Anda di halaman 1dari 9

PERMAINAN BULU TANGKIS.

DISUSUN OLEH:
Kholifatul Yanuari Eka Dewi Wardaningtyas.
Kelas :
XI IIS 2
Tahun ajaran 2020/2021
SMA NEGERI 1 PUNCU.
Kata Pengantar.

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga tercurah limpahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW, yang telah membawa umatnya
dari jaman jahiliah ke zaman yang modern ini.

Dalam penyusunan makalah ini pastilah penulis mengalami berbagai hambatan maupun kendala.
Dengan segala upaya, makalah ini dapat terwujud dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan lebih lanjut. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan khususnya dan bagi semua pihak
pada umumnya. Penulis juga berharap makalah ini mampu menjadi salah satu bahan bacaan untuk
acuan pembuatan makalah selanjutnya agar menjadi lebih baik.

KEDIRI, OKTOBER 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bulu tangkis
B. Sejarah Bulu tangkis
C. Peraturan Permainan Bulu Tangkis
1. Ukuran Lapangan
2. Tiang
3. Jaring
4. Kok atau Shuttlecock
5. Pemain
7. Pengundian
8. Penilaian

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permainan bulu tangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga ini
dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun
wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga
sebagai ajang persaingan. Permainan bulu tangkis merupakan permainan yang bersifat individual
yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu, atau dua orang melawan dua orang.

Permainan ini mudah dilaksanakan karena alat pemukulnya ringan, bola mudah dipukul, tidak
membutuhkan lapangan yang luas, bahkan dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, serta
dapat dimainkan oleh siapa saja. Oleh karena itu, permainan bulu tangkis dapat berkembang pesat.
Di Indonesia, olahraga bulu tangkis mengalami perkembangan pesat karena tak lepas dari kerja keras
pelatih, atlet, dan pengurus, dalam pembinaan atlet bulu tangkis. Hal ini dapat dilihat dari prestasi
yang diraih dalam kejuaraan-kejuaraan yang diikuti oleh atlet Indonesia, seperti kejuaraan Thomas
Cup, Uber Cup, All England, Olimpiade, dan sebagainya

B. Rumusan Masalah
Apa pengertian bulu tangkis?
Bagaimana sejarah permainan bulu tangkis?
Apa saja peraturan permainan bulu tangkis?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian bulu tangkis
Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan. Bulu
tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan
garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Olahraga bulu tangkis dimainkan di atas
lapangan yang di batasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan di
bagi dua sama besar dan di pisahkan oleh net yang direnggangkan di kedua tiang net yang ditanam
di pinggir lapangan.

Bulu tangkis adalah suatu permainan yang menggunakan sebuah raket dan shuttlecock yang di pukul
melewati sebuah net. Permainan dimulai dengan cara menyajikan bola atau servis, yaitu memukul
bola dari petak servis kanan ke petak servis kanan lawan, sehingga jalan bola menyilang.

B. Sejarah Bulu tangkis


Olahraga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu.
Nenek moyangnya adalah sebuah permainan Tionghoa bernama Jianzi yang melibatkan penggunaan
bola tetapi tanpa raket. Objek atau misi permainan ini adalah untuk menjaga bola agar tidak
menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan. Di Inggris sejak zaman pertengahan,
permainan ini dimainkan oleh anak-anak disebut dengan Battledores atau Shuttlecocks, raketnya
memakai dayung/tongkat (Battledores). Ini cukup populer di jalan-jalan London pada tahun 1854
ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk permainan ini. Penduduk Britania membawa
permainan ini ke Jepang, Tiongkok, dan Siam selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan
segera menjadi permainan anak- anak di wilayah setempat mereka.

Olahraga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad
ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab itu
kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, pada masa itu permainan tersebut juga dikenali
sebagai Poona. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olahraga ini
mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang
penyalur mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore – a new game” Ini melukiskan permainan
tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort’s di
Gloucestershire, Inggris.
Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi Bulu
tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama
kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England. Bulu tangkis menjadi sebuah olahraga populer di
dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olahraga ini, dan di
negara-negara Skandinavia. Federasi Bulu tangkis Internasional (IBF) didirikan pada 1934 dan
membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan
Prancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung sebagai afiliat pada 1936. Olahraga ini
menjadi olahraga Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea
Selatan sama-sama memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu.
Perkembangan Bulu tangkis di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan bangsa
Indonesia, sejak masa sebelum revolusi fisik, gerakan kemerdekaan, sampai dengan periode
pembangunan masa orde baru dewasa ini. Beberapa orang Belanda membawa jenis cabang.
olahraga ini, serta pelajar-pelajar Indonesia yang pulang belajar dari luar negeri, dengan cepat
menjadikan cabang olahraga ini digemari masyarakat. Pada sekitar tahun 40 – an, cabang ini telah
merasuk di setiap pelosok masyarakat. Namun cabang olahraga ini baru menemukan bentuk
organisasinya setelah tiga tahun diselenggarakan PON I di Solo 1948. Tepatnya tanggal 5 Mei 1951,
Persatuan Bulu tangkis Indonesia baru terbentuk disingkat PBSI di kota Bandung.
Kegiatan yang semarak, pertandingan kompetisi yang teratur, dalam waktu tujuh tahun telah
membuahkan hasil yang positif yakni keberhasilan merebut Thomas Cup, lambang supremasi dunia
Bulu tangkis. Hampir tidak masuk akal menurut pertimbangan ilmiah, bangsa yang baru saja hancur
karena perang kemerdekaan, ternyata mampu meraih prestasi gemilang di dunia internasional.
Keberhasilan ini tidak saja mengejutkan dari arti prestasi, tetapi juga memberikan pengaruh yang
mantap. Keberhasilan itu sekaligus menarik perhatian pemerintah masyarakat, sehingga sejak tahun
1958 itu, PBSI tidak lagi bekerja seorang diri.
Tidak saja hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para pemain Indonesia mampu menunjukkan
prestasinya di berbagai turnamen internasional, seperti All England, Asian Games, Uber Cup dan lain-
lainnya. Oleh karena perkembangannya sudah cukup luas, maka perlu didirikan organisasi yang akan
mengatur kegiatan bulu tangkis. Organisasi tersebut diberi nama “Internasional Badminton
Federation” (IBF) pada tanggal 5 Juli 1934. Di Indonesia sendiri dibentuk organisasi induk tingkat
nasional yaitu Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951. Kemudian
pada tahun 1953 Indonesia menjadi anggota IBF. Dengan demikian Indonesia berhak untuk
mengikuti perandingan-pertandingan Internasional.

C. Peraturan Permainan Bulu Tangkis


Peraturan permainan bulu tangkis ditetapkan oleh WBF (World Badminton Federation). Beberapa
peraturan tersebut adalah:

1. Ukuran Lapangan
Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna lainnya yang terlihat jelas,
dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam menandai lapangan, lebar dari garis tengah lapangan
harus dibagi dua, sama antara bidang servis kanan dan kiri. Ketebalan garis servis pendek dan garis
servis panjang (masing-masing 3,8 cm atau (1½ inci) harus berada di dalam ukuran 13” atau sama
dengan 3,96 m yang dicantumkan sebagai panjang lapangan servis, dan ketebalan dari semua garis
batasnya (masing-masing 3,8 cm atau 1½ inci) harus berada dalam batas ukuran yang telah
ditentukan.

Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas lapangan untuk permainan
ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk permainan tunggal. Garis batas belakang juga menjadi
garis servis panjang, dan tiang-tiang atau garis batas pada jaring akan ditempatkan pada garis
samping lapangan.

2. Tiang
Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang harus kuat, agar jaring tegang dan
lurus dan ditempatkan pada garis batas samping lapangan.

3. Jaring
Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan jaring 1,6 cm sampai dengan 2, 0
cm. Jaring harus terentang 76 cm. Ujung atas jaring harus berada 152 cm (5 kaki) dari lantai pada
pertengahan lapangan dan 155 cm dari lantai pada tiang-tiangnya. Jaring harus mempunyai tepi dari
pita putih selebar 3,8 cm, serta bagian tengah pita tersebut didukung oleh kawat atau tali, yang
ditarik dan ditegangkan dari ujung-ujung tiang.
4. Kok atau Shuttlecock
Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan mempunyai 14-16 helai bulu yang
dilekatkan pada kepala dari gabus yang berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang bulu dari ujung bawah
sampai ujung yang menempel pada dasar gabus kepalanya adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-bulu ini
menyebar menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3 cm pada ujung bawahnya, serta diikat dengan
benang atau bahan lain cocok sehingga kuat.

5. Pemain
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu sisi lapangan (pada
permainan tunggal) atau masing-masing dua pemain di satu sisi (pada permainan ganda). Sisi
lapangan tempat tim yang mendapat giliran melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside),
sedangkan sisi yang timnya menerima servis dinamakan sisi luar (outside).

7. Pengundian
Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain yang berlawanan untuk
mengundi pihak yang berhak melakukan servis pertama dan memilih sisi lapangan bagi timnya untuk
memulai permainan.

8. Penilaian
Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas 15 angka, seperti yang telah
ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam pertandingan dengan nilai 15, bila kedua belah pihak telah
mencapai angka 14 sama. Pihak yang pertama kali memperoleh angka 14 dapat menambahkan nilai
akhir dengan 3 angka (dikenal dengan sebutan setting game). Jika pertandingan telah ditetapkan
(diset), maka nilai awal yang ditentukan dinamakan “love-all”. Pihak pertama yang mencapai angka 3
dinyatakan sebagai pemenang.

Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika telah dicapai angka 10-10 , maka
pihak yang lebih dahulu mencapai angka 10 berhak menambah nilai tambahan akhir dengan 3
angka. Pihak yang pertama mencapai 3 angka dinyatakan sebagai pemenang.
Kedua pihak yang bertanding akan memainkan tiga sel pertandingan untuk menentukan pemenang.
Pemain yang mampu memenangkan lebih dahulu 2 sel pertandingan (2 games) akan dinyatakan
sebagai pemenang. Pemain akan bertukar sisi lapangan (tempat) pada setiap akhir suatu game. Pada
game ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan ketika nilai akhir mencapai:
1) Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka
2) Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka
3) Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka
Keterangan: Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin. Jika kedua pemain mencapai poin
20-20, maka terjadilah deuce (yus). Pemenang dapat ditentukan jika telah muncul selisih 2 poin
(misalnya 22-20). Bila selisih masih 1 poin (21-20), pemenang belum dapat ditentukan. Angka
maksimal tiap game adalah 30. Dengan demikian, jika terjadi poin 29-29, maka pemenangnya adalah
pemain yang terlebih dulu mencapai angka 30.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permainan bulu tangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga ini
dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun
wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga
sebagai ajang persaingan. Permainan bulu tangkis merupakan permainan yang bersifat individual
yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu, atau dua orang melawan dua orang.

Olahraga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu.
Nenek moyangnya adalah sebuah permainan Tionghoa bernama Jianzi yang melibatkan penggunaan
bola tetapi tanpa raket. Objek atau misi permainan ini adalah untuk menjaga bola agar tidak
menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.

B. Saran
Permainan bulu tangkis harus dibina sejak usia dini untuk menghasilkan bibit atlet yang berpotensi.
Untuk itu atlet alit besar Indonesia perlu mendidik anak usia dini dalam bermain bulu tangkis agar
dapat mengangkat nama baik Bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Bulu_tangkis
http://www.bulutangkis.com/
http://www.internationalbadminton.org/

Anda mungkin juga menyukai