instrumen tes yaitu dengan cara menentukan

tes awal berupa rangkaian tes pengukuran kondisi fisik yang nantinya dapat

dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk untuk meningkatkan kualitas kondisi fisik

atlet.

Tes awal tersebut akan diterapkan dalam tes pengukuran kondisi fisik. Pada

kesempatan kali ini, komponen pengukuran tes kondisi fisik yang akan diterapkan

pada atlet tim sepak bola putra Pelatda DKI Jakarta adalah kecepatan, kekuatan,

daya tahan, daya ledak, kelincahan, kelentukan, dan koordinasi. Dengan adanya tes

pengukuran kondisi fisik ini menjadi item tes yang dapat digunakan secara

sistematis dan logis, sehingga item tes ini sehingga mempunyai kelayakan untuk

digunakan. Berikut adalah contoh item tes kondisi fisik pada sepakbola :

1. Kecepatan (Speed)
Jenis tes : Sprint 20 Meter

Tujuan : Untuk mengukur kecepatan testee


24

Perlengkapan :

1. Lintasan berjarak 20 meter

2. Garis start dan finish

3. Pluit

4. Stopwatch

5. Alat tulis

6. Formulir tes

Pelaksanaan :

1. Sikap awal

- Peserta berdiri di belakang garis start

2. Gerakan

- Pada aba-aba “SIAP” testee mengambil sikap start berdiri, dan siap untuk

lari

- Pada aba-aba “YA” testee lari secepat mungkin menuju garis finish

Gambar 3.1 Sprint 20 meter


Sumber : Dokumentasi pribadi
25

Penilaian :

• Penilaian dihitung berdasarkan waktu yang ada di stopwatch

• Lari dapat diulang apabila atlet mencuri start

• Pelaksanaan tes boleh dilakukan dua kali

• Ambilah nilai tertinggi dari dua kali percobaan

Norma tes : Tabel 3.1 Norma tes sprint 20 meter

Kategori Nilai
Baik sekali < 3,00 detik
Baik <3,30 detik
Cukup < 3,60 detik
Kurang < 3,90 detik
Kurang sekali >3,90 detik
(Sumber : Pelatda DKI Jakarta Normative Test 2022)

2. Kelincahan (Agility)
Jenis tes : Shuttle run 8 x 5 meter

Tujuan : Untuk mengukur kelincahan testee

Perlengkapan :

1. Lintasan berjarak panjang 5 meter

2. Cones

3. Peluit

4. Stopwatch

5. Alat tulis

6. Formulir tes
26

Pelaksanaan :

1. Pada sikap awal, peserta berdiri di belakang garis start

2. Pada saat aba-aba “SIAP” testee mengambil sikap start berdiri, dan siap

untuk lari

3. Pada saat terdengar suara peluit testee lari secepat mungkin menuju garis

kedua dan setelah melewati garis kedua segera berbalik menuju garis start

4. Ketika testee berlari dari garis start atau garis pertama menuju garis kedua

dan kembali lagi ke garis start maka dihitung 1 kali

5. Testee berlari bolak-balik sebanyak 8 kali

6. Setelah berlari bolak-balik sebanyak 8 kali, waktu stopwatch dihentikan.

Gambar 3.2 Shuttle run 8 x 5 meter


Sumber : Dokumentasi pribadi

Penilaian :

• Penilaian dihitung ketika testee telah mencapai balikan ke delapan

• Lari dapat dilakukan sebanyak dua kali

• Ambilah nilai tertinggi dari dua kali percobaan


27

Norma tes : Tabel 3.2 Norma tes shuttle run 8 x 5 meter

Kategori Nilai
Baik sekali < 12,10 detik
Baik 12,11 – 13,53 detik
Cukup 13,54 – 14,96 detik
Kurang 14,97 – 16,39 detik
Kurang sekali > 16,40 detik
(Sumber : Panduan Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Olahragawan)

3. Daya Ledak (Power)


Jenis tes : Triple Hop Jump

Tujuan : Untuk mengukur daya ledak otot tungkai testee

Perlengkapan :

1. Lapangan luas

2. Penggaris

3. Pita meteran

4. Alat tulis

5. Kapur bubuk

6. Formulir tes

Pelaksanaan :

1. Pada sikap awal, peserta berdiri di belakang garis start

2. Test dimulai ketika testee melakukan lompatan pertama

3. Lompatan dilakukan sebanyak 3 kali berturut-turut dengan tungkai yang

berbeda
28

4. Testee boleh melakukan percobaan sebanyak 2 kali

5. Hasil tes diambil dari nilai tertinggi

Gambar 3.3 Triple Hop Jump test


Sumber : Dokumentasi pribadi

Penilaian :

• Penilaian dihitung ketika testee telah mencapai lompatan ke tiga

• Tester mengukur tanda akhir lompatan ke tiga menggunakan penggaris

• Tes boleh dilakukan sebanyak dua kali dan di ambil nilai tertinggi

Norma tes : Tabel 3.3 Norma tes triple hop jump

Kategori Nilai
Baik sekali > 7 meter
Baik > 6,5 meter
Cukup > 6 meter
Kurang > 5,5 meter
Kurang sekali < 5,5 meter
(Sumber : Pelatda DKI Jakarta Normative Test 2022)
29

4. Kelentukan (Flexibility)
Jenis tes : Sit and Reach modifikasi

Tujuan : Untuk mengukur kelentukan testee

Perlengkapan :

1. Pita meteran

2. Penggaris

3. Solatip hitam

4. Alat tulis

5. Formulir test

Pelaksanaan :

1. Pada posisi awal, testee duduk dengan kedua tungkai lurus. Kedua tungkai

berada pas di garis penanda.

2. Kemudian buka kedua tungkai membentuk V semaksimal mungkin

3. Bagian punggung lurus, kedua lengan lurus, jari tangan lurus, dan lutut tidak

menekuk.

4. Lakukan gerakan mendorong badan ke depan dengan perlahan semaksimal

mungkin

5. Kemudian tahan selama 3 detik untuk memperoleh hasil


30

Gambar 3.4 Sit and Reach modifikasi


Sumber : Dokumentasi pribadi

Penilaian :

• Dianggap tidak sah jika lutut menekuk

• Tes bisa dilakukan sebanyak dua kali

• Ambilah penilaian tes tertinggi

Norma tes : Tabel 3.4 Norma tes Sit and reach modifikasi

Kategori Nilai
Baik sekali > 14 cm
Baik 11 – 14 cm
Cukup 7 – 10 cm
Kurang 4 – 6 cm
Kurang sekali < 4 cm
(Sumber : 101 Evaluation test)

5. Daya Tahan Otot (Muscular Endurance)


Jenis tes : Push Up 1 menit

Tujuan : Untuk mengukur daya tahan otot lengan testee

Perlengkapan :
31

6. Stopwatch

7. Pluit

8. Alat tulis

9. Matras

10. Formulir test

Pelaksanaan :

6. Pada posisi awal, testee memulai tes dengan posisi telungkup

7. Kedua telapak tangan bertumpu dilantai disamping dada.

8. Setelah mendengar suara pluit awal, testee mulai melakukan tes

9. Pada saat posisi naik, lengan, badan dan tungkai terangkat ke atas.

10. Pada saat posisi turun, lengan membentuk 900 dan posisi badan tidak

menyentuh matras

11. Setiap kali tubuh terangkat, akan dihitung sekali

Gambar 3.5 Push Up 1 menit


Sumber : Dokumentasi pribadi

Penilaian :

• Penilaian dihitung jika testee melaksanakan tes dengan benar

• Pelaksanaan push up dilakukan sebanyak mungkin selama 1 menit.


32

Norma tes : Tabel 3.5 norma tes push up 1 menit

Kategori Nilai
Baik sekali > 70
Baik 54 – 69
Cukup 38 – 53
Kurang 22 – 37
Kurang sekali < 21
(Sumber : Panduan Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Olahragawan)

Jenis tes : Sit up 1 menit

Tujuan : Untuk mengukur daya tahan otot perut testee

Perlengkapan :

1. Stopwatch

2. Pluit

3. Alat tulis

4. Matras

5. Formulir test

Pelaksanaan :

1. Pada posisi awal, testee memulai tes dengan posisi telentang

2. Kedua lutut di tekuk dan posisi lengan lurus ke depan.

1. Setelah mendengar suara pluit awal, testee mulai melakukan tes

2. Pada saat posisi naik, siku lengan minimal sejajar dengan lutut

3. Pada saat posisi turun, bagian punggung tidak boleh menyentuh matras
33

4. Setiap kali tubuh terangkat, dan siku lengan sejajar atau melebihi lutut akan

dihitung sekali.

Gambar 3.6 Sit Up 1 menit


Sumber : Dokumentasi pribadi

Penilaian :

• Penilaian dihitung jika testee melaksanakan tes dengan benar

• Pelaksanaan push up dilakukan sebanyak mungkin selama 1 menit.

Norma tes : Tabel 3.6 norma Sit up 1 menit

Kategori Nilai
Baik sekali > 30
Baik 26 – 30
Cukup 20 – 25
Kurang 17 – 19
Kurang sekali < 17
(Sumber : 101 Evaluation test)

6. Daya Tahan (Endurance)


Jenis tes : Bleep test

Tujuan : Untuk mengukur daya tahan kardiovaskuler testee


34

Perlengkapan :

1. Lapangan yang tidak licin sepanjang 20 meter

2. Cones

3. Alat tulis

4. Sound system

5. CD Audio Player Bleep Test

6. Asisten pencatat

7. Formulir test

Pelaksanaan :

1. Instruksikan kepada testee untuk ke batas garis bersamaan dengan suara

“bleep” berikut.

2. Jika testee tidak mencapai batas garis setelah terdengar bunyi “bleep”

sebanyak dua kali berturut-turut, maka tes dinyatakan selesai

3. Pastikan testee menyentuh atau melewati batas garis.

4. Testee berlari selama mungkin sampai tidak dapat lagi mengikuti irama dari

CD player.

Gambar 3.7 Bleep Test


Sumber : Dokumentasi pribadi
35

Penilaian :

• Penilaian dihitung jika dua kali berturut-turut ketika testee tidak mampu

mengikuti irama waktu lari.

• Tester mencatat hasil level dan balikan testee.

Norma tes : Tabel 3.7 Norma tes Bleep test

Kategori Nilai
Baik sekali > 55,9
Baik 51 – 55,9
Cukup 45,2 – 50,9
Kurang 38,4 – 45,1
Kurang sekali < 38,4
(Sumber : AMN Pasaribu (2020) Tes Pengukuran dan Olahraga)

C. Media Tes
Dalam mendukung pelaksanaan tes pengukuran kondisi fisik atlet tim sepak

bola putra Pelatda DKI Jakarta, penulis menggunakan media sebagai alat

pendukung dalam pelaksanaan tes pengukuran kondisi fisik ini. Adapun media tes

yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :

• Stopwatch

Stopwatch digunakan untuk menghitung catatan waktu dalam

pelaksanaan item tes pada pelaksanaan tes ini.


36

Gambar 3.8 Stopwatch


Sumber : Javy Sport & First Aid

• Peluit

Peluit digunakan sebagai tanda mulai dan selesainya pelaksanaan

item tes.

Gambar 3.9 Peluit


Sumber : Detik Health

• Penggaris

Penggaris digunakan untuk mengukur jarak pada pelaksanaan item

tes sit and reach modifikasi


37

Gambar 3.10 Penggaris


Sumber : Situansan.id

• Matras

Matras digunakan dalam pelaksanaan tes push up dan sit up pada

pelaksanaan tes kondisi fisik ini.

Gambar 3.11 Matras


Sumber : Mybest

• Cone

Cone digunakan sebagai penanda garis start atau finish pada

pelaksanaan tes
38

Gambar 3.12 Cones


Sumber : MG Concepts

• Solatip hitam

Solatip hitam digunakan sebagai penanda garis pada pelaksanaan tes

Gambar 3.13 Solatip hitam


Sumber : BP Guide

• Meteran

Meteran digunakan untuk mengukur jarak pada pelaksanaan tes


39

Gambar 3.14 Meteran


Sumber : Sahabat Olahraga

• Sound System

Digunakan sebagai alat pengeras suara pada pelaksanaan bleep test.

Gambar 3.15 Sound system


Sumber : id.jbl.com
40

B. PEMBAHASAN

Dalam proses pelaksanaan tes pengukuran kondisi fisik tim sepakbola putra
Pelatda DKI Jakarta telah didapatkan hasil tes yang nantinya dapat digunakan
sebagai pedoman atau petunjuk untuk meningkatkan kualitas kondisi fisik tim
sepakbola putra Pelatda DKI Jakarta. Metode pengumpulan data tes digunakan
sebagai metode pengumpulan data.

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji data dalam penulisan ini
adalah analisis deskriptif persentase, dimana hasil dari data tes dihitung dalam
jumlah persen, berapa jumlah atlet yang masuk dalam kategori baik sekali, baik,
sedang, kurang, dan kurang sekali. Hasil data tes kondisi fisik dari tim sepakbola
putra Pelatda DKI Jakarta telah di tulis didalam tabel analisis data deskriptif
persentase.

Hasil analisis deskriptif data profil kondisi fisik tim sepakbola putra Pelatda DKI
Jakarta adalah sebagai berikut :

a. Sprint 20 Meter (Speed)

Hasil penilaian tes Sprint 20 meter terhadap 25 pemain tim sepakbola putra
Pelatda DKI Jakarta adalah :

Tabel 3.8 Deskripsi Hasil Tes Sprint 20 M

Frekuensi Kategori Persentase


2 Baik sekali 8%
7 Baik 28%
12 Cukup 48%
2 Kurang 8%
2 Kurang sekali 8%
25 100%
41

Gambar 3.17 Deskripsi Hasil Tes Sprint 20 M

100%

80%

60%

40%

20% 48%
28%
0% 8% 8% 8%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang
sekali

b. Shuttle run 8x5 Meter (Agility)

Hasil penilaian tes Shuttle run 8 x 5 meter terhadap 25 pemain tim sepakbola
putra Pelatda DKI Jakarta adalah :

Tabel 3.9 Deskripsi Hasil Tes Shuttle run 8 x 5 M

Frekuensi Kategori Persentase


0 Baik sekali 0%
3 Baik 12%
18 Cukup 72%
3 Kurang 12%
1 Kurang sekali 4%
25 100%

Gambar 3.18 Deskripsi Hasil Tes Shuttle run 8 x 5 M

100%
80%
60%
40% 72%
20%
0% 0% 12% 12% 4%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang
sekali
42

c. Triple hop jump (Power)

Hasil penilaian tes Triple hop jump terhadap 25 pemain tim sepakbola putra
Pelatda DKI Jakarta adalah :

Tabel 3.10 Deskripsi Hasil Tes Triple hop jump

Frekuensi Kategori Persentase


2 Baik sekali 8%
4 Baik 16%
8 Cukup 32%
9 Kurang 36%
2 Kurang sekali 8%
25 100%

Gambar 3.19 Deskripsi Hasil Tes Triple hop jump

100%

80%

60%

40%

20% 32% 36%


8% 16% 8%
0%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang
sekali

d. Sit and reach modifikasi (Flexibility)


Hasil penilaian tes Sit and reach modifikasi terhadap 25 pemain tim sepakbola
putra Pelatda DKI Jakarta adalah :
43

Tabel 3.11 Deskripsi Hasil Tes Sit and reach modifikasi


Frekuensi Kategori Persentase
18 Baik sekali 72%
4 Baik 16%
0 Cukup 0%
2 Kurang 8%
1 Kurang sekali 4%
25 100%

Gambar 3.20 Deskripsi Hasil Tes Sit and reach modifikasi

100%

80%

60%

40% 72%
20%
16% 8%
0% 0% 4%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang
sekali

e. Push up 1 menit (Muscular Endurance)


Hasil penilaian tes Push up 1 menit terhadap 25 pemain tim sepakbola putra
Pelatda DKI Jakarta adalah :
Tabel 3.12 Deskripsi Hasil Tes Push up 1 menit
Frekuensi Kategori Persentase
0 Baik sekali 0%
1 Baik 4%
2 Cukup 8%
13 Kurang 52%
9 Kurang sekali 36%
25 100%
44

Gambar 3.21 Deskripsi Hasil Tes Push up 1 menit

100%

80%

60%

40%
52%
20% 36%
0% 0% 4% 8%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang
sekali

f. Sit up 1 menit (Muscullar endurance)


Hasil penilaian tes Sit up 1 menit terhadap 25 pemain tim sepakbola putra
Pelatda DKI Jakarta adalah :
Tabel 3.13 Deskripsi Hasil Tes Sit up 1 menit
Frekuensi Kategori Persentase
14 Baik sekali 56%
8 Baik 32%
3 Cukup 12%
0 Kurang 0%
0 Kurang sekali 0%
25 100%

Gambar 3.22 Deskripsi Hasil Tes Sit up 1 menit

100%

80%

60%

40%
56%
20% 32%
12%
0% 0% 0%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang
sekali
45

g. Bleep test (Endurance)


Hasil penilaian tes Bleep test terhadap 25 pemain tim sepakbola putra Pelatda
DKI Jakarta adalah :
Tabel 3.14 Deskripsi Hasil Tes Bleep test
Frekuensi Kategori Persentase
0 Baik sekali 0%
2 Baik 8%
15 Cukup 60%
7 Kurang 28%
1 Kurang sekali 4%
25 100%

Gambar 3.23 Deskripsi Hasil Tes Bleep test

100%

80%

60%

40%
60%
20%
28%
0% 0% 8% 4%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang
sekali
46

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan tes kondisi fisik ini, dapat disimpulkan bahwa

tingkat kondisi fisik atlet tim sepakbola putra Pelatda DKI Jakarta mempunyai

kondisi fisik dengan kategori cukup, dapat dilihat dari hasil tes keseluruhan yaitu

Sprin 20 M, Shuttle run 8x5 M, Triple hop jump, Sit and reach, Push up 1 menit,

Sit up 1 menit, dan Bleep test. Setiap atlet mempunyai kelebihan dan kekurangan

pada setiap tes yang dilakukan, jadi tes untuk mengetahui kondisi fisik ini menjadi

sebuah tolak ukur untuk meningkatkan kemampuan fisik atlet tim sepakbola putra

Pelatda DKI Jakarta.

Berdasarkan hasil tes pengukuran dan evaluasi kondisi fisik atlet di tim

sepakbola putra Pelatda DKI Jakarta, maka dapat disimpulkan bahwa pada

komponen fisik (Speed) kecepatan termasuk dalam kategori baik dengan nilai

(3,23), untuk komponen fisik (Agility) kelincahan termasuk dalam kategori cukup

dengan nilai (14,96), komponen fisik (Power) daya ledak termasuk dalam kategori

cukup dengan nilai untuk tungkai kanan (6,11), sedangkan untuk tungkai kiri

termasuk dalam kategori cukup juga dengan nilai (6,07), untuk komponen fisik

(Flexibility) kelentukan termasuk dalam kategori bagus sekali dengan nilai (21,46),

komponen fisik (Muscle Endurance) daya tahan otot lengan termasuk dalam

kategori kurang dengan nilai (27,72), sedangkan untuk daya tahan otot perut

termasuk dalam kategori bagus sekali dengan persentase (31,6), lalu komponen
47

fisik (Endurance) daya tahan termasuk dalam kategori cukup dengan persentase

(46,3).

B. SARAN

Kondisi fisik pada dasarnya dapat dimiliki oleh atlet secara maksimal melalui

latihan-latihan yang terprogram dan terencana dengan baik. Kondisi fisik juga

adalah bagian penting untuk seorang atlet, karena dengan memiliki kondisi fisik

yang baik seorang atlet dapat menjalankan setiap program latihan dengan baik

sampai dengan ke pertandingan yang sesungguhnya.

Untuk pelatih di sarankan untuk bisa melakukan evaluasi kepada semua atlet

tentang kemampuan fisik yang harus dimiliki atlet tersebut. Pelatih pun harus

melakukan kegiatan tes pengukuran kondisi fisik kepada atletnya untuk mengetahui

hasil yang dimiliki oleh atlet tersebut sudah sejauh mana.


48

Dokumentasi Pribadi 1 : Tes Sprint 20 M

Dokumentasi Pribadi 2 : Tes Shuttle run 8x5 M

Dokumentasi Pribadi 3 : Tes Triple hop jump


49

Dokumentasi Pribadi 4 : Tes Sit and reach

Dokumentasi Pribadi 5 : Tes Push up 1 Menit

Dokumentasi Pribadi 6 : Tes Sit up 1 Menit


50

Dokumentasi Pribadi 7 : Tes Bleep test


51

Lampiran 1 : Hasil Tes Kondisi Fisik Sprint 20 M (Speed)


No Nama Hasil Kategori
1 Dwimas Maviansyah
2 Dzikri Akbar 3,58 Cukup
3 Chery Aji 3,52 Cukup
4 Yakub Febrianto 3,14 Baik
5 M. Dino 3,64 Kurang
6 Dika Aji 3,59 Cukup
7 Dekgus Muhammad 3,15 Baik
8 Daniel Rivaldo 4,05 Kurang Sekali
9 Musa 2,86 Baik Sekali
10 M. Fadillah 3,31 Cukup
11 M. Radit 3,43 Cukup
12 M. Naufal Zidan 3,50 Cukup
13 Oktaviansyah 3,57 Cukup
14 M. Fikri 2,64 Baik Sekali
15 M. Naufal 3,08 Baik
16 Arlyansyah 3,49 Cukup
17 Ryan Ramadhan 3,15 Baik
18 Nanda Ramadhan 3,38 Cukup
19 Yuwana 3,11 Baik
20 Malik Raja 3,00 Baik
21 Theopanic 3,40 Cukup
22 M. Wais 3,68 Kurang
23 M. Fahmi 3,31 Cukup
24 Achmad Rois 3,98 Kurang Sekali
25 Robby Ardiyansyah 3,33 Cukup
Jumlah 80,89

𝑥
x̅ = ∑
𝑛

80,89
x̅ =
25

x̅ = 3,23 (Termasuk dalam kategori baik)


52

Lampiran 2 : Hasil Tes Kondisi Fisik Shuttle run 8x5 M (Agility)


No Nama Hasil Kategori
1 Dwimas Maviansyah 15,14 Kurang
2 Dzikri Akbar 13,05 Baik
3 Chery Aji 12,72 Baik
4 Yakub Febrianto 13,96 Cukup
5 M. Dino 14,88 Cukup
6 Dika Aji 14,00 Cukup
7 Dekgus Muhammad 14,45 Cukup
8 Daniel Rivaldo 15,20 Kurang
9 Musa 14,55 Cukup
10 M. Fadillah 14,63 Cukup
11 M. Radit 13,77 Cukup
12 M. Naufal Zidan 14,24 Cukup
13 Oktaviansyah 14,34 Cukup
14 M. Fikri 14,18 Cukup
15 M. Naufal 14,72 Cukup
16 Arlyansyah 12,51 Bagus
17 Ryan Ramadhan 13,82 Cukup
18 Nanda Ramadhan 14,46 Cukup
19 Yuwana 14,25 Cukup
20 Malik Raja 13,83 Cukup
21 Theopanic 15,00 Kurang
22 M. Wais 16,42 Kurang Sekali
23 M. Fahmi 13,88 Cukup
24 Achmad Rois 13,75 Cukup
25 Robby Ardiyansyah 14,96 Cukup
Jumlah 399,24

𝑥
x̅ = ∑
𝑛

399,24
x̅ =
25

x̅ = 14,96 (Termasuk dalam kategori cukup)


53

Lampiran 3 : Hasil Tes Kondisi Fisik Triple hop jump (Power) Kaki kanan
No Nama Hasil Kategori
1 Dwimas Maviansyah 5,77 Kurang
2 Dzikri Akbar 5,64 Kurang
3 Chery Aji 7,23 Baik Sekali
4 Yakub Febrianto 6,90 Baik
5 M. Dino 6,30 Cukup
6 Dika Aji 5,90 Kurang
7 Dekgus Muhammad 5,60 Kurang
8 Daniel Rivaldo 5,64 Kurang
9 Musa 5,70 Kurang
10 M. Fadillah 5,12 Kurang Sekali
11 M. Radit 5,70 Kurang
12 M. Naufal Zidan 6,60 Baik
13 Oktaviansyah 6,74 Baik
14 M. Fikri 7,46 Baik Sekali
15 M. Naufal 6,10 Cukup
16 Arlyansyah 6,13 Cukup
17 Ryan Ramadhan 6,25 Cukup
18 Nanda Ramadhan 6,66 Baik
19 Yuwana 6,40 Cukup
20 Malik Raja 6,10 Cukup
21 Theopanic 6,45 Cukup
22 M. Wais 5,74 Kurang
23 M. Fahmi 6,45 Cukup
24 Achmad Rois 4,55 Kurang Sekali
25 Robby Ardiyansyah 5,70 Kurang
Jumlah 152,83

𝑥
x̅ = ∑
𝑛

152,83
x̅ =
25

x̅ = 6,11 (Termasuk dalam kategori cukup)


54

Lampiran 4 : Hasil Tes Kondisi Fisik Triple hop jump (Power) Kaki kiri
No Nama Hasil Kategori
1 Dwimas Maviansyah 5,65 Kurang
2 Dzikri Akbar 5,55 Kurang
3 Chery Aji 7,25 Baik Sekali
4 Yakub Febrianto 6,77 Baik
5 M. Dino 6,25 Cukup
6 Dika Aji 5,66 Kurang
7 Dekgus Muhammad 5,76 Kurang
8 Daniel Rivaldo 5,56 Kurang
9 Musa 5,75 Kurang
10 M. Fadillah 5,20 Kurang Sekali
11 M. Radit 5,60 Kurang
12 M. Naufal Zidan 6,55 Baik
13 Oktaviansyah 6,65 Baik
14 M. Fikri 7,34 Baik Sekali
15 M. Naufal 6,25 Cukup
16 Arlyansyah 6,20 Cukup
17 Ryan Ramadhan 6,16 Cukup
18 Nanda Ramadhan 6,76 Baik
19 Yuwana 6,50 Cukup
20 Malik Raja 6,15 Cukup
21 Theopanic 6,35 Cukup
22 M. Wais 5,57 Kurang
23 M. Fahmi 6,30 Cukup
24 Achmad Rois 4,50 Kurang Sekali
25 Robby Ardiyansyah 5,65 Kurang
Jumlah 151,93

𝑥
x̅ = ∑
𝑛

151,93
x̅ =
25

x̅ = 6,07 (Termasuk dalam kategori cukup)


55

Lampiran 5 : Hasil Tes Kondisi Fisik Sit and reach Modifikasi (Flexibility)
No Nama Hasil Kategori
1 Dwimas Maviansyah 39 Baik Sekali
2 Dzikri Akbar 30 Baik Sekali
3 Chery Aji 20 Baik Sekali
4 Yakub Febrianto 17 Baik Sekali
5 M. Dino 24 Baik Sekalli
6 Dika Aji 35 Baik Sekali
7 Dekgus Muhammad 29 Baik Sekali
8 Daniel Rivaldo 20 Baik Sekali
9 Musa 28 Baik Sekali
10 M. Fadillah 22 Baik Sekali
11 M. Radit 25 Baik Sekali
12 M. Naufal Zidan 15 Baik Sekali
13 Oktaviansyah 6 Kurang
14 M. Fikri 24 Baik Sekali
15 M. Naufal 11 Baik
16 Arlyansyah 5 Kurang
17 Ryan Ramadhan 13 Baik
18 Nanda Ramadhan 13 Baik
19 Yuwana 27 Baik Sekali
20 Malik Raja -5 Kurang Sekali
21 Theopanic 34 Baik Sekali
22 M. Wais 33 Baik Sekali
23 M. Fahmi 26 Baik Sekali
24 Achmad Rois 32 Baik Sekali
25 Robby Ardiyansyah 14 Baik
Jumlah 537

𝑥
x̅ = ∑
𝑛

537
x̅ =
25

x̅ = 21,46 (Termasuk dalam kategori baik sekali)


56

Lampiran 6 : Hasil Tes Kondisi Fisik Push up 1 menit (Musc. Endurance)


No Nama Hasil Kategori
1 Dwimas Maviansyah 13 Kurang Sekali
2 Dzikri Akbar 35 Kurang
3 Chery Aji 21 Kurang Sekali
4 Yakub Febrianto 27 Kurang
5 M. Dino 34 Kurang
6 Dika Aji 21 Kurang Sekali
7 Dekgus Muhammad 33 Kurang
8 Daniel Rivaldo 21 Kurang Sekali
9 Musa 21 Kurang Sekali
10 M. Fadillah 23 Kurang
11 M. Radit 16 Kurang Sekali
12 M. Naufal Zidan 17 Kurang Sekali
13 Oktaviansyah 41 Cukup
14 M. Fikri 55 Bagus
15 M. Naufal 20 Kurang Sekali
16 Arlyansyah 29 Kurang
17 Ryan Ramadhan 41 Cukup
18 Nanda Ramadhan 28 Kurang
19 Yuwana 31 Kurang
20 Malik Raja 27 Kurang
21 Theopanic 28 Kurang
22 M. Wais 29 Kurang
23 M. Fahmi 32 Kurang
24 Achmad Rois 34 Kurang
25 Robby Ardiyansyah 16 Kurang Sekali
Jumlah 693

𝑥
x̅ = ∑
𝑛

693
x̅ =
25

x̅ = 27,72 (Termasuk dalam kategori kurang)


57

Lampiran 7 : Hasil Tes Kondisi Fisik Sit up 1 menit (Musc. Endurance)


No Nama Hasil Kategori
1 Dwimas Maviansyah 21 Cukup
2 Dzikri Akbar 36 Baik Sekali
3 Chery Aji 32 Baik Sekali
4 Yakub Febrianto 33 Baik Sekali
5 M. Dino 36 Baik Sekali
6 Dika Aji 24 Cukup
7 Dekgus Muhammad 40 Baik Sekali
8 Daniel Rivaldo 25 Cukup
9 Musa 32 Baik Sekali
10 M. Fadillah 30 Baik
11 M. Radit 26 Baik
12 M. Naufal Zidan 29 Baik
13 Oktaviansyah 32 Baik Sekali
14 M. Fikri 42 Baik Sekali
15 M. Naufal 29 Baik
16 Arlyansyah 33 Baik Sekali
17 Ryan Ramadhan 30 Baik
18 Nanda Ramadhan 30 Baik
19 Yuwana 32 Baik Sekali
20 Malik Raja 26 Baik
21 Theopanic 31 Baik Sekali
22 M. Wais 30 Baik
23 M. Fahmi 41 Baik Sekali
24 Achmad Rois 37 Baik Sekali
25 Robby Ardiyansyah 33 Baik Sekali
Jumlah 790

𝑥
x̅ = ∑
𝑛

790
x̅ =
25

x̅ = 31,6 (Termasuk dalam kategori baik sekali)


58

Lampiran 8 : Hasil Tes Kondisi Fisik Bleep test (Endurance)


No Nama Hasil Kategori
1 Dwimas Maviansyah 37,1 Kurang Sekali
2 Dzikri Akbar 43,9 Kurang
3 Chery Aji 45,5 Cukup
4 Yakub Febrianto 44,9 Kurang
5 M. Dino 43,3 Kurang
6 Dika Aji 40,8 Kurang
7 Dekgus Muhammad 48,7 Cukup
8 Daniel Rivaldo 40,5 Kurang
9 Musa 46,8 Cukup
10 M. Fadillah 46,8 Cukup
11 M. Radit 43,9 Kurang
12 M. Naufal Zidan 43,9 Kurang
13 Oktaviansyah 47,4 Cukup
14 M. Fikri 48,7 Cukup
15 M. Naufal 51,6 Bagus
16 Arlyansyah 50,8 Cukup
17 Ryan Ramadhan 51,6 Cukup
18 Nanda Ramadhan 45,5 Cukup
19 Yuwana 45,8 Cukup
20 Malik Raja 47,7 Cukup
21 Theopanic 50,5 Cukup
22 M. Wais 50,2 Cukup
23 M. Fahmi 46,5 Cukup
24 Achmad Rois 47,4 Cukup
25 Robby Ardiyansyah 47,7 Cukup
Jumlah 1157,5

𝑥
x̅ = ∑
𝑛

1157,5
x̅ =
25

x̅ = 46,3 (Termasuk dalam kategori cukup)

Anda mungkin juga menyukai