Anda di halaman 1dari 22

PERATURAN DAN SARANA PRASARANA PERMAINAN BULUTANGKIS

A. Awal Munculnya Bulutangkis


Bulutangkis pertama kali berasal dari Mesir Kuno sejak kurang dari 2.000 tahun lalu.
Namun, ada yang mengatakan bahwa olahraga ini muncul pertama kali dari Tiongkok dengan nama
Jianzi. Namun, di masa lalu olahraga Jianzi hanya menggunakan kok, tanpa raket.
Badminton memiliki sejarah panjang, yang berasal dari permainan battledore
(tongkat) dan shuttlecock (bola). Sebuah olahraga mirip dengan bulutangkis modern muncul
di India bagian barat di abad pertengahan 19 yang dibawa oleh pasukan Inggris. Inggris
mencintai olahraga ini dan membawanya kembali ke Negara mereka untuk diperkenalkan
kepada masyarakat umum.
Permainan bulutangkis mulai dikenal masyarakat dunia sejak abad ke-17. Dalam
bahasa Inggris, bulutangkis disebut dengan istilah 'badminton' yang diambil dari nama salah
satu istana di Inggris yaitu Badminton House milik keluarga Duke of Beafourt.
Peraturan bulutangkis yang ditetapkan oleh IBF merupakan peraturan standar
internasional, yang juga menjadi peraturan bulutangkis yang digunakan oleh PBSI.
Organisasi ini bernama Federasi Bulutangkis Internasional (Internasional Badminton
Federation)  dan disingkat dengan IBF.
Pada pertemuan umum luar biasa yang digelar di Madrid pada 24 September 2006.
International Badminton Federation (IBF) berganti nama menjadi Badminton World
Federation (BWF) hingga sekarang.
Di Indonesia bulutangkis mulai dikenal pada tahun 1930-an. Saat itu, olahraga
bulutangkis berada di bawah perkumpulan Ikatan Sport Indonesia (ISI). Bulutangkis sempat
dilupakan saat Indonesia berada dalam masa perang. Namun, hidup kembali di tahun 1947.
Bulu tangkis di Indonesia berkembang cukup pesat, terlihat dari tahun 1948 saat
kampanye Presiden Soekarno. Saat itu, Soekarno menyerukan 'National Building' atau
gerakan dalam membangun bangsa. Bulu tangkis sendiri diperkenalkan sebagai salah satu
cabang olahraga saat itu.
Tak sampai di situ, Presiden Soekarno juga mengeluarkan Keputusan Presiden
(Keppres) Nomor 263 tahun 1953 yang merencanakan Indonesia akan berada di posisi 10
besar dunia untuk cabang olahraga bulutangkis. 

1
Hal itu pun terwujud di tahun 1958, dimana untuk pertama kalinya dalam sejarah,
Indonesia sukses menjuarai Thomas Cup di Singapura. Hingga saat ini, bulutangkis menjadi
olahraga paling banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Atlet-atlet berbakat Indonesia
sudah banyak mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional, dan terus bertambah
hingga saat ini.
Sehingga untuk mendukung kemajuan tersebut usaha yang dilakukan oleh Sudirman
dan kawan-kawan dengan melalui perantara surat yang intinya mengajak mereka untuk
mendirikan PBSI membawakan hasil. Maka dalam suatu pertemuan tanggal 5 Mei 1951 di
Bandung lahirlah PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) dan pertemuan
tersebut dicatat sebagai kongres pertama PBSI. Dengan ketua umumnya A. Rochdi
Partaatmadja, ketua I Dick Sudirman, Ketua II: Tri Tjondrokoesoemo, Sekretaris I: Amir,
Sekretaris II: E. Soemantri, Bendahara I: Rachim, Bendahara II: Liem Soei Liong.
Dengan adanya kepengurusan tingkat pusat itu maka kepengurusan di tingkat daerah
atau provinsi otomatis menjadi cabang yang berubah menjadi Pengda (Pengurus Daerah)
sedangkan Pengcab (Pengurus Cabang) adalah nama yang diberikan kepada kepengurusan di
tingkat kotamadya atau kabupaten (sumber: Wikipedia Insiklopedia Bebas).
B. Peraturan Tempat dan Perlengkapan Bulutangkis
Selain berlatih teknik dasar bulu tangkis kamu juga harus mengetahui sejarah
bulutangkis dan mematuhi peraturannya. Peraturan bulutangkis adalah sebuah ketetapan yang
harus ditaati dalam pertandingan oleh seluruh pemain bulu tangkis di dunia. Seorang pemain
bulutangkis tidak cukup jika hanya memiliki skill atau kemampuan yang hebat. Namun, ia
juga harus memahami dan mematuhi seluruh peraturan dasar bulu tangkis yang sudah
disepakati dalam permainan bulutangkis. Berikut penjelasan mengenai beberapa teknik dan
peraturan bulutangkis beserta gambarnya yang harus kamu ketahui secara detail.
Setiap pertandingan dalam permainan bulutangkis tentu akan memerlukan tempat
(prasarana) untuk bertanding seperti lapangan, tiang, jaring, papan skor dan lain-lain.

2
1. Peraturan Lapangan

Ukuran lapangan bulu tangkis sesuai standar internasional dan nasional sudah
ditentukan oleh Badminton World Federation (BWF). Lapangan bulu tangkis harus
berbentuk segi empat atau persegi panjang dengan ukuran 13,40 meter (dapat dipakai
dalam pertandingan tunggal dan ganda). Lapangan ditandai dengan garis berwarna yang
dapat terlihat dengan jelas seperti putih, hitam, kuning, dan warna lainnya pada batas
ukuran yang sudah ditentukan. Tebal garis-garis lapangan tersebut adalah 3,8 cm. Garis
tersebut juga menjadi batas out badminton.
Permukaan lapangan dianjurkan terbuat dari kayu atau bahan sintetis lunak
supaya tidak mengakibatkan cidera pada pemain bulu tangkis. Sedangkan permukaan
lapangan yang dibuat dari beton atau bahan sintetik yang keras sangat tidak dianjurkan,
karena dapat mengakibatkan pemain bulu tangkis mengalami cidera.
2. Peraturan Tiang
Tinggi kedua tiang bulutangkis adalah 155 cm dari lantai dan tinggi net 152 m.
Kedua tiang tersebut harus kuat untuk menjaga jaring tetap tegang atau erat (tidak kerut).
Tiang harus ditempatkan pada garis batas di samping lapangan, sesuai dengan peraturan
yang telah ditentukan.

3
3. Peraturan Jaring atau Net
Jaring atau net bulu tangkis harus dibuat dari tali halus yang disamak dan dijala
dengan jarak 1,6 cm sampai 2,0 cm. Net harus dipasang terentang dengan erat dan kuat di
antara kedua tiang dan mempunyai lebar 76 cm.
Pada bagian ujung atas net harus berada 152 cm dari lantai pada pertengahan
lapangan dan 155 cm dari lantai pada kedua tiang. Net juga harus mempunyai tepi dari
pita putih dengan lebar 7,6 cm dan dilipat dua. Di tengah pita tersebut diberi kawat atau
tali yang ditarik dan dieratkan dari kedua ujung tiang.
4. Peraturan Shuttelcocks atau Kok
Shuttelcocks atau kok harus mempunyai berat 4,8 sampai 5,6 cm. Kok juga harus
mempunyai 14 sampai 16 helai bulu yang dilekatkan pada kepala dari gabus yang
berdiameter 2,5 sampai 2,9 cm. Panjang bulu kok dari kedua ujung yang menempel pada
dasar kepala gabus adalah 6,2 sampai 6,9 cm.
Sebuah kok dapat dinyatakan tidak mempunyai kecepatan yang memenuhi syarat
apabila seorang pemain dengan kekuatan rata-rata. Memukulnya dengan teknik
underhand penuh tepat di muka garis belakang lapangan (kok melayang sejajar garis
lapangan ke arah atas). Sehingga jatuhnya tidak lebih dekat dari 30,48 cm dan tidak jauh
dari 76 cm di muka garis belakang lapangan lawannya.
C. Perlengkapan Bulutangkis
Pada setiap pertandingan dalam permainan bulu tangkis, seorang pemain harus
memiliki dan menggunakan perlengkapan bulu tangkis seperti raket, senar, kok, dan sepatu.

4
1. Raket
Raket adalah alat utama bagi seorang pemain bulu tangkis. Raket tradisional
dibuat dari bahan kayu. Kemudian seiring dengan perkembangan zaman, alumunium atau
logam ringan lainnya menjadi bahan yang dipilih dan digunakan untuk membuat raket.
Sekarang hampir seluruh raket bulu tangkis profesional terbuat dari komposisi komposit
serat karbon (plastik bertulang grafit).
Serat karbon mempunyai kekuatan yang hebat terhadap perbandingan berat, kaku,
dan memberi perpindahan energi kinetik. Namun, beberapa jenis raket lainnya masih
menggunakan baja atau alumunium untuk sebagain atau seluruh komposisi raket.
2. Senar Raket
Senar adalah salah satu bagian perlengkapan yang harus diperhatikan dalam
permainan bulu tangkis. Senar mempunyai beberapa jenis dan ciri-ciri yang berbeda.
Jenis senar akan mempengaruhi terhadap keawetan dan kinerjanya saat dipakai pada
pertandingan bulu tangkis. Kebanyakan senar mempunyai ukuran tebal 0.62, 0.66, 0.69,
0.70 tergantung dari merk senar dan pemilihan dari masing-masing pemain. Semakin tipis
senar smash dan control akan semakin baik atau semakin tegang kekuatan tarikan pada
raket, maka kontrol dan smash akan semakin baik. Pemilihan senar tergantung pada
kesukaan atau kenyamanan pribadi pada seorang pemain bulu tangkis mempunyai peran
yang kuat.
3. Kok
Menurut hukum bulutangkis yang dikeluarkan oleh badan federasi bulu tangkis
dunia (BWF), kok mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Kok harus memiliki 16 buah bulu.
b. Semua bulu harus memiliki panjang yang sama yaitu antara 62 mm dan 70 mm.
c. Ujung dari bulu-bulu harus membentuk lingkaran dengan panjang diameter antara 58
mm dan 68 mm.
d. Semua bulu harus tergabung menjadi satu kesatuan yang kuat.
e. Pangkal kok yang berbentuk setengah bola harus memiliki panjang diameter antara
25 mm dan 28 mm.
f. Berat kok seluruhnya harus antara 4,47 gram dan 5,50 gram.

5
4. Sepatu
Sepatu termasuk dalam salah satu perlengkapan yang penting bagi seorang
pemain bulu tangkis. Kecepatan seorang pemain ketika pertandingan sedang berlangsung
di lapangan bulu tangkis sangat penting. Jadi, setiap saat para pemain memerlukan
pegangan atau cengkraman dengan lantai yang maksimal. Sepatu bulu tangkis
memerlukan sol karet untuk cengkraman dengan lantai yang baik. Dinding sisi yang
bertulang supaya tahan lama selama tarik-menarik, dan teknologi penyebaran goncangan
untuk melompat. Setiap pertandingan bulu tangkis dapat mengakibatkan banyak
ketegangan pada lutut dan pergelangan kaki pemain. Sehingga, pemain memerlukan
sepatu yang dengan kualitas yang baik
D. Peraturan Pertandingan Tunggal
Pertandingan bulutangkis partai tunggal mempunyai beberapa aturan yang harus
dipatuhi oleh pemain bulutangkis tunggal.
1. Pemain akan melakukan servis atau menerima dari bidang servis kanan jika nilai pelaku
servis adalah 0 atau angka genap (2, 4, 6, dst) dalam pertandingan bulutangkis.
2. Servis dilakukan atau diterima dari bidang servis kiri apabila nilai pelaku servis
merupakan angka ganjil (1, 3, 5, dst).

6
3. Setiap kali sebuah angka dibuat kedua pemain akan mengubah bidang servis di mana
masing-masing pemain itu berdiri.
E. Peraturan Pertandingan Ganda
Peraturan pertandingan bulu tangkis partai ganda mempunyai beberapa aturan yang
harus dipatuhi oleh pemain bulu tangkis ganda.
1. Sebelum pertandingan dimulai, sudah ditetapkan pihak mana yang melakukan servis
pertama kali (toss).
2. Pemain di bidang servis kanan akan memulai pukulan ke arah lawannya yang berdiri
secara diagonal dihadapannya.
3. Pukulan servis pertama dilakukan oleh pihak yang berada di sisi dalam lapangan dari
bidang servis kanan.
4. Bola servis diterima oleh pemain yang berdiri secara diagonal dan berhadapan dengan
pemain pelaku servis.
5. Apabila bola servis diterima oleh pemain yang tidak berdiri secara diagonal dengan
pelaku servis, maka tim pelaku servis mendapatkan satu angka.
F. Sistem Perhitungan Poin
Sistem perhitungan poin dalam setiap pertandingan (tunggal maupun ganda) terdiri
atas 3 kali 21 reli poin. Pemenang dalam pertandingan bulu tangkis adalah pemain atau
pasangan yang sudah memenangkan dua set.
Sedangkan set ketiga adalah set penentuan, yaitu pemain atau pasangan yang
memenangkan set ini akan menjadi pemenang pertandingan. Apabila kedua belah pihak
sudah mencapai poin 20 sama, maka dibutuhkan selisih 2 poin untuk menentukan
pemenangnya. Tetapi jika poin kedua tim sudah sama-sama mencapai poin 29 dan belum
memiliki selisih poin 2, maka tim yang lebih dulu mencapai poin 30 akan ditetapkan sebagai
pemenang.
G. Peraturan Servis Bulu Tangkis
Servis adalah pukulan pertama ke arah lawan yang dilakukan oleh pemain untuk
memulai suatu pertandingan dalam permainan bulu tangkis. Servis dilakukan pemain dari
satu sisi (kanan atau kiri) lapangan secara menyilang menyeberangi jaring ke area lawan.
Pada pertandingan bulutangkis partai tunggal atau ganda memiliki area servis yang
berbeda. Jika kok jatuh di luar area atau batas garis lapangan, maka kok dinyatakan keluar

7
dan poin untuk penerima servis. Penentuan posisi tempat servis (kanan atau kiri) dilakukan
sebelum pertandingan dimulai, dan ditentukan sesuai dengan jumlah poin yang sudah
dikumpulkan oleh pemain yang akan melakukan servis. Penentuan posisi kanan untuk
jumlah poin genap dan posisi kiri untuk jumlah poin ganjil. Servis dari posisi kanan
dilakukan ketika jumlah poin masih sama-sama nol.
Aturan servis yang harus diperhatikan dalam permainan bulutangkis.
a. Posisi bagian atas (kepala) raket harus berada di bawah pegangan raket ketika memukul
kok.
b. Posisi bagian atas (kepala) raket lebih tinggi atau di bawah pinggang.
c. Posisi kaki berada di atas garis tengah lapangan (garis depan area permainan sendiri).
d. Kaki kiri tidak boleh melangkah (statis).
e. Kaki kanan hanya boleh bergeser dan tidak boleh diangkat dari lantai.
f. Mengayunkan raket dan memukul kok dilakukan secara bersama sehingga menjadi satu
rangkaian.
g. Pemain penerima servis boleh bergerak setelah pelaku servis memukul bola.
Kesalahan yang sering terjadi dalam permainan bulutangkis.
a. Posisi bagian atas (kepala) raket lebih tinggi atau sejajar dengan grip (pegangan) raket
ketika memukul bola.
b. Posisi bagian atas (kepala) raket lebih tinggi dari pinggang pada titik perkenaan kok.
c. Posisi kaki menginjak atau berada di batas garis tengah atau depan lapangan (area
permainan sendiri).
d. Kaki kiri melangkah (bergerak).
e. Kaki kanan melangkah atau diangkat dari lantai sebelum memukul kok.
f. Mengayunkan raket dan memukil kok tidak dilakukan secara bersama sehingga rangkaian
gerakan menjadi terputus.
g. Penerima servis bergerak ketika kok belum dipukul oleh pelaku servis.
H. Sistem Reli Poin
a. Setiap pasangan hanya mempunyai satu kali kesempatan untuk melakukan servis, tidak
ada servis kedua.
b. Servis dilakukan oleh pemain yang posisinya sesuai dengan raihan poin dari pasangan
tersebut.

8
c. Servis dilakukan oleh pemain yang sama sampai poin selanjutnya diraih oleh lawan.
I. Kesalahan Pemain
Pemain terkadang membuat kesalahan ketika melakukan servis dalam sebuah
pertandingan bulu tangkis. Kesalahan dilakukan pemain yang berada pada sisi lapangan,
mengagalkan servis yang dilakukan. Jika kesalahan dilakukan oleh pemain yang berada di
sisi luar lapangan (area penerima servis), maka satu poin akan didapatkan oleh pihak yang
berada di sisi dalam (area pelaku servis).
Ada beberapa kesalahan yang dilakukan pemain ketika melakukan servis seperti
berikut.
a. Saat melakukan servis, kok berada lebih tinggi dari pinggang pemain. Posisi bagian atas
(kepala) raket berada lebih tinggi daripada salah satu bagian tangan pelaku servis ketika
kok memukul kok.
b. Saat melakukan servis, kok jatuh ke bidang servis yang salah, yaitu ke area pemain yang
tidak berhadapan secara diagonal dengan area pelaku servis. Kok jatuh di muka garis
servis pendek, di belakang garis servis panjang, atau di luar garis batas samping
lapangan.
c. Kaki pelaku servis tidak berada dalam area servisnya. Kaki penerima servis tidak berada
dalam area servisnya yang terletak berseberangan secara diagonal dengan area pelaku
servis. Kesalahan ini berlaku sampai pukulan servis selesai dilakukan.
d. Sebelum atau saat melakukan servis, salah satu pemain melakukan gerak tipuan atau
secara sengaja mengejutkan lawannya.
e. Saat melakukan servis, kok jatuh di luar garis batas lapangan, melayang menembus atau
di bawah jaring, menyentuh langit-langit, menyentuh dinding samping, menyentuh tubuh
atau pakaian pemain.
f. Saat pertandingan sudah dimulai kok dipukul oleh pemain sebelum menyeberang ke area
lapangan pihak yang melakukan pukulan. Pihak yang melakukan pukulan boleh
mengayunkan raketnya melewati jaring ke area lawan saat melakukan pukulan, tetapi saat
kok menyentuh raket harus terjadi di area lapangan sendiri.
g. Saat pertandingan sudah dimulai, pemain menyentuh jaring atau tiang penyangga dengan
raket, bagian tubuh, atau bajunya.

9
h. Kok menempel atau tersangkut pada raket saat melakukan pukulan. Kok dipukul dua kali
berurutan oleh pemain yang sama. Kok dipukul berurutan oleh pemain dan partnernya.
i. Saat pertandingan sudah dimulai, pemain memukul kok (kecuali jika ia mengembalikan
bola dengan baik) atau tersentuh oleh kok ketika ia berada di dalam maupun di luar batas
lapangannya.
j. Pemain sengaja menghalang-halangi pemain lawannya dan berusaha memecah
konsentrasi lawan
J. Kesimpulan
Menjadi pemain bulutangkis profesional tidak cukup hanya mengenal dan menguasai
teknik bermain dalam bulutangkis, akan tetapi mengetahui aturan yang sudah ditetapkan
oleh federasi bulutangkis dunia menjadi keharusan, agar kesalahan di luar non teknis bisa
dihindari dengan mengetahui peraturan permainan yang berlaku. Misalnya tidak menginjak
garis pada saat melakukan servis, tidak menunda servis, dan tidak melakukan hal-hal berbau
provokatif, rasis dan lain sebagainya.

10
ISYARAT WASIT DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Tentu saja, orang-orang yang bermain bulutangkis harus memahami apa artinya isyarat
tangan hakim khususnya untuk event-event resmi. Di bawah ini kami akan menjelaskan delapan
isyarat tangan yang sering digunakan oleh hakim servis dan hakim garis dalam kompetisi
bulutangkis.
1. Pengenalan Isyarat Tangan Hakim Servis
Kesalahan servis adalah salah satu kesalahan paling umum terlihat pada bulutangkis,
sehingga, dalam kompetisi internasional, wasit dan enam hakim garis, juga akan ada hakim
servis yang akan duduk di seberang wasit dan akan menilai apakah tindakan servis pemain
sesuai dengan aturan. Di bawah ini, kami akan memperkenalkan isyarat tangan dengan lima
kesalahan servis sering terlihat.
Isyarat Hakim Servis
No. Gerakan Keterangan
Penundaan Servis Yang Tidak
Semestinya
Menggerakkan tangan kanan ke kiri
badan yang menandakan pemain
melakukan penundaan servis.
Memberitahu kita bahwa, sekali
pemain mulai mengayunkan raketnya
1 ke depan, servis  dianggap telah
dimulai dan raket harus terus bergerak
maju dalam gerakan terus menerus
sampai tindakan yang servis selesai,
jika tidak kesalahan akan disebut
sebagai gerakan non-kontinyu.

11
Kaki Berada Di Garis Lapangan
Servis
server dan pemain menerima servis
harus berdiri di lapangan servis
diagonal berlawanan dan tidak harus
menginjak garis batas servis.
menunjukkan bahwa kedua server dan
kaki penerima harus setidaknya
2 sebagian menyentuh tanah dan harus
tetap tetap di tempat dari ketika
servismulai saat aksi selesai. Ketika
pelanggaran tersebut terjadi hakim
layanan akan mengacungkan kaki
kanan dan sinyal kesalahan dengan
tangan kanan karena kaki pemain yang
dari tanah atau mereka berada di garis
batas.
Server Gagal Memukul Bagian
Bawah Kok
Raket pemain harus memukul bagian
bawah kok/kepala bola. Jika seorang
pemain gagal untuk memukul bagian
bawah shuttlecock ketika servis, hakim
3
garis akan membuka tangan kanan dan
menyentuh telapak tangan dengan
tangan kiri mereka untuk menunjukkan
kesalahan servis.

12
Servis Terlalu Tinggi
ketika raket server memukul kok raket
harus berada di bawah pinggang (garis
imajiner di tulang rusuk terendah
pemain) karena itu, jika raket terlalu
tinggi ketika servis dibuat, hakim servis
4
akan menempatkan tangan kanan
horizontal di rusuk mereka

Pegangan Raket Harus Menghadap


Ke Atas / Frame Raket Lebih Tinggi
Dari Pegangan Raket
menyatakan bahwa ketika
servisdilakukanpegangan raket harus
menghadap ke bawah pada saat
shuttlecock yang terkena. Jika
5
pegangan raket menghadap ke atas saat
shuttlecock yang terkena hakim
layanan akan mengangkat tangan
terbuka mereka dengan telapak tangan
menghadap keluar untuk menunjukkan
kesalahan karena pegangan raket
menghadap ke atas.

2. Isyarat Tangan Hakim Garis (Line Judges)

13
Isyarat Hakim Garis (line judges)
No. Gerakan Keterangan
Shuttlecock Jatuh Diluar Garis
Jika shuttlecock yang jatuh di luar
batas hakim garis harus keras dan
cepat berteriak "Out", sehingga
kedua pemain dan penonton
mendengar, dan akan meregangkan
lengan mereka ke tingkat sisi
dengan satu sama lain sambil
melihat wasit dengan tatapan tetap
1 untuk memastikan wasit jelas
tentang keputusan.

Shuttlecock Jatuh Didalam Garis


Jika shuttlecock jatuh didalam
garis, tidak ada suara yang
dilakukan secara bersamaan ketika
gerakan dilakukan. Hakim garis
hanya akan mengarahkan satu
2
tangan kanan mereka ke garis.

14
Jika Hakim Garis Tidak Melihat
Jika hakim garis tidak bisa melihat
kok jelas (karena pandangan
mereka dihalangi oleh tubuh
pemain atau situasi yang tidak dapat
dihindari), karena mereka tidak
3 dapat melihat apakah shuttlecock
masuk atau keluar mereka harus
menutup mata dengan tangan
mereka untuk membiarkan wasit
tahu.

3. Kesimpulan
Perhatikanlah gerakan yang dilakukan oleh hakim servis dan hakim garis untuk dapat
dipraktikkan di rumah atau pada saat bermain bulutangkis dengan teman sejawat anda atau
secara professional dengan teman atlet anda. Lakukan hal tersebut secara berulang-ulang
untuk dapat mengingat detail gerakan dan maksud dari isyarat tersebut.
Walaupun ada beberapa isyarat yang sudah tidak digunakan secara resmi pada
pertandingan yang diadakan oleh BWF, tetapi isyarat tersebut memungkinkan akan
digunakan pada event-event regional yang masih belum memiliki tenaga dan alat yang
digunakan untuk pertandingan resmi internasional. Sehingga memungkinkan isyarat tersebut
sebagai aturan yang akan digunakan dengan persetujuan panitia event pertandingan.

15
WASIT DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

1. Hakikat Wasit
Wasit merupakan seorang petugas pertandingan yang berkewajiban untuk memimpin
pertandingan. Jika bicara mengenai perwasitan, maka sangat erat kaitannya dengan
kepimpinan, karena wasit pada saat memimpin pertandingan harus melayani dan
menentukan keputusan dengan cepat dan tepat sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dasar
pengambilan keputusan wasit adalah peraturan permainan dan peraturan pertandingan. Jika
wasit tidak menguasai tugasnya, maka kemungkinan besar pertandingan akan kacau dan
menghambat suksesnya kejuaraan. Oleh karena itu perlu disiapkan tenaga wasit yang
profesional serta mampu menguasai tugasnya dengan baik. Dengan pelayanan yang baik
dalam memimpin suatu pertandingan diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada
pemain, official dan penonton (BWF. t.th).
Dengan demikian keberadaan wasit sebagai pemimpin pertandingan sangat penting.
Oleh karena itu wasit harus memperhatikan beberapa hal diantaranya sebagai berikut:
 Menguasai peraturan permainan
 Berpenampilan meyakinkan dan mantap
 Berwibawa dan mempunyai harga diri
 Berpendirian netral dan tidak memihak kepada salah satu pemain serta bertindak
sebagai penengah
 Tidak terpengaruh oleh pemain maupun penonton
 Bersuara lantang dan jelas untuk setiap kata-kata yang diucapkan
 Selalu cepat tanggap dan penuh inisiatif dalam mengambil keputusan, terutama bila
terjadi kasus pada jalannya pertandingan yang sedang dipimpinnya.
 Memiliki wawasan bulutangkis baik tingkat daerah, nasional, maupun internasional.
 Setiap saat dapat mengikuti perkembangan perbulutangkisan terutama bila terjadi
perubahan peraturan
 Berusaha memlihara dan meningkatkan mutu kewasitannya.
2. Pengertian Hakim Garis
Hakim Garis atau “Lines judges” merupakan salah seorang petugas pertandingan
yang memiliki kewenangan utuk mengawasi jatuhnya kok, apakah didalam atau di luar.

16
Hakim garis merupakan pembantu utama wasit dalam menentukan apakah kok yang jatuh
masuk atau keluar. Bahkan untuk masalah masuk tidaknya kok yang jatuh dilapangan
permainan, hakim garis memiliki kewenangan tertinggi dan keputusannya tidak dapat
diganggu gugat sekalipun oleh referee.
3. Hakim Servis
Hakim servis atau service judges merupakan salah satu petugas pertandingan yang
memiliki kewenangan untuk mengawasi pelaksanaan servis. Hakim servis merupakan
pembantu utama wasit dalam mengawasi pelaksanaan servis. Bahkan untuk masalah servis
ini, hakim servis memiliki kewenangan tertinggi dan keputusannya tidak dapat diganggu
gugat sekalipun oleh referee. Beberapa kejadian yang harus diucapkan oleh hakim servis
pada waktu pemain sedang melakukan servis di antaranya sebagai berikut:
a. Kaki server menginjak garis
b. Salah satu kaki/keduanya bergeser atau terangkat
c. Perkenaan kok dengan raket dilakukan di atas pinggang
d. Pada saat raket menyentuh kok kepala raket sejajar atau lebih tinggi dari pada tangan
yang memegang raket
e. Melakukan gerakan ayunan raket dua kali
f. Memukul kok bersama-sama dengan bulunya.
4. Undian (Toss)
 Sebelum permainan dimulai harus dilakukan undian dan dari pihak pemenang undian
boleh memilih seperti pada peraturan 6.1.1. atau 6.1.2.
a. Untuk melakukan servis atau menerima servis;
b. Untuk memulai permainan dengan memilih tempat atau yang lain;
 Pihak yang kalah undian mendapatkan pilihan yang tersisa
5. Cara Penghitungan Angka (Scoring System)
a. Satu partai pertandingan (match) terdiri dari “The Best of Three Games” (terbaik dari 3
game);
b. Pihak yang terlebih dulu memperoleh angka 21 memenangkan satu game, kecuali seperti
tertera pada 7.4 sampai dengan 7.5;
c. Pihak yang memenangkan suatu reli (rally) akan mendapatkan tambahan 1 (satu) angka
pada skornya. Pihak yang memenangkan reli, apabila pihak lawannya melakukan “fault”

17
(kesalahan) atau kok (shuttle) berhenti dimainkan disebabkan menyentuh permukaan
lapangan lawannya;
d. Bila skor menjadi 20 sama (20-20), pihak yang memperoleh 2 angka secara berturut-turut
memenangkan game itu;
e. Bila skor menjadi 29 sama (29-29), pihak yang memperoleh angka ke-30 memenangkan
game itu;
f. Pihak yang memenangkan 1 game memegang servis awal pada game berikutnya
6. Perpindahan Tempat (Change of End)
 Pemain harus berpindah tempat
a. Pada waktu game pertama berakhir
b. Pada waktu game kedua berakhir, apabila ada game ketiga, dan
c. Pada game ketiga (terakhir), bila salah satu pihak sudah memperoleh angka 11.
 Bila pemain lupa untuk melakukan perpindahan tempat, mereka harus melakukannya
segera setelah kesalahan tersebut diketahui dan shuttle tidak berada dalam permainan
(shuttle not in play) skor yang ada tetap berlaku.
7. Permainan Ulang (Lets)
 Ulang (Lets) diucapkan oleh wasit atau oleh seorang pemain (bila tidak ada wasit) untuk
menghentikan permainan
 Let harus diucapkan, jika:
1. Pelaku servis melakukan servis sebelum penerima servis siap
2. Pada waktu servis, pelaku dan penerima servis di “fault” secara bersamaan.
 Setelah servis dilakukan, shuttle:
1. Tersangkut dan bertengger di puncak net: atau
2. Jika dalam permainan shuttle rusak dan gabus secara total terpisah dari sisa shuttle;
3. Jika pandangan wasit, permainan terganggu oleh pemain lawan merasa terganggu
yang disebabkan “coaching” pelatih.
4. Jika seorang hakim garis tidak melihat atau ragu-ragu dan wasit tidak dapat
memberikan keputusan;
5. Terjadi sesuatu yang tidak terlihat atau peristiwa yang kebetulan
6. Bila “Ulang” terjadi, permainan sejak servis terakhir tidak dihitung dan pemain yang
mengulang melakukan servis kembali.

18
8. Pola Istirahat Dan Penundaan Dalam Permainan
 Istirahat
1. Istirahat Tidak melebihi 60 detik selama setiap game bila salah satu pihak
memperoleh 11 angka; dan
2. Istirahat Tidak melebihi 120 detik antara game pertama dan kedua, dan antar game
kedua dan ketiga (terakhir) diperbolehkan pada semua pertandingan (Matches)
 Penundaan dalam permainan
1. Bila dibutuhkan karena keadaan yang diluar kontrol para pemain, wasit dapat
menunda permainan untuk jangka waktu tertentu seperti yang diperlukan menurut
pertimbangan wasit;
2. Di saat keadaan khusus referee dapat menginstrusikan wasit untuk menunda
permainan;
9. Bila permainan ditunda, angka yang ada tetap berlaku dan permainan dilanjutkan
dari angka tersebut.
10. Ringkasan Langkah-Langkah Tugas Wasit
Sebelum pertandingan:
Mengambil Score sheet dari meja pertandingan
1. Masuk lapangan pertandingan
a. Langsung masuk lapangan
b. Secara seremonial (bersama-sama pemain, hakim servis, dan hakim garis)
2. Memastikan semua peralatan berjalan dengan normal
a. Letak tiang net
b. Tidak ada jarak antara akhir net dengan tiang net
c. Mengukur tinggi net (didelegasikan kepada hakim servis jika ada)
d. Mengecek scoring board (jika digunakan)
3. Melakukan undian dan didahului dengan mengecek:
a. Nama pemain apa sesuai dengan yang tertera pada score sheet
b. Asal, umur, ranking, club, dan lain-lain.

19
ISTILAH PERMAINAN DAN TEKNIK DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Bulutangkis atau biasa disebut Badminton adalah permainan yang memiliki berbagai


aturan dan teknik-teknik dalam melakukannya. Didalam badminton ada beberapa istilah-istilah
permainan dalam game ataupun teknik-teknik dalam badminton. Berikut beberapa istilah
permainan dan pukulan dalam permainan badminton.
A. Istilah Permainan
1. Istilah Servis
1.1 Server dan Receiver: dua istilah ini digunakan untuk menyebut atlet yang
melakukan servis (server) dan penerima servis (receiver).
1.2 Long, Short, dan Wide: dalam pertandingan buulutangkis, kita lebih mengenal
dengan istilah long, short, dan wide untuk menyatakan servis yang gagal. Shuttlecock
yang jatuh didepan service box lawan dinamakan short. Biasanya wasit akan
mengatakan “Service too short.” Kalau shuttlecock jatuh memanjang ke luar
lapangan, maka dinamakan long, sementara kalau melebar ke luar dinamakan wide.
1.3 Service Over: digunakan ketika server kalah dalam sebuah rally. Sehingga giliran
servis harus berpindah ke lawan.
1.4 Let: Let diberikan ketika penerima servis belum siap sementara servis sudah
dilakukan. Kalau dinyatakan ‘let’ pemain tidak menambah score-nya dan servis
harus diulang.
2. Istilah Score
2.1 Love: dalam pertandingan bulutangkis, score 0 dinyatakan sebagai ’love’.
2.2 All: jika kedua (pasang) pemain memiliki score yang sama maka dinyatakan sebagai
‘all’. Misalnya ketika kedudukan score 2-2, maka dinamakan ‘two all’.
2.3 Deuce: jika kedudukan score 20-20 maka permainan dinyatakan sebagai ‘deuce’.
Artinya, salah satu (pasang) pemain harus bisa memimpin 2 poin lebih untuk
memenangkan pertandingan.
3. Istilah Permainan
3.1 Love: dalam pertandingan bulutangkis, score 0 dinyatakan sebagai ’love’.
3.2 All: jika kedua (pasang) pemain memiliki score yang sama maka dinyatakan sebagai
‘all’. Misalnya ketika kedudukan score 2-2, maka dinamakan ‘two all’.

20
3.3 Deuce: jika kedudukan score 20-20 maka permainan dinyatakan sebagai ‘deuce’.
Artinya, salah satu (pasang) pemain harus bisa memimpin 2 poin lebih untuk
memenangkan pertandingan.
3.4 Rally: sebuah rally pertandingan dimulai ketika salah satu pemain melakukan servis.
Rally berakhir jika bola menyentuh tanah atau jika pemain dinyatakan fault.
Pemenang rally akan diberi satu score.
3.5 Game/ Set: dalam pertandingan bulutangkis, kita harus mendapatkan score 21 untuk
memenangkan pertandingan. Bulutangkis memiliki 2-3 sesi pertandingan,  satu sesi
pertandingannya dinamakan sebagai set atau game.
3.6 Match: pertandingan bulutangkis memiliki 2-3 game/set. Pemain dinyatakan
memenangkan pertandingan jika dia berhasil menang 2 set. Tapi jika kedua pemain
masing-masing memenangkan satu game, maka harus diadakan game lanjutan yang
dinamakan match sebagai penentu pemain mana yang akan keluar sebagai
pemenang.
3.7 Rubber: jika kedua pemain masing-masing memenangkan satu game, maka mereka
harus melakukan game ketiga yang dinamakan rubber game.
B. Istilah Pukulan
Pukulan dalam permainan bulutangkis merupakan salah satu keterampilan yang
digunakan untuk mematikan lawan dengan teknik menyerang ataupun bertahan. Dalam
modul ini akan dijelaskan beberapa istilah teknik ataupun serangan yang dilakukan oleh
pemain bulutangkis baik tunggal maupun ganda, diantaranya adalah.
1. Backhand, Pukulan yang dilepaskan dengan posisi punggung tangan menghadap ke
depan. Backhand dilakukan untuk mengembalikan bola yang mengarah ke sisi kiri tubuh.
2. Deep Service, Servis tajam melambung ke arah sudut lapangan untuk memaksa pemain
lawan mengembalikan bola dengan lob yang defensif dan mudah diserang 
3. Drive, Pukulan mendatar yang dilepaskan dengan posisi raket sejajar dengan kepala. 
4. Dropshot, Pukulan mematikan yang dilepaskan dengan tenaga ringan sehingga bola
menukik dalam gerakan mirip jatuh.
5. Footwork, Teknik gerakan kaki
6. Forehand, Pukulan yang dilepaskan dengan posisi tangan wajar. kebalikan dari
backhand.

21
7. Jumping Smash, Smash yang dilepaskan sambil melompat sehingga luncuran bila
menukik.
8. Lob, Pukulan keras yang menghasilkan bila melambung. Bila bersifat ofensif, digunakan
untuk menyudutkan lawan di sudut pojok lapangan. Bila bersifat defensif, digunakan
untuk memperbaiki posisi selagi lawan mengejar shuttlecock yang dipukul lob.
9. Net Clear, Pukulan untuk mengakhiri permainan netting, dilakukan dengan memberikan
bola lob jauh ke belakang pojok lapangan lawan.
10. Net Drop, Bola diarahkan untuk jatuh ke lapangan lawan tepat di dekat net. Biasanya
digunakan untuk memulai permainan net.
11. Overhead, Pukulan yang dilepaskan dengan posisi raket berada di atas kepala
12. Service, Pukulan awal dari suatu pemain yang memulai satu sesi game untuk
memperebutkan satu angka.
13. Smash, Pukulan mematikan yang dilepaskan dengan tenaga keras sehingga bola menukik
dalam gerakan mengiris yang sangat tajam.
14. Netting, Pukulan yang dilakukan dekat dengan net dengan kekuatan yang lambat namun
dapat menggagalkan pengembalian shuttlecock oleh lawan.
15. Attacking Clear, Merupakan pukulan yang menyerang dan menyebabkan shuttlecock
dapat melambung melampaui raket lawan dan jatuh di bagian belakang lapangannya.
16. Deception, Adalah gerakan menipu lawan dengan cara mengubah arah dan kecepatan
shuttlecock pada detik terakhir sebelum pukulan dilakukan.
17. Defence, Merupakan posisi bertahan untuk mengembalikan serangan lawan.
Demikianlah beberapa istilah-istilah dalam olahraga bulutangkis yang perlu di
ketahui. Dengan mengetahui beberapa istilah tersebut, maka saat bermain ataupun
menyaksikan pertandingan bulutangkis kita akan tahu jenis-jenis pukulan dan tujuannya
untuk apa di lapangan permainan.

22

Anda mungkin juga menyukai