Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN

TENTANG : BAB BULU TANGKIS

Disusun oleh : Gina, Nala, Alvina, Marshella,Nadya, Nabila, Bunga, Tantry,


Azzahra, Adinda, Windy
DAFTAR ISI

BAB l

PENDAHULUAN

............................................................................

1.1.

LATAR BELAKANG

..............................................................................

1.2.

RUMUSAN MASALAH

..........................................................................

BAB ll

PEMBAHASAN

.....................................................................................................................................

2.1.

PENGERTIAN BULU TANGKIS

...........................................................................................

2.2.

SEJARAH BULU TANGKIS


BAB III

PENUTUP

.........................................................................................................................................................

3.1

KESIMPULAN

......................................................................................................

3.2

SARAN

BAB l

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permainan bulu tangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga ini dapat
menarik minat bagi berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita
memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga sebagai ajang
persaingan. Permainan bulu tangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan
dengan cara satu orang melawan satu, atau dua orang melawan dua orang.

Permainan ini mudah dilaksanakan karena alat pemukulnya ringan, bola mudah dipukul, tidak
membutuhkan lapangan yang luas, bahkan dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, serta
dapat dimainkan oleh siapa saja. Oleh karena itu, permainan bulu tangkis dapat berkembang pesat. Di
Indonesia, olahraga bulu tangkis mengalami perkembangan pesat karena tak lepas dari kerja keras
pelatih, atlet, dan pengurus, dalam pembinaan atlet bulu tangkis. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang
diraih dalam kejuaraan-kejuaraan yang diikuti oleh atlet Indonesia, seperti kejuaraan Thomas Cup, Uber
Cup, All England, Olimpiade, dan sebagainya.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian bulu tangkis?

2. Bagaimana sejarah permainan bulu tangkis?

3. Apa saja peraturan permainan bulu tangkis?


BAB ll

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bulu Tangkis

Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan. Bulu
tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-
garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Olahraga bulu tangkis dimainkan di atas lapangan yang
di batasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan di bagi dua sama besar
dan di pisahkan oleh net yang direnggangkan di kedua tiang net yang ditanam di pinggir lapangan.

Bulu tangkis adalah suatu permainan yang menggunakan sebuah raket dan shuttlecock yang di pukul
melewati sebuah net. Permainan dimulai dengan cara menyajikan bola atau servis, yaitu memukul bola
dari petak servis kanan ke petak servis kanan lawan, sehingga jalan bola menyilang.

2.2 Sejarah Bulu Tangkis

Olahraga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu.
Nenek moyangnya adalah sebuah permainan Tionghoa bernama Jianzi yang melibatkan penggunaan
bola tetapi tanpa raket. Objek atau misi permainan ini adalah untuk menjaga bola agar tidak menyentuh
tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan. Di Inggris sejak zaman pertengahan, permainan ini
dimainkan oleh anak-anak disebut dengan Battledores atau Shuttlecocks, raketnya memakai
dayung/tongkat (Battledores). Ini cukup populer di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah
Punch mempublikasikan kartun untuk permainan ini. Penduduk Britania membawa permainan ini ke
Jepang, Tiongkok, dan Siam selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi
permainan anak- anak di wilayah setempat mereka.

Olahraga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-
19 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab itu kota
Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, pada masa itu permainan tersebut juga dikenali sebagai
Poona. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olahraga ini
mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang
penyalur mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore – a new game” Ini melukiskan permainan
tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort’s di
Gloucestershire, Inggris.

Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi Bulu tangkis
Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada
1899 dengan Kejuaraan All England. Bulu tangkis menjadi sebuah olahraga populer di dunia, terutama di
wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olahraga ini, dan di negara-negara
Skandinavia. Federasi Bulu tangkis Internasional (IBF) didirikan pada 1934 dan membukukan Inggris,
Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota-
anggota pelopornya. India bergabung sebagai afiliat pada 1936. Olahraga ini menjadi olahraga
Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama
memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu.

Perkembangan Bulu tangkis di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan bangsa
Indonesia, sejak masa sebelum revolusi fisik, gerakan kemerdekaan, sampai dengan periode
pembangunan masa orde baru dewasa ini. Beberapa orang Belanda membawa jenis cabang. olahraga
ini, serta pelajar-pelajar Indonesia yang pulang belajar dari luar negeri, dengan cepat menjadikan cabang
olahraga ini digemari masyarakat. Pada sekitar tahun 40 – an, cabang ini telah merasuk di setiap pelosok
masyarakat. Namun cabang olahraga ini baru menemukan bentuk organisasinya setelah tiga tahun
diselenggarakan PON I di Solo 1948. Tepatnya tanggal 5 Mei 1951, Persatuan Bulu tangkis Indonesia
baru terbentuk disingkat PBSI di kota Bandung.

Kegiatan yang semarak, pertandingan kompetisi yang teratur, dalam waktu tujuh tahun telah
membuahkan hasil yang positif yakni keberhasilan merebut Thomas Cup, lambang supremasi dunia Bulu
tangkis. Hampir tidak masuk akal menurut pertimbangan ilmiah, bangsa yang baru saja hancur karena
perang kemerdekaan, ternyata mampu meraih prestasi gemilang di dunia internasional. Keberhasilan ini
tidak saja mengejutkan dari arti prestasi, tetapi juga memberikan pengaruh yang mantap. Keberhasilan
itu sekaligus menarik perhatian pemerintah masyarakat, sehingga sejak tahun 1958 itu, PBSI tidak lagi
bekerja seorang diri.

Tidak saja hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para pemain Indonesia mampu menunjukkan prestasinya
di berbagai turnamen internasional, seperti All England, Asian Games, Uber Cup dan lain-lainnya. Oleh
karena perkembangannya sudah cukup luas, maka perlu didirikan organisasi yang akan mengatur
kegiatan bulu tangkis. Organisasi tersebut diberi nama “Internasional Badminton Federation” (IBF) pada
tanggal 5 Juli 1934. Di Indonesia sendiri dibentuk organisasi induk tingkat nasional yaitu Persatuan Bulu
tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951. Kemudian pada tahun 1953 Indonesia
menjadi anggota IBF. Dengan demikian Indonesia berhak untuk mengikuti perandingan-pertandingan
Internasional.

2.3 Peraturan Permainan Bulu Tangkis

Peraturan permainan bulu tangkis ditetapkan oleh WBF (World Badminton Federation). Beberapa
peraturan tersebut adalah:

1. Ukuran Lapangan
Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna lainnya yang terlihat jelas,
dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam menandai lapangan, lebar dari garis tengah lapangan harus
dibagi dua, sama antara bidang servis kanan dan kiri. Ketebalan garis servis pendek dan garis servis
panjang (masing-masing 3,8 cm atau (1½ inci) harus berada di dalam ukuran 13” atau sama dengan 3,96
m yang dicantumkan sebagai panjang lapangan servis, dan ketebalan dari semua garis batasnya (masing-
masing 3,8 cm atau 1½ inci) harus berada dalam batas ukuran yang telah ditentukan.

Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas lapangan untuk permainan ganda,
dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk permainan tunggal. Garis batas belakang juga menjadi garis
servis panjang, dan tiang-tiang atau garis batas pada jaring akan ditempatkan pada garis samping
lapangan.

2. Tiang

Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang harus kuat, agar jaring tegang dan lurus
dan ditempatkan pada garis batas samping lapangan.

3. Jaring

Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan jaring 1,6 cm sampai dengan 2, 0 cm.
Jaring harus terentang 76 cm. Ujung atas jaring harus berada 152 cm (5 kaki) dari lantai pada
pertengahan lapangan dan 155 cm dari lantai pada tiang-tiangnya. Jaring harus mempunyai tepi dari pita
putih selebar 3,8 cm, serta bagian tengah pita tersebut didukung oleh kawat atau tali, yang ditarik dan
ditegangkan dari ujung-ujung tiang.

4. Kok atau Shuttlecock

Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan mempunyai 14-16 helai bulu yang dilekatkan
pada kepala dari gabus yang berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang bulu dari ujung bawah sampai ujung yang
menempel pada dasar gabus kepalanya adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-bulu ini menyebar menjauhi gabus dan
berdiameter 5,5-6,3 cm pada ujung bawahnya, serta diikat dengan benang atau bahan lain cocok
sehingga kuat.

5. Pemain

Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu sisi lapangan (pada permainan
tunggal) atau masing-masing dua pemain di satu sisi (pada permainan ganda). Sisi lapangan tempat tim
yang mendapat giliran melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside), sedangkan sisi yang timnya
menerima servis dinamakan sisi luar (outside).

6. Pengundian
Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain yang berlawanan untuk mengundi
pihak yang berhak melakukan servis pertama dan memilih sisi lapangan bagi timnya untuk memulai
permainan.

7. Penilaian

Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas 15 angka, seperti yang telah
ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam pertandingan dengan nilai 15, bila kedua belah pihak telah
mencapai angka 14 sama. Pihak yang pertama kali memperoleh angka 14 dapat menambahkan nilai
akhir dengan 3 angka (dikenal dengan sebutan setting game). Jika pertandingan telah ditetapkan (diset),
maka nilai awal yang ditentukan dinamakan “love-all”. Pihak pertama yang mencapai angka 3
dinyatakan sebagai pemenang.

Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika telah dicapai angka 10-10 , maka
pihak yang lebih dahulu mencapai angka 10 berhak menambah nilai tambahan akhir dengan 3 angka.
Pihak yang pertama mencapai 3 angka dinyatakan sebagai pemenang.

Kedua pihak yang bertanding akan memainkan tiga sel pertandingan untuk menentukan pemenang.
Pemain yang mampu memenangkan lebih dahulu 2 sel pertandingan (2 games) akan dinyatakan sebagai
pemenang. Pemain akan bertukar sisi lapangan (tempat) pada setiap akhir suatu game. Pada game
ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan ketika nilai akhir mencapai:

1) Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka

2) Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka

3) Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka

Keterangan: Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin. Jika kedua pemain mencapai poin 20-
20, maka terjadilah deuce (yus). Pemenang dapat ditentukan jika telah muncul selisih 2 poin (misalnya
22-20). Bila selisih masih 1 poin (21-20), pemenang belum dapat ditentukan. Angka maksimal tiap game
adalah 30. Dengan demikian, jika terjadi poin 29-29, maka pemenangnya adalah pemain yang terlebih
dulu mencapai angka 30.

BAB lll

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Permainan bulu tangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga ini dapat
menarik minat bagi berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita
memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga sebagai ajang
persaingan. Permainan bulu tangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan
dengan cara satu orang melawan satu, atau dua orang melawan dua orang.

Olahraga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu.
Nenek moyangnya adalah sebuah permainan Tionghoa bernama Jianzi yang melibatkan penggunaan
bola tetapi tanpa raket. Objek atau misi permainan ini adalah untuk menjaga bola agar tidak menyentuh
tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.

3.2 Saran

Permainan bulu tangkis harus dibina sejak usia dini untuk menghasilkan bibit atlet yang berpotensi.
Untuk itu atlet alit besar Indonesia perlu mendidik anak usia dini dalam bermain bulu tangkis agar dapat
mengangkat nama baik Bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai