“BULU TANGKIS”
Disusun oleh:
X IPS 2
NAMA KELOMPOK :
SMA N 2 KUTA
TAHUN AJARAN 2017/2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat
yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan penulisan
makalah tentang “Permainan Bulu Tangkis”. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Hasil pendidikan yang bermutu dari siswa yang sehat, mandiri berbudaya,
berakhlak mulia, beretos kerja, pengetahuan dan menguasai teknologi serta cinta tanah
air. Hakikat belajar dari aktivitas perubahan tingkah laku pembelajaran perubahan
tingkah lakuakan tercapai melalui kerja keras dan usaha cerdas dari siapapun. Faktor
pendukung seperti internet, dan lain-lain adalah salah satu indikator pendidikan perlu
diprioritaskan demi tercepatnya hasil belajar yang optimal. Makalah ini juga tercantum
daftar isi diberikan supaya orang-orang dapat mengerti untuk membaca dan
memahaminya.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca, walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Demikian yang
dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan
kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................... i
KESIMPULAN............................................................................................... 5
DAFTAR PUSAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Badminton atau bulu tangkis ini adalah satu jenis olahraga yang dimainkan
dengan menggunakan sebuah raket sebagai pemukulnya. Setiap pemain yang
memainkan olahraga ini akan memegang raket masing-masing untuk memukul
sebuah bola di dalam permainan bulu tangkis ini. Bola yang dipukul tersebut
dinamakan dengan kok atau shuttlecock. Kok ini akan dipukulkan dari satu bagian
lapangan di mana satu pemain berada ke bagian lapangan yang lain. Di tengah
lapangan terdapat satu batas jaring yang disebut net. Selain itu, jaring ini juga
menjadi penentu area jatuhnya kok dan pemberi nilai di dalam pertandingan.
Permainan ini dapat dilakukan hanya untuk sebagai rekreasi atau pengisi waktu luang
belaka, namun juga dapat dilakukan untuk olahraga prestasi. Di Indonesia, dapat
dikatakan bahwa perhatian dari publik Indonesia terhadap olahraga bulu tangkis ini
cukup besar. Hal ini dikarenakan memang prestasi Indonesia di bidang ini cukuplah
besar beberapa tahun yang lalu. Atlet bulu tangkis Indonesia mampu untuk meraih
peringkat tertinggi dalam beberapa turnamen dan pertandingan kejuaraan bulu
tangkis dunia. Seperti Thomas dan Uber Cup, bahkan menjadi pemenang di dalam
Olimpiade dunia di cabang olahraga bulu tangkis ini. Dalam memainkan cabang
olahraga ini dapat dijalankan dengan beberapa jenis partai yang ada. Dikatakan
terdapat lima partai di dalam permainan bulu tangkis ini. Partai yang pertama adalah
dimainkan secara tunggal baik itu putra atau purti. Jadi, satu pemain putra atau putri
berhadapan dengan satu pemain putra ataupun putri juga.
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah menambah wawasan pembaca tentang
sejarah permainan bulu tangkis, permainan bulu tangkis dan teknik dasar permainan
bulu tangkis.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Olah raga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno
sekitar 2000 tahun lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan Tionghoa
bernama Jianzi yang melibatkan penggunaan bola tetapi tanpa raket. Objek atau misi
permainan ini adalah untuk menjaga bola agar tidak menyentuh tanah selama
mungkin tanpa menggunakan tangan.
2
Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore – a
new game” Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton
(Badminton House), estat Duke of Beaufort’s di Gloucestershire, Inggris.
Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada
1877. Asosiasi Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional
pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England.
Bulutangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia
Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara
Skandinavia. Federasi Bulutangkis Internasional (IBF) didirikan pada 1934 dan
membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada,
Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung
sebagai afiliat pada 1936. Olah raga ini menjadi olah raga Olimpiade Musim Panas
di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama
memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu.
3
seorang diri. Tidak saja hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para pemain Indonesia
mampu menunjukkan prestasinya di berbagai turnamen internasional, seperti All
England, Asian Games, Uber Cup dan lain-lainnya. Oleh karena perkembangannya
sudah cukup luas, maka perlu didirikan organisasi yang akan mengatur kegiatan
bulutangkis. Organisasi tersebut diberi nama “Internasional Badminton
Federation” (IBF) pada tanggal 5 Juli 1934. Di Indonesia sendiri dibentuk organisasi
induk tingkat nasional yaitu Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada
tanggal 5 Mei 1951. Kemudian pada tahun 1953 Indonesia menjadi anggota IBF.
Dengan demikian Indonesia berhak untuk mengikuti perandingan-pertandingan
Internasional.2.3 TEKNIK DASAR PERMAINAN BULU TANGKIS
Dalam bermain bulutangkis, kita memerlukan teknik yang tepat agar permainan kita
tidak buruk atau setidak bisa memukul kok lebih kuat karena menggunakan teknik
yang tepat. Berikut adalah teknik dasar dalam bermain bulu tangkis:
Ada 2 cara yang dapat kita gunakan untuk memegang raket secara benar,
yaitu forehand grip dan backhand grip.
1. Forehand Grip
4
2. Backhand Grip
Pegangan ini dapat di peroleh dengan jalan memutar seperempat ke kanan dari
pegangan forehead.
Cara Latihan:
Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk adaptasi
menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang raket dengan
benar.
1. Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan, luwes, dan
tetap rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.
2. Lakukan gerakan raket ke arah kanan dan kiri, dengan menggunakan tenaga
pergelangan tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang, sehingga terasa
betul terjadinya tekukan pada pergelangan tangan. Gerakkan pergelangan tangan ke
atas dan ke bawah.
4. Bouncing ball.
5
Sikap berdiri pada saat melakukan servis ada dua, yaitu :
1) Servis forehand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengah
pada daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis servis pendek. Kaki kiri
di depan dan kaki kanan di belakang, sementara berat badan bertumpu pada kaki
belakang. Pada saat kok dipukul, berat badan pindahkan ke depan.
2) Servis backhand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengah
pada daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis pendek. Kaki kanan di
depan dan kaki kiri di belakang, berat badan berada di tengah dan pada saat servis
dilakukan berat badan pindahkan ke depan.
Sikap berdiri pada saat menerima servis, baik forehand maupun backhand:
1) Sikap berdiri untuk permainan tunggaladalah berdiri pada daerah servis kira-kira
di tengah-tengah daerah servis dan satu meter di belakang garis servis pendek.
2) Sikap berdiri untuk permainan ganda adalah pemain lebih maju ke depan tetapi
tidak melewati garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang.
Berat badan berada di kaki depan dengan posisi labil (kedua kaki agak jinjit). Pada
saat servis dilakukan berat badan dipindahkan ke arah datangnya kok, mungkin ke
depan atau belakang tergantung pada jenis servis.
Sikap ini sangat bervariasi, tergantung pada posisi pemain, apakah ia melakukan
serangan atau bertahan. Juga harus diperhatikan dari mana arah datangnya kok,
apakah dari depan, belakang, di atas kepala, di samping atau di bawah. Sebagai
patokan, sikap berdiri pemain tunggal dianjutkan untuk selalu berdiri di tengah-
tengah lapangan dan kedua kaki tidak sejajar.
6
Gerak Kaki (Foot Work)
Gerak kaki atau kerja kaki adalah gerakan langkah-langkah yang mengatur badan
untuk menempatkan posisi badan agar memudahkan pemain dalam melakukan
gerakan memukul kok sesuai dengan posisinya.
2.4.2 Teknik Pukulan
1. Pukulan Servis
Pukulan servis merupakan pukulan dengan raket untuk menerbangkan shuttlecock
ke bidang lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai permulaan
permainan. Macam-macam pukulan servis, yaitu:
Tujuan dari servis drive adalah memukul kok dengan cepat, mendatar, dan setipis
mungkin melewati net. Sasarannya adalah sudut titik-titik perpotongan antara garis
belakang dengan garis tengah lapangan. Cara melakukan pukulan servis ini adalah
dengan melemparkan kok agak jauh dari badan. Lengan bergerak bebas dan leluasa
dalam mengayunkan raket.
Servis pendek adalah servis di mana kok melintas tipis melewati net. Pukulannya
mengarahkan kok ke sudut perpotongan garis servis depan dengan garis tengah atau
garis servis dan garis tepi. Coba Anda lakukan servis pendek dengan cara berikut ini.
7
Pukulan Servis Panjang
2. Pukulan Lob
Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulutangkis yang bertujuan untuk
menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis
lapangan lawan. Pukulan lob dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Overhead lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala dengan cara
menerbangkan shuttlecock melambung ke arah belakang.
8
b. Underhand lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari bawah dengan cara
memukul shuttlecock yang berada di bawah badan dan di lambungkan tinggi ke
belakang.
3. Pukulan Smash
Smash adalah suatu jenis pukulan yang dilakukan dengan tenaga keras danumumnya
ditujukan untuk meraih skor yang mengarah kebawah lapangan lawan pada olahraga
bulutangkis, tenis, dan voli.
1. Jangan gunakan tenaga yang banyak dulu, konsentrasikan dulu pemakaian tenaga
pergelangan tangan.
2. Percepat gerakan memukul kok dengan memakai tenaga dari pergelangan tangan.
smash:
1. Pegangan (grip) mesti relax dulu sebab dengan begitu kita baru bisa memakai
tenaga pergelangan tangan secara keras kebawah.
2. Pakailah pegangan grip yang sesuai dengan style masing- masing pemain,
misalnya bahan yang terbuat dari kain atau karet atau sejenisnya.
3. Jangan pegang ujung raket terlalu keras sebab saat smash gerakan akan menjadi
kaku.
9
4. Sebelum smash pegangan grip mesti relax, per-erat jari-jari tangan hanya pada saat
pemukulan kok saja.
2. Pada saat memukul kok, pergelangan tangan memukul dengan cepat kearah bawah
dan ke arah dalam, kepala raket mengenai kok langsung pada posisi tegak lurus
terhadap kok.
3. Saat memukul kok, kita harus mempercepat pergelangan tangan dan pemakaian
tenaga mesti fokus, jari-jari memegang grip dengan cukup ketat untuk menambah
ledakan dan mempercepat laju kepala raket.
1. Ukuran Lapangan
a. Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna lainnya
yang terlihat jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam menandai lapangan,
lebar dari garis tengah lapangan harus dibagi dua, sama antara bidang servis kanan
dan kiri. Ketebalan garis servis pendek dan garis servis panajng (masing-masing 3,8
cm atau (1½ inci) harus berada di dalam ukuran 13” atau sama dengan 3,96 m yang
dicantumkan sebagai panjang lapangan servis, dan ketebalan dari semua garis
batasnya (masing-masing 3,8 cm atau 1½ inci) harus berada dalam batas ukuran yang
telah ditentukan.
10
b. Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas lapangan
untuk permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk permainan tunggal.
Garis batas belakang juga menjadi garis servis panjang, dan tiang-tiang atau garis
batas pada jaring akan ditempatkan pada garis samping lapangan.
2. Tiang
Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang harus kuat, agar
jaring tegang dan lurus dan ditempatkan pada garis batas samping lapangan.
3. Jaring
Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan jaring 1,6 cm
sampai dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76 cm. Ujung atas jaring harus berada
152 cm (5 kaki) dari lantai pada pertengahan lapangan dan 155 cm dari lantai pada
tiang-tiangnya. Jaring harus mempunyai tepi dari pita putih selebar 3,8 cm, serta
bagian tengah pita tersebut didukung oleh kawat atau tali, yang ditarik dan
ditegangkan dari ujung-ujung tiang.
Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan mempunyai 14-16 helai
bulu yang dilekatkan pada kepala dari gabus yang berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang
bulu dari ujung bawah sampai ujung yang menempel pada dasar gabus kepalanya
adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-bulu ini menyebar menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3
cm pada ujung bawahnya, serta diikat dengan benang atau bahan lain cocok sehingga
kuat.
5. Pemain
11
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu sisi lapangan
(pada permainan tunggal) atau masing-masing dua pemain di satu sisi (pada
permainan ganda). Sisi lapangan tempat tim yang mendapat giliran melakukan servis
dinamakan sisi dalam (inside), sedangkan sisi yang timnya menerima servis
dinamakan sisi luar (outside).
6. Pengundian
7. Penilaian
a. Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas 15 angka,
seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam pertandingan dengan
nilai 15, bila kedua belah pihak telah mencapai angka 14 sama. Pihak yang pertama
kali memperoleh angka 14 dapat menambahkan nilai akhir dengan 3 angka (dikenal
dengan sebutan setting game). Jika pertandingan telah ditetapkan (diset), maka nilai
awal yang ditentukan dinamakan “love-all”. Pihak pertama yang mencapai angka 3
dinyatakan sebagai pemenang.
b. Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika telah dicapai
angka 10-10 , maka pihak yang lebih dahulu mencapai angka 10 berhak menambah
nilai tambahan akhir dengan 3 angka. Pihak yang pertama mencapai 3 angka
dinyatakan sebagai pemenang. c. Kedua pihak yang bertanding akan memainkan tiga
sel pertandingan untuk menentukan pemenang. Pemain yang mampu memenangkan
lebih dahulu 2 sel pertandingan (2 games) akan dinyatakan sebagai pemenang.
Pemain akan bertukar sisi lapangan (tempat) pada setiap akhir suatu game. Pada
game ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan ketika nilai akhir mencapai :
12
1) Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka
Keterangan : Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin. Jika kedua pemain
mencapai poin 20-20, maka terjadilah deuce (yus). Pemenang dapat ditentukan jika
telah muncul selisih 2 poin (misalnya 22-20). Bila selisih masih 1 poin (21-20),
pemenang belum dapat ditentukan. Angka maksimal tiap game adalah 30. Dengan
demikian, jika terjadi poin 29-29, maka pemenangnya adalah pemain yang terlebih
dulu mencapai angka 30.
8. Pertandingan Ganda
a. Telah ditetapkan pihak mana yang akan melakukan servis pertama pemain di
bidang servis kanan memulai pukulan servis ke arah lawan yang berdiri secara
diagonal dihadapannya.
b. Pukulan servis pertama yang dilakukan pihak berada di sisi dalam lapangan selalu
dilakukan dari bidang servis kanan.
c. Hanya pemain yang menjadi “sasaran” servis saja yang boleh menerima servis.
Jika shuttlecock tersentuh atau dipukul oleh pemain pasangannya, pihak yang berada
disisi dalam mendapat angka.
d. Hanya satu pemain pada pihak yang melakukan servis permulaan atau pertama
dari suatu pertandingan yang dapat melakukan pukulan servis tersebut.
e. Jika seorang pemain melakukan servis yang tidak pada gilirannya atau dari sisi
lapangan yang salah, dan pihak yang melakukan servis yang memenangkan reli
13
tersebut, maka akan terjadi let kembali yang harus diajukan sebelum pukulan servis
berikut dilakukan.
9. Pertandingan Tunggal
a. Permaianan akan melakukan servis dari atau menerima servis dari bidang servis
kanan hanya bila nilai pelaku servis adalah 0 atau angka genap
pertandingan. Servis dilakukan dan diterima dari bidang servis kiri bila nilai pelaku
servis merupakan angka ganjil.
b. Kedua pemain yang bertanding akan mengubah bidang servis tempat masing-
masing pemain itu berdiri setiap kali sebuah angka dibuat.
10. Kesalahan
Kesalahan yang dilakukan pemain yang berada pada sisi dalam lapangan akan
menggagalkan servis yang dilakukannya. Jika kesalahan dilakukan oleh pemain yang
berada di sisi luar (sisi lapangan yang menerima servis), maka satu angka diperoleh
pihak yang berada di sisi dalam (sisi lapangan yang melakukan servis).
a. Saat melakukan servis, posisi shuttlecock pada saat disentuh raket berada di atas
ketinggian pinggang pemain; atau salah satu bagian dari kepala raket berada pada
posisi lebih tinggi dari salah satu bagian tangan pelaku servis yang memegang raket
ketika shuttlecock disentuh raket.
b. Saat melakukan servis, shuttlecock jatuh ke bidang servis yang salah yakni ke sisi
yang tidak berhadapan diagonal dengan pelaku servis; atau jatuh di muka garis servis
14
pendek; atau jatuh dibelakang garis servis panjang; atau jatuh di luar garis batas
samping lapangan.
c. Kaki pelaku servis tidak berada dalam bidang servisnya, atau kaki penerima servis
tidak berada dalam bidang servisnya yang terletak bersebarangan diagonal dan
bidang servis pelaku servis, sampai pukulan servis selesai dilakukan.
d. Sebelum atau ketika melakukan servis, salah satu pemain melakukan gerak tipu
atau pura-pura atau secara sengaja mengejutkan lawannya.
e. Pada servis ataupun sedang reli, shuttlecock jatuh di luar garis batas lapangan,
melayang menembus atau di bawah jaring, menyentuh langit-langit, menyentuh
dinding samping, atau menyentuh tubuh atau pakaian pemain.
h. Shuttlecock menempel pada raket saat pukulan dilakukan atau shuttlecock dipukul
dua kali berurutan.
12. Umum
a. Pelaku servis tidak boleh melakukan servis hingga penerima servis dalam keadaan
siap. Penerima servis dianggap siap jika ia melakukan gerakan untuk menerima
servis yang telah dibayangkan.
15
b. Pelaku dan penerima servis harus berdiri di dalam batas bidang servisnya masing-
masing dan bagian dari kedua kaki pemain ini harus tetap bersentuhan dengan lantai,
dalam posisi diam, hingga shuttlecock disentuh raket.
c. 1) Jika saat servis atau reli, shuttlecock menyentuh dan tidak melampui jaring,
maka hal itu dianggap tidak sah.
2) jika saat servis dan reli, shuttlecock tersangkut pada net, maka diajukan let.
3) jika penerima servis dinyatakan salah karena bergerak pada saat servis sedang
dilakukan, atau karena tidak berada dalam batas bidang servis yang seharusnya,
sementara pada saat yang sama pelaku servis juga dinyatakan melakukan kesalahan,
maka diajukan let.
4) Jika diajukan let, permainan yang terjadi servis sejak servis terakhir yang benar,
tidak dihitung. Pemain yang baru saja melakukan servis akan melakukan servis
ulang, kecuali jika peraturan lain telah ditetapkan.
d. Jika pelaku servis pada saat melakukan servis tidak mengenai shuttlecock, maka ia
dianggap melakukan kesalahan (fault); tetapi jika shuttlecock tersentuh raket, servis
telah dianggap telah dilakukan.
e. Jika dalam permainan shuttlecock menyentuh jaring dan tetap tersangkut disana,
atau menyentuh jaring dan jatuh di posisi pemukulnya, atau menyentuh lantai diluar
lapangan; dan pemain lawan menyentuh jaring atau shuttlecock dengan raket dan
tubuhnya, maka tidak ada pinalti, sebab shuttlecock dianggap dalam permainan.
f. Jika pemain memukul shuttlecock dengan arah ke bawah , ketika berada dekat
jaring dengan harapan bahwa shuttlecock akan terpukul kembali olehnya, hal ini
dianggap menghalangi
lawan. Maka wasit wajib menyatakan kesalahan (fault) atau let, jika hal tersebut
terjadi tanpa pemain mengajukannya. Jika pemain mengajukan hal tersebut, maka
wasit harus memberikan keputusan.
16
13. Kontinuitas Permainan
Permainan harus berkelanjutan dari servis yang pertama hingga akhir pertandingan,
ketika tim menang diputuskan, kecuali:
c. Karena keadaan yang tak terhindarkan oleh pemain, wasit dapat menunda
permainan hingga waktu yang menurut pertimbangannya dibutuhkan.
BAB III
17
18
BAB III
PENUTUP
19
DAFTAR PUSTAKA
20