Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BULU TANGKIS

DI SUSUN OLEH :

Nama : SITI ZIKRINA ISTIQFARI

Kelas : 8.3

SMP NEGERI 18 BAUBAU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Bulu Tangkis ini dapat diselesaikan

dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada

Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku

umatnya.

Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan Makalah PJOK yang berjudul “Makalah Bulu Tangkis” ini. Dan

saya juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang

telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat

dengan sebaik-baiknya. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam

penulisan Makalah Bulu Tangkis ini sehingga kami mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan

kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah

SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Bulu

Tangkis ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Baubau, 13 Oktober 2023

Siti Zikrina Istiqfari


DAFTAR ISI

SAMPU
L

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................8

2.1 Pengertian Bulu Tangkis.......................................................................8

2.2 Sejarah Bulu Tangkis..........................................................................11

2.3 Peraturan Permainan Bulu Tangkis.....................................................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................48

3.1 Kesimpulan.........................................................................................48

3.2 Saran....................................................................................................48

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permainan bulu tangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal

di dunia. Olahraga ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur,

berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan olahraga ini di

dalam atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga sebagai ajang

persaingan. Permainan bulu tangkis merupakan permainan yang bersifat

individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu, atau dua

orang melawan dua orang.

Permainan ini mudah dilaksanakan karena alat pemukulnya ringan, bola

mudah dipukul, tidak membutuhkan lapangan yang luas, bahkan dapat dimainkan

di dalam maupun di luar ruangan, serta dapat dimainkan oleh siapa saja. Oleh

karena itu, permainan bulu tangkis dapat berkembang pesat. Di Indonesia,

olahraga bulu tangkis mengalami perkembangan pesat karena tak lepas dari kerja

keras pelatih, atlet, dan pengurus, dalam pembinaan atlet bulu tangkis. Hal ini

dapat dilihat dari prestasi yang diraih dalam kejuaraan-kejuaraan yang diikuti oleh

atlet Indonesia, seperti kejuaraan Thomas Cup, Uber Cup, All England,

Olimpiade, dan sebagainya.

2
3

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan ulasan latar belakang diatas, maka saya merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apa pengertian bulu tangkis ?

2. Bagaimana sejarah permainan bulu tangkis ?

3. Apa saja peraturan permainan bulu tangkis ?


4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bulu Tangkis

Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok

olahraga permainan. Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar

ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang

dan lebar tertentu. Olahraga bulu tangkis dimainkan di atas lapangan yang di

batasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan di

bagi dua sama besar dan di pisahkan oleh net yang direnggangkan di kedua tiang

net yang ditanam di pinggir lapangan.

Bulu tangkis adalah suatu permainan yang menggunakan sebuah raket dan

shuttlecock yang di pukul melewati sebuah net. Permainan dimulai dengan cara

menyajikan bola atau servis, yaitu memukul bola dari petak servis kanan ke petak

servis kanan lawan, sehingga jalan bola menyilang.


5

2.2. Sejarah Bulu Tangkis

Olahraga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno

sekitar 2000 tahun lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan Tionghoa

bernama Jianzi yang melibatkan penggunaan bola tetapi tanpa raket. Objek atau

misi permainan ini adalah untuk menjaga bola agar tidak menyentuh tanah selama

mungkin tanpa menggunakan tangan. Di Inggris sejak zaman pertengahan,

permainan ini dimainkan oleh anak-anak disebut dengan Battledores atau

Shuttlecocks, raketnya memakai dayung/tongkat (Battledores). Ini cukup populer

di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan

kartun untuk permainan ini. Penduduk Britania membawa permainan ini ke

Jepang, Tiongkok, dan Siam selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian

dengan segera menjadi permainan anak- anak di wilayah setempat mereka.

Olahraga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania

di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan

memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab itu kota Pune dikenal sebelumnya

sebagai Poona, pada masa itu permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona.

Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olahraga
6

ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh

Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore –

a new game” Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton

(Badminton House), estat Duke of Beaufort’s di Gloucestershire, Inggris.

Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath

pada 1877. Asosiasi Bulu tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan

internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan

All England. Bulu tangkis menjadi sebuah olahraga populer di dunia, terutama di

wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olahraga ini, dan di

negara-negara Skandinavia. Federasi Bulu tangkis Internasional (IBF) didirikan

pada 1934 dan membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark,

Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota-anggota

pelopornya. India bergabung sebagai afiliat pada 1936. Olahraga ini menjadi

olahraga Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia

dan Korea Selatan sama-sama memperoleh masing-masing dua medali emas tahun

itu.

Perkembangan Bulu tangkis di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan

perkembangan bangsa Indonesia, sejak masa sebelum revolusi fisik, gerakan

kemerdekaan, sampai dengan periode pembangunan masa orde baru dewasa ini.

Beberapa orang Belanda membawa jenis cabang. olahraga ini, serta pelajar-pelajar

Indonesia yang pulang belajar dari luar negeri, dengan cepat menjadikan cabang

olahraga ini digemari masyarakat. Pada sekitar tahun 40 – an, cabang ini telah

merasuk di setiap pelosok masyarakat. Namun cabang olahraga ini baru


7

menemukan bentuk organisasinya setelah tiga tahun diselenggarakan PON I di

Solo 1948. Tepatnya tanggal 5 Mei 1951, Persatuan Bulu tangkis Indonesia baru

terbentuk disingkat PBSI di kota Bandung.

Kegiatan yang semarak, pertandingan kompetisi yang teratur, dalam waktu

tujuh tahun telah membuahkan hasil yang positif yakni keberhasilan merebut

Thomas Cup, lambang supremasi dunia Bulu tangkis. Hampir tidak masuk akal

menurut pertimbangan ilmiah, bangsa yang baru saja hancur karena perang

kemerdekaan, ternyata mampu meraih prestasi gemilang di dunia internasional.

Keberhasilan ini tidak saja mengejutkan dari arti prestasi, tetapi juga memberikan

pengaruh yang mantap. Keberhasilan itu sekaligus menarik perhatian pemerintah

masyarakat, sehingga sejak tahun 1958 itu, PBSI tidak lagi bekerja seorang diri.

Tidak saja hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para pemain Indonesia

mampu menunjukkan prestasinya di berbagai turnamen internasional, seperti All

England, Asian Games, Uber Cup dan lain-lainnya. Oleh karena

perkembangannya sudah cukup luas, maka perlu didirikan organisasi yang akan

mengatur kegiatan bulu tangkis. Organisasi tersebut diberi nama “Internasional

Badminton Federation” (IBF) pada tanggal 5 Juli 1934. Di Indonesia sendiri

dibentuk organisasi induk tingkat nasional yaitu Persatuan Bulu tangkis Seluruh

Indonesia (PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951. Kemudian pada tahun 1953 Indonesia

menjadi anggota IBF. Dengan demikian Indonesia berhak untuk mengikuti

perandingan-pertandingan Internasional.

2.3. Peraturan Permainan Bulu Tangkis


8

Peraturan permainan bulu tangkis ditetapkan oleh WBF (World

Badminton Federation). Beberapa peraturan tersebut adalah:

1. Ukuran Lapangan

Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau

warna lainnya yang terlihat jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci).

Dalam menandai lapangan, lebar dari garis tengah lapangan harus

dibagi dua, sama antara bidang servis kanan dan kiri. Ketebalan garis

servis pendek dan garis servis panjang (masing-masing 3,8 cm atau

(1½ inci) harus berada di dalam ukuran 13” atau sama dengan 3,96 m

yang dicantumkan sebagai panjang lapangan servis, dan ketebalan dari

semua garis batasnya (masing-masing 3,8 cm atau 1½ inci) harus

berada dalam batas ukuran yang telah ditentukan.

Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda

batas lapangan untuk permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya

untuk permainan tunggal. Garis batas belakang juga menjadi garis

servis panjang, dan tiang-tiang atau garis batas pada jaring akan

ditempatkan pada garis samping lapangan.


9
10

2. Tiang

Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang

harus kuat, agar jaring tegang dan lurus dan ditempatkan pada garis

batas samping lapangan.


11

3. Jaring

Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan

jaring 1,6 cm sampai dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76 cm.

Ujung atas jaring harus berada 152 cm (5 kaki) dari lantai pada

pertengahan lapangan dan 155 cm dari lantai pada tiang-tiangnya.

Jaring harus mempunyai tepi dari pita putih selebar 3,8 cm, serta

bagian tengah pita tersebut didukung oleh kawat atau tali, yang ditarik

dan ditegangkan dari ujung-ujung tiang.

4. Kok atau Shuttlecock

Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan

mempunyai 14-16 helai bulu yang dilekatkan pada kepala dari gabus

yang berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang bulu dari ujung bawah sampai
12

ujung yang menempel pada dasar gabus kepalanya adalah 6,2 – 6,9

cm. Bulu-bulu ini menyebar menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3

cm pada ujung bawahnya, serta diikat dengan benang atau bahan lain

cocok sehingga kuat.

5. Pemain

Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di

satu sisi lapangan (pada permainan tunggal) atau masing-masing dua

pemain di satu sisi (pada permainan ganda). Sisi lapangan tempat tim

yang mendapat giliran melakukan servis dinamakan sisi dalam

(inside), sedangkan sisi yang timnya menerima servis dinamakan sisi

luar (outside).
13

6. Pengundian

Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua

tim/pemain yang berlawanan untuk mengundi pihak yang berhak

melakukan servis pertama dan memilih sisi lapangan bagi timnya

untuk memulai permainan.


14

7. Penilaian

Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas

15 angka, seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam

pertandingan dengan nilai 15, bila kedua belah pihak telah mencapai

angka 14 sama. Pihak yang pertama kali memperoleh angka 14 dapat

menambahkan nilai akhir dengan 3 angka (dikenal dengan sebutan

setting game). Jika pertandingan telah ditetapkan (diset), maka nilai

awal yang ditentukan dinamakan “love-all”. Pihak pertama yang

mencapai angka 3 dinyatakan sebagai pemenang.

Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika

telah dicapai angka 10-10 , maka pihak yang lebih dahulu mencapai

angka 10 berhak menambah nilai tambahan akhir dengan 3 angka.

Pihak yang pertama mencapai 3 angka dinyatakan sebagai pemenang.


15

Kedua pihak yang bertanding akan memainkan tiga sel

pertandingan untuk menentukan pemenang. Pemain yang mampu

memenangkan lebih dahulu 2 sel pertandingan (2 games) akan

dinyatakan sebagai pemenang. Pemain akan bertukar sisi lapangan

(tempat) pada setiap akhir suatu game. Pada game ketiga, pemain juga

akan berpindah lapangan ketika nilai akhir mencapai:

1) Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka

2) Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka

3) Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka.

Keterangan: Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin.

Jika kedua pemain mencapai poin 20-20, maka terjadilah deuce (yus).

Pemenang dapat ditentukan jika telah muncul selisih 2 poin (misalnya

22-20). Bila selisih masih 1 poin (21-20), pemenang belum dapat

ditentukan. Angka maksimal tiap game adalah 30. Dengan demikian,

jika terjadi poin 29-29, maka pemenangnya adalah pemain yang

terlebih dulu mencapai angka 30.


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Permainan bulu tangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal

di dunia. Olahraga ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur,

berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan olahraga

ini di dalam atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga sebagai ajang

persaingan. Permainan bulu tangkis merupakan permainan yang bersifat

individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu, atau

dua orang melawan dua orang.

Olahraga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno

sekitar 2000 tahun lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan

Tionghoa bernama Jianzi yang melibatkan penggunaan bola tetapi tanpa raket.

Objek atau misi permainan ini adalah untuk menjaga bola agar tidak

menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.

3.2. Saran

Permainan bulu tangkis harus dibina sejak usia dini untuk menghasilkan

bibit atlet yang berpotensi. Untuk itu atlet alit besar Indonesia perlu mendidik

anak usia dini dalam bermain bulu tangkis agar dapat mengangkat nama baik

Bangsa Indonesia.

16
17

DAFTAR PUSTAKA

Taufik Gunawan, 2010. Blogspot.com, diakses online pada tanggal 13 Oktober

2023.

http://blogazfa.blogspot.com/2012/06/vbehaviorurldefaultvmlo_10.html

Anonymous, 2010. Teknik Bermain Badminton. Blogspot.com, diakses online

pada tanggal 13 Oktober 2023.

http://teknikbermainbadminton.blogspot.com/2009/04/14.html.

Anonymous, 2010. Mengenal Permainan Bulu Tangkis. Indoskripsi.com, diakses

online pada tanggal 13 Oktober 2023.

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/tugas-kuliah-lainnya/

mengenal-permainan-bulutangkis

Anda mungkin juga menyukai