Nama Kelompok 3
Yunita Manda Sari (28)
Aditya Susanto (01)
Eren Febi Tyo Maulana (11)
Ari Dwi Utomo (04)
Alvin Nanda Saputra (03)
i
Kata Pengantar
Puju syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
makalah yang berjudul Permainan Bulu Tangkis ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan
dan tepat pada waktunya. Makalah yang membahas tentang sejarah, tehnik dasar dan peraturan dalam
permainan bulu tangkis ini merupakan tugas akhir dari mata kuliah umum olahraga. Dalam penulisan
makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Judul Makalah.................................................................................................................................... i
Kata Pengantar................................................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................ 1
Tujuan Penulisan................................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bulu Tangkis.............................................................................................................. 2
2.2 Sejarah Permainan Bulu Tangkis................................................................................................. 2
2.3 Peratuan Permainan Bulu Tangkis............................................................................................... 3
2.4 Teknik Dasar Permainan Bulu Tangkis....................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 13
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Secara sistematik, untuk bisa bermain bulu tangkis dengan tepat dan baik perlu dilakukan
yaitu latihan yang dilakukan secara terencana dan terprogram yang didasarkan pada pelaksanaan yang
benar dan teratur. Secara sistemik, yakni berbagai komponen latihan yang terkait harus dilaksanakan
secara terpadu. Melihat banyaknya unsur latihan yang terkait, maka perlu adanya strategi pendekatan
yang tepat.
Tujuan penulisan makalah ini salah satunya yaitu untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah umum
bulu tangkis dan tentunya untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang permainan bulu
tangkis atau mungkin menumbukan minta dan bakat para pembaca dengan membaca makalah ini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan.
Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan
garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Olahraga bulutangkis dimainkan di atas lapangan
yang di batasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan di bagi dua sama
besar dan di pisahkan oleh net yang direnggangkan di kedua tiang net yang ditanam di pinggir
lapangan.
Bulutangkis adalah suatu permainan yang menggunakan sebuah raket dan shuttlecock yang di
pukul melewati sebuah net. Permainan dimulai dengan cara menyajikan bola atau service, yaitu
memukul bola dari petak service kanan ke petak servis kanan lawan, sehingga jalan bola menyilang.
Olah raga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno sekitar 2000
tahun lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan Tionghoa bernama Jianzi yang melibatkan
penggunaan bola tetapi tanpa raket. Objek atau misi permainan ini adalah untuk menjaga bola agar
tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
Di Inggris sejak zaman pertengahan, permainan ini dimainkan oleh anak-anak disebut dengan
Battledores atau Shuttlecocks, raketnya memakai dayung/tongkat (Battledores). Ini cukup populer di
jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk permainan
ini. Penduduk Britania membawa permainan ini ke Jepang, Tiongkok, dan Siam selagi mereka
mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak- anak di wilayah setempat
mereka. Olah raga kompetitif bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada
abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab itu
kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, pada masa itu permainan tersebut juga dikenali sebagai
Poona. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini
mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang
penyalur mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore – a new game” Ini melukiskan permainan
tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort’s di
Gloucestershire, Inggris.
Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi
Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi
2
pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England. Bulutangkis menjadi sebuah olah raga populer
di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan
di negara-negara Skandinavia. Federasi Bulutangkis Internasional (IBF) didirikan pada 1934 dan
membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan
Prancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung sebagai afiliat pada 1936. Olah raga ini
menjadi olah raga Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea
Selatan sama-sama memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu.
1. Ukuran Lapangan
a) Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna lainnya yang terlihat
jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam menandai lapangan, lebar dari garis tengah
lapangan harus dibagi dua, sama antara bidang servis kanan dan kiri. Ketebalan garis servis
pendek dan garis servis panajng (masing-masing 3,8 cm atau (1½ inci) harus berada di dalam
3
ukuran 13” atau sama dengan 3,96 m yang dicantumkan sebagai panjang lapangan servis, dan
ketebalan dari semua garis batasnya (masing-masing 3,8 cm atau 1½ inci) harus berada dalam
batas ukuran yang telah ditentukan.
b) Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas lapangan untuk
permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk permainan tunggal. Garis batas
belakang juga menjadi garis servis panjang, dan tiang-tiang atau garis batas pada jaring akan
ditempatkan pada garis samping lapangan.
2. Tiang
Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang harus kuat, agar jaring tegang dan
lurus dan ditempatkan pada garis batas samping lapangan.
3. Jaring
Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan jaring 1,6 cm sampai dengan 2, 0
cm. Jaring harus terentang 76 cm. Ujung atas jaring harus berada 152 cm (5 kaki) dari lantai pada
pertengahan lapangan dan 155 cm dari lantai pada tiang-tiangnya. Jaring harus mempunyai tepi dari
pita putih selebar 3,8 cm, serta bagian tengah pita tersebut didukung oleh kawat atau tali, yang ditarik
dan ditegangkan dari ujung-ujung tiang.
5. Pemain
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu sisi lapangan (pada permainan
tunggal) atau masing-masing dua pemain di satu sisi (pada permainan ganda). Sisi lapangan tempat
tim yang mendapat giliran melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside), sedangkan sisi yang
timnya menerima servis dinamakan sisi luar (outside).
6. Pengundian
Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain yang berlawanan untuk mengundi
pihak yang berhak melakukan servis pertama dan memilih sisi lapangan bagi timnya untuk memulai
permainan.
7. Penilaian
Ada beberapa macam penilaian :
a) Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas 15 angka, seperti yang telah
ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam pertandingan dengan nilai 15, bila kedua belah pihak
4
telah mencapai angka 14 sama. Pihak yang pertama kali memperoleh angka 14 dapat
menambahkan nilai akhir dengan 3 angka (dikenal dengan sebutan setting game). Jika
pertandingan telah ditetapkan (diset), maka nilai awal yang ditentukan dinamakan “love-all”.
Pihak pertama yang mencapai angka 3 dinyatakan sebagai pemenang.
b) Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika telah dicapai angka 10-10 ,
maka pihak yang lebih dahulu mencapai angka 10 berhak menambah nilai tambahan akhir dengan
3 angka. Pihak yang pertama mencapai 3 angka dinyatakan sebagai pemenang.
c) Kedua pihak yang bertanding akan memainkan tiga sel pertandingan untuk menentukan
pemenang. Pemain yang mampu memenangkan lebih dahulu 2 sel pertandingan (2 games) akan
dinyatakan sebagai pemenang. Pemain akan bertukar sisi lapangan (tempat) pada setiap akhir
suatu game. Pada game ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan ketika nilai akhir mencapai :
Keterangan : Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin. Jika kedua pemain mencapai poin 20-
20, maka terjadilah deuce (yus). Pemenang dapat ditentukan jika telah muncul selisih 2 poin (misalnya
22-20). Bila selisih masih 1 poin (21-20), pemenang belum dapat ditentukan. Angka maksimal tiap
game adalah 30. Dengan demikian, jika terjadi poin 29-29, maka pemenangnya adalah pemain yang
terlebih dulu mencapai angka 30.
8. Pertandingan Ganda
Beberapa peraturan dalam pertandingan ganda adalah sebagai berikut :
Telah ditetapkan pihak mana yang akan melakukan servis pertama pemain di bidang servis kanan
memulai pukulan servis ke arah lawan yang berdiri secara diagonal dihadapannya.
Pukulan servis pertama yang dilakukan pihak berada di sisi dalam lapangan selalu dilakukan dari
bidang servis kanan.
Hanya pemain yang menjadi “sasaran” servis saja yang boleh menerima servis. Jika shuttlecock
tersentuh atau dipukul oleh pemain pasangannya, pihak yang berada disisi dalam mendapat angka.
Hanya satu pemain pada pihak yang melakukan servis permulaan atau pertama dari suatu
pertandingan yang dapat melakukan pukulan servis tersebut.
Jika seorang pemain melakukan servis yang tidak pada gilirannya atau dari sisi lapangan yang
salah, dan pihak yang melakukan servis yang memenangkan reli tersebut, maka akan terjadi let
kembali yang harus diajukan sebelum pukulan servis berikut dilakukan.
9. Pertandingan Tunggal
Dalam pertandingan tunggal, peraturan 8a dan 8e berlaku pada pertandingan tunggal. Tambahan
peraturan untuk pertandingan tunggal adalah sebagai berikut:
5
Permaianan akan melakukan servis dari atau menerima servis dari bidang servis kanan hanya bila
nilai pelaku servis adalah 0 atau angka genap pertandingan. Servis dilakukan dan diterima dari
bidang servis kiri bila nilai pelaku servis merupakan angka ganjil.
Kedua pemain yang bertanding akan mengubah bidang servis tempat masing-masing pemain itu
berdiri setiap kali sebuah angka dibuat.
10. Kesalahan
Kesalahan yang dilakukan pemain yang berada pada sisi dalam lapangan akan menggagalkan servis
yang dilakukannya. Jika kesalahan dilakukan oleh pemain yang berada di sisi luar (sisi lapangan yang
menerima servis), maka satu angka diperoleh pihak yang berada di sisi dalam (sisi lapangan yang
melakukan servis).
12. Umum
Pelaku servis tidak boleh melakukan servis hingga penerima servis dalam keadaan siap. Penerima
servis dianggap siap jika ia melakukan gerakan untuk menerima servis yang telah dibayangkan.
6
Pelaku dan penerima servis harus berdiri di dalam batas bidang servisnya masing-masing dan
bagian dari kedua kaki pemain ini harus tetap bersentuhan dengan lantai, dalam posisi diam,
hingga shuttlecock disentuh raket.
1) Jika saat servis atau reli, shuttlecock menyentuh dan tidak melampui jaring, maka hal itu
dianggap tidak sah.
2) jika saat servis dan reli, shuttlecock tersangkut pada net, maka diajukan let.
3) jika penerima servis dinyatakan salah karena bergerak pada saat servis sedang dilakukan, atau
karena tidak berada dalam batas bidang servis yang seharusnya, sementara pada saat yang sama pelaku
servis juga dinyatakan melakukan kesalahan, maka diajukan let.
4) Jika diajukan let, permainan yang terjadi servis sejak servis terakhir yang benar, tidak dihitung.
Pemain yang baru saja melakukan servis akan melakukan servis ulang, kecuali jika peraturan lain telah
ditetapkan.
Jika pelaku servis pada saat melakukan servis tidak mengenai shuttlecock, maka ia dianggap
melakukan kesalahan (fault); tetapi jika shuttlecock tersentuh raket, servis telah dianggap telah
dilakukan.
Jika dalam permainan shuttlecock menyentuh jaring dan tetap tersangkut disana, atau menyentuh
jaring dan jatuh di posisi pemukulnya, atau menyentuh lantai diluar lapangan; dan pemain lawan
menyentuh jaring atau shuttlecock dengan raket dan tubuhnya, maka tidak ada pinalti, sebab
shuttlecock dianggap dalam permainan.
Jika pemain memukul shuttlecock dengan arah ke bawah , ketika berada dekat jaring dengan
harapan bahwa shuttlecock akan terpukul kembali olehnya, hal ini dianggap menghalangi lawan.
Maka wasit wajib menyatakan kesalahan (fault) atau let, jika hal tersebut terjadi tanpa pemain
mengajukannya. Jika pemain mengajukan hal tersebut, maka wasit harus memberikan keputusan.
Dalam bermain bulutangkis, kita memerlukan teknik yang tepat agar permainan kita tidak buruk atau
setidak bisa memukul kok lebih kuat karena menggunakan teknik yang tepat. Berikut adalah teknik
dasar dalam bermain bulu tangkis:
7
2.4.1 Cara Memegang Raket (Grip)
Ada 2 cara yang dapat kita gunakan untuk memegang raket secara benar, yaitu forehand grip dan
backhand grip.
a. Forehand Grip
Pegangan forehand (pegangan dasar) Pegangan ini dapat di peroleh dengan cara mendirkan raket yang
sisinya tegak dengan lantai Pegangan ini hampir sama dengan posisi tangan sedang bersalaman.
b. Backhand Grip
Pegangan ini dapat di peroleh dengan jalan memutar seperempat ke kanan dari pegangan forehead.
Cara Latihan:
Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk adaptasi menggerak-
gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang raket dengan benar.
1. Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan, luwes, dan tetap rileks,
tetapi tetap mempunyai tenaga.
2. Lakukan gerakan raket ke arah kanan dan kiri, dengan menggunakan tenaga pergelangan
tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang, sehingga terasa betul terjadinya
tekukan pada pergelangan tangan. Gerakkan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.
3. Memukul bola (kok) ke tembok.
4. Bouncing ball.
8
Sikap berdiri pada saat melakukan servis ada dua, yaitu :
1. Servis forehand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengah pada daerah
servis kira-kira setengah meter di belakang garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki
kanan di belakang, sementara berat badan bertumpu pada kaki belakang. Pada saat kok
dipukul, berat badan pindahkan ke depan.
2. Servis backhand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengah pada
daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis pendek. Kaki kanan di depan dan kaki
kiri di belakang, berat badan berada di tengah dan pada saat servis dilakukan berat badan
pindahkan ke depan.
Sikap berdiri pada saat menerima servis, baik forehand maupun backhand:
1. Sikap berdiri untuk permainan tunggaladalah berdiri pada daerah servis kira-kira di tengah-
tengah daerah servis dan satu meter di belakang garis servis pendek.
2. Sikap berdiri untuk permainan ganda adalah pemain lebih maju ke depan tetapi tidak melewati
garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang. Berat badan berada di kaki
depan dengan posisi labil (kedua kaki agak jinjit). Pada saat servis dilakukan berat badan
dipindahkan ke arah datangnya kok, mungkin ke depan atau belakang tergantung pada jenis
servis.
2.4.2 Teknik Pukulan
1. Pukulan Servis
Pukulan servis merupakan pukulan dengan raket untuk menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan
lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai permulaan permainan. Macam-macam pukulan servis,
yaitu:
9
Pukulan Servis Pendek
Servis pendek adalah servis di mana kok melintas tipis melewati net. Pukulannya mengarahkan kok ke
sudut perpotongan garis servis depan dengan garis tengah atau garis servis dan garis tepi. Coba Anda
lakukan servis pendek dengan cara berikut ini.
1. Tangan kanan memegang raket dan tangan kiri memegang kok.
2. Perpindahan berat badan dimulai dari kaki belakang ke kaki depan.
3. Ayunkan raket dari belakang setinggi bahu ke depan.
4. Lepaskan kok dan pukullah kok dengan penuh atau dipotong.
2. Pukulan Lob
Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulutangkis yang bertujuan untuk menerbangkan
shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis lapangan lawan. Pukulan lob dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Overhead lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala dengan cara menerbangkan
shuttlecock melambung ke arah belakang.
b. Underhand lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari bawah dengan cara memukul shuttlecock
yang berada di bawah badan dan di lambungkan tinggi ke belakang.
3. Pukulan Smash
Smash adalah suatu jenis pukulan yang dilakukan dengan tenaga keras dan umumnya ditujukan untuk
meraih skor yang mengarah kebawah lapangan lawan pada olahraga bulutangkis, tenis, dan voli.
10
2. Percepat gerakan memukul kok dengan memakai tenaga dari pergelangan tangan.
3. Pembangkitan tenaga saat melakukan smash harus cepat/seketika dan fokuskan perpindahan
tenaga dari kepala raket ke kok.
4. Jangan pergunakan tenaga yang banyak sebelum tekniknya benar.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Permainan bulutanngkis merupakan permainan yang sangat digemari di Indonesia. Permainan ini
membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk memainkannya. Permainan ini minimal dapat
dimainkan oleh dua orang dan maksimal oleh empat orang.
3.2 Saran
Permainan bulutangkis harus dibina sejak usia dini untuk menghasilkan bibit atlit yang berpotensi.
Untuk itu atlit alit besar Indonesia perlu mendidik anak usia dini dalam bermain bulutangkis agar
dapat mengangkat nama baik Bangsa Indonesia.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Peraturan Permainan Bulu Tangkis. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013. Pukul
21.00. Di http://prismakehidupan.wordpress.com/.
Fourtofour, Aris. 2012. Sejarah Olahraga Bulu Tangkis (Badminton). Diakses pada tanggal 10
Desember 2013. Pukul 20.35. Di http://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-olahraga-bulu-
tangkis-badminton.html?m=1.
Ihsan, Azam. 2013. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013.
Pukul 20.30. Di http://azamihsan87.blogspot.com/2013/01/b-tehnik-dasar-permainan-
bulutangkis.html?m=1.
13