Anda di halaman 1dari 7

Makalah Penjas Tentang Bulu Tangkis

Oleh:

Kelompok I

Anggota: 1. Ni Ketut Anggreni(18)

2. Ni Nyoman Purnamiasih(24)

3. Ni Putu Eka Wahyuni (26)

4. Husnul Khotimah (08)

Kelas: XII IPA 3

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Tidak lupa shalawat
dan salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW, yang telah
membawa umatnya dari jaman jahiliah ke zaman yang modern ini.

Dalam penyusunan makalah ini pastilah penulis mengalami berbagai hambatan maupun
kendala. Dengan segala upaya, makalah ini dapat terwujud dengan baik berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan lebih lanjut. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan khususnya dan bagi
semua pihak pada umumnya. Penulis juga berharap makalah ini mampu menjadi salah satu
bahan bacaan untuk acuan pembuatan makalah selanjutnya agar menjadi lebih baik.

Indonesia, Oktober 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bulu tangkis
B. Sejarah Bulu tangkis
C. Peraturan Permainan Bulu Tangkis
1. Ukuran Lapangan
2. Tiang
3. Jaring
4. Kok atau Shuttlecock
5. Pemain
7. Pengundian
8. Penilaian
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permainan bulu tangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga
ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan pria
maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi,
dan juga sebagai ajang persaingan. Permainan bulu tangkis merupakan permainan yang
bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu, atau dua orang
melawan dua orang.

Permainan ini mudah dilaksanakan karena alat pemukulnya ringan, bola mudah dipukul, tidak
membutuhkan lapangan yang luas, bahkan dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan,
serta dapat dimainkan oleh siapa saja. Oleh karena itu, permainan bulu tangkis dapat
berkembang pesat. Di Indonesia, olahraga bulu tangkis mengalami perkembangan pesat
karena tak lepas dari kerja keras pelatih, atlet, dan pengurus, dalam pembinaan atlet bulu
tangkis. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang diraih dalam kejuaraan-kejuaraan yang diikuti
oleh atlet Indonesia, seperti kejuaraan Thomas Cup, Uber Cup, All England, Olimpiade, dan
sebagainya.

B. Rumusan Masalah
Apa pengertian bulu tangkis?
Bagaimana sejarah permainan bulu tangkis?
Apa saja peraturan permainan bulu tangkis?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bulu tangkis
Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan.
Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, di atas lapangan yang dibatasi
dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Olahraga bulu tangkis dimainkan
di atas lapangan yang di batasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu.
Lapangan di bagi dua sama besar dan di pisahkan oleh net yang direnggangkan di kedua tiang
net yang ditanam di pinggir lapangan.

Bulu tangkis adalah suatu permainan yang menggunakan sebuah raket dan shuttlecock yang di
pukul melewati sebuah net. Permainan dimulai dengan cara menyajikan bola atau servis, yaitu
memukul bola dari petak servis kanan ke petak servis kanan lawan, sehingga jalan bola
menyilang.

B. Sejarah Bulu tangkis


Olahraga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun
lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan Tionghoa bernama Jianzi yang melibatkan
penggunaan bola tetapi tanpa raket. Objek atau misi permainan ini adalah untuk menjaga bola
agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan. Di Inggris sejak
zaman pertengahan, permainan ini dimainkan oleh anak-anak disebut dengan Battledores atau
Shuttlecocks, raketnya memakai dayung/tongkat (Battledores). Ini cukup populer di jalan-jalan
London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk permainan ini.
Penduduk Britania membawa permainan ini ke Jepang, Tiongkok, dan Siam selagi mereka
mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak- anak di wilayah
setempat mereka.

Olahraga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada
abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh
sebab itu kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, pada masa itu permainan tersebut
juga dikenali sebagai Poona. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada
1850-an. Olahraga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet
oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore – a new
game” Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House),
estat Duke of Beaufort’s di Gloucestershire, Inggris.

Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi Bulu
tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi
pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England. Bulu tangkis menjadi sebuah olahraga
populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi
olahraga ini, dan di negara-negara Skandinavia. Federasi Bulu tangkis Internasional (IBF)
didirikan pada 1934 dan membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda,
Kanada, Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung
sebagai afiliat pada 1936. Olahraga ini menjadi olahraga Olimpiade Musim Panas di Olimpiade
Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama memperoleh masing-masing
dua medali emas tahun itu.

Perkembangan Bulu tangkis di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan bangsa
Indonesia, sejak masa sebelum revolusi fisik, gerakan kemerdekaan, sampai dengan periode
pembangunan masa orde baru dewasa ini. Beberapa orang Belanda membawa jenis cabang.
olahraga ini, serta pelajar-pelajar Indonesia yang pulang belajar dari luar negeri, dengan cepat
menjadikan cabang olahraga ini digemari masyarakat. Pada sekitar tahun 40 – an, cabang ini
telah merasuk di setiap pelosok masyarakat. Namun cabang olahraga ini baru menemukan
bentuk organisasinya setelah tiga tahun diselenggarakan PON I di Solo 1948. Tepatnya tanggal
5 Mei 1951, Persatuan Bulu tangkis Indonesia baru terbentuk disingkat PBSI di kota Bandung.

Kegiatan yang semarak, pertandingan kompetisi yang teratur, dalam waktu tujuh tahun telah
membuahkan hasil yang positif yakni keberhasilan merebut Thomas Cup, lambang supremasi
dunia Bulu tangkis. Hampir tidak masuk akal menurut pertimbangan ilmiah, bangsa yang baru
saja hancur karena perang kemerdekaan, ternyata mampu meraih prestasi gemilang di dunia
internasional. Keberhasilan ini tidak saja mengejutkan dari arti prestasi, tetapi juga memberikan
pengaruh yang mantap. Keberhasilan itu sekaligus menarik perhatian pemerintah masyarakat,
sehingga sejak tahun 1958 itu, PBSI tidak lagi bekerja seorang diri.

Tidak saja hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para pemain Indonesia mampu menunjukkan
prestasinya di berbagai turnamen internasional, seperti All England, Asian Games, Uber Cup
dan lain-lainnya. Oleh karena perkembangannya sudah cukup luas, maka perlu didirikan
organisasi yang akan mengatur kegiatan bulu tangkis. Organisasi tersebut diberi nama
“Internasional Badminton Federation” (IBF) pada tanggal 5 Juli 1934. Di Indonesia sendiri
dibentuk organisasi induk tingkat nasional yaitu Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia
(PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951. Kemudian pada tahun 1953 Indonesia menjadi anggota IBF.
Dengan demikian Indonesia berhak untuk mengikuti perandingan-pertandingan Internasional.

C. Peraturan Permainan Bulu Tangkis


Peraturan permainan bulu tangkis ditetapkan oleh WBF (World Badminton Federation).
Beberapa peraturan tersebut adalah:

1. Ukuran Lapangan
Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna lainnya yang terlihat
jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam menandai lapangan, lebar dari garis tengah
lapangan harus dibagi dua, sama antara bidang servis kanan dan kiri. Ketebalan garis servis
pendek dan garis servis panjang (masing-masing 3,8 cm atau (1½ inci) harus berada di dalam
ukuran 13” atau sama dengan 3,96 m yang dicantumkan sebagai panjang lapangan servis, dan
ketebalan dari semua garis batasnya (masing-masing 3,8 cm atau 1½ inci) harus berada dalam
batas ukuran yang telah ditentukan.

Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas lapangan untuk
permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk permainan tunggal. Garis batas
belakang juga menjadi garis servis panjang, dan tiang-tiang atau garis batas pada jaring akan
ditempatkan pada garis samping lapangan.

2. Tiang
Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang harus kuat, agar jaring tegang
dan lurus dan ditempatkan pada garis batas samping lapangan.

3. Jaring
Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan jaring 1,6 cm sampai dengan
2, 0 cm. Jaring harus terentang 76 cm. Ujung atas jaring harus berada 152 cm (5 kaki) dari
lantai pada pertengahan lapangan dan 155 cm dari lantai pada tiang-tiangnya. Jaring harus
mempunyai tepi dari pita putih selebar 3,8 cm, serta bagian tengah pita tersebut didukung oleh
kawat atau tali, yang ditarik dan ditegangkan dari ujung-ujung tiang.

4. Kok atau Shuttlecock


Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan mempunyai 14-16 helai bulu yang
dilekatkan pada kepala dari gabus yang berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang bulu dari ujung bawah
sampai ujung yang menempel pada dasar gabus kepalanya adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-bulu ini
menyebar menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3 cm pada ujung bawahnya, serta diikat
dengan benang atau bahan lain cocok sehingga kuat.

5. Pemain
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu sisi lapangan (pada
permainan tunggal) atau masing-masing dua pemain di satu sisi (pada permainan ganda). Sisi
lapangan tempat tim yang mendapat giliran melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside),
sedangkan sisi yang timnya menerima servis dinamakan sisi luar (outside).

7. Pengundian
Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain yang berlawanan untuk
mengundi pihak yang berhak melakukan servis pertama dan memilih sisi lapangan bagi timnya
untuk memulai permainan.

8. Penilaian
Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas 15 angka, seperti yang
telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam pertandingan dengan nilai 15, bila kedua belah
pihak telah mencapai angka 14 sama. Pihak yang pertama kali memperoleh angka 14 dapat
menambahkan nilai akhir dengan 3 angka (dikenal dengan sebutan setting game). Jika
pertandingan telah ditetapkan (diset), maka nilai awal yang ditentukan dinamakan “love-all”.
Pihak pertama yang mencapai angka 3 dinyatakan sebagai pemenang.

Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika telah dicapai angka 10-10 ,
maka pihak yang lebih dahulu mencapai angka 10 berhak menambah nilai tambahan akhir
dengan 3 angka. Pihak yang pertama mencapai 3 angka dinyatakan sebagai pemenang.

Kedua pihak yang bertanding akan memainkan tiga sel pertandingan untuk menentukan
pemenang. Pemain yang mampu memenangkan lebih dahulu 2 sel pertandingan (2 games)
akan dinyatakan sebagai pemenang. Pemain akan bertukar sisi lapangan (tempat) pada setiap
akhir suatu game. Pada game ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan ketika nilai akhir
mencapai:
1) Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka
2) Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka
3) Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka

Keterangan: Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin. Jika kedua pemain mencapai
poin 20-20, maka terjadilah deuce (yus). Pemenang dapat ditentukan jika telah muncul selisih 2
poin (misalnya 22-20). Bila selisih masih 1 poin (21-20), pemenang belum dapat ditentukan.
Angka maksimal tiap game adalah 30. Dengan demikian, jika terjadi poin 29-29, maka
pemenangnya adalah pemain yang terlebih dulu mencapai angka 30.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permainan bulu tangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga
ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan pria
maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi,
dan juga sebagai ajang persaingan. Permainan bulu tangkis merupakan permainan yang
bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu, atau dua orang
melawan dua orang.

Olahraga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun
lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan Tionghoa bernama Jianzi yang melibatkan
penggunaan bola tetapi tanpa raket. Objek atau misi permainan ini adalah untuk menjaga bola
agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.

B. Saran
Permainan bulu tangkis harus dibina sejak usia dini untuk menghasilkan bibit atlet yang
berpotensi. Untuk itu atlet alit besar Indonesia perlu mendidik anak usia dini dalam bermain bulu
tangkis agar dapat mengangkat nama baik Bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai