Anda di halaman 1dari 12

Kertas Bulutangkis Atau Badminton Lengkap Dengan Gambar

Kertas Badminton Atau Kertas Badminton Lengkap Kertas Badminton Atau Badminton
Lengkap Dengan Gambar

BAB I
PERKENALAN

A. Latar Belakang

Bulutangkis adalah salah satu olahraga paling terkenal di dunia. Olahraga ini dapat menarik
minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keahlian, dan laki-laki maupun perempuan
memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga sebagai ajang
kompetisi. Bulutangkis merupakan permainan individu yang dapat dimainkan oleh satu orang
melawan satu orang, atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini mudah dilaksanakan karena
raketnya ringan, bola mudah dipukul, tidak memerlukan lapangan yang luas, bahkan dapat
dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, dan dapat dimainkan oleh siapa saja. Oleh karena itu
permainan bulutangkis dapat berkembang dengan pesat.

Di Indonesia olahraga bulu tangkis mengalami perkembangan yang pesat karena adanya
kerja keras para pelatih, atlet, dan manajer, dalam pembinaan atlet bulu tangkis. Hal itu terlihat dari
prestasi yang diraih pada kejuaraan-kejuaraan yang diikuti atlet-atlet Indonesia, seperti Piala Thomas,
Piala Uber, All England, Olimpiade, dan lain sebagainya. Prestasi bulutangkis yang dicapai bukanlah
suatu hal yang cepat dan mudah, semua melalui proses yang panjang, dan membutuhkan waktu
yang lama, mulai dari penyelesaian masalah, pembibitan, hingga pembinaan secara terpadu, terarah,
dan berkelanjutan. Peran serta semua pihak, baik pemerintah melalui sekolah, maupun masyarakat
sangat diperlukan dalam pembangunan dan pengembangan bulu tangkis, misalnya melalui
perkumpulan atau klub. Keduanya diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan dan
pengembangan olahraga, termasuk bulu tangkis.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Bagaimana sejarah bulutangkis?

2. Apa aturan dalam bulutangkis?


3. Lalu bagaimana teknik dasar dalam bermain bulu tangkis?
C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini salah satunya adalah untuk menyelesaikan tugas Penjas Kelas X
SMA dan tentunya untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang permainan
bulutangkis atau mungkin untuk menantang bakat pembaca dengan membaca makalah ini.

BAB II

DISKUSI

A. _ Definisi Bulutangkis

Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang termasuk dalam kelompok olahraga
permainan. Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, pada lapangan yang
dibatasi oleh garis-garis dengan panjang dan lebar tertentu. Bulu tangkis dimainkan pada suatu
lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dengan panjang dan lebar tertentu. Lahan tersebut dibagi
menjadi dua bagian yang sama besar dan dipisahkan oleh sebuah jaring yang dibentangkan pada
kedua tiang jaring yang ditanam di tepi lapangan.

Bulutangkis merupakan permainan yang menggunakan raket dan shuttlecock yang dipukul
melewati net. Permainan dimulai dengan menyajikan bola atau servis, yaitu memukul bola dari kotak
servis kanan ke kotak servis kanan lawan, sehingga jalur bola bersilangan.

B.Sejarah Permainan Bulutangkis

Olahraga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno sekitar 2000
tahun yang lalu. Nenek moyangnya adalah permainan Tiongkok bernama Jianzi yang melibatkan
penggunaan bola tetapi tanpa raket. Tujuan atau misi permainan ini adalah menjaga agar bola tidak
menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.

Di Inggris sejak Abad Pertengahan, permainan yang dimainkan oleh anak-anak ini disebut
Battledores atau Shuttlecocks, raketnya menggunakan dayung/tongkat (Battledores). Ini cukup
populer di jalanan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch menerbitkan kartun
untuk permainan ini. Pemukim Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Cina, dan Siam saat
mereka menjajah Asia. Hal ini kemudian langsung menjadi permainan anak-anak di daerah
setempat. Olahraga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh perwira Angkatan Darat Inggris di Pune,
India pada abad ke-19 ketika mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara
kompetitif. Oleh karena itu kota Pune dulunya dikenal dengan nama Poona, pada saat itu permainan
tersebut juga dikenal dengan nama Poona. Para prajurit membawa permainan ini kembali ke Inggris
pada tahun 1850-an. Olahraga ini mendapatkan namanya saat ini pada tahun 1860 dalam sebuah
pamflet oleh Isaac Spratt, seorang distributor mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore – a
new game" Ini menggambarkan permainan tersebut dimainkan di Rumah Bulu Tangkis (Badminton
House), tanah milik Duke of Beaufort di Gloucestershire, Inggris.

Perkembangan Bulutangkis di Indonesia tidak lepas dari perkembangan bangsa Indonesia,


mulai dari masa sebelum revolusi fisik, masa pergerakan kemerdekaan, hingga masa perkembangan
orde baru saat ini. Beberapa orang Belanda membawa tipe cabang. olahraga ini, serta banyaknya
pelajar Indonesia yang kembali belajar dari luar negeri, dengan cepat membuat cabang olahraga ini
digemari masyarakat. Sekitar tahun 40-an, cabang ini sudah merambah ke seluruh pelosok
masyarakat. Namun cabang olahraga ini baru menemukan bentuk organisasinya setelah tiga tahun
diselenggarakannya PON I di Solo 1948. Tepatnya pada tanggal 5 Mei 1951, dibentuklah Persatuan
Bulu Tangkis Seluruh Indonesia yang disingkat PBSI di kota Bandung. Aktifitas yang semarak,
kompetisi yang terorganisir, dalam kurun waktu tujuh tahun telah membuahkan hasil positif, yaitu
keberhasilan meraih Piala Thomas, simbol supremasi dunia Bulu Tangkis. Hampir tidak masuk akal
menurut pertimbangan ilmiah, bahwa suatu bangsa yang baru saja hancur akibat perang
kemerdekaan, mampu meraih prestasi gemilang di dunia internasional. Kesuksesan tersebut tidak
hanya mengejutkan dari segi performa, namun juga memberikan pengaruh yang
mantap. Keberhasilan tersebut sekaligus menarik perhatian para tokoh masyarakat, sehingga sejak
tahun 1958, PBSI tidak lagi bekerja sendiri. Tak hanya hasil di Piala Thomas, sejak saat itu para
pemain Indonesia pun mampu menunjukkan kiprahnya di berbagai turnamen internasional, seperti
All England, Asian Games, Uber Cup dan lain-lain. Mengingat perkembangannya sudah luas, maka
perlu dibentuk suatu organisasi yang menyelenggarakan kegiatan bulutangkis. Organisasi tersebut
diberi nama “Federasi Bulu Tangkis Internasional” (IBF) pada tanggal 5 Juli 1934. Di Indonesia sendiri,
induk organisasi tingkat nasional yaitu Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dibentuk
pada tanggal 5 Mei 1951. Kemudian pada tahun 1953 , Indonesia menjadi anggota IBF. Dengan
demikian Indonesia berhak mengikuti kompetisi internasional.

C. _ Peraturan Permainan Bulutangkis

Peraturan bulu tangkis ditetapkan oleh WBF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Beberapa
aturannya adalah:

1. Ukuran Lapangan

A. Garis pada bidang ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna lain yang terlihat jelas, dengan
ketebalan garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam penandaan lapangan, lebar garis tengah lapangan harus
dibagi dua, sama rata antara daerah servis kanan dan kiri. Ketebalan garis servis pendek dan panjang
garis servis (masing-masing 3,8 cm atau (1½ inci)) harus berada dalam jarak 13” atau sama dengan
3,96 m yang ditambahkan sebagai panjang lapangan servis, dan tebal semua garis batas ( masing-
masing -masing-masing 3,8 cm atau 1½ inci) harus berada dalam batas ukuran yang ditentukan.

B. Apabila ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas lapangan untuk permainan
ganda, maka penandaan hanya boleh dilakukan untuk permainan tunggal. Garis batas belakang juga
merupakan garis servis yang panjang, dan tiang-tiang atau garis batas pada net akan ditempatkan di
pinggir lapangan.

2. Tiang

Ketinggian kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiangnya harus kuat,
sehingga jaringnya kencang dan lurus serta diletakkan pada garis batas pinggir lapangan.

3. Jaring

Jaring sebaiknya terbuat dari tali halus yang telah matang dan diikat dengan mata jaring
berukuran 1,6 cm hingga 2,0 cm. Jaring harus meregang 76 cm. Ujung atas net harus berjarak 152 cm
(5 kaki) dari lantai tengah lapangan dan 155 cm dari lantai tiang. Jaring harus mempunyai tepi pita
putih selebar 3,8 cm, dan bagian tengah pita ditopang oleh kawat atau tali, yang ditarik dan
direntangkan dari ujung tiang.

4. Kok atau Shuttlecock

Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan memiliki 14-16 bulu yang
menempel di kepala dari gabus dengan diameter 2,5-2,9 cm. Panjang bulu dari ujung bawah hingga
ujung yang menempel pada pangkal gabus di kepalanya adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-bulu ini menyebar
menjauhi gabus dan mempunyai diameter ujung bawah 5,5-6,3 cm, diikat dengan benang atau
bahan lain yang sesuai agar kuat.

5. Pemain

Permainan tersebut harus dimainkan oleh satu permainan masing-masing di satu sisi
lapangan (dalam permainan tunggal) atau dua pemain masing-masing di satu sisi (dalam permainan
ganda). Sisi lapangan tempat tim yang mendapat giliran melakukan servis disebut sisi dalam,
sedangkan sisi tempat tim menerima servis disebut sisi luar.

6. Pemungutan suara

Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain lawan untuk memilih
pihak yang tepat untuk melakukan servis terlebih dahulu dan memilih sisi lapangan untuk timnya
memulai permainan.
7. Evaluasi

Ada beberapa jenis penilaian:

A. Total nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra terdiri dari 15 angka, seperti yang telah
ditentukan sebelumnya. Misalnya pada pertandingan dengan nilai 15, ketika kedua kubu sudah
mencapai angka yang sama yaitu 14. Pihak yang pertama kali mendapatkan angka 14 dapat
menambahkan nilai akhir dengan 3 angka (disebut pengaturan permainan). Jika kompetisi telah
ditetapkan, maka nilai awal yang ditentukan disebut “love-all”. Pihak yang pertama kali mencapai
angka 3 dinyatakan sebagai pemenang.

B. Total skor pada kompetisi tunggal putri adalah 11 angka. Jika angka 10-10 sudah tercapai, maka
pihak yang terlebih dahulu mencapai angka 10 berhak menambah nilai tambahan akhir dengan 3
angka. Pihak yang pertama kali mencapai 3 angka dinyatakan sebagai pemenang. C. Kedua belah
pihak yang bersaing akan memainkan tiga sel kompetisi untuk menentukan pemenang. Pemain yang
mampu memenangkan 2 sel pertama kompetisi (2 permainan) akan dinyatakan sebagai
pemenang. Pemain akan berpindah sisi lapangan (tempat) di setiap akhir permainan. Pada
permainan ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan ketika nilai akhir mencapai:

1) Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka

2) Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka

3) Skor 11 pada sistem titik temu 21 digit

Deskripsi: Aturan reli poin adalah 1 permainan yang terdiri dari 21 poin. Jika kedua pemain
mencapai poin 20-20, maka terjadi deuce (yus). Pemenang dapat ditentukan jika terdapat selisih 2
poin (misal 22-20). Jika selisihnya masih 1 poin (21-20), pemenangnya belum ditentukan. Jumlah
maksimal setiap permainan adalah 30. Jadi, jika terdapat 29-29 poin, maka pemenangnya adalah
pemain yang terlebih dahulu mencapai angka 30.

8. Kompetisi Ganda

Beberapa peraturan dalam kompetisi ganda adalah sebagai berikut:


1. Telah ditentukan pihak mana yang akan melakukan servis pertama, pemain yang
berada di area servis kanan memulai pukulan servis ke arah lawan yang berdiri diagonal di
depannya.
2. Pukulan servis pertama yang dilakukan oleh pihak di sisi dalam lapangan selalu
dilakukan dari area servis kanan.
3. Hanya pemain yang menjadi “target” layanan yang dapat menerima layanan
tersebut. Jika shuttlecock disentuh atau dipukul oleh pemain rekannya, maka sisi yang
berada di dalam mendapat nomor.
4. Hanya satu pemain di sisi yang melakukan servis awal atau servis pertama dalam
suatu pertandingan yang dapat melakukan pukulan servis.
5. Jika seorang pemain melakukan servis di luar giliran atau dari sisi lapangan yang
salah, dan pihak yang melakukan servis memenangkan reli, akan ada return let yang harus
diajukan sebelum pukulan servis berikutnya dilakukan.

9. Kompetisi Tunggal

Dalam pertandingan tunggal, peraturan 8a dan 8e berlaku untuk pertandingan


tunggal. Aturan tambahan untuk pertandingan tunggal adalah sebagai berikut:

Permainan akan melakukan servis dari atau menerima servis dari bidang servis yang tepat
hanya jika nilai pelaku servis adalah 0 atau jumlah pertandingan genap. Servis dilakukan dan diterima
dari kolom servis sebelah kiri bila nilai pelaku servis adalah bilangan ganjil.

B. Kedua pemain yang bertanding akan berpindah lapangan servis dimana masing-masing pemain
berdiri setiap kali nomor dibuat.

10. Pelanggaran

Kesalahan yang dilakukan pemain yang berada di pinggir lapangan akan menggagalkan servis
yang dilakukannya. Apabila foul dilakukan oleh pemain yang berada di luar (sisi lapangan yang
menerima servis), maka satu angka diperoleh oleh pihak yang berada di dalam (sisi lapangan yang
melakukan servis).

11. Suatu pelanggaran terjadi apabila


1. Pada saat melakukan servis, posisi shuttlecock pada saat bersentuhan dengan raket berada
di atas tinggi pinggang pemain; atau salah satu bagian kepala raket berada pada posisi lebih tinggi
dari salah satu tangan server yang memegang raket pada saat shuttlecock disentuh oleh raket.
2. Pada saat melakukan servis, shuttlecock jatuh ke area servis yang salah, yaitu ke
sisi yang tidak menghadap secara diagonal ke arah servis; atau jatuh di depan garis servis
pendek; atau tertinggal dalam garis pelayanan yang panjang; atau jatuh di luar garis batas di
sisi lapangan.
3. Kaki pemain servis tidak berada pada area servisnya, atau kaki penerima servis tidak
berada pada area servisnya yang berlawanan secara diagonal dengan area servis pemain
servis, sampai pukulan servis selesai.
4. Sebelum atau selama melakukan servis, salah satu pemain melakukan tipuan atau
tipuan atau dengan sengaja mengejutkan lawannya.
5. Pada saat melakukan servis atau pada saat reli, shuttlecock jatuh di luar garis batas,
terbang melewati atau di bawah net, menyentuh langit-langit, menyentuh dinding samping,
atau menyentuh badan atau pakaian pemain.
F. Shuttlecock yang sedang dimainkan dipukul sebelum menyeberang ke sisi lapangan pihak yang
memukul.

1. Pada saat permainan shuttlecock, pemain menyentuh net atau tiang penyangga
dengan raket, sebagian badan, atau bajunya.
2. Shuttlecock menempel pada raket pada saat pukulan dilakukan atau shuttlecock
dipukul dua kali berturut-turut.
Saya. Selama permainan, seorang pemain menyentuh shuttlecock ketika berada di dalam atau di luar
batas.

J. Pemain memblokir lawan.

12. Umum

A. Penyedia layanan tidak dapat melakukan layanan sampai penerima layanan siap. Penerima jasa
dianggap siap apabila ia melakukan suatu gerakan untuk menerima jasa yang dibayangkannya.

B. Pemain dan penerima servis harus berdiri dalam batas area servis masing-masing dan bagian kedua
kaki pemain tersebut harus tetap bersentuhan dengan lantai, dalam posisi diam, sampai shuttlecock
disentuh oleh raket.

C. 1) Apabila pada saat melakukan servis atau reli shuttlecock menyentuh dan tidak melewati net,
maka dianggap tidak sah.

2) apabila pada saat servis dan reli shuttlecock tersangkut di net, maka diminta let.

3) apabila penerima pelayanan diketahui bersalah karena bergerak pada saat pelayanan sedang
dilakukan, atau karena tidak berada dalam batas-batas wilayah pelayanan yang seharusnya,
sedangkan pada saat yang sama pemberi pelayanan juga kedapatan melakukan hal yang sama. telah
melakukan kesalahan, maka izin diajukan.

4) Apabila diminta let, permainan yang telah dilakukan sejak servis terakhir yang benar tidak
dihitung. Seorang pemain yang baru saja melakukan servis akan melakukan servis ulang, kecuali jika
peraturan lain telah ditetapkan.

D. Jika pelaku servis tidak memukul shuttlecock pada saat melakukan servis, maka dianggap
kesalahan; namun jika shuttlecock menyentuh raket, servis dianggap telah dilakukan.

e. Apabila dalam permainan shuttlecock menyentuh net dan tetap tertancap disana, atau menyentuh
net dan terjatuh dalam posisi memukul, atau menyentuh lantai di luar lapangan; dan pemain lawan
menyentuh net atau shuttlecock dengan raket dan badannya, maka tidak ada penalti, karena
shuttlecock dianggap dalam permainan.

F. Jika seorang pemain memukul shuttlecock dengan arah ke bawah, sambil berada di dekat net
dengan harapan shuttlecock tersebut akan dipukul balik olehnya, hal ini dianggap menghalangi
lawan. Kemudian wasit harus menyatakan kesalahan (fault) atau membiarkan, jika hal itu terjadi
tanpa pemain menyerahkannya. Jika pemain memintanya, maka wasit harus memberikan keputusan.

13. Kontinuitas Permainan

Permainan akan dilanjutkan dari servis pertama hingga akhir pertandingan, ketika tim
pemenang ditentukan, kecuali:
A. Pada Kejuaraan Bulu Tangkis Internasional dan Kejuaraan Bulu Tangkis Internasional Wanita, waktu
istirahat (tidak lebih dari 5 menit) harus diberikan antara pertandingan kedua dan ketiga.

B. Di wilayah yang kondisi cuacanya memerlukan istirahat (maksimal 5 menit), yaitu antara
pertandingan kedua dan ketiga, baik tunggal, ganda, atau keduanya.

C. Karena keadaan pemain yang tidak dapat dihindari, wasit dapat menunda pertandingan sampai
waktu yang dianggap perlu.

D.Teknik Dasar Bermain Bulutangkis

Dalam bermain bulutangkis kita memerlukan teknik yang tepat agar permainan kita tidak
buruk atau setidaknya kita bisa memukul bola lebih keras karena menggunakan teknik yang
tepat. Berikut teknik dasar dalam bermain bulutangkis:

Cara Memegang Raket (Grip)

Ada 2 cara yang bisa kita gunakan untuk memegang raket dengan benar yaitu forehand grip
dan backhand grip.

A. Genggaman Tangan Depan

Pegangan forehand (pegangan dasar) Pegangan ini dapat diperoleh dengan cara berdirikan
raket dengan sisi tegak lurus dengan lantai. Pegangan ini hampir sama dengan posisi tangan pada
saat berjabat tangan.

B. Pegangan Tangan Belakang

Genggaman ini dapat diperoleh dengan memutar seperempat ke kanan dari genggaman
dahi.

Lapangan bulu tangkis


Variasi Pegangan Raket dan Servis Forehand dan Backhand

A. Melakukan pukulan forehand ke arah bola lurus

1. Bola dipukul/dioper oleh temannya.

2. Dilakukan secara berpasangan atau berkelompok.

3. Yang telah melakukan pukulan forehand, berpindah ke tempat lain.

4. Menanamkan nilai-nilai kerjasama, keberanian, sportifitas.

B. Melakukan pukulan forehand menyilang lapangan

1. Bola dipukul/dioper oleh temannya.

2. Dilakukan secara berpasangan atau berkelompok.

3. Mereka yang telah melakukan gerakan forehand berpindah ke tempat lain.

4. Menanamkan nilai-nilai kerjasama, keberanian, sportifitas.


C. Melakukan pukulan backhand ke arah bola lurus

1. Bola dipukul/dioper oleh temannya.

2. Dilakukan secara berpasangan atau berkelompok.

3. Mereka yang telah melakukan gerakan backhand berpindah ke tempat lain.

4. Menanamkan nilai-nilai kerjasama, keberanian, sportifitas.

D. Melakukan pukulan backhand ke arah bola melintasi lapangan

1. Bola dipukul/dioper oleh temannya.

2. Dilakukan secara berpasangan atau berkelompok.

3. Mereka yang telah melakukan gerakan backhand berpindah ke tempat lain.


Menanamkan nilai-nilai kerjasama, keberanian, sportifitas

BAB III

PENUTUPAN

Sebuah kesimpulan

Bulutangkis merupakan permainan yang sangat populer di Indonesia. Permainan ini


memerlukan tempat yang tidak terlalu luas untuk memainkannya. Permainan ini dapat dimainkan
oleh minimal dua orang dan maksimal empat orang.

Permainan bulu tangkis (badminton) merupakan olahraga perorangan yang menggunakan


raket sebagai alat pemukulnya dan shuttlecock sebagai perantara permainannya. Permainan ini
dimainkan di lapangan berukuran 13,10 meter x 6,40 meter yang dibatasi oleh jaring, membagi
lapangan permainan menjadi dua area. Permainan ini bisa dimainkan tunggal atau ganda.

Koordinasi antara kaki, tangan dan konsentrasi merupakan bagian integral dalam memainkan
permainan yang baik dan berkualitas. Meski tergolong olah raga yang membutuhkan biaya cukup
mahal, namun olah raga ini tetap menjadi olah raga yang memiliki banyak penggemar.

B. _ Nasihat

Permainan bulutangkis harus dibangun sejak dini untuk menghasilkan atlet-atlet yang potensial. Oleh
karena itu, para atlet junior Indonesia perlu mendidik anak-anak sejak dini dalam bermain bulu
tangkis agar dapat mengangkat nama baik Bangsa Indonesia.
BIBLIOGRAFI

Anonim. Peraturan Permainan Bulutangkis. Diakses pada 10 Desember 2013.


21.00. Di http://prismakerhidupan.wordpress.com/ .

Empattofour, Aris. 2012. Sejarah Bulu Tangkis (Badminton). Diakses pada 10 Desember 2013.
20.35. Di http://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-olahraga-bulu-tangkis-
badminton.html?m=1 .

Ihsan, Azam. 2013. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis. Diakses pada 10 Desember 2013. Pukul
20.30.

Di http://azamihsan87.blogspot.com/2013/01/b-tehnik-dasar-permainan-bulutangkis.html?m=1.

Anda mungkin juga menyukai