Anda di halaman 1dari 19

Nama : IGede Arya Wiguna

Kelas: X1 Multimedia
Nomor : 04

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nyalah maka saya boleh menyelesaikan
sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“Perkembangan Sepak Takraw di Indonesia dan Dunia”, yang menurut saya dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari sejarah Sepak
Takraw.
Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga Ida Sang Hyang Widhi memberkahi makalah ini
sehingga dapat memberikan manfaat.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................


.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................
........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................
1
B. Rumusan Masalah .....................................................................
2
C. Batasan Masalah ........................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Permainan Sepaktakraw ...............................................
3
B. Pengertian Sepaktakraw ............................................................
4

iii
C. Bentuk Permainan .....................................................................
5
D. Teknik-teknik dalam Sepaktakraw ............................................
7
E. Perkembangan Sepaktakraw di Indonesia .................................
8
F. Perkembangan Sepaktakraw Sekarang .....................................
11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...............................................................................
14

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap cabang olahraga yang ada di dunia pada umumnya dan di
Indonesia khususnya mempunyai sejarah berdirinya olahraga tersebut secara
sendiri-sendiri. Begitu juga dengan sepak takraw, olahraga sepak takraw yang
pada awalnya bermula dari permainan yang sangat sederhana dan sering
disebut sebagai bola rotan tidak mempunyai peraturan permainan dan
pertandingan yang sekomplit peraturan seperti sekarang
Negara Asia terutama Asia di wilayah Asia Tenggara telah mengenal
permainan ini dengan sebuah sepakraga yang menggunakan bola rotan sudah
sejak lama, akan tetapi di setiap negara-negara nama permainannya berbeda-
beda, seperti Malaysia dengan nama Sepak Raga Jaring, Thailand dengan
nama Takraw, di Filipina dengan nama Sipak.
Apabila kita cermati perkembangan olahraga hampir di setiap negara
Asia Khususnya Asia Tenggara olahraga ini pada awalnya merupakan
olahraga demonstrasi yang digunakan pada perayaan-perayaan hari tertentu
seperti upacara adat, perkawinan, syukuran, khitanan dsb. Disamping itu juga
olahraga ini sebagai rekreasi dalam mengisi waktu luang, namun yang
dilakukan si Malaysia sekitar tahun 1946 yakni Sepak Jaring Laga di
lingkungan masyarakat Malaysia. Hal ini menjadi pelopor dan sebagai titik
awal perkembangan olahraga Sepaktakraw menjadi olahraga nasional
Malaysia yang dipertandingkan.
Sejalan persamaan dan keinginan untuk mengembangkan olahraga ini
maka dibentuklah kerjasama antara Malaysia dan Muangthai sehingga lahirlah
cabang Sepaktakraw. Nama ini merupakan perpaduan antara Malaysia dan
bahasa Muangthai yaitu: Sepak barasal dari bahasa Malaysia yang berarti
sepak dan takraw berasal berasal dari bahasa Thailand yang berarti bola rotan.
Perubahan olahraga sepak jaring raga ini menjadi sepaktakraw diresmikan
pada tanggal 27 Maret 1965 di Stadion Nagara Kuala Lumpur pada saat pesta
olahraga Asia Tenggara. Pada saat Sea Games ini untuk pertama kalinya

1
olahraga sepaktakraw dipertandingkan dan Malaysia keluar sebagai juara yang
pertama kalinya, sedangkan pada Sea Games yang selanjutnya pada tahun
1967 Muangthai keluar sebagai juaranya.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Sejarah Permainan Sepaktakraw
2. Pengertian Sepaktakraw
3. Bentuk Permainan
4. Teknik-Teknik dalam Sepak Takraw
5. Perkembangan Sepaktakraw di Indonesia
6. Perkembangan sepaktakraw sekarang
7. Perkembangan Sepak Takraw Internasional (Dunia)

C. Batasan Masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada
masalah dan tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini
penyusun membatasi masalah hanya pada ruang lingkup Sepak takraw.
1. Sejarah Permainan Sepaktakraw
2. Pengertian Sepaktakraw
3. Bentuk Permainan
4. Teknik-Teknik dalam Sepak Takraw
5. Perkembangan Sepaktakraw di Indonesia
6. Perkembangan sepaktakraw sekarang
7. Perkembangan Sepak Takraw Internasional (Dunia)

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Permainan Sepaktakraw


Sepaktakraw adalah permainan sepak raga yang telah dimodifikasi
untuk dijadikan sebuah permainan yang kompetitif. Sepak raga sebagai dasar
permainan sepaktakraw adalah olahraga permainan tradisional Indonesia
dimainkan oleh 6-7 orang secara melingkar.
Pada periode 1945-1986 ada kecenderungan pada periode ini sepak
raga lebih digairahkan beberapa propinsi di SULSEL dan beberapa daerah di
Sumatra tetap terpelihara. Pada tahun 1970 datang rombongan pemain
sepakrakraw dari Malaysia dan beberapa bulan kemudian datang dari
Singapura memperkenalkan sepak raga jaring.
Pemerintah dalam hal ini Ditjen Olahraga yang dipimpin oleh Mayjen
Supardi, mengembangkan sepaktakraw dengan cikal bakal sepak raga. Pada
tanggal 16 Maret 1970 didirikan organisasi Persatuan Sepak Raga Seluruh
Indonesia (PERSERASI) dengan Ketua Umum Drs. Moh. Yunus Akbar, dan
pada tanggal 6-8 Oktober diadakan kongres I semacam munas yang dihadiri
24 PEMDA.
Pada periode tahun 1987 salah satu putusan Kongres I 1986 ialah
pemilihan pengurus besar yang baru yaitu Ir. H. Marjoeni. Dengan hasil
keputusan antara lain adalah dirubahnya sebutan “Sepak raga” menjadi
“Sepaktakraw”.
Sejak berkembangnya media cetak dan elektronika, kegiatan olahraga
sepaktakraw menjadi suatu perhatian yang serius. Kaum tua mulai mengenang
kembali pola sepak raga yang pernah ditekuninya. Di beberapa kabupaten di
Propinsi NTB mulai mencoba bermain sekalipun dengan peralatan yang
sangat sederhana.
Memperhatikan kenyataan tersebut, Koni Propinsi NTB mengambil
inisiatif dengan menyelenggarakan Penataran Pelatihan pada tanggal 22 April
1983 sampai tanggal 2 Mei 1983 dengan peserta 20 orang dari jajaran Kanwil
Depdikbud propinsi NTB, yaitu para guru olahraga dan tenaga keolahragaan
fungsional.

3
Penanggung jawab kurikulum penataran tersebut adalah Drs. A
Hamidsyah Nur dari Universitas 11 Maret Surakarta, dan sebagai penanggung
jawab teknis persepak-takrawan baik teori maupun praktiknya adalah Drs.
Alwi Cae dari Ujung Pandang (pelatih nasional team sepaktakraw Indonesia).
Penutupan penataran tersebut bertepatan dengan Hardiknas 1983,
maka pada upacara tersebut secara simbolis ke 20 tenaga hasil penataran
tersebut diserahkan kepada Kepala Kanwil Depdikbud Propinsi NTB guna
dibina dan dikembangkan lebih lanjut.
Hasil penataran tersebut merupakan embrio penggerak untuk
pembibitan. Selanjutnya dilaksanakan penataran.
Pelatih untuk pulau Lombok bertempat di SKB Selong dan untuk
pulau Sumbawa bertempat di SKB Alas dengan jumlah peserta masing-
masing 23 orang. Dengan adanya pelatih tersebut ke 7 SKB di NTB dalam
kegiatan rutinnya antara lain mencantumkan latihan pembina sepaktakraw
guna diterapkan dalam program desa binaan.
Memperhatikan jumlah klub baik klub putra maupun klub wanita serta
persaingan yang ketat maka persepaktakrawan NTB mempunyai masa depan
yang cukup cerah. Terlebih lagi dengan adanya kelas olahraga di SMP di
setiap Kabupaten se NTB, dengan sendirinya kurikulum olahraga sepaktakraw
segera diterapkan.

B. Pengertian Sepaktakraw
Sepaktakraw berasal dari dua kata yaitu sepak dan takraw. “Sepak”
berarti gerakan menyepak sesuatu dengan kaki, dengan cara mengayunkan
kaki di depan atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan “Takraw” berarti
bola atau barang bulat yang terbuat dari anyaman rotan (Depdikbud, 1992).
Jadi sepaktakraw adalah sepak raga yang telah dimodifikasikan untuk
menjadikannya sebagai suatu permainan yang kompetitif. Sedangkan menurut
ahli lain mengatakan sepaktakraw adalah menyepak bola dengan samping
kaki, sisi kaki bagian dalam atau bagian luar kaki yang terdiri dari tiga orang
pemain (Sanafiah, 1992).

4
C. Bentuk Permainan
Suatu permainan dilakukan di atas lapangan yang rata persegi empat
panjang, terbuka atau tertutup yang tidak dihalangi oleh suatu benda apapun.
Lapangan ini dibatasi oleh jaring (net). Bola yang dipakai ialah bola terbuat
dari rotan yang dianyam bulat seperti bola (bola seperti yang dipergunakan
dalam permainan sepak raga). Pada permainan ini mempergunakan terutama
kaki dan juga boleh dengan kepala. Bola dimainkan dengan
mengembalikannya melewati jaring. Permainannya terdiri dari dua pihak yang
berhadapan, masing-masing terdiri dari 3 (tiga) orang. Tujuan dari setiap
pihak/regu adalah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh
di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau
bermain salah.
1. Lapangan dan Ukuran
a. Panjang = 13,42 meter dan lebar = 6,10 meter
b. Garis batas: garis (lines) diberi tanda dengan menggunakan tali, kayu
atau ditandai kapur yang lebarnya + 5 cm
c. Lingkaran tengah: Di tengah sebuah lapangan ada lingkaran yaitu
tempat melakukan sepakan permulaan (service). Garis menengah
lingkaran 61 cm.
d. Garis seperempat lingkaran: Pada penjuru tengah kedua lapangan
terdapat garis seperempat lingkaran tempat melambungkan bola
kepada pemain yang melakukan sepakan permulaan (service) dengan
jari-jari 90 cm.

2. Tiang dan Jaring (Net)


Tiang: Dua buah tiang didirikan di tengah-tengah kedua garis
samping di sebelah luar dengan jarak 30,5 cm dari samping. Tinggi tiang 5
kaki 1 inchi (1,55 m).
Jaring (net): Jaring dibuat dari bahan yang biasa untuk itu (benang
kasar/tali) atau dengan nilon dengan ukuran lubang-lubangnya 4-5 cm.
Lebar jaring 72 cm dan panjangnya tidak lebih dari 6,71 m. Pada pinggir
atas, bawah dan samping dibuat pita selebar + 5 cm yang diperkuat oleh
tali yang diikatkan pada kedua ring. Tinggi jaring 1,55 m dari tanah/lantai.

5
3. Bola
Bola dibuat dari rotan yang selapis, dianyam bentuk bulat seperti
bola. Terdiri dari 9 sampai dengan 11 anyaman dan mempunyai 12 lubang.
Lingkaran bola 41 sampai 43 cm.

4. Pemain
a. Permainan ini dimainkan oleh dua regu yang masing-masing pihak
terdiri dari 3 (tiga) orang.
b. Satu orang dari tiga pemain ini berdiri di belakang yang dinamakan
"TEKONG".
c. Dua orang lagi ialah pemain depan, seorang di kiri dan seorang di
kanan. Pemain yang di sebelah kiri dinamakan APIT KIRI dan yang di
sebelah kanan dinamakan APIT KANAN.
d. Istirahat bisa diberikan selama 5 menit sebelum games (set) terakhir
dimulai
e. Tiap-tiap regu akan bertukar pada set ke-2 dan pada set ke-3 (rubber
set) pertukaran tempat dilakukan setelah diperoleh 8 angka oleh satu
pihak.

5. Petunjuk untuk wasit


Wasit dapat meningkatkan mutu dari permainan sepaktakraw ini
jika ia memimpin dengan penuh semangat dan disiplin. Sebelum
permainan dimulai, wasit terlebih dahulu hendaklah:
a. Memeriksa lapangan, garis (lines), jaring (net), bola dan keadaannya.
b. Memberikan petunjuk secara singkat kepada penjaga garis (lines man).
c. Menetapkan regu mana yang pertama melakukan service (sepakan
permulaan)
d. Memperkenalkan regu yang akan bermain dan pemain-pemainnya.
e. Mengumumkan regu yang pertama melakukan sepakan permulaan
(service)
f. Mulai permainan

6
D. Teknik-teknik dalam Sepaktakraw
Upaya untuk dapat bermain sepak takraw yang baik haruslah mengenal
dan mampu menguasai keterampilan yang baik tentang dasar bermain sepak
takraw. Untuk itu atlet harus menguasai teknik-teknik dasar dalam permainan
sepak takraw. Teknik dasar bermain sepak takraw menurut Ratinus Darwis:
1. Sepak Sila
Sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam
gunanya untuk menerima dan menimang bola, mengumpan dan
menyelamatkan serangan lawan.
2. Sepak Kuda (Sepak Kura)
Sepak kuda atau sepak kura adalah sepakan dengan menggunakan kura
kaki atau dengan punggung kaki. Digunakan untuk menyelamatkan bola
dari serangan lawan, memainkan bola dengan usaha menyelamatkan bola
dan mengambil bola yang rendah.
3. Sepak Cungkil
Sepak cungkil adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki (jari
kaki). Digunakan untuk mengambil bola yang jauh, rendah dan bola-bola
yang liar pantulan dari bloking.
4. Menapak
Menapak adalah menyepak bola dengan menggunakan telapak kaki.
Digunakan untuk: smash ke pihak lawan, menahan atau mem-bloking
smash dari pihak lawan dan menyelamatkan bola dekat net (jaring).
5. Sepak Simpuh atau Sepak Badek
Sepak badek adalah menyepak bola dengan kaki bagian luar atau samping
luar. Digunakan untuk menyelamatkan bola dari pihak lawan dan
mengontrol bola dalam usaha penyelamatan.
6. Main Kepala (heading)
Main Kepala (heading) adalah memainkan bola dengan kepala. Digunakan
untuk menerima bola pertama dari pihak lawan, menyelamatkan bola dari
serangan lawan.
7. Mendada
Mendada adalah memainkan bola dengan dada, digunakan untuk
mengontrol bola untuk dapat dimainkan selanjutnya.

7
8. Memaha
Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol
bola, digunakan untuk menahan, menerima dan menyelamatkan bola dari
serangan lawan.
9. Membahu
Membahu adalah memainkan bola dengan bahu dalam usaha
mempertahankan dari serangan pihak lawan yang mendadak, dimana pihak
pertahanan dalam keadaan terdesak dan dalam posisi yang kurang baik.

E. Perkembangan Sepaktakraw di Indonesia


Olahraga sepaktakraw di Indonesia pada awalnya disebut sepakraga,
sepakrago dsb, tergantung di daerah mana sepaktakraw dimainkan. Pada abad
XV tepatnya di Semenanjung Malaka dan daerah pesisir pantai lainnya, di
Indonesia sudah berkembang suatu permainan yaitu sepak raga, namun apakan
permainan ini cikal bakal permainan sepaktakraw atau bukan belum diketahui
secara pasti. Namun apabila melihat jenis, karakter serta bentuk permainannya
sepakraga ini bisa dijadikan sebagai cikal bakal permainan sepaktakraw yang
sekarang ini kita kenal. Pengenalan permainan sepak takraw yang pertama
kalinya di Indonesia adalah ketika tim Malaysia datang dan berkunjung ke
Jakarta pada bulan September tahun 1970, kunjungan ini tidak sebatas di
Jakarta akan tetapi sapai kepada daerah-daerah lain.
Kunjungan dari kedua negara ini telah mendorong Indonesia untuk
berpartisipasi dalam setiap event sepaktakraw. Selanjutnya pada tahun 1974
atas prakarsa Dirjen Olahraga dan Pemuda khususnya dalam rangka
pengembangan olahraga  permainan sepaktakraw ini maka didatangkanlah
seorang pelatih dari Malaysia untuk melatih calon-calon pelatih di Indonesia.
Sebelum permainan sepaktakraw dikenal oleh masyarakat Indonesia
secara umum seperti sekarang, dahulu permainan ini sudah ada dan
berkembang di daerah-daerah sampai di desa-desa dengan sebutan sepakraga
tujuan dari permainan ini yaitu untuk mendemonstrasikan keterampilan atau
kemahiran tubuh menguasai bola. Cara pelaksanaannya yaitu bola yang
terbuat dari rotan dimainkan dengan seluruh anggota badan seperti kaki paha,
dada, bahu, kepala dsb kecuali tangan.

8
Pada awalnya permainan sepaktakraw dimainkan dengan
menggunakan bola yang terbuat dari rotan dengan tujuan memainkan bola
selam mungkin tanpa jatuh ke tanah sehingga permainan ini sangat menarik
dan cukup mengasyikkan untuk dimainkan. Dari bentuk permainan ini
merupakan permainan merupakan permainan yang bersifat demonstrasi,
dengan lapangan yang digunakan yaitu sebuah lingkaran. Setiap pemain
berdiri di lingkaran tersebut, salah satu pemain berdiri di tengah lingkaran
berfungsi sebagai pengatur bola yang disebut janang, syarat janang ini
haruslah seorang yang sangat mahir dalam menguasai dan memainkan bola
karena fungsinya sebagai pengatur irama permainan dan pengembalian bola
sehingga permainan ini dapat dilihat sebagai permainan yang sangat menarik
dan cantik. Disamping itu, permainan ini diperagakan hanya pada saat-saat
tertentu atau pada saat ada acara atau keramaian.
1. Sulawesi Selatan
Di masyarakat Sulawesi Selatan permainan sepakraga ini
merupakan permainan yang sangat populer dan merakyat. Pada waktu itu
Sulawesi Selatan di kenal dengan nama kerajaan Bugis; permainan ini
disukai dan digemari oleh para pemuda bangsawan Bugis dan hal ini
mendapat restu dari rajanya, selain itu juga permainan ini banyak
dilakukan oleh para pedagang Bugis yang bersandar di pelabuhan-
pelabuhan. Di daerah ini permainan sepakraga dimainkan oleh beberapa
orang dengan berbagai variasi gerakan tubuh. Pada zaman ini, permainan
sepakraga mengidentifikasikan tingkat kematangan dan kecakapan seorang
pemuda pemudi Bugis, apabila seorang pemuda yang sudah mahir bermain
sepakraga ini maka ia dianggap sebagai pemuda yang sudah cakap. Variasi
permainan sendiri terutama dalam menunjukkan kemahiran memainkan
bola, seperti memainkan bola dengan sikap berdiri, sikap jongkok, sikap
duduk, sikap tidur dan sebagainya.
Agar lebih menarik permainan sepakraga ini sering di iringi dengan
bunyi-bunyian gendang dan alat musik tradisional lainnya, kemudian para
pemain mengiringi irama musik tersebut dengan gerakan-gerakan
memainkan bola seolah-olah bola rotan ini ikut menari di udara sehingga
dapat menambah keindahan permainan sepakraga.

9
2. Sumatra Barat
Pada jaman kerajaan dulu, kebanyakan mata pencaharian
masyarakat Sumatra Barat atau yang lebih dikenal dengan Minangkabau
adalah bertani dan berladang. Hampir sepanjang kehidupan mereka
dihabiskan dengan bercocok tanam sehingga tidak banyak bentuk variasi
kehidupan yang mereka rasakan yang pada akhirnya timbul kejenuhan
pada mereka.
Dalam mengisi aktivitas rekreasi di keramaian orang ini mereka
bergembira sambil bermain sepakraga; permainan ini dilakukan oleh para
pemuda, orang dewasa. Alat yang digunakan pertama kalinya yaitu sebuah
bola yang terbuat dari rotan.
Permainan sepakraga di Minangkabau dikenal dengan sebutan
Sepakrago atau Barago yang berasal dari kata Rago yaitu bola rotan, sepak
yaitu cara memainkan bola tersebut dengan ditendang-tendang atau
dipantulkan jatuh ke tanah.
Pada dasarnya cara permainan sepakrago ini sama dengan
permainan sepakraga pada umumnya, perbedaannya hanya penentuan
pemenang dimana ditentukan dengan lamanya waktu yang digunakan.
Pemain yang paling lama memainkan bola tanpa jatuh ke tanah maka
ditetapkan sebagai pemenang.

3. Kalimantan
Di daerah Kalimantan khususnya di daerah Kandangan olahraga
sepaktakraw ini telah dikenal sebelum perang dunia pertama, akan tetapi
karena situasi dan sesuatu hal yang belum mengizinkan menyebabkan
permainan ini belum dikenal secara luar. Pada saat ini permainan
sepakraga di Kandangan disebut sebagai Bola Rotan. Permainan ini
diadakan apabila ada upacara adat, pesta perkawinan, syukuran dan
sebagainya. Permainan ini bertujuan untuk memeriahkan dan meramaikan
acara-acara tersebut.
Permainan di daerah ini sedikit lebih maju apabila dibandingkan
dengan daerah lainnya. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peraturan tertentu
yang menjadi pegangan dalam menentukan suatu pemenang, adapun
peraturannya antara lain:

10
1. Alat-alat dan Perlengkapan
Bola yang digunakan adalah bola yang terbuat dari rotan yang
dianya dengan seni anyaman sehingga berbentuk bulatm adapun
ukurannya adalah: garis menengah 15 cm dan berta yaiut 2 ons.
Perlengkapan yang digunakan yaitu perlengkapan penyepak bola yang
disebut kelapian; kelapian ini terbuat dari kelopak pinang yang digunakan
pada kaki sebelah dalam untuk menyepak bola.
2. Lapangan, Waktu dan Pemain
Lapangan  permainan ini berupa lapangan rumput/kering terbuka
dengan ukuran panjang 15m, lebar 15m dengan sasaran tendangan
dipancang di tengah-tengah (pusat). Permainan ini dimainkan oleh dua
regu dan masing-masing regunya terdiri dari 10 orang.
3. Sistem Penilaian
Formasi pemain membentuk lingkaran mengelilingi tiang bambu
yang diletakkan di tengah-tengah, selanjutnya permainan diawali dengan
warm up yaitu dengan menyepak bola rotan dari satu pemain dengan
pemain lain yang setelah itu setiap regu menunjukkan keahliannya guna
mengimbangi dan mengatasi atraksi lawannya sehingga terjadilah gaya-
gaya memainkan bola rotan yang mengagumkan.

F. Perkembangan Sepaktakraw Sekarang


Sepaktakraw adalah olahraga beregu yang jenis permainannya bisa
dilakukan oleh 2 orang atau 3 orang dan 5 orang dalam satu timnya. Jenis
permainan sepaktakraw yang terdiri dari 2 orang dalam satu timnya disebut
double event takraw, 3 orang dalam satu timnya disebut jenis permainan regu
takraw dengan sebutak pemainnya yaitu apit kiri, apit kanan dan tekong. Apit
kiri dan apit kanan adalah sebutan untuk pemain yang posisinya berada di
sebelah kiri dan kanan serta dekat dengan net, sedangkan tekong yaitu sebutan
untuk pemain yang posisinya berada di tengah dan bertugas sebagai server
yaitu orang yang melakukan servis. Permainan takraw yang dimainkan oleh 5
orang dalam satu timnya disebut hoop yaitu memasukan bola takraw ke dalam
keranjang yang digantung pada ketinggian tertentu dengan menggunakan kaki,
paha, bahu, sampai kepalah kecuali tangan.

11
G. Perkembangan Sepak Takraw Internasional (Dunia)
Pada tahun 1965 Sepak Takraw merupakan satu cabang olahraga yang
dipertandingkan pada Pesta Olahraga South East Asia Peninsulars Games
(SEAP GAMES) yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali yang diikuti oleh:
Laos, Thailand, Singapura dan Malaysia. Pada tahun 1977 jumlah negara yang
mengikuti SEAP Games diperluas dengan negara Asia lainnya, yaitu:
Indonesia, Brunei dan Filipina; dan nama SEAP Games dirubah menjadi
“South East Asian Games” (SEA GAMES).
Pada tahun 1982 dibentuk organisasi Sepak takraw negara-negara
Asia: ASTAF (Asian Sepak Takraw Federation) yang awalnya terdiri dari 14
negara, yaitu: Brunei Darussalam, Cina, Filipina, India, Indonesia, Jepang,
Korea, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Sri langka, Thailand dan
Vietnam.
Pada tanggal 5 Maret 1992 diresmikan konstitusi organisasi Sepak
takraw Internasional dengan nama: ISTAF (Internasional Sepak Takraw
Federation) awalnya terdiri dari 16 negara anggota, yaitu: 14 negara anggota
ASTAF ditambah Amerika Serikat dan Finlandia. ASTAF merupakan
organisasi di bawah naungan dari ISTAF.
Sepak takraw diberi nama yang beraneka ragam oleh negara-negara
yang mengembangkannya, seperti:
1. Singapura dengan nama:“Bola Sepak Raga atau Sepakraga”
2. Malaysia dengan nama: “Sepak Raga Jaring atau SEPRAJA”.
3. Brunei diberi nama: “Sepak Raga Jala”.
4. Indonesia dengan nama: “Rago (Sulawesi Selatan)”.
5. China dikenal dengan nama: “Teng Chew”.
6. Burma atau Myanmar dengan sebutan: “Ching Loong”.
7. Ceylon (Sayland) dengan nama: “Raga”.
8. Laos terkenal dengan nama: “Kator”.
9. Filipina dengan nama: “Sipa”.
10. Thailand dengan sebutan: “Takraw”, dan oleh
11. ASTAF dinamakan: SEPAK TAKRAW sampai sekarang.

12
Pada tingkat internasional Sepak takraw dipertandingkan pada
kejuaraan: SEA Games, ASIAN Games, World Sepak takraw Championship,
World Women Sepak Takraw Championship, World Youth Sepak takraw
Championship, King’s Cup Thailand, Merdeka Games, Arafura games,
Anniversary Cup dan POM Asia tenggara.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut sejarah perkembangannya, Sepak Takraw berasal dari
olahraga tradisional Indonesia, yaitu: Sepak Raga. Daerah-daerah di
Indonesia yang semula mengembangkan permainan ini adalah: Sumatera
Utara, Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan. Semula permainan Sepak raga
dimainkan oleh sekelompok bangsawan di daerah-daerah tersebut, kemudian
berkembang menjadi permainan rakyat. Sepak raga dimainkan 6 sampai 9
orang secara melingkar di suatu tempat terbuka, sebagai hiburan dan pengisi
waktu luang di kala orang menunggu waktu senja. Beraneka ragam nama
jenis permainan Sepak takraw awalnya, seperti di Riau dikenal dengan nama
Rago Tinggi, di Bengkulu bernama Cepak, di Sumatera dan Jambi dengan
nama Sepak rago, sedang di Sulawesi Selatan bernama Marraga-Akraga.
Permainan Sepak Takraw sampai sekarang ini masih merupakan salah
satu cabang olahraga yang belum memasyarakat, belum menjadi kegemaran
masyarakat dari semua lapisan. Permainan Sepak Takraw baru merambah
kepada masyarakat lapisan menengah ke bawah. Hal ini disebabkan
permainan ini sulit dilakukan, berisiko cidera atau sakit lebih besar, dan
masih ada kelompok masyarakat yang menganggap permainan Sepak Takraw
sebagai olahraga yang kasar. Namun demikian perkembangan permainan
Sepak Takraw terjadi sangat pesat sekali. Hal ini dapat dilihat mulai tahun
1983, seluruh daerah di Indonesia sudah memiliki Pengurus daerah (Pengda)
atau sekarang bernama Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Sepak
Takraw Seluruh Indonesia (PSTI).

14
15

Anda mungkin juga menyukai